PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI ANTARA PRIA DAN WANITA

Download Penelitian ini termasuk penelitian komparatif yang membandingkan tingkat depresi antara pria dan wanita pasca stroke. Hipotesis penelitian ...

0 downloads 577 Views 1MB Size
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI ANTARA PRIA DAN WANITA PASCA STROKE

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

Oleh : Yonathan Supriadi NIM : 029114134

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008

i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Jangan Biarkan Diri Anda...… KUATIR ketika anda melakukan bagian Anda yang terbaik. TERBURU-BURU ketika kesuksesan bergantung pada ketepatan. PERCAYA bahwa sesuatu itu tidak mungkin tanpa mencobanya.

”Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan ucapan syukur...” Filipi 4 : 6

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Skripsi ini dipersembahkan untuk: Juruselamat yang hidup Tuhan Yesus Kristus Bapak dan Mama The one and only my greatest brother Seseorang yang telah mendukung dan mengajari banyak hal

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI ANTARA PRIA DAN WANITA PASCA STROKE Yonathan Supriadi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma ABSTRAK Penelitian ini termasuk penelitian komparatif yang membandingkan tingkat depresi antara pria dan wanita pasca stroke. Hipotesis penelitian ini adalah ”ada perbedaan tingkat depresi antara pria dan wanita pasca stroke, wanita memiliki tingkat depresi lebih tinggi daripada pria. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada perbedaan tingkat depresi antara pria dan wanita pasca stroke. Subjek penelitian ini adalah pasien pasca stroke di Klinik Syaraf R.S Bethesda Yogyakarta. Jumlah subjek adalah 25 pria dan 25 wanita dengan kriteria subjek adalah 40 – 60 tahun. Alat ukur yang dipakai untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah skala Beck Depression Inventory (BDI) yang diadaptasi. Metode analisis data menggunakan metode uji-t (T-score) dengan menggunakan program Independent Sample T-test dari SPSS 13.00 for Windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai t yang didapat adalah 1,950 dengan nilai p sebesar 0,057 pada taraf signifikansi 5%. Nilai t hitung yang diperoleh lebih kecil dari nilai t tabel (2,021), maka perbedaan yang ada tidak signifikan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan tingkat depresi antara pria dan wanita pasca stroke. Kata Kunci: Depresi, Pasca Stroke, Pria dan Wanita.

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

THE DIFFERENCE OF DEPRESSION LEVEL BETWEEN MALE AND FEMALE AFTER STROKE Yonathan Supriadi Psychology Faculty Sanata Dharma University ABSTRACT This research was a comparability research by comparing the depression level between male and female after stroke. The hypothesis of this research was “there is the difference level of depression between male and female after stroke, which female more depressive than male”. This research aimed to saw the difference level of depression between male and female after stroke. Subject of this research was after stroke patient in Neurology Clinic of Bethesda Hospital Yogyakarta. Total of the subject was 25 male and 25 female with the criterion of age was 40-60 years old. Measuring instrument for the data collecting in this research was The Beck Depression Inventory (BDI) adaptation scale. The data was analyzed used Independent Sample T-test from SPSS 13.00 for Windows. The result showed that the t score was 1,950 equal to p = 0,057 at signification level 5 %. The t score was smaller than the t table (2,021) so that the difference was no significant. The result showed that there were no difference of depression level between male and female after stroke. Key words: Depression, After Stroke, Male and Female.

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR Segala hormat dan kemuliaan hanya kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala hikmat, berkat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI ANTARA PRIA DAN WANITA PASCA STROKE”. Selama proses penulisan skripsi ini telah banyak pihak yang membantu dan mendukung baik mental maupun spiritual, pikiran maupun waktu. Oleh karena itu penulis menghargai segala bantuan dan dukungan yang telah diberikan tersebut. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapa yang Kekal, Juruselamat yang Hidup, Tuhan Yesus Kristus. Hanya karena kasih kemurahan-Nya sajalah skripsi ini dapat diselesaikan, sungguh tiada hal yang mustahil di hadapan Engkau. 2. Bapak P. Eddy Suhartanto, S. Psi., M. Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian. 3. Bapak Y. Agung Santoso, S. Psi. dan Ibu M.M. Nimas Eki S, S. Psi, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberi banyak masukan, semangat, dan bantuan. 4. Ibu A. Tanti Arini, S.Psi., M. Si. selaku Dosen Pembimbing Skripsi, ”Makasih banyak ya bu atas semua arahan dan dorongan yang ibu berikan dalam penyusunan skripsi ini sampai akhirnya dapat saya selesaikan, banyak hal yang saya dapatkan selama proses bimbingan dengan ibu. Makasih juga buat kesabaran ibu dalam membimbing saya....”

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. ”Terima kasih telah membuka wawasanku dalam bidang psikologi, tanpa engkau saya tiadalah berarti..” especially buat Pak Minta Istono,S.Psi, M.Si (kapan pak poci-an lagi di kaliurang?!hehe.. unforgettable moment bangetlah!) 6. Seluruh staf dan laboran Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Mas Gandung (”makasih ya mas dah bantuin saya crosscheck nilai,) , Mbak Nanik (”makasih buat senyum manisnya tiap ketemu saya”), Mas Dony (”maaf ya mas kalo di ruang baca sering buat berisik, janji deh ga lagi-lagi hehehe...”), Pak Gie (”makasih buat kehangatan yang diberikan selama berproses di kampus psikologi, tetap tersenyum... ☺ ), dan tentunya tak lupa buat Mas Muji ’Beckham’ (Wah bakal keilangan temen untuk ngomongin bola neh, makasih ya mas buat semuanya.. kita ketemu difinal, MU vs Inter!) 7. Direktur R.S Bethesda Yogyakarta yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di klinik syaraf R.S Bethesda Yogyakarta. 8. Seluruh Dokter Syaraf dan Suster di Klinik Syaraf R.S. Bethesda Yogyakarta. Dokter Kriswanto N, Sp.S, Dokter R. Pinzon, Sp.S, Zr. Tuti, Zr. Sari, Zr. Mulat, Zr. Rohmi dan Bapak Jumiran (”Makasih semua, I luv u all... ☺”) 9. Bapak (Terimakasih ya pak buat setiap ketulusan doa dan kesabarannya dalam menanti kelulusan saya) dan Mama (Terimakasih juga buat ketulusan doanya, mama lah yang telah memberikan inspirasi dalam penulisan skripsi ini). Tidak lupa tentunya buat kakakku mas Kris yang udah banyak berkorban

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

buat adikmu ini (maaf lho gendy dipake mulu hehehe....cepetan ya diberesin juga skripsinya!). 10. Om Eddy Kusanto Sekeluarga buat setiap dukungan, baik materiil maupun spiritual. 11. Om dan Tante, beserta kakak dan adik sepupu yang sudah banyak memberi semangat. 12. Pak Zamzam P, S.Pd dan Ibu Siti Maulida, S.Pd di Sukabumi (Terimakasih ya pak dan bu udah menjadi rumah kedua bagi saya). Oki, Retno, Mugya beserta istri, Riana ”RirieJOe” (Terimakasih buat persahabatan yang sudah kita bina sampai sekarang!). 13. Mamah Tanti Sukowati (makasih ya tan buat dukungan dan semangat yg selalu diberikan untuk nyelesein skripsi ini, tanpa Tanti skripsi ini ga bakal beres. Makasih juga buat semua hal yang udah kita jalani bersama, sungguh aku bisa belajar banyak hal ketika kita selalu bersama dan aku percaya kalo semuanya tidak akan sia-sia!) 14. Yohana Tarida Damayanti Sinaga, S.Psi, Elman Andreson Saragih, S.Psi dan Yohanes Dody Mulya Indah (hanya satu kata ”WOW”, sungguh ga bakal ada yang bakal ngalahin kegilaan kita selama ini!!). Natalia Kristanti, Rio Hartomo, S.Psi, Lisna Indrawati, S.Psi (makasih buat kebersaman kita selama ini). Linda, Marin, Willy, Abe, Adip, Hellen (makasih ya teman!) 15. Semua teman-teman kelas D angkatan 2002. (bener-bener kelas yang spesial n unik, masih inget kan kita sekelas pake baju putih termasuk pak Didik?!hehehe...)

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16. Anak-anak Kost semua : Apul, Nando Refael, Efra, Dian, Mas Jo, Bora, Gian, Rizal dan tentunya the mascot ”Bruno”. 17. Semua teman-teman di PMK Ebenhaezer (Maju terus dalam pelayanan, jadilah terang dan garam di tempat kita semua berada, Gbu All!). Kak Sony, Kak Yolein dan Yoan (makasih ya kak udah jadi kakak pembimbing rohani kami). Especially buat Mamih Devi dan Bunda Inne (ga nyangka ya dari PMK akhirnya kita bisa deket gini, makasih ya buat semua keterbukaannya! Kita bakal terus jadi ’keluarga yang harmonis’!). 18. Paguyuban Mahasiswa Gereja Kristen Pasundan di Yogyakarta. 19. Semua pihak yang tidak disebutkan namun memberikan bantuan, dukungan dan doanya. Penulis menyadari bahwa penelitian ini tidak luput dari kekurangan, oleh karena itui penulis dengan terbuka menerima segala kritik dan saran dalam membantu skripsi ini kearah yang lebih baik lagi. Akhir kata penulis mengharapkan agar penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Yogyakarta, Februari 2008

Penulis

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Cerebral Vascular Accident (CVA) atau yang lebih umum disebut stroke adalah penyakit gangguan fungsional otak berupa kelumpuhan saraf/ defisit neurologik akibat gangguan aliran darah pada salah satu bagian otak (Junaidi, 2005). Menurut Lumbantobing (2003) penyakit ini merupakan penyebab kematian ketiga di dunia dan di Indonesia setelah penyakit jantung dan kanker. Stroke juga merupakan penyebab cacat badan terbesar dari seluruh penyakit, dengan akibat penurunan produktivitas kerja/ sumber daya manusia yang pada akhirnya menjadi beban sosial bagi keluarga. Perubahan pola struktur masyarakat dewasa ini, dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri telah membawa dampak pada pergeseran gaya hidup masyarakat perkotaan, termasuk di dalamnya pola makan yang pada awalnya alami menjadi gemar makan makanan yang cepat saji. Efek lain dari perubahan gaya hidup ini ialah terletak pada pergeseran penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit kronis, seperti penyakit jantung dan stroke. Tingginya angka kematian yang disebabkan oleh perubahan gaya hidup ini dapat dikurangi jika masyarakat dapat berusaha menciptakan hal-hal yang baik, seperti cara pengaturan makan yang baik dan tidak merokok (Sarafino, 1998). Data insiden stroke di Indonesia hingga saat ini memang belum ada laporan yang pasti dan representatif, karena masih merupakan laporan insiden

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2

pasien

yang

datang

di

rumah

sakit.

Menurut

Setyopranoto

(www.suaramerdeka.com) jumlah penderita stroke yang dirawat di rumah sakit meningkat dari waktu ke waktu. Di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta hingga 1995 rata-rata dirawat 726 penderita stroke. Adapun pada tahun 2000, terdapat 1000 pasien yang dirawat. Di RSUP Djamil Padang, pada tahun 1995 jumlah yang dirawat 37 penderita dan pada tahun 1999 menjadi 279 penderita. Di RSUD Achmad Mochtar Bukittinggi, pada tahun 1995 penderita berjumlah 227 dan pada tahun 1999 menjadi 830 penderita. Menurut Lamsudin (1998) berdasarkan data yang diambil dari Survai Kesehatan Rumah Tangga menyebutkan bahwa pada 1996 prevalensi stroke adalah 35,6 per 100.000 penduduk. Prevalensi stroke pada kelompok umur 25-34 tahun adalah 6,9 per 100.000 penduduk. Pada kelompok umur 35-44 tahun adalah 20,4 per 100.000 penduduk dan pada kelompok umur 55 tahun ke atas adalah 276,3 per 100.000 penduduk Pada stroke, gangguan depresi merupakan gangguan emosi yang paling sering ditemukan. Menurut Andri (www.health.lrc) depresi pada stroke terjadi karena dua faktor. Faktor yang pertama adalah pada penderita stroke terjadi sumbatan atau pecahnya pembuluh darah di otak yang menyebabkan jalur komunikasi ke daerah otak tersebut menjadi terhambat. Otak sendiri terdiri dari beberapa bagian yang tugasnya bermacam-macam. Yang biasanya terkena pada pasien stroke adalah bagian otak yang mengatur fungsi perasaan dan gerakan pasien sehingga yang terlihat pada diri penderita stroke adalah kesulitan dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3

melakukan gerakan akibat lumpuhnya tubuh sebagian dan gangguan suasana perasaan dan tingkah laku. Selain dari adanya bagian otak yang mengatur pusat perasaan yang terkena,

depresi

pada

pasien

stroke

juga

disebabkan

karena

adanya

ketidakmampuan pasien dalam melakukan sesuatu yang biasanya dikerjakan sebelum terkena stroke. Bagaimanapun, faktor psikososial juga mempengaruhi tingkat depresi, seperti kontak sosial dan kegiatan waktu luang dengan teman menjadi terganggu sehingga menyebabkan penderita stroke merasa dirinya tidak berguna karena banyaknya keterbatasan yang ada dalam dirinya (Sarafino, 1998). Depresi pasca stroke ini makin memberat dan makin sering dijumpai sesudah 6 bulan sampai 2 tahun (Feibel dalam Hartanti, 2002). Depresi menjadi semakin memberat ketika penderita stroke harus hidup dalam keadaan yang lebih buruk setelah stroke, sehingga mereka memiliki persepsi yang buruk terhadap masa depan dan merasa kurang memiliki arti hidup. Sekitar 15%-25% penderita stroke dalam komunitas masyarakat menderita depresi, sedangkan penderita stroke yang dirawat di rumah sakit, sekitar 30%40% menderita depresi (Amir, 2005). Seperti yang dilaporkan oleh Feibel dkk (dalam Hartanti, 2002) bahwa sepertiga dari 113 penderita pasca stroke mengalami depresi. Depresi setelah stroke merupakan hal yang biasa dan dapat mempengaruhi kelangsungan hidup, akibat fungsional, dan kepuasan hidup penderita. Penelitian yang dilakukan oleh Glader, dkk (2003) menyebutkan bahwa wanita didiagnosa dua kali lebih sering mengalami depresi mayor 2 minggu setelah stroke daripada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4

pria. Pertambahan frekuensi depresi pada penderita stroke wanita terus berlanjut pada 6 bulan dan 1 tahun setelah stroke. Hal tersebut sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Paradiso dan Robinson (1996) mengenai perbedaan gender dalam depresi pasca stroke, yang menyebutkan bahwa gangguan depresi mayor setelah stroke dua kali lebih sering terjadi pada wanita dibanding pria. Depresi pasca stroke yang lebih sering terjadi pada wanita dikarenakan faktor riwayat keluarga atau pribadi menderita depresi sebelum stroke, namun ini juga bukan satu-satunya faktor yang menyebabkan depresi pasca stroke. Meskipun wanita dua kali lebih sering mengalami depresi setelah stroke (Paradiso dan Robinson, 1996 ; Glader dkk, 2003), akan tetapi angka penderita stroke berdasarkan jenis kelamin justru lebih banyak diderita oleh pria dengan perbandingan 61,1 % untuk pria dan 38,9 % untuk wanita (Lamsudin, 1998). Proporsi penderita menurut jenis kelamin ini juga hampir sama dengan yang dilaporkan oleh Hu dkk (dalam Lamsudin, 1998) di Taiwan yaitu 58,6 % laki-laki dan 41,4 % wanita. Basim dkk melaporkan perbandingan proporsi penderita stroke laki-laki dan wanita di Saudi Arabia 1,4 : 1 (Lamsudin, 1998). Pada penelitian yang dilakukan oleh Paradiso dan Robinson (1996), tingginya angka depresi pada wanita lebih dikarenakan karakter subjek penelitiannya, bahwa subjek yang diambil adalah penderita stroke yang baru saja melewati periode akut di rumah sakit dan hanya terbatas pada populasi warga Afrika Amerika dengan status sosial ekonomi yang rendah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5

Dari hal itulah yang kemudian mendorong peneliti untuk melakukan penelitian mengenai perbedaan tingkat depresi antara pria dan wanita pasca stroke di Indonesia, dengan tidak membatasi pada status sosial ekonominya. Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perbedaan tingkat depresi antara pria dan wanita pasca stroke, sehingga dapat diambil suatu tindakan dalam perawatannya agar dapat mencapai kesejahteraan psikologis, yaitu dengan cara membentuk lingkungan yang saling mendukung, sehingga dapat memberikan kesempatan perbaikan adaptasi terhadap ketidakberdayaan yang sebenarnya dapat menimbulkan gangguan depresi.

B. Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas maka masalah pokok yang terumuskan adalah apakah ada perbedaan tingkat depresi antara pria dan wanita pasca stroke?

C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini ingin mengetahui perbedaan tingkat depresi antara pria dan wanita pasca stroke.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Dari hasil ini diharapkan dapat memberi sumbangan dalam bidang psikologi sebagai tambahan pengetahuan tentang dampak psikologi penderita pasca stroke, khususnya masalah depresi. 2. Manfaat Praktis Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemahaman bagi keluarga atau yang merawat penderita pasca stroke untuk dapat memberikan treatment yang sesuai dengan jenis kelaminnya agar peningkatan kualitas hidup penderita pasca stroke dapat tercapai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Cerebral Vascular Accident (CVA) atau Stroke 1. Pengertian Stroke Definisi stroke atau Cerebral Vascular Accident (CVA) menurut Simon, dkk (1989) adalah gangguan fungsi saraf yang disebabkan oleh gangguan aliran darah dalam otak, yang dapat timbul secara mendadak (dalam waktu hanya beberapa detik) atau secara cepat (dalam tempo beberapa jam), dengan gejala atau tanda yang sesuai dengan daerah otak yang mengalami gangguan pasokan darah. Menurut Junaidi (2005) stroke adalah penyakit gangguan fungsional otak berupa kelumpuhan saraf/ defisit neurologik akibat gangguan aliran darah pada salah satu bagian otak. Madiyono, dkk (2003) menyebutkan stroke adalah bencana atau gangguan peredaran darah di otak. Gangguan peredaran darah ini dapat berupa : a. Iskemia. Aliran darah berkurang atau terhenti pada sebagian daerah di otak. b. Perdarahan. Biasanya terjadi karena dinding pembuluh darah robek. Gangguan peredaran ini mengakibatkan fungsi otak terganggu dan bila berat dapat mengakibatkan kematian sebagian sel-sel otak atau yang disebut infark.

7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8

2. Pengetahuan Dasar Anatomi tentang Stroke Pengetahuan dasar ini dimaksudkan membantu memahami stroke dengan lebih jelas. Chusid (1983) menjelaskan bahwa otak merupakan bagian depan dari sistem saraf pusat yang mengalami perubahan dan pembesaran. Bagian ini dilindungi oleh tiga selaput pelindung (meningen) dan terdiri atas cortex cerebri, ganglion basalis, thalamus serta hipothalamus, mesenchepalon, batang otak dan cerebellum merupakan landasan yang utama untuk mempelajari lokasi otak. Caplan (1993) menjelaskan bahwa batang otak merupakan bangunan ramping yang kebelakang melanjutkan diri sebagai medula spinalis (batang saraf dalam tulang belakang). Pesan-pesan yang menuju dan berasal dari anggota tubuh serta badan dan hemisfer akan dihantarkan lewat medula spinalis serta batang otak. Ada komunikasi bebas diantara serebelum yang berhubungan dengan hemisfer, medula spinalis serta lengan dan tungkai. Beratnya keadaan akibat serangan stroke tergantung lokasi serangan pada otak, kerusakan yang ditimbulkan, dan juga seberapa besar akibat yang ditimbulkan pada hubungan yang rumit antara daerah otak yang rusak dengan bagian otak yang lainnya. Kerusakan pada hubungan ini dapat mengakibatkan permasalahan yang lebih kompleks daripada kelumpuhan atau gangguan sensorik yang biasa, misalnya penderita yang sembuh dari serangan stroke mungkin menghadapi kesulitan dalam penggunaan anggota geraknya secara tepat kemungkinan lain penderita kehilangan kemampuan untuk berpakaian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9

sendiri, menyisir rambut atau penderita tidak dapat mengenali orang ataupun benda. Dijabarkan lagi secara lebih rinci oleh Troeboes (dalam Hartanti, 2001) mengenai fungsi salah satu susunan saraf di otak yakni hemisfer, sebagai berikut : a. Fungsi Hemisfer Bagian Kiri 1) Mengendalikan gerakan sisi tubuh sebelah kanan 2) Menginterpretasikan perasaan yang berasal dari sisi kanan tubuh 3) Menginterpretasikan penglihatan dari paruh kanan lapangan penglihatan 4) Mengendalikan fungsi bicara dan pemahaman pada 99 % orang yang dominan tangan kanan dan pada 60 % orang yang kidal (dominan tangan kiri) Lesi pada Hemisfer bagian kiri akan mengakibatkan : (1) kelumpuhan tubuh sebelah kanan (2) hilangnya kemampuan berbahasa (afasia) (3) gangguan proses berpikir (4) kebingungan membedakan kiri-kanan (5) hemianopsia kanan, yaitu defek penglihatan atau kebutaan pada mata kanan. (6) gampang kecewa (7) kompulsif atau menjadi lambat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10

b. Fungsi Hemisfer Bagian Kanan 1) Mengendalikan gerakan sisi tubuh sebelah kiri 2) Menginterpretasikan perasaan dari sisi kiri tubuh 3) Menginterpretasikan

penglihatan

dari

paruh

kiri

lapangan

penglihatan 4) Mengendalikan fungsi bicara pada kurang lebih 40 % orang yang kidal dan hanya 1 % pada orang yang dominan dengan kanan Lesi pada Hemisfer Bagian Kanan akan mengakibatkan : (1) kelumpuhan tubuh sebelah kiri (2) berbicara berlebihan (verbalisasi) (3) perhatian mudah terganggu (4) gangguan daya ingat (5) kebijaksanaan kurang, terutama terhadap keselamatan dirinya, labil (6) disorientasi waktu, hemianopsia kiri yaitu defek penglihatan atau kebutaan pada mata kiri. (7) pengabaian, impulsif, dan letargi yaitu kesadaran dalam tingkat yang lebih rendah, yang ditandai dengan lesu, mengantuk dan apati B. Depresi 1. Pengertian Depresi Menurut Sue (1986) depresi adalah keadaan emosional seperti kesedihan yang berlebihan, perasaan gagal dan tidak berharga, serta menarik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11

diri dari masyarakat. Greist & Jefferson (1984) menyebutkan bahwa depresi adalah suatu gangguan yang berlangsung cukup lama disertai tanda-tanda spesifik dan gejala-gejala yang secara substansial mengganggu kewajaran sikap dan tindakan seseorang atau yang menyebakan kesedihan yang amat mendalam. Beck (1967) memberi definisi tentang depresi berkenaan dengan adanya tanda-tanda berikut ini : a. Perubahan suasana hati yang khusus berupa kesedihan, kesepian dan apatis. b. Konsep diri negatif yang disertai dengan pencelaan diri sendiri dan penyalahan diri sendiri. c. Keinginan-keinginan regresif dalam menghukum diri sendiri seperti keinginan untuk menarik diri, menyembunyikan diri sendiri/ keinginan untuk mati. d. Perubahan-perubahan

vegetatif

berupa

anoreksia,

insomnia,

dan

kehilangan libido. e. Perubahan tingkat keefektifan mengerjakan sesuatu, misalnya retardasi atau agitasi. Dari sejumlah pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa depresi adalah suatu gangguan mood yang dimanifestasikan dalam gangguan emosional berupa kesedihan yang mendalam serta gangguan kognitif seperti timbulnya konsep diri yang negatif yang berlangsung lama sehingga mengganggu kewajaran sikap.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12

Gangguan depresi termasuk dalam kategori gangguan mood. Gangguan mood adalah gangguan yang melibatkan keadaan emosi atau efek positif dan negatif yang mendalam selama periode tertentu. Istilah afek berarti suatu respon emosional yang subyektif. Gangguan mood dikarakteristikkan melalui gangguan mood yang cukup serius dan mempengaruhi aktivitas kehidupan sehari-hari (Carson & Butcher, 1992). Gangguan yang dihadapi oleh penderita depresi biasanya seperti perubahan cara makan dan tidur, cara menilai dirinya sendiri, dan cara berpikir tentang sesuatu. Beck (1967) mengatakan bahwa gangguan depresi secara kognisi dapat ditinjau dari tiga komponen. Komponen tersebut adalah diri, dunia, dan masa depan. Komponen pertama adalah diri, yaitu pandangan terhadap diri sendiri dengan cara yang negatif, merasa tidak benar atau tidak berharga, dan memberi atribut pada pengalaman yang tidak menyenangkan dengan kekurangan-kekurangan pada diri sendiri. Komponen kedua adalah dunia, yaitu bentuk penafsiran terhadap pengalaman dengan cara yang negatif. Menafsirkan hubungan dengan lingkungannya pada hal-hal yang negatif. Komponen ketiga adalah masa depan, yaitu pandangan terhadap masa depan dengan cara yang negatif, mengharapkan bahwa kesulitan dan penderitaan akan berlanjut secara tidak jelas.

2. Gejala-Gejala Depresi Beck (1967) mengelompokkan gejala-gejala gangguan depresi yang dapat dilihat dari individu kedalam :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13

a. Manifestasi Fisik Contoh manifestasi fisik dari gangguan depresi adalah hilangnya nafsu makan dan seksual, mengalami gangguan tidur, munculnya perasaan lelah yang berlebihan. b. Manifestasi Emosional Manifestasi

emosional

menggambarkan

adanya

perubahan

perasaan atau perilaku akibat dari perubahan perasaan. Manifestasi emosional meliputi: 1) Dejected mood atau perasaan ditolak yang berupa perasaan menderita, sedih, tidak bahagia, merasa bersalah, merasa tidak berguna, malu, merasa kesepian dan kesendirian. 2) Perasaan negatif terhadap diri sendiri yang berupa kecewa tehadap diri sendiri, tidak senang terhadap diri sendiri dan akhirnya membenci diri sendiri. 3) Berkurangnya

kepuasan

terhadap

aktivitas-aktivitas

yang

dilakukan, pada mulanya hanya terbatas pada aktivitas tertentu tapi kemudian meluas pada semua aktivitas yang dilakukan termasuk makan, minum, dan seksual. 4) Hilangnya kelekatan emosional dengan orang lain mulai dengan hilangnya kepuasan sampai dengan kemudian pada ketidakacuhan terhadap orang lain. 5) Mudah menangis. 6) Hilangnya kegembiraan dan humor.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14

c. Manifestasi Kognitif Manifestasi kognitif terdiri atas tiga kelompok perilaku individu yang menyimpang. Kelompok pertama meliputi perilaku akibat anggapan pasien atau penderita yang menyimpang tentang dirinya. Gejala-gejala yang termasuk dalam kelompok ini adalah penilaian diri yang rendah, gambaran yang menyimpang tentang penampilan fisiologis dan harapan yang negatif. Kelompok kedua menggambarkan dugaan pasien tentang penyebab terjadinya masalah yang sedang dihadapinya. Kelompok ketiga adalah penyimpangan yang berkaitan dengan area pengambilan keputusan (The area of decision making). Umumnya pasien merasa ragu-ragu dan terombang-ambing saat mengambil keputusan. d. Manifestasi Motivasional Manifestasi motivasional merupakan hal yang tampak paling menonjol dalam depresi. Manifestasi ini meliputi pengalaman sadar, hasrat, dan dorongan-dorongan yang ada dalam diri individu. Pola gejala ini adalah kemunduran sifat dasar (regressive nature). Penderita menarik diri dari aktivitas yang sebenarnya berguna bagi dirinya. Mereka juga menghindar dari tanggungjawab, tidak mempunyai inisiatif serta mengalami penurunan energi. Gejala-gejala tersebut secara lebih spesifik tertera dibawah ini : 1) Hilangnya kemauan dan motivasi untuk melakukan semua aktivitas, bahkan aktivitas yang paling sederhana sekalipun seperti makan dan minum.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15

2) Keinginan unutk menghindar, melarikan diri, dan menarik diri dari berbagai aktivitas. 3) Keinginan untuk bunuh diri yang muncul berulangkali dalam pikiran individu. 4) Meningkatnya dependency atau ketergantungan individu terhadap orang lain secara berlebihan. e. Delusi Delusi hanya terjadi pada individu yang mengalami gangguan depresi berat, tidak pada depresi ringan. Ada beberapa kategori delusi yaitu delusi ketidakberdayaan, delusi mengenai dosa yang tak terampuni baik mengenai hukuman yang akan diterima maupun mengharapkan hukuman, ilusi, kemiskinan, nihilistik, dan somatik. a. Halusinasi Contoh halusinasi dari gangguan depresi adalah mengalami halusinasi pada pendengaran, penglihatan, dan penciuman. Sama halnya dengan delusi, halusinasi hanya terjadi pada individu yang mengalami gangguan depresi berat, tidak pada depresi ringan.

3. Tipe-Tipe Depresi Sue (1986) membedakan depresi berdasarkan penyebab gangguan ke dalam dua jenis, yaitu depresi eksogen dan depresi endogen. Depresi eksogen diakibatkan oleh penyebab psikologis berupa kejadian-kejadian di luar dirinya (exogenous) seperti kehilangan pekerjaan, kematian orang yang dicintai atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16

perceraian. Depresi endogen merupakan gangguan yang disebabkan oleh faktor-faktor genetik (keturunan) dan biologis. Gangguan depresi dianggap unipolar karena gangguan ini terjadi hanya pada satu arah kebawah (Nevid dkk, 2005). Pada penderita depresi unipolar hanya memiliki satu episode afeksi yaitu kesedihan, kemurungan, yang biasanya berkaitan dengan pengalaman yang sangat menekan dalam hidupnya seperti kegagalan, penyakit atau kecelakaan yang parah, kematian teman atau keluarga. Gangguan-gangguan depresi atau gangguan unipolar terbagi kedalam 2 tipe yaitu gangguan depresi mayor dan gangguan distimik (Nevid dkk, 2005). Diagnosis dari gangguan depresi mayor didasarkan pada munculnya satu atau lebih episode depresi mayor tanpa adanya riwayat episode manik atau hipomanik. Dalam episode depresi mayor, penderita mengalami salah satu diantara mood depresi seperti merasa sedih, putus asa atau kehilangan minat/ rasa senang dalam semua atau berbagai aktivitas. Data yang diperoleh APA (dalam Nevid, 2005) menyebutkan bahwa gangguan depresi mayor merupakan tipe yang paling umum dari gangguan mood yang dapat didiagnosis, dengan perkiraan prevalensi semasa hidup berkisar antara 10 % hingga 25 % untuk wanita dan 5 % hingga 12 % untuk pria. Tipe kedua dari gangguan depresi adalah gangguan distimik. Individu dengan gangguan distimik merasakan semangat yang buruk atau merasa terpuruk sepanjang waktu, namun mereka tidak mengalami depresi yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17

sangat parah seperti yang dialami oleh individu dengan gangguan depresi mayor. Sementara gangguan depresi mayor cenderung parah dan terbatas waktunya, gangguan distimik relatif ringan dan kronis, biasanya berlangsung selama beberapa tahun (Klein dalam Nevid, 2005).

4. Penyebab Timbulnya Depresi Depresi dapat disebabkan oleh faktor dari luar individu (eksternal) maupun dari dalam individu (internal). Dalam kenyataannya depresi lebih sering disebabkan oleh keduanya. a. Faktor dari luar Kekecewaan dan krisis merupakan keadaan psikis yang biasanya disebabkan oleh kejadian-kejadian diluar individu. Beberapa di antara kejadian-kejadian di luar individu itu disebutkan oleh Holmes (1967) sebagai berikut : 1) Kematian suami/ istri atau kematian salah seorang keluarga dekat 2) Perceraian 3) Perpisahan dengan keluarga untuk beberapa waktu 4) Masuk penjara 5) Mendapat luka berat atau penyakit atau salah seorang keluarga menderita sakit 6) Perkawinan 7) Dipecat dari pekerjaan atau peristiwa 8) Kehamilan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18

9) Kesulitan hubungan seksual 10) Adanya anggota keluarga baru 11) Perubahan peraturan pada tempat pekerjaan atau perubahan tanggungjawab pada pekerjaan 12) Gangguan finansial atau mempunyai hutang 13) Memulai atau mengakhiri pendidikan 14) Pindah rumah/ tempat tinggal. b. Faktor dari dalam Penyebab dari dalam individu kebanyakan bersifat fisik misalnya gangguan hormonal dan gangguan transmitter di otak. 1) Gangguan hormonal Gangguan pada beberapa hormon dapat menyebabkan depresi, misalnya gangguan pada hormon tyroid. Seringpula gangguan pada hormon-hormon seks menimbulkan depresi. Wanita yang mengalami masa mendekati menopause, sedang hamil atau setelah melahirkan seringkali menderita depresi akibat terganggunya hormon-hormon seks tersebut. 2) Gangguan transmitter di otak Didalam neurotransmitter terdapat tiga macam partikel yaitu dopamine, serotonine, dan noradrenalin. Ketiga partikel tersebut bila terganggu fungsinya dapat menimbulkan berbagai gangguan psikiatrik diantaranya depresi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19

5. Teori tentang Depresi Depresi telah dipelajari dari berbagai perspektif, mulai dari pandangan psikoanalisis, yang menekankan pada hubungan konflik ketidaksadaran dengan kegagalan dan kehilangan. Teori kognitif, yang berfokus pada proses berpikir individu yang mengalami depresi. Sampai dengan teori belajar, yang menekankan pada faktor-faktor situasional. a) Teori psikoanalisis Teori ini meyakini bahwa depresi mewakili kemarahan yang diarahkan ke dalam diri sendiri dan bukan terhadap orang-orang yang dikasihi. Rasa marah dapat diarahkan kepada diri sendiri setelah mengalami kehilangan yang sebenarnya atau ancaman kehilangan dari orang-orang yang dianggap penting (Nevid dkk, 2005). Freud meneorikan bahwa saat orang merasa kehilangan, atau bahkan takut kehilangan, dan adanya perasaan ambivalen pada seorang figur yang penting, maka perasaan marah mereka terhadap orang tersebut berubah menjadi kemarahan yang ekstrem. Depresi akan berkembang bila individu berupaya mengurangi rasa kehilangan dengan mengintroyeksi obyek yang hilang ke dalam dirinya sehingga kemarahan dan kebenciannya diarahkan ke dalam dirinya. Individu seringkali mengkritik diri sendiri, marah, dan membenci dirinya untuk sesuatu hal yang bukan kesalahannya. Freud menganggap kemarahan yang diarahkan ke diri sendiri (anger turned inward) sebagai faktor penting bagi timbulnya depresi selain peristiwa kehilangan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20

b) Teori kognitif Teori ini berupaya menjelaskan sebab-sebab depresi berdasarkan pada proses-proses psikologis internal. Saat ini ada dua teori yang paling utama, yaitu : Teori Beck dan Teori Learned-Helplessness dari Seligman (Nevid dkk, 2005). (1) Teori Beck. Beck menghubungkan pengembangan depresi dengan adopsi dari cara berpikir yang bias atau terdistorsi secara negatif di awal kehidupan (cognitive triad of depression). Segitiga kognitif mencakup keyakinan-keyakinan negatif mengenai diri sendiri, lingkungan atau dunia secara umum, dan masa depan. Segitiga kognitif dari depresi adalah sebagai berikut : (a) Pandangan negatif tentang diri sendiri. Memandang diri sendiri sebagai tidak berharga, penuh kekurangan, tidak adekuat, tidak dapat dicintai, dan kurang memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk mencapai kebahagiaan. (b) Pandangan

negatif

tentang

lingkungan.

Memandang

lingkungan sebagai memaksakan tuntutan yang berlebihan dan/ atau memberikan hambatan yang tidak mungkin diatasi, yang terus menerus menyebabkan kegagalan dan kehilangan. (c) Pandangan negatif tentang masa depan. Memandang masa depan sebagai tidak ada harapan dan meyakini bahwa dirinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21

tidak punya kekuatan untuk mengubah hal-hal menjadi lebih baik. Teori kognitif

meyakini bahwa orang yang mengadopsi cara

berpikir yang negatif ini memiliki resiko yang lebih besar untuk menjadi depresi bila dihadapkan pada pengalaman hidup yang menekan atau mengecewakan. (2) Teori Learned-Helplessness Seligman (dalam Nevid dkk, 2005) mengajukan pandangan bahwa orang dapat menjadi depresi karena ia belajar untuk memandang dirinya sendiri sebagai tidak berdaya dalam mengontrol penguatan-penguatan

di

lingkungannya

atau

untuk

mengubah

kehidupannya menjadi lebih baik. Kerentanan terhadap depresi akan terjadi bila individu mempunyai keyakinan bahwa dirinya tidak berdaya. Jika individu merasakan bahwa responnya terus-menerus hanya memiliki akibat minimal pada lingkungan, individu akan mengembangkan keyakinan tentang ketidakberdayaan. Jika keyakinan ini diperkuat dalam situasi yang tidak dapat dikontrol, maka akan dihasilkan kepasifan dan depresi. Seligman

(dalam

Nevid

dkk,

2005)

mengubah

teori

ketidakberdayaan dalam kerangka konsep psikologi sosial atas gaya atribusional. Gaya atribusional adalah suatu gaya personal dalam menjelaskan sesuatu. Saat kekecewaan atau kegagalan muncul, kita mungkin menjelaskannya dalam berbagai cara yang memiliki berbagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22

karakteristik. Atribusi tersebut dapat internal atau eksternal, stabil atau tidak stabil dan global atau spesifik.

Individu yang tidak berdaya

dan melakukan atribusi kausal internal, stabil dan global kemungkinan akan mengalami depresi yang lebih mendalam daripada individu yang tidak berdaya yang melakukan atribusi kausal eksternal, tidak stabil dan spesifik. d) Teori belajar. Konsep depresi dari teori belajar ini diteliti oleh Lewinsohn dan kawan-kawan (dalam Davison dan Neale, 1986; Sue dkk, 1986) yang menghasilkan beberapa asumsi yaitu : (1) Depresi dan simtom-simtom klinis lainnya dapat terjadi jika tingkah laku memperoleh sedikit penguatan. Bila seorang individu kehilangan orang yang dicintainya, maka ia akan mengalami penurunan aktivitas karena perhatian, kasih sayang, dan dukungan orang lain yang biasa diperolehnya hilang. Hal ini mendorong timbulnya depresi. (2) Frekuensi penguatan positif yang kurang ini, pada gilirannya cenderung mengurangi aktivitas selanjutnya dan kemudian tingkat penguatan juga menjadi berkurang. Saat mengalami depresi individu akan memperoleh simpati dari teman-teman dan orang sekitarnya. Keadaan ini akan memperkuat keadaan tidak aktifnya dan hasilnya adalah depresi yang semakin mendalam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23

(3) Jumlah penguatan positif yang tersedia secara potensial bagi individu adalah fungsi dari tiga variabel yaitu : (a) Karakteristik pribadi seperti usia, jenis kelamin, dan daya tarik individu terhadap orang lain. (b) Lingkungan tempat individu tinggal seperti d rumah lebih banyak penguat positif. (c) Perilaku-perilaku

individu

yang

dapat

mendatangkan

penguatan berupa keterampilan sosial dan keterampilan pemecahan masalah.

6. Depresi Pasca Stroke Stroke dapat mempengaruhi seluruh aspek kehidupan seseorang seperti kemampuan sosial dan fisik. Ketika stroke mengakibatkan ketidakmampuan fisik ataupun kognitif, penyesuaian emosional dapat menjadi sangat sulit. Permasalahan emosional setelah stroke menjadi hal yang biasa, yaitu penderita stroke sangat mudah mengalami depresi (Sarafino, 1998). Menurut Taylor (1999) penderita stroke dengan kerusakan otak kiri sering memberi reaksi dengan kecemasan dan depresi, sedangkan penderita dengan kerusakan otak kanan terlihat lebih biasa dalam menghadapi situasi mereka. Gejala depresi pasca stroke sama dengan gejala depresi fungsional seperti adanya rasa sedih atau gangguan afek, tidak bertenaga, sulit konsentrasi, nafsu makan menurun, penurunan libido, gangguan tidur pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24

malam hari dan adanya ide-ide bunuh diri (www.health.lrc). Bagi penderita stroke, depresi menjadi masalah yang serius, dan tingkatannya tergantung pada bagian otak yang terkena dan keparahannya. Bagaimanapun, faktor sosial juga diprediksi dapat mempengaruhi tingkat depresi. Hubungan penderita stroke dengan yang merawat, apakah suami/ istri, anggota keluarga lainnya atau teman dapat mempengaruhi tingkat depresi pasca stroke. Perlindungan yang berlebihan dari yang merawat, hubungan yang buruk dengan keluarga dan pandangan negatif yang dimiliki keluarga terhadap situasi yang dihadapi menjadi hal utama penyebab depresi ( Taylor, 1999).

7. Faktor-Faktor yang Dapat Menimbulkan Depresi Pasca Stroke Ahli ilmu saraf seperti Colamtonio, dkk (dalam Hartanti, 2001) dan Robinson, dkk (1992) mengemukakan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya keadaan depresi pasca stroke, antara lain : a) Lokasi lesi Penderita stroke yang mengalami lesi di hemisfer kiri, secara dimakna lebih menderita depresi dibandingkan lesi di hemisfer kanan, dan 80 % akan tetap depresi selama 6 bulan atau lebih (Robinson, dkk, 1992). Penderita stroke yang mengalami lesi di hemisfer kanan menunjukkan keadaan sebaliknya, yaitu penderita akan kegirangan yang berlebihan tanpa memperhatikan sekelilingnya (Robinson, dkk, 1992).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25

b) Lamanya pasca serangan stroke Robinson, dkk (1982) mengatakan bahwa depresi pada awal serangan stroke lebih banyak berhubungan dengan letak lesi dan tidak berhubungan kuat dengan beratnya hendaya fisik. Lipsey, dkk (dalam Hartanti, 2001) membuktikan bahwa depresi pasca stroke dipengaruhi oleh lamanya pasca serangan stroke yang berhubungan dengan hendaya yang diderita. c) Hendaya kemampuan fisik Robinson, dkk (1992) pada studi prospektif terhadap penderita pasca stroke mendapatkan bahwa korelasi antara derajat keadaan depresi dan hendaya kemampuan fisik adalah tidak tetap dan akan semakin meningkat dalam waktu 6 bulan pasca stroke. Didukung oleh penemuan Lipsey (dalam Hartanti, 2001) yang mengatakan adanya hubungan yang kuat antara beratnya hendaya fisik dengan gangguan afektif pada 6 bulan pasca stroke. d) Pengaruh fungsi kognitif Robinson, dkk (1992) mengatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara hendaya fungsi kognitif dan skor depresi pada keadaan akut pasca stroke. Korelasi antara hendaya fungsi kognitif dengan beratnya depresi ini akan menurun pada periode 3 bulan pasca stroke dan antara 3-6 bulan pasca stroke hubungan ini akan meningkat lagi. Penderita yang tidak mengalami depresi akan menunjukkan adanya perbaikan pada skor penilaian Mini Mental State Examination (MMSE) pada 6 bulan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26

pasca stroke, sebaliknya penderita yang depresi tidak menunjukkan perbaikan, bahwa akan terjadi penurunan dari skor MMSE (Robinson, dkk, 1992). e) Gangguan aktivitas kehidupan sehari-hari Robinson, dkk (1982) pada studinya terhadap 103 penderita pasca stroke menemukan bahwa selama dirawat di rumah sakit dalam periode akut, terdapat hubungan antara hendaya aktivitas kehidupan sehari-hari dengan beratnya depresi walaupun hubungan tersebut tidak sekuat seperti letak lesi. Semakin berat hendaya fungsi aktivitas sehari-hari, semakin berat pula keadaan depresinya. Korelasi ini akan meningkat selama periode 3 bulan pasca stroke dan pada waktu 6 bulan pasca stroke korelasi ini akan sekuat antara letak lesi dengan beratnya depresi. f) Umur penderita Robinson, dkk (1982) mengatakan bahwa pada keadaan akut pasca stroke, usia penderita secara bermakna berhubungan dengan beratnya skor depresi. Dikatakan semakin muda penderita stroke akan semakin menjadi depresi. Hal ini disebabkan pada penderita muda akan lebih mengalami kesulitan hidup dibandingkan yang lebih tua, yaitu pada sebagian besar telah mengalami pensiun dan tidak lagi berhubungan dengan orang lain. g) Kerusakan otak sebelumnya Dengan adanya kerusakan dari jaringan otak sebelumnya akan mempengaruhi timbulnya depresi apabila terdapat serangan stroke berikutnya. Ini disebabkan adanya korelasi yang kuat antara jarak lesi di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27

anterior hemisfer kiri terhadap frontal pole, sehingga dapat disimpulkan apabila seseorang pernah mendapat serangan stroke di anterior hemisfer kiri kemudian mendapat serangan stroke di hemisfer kanan, maka gejala depresi yang timbul berkaitan dengan kerusakan lesi lama di anterior hemisfer kiri (Robinson, dkk, 1982). h) Hendaya fungsi sosial Robinson, dkk (1982) pada studi terhadap 103 penderita pasca stroke didapatkan adanya hubungan yang bermakna antara skor penilaian fungsi sosial dan skor penilaian berat depresi pada keadaan akut. Penilaian fungsi sosial pada keadaan akut tersebut mencerminkan kemampuan penyesuaian sosial pada keadaan akut tersebut mencerminkan kemampuan penyesuaian sosial sebelumnya (premorbid social adjustment), sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin berat depresi yang dialami, semakin jelek kemampuan fungsi sosial sebelumnya dari penderita. Hubungan ini akan menurun dan tidak bermakna lagi pada saat 3 bulan pasca stroke.

C. Pria dan Wanita Perbedaan perlakuan antara pria dan wanita didalam masyarakat tampaknya berawal dari adanya perbedaan faktor biologis antara pria dan wanita. Menurut Maccoby (dalam Suhapti, 1995) perbedaan perilaku bagi pria dan wanita sebenarnya timbul bukan karena faktor bawaan yang dibawa sejak lahir tetapi terbentuk lebih disebabkan karena sosial budaya masyarakat dimana terdapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28

perbedaan perlakuan yang diterima pria dan wanita sejak awal masa perkembangan. Secara struktur biologis atau jenis kelamin, manusia terdiri dari pria dan wanita yang masing-masing memiliki alat dan fungsi biologis yang melekat serta tidak dapat dipertukarkan. Sementara itu konsep gender adalah pembagian pria dan wanita yang dikonstruksi secara sosial maupun kultural. Gender dapat diartikan sebagai konsep sosial yang membedakan peran antara pria dan wanita. Perbedaan fungsi dan peran antara pria dan wanita dibedakan menurut kedudukan fungsi dan peranan masing-masing dalam berbagai bidang kehidupan sosial. William dan Best (dalam Brannon, 1996) menyatakan sifat feminin terdiri dari sifat seperti lembut, emosional, sabar, dan tekun yang biasanya dilekatkan pada jenis kelamin wanita, sedangkan sifat maskulin terdiri dari sifat tegas, keras, mandiri, dan penuh persaingan yang biasanya dilekatkan pada jenis kelamin pria. Secara fisik-biologis pria dan wanita tidak saja dibedakan oleh jenis kelamin, bentuk dan anatomi biologis lainnya, melainkan juga komposisi kimia dalam tubuh. Adanya kenyataan bahwa pria secara biologis berbeda dengan wanita tidak ada perbedaaan pendapat. Akan tetapi efek perbedaan biologis terhadap perilaku manusia khususnya dalam perbedaan

relasi gender,

menimbulkan banyak perbedaan. Perbedaan anatomis biologis dan komposisi kimia dalam tubuh oleh sejumlah ilmuwan dianggap berpengaruh pada perkembangan emosional dan kapasitas intelektual masing-masing. Unger (dalam Handayani, 2001) mengidentifikasi perbedaan emosional dan intelektual antara pria dan wanita sebagai berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29

Tabel 1 Perbedaan Emosional dan Intelektual Pria dan Wanita Pria

Wanita

-

Sangat agresif

-

Tidak terlalu agresif

-

Independen

-

Tidak terlalu independen

-

Tidak emosional

-

Lebih emosional

-

Dapat menyembunyikan emosi

-

Sulit menyembunyikan emosi

-

Lebih objektif

-

Lebih subjektif

-

Tidak mudah goyah terhadap krisis

-

Mudah goyah menghadapi krisis

-

Lebih berterus terang

-

Kurang berterus terang

-

Berperasaan

-

Berperasaan mudah tersinggung

tidak

mudah

tersinggung -

Mudah mengatasi persoalan

-

Sulit menghadapi persoalan

-

Tidak canggung dalam penampilan

-

Lebih canggung dalam penampilan

D. Dinamika Perbedaan Tingkat Depresi Pria dan Wanita Pasca Stroke Jenis kelamin pria dan wanita memiliki perbedaan yang bertolak belakang satu sama lain, baik mencakup fisik maupun psikologis. Secara biologis, alat-alat biologis melekat pada pria dan wanita selamanya,

fungsinya tidak dapat

dipertukarkan. Sementara itu konsep gender yang merupakan pembagian pria dan wanita yang dikontruksi secara sosial maupun kultural dapat dipertukarkan. Perbedaan fungsi dan peran antara pria dan wanita tidak ditentukan karena adanya perbedaan biologis, tetapi dibedakan atau dipilah-pilah menurut kedudukan, fungsi dan

peranan masing-masing dalam berbagai kehidupan. Adanya

perbedaan fungsi dan peranan itulah yang akan menyebabkan perbedaan cara mengatasi situasi yang dapat menimbulkan gejala depresi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30

Holmes (1967) menyebutkan bahwa salah satu penyebab timbulnya depresi adalah karena mendapat luka berat atau sakit berat. Terlebih ketika sakit yang di alaminya merupakan penyakit yang dapat menurunkan kualitas hidup penderitanya yaitu stroke. Stroke dapat menyebabkan kematian dan kecacatan utama, ketidakmampuan penderita dalam melakukan sesuatu yang biasanya dikerjakan sebelum terkena stroke inilah yang semakin membuat penderita merasa dirinya tidak berguna, sehingga berakibat penderita menjadi mudah depresi. Sebab-sebab depresi tersebut dapat dijelaskan berdasarkan pada prosesproses psikologis internal dengan menggunakan teori kognitif yang dikemukakan oleh Beck (dalam Nevid dkk, 2005). Beck menyebutkan bahwa timbulnya depresi disebabkan adanya cara berpikir yang bias atau terdistorsi secara negatif di awal kehidupan (cognitive triad of depression), yang kemudian disebut sebagai segitiga kognitif. Segitiga kognitif mencakup keyakinan-keyakinan negatif mengenai diri sendiri, lingkungan dan masa depan. Pandangan negatif mengenai diri sendiri yaitu seseorang memandang diri sendiri sebagai tidak berharga, penuh kekurangan, dan kurang memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk mencapai kebahagiaan; pandangan negatif tentang lingkungan yaitu memandang lingkungan sebagai memaksakan tuntutan yang berlebihan dan/ atau memberikan hambatan yang tidak mudah di atasi; pandangan negatif tentang masa depan yaitu memandang masa depan sebagai tidak ada harapan dan meyakini bahwa dirinya tidak punya kekuatan untuk mengubah hal-hal menjadi lebih baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31

Pemikiran negatif yang menyimpang itu selalu menyertai suatu episode depresi. Pemikiran negatif yang potensial muncul pada penderita stroke adalah penalaran

emosional.

Penalaran

emosional

adalah

ketika

seseorang

menginterpretasikan perasaan dan peristiwa berdasarkan emosi dan bukan pada pertimbangan-pertimbangan yang adil terhadap bukti (Burns, 1988). Penalaran emosional hampir selalu memainkan peran dalam semua depresi. Pada penderita stroke munculnya distorsi kognitif tersebut diakibatkan hendaya fisik yang dialami oleh penderita stroke, sehingga mereka menjadi kesal dan marah dengan kondisi fisik yang dideritanya, yang kemudian baik pria maupun wanita akan merasa sebagai orang yang tidak berguna akibat ketidakberdayaan fisik yang dialaminya setelah stroke. Baik pria maupun wanita yang pernah mengalami stroke berpotensi mengalami distorsi kognitif berupa penalaran emosional. Namun adanya perbedaan karakteristik antara pria dan wanita menyebabkan adanya perbedaan pola dalam merespon perasaan mereka ketika mengalami depresi (Hoeksema dalam Brannon, 1996). Karakteristik pria yang tidak emosional dan mampu mengatasi persoalan, membuat pria akan cenderung memilih terlibat dalam kegiatan fisik untuk mengatasi perasaan negatifnya. Terlibatnya pria dalam bentuk kegiatan fisik dapat mengurangi perasaan tidak berdaya yang dialami oleh pria. Hal itu dapat membuktikan bahwa perasaan negatif yang dirasakan tersebut tidak benar, karena dengan terlibat dalam kegiatan fisik mereka merasa mampu untuk melakukan sesuatu hal, sehingga dengan demikian distorsi kognitif yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32

dialaminya tidak berlangsung lama dan membuat tingkat depresi menjadi lebih rendah. Wanita memiliki karakteristik yang lebih emosional, wanita akan cenderung memberi reaksi dengan cara menyesali keadaan yang dialaminya. Penderita stroke wanita akan terus-menerus memikirkan ketidakberdayaannya dan membenarkan persepsi yang menciptakan perasaan negatifnya tersebut, bahwa memang mereka merasa tidak berharga karena tidak mampu melakukan apa-apa. Hal tersebut justru akan membuat distorsi kognitif yang dialami semakin bertambah, yang semula hanya penalaran emosional berkembang menjadi pembesaran dan pengecilan serta mendiskualifikasikan hal-hal positif dan hal ini justru akan semakin memperkuat keadaan depresi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33

Skema Perbedaan Tingkat Depresi Antara Pria dan Wanita Pasca Stroke PRIA

WANITA - Lebih emosional - Sulit menyembunyikan emosi - Mudah goyah menghadapi krisis - Berperasaan mudah tersinggung - Sulit mengatasi persoalan

- Tidak emosional - Dapat menyembunyikan emosi - Tidak mudah goyah terhadap krisis - Berperasaan tidak mudah tersinggung - Mudah mengatasi persoalan STROKE

Mengalami distorsi kognitif berupa penalaran emosional. Terlibat dalam kegiatan fisik untuk menghadapi masalah sehingga akhirnya mereka merasa mampu melakukan sesuatu hal.

Terus menerus memikirkan ketidakmampuannya sehingga mereka membenarkan perasaan negatifnya.

Distorsi kognitif tidak berlangsung lama.

Distorsi kognitif semakin bertambah.

Tingkat depresi menjadi lebih rendah.

Tingkat depresi menjadi lebih tinggi.

E. Hipotesis Berdasarkan teori-teori yang telah dijelaskan di atas, maka dapat diajukan hipotesis dalam penelitian ini adalah ada perbedaan tingkat depresi antara pria dan wanita pasca stroke, wanita memiliki tingkat depresi lebih tinggi daripada pria.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian komparatif. Penelitian ini disebut komparatif karena penelitian ini dilakukan untuk melihat perbedaan tingkat depresi antara pria dan wanita pasca stroke.

B. Identifikasi Variabel Penelitian Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini dibedakan menjadi : 1. Variabel Bebas

: jenis kelamin.

2. Variabel Tergantung : tingkat depresi.

C. Definisi Operasional Batasan operasional dari variable penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Jenis kelamin, yaitu karakteristik seksual pria dan wanita sebagaimana yang dinyatakan subjek dalam mengisi identitas. 2. Tingkat depresi, yaitu gangguan mood yang ditandai dengan adanya fenomena perubahan pada mood yang dimanifestasikan dalam empat kategori yaitu gangguan emosional, kognitif, motivasional, fisik dan vegetatif yang masing-masing kategori memiliki gejala-gejala tersendiri dan dapat diungkap dengan alat ukur tingkat depresi Beck Depression Inventory (Beck dalam Susilowati, 1998).

34

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35

D. Subjek Penelitian Pengambilan sampel menggunakan penarikan sampel purposive yaitu pemilihan sekelompok subyek didasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Hadi, 2004). Adapun ciri-ciri subyek yang di ikutsertakan dalam penelitian ini : 1. pria dan wanita 2. usia 40 – 60 tahun, karena usia tersebut merupakan kelompok usia yang rentan terhadap penyakit stroke dan merupakan usia produktif. 3. sembuh dari stroke antara 6 bulan – 2 tahun, karena pada rentang waktu tersebut depresi pasca stroke makin memberat dan makin sering dijumpai. 4. pasien rawat jalan Klinik Syaraf R. S. Bethesda Yogyakarta

E. Metode Pengumpulan Data Alat yang dipakai dalam pengumpulan data penelitian ini adalah The Beck Depression Inventory (BDI). Beck Depression Inventory (BDI) disusun oleh Aaron T. Beck berdasarkan observasi dan catatannya mengenai sikap dan simptom pasien depresi selama proses psikoterapi (Beck, 1967). Melalui seleksi, Beck menyusun menjadi 21 kategori sebagai berikut : (1) kesedihan, (2) pesimisme, (3) perasaan gagal, (4) ketidakpuasan, (5) perasaan bersalah, (6) perasaan dihukum, (7) rasa tidak suka terhadap diri sendiri, (8) menyalahkan diri sendiri, (9) ide bunuh diri, (10) menangis, (11) iritabilitas, (12)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36

menarik diri dari hubungan sosial, (13) ketidakmampuan mengambil keputusan, (14) perubahan citra tubuh, (15) kelambanan dalam bekerja, (16) gangguan tidur, (17) kelelahan, (18) hilangnya nafsu makan, (19) hilangnya berat badan, (20) preokupasi somatik, (21) hilangnya libido. Masing-masing kategori ini menggambarkan manifestasi depresi dan terdiri dari 4-5 pernyataan penilaian diri. Pernyataan ini disusun berjenjang, merefleksikan beratnya simptom dari netral sampai terberat dengan nilai 0-3 pada beberapa kategori, dua pernyataan diberi bobot yang sama, diberi label a dan b untuk menunjukkan bahwa pernyataan itu berada pada tingkat yang sama (Beck, 1967) Tabel 2 Kisi-Kisi Aitem Tes Beck Depression Inventory No. 1.

Komponen Obyek Sikap

No. Aitem

Manifestasi emosional : kesedihan, 1, 4, 5, 7, 10 dan 11

Jumlah 6

ketidakpuasan, perasaan bersalah, tidak menyukai diri, menangis, dan lekas marah 2.

Manifestasi kognitif : pesimistis, 2, 6, 8, 13, 14 dan perasaan akan hukuman, menuduh 20 diri sendiri, ragu dalam mengambil keputusan, kesan tubuh yang buruk, dan tubuh

kecemasan

akan

kesehatan

6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37

3.

Manifestasi motivasional : perasaan 3, 9, 12, dan 15

4

gagal, gagasan untuk bunuh diri, menarik diri dari pergaulan, dan kemunduran kerja 4.

Manifestasi vegetatif atau fisik : 16, 17, 18, 19 dan

5

gangguan tidur, kelelahan, nafsu 21 makan menurun,

menurun, dan

berat

penurunan

badan minat

terhadap seks

Nilai total yang mungkin bagi seluruh tes BDI adalah 63 dan nilai terendah adalah 0. Semakin tinggi nilai totalnya maka tingkat depresi semakin tinggi. Sebaliknya semakin rendah nilainya maka semakin rendah tingkat depresinya.

F. Validitas dan Reliabilitas Tes Beck Depression Inventory (BDI) Beck (1967) menguji validitas BDI dengan melakukan korelasi dengan penilaian klinis mengenai keparahan depresi. Hasil validitas yang diperoleh adalah koefisien biserial Pearson 0,65 pada penelitian pertama dan 0,67 pada penelitian kedua. Hal ini menunjukkan bahwa alat tes ini memiliki validitas yang tinggi, karena mampu memberikan gambaran mengenai perbedaan yang sekecilkecilnya diantara subjek yang satu dengan yang lain. Sehingga dapat dikatakan bahwa tes ini valid untuk mengukur tingkat depresi seseorang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38

Beck (1967) menguji reliabilitas BDI dengan menggunakan reliabilitas belah dua antara kategori nomor genap dan nomor ganjil. Hasil yang diperoleh adalah koefisien reliabilitas sebesar 0,86 dengan Pearson dan 0,93 dengan Spearman-Brown. Dari hasil pengukuran tersebut diperoleh hasil yang relatif sama dan konsistensi antar hasil pengenaaan dua tes tersebut semakin baik, berarti alat ukur yang digunakan dapat dipercaya dan dapat dikatakan semakin reliabel.

G. Daya Beda Aitem dan Reliabilitas Retnowati (dalam Hasanat, 1994) mendapatkan korelasi antara butir dengan total sebesar 0,194 - 0,632 sedangkan reliabilitas dengan Hoyt ditemukan sebesar 0,844. Prabandari (dalam Hasanat, 1994) mendapatkan angka korelasi item dengan total sebesar -0,095 – 0,6589 dengan subyek mahasiswa tingkat lanjut. 2 aitem yang gugur yaitu yang mempunyai korelasi negatif dan yang kecil tetap

dipergunakan

dalam

penelitian

dengan

memperbaiki

kalimatnya.

Berdasarkan data diatas, dapat dikatakan bahwa BDI merupakan alat yang valid dan reliabel, sehingga penulis tidak melakukan ujicoba lagi. Dalam penelitian ini, skala BDI digunakan untuk melihat tingkat depresi pada pasien pasca stroke. Setelah diujikan, hasil perhitungan reliabilitas koefisien Alpha (α) Cronbach dengan menggunakan program SPSS versi 13.00 for windows menghasilkan koefisien reliabilitas sebesar 0,743. Kriteria pemilihan aitem berdasar korelasi aitem total biasanya digunakan batasan kriteria rix > 0,3 (Azwar,2003). Indeks daya diskriminasi yang didapat relatif rendah yaitu berkisar antara 0,028 – 0,497.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39

Dari seluruh aitem yang berjumlah 21, didapatkan 4 aitem yang memiliki daya diskriminasi kurang dari 0,2. Penentuan batasan kriteria rix > 0,2 dikarenakan batasan tersebut merupakan batasan minimal untuk menentukan daya diskriminasi aitem, menurunkan batas kriteria rix < 0,2 sangat tidak disarankan (Azwar, 2005). Keempat aitem yang memiliki daya beda kurang dari 0,2 adalah aitem 12, 16, 17 dan 21. Aitem-aitem tersebut mengukur penarikan diri dari lingkungan sosial, gangguan tidur, kelelahan, dan penurunan minat terhadap seks. Rendahnya daya diskriminasi dari keempat aitem tersebut dikarenakan aitem-aitem tersebut dalam penelitian ini kurang dapat membedakan subjek yang mengalami depresi. Meskipun aitem-aitem tersebut memiliki daya diskriminasi kurang dari 0,2 , aitem tersebut tetap dapat dipakai dengan pertimbangan bahwa aitem-aitem yang disusun merupakan manifestasi dari gangguan depresi. Dari seluruh aitem yang berjumlah 21 aitem diperoleh 17 aitem yang memiliki koefisien korelasi item yang berkisar antara 0,200 - 0,497.

H.

Teknik Analisis Data 1. Uji Asumsi Analisis Data Dipergunakan untuk mendapatkan kesimpulan yang tidak menyimpang dari tujuan penelitian, dilakukan uji asumsi yang meliputi uji normalitas sebaran dan uji homogenitas. a. Uji normalitas Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi frekuensi sebaran variabel bersifat normal atau tidak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40

b. Uji homogenitas Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah varians dari sampel yang akan diuji adalah sama atau homogen. 2. Uji Hipotesis Penelitian Untuk menguji hipotesis penelitian ini menggunakan uji-t (T-test). Uji T adalah suatu cara untuk membandingkan dua kelompok subjek dengan mencari perbedaan mean antara sifat atau keadaan atau tingkah laku dua kelompok tersebut (Hadi, 2004).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dilakukan pada subjek pasca stroke yang merupakan pasien rawat jalan klinik syaraf Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta terletak di Jalan Jenderal Sudirman 70, Terban, Kecamatan Gondokusuman, Yogyakarta. Rumah Sakit Bethesda tergabung dalam suatu yayasan yang menaungi rumah sakit – rumah sakit Kristen, yang bernama : YAKKUM (Yayasan Kristen Untuk Kesehatan Umum). Yayasan ini resmi berdiri pada tanggal 1 Februari 1950. Rumah Sakit Bethesda memiliki visi untuk menjadi rumah sakit pilihan dan jejaring yang memuaskan customer melalui pelayanan profesional, prima berdasarkan kasih Allah. Adapun misi dari Rumah Sakit Bethesda adalah : 1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang holistic, unggul, efisien dan efektif, yang berwawasan lingkungan. 2) Menyelenggarakan pelatihan, penelitian dan pengembangan manajemen yang berkesinambungan untuk menghasilkan SDM yang kapabel, berkomitmen, sejahtera dan berjiwa kasih. 3) Mewujudkan pelayanan kesehatan terjangkau, memuaskan customer dan mampu berkembang dengan baik.

41

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42

4) Menyediakan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan dengan mempertimbangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi agar pelayanan mampu bersaing di era globalisasi. Rumah Sakit Bethesda memiliki program unggulan pada unit stroke, dengan penanganan yang menyeluruh, mulai dari diagnosa "tingkat kesakitan", fisioterapi dan rehabilitasi bagi para pasien pasca stroke, Unit Stroke RS. Bethesda senantiasa berusaha memberikan penanganan Stroke secara comprehensive. 2. Persiapan Penelitian Penelitian dimulai dengan perijinan penelitian dengan meminta surat ijin permohonan penelitian dari dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Surat perijinan diberikan kepada direktur Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 6 Desember 2007 sampai dengan 20 Desember 2007. Prosedur penelitian adalah dengan membagikan skala yang berjumlah 21 pernyataan, masing-masing pernyataan ini menggambarkan manifestasi depresi. Skala diberikan kepada subjek pasca stroke yang melakukan rawat jalan di klinik syaraf Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Jumlah subjek yang mengisi skala penelitian berjumlah 50 orang dengan perincian; 25 orang pria dan 25 orang wanita, dan umur berkisar antara 40 – 60 tahun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43

B. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data Subjek Subjek dalam penelitian ini adalah pria dan wanita pasca stroke . Setiap kelompok subjek terdiri dari 25 orang, maka jumlah keseluruhan subjek dalam penelitian ini adalah 50. Subjek penelitian berusia antara 40-60 tahun, dengan rata-rata usia 55 tahun. Tabel 3 Deskripsi Subjek Penelitian Pria

Wanita

40- 44

3

3

45-49

3

4

50-54

5

6

55-60

14

12

PNS

2

5

Wiraswasta

14

9

Pensiunan

9

-

Ibu RT

-

11

Kanan

7

4

Kiri

18

21

Lamanya

6 bln- 1 thn

16

15

terkena

1 thn-1,5 thn

4

6

Stroke

1,5 thn- 2 thn

5

4

Usia

Pekerjaan

Lokasi Lesi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44

2. Deskripsi Hasil Penelitian Dari hasil pelaksanaan penelitian diperoleh deskripsi data subjek penelitian sebagai berikut :

Tabel 4 Deskripsi Data Subjek Penelitian Skala Depresi Pria dan Wanita Pasca Stroke Empiris Statistik

Teoritis Pria

Wanita

N

50

25

25

Nilai Maks.

63

30

28

Nilai Min.

0

0

3

Mean

31,5

10,84

14,40

SD

10,5

6,811

6,076

Dari hasil analisis akan didapatkan mean teoritis dan mean empiris, mean teoritik adalah rata-rata skor alat penelitian yang diperoleh dari angka yang menjadi titik tengah alat ukur penelitian. Mean empirik adalah rata-rata skor data penelitian. Mean empirik diperoleh dari angka yang merupakan ratarata dari hasil penelitian. Skala depresi yang digunakan dalam penelitian ini berisi 21 item pernyataan, pada setiap item diberikan skor 1 untuk nilai terendah dan diberikan skor 3 untuk nilai tertinggi. Maka rentang maksimal dan minimal dalam skala ini adalah 3 x 21 = 63 sampai dengan 0 x 21 = 0. rentang skor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45

untuk skala ini adalah 63 – 0 = 63, maka standar deviasinya (σ) adalah 63 : 6 = 10, 5. 3. Uji Asumsi a. Uji normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran skor pada kedua kelompok sample mengikuti distribusi normal. Jika p > 0,05 maka sebaran skor dinyatakan normal. Sebaliknya jika p < 0,05 maka sebaran skor dinyatakan tidak normal. Uji normalitas dilakukan dengan One Sample KosmogorovSmirnov dengan program SPSS 13.00 for windows. Hasil uji normalitas menghasilkan probabilitas sebesar 0,637 ini berarti bahwa p > 0,05 sehingga distribusi skor adalah normal. Tabel 5 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov Skor Kolmogorov Sminov

0,744

Asymp. Sig (p)

0,637

b. Uji Homogenitas Analisis ini bertujuan untuk menguji apakah kelompok sample memiliki varian yang homogen atau sama. Jika nilai p > 0,05 maka kelompok sampel memiliki varians yang sama. Sebaliknya, jika p < 0,05 maka kelompok sampel tersebut memiliki varians yang berbeda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46

Dari perhitungan diperoleh nilai F sebesar 0,542 dengan probabilitas atau p = 0,465. Karena p > 0,05 maka varians tersebut adalah homogen. 4. Uji Perbedaan Uji perbedaan atau uji t dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian ini, yaitu ada perbedaan tingkat depresi antara pria dan wanita pasca stroke. Pengujian ini menggunakan Independent Sample T-test melalui program SPSS versi 13.00 for windows. Uji–t dilakukan utuk membandingkan dua kelompok subjek dengan mencari perbedaan mean antara sifat atau keadaan atau tingkah laku dua kelompok tersebut (Hadi, 1997). Tabel 6 Hasil Uji Hipotesis (Independent Sample t- test) Depresi N

Mean

SD

Std Error

Df

p (1-tailed)

Pria

25

10,84

6,811

1,362 48

Wanita

25

14,40

6,076

Keterangan : N : Jumlah subjek SD : Besarya standar deviasi t

: Hasil perhitungan uji-t

p

: Probabilitas

1,215

0,028

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47

Dalam menentukan hipotesis ditolak atau diterima digunakan dasar sebagai berikut : Jika p > 0,05 maka H0 diterima Jika p < 0,05 maka H0 ditolak. Berdasarkan hasil uji teoritik didapatkan bahwa p < 0,05 (p= 0,028). Hal ini berarti bahwa ada perbedaan tingkat depresi antara pria dan wanita. Jadi hipotesis penelitian yang berbunyi “ada perbedaan tingkat depresi antara pria dan wanita pasca stroke, yaitu bahwa wanita memiliki tingkat depresi lebih tinggi daripada pria” diterima. 5. Kategori Skor BDI Tabel 7 Kategorisasi Skor BDI menurut Beck Frekuensi Rentang

%

Tingkat Depresi Pria

Wanita

Pria

Wanita

1-10

Normal

12

5

48 %

20 %

11-16

Gangguan mood ringan

11

12

44 %

48 %

17-20

Garis batas depresi klinis

-

4

-

16 %

21-30

Depresi sedang

2

4

8%

16 %

31-40

Depresi parah

-

-

-

-

40 keatas

Depresi ekstrem

-

-

-

-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48

6. Hasil Tambahan Uji regresi digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat melalui uji F (Budi, 2006). Berdasarkan dari hasil uji regresi dengan variabel bebas lokasi lesi dan jenis kelamin diperoleh hasil bahwa lokasi lesi dan jenis kelamin secara bersamaan berpengaruh terhadap skor depresi pada taraf kepercayaan 95% (p= 0,036). Namun, secara terpisah baik jenis kelamin ataupun lokasi lesi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap skor depresi. Hal ini dibuktikan dengan nilai p untuk jenis kelamin sebesar 0,093 (p> 0,05) dan nilai p untuk lokasi lesi sebesar 0,082 (p> 0,05).

C. Pembahasan Penyakit stroke dapat mengakibatkan ketidakmampuan fisik ataupun kognitif, hal ini menyebabkan penyesuaian emosional dapat menjadi sangat sulit. Permasalahan emosional setelah stroke menjadi hal yang biasa, yaitu penderita stroke sangat mudah mengalami depresi (Sarafino, 1998). Ditinjau dari segi sebab, depresi tidak dapat dilihat dari salah satu faktor saja, karena penyebab depresi merupakan kombinasi dari berbagai faktor seperti keturunan/ bawaan, lingkungan dan faktor sosial. Depresi adalah penyakit kompleks yang melibatkan faktor psikologis dan biokimia, serta didukung oleh pengaruh lingkungan (Greist & Jefferson, 1987). Dari hasil uji hipotesis yang telah dilakukan didapatkan bahwa p < 0,05 (p= 0,028) pada taraf signifikansi 5% yang artinya bahwa Hi diterima atau ada perbedaan tingkat depresi antara pria dan wanita pasca stroke, wanita memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49

tingkat depresi lebih tinggi daripada pria. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Glader, dkk (2003) dan Paradiso & Robinson (1996) yang menyebutkan bahwa wanita memiliki tingkat depresi pasca stroke yang lebih tinggi dibanding pria. Adanya perbedaan tingkat depresi antara pria dan wanita pasca stroke, disebabkan karena adanya perbedaan dalam menyikapi situasi yang menimbulkan depresi. Menurut Folkman & Lazarus, 1980 (dalam Brannon, 1996) wanita akan lebih mengalami depresi pada sesuatu yang berhubungan dengan kesehatan, sedangkan pada pria depresi dapat terjadi pada sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan. Depresi pasca stroke pada wanita umumnya disebabkan karena wanita lebih emosional, ketika seorang wanita terserang stroke dia akan merasa tidak menarik lagi dan menjadi rendah diri. Subjek no. 28 yang berusia 50 tahun dan bekerja sebagai PNS, terserang stroke pada bagian otak kiri pada 2007 awal, pada saat mengisi skala BDI aitem 14, mengatakan “lha kalau sudah begini pasti lebih jelek ya, ga seperti dulu lagi”. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa subjek menyadari penampilan fisiknya tidak menarik lagi. Apabila dengan keadaan tersebut penderita stroke wanita mengalami perasaan rendah diri maka hal itu justru akan memperkuat tingkat depresi subjek. Akan tetapi jika subjek dapat menerima keadaan tersebut, maka perasaan rendah diri dapat dihindari dan tingkat depresi dapat berkurang. Pada saat wanita mengalami stroke, ketidakberdayaan akibat penyakit tersebut akan membuat wanita cenderung memikirkan dampak bagi dirinya. Mereka merasa tidak berharga dan penuh kekurangan, sehingga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50

penderita stroke wanita kemudian mengalami cara berpikir yang salah dengan menggunakan penalaran emosi untuk membenarkan persepsi yang menciptakan perasaan negatifnya, seperti merasa bahwa dirinya sebagai orang yang tidak mampu berbuat apa-apa lagi setelah terserang stroke. Pemikirannya yang seperti inilah yang akan membuat wanita menjadi lebih depresi, karena pemikiran negatif tersebut sesungguhnya menciptakan suasana jiwa yang buruk. Tingkat depresi pasca stroke pada pria lebih rendah dibanding dengan wanita. Hal ini dapat dilihat dari kategori tingkat depresi yang disusun oleh Beck yaitu mulai dari garis batas klinis hingga depresi sedang, pria 8 % sedangkan wanita 32 %. Rendahnya tingkat depresi pria jika dibanding dengan wanita disebabkan karena pria dapat membuktikan bahwa perasaan negatif yang dirasakan itu tidak benar, dengan lebih memilih terlibat dalam kegiatan fisik sebagai bentuk pengalihan perasaan, mereka dapat berpikir bahwa mereka mampu untuk melakukan sesuatu hal. Dengan demikian distorsi kognitif yang dialaminya tidak berlangsung lama dan tingkat depresi menjadi lebih rendah. Penyakit stroke tidak selalu mengakibatkan depresi bagi penderitanya, hal itu dapat dilihat dari hasil penelitian yaitu 48 % pria berada pada tingkat normal. Namun, diperoleh juga hasil bahwa 44 % subjek pria mengalami gangguan mood ringan dan 8 % subjek pria mengalami depresi sedang. Timbulnya depresi pada pria pasca stroke sebagian besar dipengaruhi oleh keterbatasan fisik (Morris, dkk dalam Paradiso dan Robinson, 1996). Keterbatasan fisik tersebut menyebabkan pria penderita pasca stroke cenderung tidak mampu melakukan berbagai aktivitas secara mandiri, hal ini yang kemudian akan membuat harga diri mereka menurun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51

dan fungsi mereka sebagai pencari nafkah utama dalam keluarga tidak dapat dilakukan secara maksimal. Hal ini dapat dilihat dari sebagian besar subjek pria dalam penelitian ini yang bekerja sebagai wiraswasta dan PNS berjumlah 16 orang, pekerjaan tersebut menuntut subjek agar tetap dapat bekerja secara maksimal untuk menafkahi keluarga. Pada saat subjek terkena serangan stroke, kemampuan subjek untuk melakukan segala sesuatunya mengalami perubahan dan keterbatasan baik dalam bergerak, berkomunikasi, maupun berpikir yang kesemuanya itu akan menimbulkan ketegangan dan kecemasan bagi subjek dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Ketegangan dan kecemasan tersebut membuat subjek memiliki pandangan negatif tentang dirinya sendiri dan masa depan sehingga memicu timbulnya gangguan depresi. Berdasarkan norma skor BDI yang disusun oleh Beck dapat dilihat bahwa 48 % pria dan 20 % wanita berada pada kategori normal serta 44 % pria dan 48 % wanita pada gangguan mood ringan. Secara umum hal itu masih dapat digolongkan pada tingkat depresi yang rendah. Rendahnya tingkat depresi diantara sebagian besar subjek pria dan wanita disebabkan karena subjek dalam penelitian ini masih mendapatkan dukungan penuh baik secara medis maupun dukungan sosial dari keluarga. Hal ini dapat terlihat dari rutinnya subjek dalam penelitian ini melakukan check-up dengan selalu diantar oleh pihak keluarga. Adanya dukungan penuh dari pihak keluarga terhadap subjek yang belum mampu mandiri dalam kehidupan sehari-sehari akan dapat mengangkat kembali harga diri subjek.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan 1. Dari hasil pengujian hipotesis, diperoleh hasil bahwa p < 0,05 (p= 0,028) sehingga Hi diterima yang berarti ada perbedaan tingkat depresi antara pria dan wanita pasca stroke, wanita memiliki tingkat depresi lebih tinggi daripada pria. 2. Lokasi lesi dan jenis kelamin secara bersamaan berpengaruh terhadap skor depresi pada taraf kepercayaan 95% (p= 0,036). Namun, secara terpisah baik jenis kelamin ataupun lokasi lesi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap skor depresi. Hal ini dibuktikan dengan nilai p untuk jenis kelamin sebesar 0,093 (p> 0,05) dan nilai p untuk lokasi lesi sebesar 0,082 (p> 0,05). 3. Berdasarkan norma skor BDI yang disusun oleh Beck dapat dilihat bahwa 48 % pria dan 20 % wanita berada pada kategori normal serta 44 % pria dan 48 % wanita pada gangguan mood ringan, hal ini menunjukkan bahwa penyakit stroke tidak selalu mengakibatkan depresi bagi penderitanya. B. Saran 1. Bagi pihak yang merawat Menindaklanjuti hasil penelitian ini yang menyebutkan bahwa ada perbedaan tingkat depresi antara pria dan wanita pasca stroke, hendaknya hal ini dapat menjadi bahan masukan untuk pihak yang merawat. Bagi rumah

52

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53

sakit tempat pelayanan kesehatan, dalam melakukan pelayanan kepada pasien pasca stroke agar diperhatikan perbedaan karakter antara pria dan wanita dari segi emosi. Bagi pihak keluarga yang merawat penderita stroke baik pria maupun wanita diharapkan agar dapat memberikan dukungan sosial, karena dapat dilihat berdasarkan penelitian disini adanya dukungan penuh dari keluarga dapat mengurangi tingkat depresi. Khusus untuk wanita, diharapkan pihak keluarga dapat mendorong wanita pasca stroke untuk dapat melakukan aktivitas sehari-hari yang ringan agar pemikiran-pemikiran negatif mengenai ketidakberdayaan yang dialami setelah stroke tersebut dapat dihindari. 2. Bagi peneliti lain Mengingat ada beberapa aitem yang memiliki daya beda kurang dari 0,2, maka untuk selanjutnya diperlukan adaptasi ulang apabila hendak menggunakan skala BDI. Penambahan subjek penelitian yang lebih banyak diperlukan pada penelitian selanjutnya, sehingga validitas dari penelitian ini dapat semakin meningkat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54

DAFTAR PUSTAKA

Amir, N. (2005). Diagnosis dan Penatalaksanaan Depresi Pasca Stroke.Cermin Dunia Kedokteran. 149, 8-13. Andri. (2006). Depresi Pasca Stroke. Diakses 27 November 2006, dari http://www.health-lrc.or.id Azwar, S. ( 2005). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Beck, A.T. (1967). Depression : Causes and Treatment. Philadelphia : University of Pensylvania Press. Brannon, L. (1996). Gender: Psychological Perspectives. Boston : Allyn and Bacon. Budi, T.P. (2006). SPSS 13.0 Terapan: Riset Statistik Parametrik. Yogyakarta : Penerbit Andi. Burns, D.D (1988). Terapi Kognitif : Pendekatan Baru Bagi Penanganan Depresi (Alih Bahasa Drs. Santosa). Jakarta : Penerbit Erlangga. Caplan, R. L. (1993). Stroke : A clinical Approach. Butterworth London : Heinemann. Carson, R.C., Butcher, J.N., & Mineka, S. (1992). Abnormal Psychology and Modern Life. Boston : Allyn and Bacon. Chusid, L.M (1983) Psychiatric Conditions Associated with Focal Lesions of the Central Nervous System. American Handbook of Psychiatry, 4 (2), 208-243. Davison, G.C., & Neale, J.M. (1986). Abnormal Psychology. First Edition. Canada : John Willey & Sons, Inc. Glader, E.L., Stegmayr, B., Norrving, B., Terent, A., Asberg, K.H., Wester, P.O., et al. (2003). Sex Differences in Management and Outcome After Stroke. A Swedish National Perspective. American Heart Association : Stroke. 34, 1970. Greist, J.M., & Jefferson, J.W. (1987). Depresi & Penyembuhannya (Penerjemah Cahya Subrata). Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hadi, S. (2004). Statistik. Jilid 2. Yogyakarta : Penerbit Andi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55

Handayani, T., & Sugiarti. (2001). Konsep dan Teknik Penelitian Gender. Pusat Studi Wanita & Kemasyarakatan. Malang : Universitas Muhammadiyah Malang. Hartanti. (2001). Efektivitas Terapi Kognitif dan Stimulasi Humor untuk Penurunan Gangguan Depresi Penderita Pasca Stroke. Tesis. Universitas Gadjah Mada. Hasanat, N.U. (1994). Apakah Wanita Lebih Depresif Daripada Pria? Laporan Penelitian. Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Holmes, Th. & Rahe. (1967). The Social Readjustment Rating Scale. Journal of Psychosomatic Research, 11, 213-18. Junaidi, I. (2006). Stroke A-Z. Jakarta : Buana Ilmu Populer. Lamsudin, R. (1998). Profil Stroke di Yogyakarta : Morbiditas, Mortalitas, dan Faktor Risiko Stroke. Medika : Jurnal Kedokteran dan Farmasi, 5, 314-317. Lumbantobing, S.M. (2003). Stroke : Bencana Peredaran Darah di Otak. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Madiyono, B., & Suherman, S.K. (2003). Pencegahan Stroke dan Serangan Jantung pada Usia Muda. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Nevid, J.S., Rathus, S.A., & Greene, B. (2005). Psikologi Abnormal. Jilid 1. Jakarta : Erlangga. Paradiso, S., & Robinson, R.G. (1996). Gender Differences in Post Stroke Depression. The Journal of Neuropsychiatry & Clinical Neurosciences. 10, 41-47. Retnowati, S. (1992). Norma Skala Depresi (BDI). Laporan Penelitian. Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Robinson, R.G., & Price, T. R. (1982). Post-Stroke Depressive Disorders : A Follow-Up Study of 103 Patients Stroke. American Journal of Psychiatry, 15 (2), 635- 641. Robinson, R.G., Starr, L.B., Lipsey, J.R., Rao,K., & Price, T.R. (1992). A Two Year Longitudinal Study of Post Stroke Mood Disorder: In Hospital Prognostic Factors Associated With Six Months Outcome. American Journal of Psychiatry. 173 (3), 616-626.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56

Sarafino, E.P. (1998). Health Pschology : Biopsychosocial Interactions. Third Edition. Canada : John Willey & Sons, Inc. Setyopranoto, I. (2004). Jumlah Penderita Stroke Meningkat. Harian Suara Merdeka. Diakses 27 November 2006, dari http://www.suaramerdeka.com/harian/0403/09/dar227.html Simon, R.P., Aminoff, M.J., & Greenberg, D.A. (1989). Chemical Neurology. New York : Basic Books. Sue, D. (1986). Understanding Abnormal Behavior. Second Edition. Boston : Houghton Mifflin Company. Suhapti, R. (1995). Gender dan Permasalahan. Buletin Psikologi Universitas Gadjah Mada. 1, 44-50. Susilowati, N. (1998). Hubungan Antara Depresi dengan Tingkah Laku Coping pada Masa Usia Lanjut. Skripsi Sarjana. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Taylor, S.E (1999). Health Psychology. Fourth Edition. New York : Mc GrawHill International Editions.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

IDENTITAS Nama

: ………………………………..

Jenis Kelamin

: ………………………………..

Usia

: ………………………………..

Pekerjaan

: ………………………………..

Tahun terserang stroke

: ………………………………..

Bagian otak yang terserang : ………………………………..

Petunjuk : Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan yang dikelompokkan dalam nomor 1 sampai dengan 21. Pilihlah pernyataan dalam setiap kelompok yang paling sesuai dengan perasaan Anda saat ini setelah terkena serangan stroke. Caranya dengan memberi tanda silang pada kotak yang tersedia di depan pernyataan yang dipilih . Dalam setiap kelompok, Anda di perkenankan untuk menjawab lebih dari satu pernyataan. Bacalah semua pernytaan dalam setiap kelompok terlebih dahulu sebelum Anda memutuskan untuk memilih.

1.

Saya tidak merasa sedih Saya merasa sedih Saya merasa sedih di setiap waktu dan saya tidak dapat menghilangkan perasaan itu Saya merasa begitu sedih dengan keadaan yang sangat menyakitkan ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Saya merasa sangat sedih atau tidak bahagia sehingga saya tidak tahan lagi untuk menjalaninya

2.

Saya sama sekali tidak merasa berkecil hati mengenai masa depan saya Saya merasa berkecil hati mengenai masa depan saya Saya merasa saya tidak mempunyai harapan apapun Saya merasa bahwa saya tidak akan pernah bisa mengatasi masalah-masalah saya Saya merasa bahwa saya sudah tidak mempunyai masa depan dan keadaan tersebut tidak dapat diperbaiki lagi

3.

Saya tidak merasa sebagai orang yang gagal Saya merasa saya telah gagal jika dibandingkan dengan kebanyakan orang Saya merasa saya belum banyak melakukan hal-hal yang berguna atau berarti Saat saya menengok kembali hidup saya, yang saya lihat hanyalah kegagalan Saya merasa saya benar-benar menjadi orang yang gagal (sebagai orangtua, suami, istri)

4.

Saya merasa puas atas keadaan ini Saya merasa bosan sepanjang waktu Saya tidak lagi menikmati segala sesuatunya sama seperti biasanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Saya tidak lagi mendapatkan kepuasaan dari hal apapun Saya merasa tidak puas dengan apa saja

5.

Saya sama sekali tidak merasa bersalah Saya merasa buruk atau tidak berguna untuk sebagian besar waktu Saya benar-benar merasa bersalah Saya merasa buruk atau tidak berguna di sepanjang waktu Saya merasa seakan-akan saya memang buruk atau tidak berguna sama sekali

6.

Saya tidak merasa bahwa saya sedang dihukum Saya memiliki perasaan bahwa sesuatu yang buruk mungkin akan terjadi pada diri saya Saya merasa saya sedang dihukum atau akan dihukum Saya merasa saya berhak mendapat hukuman Saya ingin dihukum

7.

Saya tidak merasa kecewa terhadap diri saya sendiri Saya merasa kecewa terhadap diri saya sendiri Saya tidak menyukai diri saya sendiri Saya muak terhadap diri saya sendiri Saya benci terhadap diri saya sendiri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8.

Saya tidak merasa bahwa saya lebih buruk dibandingkan yang lain Saya mengkritik diri saya sendiri untuk setiap kekeliruan yang saya lakukan Saya menyalahkan diri saya sendiri atas kesalahan-kesalahan saya Saya menyalahkan diri saya sendiri untuk semua yang buruk

9.

Saya tidak pernah berpikir sedikit pun untuk melukai diri sendiri Saya pernah berpikir untuk melukai diri sendiri tetapi saya tidak akan melakukannya Saya merasa lebih baik jika saya mati saja Saya merasa keluarga saya akan lebih baik jika saya mati Saya mempunyai rencana yang pasti untuk melakukan percobaan bunuh diri Saya akan bunuh diri bila ada kesempatan

10.

Saya tidak lagi menangis seperti biasanya Saya sekarang lebih sering menangis daripada biasanya Saya menangis sepanjang waktu dan saya tidak dapat menghentikannya Saya biasanya dapat menangis tetapi sekarang tidak lahi meskipun saya ingin menangis

11.

Sekarang saya tidak lagi merasa terganggu dibanding biasanya Saya lebih mudah terganggu atau jengkel dibanding biasanya Saya merasa jengkel sepanjang waktu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Saya sama sekali tidak merasa terganggu terhadap hal-hal yang biasanya mengganggu saya

12.

Saya tetap memiliki minat untuk bergaul dengan orang lain Saat ini saya kurang berminat untuk bergaul dengan orang lain dibanding biasanya Saya kehilangan sebagian besar minat saya untuk bergaul dengan orang lain Saya telah kehilangan seluruh minat saya untuk bergaul dengan orang lain dan tidak peduli terhadap orang lain

13.

Saya mampu mengambil keputusan sebaik dulu Saya mencoba untuk menunda-nunda dalam mengambil keputusan Saya memiliki kesulitan dalam pengambilan keputusan Saya sama sekali tidak mampu mengambil keputusan apa-apa lagi

14.

Saya tidak merasa penampilan saya lebih jelek dari sebelumnya Saya merasa cemas bila saya kelihatan tua dan tidak menarik Saya merasa ada perubahan yang menetap dalam penampilan saya dan membuat saya tampak tidak menarik Saya merasa bahwa penampilan saya sangat jelek

15.

Saya dapat bekerja sebaik sebaik dulu Membutuhkan usaha yang keras untuk memulai suatu pekerjaan Saya tidak dapat bekerja sebaik dulu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Saya harus mendorong diri saya lebih keras lagi untuk melakukan sesuatu Saya sama sekali tidak dapat mengerjakan apa-apa

16.

Saya dapat tidur sebaik biasanya Saat bangun pagi saya merasa lebih lelah dibanding biasanya Saya bangun 1 – 2 jam lebih awal dari biasanya dan sulit rasanya untuk kembali tidur Saya setiap hari bangun lebih awal dan tidak dapat tidur lebih dari 5 jam

17.

Saya merasa tidak lebih lelah daripada biasanya Saya lebih mudah lelah dibanding dulu Saya menjadi lelah setelah mengerjakan apapun Saya merasa terlalu lelah untuk mengerjakan apa saja

18.

Selera makan saya sebaik dulu Selera makan saya tidak sebaik dulu Selera makan saya jauh lebih buruk sekarang Saya sama seklai tidak mempunyai selera makan lagi

19.

Saya tidak banyak kehilangan berat badan Saya telah kehilangan berat badan 2,5 kg lebih Saya telah kehilangan berat badan 5 kg lebih Saya telah kehilangan berat badan 7,5 kg lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20.

Saya tidak terlalu mengkhawatirkan kesehatan saya Saya khawatir akan masalah kesehatan fisik saya seperti sakit dan nyeri, sakit perut atau sembelit Saya begitu khawatir akan kesehatan fisik saya sehingga sulit untuk memikirkan hal-hal lain Seluruh perhatian saya tersita oleh apa yang saya rasakan

21.

Saya tidak merasakan adanya perubahan apapun dalam minat saya terhadap seks Saya kurang tertarik terhadap seks dibanding biasanya Sekarang saya telah kehilangan banyak minat terhadap seks Saya sama sekali telah kehilangan minat terhadap seks

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BECK DEPRESSION INVENTORY

0 I do not feel sad. 1 I feel sad 2 I am sad all the time and I can't snap out of it. 3 I am so sad and unhappy that I can't stand it. 2. 0 I am not particularly discouraged about the future. 1 I feel discouraged about the future. 2 I feel I have nothing to look forward to. 3 I feel the future is hopeless and that things cannot improve. 3. 0 I do not feel like a failure. 1 I feel I have failed more than the average person. 2 As I look back on my life, all I can see is a lot of failures. 3 I feel I am a complete failure as a person. 4. 0 I get as much satisfaction out of things as I used to. 1 I don't enjoy things the way I used to. 2 I don't get real satisfaction out of anything anymore. 3 I am dissatisfied or bored with everything. 5. 0 I don't feel particularly guilty 1 I feel guilty a good part of the time. 2 I feel quite guilty most of the time. 3 I feel guilty all of the time. 6. 0 I don't feel I am being punished. 1 I feel I may be punished. 2 I expect to be punished. 3 I feel I am being punished. 7. 0 I don't feel disappointed in myself. 1 I am disappointed in myself. 2 I am disgusted with myself. 3 I hate myself.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8. 0 I don't feel I am any worse than anybody else. 1 I am critical of myself for my weaknesses or mistakes. 2 I blame myself all the time for my faults. 3 I blame myself for everything bad that happens. 9. 0 I don't have any thoughts of killing myself. 1 I have thoughts of killing myself, but I would not carry them out. 2 I would like to kill myself. 3 I would kill myself if I had the chance. 10. 0 I don't cry any more than usual. 1 I cry more now than I used to. 2 I cry all the time now. 3 I used to be able to cry, but now I can't cry even though I want to. 11. 0 I am no more irritated by things than I ever was. 1 I am slightly more irritated now than usual. 2 I am quite annoyed or irritated a good deal of the time. 3 I feel irritated all the time. 12. 0 I have not lost interest in other people. 1 I am less interested in other people than I used to be. 2 I have lost most of my interest in other people. 3 I have lost all of my interest in other people. 13. 0 I make decisions about as well as I ever could. 1 I put off making decisions more than I used to. 2 I have greater difficulty in making decisions more than I used to. 3 I can't make decisions at all anymore. 14. 0 I don't feel that I look any worse than I used to. 1 I am worried that I am looking old or unattractive. 2 I feel that there are permanent changes in my appearance that make me look unattractive. 3 I believe that I look ugly.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15. 0 I can work about as well as before. 1 It takes an extra effort to get started at doing something. 2 I have to push myself very hard to do anything. 3 I can't do any work at all. 16. 0 I can sleep as well as usual. 1 I don't sleep as well as I used to. 2 I wake up 1-2 hours earlier than usual and find it hard to get back to sleep. 3 I wake up several hours earlier than I used to and cannot get back to sleep. 17. 0 I don't get more tired than usual. 1 I get tired more easily than I used to. 2 I get tired from doing almost anything. 3 I am too tired to do anything. 18. 0 My appetite is no worse than usual. 1 My appetite is not as good as it used to be. 2 My appetite is much worse now. 3 I have no appetite at all anymore. 19. 0 I haven't lost much weight, if any, lately. 1 I have lost more than five pounds. 2 I have lost more than ten pounds. 3 I have lost more than fifteen pounds. 20. 0 I am no more worried about my health than usual. 1 I am worried about physical problems such as aches and pains, or upset stomach, or constipation. 2 I am very worried about physical problems and it's hard to think of much else. 3 I am so worried about my physical problems that I cannot think about anything else. 21. 0 I have not noticed any recent change in my interest in sex. 1 I am less interested in sex than I used to be. 2 I have almost no interest in sex. 3 I have lost interest in sex completely.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI joe1.sav

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50

item1 item2 item3 item4 item5 item6 item7 item8 item9 item10 item11 item12 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 2 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 2 0 1 3 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 1 0 0 0 0 0 0 3 3 2 2 1 0 0 1 2 3 3 0 2 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 2 1 0 1 0 0 0 0 1 0 2 0 1 2 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 2 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 2 1 1 1 1 1 0 0 1 0 2 3 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 2 1 1 2 1 3 1 3 1 0 0 0 0 1 2 0 0 1 0 0 3 0 2 0 0 0 0 1 0 1 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 2 1 1 2 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 2 1 2 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 3 3 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 3 0 1 1 2 1 1 1 0 0 0 1 1 0 2 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 2 0 2 1 0 2 0 1 0 3 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 2 1 1 1 2 1 2 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 3 1 0 2 2 1 0 3 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 2 1 1 1 0 0 1 3 1 0 1 1 0 0 1 2 1 2 2 0 1 0 0 0 0 1 2 1 0 0 0 3 1 2 2 0 0 0 0 0 0 3 0 3 0 0 2 1 2 1 1 0 0 1 0 3 3 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0

4/24/2008 11:30:18 PM

1/2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI joe1.sav

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50

item13 item14 item15 item16 item17 item18 item19 item20 item21 Butir_Tot 0 0 2 0 1 0 0 0 0 5 0 0 1 0 1 0 2 0 0 8 2 1 2 0 0 1 0 1 0 15 0 0 1 1 1 0 0 0 1 4 0 0 1 1 1 1 0 0 0 7 0 0 1 0 1 0 0 0 0 22 0 0 1 1 1 0 2 2 0 15 2 0 2 1 1 1 0 2 0 16 1 0 2 0 1 0 0 0 0 14 0 0 0 1 1 0 1 0 0 4 1 0 0 1 1 0 0 1 3 9 0 0 2 0 1 0 0 1 0 11 0 0 0 2 1 1 0 1 0 9 0 0 1 0 1 1 1 3 0 16 2 0 1 0 1 1 0 0 0 13 2 2 2 0 1 0 2 3 2 30 1 0 2 2 1 1 0 1 1 16 0 2 1 1 1 1 0 1 0 15 0 0 0 0 1 1 0 0 0 5 0 0 1 0 1 0 1 0 0 4 1 0 1 0 1 0 1 0 0 12 2 0 1 0 1 0 0 0 0 14 0 0 0 0 1 1 1 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 0 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 6 2 3 2 0 1 1 2 2 0 18 0 2 2 2 1 1 3 1 0 19 0 0 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 1 1 1 1 0 0 0 5 2 0 0 1 1 0 3 1 1 13 2 0 2 0 1 0 2 0 0 14 0 0 0 0 1 0 1 1 0 9 0 0 1 0 0 1 0 1 1 13 2 2 1 1 3 2 1 1 0 21 2 2 1 1 1 1 2 2 2 25 0 0 1 2 1 1 0 1 2 13 3 0 3 0 0 0 3 0 3 13 0 0 1 1 2 1 0 1 2 12 2 0 2 1 1 1 1 1 1 23 0 0 2 0 1 1 1 2 2 16 0 0 0 0 1 1 1 1 0 16 0 1 0 1 1 0 0 1 0 7 0 0 0 1 0 0 0 0 0 13 2 2 1 0 0 0 0 0 2 18 2 2 1 2 1 0 0 0 0 18 2 0 2 0 0 0 0 0 0 12 2 2 2 3 1 1 1 1 1 28 2 1 1 0 2 1 1 3 0 14 0 0 2 0 1 0 0 1 0 11

4/24/2008 11:30:18 PM

2/2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI joe2.sav

Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50

4/24/2008 11:32:16 PM

5 8 15 4 7 22 15 16 14 4 9 11 9 16 13 30 16 15 5 4 12 14 3 4 0 6 18 19 3 5 13 14 9 13 21 25 13 13 12 23 16 16 7 13 18 18 12 28 14 11

Gender pria pria pria pria pria pria pria pria pria pria pria pria pria pria pria pria pria pria pria pria pria pria pria pria pria wanita wanita wanita wanita wanita wanita wanita wanita wanita wanita wanita wanita wanita wanita wanita wanita wanita wanita wanita wanita wanita wanita wanita wanita wanita

Lesi kiri kiri kiri kiri kanan kanan kiri kiri kanan kiri kiri kiri kanan kiri kiri kiri kiri kiri kiri kanan kiri kanan kiri kiri kanan kiri kiri kiri kanan kanan kiri kiri kiri kiri kiri kiri kiri kiri kiri kiri kiri kiri kiri kiri kiri kiri kanan kiri kiri kanan

1/1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Reliability Warnings The space saver method is used. That is, the covariance matrix is not calculated or used in the analysis. Case Processing Summary N % Valid 50 100.0 Excludeda 0 .0 Total 50 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Cases

Reliability Statistics Cronbach's Alpha .743

N of Items 21 Item-Total Statistics

item1 item2 item3 item4 item5 item6 item7 item8 item9 item10 item11 item12 item13 item14 item15 item16 item17 item18 item19 item20 item21

Scale Mean if Item Deleted 11.74 12.26 12.08 12.00 12.12 12.08 12.42 11.90 12.42 11.76 11.74 12.50 11.84 12.18 11.50 12.06 11.68 12.14 11.96 11.88 12.14

Scale Variance if Item Deleted 40.074 41.543 39.300 40.612 40.475 39.218 41.922 39.602 42.249 38.635 39.258 43.194 37.566 38.191 40.051 41.772 43.528 42.041 40.611 38.557 41.184

Corrected Item-Total Correlation .315 .200 .400 .465 .340 .465 .373 .330 .240 .261 .310 .137 .462 .497 .304 .172 .028 .241 .221 .433 .190

Cronbach's Alpha if Item Deleted .732 .740 .725 .726 .730 .721 .733 .731 .738 .741 .733 .742 .718 .717 .733 .742 .748 .737 .740 .722 .742

Scale Statistics Mean 12.62

Variance 44.036

Std. Deviation 6.636

N of Items 21

Page 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Explore gender Case Processing Summary

Valid SKOR

gender pria wanita

N 25 25

Percent 100.0% 100.0%

N

Cases Missing Percent 0 .0% 0 .0%

Total N 25 25

Percent 100.0% 100.0%

Descriptives

SKOR

gender pria

wanita

Mean 95% Confidence Interval for Mean 5% Trimmed Mean Median Variance Std. Deviation Minimum Maximum Range Interquartile Range Skewness Kurtosis Mean 95% Confidence Interval for Mean

Statistic 10.84 8.03

Lower Bound Upper Bound

Std. Error 1.362

13.65 10.43 11.00 46.390 6.811 0 30 30 10.50 .803 1.124 14.40 11.89

Lower Bound Upper Bound

.464 .902 1.215

16.91

5% Trimmed Mean Median Variance Std. Deviation Minimum Maximum Range Interquartile Range Skewness Kurtosis

14.29 13.00 36.917 6.076 3 28 25 6.50 .268 .077

.464 .902

Test of Homogeneity of Variance

SKOR

Based on Mean Based on Median Based on Median and with adjusted df Based on trimmed mean

Levene Statistic .542 .636

df1 1 1

df2 48 48

Sig. .465 .429

.636

1

47.812

.429

.591

1

48

.446

Page 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

NPar Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

N Normal Parametersa,b Most Extreme Differences

Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative

Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.

SKOR 50 12.62 6.636 .105 .105 -.083 .744 .637

b. Calculated from data.

Page 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

T-Test Group Statistics

SKOR

gender pria wanita

N

Mean 10.84 14.40

25 25

Std. Deviation 6.811 6.076

Std. Error Mean 1.362 1.215

Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances

F SKOR

Equal variances assumed Equal variances not assumed

Sig. .542

.465

t-test for Equality of Means

t

df

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper

-1.950

48

.057

-3.56

1.825

-7.230

.110

-1.950

47.387

.057

-3.56

1.825

-7.232

.112

Page 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Regression Variables Entered/Removedb Variables Variables Entered Removed Lesi, a . gender a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Skor

Model 1

Method Enter

Model Summary Adjusted R Square Model R R Square 1 .363a .132 .095 a. Predictors: (Constant), Lesi, gender

Std. Error of the Estimate 6.314

ANOVAb Sum of Squares Regression 284.009 Residual 1873.771 Total 2157.780 a. Predictors: (Constant), Lesi, gender b. Dependent Variable: Skor

Model 1

df 2 47 49

Mean Square 142.005 39.867

F 3.562

Sig. .036a

t

Sig. .809 .093 .082

Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model B Std. Error 1 (Constant) 1.093 4.486 gender 3.096 1.805 Lesi 3.867 2.179 a. Dependent Variable: Skor

Standardized Coefficients Beta .236 .244

.244 1.715 1.775

Page 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI