PERILAKU ANTISOSIAL REMAJA DI SMA SWASTA RAKSANA MEDAN

Download Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perilaku antisosial dan faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku antisosial pada remaja S...

0 downloads 276 Views 121KB Size
PERILAKU ANTISOSIAL REMAJA DI SMA SWASTA RAKSANA MEDAN Dewi S Simanullang* Wardiyah Daulay** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan **Dosen Departemen Jiwa dan Komunitas Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara Phone: 085288699462 E-mail: [email protected] Abstrak Remaja yang mengalami masa peralihan dari satu tahap perkembangan ke perkembangan berikutnya secara berkesinambungan banyak mengalami masalah, seperti tidak tercapainya tugas perkembangan atau masalah dalam keluarga yang berdampak pada timbulnya perilaku antisosial. Dampaknya adalah mengabaikan norma dan konvensi sosial, impulsif, gagal membina komitmen interpersonal dan pekerjaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perilaku antisosial dan faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku antisosial pada remaja SMA Swasta Raksana Medan serta mengetahui faktor yang mempengaruhi perilaku antisosial yang paling dominan. Desain penelitian adalah deskriptif komparatif. Pengambilan sample dengan menggunakan total sampling. Sample sebanyak 22 orang. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuisoner perilaku antisosial dan faktor-faktor yang mempengaruhinya pada remaja yang meliputi data demografi dan pernyataan terkait perilaku antisosial dan faktor-faktor yang mempengaruhinya pada remaja. Kemudian data diolah dengan menggunakan analisa deskriptif untuk menentukan distribusi frekuensi dan persentasi serta analisis regresi linear ganda untuk faktor dominan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang paling dominan mempengaruhi perilaku antisosial adalah proses keluarga dengan nilai b = 0,667. Institusi pendidikan/sekolah agar lebih mengenal siswanya dengan memberikan perhatian yang sama ke seluruh siswa, memberikan teguran yang tegas apabila muncul kenakalan di sekolah serta mengaktifkan bimbingan dan penyuluhan bagi siswa.

Kata kunci : Perilaku, Antisosial, Remaja PENDAHULUAN Masa remaja dikenal sebagai masa yang penuh kesukaran. Bukan saja kesukaran bagi individu yang bersangkutan, tetapi juga bagi orangtuanya, masyarakat bahkan seringkali pada aparat keamanan. Hal ini disebabkan masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Remaja pada masa perkembangannya harus memenuhi tugastugas perkembangan. Namun tidak semua remaja dapat memenuhi tugas-tugas tersebut dengan baik. Banyak masalah yang dialami remaja dalam memenuhi tugas-tugas tersebut (Hurlock, 2000) Salah satu wujud dari masalah-masalah tersebut adalah apa yang kemudian dikenal sebagai perilaku antisosial. Perilaku antisosial adalah gangguan penyesuaian diri terhadap lingkungan

sosial yang disebabkan oleh lemahnya kontrol diri. Merupakan kasus yang paling banyak terjadi pada anak-anak dan remaja. Gangguan perilaku antisosial, angka prevalensinya 3% pada laki-laki dan <1% pada perempuan. Penelitian Kristiyarini (2000) dengan sampel 152 remaja, memperoleh hasil penderita antisosial sebanyak 29 orang (19.07%), peneliti menyatakan bahwa angka prevalensi perilaku antisosial ini berada di urutan ke tiga dari semua gangguan perilaku. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) angka kejadian perilaku antisosial di Indonesia ada 193.155 kasus. Hasil penelitian Baskoro (2010) menyatakan distribusi perilaku antisosial sebagai berikut, dari jumlah total responden 37 responden yang terdiri dari 18 responden laki-laki dan 19 responden perempuan, didapatkan bahwa dari 18 responden laki-laki yang 1

mengalami gangguan perilaku antisosial adalah sebanyak 15 responden (40,5%). Sedangkan pada 19 responden perempuan yang mengalami gangguan perilaku antisosial adalah sebanyak 9 responden (24,3%). Gambaran betapa banyaknya masalah yang dialami remaja masa kini yang berdampak timbulnya perilaku antisosial. Faktor lain yang dapat menimbulkan perilaku antisosial juga dapat disebabkan oleh kondisi keluarga yang tidak harmonis, ketidakkonsistenan dalam pengasuhan anak, orangtua yang terlalu permisif dan kurang memperhatikan perilaku anak yang tidak benar, orangtua yang tidak menunjukkan kasih sayang, pendidikan yang didapat kurang memadai. Peneliti melakukan wawancara pada guru bimbingan konseling di sekolah ini, didapatkan keterangan bahwa tingkat kenakalan remaja di sekolah ini memang tinggi. Rata – rata siswa yang nakal ditiap kelas 5-10 orang. Mulai dari bolos pada jam pelajaran, melawan guru, menyontek, tawuran, melakukan perjudian di kantin sekolah, merokok, tidak mengerjakan pekerjaan rumah, geng motor dan masih banyak lagi.Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti berkeinginan untuk melakukan penelitian tentang perilaku antisosial dan faktor–faktor yang mempengaruhinya pada remaja di SMA Swasta Raksana Medan. Faktor- faktor yang mempengaruhi perilaku antisosial terkait dengan kecenderungan kenakalan remaja adalah faktor tidak tercapainya identitas peran yaitu menggabungkan motivasi, nilainilai, kemampuan dan gaya yang dimiliki remaja dengan peran yang dituntut dari remaja. Faktor kontrol diri yang tidak kuat, faktor usia biasanya terjadi pada 1617 tahun, faktor jenis kelamin yang kebanyakan dialami oleh laki-laki, faktor harapan terhadap pendidikan dan nilainilai di sekolah rendah, faktor proses keluarga biasanya karena kurangnya dukungan keluarga seperti kurangnya perhatian orangtua terhadap aktivitas anak, kurangnya penerapan disiplin yang efektif dapat menjadi pemicu timbulnya

kenakalan remaja. Faktor pengaruh teman sebaya memberi pengaruh pada sikap, pembicaraan, minat maupun tingkah laku, remaja biasanya akan selalu berusaha memenuhi aturan-aturan kelompok agar tetap dapat diterima di kelompok sebayanya. Faktor kelas sosial ekonomi yang rendah serta faktor kualitas lingkungan tempat tinggal rendah yang ditandai dengan tingkat kriminalitas yang tinggi. (Sumiati dkk, 2009) Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi perilaku antisosial pada remaja SMA Swasta Raksana Medan, mengidentifikasi faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku antisosial pada remaja SMA Swasta Raksana Medan, menganalisa faktor mana yang paling dominan dari semua faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku antisosial pada ramaja SMA Swasta Raksana Medan. METODE Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif komparatif dengan jumlah responden sebanyak 22 siswa yang berperilaku antisosial yang diperoleh setelah melakukan identifikasi perilaku antisosial pada 112 siswa yang dipilih secara acak dari populasi sebanyak 951 siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling. Pengolahan data untuk faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku antisosial pada remaja SMA disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan persentase dalam bentuk tabel sedangkan untuk mengetahui faktor dominan penyebab perilaku antisosial, metode statistik yang digunakan adalah regresi linear ganda dengan metode backward. Memakai program komputerisasi yaitu memasukkan semua variabel kedalam model, tetapi kemudian satu persatu variabel independen di keluarkan dari model berdasarkan kriteria kemaknaan statistik tertentu.

2

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil 1. Karakteristik responden Tabel 1. Distribusi frekuensi karakteristik siswa dengan perilaku antisosial Data Demografi Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Agama Islam Kristen protestan Khatolik Hindu Budha Suku Batak Jawa Melayu Minang Lain-lain Kelas X XI IPA XI IPS Usia 16 tahun (Remaja Pertengahan) 17 tahun (Remaja akhir) (Mean= 16,5 ; SD= 0,51)

Frekuensi

Persentase (%)

15 7

68,2 31,8

7 9

31,8 40,9

1 3 2

4,5 13,6 9,1

10 3 2 1 6

45,5 13,6 9,1 4,5 27,3

6 5 11

27,3 22,7 50

12

54,5

10

45,5

Tabel 2. Distribusi frekuensi berdasarkan perilaku siswa Perilaku Siswa Berperilaku antisosial Tidak berperilaku antisosial

Frekuensi 22

Persentase (%) 19,6

90

80,4

Jumlah responden yang tergolong berperilaku antisosial dalam penelitian ini adalah 22 orang. Adapun karakteristik responden yang akan dipaparkan mencakup jenis kelamin, umur, agama, suku, dan kelas. Dari data yang diperoleh bahwa usia siswa yang paling muda yaitu 16 tahun dan yang paling tua 17 tahun dengan nilai mean 16,5. Mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 15 orang (68,2 %). Jumlah agama Kristen protestan lebih banyak dari yang lainnya yaitu 9 orang (40,9 %) dan agama Islam di urutan ke dua yaitu 7 orang (31,8 %). Suku yang paling banyak adalah suku batak dengan jumlah 10 orang (45,5 %) dan mayoritas berasal dari kelas XI IPS sebanyak 11 orang (50 %). 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku antisosial pada remaja di SMA Swasta Raksana Medan Tabel 3. Distribusi Frekuensi Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Antisosial Pada Remaja No. 1. 2. 3. 4. 5.

Faktor-Faktor Persentase(%) Proses Keluarga 40,25 Lingkungan 38,68 Ekonomi 37 Kontrol diri 35,2 Harapan 34,67 terhadap sekolah 6. Identitas 32,5 7. Pengaruh teman 32,25 sebaya Faktor –faktor yang mempengaruhi perilaku antisosial pada remaja di SMA Swasta Raksana Medan ada 9 faktor. Faktor usia dan jenis kelamin ada di data demografi dan 7 faktor yang diteliti adalah, identitas, kontrol diri, harapan terhadap pendidikan dan nilai-nilai di sekolah, proses keluarga, pengaruh teman sebaya, kelas sosial ekonomi, kualitas lingkungan sekitar tempat tinggal. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa yang paling banyak mempengaruhi perilaku antisosial pada remaja di SMA Swasta Raksana Medan adalah faktor proses keluarga yaitu sebanyak 40,25% 3

siswa remaja memilih melalui pernyataan faktor tersebut. 3. Faktor Dominan Yang Mempengaruhi Perilaku Antisosial Pada Remaja Di SMA Swasta Raksana Medan Tabel 4. Hasil uji regresi linear ganda dengan metode ( Backward ) tentang Perilaku Antisosial Dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhinya Mode B P value (sig) Proses 0,667 0,685 Keluarga Persamaan regresi: Y = a + bX Y = 0,167 + 0,667X Dari hasil uji regresi, hasil interpretasinya adalah faktor proses keluarga memiliki kontribusi 0,667 kali mempengaruhi perilaku antisosial. Faktor ini sekaligus menjadi faktor yang paling dominan mempengaruhi perilaku antisosial pada remaja di SMA Swasta Raksana Medan. Pembahasan Dari 112 Remaja di SMA Swasta Raksana Medan, yang berperilaku antisosial 22 orang (19,6 %) dan yang tidak berperilaku antisosial 90 orang (80,4 %). Penelitian Baskoro (2010) menyatakan bahwa dari jumlah total 37 responden, diperoleh sebanyak 23 responden mengalami perilaku antisosial. Faktor proses keluarga adalah faktor yang paling dominan yang mempengaruhi perilaku antisosial pada remaja. Proses keluarga mencakup dukungan keluarga, penerapan disiplin yang efektif, sikap orangtua, pola asuh anak yang diterapkan, peran orangtua serta konflik dalam keluarga Hasil ini sesuai dengan penelitian Yudriansyah (2010) yang menyimpulkan bahwa pola asuh orang tua sangat mempengaruhi bagaimana kelak anak berperilaku. Faktor proses keluarga ini juga diperjelas dari hasil penelitian Dianita (2009), menyimpulkan bahwa persepsi pola asuh orang tua otoriter berpengaruh cukup besar pada perilaku

antisosial, pola asuh demokratis memiliki pengaruh negatif, persepsi pola asuh permisif orang tua cukup mempengaruhi perilaku antisosial anak. Melihat hal ini berarti persepsi pola asuh orang tua memberikan sumbangan yang besar terhadap perilaku antisosial pada remaja. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya (Suprajitno, 2004). Situasi keluarga yang memungkinkan timbulnya perilaku antisosial pada anak diantaranya adalah disharmoni dalam keluarga dan rumah tangga berantakan. Rumah tangga yang berantakan disebabkan oleh kematian ibu atau bapak, perceraian diantara mereka, hidup terpisah, poligami, ketidak cocokan dan sering konflik, merupakan sumber munculnya perilaku antisosial pada anak. Selain itu anak yang tidak dibiasakan dengan disiplin dan kontrol diri yang baik dirumah sesuai dengan norma-norma yang ada dalam kehidupan masyarakat maupun norma-norma agama. Hal ini disebabkan karena ibu atau bapak atau keduanya tidak dapat menjalani fungsinya dengan baik bagi pendidikan anak. Pola kriminal orang tua juga dapat menyebabkan perilaku antisosial pada anak. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan penelitian kesimpulan yang dapat diambil adalah faktor dominan yang mempengaruhi perilaku antisosial pada remaja Di SMA Swasta Raksana Medan adalah proses keluarga. Saran yang bisa diberikan dalam menindaklanjuti hasil penelitian ini adalah: perlu diberikan penekanan materi tentang faktor-faktor perilaku antisosial pada remaja, para guru juga harus mengenali faktor perilaku antisosial pada siswa remaja. DAFTAR PUSTAKA Hurlock, E. B. (2000). Psikologi PerkembanganSuatu Pendekatan Sepanjang Rentang 4

Kehidupan. (Edisi 5). Jakarta: Erlangga Sumiati dkk. (2009). Kesehatan Jiwa Remaja Dan Konseling. Jakarta : Trans Info Media . Badan Pusat Statistik (2010). Data_SP2010_menurut_kelompo k_umur . http://www.bps.go.id/download_f ile/Data_SP2010_menurut_kelom pok_umur.pdf Kristiyarini, E. (2000). Kecenderungan gangguan kepribadian pada remaja dan dewasa awal di desa Sedeng Pacitan. September 03, 2011. http://www.itb.ac.id/gdl.php 2000-evi-5658-remaja Baskoro, P. (2010). Hubungan antara depresi dengan perilaku antisosial pada remaja di sekolah. Agustus 27, 2011. http://www.undip.ac.id/Departm ent of Medicine" and Year is 2010 Yudriansyah. (2010) . Hubungan Antara Pola Asuh Permisif dengan Perilaku Antisosial Remaja di kecamatan Bekasi Selatan. Juni 23, 2012. http://library.gunadarma.ac.id/re pository/view/1899/hubunganantara-pola-asuh-permisif dengan-perilaku-antisosialremaja.html/ Dianita. (2009). Pengaruh Persepsi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perilaku Antisosial Pada Remaja. Juli 01, 2012. http://alumni.unair.ac.id=Psikolo gi Suprajitno (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga Aplikasi dalam Praktik. EGC: Jakarta

5