PERJOKIAN SKRIPSI DIKALANGAN MAHASISWA DI PACITAN

Download 16 Jun 2015 ... Perjokian skripsi tersebut terjadi karena ada penawaran dan permintaan di pasar , yaitu ada joki skripsi ... skripsi yang te...

0 downloads 380 Views 198KB Size
PERJOKIAN SKRIPSI DIKALANGAN MAHASISWA DI PACITAN Disusun Oleh : Makita Cindiana (071114007) 16 Juni 2015 ABSTRAK Penelitian yang dilakukan di Pacitan ini ingin mengungkap tentang perjokian skripsi antara mahasiswa dengan joki skripsi. Dalam mengerjakan skripsi terdapat beberapa mahasiswa yang mengalami kesulitan untuk menyelesaikan skripsi tersebut. Hal ini yang melatarbelakangi mahasiswa tersebut mengambil jalan pintas yaitu menggunakan joki skripsi. Penelitian ini menggunakan teori Pilihan Rasional James S. Coleman yang mana implikasi dari rasionalitas perjokian skripsi antara mahasiswa dan joki skripsi dalam rangka mencapai tujuan dengan memanfaatkan sumber daya. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif deskripstif dengan strategi studi kasus yang mana melakukan wawancara mendalam terhadap 2 mahasiswa dan 4 joki skripsi yang ada di Pacitan dengan cara teknik Snowball. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diketahui dengan melakukan perjokian skripsi, mahasiswa dapat menyelesaikan kripsi dengan efektif dan efisien. Sedangkan joki skripsi melakukan perjokian skripsi berawal dari permintaan temannya untuk membantu mengerjakan skripsi. Tujuan awalnya memang karena merasa kasihan akan tetapi karena dirasa mendatangkan keuntungan financial dan keuntungn pengembangan ilmu pengetahuan maka dilakukan beberapa kali oleh joki skripsi. Perjokian skripsi yang dilakukan oleh mahasiswa dan joki tersebut melihat sumber daya yang dimilikinya dan memanfaatkan seperti waktu, informasi, kondisi dan prestise. Keyword: Mahasiswa, Joki Skripsi, Pilihan Rasional, Sumber Daya, Aktor ABSTRACK Research conducted in Pacitan is want to uncover about a thesis which made by other person between students with jockey a thesis.In working on a thesis there are some college students who experienced obstacles and difficulties to resolve the thesis. It is given for this students were taking a shortcut that is using jockey a thesis. This research using the theory of rational choice James S. Coleman which implications of rationality cheating beetwen students and jockey a thesis on working thesis in achieving the purposes and advantage by utilizing resources. Used in this research strategies deskripstif qualitative approach to the cases where do the interview depth of 2 students and 4 jockey a thesis on Pacitan by way of snowball.Based on the results of research conducted known by doing perjokian thesis, hence thesis can be solved with effective and efficient.While jockeys do cheating started from demand his friend to help working on a thesis.Because deemed profitable then done several times both by jockey thesis. Cheating performed by a student and the jockeys see and using resources file as time the information condition and prestige. Keyword: college students, jockey a thesis, rational choice, resources, actor

1

1.

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Pencapaian paling tinggi sebagai mahasiswa yang mengambil studi S1 yaitu dapat

menghasilkan sebuah karya tulis ilmiah yaitu skripsi mengenai bidang kajian ilmu yang diambilnya. Pernyataan tersebut berdasarkan keputusan yang Kemendiknas mengeluarkan Surat Edaran bernomor 152/E/T/2012 kepada seluruh Perguruan Tinggi di Indonesia baik Negeri maupun Swasta yang berisikan kewajiban menulis karya tulis ilmiah yang dimuat dalam jurnal ilmiah sebagai suatu syarat kelulusan mahasiswa S1, S2 dan S3. Skripsi itu adalah karangan ilmiah yang. Akan tetapi dalam penyelesaian skripsi tersebut ternyata ditemui berbagai kecurangan seperti plagiat dan membeli skripsi. Perjokian skripsi tersebut terjadi karena ada penawaran dan permintaan di pasar, yaitu ada joki skripsi dan mahasiswa yang keduanya memiliki sumber daya yang dapat digunakan untuk memenuhi kepentingan mereka berdasarkan akal dan nalar mereka. Mereka beranggapan memiliki sumberdaya yang bisa dimanfaatkan untuk memperoleh keuntungan. Perjokian skripsi telah lama menjadi topik pemberitaan dari beberapa media koran elektronik seperti Kompasiana.com. Berdasarkan pemberitaan dalam artikel yang ditulis oleh Esme Fadliha diketahui realitas bahwa pada salah satu perguruan tinggi di Rawangmangun diketahui adanya kegiatan perjokian skripsi. Perjokian skripsi yang terjadi di perguruan tinggi tersebut terdapat beberapa model pelayanan joki skripsi yaitu salah satunya manipulasi data untuk skripsi kuantitatif. Hanya Rp.350.000,- untuk pengolahan data tingkat S1, dan Rp.500.000,- untuk S2. Dari kegiatan perjokian skripsi tersebut setidaknya para joki skripsi setiap bulannya memperoleh keuntungan Rp. 3.000.000 pada saat musim padat skripsi. Kegiatan perjokian skripsi tersebut terjadi yaitu antara bulan Mei-Agustus. Data ini diperoleh dari penelurusuran Tim Kompasiana yang diketuai oleh Esme Fadliha pada 24 Februari 2011 di sekitar Universitas UI. Joki skripsi 2

sebagai pembuat skripsi memiliki koneksi dan hubungan dengan mahasiswa sehingga pemasarannya terus berkembang dari tahun ke tahun. Hingga saat ini kegiatan perjokian tersebut masih “eksis” dan menjadi “tren” dikalangan mahasiswa tersebut ketika semester akhir untuk pembuatan skripsi. Berangkat dari latar belakang tersebut peniliti ingin mengetahui bagaimana mahasiswa di Pacitan memutuskan memilih untuk menggunakan jasa joki skripsi, bagaimana joki skripsi di Pacitan memutuskan untuk memilih bekerja sebagai joki, dan bagaimana mekanisme perjokian skripsi yang terjadi dikalangan mahasiswa dan joki skripsi di Pacitan mulai dari alasan, motivasi, awal saling mengenal, proses, koneksi, interaksi, dan strategi pemasaran dari joki skripsi dan mahasiswa tersebut. Diharapkan dalam penilitian ini akan memberikan deskripsi tentang perjokian skripsi di Pacitan secara sosiologis dari sudut pandang pelaku perjokian skripsi dan bukan dipandang sebagai kegiatan yang salah atau benar. 1.2

Fokus Penelitian 1. Bagaimana mahasiswa tersebut memutuskan memilih untuk menggunakan jasa joki skripsi? 2. Bagaimanakah joki skripsi tersebut memutuskan untuk memilih bekerja sebagai joki? 3. Bagaimanakah mekanisme perjokian skripsi yang terjadi dikalangan mahasiswa dan joki skripsi di Pacitan?

1.3

Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini yaitu : a. Untuk mengetahui bagaimana keputusan mahasiswa sehingga memilih untuk melakukan tindakan untuk menggunakan jasa joki skripsi tersebut. b. Untuk mengetahui bagaimana latar belakang joki skripsi tersebut memutuskan untuk memilih pekerjaan sebagai joki skripsi. 3

c. Untuk mengetahui mekanisme perjokian skripsi yang terjadi antara joki dengan mahasiswa. 1.4

Manfaat Penelitian a. Manfaat Akademis, 1. Bermanfaat untuk pengembangan keilmuan Sosiologi di bidang pendidikan perguruan tinggi berkaitan dengan bagaimana perilaku mahasiswa yang dalam pembuatan skripsi b. Manfaat Praktis, 1. Untuk menunbuhkan kesadaran sosial akan pentingnya menghasilkan skripsi yang berkualitas dan merupakan hasil karya sendiri di kalangan mahasiswa di Pacitan. 2. Perguruan tinggi yang yang ada di Pacitan lebih memperhatikan permasalahan masalah pembuatan skripsi yang mana selama ini telah terjadi penyimpangan dalam pembuatannya di kalangan mahasiswanya. 3. Bagi pemerintah untuk membuat kebijakan dan peraturan tentang pembuatan skripsi dan memberikan sosialisasi peraturan tersebut kepada perguruan tinggi swasta di kota kecil melalui Dinas Pendidikan di Pacitan tersebut.

2.

KERANGKA TEORI 2.1

Konseptualisasi Teori Pilihan Rasional James S. Coleman Dalam perjalanan terbentuknya pemikitan teori pilihan rasional James S. Coleman,

dari beberapa tokoh sosiologi sebelumnya telah membahas masalah tindakan rasional seseorang. Meskipun dalam pengkonseptualnya berbeda akan tetapi sama-sama menggunakan pemikiran rasional. Perkembangan teori pilihan rasional sebelumnya sudah dibahas dalam teori tindakan dari Max Weber. Weber memisahkan empat tindakan sosial di dalam sosiologinya yang salah satunya yaitu tindakan zweck rational yaitu tindakan yang sosial yang melandaskan diri kepada pertimbangan-pertimbangan manusia yang 4

rasional ketika menanggapi lingkungan eksternalnya. Dengan kata lain, zweck rational adalah suatu tindakan sosial yang ditujukan untuk mencapai tujuan semaksimal mungkin dengan menggunakan dana serta daya seminimal mungkin. Weber menjelaskan bahwa tindakan rasional seseorang berdasarkan pertimbangan nilai-nilai untung rugi apa yang nantinya akan diperoleh oleh seseorang tersebut. Penejelasan weber tersebut hanya sebatas menggambarkan alasan seseorang bertindak yang akan mempengaruhi pola-pola perilaku seseorang dan struktur di masyarakat. Sebenarnya perkembangan teori pilihan rasional bermula dari pemikiran Debra Friedman dan Michael Hecker (1988) telah mengumpulkan apa yang mereka lukiskan sebagai model “kerangka” teori pilihan rasional (Ritzer, 2012:709). Fokus di dalam teori pilihan rasional adalah para aktor yang mempunyai tujuan, atau mempunyai intensionalitas. Yakni, para aktor mepunyai tujuan-tujuan yang dituju tindakan-tindakan mereka. Para aktor juga dilihat mempunyai pilihan-pilihan (atau nilai-nilai, kegunaankegunaan). Teori pilihan rasional tidak berkenaan dengan apa pilihan-pilihan itu, atau sumber-sumbernya, yang terpenting adalah fakta bahwa tindakan dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan yang konsisten dengan hierarki pilihan serorang aktor. Meskipun teori pilihan rasional bermula dengan maksud-maksud atau tujuantujuan sang aktor, pilihan itu harus memperhitungkan setidaknya dua pembatas utama pada tindakan itu, yaitu yang pertama adalah kelangkaan sumber daya. Para aktor mempunyai sumber-sumber daya yang berbeda dan juga akses yang berbeda kepada sumber-sumber daya lainnya. Bagi orang-orang yang mempunyai sumber daya, pencapaian tujuan-tujuan mungkin agak mudah akan tetapi, bagi orang yang memliki sedikit, pncapaian tujuan mungkin sulit atau mustahil. D. Friedman dan Hechter menjelaskan tentang kelangkaan sumber daya ada ide mengenai biaya kesempatan (Ritzer, 2012:709-710). Dalam mengejar tujuan tertentu, para aktor harus mengawasi 5

biaya untuk membatalkan tindakan mereka yang paling menarik selanjutnya. Seorang aktor mungkin memilih untuk tidak mengejar tujuan yang bernilai paling tinggi jika sumber-sumber dayanya dapat diabaikan, jika kesempatan tujuan itu kecil, dan jika dalam usaha mencapai tujuan itu dia membahayakan kesempatannya untuk mencapai tujuan selanjutnya yang paling bernilai. Sumber kedua pembatas pada tindakan individu adalah lembaga-lembaga sosial seperti yang diajukan D. Friedman dan Hechter suatu kehendak seorang individu secara khas akan menemukan tindakan-tindakannya yang sejak lahir hingga kematian diperiksa oleh aturan-aturan keluarga dan sekolah, hukum-hukum dan ordinansi-ordinansi, kebijakan-kebijakan perusahaan, gereja, sinagog, dan masjid, dan rumah sakit dan kamarkamar mayat (Ritzer, 2012:712-713). Dengan membatasi sekumpulan rngkaian tindakan yang mungkin tersedia bagi para individu, aturan-aturan permainan yang dapat dipaksakan-termasuk norma-norma, hukum-hukum, agenda-agenda, dan aturan-aturan pengumutan suara-secara sistemik mempengaruhi hasil-hasil sosial. Teori pilihan rasional telah menjadi salah satu teori “panas” di dalam sosiologi kontemporer, yaitu James S. Coleman . Pada tahun 1989 Coleman mendirikan suatu jurnal, Rationality and Society, yang dibaktikan untuk penyamaian karya dari suatu perspektif pilihan rasional. Selain itu pada tahun 1990b Coleman juga menerbitkan sebuah buku yang sangat berpengaruh yaitu Foundation of Social Theory, yang didasarkan pada perpsepktif tersebut. Coleman berargumen bahwa sosiologi harus berfokus pada sistem-sistem sosial tetapi fenomena makro demikian harus dijelaskan dengan faktor-faktor yang internal bagi mereka, para individu secara prototipikal. Fokus perspektif Coleman yaitu pada individu, dimana pada level individu ini data dapat diperoleh dan merupakan tempat dibuatnya “intervensi-intervensi” untuk mencapai perubahan sosial. 6

Orientasi pilihan rasional Coleman dalam ide dasarnya bahwa “orang-orang bertindak secara sengaja ke arah suatu tujuan, dengan tujuan itu (dan dengan tindakantindakan itu) dibentuk oleh nilai-nilai atau pilihan-pilihan” (Ritzer, 2012:759). Pemikiran lebih lanjut dari Coleman yaitu suatu konseptualisasi yang seksama mengenai aktor rasional yang berasal dari ekonomi, konseptualisasi yang melihat para aktor memilih tindakan-tindakan yang akan memaksimalkan manfaat, atau pemuasan kebutuhankebutuhan dan keinginan-keinginan mereka. Ada dua unsur utama di dalam teorinya yaitu para aktor dan sumber-sumber daya. Sumber-sumber daya adalah hal-hal yang dikendalikan oleh para aktor dan mereka berkepentingan padanya. Karena orientasi Coleman kepada tindakan rasional individual, itu berarti bahwa fokus Coleman dari segi isu makro-mikro adalah pertautan makro kemikro, atau bagaimana kombinasi tindakan-tindakan individual menghasilkan perilaku sistem (Ritzer,2012:762). Mengingat kedua unsur ini, Coleman merinci bagaimana interaksi mereka mengarah ke tingkat system, masing-masing memiliki kontrol atas sumber daya yang memiliki kepentingan terhadap yang lain. Suatu sistem tindakan struktur ini, bersama-sama dengan fakta bahwa para aktor memiliki tujuan memaksimalkan realisasi kepentingannya yang memberikan kebebasan, atau karakter sistemik kepada tindakan mereka.. Mengingat orientasinya pada tindakan rasional individu, ini terdapat bahwa fokus Coleman dalam hal masalah mikro-makro adalah keterkaitan mikro ke makro, atau bagaimana kombinasi tindakan individu menimbulkan perilaku sistem tersebut. Sementara dia menyelaraskan prioritas kepada issue ini. Coleman di sini juga tertarik dalam hubungan makro ke mikro, atau bagaimana sistem membatasi orientasi pelaku tersebut. Akhirnya, ia menunjukkan dengan jelas minat pada aspek hubungan mikro-mikro itu, atau dampak dari tindakan individu terhadap tindakan individu lain. 7

2.2

Teori Pilihan Rasional Dalam Perjokian Skripsi Fokus di dalam teori pilihan rasional adalah para aktor yang mempunyai tujuan,

atau mempunyai intensionalitas. Yakni, para aktor mepunyai tujuan-tujuan yang dituju tindakan-tindakan mereka. Para aktor juga dilihat mempunyai pilihan-pilihan (atau nilainilai, kegunaan-kegunaan). Karena adanya permintaan atau kebutuhan akan layanan ini,makan bisnis layanan bimbingan skripsi atau perjokian skripsi ada dimana-mana. Dari berbagai cara yang dapat dilakukan untuk membuat skripsi Mereka merasa perbuatan dalam pembuatan skripsi menggunakan joki skripsi bukanlah suatu hal yang di pandang salah atau benar tetapi dipandang sebagai hal yang menguntungkan. Begitupula dari si joki yang menganggap bahwa pekerjaan tersebut memiliki nilai pasar yang tinggi karena adanya permintaan dari mahasiswa untuk membuatkan skripsi. Para joki skripsi tersebut memiliki kemampuan dan pengetahuan yang menurut mereka bisa dimanfaatkan dan dipergunakan untuk memperoleh keuntungan. Dari fenomena perjokian skripsi tersebut dapat diketahui dengan konsep “Rasionalitas”, yaitu perbuatan seseorang yang didasari oleh akal pikiran yang dianggap “masuk akal” dan dapat “dinalar”. Kaitannya dengan mekanisme hubungannya pun mereka pada joki dan mahasiswa juga di dasarkan atas pemikiran rasional, yaitu joki skripsi tidak asal menerima mahasiswa yang akan dibuatkan skripsinya. Mereka mempertimbangkan tingkat kesulitan pembuatan skripsi, harga, dan waktunya. Bagi joki profesional dia akan mudah untuk memilih pelangganya, akan tetapi bagi joki yang masih baru akan memilih-milih mahasiswa yang ingin hasil skripsinya tidak terlalu baik dan seadanya saja. Begitu juga sebaliknya dari pihak mahasiswa memilih joki juga atas pertimbangan rasional, jika mereka adalah mahasiswa pintar yang menginginkan hasil skripsinya berkualitas maka mereka akan memilih joki profesional yang pengalamannya sudah banyak dalam 8

menghasilkan skripsi yang baik. Sedangkan mahasiswa yang hanya menginginkan segera lulus mereka memilih joki mana saja yang bisa menghasilkan skripsi cepat. 3.

METODE PENELITIAN Fokus permasalahan dalam penilitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana keputusan mahasiswa memilih menggunakan joki skripsi, bagaimana joki skripsi memilih pekerjaan sebagai joki skripsi dan bagaimana mekanisme perjokian skripsi yang terjadi di Pacitan jika dijelasakan dengan teori rasional choice. Berdasarkan fokus permasalahan tersebut peneliti menggunakan paradigma perilaku sosial, dimana perhatian utama pengamat tertuju pada perilaku individu dari para mahasiswa dan joki skripsi tersebut melakukan perjokian skripsi. Penelitian ini menggunakan paradigma perilaku sosial yang mana manusia mempunyai bagian dalam menentukan tindakannya yang berhubungan dengan lingkungan dan kepentingan-kepentingan dibalik tindakan perjokian tersebut dan bagaimana proses perjokian yang terjadi. Tindakan perjokian skripsi yang dilakukan olah mahasiswa dan joki tersebut dipengaruhi oleh faktor lingkungan sekitar yangmana mahasiswa melakukan tindakan tersebut karena pengaruh lingkungan dan bahkan akan mempengaruhi mahasiswa yang lainnya. Pendekatan yang diginakan dalam penelitian ini akan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu pendekatan yang lebih menfokuskan mengungkap realitas lebih dalam dimana peneliti sendiri merupakan instrumen penelitian. Peneliti memilih menggunakan pendekatan

kualitatif

dimana

peneliti

merupakan

instrumen

penting

dalam

mengumpulkan data dari para informan baik dari observasi maupun wawancara mendalam. Hal ini karena peneliti menganggap dirinya dapat mendekati sudut pandang pelaku melalui wawancara dan observasi terinci (Denzim&Lincoln, 2009).

9

Tipe penelitian yang akan digunakan dalam penelitian yaitu penelitian deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran atau deskripsi tentang fenonema yang diteliti yaitu mekanisme perjokian yang dikalangan mahasiswa di Pacitan. Dalam penelitian akan menggambarkan mengenai mekanisme perjokian skripsi yang dilakukan oleh para mahasiswa dengan oki skripsi serta alasan mengapa joki skripsi memilih pekerjaan tersebut serta alasan mengapa mahasiswa memutuskan untuk menggunakan jalan pintas perjokian skripsi. Penelitian ini membahas masalah yang bersifat sensitif yaitu berkaitan dengan penyimpangan di perguruan tinggi yang mana pelaku-pelakunya melakukan kegiatan perjokian skripsi secara tersembunyi. Karena hal tersebut peneliti tidak memiliki informasi siapakah pelaku-pelaku kegiatan perjokian skripsi tersebut. Untuk itu peneliti menggunakan teknik Snowball yang mana subyek penelitian diperoleh dari informasi subyek penelitian sebelumnya yang dilakukan pada saat penelitian hingga dicapai sejumlah data yang dianggap telah cukup merepresentasikan kegiatan perjokian skripsi. Untuk mengetahui dan mendapatkan informasi yang lebih dalam dan terfokus, maka digunakan metode wawancara mendalam. Wawancara mendalam sangat relevan dan sangat menunjang untuk digunakan dalam penelitian ini, karena dengan metode ini peneliti bisa berhubungan secara langsung dengan subyek penelitian dan informan. Selain dengan menggunakan cara wawancara mendalam, informasi yang diperoleh dari data sekunder yaitu dari penelitian terdahulu, skripsi, jurnal ilmiah, berita yang dimuat baik dari media cetak ataupun media elektronik. Pada tahap pengolahan data dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan cara mengklasifikasikan dan mengkategorikan data berdasarkan beberapa tema sesuai fokus penelitiannya (Suyanto&Sutinah, 2010: 173).

10

Huberman dan Miles mengajukan model analisis data yang disebutnya sebagai model interaktif. Model interaktif ini terdiri dari tiga hal utama, yaitu: (1) reduksi data; (2) penyajian data; dan (3) penarikan kesimpulan/verifikasi. Ketiga kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang jalin-menjalin pada saat sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis data interaktif (Idrus, 2009:148). 4.

PEMBAHASAN

4.1

Keputusan Mahasiswa Memilih Melakukan Perjokian Skripsi Sebagai Pilihan Rasional Mahasiswa sebagai aktor dalam kegiatan perjokian skripsi melakukan tindakan tersebut

dalam rangka memanfaatkan fenomena perjokian skripsi di Pacitan yang memang telah ada sejak dulu. Dengan adanya fenomena tersebut secara tidak langsung mengesahkan dan menjadi nilai baru dikalangan mahasiswa di Pacitan bahwa mengerjakan skripsi saat ini tidaklah sulit karena telah ada joki skripsi. Perjokian skripsi yang dilakukan oleh mahasiswa tersebut ditinjau berdasarkan sudut pandang pilihan rasional bukan dari sudut pandang kegiatan tersebut suatu kegiatan yang salah atau benar. Perjokian skripsi yang dilakukan oleh informan tersebut merupakan kebiasaan yang terinternalisasi dari pengalaman dan pengetahuannya. Dalam penentuan joki, para mahasiswa memiliki kriteria yang didasarkan atas pilihan dan pertimbangan-pertimbangan dari rasional para mahasiswa. Seseorang yang dianggap joki skripsi tersebut tidak disahkan secara akurat dan dilegalkan karena kebanyakan yang menjadi joki merupakan orang yang berada di lingkungan mahasiswa tersebut asalkan joki tersebut memiliki kriteria yang menjadi daya tarik para mahasiswa tersebut. Daya tarik tersebut seperti memiliki kemampuan, pengalaman membuat skripsi, dan bersedia terlibat dalam pembuatan skripsi para mahasiswa tersebut. Mahasiswa mencari joki skripsi diawali dari lingkungan teman satu kampus karena memang kegiatan perjokian skripsi tersebut hal yang biasa dan telah banyak dilakukan 11

dikalangan mahasiswa. Hal ini pula yang menjadi pertimbangan dan penilaian mahasiswa memilih melakukan kegiatan perjokian skripsi karena memang telah banyak mahasiswa menggunakan joki skripsi dan resiko dari kegiatan tersebut belum ada yang terbukti dari tidak adanya sanksi atau pembatalan gelar bagi mereka yang ketahuan telah melakukan kegiatan perjokian skripsi. Tindakan perjokian skripsi yang dilakukan mahasiswa tersebut juga didorong oleh sumber daya yang dimilikinya yang mana sumber daya tersebut dapat dikontrol sendiri oleh mahasiswa tersebut dan digunakan untuk memaksimalkan keuntungan bagi dirinya. Mahasiswa melakukan kegiatan perjokian skripsi karena mengetahui sumber daya yang ada pada dirinya seperti waktu, informasi, kondisi dan persetujuan. Mahasiswa tersebut menyadari bahwa mereka memiliki keterbatsan waktu yang sangat singkat untuk mengerjakan skripsi apalagi mahasiswa tersebut juga harus bekerja sampingan. Maka dari itu mahasiswa memilih melakukan tindakan perjokian skripsi karena dapat menyelesaikan skripsinya tepat waktu, lebih cepat efektif dan efisien. Hal ini diungkapkan oleh informan T bahwa dengan adanya joki skripsi dapat menyelesaikan skripsi dan tetap bisa bekerja. Sumber daya selanjutnya yaitu kondisi mahasiswa itu sendiri yang menjadi pendorong mahasiswa melakukan kegiatan perjokian skripsi karena mahasiswa telah menyadari kondisi yang sedang dialaminya akan membawa kerugian dan dampak buruk bagi pembuatan skripisnya. Kondisi ini bisa berasal dari internal ataupun eksternal, dilihat dari kondisi internalnya yaitu minimnya pengetahuan dan keterbatasan kemampuan mahasiswa dalam menyusun skripsi seperti dalam hal statistik ataupun perhitungan. Selain itu ketidakpercayaan diri akan kemampuannya untuk mengerjakan skripsi yang mana jika dikerjakan sendiri tiba-tiba menemui kesulitan di tengah pengerjaan dan akhirnya gagal untuk menyelesaikan skripsi. Sedangkan dilihat dari kondisi eksternal yaitu dipengaruhi oleh pekerjaan, dosen, dan teman. Mahasiswa pelaku perjokian skripsi mengetahui keterbatasan kondisinya yang mana harus bekerja sehingga harus 12

membagi konsentrasi untuk bekerja dan mengerjakan skripsi, sehingga mahasiswa tersebut merasa terebani. Selai itu peran dosen pembimbing juga belum dirasakan karena selama ini dari pengalaman mahasiswa yang melakukan perjokian skripsi sebelumnya, dosen pembimbing tidak memberikan teguran dan membiarkannya saja. Dari hal tersebut mahasiswa secara turun temurun melakukan kegiatan perjokian skripsi karena pihak dosen pun memaklumi atas keterbatsan pengetahuan mahasiswanya tersebut. Kondisi teman yang juga banyak melakukan perjokian skripsi juga menjadi pendorong untuk ikut menggunakan joki skripsi pula. Teman disini menjadi pemerkuat alasan mahasiswa untuk melakukan perjokian skripsi karena merasa senasib dan sepenanggungan mengalami kesulitan mengerjakan skripsi. Informasi juga menjadi sumber daya bagi mahasiswa sehingga terdorong untuk melakukan perjokian skripsi. Hal ini tercermin dari informasi mengenai pelaku-pelaku perjokian skripsi dikalangan mahasiswa baik tentang teman yang ternyata dapat mengerjakan skripsi sampai tentang joki profesional. Selain itu informasi tentang orang yang menjadi joki skripsinya yang sebelumnya telah berpengalaman membuat skripsi yang meliputi kepandaian, kemampuan, bidang keilmuan dan tingkat pendidikannya akan menjadi pertimbangan bagi mahasiswa dalam menentukan joki skripsi. Dengan mengetahui informasi tersebut maka mahasiswa akan mendapatkan manfaat dan hasil skripsi sesuai apa yang ditargetkannya. Mahasiswa juga menyadari bahwa persetujuan dan dukungan orang tua sangatlah penting, hal ini karena orang tua lah yang nantinya memberikan uang, selain itu juga mahasiswa mengetahui bahwa orang tua juga ingin yang terbaik untuk anaknya maka apapun yang diinginkan anaknya selama itu untuk mempermudah urusan anaknya maka orangtua akan mendukung. Dari hal tersebut, mahasiswa terdorong melakukan kegiatan perjokian skripsi karena dengan dukungan orang tua berupa pembiayaan untuk membayar joki skripsi maka mahasiswa mampu membayar joki untuk mengerjakan skripsinya dan dapat selesai sesuai deadline pengumpulan skripsi. 13

4.2

Perjokian Skripsi Sebagai Pekerjaan Sampingan Berdasarkan Pilihan Rasional Dari Para Joki Skripsi Dari hasil temuan data di lapangan diketahui bahwa para joki skripsi di Pacitan

melakukan kegiatan perjokian skripsi karena adanya pengaruh dari lingkungan. Pengaruh lingkungan tersebut bisa berasal dari teman, mahasiswa atau sesama pelaku kegiatan perjokian skripsi, inilah yang mendorong mereka melakukan kegiatan perjokian skripsi tersebut. Awalnya para joki skripsi melakukan perjokian skripsi tersebut karena ketidaksengajaan membantu teman atau kenalan yang sedang kesulitan mengerjakan skripsi. Tujuan awal mereka melakukan kegiatan tersebut yaitu karena merasa kasihan dan hanya sekedar ingin membantu teman untuk segera menyelesaikan sripsinya. Akan tetapi dari hal membantu tersebut joki skripsi kemudian mendapatkan imbalan berupa sejumlah uang yang diberikan oleh mahasiswa tersebut. Perjokian skripsi yang dilakukan joki skripsi di pacitan di dorong atas pertimbangan kondisi ekonomi yang mana dengan kegiatan perjokian skripsi tersebut dapat meringankan dan membantu masalah perekonomian. Selain karena kondisi perekonomian juga di dorong oleh kondisi di pasar perjokian skripsi. Dari hasil penelitian dilapangan perjokian skripsi tersebut terjadi karena kondisi mahasiswa yang sedang kesulitan untuk mengerjakan skripsi, dari hal tersebut menjadi sumber daya bagi para joki skripsi karena para mahasiswa tersebut mencari joki yang bisa membantu mengerjakan skripsinya. Pilihan pekerjaan yang dilakukan oleh joki skripsi tersebut mengisyaratkan bahwa joki tersebut memanfaatkan dan memaksimalkan kondisi tersebut untuk mendapatkan keuntungan yang mana didasarkan atas kondisi mahasiswa dan kondisi dari joki itu sendiri. Pilihan pekerjaan sebagai joki skripsi didasarkan pada rasionalitas pemikiran joki skripsi yang dibentuk oleh pengalaman dan pengetahuannya dari lingkungan sekitar. Joki tersebut merasakan keuntungan berupa imbalan uang dari membantu teman untu mengerjakan skripsi yang ternyata dapat membantu memenuhi kebutuhan hidupnya. Berlatar belakang hal tersebut 14

dan banyaknya fenomena mahasiswa yang mencari-cari joki skripsi untuk mengerjakan skripsi, para informan joki skripsi melihat adanya peluang untuk menambah penghasilan dengan menjadi seorang joki skripsi. Dari kegiatan perjoian skripsi tersebut, para joki skripsi mendapatkan keuntungan seperti keuntungan financial, menambah ilmu pengetahuan di bidang lainnya, menambah jaringan pertemanan, dan sebagai aktualisasi diri. Kegiatan perjokian skripsi yang dilakukan para joki di Pacitan dilakukan untuk memaksimalkan keuntungan dengan cara memanfaatkan fenomena yang terjadi setiap tahunnya yaitu banyak mahasiswa yang mencari joki skripsi untuk membantu mengerjakan skripsinya. Pada dasarnya mahasiswa yang membutuhkan jasa joki skripsi sehingga mereka yang menjadi pihak independen karena memiliki sumber daya yang dibutuhkan oleh mahasiswa. Para joki skripsi merupakan sebagai pihak independen karena memiliki sumber daya yang dapat mengontrol mahasiswa ataupun dirinya sendiri. Dengan mengukur sumber daya yang dimiliki tersebut, para joki skripsi memutuskan menjalani kegiatan perjokian skripsi. Sumber daya yang dimiliki oleh para joki skripsi tersebut yaitu berupa waktu, informasi, kondisi, dan prestise. Sumber daya antara joki satu dengan lainnya memiliki tingkatan yang berbeda, maka dari itu kegiatan perjokian skripsi yang dilakukan oleh para joki pun disesuaikan dengan kemampuannya tersebut. Kemampuan dan pengetahuan antara joki satu dengan lainnya berbeda, maka dari itu kegiatan perjokian skripsi yang dilakukan oleh para joki pun disesuaikan dengan kemampuannya tersebut. Dengan adanya perbedaan kemampuan dan pengalaman serta pengetahuan para joki tersebut akan mempengaruhi bentuk pengerjaan dan hasil pengerjaanya seperti apa. Dengan memiliki kemampuan dan pengalaman yang lebih maka akan menjadikan prestise tersendiri dari para joki skripsi sehingga dapat memilih mahasiswa yang ingin dijoki sesuai dengan keputusannya.

15

4.3

RASIONALITAS MEKANISME PERJOKIAN SKRIPSI DI PACITAN Perjokian skripsi yang terjadi di Pacitan terjadi karena adanya motif-motif tertentu dari

pihak mahasiswa maupun joki skripsi. Bagi mahasiswa yang melakukan perjokian skripsi mengetahui bahwa kegiatan tersebut memiliki resiko akan tetapi berdasarkan pengalaman dan pertimbangan dari para mahasiswa yang melakukan perjokian skripsi, akan lebih beresiko dan merugikan jika tidak dapat menyelesaikan skripsi. Perjokian skripsi terjadi karena mahasiswa menyadari keterbatasan kemampuannya yang tidak dapat menyelesaikan skripsi sehingga para mhaasiswa tersebut mencari tindakan alternatif yaitu menggunakan jasa joki skripsi. Hal ini karena adanya kendala keterbatasan waktu, kondisi yang tidak memungkinkan untuk menyelesaikan skripsi dengan kemampuannya sendiri, minimnya informasi dalam mnegerjakan skripsi dan keinginan segera lulus. Daripada mahasiswa tersebut tidak dapat menyelesaikan skripsi, gagal ujian dan tidak dapat lulus maka lebih baik menggunakan cara perjokian skripsi yang dapat membantu mengatasi kesulitan dalam mengerjakan skripsi karena keterbatasan yang dimiliki dari mahasiswa tersebut. Kegiatan perjokian skripsi tersebut telah dilakukan sebagian besar mahasiswa sehingga menjadi pendorong untuk melakukan perjokian skripsi dengan memanfaatkan fenomena perjokian skripsi yang dilakukan secara kolektif. Pihak joki yang menjadi pihak pemberi akses dan memiliki sumber daya dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk mencapai tujuannya menyelesaikan skripsi dengan efektif dan efisien. Dengan adanya perjokian skripsi tersebut mahasiswa terbantu untuk mneyelesaikan skripsinya sehingga para mahasiswa tersebut dapat lulus tepat waktu. Bagi para joki skripsi, perjokian skripsi dilakukan karena motif membantu mahasiswa yang sedang kesulitan mengerjakan skripsi dan adanya permintaan jasa di pasar untuk membuatkan skripsi dari para mahasiswa. Dalam hal ini para mahasiswalah yang mencari dan membutuhkan bantuan dari para joki skripsi yang dianggap memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam mengerjakan skripsi. Dengan melihat keadaan tersebut para joki skripsi 16

memanfaatkannya untuk melakukan perjokian skripsi. Latar belakang melakukan perjokian skripsi bukan karena inisiatif dari para joki skripsi, akan tetapi karena adanya permintaan dari mahasiswa yang meminta bantuan untuk mengerjakan skripsi yang akhirnya berlanjut menjadi sumber pendapatan sampingan karena adanya permintaan di pasar perjokian skripsi. Perjokian skripsi yang dilakukan oleh para joki tersebut juga dilatarbelakangi oleh kondisi dari situasi yang mana belum memiliki pekerjaan tetap yang dapat menjamin kebutuhan hidupnya. Berdasarkan data yang diperoleh dari keempat informan joki diketahui bahwa mereka belum memiliki pekerjaan tetap, sehingga dengan adanya perjokian skripsi tersebut menjadi penyambung hidup untuk memenuhi kebutuhannya. Kegiatan perjokian skripsi tersebut telah dilakukan berulang kali karena dari kegiatan tersebut mendatangkan keuntungan dan manfaat yang dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan para joki skripsi maupun mahasiswa itu sendiri. Dari internalisasi kebiasaan tersebut terbentuklah norma dikalangan para joki skripsi dan mahasiswa bahwa kegiatan tersebut bukanlah dipandang sebagai kegiatan yang benar atau salah, melainkan sebagai cara untuk bertahan dari kesulitan dan keterbatasan yang dialami oleh pihak mahasiswa ataupun joki itu sendiri. Perjokian skripsi tersebut dianggap kegiatan yang saling menguntungkan yaitu dengan membantu mahasiswa menyelesaikan skripsi dan memberikan manfaat bagi joki itu untuk aktualisasi dirinya dan memenuhi kebutuhannya. Dalam rangka mendapatkan manfaat dan keuntungan tersebut melibatkan sumber daya yang dimilki dari masing-masing pihak, baik mahasiswa ataupun joki tersebut memiliki sumber daya yang dapat diakses untuk mendapatkan manfaat dan keuntungan dari kegiatan perjokian skripsi tersebut. Terdapat pertimbangan-pertimbangan antara joki dan mahasiswa dalam menentukan pengerjaan skripsi yang dikomunikasikan secara langsung oleh kedua belah pihak sehingga menemukan kesepakatan. Untuk mencapai tujuan yang sama yaitu mendapatkan keuntungan satu sama lain, maka dilakukan komunikasi dan keterbukaan mengenai sumber daya yang dimiliki anatara mahasiswa dan joki skripsi. Seperti dalam proses pemilihan topik, pengambilan data, 17

penentuan harga, waktu pengerjaan, dan bagian bab yang dikerjakan. Dalam penentuan topik dan pengumpulan dapat dilakukan oleh mahasiswa ataupun pihak joki dengan menyesuaikan kemampuan masing-masing pihak. Selain itu dalam penentuan harga tidak hanya pihak joki yang menentukannya, akan tetapi juga dikomunikasikan dengan mahasiswa dengan melihat latar belakang mahasiswa, hubungannya dengan mahasiswa tersebut, bagaimana harga yang ada di pasar perjokian skripsi dan kesulitan skripsi yang dikerjakaan sehingga mendapat kesepakatan bersama. Begitu pula dalam penentuan lama waktu mengerjakan skripsi, mahasiswa dan joki saling memberikan pertimbangan sehingga kedepannya tidak ada pihak yang dirugikan akibat tidak terselesaikannya skripsi tepat waktu. Dan dalam menjaga rahasia agar tetap terjaga kegiatan perjokian skripsi, para mahasiswa memiliki kiat-kiat yang dilakukan ketika berhadapan dengan dosen pembimbing ataupun dosen penguji saat ujian. Hubungan yang terjalin antara joki skripsi dengan mahasisa yaitu hubungan interaksional, bukan sekedar transaksional yang hanya didasarkan pada perhitungan ekonomi saya. Akan tetapi ada komunikasi dari kedua belah pihak dalam rangka mendapatkan kesepakatan mengerjakan skripsi. Hal ini dilakukan karena pada dasarnya kegiatan perjokian skripsi tersebut bukan kegiatan komersial akan tetapi untuk membantu mahasiswa menyelesaikan skripsinya. Memang uang menjadi ukuran dalam perjokian skripsi ini, akan tetapi tidak hanya uang yang menjadi pertimbangan dalam kegiatan perjokian skripsi ini, karena masih terdapat pertimbangan lainnya seperti hubungan yang dimiliki antara joki skripsi dengan mahasiswa. Perjokian yang dilakukan oleh joki skripsi membentuk konstruksi dikalangan mahasiswa yang mana dari perbedaan antara joki satu dengan yang lain membentuk dua bentuk joki, yaitu joki profesional dan joki amatir. Dari data yang ditemukan di lapangan dapat diketahui terdapat perbedaa-perbedaan cara dan alasan antara joki profesional dengan joki amatir dalam proses mengerjakan skripsi. Hal ini karena masing-masing joki skripsi memeiliki akses sumber daya yang berbeda. Joki dalam mengerjakan skripsi menyesuaikan dengan sumber daya yang dimiliki 18

sehingga terdapat perbedaan kegiatan perjokian skripsi antara joki profesional dengan joki biasa. Pada joki profesional pengerjaan skripsinya berkualitas dan ada pelibatan mahasiswa yang bertujuan untuk saling belajar dan mahasiswa tersebut mengetahui bagaimana proses pembuatan skripsi, sehingga hasil pengerjaan skripsi berkualitas dan mahasiswa yang menjadi kliennya mengerti, memahami dan lancar saat sidang. Berbeda dengan joki amatir yang pengerjaanya dilakukan sendiri mulai dari awal sampai akhir dan para mahasiswanya mereka yang tidak menginginkan bagaimana hasilnya yang terpenting skripsi tersebut selesai. Akan tetapi dari pengerjaanya tersebut baik joki profesional maupun joki amatir didasarkan pada rasionalitas penilaian masing-masing yang disesuaikan dengan kemampuan dan sumber daya yang dimilikinya. Para mahasiswa maupun joki skripsi keduanya memiliki kesepakatan untuk menjaga kerahasiaan kegiatan perjokian skripsi tersebut. Kiat yang dilakukan mahasiswa agar tidak dicurigai dosen yaitu berusaha mempelajari skripsi tersebut sehingga bisa menjawab ketika diberi pertanyaan oleh dosen pembimbing. Selain itu mahasiswa tersebut sebisa mungkin meyakinkan dosen pembimbing bahwa skripsi yang dikerjakan oleh joki tersebut merupakan hasil usahanya sendiri. Kedua informan tersebut mengetahui bahwa kegiatan perjokian skripsi tersebut beresiko, akan tetapi jika tidak bisa menyelesaikan skripsi karena keterbatsan sumber daya yang dimilikinya juga akan menimbulkan resiko seperti gagal menyelesaikan skripsi dan tidak bisa lulus kuliah. 5.

KESIMPULAN Dari penelitian yang telah dilakukan, secara umum memang ditemukan praktek-praktek

perjokian skripsi dikalangan mahasiswa yang ada di Pacitan. Selain itu ditemukan pula data lain yaitu tentang nilai solidaritas yang tinggi dari para pelaku perjokian skripsi. Hal ini terlihat bahwa kebanyakan mahasiswa yang dikerjakan skripsinya hubungannya dengan jokis skripsi yaitu teman atau kenalan. Selain itu tingkat kesulitan dalam pencarian subyek penelitian sangat tinggi 19

hal ini dikarenakan oleh komitmen dari pihak mahasiswa dan joki skripsi yang saling menjaga rahasia identitas satu sama lain. Perjokian skripsi yang terjadi di Pacitan terjadi karena adanya motif-motif tertentu dari pihak mahasiswa maupun joki skripsi. Kegiatan perjokian skripsi tersebut telah dilakukan berulang kali karena dari kegiatan tersebut mendatangkan keuntungan dan manfaat yang dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan para joki skripsi maupun mahasiswa itu sendiri. Dari internalisasi kebiasaan tersebut terbentuklah norma dikalangan para joki skripsi dan mahasiswa bahwa kegiatan tersebut bukanlah dipandang sebagai kegiatan yang benar atau salah, melainkan sebagai cara untuk bertahan dari kesulitan dan keterbatasan yang dialami oleh pihak mahasiswa ataupun joki itu sendiri. Hubungan yang terjalin antara joki skripsi dengan mahasisa yaitu hubungan interaksional, bukan sekedar transaksional yang hanya didasarkan pada perhitungan ekonomi saya.

20