PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PASAR MODERN DI KOTA MAKASSAR

Download Irsan. Program Studi Pendidikan Sosiologi, Universitas Sawerigading Makassar [email protected]. ABSTRAK. Pasar modern semakin memberikan wuju...

0 downloads 419 Views 134KB Size
Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan (JKIP) FKIP Unismuh Makassar, Volume 3 No. 1 Juni 2016

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PASAR MODERN DI KOTA MAKASSAR Irsan Program Studi Pendidikan Sosiologi, Universitas Sawerigading Makassar [email protected] ABSTRAK Pasar modern semakin memberikan wujudnya yang beragam, baik dalam hal pelayanan, fasilitas, maupun model transaksi yang semakin mengalami pembaharuan. Minimarket merupakan salah satu jenis pasar modern yang sudah menjamur khususnya pada lingkungan masyarakat kota Makassar yang mengalami proses modernisasi yang begitu cepat. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi masyarakat terhadap pasar modern khusunya minimarket yang tersebar luas di lingkungan masyarakat kota Makassar. Metodologi penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dan teknik purposive sampling. Teknik penelitian observasi, wawancara, teknik dokumentasi dari foto dan arsip yang dimiliki pemerintah setempat. .Hasil penelitian menunjukkan persepsi masyarakat terhadap pasar modern di kota Makassar dalam hal fasilitas dan sistem pelayanan sangat baik dan menunjang kenyamanan konsumen dalam berbelanja, kualitasa barang baik dan harga barang yang terjangkau khususnya bagi masyarakat golongan menengah atas. Selain itu, keamanan dan kesehatan lingkungan pasar modern menurut masyarakat terjamin dengan baik serta promosi dan diskon harga barang sering dilakukan pasar tersebut sangat membantu masyarakat. Kata Kunci : Persepsi Masyarakat, Pasar Modern

LATAR BELAKANG Pasar merupakan tempat masyarakat melakukan kegiatan transaksi jual beli barang melalaui interaksi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, baik itu kebutuhan primer maupun kebutuhan sekunder. Pasar merupakan salah satu wadah bagi masyarakat dalam menjalin suatu hubungan terhadap masyarakat yang lain dan proses sosial baik itu yang bersifat asosiatif maupun yang bersifat disosiatif. Psar menjadi salah satu tumpuan dalam membangun dan merpercepat pertumbuahan ekonomi kota Makassarn yang akan menjadi sasaran empuk kapitalisme global yang dimotori oleh negara-negara maju yang memiliki modal yang besar. Proses modernisasi yang mengalami perkembangan di kota Makassar menjadikan pasar dalam bentuk barunya yang lebih modern. Minimarket merupakan salah satu jenis pasar modern yang ada dan berkembang begitu pesat di lingkungan masyarakat perkotaan khususnya di kota Makassar. Kehadirannya yang begitu banyak menjamur di setiap sudut perkotaan menjadi salah satu pesaing dalam perdagangan ekonomi mikro masyarakat kota Makassar. Hadirnya pasar modern (minimarket) di kota Makassar melahirkan bentuk baru interaksi dalam pasar, dimana awalnya hubungan sosial dalam pasar bersifat egaliter

IRSAN / PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PASAR MODEREN DI KOTA MAKASAR

57

Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan (JKIP) FKIP Unismuh Makassar, Volume 3 No. 1 Juni 2016

(pasar tradisional) namun pasar dalam bentuk modernnya membentuk struktur dan sisitem kerja yang lebih kompleks, ini merupakan hal yang tidak bisa dihindari oleh masyarakat dan akan semakin meluas dan merambah kesetiap sudut tempat di masyarakat. Dengan terbentuknya sistem pasar modern berbagai dampak akan dialami oleh masyarakat baik itu yang bersifat negatif maupun yang bersifat positif, khususnya terhadap masyarakat yang berada pada golongan bawah sistem ekonomi dalam hal ini adalah masyarakat yang kurang mampu (miskin). Sebab inilah kemudian penulis mengangkat judul penelitian mengenai Persepsi Masyarakat Terhadap Pasar Modern di Kota Makassar. KAJIAN PUSTAKA Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimula inderawi (sensory stimula) (Rakhmat;2004). Pemberian makna bersifat subjektif, artinya bergantung pada individu yang mempersepsikan. Selanjutnya Krech dan Crutchfield mengemukakan (dalam Rakhmat;2004). (a) Persepsi bersifat selektif secara fungsional. (b) Medan perseptual dan kognitif selalu diorganisasikan dan diberi arti. (c) Sifat-sifat perseptual dan kognitif dari substruktur ditentukan pada umumnya oleh sifat-sifat struktur secara keseluruhan. (d) Objek atau peristiwa yang berdekatan dalam ruang dan waktu atau menyerupai satu sama lain, cenderung ditanggapi sebagai bagian dari struktur yang sama. Persepsi cenderung bersifat selektif dan fungsional terhadap kebutuhan subjek yang mempersepsikan suatu objek, yang di organisasikan dan diberi arti sesuai dengan sifatsifat perseptual dan kognitif dari suatu bagian yang ditentukan oleh struktur secara keseluruhan. Pada dasarnya proses terbentuknya persepsi yang terjadi dalam diri sesorang di pengaruhi oleh pengalamanan, proses belajar dan pengetahuannya. Setiap orang atau kelompok dalam masyarakat memiliki perbedaan tersendiri dalam mempersepsikan suatu objek. Masyarakat sendiri adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia sehari-hari, karena masyarakat merupakan sekumpulan orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan. Sedangkan kebudayaan menurut Selo Soemarjan dan Selo Soemardi merupakan semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat (Soekanto:2009). Bagian yang selalu hadir dalam kehidupan manusia yang terintegrasi dan berubah setiap zamannya mengikuti perkembangan masyarakat. Menurut Aguste Comte masyarakat adalah kenyataan sosial yang lebih dari sekedar bagian-bagian yang tergantung (Upe:2010), harus diteliti atas dasar fakta-fakta objektif serta menekankan penelitian-penelitian antara berbagai masyarakat berlainan (Soekanto:2009), sedangkan Spencer berpendapat dengan analogi organiknya menyebut masyarakat sebagai suatu keseluruhan yang mempunyai individualitasnya sendiri karena terdapat hubungan permanen antara komponen-komponen tersendiri (Upe:2010). Berbagai penjelasan berkenaan dengan masyarakat yang dipandang dari berbagai aspek kehidupan telah memberikan gambaran mengenai masyarakat secara holistik. Pasar merupakan tempat masyarakat untuk berbelanja kebutuhan, baik kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder. Pasar merupakan salah satu tempat dimana proses sosial terjadi baik yang bersifat asosiatif maupun disosiatif. Proses sosial sendiri merupakan

IRSAN / PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PASAR MODEREN DI KOTA MAKASAR

58

Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan (JKIP) FKIP Unismuh Makassar, Volume 3 No. 1 Juni 2016

interaksi yang berlangsun dalam suatu jangka waktu, sedemikian rupa hingga menunjukkan pola-pola pengulangan hubungan perilaku dalam kehidupan masyarakat (Narwoko dkk:2010). Pasar dalam bahasa latin, dapat ditelusuri melalui akar dari kata mercatu, yang bermakna perdagangan atau tempat berdagang (Damsar:2009), selanjutnya ada beberapa makna yang terdapat dalam pengertian tersebut, yakni pasar dalam artian secara fisik, pasar sebagai tempat mengumpulkan dan ketentuan yang legal tentang suatu pertemuan pada suatu market place. Salah satu pasar yang sering di datangi masyarakat adalah pasar modern (minimarket). Pada dasarnya pasar modern tidak banyak berbeda dengan pasar tradisional namun dalam pasar modern antara penjual dan pembeli tidak bertransaksi secara langsun melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum di dalam barang (barcode), akses lebih kecil, berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri atau dilayani oleh pramuniaga (Irawan dkk;2002). Selanjutnya dari sisi kelembagaan pasar modern umumnya di kelola dengan oleh profesional dengan pendekatan bisnis mandiri atau perusahaan yang bergerak dibidang pemasaran. Sistem pengelolaan lebih terpusat yang memungkinkan pengelola induk dapat mengatur standar pengelolaan bisnisnya. Dalam aspek pelayanan penjual dan pembeli tidak bertransaksi secara twar menawar melaingka pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang (barcode) dan infrastruktur pasar yang sangat menunjang bagi konsumen serta di lengkapi fasilitas yang mendukung kenyamanan konsumen dalam berbelanja, seperti AC, tempat parkir dan failitas lainnya. Konsep utama pasar modern adalah menyediakan segala bahan kebutuhan pokok konsumen dengan sistem pasar yang terintegrasi dengan baik yang pengelolaannya sangat mandiri. Keunggulan dari pasar modern adalah memiliki sirkulasi pengunjung yang teratur, ventilasi dan sanitasi yang baik, kapasitas parkir yang baik dan keamanaan yang terjamin serta lingkungan pasar yang bersih (http://pasarbersihserang.blogspot.com). Dasar teori pertukarang sosial yang dicetuskan George C. Homnas yang menekankan akan tingkah laku manusia itu dapat diteliti apabila mereka bertindak untuk memperoleh kepuasan fisik dan sentimen mereka. Aktifitas pertukaran sosial itu paling tidak meliputi dua individu yang paling tidak meliputi dua arah. Dalam teori ini, Homnas berbicara mengenai ganjaran yang didapatkan manusia dalam melakukan suatu perbuatan, tidak terkecuali bagaimana seorang konsumen mendapatkan ganjaran pada saat melakukan transaksi dengan sang penjual. Ganjaran yang dimaksud ini di sini baik yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif. Jika tindakan konsumen pada saat melakukan transaksi mendapatkan fasilitas dan pelayanan yang menyenangkan maka tindakan itu akan cenderun diulangi konsumen untuk mendapatkan imbalan tersebut. Sebagaimana yang dikatakan Homnas (dalam Garna:1996) dalam 6 poin teorinya, pertama; bahwa Tindakan masa lalu yang memperoleh imbalan, maka tindakan itu akan dilakukan ulang pada masa kini. Artinya apa, bahwa setiap reaksi yang menyenangkan didapatkan sesorang pada saat melakukan suatu tindakan akan cenderun dilakukan di masa yang akan datang. Jika dikaitkan dengan masyarakat yang menjadi konsumen pasar, pasar modern cenderun memiliki fasilitas dan pelayanan yang terintegrasi dengan baik, dibandingkan dengan pasar tradisioanl serta sistem yang mengatur pasar, sikap dan perilaku para karyawan terhadap konsumen dengan ramah dan memberikan solusi pada permasalahan yang dihadapi terhadap konsumen, discount, serta mempermudah masyarakat yang

IRSAN / PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PASAR MODEREN DI KOTA MAKASAR

59

Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan (JKIP) FKIP Unismuh Makassar, Volume 3 No. 1 Juni 2016

menjadi konsumen dalam bertransaksi akan merasa terlayani dengan baik serta mendapatkan rasa kepuasan yang cenderun memberikan efek menarik terhadap masyarakat yang menjadi konsumen tersebut untuk kembali lagi kepasar yang sama dalam memenuhi kebutuhannya. Masyarakat yang menjadi konsumen pasar tadi, ketika kembali kepada pergaulan dalam masyarakat, khususnya jika para konsumen tadi adalah ibu rumah tangga maka informasi pelayanan pasar tadi akan diceritakan kepada ibu rumah tangga yang lain (para tetangga atau keluarga) yang kemudian akan menarik banyak masyarakat sebagi konsumen untuk datang di pasar yang menjadi perbincangan tadi, tiada lain untuk mendapatkan ganjaran atau imbalan fsikologis yang dirasakan konsumen yang pernah datang kesana. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Homnas dalam isi teorinya yang kedua, bahwa aktivitas sesorang yang dilakukan dalam waktu tertentu selalu memperoleh imbalan, maka aktifitas yang sama akan sering dilakukan orang lain (Garna:1996). Selanjutanya, dalam penjelasan diatas selain ganjaran yang dimaksud ini berupa imbalan secara fsikologis, pada teori pertukaran sosial Homnas yang ketiga; bahwa aktivitas itu memberikan nilai-nilai bagi seseorang, maka aktivitas tersebut seringkali dilakukan. Nilai yang di maksud disini adalah berupa prestise atau bisa dikatakan gengsi atau pengaruh yang didapatkan masyarakat yang mejadi konsumen terhadap status sosial yang dimilikinya. Jadi, pada dasarnya kebanyakan masyarakat yang menjadi konsumen pada pasar modern adalah golongan pada tingkat stratifikasi menengah keatas. Hal ini dikarenakan barang-barang yang diperjual belikan pada pasar modern cenderun lebih mahal dibandingkan dengan barang-barang yang diperjua belikan pada pasar tradisional, hanya saja bagi masyarakat yang memiliki gengsi tinggi dan modal yang besar, mahal tidak menjadi alasan untuk tidak melakukan transaksi di pasar tersebut. Jadi, status sosial menjadi slah satu alasan mengapa pasar modern menjadi pilih masyarakat untuk melakukan transaksi jual beli untuk kebutuhannya sehari-hari. Pasar modern semakin hari semakin memberikan wujudnya yang beragam, baik dalam hal pelayanan, fasilitas, maupun model taransaksi yang semakin mengalami pembaharuan tiada lain untuk meningkatkan pelayanan terhadap konsumen agar bisa memberikan nilai kepuasan yang lebih bagi para konsumen. Pembaharuan itu adalah merupakan kesadaran para pelaku pasar yang mengetahui bahwa tingkat kepuasan konsumen terhadap pelayan dalam jangka waktu tertentu akan mengalami kemuduran (berkurang) atau hanya didasarkan atas persaingan terhadap pelaku pasar lain yang dengan begitu akan berlomba memberikan pelayanan terbaik termasuk pasar-pasar tradisional yang semakin haripun semakin merubah wujudnya?. Hal ini kita diskusikan pada kesempatan yang lain, yang jels Homnas dalam isi teorinya yang keempat; dikatakan bahwa dalam jangka waktu tertentu aktifitas itu selalu memperoleh imbalan maka nilai imbalan tersebut akan menurun sehingga tidak menarik orang melakukannya lagi. Tidak terlepas pada apa yang dirasakan oleh masyarakat yang menjadi konsumen, mereka adalah manusia yang dalam hukum ekonomi dikatakan memiliki tingkat kepuasan yang tidak terbatas (manusia tidak pernah puas). Sebagaimana dalam isi teori yang kelima; Dalam jangka waktu tertentu suatu aktifitas dilakukan sesorang bagi orang lain memeiliki imbalan yang tak setimpal, maka kemungkinan besar orang itu akan memperlihatkan perilaku yang tidak meneyenangkan.

IRSAN / PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PASAR MODEREN DI KOTA MAKASAR

60

Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan (JKIP) FKIP Unismuh Makassar, Volume 3 No. 1 Juni 2016

Perilaku yang tidak menyenangkan ini yang dimaksud adalah perasaan kecewa, marah atau bersifat agresif (Garna:1999) yang dirasakan konsumen dikarenakan pelayanan yang tidak pernah meningkat kemudian dilampiaskan kepada penjual melalui kritikan atau malah merubah diri menjadi pelanggang pasar lain. Kalau sudah seperti ini maka bisa dipastikan tingkat kepercayan masyarakat yang menjadi konsumen pasti menurun. Keenam: selain menerima imbalan kemungkinan orang itu mengharapkan tidak kena marah atau hukuman ketika dia melakukan kesalahan. Bagaimana mungkin orang yang melakukan kesalahan tidak dapat hukman ?. Saya pikir itu adalah bagian dari fakta sosial yang ada dalam masyarakat dan tidak bisa kita pungkiri, kena marah adalah merupakan sanksi yang paling kecil terhadap suatu kesalahan yang kita lakukan, meskipun bisa dihindari dengan cara tidak melakukan kesalahan tersebut. Mungkin inilah yang kemudian disadari oleh para pemilik modal dalam mencetuskan pasar-pasar modern dengan gaya dan konsep yang berbagai varian dengan sektor pelayanan yang semakin baik, serta transaksi yang semakin dipermudah dengan melalu kartu kredit atau kartu-kartu langganan lainnya serta melalui ATM , dikarenakan para pemilik modal tidak mau mengambil resiko atas kesalahan yang mereka lakukan. Maka dari itu mereka berusaha memberikan pelayanan semaksimal mungkin agar konsumen tidak lari dari pasar dimana para kapitalis menanamkan modalnya, karena jika konsumen beralih kepasar lain maka dipastikan sedikit demi sedikit maka pasar modern itu akan bangkrut, dan para pemilik modal akan rugi. Itulah ganjaran yang diterima dari tindakan tersebut, sebagaimana pasar tradisional yang mengalami kemunduran akibat tingkat pelayanan yang kurang memuaskan bagi konsumen (khususnya dalam hal fasilitas) maka pasar modern bisa saja mengalami hal yang sama. Meskipun memberikan kepuasan pada konsumen hanyalah sebagian cara baik para kapitalis untuk meraut keuntungan dan mempertahangkan ekistennsinya dalam masyarakat, namun cara baiknya telah berdampak buruk bagi sebagian besar pasar tradisional yang ada dikota makassar. seharusnya para pelaku pasar tradisional bisa lebih memahami apa yang diingingkan oleh para konsumennya agar mereka bisa berkembang dan lebih maju sebagaimana para pelaku pasar modern. Dari beberpa poin yang kita bisa pahami di atas, Interaksi masyarakat berlangsun dalam proses yang timbal balik yang dipahami dalam ruang lingkup imbalan (ganjaran, reward) dan biaya (cost). Manusia berinteraksi satu sama lainnya dan bertindak dengan cara tertentu yang menghasilkan imbalan atau ganjaran yang diingingkan baik yang bersifat materil (uang atau benda lainnya) maupun yang bersifat non materil (nilai atau amalan baik) serta cenderung bertindak untk menghindari hukuman atau sanksi. Inilah kemudin yang merasuk dalam sistem pasar modern yang dikembangkan saat ini termasuk pasar tradisional yang mulai dimodernkan (dalam hal fasilitas). Berdasarkan analisi teori di atas, kemungkinan persepsi masyarakat terhadap pasar modern jauh lebih baik dibandingkan pasar tradisional. Tetapi sebagimana kita tau setiap hal pasti memiliki kekurangan dan kelebihannya masing masing jadi bisa saja sebaliknya persepsi masyarakat terhadap pasar tradisional malah lebih baik dari pasar modern. METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk pada penelitian jenis lapangan yang bersifat kualitatif deskriptif, bertujuan memahami realitas sosial mengenai persepsi masyarakat terhadap

IRSAN / PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PASAR MODEREN DI KOTA MAKASAR

61

Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan (JKIP) FKIP Unismuh Makassar, Volume 3 No. 1 Juni 2016

pasar modern di kota Makassar. Informan di tentukan secara purposive sanpling dengan tekhnik pengumpulan data observasi, wawancara dan dokumentasi, kemudian teknik analisis data adalah anlisis data berlangsun atau mengalir (flow model analysis), di analisis dengan bertahap mulai dari pengumpulan data, pengorganisasian data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Adapun teknik keabsahan data yaitu trianggulasi sumber, trianggulasi waktu dan trianggulasi teknik yang didasari dengan ketekunan dan perpanjangan penelitian agar data yang dihasilkan lebih objektif. PEMBAHASAN Persepsi masyarakat terhadap pasar modern sangat ditentukan oleh beberapa indra beserta pengalaman masyarakat terhadap pasar tersebut, sebagaimana yang dikemukakan oleh Toha bahwa berbagai faktor yang melatar belakangi timbulnya persepsi pada manusia antara lain adalah faktor internal yaitu perasaan, dimana kita ketahui bahwa manusia adalah mahluk yang memiliki perasaan yang secara langsun atau tidak langsun menjadi salah satu pertimbangan dalam mepersepsikan sesuatu, sebagaimana masyarakat yang mempersepsikan pasar modern sebagai pasar yang sangat baik di karenakan mereka merasa nyaman dan aman pada saat berbelanja. Perasaan nyaman dan aman inilah yang kemudian dalam teori pertukaran sosial Homnas merupakan suatu ganjaran yang didapatkan oleh pelanggan dikarenakan adanya stimulasi yang baik dari pasar modern, baik itu yang berkenaan dengan fasilitas yang di sediakan maupun sistem pelayanan yang maksimal ataupun keramahan yang diberikan oleh kariawan terhadap pengunjung. Faktor lain yang dikatakan Toha adalah faktor eksternal salah satunya adalah pengetahuan dan kebutuhan. Dalam hal pengetahuan manusia cenderung melakukan pertimbangan-pertimbangan tertentu terhadap informasi yang didapatkan yang kemudian diselaraskan dengan kebutuhannya, sebagimana masyarakat yang menjadi konsumen di pasar modern yang mendapatkan pengetahuan mengenai harga melalui promosi (brosur) ataupun informasi yang di dapatkan dari orang lain yang pernah datang kepasar tersebut berkenaan dengan hal positif atau negatif yang pernah dialami saat menjadi pelanggan di pasar modern tersebut. Jika itu adalah hal positif, mengacu pada teori pertukaran sosial Homnas yang mengemukakan bahwa aktivitas sesorang yang dilakukan dalam waktu tertentu selalu memperoleh imbalan maka aktivitas yang sama akan dilakukan orang lain. Masyarakat yang mendapatkan pengetahuan melalui informasi dari masyarakat lain mengenai ganjaran yang didapatkan ketika berbelanja di pasar modern, seperti rasa nyaman dan aman inilah kemudian yang kan menarik perhatian orang lain untuk merasakan ganjaran yang sama dengan apa yang pernah dirasakannya. Disamping itu adanya pengetahuan yang ia dapatkan berkenaan dengan produk-produk yang dijual di pasar tersebut akan memberikan rangsangan terhadap dirinya berkenaan dengan barangbarang yang ia butuhkan, yang mungkin ketika ada di pasar modern tersebut pasti akan berangkat kesana. Terkait dengan beberapa stimulasi yang diberikan oleh pasar modern, dimana masyarakat memiliki persepsi beragam terhadap pasar modern namun, secara umum mereka menilai positif terhadap keberadaan pasar tersebut. Homnas mengingatkan bahwa setiap reaksi yang menyenangkan didapatkan seseorang pada saat melakukan suatu tindakan maka, tindakan tersebut akan dilakukan dimasa yang akan datang. Jika masyarakat merasa nyaman melakukan transaksi jual beli di pasar modern maka itu,

IRSAN / PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PASAR MODEREN DI KOTA MAKASAR

62

Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan (JKIP) FKIP Unismuh Makassar, Volume 3 No. 1 Juni 2016

cenderung akan dilakukan setiap ingin memenuhi kebutuhan mereka. Pasar modern akan selalu berkembang mengikuti perkembangan dan daya konsumsi masyarakat. Pasar tradsisioanal yang semakin hari kehilangan eksistensinya dalam masyarakat perlu mengalami evolusi dalam berbagai hal, baik itu terkait dengan sistem pemasaran, sistem pelayanan maupun fsilitas dan lain sebagainya. Disadari bahwa sirkulasi modal usaha dalam pasar akan terus berkembang selama masyarakat tetap menjadi konsumen pasar tertentu dan akan macet ketika masyarakat sudah tidak percaya dengan pasar yang ada khususnya pasar modern. Perlunya membangun persepsi positif masyarakat terhadap pasar akan memberikan kontribusi besar terhadap peningkatan penjualan dan tentunya kepuasan konsumen menjadi prioritas utama dalam pasar modern. Persepsi masyarakat terhadap pasar modern di tinjau dari objek yang di persepsi dalam beberapa bagian dalam hal ini (1) Fasilitas dan sisitem pelayanan yang disediakan pasar modern sangat lengkap dan baik dalam menunjang kenyamanan berbelanja masyarakat sebagai konsumen. (2) Kualitas barang di pasar modern terjamin keaslian dan keorisinilan barang, serta harga yang terjangkau khususnya bagi masyarakat golongan menengah keatas, namun bagi masyarakat golongan bawah, harga terasa cukup mahal. (3) Keamanan dan kesehatan pasar modern begitu baik sehingga masyarakat sebagi konsumen merasa aman dan lingkungan pasar yang terasa begitu bersih dan sebagai konsumen masyarakat merasa kesehatan mereka tidak akan terganggu di lingkungan pasar tersbut. (4) Pasar modern yang senantisa memberikan informasi mengenai harga barang serta diskon sangat membantu bagi masyarakat sebagi konsumen. (5) karyawan pasar modern sangat peduli, ramah, sopan dan santun serta cepat respon dalam melayani masyarakat sebagai konsumen. Keberadaan pasar modern (minimarket) di tengah-tengah masyarakat sesungguhnya telah menjadi anti tesis terhadap pasar tradisional maupun pedagang toko-toko mikro lainnya, berdialektika dan memiliki hubungan simbiosis multualisme yangh saling menguntungkan antara satu dengan yang lain. Namun dalam sistem ekonomi hubungan ini akan menjadi suatu persaingan akan eksistensi pasar modern dan pasar tradisional. Perlunya regulasi baru untuk pasar tradisional yang agar mampu bersaing dengan pasar modern merupakan hal yang di perlukan agar eksistensi pasar ini tidak hilang dalam masyarakat. Sebagai pioner utama pemerintahn kota makassar harus (1) memperhatikan penataan pasar tradisional dengan baik dan teratur, membuatkan aturan dan sangsi yang ketat terhadap pelaku pasar agar menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan pasar tradisional. (2) Menyediakan fasilitas umum bagi masyarakat di pasar tradisional seperti WC. (3) Memperketat izin mendirikan pasar modern (minimarket). (4) Melakukan pengawasan mengenai produk-produk yang di perjual belikan baik di pasar modern maupun pasar tradisional. Ini di perlukan agar masyarakat merasa aman dalam berbelanja produk-produk yang mereka ingingkan serta liberalisasi ekonomi di Indonesia khususnya di kota Makassar dapat dikendalikan agar tidak sampai mengorbangkan terlalu banyak masyarakat kecil (strata bawah) khususnya yang bekerja sebagai penjual di pasar tradisional dan toko-toko mikro lainnya.

IRSAN / PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PASAR MODEREN DI KOTA MAKASAR

63

Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan (JKIP) FKIP Unismuh Makassar, Volume 3 No. 1 Juni 2016

DAFTAR PUSTAKA

Damsar, Inrayani. 2009. Pengantar Sosiologi Ekonomi. Perpustakaan Nasional; Katalog dalam Terbitan Edisi ke 2 (dua). Kencana. Garna, K Judistira. 1996. Ilmu-Ilmu Sosial, Dasar, Konsep, Posisi. Bandung; Program Pasca Sarjana Universitas Padjadjaran. Irawan dkk, 2002. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta; Delta Khairunnisa. Delta. Narwoko, Dwi dkk. 2010. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta; Kencana. Mukhtar. 2013. Metode Praktis Penelitian Deskriftif Kualitatif jakarta selatan; REFERENSI (GP Press Group). Rakhmat, Jalaluddin. 2004. Fsikologi Komunikasi Edisi Revisi. Bandung; PT Remaja Rosdakarya. Ritzer, George dkk. 2007. Teori Sosiologi Moderen. Jakarta; Kencana. Soekanto, Soerjono. 2009. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta; Rajawali Pers. Upe, Ambo. 2010. Tradsi Aliran Dalam Sosiologi Dari Filosofi Positivistik Ke Post Positivistik. Jakarta; Rajawali Pers. Olympus. 2011. Pengertian Pasar Modern (Online), (http://pasarbersihserang. blogspot.com/2011/04/pengertian-pasarmodern.html, diakses 20 Mei 2015).

IRSAN / PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PASAR MODEREN DI KOTA MAKASAR

64