PHBS

Download dan juga kesehatan masyarakat di gampong tersebut sangat banyak yang ... Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku keseh...

0 downloads 410 Views 121KB Size
Serambi Saintia, Vol. II, No. 2, Oktober 2014

ISSN : 2337 - 9952

GAMBARAN PENGETAHUAN KEPALA KELUARGA TENTANG PRILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DI GAMPONG MUREU LAMGLUMPANG KECAMATAN INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2014 Hasnadi1, Ryan Indrawan2, Mahlil Putra3 1,2,3) AKPER Tgk. Fakinah Banda Aceh Email: [email protected] ABSTRAK Setiap keluarga perlu mengetahui tentang prilaku hidup bersih dan sehat. Gampong Mereu Lam Glumpang terdapat beberapa rumah yang terlihat kurang bersih, selokan tersumbat, septiktank yang kurang dari 5 meter, mengkonsumsi air yang tidak di masak yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit, tidak mencuci tangan dengan sabun, kandang hewan dekat rumah, kotoran hewan berantakan di jalan bahkan juga di samping rumah masyarakat tersebut dan juga kesehatan masyarakat di gampong tersebut sangat banyak yang menderita penyakit seperti diare, demam berdarah dan penyakit kulit lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan kepala keluarga tentang prilaku hidup bersih dan sehat di Gampong Meure Lam Glumpang Kecamatan Indrapuri Aceh Besar Tahun 2014. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yang bertujuan untuk memperoleh gambaran pengetahuan kepala keluarga tentang prilaku hidup bersih dan sehat. Jumlah populasi 80 kepala keluarga dan sampel 45 kepala keluarga dengan penentuan jenis sampel dengan menggunakan tehnik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dari tanggal 02 sampai 05 September 2014 terhadap 45 responden. Alat pengumpulan data dalam bentuk kuesioner yang berjumlah 15 pernyataan dan dianalisa secara manual dengan menggunakan persentase. Hasil analisa data diperoleh pengetahuan responden secara umum tentang prilaku hidup bersih dan sehat berada pada kategori rendah. Tingkat pengetahuan responden tentang pengetahuan prilaku hidup bersih dan sehat berada pada kategori rendah yaitu sebanyak 29 responden ( 64,4%). pengetahuan responden tentang prilaku kesehatan berada pada kategori rendah yaitu 23 responden (51,1%) dan pengetahuan responden tentang manfaat prilaku hidup bersih dan sehat berada pada kategori rendah yaitu 29 responden (64,4%). Kesimpulannya bahwa pengetahuan kepala keluarga masih dalam kategori rendah. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka di harapkan kepala keluarga agar dapat meningkatkan pengetahuannya dengan cara mengikuti acara penyuluhan yang diberikan oleh petugas kesehatan. Kata Kunci : Pengetahuan, Keluarga, Prilaku, hidup bersih, sehat PENDAHULUAN Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas dasar kesadaran sehingga anggota keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di 101

Hasnadi, Ryan Indrawan, Mahlil Putra

masyarakat. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktekkan (Depkes RI, 2010). PHBS dipengaruhi oleh perilaku seseorang dan terbagi menjadi tiga aspek, yakni: pengetahuan, sikap dan praktik. Pengetahuan adalah pemahaman subjek mengenai objek yang dihadapinya. Sikap merupakan reaksi atau respons seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Adapun tingkat-tingkat praktek meliputi, persepsi yaitu mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil merupakan praktek tingkat pertama Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam bentuk tindakan (Depkes RI, 2010). Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 Secara nasional, penduduk yang telah memenuhi kriteria PHBS baik sebesar 38,7%. Terdapat lima provinsi dengan pencapaian di atas angka nasional yaitu DI Yogyakarta (59,4%), Bali (53,7%), Kalimantan Timur (52,4%), Jawa Tengah (51,2%), dan Sulawesi Utara (50,4%). Sedangkan propinsi dengan pencapaian PHBS rendah berturut-turut adalah Gorontalo (33,8%), Riau (30,1%), dan Sumatera Barat (28,2%), Nusa Tenggara Timur (26,8%), Papua (24,4%) (Depkes RI, 2011). Persentase data rumah tangga sehat di Aceh Besar pada tahun 2009 hanya 4,2 % padahal target Depkes 2010 adalah 30% dan 2011 adalah 44%, walaupun pengkajian PHBS sudah dilakukan secara serentak pada awal tahun 2009 di Wilayah Aceh Besar. Dari survei PHBS yang dilakukan Dinas Kesehatan Masyarakat tahun 2009, didapat data bahwa rumah tangga di Aceh Besar yang mencuci tangan sabun sebesar 84,4%, mengkonsumsi air yang sudah dimasak sebesar 84,4% menggunakan jamban sendiri 96,1%, menggunakan sarana air bersih 98,7%, mempunyai tempat sampah 88% SPAL 90,3%, ventilasi 90% dan kepadatan hunian layak 81,3 ( Dinkes Aceh, 2012). Gampong Mureu Lamglumpang merupakan salah satu gampong yang berada dalam Kecamatan Indrapuri Aceh Besar, Gampong Meure Lam Glumpang terbagi dari 3 dusun yaitu dusun lamkuta, dusun mon teungon dan dusun mon deu. Dengan jumlah penduduk 304 jiwa, yng terdiri dari 80 KK, laki-laki berjumlah 153 orang, Perempuan berjumlah 151 orang (Profil Gampong Meure Lam Glumpang, 2014) Hasil observasi yang di lakukan dalam 2 hari di Gampong Mereu lamglumpang terdapat beberapa rumah yang terlihat kurang bersih, sampah berserak, selokan tersumbat, dan septiktank yang kurang dari 5 meter, mengkonsumsi air yang tidak di masak yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit, tidak mencuci tangan dengan sabun, kandang hewan dekat rumah, kotoran hewan berantakan di jalan bahkan juga di samping-dsamping rumah masyarakat tersebut dan juga kesehatan masyarakat di gampong tersebut sangat banyak yang menderita penyakit seperti diare, demam berdarah dan penyakit kulit lainnya . Berdasarkan hasil pengamatan yang di lakukan pada 7 rumah keluarga di gampong tersebut terlihat masih sangat kotor dan belum memenuhi hidup bersih dan sehat, hasil wawancara yang dilakukan terhadap 7 rumah masyarakat di Gampong Mureu Lamglumpang mengatakan mereka kurang mengetahui tentang prilaku hidup bersih dan sehat, mereka Cuma membersihkan di dalam rumah saja dan tidak memperdulikan selokan tersumbat, kebiasaan minum air yang tidak di masak, kebiasaan tidak mencuci tangan pakek sabun, tidak memperdulikan kotoran hewan berantakan di jalan dan juga di samping – samping rumah warga, kandamng hewan dekat rumah bahkan ada kandang ayam yang di bawah rumah masyarakat dan juga 102

Serambi Saintia, Vol. II, No. 2, Oktober 2014

ISSN : 2337 - 9952

septiktank yang dekat dengan rumah yaitu kurang dari 5 meter. Karena mereka menganggap bahwa seperti kebiasaan minum air yang tidak di masak itu tidak berbahaya dan juga mereka menganggap tidak mungkin terjadinya penyakit dari air- air yang tidak di masak tersebut, sebab mereka mengganggap bahwa penyakit tersebut hanya datang dari Allah semata. Masyarakat di Gampong Mureu Lamglumpang tersebut sangat kurang memperdulikan lingkungannya, masih kurangnya kesadaran terhadap hidup bersih dan juga kesehatan masyarakatnya masih banyak terganggu, padahal dari lingkunganlah dapat menyebabkan berbagai macam penyakit, harapannya kepada masyarakat agar sama- sama menjaga kebersihan lingkungan baik di dalam rumah, prilaku dalam kehidupan sehari- hari seperti meminum air yang tidak di masak dan juga lingkungan sekitar tempat tinggal agar terhindar dari berbagai penyebab terjadinya penyakit. Berdasarkan permasalahan yang telah di uraikan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “ Gambaran pengetahuan Kepala Keluarga Tentang Prilaku Hidup Sehat dan Bersih (PHBS) di Gampong Mureu Lamglumpang Aceh Besar Tahun 2014” KAJIAN PUSTAKA Konsep Pengetahuan Pengetahuan merupakan segala apa yang kita ketahui tentang sesuatu objek tertentu. Pengetahuan secara artifisial dapat diartikan sebagai alat analisa yang pada pokoknya diartikan sebagai keseluruhan bentuk dari produk kegiatan manusia dalam usaha untuk mendapatkan sesuatu tanpa memperhatikan objek cara dan kegunaannya (Notoatmojo, 2005). Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga di dasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat (Effendi, 1989). Konsep Keluarga Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Bailon dan Maglaya, 1989). Menurut Effendi (1989) Struktur keluarga terdiri dari bermacam - macam diantaranya adalah: 1. Patrilineal: adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah. 2. Matrilineal: adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu. 3. Matrilokal: adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri 103

Hasnadi, Ryan Indrawan, Mahlil Putra

4. Patrilokal: adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami 5. Keluarga kawinan: adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri. Menurut Effendi (1989) ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga sebagai berikut: 1. Fungsi biologis a. Untuk meneruskan keterunan b. Memelihara dan membesarkan anak c. Memenuhi kebutuUhan gizi keluarga d. Memelihara dan merawat anggota keluarga 2. Fungsi psikologis a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman b. Memberikan perhatian diantara anggota keluarga c. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga d. Memberikan identitas keluarga 3. Fungsi Sosialisasi a. Membina sosialisasi pada anak b. Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak c. Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga 4. Fungsi ekonomi a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga b. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan –kebutuhan keluarga di masa yang akan datang misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan sebagainya. 5. Fungsi pendidikan a. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan,ketrampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya. b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa. c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya. Konsep Prilaku Hidup Bersih dan Sehat Sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan, Sehat merupakan sebuah keadaan yang tidak hanya terbebas dari penyakit akan tetapi juga meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi, sosial dan spiritual. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas dasar kesadaran sehingga anggota keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktekkan (Depkes RI, 2010). 104

Serambi Saintia, Vol. II, No. 2, Oktober 2014

ISSN : 2337 - 9952

Prilaku hidup bersih dan sehat dipengaruhi oleh perilaku seseorang, dan perilaku itu sendiri terbagi menjadi tiga aspek, yakni: pengetahuan, sikap dan praktik. Pengetahuan adalah pemahaman subjek mengenai objek yang dihadapinya. Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Adapun tingkat-tingkat praktek meliputi, persepsi yaitu mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil merupakan praktek tingkat pertama Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam bentuk tindakan (Depkes RI, 2010). Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respon seseorang (organisme) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan dan perubahan-perubahan perilaku kesehatan dalam diri seseorang dapat diketahui melalui persepsi. Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan melalui panca indera. Dalam aspek biologis perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme atau mahluk hidup yang bersangkutan (Notoatmodjo, 2005). Menurut Soemirat (2004) Manfaat prilaku hidup bersih dan sehat adalah sebagai berikut: 1. Setiap rumah tangga meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit. 2. Rumah tangga sehat dapat meningkat produktivitas kerja anggota keluarga 3. Dengan meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga maka biaya yang tadinya dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasi seperti biaya pendidikan dan usaha lain yang dapat meningkatkan kesejahteraan anggota rumah tangga. 4. Salah satu indikator menilai keberhasilan Pemerintah Daerah Kabupaten /Kota dibidang kesehatan. 5. Meningkatnya citra pemerintah daerah dalam bidang kesehatan dapat menjadi percontohan rumah tangga sehat bagi daerah lain. 6. Bagi rumah tangga yaitu : a. Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit. b. Anak tumbuh sehat dan cerdas. c. Anggota keluarga giat bekerja, d. Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk menambah pendapatan keluarga. 7. Bagi masyarakat yaitu: a. Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat. b. Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan. c. Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada. d. Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM) seperti posyandu, tabungan ibu bersalin, arisan jamban, ambulans desa dan lain-lain. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam lingkungan rumah apabila menghendaki suatu lingkungan yang baik dan sehat adalah: 1. Sampah-sampah ditempat tinggal dapat ditanggulangi dengan cara dibuang di lokasi pembuangan sampah (yang jauh dari lingkungan tempat tinggal), atau dengan pembuatan lubang sampah, dengan menimbun atau dikelola untuk dibuat pupusk kandang. 105

Hasnadi, Ryan Indrawan, Mahlil Putra

2. Genangan air tidak boleh tergenang lebih dari seminggu, karena dapat dijadikan tempat berkembang biaknya nyamuk, masalah ini dapat diatasi dengan pembuatan parit-parit atau selokan agar air dapat mengalir. 3. Sumber air (sumur), kontruksinya baik dan memenuhi syarat perlu di perhatikan saat membuat sumur, jarak minimal dari sumber air kotor (septink tank, sumur resapan, saluran air kotor yang tidak kedap air) adalah 7 meter, agar sumur tidak tercemar. 4. Tanaman disekitar rumah, pepohonan yang rindang akan mengakibatkan lingkungan yang gelap dan lembab, di usahakan agar sinar matahari pagi yang menyinari rumah, tanpa terhalang oleh pepohonan. 5. K adang hewan (biasanya untuk rumah dipedesaan), letaknya diusahakan agar tidak terlalu dekat dengan rumah terutama pembuangan kotoran, dapat dibuatkan tempattempat tertentu dan dapat dimamfaatkan sebagai pupuk. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian secara deskriptif merupakan rancangan penelitian yang bertujuan menerangkan atau menggambarkan masalah penelitian keperawatan yang terjadi pada kasus suatu penyakit dengan menggunakan desain cross sectional yang merupakan rancangan penelitian dengan menggunakan pengukuran dan pengamatan pada saat bersamaan (Hidayat, 2003). Penelitian ini dilaksanakan di Gampong Mureu Lamglumpang Kecamatan Indrapuri Aceh Besar Tahun 2014 mulai tanggal 02 sampai dengan 05 September 2014. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga yang ada di Gampong Mureu Lamglumpang Kecamatan Indrapuri Aceh Besar Tahun 2014 yang berjumlah 80 kepala keluarga yang mampu baca dan tulis, bersedia menjadi responden dan bapak atau ibu. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 45 kepala keluarga dengan rincian sebagai berikut: No

Dusun

Jumlah KK

1 2 3

Lam kuta Mon teungoh Mon deu Jumlah

26 KK 18 KK 36 KK 80 KK

Sampel tiap dusun 11 15 19 45

Persentasi 24,45 33,33 42,22 100 %

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa pengetahuan kepala keluarga tentang Prilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) berdasarkan pengetahuan di Gampong Mureu Lamglumpang Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar Tahun 2014 berada pada kategori rendah yaitu 29 orang kepala keluarga (64,4%). Pengetahuan kepala keluarga tentang Prilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) berdasarkan prilaku kesehatan berada pada kategori rendah berjumlah 23 Kepala keluarga (51,1%). Pengetahuan kepala keluarga tentang Prilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) berdasarkan manfaat kesehatan berada pada kategori rendah berjumlah 29 Kepala keluarga (64,4 %). 106

Serambi Saintia, Vol. II, No. 2, Oktober 2014

ISSN : 2337 - 9952

Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa secara umum pengetahuan kepala keluarga tentang Prilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) di Gampong Mureu Lamglumpang Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar Tahun 2014, berada pada kategori rendah berjumlah 26 Kepala keluarga (57,8%). Pengetahuan kepala keluarga secara umum tentang Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Gampong Mureu Lamglumpang Kecamatan Indrapuri Aceh Besar Tahun 2014, berada pada kategori rendah karena pendidikan masyarakatnya kebanyakan hanya tamat pendidikan tingkat dasar yaitu 18 kepala keluarga (40%), kurang pengetahuan, kurangnya kemauan dalam menjaga kebersihan lingkungannya dan masih kurang nya informasi tentang bagaimana prilaku hidup bersih dan sehat. Menurut Notoatmodjo (2005) semakin tinggi pendidikannya lebih banyak pengetahuannya terutama tentang prilaku hidup bersih dan sehat, yang ketahui usia dapat mempengaruhi pengetahuan karena banyak orang yang lebih tua lebih banyak atau lebih tinggi pengetahuannya berdasarkan pengalaman orang juga lebih tinggi pengetahuannya karena mereka mendapatkan informasi yang di peroleh dari pengalaman dan media massa. Pengetahuan kepala keluarga tentang Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) berdasarkan prilaku kesehatan berada pada kategori rendah karena kurang pengetahuan, kurang kemauan dalam merapkan hidup bersih, kurang mendapatkan penyuluhan dan juga prilaku masyakatkatnya masih kurang baik terhadap kesehatan. Menurut Notoatmodjo (2005) bahwa prilaku kesehatan dapat dibatasi sebagai jiwa (berpendapat, berfikir, bersikap dan sebagainya) untuk memberikan respon terhadap situasi tersebut, respon ini dapat bersifat pasif (tanpa tindakan) dan juga prilaku manusia adalah refleksi dari berbagai gejala kejiwaan seperti pengetahuan, persepsi, minat, keinginan dan sikap. Hal-hal yang mempengaruhi prilaku seseorang sebagian terletak dalam diri individu sendiri yang disebut juga faktor internal, sebagian lagi terletak diluar dirinya atau disebut dengan faktor eksternal yaitu faktor lingkungan. Pengetahuan kepala keluarga tentang Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) berdasarkan manfaat berada pada kategori rendah karena masyarakat di gampong tersebut masih kurang informasi, pendidikan masih rendah, kurang mendapatkan penyuluhan dan juga masyarakatnya kurang memperdulikan lingkungan sekitarnya karena kebanyakan mereka sibuk melakukan pekerjaan sendiri yang di tandai dengan pekerjaan masyarakatnya banyak yang petani. Menurut Notoatmodjo (2007), manfaat kesehatan yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacammacam media massa yang dapat mempengaruhi manfaat kesehatan bagi masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut. Pendidikan tentang manfaat kesehatan adalah proses pertumbuhan seluruh kemampuan dan prilaku mengenai pengajaran sehingga pendidikan itu perlu mempertimbangkan umur (proses perkembangan) dan hubungannya dengan proses 107

Hasnadi, Ryan Indrawan, Mahlil Putra

mengajar. Tingkat pendidikan juga merupakan salah satu factor yang mempengaruhi persepsi seseorang untuk lebih mudah menerima ide-ide dan teknologi yang (Potter dan Perry, 2006). PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Gampong Mureu Lamglumpang Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar tahun 2014 terdapat 45 responden, dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Pengetahuan kepala keluarga tentang prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) berdasarkan pengetahuan di Gampong Mureu Lamglumpang Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar tahun 2014 termasuk dalam kategori rendah yang berjumlah 29 kepala keluarga (64,4%). 2. Pengetahuan kepala keluarga tentang prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) berdasarkan prilaku kesehatan di Gampong Mureu Lamglumpang Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar tahun 2014 termasuk dalam kategori rendah yang berjumlah 23 kepala keluarga (51,1%). 3. Pengetahuan kepala keluarga tentang prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) berdasarkan manfaat kesehatan di Gampong Mureu Lamglumpang Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar tahun 2014 termasuk dalam kategori rendah yang berjumlah 29 kepala keluarga (64,4%). Saran

1.

2. 3. 4.

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut: Bagi kepala keluarga merupakan bahan masukan agar dapat menerapkan prilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari dan dapat memperdulikan lingkungannya. Bagi institusi pendidikan, sebagai bahan masukan dalam membimbing dan menambah pengetahuan mahasiswa tentang prilaku hidup bersih dan sehat. Bagi profesi, sebagai bahan dalam menerapkan asuhan keperawatan komunitas. Untuk bidang penelitian, untuk memperkaya khasanah ilmu keperawatan dan mewujudkan peran perawat peneliti.

DAFTAR PUSTAKA Bailon. G.S dan Maglaya. A ( 1989). Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC. Effendy (1989). Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC. Hidayat (2003) Metodelogi Penelitian Kebidanan Dan Tehnik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika. Notoatmodjo.(2005) Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta. --------.(2007). Promosi kesehatan teori dan aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta. Potter, P.A & Perry, G.A (2006), Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep. Proses dan praktik, edisi 4. Jakarta : EGC. Soeminat. (2004). Kesehatan Lingkungan.Yogyakarta : Gajah Mada University Press 108