PRAKTIKUM EKOLOGI BERBASIS PROYEK: MEDIA PEMBEKALAN KETERAMPILAN

Download [April 2012] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1. Tabel 1. Pemetaan Keterampilan Esensial Lab dan Tingkat Penguasaan Mahasiswa Cal...

0 downloads 376 Views 887KB Size
JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1

[April 2012]

KETERAMPILAN ESENSIAL DAN KOMPETENSI MOTORIK LABORATORIUM MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI DALAM KEGIATAN PRAKTIKUM EKOLOGI Djohar Maknun E-mail: [email protected] ABSTRAK Keterampilan esensial laboratorium adalah keterampilan dasar sebagai prasyarat pengembangan keterampilan selanjutnya, berupa sejumlah prosedur, proses dan metode yang digunakan ilmuwan ketika mengkonstruksi pengetahuan dan memecahkan masalah dalam kerja ilmiah. Pembentukan keterampilan esensial dalam memperoleh pengetahuan merupakan salah satu penekanan dalam pembelajaran sains. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji profil keterampilan esensial dan kompetensi motorik lab mahasiswa calon guru biologi. Metode penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan tes, angket, observasi, dan wawancara. Sampel diambil secara acak sederhana. Kenyataan data penelitian menunjukkan bahwa kompetensi keterampilan esensial lab mahasiswa masih rendah. Keterampilan esensial lab juga belum sepenuhnya diajarkan secara optimal dalam praktikum ekologi. Rata-rata tingkat penguasaan keterampilan esensial lab mahasiswa 35,50%, sedangkan kompetensi motorik lab-nya sebesar 59,6%. Kata kunci : keterampilan esensial lab, kompetensi motorik, praktikum ekologi

A. PENDAHULUAN

banyak

Pelayanan

kegiatan

kendala.

dihadapi

dan

Permasalahan dialami

guru

yang dalam

laboratorium/praktikum merupakan salah

menyelenggarakan

satu komponen penting dan upaya yang

antara

tidak dapat dipisahkan dari pembelajaran

praktikum, kurangnya pengetahuan dan

sains

keterampilan

IPA

secara

menyeluruh.

Untuk

lain

kegiatan

praktikum

kurangnya

peralatan

guru

dalam

mengelola

memenuhi kebutuhan pendidikan terhadap

kegiatan lab, kegiatan praktikum atau

kegiatan

kegiatan

laboratorium

yang

semakin

laboratorium

secara

praktis

meningkat baik jumlah maupun mutunya,

jarang dilaksanakan, praktikum banyak

maka peranan laboratorium sains (biologi)

menyita waktu dan tenaga (Anggraeni,

baik dalam bentuk rujukan kegiatan lab

2001, Rustaman, 2003) dan guru juga

sains

kurang mampu merencanakan percobaan,

maupun

bentuk

lainnya

perlu

dikembangkan dan ditingkatkan. Implementasi kegiatan praktikum di lapangan

ternyata

masih

menghadapi

merumuskan tujuan, membuat lembar kerja

siswa,

mengelola

dan

menilai

praktikum (Wulan, 2003), serta praktikum

JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1

[April 2012]

yang dilaksanakan kurang menggugah

perlu dikembangkan, mencakup minat,

proses berpikir siswa (Corebima, 1999).

keterlibatan,

Hasil

keterampilan

penelitian

Balitbang

Depdiknas

dan

aplikasi.

Pentingnya

laboratorium

ditekankan

(Rustad et al., 2004; Wiyanto, 2005)

oleh Watson, Prieto, dan Dillon (1995)

mengemukakan bahwa kemampuan guru

bahwa

dalam

laboratorium

merancang

praktikum

masih

pendekatan

keterampilan

memberikan

pengalaman

rendah. Sekitar 51% guru IPA SMP dan

langsung, pengalaman pertama kepada

sekitar 43% guru fisika SMA di Indonesia

siswa,

tidak dapat menggunakan alat-alat lab yang

persepsi siswa tentang hal-hal penting.

tersedia di sekolahnya. Dengan demikian

Oleh

kurangnya pelaksanaan kegiatan lab di

pembelajaran

sekolah-sekolah merupakan gejala yang

keterampilan esensial laboratorium.

cukup

memprihatinkan

dalam

sehingga

mampu

karena

itu

mengubah

selama

perlu

Ottander

dan

proses dilatihkan

Grelsson

pengembangan keterampilan proses siswa.

menyatakan

Hal

penguasaan

merupakan bagian yang sangat penting

esensial

dalam pembelajaran biologi dan sains.

laboratorium siswa masih cukup rendah,

Kegiatan lab berfungsi menghubungkan

sehingga

teori/ konsep dan praktek, meningkatkan

ini

berarti

bahwa

keterampilan-keterampilan

mengganggu

keterampilan

proses

pengembangan sains

siswa

itu

sendiri.

daya

tarik

bahwa

atau

memperbaiki

Hal-hal apa saja yang tercakup dalam pembelajaran

biologi? Menurut

kegiatan

(2006)

minat

siswa,

miskonsepsi,

lab

dapat dan

mengembangkan sikap analisis dan kritis pada

siswa.

Oleh

karenanya

untuk

Haigh (1996) menuliskan bahwa seorang

mendukung fungsi kegiatan lab tersebut,

guru harus mampu melibatkan konsep-

maka

konsep

diperbaiki agar kegiatan lab berlangsung

keterampilan klasifikasi,

siswa,

mengembangkan

metode

penilaiannya

perlu

esensial

(observasi,

lebih efektif. Hasil penelitian dari Moore

mengukur,

komunikasi,

(2007) menunjukkan bahwa kegiatan lab

manipulasi, menyimpulkan, prediksi dan

dapat

kemampuan

mahasiswa.

kerja

sama),

seperangkat

meningkatkan

nilai

perkuliahan

proses ilmiah, dan identifikasi, relevansi

Kegiatan laboratorium merupakan

dan penerapan konsep-konsep. Selain itu

kegiatan yang melibatkan seluruh aktivitas,

juga perlu melibatkan ranah afektif yang

kreativitas dan intelektualitas siswa. Salah

JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1

[April 2012]

satu keterampilan dan kreativitas yang

laboratorium dan kecerdasan mahasiswa

diperlukan dan harus dikuasai siswa

(Collis et al., 2008).

adalah keterampilan merencanakan suatu percobaan,

meliputi

Menurut Woolnough (Rustaman et

keterampilan

al., 2003) bentuk praktikum terdiri atas

menentukan alat dan bahan, menentukan

praktikum yang bersifat latihan, praktikum

variabel, menentukan hal-hal yang perlu

yang bersifat memberi pengalaman, dan

diamati dan dicatat, menentukan langkah

praktikum yang bersifat investigasi atau

kerja, serta cara pengolahan data untuk

penyelidikan. Ketiga bentuk praktikum ini

menarik kesimpulan sementara (Ottander

penting dibekalkan kepada mahasiswa

& Grelsson, 2006).

calon guru.

Perlengkapan

berbasis

Pada tahun 1999, Dewan Riset

laboratorium merupakan bagian dari kerja

Nasional menerbitkan buku yang sangat

praktek sains yang meliputi juga field study

dinantikan

(Henry, 1975), sering disinonimkan dengan

belajar: otak, pikiran, pengalaman, dan

“doing science”. Telah dilaporkan oleh

sekolah “ (Bransford et al., 1999), yang

beberapa

menunjukkan

employer

kerja

(Asosiasi

Industri

orang

“Bagaimana

bagaimana

orang

penelitian

Farmasi Inggris, 2005; Federasi Biosains,

tentang pembelajaran yang didasarkan

2005a, 2005b) adanya lulusan yang kurang

pada

terampil dalam beberapa bidang biosains,

mengubah praktik mengajar. Jadi, proses

terutama

pembelajaran harus menyentuh pula aspek

sekali

yang

terkait

keterampilan-keterampilan

dengan

laboratorium

teori

dan

eksperimen

keterampilan-keterampilan

dapat

laboratorium

dan kecerdasan. Salah satu faktor penting

sebagai pendukung melakukan eksperimen

penyebab

berhubungan

atau penelitian (Kattmann et al., 2006). Hal

dengan pengetahuan dan keterampilan-

ini seperti yang dinyatakan oleh Horgen

keterampilan esensial mahasiswa pada

(1984 dalam Surya, 2003), bahwa suatu hal

tahun ke-1 dan ke-2 di laboratorium.

yang muncul dari definisinya adalah bahwa

Terdapat kecenderungan meningkat bahwa

perilaku

para mahasiswa mengambil proyek-proyek

disebabkan

riset pada tahun terakhir di luar konteks

pengalaman, sedangan Mc Geoch (1956)

riset tradisional laboratorium, sehingga

dalam Surya (2003) memberikan definisi

dapat

belajar

hal

tersebut

mengurangi

atau

menghambat

pengembangan keterampilan-keterampilan

sebagai

akibat

karena

“learning

belajar

latihan

is

a

itu atau

change

perforfermance as a result of practice”. Ini

[April 2012]

berarti

bahwa

JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1

belajar

membawa

Keterampilan esensial antara lain meliputi

perubahan dalam kinerja yang disebabkan

keterampilan:

oleh proses latihan. Dalam hal ini jelaslah

pemecahan masalah, inisiatif dan usaha

bahwa

(initiative and enterprise), merencanakan

penguasaan

keterampilan

keterampilan-

esensial lab

pun

dapat

dan

komunikasi,

mengorganisasi,

kerja

menajemen

tim,

diri,

terkuasai dengan baik jika melakukan

keterampilan belajar, dan keterampilan

latihan dan pengalaman belajar.

teknologi. Hal yang berkaitan dengan

Keterampilan merupakan

laboratorium

bagian

terpenting

ketika

atribut

personal

meliputi:

loyalitas,

komitmen, jujur, integritas, antusias, dapat

melakukan penilaian dalam keterampilan

dipercaya,

psikomotorik. Beasley (1987) menyatakan

pekerjaan dan kehidupan rumah, motivasi,

bahwa ragam keterampilan laboratorium

presentasi

yang

penghargaan

positif,

didik/mahasiswa adalah :

kemampuan

mengatasi

(1) Memilih, memasang, mengoperasikan,

kemampuan adaptasi (Gibb, 2002).

harus

membuka,

dimiliki

peserta

membersihkan

dan

mengembalikan peralatan;

sikap

simbang

personal,

terhadap

akal rasa

sehat, humor,

tekanan,

dan

Jenis-jenis utama dari keterampilan esensial

adalah

keterampilan

berpikir

(2) Mencocokkan peralatan;

(seperti teknik memecahkan masalah),

(3) Membaca alat ukur dengan teliti;

strategi pembelajaran (seperti membuat

(4) Menangani,

menyiapkan

dan

menyadari bahaya bahan kimia; (5) Mendeteksi, memperbaiki

mengkalibrasi kesalahan

sesuatu), dan keterampilan metakognitif dan dalam

mengatur peralatan;

Keterampilan esensial dikenal pula sebutan

memecahkan

Sedikitnya

masalah

mnemonik) ada

tiga

atau

teknik

(Gibb,

2002).

bagian

utama

keterampilan esensial. Komponen yang

kunci,

paling lazim adalah prosedur, prinsip, dan

keterampilan inti (core skill), keterampilan

memorasi atau mengingat. Prosedur yaitu

generik,

dasar.

seperangkat langkah yang digunakan untuk

Keterampilan esensial ada yang secara

melakukan keterampilan. Prinsip yaitu

spesifik berhubungan dengan pekerjaan,

berkenaan dengan kemampuan memahami

ada yang relevan dengan aspek sosial.

dan menerapkan konsep-konsep tertentu

dan

keterampilan

(seperti memonitor dan merevisi teknik

membuat

(6) Menggambar peralatan dengan akurat.

dengan

mnemonik untuk membantu mengingat

keterampilan

[April 2012]

JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1

untuk menuntun kapan dan bagaimana

yang berkaitan dengan eksperimennya.

suatu langkah atau prosedur (pendekatan)

Keterampilan dasar tersebut bukan hanya

dilakukan.

berkaitan dengan keterampilan otomatis

Memorasi

yaitu

mengingat

urutan langkah-langkah. Careers

saja, tetapi juga menyangkut keterampilan

Advisory

Board

University of Western Australia

The

fisik

dan

mental.

Keterampilan-

tahun

keterampilan ini berproses dalam kerja

1996 (Gibb, 2002), mengemukakan bahwa

ilmiah, proses digunakan para ahli dalam

perkuliahan-perkuliahan pada umumnya

kerjanya.

tidak

kemampuan-

dasar tersebut antara lain : mengobservasi,

secara maksimal.

menghitung, mengukur, mengklasifikasi,

mengembangkan

kemampuan esensial Keterampilan

esensial

yang

dimaksud

Keterampilan-keterampilan

mencari hubungan ruang/waktu, membuat

meliputi kemampuan: komunikasi oral,

hipotesis,

komunikasi

penelitian/eksperimen,

melalui

tulisan,

belajar

mefencanakan

keterampilan dan prosedur baru, bekerja

variabel,

dalam kelompok, membuat keputusan,

inferensi, memprediksi, mengaplikasikan,

memecahkan masalah, mengadaptasikan

dan

pengetahuan pada situasi baru, bekerja

Semiawan, 1985). Menurut

menyusun

(Nur,

Wetzel

1996;

(2008),

dan

keterampilan proses sains merupakan

sosial/budaya keputusan, pertanyaan yang

dasar dari pemecahan masalah dalam sains

menerima kebijakan, membuka ide-ide dan

dan metode ilmiah. Keterampilan proses

kemungkinan-kemungkinan baru, berpikir

sains

dan

keterampilan

beralasan

etika

data,

mengkomunikasikan

dengan pengawasan minimum, memahami implikasi-implikasi

menafsirkan

mengendalikan

logis,

berpikir

kreatif,

dikelompokkan proses

menjadi dasar

dan

analisis, dan membuat keputusan yang

keterampilan proses terpadu. Menurut

matang dan bertanggung jawab secara

Rezba

moral, sosial dan praktis.

keterampilan proses dasar terdiri atas

Keterampilan

esensial

adalah

(1999)

dan

Wetzel

(2008),

enam komponen tanpa urutan tertentu,

keterampilan dasar yang digunakan untuk

yaitu:

menguraikan sejumlah prosedur, proses

1.

Observasi

atau

dan metode yang penting yang digunakan

menggunakan

lima

ilmuwan

mencari tahu informasi tentang obyek

ketika

mengkonstruksi

pengetahuan dan memecahkan masalah

mengamati, indera

untuk

JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1

[April 2012]

seperti

2.

3.

4.

5.

karakteristik

obyek,

sifat,

1.

hipotesis,

membuat

persamaan, dan fitur identifikasi lain.

prediksi (tebakan) berdasarkan bukti

Klasifikasi, proses pengelompokan dan

dari

penataan objek

penyelidikan.

Mengukur, membandingkan kuantitas

2.

penelitian

sebelumnya

atau

Mengidentifikasi variabel, penamaan

yang tidak diketahui dengan jumlah

dan pengendalian terhadap variabel

yang diketahui, seperti: standar dan

independen, dependen, dan variabel

non-standar satuan pengukuran.

kontrol dalam penyelidikan

Komunikasi,

menggunakan

3.

Membuat

defenisi

operasional,

multimedia, tulisan, grafik, gambar,

mengembangkan istilah spesifik untuk

atau cara lain untuk berbagi temuan.

menggambarkan

Menyimpulkan,

dalam

membentuk

ide-ide

untuk menjelaskan pengamatan. 6.

Merumuskan

Prediksi,

mengembangkan

sebuah

Keterampilan proses sains dapat dasar

yang

penyelidikan

terjadi

berdasarkan

karakteristik diamati. 4.

asumsi tentang hasil yang diharapkan.

meletakkan

apa

logika

untuk

meningkatkan kemampuan berpikir siswa

Percobaan, melakukan penyelidikan dan mengumpulkan data

5.

Interpretasi data, menganalisis hasil penyelidikan. Bertolak

sekolah dasar. Di kelas awal, siswa lebih

penelitian ini dengan tujuan mengkaji

banyak menggunakan keterampilan proses

bagaimana profil penguasaan keterampilan

sains yang mudah seperti pengamatan dan

esensial dan kompetensi motorik lab

komunikasi,

mahasiswa calon guru biologi IAIN Syekh

perkembangannya

mereka

dapat

Nurjati

Cirebon.

Hasil

melakukan

penelitian

diharapkan

yang kompleks seperti

meningkatkan keterampilan esensial dan

dan

prediksi (Rezba, 1999). Perpaduan

dua

kompetensi kemampuan

digunakan

ini

menggunakan keterampilan proses sains inferensi

dapat

penulis

belakang

masalah

seiring

atas,

latar

bahkan pada siswa di kelas awal tingkat

namun

di

dari

motoril

untuk

laboratorium

mahasiswa.

keterampilan proses dasar atau lebih membentuk keterampilan proses terpadu. Menurut Weztel (2008), Keterampilan proses terpadu meliputi:

B. METODE Metode penelitian yang digunakan deskriptif kuantitatif yang menggambarkan

JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1

[April 2012]

sebaran keterampilan esensial pada topik praktikum ekologi dan tingkat penguasaan

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

keterampilan esensial dan kompetensi

Tabel

1

menunjukkan

bahwa

motorik lab mahasiswa calon guru biologi

keterampilan esensial lab yang dilakukan

di Jurusan Tadris IPA Biologi Fakultas

pada setiap topik praktikum ekologi sangat

Tarbiyah IAIN Syekh Nurjati Cirebon

bervariasi. Kemampuan mengobservasi,

Sampel

yang

diambil

dalam

menghitung,

mengukur,

penelitian ini 40 orang mahasiswa yang

mengkomunikasikan,

telah lulus mengambil mata kuliah Ekologi

dan

dan mata kuliah Praktek Profesi Lapangan.

diajarkan pada setiap topik praktikum

Teknik pengambilan sampel secara acak

ekologi. Sebaliknya keterampilan esensial

sederhana. Mereka diberikan seperangkat

seperti mengklasifikasi, mencari hubungan

tes,

waktu/ ruang, dan memprediksi umumnya

angket,

lembar

observasi

dan

menafsirkan

data,

hampir

selalu

menyimpulkan

wawancara untuk mengkaji kompetensi

masih

keterampilan

praktikum ekologi. Keterampilan lab dalam

esensial

laboratorium,

khususnya di bidang biologi. Untuk

setiap

jarang

kompetensi

menyusun variabel,

secara

observasi, menganalisis

dan

pada

saat

hal merencanakan penelitian/eksperimen,

keterampilan motorik lab dilakukan tes tertulis,

diberikan

inferensi, mebuat

mengendalikan hipotesis,

dan

menggunakan

lembar

mengaplikasikan tidak pernah diajarkan

demosntrasi

untuk

secara optimal melalui kegiatan praktikum

besar

tersebut.

sampai

seberapa

penguasaan kompetensi motorik lab setiap

Dapat dilihat pada Tabel 1 tersebut bahwa

mahasiswa. Dalam pengukuran kompetensi

semua topik praktikum ekologi tidak ada

ini, baik secara tertulis, observasi maupun

yang mengajarkan seluruh (14 jenis)

demonstrasi diambil sampel 17 orang, hal

keterampilan esensial lab. Pada beberapa

ini terkait dengan pertimbangan waktu

topik praktikum ekologi hanya diajarkan

penelitian yang cukup terbatas.

keterampilan-keterampilan

Selanjutnya data dianalisis secara kuantitatif

deskriptif

untuk

melihat

esensial

lab

tertentu. Kurangnya

pembelajaran

keterampilan esensial lab dan kompetensi

keterampilan

esensial

motorik mahasiswa calon guru biologi

mahasiswa calon guru biologi ini dapat

tersebut.

menyebabkan

tingkat

lab

kepada

penguasaan

JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1

[April 2012]

keterampilan esensial lab mereka menjadi

menyita waktu dan tenaga (Anggraeni,

rendah. Dari Tabel 1 di atas terlihat tingkat

2001) dan guru juga kurang mampu

penguasaan

lab

merencanakan percobaan, merumuskan

dalam

tujuan, membuat lembar kerja siswa,

oleh

mengelola dan menilai praktikum (Wulan,

53,21%

2003), serta praktikum yang dilaksanakan

kemampuan

kurang menggugah proses berpikir siswa

keterampilan

esensial

mahasiswa calon guru biologi mengobservasi 43,45%,

hanya

dikuasai

menghitung

mahasiswa,

oleh

sedangkan

menafsirkan data dikuasai oleh 56,88% mahasiswa

dan

terbanyak

(Corebima, 1999).

adalah

Keterampilan-keterampilan esensial

mengkomunikasikan secara tertulis yaitu

yang dipetakan dan diukur antara lain

dikuasai

oleh

57,24%.

Keterampilan

mengobservasi, menghitung, mengukur,

esensial

lab

berupa

merencanakan

dan merumuskan hipotesis. Selengkapnya

penelitian/eksperimen mengaplikasikan, dikuasai

oleh

mahasiswa. keterampilan

dan

masing-masing 7,17%

dan

Secara esensial

hanya

5,39

%

keseluruhan lab

ini

hanya

dikuasai oleh 35,50% mahasiswa calon guru biologi. Masalah

kegiatan

lab

atau

praktikum diperkuat pula oleh Rustaman (2003) menyatakan, bahwa implementasi kegiatan praktikum di lapangan ternyata masih

menghadapi

banyak

kendala.

Permasalahan yang dihadapi dan dialami guru dalam menyelenggarakan kegiatan praktikum antara lain kurangnya peralatan praktikum, kurangnya pengetahuan dan keterampilan

guru

dalam

mengelola

kegiatan lab, kegiatan praktikum atau kegiatan

laboratorium

secara

praktis

jarang dilaksanakan, praktikum banyak

dapat

dilihat

praktikum

pada

ekologi

Tabel

1.

Topik

yang

dilakukan

diantaranya adalah pengenalan alat, faktorfaktor

lingkungan,

suksesi

tumbuhan,

siklus hidrologi, dan kinerja hewan.

[April 2012]

JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1

Tabel 1. Pemetaan Keterampilan Esensial Lab dan Tingkat Penguasaan Mahasiswa Calon Guru Biologi pada Praktikum Ekologi Topik Praktikum Tingkat Keterampilan No. Pengenalan Faktor Suksesi Siklus Allelopati Analisis Pendugaan Kinerja Penguasaan Esensial Lab Ekosistem (%) Alat Ling. Tumb. Hidrologi Tanaman Vegetasi Populasi Hewan 1 Mengobservasi √ √ √ √ √ √ √ √ √ 43,45 2 Menghitung √ √ √ √ √ √ √ √ 53,21 3 Mengukur √ √ √ √ √ √ √ √ 50,17 4 Mengklasifikasi √ √ √ 47,22 5 Mencari hubungan √ √ √ √ 19,07 waktu/ruang 6 Membuat hipotesis √ √ 26,45 7 Merencanakan 7,17 penelitian/eksperimen 8 Mengendalikan √ √ 12,98 variabel 9 Menafsirkan data √ √ √ √ √ √ √ √ 56,88 10 Menyusun inferensi √ √ 28,76 11 Memprediksi √ √ √ √ 44,52 12 Menyimpulkan √ √ √ √ √ √ √ √ 44,45 13 Mengaplikasikan √ 5,39 14 Mengkomunikasikan √ √ √ √ √ √ √ √ √ 57, 24 Jumlah, Rata-rata 5 11 7 8 6 7 7 7 10 35,50 Keterangan: √ = ada diajarkan; - = tidak ada

JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1

[April 2012]

Oleh karena itu untuk mengatasi rendahnya

keterampilan

kompetensi ini, baik secara tertulis dan

esensial

demosntrasi diambil sampel tujuh belas

mahasiswa calon guru biologi ini perlu

orang. Tabel 2 sampai dengan Tabel 7

dilaksanakan

menunjukkan

peningkatan

berbagai

program

kompetensi

mahasiswa,

mempersiapkan bahan dan alat sesuai

kegiatan

rencana praktikum hanya dikuasai oleh

khsusunya

dalam

laboratorium. Upaya-upaya yang dapat

46,4%

dilakukan

kompetensi

di

memberikan

antaranya

kompetensi

mahasiswa,

sedangkan

mengkalibrasi

dan

pembekalan

memelihara peralatan lab dikuasai oleh

secara khusus tentang keterampilan

59,3% mahasiswa calon guru biologi.

esensial lab kepada mahasiswa. Selain

Masing-masing

sebanyak

itu

mahasiswa

55;2%

juga,

program

adalah

bahwa

perlu

dilakukan

upaya

dan

74,3% mahasiswa

menggunakan model pembelajaran yang

menguasai kompetensi mengoperasikan

dapat

pipet dan mengoperasikan mikroskop.

merangsang

keterampilan

mahasiswa,

baik

Kompetensi mencatat dan memproses

afektif

dan

data hanya dikuasai 57,4% mahasiswa,

praktikum

dan kompetensi bekerja aman sesuai

ekologi berbasis proyek, mahasiswa

prosedur kesehatan dan keselamatan

diberikan

kerja dikuasai 65,0% mahasiswa.

secara

lab

meningkatkan

kognitif,

psikomotorik.

keterampilan dengan

Melalui

program

pembekalan

esensial

dimaksud,

Keseluruhan

enam

kompetensi

demikain

diharapkan

motorik keterampilan lab yang diteliti

memiliki

keterampilan

ini menunjukkan rata-rata dikusai oleh

esensial lab yang memadai dalam

59,6% mahasiswa. Hal ini berarti bahwa

mendukung profesinya sebagai guru

sebagian besar mahasiswa calon guru

sains.

biologi

mahasiswa

Untuk

setiap

kompetensi

masih

menguasai

belum

keterampilan

maksimal motorik

keterampilan motorik lab dilakukan tes

laboratorium, sehingga dapat dipahami

secara tertulis dan demonstrasi untuk

mengapa mereka mengalami kesulitan

menganalisis sampai seberapa besar

dalam kegiatan praktikum di lab sekolah

penguasaan

kompetensi

ketika melakukan PPL. Salah satu

mahasiswa.

Dalam

setiap

pengukuran

penyebab

kurangnya

penguasaan

[April 2012]

keterampilan sistem

motorik lab ini adalah

praktikum

selama

ini.

dilaksanakan,

JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1

yang

dilaksanan

Praktikum tidak

yang

melatih

secara

disediakan masih dirasakan kurang. Selain itu juga, dengan kondisi lab, sarana

dan

peralatan

prasarana, yang

bahan

masih

dan

terbatas,

optimal mengembangkan keterampilan

menyebabkan penguasaan keterampilan

labnya.

motorik lab masih dirasakan kurang

Alasan tidak diberikannya

latihan ini adalah karena waktu yang

maskimal.

Tabel 2. Penguasaan kompetensi mempersiapkan bahan dan alat sesuai rencana praktikum TINGKAT SUBKOMPETENSI PENGUASAAN (%) 1. Menentukan tujuan pelaksanaan praktikum 60 2. Mengenali jenis-jenis percobaan dan memahami dasar 61 teorinya 3. Mengenali alat-alat lab dan terampil menggunakannya 39 4. Mengenali obyek pekerjaan dan menggambarkannya 70 5. Memahami prosedur percobaan dan terampil 50 melaksanakannya 6. Menyusun petunjuk praktikum dalam format LKS 16 berbasis keterampilan lab dan implementasinya 7. Merancang alat evaluasi kegiatan 29 Rata-rata 46,4 Pada

kompetensi

pekerjaan

dan

menggambarkannya”.

mempersiapkan bahan dan alat sesuai

Subkompetensi yang paling rendah

rencana

pada

praktikum

subkompetensi

yang

(Tabel paling

2),

rendah

penguasaan

mengkalibrasi

kompetensi

dan

memelihara

dikuasai mahasiswa adalah “menyusun

peralatan (Tabel 3) adalah melakukan

petunjuk praktikum dalam format LKS

kalibrasi peralatan, hanya dikusai 37%

berbasis

mahasiswa,

keterampilan

lab

dan

sedangkan

penguasaan

implementasinya” hanya sebesar 16%,

subkompetensi yang paling tinggi yaitu

tertinggi 70% mahasiswa menguasai

dalam

subkompetensi

dikuasai 75% mahasiswa.

“mengenali

obyek

“memelihara

buku

catatan

[April 2012]

JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1

Tabel 3. Penguasaan kompetensi “mengkalibrasi dan memelihara peralatan lab TINGKAT SUBKOMPETENSI PENGUASAAN (%) 1. Mempersiapkan dan melakukan pengecekan 65 peralatan lab sebelum digunakan 2. Melakukan kalibrasi peralatan 37 3. Memelihara peralatan 60 4. Memelihara buku catatan peralatan 75 Rata-rata 59,3

Kompetensi

mengoperasikan

(Tabel 5) adalah “menangani mikroskop

pipet (Tabel 4), subkompetensi yang

yang tidak layak pakai sesuai prosedur

paling

“,

rendah

dikuasai

mahasiswa

hanya

dikusai

20%

mahasiswa,

adalah “mengikuti prosedur kesehatan

sedangkan penguasaan subkompetensi

dan keselamatan kerja” hanya sebesar

yang paling tinggi dikuasai oleh 72%

50%

mahasiswa

,

tertinggi

90%

mahasiswa

yaitu

menguasai subkompetensi “melakukan

“mengoperasikan

pemeliharaan

mikroskop

pipet”.

Subkompetensi

yang paling rendah pada penguasaan

dengan

dalam penggunaan

benar

sesuai

prosedur yang berlaku”.

kompetensi mengoperasikan mikroskop

1. 2. 3. 4.

1.

Tabel 4. Penguasaan kompetensi “ mengoperasikan pipet” TINGKAT SUBKOMPETENSI PENGUASAAN (%) Mengidentifikasi pipet yang akan dipakai 75 Melakukan pipetasi 82 Melakukan pemeliharaan pipet 90 Mengikuti prosedur kesehatan dan keselamatan kerja 50 Rata-rata 74,3 Tabel 5. Penguasaan kompetensi “ mengoperasikan mikroskop” TINGKAT SUBKOMPETENSI PENGUASAAN (%) Memilih jenis mikroskop yang sesuai dengan kebutuhan pemeriksaan dan layak pakai sebelum 70 digunakan

[April 2012]

2. 3. 4. 5. 6.

Untuk

JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1

Menangani mikroskop yang tidak layak pakai sesuai prosedur Mengoperasikan penggunaan mikroskop dengan benar sesuai prosedur yang berlaku Menjelaskan cara pemeliharaan mikroskop secara rutin sesuai prosedur yang berlaku Membuat rekaman pemeliharaan mikroskop Melakukan langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan kerusakan mikroskop sesuai prosedur yang berlaku Rata-rata kompetensi

memproses

20 72 65 34 70 55,2

mencatat

dan

melakukan pekerjaan” (Tabel 7) hanya

(Tabel

6),

dikusai oleh 52% mahasiswa calon

data

subkompetensi “melakukan komputasi

guru

laboratorium hanya dikusai oleh 40%

subkompetensi

mahasiswa, sedangkan “mencatat dan

dan bahan setelah selesai pekerjaan”

menyimpan data” 75% mahasiswa

sebagian

menguasai subkompetensi tersebut.

kompeten

Pada

tersebut.

1. 2. 3. 4. 5.

subkompetensi

“persiapan

biologi,

berbeda

dengan

“membersihkan

besar dalam

78%

alat

mahasiswa

subkompetensi

Tabel 6. Penguasaan kompetensi “ mencatat dan memproses data” TINGKAT SUBKOMPETENSI PENGUASAAN (%) Mencatat dan menyimpan data 75 Melakukan komputasi laboratorium 40 Menampilkan data dalam bentuk tabel, diagram, dan 55 grafik Menginterpretasikan data dalam bentuk tabel, diagram, 47 dan grafik Menjaga keakuratan dan kerahasiaan data 70 Rata-rata 57,4

Tabel 7. Penguasaan kompetensi “ bekerja aman sesuai prosedur kesehatan dan keselamatan kerja di lab TINGKAT SUBKOMPETENSI PENGUASAAN (%) 1. Persiapan untuk melakukan pekerjaan 52 2. Melakukan pekerjaan yang sehat dan aman di 65

[April 2012]

JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1

laboratorium 3. Membersihkan alat dan bahan setelah selesai pekerjaan 78 Rata-rata 65,0 Menurut Carrol dan Feltam kategori keterampilan yang

dapat

(2007), mahasiswa akan menunjukkan

diperoleh mahasiswa setelah belajar

kinerja yang lebih baik jika diberi waktu

sains dengan praktikum yakni: 1)

yang

berlatih

keterampilan memperoleh (acquisitive

keterampilan-keterampilan

skills), 2) keterampilan mengorganisasi

lebih

mengenai riset

lama

dan

untuk

yang

(organizational skills), 3) keterampilan

kunci.

kreatif (creative skills), 4) keterampilan

Pentingnya keterampilan lab ini seperti

manipulasi (manipulative skills), dan 5)

yang dikemukakan oleh Sund and

keterampilan

Trowbridge

(communicative skills).

merupakan

keterampilan

lab

keterampilan

(1987),

terdapat

lima

E. PENUTUP

kepada mahasiswa belum maksimal

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan

komunikasi

bahwa

kompetensi

diberikan pada setiap topik praktikum ekologi.

Kompetensi

mahasiswa

calon

dikuasai 59,6% mahasiswa calon guru

biologi

masih

rendah.

Pembelajaran keterampilan esensial lab

DAFTAR PUSTAKA Anggraeni, S. (2001). Analisis Pembelajaran Biologi Molekuler di SMU Kodya Bandung. Makalah Penelitian. Bandung: FMIPA UPI. Carrol, S. and Feltam, M. (2007). Knowledge or Skills-The Way to a Meaningful Degree? An Investigation into Importance of Key Skills within an Undergraduate Degree and The Effect This on Student Success. Bioscience Education e-journal 10.

umum

lab

keterampilan esensial lab mahasiswa guru

secara

motorik

hanya

biologi.

D’Avanzo C. (2003). Research on Learning: Potential for Improving College Ecology Teaching. Front Ecol Environment. 1(10):533540. Ford, E. D. (2000). Scientific Method for Ecological Research. New York: Cambridge University Press. Gibb, J. (2002). The Collection of Research Reading on Generic Skill in VET [online]. Tersedia: http://www.ncvr.edu.au.hotm. [17 Nopember 2008].

[April 2012]

Haigh,

JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1

M., (1996). Investigating Investigatorrs: Implications for Teachesrs of theIntroduction of Open Investigations Into Form 6 (Year 12) Biology Practical Work. Paper Accompanying Presentation to 27th Annual Conference of The Australian Science Education Research Association, Canberra.

Henry, N. W. (1975). Objectives of Laboratory Work. In: The Structure of Science Education, Australia: Longman.

Bandung: Jurusan Biologi UPI.

Pendidikan

Rustaman N & Riyanto, A. (2003). Perencanaan dan Penilaian Praktikum di Perguruan Tinggi. Handout Program Applied Approach bagi Dosen Baru Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 13-25 Januari 2003. Semiawan, C. (1985). Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta : PT. Gramedia.

Moore, R. (2007). What Do Students’ Behaviors and Performances in Lab Tell Us About Their Behaviors and Performances in Lecture – Portions of Introductory Biology Courses? Bioscene: Journal of College Biology Teaching. 33(1), 19-24.

Sund, R.B. and Trowbridge, L.W. (1987). Teaching Science by Inquiry in The Secondary School. Ohio: A Bell & Howell Company.

Nur, M. (1996). Teori Pembelajaran IPA dan Hakekat Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta : Dikmenum.

Watson, R., Prieto, T., Dillon, S.J., (1995). The Effect of Practical Work on Students’ Understanding of Combustion. J. Research in Science Teaching. Vol 32, No. 5.

Ottander, C, & Grelsson, G. (2006). Laboratory work: The Teachers’ Perspective. Journal of Biological Education. 40(3), 113-118. Rustaman, N et al. (2003). Strategi Belajar Mengajar Biologi.

Surya,

M. (2003). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandumg: Pustaka Bani Buraisy.

Wulan, A.R. (2003). Permasalahan yang Dihadapi dalam Pemberdayaan Praktikum Biologi di SMU dan Upaya Penanggulangannya. Tesis. Bandung: SPs UPI (tidak dipublikasikan).