PROMOTION STRATEGY DAN PERAN DINAS KEBUDAYAAN DAN

Download ABSTRACT. The purpose of this research is to find out the impact on the promotion strategy which consists of Advertising,. Direct Marketing...

0 downloads 522 Views 1019KB Size
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 6 (2014)

PROMOTION STRATEGY DAN PERAN DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA DALAM MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN Ichtisari Novia Arifah [email protected] Tri Yuniati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT The purpose of this research is to find out the impact on the promotion strategy which consists of Advertising, Direct Marketing, Public Relation, Sales Promotion, Function and Task of DISBUDPAR either simultaneously or partially to the enhancement of the tourists’ visit to the Surabaya Museum, particularly to the 10 November Museum Surabaya.The simultaneous test result shows that simultaneously the variables of Advertising,

Direct Marketing, Public Relation, Sales Promotion, Function and Task of DISBUDPAR have significant impact on the enhancement of the tourists’ visit at Museum Surabaya, particularly to the 10 November Museum Surabaya. While the partial test result shows that partially the variables of Advertising, and Function of DISBUDPAR have no significant impact, on the other hand, partially the variables of Direct Marketing, Public Relation, Sales Promotion, Task of DISBUDPAR have significant impact on the enhancement of the tourists’ visit at Museum Surabaya, particularly to the 10 November Museum Surabaya. The Public Relation variable has dominant impact on the enhancement of the tourists’ visit at museum Surabaya, particularly to the 10 November Museum Surabaya. Keywords :Advertising, Direct Marketing, Public Relation, Sales Promotion.

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengetahui Pengaruh Strategi Promosi yang terdiri dari Advertising, Direct Marketing, Public Relation, Sales Promotion , Tugas dan Fungsi DISBUDPAR secra simultan maupun parsial terhadap meningkatnya kunjungan wisatawan di Museum Surabaya, khususnya Museum 10 November Surabaya. Hasil pengujian secara simultan menunjukan bahwa variabel Advertising, Direct Marketing, Public Relation, Sales Promotion, Tugas dan Fungsi DISBUDPAR secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap meningkatnya kunjungan wisatawan di Museum Surabaya, khususnya Museum 10 November Surabaya. Sementara hasil pengujian secara parsial bahwa varaibel Advertising dan Fungsi DISBUDPAR tidak berpengaruh signifikan, sedangkan variabel Direct Marketing, Public Relation, Sales Promotion, Tugas DISBUDPAR berpengaruh signifikan tehadap meningkatnya kunjungan wisatawan di Museum Surabaya, khususnya Museum 10 November Surabaya. Variabel yang mempunyai pengaruh dominan terhadap meningkatnya kunjungan wisatawan di Museum Surabaya adalah variabel Public Relation. Kata Kunci : Advertising, Direct Marketing, Public Relation, Sales Promotion

PENDAHULUAN Pariwisata merupakan salah satu industri strategis jika ditinjau dari segi pengembangan ekonomi dan sosial budaya karena kepariwisataan mendorong terciptanya lapangan pekerjaan, peningkatan pendapatan masyarakat, peningkatan kualitas masyarakat dan dapat menambah rasa cinta tanah air terhadap nilai-nilai budaya bangsa sekaligus sebagai instrumen untuk melestarikan lingkungan. Menurut undang-undang No.10/2009 tentang kepariwisataan, yang dimaksud dengan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, pemerintah dan Pemerintah

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 6 (2014)

2

Daerah. Pengembangan sektor pariwisata yang dilakaukan dengan baik dan maksimal akan mampu menarik wisatawan domestik dan wisatawan asing untuk datang berkunjung dan membelanjakan uangnya dalam kegiatan berwisatanya. Dari transaksi itulah masyarakat daerah wisata akan lebih terangkat taraf hidupnya karena dapat memanfaatkan peluang didaerah wisata serta negara mendapat devisa dari wisatawan asing yang menukar mata uang negaranya dengan rupiah. Dari pengertian diatas, maka dapat diketahui bahwa pariwisata bukan merupakan kegiatan yang menghasilkan upah, sebaliknya dengan mengadakan perjalanan pariwisata, maka seseorang mengeluarkan biaya. Jenis biaya yang dimaksud antara lain biaya konsumsi, biaya transportasi, biaya menginap, dan biaya lainnya. Biaya ini dikeluarkan sesuai dengan sarana yang digunakan oleh wisatawan ketika melakukan kunjungan wisata. Berdasarkan pasal 4 Undang-undang Nomer 33 Tahun 2009 tentang kepariwisataan dapat diketahui bahwa pariwisata bertujuan untuk menigkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan rakyat, mengahpus kemiskinan, mangatasi pengangguran, melestarikan alam, lingkungan dan sumber daya, memajukan kebudayaan, mengangkat citra bangsa, memupuk rasa cinta tanah air, memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa, mempererat persahabatan antarbangsa. Pemerintah Provinsi Jawa Timur memberikan kewenangan penuh kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur untuk mengelola aset negara yang berupa obyek dan daya tarik wisata (ODTW) provinsi Jawa Timur berupa ODTW alam, buatan, dan minat khusus.Dengan salah satunya yakni Kota Surabaya yang menjadi ikon ibukota Jawa Timur. Fasilitas Promosi Pariwisata Surabaya ini merupakan suatu tempat yang mempromosikan dan memberikan informasi tentang potensi-potensi yang dimiliki oleh Surabaya itu sendiri, Fasilitas yang disediakan antara lain : Monumen tempat bersejarah, tempat-tempat bersejarah sampai makanan khas yang dimiliki oleh Kota Pahlawan ini, sehingga wisatawan dapat menikmati bagian dari pariwisata di Jawa Timur. Surabaya merupakan kota multi etnis yang kaya akan budaya. Maka dari itu Surabaya memiliki bangunan-bangunan bersejarah serta benda-benda bersejarah yang banyak ditinggalkan sejak jaman dahulu. Surabaya dikenal memiliki keragaman aset budaya dan tradisi yang sangat menarik serta bervariasi yang dirangkum dalam sebuah museum dan tersebar di seluruh wilayah.Surabaya sendiri memiliki banyak sekali museum yang tersebar di berbagai lokasi. Namun hanya 7 saja yang masuk data Dinas Pariwisata sebagai museum yang memenuhi persyaratan. Diantara syarat tersebut adalah penentuan lokasi museum, koleksi museum, bangunan museum, peralatan yang dimiliki museum, organisasi dan ketenagaan dan sumber dana tetap. 7 (tujuh) museum yang masuk data Dinas Pariwisata Surabaya dan memenuhi syarat tersebut adalah : 1. Museum House of Sampoerna, 2. Museum Kesehatan dr Adhyatma, 3. Museum Nahdlatul Ulama, 4. Museum Kajian Etnografi Unair, 5. Museum Rudi Isbandi, 6. Museum TNI-AL Loka Jaya Srana, 7. Museum 10 November Ke tujuh Museum tersebut memiliki karakteristik dan keunikan yang berbeda dari museum lain. Memanfaatkan opportunities dan challenges isu kebudayaan dan kepariwisataan nasional ini, patutlah Surabaya menonjolkan diferensiasi dibanding daerah lain di Nusantara. Di sini, kita patut berbangga sekaligus tertantang untuk melestarikan semangat, warisan, dan situs-situs kepahlawanan yang tersebar di kawasan Surabaya Timur dan Utara

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 6 (2014)

3

khususnya. Dua kawasan tersebut menjadikan Surabaya sebagai megamuseum kepahlawanan terbesar di Indonesia. Tapi, kenyataannya, Jumlah kunjungan ke museum tidaklah semenarik minat dan keinginan berkunjung ke tempat-tempat wisata bernuansa modern seperti mal atau pusat hiburan lainnya. Berdasarkan data yang ada yang diperoleh dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Surabaya tercatat Jumlah wisatawan Nusantara maupun Mancanegara yang datang berkunjung di Surabaya dari tahun 2009 sebanyak 7.230.202 wisatawan nusantara dan 154.866 wisatawan mancanegara semakin meningkat dari tahun ke tahun sampai tahun 2013 terus mengalami peningkatan hingga sebanyak 11.122.194 wisatawan nusantara yang datang berkunjung ke Surabaya. Adapun data yang membuktikan wisata museum tidak menajadi wisata utama yang menarik bagi wisatawan.Hal ini di tunjukan dengan data kunjungan wisatawan ke Surabaya yang lebih dari 11.472.211 orang. Maka dapat disimpulkan kurang dari 7 % dari wisatawan yang berkunjung di Surabaya yang berkunjung ke museum 10 November. Untuk meningkatkan pariwisata daerah salah satu ukurannya adalah jumlah kunjungan wisatawan.Untuk itu perlu dikembangkan obyek –obyek pariwisata di Kota Surabaya sehingga dapat menarik kunjungan masyarakat.Agar kunjungan dapat meningkat perlu terjalin koordinasi dan kerjasama dengan pengusaha pariwisata baik di dalam maupun luar Surabaya. Maka dari itu diperlukannya usaha Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam mempromosikan berbagai tempat bersejarah sebagai symbol dari Kota Pahlawan seperti halnya museum-museum yang ada di Kota Surabaya, sebagai bentuk sifat menghargai benda-benda bersejarah terdahulu. Para pihak Museum 10 November Surabaya serta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata pastinya memiliki promotion strategy yang digunakan untuk menarik kunjungan wisatawan Domestik maupun wisatawan Mancanegara ke tempat penyimpanan benda-benda bersejarah di Kota Surabaya. Rumusan masalah : (1) ApakahPromotion Strategy dan Peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata secara parsial berpengaruh positif dalam meningkatkan kunjungan Wisatawan? (2) Apakah Promotion Strategy secara dominan dapat meningkatkan kunjungan Wisatawan ? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa Promotion Strategy dan Peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata secara parsial berpengaruh positif dalam meningkatkan kunjungan Wisatawan, Untuk mengetahui dan menganalisa Promotion Strategy berpengaruh dominan dalam pembentukan kunjungan Wisatawan. TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Pengertian Pemasaran Jasa Menurut Kotler ( 2008: 5 ) menyatakan bahwa mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan social. Salah satu definisi yang baik dan singkat dari pemasaran adalah “memenuhi kebutuhan dengan cara yang menguntungkan. Definisi social menunjukan peran yang dimainkan pemasaran didalam pemasaran didalam masyarakat; sebagai contoh, seorang pemasar berkata bahwa peran pemasaran adalah untuk “memberikan standar kehidupan yang lebih tinggi”. Berdasarkan pernyataan diatas yang dimaksud definisi social yakni : pemasaran adalah sebuah proses kemasyarakatan di mana individu dan individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan orang lain. Dari pengertian di atas dapat diartikan bahwa pemasaran adalah suatu system keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis, yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 6 (2014)

4

Pengertian pemasaran jasa yang baik perlu didukung dengan pengertian mengenai jasa itu sendiri.Pemasaran lebih dari sekedar kemampuan organisasi untuk memproduksi barang dan jasa dalam memenuhi kebutuhan, pilihan, dan keinginan konsumen yang selalu berubah.Gaya pemasaran selalu dinamis dan terus berubah, berbagai konsep dikembangkan untuk menjawab segala permasalahan pemasaran serta untuk menangkap peluang pasar yang ada. Karakteristik Jasa Adapun karakteristik unik yang membedakannya dari barang dan berdampak pada cara memasarkannya. Menurut Tjiptono (2008:18) secara garis besar, karakteristik tersebut terdiri atas : a. Intangibility ( Tidak berwujud ) Pada dasarnya jasa berbeda dengan barang, bila barang merupakan suatu objek, alat, atau benda; maka jasa adalah sutu perbuatan, tindakan, pengalaman, proses, kinerja, atau usaha.Oleh sebab itu, jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicium, didengar, atau diraba sebelum dikonsumsi dan dibeli. Selain itu, jasa biasanya mengandung 2 unsur yaitu : pertama Experience quality adalah karakteristik yang hanya dapat dinilai pelanggan setelah pembelian, misalnya kualitas, efisiensi, dan kesopanan dan yang keduanya, Credence quality adalah aspek yang sulit dievaluasi, bahkan setelah pembelian dilakukan. Misalnya sebagian besar orang sulit menilai peningkatan kemampuan berbahasa inggris setelah mengikuti kursus selama periode tertentu. b. Inseparibility ( Tidak terpisahkan ) Yaitu jasa yang diproduksi (dihasilkan) dan dirasakan pada waktu yang bersamaan. Implikasi karakteristik inseparability bagi penyedia jasa meliputi 3 (tiga) aspek utama yaitu : a) Melatih staf agar dapat berinteraksi secara efektif dengan para klien termasuk didalamnya cara mendengarkan pelanggan, sikap empati, dan berperilaku sopan. b) Mengupayakan berbagai cara untuk mencegah agar tidak terjadinya pelanggan yang mengganggu atau menghambat kepuasan pelanggan lainnya, misalnya, dengan memisahkan perokok dan bukan peroko direstoran. c) Pertumbuhan dapat difasilitasi dengan berbagai cara yaitu dengan pelatihan, melayani kelompok pelanggan yang lebih besar (misalnya membangun fasilitas yang memungkinkan banyak pelanggan dilayani secara bersamaan). Bekerja lebih cepat (misalnya dengan merapikan berbagai macam tugas), dan mendirikan multi site location (misalnya dengan membentuk waralaba atau franchising). c. Variability ( Bervariasi ) Jasa bersifat sangat variable karena merupakan non standardizedoutput, artinya banyak variasi bentuk, kualitas, dan jenis tergantung kepada siapa, kapan, dan dimana jasa tersebut diproduksi. Menurut Bovee dan Thill (2007:21), terdapat tiga factor yang menyebabkan variabilitas kualitas jasa yaitu : 1. Kerja sama atau partisipasi pelanggan selama penyampaian jasa 2. Moral atau motivasi karyawan dalam melayani pelanggan 3. Beban kerja perusahaan. d. Perishability ( Mudah Lenyap ) Perishability adalah jasa yang tidak tahan lama dan tidak disimpan.Bila permintaan bersifat konstan, kondisi ini tidak menjadi masalah karena staf dan kapasitas penyedia jasa bisa direncanakan untuk memenuhi permintaan.Namun sayangnya, permintaan pelanggan terhadap sebagian besar jasa sangat fluktuatif. Misalnya, permintaan jasa transportasi antarkota dan antar pulau akan melonjak menjelang Lebaran, Natal, Tahun Baru, dan

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 6 (2014)

5

Liburan Sekolah; permintaan akan jasa telekomunikasi via telepon berfluktuasi antar jam dan hari; pemakaian listrik berfluktuasi pada jam-jam tertentu dan sebagainya. e. Lack of ownership Lack of ownership merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang.Pada pembelian barang, konsumen memiliki hak penuh atas penggunaan dan manfaat produk yang dibelinya, mereka bias mengkonsumsi, menyimpan, atau menjualnya.Dilain pihak, pada suatu jasa untuk jangka waktu yang terbatas (misalnya kamar hotel, bioskop, jasa penerbangan dan pendidikan). Sedangkan dalam model serqual (service quality), kualitas jasa di definisikan sebagai penilaian atau sikap global berkenaan dengan superioritas suatu jasa.Parasuraman dalam Tjiptono (2008:262). Definisi ini berdasarkan 3 (tiga) landasan konseptual utama yaitu : 1. Kualitas jasa lebih sukar dievaluasi konsumen dari pada kualitas barang. 2. Persepsi terhadap kualitas jasa merupakan hasil dari perbandingan antara harapan pelanggan dengan kinerja actual jasa. 3. Evaluasi kualitas jasa tidak hanya dilakukan atas hasil jasa, namun juga mencakup evaluasi terhadap proses penyampaian jasa. Kualitas Jasa Jasa memiliki karakteristik yang berbeda dengan produk barang atau fisik. Karakteristik tersebut akan sangat mempengaruhi rancangan program pemasaran yang da pada perusahaan jasa. Kualitas jasa jauh lebih sukar didefinisikan, dijabarkan, dan diukur bila dibandingkan dengan kualitas barang.Bila ukuran kualitas dan pengendalian kualitas telah lama dikembangkan dan diterapkan untuk barang-barang berwujud (tangible goods), maka untuk jasa berbagai upaya dikembangkan untuk dapat merumuskan ukuran-ukuran semacam itu. Barang memiliki sifat dan karakteristik yang sangat berbeda dengan jasa seperti yang telah dijelaskan, barang merupakan sesuatu yang berwujud dan dapat disimpan sedangkan jasa merupakan sesuatu yang tidak berwujud dan jasa tidak dapat disimpan ataupun dipegang namun jasa hanya dapat dirasakan. Klasifikasi Jasa Menurut Jasfar (2008:28) berdasarkan proses, jasa meliputi : a. Service factors Jasa-jasa umum dengan investasi modal besar dan tingkat interaksi rendah/tidak spesifik, contoh: jasa penerbangan, jasa pengangkutan dan hotel. b. Service shop Bentuk-bentuk pelayanan pada rumah sakit, pelayanan reparasi mobil dan reparasi alat-alat elektronik, dimana jasa yang diberikan lebih bersifat spesifik (tingkat customization yang tinggi) yang harus ditunjang oleh peralatan (modal) yang besar. c. Mass service Pelayanan yang sama untuk semua jenis golongan dan konsumen. Golongan jasa ini mempunyai karakteristik penggunaan tenaga kerja yang tinggi, sementara interaksi antara konsumen dan penyedia jasa tidak terlalu penting, karena jasanya bersifat umum dan sama. Contohnya, pelayanan pada perdagangan eceran. Variabel - variabel Strategi Promosi Promosi sangat penting bagi suatu perusahaan-perusahaan, selain saran komunikasi dengan konsumen atau calon konsumen juga diharapkan mampu memepengaruhi perilaku

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 6 (2014)

6

dan image terhadap perusahaan, sehingga kekurangan-kekurangan dapat diperbaiki agar konsumen merasa puas terhadap produknya, setiap perusahaan mempunyai kebijakan bauran promosi yang khusus, yang mereka anggap paling sesuai dan menguntungkan bagi perusahaan. Strategi promosi berkaitan dengan masalah-masalah perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian komunikasi persuasive dengan pelanggan.Stratetgi promosi ini biasanya untuk menentukan proposri personal selling, iklan dan promosi penjualan. Ada enam strategi pokok dalam strategi promosi, yaitu : Strategi pengeluaran promosi,Strategi bauran promosi, Strategi pemilihan media, Strategi copy periklanan, Strategi penjualan, Strategi motivasi dan penyeliaan tenaga penjual ( Tjiptono, 2008 ). Bauran Promosi Di dalam pemasaran produk terdapat beberapa strategi promosi yang dapat dilaksanakan oleh perusahaan. Kegiatan ini merupakan variabel – variabel strategi promosi yang disebut dengan bauran promosi (promotional mix).Dari enam strategi pokok dalam strategi promosi diatas, dalam hal ini menggunakan Bauran Promosi sebagai alat promosi yang digunakan dalam mempromosikan Museum Cagar Budaya Surabaya. Menurut Dharmmesta (2012:247), definisi bauran promosi adalah kombinasi antara strategi yang paling baik dari variable-variabel peiklanan, personal selling dan alat promosi yang lain, yang semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan. Berdasarkan definisi diatas maka bauran promosi merupakan kombinasi salah satu alat promosi saja sebagai program promosi keseluruhan banyak perusahaan yang mengkombinasikan alat-alat promosi dan berusaha menyusun kekuatan mereka dalam suatu program promosi yang sesuai dengan kemampuan mereka. Dalam penelitian ini hanya 4 (empat) variable dalam bauran promosi yang diangkat untuk dianalisis pengaruhnya terhadap meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan, yaitu advertising, public relation, promosi penjualandan pemasaran langsung, sedangkan penjualan langsung tidak dibahas karena tidak dilaksankan pada obyek penelitian. 1. Iklan (advertising) Advertsing atau periklanan adalah semua bentuk presentasi nonpribadi dan promosi gagasan, barang atau jasa oleh sponsor tertentu yang harus dibayar. Iklan dapat merupakan cara yang berbiaya efektif guna menyebarkan pesan,atau untuk membangun preferensi merek atau mendidik orang (Kotler dan Keller,2008:117). Kotler dan Keller (2008:244) mengemukakan bahwa tujuan atau sasaran iklan merupakan suatu tugas komunikasi tertentu dan tingkat pencapaiannya harus diperoleh dari audiens tertentu dalam waktu tertentu. Tujuan iklan dapat digolongkan menurut apakah sasarannya untuk menginformasikan, membujuk, mengingatkan atau memperkuat : a. Iklan informative dimaksudkan unuk menciptakan kesadaran dan pengetahuan tentang baru atau ciri produk yang sudah ada. b. Iklan persuasive dimaksudkan untuk menciptakan kesukaan, preferensi, keyakinan dan pembelian suatu produk dan jasa. c. Iklan pengingat dimaksudkan untuk merangsang pembelian produk dan jasa kembali. Menurut Machfoedz (2010:95), menurut fungsinya iklan dimaksudkan untuk tujuantujuan sebagai berikut: a. Mengimbangi iklan pesaing b. Menguatkan citra produk dalam ingatan konsumen c. Meningkatkan efektifitas wiraniaga.

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 6 (2014)

7

Iklan memiliki fungsi yang meliputi pemasaran, komunikasi, ekonomis, dan social. Masingmasing fungsi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut (Machfoedz, 2010:86): a. Fungsi Pemasaran Marketing atau Pemasaran adalah suatu proses yang diterapkan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen dengan menyediakan produk (barang dan jasa). b. Fungsi Komunikasi Periklanan merupakan suatu bentuk komunikasi masa yang menyampaikan berbagai jenis informasi pasar untuk mempertemukan pembeli dan penjual di pasar. c. Fungsi Ekonomis Ada dua pandangan tentang fungsi ekonomis iklan, pandangan pertama menerapkan model kekuatan pasar, yang menilai iklan sebagai alat persuasi yang meningkatkan penganekaragaman produk dan menurunkan minat konsumen terhadap alternative pengganti.Menurut pendapat ini, iklan mengurangi elastisitas harga pada permintaan.Pandangan kedua yang didasarkan pada ilmu ekonomi tentang teori informasi. d. Fungsi Sosial Iklan mempunyai sejumlah fungsi social. Iklan menginformasikan kepada khalayak tentang produk baru dan produk yang disempurnakan dan menunjukkan cara menggunakan inovasi pada suatu produk. Menurut Kotler dan Keller (2008:230) menyatakan bahwa iklan memegang peranan penting sebagai berikut : a) Iklan dapat menjadi sarana perkenalan tentang perusahaan dan produknya. b) Jika produk memiliki beberapa ciri baru, iklan dapat menjelaskannya. c) Iklan yang mengingatkan akan lebih hemat daripada kunjungan penjualan. d) Iklan menawarkan brosur dan mencantumkan nomor telepon perusahaan adalah Cara efektif untuk menghasilkan petunjuk bagi perwakilan penjualan. Sedangkan media yang dapat digunakan untuk melakukan pengiklanan, antara lainmelalui: Surat kabar, Majalah, Radio, Televisi, Papan Reklame, Direct Mail 2. Promosi Penjualan (sales promotion) Menurut Kotler dan Keller (2008:266), promosi pennjualan sebagai unsur utama dalam kampanye pemasaran, adalah berbagai kumpulan alat-alat insentif yang sebagian besar berjangka pendek, yang dirancang untuk merangsang pembelian produk atau jasa tertentu dengan lebih cepat dan lebih besar oleh konsumen atau pedagang. Menurut Adisaputro (2010:257) promosi penjualan yaitu berbagai variasi insentif berjangka pendek untuk mendorong calon konsumen bersedia mencoba atau membeli produk atau jasa yang dipromosikan. Tujuan promosi penjualan dapat disebutkan sebagai berikut (Machfoedz,2010:101): a. Mengidentifikasi dan menarik konsumen baru b. Memperkenalkan produk baru c. Meningkatkan jumlah konsumen untuk produk yang telah dikenal secara luas. d. Mengajak konsumen untuk menandatangani toko tempat berjualan produk. 3. Public Relation Tjiptono (2008:230-231) mengemukakan bahwa Public Relation atau hubungan masyarakat merupakan upaya komunikasi menyeluruh dari sutau perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan, dan sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan tersebut.Dalam pelaksanaanya public relation dapat dilakukan oleh individu

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 6 (2014)

8

kunci dari suatu perusahaan dan dapat pula dilakukan oleh suatu lembaga formal dalam bentuk biro, department, maupun seksi public relation dalam struktur organisasi. Kegiatan public Relation meliputi hal-hal berikut. a. Press relations Tujuan hubungan dengan pers adalah untuk memberikan informasi yang pantas atau layak dimuat di surat kabar agar dapat menarik perhatian publik terhadap seseorang, produk, jasa, atau organisasi. b. Product publicity Aktivitas ini meliputi berbagai upaya untuk mempublikasikan produk-produk tertentu. c. Coporate Communication Kegiatan ini mencakup komunikasi internal dan eksternal, serta mempromosikan pemahaman tentang organisasi. d. Lobbying Merupakan usaha untuk bekerjasama dengan pembuat undang-undang dan pejabat pemerintah sehingga perusahaan mendapatkan informasi-informasi penting yang berharga. e.Counseling Aktivitas ini dilakukan dengan jalan member saran dan pendapat kepada manajemen mengenai posisi dan citra perusahaan. Public relations sangat peduli terhadap beberapa tugas pemasaran, yaitu antara lain : 1. Membangun image (citra) 2. Mendukung aktivitas komunikasi lainnya. 3. Mengatasi permasalahan dan isu yang ada. 4. Memperkuat positioning perusahaan. 5. Mempengaruhi publik yang spesifik. 6. Mengadakan launching untuk produk / jasa baru. Hubungan masyarakat / public relation yakni membangun hubungan baik dengan berbagai kalangan untuk mendapatkan publisitas yang diinginkan, membangun citra perusahaan yang baik, dan menangani atau menghadapi rumor, berita, dan kejadian tidak menyenangkan.Dalam hal ini dapat disesuaikan dengan peran oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam memperkenalkan Tempat Cagar Budaya yang ada di Kota Surabaya.Seperti Museum bersejarah yang menyimpan banyak benda-benda pustaka Indonesia. 4. Pemasaran Langsung Bila penjualan personal berupaya mendekati pembeli, iklan berupaya memberitahu dan mempengaruhi pelanggan, promosi penjualan berupaya mendorong pembelian dan public relations membangun dan memelihara citra perusahaan, maka pemasaran langsung memadatkan semua kegiatan tersebut dalam jumlah penjualan langsung tanpa perantara. Direct Marketing (pemasaran langsung) adalah sistem pemasaran yang bersifat interaktif, yang memanfaatkan satu atau beberapa media untuk memberikan respon yangterukur dan atau transaksi di sembarang lokasi (Tjiptono, 2008: 232). Beberapa faktor yang mendorong pertumbuhan pemasaran langsung adalah panjangnya antrian di kasir sehingga menyebabkan konsumen harus sabar menunggu sekian lama baru dilayani, meningkatnya biaya transportasi, lalu lintas yang semakin padat, dan sulitnya mencari tempat parkir menyebabkan orang malas berbelanja ke toko – toko atau supermarket.Sebagai akibatnya, pemasaran langsung semakin berkembang dan diminati konsumen.Melalui direct marketing, konsumen juga dapat memperoleh manfaat berupa penghematan waktu dalam berbelanja dan bahkan dapat berbelanja secara

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 6 (2014)

9

rahasia.Sementara itu bagi penjual, manfaat yang diperoleh adalah dapat memilih calon pembeli secara selektif, dapat menjalin hubungan jangka panjang dengan pelanggannya, dan memperoleh peluang baru yang menguntungkan. Pemasar langsung dapat menggunakan sejumlah saluran untuk menjangkau calon pelanggan dan pelanggan perorangan, seperti surat langsung, pemasaran catalog atau brosur, telemarketing, TV interaktif, kios, situs web, dan peralatan bergerak (mobile).Mereka sering mencari respons terukur, umumnya pesanan pelanggan, melalui pemasaran pesanan langsung (direct-order marketing). Pemasaran Pariwisata Pariwisata merupakan salah satu faktor utama yang diharapkan dapat memberikan kontribusi besar dalam upaya pertumbuhan ekonomi yang sedang dilaksanakan.Dalam menjalankan perannya, industri pariwisata harus menerapkan konsep dan peraturan serta panduan yang berlaku dalam pengembangan pariwisata agar mampu mempertahankan dan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan yang nantinya bermuara pada pemberian manfaat ekonomi bagi industri pariwisata dan masyarakat lokal. Industri-industri pariwisata yang sangat berperan dalam pengembangan pariwisata adalah: biro perjalanan wisata, hotel dan restoran. Dalam konteks pemasaran pariwisata hendaknya berfokus pada faktor-faktor determinan, yaitu faktor yang memungkinkan wisatawan menentukan pilihan. Diterminan ditentukan oleh dua dimensi, yaitu tingkat kepentingan dan keunikan, dalam dunia pariwisata tingkat kepentingan berwisata dengan tujuan apa pun (liburan, karya wisata, studi banding, gathering), merupakan salah satu kebutuhan penting bagi setiap individu. Karena melalui rekreasi atau perjalanan wisata orang mendapatkan kesegaran dan relasi untuk dapat lebih produktif di dalam berbagai aktivitas. Sedangkan keunikan terkait dengan objek yang dituju baik unik pesona alam,budaya, atau bahkan ciri-ciri khas yang lain yang dimiliki lokasi yang dituju.Untuk merealisasikan manfaat potensial segmentasi dalam pariwisata dibutuhkan studi empiris yang menyangkut kebutuhan dan keinginan konsumen. Pengertian Cagar Budaya Undang-undang Republik Indonesia nomor 11 tahun 2010 pasal 1 ayat 1 tentang Cagar Budaya, yakni Cagar Budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan berupa Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar Budaya, dan kawasan Cagar Budaya di darat dan /atau di air yang perlu dilestarikan keberadaanya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan agama, dan/atau kebudayaan melalui proses penetapan. Di dalam undang-undang ini terdapat banyak hal yang baru dan berbeda dengan undang-undang yang lama baik secara filosofis, sosiologis, maupun yuridis. Secara filosofis, tidak hanya terbatas pada benda tetapi juga meliputi bangunan, struktur, situs, dan kawasan cagar budaya yang ada di darat dan/ atau di air. Satuan atau gugusan cagar budaya itu perlu dilestarikan karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/ atau kebudayaan melalui proses penetapan. Secara sosiologis undang-undang ini mencakup kepemilikan penguasaan, pengalihan, kompensasi, dan insentif.Sedangkan secara yuridis, undang-undang ini mengatur hal-hal yang terkait dengan pelestarian yang meliputi perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan. Didalamnya juga tercantum tugas dan wewenang para pemangku kepentingan serta ketentuan pidana.

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 6 (2014)

10

Potensi Pariwisata Museum Kata “Museum” berasal dari kata Muze, oleh orang Yunani Klasik diartikan sebagai kumpulan sembilan Dewi, perlambang ilmu kesenian. Kesenian itu sendiri merupakan budaya manusia bersifat universal, selain beberapa sistem yang ada yakni: religi, teknologi, organisasi kemasyarakatan, bahasa, pengetahuan dan mata pencaharian. Kesemuanya itu , juga merupakan materi koleksi museum secara umum. a) Fungsi Museum Sebagai lembaga ilmiah, tentu Museum mempunyai berbagai fungsi. Berdasarkan kebijaksanaan pengembangan permuseuman Indonesia berpegang pada rumusan ICOM (Internatiaonal Council Of Museum).Museum mempunyai sembilan fungsi, yakni : (1) Mengumpulkan dan pengamanan warisan alam dan budaya (2) Dokumentasi dan penelitian ilmiah (3) Konservasi dan preparasi (4) Penyebaran dan pemerataan ilmu untuk umum (5) Pengenalan dan penghayatan kesenian (6) Pengenalan kebudayaan antardaerah dan bangsa (7) Visualisasi warisan alam dan budaya (8) Cermin pertumbuhan peradaban umat manusia (9) Pembangkit rasa bertaqwa dan bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa b) Kriteria Museum Permuseuman di Indonesia pada saat ini ditangani oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. Untuk Museum-museum negeri propinsi diklasifikasikan menjadi tiga tipe A, B dan C. Tipe yang disebut pertama itu adalah utama. Kreteria tipe dimaksud, dinilai dari segi luas fisik bangunan tanah lokasi, materi koleksi, dan personel pengelola. Benda-benda yang layak dijadikan koleksi Museum sesuai ketentuan, salah satu syarat diantaranya: (1) mempunyai nilai sejarah dan nilai ilmiah (termasuk nilai estetika). (2) dapat diidentifikasikan mengenai wujudnya (morfologi), tipe (typologi), gaya (style), fungsi, maknanya, asal secara historis dan geografis, genus (dalam orde biologi) atau perieode (dalam geologi khususnya untuk benda sejarah alam); (3) harus dapat dijadikan dokumen, dalam arti sebagai bukti kenyataan dan kehadiran (realitas dan eksistensinya) bagi penelitian ilmiah; (4) harus dapat dijadikan monumen, atau bakal jadi monumen dalam sejarah alam dan budaya; (5) benda asli (real) replikasi atau reproduksi yang sah menurut persyaratan permuseuman. Sedangkan jenis dan bentuk benda-benda yang dijadikan koleksi museum umum negeri propinsi tipe A,B,dan C adalah sbb: sejarah alam, paleotologi, prehistorika, arkeologika, historika, naskah, nimismatik, dan heraldika, keramik asing, seni rupa, karya cetak,etnografi, dan benda hasil abstraksi. Proses Keputusan Berkunjung Wisatawan Pemasaran pada dasarnya bertujuan memenuhi dan memuaskan kebutuhan serta keinginan wisatawan yang dituju atau wisatawan sasaran (target wisatawan).Bidang ilmu perilaku wisatawan (tourist behavior) mempelajari bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, memakai, serta memanfaatkan suatu produk dalam rangka memuaskan kebutuhan dan keinginan wisatawan.Tantangan terbesar yang dihadapi daerah tujuan wisata, khususnya bagian pemasaran, selama ini bagaimana mempengaruhi perilaku wisatawan agar dapat mendukung produk (barang dan jasa) yang ditawarkan kepada wisatawan. Tujuan terpenting dari setiap promosi adalah mempengaruhi wisatawan untuk

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 6 (2014)

11

berkunjung, namuntindakan pembelian hanyalah salah satu bagian dari keseluruhan proses perilaku konsumen. Para ahli mendefinisikan perilaku wisatawan, menurut Morrisan (2010:64) perilaku wisatawan adalah proses dan kegiatan yang terlibat ketika orang mencari, memilih, menggunakan, mengevaluasi, dan membuang produk dan jasa untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. “Tourist behavior may be defined as the decision process and physical activity individuals engage in when evaluating, acquiring, using, or disposing of goods and services“. (Perilaku wisatawan adalah proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik individu-individu yang semuanya ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan, menggunakan, atau mengabaikan barang-barang dan jasa-jasa). METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini meliputi wisatawan yang berkunjung di Museum 10 November Surabaya dengan ketentuan yang telah ditetapkan, Seperti umur responden > 17 tahun.Adapun pengambilan responden yang dijadikan sampel dilakukan di objek wisata museum 10 November Surabaya. Pada bagian ini akan dibahas mengenai populasi penelitian, Sampel menurut Sugiyono (2008:73) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sampel yang diambil dari pengunjung Musuem 10 November, serta data juga diperoleh dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata serta lokasi museum yang berada di Surabaya. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Independen a. Strategi Promosi (SP) Diartikan yakni sebagai srategi yang digunakan untuk pmempromosikan tempat pariwisata Museum Surabaya. Strategi Promosi yang merupakan variabel-variabel yaitu bauran promosi rmemiliki indikator-indikator, yakni antara lain : a. Advertising (AD) Merupakan salah satu bentuk promosi yang paling banyak digunakan perusahaan dalam mempromosikan produknya. Indikatornya antara lain : 1. Info dari brosur, pamflet, katalog 2. Info dari web dan iklan tv b. Direct Marketing (DM) Merupakan pemasaran yang bersifat interaktif, serta komunikasi promosi ditujukan langsung kepada konsumen individual dengan tujuan agar info-info tersebut dapat langsung ditanggapi oleh wisatawan. Indikatornya antara lain : 1. Informasi langsung dari karyawan tentang sejarah dan pengetahuan lainnya. 2. Karyawan memsarkan dengan baik museum ini. c. Public relation (PR) Merupakan upaya komunikasi menyeluruh dari suatu perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan, dan sikap berbagai kelompok terhadap museum tersebut. Indikatornya antara lain : 1. Mendapat pelayanan baik dalam meminta informasi tentang museum ini. 2. Info baik tentang museum dari teman atau saudara. 3. Pemandu wisata yang sangat mengerti tentang museum

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 6 (2014)

12

d. Sales promotion (SP) Adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang kunjungan wisatawan dan langsung meningkatkan kunjungan wisatawan di museum tersebut. Indikatornya antara lain : 1. Mendapat paket potongan harga kunjungan. 2. Fasilitas yang ada dapat menarik wisatawan berkunjung kembali. Peran DISBUDPAR Yakni lembaga pemerintah yang ikut serta dalam meningktkan kunjungan wisatawan ke tempat Cagar Budaya Surabaya yang dimana sebagai asset sejarah dari kota tersebut yang wajib dijaga dan dilestarikan keberadaannya. Adapun indikatornya yakni : a. Tugas DISBUDPAR (TD) Tugas yang menjadi kewajiban DISBUDPAR dalam mempromosikan dan meningkatkan kunjungan di museum : Indikatornya antara lain : 1. DISBUDPAR telah melakukan rencana program DIbidang Sejarah, Museum dan Cagar Budaya dengan baik. 2. DISBUDPAR memberikan pembinaan dan pelaksanaan. b. Fungsi DISBUDPAR (FD) Yakni dalam menyelnggarakan tugas DISBUDPAR mempunyai fungsi dalam merumuskan kebijakan teknis dibidang kebudayaan dan pariwisata. Indikatornya antara lain : 1. DISBUDPAR telah mengadakan program pertunjukan dan pameran 2. DISBUDPAR telah melakukan pengelolaan ketata usahaan. Variabel Dependen Variabel dependen yaitu variabel yang dipengaruhi dari adanya variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah meningkatkan kunjungan wisatawan yang disimbolkan dengan (MK). Indikatornya antara lain : 1. bersedia berkunjung kembali di Museum ini. 2. Merekomendasikan kepada orang /saudara untuk datang berkunjung ke Museum. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Uji Validitas dan Reliabilitas Tabel 1 Hssil Uji Validitas Sign

Variabel

Indikator

Advertising (AD)

AD1.1

0,000

Valid

AD1.2

0,000

Valid

Direct Marketing (DM)

DM2.1

0,000

Valid

DM2.2

0,000

Valid

PR3.1

0,000

PR3.2

0,000

PR3.3

0,000

Valid

Sales Promotion (SP)

SP4.1

0,000

Valid

SP4.2

0,000

Tugas (T)

T5.1

0,000

Valid Valid

T5.2

0,000

Valid

Fungsi (F)

F6.1

0,000

Valid

F6.2

0,000

Meningkatkan Kunjungan (MK)

MK.1

0,000

Valid Valid

MK.2

0,000

Valid

Public Relation (PR)

α(0,05)

Keterangan

Valid 0,05

Valid

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 6 (2014)

13

Berdasarkan pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa seluruh item pertanyaan mengenai dari seluruh variabel 15 item yang terdiri dari , mempunyai nilai sign < dari 0,05 maka hal ini berarti bahwa seluruh item pertanyaan yang berjumlah15item yang terdiri dari variabel bebas ( AD1.1, AD1.2, DM2.1, DM2.2, PR3.1, PR3.2, PR3.3, SP4.1, SP4.2, T5.1, T5.2, F6.1, F6.2 ) Dan Variabel Terikat ( MK1, MK2 ) tersebut seluruhnya valid karena Nilai Sign lebih kecil dari 0,05 dan dapat digunakan dalam penelitian. Dari hasil uji reliabilitas nilai cronbach alpha dapat dilihat dibawah ini. Tabel 2 Realibility Statistic Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items ,877

15

Dari hasil uji tersebut terlihat nilai cronbach’s alpha sebesar 0,877 lebih besar 0,60 yang berarti butir-butir pertanyaan dari seluruh variabel seluruhnya reliabel dan dapat digunakan dalam penelitian. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas. Hasil uji normal probably plot menunjukkan bahwa plot menyebar disekitar garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa distribusi data mengikuti garis diagonal antara 0 (nol) dengan pertemuan sumbu Y (Expected Cum. Prob) dengan sumbu X (Observed Cum Prob.) Hal ini menunjukkan bahwa data dalam penelitian ini berdistribusi normal. b. Uji Multikolinearitas. Nilai tolerance semua variabel bebas lebih besar dari 0,10, demikian pula nilai VIF semuanya kurang dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengindikasikan adanya multikolinieritas. c. Uji Heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat pola yang dimana dapat diketahui bahwa sebaran titik-titik berada di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y dan tidak membentuk pola yang jelas, maka dapat disimpulkan tidak ada gejala heterosdaktisitas. Uji Hipotesis Persamaan regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui apakah variabel adertising, direct marketing, public relation, sales promotion, fungsi dan tugas memiliki hubungan dengan variabel terikatnya. Tabel 3 Hasil uji Regresi Linier Berganda Unstandardized Coefficients (Constant) AD DM PR SP T F

B -1,813 -0,037 0,238 0,270 0,236 0,345 0,057

Std. Error 0,865 0,137 0,077 0,065 0,096 0,115 0,106

Model Beta -0,025 0,214 0,369 0,206 0,295 0,059

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 6 (2014)

14

Dari fungsi regresi linier berganda pada variabel Direct Marketing, Public Relation, Sales Promotion, Tugas, dan Fungsi, artinya variabel tersebut mempunyai hubungan yang positif (searah ) dengan variabel terikatnya. Sedangkan variabel Advertising bertanda negatif, artinya variabel tersebut mempunyai hubungan yang tidak searah dengan variabel terikatnya. 1. Konstanta ( a ) = -1,813, menunjukkan bahwa jika variabel bebas yang terdiri dari bukti Advertising, Direct Marketing, Public Relation, Sales Promotion, Tugas, Fungsi = 0, maka jumalah kunjungan wisatawan pada Museum 10 November Surabaya menurun sebesar 1,813 satuan. 2. Koefisien Regresi Advertising (b1) = -0,037, menunjukkan arah hubungan negatif (tidak searah) antara Advertising dengan Meningkatkan Kunjungan Wisatawan pada Museum 10 November Surabaya, hal ini menunjukkan bahwa semakin tidak searah, Advertising yang dimiliki Museum 10 November Surabaya maka tidak mempengaruhi secara menyeluruh dalam meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan, tetapi membuat jumalah kunjungan akan semakin menurun. Dengan kata lain jika Advertising turun 1 satuan maka Jumlah Kunjungan Wisatawan juga akan turun sebesar -0,037. 3. Koefisien Regresi Direct Marketing (b2) = 0,238, menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara Direct Marketing dengan Meningkatnya Kunjungan Wiasatawan, hal ini menunjukkan bahwa semakin baik Direct Marketing yang dimiliki Museum 10 November Surabaya maka Jumlah Kunjungan Wisatawan tersebut akan semakin meningkat. Dengan kata lain jika Direct Marketing naik 1 satuan maka Jumlah Kunjungan Wisatawan juga akan naik sebesar = 0,238 dengan asumsi variabel yang lainnya konstan. 4. Koefisien Regresi Public Relation (b3) = 0,270 hal ini menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara Public Relation dengan Meningkatnya Kunjungan Wiasatawan , hal ini menunjukkan bahwa semakin baik Public Relation yang dimiliki Museum 10 November Surabaya maka Jumlah Kunjungan Wisatawan tersebut akan semakin meningkat. Dengan kata lain jika Public Relation naik 1 satuan maka Jumlah Kunjungan Wisatawan juga akan naik sebesar 0,270 dengan asumsi variabel yang lainnya konstan. 5. Koefisien Regresi Sales Promotion (b4) = 0,236 hal ini menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara Sales Promotion dengan Meningkatnya Kunjungan Wiasatawan , hal ini menunjukkan bahwa semakin baik Sales Promotion yang dimiliki Museum 10 November Surabaya maka Jumlah Kunjungan Wisatawan tersebut akan semakin meningkat. Dengan kata lain jika Sales Promotionnaik 1 satuan maka Jumlah Kunjungan Wisatawan juga akan naik sebesar 0,236 6. Koefisien Regresi Tugas ( b5) = 0,345, hal ini menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara Tugas dengan Meningkatnya Kunjungan Wiasatawan , hal ini menunjukkan bahwa semakin baik tugas yang dimiliki Museum 10 November Surabaya maka Jumlah Kunjungan Wisatawan tersebut akan semakin meningkat. Dengan kata lain jika ugas naik 1 satuan maka Jumlah Kunjungan Wisatawan juga akan naik sebesar 0,345 dengan asumsi variabel yang lainnya konstan. 7. Koefisien Regresi Fungsi (b6) = 0,057, hal ini menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara Fungsi dengan Meningkatnya Kunjungan Wiasatawan , hal ini menunjukkan bahwa semakin baik Fungsi yang dimiliki Museum 10 November Surabaya maka Jumlah Kunjungan Wisatawan tersebut akan semakin meningkat. Dengan kata lain jika Fungsi naik 1 satuan maka Jumlah Kunjungan Wisatawan juga akan naik sebesar 0,057 dengan asumsi variabel yang lainnya konstan.

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 6 (2014)

15

Tabel 4 Hasil Uji Simultan Sum of Mean df Squares Square

Model Regression

71,691

6

1 Residual

28,996

73

Total

100,688

79

F

Sig.

11,949 30,081

,000b

0,397

a. Dependent Variable: MK b. Predictors: (Constant), F, DM, SP, PR, AD, T Dari hasil output tingkat signifikan diatas menunjukan nilai sign sebesar 0,000 kurang dari α = 5%, jadi nilai signifikan F≤ 0,05, menunjukkan variabel Advertising, Direct Marketing, Sales Promotion, Public Relation, Tugas dan Fungsi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Meningkatnya Kunjungan Wisatawan di Museum 10 November Surabaya. Tabel 5 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary Model R R Square Adjusted R Std. Error of the Square Estimate 1 ,844a ,712 ,688 ,63025 a. Predictors: (Constant), F, DM, SP, PR, AD, T b. Dependent Variable: MK Dari tabel diatasdapat diketahui R square (R2) sebesar 0,712 atau 71,2 % yang menunjukkan sumbangan atau kontribusi dari variabel Advertising, Direct Marketing, Public Relation, Sales Promotion, Tugas, dan Fungsi secara bersama-sama terhadap Meningkatkan Kunjungan Wisatawandi Museum 10 Novemberadalah cukup besar. Sedangkan sisanya (100 % - 71,2 % = 28,8%) dikontribusi oleh faktor lainnya. Koefisien korelasi berganda digunakan untuk mengukur keeratan hubungan secara simultan antara variabel variabel Advertising, Direct Marketing, Public Relation, Sales Promotion, Tugas, dan Fungsi secara bersama-sama terhadap Meningkatkan Kunjungan Wisatawandi Museum 10 November Surabaya. Koefisien korelasi berganda ditunjukkan dengan (R) sebesar 0,844 atau 8,44 %. Hasil ini menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara variabel bebas tersebut secara bersama-sama terhadap Meningkatkan Kunjungan Wisatawandi Museum 10 November Surabaya memiliki hubungan yang erat. Tabel 6 Hasil Perolehan t hitung dan Tingkat Signifikan Variabel

Sig

Keterangan

AD

0,785

Tidak Signifikan

DM

0,003

Signifikan

PR

0,000

Signifikan

SP

0,016

Signifikan

Tugas

0,004

Signifikan

Fungsi

0,596

Tidak Signifikan

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 6 (2014)

16

Uji Parsial Pengaruh Variabel Advertising (AD)Terhadap Meningkatkan Kunjungan Wisatawan . Dari tabel 28 diatas diperoleh tingkat signifikan variabel Advertising = 0,785 > = 0,050 (level of signifikan), maka H0 diterima dan H1 ditolak. Uji Parsial Pengaruh Variabel Direct Marketing (DM) Terhadap Meningkatkan Kunjungan Wisatawan. Dari tabel 28 diatas diperoleh tingkat signifikan variabel Direct Marketing= 0,003 < = 0,050 (level of signifikan), maka H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian pengaruh Direct Marketingterhadap Meningkatkan Kunjungan Wisatawandi Museum 10 NovemberSurabaya adalah signifikan. Uji Parsial Pengaruh Variabel Public Relation Terhadap Meningkatkan Kunjungan Wisatawan . Dari tabel 26 diatas diperoleh tingkat signifikan variabel Public Relation = 0,000 < = 0,050 (level of signifikan), maka H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian pengaruh produk terhadap Meningkatkan Kunjungan Wisatawandi Museum 10 NovemberSurabaya adalah signifikan. Uji Parsial Pengaruh Variabel Sales Promotion Terhadap Meningkatkan Kunjungan Wisatawan . Dari tabel diatas diperoleh tingkat signifikan variabel Sales Promotion = 0,016 < = 0,050 (level of signifikan), maka H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian pengaruh produk terhadap Meningkatkan Kunjungan Wisatawandi Museum 10 NovemberSurabaya adalah signifikan. Uji Parsial Pengaruh Variabel Tugas DISBUDPAR Terhadap Meningkatkan Kunjungan Wisatawan . Dari tabel diatas diperoleh tingkat signifikan variabel Tugas = 0,004 < = 0,050 (level of signifikan), maka H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian pengaruh produk terhadap Meningkatkan Kunjungan Wisatawandi Museum 10 NovemberSurabaya adalah signifikan. Uji Parsial Pengaruh Variabel Fungsi DISBUDPAR Terhadap Meningkatkan Kunjungan Wisatawan . Dari tabel diatas diperoleh tingkat signifikan variabel fungsi = 0,596 > = 0,050 (level of signifikan), maka H0 diterima dan H1 ditolak. Tabel 7 Koefisien Korelasi dan Determinasi Parsial Variabel

r

r2

AD (Advertising )

-0,032

0,0010

DM (Direct Marketing)

0,340

0,1156

PR (Public Relation)

0,439

0,1927

SP ()Sales Promotion

0,277

0,0767

Tugas Fungsi

0,331 0,062

0,1096 0,0038

Dari hasil tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa variabel yang mempunyai pengaruh yang dominan adalah Public Relation karena mempunyai koefisien determinasi partialnya paling besar. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Hasil pengujian Kelayakan Model menunjukkan bahwa Strategy Promotion yang terdiri dari Advertising, Direct Marketing, Public Relation, dan Sales Promotion serta Peran DISBUDPAR yang terdiri dari Tugas Fungsi DISBUDPAR berpengaruh signifikan dalam meningkatkan kunjungan wisatawan di Museum 10 November Surabaya.Dengan demikian

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 6 (2014)

17

hipotesis yang menyatakan strategi promosi yang meliputi Strategy Promotion yang terdiri dari Advertising, Direct Marketing, Public Relation, dan Sales Promotion serta Peran DISBUDPAR yang terdiri dari Tugas Fungsi DISBUDPAR terbukti. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa variabel Advertising dan fungsi DISBUDPAR tidak siginifikan. Sedangkan variabel lain seperti Direct Marketing, Public Relation, dan Sales Promotion serta Peran DISBUDPAR yang terdiri dari Tugas DISBUDPAR berpengaruh signifikan. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan strategi promosi yang meliputi Strategy Promotion yang terdiri dari Advertising, Direct Marketing, Public Relation, dan Sales Promotion terbukti berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kunjungan wisatawan, sedangkan Advertising tidak terbukti berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kunjungan wisatawan. Sementara Peran DISBUDPAR yang terdiri dari Tugas DISBUDPAR terbukti berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kunjungan wisatawan, sedangkan Fungsi DISBUDPAR tidak terbukti berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kunjungan wisatawan.Hasil pengujian koefisien determinasi parsial menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh dominan terhadap peningkatan kunjungan wisatawan adalah public reletion. Saran Pihak manajemen museum diharapkan memberikan perhatian lebih terhadap strategi-strategi yang digunakan dalam mempromosikan Museum. Artinya Pihak museum harus lebih meningkatkan lagi cara promosi melalui advertsing, karena tidak tepat sasaran dalam menyebarkan brosur atau katalog dapat mengakibatkan strategi ini tidak berjalan dengan maksimal dan tidak efektif. Dan juga dapat mempromosikan nya melalui jejaring sosial, mengingat jaman gadget telah menjadi konsumsi umum masyarakat.Semua itu tidak lepas juga dari pengaruh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sebagai pengembang museum. Pihak Museum dan Dinas Kebudayaan harus saling bekerja sama dalam meningkatkan jumlah kunjungan museum. Pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata pun memiliki peran penting dalam merawat, mempromosikan, dan mengembangkan kawasan museum sebagai tempat wisata edukasi sejarah yang efektif.Maka dari itu Pihak DISBUDPAR harus lebih meningkatkan kinerja dan merancang program-program baru untuk lebih menarik wisatawan untuk berkunjung di museum 10 November. Sehingga Fungsi DISBUDPAR disini dapat lebih efektif dan maksimal. DAFTAR PUSTAKA Adisaputro, G. 2010. Manajemen Pemasaran Analisis untuk Perancangan Strategi Pemasaran. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Yogyakarta. Bovee, dan Thill. 2007. komunikasi bisnis. Edisi kedelapan Indeks. Jakarta. Dharmmesta, B.S. 2012. Manajemen Pemasaran. Analisis perilaku konsumen. BPFE. Yogyakarta. Jasfar, F. 2008. Manajemen Jasa Pendekatn Terpadu. Ghalia Indonesia. Bogor. Kotler, P.dan K. Keller, 2008. Manajemen Pemasaran. edisi ketigabelas. jilid dua. Erlangga. Jakarta. Kotler, P.2008. Manajemen Pemasaran.Edisi Keduabelas. Jilid Satu. PT. INDEKS Kelompok Gramedia. Jakarta. Machfoedz, M. 2010. Komunikasi Pemasaran Modern. Cakra Ilmu. Yogyakarta. Morrisan, M, A. 2010. Teori Komunikasi. Ghalia Indonesia. Bogor Sugiyono. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. edisi keempat Alfabeta. Bandung.

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 6 (2014)

18

Tjiptono, F. 2008. Service Quality and Satisfaction. Penerbit Andi. Yogyakarta. Undang - undang No.10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan. Undang – undang No.33 Tahun 2009 Pasal 4 Tentang Kepariwisataan. Undang - undang Republik Indonesia nomor 11 tahum 2010 pasal 1 ayat 1 Tentang Cagar Budaya.