PT CLIPAN FINANCE INDONESIA TBK LAPORAN KEUANGAN

Download 30 Jun 2017 ... PT CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk. LAPORAN KEUANGAN INTERIM. UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR. 30 JUNI 2017 (TIDAK DI...

0 downloads 558 Views 2MB Size
PT CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk

LAPORAN KEUANGAN INTERIM UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2016 (TIDAK DIAUDIT) SERTA TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk DAFTAR ISI

Halaman Daftar Isi

1

Surat Pernyataan Direksi Tentang Tanggung Jawab Atas Laporan Keuangan

2

Laporan Keuangan Laporan Posisi Keuangan

3-4

Laporan Laba Rugi Komprehensif

5

Laporan Perubahan Ekuitas

6

Laporan Arus Kas

7

Catatan Atas Laporan Keuangan

8 - 69

-1-

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)

Catatan

Tidak Diaudit 30 Juni 2017

Diaudit 31 Desember 2016

Rp'000

Rp'000

ASET Kas dan bank

5

Pihak berelasi

35

5.785.551

11.593.972

Pihak ketiga

22.642.379

18.728.559

Jumlah

28.427.930

30.322.531

Investasi jangka pendek

6

Pihak berelasi

35

50.152.000

61.041.340

Pihak ketiga

20.996.600

20.584.670

Jumlah

71.148.600

81.626.010

2.042.980.318

1.460.705.296

Piutang sewa pembiayaan

7

Pihak ketiga Cadangan kerugian penurunan nilai

(43.278.814)

Piutang sewa pembiayaan - bersih Piutang pembiayaan konsumen

(35.200.908)

1.999.701.504

1.425.504.388

4.712.219.582

3.770.758.947

8

Pihak ketiga Cadangan kerugian penurunan nilai

(140.563.790)

Piutang pembiayaan konsumen - bersih Tagihan anjak piutang

(86.969.820)

4.571.655.792

3.683.789.127

1.231.864.829

1.342.501.134

9

Pihak ketiga Cadangan kerugian penurunan nilai

(61.125.379)

Tagihan anjak piutang - bersih Piutang lain-lain

(55.140.525)

1.170.739.450

1.287.360.609

10

Pihak berelasi

11.190.619

12.660.460

Pihak ketiga

35

32.463.608

23.078.116

Jumlah

43.654.227

35.738.576

Biaya dibayar di muka

11,35

16.184.780

12.933.229

Aset pajak tangguhan

33

1.062.704

76.354

Properti investasi

12,35

10.437.000

10.437.000

Aset sewa operasi

13,35

15.922.305

18.705.020

Aset tetap

14

126.817.065

117.942.000

Aset lain-lain

15

45.042.073

39.755.504

8.100.793.430

6.744.190.348

JUMLAH ASET Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.

-3-

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) (Lanjutan)

Catatan

Tidak Diaudit 30 Juni 2017

Diaudit 31 Desember 2016

Rp'000

Rp'000

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS Utang bank

16

Pihak berelasi

752.853.344

263.220.300

Pihak ketiga

35

2.463.916.573

1.780.675.980

Jumlah

3.216.769.917

2.043.896.280

17.120.266

14.519.723

58.763.436

18.154.876

148.508.424

121.433.747

Utang usaha kepada pihak ketiga

17

Utang premi asuransi kepada pihak ketiga Utang lain-lain kepada pihak ketiga

18

Biaya masih harus dibayar

19

Pihak berelasi

2.172.607

931.432

Pihak ketiga

35

19.383.336

19.291.930

Jumlah

21.555.943

20.223.362

1.650.000

1.950.000

Pendapatan ditangguhkan - bersih

20

Pihak berelasi

35

Pihak ketiga Jumlah Utang pajak

21,33

Surat berharga utang yang diterbitkan

482.923

38.917

2.132.923

1.988.917

13.730.653

8.635.618

700.000.000

700.000.000

22

Pihak ketiga Beban emisi surat berharga yang belum diamortisasi

(1.048.105)

Jumlah surat berharga utang yang diterbitkan - bersih Liabilitas imbalan pasca kerja

(1.706.840)

698.951.895

698.293.160

18.207.883

18.113.641

4.195.741.340

2.945.259.324

24

996.130.114

996.130.114

24

351.948.790

351.948.790

44.256.239

46.231.537

23

JUMLAH LIABILITAS

EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp 250 per saham Modal dasar - 10.412.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor 3.984.520.457 saham pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 Tambahan modal disetor Pendapatan komprehensif lain Saldo laba Ditentukan penggunaannya

25

1.400.000

1.250.000

2.511.316.947

2.403.370.583

JUMLAH EKUITAS

3.905.052.090

3.798.931.024

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS

8.100.793.430

6.744.190.348

Tidak ditentukan penggunaannya

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.

-4-

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk. LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)

Catatan

Tidak Diaudit

Tidak Diaudit

30 Juni 2017

30 Juni 2016

Rp'000

Rp'000

PENDAPATAN Sewa pembiayaan Pembiayaan konsumen

26,35

119.693.470

80.256.275

27

334.324.915

291.254.251

79.115.433

41.491.720

Anjak piutang Sewa operasi - properti investasi

12,35

300.000

300.000

Sewa operasi - kendaraan

13,35

4.227.748

4.784.887

Bunga

28,35

Pendapatan lain-lain

29

JUMLAH PENDAPATAN

4.479.479

817.804

112.565.588

67.413.441

654.706.633

486.318.378

BEBAN Bunga dan pembiayaan lainnya

30,35

168.208.725

165.854.826

Umum dan administrasi

31,35

54.951.617

33.138.303

Tenaga kerja

32,35

96.662.025

52.985.505

Imbalan pasca kerja

23

2.329.237

1.033.334

Penyusutan aset sewa operasi

13

950.818

905.059

189.691.417

104.237.645

231.058

1.153.529

Kerugian penurunan nilai Aset keuangan

7,8,9

Aset keuangan lainnya

10

Kerugian kurs mata uang asing - bersih

547.806

Kerugian direalisasi investasi jangka pendek

147.000

-

330.410

-

Kerugian belum direalisasi investasi jangka pendek

6

Beban lain-lain

3.098.963

1.561.325

1.498.035

JUMLAH BEBAN

515.611.438

363.905.199

LABA SEBELUM PAJAK

139.095.195

122.413.179

(33.960.476)

(30.468.750)

MANFAAT (BEBAN) PAJAK

31

Pajak kini Pajak tangguhan

327.916

128.743

JUMLAH BEBAN PAJAK - BERSIH

(33.632.560)

(30.340.007)

LABA BERSIH PERIODE BERJALAN

105.462.635

92.073.172

PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN

23

Pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke Laba Rugi

-

-

Manfaat (beban) pajak terkait pos-pos yang tidak akan direklasifikasi

-

-

-

-

JUMLAH PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN PERIODE BERJALAN SETELAH PAJAK JUMLAH LABA KOMPREHENSIF PERIODE BERJALAN

105.462.635

LABA PER SAHAM

92.073.172

33

(dalam Rupiah penuh) Dasar

26

23

Dilusian

26

23

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.

-5-

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS UNTUK ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) SERTA TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT)

Catatan

Saldo per 1 Januari 2016 Cadangan umum Laba bersih periode berjalan

25

Saldo per 30 Juni 2016 Saldo per 1 Januari 2016 Cadangan umum Laba bersih tahun berjalan Penghasilan komprehensif lain Pengukuran kembali program imbalan pasti - setelah pajak Beban pajak terkait surplus revaluasi aset tetap dan aset sewa operasi Pemindahan surplus revaluasi aset tetap ke saldo laba akibat penjualan aset tetap yang telah direvaluasi

25

Saldo per 31 Desember 2016 Saldo per 1 Januari 2017 Cadangan umum Laba bersih komprehensif periode berjalan Pemindahan surplus revaluasi aset tetap ke saldo laba akibat penjualan aset tetap yang telah direvaluasi Saldo per 30 Juni 2017

25

Modal saham Rp'000

Tambahan modal disetor Rp'000

Penghasilan komprehensif lain Saldo Laba Revaluasi aset tetap Keuntungan (kerugian) Ditentukan Tidak ditentukan dan aset sewa operasi aktuarial penggunaannya penggunaannya Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

Jumlah Ekuitas Rp'000

996.130.114 -

351.948.790 -

56.689.689 -

(2.496.838) -

1.100.000 150.000 -

2.195.556.353 (150.000) 92.073.172

3.598.928.108 92.073.172

996.130.114

351.948.790

56.689.689

(2.496.838)

1.250.000

2.287.479.525

3.691.001.280

996.130.114 -

351.948.790 -

56.689.689 -

(2.496.838) -

1.100.000 150.000 -

2.195.556.353 (150.000) 205.361.683

3.598.928.108 205.361.683

-

-

-

-

-

(5.264.899)

-

-

(2.602.547)

(93.868)

-

-

(93.868)

-

-

-

(5.264.899)

-

-

2.602.547

-

996.130.114

351.948.790

48.822.243

(2.590.706)

1.250.000

2.403.370.583

3.798.931.024

996.130.114 -

351.948.790 -

48.822.243 -

(2.590.706) -

1.250.000 150.000 -

2.403.370.583 (150.000) 105.462.635

3.798.931.024 105.462.635

996.130.114

-

(1.975.298)

351.948.790

46.846.945

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.

-6-

(2.590.706)

1.400.000

2.633.729

658.431

2.511.316.947

3.905.052.090

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk LAPORAN ARUS KAS UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) Tidak Diaudit

Tidak Diaudit

30 Juni 2017

30 Juni 2016

Rp'000

Rp'000

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari: Sewa pembiayaan

347.301.964

367.787.641

1.776.192.033

1.433.309.845

Anjak piutang

190.694.026

449.366.422

Sewa operasi

4.569.076

5.218.213

112.787.933

61.005.691

4.506.319

817.805

Pembiayaan konsumen

Penerimaan dari pendapatan administrasi, denda keterlambatan, pelunasan dipercepat & aktivitas operasi lainnya Penerimaan bunga Penerimaan (pembayaran) kas sehubungan dengan kerjasama penerusan pinjaman dan pembiayaan bersama

303.948.513

(22.697.985)

Pembayaran kas untuk: Sewa pembiayaan dan pembiayaan konsumen Anjak piutang

(3.358.820.039)

(1.602.625.024)

(113.740.670)

(306.556.411)

Pembayaran aktivitas operasi lainnya

(101.229.094)

(70.340.857)

Pembayaran bunga

(153.707.082)

(153.994.201)

Pembayaran beban umum dan administrasi

(144.853.672)

(88.979.678)

(32.322.054)

(30.190.598)

Pembayaran pajak penghasilan Kas Bersih (Digunakan untuk) Diperoleh dari Aktivitas Operasi

(1.164.672.747)

42.120.863

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Hasil penjualan aset tetap

2.252.225

Perolehan aset tetap

601.600

(17.883.605)

Perolehan aset tidak berwujud

(6.754.874)

Hasil penerimaan investasi jangka pendek

10.000.000

Penerimaan kembali uang jaminan

-

Pembayaran uang jaminan Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi

(9.989.393)

2.000

(86.006)

(55.316)

(12.472.260)

(9.441.109)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan utang bank

2.166.319.327

Pembayaran utang bank

(990.974.432)

Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Pendanaan

1.175.344.895

1.006.182.264 (1.050.448.889) (44.266.625)

PENURUNAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS

(1.800.112)

(11.586.871)

KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN

30.322.531

30.395.779

Efek dari perubahan kurs

(94.489)

KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE

28.427.930

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.

-7-

(508.098) 18.300.810

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)

1.

UMUM a.

Pendirian dan Informasi Umum PT Clipan Finance Indonesia Tbk (“Perusahaan”) didirikan berdasarkan akta No. 47 tanggal 15 Januari 1982, yang diubah dengan akta No. 363 tanggal 29 Juni 1982, keduanya dibuat oleh Ny. Kartini Muljadi, S.H., notaris di Jakarta. Akta tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-396.HT.01.01.Th.82 tanggal 2 Agustus 1982 dan telah didaftarkan pada Kantor Pengadilan Negeri Jakarta berturut-turut No. 2771 dan 2772 tanggal 10 Agustus 1982, serta diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 79 tanggal 1 Oktober 1982, Tambahan No. 1189. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, antara lain dengan Akta No. 116 tanggal 26 Juni 2015 yang dibuat dihadapan Kumala Tjahjani Widodo, S.H., M.H.,Mkn., notaris di Jakarta, dalam rangka perubahan ketentuan anggaran dasar Perusahaan sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No.29/POJK.05/2014 tentang “Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan”, Peraturan OJK No.32/POJK.04/2014 tentang “Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka” dan Peraturan OJK No.33/POJK.04/2014 tentang “Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik”.Perubahan anggaran dasar tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-0939550.AH.01.02 Tahun 2015 tanggal 24 Juli 2015 serta diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 89 tanggal 6 Nopember 2015, tambahan No. 44018. Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan utama Perusahaan meliputi usaha pembiayaan investasi, pembiayaan modal kerja, pembiayaan multiguna dan sewa operasi. Perubahan anggaran dasar terakhir dengan akta No. 75 tanggal 22 Mei 2017 yang dibuat dihadapan notaris Fathiah Helmi,SH., notaris di Jakarta yang pemberitahuan perubahan anggaran dasar dan perubahan data perseroan telah disampaikan ke Kementerian Hukum & HAM RI dengan bukti penerimaan berturut-turut tanggal 16 Juni 2017 dengan nomor surat AHU-AH.01.03-0147098 dan tanggal 16 Juni 2017 No. AHU-AH.01.03-0147099. Perusahaan memperoleh izin usaha lembaga pembiayaan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.1402/KMK.013/1990 tanggal 3 November 1990. Perusahaan berkedudukan di Jakarta dengan 45 kantor cabang dan 11 kantor pemasaran. Kantor pusat Perusahaan beralamat di Wisma Slipi lantai 6, Jl. Letjen S. Parman Kav 12 Jakarta 11480. Perusahaan tergabung dalam kelompok Panin Group dengan entitas induk akhir adalah PT Panin Investment. Rata-rata jumlah karyawan Perusahaan pada periode 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 masing-masing sebanyak 2.160 karyawan dan 1.374 karyawan. Susunan Dewan Komisaris dan Direksi serta Komite Audit Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut: 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 Dewan Komisaris Komisaris Utama

Mu’min Ali Gunawan

Komisaris

Roosniati Salihin

Komisaris Independen

Veronika Lindawati Lukman Abdullah

Dewan Direksi Direktur Utama

Gita Puspa Kirana Darmawan

Direktur Independen Direktur

Jahja Anwar Engelbert Rorong JR Yimmy Weddianto

Komite Audit Ketua Wakil Ketua Anggota

Lukman Abdullah Doddy Permadi Syarief Sahat Maruli Purba

Sekretaris Perusahaan

Jahja Anwar

Audit Intern

Irsan Saulus

-8-

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)

Ruang lingkup Direktur Utama mencakup bidang pemasaran selain pembiayaan mobil baru, sumber daya manusia dan general affair serta internal audit. Ruang lingkup Direktur Independen mencakup bidang operasional dan administrasi, penagihan, analisa kredit, standar prosedur operasional, akuntansi dan budgeting, pengembangan bisnis, teknologi informasi serta manajemen risiko. Sedangkan Ruang Lingkup Direktur lainnya mencakup bidang hukum, litigasi, kepatuhan, prinsip pengenalan Customer, sekretaris perusahaan, hubungan dengan investor dan bidang pemasaran khususnya untuk pembiayaan mobil baru. Pembentukan Komite Audit Perusahaan telah sesuai dengan Peraturan POJK No. 30/POJK.05/2014 tentang Tata Kelola Perusahaan yang baik bagi Perusahaan Pembiayaan. Berdasarkan Risalah Rapat Komisaris No.001/KOM-CFI/I/2016 tanggal 15 Januari 2016 dan Surat Keputusan No. 004/SK-DIR/CFI/11/2016 tanggal 19 Februari 2016, Perusahaan menetapkan Perubahan Susunan Anggota Komite Audit. Gaji dan kesejahteraan Dewan Komisaris Perusahaan masing-masing sebesar Rp 194.089 ribu dan Rp 172.249 ribu untuk periode 30 Juni 2017 dan 30 Juni 2016. Gaji dan kesejahteraan Dewan Direksi Perusahaan masing-masing sebesar Rp 7.034.035 ribu dan Rp 5.668.040 ribu untuk periode 30 Juni 2017 dan 30 Juni 2016. b.

Penawaran Umum Perusahaan Penawaran Umum Saham Pada tanggal 26 Juni 1989, Perusahaan memperoleh izin dari Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan surat No. SI-037/SHM/MK.10/1989 untuk melakukan penawaran umum atas 1.500 ribu saham Perusahaan kepada masyarakat. Penawaran Umum Perdana dan Terbatas yang telah dilakukan oleh Perusahaan adalah sebagai berikut:

Keterangan

Penawaran Umum Perdana

Jumlah Saham

Nilai nominal per saham

Harga penawaran per saham

Rp

Rp

Nomor dan tanggal surat efektif dari Bapepam

1.500.000

1.000

8.850

S1-037/SHM/MK.10/1989 26 Juni 1989

29.600.034

1.000

1.000

S-2427/PM/1997 17 Oktober 1997

Penawaran Umum Terbatas II

217.211.696

500

500

S-2009/PM/1999 20 Oktober 1999

Penawaran Umum Terbatas III

336.119.485

500

500

S-1136/PM/2000 23 Mei 2000

Penawaran Umum Terbatas IV

1.561.085.388

250

350

S-3216/BL/2007 29 Juni 2007

Penawaran Umum Terbatas V

1.171.488.567

250

400

S-10363/BL/2011 23 September 2011

Penawaran Umum Terbatas I

Pada tanggal 5 Agustus 1993 dan 24 Juli 1995, Perusahaan melakukan pembagian saham bonus masingmasing sebanyak 2.466.564 saham dan 4.933.453 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham yang berasal dari agio hasil penawaran umum perdana. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya. Pada tanggal 9 Desember 1998, Perusahaan melakukan pembagian saham bonus sebanyak 8.705.734 saham dengan nilai nominal Rp 500 per saham yang berasal dari agio hasil penawaran umum saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta pada tanggal 10 Desember 1998. Pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016, seluruh saham Perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia masing-masing sebanyak 3.984.520.457 lembar. Penawaran Umum Obligasi Pada tanggal 31 Oktober 2011, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam-LK dengan suratNo. S-11740/BL/2011 untuk melakukan penawaran obligasi Clipan Finance Indonesia III Tahun 2011 kepada masyarakat dengan nilai nominal sebesar Rp 1.000 miliar. Pada tanggal 9 November 2011, seluruh obligasi tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia. Seluruh obligasi tersebut telah dilunasi pada tanggal 8 November 2014.

-9-

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)

2.

PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU DAN REVISI (PSAK) DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (ISAK) a.

Standar dan amandemen yang berlaku efektif pada tahun berjalan Dalam periode berjalan, Perusahaan telah menerapkan semua standar baru dan revisi serta interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan dari Ikatan Akuntan Indonesia yang relevan dengan operasinya dan efektif untuk periode pelaporan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2016. Amandemen PSAK 5 Segmen Operasi (i) mensyaratkan entitas untuk mengungkapkan pertimbangan yang dibuat oleh manajemen dalam menerapkan kriteria penggabungan segmen operasi, termasuk deskripsi singkat tentang segmen operasi yang telah digabungkan dan indikator ekonomik yang telah dinilai dalam menentukan bahwa segmen operasi yang digabungkan memiliki karakteristik ekonomik yang serupa; dan (ii) mengklarifikasi bahwa rekonsiliasi total aset segmen dilaporkan terhadap aset entitas hanya diungkapkan jika aset segmen secara regular disediakan kepada pengambil keputusan operasional. Perusahaan menggabungkan beberapa segmen operasi menjadi satu segmen operasi tunggal dan membuat pengungkapan yang disyaratkan dalam Catatan 37 sesuai dengan amandemen. Penerapan amandemen dan interpretasi standar berikut tidak memiliki pengaruh signifikan atas pengungkapan atau jumlah yang dicatat di dalam laporan keuangan pada tahun berjalan dan tahun sebelumnya.      

Amandemen PSAK 7: Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi Amandemen PSAK 16: Aset Tetap dan PSAK 19: Aset Tak berwujud: Model Revaluasi – penyajian kembali secara proporsional depresiasi dan amortisasi Amandemen PSAK 24: Imbalan Kerja tentang Program Imbalan Pasti: Iuran Pekerja Amandemen PSAK 25: Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan Amandemen PSAK 68: Pengukuran Nilai Wajar PSAK 70: Akuntansi Aset dan Liabilitas Pengampunan Pajak

Standar baru ini secara khusus mengatur perlakuan akuntansi atas aset dan liabilitas pengampunan pajak sesuai dengan Undang-Undang tentang Pengampunan Pajak. b.

Standar dan interpretasi telah diterbitkan tapi belum diterapkan Amandemen standar dan interpretasi berikut efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2017, dengan penerapan dini diperkenankan yaitu:  

PSAK 1 : Penyajian Laporan Keuangan tentang Prakarsa Pengungkapan ISAK 31 : Interpretasi atas Ruang Lingkup PSAK 13: Properti Investasi

Standar dan amandemen standar berikut efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2018, dengan penerapan dini diperkenankan yaitu: 

Amandemen PSAK 16: Aset Tetap



PSAK 69: Agrikultur.

Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan, dampak dari standar dan interpretasi tersebut terhadap laporan keuangan tidak dapat diketahui atau diestimasi oleh manajemen. 3.

KEBIJAKAN AKUNTANSI a. Pernyataan Kepatuhan Informasi keuangan Perusahaan disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. b. Dasar Penyusunan Dasar penyusunan laporan keuangan adalah biaya historis, kecuali properti dan instrumen keuangan tertentu yang diukur pada jumlah revaluasian atau nilai wajar pada setiap akhir periode pelaporan, yang dijelaskan dalam kebijakan akuntansi di bawah ini. Biaya historis umumnya didasarkan pada nilai wajar dari imbalan yang diberikan dalam pertukaran barang dan jasa. - 10 -

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)

Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam suatu transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran. Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. c. Transaksi dan Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing Laporan keuangan Perusahaan diukur dan disajikan dalam mata uang dari lingkungan ekonomi utama dimana entitas beroperasi (mata uang fungsional). Laporan keuangan dan laporan posisi keuangan Perusahaan disajikan dalam mata uang Rupiah yang merupakan mata uang fungsional Perusahaan. Dalam penyusunan laporan keuangan Perusahaan, transaksi dalam mata uang asing selain mata uang fungsional entitas (mata uang asing) diakui pada kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada setiap akhir perode pelaporan, posmoneter dalam valuta asing dijabarkan kembali pada kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Pos-pos non moneter yang diukur pada nilai wajar dalam valuta asing dijabarkan kembali pada kurs yang berlaku pada tanggal ketika nilai wajar ditentukan. Pos nonmoneter diukur dalam biaya historis dalam valuta asing yang tidak dijabarkan kembali. Selisih kurs atas pos moneter diakui dalam laba rugi pada periode saat terjadinya. d. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi Pihak-pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan Perusahaan: a) Orang atau anggota keluarga dekatnya yang mempunyai relasi dengan Perusahaan jika orang tersebut: 1) memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas Perusahaan; 2) memiliki pengaruh signifikan atas Perusahaan ; atau 3) merupakan personil manajemen kunci Perusahaan atau entitas induk dari Perusahaan. b) Suatu entitas berelasi dengan Perusahaan jika memenuhi salah satu hal berikut: 1) entitas dan Perusahaan adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya saling terkait dengan entitas lain). 2) satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya). 3) kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama. 4) satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga. 5) entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan Perusahaan. 6) entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf a). 7) orang yang diidentifikasi dalam huruf a) 1) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau merupakan personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas). 8) Entitas, atau anggota dari kelompok yang mana entitas merupakan bagian dari kelompok tersebut, menyediakan jasa personil manajemen kunci kepada entitas pelapor atau kepada entitas induk dari Perusahaan. Transaksi signifikan yang dilakukan dengan pihak-pihak berelasi, baik dilakukan dengan kondisi dan persyaratan yang sama dengan pihak ketiga maupun tidak, diungkapkan pada laporan keuangan. e. Aset Keuangan Seluruh aset keuangan diakui dan dihentikan pengakuannya pada tanggal diperdagangkan dimana pembelian dan penjualan aset keuangan berdasarkan kontrak yang mensyaratkan penyerahan aset keuangan dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh kebiasaan pasar yang berlaku, dan awalnya diukur sebesar nilai wajar ditambah biaya transaksi, kecuali untuk aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, yang awalnya diukur sebesar nilai wajar. Aset keuangan Perusahaan diklasifikasikan sebagai berikut: 

Nilai wajar melalui laba rugi



Pinjaman yang diberikan dan piutang

- 11 -

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)

Nilai wajar melalui laba rugi (FVTPL) Aset keuangan diklasifikasi dalam FVTPL, jika aset keuangan dimiliki untuk kelompok diperdagangkan atau pada saat pengakuan awal ditetapkan untuk diukur pada FVTPL. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan apabila: 

diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual kembali dalam waktu dekat; atau



pada pengakuan awal merupakan bagian dari portfolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini; atau



merupakan derivatif yang tidak ditetapkan dan tidak efektif sebagai instrumen lindung nilai.

Aset keuangan selain aset keuangan yang diperdagangkan, dapat ditetapkan sebagai FVTPL pada saat pengakuan awal, jika:  

penetapan tersebut mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan inkonsistensi pengukuran dan pengakuan yang dapat timbul; atau kelompok asset keuangan, liabilitas keuangan atau keduanya, dikelola dan kinerjanya dievaluasi berdasarkan nilai wajar, sesuai dengan manajemen risiko atau strategi investasi yang didokumentasikan, dan informasi tentang Perusahaan disediakan secara internal kepada manajemen kunci entitas, misalnya direksi dan Chief Executive Officer.

Aset keuangan FVTPL disajikan sebesar nilai wajar, keuntungan atau kerugian yang timbul diakui dalam laporan laba rugi. Keuntungan atau kerugian bersih yang diakui dalam laporan laba rugi mencakup dividen atau bunga yang diperoleh dari aset keuangan. Nilai wajar ditentukan dengan cara seperti dijelaskan pada Catatan 3i. Pinjaman yang diberikan dan piutang Kas dan bank, piutang sewa pembiayaan, piutang pembiayaan konsumen, tagihan anjak piutang dan piutang lain-lain dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif diklasifikasi sebagai “pinjaman yang diberikan dan piutang”. Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan nilai. Bunga diakui dengan suku bunga efektif, kecuali piutang jangka pendek dimana pengakuan bunganya tidak material. Pengukuran awal dan selanjutnya dari piutang sewa pembiayaan, piutang pembiayaan konsumen dan tagihan anjak piutang dijelaskan pada Catatan 3l, 3m dan 3n. Metode suku bunga efektif Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari instrumen keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau biaya selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan kas di masa datang (termasuk seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan dan diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi dan premium dan diskonto lainnya) selama perkiraan umur instrumen keuangan, atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan pada saat pengakuan awal. Pendapatan diakui berdasarkan suku bunga efektif untuk instrumen keuangan selain dari instrumen keuangan FVTPL. Penurunan nilai aset keuangan Aset keuangan atau kelompok aset keuangan, selain aset keuangan FVTPL, dievaluasi terhadap indikator penurunan nilai pada setiap tanggal laporan posisi keuangan. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan (“peristiwa merugikan”), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara andal. Untuk aset keuangan lainnya, bukti obyektif penurunan nilai termasuk sebagai berikut: 

kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; atau - 12 -

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)



pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; atau



terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya.

Perusahaan pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual. Jika Perusahaan menentukan tidak terdapat bukti obyektif penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, maka Perusahaan memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Cadangan kerugian penurunan nilai secara individual dihitung dengan menggunakan metode diskonto arus kas (discounted cash flow). Perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan dengan agunan (collateralized financial asset) mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan agunan dikurangi biaya-biaya untuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas apakah pengambilalihan tersebut berpeluang terjadi atau tidak. Dalam melakukan penilaian secara kolektif, Perusahaan harus menghitung:  Probability of default (”PD”) – model ini menilai probabilitas konsumen gagal melakukan pembayaran kembali secara penuh dan tepat waktu.  Recoverable amount – didasarkan pada identifikasi arus kas masa datang dan estimasi nilai kini dari arus kas tersebut (discounted cash flow).  Loss given default (”LGD”) – Perusahaan mengestimasi kerugian ekonomis yang mungkin akan diderita Perusahaan apabila terjadi tunggakan fasilitas kredit/pembiayaan. LGD menggambarkan jumlah utang yang tidak dapat diperoleh kembali dan umumnya ditunjukkan dalam persentase dari exposure at default (EAD). Model Perhitungan LGD mempertimbangkan jenis peminjam, fasilitas dan mitigasi risiko,misalnya ketersediaan agunan.  Loss identification period (”LIP”) - periode waktu antara terjadinya peristiwa yang merugikan dalam kelompok aset keuangan sampai bukti obyektif dapat diidentifikasi atas kredit/pembiayaan secara individual.  Exposure at default (”EAD”) – Perusahaan mengestimasi tingkat utilisasi yang diharapkan dari fasilitas kredit/pembiayaan pada saat terjadi tunggakan. PD, LGD dan LIP diperoleh dari observasi data kredit/piutang pembiayaan selama minimal tiga tahun. Cadangan kerugian penurunan nilai yang dinilai secara kolektif dilakukan dengan mengkalikan nilai baki debet kredit/pembiayaan pada tanggal pelaporan dengan probability default (PD), loss identification period (LIP) dan loss given default (LGD). Perusahaan menggunakan model analisa statistik yaitu flow rate method untuk penilaian penurunan nilai aset keuangan secara kolektif. Jumlah kerugian diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset keuangan dan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan (tidak termasuk kerugian kredit di masa datang yang diharapkan tapi belum terjadi) yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Kerugian penurunan nilai diakui pada laba rugi dan nilai tercatat aset keuangan atau kelompok aset keuangan tersebut dikurangi dengan kerugian penurunan nilai yang terbentuk. Jika pada periode berikutnya jumlah penurunan nilai berkurang dan penurunan dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui (seperti meningkatnya peringkat kredit debitur atau penerbit), kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dipulihkan melalui laba rugi hingga nilai tercatat aset keuangan pada tanggal pemulihan penurunan nilai tidak melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum pengakuan kerugian penurunan nilai dilakukan. Pada saat kerugian penurunan nilai diakui, pendapatan bunga diakui berdasarkan nilai tercatat setelah kerugian penurunan nilai dengan menggunakan suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto estimasi arus kas masa datang pada saat menghitung penurunan nilai. Perusahaan menghapusbukukan saldo piutang pembiayaan konsumen dan piutang sewa pembiayaan pada saat Perusahaan menentukan bahwa aset tersebut tidak dapat ditagih lagi. Penerimaan atau pemulihan kembali atas aset keuangan yang telah dihapusbukukan diakui sebagai pendapatan lain-lain. Penghentian pengakuan aset keuangan Perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan jika dan hanya jika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset berakhir, atau Perusahaan mentransfer aset keuangan dan secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset kepada entitas lain. Jika Perusahaan tidak - 13 -

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)

mentransfer serta tidak memiliki secara substansial atas seluruh risiko dan manfaat kepemilikan serta masih mengendalikan aset yang ditransfer, maka Perusahaan mengakui keterlibatan berkelanjutan atas aset yang ditransfer dan liabilitas terkait sebesar jumlah yang mungkin harus dibayar. Jika Perusahaan memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset keuangan yang ditransfer, Perusahaan masih mengakui aset keuangan dan juga mengakui pinjaman yang dijamin sebesar pinjaman yang diterima. Pada penghentian pengakuan aset keuangan secara keseluruhan, selisih antara jumlah tercatat aset dan jumlah pembayaran dan piutang yang diterima dan keuntungan atau kerugian kumulatif yang telah diakui dalam penghasilan komprehensif lain dan terakumulasi dalam ekuitas diakui dalam laba rugi. Pada saat penghentian pengakuan aset keuangan terhadap satu bagian (misalnya ketika Perusahaan masih memiliki hak untuk membeli kembali bagian aset yang ditransfer), Perusahaan mengalokasikan jumlah tercatat sebelumnya dari aset keuangan tersebut pada bagian yang tetap diakui berdasarkan keterlibatan berkelanjutan dan bagian yang tidak lagi diakui berdasarkan nilai wajar relatif dari kedua bagian tersebut pada tanggal transfer. Selisih antara jumlah tercatat yang dialokasikan pada bagian yang tidak lagi diakui dan jumlah dari pembayaran yang diterima untuk bagian yang yang tidak lagi diakui dan setiap keuntungan atau kerugian kumulatif yang dialokasikan pada bagian yang tidak lagi diakui tersebut yang sebelumnya telah diakui dalam penghasilan komprehensif lain diakui pada laba rugi. Keuntungan dan kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam penghasilan komprehensif lain dialokasikan pada bagian yang tetap diakui dan bagian yang dihentikan pengakuannya, berdasarkan nilai wajar relatif kedua bagian tersebut. f.

Liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas Klasifikasi sebagai liabilitas atau ekuitas Instrumen liabilitasdan ekuitas yang diterbitkan oleh Perusahaan diklasifikasi sesuai dengan substansi perjanjian kontraktual dan definisi liabilitaskeuangan dan instrumen ekuitas. Instrumen ekuitas Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset Perusahaan setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya. Instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh Perusahaan dicatat sebesar hasil penerimaan bersih setelah dikurangi biaya penerbitan langsung.

Liabilitas Keuangan Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai FVTPL atau pada biaya perolehan diamortisasi

Liabilitas keuangan diukur pada biaya perolehan diamortisasi Pada saat pengakuan awal, liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi diakui pada nilai wajarnya. Nilai wajar tersebut dikurangi biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan penerbitan liabilitas keuangan tersebut. Pengukuran selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dimana beban bunga diakui berdasarkan tingkat pengembalian yang efektif, kecuali untuk liabilitas jangka pendek dimana pengakuan bunganya tidak material.

Penghentian pengakuan liabilitas keuangan Perusahaan menghentikan pengakuan liabilitas keuangan, jika dan hanya jika, kewajiban Perusahaan telah dilepaskan, dibatalkan atau kadaluarsa. Selisih antara jumlah tercatat liabilitas keuangan yang dihentikan pengakuannya dan imbalan yang dibayarkan dan utang diakui dalam laba rugi.

g. Saling hapus antar Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan Aset dan liabilitas keuangan Perusahaan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika dan hanya jika: 

saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut; dan - 14 -

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)



berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.

h. Reklasifikasi Instrumen Keuangan Reklasifikasi Aset Keuangan Perusahaan tidak diperkenankan untuk melakukan reklasifikasi aset keuangan ke kelompok aset keuangan FVTPL. Perusahaan hanya dapat melakukan reklasifikasi aset keuangan ke kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang jika aset keuangan tersebut memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang dan Perusahaan memiliki intensi dan kemampuan memiliki aset keuangan untuk masa mendatang yang dapat diperkirakan atau hingga jatuh tempo dari kelompok aset keuangan FVTPL atau dari kelompok tersedia untuk dijual. Aset keuangan tersebut direklasifikasi pada nilai wajar pada tanggal reklasifikasi yang menjadi biaya perolehan diamortisasi yang baru. Setiap keuntungan dan kerugian yang sudah diakui dalam laba rugi tidak boleh dibalik. Setiap keuntungan dan kerugian yang sudah diakui dalam pendapatan komprehensif lain diamortisasi ke laba rugi selama sisa umur aset keuangan (jika aset keuangan memiliki jatuh tempo tetap) atau tetap diakui dalam pendapatan komprehensif lain sampai aset keuangan tersebut dilepas atau dijual (jika aset keuangan tidak memiliki jatuh tempo tetap). Reklasifikasi Liabilitas Keuangan Perusahaan tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi liabilitas keuangan dari atau ke kelompok liabilitas keuangan FVTPL. i.

Nilai Wajar Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran tanpa memperhatikan apakah harga tersebut dapat diobservasi secara langsung atau diestimasi menggunakan teknik penilaian lain. Dalam mengukur nilai wajar atas suatu aset atau liabilitas pada tanggal pengukuran, Perusahaan memperhitungkan karakteristik suatu asset atau liabilitas jika pelaku pasar akan memperhitungkan karakteristik tersebut ketika menentukan harga aset atau liabilitas pada tanggal pengukuran.

j. h. i.

j. Dalam rangka konsistensi dan perbandingan dalam pengukuran nilai wajar dan pengungkapan terkait, Perusahaan melakukan pengukuran nilai wajar yang dimiliki dengan hirarki berikut yang dikategorikan menjadi tiga tingkat teknik pengukuran atas input: k.

j.



Tingkat 1 pengukuran nilai wajar adalah yang berasal dari harga kuotasian (tidak disesuaikan) dalam pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik.



Tingkat 2 pengukuran nilai wajar adalah yang berasal dari input selain harga kuotasian yang termasuk dalam Tingkat 1 yang dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik secara langsung (misalnya harga) atau secara tidak langsung (misalnya deviasi dari harga).





Tingkat 3 pengukuran nilai wajar adalah yang berasal dari teknik penilaian yang mencakup input untuk aset atau liabilitas yang bukan berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi (input yang tidak dapat diobservasi).



Kas dan Bank Kas dan bank diklasifikasi dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang.

k. Investasi Jangka Pendek Investasi jangka pendek merupakan investasi dalam bentuk obligasi yang diperdagangkan di pasar aktif. Investasi jangka pendek diklasifikasi sebagai aset keuangan pada kelompok nilai wajar melalui laba rugi. l.

Sewa Sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial semua risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Sewa lainnya, yang tidak memenuhi kriteria tersebut, diklasifikasikan sebagai sewa operasi.

- 15 -

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)

Nilai bersih yang dapat diatribusikan terhadap Perusahaan seperti yang dijelaskan di Catatan 39 sehubungan dengan perjanjian kerjasama dicatat sebagai bagian dari piutang sewa pembiayaan. Sebagai Lessor Dalam sewa pembiayaan, lessor mengakui aset berupa piutang sewa pembiayaan sebesar jumlah investasi sewa neto Perusahaan. Pengakuan pendapatan sewa pembiayaan dialokasikan pada periode akuntansi yang mencerminkan suatu tingkat pengembalian periodik yang konstan atas investasi bersih lessor. Pendapatan sewa dari sewa operasi diakui sebagai pendapatan dengan dasar garis lurus selama masa sewa. Biaya langsung awal yang terjadi dalam proses negosiasi dan pengaturan sewa operasi ditambahkan ke jumlah tercatat dari aset sewaan dan diakui dengan dasar garis lurus selama masa sewa. Sebagai Lessee Pembayaran sewa operasi diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa, kecuali terdapat dasar sistematis lain yang dapat lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat aset yang dinikmati pengguna. Rental kontinjen diakui sebagai beban di dalam periode terjadinya. Dalam hal insentif diperoleh dalam sewa operasi, insentif tersebut diakui sebagai liabilitas. Keseluruhan manfaat dari insentif diakui sebagai pengurangan dari biaya sewa dengan dasar garis lurus kecuali terdapat dasar sistematis lain yang lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat yang dinikmati pengguna. m. Piutang Pembiayaan Konsumen Piutang pembiayaan konsumen merupakan piutang yang berasal dari pembiayaan kendaran. Piutang pembiayaan konsumen diklasifikasikan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang. Pengakuan, pengukuran awal, pengukuran setelah pengakuan awal, reklasifikasi, penentuan nilai wajar, penurunan nilai dan penghentian pengakuan piutang pembiayaan konsumen mengacu pada Catatan 3e, 3h dan 3i. Nilai bersih yang dapat diatribusikan terhadap Perusahaan seperti yang dijelaskan di Catatan 39 sehubungan dengan perjanjian kerjasama dicatat sebagai bagian dari piutang pembiayaan konsumen. n. Tagihan Anjak Piutang Tagihan anjak piutang merupakan piutang yang dibeli dari Perusahaan lain. Tagihan anjak piutang diklasifikasikan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang. Pengakuan, pengukuran awal, pengukuran setelah pengakuan awal, reklasifikasi, penentuan nilai wajar, penurunan nilai dan penghentian pengakuan tagihan anjak piutang mengacu pada Catatan 3e, 3h dan 3i. o. Biaya Dibayar diMuka Biaya dibayar dimuka dibebankan sesuai masa manfaat masing-masing biaya dengan metode garis lurus. p. Properti Investasi Properti investasi adalah tanah dan bangunan untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai atau keduanya. Pada bulan Oktober 2015, Perusahaan mengubah kebijakan akuntansi dari model biaya ke model nilai wajar dalam pengukuran properti investasi. Perubahan ini diterapkan secara prospektif. Properti investasi diukur pada nilai wajar Keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar diakui dalam laba rugi pada periode saat terjadinya. q. Aset Sewa Operasi Aset sewa operasi adalah kendaraan untuk menghasilkan rental. Pada bulan Oktober 2015, Perusahaan mengubah kebijakan akuntansi dari model biaya ke model revaluasi dalam pengukuran aset sewa operasi. Perubahan ini diterapkan secara prospektif. Aset sewa operasi dinyatakan berdasarkan nilai revaluasi yang merupakan nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai yang terjadi setelah tanggal revaluasi. - 16 -

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)

Revaluasi dilakukan dengan keteraturan yang memadai untuk memastikan bahwa jumlah tercatat tidak berbeda secara material dengan jumlah yang ditentukan dengan menggunakan nilai wajar pada tanggal laporan posisi keuangan. Aset yang tidak mengalami perubahan nilai wajar secara signifikan wajib direvaluasi paling kurang setiap 3 (tiga) tahun. Kenaikan yang berasal dari revaluasi aset sewa operasi diakui pada penghasilan komprehensif lain dan terakumulasi dalam ekuitas pada bagian surplus revaluasi, kecuali sebelumnya penurunan revaluasi atas aset yang sama pernah diakui dalam laporan laba rugi, dalam hal ini kenaikan revaluasi hingga sebesar penurunan nilai aset akibat revaluasi tersebut, dikreditkan dalam laporan laba rugi. Penurunan jumlah tercatat yang berasal dari revaluasi aset sewa operasi dibebankan dalam laporan laba rugi apabila penurunan tersebut melebihi saldo surplus revaluasi aset yang bersangkutan, jika ada. Surplus revaluasi aset sewa operasi yang telah disajikan dalam ekuitas dipindahkan langsung ke saldo laba pada saat aset tersebut dihentikan pengakuannya. Aset sewa operasi disusutkan berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis, yang sama dengan aset yang dimiliki sendiri, atau selama jangka waktu yang lebih pendek antara periode masa sewa dan umur manfaatnya. Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan dikaji ulang setiap akhir tahun dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi tersebut berlaku prospektif. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis dari kendaraan yaitu 5-10 tahun. r. Aset Tetap Pada bulan Oktober 2015, Perusahaan mengubah kebijakan akuntansi aset tetap dari model biaya ke model revaluasi dalam pengukuran tanah dan bangunan, peralatan kantor, kendaraan bermotor dan perabotan kantor. Perubahan ini diterapkan secara prospektif. Tanah dan bangunan, peralatan kantor, kendaraan bermotor dan perabotan kantor dinyatakan berdasarkan nilai revaluasi yang merupakan nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai yang terjadi setelah tanggal revaluasi kecuali tanah tidak disusutkan. Revaluasi dilakukan dengan keteraturan yang memadai untuk memastikan bahwa jumlah tercatat tidak berbeda secara material dengan jumlah yang ditentukan dengan menggunakan nilai wajar pada tanggal laporan posisi keuangan. Aset yang tidak mengalami perubahan nilai wajar secara signifikan wajib direvaluasi paling kurang setiap 3 (tiga) tahun. Kenaikan yang berasal dari revaluasi tanah dan bangunan, peralatan kantor, kendaraan bermotor dan perabotan kantor diakui pada penghasilan komprehensif lain dan terakumulasi dalam ekuitas pada bagian surplus revaluasi, kecuali sebelumnya penurunan revaluasi atas aset yang sama pernah diakui dalam laporan laba rugi, dalam hal ini kenaikan revaluasi hingga sebesar penurunan nilai aset akibat revaluasi tersebut, dikreditkan dalam laporan laba rugi. Penurunan jumlah tercatat yang berasal dari revaluasi tanah dan bangunan, peralatan kantor, kendaraan bermotor dan perabotan kantor dibebankan dalam laporan laba rugi apabila penurunan tersebut melebihi saldo surplus revaluasi aset yang bersangkutan, jika ada. Surplus revaluasi tanah dan bangunan, peralatan kantor, kendaraan bermotor dan perabotan kantor yang telah disajikan dalam ekuitas dipindahkan langsung ke saldo laba pada saat aset tersebut dihentikan pengakuannya.

Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut: Tahun Bangunan Prasarana kantor (partisi dan renovasi kantor) Peralatan kantor Kendaraan bermotor Perabotan kantor

20 - 30 5-7 5 - 10 5 - 10 5 - 10

Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan direview setiap akhir tahun dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi tersebut berlaku prospektif.

- 17 -

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)

Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laba rugi pada saat terjadinya. Biaya-biaya lain yang terjadi selanjutnya yang timbul untuk menambah, mengganti atau memperbaiki aset tetap dicatat sebagai biaya perolehan aset jika dan hanya jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal. Aset tetap yang dihentikan pengakuannya atau yang dijual nilai tercatatnya dikeluarkan dari kelompok aset tetap. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut dibukukan dalam laba rugi.

s. Aset Takberwujud Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dipindahkan ke masing- masing aset tak berwujud yang bersangkutan pada saat selesai dan siap digunakan (Catatan 15).

t. Penurunan nilai aset non keuangan Pada setiap akhir periode pelaporan, Perusahaan menelaah nilai tercatat aset non-keuangan untuk menentukan apakah terdapat indikasi bahwa aset tersebut telah mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset diestimasi untuk menentukan tingkat kerugian penurunan nilai (jika ada). Bila tidak memungkinkan untuk mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali atas suatu aset individu, Perusahaan mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali dari unit penghasil kas atas aset. Estimasi jumlah terpulihkan adalah nilai tertinggi antara nilai wajar dikurangi biaya pelepasan dan nilai pakai. Dalam menilai nilai pakainya, estimasi arus kas masa depan didiskontokan ke nilai kini menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang menggambarkan penilaian pasar kini dari nilai waktu uang dan risiko spesifik atas aset yang mana estimasi arus kas masa depan belum disesuaikan. Jika jumlah terpulihkan dari aset non-keuangan (unit penghasil kas) lebih kecil dari nilai tercatatnya, nilai tercatat aset (unit penghasil kas) diturunkan menjadi sebesar jumlah terpulihkan dan rugi penurunan nilai segera diakui dalam laba rugi kecuali aset relevan tersebut dicatat pada jumlah revaluasian, di mana kerugian penurunan nilai diperlakukan sebagai penurunan revaluasi. Kebijakan akuntansi untuk penurunan nilai aset keuangan dijelaskan dalam Catatan 3e. u. Piutang dari Jaminan Piutang dari jaminan dinyatakan sebesar nilai realisasi bersih pada saat jaminan ditarik. Kelebihan nilai realisasi bersih piutang dari jaminan diatas nilai piutang yang tidak tertagih akan dikreditkan atau dibebankan pada laba rugi. Beban yang berhubungan dengan piutang dari jaminan dan pemeliharaannya akan dibebankan pada laba rugi pada saat terjadinya. Pada saat akhir tahun, piutang dari jaminan akan direview apabila terdapat penurunan nilai. Pada saat piutang dari jaminan dijual, nilai tercatatnya akan dikeluarkan dan hasil laba atau rugi akan dikreditkan atau dibebankan pada laba rugi. v. Surat Berharga Utang dan Ekuitas yang Diterbitkan Surat Berharga Utang yang Diterbitkan Obligasi dan Medium Term Notes (MTN) yang diterbitkan diklasifikasikan dalam kategori liabilitas keuangan diukur pada biaya perolehan diamortisasi. Pengakuan, pengukuran awal, pengukuran setelah pengakuan awal, reklasifikasi, penentuan nilai wajar dan penghentian pengakuan surat berharga utang yang diterbitkan mengacu pada Catatan 3f, 3h dan 3i. Biaya Emisi Obligasi dan Medium Term Notes (MTN) Biaya emisi obligasi dan MTN langsung dikurangkan dari hasil emisi dalam rangka menentukan hasil emisi neto obligasi dan MTN tersebut. Selisih antara hasil emisi neto dengan nilai nominal merupakan atribusi langsung biaya transaksi diskonto atau premium yang diamortisasi selama jangka waktu tersebut dengan metode suku bunga efektif. Jika terjadi pembelian kembali, selisih antara harga pembelian kembali obligasi dan MTN tersebut dengan jumlah tercatat obligasi dan MTN diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada tahun berjalan.

- 18 -

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)

Biaya Emisi Saham Biaya emisi saham yang menambah dan beratribusi secara langsung terhadap penerbitan saham baru disajikan sebagai bagian dari tambahan modal disetor dan tidak diamortisasi. w. Pengakuan Pendapatan dan Beban Pendapatan pembiayaan konsumen, pendapatan anjak piutang, pendapatan bunga dan beban bunga diakui secara akrual menggunakan metode suku bunga efektif (Catatan 3e dan 3f). Pendapatan sewa pembiayaan dialokasi berdasarkan metode yang dijelaskan pada Catatan 3l. Pendapatan bunga dari pendapatan sewa pembiayaan, pendapatan pembiayaan konsumen dan pendapatan anjak piutang yang mengalami penurunan nilai dihitung menggunakan metode suku bunga efektif atas dasar nilai piutang setelah memperhitungkan kerugian penurunan nilai. Beban provisi sehubungan dengan utang bank diamortisasi dengan metode suku bunga efektif dan dibukukan sebagai bagian dari beban bunga dan pembiayaan lainnya. Pendapatan dan beban lainnya Pendapatan jasa administrasi yang tidak beratribusi secara langsung atas transaksi sewa pembiayaan, pembiayaan konsumen dan anjak piutang serta pendapatan provisi atas transaksi sewa pembiayaan, dibukukan sebagai pendapatan pada laba rugi dan diakui pada saat diterima. Pendapatan denda keterlambatan dan keuntungan penghentian kontrak diakui pada saat diterima. Beban lainnya diakui pada saat terjadinya atau sesuai dengan masa manfaatnya (metode akrual). x. Provisi Provisi diakui ketika Perusahaan memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa lalu, kemungkinan besar Perusahaan diharuskan menyelesaikan kewajiban dan estimasi andal mengenai jumlah kewajiban tersebut dapat dibuat. Jumlah yang diakui sebagai provisi merupakan estimasi terbaik dari pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban kini pada akhir periode pelaporan, dengan mempertimbangkan risiko dan ketidakpastian yang meliputi kewajibannya. Apabila suatu provisi diukur menggunakan arus kas yang diperkirakan untuk menyelesaikan kewajiban kini, maka nilai tercatatnya adalah nilai kini dari arus kas. Ketika beberapa atau seluruh manfaat ekonomi untuk penyelesaian provisi yang diharapkan dapat dipulihkan dari pihak ketiga, piutang diakui sebagai aset apabila terdapat kepastian bahwa penggantian akan diterima dan jumlah piutang dapat diukur secara handal. y. Imbalan Pasca Kerja Perusahaan memberikan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk semua karyawan tetapnya sesuai dengan Undang Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003.Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan oleh Perusahaan sehubungan dengan imbalan pasca kerja ini. Biaya penyediaan imbalan ditentukan dengan menggunakan metode projected unit credit dengan penilaian aktuaria yang dilakukan pada setiap akhir periode pelaporan tahunan. Pengukuran kembali, terdiri dari keuntungan dan kerugian aktuarial, tercermin langsung dalam laporan posisi keuangan yang dibebankan atau dikreditkan dalam penghasilan komprehensif lain periode terjadinya. Pengukuran kembali diakui dalam penghasilan komprehensif lain sebagai pos terpisah pada penghasilan komprehensif lain di ekuitas dan tidak akan direklasifikasi ke laba rugi. Biaya jasa lalu diakui dalam laba rugi pada periode amandemen program. Bunga neto dihitung dengan mengalikan tingkat diskonto pada awal periode imbalan pasti dengan liabilitas imbalan pasti neto. Biaya imbalan pasti dikategorikan sebagai berikut:   

Biaya jasa (termasuk biaya jasa kini, biaya jasa lalu serta keuntungan dan kerugian kurtailmen dan penyelesaian) Beban atau pendapatan bunga neto Pengukuran kembali

Perusahaan menyajikan dua komponen pertama dari biaya imbalan pasti di laba rugi. Keuntungan dan kerugian kurtailmen dicatat sebagai biaya jasa lalu. - 19 -

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)

z. Pajak Penghasilan Pajak saat terutang berdasarkan laba kena pajakuntuk suatu tahun.Laba kena pajak berbeda dari laba sebelum pajak seperti yang dilaporkan dalam laporan labarugi dan penghasilan komprehensif lain karena pos pendapatan atau beban yang dikenakan pajak atau dikurangkan pada tahun berbeda dan pos-pos yang tidak pernah dikenakan pajak atau tidak dapat dikurangkan. Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan liabilitas dalam laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak yang digunakan dalam perhitungan laba kena pajak. Liabilitas pajak tangguhan umumnya diakui untuk seluruh perbedaan temporer kena pajak. Aset pajak tangguhan umumnya diakui untuk seluruh perbedaan temporer yang dapat dikurangkan sepanjang kemungkinan besar bahwa laba kena pajak akan tersedia sehingga perbedaan temporer dapat dimanfaatkan. Aset dan liabilitas pajak tangguhan tidak diakui jika perbedaan temporer timbul dari pengakuan awal dari aset dan liabilitas suatu transaksi yang tidak mempengaruhi laba kena pajak atau laba akuntansi. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang diekspektasikan berlaku dalam periode ketika liabilitas diselesaikan atau aset dipulihkan dengan tarif pajak (dan peraturan pajak) yang telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada akhir periode pelaporan. Pengukuran aset dan liabilitas pajak tangguhan mencerminkan konsekuensi pajak yang sesuai dengan cara Perusahaan ekspektasikan, pada akhir periode pelaporan, untuk memulihkan atau menyelesaikan jumlah tecatat aset dan liabilitasnya. Untuk tujuan pengukuran liabilitas pajak tangguhan dan aset pajak tangguhan untuk properti investasi yang diukur dengan menggunakan model nilai wajar, nilai tercatat properti tersebut dianggap dipulihkan seluruhnya melalui penjualan, kecuali praduga tersebut dibantah. Praduga tersebut dibantah ketika properti investasi dapat disusutkan dan dimiliki dalam model bisnis yang bertujuan untuk mengonsumsi secara substansial seluruh manfaat ekonomi atas investasi properti dari waktu ke waktu, bukan melalui penjualan. Direksi Perusahaan mengkaji ulang portofolio properti investasi Perusahaan dan menyimpulkan bahwa tidak ada properti investasi Perusahaan yang dimiliki dalam model bisnis yang bertujuan untuk mengonsumsi secara substansial seluruh manfaat ekonomik atas investasi properti dari waktu ke waktu, bukan melalui penjualan. Oleh karena itu, direksi telah menentukan bahwa praduga penjualan yang ditetapkan dalam amandemen PSAK 46 tidak dibantah. Akibatnya, Perusahaan tidak mengakui pajak tangguhan atas perubahan nilai wajar properti investasi karena Perusahaan tidak dikenakan pajak penghasilan atas perubahan nilai wajar properti investasi. Jumlah tercatat aset pajak tangguhan dikaji ulang pada akhir periode pelaporan dan dikurangi jumlah tercatatnya jika kemungkinan besar laba kena pajak tidak lagi tersedia dalam jumlah yang memadai untuk mengkompensasikan sebagian atau seluruh aset pajak tangguhan tersebut. Pajak kini dan pajak tangguhan diakui sebagai beban atau penghasilan dalam laba atau rugi, kecuali sepanjang pajak penghasilan yang berasal dari transaksi atau kejadian yang diakui diluar laba atau rugi (baik dalam penghasilan komprehensif lain maupun secara langsung di ekuitas), dalam hal tersebut pajak juga diakui di luar laba atau rugi. aa. Laba per Saham Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan. Laba per saham dilusian dihitung dengan membagi laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang telah disesuaikan dengan dampak dari semua efek berpotensi saham biasa yang dilutif. bb. Segmen Operasi Segmen operasi diidentifikasi berdasarkan laporan internal mengenai komponen dari Perusahaan yang secara regular direview oleh “pengambil keputusan operasional” dalam rangka mengalokasikan sumber daya dan menilai kinerja segmen operasi. Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas: 

Yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama); - 20 -

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)

 

Yang hasil operasinya dikaji ulang secara reguler oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan Dimana tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.

Informasi yang digunakan oleh pengambil keputusan operasional dalam rangka alokasi sumber daya dan penilaian kinerja mereka terfokus pada kategori dari setiap produk.

4.

PERTIMBANGAN KRITIS AKUNTANSI DAN ESTIMASI AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN Dalam penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan, yang dijelaskan dalam Catatan 3, direksi diwajibkan untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi tentang jumlah tercatat aset dan liabilitas yang tidak tersedia dari sumber lain. Estimasi dan asumsi yang terkait didasarkan pada pengalaman historis dan faktor-faktor lain yang dianggap relevan. Hasil aktualnya mungkin berbeda dari estimasi tersebut. Estimasi dan asumsi yang mendasari ditelaah secara berkelanjutan. Revisi estimasi akuntansi diakui dalam periode estimasi tersebut direvisi jika revisi hanya mempengaruhi periode itu, atau pada periode revisi dan periode masa depan jika revisi mempengaruhi kedua periode tersebut. Pertimbangan Kritis dalam Penerapan Kebijakan Akuntansi Dalam proses penerapan kebijakan akuntansi yang dijelaskan dalam Catatan 3, tidak terdapat pertimbangan kritis yang memiliki dampak signifikan pada jumlah yang diakui dalam laporan keuangan, selain dari estimasi yang diatur di bawah ini. Sumber Estimasi Ketidakpastian Asumsi utama mengenai masa depan dan sumber estimasi ketidakpastian utama lainnya pada akhir periode pelaporan, yang memiliki risiko signifikan yang mengakibatkan penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya dijelaskan dibawah ini: Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan Pada setiap tanggal pelaporan, Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti obyektif bahwa aset keuangan mengalami penurunan nilai. Suatu aset keuangan dinyatakan mengalami penurunan nilai bila ada bukti obyektif terjadinya peristiwa yang berdampak pada estimasi arus kas atas aset keuangan. Bukti tersebut meliputi data yang dapat diobservasi yang menunjukkan bahwa telah terjadi peristiwa yang merugikan dalam status pembayaran debitur atau kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan kelalaian membayar piutang. Kerugian penurunan nilai adalah selisih antara nilai tercatat dan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan dan realisasi agunan pada tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Penyisihan penurunan nilai akan dibentuk untuk mengakui kerugian penurunan nilai yang terjadi dalam portofolio aset keuangan. Manajemen menggunakan perkiraan berdasarkan pengalaman kerugian historis untuk aset dengan karakteristik risiko kredit dan bukti obyektif adanya penurunan nilai yang serupa dengan yang ada dalam portofolio pada saat penjadwalan arus kas masa depan. Perusahaan melakukan penilaian terhadap penurunan nilai dengan cara sebagai berikut: a)

Individual, dilakukan untuk jumlah aset keuangan yang melebihi ambang batas (threshold) tertentu dan aset keuangan yang memiliki bukti obyektif penurunan nilai yang telah teridentifikasi secara terpisah pada tanggal laporan posisi keuangan. Kerugian penurunan nilai adalah selisih antara nilai tercatat dan nilai kini dari estimasi terbaik atas arus kas masa depan dan realisasi agunan pada tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Estimasi ini dilakukan dengan mempertimbangkan kapasitas utang dan fleksibilitas keuangan debitur, kualitas pendapatan debitur, jumlah dan sumber arus kas, industri di mana debitur beroperasi dan nilai realisasi agunan. Estimasi jumlah dan waktu pemulihan masa depan akan membutuhkan banyak pertimbangan. Jumlah penerimaan tergantung pada kinerja debitur pada masa mendatang dan nilai agunan, keduanya akan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi di masa depan, di samping itu agunan mungkin tidak mudah dijual. Nilai aktual arus kas masa depan dan tanggal penerimaan mungkin berbeda dari estimasi tersebut dan akibatnya kerugian aktual yang terjadi mungkin berbeda dengan yang diakui dalam laporan keuangan.

b)

Kolektif, dilakukan untuk jumlah aset keuangan yang tidak melebihi ambang batas (threshold) tertentu, tidak memiliki bukti obyektif penurunan nilai dan aset keuangan yang memiliki bukti obyektif penurunan nilai, namun belum diidentifikasi secara terpisah pada tanggal laporan posisi keuangan. Pembentukan kerugian penurunan nilai dilakukan secara kolektif dengan antara lain memperhitungkan jumlah dan lamanya tunggakan, agunan - 21 -

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)

dan pengalaman kerugian masa lalu. Faktor paling penting dalam pembentukan cadangan adalah probability of default dan loss given default. Kualitas aset keuangan pada masa mendatang dipengaruhi oleh ketidakpastian yang dapat menyebabkan kerugian aset keuangan dapat berbeda secara material dari cadangan kerugian penurunan nilai yang telah dibentuk. Ketidakpastian ini termasuk lingkungan ekonomi, suku bunga dan pengaruhnya terhadap pembelanjaan debitur, tingkat pengangguran dan perilaku pembayaran.

Metodologi dan asumsi yang digunakan dalam penurunan nilai individual dan kolektif ini akan ditelaah secara berkala untuk mengurangi perbedaan antara estimasi kerugian dan kerugian aktual. Nilai tercatat aset keuangan telah diungkapkan dalam Catatan 5, 6, 7, 8, dan 9. Imbalan Kerja Nilai wajar atas imbalan kerja karyawan tergantung dari banyaknya faktor aktuarial yang dipertimbangkan berdasarkan beberapa asumsi. Perubahan atas asumsi-asumsi tersebut akan mempengaruhi carrying amount atas imbalan kerja karyawan. Asumsi yang digunakan dalam menentukan biaya atau pendapatan untuk imbalan kerja termasuk tingkat diskonto. Perusahaan menentukan tingkat diskonto yang tepat pada setiap akhir tahun. Ini merupakan tingkat suku bunga yang digunakan untuk menentukan nilai kini atas arus kas masa depan yang diestimasi akan digunakan untuk membayar imbalan kerja. Dalam menentukan tingkat diskonto yang tepat, Perusahaan mempertimbangkan tingkat suku bunga atas Obligasi Pemerintah yang mempunyai jatuh tempo yang menyerupai jangka waktu imbalan kerja karyawan. Taksiran Masa Manfaat Ekonomis Properti Investasi, Aset Sewa Operasi dan Aset Tetap Masa manfaat setiap properti investasi, aset sewa operasi dan aset tetap Perusahaan ditentukan berdasarkan kegunaan yang diharapkan dari penggunaan aset tersebut. Estimasi ini ditentukan berdasarkan evaluasi teknis internal dan pengalaman atas aset sejenis. Masa manfaat setiap aset direview secara periodik dan disesuaikan apabila prakiraan berbeda dengan estimasi sebelumnya karena keausan, keusangan teknis dan komersial, hukum atau keterbatasan lainnya atas pemakaian aset. Namun terdapat kemungkinan bahwa hasil operasi dimasa mendatang dapat dipengaruhi secara signifikan oleh perubahan atas jumlah serta periode pencatatan biaya yang diakibatkan karena perubahan faktor yang disebutkan di atas. Perubahan masa manfaat properti investasi,aset sewa operasi dan aset tetap dapatmempengaruhi jumlah biaya penyusutan yang diakui dan penurunan nilai tercatat properti investasi, sewa operasi dan aset tetap. Nilai tercatat properti investasi, aset sewa operasi dan aset tetap diungkapkan dalam Catatan 12, 13, dan 14.

- 22 -

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)

5.

KAS DAN SETARA KAS Tidak Diaudit 30 Juni 2017 Rp'000 2.365.132

Diaudit 31 Desember 2016 Rp'000 2.096.369

5.508.675

11.314.023

7.891.203 639.964 191.544

4.357.416 581.085 16.882

151.947 69.452 39.221 23.578 23.071 730.450

55.100 98.235 21.141 23.701 896.890 14.083

Subjumlah Dolar Amerika Serikat Pihak berelasi Bank Pan Indonesia Pihak ketiga Bank J Trust Indonesia (d/h Bank Mutiara)

15.269.105

17.378.556

276.876

279.949

10.516.817

10.567.657

Subjumlah Jumlah Bank

10.793.693 26.062.798

10.847.606 28.226.162

28.427.931

30.322.531

Kas Bank Rupiah Pihak berelasi Bank Pan Indonesia Pihak ketiga Bank Central Asia Bank Rakyat Indonesia Bank Negara Indonesia Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan dan Bangka Belitung Bank Victoria International Bank Mandiri Bank J Trust Indonesia (d/h Bank Mutiara) Bank ICBC Indonesia Lainnya

Jumlah Kas dan Setara Kas

6.

INVESTASI JANGKA PENDEK

Ti dak Di audi t 30 Juni 2017 Rp'000

Peringkat

Di audi t 31 Desember 2016 Rp'000

Ef ek diperdagangkan - nilai w ajar Rupiah Pihak berelasi Obligasi subordinasi Bank Panin III tahun 2010 Obligasi PT Verena Tahap III tahun 2014 Seri B Subjumlah

50.152.000 50.152.000

idAAidA-

50.961.700 10.079.640 61.041.340

Pihak ketiga Obligasi Subordinasi Bank Saudara I tahun 2012 Obligasi Bank Saudara II tahun 2012 Subjumlah Jumlah

10.144.600 10.852.000 20.996.600 71.148.600

idAAidAA

10.395.640 10.189.030 20.584.670 81.626.010

Tingkat bunga rata-rata per tahun Pihak berelasi Pihak ketiga

10,50% 12,19%

10,84% 12,19%

Biaya perolehan efek diperdagangkan sebesar Rp 71.129.000 ribu dan Rp 81.276.000 pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016. Nilai tercatat investasi jangka pendek didasarkan pada harga pasar investasi jangka pendek pada tanggal laporan posisi keuangan. Peringkat obligasi dilakukan oleh Pefindo Credit Rating Indonesia. - 23 -

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)

7.

PIUTANG SEWA PEMBIAYAAN Piutang sewa pembiayaan memiliki suku bunga tetap, sehingga Perusahaan terpapar risiko suku bunga atas nilai wajar (fair value interest rate risk).

Tidak Diaudit 30 Juni 2017 Rp'000 Pihak ketiga Rupiah Piutang sewa pembiayaan Nilai sisa Pendapatan sewa pembiayaan yang belum diakui Simpanan jaminan

2.359.487.443 496.434.065 (370.010.090) (496.434.065)

Subjumlah Dollar Amerika Serikat Piutang sewa pembiayaan Nilai sisa Pendapatan sewa pembiayaan yang belum diakui Simpanan jaminan Subjumlah

Diaudit 31 Desember 2016 Rp'000

1.643.992.897 347.472.388 (237.260.560) (347.472.388)

1.989.477.353

1.406.732.337

53.502.965 9.236.593

53.972.959 9.317.732

(9.236.593)

(9.317.732)

53.502.965

53.972.959

Jumlah Cadangan Kerugian Penurunan Nilai

2.042.980.318 (43.278.814)

1.460.705.296 (35.200.908)

Jumlah - Bersih

1.999.701.504

1.425.504.388

Tingkat bunga efektif rata-rata per tahun Rupiah Dollar Amerika Serikat

17,94% 8,99%

17,92% 8,99%

Jumlah piutang sewa pembiayaan (sebelum dikurangi pendapatan sewa pembiayaan yang belum diakui dan cadangan kerugian penurunan nilai) berdasarkan jenis produknya pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut:

Alat Berat Kendaraan bermotor Kapal Mesin Lain-lain

- 24 -

Tidak Diaudit

Diaudit

30 Juni 2017

31 Desember 2016

Rp'000

Rp'000

146.398.466 1.129.878.194 490.077.892 213.594.630 433.041.226

177.664.134 639.849.806 531.556.558 220.829.534 128.065.824

2.412.990.408

1.697.965.856

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)

Jumlah angsuran sewa pembiayaan (sebelum dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai) sesuai dengan jatuh temponya pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut: Pembayaran minimum sewa pembiayaan Tidak Diaudit 30 Juni 2017 Rp'000 Angsuran sewa pembiayaan Pihak ketiga Telah jatuh tempo dan sampai dengan satu tahun Lebih dari satu tahun sampai lima tahun Subjumlah Jumlah angsuran sewa pembiayaan Pendapatan sewa pembiayaan yang belum diakui Pihak ketiga Telah jatuh tempo dan sampai dengan satu tahun Lebih dari satu tahun sampai lima tahun Subjumlah Jumlah pendapatan sewa pembiayaan yang belum diakui Jumlah

Diaudit 31 Desember 2016 Rp'000

Nilai kini dari pembayaran minimum sewa pembiayaan Tidak Diaudit 30 Juni 2017 Rp'000

Diaudit 31 Desember 2016 Rp'000

1.267.015.326 1.145.975.082

968.814.929 729.150.927

1.010.596.279 1.032.384.039

785.738.594 674.966.702

2.412.990.408

1.697.965.856

2.042.980.318

1.460.705.296

2.412.990.408

1.697.965.856

2.042.980.318

1.460.705.296

(256.419.047) (113.591.043)

(183.076.335) (54.184.225)

-

-

(370.010.090)

(237.260.560)

-

-

(370.010.090)

(237.260.560)

-

-

2.042.980.318

1.460.705.296

2.042.980.318

1.460.705.296

Kisaran jangka waktu pembiayaan adalah 3 – 5 tahun dengan mayoritas pembiayaan di tenor 3 tahun. Perusahaan menggunakan piutang sewa pembiayaan yang dimilliki sebagai jaminan utang bank dan surat berharga utang yang diterbitkan (Catatan 16 dan 22). Jumlah piutang sewa pembiayaan (setelah dikurangi dengan pendapatan sewa pembiayaan yang belum diakui) yang dijaminkan pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016, masing-masing adalah sebagai berikut: Tidak Diaudit 30 Juni 2017 Rp'000 Jam inan Utang Bank Pihak berelasi Bank Pan Indonesia

Diaudit 31 Desember 2016 Rp'000

10.335.741

16.092.137

85.100.202 83.119.287 25.387.210 13.323.042 5.687.627 2.986.003

56.062.666 83.643.016 32.595.096 20.055.480 10.388.359 20.400.984

Jam inan surat berharga utang yang diterbitkan Medium Term Notes II Clipan Finance Indonesia Tahun 2015

172.640.172

168.824.710

Jumlah

398.579.284

408.062.448

Pihak ketiga Bank BJB Bank Central Asia Bank Danamon Indonesia Bank Victoria International Bank Negara Indonesia Bank ICBC Indonesia

Jumlah piutang sewa pembiayaan yang direstrukturisasi masing-masing sebesar Rp 108.408.114 ribu dan Rp 268.681.939 ribu pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016. Piutang sewa pembiayaan yang direstrukturisasi yang belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai masing-masing sebesar Rp 94.787.646 dan Rp 44.652.895 ribu pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016. Biaya-biaya yang timbul sehubungan dengan perolehan aset sewa pembiayaan, dibebankan kepada konsumen. Sebagian dari piutang sewa pembiayaan dijamin dengan kendaraan bermotor yang dibiayai Perusahaan dan Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) dari kendaraan yang bersangkutan. Piutang sewa pembiayaan untuk tanah dan bangunan dijamin dengan objek yang dibiayai Perusahaan dan bukti kepemilikan berupa Sertifikat Hak - 25 -

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)

Milik (SHM) atau Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB). Piutang sewa pembiayaan untuk tongkang dan tug boat diikat dengan grosse akta dari barang-barang yang dibiayakan sedangkan piutang sewa pembiayaan untuk alatalat berat, mesin-mesin produksi dan peralatan dijamin dengan barang-barang yang dibiayai. Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai untuk periode 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut: Tidak Diaudit 30 Juni 2017 Rp'000 35.200.908

Saldo awal tahun Penyisihan (pemulihan) periode berjalan Individual Kolektif Akrual bunga pada piutang yang mengalami penurunan nilai (catatan 26) Penghapusan Selisih Kurs Penjabaran Saldo akhir periode

Diaudit 31 Desember 2016 Rp'000 27.940.792

17.913.942 19.403.533

43.987.141 (1.313.625)

3 (16.995.947) (12.225.928) (17.694)

(19.976.427) (15.465.367) 28.394

43.278.814

35.200.908

Umur piutang sewa pembiayaan yang secara individual mengalami penurunan nilai, adalah sebagai berikut: Tidak Diaudit 30 Juni 2017 Rp'000

Diaudit 31 Desember 2016 Rp'000

Kurang dari 90 hari 91 - 120 hari Lebih dari 120 hari

355.519.865 5.183.993 31.359.119

300.005.479 6.681.311 19.510.898

Jumlah

392.062.977

326.197.688

Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai dan agunan yang diterima dari konsumen telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang sewa pembiayaan. Simpanan Jaminan Pada saat perjanjian sewa pembiayaan dimulai, penyewa pembiayaan (lessee) memberikan simpanan jaminan yang akan digunakan sebagai pembayaran atas pembelian dari aset sewa pembiayaan pada akhir masa sewa, bila hak opsi dilaksanakan penyewa pembiayaan. Apabila hak opsi tidak dilaksanakan, simpanan jaminan tersebut akan dikembalikan kepada penyewa pembiayaan (lessee) pada akhir masa sewa pembiayaan. 8.

PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN Piutang pembiayaan konsumen memiliki suku bunga tetap, sehingga Perusahaan terpapar risiko suku bunga atas nilai wajar (fair value interest rate risk). Tidak Diaudit

Diaudit

30 Juni 2017

31 Desember 2016

Rp'000 Piutang pembiayaan konsumen Pendapatan pembiayaan konsumen belum diakui

5.826.825.185

2016 Rp'000 4.589.131.065

(1.114.605.603)

(818.372.118)

Jumlah Cadangan Kerugian Penurunan Nilai

4.712.219.582 (140.563.790)

3.770.758.947 (86.969.820)

Bersih

4.571.655.792

3.683.789.127

Tingkat bunga efektif rata-rata per tahun

17,13%

17,20%

- 26 -

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)

Jumlah angsuran pembiayaan konsumen sesuai dengan sisa angsuran jatuh temponya pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut: Tidak Diaudit

Diaudit

30 Juni 2017

31 Desember 2016

Rp'000

Rp'000

Telah jatuh tempo Satu tahun berikutnya Dua tahun berikutnya

293.178.305 2.207.277.961 2.815.817.257

131.517.733 2.043.121.180 1.421.009.989

Tiga tahun berikutnya atau lebih

510.551.662 5.826.825.185

993.482.163 4.589.131.065

Aset yang dibiayai oleh Perusahaan adalah kendaraan baru dan bekas, apartemen, tanah serta tanah dan bangunan dengan tenor pembiayaan adalah 1 - 5 tahun dengan mayoritas pembiayaan di tenor 3 tahun. Biaya-biaya yang timbul, sehubungan dengan perolehan aset pembiayaan konsumen, dibebankan kepada nasabah. Perusahaan menggunakan piutang pembiayaan konsumen sebagai jaminan utang bank dan surat berharga utang yang diterbitkan (Catatan 16 dan 22). Jumlah piutang pembiayaan konsumen (setelah dikurangi pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui) yang dijaminkan masing-masing pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut: Tidak Diaudit 30 Juni 2017 Rp'000 Jam inan Utang Bank Pihak berelasi Rupiah Bank Pan Indonesia Pihak ketiga Bank Central Asia Bank BJB Bank KEB Hana Indonesia Bank Danamon Indonesia Bank Victoria International Bank ICBC Indonesia Bank Maybank Indonesia Bank Negara Indonesia Jam inan surat berharga utang yang diterbitkan Medium Term Notes II Clipan Finance Indonesia Tahun 2016 Jumlah

Diaudit 31 Desember 2016 Rp'000

77.011.740

122.924.837

679.431.904 430.939.707 352.304.047 277.466.548 179.672.405 76.576.487 34.360.009 28.240.525

350.752.711 258.588.799 287.108.859 223.287.922 185.506.728 112.099.024 61.407.908 59.900.955

266.300.710

261.857.636

2.402.304.082

1.923.435.379

Jumlah piutang pembiayaan konsumen yang direstrukturisasi masing-masing sebesar Rp 23.230 ribu dan Rp 1.686.846 ribu pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016. Jumlah piutang pembiayaan konsumen yang direstrukturisasi yang belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai masing-masing sebesar Rp 23.230 ribu dan Rp 657.735 ribu pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016. Piutang pembiayaan konsumen dijamin dengan kendaraan bermotor (baru dan bekas) yang dibiayai oleh Perusahaan dan Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) dari kendaraan yang bersangkutan sedangkan piutang pembiayaan konsumen untuk apartemen, tanah serta tanah dan bangunan dijamin dengan Sertifikat Hak Milik (SHM) atau Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) atau Sertifikat Hak Milik atas Satuan Rumah Susun (SHMASRS).

- 27 -

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)

Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai untuk periode 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut: Tidak Diaudit Diaudit

30 Juni 2017 Saldo awal tahun Penyisihan (pemulihan) periode berjalan Individual Kolektif Akrual bunga pada piutang yang mengalami penurunan nilai (catatan 27) Penghapusan Saldo akhir periode

31 Desember 2016

Rp'000 86.969.820

Rp'000 66.314.054

74.759.140 65.415.022

137.457.686 11.910.547

(1.878.549) (84.701.643)

(4.384.557) (124.327.910)

140.563.790

86.969.820

Umur piutang pembiayaan konsumen yang secara individual mengalami penurunan nilai, antara lain: Tidak Diaudit Diaudit 30 Juni 2017 31 Desember 2016 Rp'000 Rp'000

Kurang dari 90 hari 91 - 120 hari Lebih dari 120 hari

21.042.660 7.948.687 40.017.902

29.214.082 2.902.153 32.401.646

Jumlah

69.009.249

64.517.881

Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai dan agunan yang diterima dari konsumen telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang pembiayaan konsumen. 9.

TAGIHAN ANJAK PIUTANG Tagihan anjak piutang memiliki suku bunga tetap, sehingga Perusahaan terpapar risiko suku bunga atas nilai wajar (fair value interest rate risk).

Pihak ketiga Tagihan anjak piutang Pendapatan anjak piutang belum diakui

Tidak Diaudit

Diaudit

30 Juni 2017

31 Desember 2016

Rp'000

Rp'000

1.359.818.537

1.434.386.959

(127.953.708)

(91.885.825)

Jumlah Cadangan Kerugian Penurunan Nilai

1.231.864.829 (61.125.379)

1.342.501.134 (55.140.525)

Bersih

1.170.739.450

1.287.360.609

Tingkat bunga efektif rata-rata per tahun

19,78%

20,05%

Jangka waktu tagihan anjak piutang berdasarkan periode dalam perjanjian adalah 83 hari sampai dengan 5 tahun dan dapat diperpanjang. Tagihan anjak piutang memiliki jaminan tambahan berupa tanah dan bangunan.

- 28 -

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)

Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai untuk periode 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut: Tidak Diaudit

Diaudit

30 Juni 2017

31 Desember 2016

Rp'000 55.140.525

Saldo awal tahun Penyisihan (pemulihan) periode berjalan Individual Kolektif Akrual bunga pada piutang yang mengalami penurunan nilai Saldo akhir periode

Rp'000 18.355.009

18.422.450 (6.222.470)

37.900.922 4.923.049

(6.214.926)

(6.038.455)

61.125.579

55.140.525

Umur tagihan anjak piutang yang secara individual mengalami penurunan nilai, antara lain:

Tidak Diaudit 30 Juni 2017 Rp'000

Diaudit 31 Desember 2016 Rp'000

Kurang dari 90 hari 91-120 hari Lebih dari 120 hari

446.270.697 19.271.799

381.202.204 19.281.799

Jumlah

465.542.496

400.484.003

Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai dan agunan yang diterima dari nasabah telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya tagihan anjak piutang. 10. PIUTANG LAIN-LAIN

Tidak Diaudit

Diaudit

30 Juni 2017

31 Desember 2016

Rp'000

Rp'000

Pihak berelasi Piutang karyawan Lain-lain

10.558.431 632.188

11.995.677 664.783

Subjumlah

11.190.619

12.660.460

Pihak ketiga Piutang karyawan Lain-lain

5.374.451 26.602.005

4.349.691 17.509.391

Piutang dari jaminan Piutang dari jaminan Cadangan kerugian penurunan nilai Piutang dari jaminan - bersih

504.752 (17.600) 487.152

1.416.263 (197.229) 1.219.034

Subjumlah

32.463.608

23.078.116

Jumlah

43.654.227

35.738.576

- 29 -

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)

Piutang Karyawan Pada periode 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 tidak diadakan penyisihan penurunan nilai atas piutang karyawan karena manajemen berpendapat seluruh piutang tersebut dapat ditagih. Piutang karyawan merupakan pinjaman keuangan biasa, pinjaman untuk pembiayaan pemilikan rumah dan kendaraan bermotor yang diberikan kepada direksi dan karyawan dengan tingkat bunga hingga 6% per tahun. Jangka waktu pinjaman 1 - 8 tahun dan sisa umur sampai dengan jatuh tempo adalah 1 bulan sampai dengan 96 bulan. Piutang dari jaminan Piutang dari jaminan merupakan jaminan piutang pembiayaan konsumen berupa kendaraan yang telah diambil alih oleh Perusahaan.

Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai untuk periode 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut: Tidak Diaudit 30 Juni 2017 Rp'000 Saldo aw al tahun Penyisihan tahun berjalan Penghapusan

197.229 231.058 (410.687)

Saldo akhir tahun

17.600

Diaudit 31 Desember 2016 Rp'000 621.685 1.968.236 (2.392.692) 197.229

Manajemen berpendapat bahwa penyisihan penurunan nilai piutang dari jaminan adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset tersebut. Lain-Lain Piutang lain-lain kepada pihak ketiga terutama merupakan piutang bunga atas investasi jangka pendek, piutang asuransi dan piutang atas biaya penagihan ke nasabah sewa pembiayaan dan pembiayaan konsumen (Catatan 6, 7 dan 8). Lain-lain kepada pihak berelasi terutama merupakan piutang bunga atas investasi jangka pendek dan piutang sewa operasi (Catatan 6 dan 13). 11.

BIAYA DIBAYAR DIMUKA

Sewa Pihak berelasi Pihak ketiga Beban ditangguhkan Pihak berelasi Pihak ketiga Asuransi Lainnya Jumlah

- 30 -

Tidak Diaudit

Diaudit

30 Juni 2017

31 Desember 2016

Rp'000

Rp'000

24.728 14.783.932

12.331.941

466.076 910.044

16.439 166.667 288.209 129.973

16.184.780

12.933.229

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)

12.

PROPERTI INVESTASI

1 Januari 2017 Rp '000 Model nilai w ajar Tanah Fasilitas bangunan Jumlah

8.624.000 1.813.000 10.437.000

1 Januari 2016 Rp '000 Model nilai w ajar Tanah Fasilitas bangunan Jumlah

8.624.000 1.813.000 10.437.000

Penambahan

Tidak Diaudit Pengurangan

Rp '000

Rp '000

Penerapan model nilai w ajar Rp '000

-

-

-

30 Juni 2017 Rp '000 8.624.000 1.813.000 10.437.000

Penambahan

Diaudit Pengurangan

Rp '000

Rp '000

Penerapan model nilai w ajar Rp '000

-

-

-

31 Desember 2016 Rp '000 8.624.000 1.813.000 10.437.000

Perusahaan memiliki dua bidang tanah yang disewa operasi di Ruko Permata Hijau Blok D17 dan D18 dengan hak legal berupa Hak Guna Bangunan yang berjangka waktu 20 (dua puluh) tahun yang akan jatuh tempo pada tanggal 8 Januari 2028. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai. Pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016, seluruh properti investasi, kecuali tanah, telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, kepada PT Asuransi Multi Artha GunaTbk (pihak berelasi), dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar Rp 1.500.000 ribu. Pada bulan Oktober 2015, Perusahaan menerapkan model nilai wajar untuk properti investasi. Penilaian atas nilai wajar properti investasi berupa tanah dan bangunan dilakukan oleh penilai independen yang telah teregistrasi di OJK, KJPP Maulana, Andesta & Rekan dengan laporan tertanggal 4 Januari 2016. Penilaian tanah dan bangunan menggunakan laporan per 28 Oktober 2015. Berdasarkan laporan tersebut, penilaian dilakukan sesuai dengan Standar Penilai Indonesia (SPI) yang ditentukan berdasarkan transaksi terkini dalam ketentuan yang wajar dan peraturan Bapepam-LK No. VIII.C.4 tentang pedoman penilaian dan penyajian laporan penilaian aset di pasar modal. Metode penilaian yang digunakan adalah pendekatan nilai pasar dan pendekatan pendapatan. Selisih nilai wajar aset dengan nilai tercatat dibukukan sebagai keuntungan atas revaluasi properti investasi pada periode berjalan. Pada tahun 2017, Perusahaan melakukan evaluasi atas nilai wajar aset dan berpendapat bahwa nilai aset berupa tanah dan bangunan tidak mengalami perubahan signifikan dari hasil revaluasi sebelumnya. Pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016, nilai wajar untuk properti investasi Perusahaan dikategorikan di level 2. 13. ASET SEWA OPERASI Akun ini terutama merupakan aset Perusahaan yang disewaoperasikan kepada PT Bank Pan Indonesia Tbk dan PT Bank Panin Syariah Tbk (pihak berelasi) berupa kendaraan bermotor. Perjanjian sewa untuk kendaraan bermotor memiliki periode sewa 3 tahun dan akan jatuh tempo pada tahun 2017 - 2020 (Catatan 35).

- 31 -

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)

Rincian dari aset sewa operasi pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut:

Tidak Diaudit 1 Januari

Penambahan

Pengurangan

Reklasifikasi

30 Juni

Rp'000

Rp'000

Rp'000

Rp'000

-

-

(2.158.542)

18.759.498

950.818

-

(326.645)

2.837.193

2017 Rp'000 Model revaluasi Kendaraan bermotor Akum ulasi penyusutan Kendaraan bermotor Jum lah Tercatat

2017

20.918.040

2.213.020 18.705.020

15.922.305

Diaudit 1 Januari

Penambahan

Pengurangan

Reklasifikasi

2016 Rp'000 Model revaluasi Kendaraan bermotor Akumulasi penyusutan Kendaraan bermotor Jumlah Tercatat

Penerapan

31 Desember

Model Revaluasi

2016

Rp'000

Rp'000

Rp'000

Rp'000

Rp'000

21.122.900

1.301.400

-

(1.506.260)

-

20.918.040

463.497

1.844.763

-

(95.240)

-

2.213.020

20.659.403

18.705.020

Reklasifikasi merupakan jumlah bersih dari aset sewa operasi yang direklasifikasi ke aset tetap dan aset tetap yang direklasifikasi ke aset sewa operasi (Catatan 14). Pada bulan Oktober 2015, Perusahaan menerapkan model revaluasi untuk aset sewa operasi. Penilaian atas nilai wajar aset sewa operasi berupa kendaraan bermotor dilakukan oleh penilai independen yang telah teregistrasi di OJK, KJPP Maulana, Andesta & Rekan dengan laporan tertanggal 4 Januari 2016. Berdasarkan laporan tersebut, penilaian dilakukan sesuai dengan Standar Penilai Indonesia (SPI) yang ditentukan berdasarkan transaksi terkini dalam ketentuan yang wajar dan peraturan Bapepam-LK No. VIII.C.4 tentang pedoman penilaian dan penyajian laporan penilaian aset di pasar modal. Metode penilaian yang digunakan adalah pendekatan nilai pasar dan pendekatan pendapatan. Selisih nilai wajar aset dengan nilai tercatat dikurangi dengan pajak penghasilan, dibukukan dalam penghasilan komprehensif lain dan akumulasi dalam ekuitas pada akun “Keuntungan revaluasi aset tetap dan aset sewa operasi”. Pada tahun 2017, Perusahaan melakukan evaluasi atas nilai wajar aset dan berpendapat bahwa nilai aset berupa kendaraan bermotor tidak mengalami perubahan signifikan dari hasil revaluasi sebelumnya. Jika aset sewa operasi dicatat sebesar biaya perolehan nilai tercatatnya adalah sebagai berikut: Tidak Diaudit 30 Juni 2017 Rp'000 Biaya perolehan Akumulasi penyusutan Jumlah

28.303.500 25.234.073 3.069.427

Diaudit 31 Desember 2016 Rp'000 31.247.700 25.486.550 5.761.150

Pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016, seluruh aset sewa operasi, telah diasuransikan terhadap risiko kecurian dan risiko lainnya kepada PT Asuransi Multi Artha GunaTbk (pihak berelasi) dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar Rp 18.030.000 ribu dan Rp 19.251.200 ribu. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan. - 32 -

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)

Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat aset sewa operasi lebih rendah daripada nilai yang dapat dipulihkan, oleh karena itu tidak dibentuk penurunan nilai aset sewa operasi.

14. ASET TETAP

1 Januari 2017 Rp'000 Model revaluasi Tanah Bangunan Peralatan kantor Kendaraan bermotor Perabotan kantor Subjumlah

Penambahan

Tidak Diaudit Pengurangan

Reklasif ikasi

Rp'000

Rp'000

Rp'000

45.652.231 10.245.668 24.312.127 38.906.553 1.242.732 120.359.311

6.121.287 6.421.320 744.029 13.286.636

3.387.105 3.387.105

12.101.139 12.101.139

4.596.969 4.596.969

743.319 743.319

132.460.450

17.883.605

4.130.424

2.158.542

148.372.173

Model revaluasi Akumulasi penyusutan Bangunan Peralatan kantor Kendaraan bermotor Perabotan kantor Subjumlah

766.223 3.868.702 4.957.900 186.998 9.779.823

306.491 2.795.769 3.324.215 138.920 6.565.395

582.321 582.321

326.645 326.645

1.072.714 6.664.471 8.026.439 325.918 16.089.542

Model biaya Akumulasi penyusutan Prasarana kantor Subjumlah

4.738.627 4.738.627

1.470.258 1.470.258

743.319 743.319

-

14.518.450

8.035.653

1.325.640

Model biaya Prasarana kantor Subjumlah Jumlah

Jumlah Jumlah Tercatat

117.942.000

- 33 -

2.158.542 2.158.542

30 Juni 2017 Rp'000

-

326.645

45.652.231 10.245.668 30.433.414 44.099.310 1.986.761 132.417.384

15.954.789 15.954.789

5.465.566 5.465.566 21.555.108 126.817.065

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)

1 Januari 2016 Rp'000 Model revaluasi Tanah Bangunan Peralatan kantor Kendaraan bermotor Perabotan kantor Subjumlah

Penambahan

Diaudit Pengurangan

Reklasif ikasi

Rp'000

Rp'000

Rp'000

45.652.231 10.245.668 12.828.118 28.557.476 784.967 98.068.460

11.676.313 12.347.400 457.765 24.481.478

192.304 3.504.583 3.696.887

9.601.228 9.601.228

4.252.697 4.252.697

1.752.786 1.752.786

107.669.688

28.734.175

5.449.673

Model revaluasi Akumulasi penyusutan Bangunan Peralatan kantor Kendaraan bermotor Perabotan kantor Subjumlah

153.244 735.917 818.104 28.886 1.736.151

612.979 3.325.089 4.527.760 158.112 8.623.940

192.304 483.204 675.508

-

Model biaya Akumulasi penyusutan Prasarana kantor Subjumlah

4.619.342 4.619.342

1.872.071 1.872.071

1.752.786 1.752.786

-

Jumlah

6.355.493

10.496.011

2.428.294

Model biaya Prasarana kantor Subjumlah Jumlah

Jumlah Tercatat

101.314.195

1.506.260 1.506.260

-

31 Desember 2016 Rp'000

45.652.231 10.245.668 24.312.127 38.906.553 1.242.732 120.359.311

12.101.139 12.101.139

1.506.260

95.240 95.240

132.460.450

766.223 3.868.702 4.957.900 186.998 9.779.823

4.738.627 4.738.627 95.240

14.518.450 117.942.000

Reklasifikasi merupakan jumlah bersih dari aset sewa operasi yang direklasifikasi ke aset tetap dan aset tetap yang direklasifikasi ke aset sewa operasi (Catatan 13). Pada bulan Oktober 2015, Perusahaan menerapkan model revaluasi untuk aset tetap. Penilaian atas nilai wajar aset tetap berupa tanah dan bangunan, peralatan kantor, kendaraan bermotor dan perabotan kantor dilakukan oleh penilai independen yang telah teregistrasi di OJK, KJPP Maulana, Andesta & Rekan dengan laporan tertanggal 4 Januari 2016.Penilaian tanah dan bangunan menggunakan laporan per 30 September 2015. Berdasarkan laporan tersebut, penilaian dilakukan sesuai dengan Standar Penilai Indonesia (SPI) yang ditentukan berdasarkan transaksi terkini dalam ketentuan yang wajar dan peraturan Bapepam-LK No. VIII.C.4 tentang pedoman penilaian dan penyajian laporan penilaian aset di pasar modal. Metode penilaian yang digunakan adalah pendekatan nilai pasar dan pendekatan pendapatan. Selisih nilai wajar aset dengan nilai tercatat dikurangi dengan pajak penghasilan, dibukukan dalam penghasilan komprehensif lain dan akumulasi dalam ekuitas pada akun “Keuntungan revaluasi aset tetap dan aset sewa operasi. Pada tahun 2017, Perusahaan melakukan evaluasi atas nilai wajar aset dan berpendapat bahwa nilai aset berupa tanah, bangunan, peralatan kantor, kendaraan bermotor, dan perabotan kantor tidak mengalami perubahan signifikan dari hasil revaluasi sebelumnya.

- 34 -

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)

Jika aset tetap dicatat sebesar biaya perolehan, nilai tercatatnya adalah sebagai berikut: Tidak Diaudit 30 Juni 2017 Tanah Rp'000

Bangunan Rp'000

Peralatan kantor Rp'000

Kendaraan bermotor Rp'000

Perabotan kantor Rp'000

Biay a perolehan Akumulasi peny usutan

17.655.095 -

16.969.349 4.616.247

35.181.523 14.552.595

50.082.532 27.384.883

2.526.736 1.136.475

Jumlah

17.655.095

12.353.102

20.628.928

22.697.649

1.390.261

Diaudit 31 Desember 2016 Tanah Rp'000

Bangunan Rp'000

Peralatan kantor Rp'000

Kendaraan bermotor Rp'000

Perabotan kantor Rp'000

Biay a perolehan Akumulasi peny usutan

17.655.095 -

16.969.349 4.192.013

29.060.430 11.714.849

45.071.065 26.222.307

1.782.707 1.002.842

Jumlah

17.655.095

12.777.336

17.345.581

18.848.758

779.865

Kerugian penjualan aset tetap periode 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 sebagai berikut: Tidak Diaudit 30 Juni 2017 Rp'000 Jumlah tercatat Harga jual Kerugian penjualan aset tetap

2.804.784 2.252.225 (552.559)

Diaudit 31 Desember 2016 Rp'000 3.021.379 2.664.391 (356.988)

Perusahaan memiliki enam belas bidang tanah di Jakarta, Bekasi, Depok, Bogor, Manado, Makassar, Tangerang, Pekanbaru, Denpasar, Palembang, Cikupa dan Surabaya dengan hak legal berupa Hak Guna Bangunan yang berjangka waktu 15 (lima belas) sampai dengan 30 (tiga puluh) tahun yang akan jatuh tempo pada tanggal 5 Mei 2030 – 24 September 2045. Perusahaan juga memiliki satu bidang tanah di Jakarta Timur dimana hak legal berupa Hak Guna Bangunan atas satu bidang tanah tersebut masih dalam proses. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan dan pengurusan hak atas tanah karena tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai. Pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016, aset tetap, kecuali tanah,telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, kecurian dan risiko lainnya kepada PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk dengan jumlah pertanggungan masing- masing sebesar Rp 75.902.663 ribu dan Rp 52.858.450 ribu. Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat aset tetap lebih rendah daripada nilai yang dapat dipulihkan, oleh karena itu tidak dibentuk penurunan nilai aset tetap.

- 35 -

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)

15. ASET LAIN – LAIN

Tidak Diaudit 30 Juni 2017 Rp'000

Diaudit 31 Desember 2016 Rp'000

Aset dalam penyelesaian Perangkat lunak komputer Aset tidak berw ujud Perangkat lunak komputer Lain-lain

-

9.888.773

15.089.338 29.952.735

29.866.731

Jumlah

45.042.073

39.755.504

Aset tidak berwujud 1 Januari 2017 Rp'000

Tidak Diaudit Penambahan Pengurangan Reklasifikasi dari aset dalam penyelesaian Rp'000 Rp'000 Rp'000

Model biaya Perangkat lunak komputer

-

6.754.874

-

9.888.773

Akumulasi penyusutan Perangkat lunak komputer

-

1.554.309

-

-

Jumlah Tercatat

-

30 Juni 2017 Rp'000

16.643.647

1.554.309

15.089.338

Lain – Lain

Lain-lain terdiri dari beban ditangguhkan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Tagihan Pajak (Catatan 21) dan uang jaminan atas sewa gedung dan lainnya.

- 36 -

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)

16. UTANG BANK Tidak Diaudit

Diaudit

30 Juni 2017

31 Desem ber 2016

Rp'000

Rp'000

138.918.269

223.220.300

682.559.096

351.826.025

488.798.416

301.739.194

335.359.480

273.021.639

136.864.992

94.563.906

Pinjaman Jangka Panjang

Pihak berelasi Bank Pan Indonesia Pihak ketiga Bank Central Asia Bank BJB Bank KEB Hana Indonesia Bank Danamon Indonesia Bank DKI Bank ICBC Indonesia Bank Victoria International Bank Maybank Indonesia Bank Negara Indonesia Jumlah pihak ketiga

30.532.143

61.594.461

1.914.354.073

1.310.675.980

Jumlah Pinjaman Jangka Panjang

2.053.272.342

1.533.896.280

613.935.075

40.000.000

300.000.000

300.000.000

149.562.500

150.000.000

99.500.219

-

73.504.609

123.338.121

35.329.656

47.761.336

31.905.462

56.831.298

Pinjaman Jangka Pendek

Pihak berelasi Bank Pan Indonesia Pihak ketiga Bank Victoria International Bank Danamon Indonesia Bank KEB Hana Indonesia Jumlah pihak ketiga

100.000.000

20.000.000

549.562.500

470.000.000

Jumlah Pinjaman Jangka pendek

1.163.497.575

510.000.000

Jumlah

3.216.769.917

2.043.896.280

- 37 -

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)

Bank

Fasilitas

Batas Kredit

Aw al

Akhir

Rp'000 Bank Pan Indonesia

Pinjaman Tetap VII Pinjaman Tetap VIII Pinjaman Rekening Koran Uncommiteed Money Market

250.000.000 250.000.000 50.000.000 600.000.000

20-Feb-15 25-Mar-15 1-Jan-17 15-Jan-17

20-May-18 25-Jun-18 1-Dec-17 15-Dec-17

Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (Bank BJB)

Kredit Modal Kerja Kredit Modal Kerja Kredit Modal Kerja Kredit Modal Kerja

150.000.000 200.000.000 200.000.000 300.000.000

31-Oct-14 4-Nov-14 30-Mar-15 26-Feb-16

31-Oct-17 4-May-18 30-Sep-18 26-Aug-19

Bank Central Asia

Installment Loan 7 Installment Loan 8 Installment Loan 9 Pinjaman Rekening Koran

300.000.000 300.000.000 500.000.000 50.000.000

22-Dec-14 25-Feb-16 3-May-17 17-Aug-16

18-Jun-18 25-Aug-19 3-Nov-17 17-Aug-17

Bank KEB Hana Indonesia

Working Capital Installment Working Capital Installment II Money Market Line Working Capital Installment III

300.000.000 200.000.000 100.000.000 150.000.000

11-Aug-14 10-Aug-16 15-Apr-17 26-May-17

10-Nov-17 10-Nov-19 15-Apr-18 26-Sep-17

Bank Danamon Indonesia

Pinjaman Berjangka Modal Kerja

300.000.000 150.000.000

27-Jan-16 27-Feb-17

27-Jan-21 27-Feb-18

Bank ICBC Indonesia

Demand Loan Installment Loan 7

100.000.000 200.000.000

5-Nov-14 25-Mar-15

5-Feb-18 25-Jun-18

Bank Maybank Indonesia

Pinjaman Berjangka

150.000.000

5-Dec-14

5-Jun-18

Bank Negara Indonesia

Pinjaman Tetap untuk Modal Kerja

450.000.000

22-Dec-15

21-Dec-20

Bank Victoria International

Fixed Loan II Line Limit - Non Revolving (Uncommitted) Non Rev olv ing (Uncommitted) Demand Loan (uncommitted)

100.000.000

8-Dec-14

8-Dec-18

300.000.000

21-Sep-16

28-Oct-17

Bank DKI

Kredit Modal Kerja

300.000.000

22-Jun-17

22-Jun-20

Bank OCBC NISP

Term Loan

500.000.000

Fasilitas Belum Digunakan

Seluruh utang bank yang diterima oleh Perusahaan digunakan untuk modal kerja. Terkait dengan utang bank tersebut di atas, perusahaan wajib menjaga gearing ratio sebesar 8x - 10x. Perusahaan juga diwajibkan menjaga rasio non-performing loan untuk tunggakan lebih dari 30 hari berkisar antara 3% - 6% dan tunggakan lebih dari 90 hari berkisar antara 2% - 3%. Perusahaan diharuskan untuk memberikan pemberitahuan tertulis kepada bank terkait dengan perubahan susunan pengurus, merger dan akuisisi, perubahan bentuk perusahaan, komposisi permodalan, dan pembagian laba perusahaan. Pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016, Perusahaan telah memenuhi semua pembatasan yang disebutkan dalam perjanjian pinjaman. Rata – rata tertimbang suku bunga efektif pinjaman jangka panjang untuk periode 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 masing-masing adalah 10,62% dan 11,48 % per tahun. Rata-rata tertimbang suku bunga efektif pinjaman jangka pendek untuk periode 30 Juni 31 Desember 2016 masing-masing adalah 8,40 % dan 8,72 % per tahun.

2017

dan

Utang bank memiliki suku bunga tetap maupun variabel, sehingga Perusahaan terpapar risiko suku bunga atas nilai wajar (fair value interest rate risk) dan risiko suku bunga atas arus kas (cash flow interest rate risk).

- 38 -

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)

Nilai tercatat pada biaya perolehan diamortisasi dari utang bank adalah sebagai berikut: Tidak Diaudit 30 Juni 2017 Rp'000

Diaudit 31 Desember 2016 Rp'000

Utang bank Bunga masih harus dibayar (Catatan 19)

3.216.769.917 8.814.788

2.043.896.280 7.027.056

Jumlah

3.225.584.705

2.050.923.336

Bank Pan Indonesia Perusahaan memberikan jaminan fidusia berupa piutang sewa pembiayaan dan/atau piutang pembiayaan konsumen kepada pihak ketiga sebesar minimal 60% dari jumlah utang pokok fasilitas kredit (Catatan 7 dan 8).

Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (Bank BJB) Perusahaan memberikan jaminan fidusia berupa piutang sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 100% dari jumlah utang pokok fasilitas kredit (Catatan 7 dan 8). Bank Central Asia Perusahaan memberikan jaminan berupa piutang sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 105% untuk outstanding installment loan 7 dan 8 dari jumlah utang pokok fasilitas kredit (Catatan 7 dan 8). Perusahaan memberikan jaminan berupa piutang sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 100% untuk outstanding installment loan 9 dari jumlah utang pokok fasilitas kredit (Catatan 7 dan 8). Bank KEB Hana Indonesia Perusahaan memberikan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 105% dari jumlah utang pokok fasilitas Working Capital Installment (Catatan 8). Perusahaan memberikan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 100% dari jumlah utang pokok fasilitas Working Capital Installment II dan III (Catatan 8). Bank Danamon Indonesia Perusahaan memberikan jaminan fidusia berupa piutang sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 100% dari jumlah utang pokok fasilitas kredit (Catatan 7 dan 8). Bank ICBC Indonesia Perusahaan memberikan jaminan fidusia berupa piutang sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 105% dari jumlah utang pokok fasilitas kredit (Catatan 7 dan 8). Bank Maybank Indonesia Perusahaan memberikan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 105% dari jumlah hutang pokok fasilitas kredit (Catatan 8). Bank Negara Indonesia Perusahaan memberikan jaminan fidusia berupa piutang sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 105% dari jumlah utang pokok fasilitas kredit (Catatan 7 dan 8).

- 39 -

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)

Bank Victoria International Perusahaan memberikan jaminan fidusia berupa piutang sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga minimal sebesar 100% dari jumlah utang pokok fasilitas Fixed Loan II Line Limit - Non Revolving (Uncommitted) (Catatan 7 dan 8). Perusahaan memberikan jaminan fidusia berupa piutang sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 50% dari jumlah utang pokok fasilitas Demand Loan (uncommitted) (Catatan 7 dan 8).

Bank DKI Perusahaan memberikan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ak ketiga sebesar 100% dari jumlah hutang pokok fasilitas kredit (Catatan 8).

Bank OCBC NISP Perusahaan memberikan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ak ketiga sebesar 100% dari jumlah hutang pokok fasilitas kredit (Catatan 8). 17.

UTANG USAHA KEPADA PIHAK KETIGA Merupakan utang kepada dealer kendaraan bermotor (pihak ketiga) sehubungan dengan kegiatan pembiayaan konsumen dan sewa pembiayaan yang tidak memiliki suku bunga dan jangka waktu.

18.

UTANG LAIN-LAIN KEPADA PIHAK KETIGA

Titipan setoran nasabah Lain-lain Jumlah

19.

Tidak Diaudit 30 Juni 2017 Rp'000 141.844.164 6.664.260

Diaudit 31 Desember 2016 Rp'000 117.417.023 4.016.724

148.508.424

121.433.747

BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR Tidak Diaudit 30 Juni 2017 Rp'000

Diaudit 31 Desember 2016 Rp'000

Pihak berelasi Bunga atas utang bank jangka pendek Bunga atas utang bank jangka panjang

1.677.500 495.107

865.147 66.285

Jumlah pihak berelasi

2.172.607

931.432

Bunga atas utang bank jangka pendek Bunga atas utang bank jangka panjang Bonus

938.368 5.703.813 3.900.000

998.438 5.097.186 8.000.000

Pendidikan dan pelatihan Bunga surat berharga utang yang diterbitkan Program aplikasi komputer dan alat kantor Jasa profesional Barang cetakan Lainnya

1.035.443 913.889 674.500 571.732 517.350 5.128.241

1.135.063 913.889 450.000 398.388 425.000 1.873.966

Pihak ketiga

Jumlah pihak ketiga

19.383.336

19.291.930

Jumlah

21.555.943

20.223.362

- 40 -

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)

20.

PENDAPATAN DITANGGUHKAN – BERSIH

Tidak Diaudit 30 Juni 2017 Rp'000 Pihak berelasi Pendapatan sewa (Catatan 35) Pihak ketiga Pendapatan potongan premi asuransi Jumlah

Diaudit 31 Desember 2016 Rp'000

1.650.000

1.950.000

482.923

38.917

2.132.923

1.988.917

Pendapatan Sewa Merupakan sewa diterima dimuka atas transaksi sewa operasi antara Perusahaan dengan PT Bank Pan Indonesia Tbk (pihak berelasi) berupa bangunan rukan di Permata Hijau untuk jangka waktu 10 tahun berakhir 19 April 2010. Perjanjian sewa ini telah diperpanjang dan akan jatuh tempo pada tanggal 19 April 2020.

21.

UTANG PAJAK

Tidak Diaudit 30 Juni 2017 Rp'000 Pajak penghasilan badan - periode berjalan (Catatan 33) Pajak penghasilan Pasal 4 ayat 2 Pasal 21 Pasal 23 Pasal 25 Pajak Pertambahan Nilai - Bersih Jumlah

Diaudit 31 Desember 2016 Rp'000

2.429.753

6.741.370

88.383 4.760.401 402.839 5.549.182 500.095

295.911 1.079.771 235.942 282.624

13.730.653

8.635.618

Pada bulan November dan Desember 2014, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak dari Direktorat Jenderal Pajak KPP Perusahaan Masuk Bursa, atas kekurangan pembayaran pajak penghasilan dan pajak pertambahan nilai sebesar Rp 22.652.438 ribu dan Rp 8.325.675 ribu untuk tahun 2011 dan 2010. Pada tanggal 18 Desember 2014, Perusahaan telah membayar sebagian dari Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar dan Surat Tagihan Pajak untuk tahun 2011 sebesar Rp 623.362 ribu.  Pada tanggal 19 Januari 2015, Perusahaan membayar sebagian dari Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar dan Surat Tagihan Pajak untuk tahun pajak 2010 sebesar Rp 1.410.717 ribu. Pada tanggal 6 Februari 2015, Perusahaan melunasi sisa kurang bayar pajak sebesar Rp 22.029.076 ribu dan Rp 6.914.959 ribu untuk tahun pajak 2011 dan 2010.



Pada tanggal 17 Februari 2015, Perusahaan mengajukan keberatan dengan surat No. 046/CFI/DIR/II/2015060/CFI/DIR/II/2015 atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar untuk tahun pajak 2010 dan 2011 masing-masing sebesar Rp 6.612.840 ribu dan Rp 20.902.677 ribu.



- 41 -

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)

Pada bulan Februari 2016, Perusahaan menerima Surat Keputusan dari Direktorat Jendral Pajak yang menolak seluruh keberatan Perusahaan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar dan Surat Tagihan Pajak untuk tahun pajak 2011 dan 2010. Pada tanggal 31 Maret 2016, perusahaan mengajukan banding atas surat keputusan dari Direktorat Jendral Pajak dengan surat No. 128/CFI/DIR/III/2016 – 142/CFI/DIR/III/2016 untuk tahun pajak 2010 dan 2011. Pada bulan Mei 2016, perusahaan menerima tanda terima surat permohonan banding dari sekretariat pengadilan pajak berdasarkan surat No. T-598/PAN.WK/B6.I/2016 – T-612/PAN.WK/B6.I/2016 tertanggal 26 April 2016. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan, permohonan banding yang diajukan Perusahaan masih dalam proses. Perusahaan telah mencatat seluruh pembayaran diatas pada akun aset lain-lain sebesar Rp. 28.944.035 ribu masing-masing pada periode 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016.

22. SURAT BERHARGA UTANG YANG DITERBITKAN Medium Term Notes II Clipan Finance Indonesia Tahun 2015 (MTN) Berdasarkan pada tanggal 26 Maret 2015,Perusahaan menerbitkan Penawaran Terbatas MTN II dengan tingkat bunga tetap sebesar 11,75% per tahun dan jumlah nominal sebesar Rp 700.000.000 ribu. Jatuh Tempo MTN II ini adalah pada tanggal 26 Maret 2018. Pembayaran kupon pertama dilakukan pada tanggal 26 Juni 2015 dan pembayaran bunga terakhir tanggal 26 Maret 2018. Berdasarkan hasil pemeringkatan PT Pefindo, peringkat MTN II Clipan Finance Indonesia tahun 2015 adalah A+ (Single A Plus) untuk periode 3 Maret 2016 sampai dengan 1 Maret 2017 dan untuk periode 9 Maret 2017 sampai dengan 1 Maret 2018. Perusahaan memberikan jaminan fidusia berupa piutang sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen kepada pihak ketiga (Catatan 7 dan 8). Wali amanat untuk penerbitan MTN II ini adalah PT Bank Mega Tbk. Perusahaan telah memenuhi semua pembatasan yang diwajibkan.Pembayaran bunga dan nominal MTN II dilakukan melalui Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) sesuai jadwal.

23.

LIABILITAS IMBALAN PASCA KERJA Perusahaan menghitung imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang-Undang karyawan dan Ketenagakerjaan No. 13/2003. Jumlah karyawan yang berhak memperoleh manfaat tersebut adalah 765 karyawan dan 686 karyawan masing-masing untuk periode 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016. Liabilitas imbalan pasca kerja memberikan eksposur Perusahaan terhadap risiko aktuarial seperti risiko tingkat bunga, risiko harapan hidup dan risiko gaji. Risiko Tingkat Bunga Penurunan suku bunga obligasi akan meningkatkan liabilitas program. Risiko Harapan Hidup Nilai kini kewajiban imbalan pasti dihitung dengan mengacu pada estimasi terbaik dari mortalitas peserta program baik selama dan setelah kontrak kerja. Peningkatan harapan hidup peserta program akan meningkatkan liabilitas program. Risiko Gaji Nilai kini kewajiban imbalan pasti dihitung dengan mengacu pada gaji masa depan peserta program. Dengan demikian, kenaikan gaji peserta program akan meningkatkan liabilitas program itu. - 42 -

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)

Mutasi dari liabilitas imbalan pasca kerja pada tahun berjalan adalah sebagai berikut: Tidak Diaudit

Diaudit

30 Juni 2017

31 Desember 2016

Rp'000

Rp'000

Saldo awal tahun Biaya jasa kini Beban bunga neto Kerugian aktuarial yang timbul dari perubahan asumsi keuangan Pembayaran manfaat

18.113.641 2.329.237 -

14.532.487 3.437.745 1.220.729

(2.234.995)

125.157 (1.202.477)

Nilai tunai liabilitas imbalan pasca kerja

18.207.883

18.113.641

Asumsi aktuarial yang signifikan untuk penentuan kewajiban imbalan pasti adalah tingkat diskonto dan kenaikan gaji yang diharapkan dan mortalitas. Sensitivitas analisis di bawah ini ditentukan berdasarkan masing-masing perubahan asumsi yang mungkin terjadi pada akhir periode pelaporan, dengan semua asumsi lain konstan. 

Jika tingkat diskonto lebih tinggi (lebih rendah) 1 basis poin, kewajiban imbalan pasti akan berkurang sebesar Rp 4.795.702 ribu (meningkat sebesar Rp 4.083.719 ribu). Jika pertumbuhan gaji yang diharapkan naik (turun) sebesar 1%, kewajiban imbalan pasti akan naik sebesar Rp 4.272.449 ribu (turun sebesar Rp 2.757.388 ribu).



Analisis sensitivitas yang disajikan di atas mungkin tidak mewakili perubahan yang sebenarnya dalam kewajiban imbalan pasti mengingat bahwa perubahan asumsi terjadinya tidak terisolasi satu sama lain karena beberapa asumsi tersebut mungkin berkorelasi. Selanjutnya, dalam menyajikan analisis sensitivitas di atas, nilai kini kewajiban imbalan pasti dihitung dengan menggunakan metode projected unit credit pada akhir periode pelaporan, yang sama dengan yang diterapkan dalam menghitung liabilitas manfaat pasti yang diakui dalam laporan posisi keuangan. Durasi rata-rata masa kerja dari karyawan aktif pada taanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 adalah 19,76 tahun. Analisa umur estimasi pembayaran 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut:

< 1 5 >

liabilitas imbalan pasca kerja pada tanggal 30 Juni 2017 dan

1 tahun - 5 tahun - 10 tahun 10 tahun

Ti da k Di a udi t

Di a udi t

30 Juni 2017

31 Desember 2016

Rp'000 520.058 5.613.700 9.233.797 53.241.737

Rp'000 519.344 5.605.989 9.221.114 53.168.605

68.609.292

68.515.052

Perhitungan imbalan pasca kerja periode 31 Desember 2016 dihitung oleh aktuaris independen, PT Konsul Penata Manfaat Sejahtera dengan menggunakan asumsi utama sebagai berikut:

- 43 -

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) 2016 Tingkat diskonto Tingkat kenaikan gaji Tingkat kematian Umur pensiun Tingkat pengunduran diri

8,4% 9% 100% TMI III 55 tahun 1% sampai dengan usia 40 tahun dan menurun secara bertahap sampai dengan 0,5% pada usia 50 tahun dan asumsi tidak ada pengunduran diri dari peserta berusia diatas 51 tahun

24. MODAL SAHAM Berdasarkan laporan Biro Administrasi Efek, rincian pemegang saham Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut:

Nama pemegang saham

Jumlah saham

30 Juni 2016 (Tidak Diaudit) dan 31 Desem ber 2016 (Diaudit) Persentase pemilikan

Jumlah modal disetor Rp'000

Bank Pan Indonesia BBH Luxembourg S/A Fidelity FD Sicav, FD FDS Pac FD BNYM S/A For Mackenzie Cundill Recovery FD 2039924282 Masyarakat (masing-masing di baw ah 5%)

2.051.431.264

51,49%

512.857.816

316.786.025

7,95%

79.196.506

240.000.000

6,02%

60.000.000

1.376.303.168

34,54%

344.075.792

Jumlah

3.984.520.457

100,00%

996.130.114

Berdasarkan Akta No. 40 tanggal 31 Maret 2015 yang dibuat di hadapan Tetiyana, S.H., pengganti notaris Erni Rohaini, S.H., MBA., notaris di Jakarta, modal ditempatkan dan disetor oleh pemegang saham adalah sebesar 3.984.520.457 saham dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp 996.130.114 ribu. Tambahan modal disetor merupakan kelebihan di atas nominal dari penjualan saham perdana, penawaran umum terbatas (right issue), pelaksanaan waran, pembagian dividen saham dan swap share dengan perincian sebagai berikut:

- 44 -

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) Rp'000 Saldo per 31 Desember 2006 Mutasi dalam tahun 2007: Penerimaan dari penaw aran umum terbatas IV saham kepada masyarakat sebanyak 1.561.085.388 saham dengan harga penaw aran Rp 350 per saham Nilai nominal saham yang dicatat sebagai modal disetor atas pengeluaran 1.561.085.388 saham Biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan penaw aran umum terbatas IV kepada masyarakat

22.116

546.379.886

(390.271.347)

(8.678.997)

Saldo per 31 Desember 2007 dan 2008 Agio saham yang berasal dari pelaksanaan w aran seri IV

147.451.658

Saldo per 31 Desember 2009 Agio saham yang berasal dari pelaksanaan w aran seri IV

147.451.684

Saldo per 31 Desember 2010 Penerimaan dari Penaw aran Umum Terbatas V sebanyak 1.171.488.567 saham dengan harga penaw aran Rp 400 per saham Nilai nominal saham yang dicatat sebagai modal disetor atas pengeluaran 1.171.488.567 saham Biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan Penaw aran Terbatas V

147.452.851

26

1.167

468.595.427

(292.872.142) (13.172.139)

Saldo per 31 Desember 2011 Agio saham yang berasal dari pelaksanaan w aran seri V

310.003.997

Saldo per 31 Desember 2012 Agio saham yang berasal dari pelaksanaan w aran seri V

310.004.052

Saldo per 31 Desember 2013

310.004.182

55

130

Agio saham yang berasal dari pelaksanaan w aran seri V

41.944.608

Saldo per 31 Desember 2014, 2015, 2016 serta 30 Juni 2017

351.948.790

25. DIVIDEN TUNAI DAN CADANGAN UMUM 2017 Sesuai dengan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan No. 74 tanggal 22 Mei 2017 dari Fathiah Helmi, Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta, telah ditetapkan penggunaan laba tahun 2016 sejumlah Rp 150.000 ribu sebagai cadangan umum sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perusahaan. 2016 Sesuai dengan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan No. 45 tanggal 23 Juni 2016 dari Kumala Tjahjani Widodo, S.H., M.H., M.kn., notaris di Jakarta, telah ditetapkan penggunaan laba tahun 2015 sejumlah Rp 150.000 ribu sebagai cadangan umum sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perusahaan.

- 45 -

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)

26. PENDAPATAN SEWA PEMBIAYAAN Tidak Diaudit 2017 (Enam bulan) Rp'000 Pendapatan pembiayaan Pihak berelasi Pihak ketiga

Tidak Diaudit 2016 (Enam bulan) Rp'000

121.766.026

27.962 80.228.313

Jumlah Dikurangi hak bank sehubungan dengan transaksi kerjasama penerusan pinjaman (Catatan 39)

121.766.026

80.256.275

Bersih

119.693.470

(2.072.556)

80.256.275

Pendapatan sewa pembiayaan merupakan pendapatan yang diperoleh dari transaksi sewa pembiayaan atas alat-alat berat, tongkang, tug boat, mesin-mesin produksi, peralatan dan kendaraan bermotor serta tanah dan bangunan. Pendapatan dari transaksi kerjasama penerusan pinjaman (channeling) masing-masing sebesar Rp 323.058 ribu dan nihil untuk periode 30 Juni 2017 dan 30 Juni 2016. Untuk periode 30 Juni 2017 dan 30 Juni 2016, pendapatan sewa pembiayaan yang diperoleh dari piutang sewa pembiayaan yang mengalami penurunan nilai adalah masing-masing sebesar Rp 16.995.947 ribu dan Rp 9.555.384 ribu (Catatan 7). 27. PENDAPATAN PEMBIAYAAN KONSUMEN Tidak Diaudit 2017 (Enam bulan) Rp'000 Pinjaman yang dibukukan dan piutang Pendapatan Pembiayaan konsumen - bruto Dikurangi hak bank sehubungan dengan transaksi kerjasama penerusan pinjaman (Catatan 39)

349.382.710

Bersih

334.324.915

(15.057.795)

Tidak Diaudit 2016 (Enam bulan) Rp'000

294.965.525 (3.711.274) 291.254.251

Pendapatan dari transaksi kerjasama penerusan pinjaman (channeling) untuk periode 30 Juni 2017 dan 30 Juni 2016 masing-masing sebesar Rp 1 . 058.412 ribu dan Rp 1.493.640 ribu. Untuk periode 30 Juni 2017 dan 30 Juni 2016, amortisasi biaya transaksi yang diakui sebagai penambah pendapatan pembiayaan konsumen masing- masing sebesar Rp 4.643.258 ribu dan Rp 4.570.559 ribu dan pendapatan pembiayaan konsumen yang diperoleh dari piutang pembiayaan konsumen yang mengalami penurunan nilai adalah masing-masing sebesar Rp 1.878.549 ribu dan Rp 4.894.405 ribu (Catatan 8).

- 46 -

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)

28. PENDAPATAN BUNGA

Tidak Diaudit 2017 (Enam bulan) Rp'000 Diperdagangkan Investasi jangka pendek Pinjaman yang diberikan dan piutang Jasa giro Jumlah pendapatan bunga

Tidak Diaudit 2016 (Enam bulan) Rp'000

3.507.035

-

972.444

817.804

4.479.479

817.804

Jumlah pendapatan bunga yang diterima dari pihak berelasi sebesar Rp 2.622.794 ribu dan Rp 204.710 ribu masing-masing untuk periode 30 Juni 2017 dan 30 Juni 2016.

29. PENDAPATAN LAIN-LAIN Tidak Diaudit 2017 (Enam bulan) Rp'000 Pendapatan jasa administrasi: Pembiayaan konsumen Sewa pembiayaan Anjak piutang Denda keterlambatan pembayaran cicilan dan bunga Pembiayaan konsumen Sewa pembiayaan Anjak piutang Denda penghentian kontrak Penerimaan kembali piutang yang dihapus buku Potongan premi asuransi Pendapatan Provisi : Provisi sewa pembiayaan Provisi pembiayaan konsumen (Kerugian) Keuntungan penjualan aset tetap (Catatan 14) Lain-lain Jumlah

Tidak Diaudit 2016 (Enam bulan) Rp'000

35.493.817 11.928.050 222.321

21.492.769 4.175.486 171.556

17.826.918 3.212.385 1.762 11.503.087

17.465.098 1.809.506 46.763 10.428.349

3.667.246 1.859.771

1.030.423 639.368

6.756.637 6.040.206 (552.559) 14.605.947

796.355 (41.951) 9.399.719

112.565.588

67.413.441

30. BEBAN BUNGA DAN PEMBIAYAAN LAINNYA Tidak Diaudit 2017 (Enam bulan) Rp'000

Tidak Diaudit 2016 (Enam bulan) Rp'000

Beban bunga atas Utang bank Surat berharga utang yang diterbitkan Provisi dan administrasi bank

122.197.745 42.030.736 3.980.244

119.986.177 41.964.459 3.904.190

Jumlah

168.208.725

165.854.826

- 47 -

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)

31. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI Tidak Diaudit 2017 (Enam bulan) Rp'000 Penyusutan aset tetap (Catatan 14) Peralatan dan perlengkapan kantor Jasa profesional Komunikasi Perjalanan dinas Sewa Premi asuransi Penyusutan aset tidak berwujud (Catatan 15) Iklan dan administrasi pencatatan efek Perijinan, materai dan pajak Pemeliharaan dan perbaikan Lain-lain Jumlah

Tidak Diaudit 2016 (Enam bulan) Rp'000

8.035.653 8.404.119 7.721.206 6.834.668 5.179.785 4.930.665 3.128.819 1.554.309 1.520.014 1.495.201 467.021 5.680.157

4.916.582 3.580.296 5.239.444 5.331.326 4.263.278 3.223.408 2.005.319 1.223.375 1.750.255 653.003 952.017

54.951.617

33.138.303

32. BEBAN TENAGA KERJA Tidak Diaudit 2017 (Enam bulan) Rp'000

Tidak Diaudit 2016 (Enam bulan) Rp'000

Gaji dan tunjangan Lainnya

88.471.844 8.190.181

48.701.686 4.283.819

Jumlah

96.662.025

52.985.505

33. PAJAK PENGHASILAN Beban (manfaat) pajak Perusahaan terdiri dari: Tidak Diaudit 2017 (Enam bulan) Rp'000

Tidak Diaudit 2016 (Enam bulan) Rp'000

Pajak kini (pajak penghasilan badan) Pajak tangguhan

33.960.476 (327.916)

30.468.751 (128.744)

Jumlah

33.632.560

30.340.007

- 48 -

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)

Pajak kini Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain dengan laba kena pajak adalah sebagai berikut: Tidak Diaudit 2017 (Enam bulan) Rp'000

Laba sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi komprehensif

139.095.195

Perbedaan temporer: Penyusutan aset tetap Penyusutan aset sewa operasi Penyusutan properti investasi Penyusutan aset tidak berwujud Bonus Kerugian (keuntungan) yang belum direalisasi investasi jangka pendek Beban imbalan pasca kerja Biaya emisi MTN Penyisihan penurunan nilai piutang dari jaminan Jumlah

Beban (manfaat) yang tidak dapat diperhitungkan menurut fiskal: Pendapatan atas properti investasi Pendapatan bunga yang sudah dikenakan pajak final Kerugian realisasi surat berharga Lainnya Jumlah Laba kena pajak

420.519 361.909 (43.059) (2.331.463) 2.000.000 330.410 94.241 658.736

Tidak Diaudit 2016 (Enam bulan) Rp'000

122.413.179

(517.568) (455.169) (45.325) 1.033.334 839.459

(179.630) 1.311.663

(339.757) 514.974

(300.000)

(300.000)

(4.479.479) 147.000 67.523 (4.564.956)

(817.805) 64.654 (1.053.151)

135.841.902

121.875.002

Perhitungan beban dan utang pajak kini adalah sebagai berikut: Tidak Diaudit 2017 (Enam bulan) Rp'000

Beban pajak kini (25%) Dikurangi pajak dibayar di muka Pasal 23 Pasal 25 Utang pajak kini (Catatan 21)

- 49 -

Tidak Diaudit 2016 (Enam bulan) Rp'000

33.960.475

30.468.750

(400.857) (31.129.865)

(280.228) (30.182.714)

2.429.753

5.808

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)

Pajak Tangguhan Rincian aset pajak tangguhan - bersih Perusahaan adalah sebagai berikut:

Liabilitas imbalan pasca kerja Revaluasi aset Penyisihan penurunan nilai piutang dari jaminan Penyusutan aset tidak berwujud Aset tetap Properti investasi Aset sewa operasi Kerugian (keuntungan) yang belum direalisasi investasi jangka pendek Jumlah Aset Pajak Tangguhan

Dikreditkan (dibebankan) ke laporan laba rugi

Rp'000

Rp'000

4.528.411 (6.593.059) 1.692.795

Bonus

Biaya emisi MTN

01 Januari 2017

Dikreditkan (dibebankan) ke penghasilan komprehensif lain Rp'000

23.560 500.000

49.307 607.787 22.847 282.479

(44.907) (582.866) 105.130 (10.765) 90.478

(87.503) (426.710) 76.354

82.604 164.685 327.919

30 Juni 2017

Rp'000

658.431

4.551.971 (5.934.628) 2.192.795

-

4.400 (582.866) 712.917 12.082 372.957

658.431

(4.899) (262.025) 1.062.704

Diaudit

Liabilitas imbalan pasca kerja Revaluasi aset Bonus

Penyisihan penurunan nilai piutang dari jaminan Aset tetap Properti investasi Aset sewa operasi Kerugian (keuntungan) yang belum direalisasi investasi jangka pendek Biaya emisi MTN

Jumlah Aset Pajak Tangguhan

01 Januari 2016

Dikreditkan (dibebankan) ke laporan laba rugi

Rp'000

Rp'000

3.633.123 (819.804) 1.692.795

863.999 -

155.421 560.792 45.510 196.834

(106.114) 46.995 (22.663) 85.645

(728.071) 4.736.600

(87.503) 301.361 1.081.720

Dikreditkan (dibebankan) ke penghasilan komprehensif lain Rp'000

31 Desember 2016

Rp'000

31.289 (5.773.255) -

4.528.411 (6.593.059) 1.692.795 49.307 607.787 22.847 282.479

(5.741.966)

(87.503) (426.710) 76.354

Rekonsiliasi antara beban pajak dan hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak dengan tarif pajak efekif yang berlaku adalah sebagai berikut: Tidak Diaudit 2017 (Enam bulan) Rp'000

Laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi komprehensif Tarif pajak yang berlaku Pengaruh pajak atas manfaat yang tidak dapat diperhitungkan menurut fiskal Beban pajak

139.095.195

122.413.179

34.773.799

30.603.295

(1.141.239) 33.632.560

- 50 -

Tidak Diaudit 2016 (Enam bulan) Rp'000

(263.288) 30.340.007

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)

34. LABA PER SAHAM Berikut ini adalah data yang digunakan untuk perhitungan laba per saham dasar dan dilusian: Tidak Diaudit 2017 (Enam bulan) Rp'000

Tidak Diaudit 2016 (Enam bulan) Rp'000

Laba bersih Laba bers ih untuk perhitungan laba per s aham das ar dan dilus ian

105.462.635

Jumlah saham (dalam angka penuh)

Lem bar/s hare

92.073.172 Lem bar/s hare

Jum lah rata-rata tertim bang s aham bias a untuk perhitungan laba per s aham das ar

3.984.520.457

3.984.520.457

Jum lah rata-rata tertim bang s aham bias a untuk perhitungan laba per s aham dilutif

3.984.520.457

3.984.520.457

Pada periode 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016, tidak terdapat efek berpotensi dilusian atas saham biasa. 35. SIFAT DAN TRANSAKSI PIHAK BERELASI Sifat Pihak Berelasi a. PT Bank Pan Indonesia Tbk adalah entitas induk dan pemegang saham utama Perusahaan. b. Pihak berelasi yang pemegang saham utamanya sama dengan Perusahaan:  

PT Verena Multi Finance Tbk PT Bank Panin Syariah Tbk

c. Pihak berelasi yang merupakan entitas yang dikendalikan personil manajemen kunci yang sama dari Perusahaan: 

PT Panin Daichi Life

d. Dana Pensiun Karyawan Panin Bank adalah pengelola program imbalan pasca kerja untuk Panin Bank.

Transaksi-transaksi Berelasi Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan melakukan transaksi tertentu dengan pihak hubungan berelasi. Transaksitransaksi tersebut meliputi antara lain: 

Penempatan dana kepada PT Bank Pan Indonesia Tbk dalam bentuk giro dan penerimaan bunga (Catatan 5 dan 28).



Melakukan investasi jangka pendek dalam bentuk obligasi PT Bank Pan Indonesia Tbk dan PT Verena Multi Finance Tbk serta penerimaan bunga ( Catatan 6 dan 28 ).



Menyewakan aset sewa operasi dengan PT Bank Pan Indonesia Tbk dengan nilai kontrak sebesar Rp 25.204.641 ribu dan Rp 28.153.396 ribu untuk periode 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016. Kontrak berjangka waktu 3 tahun dan akan berakhir pada tahun 2017 – 2020. Menyewakan aset sewa operasi dengan PT Bank Panin Syariah Tbk dengan nilai kontrak masing-masing sebesar Rp 739.309 ribu dan Rp 1.541.072 ribu untuk periode 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016. Kontrak berjangka waktu 3 tahun dan akan berakhir pada tahun 2019. Transaksi ini merupakan transaksi dengan kontrak yang dapat dibatalkan (Catatan 13). - 51 -

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)



Menyewakan properti investasi dengan PT Bank Pan Indonesia Tbk dengan nilai kontrak sebesar Rp 6.000.000 ribu masing-masing untuk periode 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 (Catatan 12 dan 20).



Memberikan fasilitas pinjaman kepada karyawan untuk membeli kendaraan, rumah dan keperluan lainnya yang dibebani bunga hingga 6% per tahun dengan jangka waktu 1 – 8 tahun (Catatan 10 dan 29).



Memperoleh fasilitas kredit dari PT Bank Pan Indonesia Tbk dalam bentuk fasilitas pinjaman tetap Money market, transaksi valuta asing,pinjaman rekening koran dan pembayaran bunga (Catatan 16 dan 30). Jumlah beban bunga yang dibayarkan kepada pihak berelasi sebesar Rp 27.908.471 ribu dan Rp 27.572.404 ribu masing-masing untuk periode yang berakhir 30 Juni 2017 dan 30 Juni 2016.



Melakukan transaksi sewa gedung dari PT Bank Pan Indonesia Tbk (sebagai lessor) sebesar Rp 273.240 ribu dan 202.752 ribu masing-masing untuk jangka waktu 1 tahun pada periode 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 (Catatan 31).

Persentase saldo masing-masing aset dari pihak berelasi terhadap jumlah aset adalah sebagai berikut:

Tidak Diaudit 30 Juni 2017 %

Diaudit 31 Desember 2016 %

Kas dan setara kas Investasi jangka pendek Piutang lain-lain Biaya dibayar dimuka

0,07 0,62 0,14 0,00

0,17 0,91 0,19 0,01

Jumlah

0,83

1,28

Persentase saldo masing-masing liabilitas kepada pihak berelasi terhadap jumlah liabilitas adalah sebagai berikut: Tidak Diaudit 30 Juni 2017 %

Diaudit 31 Desember 2016 %

Utang bank Biaya masih harus dibayar Pendapatan ditangguhkan

17,94 0,05 0,04

8,94 0,03 0,07

Jumlah

18,03

9,04

Persentase masing-masing pendapatan dari pihak berelasi terhadap jumlah pendapatan adalah sebagai berikut: Tidak Diaudit 30 Juni 2017 (Enam bulan) %

Tidak Diaudit 30 Juni 2016 (Enam bulan) %

Pendapatan sewa pembiayaan Pendapatan properti investasi Pendapatan sewa operasi Pendapatan bunga

0,05 0,65 0,40

0,01 0,06 0,98 0,04

Jumlah

1,10

1,09

- 52 -

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)

Persentase masing-masing beban dari pihak berelasi terhadap jumlah beban adalah sebagai berikut:

Bunga dan pembiayaan lainnya Umum dan administrasi Tenaga kerja Jumlah

Tidak Diaudit 30 Juni 2017 (Enam bulan) %

Tidak Diaudit 30 Juni 2016 (Enam bulan) %

5,41 0,02 1,40 6,83

7,58 0,58 1,60 9,76

36. ASET DAN LIABILITAS MONETER DALAM MATA UANG ASING

Tidak Diaudit 30 Juni 2017 Mata uang Ekuivalen asing Rupiah USD Rp'000

Diaudit 31 Desember 2016 Mata uang Ekuivalen asing Rupiah USD Rp'000

Kas dan setara kas Piutang sewa pembiayaan (termasuk CKPN)

810.398 3.894.520

10.793.693 51.871.104

807.354 4.017.041

10.847.606 53.972.959

Jumlah Aset - Bersih

4.704.918

62.664.797

4.824.395

64.820.565

Pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016, kurs tengah transaksi yang dikeluarkan Bank Indonesia masing-masing adalah Rp 13.319 dan Rp 13.436 per 1 US$.

37. SEGMEN OPERASI Perusahaan melaporkan segmen operasi berdasarkan dalam kategori sebagai berikut : 

Sewa pembiayaan Kategori ini termasuk di dalamnya pembiayaan investasi, modal kerja dan pembiayaan multi guna untuk badan usaha



Pembiayaan konsumen Kategori ini termasuk di dalamnya pembiayaan multi guna (konsumsi) untuk debitur perorangan



Anjak piutang Kategori ini termasuk di dalamnya pembiayaan untuk investasi dan modal kerja

Pembagian aset segmen dicatat berdasarkan piutang bersih yang timbul dari kegiatan pembiayaan berdasarkan masing-masing kategori di atas. Demikian juga pendapatan segmen merupakan pengakuan pendapatan yang timbul dari adanya piutang usaha tersebut. Pembagian liabilitas segmen dicatat berdasarkan proporsi piutang usaha berdasarkan kategori segmen dengan saldo utang bersih yang tercatat baik pinjaman bank maupun penerbitan surat berharga.

- 53 -

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)

Berikut adalah informasi segmen usaha Perusahaan: Tidak Diaudit 30 Juni 2017 Sewa pembiayaan Rp'000 PENDAPATAN Pendapatan segmen Pihak ketiga Pendapatan tidak dapat dialokasikan Bunga Lain-lain

Pembiayaan konsumen Rp'000

119.693.470

334.324.915

Anjak Piutang Rp'000

79.115.433

Jumlah Rp'000

533.133.818 4.479.479 117.093.336

Jumlah pendapatan

654.706.633

BEBAN Beban segmen tidak dapat dialokasikan

515.611.438

Laba sebelum pajak tidak dapat dialokasikan Beban pajak

139.095.195 (33.632.560)

Laba bersih

105.462.635

ASET Aset segmen Pihak ketiga Aset tidak dapat dialokasikan

1.999.701.504

4.571.655.792

1.170.739.450

Jumlah aset LIABILITAS Liabilitas segmen Pihak berelasi Pihak ketiga Liabilitas tidak dapat dialokasikan

7.742.096.746 358.696.684 8.100.793.430

189.239.285 1.919.810.839

Jumlah liabilitas

456.970.002 795.027.308

106.644.057 448.030.322

752.853.344 3.162.868.469 280.019.527 4.195.741.340

Pengeluaran modal Penyusutan Beban non kas selain penyusutan amortisasi

24.638.479 10.540.780 189.922.475

- 54 -

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)

Tidak Diaudit 30 Juni 2016 Pembiayaan konsumen Anjak piutang Rp'000 Rp'000

Sewa pembiayaan Rp'000 PENDAPATAN Pendapatan segmen Pihak berelasi Pihak ketiga Pendapatan tidak dapat dialokasikan Bunga Lain-lain

27.962 80.228.313

291.254.251

41.491.720

Jumlah Rp'000

27.962 412.974.284 817.804 72.498.328

Jumlah pendapatan

486.318.378

BEBAN Beban segmen tidak dapat dialokasikan Laba sebelum pajak tidak dapat dialokasikan Beban pajak

363.905.199 122.413.179 (30.340.007)

Laba bersih

92.073.172

Sewa pembiayaan Rp'000 ASET Aset segmen Pihak ketiga Aset tidak dapat dialokasikan

1.425.504.388

Diaudit 31 Desember 2016 Pembiayaan konsumen Anjak piutang Rp'000 Rp'000

3.683.789.127

1.287.360.609

Jumlah aset LIABILITAS Liabilitas segmen Pihak berelasi Pihak ketiga Liabilitas tidak dapat dialokasikan

Jumlah Rp'000

6.396.654.124 347.536.224 6.744.190.348

57.882.538 545.129.022

156.440.456 1.473.332.648

Jumlah liabilitas

48.897.306 460.507.470

263.220.300 2.478.969.140 203.069.884 2.945.259.324

Pengeluaran modal Penyusutan Beban non kas selain penyusutan amortisasi

39.924.348 12.340.774 236.833.956

Seluruh kegiatan operasi dilakukan di Indonesia.

38. KLASIFIKASI DAN NILAI WAJAR ATAS ASET DAN LIABILITAS Selain daripada yang disebutkan dalam tabel di bawah ini, manajemen menilai bahwa nilai tercatat dari aset keuangan dan liabilitas keuangan adalah hampir sama dengan nilai wajarnya.

- 55 -

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) Tidak Diaudit 30 Juni 2017 Catatan

Aset keuangan Pinjaman yang diberikan dan piutang Piutang sew a pembiayaan Piutang pembiayaan konsumen Tagihan anjak piutang

7 8 9

Jumlah Liabilitas keuangan Biaya perolehan diamortisasi Utang Bank Jumlah

16

Nilai tercatat

Nilai w ajar

Rp'000

Rp'000

Diaudit 31 Desember 2016 Nilai tercatat Nilai w ajar Rp'000

Rp'000

1.999.701.504 4.571.655.792 1.170.739.450

2.000.381.912 4.574.618.403 1.269.729.777

1.425.504.388 3.683.789.127 1.287.360.609

1.342.197.022 3.661.002.084 1.398.692.691

7.742.096.746

7.844.730.092

6.396.654.124

6.401.891.797

3.225.584.705

3.173.455.797

2.050.923.336

2.199.859.125

3.225.584.705

3.173.455.797

2.050.923.336

2.199.859.125

Teknik penilaian dan asumsi yang diterapkan untuk tujuan pengukuran nilai wajar Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan ditentukan sebagai berikut: 

Manajemen menganggap bahwa nilai tercatat kas dan setara kas, piutang lain-lain, utang premium asuransi, utang lain-lain kepada pihak ketiga,dengan suku bunga mengambang yang diakui dalam laporan keuangan mendekati nilai wajarnya karena memiliki jatuh tempo yang pendek atau sering dilaksanakan repricing.



Estimasi nilai wajar piutang sewa pembiayaan, piutang pembiayaan konsumen dan tagihan anjak piutang dengan suku bunga tetap tanpa kuotasi. Nilai wajar ditentukan dengan mendiskontokan estimasi arus kas masa datang menggunakan suku bunga untuk piutang baru dengan jangka waktu yang serupa.



Estimasi nilai wajar dari utang bank dengan bunga tetap tanpa kuotasi. Nilai wajar didasarkan pada diskonto arus kas menggunakan suku bunga untuk utang baru dengan jangka waktu yang serupa.



Nilai wajar investasi jangka pendek dan surat berharga utang yang diterbitkan ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga pasar.



Nilai wajar properti investasi, aset sewa operasi dan aset tetap tanah dan bangunan, peralatan kantor, kendaraan bermotor dan perabotan kantor ditentukan dengan menggunakan metode pasar dengan memperbandingkan secara langsung aset yang sejenis yang terdapat di pasar dan metode pendapatan yang dihitung berdasarkan proyeksi jumlah pendapatan bersih yang wajar yang diharapkan dihasilkan oleh aset sepanjang umur ekonomis yang tersisa. 

Tabel berikut ini memberikan analisis dari nilai wajar aset dan liabilitas yang dikelompokkan ke Tingkat 1 sampai 3 didasarkan pada sejauh mana nilai wajar diamati.

- 56 -

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) Tidak Diaudit 30 Juni 2017

Aset yang nilai wajarnya diungkapkan Aset keuangan Piutang sewa pembiayaan Piutang pembiayaan konsumen Tagihan anjak piutang Aset non keuangan Properti investasi Tanah Bangunan Aset sewa operasi Kendaraan bermotor Aset tetap Tanah Bangunan Peralatan kantor Kendaraan bermotor Perabotan kantor Jumlah Aset

Liabilitas yang nilai wajarnya diungkapkan Liabilitas keuangan Biaya perolehan diamortisasi Utang bank Surat berharga utang yang diterbitkan - bersih

Tingkat 1 Rp'000

Tingkat 2 Rp'000

-

-

2.000.381.912 4.574.618.403 1.269.729.777

Jumlah Rp'000

2.000.381.912 4.574.618.403 1.269.729.777

-

8.624.000 1.813.000

-

8.624.000 1.813.000

-

18.759.498

-

18.759.498

-

45.652.231 10.245.668 30.433.414 44.099.310 1.986.761

-

45.652.231 10.245.668 30.433.414 44.099.310 1.986.761

-

161.613.882

-

Jumlah Liabilitas

Tingkat 3 Rp'000

-

-

698.951.895

-

698.951.895

7.844.730.092

8.006.343.974

3.173.455.797

3.173.455.797

3.173.455.797

698.951.895 3.872.407.692

Diaudit 31 Desember 2016

Aset yang nilai wajarnya diungkapkan Aset keuangan Piutang sewa pembiayaan Piutang pembiayaan konsumen Tagihan anjak piutang Aset non keuangan Properti investasi Tanah Bangunan Aset sewa operasi Kendaraan bermotor Aset tetap Tanah Bangunan Peralatan kantor Kendaraan bermotor Perabotan kantor Jumlah Aset

Liabilitas yang nilai wajarnya diungkapkan Liabilitas keuangan Biaya perolehan diamortisasi Utang bank Surat berharga utang yang diterbitkan - bersih

Tingkat 1 Rp'000

Tingkat 2 Rp'000

-

-

1.342.197.022 3.661.002.084 1.398.692.691

Jumlah Rp'000

1.342.197.022 3.661.002.084 1.398.692.691

-

8.624.000 1.813.000

-

8.624.000 1.813.000

-

20.918.040

-

20.918.040

-

45.652.231 10.245.668 24.312.127 38.906.553 1.242.732

-

45.652.231 10.245.668 24.312.127 38.906.553 1.242.732

-

151.714.351

-

Jumlah Liabilitas

Tingkat 3 Rp'000

-

-

698.293.160

-

698.293.160

6.401.891.797

6.553.606.148

2.199.859.125

2.199.859.125

2.199.859.125

698.293.160 2.898.152.285

Pada periode 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016, tidak terdapat perpindahan metode pengukuran nilai wajar dari tingkat 1 menjadi tingkat 2, dan sebaliknya. - 57 -

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)

39. PERJANJIAN KERJASAMA PENYALURAN PEMBIAYAAN (CHANNELING) Perusahaan mengadakan perjanjian kerjasama penyaluran pembiayaan dengan Bank Pan Indonesia (Panin), pihak berelasi, berdasarkan akta No. 24 tanggal 11 Juni 2003 akta Addendum Perjanjian Kerjasama Penyaluran Pembiayaan No. 5 tanggal 7 September 2005, yang keduanya dibuat oleh James Herman Rahardjo, S.H., notaris di Jakarta. Dalam perjanjian tersebut, disebutkan bahwa Panin akan membeli piutang-piutang yang dimiliki Perusahaan terhadap pihak-pihak ketiga yang telah membeli mobil baik baru maupun bekas yang dibiayai oleh Perusahaan. Tujuan dari kerjasama/fasilitas pembiayaan ini adalah untuk pembiayaan pembelian kendaraan pihak ketiga (konsumen) secara "consumer finance without recourse" yang dananya disalurkan melalui Perusahaan. Akta tersebut telah mengalami beberapa kali perubahan dan berdasarkan Surat dari Panin No. 172/FIT/EXT/09 tanggal 5 Agustus 2009, jumlah pokok yang dapat dibiayai maksimum mengalami kenaikan menjadi sebesar Rp 600 miliar. Jangka waktu perjanjian diperpanjang sampai dengan tanggal 11 Juni 2021. Tingkat suku bunga untuk fasilitas perjanjian kerjasama penyaluran pembiayaan (channeling) menjadi sebesar 10,60% per tahun untuk tenor 1 - 12 bulan, 11,10% per tahun untuk tenor 13 - 24 bulan dan 11,25% per tahun untuk tenor 25 -36 bulan. Berdasarkan surat dari Panin No. 355/IBD/EXT/16 tanggal 30 September 2016, Perusahaan memperoleh Fasilitas Kerjasama Penyaluran Pembiayaan (Channeling) dengan jumlah pokok yang tidak melebihi Rp 2.000.000.000 ribu dan jangka waktu pinjaman selama 60 bulan sejak penandatangan Perjanjian Kerjasama. Periode tersedianya dana atas fasilitas ini adalah 72 bulan untuk pembiayaan mobil baru dan 48 bulan untuk pembiayaan mobil bekas sejak tanggal perjanjian kredit. Tingkat suku bunga untuk fasilitas ini sebesar 7,45% per tahun untuk tenor 1-12 bulan, 7,75% untuk tenor 13-24 bulan, 8,00% untuk tenor 25-36 bulan, 8,25% untuk tenor 37-48 bulan, 9,00% untuk tenor 49-60 bulan. Jumlah pokok pembiayaan konsumen sehubungan dengan perjanjian kerjasama penyaluran pembiayaan (channeling) masing-masing sebesar Rp 326.158.944 ribu dan Rp 29.331.999 pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016. 40. KONTINJENSI a.

Dr. Tommy Sihotang, S.H., LLM dan Dr. Juniver Girsang, S.H., MH selaku Penggugat mengajukan gugatan perdata pada Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dengan No. 398/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Sel tanggal 14 Juli 2011 terhadap Perusahaan selaku Tergugat V beserta 6 (enam) Tergugat lainnya dan 2 (dua) Turut Tergugat, berupa gugatan ingkar janji/ wanprestasi dimana Penggugat menuntut Para Tergugat untuk membayar success fee kepada Penggugat (selaku Kuasa Hukum Para Tergugat dalam perkara kepailitan). Dalam petitum gugatan, Penggugat antara lain menuntut Para Tergugat untuk secara tanggung renteng membayar kerugian kepada Penggugat sejumlah Rp 2.605.828 ribu ditambah dengan bunga sebesar 3% setiap bulannya sejak gugatan didaftarkan sampai dengan Para Tergugat menyelesaikan seluruh kewajibannya secara tunai dan sekaligus, meminta Turut Tergugat untuk membekukan (suspending) kegiatan usaha dan/atau mendenda Perusahaan dan 1 (satu) Tergugat lainnya karena sebagai perusahaan publik telah melakukan perbuatan ingkar janji/ wanprestasi dan tidak melaporkannya kepada Turut Tergugat sebagai badan-badan yang memberi izin dan mengawasi perusahaan-perusahaan publik. Berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No. 398/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Sel tanggal 23 Mei 2012, telah diputuskan antara lain: 

Menerima dan mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian;



Menyatakan Para Tergugat I sampai dengan VII telah melakukan perbuatan ingkar janji/wanprestasi;



Menyatakan tidak sah dan tidak mempunyai kekuatan hukum sita jaminan berdasarkan Penetapan Sita Jaminan No. 398/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Sel tanggal 2 April 2012;



Menghukum Tergugat I, II, III, IV, V, VI, VII untuk membayar success fee kepada Penggugat sebesar Rp 2.605.828 ribu secara tanggung renteng; ditambah bunga 6% setiap tahunnya, terhitung sejak gugatan didaftarkan sampai dengan Para Tergugat menyelesaikan seluruh kewajibannya secara tunai dan sekaligus.

Atas putusan pengadilan tersebut diatas, Pihak Tergugat telah mengajukan banding. Telah diperoleh Putusan Banding No. 78/PDT/2014/PT.DKI tanggal 28 April 2014, yang antara lain memutuskan menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Atas Putusan Pengadilan Tinggi tersebut, para tergugat pada - 58 -

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)

tanggal 3 Desember 2014 telah mengajukan permohonan kasasi dan pada tanggal 16 Desember 2014 telah mengajukan Memori Kasasi. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan, perkara ini masih dalam proses kasasi di Mahkamah Agung. b.

Ade Putra (selaku Penggugat) dan Perusahaan (Tergugat I) memiliki kaitan hukum karena adanya peristiwa hukum yang terjadi, Tergugat I melalui pihak eksternal melakukan penagihan pembayaran angsuran sewa pembiayaan akan tetapi pada saat penagihan diluar sepengetahuan Tergugat I, pihak eksternal (profcoll) melakukan penagihan disertai dengan aksi pengrusakan kantor PT Anatoptur and Travel dan penganiayaan dengan kekerasan yang korbannya adalah Penggugat.Pengrusakan tersebut disebabkan karena kesalahan alamat penagihan yaitu seharusnya ke Kantor Lessee (PT Antartika Transido) melainkan melakukan penagihan ke kantor tempat Penggugat bekerja. Ade Putra (Penggugat) mendaftarkan gugatan perdata ke Pengadilan Negeri Surabaya dengan dasar Pasal 1365 "Perbuatan Melawan Hukum" dengan tuntutan materiil:       

c.

 

Ganti kerugian untuk memperbaiki kantor Penggugat sebesar Rp 55.000 ribu; Penggugat mengalami cedera karena pihak profcoll Persero melakukan kekerasan dan penganiayaan kepada Penggugat sebesar Rp 25.000 ribu; Bahwa Penggugat menuntut ganti rugi kepada Tergugat I biaya rawat jalan untuk ke dokter psikiater akibat shock dengan kejadian tersebut sebesar Rp 25.000 ribu; Biaya Konsultasi Hukum kepada Kuasa Hukum sebesar Rp 50.000 ribu; Biaya transportasi untuk Penggugat yang telah mengeluarkan biaya setiap berkonsultasi dengan Lawyer sebanyak 5 kali total nya sebesar Rp 10.000 ribu; Biaya perkara di muka Pengadilan (Jasa Honorarium Pengacara) sebesar Rp100.000 ribu; Biaya transportasi Lawyer yang akan dikeluarkan oleh Penggugat untuk Lawyer pada saat ingin menghadiri persidangan adalah sebesar Rp 50.000 ribu.

    

Penggugat merasa biaya – biaya tersebut patut dibebankan kepada Tergugat I. Adapun atas kejadian yang dianggap Penggugat dilakukan oleh Tergugat I melalui Debt Collector profcoll sangat merugikan sehingga tuntutan Immateriil atas perkara ini sebesar Rp 10.000.000 ribu akan dibebankan oleh Perusahaan (Tergugat I). Pada tanggal 25 Agustus 2015, perkara ini telah diputuskan oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Surabaya, dimana salah satu amarnya adalah Menolak Gugatan Penggugat. Atas putusan tersebut, pihak penggugat melakukan upaya banding di Pengadilan Tinggi Jawa Timur melalui Kepaniteraan Pengadilan Negeri Surabaya. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan, perkara tersebut masih dalam proses banding di Pengadilan Tinggi Jawa Timur. c. Perkara gugatan konsumen ke Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) kota Cirebon melalui surat pengaduan No. 012/BPSK/V/2016 tanggal 2 Mei 2016 antara Ibnu Saechu (Penggugat) melawan Perusahaan (Tergugat) sehubungan dengan Penggugat (Konsumen) telah menunggak kewajiban pembayaran kepada Tergugat (Perusahaan) sehingga dilakukannya penarikan kendaraan Penggugat dan Penggugat (Konsumen) melaporkan Tergugat (Perusahaan) ke Badan PenyelesaianSengketa Konsumen (BPSK) kota Cirebon. Atas kasus ini telah ada Putusan BPSK No. 012/BPSK/VI/2016 tanggal 16 Juni 2016 yang antara lain memutuskan mewajibkan Perusahaan (Tergugat) untuk mengembalikan kendaraan tersebut kepada Penggugat dan membatalkan perjanjian piutang yang telah ditandatangani oleh Penggugat dan Tergugat. Atas putusan BPSK tersebut, Perusahaan mengajukan gugatan di Pengadilan Negeri Sumber Cirebon yang teregistrasi No.37/Pdt.G/2016/PN.SBR tanggal 29 Juni 2016. Dalam proses persidangan di Pengadilan Negeri Sumber Cirebon, Konsumen selaku Tergugat juga mengajukan tuntutan atas kerugian immateriil yang dideritanya sebesar Rp 500.000 ribu. Telah diperoleh putusan dari Pengadilan Negeri Sumber Cirebon No. 37/Pdt.G/2016/PN.Sbr tanggal 22 Agustus 2016 dengan amar putusan antara lain: 

Menolak eksepsi Konsumen (Tergugat) ;



Menolak gugatan Perusahaan ( Penggugat ) ;



Menghukum Perusahaan ( Penggugat ) untuk membayar biaya perkara sejumlah Rp. 301 Ribu.

- 59 -

v.

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)

Atas putusan pengadilan negeri tersebut di atas, Pihak Penggugat mengajukan kasasi. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan, Perusahaan belum mendapat putusan kasasi dari Mahkamah Agung Republik Indonesia. d.

Perkara atas nama Siau Young, dkk (Siau Yong, Neoh Bian Bie, Yusmita Sari, Yap Ju Tjai, Lisnawati ) selaku Pengugat menggugat Perusahaan cabang Medan dengan No Perkara : 51/PDT-G/2017/PN.MDN mengenai gugatan wanprestasi dimana Penggugat merasa bahwa telah melunasi seluruh kontrak yang ada di Perusahaan cabang Medan, akan tetapi tidak bisa melakukan pengambilan BPKB dikarenakan masih memiliki keterikatan dengan kontrak lain. Penggugat menuntut materiil dan imateriil sebesar Rp. 9.480.000 ribu. Sampai dengan tanggal pelaporan keuangan, perkara ini masih dalam proses sidang di Pengadilan Negeri Medan.

41. MANAJEMEN RISIKO a.

Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan Kebijakan Manajemen Risiko Perusahaan merupakan kebijakan yang disusun untuk memenuhi perkembangan yang pesat dalam industri jasa pembiayaan termasuk dalam kaitan pengembangan manajemen risiko secara terkonsolidasi dengan PT Bank Pan Indonesia Tbk sebagai induk perusahaan (parent company) yang bergerak dalam bidang jasa perbankan. Perusahaan menyadari bahwa pengelolaan kegiatan pembiayaan yang sehat dan berlandaskan tata kelola yang baik membutuhkan penerapan manajemen risiko yang meliputi proses identifikasi, pengukuran, monitoring dan pengendalian risiko. Dalam penerapan manajemen risiko tersebut Perusahaan meyakini bahwa peran aktif Dewan Komisaris, Direksi dan Senior Manajemen sangat menentukan efektifitas manajemen risiko. Kebijakan manajemen risiko merupakan salah satu upaya manajemen Perusahaan untuk menjamin adanya landasan yang kuat bagi pelaksanaan kegiatan operasional Perusahaan sehingga kegiatan operasional dapat berjalan dalam limit risiko yang terukur untuk mencapai target peningkatan shareholder value. Tujuan penerapan kebijakan manajemen risiko adalah:     

Untuk memastikan bahwa seluruh kegiatan bisnis dan kegiatan pendukung dalam operasional Perusahaan telah memperhitungkan seluruh potensi risiko yang mungkin timbul, baik dalam bentuk risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas maupun risiko operasional ; Untuk melakukan fungsi kontrol dan pengelolaan terhadap seluruh risiko yang melekat pada aktivitas bisnis dalam batas–batas toleransi risiko Perusahaan yang telah ditetapkan ; Untuk mengoptimalkan penggunaan modal Perusahaan ; Untuk memastikan kepatuhan terhadap seluruh peraturan yang relevan, antara lain peraturan Bank Indonesia, Departemen Keuangan dan otoritas lain ; Untuk meningkatkan shareholder value dalam jangka panjang.

Perusahaan senantiasa menerapkan prinsip-prinsip transparansi, independensi, wewenang dan tanggung jawab serta kewajaran transaksi. Perusahaan menyadari pentingnya untuk memiliki sebuah mekanisme yang memadai dalam mengakomodasi risiko-risiko yang dihadapi oleh Perusahaan. Perusahaan memiliki mekanisme yang bertumpu pada 4 (empat) pilar manajemen risiko, yang dapat diuraikan sebagai berikut : Pilar 1: Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi Pengawasan aktif tersebut tercermin sejak perencanaan bisnis tahunan, yang mencakup: 

Menyetujui dan melakukan evaluasi kebijakan manajemen risiko secara berkala;



Melakukan evaluasi dan menyetujui aktivitas yang memerlukan persetujuan dari Dewan Komisaris atau Direksi;



Menetapkan kebijakan dan strategi manajemen risiko termasuk penetapan otoritas dalam pemberian batasan serta tinjauan atas kualitas portofolio secara berkala;



Terdapatnya Komite Audit dan Manajemen Risiko sebagai organ Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsi pengawasannya; dan - 60 -

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)



Membentuk komite yang terkait dengan penerapan manajemen risiko, yaitu Komite Manajemen Risiko.

Pilar 2: Kebijakan dan Penerapan Batasan Perusahaan menyusun kebijakan-kebijakan terkait manajemen risiko yang diperiksa secara berkala dan selalu disesuaikan dengan keadaan usaha terkini. Kebijakan tersebut diterjemahkan ke dalam Prosedur Operasi Standar dan Memo Internal yang disosialisasikan kepada seluruh karyawan. Perusahaan juga memiliki kebijakan-kebijakan mengenai batasan persetujuan/otorisasi untuk transaksi kredit maupun yang bukan transaksi kredit. Pilar 3: Identifikasi, Pengukuran dan Pengawasan Perusahaan memiliki perangkat untuk mengidentifikasi, mengukur dan mengawasi risiko terutama risiko kredit dan risiko operasional melalui mekanisme pelaporan dan system informasi manajemen yang ada serta melalui pertemuan berkala Komite Audit dan Manajemen Risiko Perusahaan. Selain itu, sistem teknologi informasi utama Perusahaan mampu menyediakan data/informasi secara cepat, akurat dan real time online kepada pihak manajemen. Pilar 4: Pengendalian Internal Perusahaan memiliki Divisi Audit Internal yang secara independen melaporkan proses dan hasil pemeriksaannya kepada Dewan Komisaris dan Direktur Utama. Akuntabilitas dari Divisi Audit Internal mencakup:

b.



Menyediakan penilaian atas kecukupan dan efektifitas dari semua proses yang ada di dalam Perusahaan;



Melaporkan masalah-masalah penting yang terkait dengan proses pengendalian aktivitas-aktivitas di dalam Perusahaan termasuk perbaikan yang potensial terhadap proses-proses tersebut; dan



Koordinasi dengan fungsi pengendali dan pengawasan lainnya (manajemen risiko, kepatuhan, hukum dan audit eksternal).

Klasifikasi Manajemen Risiko Manajemen risiko modal Perusahaan mengelola risiko modal untuk memastikan bahwa mereka akan mampu untuk melanjutkan keberlangsungan hidup, selain memaksimalkan keuntungan para pemegang saham melalui optimalisasi saldo utang dan ekuitas. Struktur modal Perusahaan terdiri dari pinjaman, dalam hal ini utang bank dan surat berharga utang yang diterbitkan (Catatan 16 dan 22) dan ekuitas yang terdiri dari modal ditempatkan dan disetor, tambahan modal disetor dan saldo laba (Catatan 24 dan 25). Dewan Direksi Perusahaan secara berkala melakukan penelaahan atas struktur pemodalan Perusahaan. Sebagai bagian dari review ini, Dewan Direksi mempertimbangkan biaya permodalan dan risiko yang berhubungan. Berdasarkan Pasal 46 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia No. 29/POJK.05/2014 tanggal 19 November 2014 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan, jumlah maksimum gearing ratio adalah sebesar 10. Gearing ratio pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut: Tidak Diaudit 30 Juni 2017 Rp'000 Pinjaman Modal

3.915.721.812 3.905.052.090

Gearing ratio

1,00

- 61 -

Diaudit 31 Desember 2016 Rp'000 2.742.189.440 3.798.931.024 0,72

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)

Risiko pasar Risiko pasar merupakan risiko yang terutama disebabkan karena perubahan tingkat bunga, nilai tukar mata uang Rupiah terhadap mata uang lainnya, harga komoditas dan harga modal atau pinjaman, yang dapat menimbulkan kerugian bagi Perusahaan. Dalam perencanaan usaha Perusahaan, risiko pasar yang memiliki dampak langsung kepada Perusahaan adalah dalam hal pengelolaan tingkat bunga. Terkait eksposur tingkat bunga dalam mata uang asing, Perusahaan menerapkan pengelolaan tingkat suku bunga kredit yang variabel yang direview 3 bulanan. Sumber pendanaan dalam mata uang asing berasal dari modal sendiri yang sebagian besar dari penerimaan angsuran nasabah dalam mata uang asing. Untuk modal kerja, utang dan surat berharga utang yang diterbitkan, Perusahaan berusaha mengurangi risiko tingkat suku bunganya dengan cara mendapatkan struktur pinjaman dengan suku bunga yang kompetitif. Dengan pola aktivitas usaha yang dijalankan Perusahaan saat ini, risiko pasar Perusahaan adalah minimal. Tabel berikut menggambarkan rincian aset dan liabilitas keuangan Perusahaan yang dikelompokkan menurut mana yang lebih awal antara tanggal repricing atau tanggal jatuh tempo kontraktual untuk melihat dampak perubahan tingkat suku bunga pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016: Tidak Diaudit 30 Juni 2017 Suku bunga variabel Kurang dari 3 bulan Rp' 000 Aset keuangan Kas dan setara kas Investasi jangka pendek Piutang sewa pembiayaan Piutang pembiayaan konsumen Tagihan anjak piutang Piutang lain-lain Jumlah Liabilitas keuangan Utang bank Surat berharga utang yang diterbitkan - bersih Biaya masih harus

26.062.798 26.062.798

1.228.232.635 -

Suku bunga tetap

>3-12 bulan Rp' 000

>1-5 tahun Rp' 000

>5 tahun Rp' 000

-

-

-

406.252.909 554.668.244 230.942.378

604.343.370 1.250.457.136 971.799.672

1.032.384.039 2.905.278.118 29.122.779

1.816.084 -

26.062.798 2.042.980.318 4.712.219.582 1.231.864.829

-

-

-

1.886.506

4.439.836

10.917.366

864.578

18.108.286

-

-

-

1.193.750.037

2.831.040.014

3.977.702.302

2.680.662

8.031.235.813

-

283.547.287

670.174.933

931.361.546

-

3.216.769.917

698.951.895

-

698.951.895

96.527.778 -

6.925.738 -

Kurang dari 3 bulan Rp' 000

-

-

3-12 bulan Rp' 000

1-5 tahun Rp' 000

>5 tahun Rp' 000

-

-

-

-

Jumlah Rp' 000

dibayar Jumlah

3.334.941 1.231.567.576

96.527.778

6.925.738

-

6.393.736 289.941.023

670.174.933

1.630.313.441

-

9.728.677 3.925.450.489

Jumlah-bersih

(1.205.504.778)

(96.527.778)

(6.925.738)

-

903.809.014

2.160.865.081

2.347.388.861

2.680.662

4.105.785.324

Jumlah Rp' 000

Diaudit 31 Desember 2016 Suku bunga variabel Kurang dari 3 bulan Rp' 000

Suku bunga tetap

>3-12 bulan Rp' 000

>1-5 tahun Rp' 000

>5 tahun Rp' 000

Kurang dari 3 bulan Rp' 000

-

-

-

348.622.008 518.675.079 1.253.961.252

71.230.370 437.116.586 1.286.045.896 66.753.190

10.395.640 674.966.702 1.966.037.972 22.786.692

-

-

-

1.899.663

2.990.201

11.138.842

1.159.855

17.188.561

28.226.162

-

-

-

2.123.158.002

1.863.136.243

2.685.325.848

1.159.855

6.701.006.110

557.916.667

140.972.222

-

212.434.347

564.185.663

509.480.410

-

2.043.896.280

-

-

698.293.160

-

698.293.160

dibayar Jumlah

2.237.324 560.153.991

140.972.222

58.906.971

-

4.789.731 217.224.078

913.889 565.099.552

1.207.773.570

-

7.940.944 2.750.130.384

Jumlah-bersih

(531.927.829)

(140.972.222)

(58.906.971)

-

1.905.933.924

1.298.036.691

1.477.552.278

1.159.855

3.950.875.726

Aset keuangan Kas dan setara kas Investasi jangka pendek Piutang sewa pembiayaan Piutang pembiayaan konsumen Tagihan anjak piutang Piutang lain-lain Jumlah Liabilitas keuangan Utang bank Surat berharga utang yang diterbitkan - bersih Biaya masih harus

28.226.162 -

58.906.971 -

-

- 62 -

-

3-12 bulan Rp' 000

1-5 tahun Rp' 000

>5 tahun Rp' 000 -

-

28.226.162 81.626.010 1.460.705.296 3.770.758.947 1.343.501.134

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)

Aset dan liabilitas keuangan Perusahaan yang terpapar risiko suku bunga atas nilai wajar dan risiko suku bunga atas arus kas dijelaskan dalam Catatan 7,8,9 dan 16. Analisis sensitivitas Sensitivitas Suku Bunga Tabel berikut menyajikan dampak dari kemungkinan perubahan tingkat suku bunga terhadap pendapatan sebelum pajak untuk periode 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016. Tidak Diaudit 30 Juni 2017 Peningkatan 14 bps Rp'000 Pengaruh terhadap laba sebelum pajak

Penurunan 14 bps Rp'000

(136.766)

136.766

Diaudit 31 Desember 2016 Peningkatan 85 bps Rp'000 Pengaruh terhadap laba sebelum pajak

(2.603.154)

Penurunan 85 bps Rp'000 2.603.154

Tidak ada dampak lain pada laba dan rugi Perusahaan selain dari yang sudah mempengaruhi laba sebelum pajak. Analisis ini mengasumsikan bahwa semua variabel lainnya tetap konstan. Sensitivitas Mata Uang Asing Tabel berikut menunjukkan, dampak dari kemungkinan perubahan kurs mata uang Dollar Amerika Serikat terhadap Rupiah terhadap pendapatan sebelum pajak untuk periode 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016. 30 Juni 2017 Mata uang asing Dollar Amerika Serikat

Kenaikan (penurunan)

Sensitivitas dari laba rugi sebelum pajak 30 Juni 2017

0,10%/(0,10%)

(600)/600 Diaudit 31 Desember 2016

Mata uang asing Dollar Amerika Serikat

Kenaikan (penurunan) 2,35%/(2,35%)

Sensitivitas dari laba rugi sebelum pajak 31 Desember 2016 (15.226)/15.226

Risiko kredit Risiko kredit merupakan risiko yang timbul sebagai akibat kegagalan atau potensi kegagalan nasabah (counterparty) memenuhi liabilitasnya secara penuh sesuai perjanjian. Risiko kredit merupakan risiko utama Perusahaan dimana Perusahaan menawarkan jasa kredit bagi masyarakat yang hendak memiliki produk. Dengan demikian, Perusahaan menghadapi risiko seandainya konsumen tidak mampu memenuhi liabilitasnya dalam melunasi kredit sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati antara konsumen dengan Perusahaan. Perusahaan juga menerapkan Pedoman Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah yang diatur oleh Peraturan Menteri Keuangan No. 30/PMK.010/2010 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah bagi Lembaga Keuangan Non Bank dan Peraturan Ketua Bapepam-LK No. PER-05/BL/2011 tentang Pedoman Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah bagi Perusahaan Pembiayaan.

- 63 -

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)

Tabel berikut menggambarkan jumlah risiko kredit dan konsentrasi risiko atas piutang (setelah dikurangi kerugian cadangan penurunan nilai) yang dimiliki Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016:

Piutang sewa pembiayaan Tidak Diaudit 30 Juni 2017 Rp'000 Korporasi Individu Jumlah

Diaudit 31 Desember 2016 Rp'000

1.288.442.996 711.258.508 1.999.701.504

952.514.072 472.990.316 1.425.504.388

Piutang pembiayaan konsumen Pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016, konsentrasi risiko atas piutang pembiayaan konsumen yang dimiliki Perusahaan adalah berbagai individu yang telah memenuhi kualifikasi kredit dari Perusahaan. Jumlah risiko kredit masing – masing sebesar Rp 4.571.655.792 ribu dan Rp 3.683.789.127 ribu. Transaksi anjak piutang Pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 konsentrasi risiko atas anjak piutang yang dimiliki Perusahaan adalah berbagai korporasi yang telah memenuhi kualifikasi kredit dari Perusahaan. Jumlah risiko kredit masing-masing sebesar Rp 1.170.739.450 ribu dan Rp 1.287.360.609 ribu. Tabel di bawah menunjukkan kualitas kredit dari aset keuangan (tanpa cadangan kerugian penurunan nilai) pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016: Tidak Diaudit 30 Juni 2017 Belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai High Grade Medium Grade Low Grade Unrated Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Kas dan setara kas

28.427.930

-

-

-

Telah jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai Rp'000

Mengalami penurunan nilai

Jumlah

Rp'000

Rp'000

-

-

28.427.930

Piutang sewa pembiayaan

1.115.254.970

340.144.240

307.913.922

230.434.364

5.954.008

43.278.814

2.042.980.318

Piutang pembiayaan konsumen

3.426.403.627

363.553.814

353.247.719

421.962.500

6.488.132

140.563.790

4.712.219.583

375.369.399

312.487.457

78.060.338

404.822.256

61.125.379

1.231.864.829

Tagihan anjak piutang Piutang lain-lain Jumlah

18.108.286 4.963.564.212

-

1.016.185.511

661.161.641

730.457.202

417.264.396

244.967.983

18.108.286 8.033.600.945

Diaudit 31 Desember 2016 Belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai High Grade Medium Grade Low Grade Unrated Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Kas dan setara kas Piutang sewa pembiayaan Piutang pembiayaan konsumen Tagihan anjak piutang Piutang lain-lain Jumlah

30.322.531

-

-

-

Telah jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai Rp'000

Mengalami penurunan nilai

Jumlah

Rp'000

Rp'000

-

-

30.322.531

590.410.005

168.109.371

132.251.402

84.477.899

-

485.456.619

1.460.705.296

2.570.973.583

396.902.734

437.649.367

271.865.461

-

93.367.802

3.770.758.947

301.676.192

546.995.912

28.091.612

-

465.737.418

1.342.501.134

-

1.219.034

20.192.813

-

1.045.780.873

6.624.480.721

18.973.779 3.512.356.090

-

1.112.008.017

569.900.769

- 64 -

384.434.972

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)

Kualitas kredit berdasarkan golongan aset keuangan diklasifikasikan sebagai berikut: 1.

Pinjaman diberikan dan piutang Kualitas kredit dari piutang sewa pembiayaan, piutang pembiayaan konsumen, dan tagihan anjak piutang dinilai berdasarkan banyaknya dan jumlah hari delay selama masa tenor pembayaran. Kredit grading atas piutang-piutang tersebut akan berdasarkan parameter yang akan dijelaskan sebagai berikut: Gabungan Kualitas Kredit: High Grade Medium Grade

Low Grade

2.

jumlah kali delay rendah + jumlah hari delay rendah jumlah kali delay sedang + jumlah hari delay sedang, jumlah kali delay rendah + jumlah hari delay sedang jumlah kali delay sedang + jumlah hari delay rendah jumlah kali delay rendah + jumlah hari delay tinggi, jumlah kali delay tinggi + jumlah hari delay rendah jumlah kali delay sedang + jumlah hari delay tinggi, jumlah kali delay tinggi + jumlah hari delay tinggi jumlah kali delay tinggi + jumlah hari delay sedang

Investasi jangka pendek Kualitas kredit dari investasi jangka pendek dinilai berdasarkan peringkat yang dikeluarkan oleh Pefindo. Peringkat dari Pefindo diklasifikasikan sebagai berikut:

Kualitas Kredit

Keterangan

Tingkat idAAA

Obligasi kualitas tertinggi yang menawarkan tingkat terendah dari risiko investasi. Emiten dianggap sangat stabil dan dapat diandalkan

idAA+ idAA High grade

Obligasi yang berkualitas tinggi oleh semua standar, tapi membawa tingkat yang sedikit lebih besar dari risiko jangka panjang investasi

idAAidA+ idA

Obligasi dengan banyak kualitas investasi yang positif

idAidBBB+ idBBB

Obligasi kualitas kelas menengah, kondisi saat ini dinilai mencukupi namun tidak dapat diandalkan dalam jangka panjang

idBBBidBB+ Medium Grade

idBB

Obligasi dengan fundamental spekulatif, kepastian pembayaran kembali di masa mendatang hanya moderat

idBBidB+ idB

Obligasi yang tidak dianggap sebagai investasi yang menarik, sedikit jaminan pembayaran jangka panjang

idB-

Low Grade

idCCC

Obligasi berkualitas buruk, emiten mungkin dalam default atau berisiko menjadi default dan level terendah dalam kelas obligasi

- 65 -

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)

Agunan Dalam rangka mitigasi risiko kredit, salah satu bentuk upaya yang dilakukan Perusahaan adalah dengan meminta nasabah memberikan agunan yang akan digunakan sebagai jaminan atas pelunasan fasilitas pembiayaan yang telah diberikan oleh Perusahaan jika nasabah mengalami kesulitan keuangan yang menyebabkan nasabah tidak dapat melunasi kewajibannya kepada Perusahaan. -

Piutang Tanah dan Bangunan Mesin Kendaraan Kapal Alat berat

Prosedur penilaian jaminan untuk tanah dan bangunan maupun mesin menggunakan nilai pasar. Berikut adalah portofolio kredit yang dimiliki Perusahaan beserta agunan yang menjadi jaminannya dengan pengelompokan berdasarkan jenis kredit yang diberikan:

Eksposur piutang Nilai Jaminan Eksposur jumlah kredit tanpa jaminan Bagian tanpa jaminan dari Eksposur kredit (%) Tanah dan bangunan Kendaraan Mesin Kapal Lainny a: Saham Alat berat Piutang Jumlah

Eksposur piutang Nilai Jaminan Eksposur jumlah kredit tanpa jaminan Bagian tanpa jaminan dari Eksposur kredit (%) Nilai Jaminan Tanah dan bangunan Kendaraan Mesin Kapal Lainny a: Alat berat Piutang Jumlah

Kredit Korporasi

Kredit SMB (Bisnis Kecil Menengah) dan Komersial

Rp'000

Rp'000

Tidak Diaudit 30 Juni 2017 Kredit Eceran/ Konsumsi Rp'000

Kredit Karyawan

Jumlah

Rp'000

Rp'000

2.539.552.442 3.233.912.478 -

735.292.705 1.358.489.024 -

4.712.219.582 7.958.364.788 -

15.932.882 19.916.102 -

8.002.997.611 12.570.682.392 -

321.630.639 324.162.183 132.295.575 506.474.014

15.403.200 1.312.108.409 4.929.950

161.229.281 7.797.135.507 -

17.478.015 2.438.087 -

515.741.135 9.435.844.186 137.225.525 506.474.014

146.000.000 263.519.031 1.539.831.036 3.233.912.478

23.487.465 1.358.489.024

7.958.364.788

19.916.102

146.000.000 287.006.496 1.539.831.036 12.570.682.392

Kredit Korporasi

Kredit SMB (Bisnis Kecil Menengah) dan Komersial

Rp'000

Rp'000

2.324.961.668 3.246.236.806 -

478.244.762 952.155.478 -

Diaudit 31 Desember 2016 Kredit Eceran/ Konsumsi

Kredit Karyawan

Jumlah

Rp'000

Rp'000

Rp'000

3.770.758.947 7.161.409.457 -

16.345.368 18.064.969 -

6.590.310.745 11.377.866.710 -

122.310.286 153.216.253 206.832.554 673.458.827

13.204.000 899.441.060 6.663.600 -

104.773.622 7.056.635.835 -

15.297.904 2.767.065 -

255.585.812 8.112.060.213 213.496.154 673.458.827

359.051.601 1.731.367.285 3.246.236.806

32.846.818 952.155.478

7.161.409.457

18.064.969

391.898.419 1.731.367.285 11.377.866.710

- 66 -

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)

Risiko Iikuiditas Risiko likuiditas merupakan risiko yang mana Perusahaan tidak memiliki sumber keuangan yang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan kas untuk menyalurkan dana untuk menjadi aset keuangan lainnya. Risiko tersebut dapat diatasi oleh Perusahaan karena dalam pemberian fasilitas pembiayaan kosumen, selain menggunakan dana sendiri, Perusahaan juga membina kerjasama dengan beberapa bank nasional dan bank pemerintah maupun bank asing dalam bentuk fasilitas penerusan pinjaman untuk pembiayaan (chanelling) maupun demand loan dan term loan. Perusahaan juga mempunyai fasilitas pinjaman rekening koran yang dapat ditarik setiap waktu untuk memenuhi kebutuhan dana selama minimal 5 hari kerja. Perusahaan memiliki rasio likuiditas yang sangat sehat. Perbandingan liabilitas terhadap ekuitas Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 masing-masing sebesar 90,77% dan 77,53%. Dalam hal perbandingan liabilitas terhadap jumlah aset pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 masingmasing sebesar 47,58% dan 43,67%. Tabel berikut merupakan rincian sisa jatuh tempo kontrak untuk liabilitas keuangan non-derivatif dengan periode pembayaran yang disepakati milik Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016. Tabel telah disusun berdasarkan arus kas tidak terdiskonto dari liabilitas keuangan berdasarkan tanggal awal di mana Perusahaan harus melakukan pembayaran. Tabel ini mencakup arus kas bunga dan pokok. Apabila arus kas bunga menggunakan tingkat bunga variabel, maka jumlah terdiskonto berasal dari kurva suku bunga pada akhir periode pelaporan. Jatuh tempo kontrak didasarkan pada tanggal awal Perusahaan mungkin akan diminta untuk membayar. Tidak Diaudit 30 Juni 2017

Aset keuangan Tanpa suku bunga Kas dan setara kas Piutang lain - lain Suku bunga v ariabel Kas dan setara kas Piutang sewa pembiay aan Suku bunga tetap Kas dan setara kas Piutang sewa pembiay aan Piutang pembiay aan konsumen Tagihan anjak piutang Piutang lain - lain Jumlah

Sampai dengan 1 bulan

> 1 bulan s.d 3 bulan

> 3 bulan s.d 12 bulan

> 1 tahun s.d 5 tahun

> 5 tahun

Jumlah

Rp'000

Rp'000

Rp'000

Rp'000

Rp'000

Rp'000

-

-

2.365.132 26.904.991

2.365.132 -

487.152

26.417.839

26.062.798 8.232.558

2.005.529

9.080.747

34.184.131

-

26.062.798 53.502.965

327.062.733

187.945.739

732.688.020

1.111.790.951

-

2.359.487.443

352.574.234 30.547.097 357.828

425.641.221 223.515.390 1.528.678

1.722.240.811 1.071.388.175 3.080.786

3.324.563.043 34.367.875 10.917.366

1.805.876 864.578

5.826.825.185 1.359.818.537 16.749.236

747.202.380

841.123.709

3.564.896.378

4.515.823.366

2.670.454

9.671.716.287

Liabilitas keuangan Tanpa suku bunga Utang premi asuransi Utang lain-lain kepada pihak ketiga Suku bunga v ariabel Utang bank Biay a masih harus dibay ar Suku bunga tetap Utang bank Surat berharga utang y ang diterbitkan Biay a masih harus dibay ar

Jumlah

Perbedaan jatuh tempo

-

58.763.436

-

-

-

58.763.436

-

-

148.508.424

5.757.168

8.417.224

134.334.032

601.288.191 9.705.556

626.944.444 8.377.725

97.222.222 7.501.203

6.250.000 1.299.435

-

1.331.704.857 26.883.919

94.454.690

187.135.430

670.952.946

939.463.723

-

1.892.006.789

15.081.714

28.222.267

700.000.000 111.763.125

127.482.389

-

700.000.000 282.549.495

726.287.319

917.860.526

1.721.773.528

1.074.495.547

-

4.440.416.920

20.915.061

(76.736.817)

1.843.122.850

3.441.327.819

- 67 -

2.670.454

5.231.299.367

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) Diaudit 31 Desember 2016 Sampai dengan 1 bulan Rp'000

>1-3 bulan Rp'000

Aset keuangan Tanpa suku bunga Kas dan setara kas Piutang lain-lain

2.096.369 -

-

Suku bunga v ariabel Kas dan setara kas

28.226.162

-

>3-12 bulan Rp'000

18.478.555

-

>1-5 tahun Rp'000

71.460

-

Jumlah Rp'000

2.096.369 18.550.015

28.226.162

Suku bunga tetap Piutang sewa pembiay aan Piutang pembiay aan konsumen Tagihan anjak piutang Piutang lain-lain

173.124.180 197.710.474 14.589.178 350.091

126.043.094 385.348.067 470.976.133 1.549.572

669.647.655 1.591.580.372 920.206.781 2.990.201

729.150.927 2.414.492.152 28.614.867 12.298.697

1.697.965.856 4.589.131.065 1.434.386.959 17.188.561

Jumlah

416.096.454

983.916.866

3.202.903.564

3.184.628.103

7.787.544.987

15.590.805

18.154.876 5.492.710

110.853.233

33.270.241 5.270.061

306.661.145 8.938.049

119.254.171 23.359.850

147.048.205 34.267.531

606.233.762 71.835.491

180.157.215

250.262.413

584.514.825

426.914.606

1.441.849.059

13.172.449

42.347.164

123.248.807

700.000.000 48.116.561

700.000.000 226.884.981

247.460.771

631.856.357

961.230.886

1.356.346.903

3.196.894.917

168.635.683

352.060.509

2.241.672.678

1.828.281.200

4.590.650.070

Liabilitas keuangan Tanpa suku bunga Utang premi asuransi Utang lain-lain kepada pihak ketiga Suku bunga v ariabel Utang bank Biay a masih harus dibay ar Suku bunga tetap Utang bank Surat berharga utang y ang diterbitkan Biay a masih harus dibay ar Jumlah Jumlah - bersih

-

18.154.876 131.936.748

Risiko Operasional Risiko Operasional biasa disebabkan oleh beberapa hal seperti kekurangan dan kegagalan proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem maupun hal-hal yang lain yang dapat berdampak pada operasional perusahaan. Untuk mencegah timbulnya risiko operasional, perusahaan melakukan beberapa hal: 

Pengertian yang jelas oleh semua lini yang terkait terhadap risiko yang melekat pada setiap tahapan proses kegiatan operasional yang berhubungan terutama dengan persetujuan dan pencairan pembiayaan, pelayanan konsumen, pencatatan pembukuan dan penyusunan laporan.



Pembagian tugas yang jelas dan terpisah antara pelaksanaan dan kontrol, sebagai pelaksana, aktivitas yang dikerjakan berdasarkan Standard Operating Procedures (SOP) baku perusahaan. Sedangkan fungsi kontrol memastikan aktivitas sudah memenuhi persyaratan yang sudah digariskan oleh SOP.



Perusahaan menggunakan E- loan System agar kelangsungan dan kelancaran pengoperasian sistem dapat terjamin. Perusahaan sudah menerapkan sistem on-line dan real time sehingga dengan demikian pihak manajemen dapat memonitor seluruh aktivitas operasional secara langsung, dan dengan cepat dapat mengambil keputusan strategis dan tepat untuk memitigasi kemungkinan risiko yang terjadi akibat kelalaian, tidak berfungsinya sistem, maupun penyimpangan dari pelaksanaan SOP dan /atau kebijakan Perusahaan.



Perusahaan juga sudah menerapkan Risk Control Self Assessment (RCSA) terhadap unit kerja terkait dan melakukan tinjauan dan evaluasi periodik terhadap kebijakan-kebijakan dan SOP secara rutin.



Perusahaan senantiasa mengembangkan kemampuan dan pengetahuan karyawannya dengan berbagai pelatihan agar dapat menekan seminimal mungkin frekuensi kesalahan manusia dan sistem operasional dan dampak kerugian financial yang diakibatkan oleh hal tersebut.

- 68 -

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT)

Risiko Hukum Risiko hukum adalah risiko yang disebabkan karena adanya kelemahan aspek hukum, kelemahan aspek dokumentasi hukum atau ketidak patuhan terhadap peraturan. Risiko ini termasuk namun tidak terbatas pada risiko yang timbul dari kemungkinan terjadinya wanprestasi (default)atas kontrak / perjanjian, tuntutan hukum/gugatan dari pihak ketiga, ketidaksesuaian standar operating procedures dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, kelemahan perikatan dengan pihak ketiga, pengikatan jaminan yang tidak sempurna, ketidaksanggupan penetapan putusan pengadilan, keputusan pengadilan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan kegiatan perusahaan, atau pelanggaran terhadap ketentuan atau peraturan eksternal lainya. Manajemen risiko hukum mencakup namun tidak terbatas pada: a. Penggunaan dan penyusunan dokumen perjanjian yang sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundangan yang berlaku serta mempunyai dasar ketentuan hukum yang kuat b. Penerapan sistem pengendalian internal yang konsisten serta penerapan mekanisme uji kepatuhan (compliance review) secara berkala terhadap setiap kegiatan perusahaan atau jika diperlukan pada setiap level transaksidengan nasabah atau pihak ketiga lainnya c. Memutakhirkan perubahan kebijakan dan peraturan d. Melakukan administrasi dokumen secara tertib Risiko Reputasi Risiko Reputasi adalah risiko yang antara lain disebabkan adanya publikasi negatif yang terkait dengan kegiatan usaha perusahaan atau persepsi negatif terhadap perusahaan. Untuk meminimalisir risiko reputasi, Perusahaan harus menjaga nama baik, antara lain dengan cara melakukan publikasi secara transparan dan selektif, disamping juga melakukan proses edukasi kepada nasabah dengan meminta nasabah memahami dengan jelas atas hak dan kewajibannya dalam bertransaksi dengan Perusahaan. Dalam hal publikasi negatif mengenai Perusahaan telah terjadi, Perusahaan harus melakukan langkah-langkah penanganan antara lain klarifikasi permasalahan dengan nasabah atau pihak yang menerbitkan publikasi negatif, melakukan hak jawab serta menyelesaikan permasalahan yang terjadi dengan nasabah atau pihak ketiga lainya. Terkait risiko reputasi, Perusahaan juga telah melaksanakan program Corporate Sosial Responsibility (CSR) melalui program peduli sebagai bentuk kepedulian Perusahaan terhadap kegiatan sosial. Risiko Strategis Risiko strategis adalah risiko yang antara lain disebabkan adanya penetapan dan pelaksanaan strategi perusahaan tidak tepat, pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat atau kurang responsifnya perusahaan terhadap perubahan eksternal yang terjadi begitu cepat. Pengelolaan risiko strategis dilakukan terutama melalui proses pengambilan keputusan yang komprehensif didukung dengan pertimbangan atas kondisi internal dan eksternal serta data yang akurat dan up to date. Risiko Kepatuhan Risiko kepatuhan merupakan risiko yang disebabkan karena Perusahaan tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku yang akan berdampak kepada kegiatan usaha Perusahaan. Pengelolaan risiko kepatuhan dilakukan dengan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik dengan menerapkan praktik-praktik yang baik dalam menjalankan kegiatan usaha untuk selalu mematuhi dan melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku.

42. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN DAN PERSETUJUAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan dari halaman 2 sampai 69 merupakan tanggung jawab manajemen, dan telah disetujui oleh Direksi untuk diterbitkan pada tanggal 21 Juli 2017.

- 69 -