Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain
PUSAT TUMBUH KEMBANG ANAK Hervira Alifiani P.
Yuni Maharani S.Sn, MT.
Program Studi Desain Interior, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Email:
[email protected]
Kata Kunci : anak, interaksi dengan orang tua, pusta tumbuh kembang
Abstrak Saat ini, kehidupan masyarakat dikota besar di Indonesia terutama kalangan menengah atas semakin menyadari tingkat kesehatan anak. Sedini mungkin anak – anak diperhatikan tumbuh kembangnya. Disatu sisi akibat kesibukan orang tua bekerja, waktu yang dapat dimanfaatkan oleh orang tua dan anak menjadi berkurang. Sayangnya fenomena ini belum terfasilitasi, dengan belum adanya fasilitas yang lengkap didalam suatu tempat, mengingat kehidupan masyarakat dikota besar pada umumnya menginginkan suatu solusi sekaligus. Pusat Tumbuh Kembang Anak ini merupakan salah satu fasilitas publik sebagai jawaban atas masih sedikitnya fasilitas yang mapu mewadahi aktivitas tumbuh kembang anak dengan mengangkat tema hubungan interaksi antara orang tua dan anak.
Abstract Nowadays, the upper middle big cities people's in Indonesia are tends to consider their children's health. As possible from an early age, parents concern of development and the growth of children. Due to busy working parents, there is reduced time for parents and children together. This phenomenon has not been facilitated yet, with the absence of comprehensive facilities within a place, given a demand of one stop solution. Children’s Development and Growth Center is one of public facilities in response to a complete facility that embodies the activities of children with the theme of the interaction among kids and parents.
1. Pendahuluan Sebagai salah satu negara berkembang, beberapa tahun belakangan ini mulai muncul kesadaran dalam masyarakat di Indonesia untuk lebih memberikan perhatian khusus terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak-anaknya baik secara fisik, mental / psikologis maupun social. Selain karena faktor kemajuan tingkat taraf kehidupan masyarakat, secara global masyarakat yang menginginkan kehidupan yang lebih baik semakin menyadari bahwa kemajuan suatu bangsa juga ditentukan dari sumber daya manusianya yang berkualitas layaknya negara-negara maju lainnya. Sumber daya manusia yang berkualitas mulai tentu saja harus dibentuk sejak tahun-tahun pertama kehidupan anak. Tahun-tahun pertama kehidupan seorang anak merupakan fase-fase yang sangat kritis dan penting dalam hal tumbuh kembang fisik, mental dan psikososial yang berjalan sedemikian cepatnya sehingga keberhasilan tahun-tahun pertama untuk sebagian besar menentukan masi depan anak sebagai generasi penerus bangsa. Kelainan atau penyimpangan apapun bila tidak diintervensi secara dini dengan baik pada saatnya dan tidak terdeteksi secara nyata mendapatkan perawatan yang bersifat purna, yaitu promotif, preventif dan rehabilitatif akan memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya (Sunarwati, 2007). Keadaan tiap anak yang dilahirkan dengan kondisi fisik, mental dan psikologis yang berbeda-beda membuat orang tua ingin mendeteksi kelainan atau penyimpangan pada anak, apakah anak tersebut normal dan ingin mengembangkan bakat serta kecerdasan lainnya atau membutuhkan bantuan atau intervensi lainnya baik secara fisik dan ataupun psikologis dengan harapan dapat tumbuh berkembang optimal fisiknya, mentalnya dan sosialnya sehingga akan menjadi manusia yang produktif bagi keluarga, lingkungan sekitar dan bangsa. Namun, walaupun tingkat kesadaran para orang tua semakin tinggi, keberadaan tempat yang lengkap bagi kegiatan untuk memfasilitasi perhatian khusus terhadap tumbuh kembang anak di Indonesia pada umumnya orang tua masih masih sebatas merujuk pada rumah sakit ibu dan anak sehingga bila dilakukan pemeriksaan terhadap anak dan tidak terdapat tenaga ahli yang diperlukan maka orang tua harus pergi ketempat lain sebagai rujukan dokter. Padahal dengan semakin berharganya waktu mobilitas orang tua dijaman sekarang ini, mengadakan suatu pusat tumbuh kembang anak yang lengkap merupakan suatu kebutuhan dan dari segi kekhususan suatu tempat menjadiakan pusat tumbuh kembang anak berbeda dengan pelayanan dan rumah sakit ibu dan anak yang lebih umum. Selain itu dalam hal stimulasi mental anak, pada umumnya pendidikan tidak melibatkan orang tua sehingga orang tua menyerahan peran pendidikan sepenuhnya kepada pengasuh / pengajar. Sehingga orang tua tidak mengetahui sejauh apa perkembangan anaknya dan pendidikan atau kegiatan apa yang cocok bagi anaknya, dan anak merasa orang tua
hanya menerima nilai – nilai saja pada akhirnya tanpa tahu apakah anak mengalami kesulitan atau tidak dalam suatu proses dan tidak berani mengemukakan pendapat yang sebenarnya.
Diagram 1. Hubungan antara kebutuhan dasar anak dan lingkungannya (Ismael. S:1991)
Tujuan perancangan kali ini adalah untuk menghasilkan suatu desain ruang yang sesuai dengan kebutuhan aktivitas pusat tumbuh kembang anak. Sehingga ruangan dapat memfasilitasi aktivitas promotif, preventif, dan rehabilitatif tumbuh kembang anak didalamnya dengan baik dan secara psikologis membuat pengguna, terutama anak-anak yang datang untuk merasa tidak takut dan nyaman sehingga anak-anak tidak akan segan untuk datang kembali dalam memfasilitasi tumbuh kembangnya yang berkelanjutan. a.
b.
c.
d.
e.
Apa saja fasilitas utama dan tambahan yang dibutuhkan bagi suatu pusat tumbuh kembang anak Hal-hal apa saja yang menjadikan pusat tumbuh kembang ini sebagai sebuah pusat yang mampu memfasilitasi kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan sebagai sebuah pusat tumbuh kembang sehingga berbeda dengan rumah sakit ataupun rumah sakit ibu dan anak. Bagaimana suatu desain yang baik bagi aktivitas pusat tumbuh kembang anak Suatu desain yang baik selain menarik dan dianggap bagus secara visual tentu saja diharuskan dapat mendukung aktivitas yang terjadi didalam pusat tumbuh kembang anak ini secara efisien sehingga masingmasing aktivitas dapat secara optimal tercapai tujuannya. Bagaimana suatu desain interior yang menarik yang mampu membuat anak-anak merasa nyaman dan senang Anak-anak sebagai obyek utama dari pusat tumbuh kembang ini merupakan pribadi yang belum dewasa dan emosi yang masih belum stabil, sehingga mudah sekali terpengaruh oleh lingkungannya. Dalam aktivitas promotif, preventif, dan rehabilitatif didalamnya untuk mencapai hasil yang optimal tentu saja dibutuhkan tingkat kedatangan yang berkelanjutan / rutin sehingga lingkungan yang dibuat haruslah menyenangkan dan tidak menakutkan bagi anak-anak. Bagaimana membuat suatu nilai tambah bagi pusat tumbuh kembang anak Sebagai suatu fasilitas center / pusat yang baik adalah bagaimana memanfaatkan dengan maksimal aktivitasaktivitas apa saja yang dapat diadakan didalamnya yang berkaitan satu dan lainnya dan bermanfaat sehingga dari sisi pengguna hal ini merupakan suatu penghematan waktu serta inovasi dan bagi pemilik merupakan suatu nilai tambah bagi pendapatannya. Bagaimana peran orang tua dalam tumbuh kembang anak terhadap fasilitas pusat tumbuh kembang anak ini Selain peran tenaga ahli dalam pusat tumbuh kembang anak, peran orang tua yang juga berpengaruh dalam tumbuh kembang anak akan difasilitasi dalam rancangan ini sehingga memotivasi dan mengajak para orang tua untuk ikut terlibat dalam tumbuh kembang anak-anaknya.
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1| 2
Hervira Alifiani P.
Digram 2. Hubungan antara Kebutuhan Dasar Anak dan Pengimplementasiannya didalan fasilitas Pusat Tumbuh Kembang Anak
2. Proses Studi Kreatif KEBUTUHAN DASAR ANAK Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang secara umum digolongkan menjadi 3 kebutuhan dasar: a. Kebutuhan fisik-biomedis (Asuh) Meliputi: o
Pangan / gizi
o
Perawatan kesehatan dasar
o
Tempat tinggal yang layak
o
Sanitasi
o
Sandang
o
Kesegaran jasmani / rekreasi
b. Kebutuhan emosi / kasih saying (Asih) Pada Tahun-tahun pertama kehidupan, hubungan yang erat, mesra dan selaras antara ibu / pengganti ibu dengan anak merupakan syarat yang mutlak untuk menjamin tumbuh kembang yang selaras baik fisik, mental maupun psikososial. Berperannya dan kehadiran orang tua terutama ibu sedini dan selanggeng mungkin akan menjalin rasa aman bagi bayinya. Ini diwujudkan dengan kontak fisik (kulit / mata) dan spikis sedini mungkin. Kasih saying dari orang tua akan menciptakan ikatan yang erat (bonding) dan kepercayaan dasar (basic trust). c. Kebutuhan akan stimuli mental (Asah) Stimulasi mental merupakan cikal bakal dalam proses belajar (pendidikan dan pelatihan) pada anak. Stimulasi mental inimengembangkan perkembanga mental psikososial: kecerdasan, keterampilan, kemandirian, kretivitas, agama, kepribadian, moral-etika, produktivitas dan sebagainya. CIRI PERKEMBANGAN ANAK Tabel. 1 Ciri perkembangan anak usis 0 – 2 tahun
Intelektual
Fisik
Sosial
Emosi
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 3
Eksplorasi dengan tangan dan
Belajar mengangkat kepala
Menangis
Mengimitasi ekspresi wajah
adalah
komunikasi
utama ketika kebutuhannya tidak
mulut
terpenuhi Mendorong,
melempar,
mengguncang, menjatuhkan dan
Belajar berguling dan duduk ~ 6
Bubbling / berbicara tidak jelas
bulan
meletakkan sesuatu didalam mulut Menyembunyikan sesuatu untuk
Belajar merangkak, berjalan 2 – 3
Bermain didekat anak lain tapi
melatih
langkah ~ 12 bulan
tidak bermain bersama (parallel)
kemampuan
mencari
barang Melatih penggunaan barang sehari
Berlari, menendang, naik dan
- hari
turun tangga, berpegangan dengan tangan orang lain ~ 24 bulan
Saat umur 2 tahun setidaknya sudah memilik 50 kosakata
Tabel. 2 Ciri perkembangan anak usis 3– 5 tahun
Intelektual Bermain
imajinasi
Fisik merupakan
suatu perkembangan yang terlihat
Mampu
Sosial
melompat,
memanjat,
nerayun
Interaksi
Emosi
dengan
anak
lain
Anak – anak dengan mudah pindah diantara realita dan fantasi.
meningkat
Tidak
tahu
perbedaan
natara
fantasi dan realita. Menamakan
warna
dan
perhitungan sederhana
Menggambar
seseorang
dan
Perkembangan meningkat
belajar menggunakan gunting
social melalui
yang
Ikuti emosi anak denga serius,
bermain
beberapa anak usia pra sekolah bis amenjadi liar dzn kemarahan yang
imajinasi dan fantasi
panjang. Sering
Mengerti konsep waktu
frustasi
karena
ingin
Belajar
untuk
bertemu
dan
melakukan sesuatu secara fisik
menyelesaikan konflik / masalah
perkembangan
namun belum sanggup sehingga
tanpa banyak emosi
intelektual dengan membacakan
banyak terjadi kegagalan dna jatuh
Stimulasi
secara keras Saat umur 5 tahun setidaknnya sudah memiliki 2500 kosakata
Tabel. 3 Ciri perkembangan anak usis 6 – 9 tahun
Intelektual
Fisik
Sosial
Emosi
Belajar membaca secar abertahap
Banyak kemampuan fisik yang
Beradaptasi
berkembang
hubungan, dapat juga menghadapi
menjadi
konflik
perhatian
dalam
dengan
suatu
teman
Anak – anak masih egois, ingin yang
pertama
dan
sepermainannya Mengerti menikmati
konsep
waktu
mendengar
dan
tentang
Belajar berguling dan duduk ~ 6
Banyak anak yang kompetitif,
Anak – anak akan cemberut,
argumen dan memberontak bila
kuatir,
menggerutu
terhadap
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1| 4
Hervira Alifiani P. masa lampau Menggabungkan
bulan pikiran
dan
tubuh akan membantu anak untuk
kalah dalam suatu kegiatan.
Banyak
belajar
kekecewaan
keseimbangan
pada kursi, tempat – tempat tinggi
belajar Dapat menghitung hingga 100 (6
Suka bergerak, tidak suka duduk
tahun) dan mulai belajar perkalian
sehingga masa-masa sekolah bisa
(9tahun)
menjadi susah untuk beberapa anak
Tabel. 4 Ciri perkembangan anak usis 10 – 12 tahun
Intelektual
Fisik
Kebanyakan anak akan menikmati
Belajar
aspek belajar
personal
Sosial
tentang
kebersihan
Emosi
Tekanan teman sekelompok lebih
Sensistif
besar, lebih sering mengerjakan sesuatu secar bersama
Banyak pikiran yang terpengaruh
Tanda – tanda pubrtas mulai
Mulai terlihat tanda anak yang
oleh teman
terlihat
menjauh dari orang tua
Berpikir konkrit menjadi berpikir
Beberapa
abstrak
dengan lambat atau cepat, atletik
anak
Mudah terluka
berkembang
maupun kurang atletik, tertarik terhadap martial arts Bisa menjadi suka atau benci
Berlari, menendang, naik dan
terhadap sekolah
turun tangga, berpegangan dengan tangan orang lain ~ 24 bulan
Tabel. 1 Tabel hubungan mengenai pentinganya kedekatan hubungan antara orang tua dan anak (Ebrahim GJ: 1982) bahwa keluarga merupakan tempat menimba pengalaman yang tak ternilai bagi anak. No.
Biologi
Sosio-Kultural
Psikologis
Ekonomi
Pendidikan Persiapan untuk kehidupan diwaktu dewasa kelak
1
2
Melakukan aktivitas dan istirahat
Transfer tradisi, adat istiadat, bahasa
Membentuk kepribadian dan rasa percaya diri
Mengetahui perolehan penghasilan dan bagaimana pengalokasiannya
Perawatan kesehatan dan pencegahan
Membentuk norma – norma dari perilaku yang diterima oleh masyarakat
Kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain diluar keluarganya
Pengaturan keuangan agar bisa menabung untuk masa depan
Mengerti peranan orang dewasa
Rencana – rencana atau investasi keluarga yang lainnya
Memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berguna dikemudian hari
3 Makanan bergizi bagi anggota keluarga
4
Proses sosialisasi
Pembentukan perkembangan emosi dan intelektual dari anggota keluarganya
Pengasuhan anak dan kasih sayang
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 5
AKTIVITAS KEGIATAN PUSAT TUMBUH KEMBANG ANAK a. Pemenuhan Kebutuhan Asuh Fasilitas Klinik Kesehatan Anak diadakan sebagai pemenuhan kebutuhan akan fisik atau biomedis bagi anak. Kesehatan yang diperhatikan sedini mungkin dengan memerhatikan factor pengguna utama yaitu anak sehingga perancangan dibuat menarik dan nyaman bagi anak. b. Pemenuhan Kebutuhan Asih Fasilitas Area Bermain diadakan sebagai pemenuhan kebutuhan akan emosi atau kasih sayang bagi anak. Hal ini didapatkan dari area fasilitas bermain yang menjadikan permainan sebagai fasilitas interaksi antara orang tua dan anak sehingga emosi dan perasaan satu sama lain dapat tersalurkan. c. Pemenuhan Kebutuhan Stimulasi Mental Fasilitas Ekstrakurikuler dan Area bermain diadakan sebagai pemenuhan kebutuhan akan stimulasi mental bagi anak. Pada kegiatan ekstrakurikuler, mental anak diasah bagaimana mengerjakan suatu kegiatan yang bermanfaat dengan benar, sedangkab pada permainan mental anak diasah sehingga bagaimana anak dapat menyelesaikan permainan dengan tekun dan tidak gegabah dalam menyelesaikan cotoh kasus pada suatu permainan.
3. Hasil Studi dan Pembahasan KONSEP Konsep yang digunakan pada perancangan kali ini adalah hal – hal yang membuat anak merasa percaya sehingga bisa merasa nyaman dan mampu aktif dalam kegiatan yang dikerjakan sehinga kemudian anak menjadi senang. Hal ini didasarkan pada pengalaman anak – anak yang mudah menyerap pengalaman pada kali pertama mendatangi suatu tempat, sehingga dilakukan suatu pendekatan desain yang mampu menghasilkan suasanan yang nyaman dan menyenangkan bagi anak. Gaya Desain Perancangan Pusat Tumbuh Kembang Anak ini dirancang untuk kenyamanan bagi anak – anak sebagai objek pengguna desain. Maka dengan tema colorful, digunakan Konsep yang digunakan pada perancangan kali ini adalah hal – hal yang membuat anak merasa percaya sehingga bisa merasa nyaman dan mampu aktif dalam kegiatan yang dikerjakan sehinga kemudian anak menjadi senang. Bentuk ruangan yang digubah dan terpisah merupakan suatu motivasi bagi anak untuk menjelajah ruangan tersebut lebih dalam lagi dengan membuat penasaran atau tidak terlihat secara keeluruhan dari satu sudut.
Gambar 5.1 Dari salah satu tampak terlihat menggunakan warna – warna yang berwarna warni.
Konsep Bentuk Berdasarkan jiwa anak – anak yang masih polos dan sederhana, maka diterapkan bentuk – bentu dari geometris sederhana. Semua ruangan digubah sedemikian rupa menggunakan bentuk – bentuk geometris, terutama pada area bermain,, seperti tempat duduk yang menggunakan bentuk lingkaran atau pada ruang perpustakaan pada area lemari buku ruangan dibuat seperti wajah anak laki – laki dan perempuan yang dapat terlihat dari cermin pada ceiling yang Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1| 6
Hervira Alifiani P.
dibuat dari bentuk – bentuk geometris sederhana. Dalam implementasi desain kemudian diadaptasi pada hampir seluruh gubahan ruang dan furnitur.
Gambar 5.2 Implementasi bentuk pada area bermain yang menggunakan bentuk – bentuk geometris seperti lingkaran, persegi baik dalam bentuk furniture maupun gubahan ruang.
Konsep Warna dan Material Bagi anak – anak, warna – warna yang cerah dapat membangkitkan semangat. Oleh karena kesan anak – anak yang masih berjiwa polos maka digunakan warna primer dan warna sekunder serta warna – warna yang identik dengan alam / diasosiasiakn dengan lingkungan sekitar yang mudah dimengerti oleh anak – anak. Pemilihan warna juga didasari atas suasana yang dibutuhkan dalam ruang tersebut. Material yang digunakan berdasarkan penempatannya dalam ruang : Ceiling -GRc Penggunaan material GRC ini merupakan material yang lebih tahan air dari gypsum board. Material ini diterapkan pada seluruh ruangan. Dinding -Dinding gypsum board Dinding gypsum board digunakan pada sebagian besar bangunan pada perancangan ini. Penggunaan gypsum board pada gubahan ruang memudahkan untuk membentuk ruang yang banyak menggunakan bentuk lengkungan. Lantai - Parquet Parquet digunakan pada area bermain yang merupakan area yang lebih santai, sehingga tercipta kesan yang hangat dan ramah. - Carpet Karpet digunakan pada area sirkulasi, sehingga pergerakan anak – anak lebih aman dan nyaman - Linoleum digunakan pada area aktivitas disuatu ruang, dengan digunakan motif – motif yang menyenangkan dan tidak keras, maka linoleum digunakan. - Keramik Keramik digunakan pada area dapur, toilet, cafetaria serta lobby yang membutuhkan material lantai yang tahan lama. Penerapan konsep warna yang menggunakan warna – warna yang cerah dan menyenangkan diterapkan pada keseluruhan ruang kegiatan anak. Pada tema colorful ini, digunakan finishing material yang apat menonjolkan warna – warna cerah tersebut sehingga menarik perhatian. Maka dipilihlah finishing dengan menggunakan bahan yang mengkilap, seperti cat duco, kecuali pada ruang istirahat dan area klinik yang menggunakan warna – warna lebih hangat atau tenang. Hal ini digunakan selain untuk mengistirahatkan mata yang membutuhkan area netral dalam suatu waktu, juga pada area klinik agar anak- anak lebih tenang dan tidak termotivasi untuk melakukan aktivitas – aktivitas lainnya.
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 7
Gambar 5.3 Gambar impLementasi warna dan material dalam ruang eksplorasi musik
Konsep Pencahayaan Pencahayaan terbagi menjadi 2, yaitu alami dan buatan. Masing – masing memiliki kesan dan manfaat yang berbeda. Walaupun anak – anak membutuhkan sinar matahari yang banyak, namun karena area ini berada didalam ruangan maka semaksimal mungkin memanfaatkan sinar matahari yang masuk melalui jendela. Pada pencahayaan buatan, pencahayaan umum dipilih sebab secara umum membutuhkan pencahayaan yang terang dan merata.
Gambar 5.4 Gambar implementasi pencahayaan pada ruang permainan labyrinth, sinar matahari dapat masuk dari jendela
Konsep Furnitur Penggunaan bentuk furniture disesuaikan dengan konsep bentuk berupa bentuk bentuk geometris dan berupa funitur built-in maupun modular.
Gambar 5.5 Gambar implementasi konsep furniture yang mengikuti konsep geometris.
Konsep Keamanan Konsep keamanan ini merupakan pengamanan apabila terjadi bencana kebakaran. a. Menyediakan alat pemadam kebakaran sebagai elemen dalam interior, seperti: -
Fire hydrant , alat pemadam kebakaran permanen yang di letakan di lokasi strategis dan mudah di jangkau. Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1| 8
Hervira Alifiani P.
-
Fire extinguisher, alat pemadam portable yang berupa tabung dengan kandungan gas karbon monoksida atau buih untuk memadamkan api
-
Water sprinkler, yaitu alat pemadam kebakaran yang bekerja secara otomatis akan memercikan air pada suhu tertentu.
-
Smoke detector dan Heat detector, adalah pendeteksi awal resiko terjadi kebakaran
-
Fire alarm, terhubung pada alat deteksi maupun terpasang di lokasi rawan kebakaran untuk dinyalakan secara manual dengan cara memecahkan kaca kemudian menekan tombol yang kemudian akan menyalakan suara tanda bahaya (siren/sirine).
b. Menyediakan jalur evakuasi yang memadai seperti: tangga kebakaran dengan pintu tahan api, koridor dengan lebar yang memadai dan lain sebagainya. c. Menyediakan sarana dan alat bantu evakuasi seperti : -
Sign System
-
Alat Komunikasi darurat
-
Sistem pengendalian asap
Disediakan pula emergency lamp dan emergency line dari bahan fluorescent di dinding dan lantai sehingga pada saat listrik padam maka pengunjung dapat segera menuju lokasi pintu keluar darurat.
Gambar 5.6 Implementasi keamanan pada terowongan, seperti garis fluorescent pada dinding dan lampu emergency
4. Penutup / Kesimpulan Sebagai suatu fasilitas yang menjadikan anak – anak sebagai pengguna utama, maka diperlukan suatu perancangan yang menjadikan anak – anak menyukai hal – hal yang terjadi didalamnya. Oleh karena itu dibutuhkan suatu ide dan solusi yang mampu memfasilitasinya, terutama pada desain kali ini sebagai suatu area kegiatan yang mendukung tumbuh dan kembang anak dengan issue yang ingin diangkat adalah bagaimana suatu kegiatan antara anak dan orang tua dapat meningkatkan interaksi sehingga menjadi lebih dekat, yaitu mendukung dari segi psikososialnya. Selain itu fasilitas – fasilitas di dalam area ini, terutama area bermain yang dibuat dengan tema khusus yaitu menggunakan permainan yang digunakan bersama orang tua dan anak maka selain jelas bahwa sangat terbatas sekali untuk menggunakan alat permainan yang sudah ada dipasaran, maka dibutuhkan ide – ide kreatif yang berkelanjutan untuk mengganti permainan selanjutnya dengan memanfaatkan bentuk dan sirkulasi ruang. Ucapan Terima Kasih Artikel ini didasarkan kepada catatan perancangan dalam MK Tugas Akhir Program Studi Desain Interior FSRD ITB. Proses pelaksanaan Tugas Akhir ini disupervisi oleh pembimbing Yuni Maharani S.Sn, MT.
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 9
Daftar Pustaka Einon, Dorothy. 2008. Learning Early. Jakarta: Dian Rakyat Nirwana, Ade Benih. 2011. Psikologi Bayi, Balita, dan Anak. Jakarta: Nuha Medika Exley, Peter and Sharon. 2007. Design For Kids. Australia: The Image Publishing Group Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Djambatan http://www.wikipedia.com http://www.whitehutchinson.com/leisure/articles/edutainment.shtml http://www.whitehutchinson.com/news/lenews/2007_may_june/article102.shtml#article http://duniapsikologi.dagdigdug.com/2008/11/19/tugas-tugas-perkembangan-anak/ http://duniapsikologi.dagdigdug.com/2008/11/19/pengertian-anak-tinjauan-secara-kronologis-dan-psikologis/ http://www.infed.org/thinkers/gardner.htm http://www.parentfurther.com/ages-stages/0-2 http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs332/en/index.html
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1| 10