JURNAL PERMATA INDONESIA Volume 7, Nomor 1, Mei 2016 ISSN 2086 – 9185
Halaman : 35 - 49
RATA-RATA KENAIKAN BERAT BADAN ANTARA PEMAKAIAN KB SUNTIK KOMBINASI DENGAN DMPA DI RUMAH BERSALIN AMANDA SLEMAN TAHUN 2014-2015 Paradian Setya Dewi1, Amalina Tri Susilani2, Harpeni Siswatibudi3 Program Studi D-III Kebidanan Politeknik Kesehatan Permata Indonesia
Abstrak : Efek samping kontrasepsi suntik yang paling tinggi frekuensinya adalah kenaikan berat badan. Efek berlanjut dari kenaikan berat badan adalah obesitas yaitu dapat menimbulkan peningkatan lemak darah, tekanan darah tinggi, jantung koroner, dan stroke. Hormon progesteron merupakan salah satu penyebab terjadinya kenaikan berat badan. Mengetahui perbedaan rata-rata kenaikan berat badan antara pemakaian KB suntik kombinasi dengan DMPA di RB Amanda tahun 2014-2015. Jenis penelitian analitik observasional dengan rancangan cross sectional. Sampel penelitian ini adalah akseptor KB suntik kombinasi 50 akseptor dan KB suntik DMPA 50 akseptor. Pengambilan sampel dilakukan dengan tehnik purposive sampling. Menggunakan data sekunder. Sampel objek yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dicatat dalam lembar observasi. Data dianalisa menggunakan analisis univariat dan bivariat menggunakan Mann Whitney U Test dengan α = 0,05. Umur terbanyak yaitu pada usia 20-30 tahun sebanyak 34 akseptor (68%). Berdasarkan status pekerjaan yang paling banyak adalah ibu rumah tangga berjumlah 34 akseptor (68%) dan jumlah kelahiran atau paritas terbanyak adalah primipara (1 kelahiran) berjumlah 37 akseptor (74%). Terdapat hubungan positif yang sangat lemah antara umur, pekerjaan, dan paritas terhadap kenaikan berat badan yaitu KB Suntik DMPA (R2 = 0,023) 97,7 % dan KB suntik kombinasi (R2 = 0,039) 96,1 %. Berdasarkan analisis uji statistik menggunakan Mann Whitney U Test dengan α (0,05) didapatkan hasil P-value(0,000) < α (0,05) berarti Ho ditolak artinya ada perbedaan yang bermakna secara statistik pada rata-rata kenaikan berat badan antara pemakaian KB suntik kombinasi dengan DMPA di RB Amanda Sleman tahun 2014-2015 (P-value= 0,000). Terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik pada rata-rata kenaikan berat badan antara pemakaian KB suntik kombinasi dengan DMPA di RB Amanda Sleman tahun 2014-2015. Kata Kunci: KB Suntik Kombinasi dan DMPA, Berat Badan, Akseptor KB Abstract : Side effects of injectable contraceptives highest frequency is weight gain. The ongoing effects of weight gain is obesity that can cause an increase in blood fats, high blood pressure, coronary heart disease, and stroke. The hormone progesterone is one of the causes of weight gain. To determine the average difference in weight gain between the use of injections of DMPA in combination with RB Amanda year 2014-2015. Observational analytic research with cross sectional design. Samples were planning acceptors acceptors and 50 combined injectable DMPA injections of 50 acceptors. Sampling was done by purposive sampling technique. Using secondary data. Samples objects that meet the inclusion and exclusion criteria noted in the observation sheet. Data were analyzed using univariate and bivariate analysis using the Mann Whitney U Test with α = 0.05. Age Most ie at the age of 20-30 years as many as 34 acceptors (68%). Based on the status of the job that most of the housewives totaled 34 acceptors (68%) and the highest number of births or parity is
primiparas (1 births) amounted to 37 acceptors (74%). There is a very weak positive relationship between age, occupation, and parity to weight gain ie KB Injectable DMPA (R2 = 0.023) of 97.7% and injectables combination (R2 = 0.039) 96.1%. Based on the analysis of statistical tests using the Mann Whitney U Test with α (0.05) obtained value P-value (0.000) <α (0.05) and the value of Z count (-7.432)> Z table (-3.4) means Ha acceptable means no statistically significant difference in average weight gain between the use of injections of DMPA in combination with RB Amanda Sleman years 2014-2015 (P-value = 0.000).Conclusion: There is statistically significant difference in average weight gain between the use of injections of DMPA in combination with RB Amanda Sleman years 20142015. Keywords: KB Inject Combination and DMPA, Weight, Acceptors KB Efek samping kontrasepsi suntik
PENDAHULUAN Kenaikan berat badan dan obesitas
yang paling tinggi frekuensinya adalah
dapat menjadi keluhan yang mengganggu.
kenaikan berat badan. Efek berlanjut dari
Di Amerika Serikat kenaikan berat badan
kenaikan berat badan adalah obesitas yaitu
dan obesitas menjadi masalah kesehatan
dapat menimbulkan peningkatan lemak
masyarakat yang paling penting. Lebih
darah, tekanan darah tinggi, jantung
dari 60% populasi orang AS mengalami
koroner, dan stroke (U.S Departement
kenaikan berat badan dan obesitas.
Health and Human Service, 2012). Namun
Di Indonesia gabungan kategori
tidak
semua
pengguna
akseptor
KB
berat badan lebih dan obesitas sebesar
mengalami kenaikan berat badan. Berat
21,7% dengan prevalensi tertinggi obesitas
badan merupakan ukuran antropometrik
adalah provinsi Sulawesi Utara (37,1%)
terpenting
dan terendah adalah 13,0% di propinsi
peningkatan
Nusa Tenggara Timur. Pre-valensi obesitas
jaringan yang ada pada tubuh, antara lain
pada
(16,3%)
tulang, otot, lemak, cairan tubuh dan lain-
perempuan
(26,9%)
lain (Hartanto, Keluarga Berencana dan
2010).
Sebagian
laki-laki
dibanding
lebih
(RISKESDAS,
rendah
yang
merupakan
atau
Kontrasepsi,
penurunan
2004).
hasil semua
Umumnya
pertambahan berat badan dan obesitas
pertambahan berat badan
dapat disebabkan oleh retensi cairan, tetapi
besar, bervariasi antara kurang dari satu
cenderung
kilogram sampai lima kilogram dalam
terjadi
akibat
peningkatan
pertama.
Sebuah
tidak terlalu
asupan makanan, namun satu kontributor
tahun
penelitian
potensial untuk kenaikan berat badan pada
melaporkan
remaja dan perempuan dewasa adalah efek
bulanan meningkatkan berat badan lebih
penggunaan kontrasepsi hormonal (Clark
dari 2,3 kilogram pada tahun pertama dan
MK et al, 2008).
meningkat 7,5 kilogram selama enam
pemakaian kontrasepsi tiga
tahun (Wiknjosastro, 2006). Sedangkan pemakaian meningkat
cyclofem rata-rata
berat
36
bulan
wanita
yang
menggunakan kontrasepsi suntik DMPA
kilogram tahun pertama pemakaian, dan
rata-rata berat badan mereka meningkat
terus bertambah selama tahun kedua
(5,1 kg), lemak tubuh (4,1 kg), persen
(Varney, 2007).
lemak tubuh (+ 3,4%), dan rasio lemak yang
hingga
selama
tiga
Wanita
dua
badan
Pada penelitian Berenson (2009)
menggunakan
kontrasepsi Depo medroxy progesterone
pusat-ke-perifer (0,1) (Berenson body image , 2009).
acetate (DMPA) atau dikenal dengan KB
Pada penelitian di BPS Enny
suntik tiga bulan, rata-rata mengalami
Juniati Sutorejo Surabaya didapat jumlah
peningkatan berat badan sebanyak 11 pon
pada
atau
Desember 3054 akseptor dengan data
5,5
kilogram,
dan
mengalami
bulan
peningkatan lemak tubuh sebanyak 3,4%
sebagai
dalam
(85,8%),
waktu
tiga
tahun
pemakaian,
Januari
berikut
:
sampai
kontrasepsi
kontrasepsi
pil
(13,8%),
kontrasepsi
oleh University of Texas Medical Branch
implant (0,06%). Kontrasepsi suntik yang
(UTMB) (Mansjoer, 2003). Sedangkan
mengalami
pada kontrasepsi suntik bulanan efek
(68,6%), spotting (19,1%), amenorhea
samping terhadap berat badan sangatlah
(21,3%). Kontrasepsi pil yang mengalami
ringan,
peningkatan berat badan (47,3%), spotting
pertambahan
berat
badan sedikit (Hartanto, H, 2003).
berat
badan
IUD yang mengalami peningkatan berat
DMPA
(Depo
acetate)
dapat
amenorhea
merangsang pusat pengendali nafsu makan
kontrasepsi
di
menyebabkan
peningkatan berat badan (50%), spotting
akseptor makan lebih banyak dari biasanya
(50%), amenorhea (0%) (Prabowo et al,
(Hartanto, H, 2004). Dimana pada setiap
2008).
medroxy
hormonal
peningkatan
kontrasepsi
(31,2%), amenorhea (21,3%). Kontrasepsi
Hormon yang terkandung dalam kontrasepsi
(0,2%),
suntik
berdasarkan penelitian yang dilakukan
umumnya
IUD
bulan
progesterone
hipothalamus
yang
badan
(42,8%),
spotting
(28,6%). implant
yang
(28,6%), Sedangkan mengalami
sisi hipothalamus tampak adanya suatu
Berdasarkan data BKKBN tentang
area hipothalamus lateral yang besar, area
hasil pencapaian peserta KB berdasarkan
ini terutama untuk mempengaruhi rasa
tempat pelayanan per-Kabupaten atau kota
lapar,
di Yogyakarta sampai dengan Oktober
haus,
(Guytom, 2002).
dan
hasrat
emosional
2014 yaitu total 434.349 jumlah akseptor alat kontrasepsi di Kabupaten Sleman
sebanyak
121.630
akseptor,
Bantul
berat badan antara pemakaian KB suntik
sebanyak 113.221 akseptor, Gunung Kidul
kombinasi dengan DMPA di Rumah
109.119 akseptor, Kulonprogo 54.643
Bersalin Amanda tahun 2014-2015.
akseptor, dan Kota Yogyakarta sebanyak 35.736
akseptor
(BKKBN,
2014).
Sedangkan pencapaian penggunaan alat
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian
KB di Kabupaten Sleman sampai dengan
Penelitian
ini
menggunakan
bulan Oktober 2014 yaitu suntik 56.481
analitik
(46,44%), AKDR 32.865 (27,02%), Pil
mengetahui perbedaan rata-rata kenaikan
1.378 (9,35%), Kondom 9.015 (7,41%),
berat badan antara akseptor KB suntik
MOW 5.763 (4,74%), AKBK 5.392
kombinasi
dengan
(4,43%), dan MOP 763 (0,61%) (BKKBN,
penelitian
ini
2014).
sectional. Berdasarkan
data
observasional
yaitu
DMPA.
menggunakan
untuk
Desain cross-
pencapaian
penggunaan alat kontrasepsi di Kabupaten
Populasi dan Sampel
Sleman, kontrasepsi suntik menempati
Populasi
dalam
penelitian
ini
urutan pertama. Akan tetapi di samping
adalah semua ibu akseptor KB suntik di
banyaknya peminat kontrasepsi suntik,
Rumah Bersalin Amanda pada bulan
terdapat
yang
januari 2014 sampai dengan Desember
menyertai. Para ahli mengatakan jika kadar
2015. Populasi akseptor suntik sebanyak
progesteron yang lebih dapat menurunkan
3120 akseptor. Peneliti mengambil sampel
proses metabolisme dalam tubuh yang
sebanyak 100 akseptor yaitu 50 akseptor
memicu
dan
KB suntik Kombinasi dan 50 akseptor KB
meningkatkan nafsu makan (US News and
suntik DMPA yang sesuai dengan kriteria
Report, 2009).
inklusi dan ekslusi. Pengambilan sampel
beberapa
kekurangan
timbunan
lemak,
Dari hasil studi pendahuluan di Rumah Bersalin Amanda,
akseptor KB
menggunakan rumus Slovin dengan teknik purposive sampling.
suntik yang berkunjung per-bulan rata-rata 260
akseptor.
kombinasi
Akseptor
KB
suntik
Instrumen Pengumpulan Data
rata-rata 52 akseptor dan
Instrumen dalam penelitian ini
akseptor KB suntik DMPA rata-rata 208
adalah catatan medik akseptor KB suntik
akseptor per bulan. Berdasarkan latar
digunakan untuk mengetahui sejauh mana
belakang tersebut, maka penulis ingin
peningkatan berat badan akseptor KB
meneliti apakah ada rata-rata kenaikan
suntik.
variabel yaitu Rata-Rata kenaikan berat badan
Pengolahan dan Analisa Data Dari
sampel
yang
terpilih
antara
pemakaian
KB
suntik
kombinasi dengan DMPA, menggunakan
menggunakan catatan medik akseptor KB
Mann Whitney U Test digunakan untuk
yang melakukan suntik ulang memeriksa
menganalisis perbedaan peningkatan berat
data yang memenuhi kriteria inklusi dan
badan akseptor kontrasepsi suntik satu
ekslusi
data
bulanan dengan tiga bulanan dengan
menurut jenisnya dengan memberikan
tingkat kemaknaan atau kesalahan 5%
kode pada masing-masing data. Jenis KB
(0,05).
data.
Mengklasifikasikan
suntik kombinasi diberi kode 1 dan KB suntik DMPA diberi kode 2. Data yang
HASIL
dilihat yaitu umur, pekerjaan, paritas, berat
1.
badan awal, dan berat badan setelah 12
Analisa Univariat a. Karakteristik Sampel Penelitian
kali suntikan. Setelah data terkumpul
Penelitian telah dilakukan
memindahkan data menurut jenis KB
pada 100 akseptor suntik: 50
suntik kombinasi dan suntik DMPA ke
akseptor suntik kombinasi dan 50
dalam master tabel dan menyusun data
akseptor suntik DMPA di RB
dalam
Amanda,
bentuk
tabel
untuk
diuji
signifikasinya. Analisa data menggunakan analisa
Patukan,
Ambarketawang,
Gamping,
Sleman,
Penelitian
Yogyakarta.
univariat digunakan untuk mengetahui
dilakukan pada tanggal 5 April
distribusi dan proporsi dari tiap variabel
2016 sampai dengan 5 Mei 2016.
bebas (KB suntik kombinasi dan suntik
Karakteristik
DMPA) dan variabel terikat (kenaikan
Berdasarkan KB Suntik, Umur,
berat badan), dan analisis bivariat adalah
Pekerjan, Paritas disajikan dalam
suatu analisis yang digunakan untuk
tabel berikut:
Sampel
Penelitian
mengetahui keeratan hubungan antara 2
Tabel 4. 1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik dibedakan Menurut Jenis KB, Umur, Pekerjaan, dan Paritas
Karakteristik Umur
< 20
Jenis KB n = 100 Kombinasi DMPA f % f % 4 8 1 2
Pekerjaan
Paritas
20-30 > 30 PNS / TNI / POLRI Pegawai/Karyawan/Swasta Wiraswasta IRT Primipara Multipara
Berdasarkan tabel 4.1 diketahui karakteristik adalah
umur
akseptor
KB
34 12 5 14 1 30 37 13
68 24 10 28 2 60 74 26
24 25 1 13 2 34 14 36
48 50 2 26 4 68 28 72
paling banyak yaitu IRT berjumlah
terbanyak
34 akseptor (68%) dan paritas
suntik
terbanyak terdapat pada akseptor
kombinasi yang berumur 20-30
KB
suntik
kombinasi
yaitu
tahun yaitu 34 akseptor (68%).
primipara berjumlah 37 akseptor
Berdasarkan status pekerjaan, pada
(74%).
akseptor KB suntik DMPA yang
b. Rata-rata kenaikan berat badan pada akseptor KB suntik kombinasi dan DMPA.
Tabel 4. 2 Rata-rata Kenaikan Berat Badan pada AkseptorKB Suntik Kombinasi dan DMPA Jenis KB Suntik
BB Awal Mean ± Std Kombinasi 47,69 3,76 DMPA 49,33 2,62 Berdasarkan tabel 4.2 dapat
BB Sekarang Kenaikan BB Mean Mean ± Std ± Std 49,12 1,51 3,64 0,70 53,62 4,15 2,91 1,77 kombinasi dan DMPA adalah 4,15
diketahui bahwa rata-rata kenaikan
kg. Terlihat bahwa pada pengguna
berat badan pada mereka yang
KB suntik DMPA lebih besar
menggunakan
dibanding pengguna KB suntik
KB
suntik
kombinasi adalah 1,51 kg yang menggunakan
2.
KB
kombinasi.
suntik
Analisa Bivariat a. Hubungan Karakteristik Umur, Pekerjaan, dan Paritas dengan Kenaikan Berat Badan
Tabel 4. 3 Hubungan Karakteristik Umur, Pekerjaan, dan Paritas dengan Kenaikan Berat Badan Kenaikan Berat Badan Umur
Kombinasi
0,486
Pekerjaan
0,644
Paritas
0,366
Sig
Dari
data
menggunakan
R
DMPA
R Square
Sig
R
R Square
0,151
0,023
0,422 0,196
0,039
0,599 0,696
tabel
uji
4.3
Sedangkan untuk akseptor
multiple
KB suntik DMPA menunjukkan
regresion
menunjukkan
adanya
adanya
hubungan
hubungan
positif
sangat
sangat
lemah
yang
positif
yang
antara
umur,
lemah antara umur, pekerjaan, dan
pekerjaan, dan paritas terhadap
paritas terhadap kenaikan berat
kenaikan berat badan yaitu (R =
badan
0,151).
yaitu
(R
=
0,196).
Sumbangan
umur,
Sumbangan umur, pekerjaan, dan
pekerjaan, dan paritas terhadap
paritas terhadap kenaikan berat
kenaikan berat badan yaitu 99,85%.
badan
Paritas,
yaitu
99,8%.
Paritas,
pekerjaan,
dan
pekerjaan, dan umur memberikan
memberikan
kontribusi sebesar 0,039 atau 3,9%
0,023 atau 2,3% terhadap kenaikan
terhadap kenaikan berat badan pada
berat badan pada akseptor suntik
akseptor suntik kombinasi, berarti
DMPA, berarti 97,7 % kenaikan
96,1%
berat
kenaikan
dipengaruhi
oleh
berat
badan
variabel
lain
kontribusi
umur
badan
variabel
sebesar
dipengaruhi
lain
selain
oleh
paritas,
pekerjaan, dan umur R2 (0,039).
selain paritas, pekerjaan, dan umur R2 (0,039).
b. Perbedaan Rata-rata Kenaikan Berat Badan antara Pemakaian KB Suntik Kombinasi dengan DMPA.
Tabel 4. 4 Perbedaan Rata-rata Kenaikan Berat Badan Antara Akseptor KB Suntik Kombinasi dengan DMPA Jenis KB Suntik Kombinasi
Mean 1,51
± Std 0,69
Z
p-value
-7,432 DMPA
Berdasarkan
4,15
tabel
0,000
1,77
4.4
a. Umur
menggunakan Mann Whitney U
Berdasarkan
tabel
4.1
Testdengan tingkat kemaknaan α
diketahui
(0,05) didapatkan nilai p-value
terbanyak
(0,000) < α (0,05) dan nilai Z
suntik kombinasi yang berumur 20-
hitung (-7,432) > Z tabel (-3,9)
30 tahun yaitu 34 akseptor (68%).
berarti Ha diterima artinya ada
Umur 20-30 tahun adalah umur
perbedaan yang bermakna secara
yang memiliki risiko tinggi untuk
statistik pada rata-rata kenaikan
mengalami proses kehamilan dan
berat badan antara pemakaian KB
persalinan.
suntik kombinasi dengan DMPA di
karakteristik adalah
Menurut
umur
akseptor KB
Prawirohardjo
RB Amanda Sleman tahun 2014-
(2010) kehamilan dan persalinan
2015.
terbaik, artinya memiliki risiko
PEMBAHASAN
paling tinggi untuk ibu dan anak
1. Karakteristik Akseptor
adalah umur 20-30 tahun. Pada
Penelitian ini menggunakan jumlah
umur
ini
diperlukan
alat
sampel 100 akseptor, 50 akseptor suntik
kontrasepsi jangka panjang yang
kombinasi dan 50 akseptor suntik
memiliki efektifitas tinggi. Suntik
DMPA
DMPA
di
Yogyakarta.
RB
Amanda,
Berdasarkan
Sleman, tabel
adalah
alat
kontaspsi
4.1
jangka panjang yang memiliki
diketahui karakteristik umur terbanyak
efektifitas yang cukup tinggi yaitu
adalah akseptor KB suntik kombinasi
0,3 kehamilan per 100 perempuan
yang berumur 20-30 tahun yaitu 34
per tahun. Alat kontrasepsi DMPA
akseptor (68%). Berdasarkan status
juga
pekerjaan, pada akseptor KB suntik
perempuan
DMPA yang paling banyak yaitu IRT
tahun
berjumlah 34 akseptor (68%) dan
Kontrasepsi
paritas terbanyak terdapat pada akseptor
merupakan metode suntikan yang
KB suntik kombinasi yaitu primipara
pemberiannya tiap bulan
berjumlah 37 akseptor (74%).
memiliki efektifitas cukup tinggi
dapat
digunakan
oleh
yang berumur >35
(Prawirohardjo, suntik
2010). kombinasi
yang
(0,1 - 0,4 kehamilan per 100
merupakan
perempuan) selama tahun pertama
memperoleh uang dalam rangka
penggunaan.
memenuhi kebutuhan hidup dan
Dengan
demikian
jembatan
untuk
diharapkan penggunaan KB suntik
untuk
DMPA
pelayanan
kesehatan
mencegah kehamilan yang berisiko
diinginkan.
Banyak
tinggi.
bahwa status pekerjaan yang tinggi,
dan
kombinasi
dapat
Menurut National of Health (2012)
memasuki
seseorang
usia
akan
kehilangan
otot,
tua
cenderung terutama
jika
maka
mendapatkan
boleh
banyak
tempat yang anggapan
mempunyai
karena
mampu
anak dalam
memenuhi kebutuhan hidup seharihari.
kurang aktif. Kehilangan otot akan
Kenaikan
berat
disebabkan
badan
mengurangi tingkat pembakaran
sering
karena
kalori, jika tidak dilakukan diit
kurangnya keseimbangan antara
seimbang
hal
tersebut
dapat
energi yang masuk dan energi yang
mengakibatkan
kenaikan
berat
keluar.
badan.
Jenis
pekerjaan
dapat
mempengaruhi
kenaikan
berat
Hasil uji hubungan antara
badan. Namun jenis pekerjaan
umur dengan kenaikan berat badan
bukan menjadi salah satu faktor
pada penelitian ini mendukung
penentu kenaikan berat badan.
pernyataan
Kenaikan
hitung
tersebut.
Nilai
Sig
yang dilakukan dengan
menggunakan
oleh
badan faktor
dapat lain.
multiple
Keseimbangan energi berarti energi
regresion yaitu R hitung kombinasi
yang masuk sama dengan energi
(0,196) dan R hitung DMPA
yang keluar atau yang digunakan
(0,151)
.
analisis
dipengaruhi
berat
Hasil
hitungan
dari waktu ke waktu. Jika energi
adanya
hubungan
yang masuk sama dengan yang
positif yang lemah antara umur
keluar, maka berat badan akan
dengan kenaikan berat badan.
seimbang. Jika energi yang masuk
menunjukkan
b. Pekerjaan
lebih banyak dari energi yang
Berdasarkan
4.1
keluar, maka berat badan akan
paling
berlebih. Sebaliknya jika energi
banyak yaitu IRT berjumlah 34
yang masuk lebih kecil dibanding
akseptor
dengan energi yang keluar maka
karakteristik
tabel
pekerjaan
(68%).
Pekerjaan
berat
badan
kurang
(National
Institute of Health, 2012).
seorang wanita (BKKBN, 2006). Menurut
Hasil uji hubungan antara
Prawirohardjo
paritas dapat dibedakan menjadi
pekerjaan dengan kenaikan berat
primipara,
badan
grandemultipara.
pada
penelitian
ini
(2009),
multipara, Berikut
mendukung pernyataan tersebut.
merupakan klasifikasi paritas :
Nilai Sig hitung yang dilakukan
1) Primipara
dengan
menggunakan
analisis
Primipara
adalah
wanita
multiple regresion yaitu R hitung
yang telah melahirkan seorang
kombinasi (0,196) dan R hitung
anak yang cukup besar untuk
DMPA (0,151) . Hasil hitungan
hidup di dunia luar (Varney
menunjukkan
2006)
adanya
hubungan
positif yang lemah antara umur
2) Multipara
dengan kenaikan berat badan.
Multipara
c. Paritas
adalah
wanita
yang telah melahirkan seorang Berdasarkan
karakteristik
tabel
paritas
4.1
terbanyak
terdapat pada akseptor KB suntik kombinasi
yaitu
berjumlah
37
anak
dari
satu
kali
(Prawirohardjo, 2009) 3) Grandemultipara
primipara
Grandemultipara
adalah
(74%).
yang telah melahirkan 5 orang
Selama hamil, berat badan wanita
anak atau lebih (Varney, 2006).
mendukung
akseptor
lebih
pertumbuhan
dan
Hasil uji hubungan antara
perkembangan
bayi
yang
paritas
dengan
kenaikan
dikandungnya.
Namun
setelah
badan
pada
penelitian
beberapa
wanita
mendukung pernyataan tersebut.
berat
Nilai Sig hitung yang dilakukan
dapat
dengan
berat
multiple regresion yaitu R hitung
badan maupun obesitas, terutama
kombinasi (0,196) dan R hitung
setelah
DMPA (0,151) . Hasil hitungan
melahirkan, kesulitan
menurunkan
badannya.
Hal
menimbulkan
kelebihan
beberapa
(National
ini
Institute
kehamilan of
Health,
2012).
menggunakan
menunjukkan
adanya
berat ini
analisis
hubungan
positif yang lemah antara umur Paritas adalah banyaknya
kelahiran hidup yang dipunyai oleh
dengan kenaikan berat badan.
2. Perbedaan
rata-rata
kenakan
berat
pada tahun pertama dan meningkat 7,5
badan antara pemakaian KB Suntik
kilogram
Kombinasi dengan DMPA.
(Wiknjosastro,
Permasalahan
berat
badan
selama
pemakaian
enam
2006).
cyclofem
tahun
Sedangkan berat
badan
merupakan efek samping tersering pada
meningkat rata-rata 2 hingga 3 kilogram
akseptor KB suntik (Prawirohardjo,
tahun pertama pemakaian, dan terus
2002). Dari hasil
bertambah selama tahun kedua (Varney,
penelitian
yang
dilakukan menggunakan mann whitney
2007).
u test dengan tingkat kemaknaan α
Efek samping kontrasepsi suntik
(0,05) didapatkan nilai P-value (0,000)
yang paling tinggi frekuensinya adalah
< α (0,05) dan nilai Z hitung (-7,432) >
kenaikan berat badan. Namun tidak
Z tabel (-3,9)
semua
berarti Ha diterima
pengguna
akseptor
artinya ada perbedaan yang bermakna
mengalami
secara statistik pada rata-rata kenaikan
Dalam penentuan kontrasepsi layak
berat badan antara pemakaian KB
atau tidaknya dapat ditentukan dengan
suntik kombinasi dengan DMPA di RB
diagram lingkaran kriteria kelayakan
Amanda Sleman tahun 2014-2015.
medis dalam penggunaan kontrasepsi.
Dimana
akseptor
KB
yang
kenaikan
berat
KB badan.
Diagram lingkaran ini berisi kriteria
menggunakan KB suntik kombinasi
persyaratan
rata-rata mengalami kenaikan berat
penggunaan
badan sebesar 1,51 kg selama 1 tahun
tertentu.
pemakaian, sedangkan pada akseptor
berdasarkan Medical Eligibility Criteria
yang menggunakan KB suntik DMPA
Wheel for Contraceptive Use, 3rd
rata-rata mengalami kenaikan berat
edition (2004), salah satu pedoman
badan sebesar 4,15 kg dalam 3 tahun
WHO berdasarkan
pemakaian. Terlihat bahwa rata-rata
Pedoman ini memberikan informasi
kenaikan berat badan pada pengguna
kepada provider pelayanan Keluarga
KB suntik DMPA lebih besar dibanding
Berancana
pengguna KB suntik kombinasi.
datang dengan kondisi medis atau fisik
Hasil penelitian yang didapatkan oleh
peneliti
diperkuat
oleh
hasil
penelitian yang melaporkan pemakaian kontrasepsi tiga bulanan meningkatkan berat badan lebih dari 2,3 kilogram
medis
untuk
metode Diagram
apabila
memulai kontrasepsi
ini
dibuat
evidence-based.
seorang
wanita
tertentu apakah dapat menggunakan metode kontrasepsi tersebut dengan aman dan efektif (WHO, 2008). Penelitian
yang
hampir
sama
adalah penelitian yang dilakukan oleh
yang dilakukan oleh University of Texas
Sebagian pertambahan berat badan
Medical Branch (UTMB) dengan hasil
dan obesitas dapat disebabkan oleh
wanita yang menggunakan kontrasepsi
retensi cairan, tetapi cenderung terjadi
Depo medroxy progesterone acetate
akibat peningkatan asupan makanan,
(DMPA) atau dikenal dengan KB suntik
namun satu kontributor potensial untuk
tiga
kenaikan berat badan pada remaja dan
bulan,
rata-rata
mengalami
peningkatan berat badan sebanyak 11
perempuan
pon atau 5,5 kilogram, dan mengalami
penggunaan
peningkatan lemak tubuh sebanyak
(Clark, MK et al, 2008). Hormon yang
3,4%
bulan
terkandung dalam kontrasepsi hormonal
pemakaian. Pemakaian KB suntik 3
DMPA (Depo medroxy progesterone
bulan
acetate)
dalam
juga
waktu
tiga
berkaitan
dengan
dewasa
adalah
kontrasepsi
dapat
efek
hormonal
merangsang
peningkatan lemak perut, salah satu
pengendali
komponen dari sindroma metabolik
hipothalamus
yang berkaitan dengan peningkatan
akseptor makan lebih banyak dari
risiko penyakit jantung, stroke, dan
biasanya
diabetes. Pemakaian KB suntik 3 bulan
Berencana dan Kontrasepsi, 2004).
memiliki risiko 2 kali lipat mengalami
Dimana pada setiap sisi hipothalamus
obesitas dibanding dengan pemakaian
tampak adanya suatu area hipothalamus
kontrasepsi hormonal lainnya selama 3
lateral yang besar, area ini terutama
tahun pemakaian (Mansjoer, 2003).
untuk mempengaruhi rasa lapar, haus,
Pada penelitian Berenson (2009) selama
36
menggunakan
bulan
wanita
makan
yang
di
menyebabkan
(Hartanto,
Keluarga
dan hasrat emosional (Guytom, 2002). Perubahan
berat
DMPA rata-rata berat badan mereka
progesteron
meningkat (5,1 kg), lemak tubuh (4,1
perubahan
kg), persen lemak tubuh (+ 3,4%), dan
menjadi lemak, sehingga lemak di
rasio
(0,1)
bawah kulit bertambah. Selain itu
(Berenson et al, 2009). Namun terdapat
hormon progesteron juga menyebabkan
perbedaan penelitian dalam hal lamanya
nafsu
penggunaan KB suntik untuk tiap
menurunkan
akseptor KB suntik kombinasi yaitu 1
pemakaian suntikan menyebabkan berat
tahun pemakaian dan suntik DMPA
badan bertambah (Depkes, 1999).
maksimal 3 tahun pemakaian.
pengaruh
dapat
disebabkan
pusat-ke-perifer
oleh
badan
suntik
lemak
kontrasepsi
yang
nafsu
pusat
yang
mempermudah
karbohidrat
makan
hormon
dan
bertambah aktifitas,
gula
dan
akibatnya
Estrogen
sedikit
meningkatkan
aldesteron, jika biasanya menyebabkan
laju kecepatan metabolisme, tetapi kira-
terjadinya pengeluaran akhir natrium
kira hanya satu pertiga dan efek yang
dan air dari tubuh. Efek kelebihan
disebabkan oleh hormon kelamin pria
progesteron
yaitu hormon testosteron. Estrogen juga
metabolik
meningkatkan jumlah deposit lemak
2002). Progesteron juga dapat membuat
dalam
emosional tidak stabil maupun depresi,
jarigan
subcutan.
Sebagai
disebabkan hormon
efek
(Prawirohardjo,
akibatnya, seluruh berat jenis tubuh
wanit
wanita, dilihat dari daya apungnya di air
ataupun memiliki gangguan emosi akan
dianggap
dibandingkan
cenderung makan lebih banyak (sering
tubuh pria, yang mengandung lebih
makan), hal tersebut dapat memicu
banyak protein dan sedikit lemak.
kenaikan berat badan pada pengguna
Selain deposit lemak pada payudara dan
kontrasepsi
jaringan
(Prawirohardjo, 2010).
lebih
kecil
subcutan,
menyababkan
deposit
estrogen
juga
lemak
pada
bokong dan paha yang merupakan
sedang
stress,
suntik
marah
DMPA
KESIMPULAN
karakteristik dari sosok seorang wanita (Guyton & Hall, 1997).
yang
oleh
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada akseptor KB suntik di
Efek kelebihan estrogen karena
Rumah
Bersalin
Amanda
Sleman
retensi cairan yang di sebabkan oleh
Yogyakarta telah diperoleh 100 responden
kekurangan
dan
yang memenuhi syarat untuk dijadikan
meningkatkan
sampel yang terdii dari 50 akseptor KB
pertambahan berat badan, sakit kepala
suntik kombinasi dan 50 akseptor suntik
sebagian juga disebabkan oleh retensi
DMPA, maka dapat disimpulkan sebagai
cairan. Namun efek progesteron pada
berikut :
transport
1.
natrium
pengeluaran
yang
dapat
natrium
air
lebih
kecil
Karakteristik umur terbanyak adalah
dibandingkan dengan efek oldesteron.
akseptor KB suntik kombinasi yang
Oleh karena itulah, disamping bahwa
berumur
pada
kondisi
20-30
tahun
yaitu
34
yang
kurang
sesuai
akseptor (68%). Berdasarkan status
secara
lemah
dapat
pekerjaan, pada akseptor KB suntik
meningkatkan retensi natrium dan air
DMPA jumlah paling banyak yaitu
pada tubulus ginjal.
IRT berjumlah 34 akseptor (68%) dan
progesteron
Progesteron
juga
dapat
menghambat yang lebih kuat dari
paritas
terbanyak
terdapat
pada
akseptor KB suntik kombinasi yaitu
primipara
2.
3.
4.
berjumlah
37
akseptor
tepat.Bagi Akseptor KB Suntikdisarankan
(74%).
kepada akseptor KB suntik untuk memilih
Rata-rata berat badan akseptor KB
kontrasepsi
suntik
terutama
kombinasi
sebelum
yang
tepat
bagi
mempertimbangkan
dirinya penyakit
menggunakan KB suntik adalah 47,69
yang terkait dengan kenaikan berat badan
kg dan sesudah menggunakan KB
seperti : obesitas, peningkatan lemak
suntik adalah 49,12 kg.
darah, tekanan darah tinggi, jantung
Rata-rata berat badan akseptor KB
koroner dan stroke, dan bagi peneliti
suntik DMPA sebelum menggunakan
selanjutnyadisarankan
KB suntik adalah 49,33 kg dan
selanjutnya untuk meneliti faktor lain yang
sesudah menggunakan KB suntik
berperan mempengaruhi berat badan yang
adalah 53,62 kg
perlu dianalisa atau dikendalikan seperti
Terdapat hubungan positif yang sangat
pola makan, pemakaian obat-obatan, dan
lemah antara umur, pekerjaan, dan
aktivitas fisik agar tidak terjadi bias
paritas terhadap kenaikan berat badan
penelitian.
bagi
peneliti
yaitu suntik kombinasi (R=0,196) dan
5.
DMPA (R= 0,151).
DAFTAR PUSTAKA
Terdapat perbedaan yang bermakna
1.
secara statistik pada rata-rata kenaikan berat badan antara pemakaian KB
2.
suntik kombinasi dengan DMPA di RB Amanda Sleman tahun 2014-2015
3.
p-value (0,000) < α (0,05) dan nilai Z hitung (-7,432) > Z tabel (-3,4)
5.
SARAN Dengan penelitian ini
4.
diharapkan
dapat bermanfaat bagi Bidandisarankan agar petugas kesehatan memberikan KIE
6.
tentang efek samping kontrasepsi suntik DMPA terutama efek samping kenaikan
7.
berat badan sehingga akseptor KB suntik DMPA dapat mengontrol kenaikan berat badan atau dapat memilih kontrasepsi yang
8.
Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Berenson et al. (2009). Changes in weight, total fat, percent body fat, and central-toperipheral. BKKBN. (2001). Informasi Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. . (2002). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo . (2014). Hasil Pelayanan Peserta KB Baru (PB) Menurut Metode Kontrasepsi Oktober 2014. . (2014). PPM dan Pencapaian Peserta KB Aktif D.I. Yogyakarta Februari 2014. Yogyakarta. Clark MK et al. (2008). Weight, At Mass, And Central Distribution Of Fat Increase When Use Depot-
9.
10.
11.
12.
13. 14.
15.
16.
17.
Medroxyprogesterone Acetate For Contraception. International Journal of Obesity, 29, 1252-1258. DEPKES RI. (1999). Penanggulangan Efek Samping Komplikasi Kontrasepsi. Jakarta: Direktorat Bina Kesehatan Keluarga. Franko, S. d. (2002). Body Image Issues among Girls and Women. New York: Guilford Press. Galih Tri Utomo. (2012). Pengaruh Latihan Senam Aerobik Terhadap Penurunan Berat Badan, Persen Lemak Tubuh dan Kadar Kolesterol Pada Remaja Putri Penderita Obesitas di Sanggar Senam Studio 88 Salatiga. Garner et al. (1980). Socio-Cultural Factors In The Development Of Anorexsia Nervosa. Varney. (2007). Buku Ajar Asuhan Kebidanan edisi 4. Jakarta: EGC. WHO. (2008). Medical Eligibility Criteria Wheel for Contraceptive Use, 3rd edition (2004) and the 2008 Update. Switzerland: WHO Press. Wijayanti. (2006). Perbedaan Peningkatan Berat Badan Antara Akseptor Keluarga Berencana suntik Progesteron Tunggal dan Kombinasi Progesteron Estrogen di Klinik Kebidanan dan Reproduksi Bahagia Surakarta. UNS : Surakarta. Wikipedia Foundation Inc. (2014). Body Weight. Dipetik Desember 29, 2015, dari http://www.en.wikipedia.org Wiknjosastro. (2006). Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.