1 ANALISIS MAKNA KONOTATIF DALAM KUMPULAN CERPEN

Download Analisis semantik dengan pendekatan makna konotatif kolektif adalah salah satu cara teori untuk mengkaji mengklasifikasikan makna konotatif...

0 downloads 563 Views 500KB Size
ANALISIS MAKNA KONOTATIF DALAM KUMPULAN CERPEN SETANGKAI MELATI DI SAYAP JIBRIL KARYA DANARTO

DARUL ILMI

ABSTRACT Important researcher do this research because meaning of konotatif emerge effect of society view pursuant to cultural norms or values which go into effect in that society. This research aim to for the mendeskripsikan of form mean and manner mean collective konotatif which there are in Corps Short Story of Setangkai Jasmine In Wing of Jibril Masterpiece of Danarto.this Research type is research qualitative with descriptive method. this Research object is word, clause, pregnant sentence of meaning of konotatif collective in Corps Short Story of Setangkai Jasmine In Wing of Jibril Masterpiece of Danarto. Technique data collecting done/conducted by, ( a) read and comprehend meaning of konotatif collective, ( things b)menandai related to meaning of konotatif collective, ( c) identify data. Technique analyse data done/conducted by, ( a) mark or underline word at sentence context owning meaning of konotatif collective, ( b) note and group types mean collective konotatif, ( c) conclude result of data analysis pursuant to manner theory mean collective konotatif, ( research report d)menulis.From research in Corps Short Story of Setangkai Jasmine In Wing of Jibril Masterpiece of Danarto, found by 245 meaning form, mean leksikal 80 word, mean gramatikal 38 word, mean kontekstual 10 word, mean referensial 17 word, mean denotatif 16 word, mean konotatif 10 word, conceptual meaning 29 word, word meaning 18 word, term meaning 8 word, idiom meaning 9 word, proverb meaning 10 word. Of this research, meaning form which many in finding is meaning of leksikal, and fewest data of meaning of nonreferensial meaning and of asosiatif. Corps Short Story of Setangkai Jasmine In Wing of Jibril Masterpiece of Danarto have 204 manner mean collective konotatif that is, high konotasi 60 word, friendly konotasi 80 word, dangerous konotasi 14 word, inappropriate konotasi 11 word, harsh konotasi 12 word, hard konotasi 26 word, form konotasi go to school 1 word. Conclusion of this research is in Short Story corps of Setangkai Jasmine In Wing of Jibril Masterpiece of Danarto data which found many is friendly konotasi, and found by fewest data is school form konotasi.

1

Semantik

A. PENDAHULUAN

hubungannya

Latar Belakang Masalah Di dalam kehidupan sehari-hari

manusia

sangat

dengan

karena

erat

kehidupan

bahasa

yang

penggunaan bahasa secara lisan

digunakan manusia sebagai alat

lebih

komunikasi

banyak

daripada

secara

haruslah

memiliki

tertulis. Padahal segi-segi kehidupan

makna dengan tepat agar terjadi

manusia itu sendiri sangat kompleks

komunikasi yang efektif. Bahasa

dan luas. Sebagai alat interaksi

yang digunakan sebagai alat untuk

sosial peranan bahasa besar sekali.

menyampaikan pikiran, pengalaman

Hampir tidak ada kegiatan manusia

dan perasaan kepada teman bicara

yang berlangsung tanpa kehadiran

harus memiliki makna yang tepat

bahasa. Bahasa telah memperlancar

agar teman bicara dapat memahami

semua

pesan

kegiatan,

tidak

dibayangkan keadaan

dapat

masyarakat

kebahasaan

yang

disampaikan.

bila tidak ada bahasa. Persoalan dan hambatan

komunikasi Ketaksaan

(ambiguitas)

ada

dapat timbul dalam berbagai variasi

kemungkinan bersumber dari bahasa

tulisan atau tuturan. ketaksaan ini

itu sendiri, seperti lambang-lambang

muncul

bahasa yang dapat melambangkan

pembaca sulit untuk menangkap

dua konsep atau lebih, sebaliknya

pengertian yang disampaikan, atau

ada dua lambang atau lebih yang

yang didengar. Bahasa lisan sering

melambangkan konsep-konsep yang

menimbulkan ketaksaan sebab yang

samar-samar dan abstrak. Persoalan

didengar belum tentu tepat benar

dan hambatan itu lebih banyak

yang dimaksudkan oleh pembicara

terjadi

dari

atau penulis. Ketaksaan pada tataran

kemampuan bahasa dan bernalar

fonologi (fonetik) muncul akibat

para

berbaurnya

sebagai penuturnya

akibat yang

kurang,

bila

sehingga sering kali mereka tidak

yang

bisa membedakan

pembentukan

yang disebut

informasi dan maksud.

pendengar

bunyi-bunyi

dilafalkan, kata-kata

atau

bahasa peristiwa secara

gramatikal, pada frase yang mirip, bermakna lebih dari satu, dan kata2

kata

yang

sama

bunyinya

bisa memiliki makna positif atau

mengakibatkan salah tafsir sehingga

negatif,

komunikasi tidak berjalan dengan

kalimatnya. Berbeda dengan makna

lancar dan efektif.

denotatif, yang memberikan makna

Hubungan

dalam

kata

dalam alam wajar sesuai apa adanya

dengan maknanya memang bersifat

(makna asli), tetapi tidak memiliki

arbitrer, tidak ada hubungan wajib

nilai rasa. Misalnya, kata ramping,

antara deretan fonem pembentuk

kurus dan kerempeng mempunyai

kata itu dengan maknanya. Namun,

makna denotatif yang sama yaitu

hubungan

merujuk

Artinya,

antara

tergantung

bersifat

konvensional.

disepakati

oleh

pada

bentuk

tubuh

setiap

seseorang yang tidak gemuk. Tetapi

anggota masyarakat suatu bahasa

ketiga kata tersebut memiliki makna

untuk

hubungan,

konotatif atau nilai rasa yang tidak

komunikasi verbal yang dilakukan

sama. Kata ramping memberi rasa

akan mendapat hambatan. Oleh

yang

karena itu, dapat dikatakan secara

positif), kata gemuk tidak memiliki

sinkron

dan

nilai rasa apa-apa (tidak berkonotasi

berubah.

atau konotasi netral), dan kata

memenuhi

hubungan

maknanya

tidak

kata

akan

menyenangkan

Secara diakronis ada kemungkinan

kerempeng

bisa

menyenangkan (konotasi negatif).

berubah

sesuai

perkembangan

dengan

budaya

dan

memberi

(konotasi

Danarto

masyarakat yang bersangkutan.

lahir

rasa di

tidak Sragen

(Jawa Tengah), pada 27 juni 1940,

Makna konotatif berbeda dari

dari seorang ibu yang bernama Siti

makna lainnya. karena jenis makna

Aminah

ini muncul akibat asosiasi perasaan

pedagang eceran di pasar kabupaten.

pemakai bahasa terhadap kata yang

Ayah

didengar atau kata yang dibaca.

Hardjosoewarno,

Makna

berhubungan

sebagai buruh pabrik gula Modjo.

dengan nilai rasa si pemakai bahasa,

Danarto anak keempat dari lima

apakah perasaan senang, jengkel,

bersaudara menikah dengan Siti

gembira, atau jijik. Jadi, makna ini

Sainab Luxfiati, seorang fisikolog.

konotatif

3

yang

Danarto

bekerja

sebagai

bernama

Djokio

yang

bekerja

Cerpen-cerpennya

sudah

dengan melalui teori ini sangat tepat

diterjemahkan ke berbagai bahasa

karena makna konotasi kolektif

asing, di antaranya Abrakadabra

mengkaji tentang konotasi tinggi,

(terjemahan bahasa Inggris dari

konotasi ramah, konotasi berbahaya,

Godlob)

Aveling.

konotasi tidak pantas, konotasi tidak

Penerjemahan lainnya adalah Henry

enak, konotasi kasar, konotasi keras,

Chambert Loir (ke bahasa Prancis).

konotasi bentukan sekolah, konotasi

Berbagai

kanak-kanak, konotasi hiporistik,

oleh

Herry

hadiah

Buku

Utama

maupun hadiah pusat bahasa pada

dan konotasi nonsens.

tahun 1988 dan mendapat hadiah SEA

Writes

dari

Salah

pemerintah

satu

yang

paling

menarik pada Kumpulan Cerpen

Thailand.

Setangkai Melati di Sayap Jibril

Dari

pemaparan

atas,

Karya Danarto, cerpen Danarto

penulis tergugah untuk pengkajian

banyak diwarnai dengan unsur-

terhadap makna konotatif kolektif,

unsur mitisme dan sufisme bahkan

karena makna konotatif muncul

hal itu terasa kuat dan kental,

akibat

masyarakat

menjadi semacam aura bagi cerpen-

berdasarkan nilai-nilai atau norrma-

cerpen Danarto yang menyediakan

norma budaya yang berlaku dalam

ruang bagi berlangsungnya proses

masyarakat itu. Analisis semantik

penghayatan

dengan pendekatan makna konotatif

memiliki

kolektif adalah salah satu cara teori

pembaca untuk mengenali berbagai

untuk mengkaji mengklasifikasikan

gejala dan fenomena yang semula

makna

dan

dianggap lumrah dan biasa, hal ini

menentukan jenis makna konotasi

memotivasi penulis untuk membaca

kolektif

dalam

kumpulan cerpen karya Danarto

Kumpulan Cerpen Setangkai Melati

sekaligus melakukan penghayatan

di Sayap Jibril Karya Danarto.

analisis

Makna konotasi kolektif itu adalah

pendekatan

nilai rasa yang berlaku untuk para

Kumpulan Cerpen Setangkai Melati

anggota golongan masyarakat. Jadi,

di Sayap Jibril karya Danarto terdiri

pandangan

konotatif yang

di

kolektif terdapat

4

pengalaman

mistis,

kemungkinan

bagi

semantik konotasi

dengan kolektif.

dari dua puluh sembilan judul

dalam

penelitian ini dibatasi tiga belas

Setangkai Melati di Sayap Jibril

judul terdiri atas: Simponi Melompat

Karya Danarto?

Jendela,

Lempengan-Lempengan

Cahaya,

Paris

2.

Nonstradamus,

Kumpulan

Bagaimanakah

Cerpen

ragam

makna

konotatif kolektif yang terdapat

Pengantin, Garasi, O, Jiwa yang

dalam

Kumpulan

Cerpen

Edan, Setangkai Melati di Sayap

Setangkai Melati di Sayap Jibril

Jibril, Buku Puti Seorang Preman,

Karya Danarto?

Belimbing, Kursi Goyang, Surga

Sesuai dengan rumusan masalah

dan Neraka, Sembako, Alun-Alun

di atas maka tujuan penelitian ini

Seribu Patung. Alasan pengarang

adalah :

memilih tiga belas judul cerpen di

1.

Mendeskripsikan bentuk makna

atas karena di dalam cerpen tersebut

konotatif kolektif yang terdapat

banyak kata-kata, klausa, kalimat

dalam

yang mengandung makna konotatif

Setangkai Melati di Sayap Jibril

kolektif dari pada judul cerpen yang

Karya Danarto.

lainnya.

Kumpulan

Cerpen

2. Mendeskripsikan ragam makna

Berdasarkan latar belakang

konotatif kolektif yang terdapat

yang telah di kemukakan di atas,

dalam

maka fokus penelitian ini adalah

Setangkai Melati di Sayap Jibril

bentuk

Karya Danarto.

makna dan ragam makna

konotatif kolektif yang terdapat

Kumpulan

Berdasarkan tujuan penelitian

dalam Kumpulan Cerpen Setangkai

di

Melati

bermanfaat bagi:

di

Sayap

Jibril

Karya

Danarto. Sesuai

1.

maka

Peneliti,

penelitian

dapat

ini

menambah

pemahaman

penelitian yang telah dikemukakan

penguasaan

mengenai

di atas, maka rumusan masalah

kajian makna atau semantik,

dalam penelitian ini adalah:

terutama

Bagaimanakah

bentuk

fokus

atas,

wawasan,

1.

dengan

Cerpen

makna

konotatif,

konotatif kolektif yang terdapat 5

mengenai

dan bidang makna

2.

Mahasiswa,

bahan

metode deskriptif menurut Semi

pengayaan pengajaran bidang

(1993:33) merupakan penelitian

semantik

sebagai dan

wawasan

menambah

dan

yang dilakukan dengan tidak

pengetahuan

menggunakan angka-angka tetapi

dalam bidang ilmu semantik. 3. Guru atau dosen sebagai bahan

dengan menggunakan kedalaman

penunjang dalam mengajar demi

penghayatan terhadap interaksi

terwujudnya tujuan pendidikan terutama

bahasa

antara konsep dengan yang dikaji

Indonesia

secara empiris.

tentang makna konotatif kolektif. 4. Peneliti lain, sebagai pedoman

C. HASIL PENELITIAN

untuk masukan dan perbandingan dalam

melanjutkan

Bab

penelitian

ini

berdasarkan

bidang semantik khususnya pada

dilakukan

makna konotatif kolektif.

pembahasan

B. METODOLOGI PENELITIAN ini

temuan

penelitian dan disertai pembahasan

pada objek lain dalam kajian

Penelitian

memuat analisis secara

yang kualitatif,

ditekankan

pada

pengkajian data utama yang dapat mewakili keseluruhan data yang

bersifat

ditemukan sesuai dengan rumusan

kualitatif dengan menggunakan

masalah

yang

dikemukakan

metode deskriptif. Bogdan dan

sebelumnya pada bab ini disajikan

Taylor (dalam Moleong, 1989:3)

temuan yang sekaligus menjadi

mendefinisikan metode kualitatif

subjudul pada bab ini yaitu: (1). Bentuk Makna, dan (2). Ragam

sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan

data

Makna Konotatif Kolektif.

deskriptif

A. Deskripsi dan Analisis Data

berupa kata-kata tertulis atau lisan

dari

orang-orang

1. Bentuk Makna.

atau

perilaku yang dapat diamati. Jenis penelitian kualitatif dengan 6

karena kata berkobar baru memiliki

a. Makna Leksikal Data 1 ( SMDSJ 2001, Halaman

makna setelah berproses dengan kata

1).Ketika dirigen itu mencoba

lain. Kata berkobar memiliki makna

beranjak dari kursinya.

menyatakan kemarahan yang semakin

Pada

data

di

atas

yang

memuncak

mengandung makna leksikal adalah

dihentikan.

kata kursi. Kata kursi termasuk ke

yang

belum

bisa

c. Makna Kontekstual

dalam makna leksikal, karena kursi

Data 25 (SMDSJ 2001, Halaman 5).

sejenis perabot rumah tangga yang

Ngutil lima ratus dari dompet ibu.

dipergunakan orang untuk duduk

Pada

data

di

atas

yang

yang memiliki ciri-ciri secara umum

tergolong makna kontekstual adalah

kakinya

kata ngutil. Kata ngutil sesuai dengan

empat

dan

memakai

sandaran. Jenis perabot rumah tangga

konteksnya

ini tidak bisa terlepas dari kehidupan

dengan dompet berisi uang. Kata

manusia.

ngutil

semakin

dengan

d. Makna Referensial

berkobar. Pada

sesuai

dompet bukan dari yang lain.

Data 5 (SMDSJ 2001, Halaman 1) pertengkaran

dikatakan

berhubungan

konteksnya karena mengutil uang dari

b. Makna Gramatikal

Namun

karena

Data 2 (SMDSJ 2001, Halaman 1). data

di

atas

yang

Ketika dirigen itu mencoba beranjak

tergolong ke dalam makna gramatikal

dari kursinya.

adalah kata berkobar. Kata berkobar

Pada data di atas terdapat kata

tergolong ke dalam makna gramatikal

yang mengandung makna referensial

7

adalah kata kursi. Kata kursi tergolong

Pada data di atas terdapat kata

ke dalam makna referensial karena,

yang mengandung makna konotatif

kata kursi memiliki acuan di luar kata

adalah kata wanita. Karena, kata

tersebut. Kata kursi memiliki referen

wanita memiliki nilai rasa yang tinggi

sebagi perabotan rumah tangga.

dari pada kata perempuan. Ini terbukti

e. Makna Denotatif

tidak digunakannya kata perempuan

Data 22 (SMDSJ 2001, Halaman 4).

dalam organisasi atau instansi lainnya.

Seorang wanita yang masanya sudah g. Makna Konseptual dipetik.

Data 3 (SMDSJ 2001, Halaman 1). Pada data di atas terdapat kata

Ketika dirigen itu mencoba beranjak

yang mengandung makna denotatif

dari kursinya.

adalah kata wanita. Kata wanita pada

Pada data di atas terdapat kata

kalimat merupakan pernyataan dari

yang mengandung makna konseptual

hasil indra penglihatan yang memberi

adalah kata kursi. Kata kursi sesuai

informasi yang faktual. Pada kalimat

dengan

ini menerangkan tentang wanita sesuai

sebagai tempat duduk. Fungsi kursi

dengan

dinyatakan oleh kata beranjak.

gambaran

penglihatannya

panca

yang

indra

menyatakan

konsepnya

yang

berfungsi

h. Makna Kata

wanita yang sudah dewasa.

Data 90 (SMDSJ 2001, Halaman 39).

f. Makna Konotatif

Kembang.

Data 22 (SMDSJ 2001, Halaman 4).

Kata kembang tergolong ke

Seorang wanita yang masanya sudah

dalam

dipetik.

kembang memiliki makna yang tidak

8

makna

kata

karena

kata

jelas. Kata kembang baru memiliki

idiom penuh. Kata hidung belang

makna yang jelas apabila sudah dalam

tergolong

konteks kalimat. Jika kata kembang

memiliki makna yang menyimpang

masih di luar kalimat maka kembang

dari makna sebenarnya.

memiliki arti secara umum.

k. Makna Peribahasa

i. Makna Istilah

Data 29 (SMDSJ 2001, Halaman 6).

Data 13 (SMDSJ 2001, Halaman 2).

Tini

Tidak ada sepersen pun dari sponsor.

merpati.

makna

terkenal

Pada kalimat di atas terdapat

idiom

dengan

karena

jinak-jinak

Pada data di atas terdapat kata

kata yang tergolong ke dalam makna

yang

istilah adalah kata sponsor. Kata

peribahasa adalah kata jinak-jinak

sponsor memiliki tergolong ke dalam

merpati. Pada kata tersebut termasuk

makna istilah karena sponsor memiliki

ke dalam makna peribahasa karena

makna yang pasti. Kepastian dan

mengibaratkan atau mengumpamakan

ketetapan

sifat Tini dengan sifat binatang. sifat

makna

kata

istilah

tergolong

ke

dalam

makna

dipergunakan dibidang tertentu.

Tini diumpamakan seperti sifat merpati

j. Makna Idiom

yang malu-malu.

Data 28 (SMDSJ 2001, Halaman 6).

3. Ragam

Mas Wolfgan memang hidung belang.

Makan

Konotatif

Kolektif

Pada kalimat di atas terdapat

a. Makna Konotasi Tinggi

kata yang bermakna kata idiom adalah

Data 2 (SMDSJ 2001, Halaman 1).

kata hidung belang. Kata hidung

Nomor-nomor yang tak populer.

belang tergolong ke dalam makna

9

Pada data di atas memiliki

Pada data di atas mengandung

makna konotasi tinggi adalah kata

makna konotasi berbahaya yaitu kata

populer. Karena kata populer memiliki

jimat. Kata jimat tergolong konotasi

nilai rasa yang tinggi kedudukannya

berbahaya

pada kalimat tersebut.

mendatangkan bahaya dan juga dapat

Karena, tidak

karena

jimat

dapat

semua orang yang mengetahui arti dari

mendatangkan

keberuntungan.

makna kata populer. Karena, kata

jimat

berhati

populer dipergunakan pada konteks

pengucapannya karena berhubungan

tertentu.

dengan sifat megis.

b. Makna Konotasi Ramah

d. Konotasi Tidak Pantas

Data 7 (SMDSJ 2001, Halaman 3).

Data 3 (SMDSJ 2001, Halaman 1).

“Tini, kamu jangan bengong!”.

Bukan pula sok jago semacam Oza

Pada data di atas mengandung

harus

hati

Kata dalam

atau Bartain.

makna konotasi ramah yaitu kata

Pada data di atas terdapat kata

bengong. Dengan kata bengong dirasa

yang bermakna konotasi tidak pantas

lebih ramah dari pada kata melamun.

yaitu kata sok jago. Kata sok jago tidak

Kata bengong lebih pas digunakan

pantas diucapkan karena meremehkan

dalam pergaulan remaja, apalagi di

kemampuan seseorang. kata sok jago

kota-kota besar atau metropolitan.

hanya pantas diucapkan untuk orang-

c.

orang yang sombong.

Makna

Konotasi

BerbahayaData 35 (SMDSJ 2001, e. Konotasi Kasar Halaman 18).

Tak

kurang-kurang

Data 10 (SMDSJ 2001, Halaman 3).

menggunakan sebagai jimat.

“ kamu yang kampungan”.

10

Pada data di atas terdapat kata

konotasi

keras

yang

berlebihan

yang mengandung makna konotasi

terhadap sikap yang positif.

kasar yaitu kata kampungan. Kata

g. Konotasi Bentuk Sekolah

kampungan

Data 54 (SMDSJ 2001, Halaman 38).

tergolong

ke

dalam

konotasi kasar karena kata tersebut

Dalam waktu 1 X 24 jam.

tidak enak didengar oleh telinga. Kata

Data di atas termasuk data yang

kampungan dapat diganti dengan kata

tergolong ke dalam makna konotasi

yang lebih halus.

bentuk sekolah. Karena data di atas

f. Konotasi Keras

nilai rasa yang dapat dipelajari di

Data 1 (SMDSJ 2001, Halaman 1).

sekolah. Data di atas tidak dapat

Baru kami menyungguhkan dua nomor

dimaknai secara jelas.

yang

mendapatkan

tepuk

tangan 1. Kesimpulan

hangat.

Berdasarkan

Pada data di atas terdapat kalimat

yang

mengandung

hasil

penelitian

yang telah dilakukan tentang makna

makna

konotatif kolektif yang terdapat dalam

konotasi keras yaitu kalimat tepuk

kumpulan Cerpen Setangkai Melati Di

tangan hangat. Kalimat tepuk tangan

Sayap Jibril Karya Danarto dapat

hangat

diambil beberapa kesimpulan sebagai

memiliki

makna

suatu

penghormatan atau penghargaan yang

berikut:

diberikan dengan tepuk tangan secara

1. Berdasarkan

langsung.

Kalimat

tepuk

data

yang

telah

tangan

dianalisis bahwa dalam kumpulan

hangat tergolong ke dalam makna

Cerpen Setangkai Melati Di Sayap Jibril Karya Danarto yang terdiri

11

tiga

belas

penggunaan

konotasi tinggi, konotasi ramah,

ditemukan

konotasi berbahaya, konotasi tidak

sebanyak 11 bentuk makna yaitu,

pantas, konotasi kasar, konotasi

makna

keras,

bentuk

cerpen,

makna

yang

leksikal,

gramatikal,

konotasi

bentuk sekolah.

kontekstual, referensial, denotatif,

Pemakaian tujuh makna konotatif

konotatif, konseptual, makna kata,

kolektif ini bervariasi di setiap

makna istilah, makna idiom, makna

cerpennya.

peribahasa. Pemakaian 11 makna

konotatif kolektif yang digunakan,

yang paling dominan adalah makna

yang paling dominan adalah makna

leksikal 80 kata, makan gramatikal

konotasi ramah 80 kata, makna

38 kata, makna kontekstual 10 kata,

konotasi tinggi 60 kata, makna

makna referensial 16 kata, makna

konotasi berbahaya 14 kata, makna

denotatif 16 kata, makna konotatif

konotasi tidak pantas 11 kata,

10 data, makna konseptual 26 data,

makna konotasi kasar 12 kata,

makna kata 18 kata, makna istilah 8

makna konotasi keras 26 kata,

kata, makna idiom 9 kata, makna 10

makna konotasi bentuk sekolah 1

kata. Jumlah keseluruhan bentuk

kata. Jumlah keseluruhan makna

makna dalam Kumpulan Cerpen

konotatif kolektif dalam kumpulan

Setangkai Melati Di Sayap Jibril

Cerpen Setangkai Melati Di Sayap

Karya Danarto sebanyak 241 kata.

Jibril Karya Danarto sebanyak 204

2. Ragam makna konotatif kolektif

Dari

tujuh

makna

makna konotatif kolektif.

yang ditemukan adalah sebanyak 7

4. KEPUSTAKAAN

makna

Alwi, Hasan. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia: Edisi

konotatif

kolektif

yakni

12

Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Handri. 2010. Analisis Makna Tindak Tutur Pidato Pasambahan Batagak Pangulu.“Skripsi”. Solok. PBS UMMY.

Anwar. Desi. 2003. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Amelia Surabaya.

Hendra. 2012. Semantik dalam Naska Suluak “Skripsi”. Solok.PBS UMMY.

Chaer, Abdul.2007. Linguistik Umum. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Hovaria, Refni. 2012. Makna Pribahasa Minangkabau yang Sering Di Pakai oleh Masyarakat Jorong Kayu Kalek “Skripsi”. Solok. PBS UMMY.

Chaer, Abdul. 2009. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta:Rineka Cipta. Darjowidjojo, Soenjono. 2005. Psikolinguistik Pengantar Pemahaman Bahasa. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Handri. 2010. Analisis Makna Tindak Tutur Pidato Pasambahan Batagak Pangulu.“Skripsi”. Solok. PBS UMMY.

Danarto. 2001. Kumpulan Cerpen Setangkai Melati Disayap Jibril. Yogyakarta:Yayasan Bentang Budaya.

Irian, Agus. 2007. Statistik Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Fajar Interpratama Offset. Maksan, Marjusman.1993. Psikolinguistik. Padang: IKIP Padang Press.

Djadjsudarma, Fatima. 1993. Pengantar Kearah Ilmu Makna. Bandung: PT. Eressco. _____________.2010.Pemahaman Ilmu Makna. Bandung: PT. RefikaAditama.

Maksan, Marjusman. 1994. Ilmu Bahasa. Padang: IKIP Padang Press.

Hendra. 2012. Semantik dalam Naska Suluak “Skripsi”. Solok .PBS UMMY.

Moleong, Lexi J. 2009. Metodologo Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya.

Hovaria, Refni. 2012. Makna Pribahasa Minangkabau yang Sering Di Pakai olehMasyarakat Jorong Kayu Kalek “Skripsi”. Solok. PBS UMMY.

Manaf, Ngusman Abdul. 2008. Semantik Teori dan Terapannya dalam Bahasa Indonesia. Padang: Sukabina Offset.

13

Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Robert, Sibarani. 2003. Semantik Bahasa Batak Toba. Jakarta: Depertemen Pendidikan Nasional. Ramlan. 1987. Morfologi Suatu Tinjaun Deskriptif. Yogyakarta: C.V. Karjono. Sutawijaya, Alam dan dkk. 1997. Morfologi Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan. Su’udi, Astini. 1990. Ingatan dan Bahasa. Semarang. IKIP Semarang Press. Tarigan, Herry Guntur. 1985. Pengajaran Semantik. Bandung: Angkasa. Wijaya. Putu. 1996. Dasar-Dasar Pramatik. Yogyakarta: ANDI OFFSET.

14