1 HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DAN TINGKAT STRES DENGAN PERILAKU

Download ABSTRAK. Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi perokok, namun di lain pihak dapat menimbulkan dampak buruk bagi perok...

0 downloads 428 Views 265KB Size
HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DAN TINGKAT STRES DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA DI SMA NEGERI 7 MANADO RELATIONSHIP BETWEEN FOSTER PATTERNS AND STRESS LEVEL WITH SMOKING BEHAVIOR IN SMA NEGERI 7 MANADO Novianto Iskandar*, Rahayu Akili*, Jano Bernandus* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi perokok, namun di lain pihak dapat menimbulkan dampak buruk bagi perokok sendiri maupun orang-orang disekitarnya. Berbagai kandungan zat yang terdapat di dalam rokok memberikan dampak negatif pada tubuh penghisapnya. Selain merokok berbahaya bagi kesehatan merokok juga dapat membuat seseorang beresiko terkena penyakit bahkan mengakibatkan seseorang meninggal dunia akibat dari efek rokok itu sendiri. Tujuan penelitian ini adalah Untuk Menganalisis Hubungan antara Pola Asuh dan Tingkat Stres dengan Perilaku Merokok pada Siswa SMA Negeri 7 Manado. Metode: Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yang dilaksanakan pada bulan Mei- Juli tahun 2016 di SMA Negeri 7 Manado dengan sampel sebesar 133 siswa. Penelitian ini menggunakan kuesioner, alat tulis menulis dan aplikasi komputer sebagai instrumen penelitian. Pengolahan data dengan uji Fisher Exact dengan α= 0,05. Hasil: Pola Asuh Baik 47,4%, Pola Asuh Tidak Baik 52,6% selanjutnya Tingkat stres 48,1 %, Tidak Stres 51,9 %. Perilaku Merokok 56,4% dan Perilaku tidak Merokok 43,6%. serta hasil uji menunjukkan bahwa Terdapat Hubungan Antara Pola Asuh dengan Perilaku Merokok. (p= 0,003) pada Siswa Sma Negeri 7 Manado. Selanjutnya pada hasil uji menunjukkan bahwa Terdapat Hubungan Antara Tingkat Stres dengan Perilaku Merokok (p= 0,000) ) pada Siswa Sma Negeri 7 Manado. Kesimpulan: Terdapat Hubungan Antara Pola Asuh dengan Perilaku Merokok pada Siswa Sma Negeri 7 Manado. Selanjutnya Terdapat Hubungan Antara Tingkat Stres dengan Perilaku Merokok pada Siswa Sma Negeri 7 Manado. Kata Kunci : Pola Asuh, Tingkat Stres, Perilaku Merokok ABSTRACT Smoking habits are considered to provide pleasure for smokers, but on the other hand can cause adverse effects for smokers themselves as well as the people around him. Various substances contained in the cigarette have a negative impact on the body of the sucker. Besides smoking is harmful to the health of smoking can also make a person at risk of disease and even resulted in a person died from the effects of the cigarette itself. The purpose of this study was To Analyze Relationship between Foster Patterns and Stress Levels with Smoking Behavior on SMA Negeri 7 Manado. Method: This research used analytic observational method with cross sectional approach which was conducted in May-July 2016 in SMA Negeri 7 Manado with sample of 133 students. This study uses questionnaires, stationery and computer applications as research instruments. Data processing with Fisher Exact test with α = 0,05. Result: Good Fostering Pattern 47,4%, Poor Pattern of Upper 52,6% Subsequent Stress 48,1%, No Stress 51,9%. Smoking Behavior 56.4% and Non-Smoking Behavior 43.6%. As well as test results show that there is a Relationship Between Patterns with Smoking Behavior. (P = 0,003) at SMA Negeri 7 Manado. Furthermore, on the test results indicate that there is a Relationship Between Stress Level with Smoking Behavior (p = 0,000)) to Student in SMA Negeri 7 Manado. Conclusion: There is a Relationship Between Foster Patterns with Smoking Behavior to Students in SMA Negeri 7 Manado. Furthermore, there is a Relationship Between Stress Level with Smoking Behavior to Students in SMA Negeri 7 Manado. Keywords : Foster Patterns, Stress Level, Smoking Behavior

Kesehatan adalah suatu keadaan sehat PENDAHULUAN

yang meliputi fisik, mental dan sosial yang tidak hanya bebas dari penyakit

1

atau kecacatan.Analogi kesehatan jiwa

merupakan

bukan

dari

strategi manajemen yang tidak efektif

gangguan tetapi lebih kepada perasan

namun banyak disukai. Meskipun semua

sehat, sejahtera dan bahagia

orang mengetahui akibat negatif dari

hanya

sekedar

bebas

(well

salah

satu contoh dari

being), ada keserasian antara pikiran,

merokok,

perasaan dan perilaku dapat merasakan

semakin meningkat dan usia perokok

kebahagiaan

semakin

dalam

sebagian

besar

kehidupannya serta mampu mengatasi

tetapi

jumlah

bertambah

muda

perokok

(Hawari,

2011).

tantangan hidup sehari-hari.Pola asuh

Berdasarkan

data

dariWorld

adalah salah satu faktor yang secara

Health Organization(WHO, Indonesia

signifikan turut membentuk perilaku dan

merupakan

karakter seorang anak, hal ini di dasari

jumlah perokok terbesar di dunia setelah

bahwa pendidikan yang utama dan

cina dan india. Peningkatan konsumsi

pertama bagi anak, yang tidak bisa

rokok berdampak pada makin tingginya

digantikan oleh lembaga pendidikan

beban

manapun (Agus, 2012).

bertambahnya angka kematian akibat

Pada

saat

mengalami

stres,

Negara

penyakit

ketiga

akibat

dengan

rokok

dan

rokok. Tahun 2030 diperkirakan angka

tanpa kita sadari tubuh selalu melakukan

kematian mencapai 10 juta jiwa

manajemen stres. Manajemen dalam

70% diantaranya berasal dari Negara

menghadapi stres ini merupakan cara

berkembang. Saat ini 50% kematian

yang dilakukan agar kekebalan dirinya

akibat

terhadapa

berkembang. Bila kecenderungan ini

Manajemen

stres

dapat

yang

ditingkatkan. efektif

akan

rokok

berada

dan

dinegara

terus berlanjut, sekitar 650 juta orang

menghasilkan adaptasi yang menetap

akan

sehingga menimbulkan kebiasaan baru

setengahnya berusia produktif dan akan

atau perbaikan dari situasi yang lama,

kehilangan umur hidup (lost life) sebesar

sedangkan manajemen stres yang tidak

20 sampai 25 tahun (world bank).

efektif akan berakhir dengan adaptif

Menurut the tobacco atlas 3rd edition,

yaitu perilaku yang menyimpang dan

2009 terkait persentase penduduk dunia

merugikan diri sendiri, orang lain

yang

ataupun lingkungan. Manajemen stres

didapatkan

yang

individu

penduduk asia dan australia, 14% pada

bermacam-macam antara lain dengan

penduduk eropa timur dan pecahan uni

makan, banyak tidur, minum-minuman

soviet, 12% penduduk amerika, 9%

keras/alcohol dan merokok. Merokok

penduduk eropa barat dan 8% pada

digunakan

setiap

2

terbunuh

oleh

mengkonsumsi sebanyak

rokok,

yang

tembakau 57%

pada

penduduk timur tengah serta afrika.

masyarakat

Sementara

merupakan

menganggap merokok adalah perilaku

sebuah kawasan dengan 10% dari

yang wajar dalam kehidupan sosial

seluruh

(Tarwoto, 2010).

itu

ASEAN

perokok

penyebab

dunia

kematian

dan

masih

akibat

Hal ini perlu dilakukan karena

tembakau. Persentase perokok pada

mengingat SMA Negeri 7 Manado yang

penduduk di Negara ASEAN tersebar di

pernah menjadi sekolah lingkungan

indonesia 46,16%, Filipina 16,62%,

hidup

Vietnam 14,11%, Myanmar 8,73%,

penghargaan. Alasan penulis mengambil

Thailand

2,90%,

lokasi di SMA Negeri 7 dikarenakan

Kamboja 2,07%, Laos 1,23%, Singapura

penulis adalah alumni dari SMA N 7

0,39% dan Brunei Darusalam 0,04%.

maka dengan itu akan mempermudah

(Kemenkes, 2015).

penulis

7,74%,

Gambaran penduduk bahwa

global

20%

Indonesia

Malaysia

perilaku

indonesia

terjadi

sedikit

nasional

untuk

dan

mendapat

mendapatkan

data

merokok

penelitian serta jarak antara lokasi

menunjukkan

penelitian cukup dekat dengan tempat

peningkatan

tinggal

saya

maka

biaya

yang

proporsi masyarakat yang merokok tiap

dikeluarkan dapat diminimalkan. Lebel

hari dari tahun 2007 ke tahun 2013

sekolah lingkungan hidup ini perlu

(23,7% -24,3%), sedangkan perokok

dibuktikan dengan perilaku para siswa

kadang-kadang sedikit menurun dari

dan guru dalam mencintai kesehatan

5,5% menjadi 5,0%. %. (Kemenkes,

lingkungan.Penelitian ini berfokus pada

2015).Perilaku merokok pada umur ≥15

siswa dengan

tahun

meningkat.

perilaku merokok.Berdasarkan uraian di

Berdasarkan Riskesdas 2007 sebesar

atas maka, peneliti tertarik melakukan

34,2%, riskesdas 2010 sebesar 34,7 %

penelitian tentang Hubungan antara Pola

dan

Asuh dan Tingkat Stres dengan Perilaku

cenderung

pada

tahun

2013

sebesar

36,3%.(Kemenkes, 2013). Bahaya

merokok

sasaran utama

pada

Merokok Siswa di SMA Negeri 7 bagi

tubuh

Manado.

manusia dapat menimbulkan berbagai penyakit.Banyak penyakit telah terbukti

METODE PENELITIAN

menjadi akibat buruk dari merokok, baik

Penelitian

secara langsung maupun secara tidak

observasional analitik dengan rancangan

langsung.Kebiasaan merokok bukan saja

cross

merugikan perokok, tetapi juga bagi

MenganalisisPenelitian ini dilakukan di

orang

SMA Negeri 7 Manado pada bulan Mei-

di

sekitarnya.Sebagian

besar

3

ini

adalah

sectional.

penelitian

Untuk

Juni tahun 2016.Populasi berjumlah 200

dengan distribusi jurusan terbanyak

orang dan jumlah sampel adalah 133

yaitu pada

jurusan IPS dengan

orang.Adapun responden yang diambil

responden.

Dan

untuk memenuhi kriteria inklusi yaitu

distribusi

Bersedia menjadi responden dan hadir

dengan

pada saat penelitian.Selanjutnya kriteria

distribusi pola asuh, dapat diketahui

eksklusi dalam penelitian ini adalah

bahwa distribusi terbanyak70 responden

responden

izin.Penelitian

ini

dengan persentase 52,6% termasuk pada

menggunakan

kuesioner,

tulis

kategori pola asuh tidak baik dan 58

menulis, program Aplikasi Komputer

responden dengan persentase 43,6%

sebagai instrumen penelitian.Analisis

termasuk pada kategori pola asuh baik.

data dalam penelitian ini dilakukan

Distribusi responden menurut tingkat

dalam dua macam analisis, yaitu analisis

stress distribusi terbanyak69 responden

univariat variabel bebas adalah Pola

dengan persentase 51,9 % termasuk

Asuh dan Tingkat Stres.Variabel Terikat

pada kategori stres dan 64 responden

adalah Perilaku Merokok. dan analisis

dengan persentase 48,1 % termasuk

bivariat untuk menganalisis hubungan

pada kategori tidak stres. Distribusi

antara

responden menurut perilaku merokok

pola

asuh

alat

dengan

perilaku

jurusan

62

dengan

sedikit pada jurusanBahasa 15

responden.

merokok pada siswa sma negeri 7

terbanyak

manado, dan hubungan antara tingkat

dengan persentase 56,4 % termasuk

stres dengan perilaku merokok pada

pada

siswa sma negeri 7 manado, dengan

responden dengan persentase 43,6 %

menggunakan

termasuk pada kategori tidak merokok.

Uji

Chi-Square

test

dengan α = 0,05.

sebanyak

kategori

75

Berdasarkan

merokok

responden

dan

58

Berdasarkan hasil uji Chi Square terlihat nilai

ρsebesar0,003 (< 0,05). Hal ini

HASIL DAN PEMBAHASAN

berarti bahwa Hubungan Antara Pola

Hasil penelitian menunjukan bahwa

Asuh dengan Perilaku Merokok Siswa

Karakteristik

Sma Negeri 7 Manado.lebih jelas dapat

responden

penelitian

berdasarkan umur, responden dengan distribusi

dilihat pada tabel 1.

umur terbanyak yaitu pada

umur 16 tahun 98 responden. Dan umur dengan distribusi sedikit yaitu

pada

umur 17 tahun tahun dengan 35 responden.

Berdasarkan

Jurusan

responden penelitian, yaitu responden

4

Tabel 1.Hubungan Antara Pola Asuh

merupakan fase remaja pertengahan

dengan Perilaku Merokok Siswa Sma

dengan

Negeri 7 Manado

menyebabkan penyimpangan perilaku

Perilaku Merokok Pola Asuh

Merokok n

%

Tidak Baik

45

68,6

Baik

27

Total

75

Tidak Merokok

gejolak

jiwa

dapat

pada anak, yang salah satunya perilaku

p*

Total

penuh

merokok. Pola asuh permisif yang %

cenderung memberikan kebebasan pada

100

anak untuk berbuat apa saja, dapat

%

N

22

31,4

70

42,9

36

57,1

63

100

56,4

58

43,6

133

100

berpotensi

0,003

bingung

*uji Fisher Exact

membuat dan

anak

salah

menjadi

arah

dalam

berperilaku (Agus, 2012). Agus (2012) mengemukakan bahwa mengasuh anak

Berdasarkan hasil uji Chi Square terlihat nilai

secara demokratis lebih baik dari pada

ρsebesar0,000 (< 0,05). Hal ini

otoriter dan permisif.Orang tua yang

berarti bahwa Hubungan Antara tingkat

menerapkan

stres dengan Perilaku Merokok Siswa Sma Negeri 7

pola

asuh

memberikan bimbingan yang sesuai

Manado. Lebih jelas

dengan perkembangan anak.

dapat dilihat pada tabel 2.

Berdasarkan dilakukan

Tabel 2.Hubungan Antara Pola Asuh

perilaku Perilaku Merokok

p*

Total

n

%

Tidak Merokok %

Stres

49

71

20

29

Tidak Stres

26

40,6

38

59,4 64

Total

75

58

Negeri

7

n 69

43,6

133

merokok

sebanyak

48

responden (68,6%). Responden yang

%

memiliki pola asuhtidak baik mengalami

100

perilaku tidak merokok sebanyak 22 responden (31,4%) dan responden yang

100 0,000

56,4

SMA

yang

pola asuh tidak baik dan mengalami

Negeri 7 Manado

Merokok

di

penelitian

Manadobahwa responden yang memiliki

dengan Perilaku Merokok Siswa Sma

Tingkat Stres

demokratis

memiliki pola asuh baik dan perilaku

100

merokok yaitu 27 Responden (42,9%).

*uji Fisher Exact

Responden yang memiliki pola asuh Hubungan Antara Pola Asuh dengan

baik dengan perilaku tidak merokok

Perilaku Merokok pada siswa di Sma

yaitu 36 responden (57,1%).Berdasarkan

Negeri 7 Manado

hasil uji Chi Square terlihat

Pola Asuhorang tua yang memberikan

psebesar0,003

kebebasan sepenuhnya kepada anak,

Hubungan Antara Pola Asuh dengan

kontrol yang minim apalagi dengan anak

Perilaku Merokok pada Siswa Sma

usia

Negeri 7 Manado.

remaja

15-17

tahun

yang

5

(<

nilai

0,05)Terdapat

Pola asuh yang diberikan orang

anak juga sering dikaitkan dengan

tua kepada anak telah dilakukan dengan

proses pikir dari anak tersebut yang

baik tetapi tetap saja tingkat perilaku

masih dalam tahap pertumbuhan, sebab

merokok anak semakin tinggi, sebab

pertumbuhan seorang anak biasanya

pergaulan

mayoritas

menyangkut tentang emosional, fisik

masyarakat yang memiliki kebiasaan

dan mental anak, dimana ketika anak

merokok atau

yang

tersebut bertumbuh dilingkungan yang

memperbolehkan untuk merokok, akan

kurang baik, secara tidak langsung

memberikan

membentuk

anak

dengan

sosial

peluang

budaya

yang

besar

anak

berprilaku

yang

terhadap anak untuk merokok dan Pola

kurang baik, meski orang tua telah

asuh orang tua yang kurang baik akan

mengusahkan

menimbulkan

anaknya namun sering kali terhambat

perilaku

yang

pola

yang

pikir

terbaik

orang

tua

untuk

menyimpang seperti merokok. karena

oleh

yang

dimana kurangnya kontrol dari orang tua

menganggap bahwa pola asuh yang

untuk

mengawasi

anaknya

bergaul

diberikan dalam keluarga telah sesuai

temannya

sehingga

remaja

dengan

dengan

perkembangan

anak

tanpa

tersebut dipengaruhi oleh temannya

melihat sisi luar pergaulan dari anak

untuk berprilaku bebas seperti merokok.

tersebut.Hasil

kebiasaan merokok anak remaja tidak

yang di lakukan oleh Erine (2012) di

sepenuhnya dilatar belakangi oleh pola

Desa

asuh orang tua tetapi anak remaja

Kabupaten

merokok

dapat

oleh

sampel 86 orang yang hasilnya terdapat

pengaruh

dari

faktor

hubungan yang signifikan antara pola

lingkungan tempat dimana anak tersebut

asuh orang tua dengan perilaku merokok

bergaul, teman sebaya, dan sosial media

pada remaja laki-laki dengan nilai p-

(iklan tv).

value 0,000. Demikian juga penelitian

diakibatkan luar

seperti

Tetapi pada dasarnya kebiasaan

di

dari

terdapat

pendidikan

Cendono

ini

Kecamatan

Kudus

dengan

sejalan

Dawe jumlah

yang telah di lakukan Husniyatur (2013)

merokok anak memang tidak terlepas namanya

penelitian

dalam

SMK

Nasional hubungan

Malang yang

bahwa

signifikan

keluarga yaitu pola asuh orang tua,

antara pola asuh orang tua dengan

tetapi hal tersebut juga tidak sepenuhnya

kenakalan remaja yang salah satunya

diakibatkan oleh pola asuh orang tua,

adalah perilaku merokok dengan nilai

melainkan

signifikasi 0.000

pengaruh

dari

luar

lingkungan masyarakat dimana anak tersebut bergaul. Kebiasaan merokok

6

Stres

Faktor yang menyebabkan remaja

dengan Perilaku Merokok pada siswa

atau siswa stres diantaranya adalah

sma negeri 7 manado

faktor internal (fisik, kognitif, dan

Perilaku merokok disaat stres didukung

kepribadian)

dan

oleh

(lingkungan

keluarga,

Hubungan

hasil

Antara

yang

Tingkat

dirasakan

setelah

faktor

eksternal lingkungan

menghisap rokok.Hal-hal yang paling

sekolah,

dirasakan ketika atau setelah merokok

masyarakat).Menurut penelitian Sudiana

adalah

(2007) yang dilakukan pada siswa SMA,

kenikmatan,

kepuasan

dan

lingkungan

merasakan ketenangan.Seorang perokok

faktor

dapat

menyebabkan siswa stres adalah faktor

kembali

merokok

bahkan

yang

paling

dominan

meningkatkan intensitas merokoknya

sekolah.Sebagian

ketika dalam keadaan stres.Semakin

mengatasi transisi ini dengan baik,

tinggi tingkat stres maka semakin tinggi

namun

perilaku merokok pada remaja laki-laki

mengalami penurunan pada kondisi

dan sebaliknya (Hasnida dan kemala,

psikis, fisiologis, dan sosial.Jika remaja

2005).

tidak mampu mengatasi perubahan-

beberapa

remaja

remaja

mampu

bisa

jadi

Penelitian yang dilakukan di SMA

perubahan tersebut dengan baik dan

Negeri 7 Manado bahwa responden

ketidaksesuaian antara perkembangan

yang

dan

psikis dan sosial menyebabkan remaja

mengalami perilaku merokok sebanyak

berada dalam kondisi di bawah tekanan

49 responden (71%). Responden yang

atau stres dan terjadi permasalahan

memiliki

lainnya

memiliki

tingkat

tingkat

stres

stres

mengalami

sehingga

berakibat

pada

perilaku tidak merokok sebanyak 20

perilaku-perilaku

responden

responden

permasalahan

stres dan

biasanya banyak berhubungan dengan

(29%)

dan

memiliki kategori tidak

perilaku merokok yaitu 26 Responden

remaja

negatif.Beberapa yang

muncul

karakteristik yang ada.

(40,6%). Responden yang memiliki

Hasil ini sejalan dengan penelitian

kategori tidak stres dengan perilaku

yang dilakukan oleh Rohman (2010)

tidak merokok yaitu 38 responden

yang

(59,4%).Berdasarkan

Chi

bahwa ada hubungan positif antara

Squareterlihat nilai psebesar0,000 (<

tingkat stres dengan perilaku merokok

0,05)

Terdapat Hubungan Antara

yang artinya tingkat stres yang tinggi

Tingkat Stres dengan Perilaku Merokok

juga akan mempunyai perilaku merokok

pada Siswa Sma Negeri 7 Manado.

yang tinggi juga. Dan sama juga yang

hasil

uji

mendapatkan

hasil

penelitian

dilakukan oleh Sutri Kurnela (2014)

7

dengan judul Hubungan Tingkat Stres

pelarangan keras tentang kebiasaan

Dengan Perilaku Merokok di SMA

merokok

Santun Untan Pontianak mengatakan

meningkatkan

bahwa ditemukan adanya hubungan

konseling pada siswa.

antara tingkat stres dengan perilaku

3. Keluarga

di

sekolah.

Dan

bimbingan

dan

diharapkan

memberikan

merokok dengan nilai r = 0,407 dan p=

dukungan kepada remaja terutama

0,004 yang artinya semakin tinggi

dukungan emosional dan motivasi

tingkat stres semakin tinggi perilaku

untuk menjauhkan diri dari perilaku

merokok.

ketergatungan merokok.

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitan, maka dapat

DAFTAR PUSTAKA

disimpulkan bahwa :

Agus,

1.

Terdapat Hubungan Antara Pola

Tingkat

Hubungan

Stres

dengan

Pendidikan

PenerbitPustaka Pelajar.

Siswa Sma Negeri 7 Manado. Terdapat

2012.

Karakter Usia Dini. Yogyakarta :

Asuh dengan Perilaku Merokok pada

2.

Wibowo,

Erine, Villa. 2012. Hubungan Pola Asuh Antara

Orang

Perilaku

Tua

Merokok

Di

Merokok pada Siswa Sma Negeri 7

Kecamatan

Manado.

Kudus

Dengan

Perilaku

Desa

Cendono

Dawe

Kabupaten

Hawari, 2011. Manajemen Stres, Cemas SARAN

Dan Depresi. Jakarta: Fakultas

Adapun saran yang diberikan yaitu :

Kedokteran UI Pp. 17-33.

1. Untuk

para

remaja

meningkatkan

agar

Husniyatur.2013. Hubungan Pola Asuh

dan

Otoritarian

mengaplikasikan tentang mekanisme

Kenakalan

stres

Nasional Malang.

yang

pengetahuan

dapat

efektif,

misalnya

mengikuti kegiatan eksrakulikuler

Kementerian

Dengan remaja

Kesehatan

di

SMK

RI.

Riset

sesuai dengan minat siswa agar tidak

Kesehatan

mengalihkan stres dengan perilaku

2013. Jakarta: Badan Penelitian

yang

dan Pengembangan.

justru

merugikan,

seperti

merokok. 2. Pihak

Kementrian

sekolah

mengontrol

dan

Dasar

Perilaku

Kesehatan

(Riskesdas).

Republik

diharapkan

dapat

Indonesia. 2015. INFODATIN

mendidik

siswa

2015. Jakarta: Pusat Data dan

dengan baik, membuat peraturan dan

8

Informasi Kementrian Kesehatan Indonesia. Kurnela.

2014.

Hubungan

Antara

Tingkat Stres Dengan Perilaku Merokok Di Sma Santun Untan Pontianak.

Jurnal

naskah

publikasi. Pontianak: Universitas Tanjungpura Pontianak. Sudiana.2007.

Kondisi

Stres

Siswa

Sekolah Menengah Kejuruan dan Faktor Faktor Penyebabnya. Tarwoto, Aryani R., Nuraeni A., Tauchi SN., Aminah S., Sumiati, Dinarti, Nurheni

H.,

Saprudin,

AE.,

Chairini, R. 2010. Kesehatan Remaja: Problem Dan Solusinya. Jakarta: Salemba Medika.

9

10