Jenis-Jenis Ikan Yang Ditemukan Di Sungai Tabir Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin Provinsi Jambi Oleh:
Iistianah1, Armein Lusi Z1, Indra Junaidi Z2 1
2
Program Studi Pendidikan BiologiSTKIP PGRI Sumatera Barat Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu PengetahuanAlam Universitas Andalas Padang E-mail:
[email protected] ABSTRACT
Tabir river is one of the major rivers and a confluence of several tributaries in Rantau Panjang Subdistrict Tabir, Merangin District of Jambi Province. Recently, many human activities pollute the waters of the Tabir River. Theses of pollution derived from mining stone, sand, gold and other human activities. This research aims to identify the species of fish that live in the Tabir river.The study was conducted from October until November 2013 in the Tabir river. Identification of samples was performed at the Museum of Zoology Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences Andalas University, Padang. This study used a descriptive survey method.There are 16 species, 6 families and 4 of the order were found, namely: Barbichthys leavis, Epalizeorhynchos kalopterus, Hampala macrolepidota, Labeobarbusfestivus, Mystacoleucusmarginatus, Osteochilus chini, Puntius sp. , Osteochilus pleurotaenia, Rasbora argyotaeniaand Tor tambra (family Cyprinidae). Furthermore, Acantopsis octoactinos offamily Cobitidae of ordo Cypriniformes, Leiocassis robustus, Mystus bimaculatus from family Bragidae, Acrochordonichtys chamaelon of family Siluridae of ordo Siluriformes, Osphronemus gouramy offamily Anabantidae from ordo Labyrinthici. The last species was Tetradon sabahensis of familyTetraodontidae from the ordo of Tetraodontiformes. The results of measurements of physico-chemical factors in the Tabir river were temperature of 26 ° C-27 ° C, pH of 6-7 and the flow velocity ranged from 0.098 M/det-0, 0316 M /det. Keyword:Fish, Human Activities, Identification, Tabir River PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang kaya akan
dicirikan dengan tipe berbatu dan berkerikil,
sumber daya perikanan. Diperkirakan sekitar 16%
sedangkan sungai yang mengalir lambat dicirikan
spesies ikan yang ada di dunia hidup di perairan
dengan tipe subtrat berpasir dan berlumpur
Indonesia. Total jumlah jenis ikan yang terdapat di
(Saputra, 2004). Faktor-faktor yang mempengaruhi
perairan Indonesia mencapai 7000 spesies dan
penyebaran
hampir 2000 spesies diantaranya merupakan jenis
tumbuh-tumbuhan, tajuk-tajuk peneduh yang dapat
ikan air tawar (Khairuman dan Amri 2001).
mengurangi banyak bentos di dasar sungai, serta
Lingkungan
diartikan
distribusi arus dan genangan-genangan air. Pada
untuk
waktu hujan lebat permukaan air sungai meningkat
melangsungkan proses pertumbuhan, salah satu
dan ikan-ikan sungai yang lebih besar berenang ke
habitat dari perbesaran ikan air tawar adalah sungai
hulu untuk berkembang biak, ikan-ikan tersebut
Sungai merupakan wilayah yang dilalui oleh
kadang-kadang sebagai predator dan mendesak
sebagai
badan
perbesaran
wilayah
ikan
digunakan
dapat ikan
air bergerak dari tempat yang tinggi ke
ikan di sungai yaitu ketersediaan
komunitas ikan yang menetap (Kottelat, 1993).
tempat yang rendah baik melalui permukaan atau
Sungai Tabir merupakan salah satu sungai
bawah tanah (Jangkaru, 2000). Sungai secara
utama dan merupakan pertemuan dari beberapa
spesifik terbagi ke dalam dua ekosistem yaitu
anak sungai di Rantau Panjang Kecamatan Tabir
perairan yang berarus cepat dan perairan yang
Kabupaten
berarus lambat. Sungai yang mengalir cepat
observasi di lapangan bahwa masyarakat di hulu
Merangin
Provinsi
Jambi.Hasil
1
sungai ini memanfaatkannya untuk menambang
keanekaragaman
pasir, batu dan mendulang emas.Disamping itu
didalamnya.
masyarakat umum di sepanjang pinggiran Sungai
hidrobiota
Berdasarkan
hasil
yang
hidup
wawancara
dengan
Tabir juga memanfaatkannya untuk mencuci,
masyarakat di sekitar Sungai Tabir didapatkan
mandi dan jamban (MCK), PDAM serta kebutuhan
informasi bahwa semakin banyak jenis ikan yang
rumah tangga lainnya.
hilang akibat adanya pencemaran.Jenis-jenis ikan
Akhir-akhir ini terjadi pencemaran di sungai Tabir.Pencemaran
ini
berasal
dari
semakin
yang hilang yaitu ikan belida, ikan tapah, ikan dangli, ikan bujuk, ikan tamilang uyung, ikan daho
banyaknya penambang pasir, penambang batu,
dan ikan tangka leso.
aktifitas mendulang emas dan bertambahnya
Berdasarkan
informasi
Sungai
Tabir
jumlah penduduk yang bermukim di sekitar sungai
merupakan salah satu sungai yang belum diketahui
maka kegiatan antropogenik di sepanjang sungai
jenis-jenis ikannya. Apalagi banyaknya terdapat
pun
terjadinya
penambangan pasir, penambang batu, aktivitas
pencemaran terhadap Sungai Tabir. Menurut
mendulang emas dan kegiatan antropogenik di
Sinaga (1995), pencemaran akan mengeliminasi
sekitar aliran sungai maka akan mempengaruhi
hidrobiota yang sensitif sehingga kompetisi antar
populasi ikan yang hidup di Sungai Tabir
bertambah
intensif
sehingga
spesies menjadi berkurang dan jenis hidrobiota
Berdasarkan
uraian
diatas
penelitian
ini
yang mempunyai daya toleransi tinggi akan
bertujuan untuk mengetahui Jenis-Jenis ikan yang
bertambah. Dengan adanya mekanisme seperti itu,
hidup di Sungai Tabir Kecamatan Tabir Kabupaten
sungai
Merangin Provinsi Jambi.
yang
mengalami
pencemaran
akan
mengalami perubahan komposisi dan penurunan
METODE PENELITIAN Sungai Tabir merupakan sungai utama dan
tradisional berupa Jaring dengan ukuran mata
merupakan pertemuan dari beberapa anak sungai di
jaring 1 x 1 cm, Jala dengan ukuran mata jaring 1 x
Rantau Panjang Kecamatan Tabir Kabupaten
1
Merangin Provinsi Jambi. Luas wilayah Kecamatan
setempat.Pada waktu pengambilan sampel ikan
Tabir yaitu 245 Km² yang terletak pada 73 m di
juga dilakukan pengukuran faktor fisika kimia
atas permukaan laut, Kecamatan Tabir terletak pada
seperti suhu, pH, kecepatan arus dan kecerahan.
cm
01º51’04.86” Lintang Selatan dan 102º11’25.14”
dan
hasil
pancing
dari
masyarakat
Sampel ikan yang didapat dilokasi penelitian
Bujur Timur.Penelitian ini dilakukan pada bulan
dihitung
Oktober sampai November 2013 di Sungai Tabir
kemudian diukur panjangnya. Untuk ikan yang
Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin Provinsi
berukuran besar disuntikkan larutan formalin 10%
Jambi.Pengambilan sampel dilakukan berdasarkan
di bagian abdomen untuk mencegah organ dalam
kondisi sungai berbeda (purposive sampling)
agar
dengan menggunakan metode survey deskriptif,
diawetkan dengan larutan formalin 4% dalam
yaitu
plastik yang telah diberi label (lokasi tangkap,
pengamatan
dan
pengambilan
sampel
langsung di lokasi penelitian. Penelitian dilakukan mulai dari pukul 08.0017.00 WIB dengan menggunakan alat tangkap
tidak
jumlahnya,
busuk,
dicatat
sampel
ikan
morfologinya
selanjutnya
waktu, nama lokal ikan dan kolektor). Sampel yang telah dikoleksi dibawa ke laboratorium untuk pengukuran dan identifikasi. Identifikasi sampel
2
dilakukan di Museum Zoologi Jurusan Biologi
c). Pengukuran Kecerahan air
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Prinsip penentuan kecerahan air dengan keeping
Universitas Andalas Padang mengacu pada buku
secchi
panduan Saanin (1986), Kottelat, M., Whitten,
kedalam air untuk melihat warna putih yang
J.AFreshwater Fishes ofWestern Indonesia and
berada dalam air.
Sulawesi (Kottelat et.al., 1993).Sampel yang telah
d). Pengukuran Derajat Keasaman Air (pH)
diukur dan diidentifikasi, diawetkan kedalam botol
Pengukuran pH air dilakukan dengan menggunakan
sampel yang berisi alkohol 70% sebagai spesimen
kertas pH (Suin dan Syafinah, 2006).
adalah
berdasarkan
batas
pandangan
awetan. Pengukuran faktor fisika kimia yang dilakukan
Dari hasil pengambilan sampel yang telah
yaitu: a).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengukuran
suhu
air
dilakukan
dengan
dilakukan di lokasi penangkapan ikan (Stasiun I, II
menggunakan thermometer Hg.
dan III) didapatkan 16 spesies ikan dari 6 famili
b). Pengukuran Kecepatan Arus
seperti pada Tabel 1.
Untuk mengukur kecepatan arus digunakan benda yang mengapung dipermukaan air seperti gabus.
Tabel 1 :
Spesies ikan yang didapatkan di Sungai Tabir Kecamatan Tabir Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin Provinsi Jambi.
No
Famili/ Spesies
1
Anabantidae 1. Osphronemus gouramy Bragidae 2.Leiocassis robustus 3.Mystus bimaculatus Cobitidae
2.
3.
4.
5. 6
4.Ancantopsis octoactinos Cyprinidae 5.Barbichtys leavis 6. Epalzeorhynchos kaloptrus 7.Hampala macrolepidota 8.Labeobarbus festivus 9.Mystacoleucus marginatus 10.Osteochilus chini 11.Osteochilus pleurotaenia 12.Puntius sp. 13.Rasbora argyotaenia 14.Tor tambra Siluridae 15. Acrochordonichtys chamaelon Tetraodontidae 16. Tetradon sabahensis Jumlah individu yang didapatkan
Jumlah I
Ikan II
Stasiun III
Kalui
0
5
0
5
Sangiring Baung
3 0
0 0
5 1
8 1
Jajulung
0
2
0
2
Mantulu Salimang Bahau Malih Kapiat Bengum Samuruk Salak Saluang Semah
3 0 0 4 0 0 0 0 0 0
0 0 0 4 3 0 0 0 6 0
3 2 1 5 0 2 3 3 2 1
6 2 1 13 3 2 3 3 8 1
Dalum
0
1
0
1
Buntal
0
2
0
2
10
23
28
61
Nama Lokal
Jml
3
Dari Tabel 1 terlihat bahwa spesies ikan yang
Pada stasiun III spesies ikan yang tertangkap
paling banyak didapatkan adalah dari famili
sebanyak 28 ekor, pada stasiun ini ikan yang
Cyprinidae yaitu sebanyak 10 spesies.Hal ini
didapatkan lebih banyak dari pada stasiun I dan II
disebabkan karena famili Cyprinidae merupakan
karena stasiun III
penghuni utama yang paling besar di perairan air
pemukiman penduduk dan sisi kiri merupakan
tawar sungai dan mampu memanfaatkan kondisi
perkebunan sayuran dan karet sehingga limbah
alam yang ditempatinya untuk berkembang biak
pertanian dari perkebunan akan terbawa ke sungai
(Djuhanda, 1981).
seperti pupuk-pupuk yang dapat menyuburkan
di sisi kanan merupakan
Pada stasiun I spesies ikan yang tertangkap
tumbuhan-tumbuhan air yang merupakan bahan
sebanyak 10 ekor, hal ini disebabkan karena pada
makanan bagi ikan. Arus ikan yang tenang
Stasiun I merupakan lokasi penambangan batu dan
menyebabkan ikan mudah untuk bertelur. Spesies
pasir, akibatnya air sungai menjadi keruh sehingga
Epalzeorhyncos kaloptrus, Leocassis robustus,
habitat ikan akan terganggu. Menurut Cahyono
Mystus bimaculatus, Barbicthys laevis, Hampala
(2000), air yang keruh dapat menghilangkan selera
macrolepidota,
makan
ikan
pleurotaenia, Tor tambra merupakan spesies ikan
terganggu. Arus pada stasiun I lebih deras dari
yang hidup di dasar sungai yang gelap, dalam dan
stasiun II dan III sehingga dapat menyebabkan
tenang seperti stasiun III yang merupakan tempat
reproduksi ikan terganggu karena telur ikan
pavorit ikan untuk bersembunyi dan bertelur,
terbawa oleh arus.Dari hasil penelitian spesies ikan
sedangkan spesies Labeobarbus festivus
yang ditemukan di stasiun I yaitu ikan Leiocassis
Rasbora argyotaenia merupakan ikan yang hidup
robustus, Barbichtys leavis dan Labeobarbus
di permukaan sungai.
ikan
karena
daya
penglihatan
festivus.
Osteochilus chini,
Osteochilus
dan
Bila dibandingkan dari ketiga stasiun spesies
Pada Stasiun II spesies ikan yang tertangkap
ikan
yang paling banyak ditemukan
dan
sebanyak 23 ekor, jumlah ikan yang didapatkan
didapatkan disemua stasiun yaitu Labeobarbus
lebih banyak dari Stasiun I karena Stasiun II berada
festivus, hal ini disebabkan karena spesies ikan ini
pada pemukiman penduduk yang menghasilkan
bisa menyesuaikan diri disemua kondisi perairan
lebih banyak limbah organik yang dimanfaatkan
dan spesies ikan ini biasanya hidup secara
untuk makanan ikan dan pada stasiun II tidak
bergerombolan. Sedangkan spesies ikan yang
terdapat aktifitas menangkap ikan karena disekitar
sedikit
stasiun terdapat lubuk larangan. Spesies ikan yang
Hampala
didapatkan
Acantopsis
Acrochordonicthys chamaelon, hal ini disebabkan
gaouramy,
karena spesies ikan ini merupakan ikan yang hidup
Tetradon
di dasar sungai yang dalam dan suka bersembunyi
sabahensis merupakan ikan yang hidup di dasar
di dalam lubang-lubang atau pasir sehingga ikan ini
sungai, sedangkan spesies Labeobarbus festivus,
sulit untuk ditangkap.
di
octioctinos,
stasiun
seperti
Ospheronemus
Acrochordonichtys
Mystacoleucus
II
chamaelon
marginatus
dan
dan
Rasbora
ditemukan yaitu
Mystus bimaculatus,
microlepidota,
Tor
Tambra
dan
Hasil pengukuran Faktor Fisika Kimia Air Di
argyotaenia merupakan ikan yang habitat hidupnya
Sungai
Tabir
Kecamatan
Tabir
kabupaten
di permukaan sungai dan biasanya hidup secara
Merangin Provinsi Jambi berdasarkan Tabel 2.
bergerombolan.
4
Tabel 2: Faktor Fisika-Kimia Air di Sungai Tabir Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin Provinsi Jambi Stasiun Parameter Suhu (°C) PH Arus (M/det) Subsrat Vegetasi Kecerahan
I
II
III
26°C 6 0,098 M/det Berbatu dan berpasir Perkebunan sawit, karet 25 cm
27°C 7 0,048 M/det Berbatu dan berpasir Rumput dan pohon
26°C 6 0,0316 M/det Batu, Pasir dan Napal Perkebunan sayur dan karet 28 cm
Berdasarkan hasil pengukuran faktor fisika kimia perairan di Sungai Tabir didapatkan suhu 26°C-27°C, suhu ini merupakan kisaran suhu yang umum
dijumpai
di
daerah
tropis.
34 cm
yang merupakan daerah terbuka karena sedikitnya tumbuhan yang hidup di sekitar sungai. Kecepatan arus yang didapatkan pada stasiun I,
Menurut
II dan III yaitu berkisar 0.098M/det-0,0316M/det,
Alabaster dan Lyiod (1980), dikatakan bahwa suhu
dimana kecepatan arus tertinggi terdapat pada
yang baik untuk kehidupan ikan antara 23°C-32°C,
stasiun I yaitu 0,098M/det, stasiun II 0,048M/det
karena pada kisaran ini nafsu makan ikan paling
dan arus yang paling lambat pada stasiun III yaitu
tinggi dan dari hasil pengamatan terbukti bahwa
0,0316M/det. Menurut Odum (1996), bahwa
suhu sungai Tabir termasuk kedalam suhu suhu
kecepatan
yang baik untuk pertumbuhan ikan.
kedalaman dan kelebaran sungai. Kecepatan arus
Menurut Suwondo (2005), bahwa kecerahan air penting artinya bagi kehidupan organisme
arus
ditentukan
oleh
kemiringan,
pada stasiun III lambat karena kondisi sungai yang dalam dan lebar.
perairan, dimana kecerahan merupakan ukuran
pH perairan Sungai Tabir yaitu 6-7 yang
untuk mengetahui daya penetrasi cahaya matahari
merupakan pH yang layak untuk kehidupan ikan.
kedalam perairan. Nilai kecerahan yang paling
Menurut Pescod (1973), pH yang ideal untuk
rendah pada stasiun I yaitu 25 cm hal ini
kehidupan diperairan adalah 6,5-8, pada pH yang
dikarenakan pada stasiun I merupakan tempat
berkondisi asam dengan pH kurang dari 6,
penambang pasir dan batu sehingga menyebabkan
organisme air tidak akan hidup dengan baik.
air menjadi keruh dan stasiun I merupakan tempat
Perairan dengan nilai pH kecil dari 4 merupakan
yang gelap karena banyaknya tumbuhan yang
perairan yang sangat asam dan dapat menyebabkan
hidup di sekeliling sungai,
kematian makluk hidup, sedangkan pH lebih dari
sedangkan nilai
kecerahan yang paling tinggi yaitu pada stasiun II
9,5 merupakan perairan yang sangat basa dapat pula menyebabkan kematian dan mengurangi produktivitas (Wardoyo, 1982).
5
PENUTUP A. KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Sungai
Tabir
Merangin
Kecamatan
Provinsi
Tabir
Jambi.Spesies
Kabupaten ikan
yang
sabahensis
familiTetraodontidae
dari
ordo
Tetraodontiformes. Leiocassis robustus, Mystus bimaculatus
dari
famili
ditemukan sebanyak 16 spesies, 6 famili dari 4
Acrochordonichtys
ordo.
Siluridaeyang semuanya berada dibawah ordo
Spesies
ikan
yang
didapatkan
yaitu:,
Barbichthys leavis, Epalizeorhynchos kalopterus, Hampala
macrolepidota,
chini,
dari
famili
Siluriformes.
Labeobarbusfestivus,
Mystacoleucusmarginatus,Osteochilus
chamaelon
Bragidae,
Berdasarkan hasil pengukuran fisika kimia didapatkan pH 6-7, suhu 26°C-27°C, kecepatan
Puntius sp., Osteochilus pleurotaenia, Rasbora
arus
0,098M/det-0,0316M/det
argyotaenia, Tor tambra yang semuanya dari
kecerahan 25 cm - 34 cm.
dan
tingkat
famili Cyprinidae.Acantopsis octoactinos famili Cobitidae
dan
Cypriniformes,
semuanya
berasal
Osphronemus
dari
gouramy
ordo famili
Anabantidae dari ordo Labyrinthici, Tetradon
B. SARAN Untuk penelitian selanjutnya perlu dilakukan kajian bioekologi dari ikan-ikan tersebut dengan tujuan untuk pembudidayaan.
DAFTAR PUSTAKA Alabaster, JS and R Liyod. 1980. Water Quality Criteria for Freshwater Fish. Buttenvorths. London-Boston Cahyono. 2000. Budidaya ikan air tawar. Kanisus: Yogyakarta Jangkaru, Z. 2000. Pembesaran Ikan Air Tawar Di berbagai Lingkungan Pemeliharaan Ikan. Penerbit Swadaya: Jakarta. Khairuman dan K. Amri.2001.Buku Pintar Budi Daya Dan Bisnis 15 Ikan Konsumsi. PT Agromedia Pustaka: Jakarta Kottelat, M., A.J. Whitten., S.N. Kartikasari and S. Wirjoadmojo. 1993. Freshwater Fishes Of Western Indonesia And Sulawesi. Pereplus: Singapore
Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci identifikasi Ikan. Jilid I dan II. Bina Cipta: Jakarta. Saputra, FM. 2004. Daerah Aliran Sungai Batang Hari, Makalah-pdf Web:http://penataan ruang.pu.go.id/ta/Lapak04/P3 DAS Batanghari Akhir.html Diakses tanggal 24 Juni 2013. Sinaga, T.P. 1995. Bioekologi Komunitas Ikan di Sungai Banjaran Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Tesis. Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor: Bogor Suin. N .M dan R. Syafinah. 2006. Ekologi Bahan Ajar Laboratorium Andalas University Press: Padang
Odum,E.P., 1996. Dasar-Dasar Ekologi (Diterjemahkan Oleh Tjahjono Samingan), Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta
Suwondo. 2005. Akumulasi Logam Cupprum (Cu) Dan Zincum (Zn) Di Perairan Sungai Siak Dengan Menggunakan Bioakumulator Eceng Gondok (Eichhornia crassipes).http://fisika.fst.unair.ac.id.htm. Diakses tanggal 28 Desember 2013
Pescod MB. 1973. Investigation of rasional effluent and stream standart for tropical countries. San Fransisco.U.S. Army Research and Development Group Far East APO.
Wardoyo, S.T.H. 1982. Kriteria Kualitas Air Untuk Kepentingan Pertaniandan Perikanan. Training Analisis Dampak Lingkungan, PPLH-UNDP.
6
JENIS- JENIS IKAN YANG DITEMUKAN DI SUNGAI TABIR KECAMATAN TABIR KABUPATEN MERANGIN PROVINSI JAMBI
E JURNAL
IISTIANAH NIM : 09010172
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2014
7