1 JURNAL BORNEO CENDEKIA. VOLUME 1 NO 1 JANUARI 2017

Download 1 Jan 2017 ... saat hospitalisasi anak balita di ruang lanan RSUD Sultan Imanudddin Pangkalan Bun. Kata kunci : Hospitalisasi Anak Balita, ...

1 downloads 701 Views 480KB Size
1

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN ORANG TUA SAAT HOSPITALISASI ANAK BALITA ( Studi di Ruang Anak RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun Kabupaten Kotawaringin Barat Provinsi Kalimantan Tengah ) Agung Puja Nugraha*Luluk Sulistiyono**Churaerie Latief*** ABSTRAK Selama proses hospitalisasi anak, stress / cemas tidak hanya dialami oleh anak yang dirawat tetapi juga orang tua sehingga asuhan keperawatan tidak hanya terfokus pada anak tetapi juga pada orang tuanya. Saat hospitalisasi anak balita, stressor yang diterima orang tua akan bertambah sehingga kecemasan orang tua akan meningkat. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan pengetahuan dengan kecemasan orang tua saat menghadapi hospitalisasi anak di Ruang Lanan RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun. Desain penelitian ini menggunakan analitic cross sectional, dengan sampel 48 orang tua. Teknik sampling yang digunakan Consecutive sampling. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner untuk variabel pengetahuan orang tua, pada variabel kecemasan menggunakan kuesioner Skala HARS dengan wawancara dan observasi.Hasil penelitian hampir setengah orang tua dengan hospitalisasi anak balita memiliki pengetahuan cukup (45,9%), sebagian besar orang tua mengalami kecemasan ringan (54,2%), dan didapatkan hasil analisis spearman rho 0,001 menunjukan nilai p<0,005 dengan bantuan aplikasi SPSS 23. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan ada hubungan pengetahuan dengan kecemasan orang tua saat hospitalisasi anak balita di ruang lanan RSUD Sultan Imanudddin Pangkalan Bun. Kata kunci : Hospitalisasi Anak Balita, Kecemasan Orang Tua, Pengetahuan

RELATIONS KNOWLEDGE WITH ANXIETY PARENTS WHEN HOSPITALISASI KIDS UNDER 5 YEARS OLD (Studies in RSUD Sultan Imanuddin West Kotawaringin Central Borneo) ABSTRACT During the process hospitalisasi child , stress / anxious not only experienced by the child who is being treated but also parents upbringing nursing so that is not only focused on child but also at his parents .When hospitalisasi kids under 5 years old , stressor received by parents would anxiety increased so that the parents will increase. This study aims to analyze knowledge relations with anxiety parents as we face hospitalisasi children In RSUD Sultan Imanuddin Bun. Design this research using analitic cross sectional, selected from 48 parents. Sampling techniques used consecutive of sampling. Data collection method uses a questionnaire for variables parents knowledge, on the variables of anxiety using a questionnaire scale hars by interviews and observation. The results of the study almost half parents with hospitalisasi toddlers having knowledge enough (45,9 %) , most parents experienced mild anxiety (54,2 %) , and obtained the results of the analysis the spearman rho 0,001 showed value p < 0,005. The result of this research can be concluded there was a correlation knowledge with anxiety the older when hospitalisasi toddlers in the Lanan RSUD Sultan Imanudddin Pangkalan Bun. Keyword : Hospitalization, Parents’s Anxiety , Knowledge.

Jurnal Borneo Cendekia. Volume 1 No 1 Januari 2017

2

PENDAHULUAN Supartini (2004) dalam Hasrati (2015:32) menyatakan bahwa hospitalisasi pada anak merupakan proses karena suatu alasan yang berencana atau darurat mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangan kembali kerumah. Selama proses hospitalisasi anak, stress tidak hanya dialami oleh anak yang dirawat tetapi juga orang tua sehingga asuhan keperawatan tidak hanya terfokus pada anak tetapi juga pada orang tuanya. Keadaan seperti ini mengakibatkan anak berusaha untukberadaptasi dengan lingkungan di rumah sakit, sehingga kondisi tersebutmerupakan stressor bagi anak dan orang tua. Orang tua akan menangkap respon anak seperti menangis, gelisah, sampai perubahan kondisi yang tidak menentu yang memungkinkan orang tua turut merasa cemas sebagai bentuk simpati terhadap anaknya. Supartini (2014:194) Pada anak balita reaksi yang sering muncul ialah menangis kuat, marah, bahkan menolak perhatian yang diberikan orang lain selain orang tuanya. Alexander et al (2004) dalam Wibowo (2010:9) stressor yang di terima orang tua lebih banyak sehingga ada kecenderungan mengurangi peran orang tua untuk mendampingi anaknya saat hospitalisasi yang berpengaruh terhadap proses kesembuhan anak ketika menjalani rawat inap. Orang tua dengan anak hospitalisasi akan mudah mengalami kecemasan dan rasa bersalah terutama ketika anaknya menderita sakit yang dianggap cukup berbahaya. Apalagi orang tua yang mungkin anaknya pertama kali menjalani hospitalisasi. Kecemasan ini dapat meningkat apabila orang tua merasa kurang informasi terhadap penyakit anaknya dari rumah sakit terkait. Supartini (2014:189) menyatakan bahwa kurangnya pengetahuan orang tua memicu timbulnya stressor baru pada orang tua, yang dapat menimbulkan kecemasan.

Pengetahuan seseorang tentang hospitalisasi dan penyakit yang dialami anaknya akan mempengaruhi tingkat kecemasan orang tua. Kecemasan juga dipengaruhi oleh menurunnya kadar hormon endorfin di dalam tubuh. Apabila orang tua mengetahui menejemen stress/cemas serta memiliki pengetahuan yg cukup tentang hospitalisasi anak maka akan meminimalkan stressor yang didapat oleh orang tua, dan meningkatkan kadar endorfin dalam tubuh sehingga ada kecenderungan kecemasannya akan berkurang. Tujuan penelitian ini adalah Untuk menganalisis hubungan antara pengetahuan dengan kecemasan orang tua saat menghadapi hospitalisasi anak di ruang anak balita. penelitian ini dapat digunakan oleh tenaga medis khususnya perawat dalam melakukan keperawatan anak sebagai bahan acuan dalam memberikan penyuluhan atau konseling kepada orang tua terkait hospitalisasi anak.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN Jenis penelitian adalah kuantitatif non eksperimental. Desain penelitian yang digunakan adalah analitic cross sectional. Cara penetapan responden menggunakan teknik consecutive sampling dengan besar sampel yang di peroleh dalam waktu tiga minggu pa 30 juni 2016 – 17 juli 2016 sebanyak 48 sampel. Instrumen penelitian yang digunakan berupa kuesioner pengetahuan untuk mengukur tingkat pengtahuan orang tua tentang hospitalisasi dan kuesioner kecemasan untuk mengukur kecemasan orang tua saat hospitalisasi anak balita berdasarkan kuesioner kecemasan Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS). Kuesioner pengetahuan terdiri dari 20 item pernyataan yang telah dinyatakan valid dan reliabel, dianalisa dengan rumus teknik korelasi Pearson Product Moment. Uji validitas menghasilkan 20 item pernyataan dengan

Jurnal Borneo Cendekia. Volume 1 No 1 Januari 2017

3

rentang nilai r 0,664-0,854. Uji reliabilitas menggunakan rumus Alfa Cronbach dan didapatkan 20 item pernyataan reliable dengan nilai alfa > 0,05. Kuesioner diberikan pada orang tua dengan anak hospitalisasi anak balita yang memenuhi kriteria inklusi. Data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan uji statistik Spearman rho dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

HASIL PENELITIAN Karakteristik Responden menurut Jenis Kelamin Karakteristik jenis kelamin responden/orang tua dengan hospitalisasi anak balita yang dikategorikan menjadi 2 (dua) diperoleh hasil, dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden, di Ruang Anak (Lanan) RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun Kab. Kotawaringin Barat Prov. Kalimantan Tengah, Juni 2016 Jenis Persentase Jumlah Kelamin (%) Laki-laki 26 54,2 Perempuan 22 45,8 Total 48 100 Sumber: Data primer, 2016

Pada tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar orang tua dengan hospitalisasi anak balita di ruang lanan RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun adalah laki-laki sebanyak 26 orang (54,2 %). Karakteristik Responden menurut Usia Karakteristik usia responden dengan hospitalisasi anak balita yang dikategorikan menjadi 4 diperoleh hasil, dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2 Distribusi Frekuensi Usia Responden, di Ruang Anak (Lanan) RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun Kab. Kotawaringin Barat Prov. Kalimantan Tengah, Juni 2016

Usia (Tahun) 22-27 28-33 34-39 >40 Total

Jumlah 4 15 20 9 48

Persentase 8,3 31,3 41,7 18,8 100

Sumber: Data primer, 2016

Pada tabel 2 menunjukkan bahwa hampir setengah orang tua dengan hospitalisasi anak balita di ruang lanan RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun berusia 34-39 tahun sebanyak 20 orang (41,7%).

Karakteristik Pekerjaan

Responden

menurut

Karakteristik pekerjaan responden/orang tua dengan hospitalisasi anak balita yang dikategorikan menjadi 5 (lima) diperoleh hasil, dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden, di ruang anak (Lanan) RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun Kab. Kotawaringin Barat Prov. Kalimantan Tengah, Juni 2016 Pekerjaan Buruh Swasta Wiraswasta PNS IRT Total

Jumlah 3 15 9 9 12 48

Persentase 6,3 31.3 18,8 18,8 25 100

Sumber: Data primer, 2016

Pada tabel 3 menunjukkan bahwa hampir setengah pekerjaan orang tua dengan hospitalisasi anak balita di Ruang Lanan RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun adalah swasta sebanyak 15 orang (31.3%). Karakteristik Pendidikan

Responden

menurut

Karakteristik pendidikan responden/orang tua dengan hospitalisasi anak balita yang dikategorikan menjadi 5 (lima) diperoleh hasil, dapat dilihat pada tabel 4.

Jurnal Borneo Cendekia. Volume 1 No 1 Januari 2017

4

Tabel 4Distribusi Frekuensi pendidikan responden, di Ruang Anak (Lanan) RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun Kab. Kotawaringin Barat Prov. Kalimantan Tengah, Juni 2016 Pendidikan Jumlah Persentase Tidak tamat 6 12,5 SD SD 10 20,8 SMP 7 14,6 SMA 9 18,8 PT 16 33,3 Total 48 100 Sumber: Data primer, 2016 Pada tabel 4 menunjukkan bahwa hampir setengah pendidikan terakhir orang tua dengan hospitalisasi anak balita di ruang lanan RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun adalah perguruan tinggi sebanyak 16 orang (33,3%). Karakteristik Jumlah Anak

Responden

menurut

Karakteristik jumlah anak responden/ dengan hospitalisasi anak balita yang dikategorikan menjadi 5 diperoleh hasil, dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5 Distribusi Frekuensi jumlah anak responden di ruang anak (Lanan) RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun Kab. Kotawaringin Barat Jumlah Jumlah Persentase Anak Satu 13 27,1 Dua 15 31,3 Tiga 15 31,3 Empat 2 4,2 Lima 3 6,3 Total 48 100 Sumber: Data primer, 2016

Pada tabel 5 menunjukkan bahwa hampir setengah jumlah anak dari orang tua dengan hospitalisasi anak balita di ruang lanan RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun memiliki 2-3 anak, sebanyak jumlah 15 orang (31.3%).

Karakteristik Responden menurut Jumlah anak masuk rumah sakit Karakteristik responden/ orang tua dengan jumlah anak masuk rumah sakit diperoleh hasil, dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6 Distribusi Frekuensi jumlah anak MRS responden di ruang anak (Lanan) RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun Kab. Kotawaringin Barat Prov. Kalimantan Tengah, Juni 2016 Jumlah Jumlah Persentase MRS Satu Kali 20 41,7 Dua Kali 15 31,3 Tiga Kali 4 8,3 Empat Kali 2 4,2 Lima Kali 2 4,2 Enam Kali 1 2,1 Tujuh Kali 2 4,2 Lima Belas 2 4,2 Kali Total 48 100 Sumber: Data primer, 2016

Pada tabel 6 menunjukkan bahwa hampir setengah orang tua pertama kali mengalami hospitalisasi anak balita di ruang lanan RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun sebanyak 20 orang (41,7%). Karakteristik Responden Pengalaman mendapat tentang hospitalisasi

menurut informasi

Karakteristik responden/ orang tua yang pernah mendapat informasi tentang hospitalisasi anak balita yang dikategorikan menjadi 2 (dua) diperoleh hasil, dapatdilihatpadatabel7. Tabel 7 Distribusi Frekuensi yang pernah mendapat informasi tentang hospitalisasi di ruang anak (Lanan) RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun Kab. Kotawaringin Barat Prov. Kalimantan Tengah, Juni 2016

Jurnal Borneo Cendekia. Volume 1 No 1 Januari 2017

5

Pengalaman Informasi Pernah Tidak pernah Total

Jumlah

Persentase

21 27 48

43,8 56,3 100

Sumber: Data primer, 2016

Pada tabel 7 menunjukkan bahwa sebagian besar orang tua dengan hospitalisasi anak balita di ruang lanan RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun tidak pernah mendapat informasi tentang hospitalisasi sebanyak27 orang 56,3%). Karakteristik Responden menurut Pengalaman mengalami masalah yang sangat berat Karakteristik responden/ orang tua yang pernah mengalami masalah yang berat diperoleh hasil, dapatdilihatpadatabel8. Tabel 8 Distribusi Frekuensi orang tua yang pernah mengalami masalah yang berat di ruang anak (Lanan) RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun Kab. Kotawaringin Barat Prov. Kalimantan Tengah, Juni 2016 Pengalaman Masalah Yang Berat Pernah Tidak Pernah Total

Jumlah

Persentase

8 40 48

16,7 83,3 100

Sumber: Data primer, 2016

Pada tabel 8 menunjukkan bahwa hampir seluruhnya orang tua dengan hospitalisasi anak balita di ruang lanan RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun tidak pernah mengalami masalah yang berat sebanyak 40 orang 83,3%). Karakteristik Penghasilan

Responden

menurut

Karakteristik penghasilan responden/orang tua dengan hospitalisasi anak balita yang dikategorikan menjadi 4 (empat) diperoleh hasil, dapat dilihat pada tabel 9.

Tabel 9 Distribusi Frekuensi penghasilan orang tua di ruang anak (Lanan) RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun Kab. Kotawaringin Barat Prov. Kalimantan Tengah, Juni 2016 Penghasilan Jumlah Persentase < 1 Juta 19 39,6 1-2 Juta 5 10,4 2-3 Juta 21 43,8 >3 Juta 3 6,3 Total 48 100 Sumber: Data primer, 2016

Pada tabel 9 menunjukkan bahwa hampir setengah penghasilan orang tua dengan hospitalisasi anak balita di Ruang Lanan RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun adalah 2-3 Juta sebanyak 21 orang (43,8%). Karakteristik Pengeluaran

Responden

menurut

Karakteristik pengeluaran responden/orang tua dengan hospitalisasi anak balita yang dikategorikan menjadi 4 (empat)diperoleh hasil, dapat dilihat pada tabel 10. Tabel 10 Distribusi Frekuensi pengeluaran orang tua di ruang anak (Lanan) RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun Kab. Kotawaringin Barat Prov. Kalimantan Tengah, Juni 2016 Pengeluaran Jumlah /Bulan < 1 Juta 16 1-2 Juta 18 2-3 Juta 12 >3 Juta 2 Total 48

Persentase (%) 33,3 37,5 25 4,2 100

Sumber: Data primer Tahun 2016

Pada tabel 10 menunjukkan bahwa hampir setengah pengeluaran orang tua dengan hospitalisasi anak balita di ruang lanan RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun 1-2 Juta sebanyak18 orang (37,5%). Pengetahuan hospitalisasi

orang

tua

tentang

Jurnal Borneo Cendekia. Volume 1 No 1 Januari 2017

6

Tabel 11 Pengetahuan orang tua tentang hospitalisasi anak balita di ruang Lanan RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun 2016 Pengetahuan Jumlah Persentase (%) Baik 16 33,3 Cukup 22 45,9 Kurang 10 20,8 Total 48 100 Sumber: Data primer, 2016

Pada tabel 11 menunjukkan bahwa hampir setengah orang tua dengan hospitalisasi anak balita di ruang lanan RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun memiliki pengetahuan cukup sebanyak 22 orang (45,9%). Kecemasan orang tua saat hospitalisasi anak balita Tabel 12 Kecemasan orang tua saat hospitalisasi anak balita di ruang Lanan RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun 2016 Kecemasan Jumlah Persentase Tidak Cemas 7 14,6 Ringan 26 54,2 Sedang 11 22,9 Berat 4 8,3 Panik 0 0 Total 48 100 Sumber: Data primer, 2016

Pada tabel 12 menunjukkan bahwa sebagian besar orang tua dengan hospitalisasi anak balita di ruang lanan RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun mengalami kecemasan ringan sebanyak 26 orang (54,2%) Hubungan pengetahuan kecemasan orang tua hospitalisasi anak balita

dengan tentang

Tabel 13 Hubungan pengetahuan dengan kecemasan orang tua tentang hospitalisasi anak balita di ruang Lanan RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun 2016

Sumber: Data primer, 2016

Berdasarkan tabel 13, hampir setengah orang tua dengan pengetahuan cukup tentang hospitalisasi anak balita mengalami kecemasan ringan dengan jumlah 15 orang (31,3%). Selain itu, didapatkan hasil uji spearman rho menunjukkan nilai p value sebesar 0,001.

PEMBAHASAN Sebanyak 16 responden (33,3%) memiliki pengetahuan baik tentang hospitalisasi, 22 responden (45,9 %) memiliki pengetahuan cukup, dan 10 responden (20,8%) memiliki pengetahuan kurang. Hal ini menunjukkan hampir setengah responden memiliki pengetahuan cukup tentang hospitalisasi. Kategori cukup orang tua memahami tentang alur proses rawat inap/ hospitalisasi, faktor yang dapat menimbulkan cemas ketika anak menjalani hospitalisasi, pengertian hospitalisasi, manfaat hospitalisasi, dan tujuan hospitalisasi. Apriany (2013:5) Hal - hal yang mempengaruhi kecemasan orang tua saat hospitalisasi anak ialah perkembangan kondisi anak, tindakan pengobatan, biaya perawatan, dukungan sosial, dan juga dipengaruhi tingkat pengetahuan. Pentingnya pengetahuan tentang hospitalisasi saat mengalami hospitalisasi anak agar tidak menambah beban pikiran orang tua sehingga dapat menjalankan perannya dalam mendampingi anaknya dalam keadaan sakit. Jika orang tua mampu menerima informasi yang

Jurnal Borneo Cendekia. Volume 1 No 1 Januari 2017

7

diberikan perawat saat hospitalisasi anak balita maka akan membuat orang tua menerima dan mengerti pelayanan perawatan yang diberikan kepada anaknya. Indrayani dan Santoso (2012:166) menyatakan bahwa informasi yang lengkap dan jelas akan memberikan kepercayaan klien terhadap pemberi pelayanan keperawatan. Sebanyak 26 responden (54,2%) mengalami kecemasan ringan, sebanyak 11 responden (22,9%) mengalami kecemasan sedang. Hal ini menunjukkan sebagian besar responden dengan hospitalisasi anak balita mengalami kecemasan ringan. Lubis (2009) dalam Manurung (2016:32) menjelaskan bahwa kecemasan ialah tanggapan dari sebuah ancaman nyata maupun khayal. Kecemasan orang tua sebagian besar ditunjukkan dengan perasaan cemas, gangguan kecerdasan seperti mudah lupa dan sulit konsentrasi; gangguan tidur seperti tidur tidak pulas, sulit memulai tidur; gangguan perasaan depresi seperti sedih, perasaan tidak menyenagkan sepanjang hari; gejala autonom yaitu pusing; gangguan perasaan seperti cemas dan firasat buruk; serta ketegangan seperti lesu dan gelisah. Hal tersebut terlihat dari skor total pada gejala perasaan cemas yang menduduki peringkat tertinggi. Gejala kecemasan yang dialami pada gangguan kecerdasan, orang tua mengatakan sering lupa dengan bebrapa kegiatan atau aktivitas yang akan dilakukan karena orang tua merasa ngantuk dan sulit konsentrasi serta ditunjang oleh kecemasan terhadap kesembuhan anaknya. Chayatin & Mubarak(2007) dalam Budayani, (2015:15) Hal ini sesuai dengan pernyataan banyak faktor yang mempengaruhi kualitas maupun kuantitas tidur, salah satu diantaranya. Gejala yang dialami orang tua pada gangguan tidur ialah orang tua mengatakan selama hospitalisasi anak, tidak bisa tidur dengan tenang seperti biasanya, mungkin dikarenakan terlalu cemas/memikirkan keadaan anaknya yang sedang sakit. Hal ini sesuai Taylor, (2001) dalam Budayani,

(2015:58) dengan pernyataan bahwa kecemasan seorang akan mempengaruhi kualitas tidurnya, saat perawatan di rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan yang mengakibatkan peningkatan kebutuhan tidur. Gejala autonom yang dialami orang tua ialah orang tua mengatakan selama perawatan anak dirumah sakit tak jarang mereka mengalami sakit kepala/pusing karena banyak hal yang harus diselesaikan serta terlalu memikirkan kondisi anaknya. Yang dimungkinkan terlalu banya sressor yang dialami orang tua sehingga respon terhadap stress menjadi ke arah yang tidak baik. Hal ini sesuai dengan kecemasan atau ansietas menyebabkan respons kognitif, psikomotor, dan fisiologis yang tidak nyaman. Akbar (2010:8) menyatakan respons negatif terhadap ansietas dapat menimbulkan perilaku maladaptif, seperti sakit kepala akibat ketegangan, sindrom nyeri, dan respons terkait stress yang menimbulkan efisiensi imun. Kecemasan yang dialami orang tuapun dimungkinkan mengakibatkan ketegangan otot, salah satunya ketegangan otot disekitar kepala dan leher yang pada akhirnya menimbulkan respon nyeri pada kepala. Gejala orang tua pada perasaan yang dialami ialah orang tua mengatakan cemas akan kondisi anaknya yang sedang dirawat di rumah sakit, cemas akan kesembuhannya nanti, takut terjadi hal yang buruk terhadap anaknya. Hal ini sesuai dengan Wiramihardja (2007) dalam Prihatanti (2010:19) yang menyatakan bahwa seseorang yang cemas akan merasa ketakutan atau kehilangan kepercayaan diri yang tidak jelas asal maupun wujudnya. Hal ini juga diperkuat dengan teori Nevid, (2005) dalam Prihatanti (2010:15) kecemasan adalah suatu keadaan khawatir yang mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi. Hasil perhitungan statistik menunjukkan pvalue = 0, 001. Nilai p-value < 0,05 yang menunjukkan ada hubungan bermakna antara pengetahuan dengan kecemasan orang tua saat hospitalisasi anak balita di Ruang Lanan RSUD Sultan Imanuddin

Jurnal Borneo Cendekia. Volume 1 No 1 Januari 2017

8

Pangkalan Bun.Pengetahuan orang tuatentang hospitalisasi dan penyakit yang dialami anaknya akan mempengaruhi tingkat kecemasan orang tua. Kecemasan juga dipengaruhi oleh menurunnya kadar hormon endorfin di dalam tubuh. Apabila orang tua mengetahui menejemen stress/cemas serta memiliki pengetahuan yg cukup tentang hospitalisasi anak maka akan meminimalkan stressor yang didapat oleh orang tua, dan meningkatkan kadar endorfin dalam tubuh sehingga ada kecenderungan kecemasannya akan berkurang. Dalam hal ini jika orang tua tidak cemas dan tenang dalam mendampingi anak balitanya, maka akan ada kecenderungan anak juga kooperatif dalam perawatan dan secara tidak langsung ini mengurangi stressor yang diterima orang tua. Yang diperkuat dengan teori menurut Kadir (2010:2), tingginya kecemasan orang dipicu dari berbagai stressor yang diterima seseorang, baik stressor fisik maupun pasikologis. Menurut Indrayani (2007:167) kondisi kecemasan dipengaruhi oleh lama rawat, seseorang yang tidak memiliki informasi yang cukup tentang penyakit yang diderita akan cenderung lebih cemas dan pada akhirnya ia akan melakukan tindakan yang membahayakan bagi dirinya sendiri. Peningkatan pengetahuan orang tua didapat dari hasil informasi. Apabila penerimaan informasi baru atau adopsi informasi melalui proses yang didasari pengetahuan, kesadaran dan sikap mak informasi tersebut tidak akan menimbulkan kesalahan. Sebaliknya apabila informasi itu tidak didasari pengetahuan dan kesadaran maka akan menimbulkan kesalahan yang berdampak pada ketakutan dan kekhawatiran atau meningkatkan rasa kecemasan seseorang.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Hampir setengah orang tua dengan hospitalisasi anak balita di Ruang Lanan RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun memiliki pengetahuan cukup. 2. Sebagian besar orang tua dengan hospitalisasi anak balita di Ruang Lanan RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun mengalami kecemasan ringan. 3. Ada hubungan bermakna antara pengetahuan dengan kecemasan orang tua saat hospitalisasi anak balita di Ruang Lanan RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun. Saran 1. Bagi Ilmu Pengetahuan Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber referensi ilmu pengetahuan kesehatan terkait pengetahuan dan kecemasan orang tua saat hospitalisasi anak balita. 2. Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi terkait pengetahuan dan kecemasan orang tua saat hospitalisasi anak balita. 3. Tenaga Kesehatan Kepada perawat dapat meningkatkan pengetahuan orang tua tentang hospitalisasi anak balita. Khususnya pengetahuan tentang dampak yang akan dialami orang tua dan anak pasca hospitalisasi serta hendaknya dapat meningkatkan penanganan kecemasan pada orang tua saat hospitalisasi anak balita. Khususnya penanganan kecemasan pada gangguan kecerdasan seperti mudah lupa dan sulit konsentrasi; gangguan tidur seperti tidur tidak pulas, sulit memulai tidur; gangguan perasaan depresi seperti sedih, perasaan tidak menyenagkan sepanjang hari; gejala autonom yaitu pusing; gangguan perasaan seperti cemas dan firasat buruk; serta ketegangan seperti lesu dan gelisah. 4. Responden Agar dapat meningkatkan konseling terkait pengetahuan tentang dampak

Jurnal Borneo Cendekia. Volume 1 No 1 Januari 2017

9

hospitalisasi dan cara untuk menurunkan angka kecemasan dengan gejala mudah lupa dan sulit konsentrasi; tidak pulas, sulit memulai tidur; gangguan perasaan depresi seperti sedih,; gejala autonom yaitu pusing; perasaan seperti cemas dan firasat buruk; ketegangan seperti lesu dan gelisah. 5. Peneliti Selanjutnya Hendaknya menggali faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan orang tua saat hospitalsiasi anak balita. Disarankan juga untuk mengaitkan lama rawat dengan tingkat kecemasan orang tua, dan jenis penyakit dengan tingkat kecemasan orang tua anak.

KEPUSTAKAAN Apriany, D.2013. Hubungan Antara Hospitalisasi Anak Dengan Tingkat Kecemasan Orang Tua : Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.2. Akbar, Muhammad.2010.Nyeri Kepala. Bagian Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar 2010 Budayani, S.S. 2015.Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Kualitas Tidur Penderita Asma di RSUD Kabupaten Karanganyar.Program Studi S1 Keperawatan Stikes Kusuma Husada Surakarta 2015 Hasrati,

Pada Anak Hospitalisasi: Jurnal Nursing Studies, Volume 1, Nomor 1. Kadir,

Akmarawita.2010. Perubahan Hormon Terhadap Stress. http://elib.fk.uwks.ac.id/asset/archi eve/jurnal/Vol2.no1.Januari2010/ PERUBAHAN%20HORMON%20 TERHADAP%20STRESS.docx ; Diakses2 Juni 2016 01:00

Manurung, N.2016.Terapi Reminiscence;Solusi Pendekatan sebagau upaya tindakan keperawatandalam menurunkan kecemasan, stress dan depresi.Jakarta Timur;TIM Prihatanti, N.R.2010.Hubungan Antara Tingkat Kecemasan dengan KejadianDismenorea pada Remaja Putri di Pondok Pesantren Imam Syuhodo Polokarto Sukoharjo. Fakultas KedokteranUniversitas Sebelas MaretSurakarta2010 Supartini,Yupi.2004. Buku Ajar Keperawatan Anak.Jakarta : EGC Wibowo, A. R.2010.Hubungan Support System Keluarga dengan Tingkat Kecemasan pada Anak Usia Prasekolah yang dirawat Inap di Bangsal Melati 2 RSUD Dr. Moewardi Surakarta.Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta 2010

M.2015. Gambaran Tingkat Kecemasan Orang Tua terhadap Hospitalisasi Anak Usia Pra Sekolah yang Menjalani Prosedur Invasif Di Ruangan Akut Irna Kebidanan Dan Anak Rsup Dr M Djamil Padang Tahun 2015.Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang

Indrayani, A ., dan Santoso, A.2012. Hubungan Pendidikan Kesehatan Dengan Kecemasan Orang Tua

Jurnal Borneo Cendekia. Volume 1 No 1 Januari 2017