KEPRIBADIAN KONSELOR DAN PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI SEKOLAH Hengki Yandri Institut Agama Islam Negeri Kerinci e-mail:
[email protected] Abstract In general, the purposes of education in Indonesia is to build a character of students, but the fact tell a different version. Until now education in Indonesia still face a crisis in character. As example; found a student cheating, and lack of will to learning in school and at home, more than that we still found a criminalization, ect. A way to handle a problem of build the student character is with a modelling by personalities of counselor as educator. Key Word: Personality of counselor, build a character
Negara serta lebih jauh lagi kepada
PENDAHULUAN Pendidikan
nasional
mengembangkan membentuk
berfungsi
kemampuan
watak
serta
dan
peradaban
Tuhan Yang Maha Esa. Di samping itu, pendidikan
juga
pengembangan
berurusan
kekuatan
dengan
intelektual,
bangsa yang bermartabat dalam rangka
pengembangan moral dan rohaniah siswa
mencerdaskan
(Hutchins
kehidupan
bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi
dalam
Herman
Nirwana,
2012).
peserta didik agar menjadi manusia yang
Pendidikan adalah usaha sadar
beriman dan bertakwa kepada Tuhan
dan terencana untuk mewujudkan suasana
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
belajar dan proses pembelajaran agar
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
peserta
menjadi warga negara yang demokratis
mengembangkan potensi dirinya untuk
serta bertanggung jawab (UU No. 20
memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
tahun 2003: Pasal 3). Dari Undang-
pengendalian
Undang tersebut mengisyaratkan bahwa
kecerdasan,
tujuan
adalah
keterampilan yang diperlukan dirinya,
membentuk manusia Indonesia yang
masyarakat, bangsa dan negara (UU No.
berkarakter sehingga menjadi pribadi
20 tahun 2003: Pasal 1 Butir 1). Dari
yang
dalam
Undang-Undang tersebut dapat dilihat
kehidupannya di masyarakat, bangsa dan
bahwasannya karakter siswa yang akan
utama
pendidikan
bertanggung
jawab
didik
secara
diri, akhlak
aktif
kepribadian, mulia,
serta
1
dibangun
oleh
sekolah
yaitu
siswa
pendisiplinan, dan masih banyak lagi.
memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
Berdasarkan uraian sebelumnya dapat
memiliki kepribadian yang baik, cerdas
disimpulkan, persolan belum terwujudnya
dan berakhlak mulia.
masyarakat yang berkarakter tentunya
Tujuan pendidikan yang tertuang
tidak terlepas dari tanggung jawab dunia
di atas sepertinya tidak akan tercapai
pendidikan,
dengan
informal dan non formal.
optimal
tanpa
kerja
sama
berbagai pihak, terlebih lagi pada masa sekarang
ini
arus
teknologi
informasi
globalisasi
baik
Banyak
pendidikan
alternatif
formal,
yang
dapat
dan
dilakukan untuk membentuk karakter
televisi,
siswa, salah satunya yaitu kepribadian
internet, jejaring sosial, handphone yang
konselor sebagai model bagi siswa dalam
sudah menggunakan teknologi canggih
menemukan contoh karakter yang ideal.
sehingga
Uraian
seperti
siapapun
bisa
mengakses
berikut
berisikan
penjelasan
informasi mulai dari anak-anak hingga
tentang kepribadian konselor yang efektif
orang dewasa. Banyak dikitnya hal itu
dan ideal beserta karakter yang bisa
memiliki efek terhadap perkembangan
ditumbuhkembangkan oleh peserta didik
kepribadian
di sekolah.
seseorang.
Kemudian
ditambah lagi lemahnya implementasi nilai-nilai
karakter
dalam
kehidupan
KEPRIBADIAN KONSELOR
sehari-hari, akibatnya perilaku-perilaku
Kepribadian merupakan cara-cara
tidak normatif tumbuh subur dan merusak
bertingkah laku yang merupakan ciri
kehidupan
khusus seseorang serta hubungannya
berbangsa
(Prayitno
dan
Manulang, 2011).
dengan
Persoalan karakter bangsa sudah
(Kamus
orang
lain
Bahasa
dilingkungannya
Indonesia,
2008).
banyak dibicarakan mulai dari pemuka
Kepribadian mengacu pada istilah kepada
masyarakat, para ahli, para pengamat
gambaran-gambaran sosial tertentu yang
pendidikan, dan pengamat sosial di
diterima individu dari kelompoknya atau
berbagai forum seminar, baik di tingkat
masyarakatnya,
lokal, nasional maupun internasional.
tersebut
Berbagai
berdasarkan dengan peran sosial yang
dikemukakan
alternatif
penyelesaian
seperti
peraturan
perundang-undangan, pendidikan
karakter
di
kemudian
diharapkan
diterimanya
individu
bertingkah
(Sjarkawi,
laku
2009).
penerapan
Selanjutnya personality is the dynamic
sekolah,
organization within the individual of 2
those
psychophysical
that
kemampuan individu melihat dirinya
determine his unique adjustment to his
secara objektif atau mengorientasikan
environment (Allport, 1951). Seterusnya
dirinya secara objektif, sehingga individu
Gregory
tersebut memiliki rasa aman dan nyaman.
(dalam
systems
Sjarkawi,
2009)
menjelaskan bahwa kepribadian adalah
Kemudian
philosophy
sebuah
dimaksudkan
bahwa
kata
yang
menandakan
ciri
of
life
individu
harus
pembawaan dan pola kelakuan seseorang
memiliki filosofi hidup yang mantap dan
yang khas bagi pribadi itu sendiri. Dari
dijalankan
pendapat
kehidupannya.
para
disimpulkan
ahli
di
bahwa
merupakan
organisasi
atas
dapat
kepribadian dinamis
yang
dengan
Kepribadian
konsisten
dalam
konselor
yang
matang akan mampu menjadi model dan
merupakan sifat atau ciri khas seseorang
tauladan
yang menentukan caranya melakukan
khususnya siswa di sekolah, karena
tindakan sesuai dengan peran sosial yang
konselor harus mampu menampilkan
diterimanya.
kepribadian yang menarik bagi siapapun.
Pribadi
bagi
siapapun
Jika tidak, maka eksistensi keberadaan
individu yang mampu menjalin hubungan
konselor di tengah masyarakat maupun di
yang hangat dengan orang lain, bisa
sekolah
menjadi contoh bagi orang lain, memiliki
Logikanya,
rasa aman dan nyaman, serta mampu
karakter atau akhlak siswa di sekolah,
menerima diri dan lingkungannya dengan
sudah barang tentu kepribadian konselor
objektif dan dinamis. Pada prinsipnya,
sebagai seorang pendidik harus dituntut
pribadi dewasa harus memiliki extension
perfect
of self, objectification of self and
menerima apa yang disuguhkan oleh
philosophy Extension
of
matang
baik
adalah
of
yang
yang
life life
tidak
akan
jika
pernah
ingin
sehingga
siswa
diakui.
memperbaiki
mau
untuk
(Allport,
1951).
seorang konselor. Kepribadian konselor
diarahkan
kepada
yang
efektif
dan
matang
selalu
gambaran masa depan, sehingga individu
menampilkan sikap tulus, berempati,
tersebut
hangat dan menunjukkan kepekaan dalam
depan
memiliki yang
perencanaan masa mengantisipasi
hubungan yang harmonis yang dilandasi
kemungkinan-kemungkinan yang akan
kasih sayang, tidak menghakimi dan
dihadapinya dan memiliki harapan yang
penerimaan yang positif tanpa syarat,
baik
itu.
menunjukkan perhatian, pengertian dan
Objectification of self mengacu pada
dukungan, bersikap kolaboratif dengan
terhadap
mampu
masa
depannya
3
menunjukkan penghargaan yang tinggi
Barangkali suatu cara yang lebih
terhadap orang lain dan menunjukkan
berguna untuk menunjukkan sifat-sifat
kemampuan
menggunakan
kepribadian yang diinginkan dalam diri
keterampilan konseling sesuai dengan
konselor adalah konselor bisa sebagai
maksud dan tujuannya
model, hubungan konselor hangat dan
dalam
(Geldard
&
Geldard, 2011).
keberanian konselor untuk melakukan
Kemudian kepribadian konselor
konseling (Munro, Manthei & Small,
juga harus luwes, hangat, dapat diterima
1983). Secara umum, menurut Sofyan S
orang lain, terbuka, dapat merasakan
Willis (2007) karakteristik kepribadian
penderitaan orang lain, mengenal dirinya
yang
sendiri, tidak berpura-pura, menghargai
beriman
orang lain, tidak mau menang sendiri, dan
manusia, komunikator yang terampil dan
objektif (Munro, Manthei & Small,
mampu menjadi pendengar yang baik,
1983). Selanjutnya Brammer & Shostrom
memiliki ilmu dan wawasan tentang
(1982)
pokok-pokok
manusia; sosial budaya; dan merupakan
kekhasan kepribadian konselor efektif
nara sumber yang kompeten, fleksibel,
yaitu spontaneity, acceptance and caring,
tenang
understanding and emphaty, warmth and
keterampilan teknik, memiliki intuisi,
human
and
memahami etika profesional, respek,
transparency. Seorang konselor harus
jujur, asli, menghargai, dan tidak menilai,
memiliki sikap spontan dalam membantu
empati, memahami, menerima, hangat,
orang lain yang sedang membutuhkan
dan bersahabat, fasilitator dan motivator,
bantuannya, memiliki penerimaan dan
memiliki emosi yang stabil, pikiran
penghargaan diri yang positif dan peduli
jernih,
terhadap orang lain, memahami dan dapat
rasional,
merasakan apa yang dirasakan oleh orang
konsisten dan bertanggung jawab.
mengemukakan
encounter,
congruence
lain dalam kehidupan kesehariannya, seorang
konselor
juga
harus
harus
dimiliki
dan
bertakwa,
dan
dan
logis
Rumusan telah
menguasai
mampu,
dan
objektif,
kongkrit
Standar
yaitu
menyenangi
sabar,
cepat
Konselor
konselor
serta
Kompetensi
dikembangkan
dan
menampilkan sikap hangat serta bersedia
dirumuskan atas dasar kerangka pikir
dan bertanggungjawab menjadi model
yang menegaskan konteks tugas dan
bagi kepribadian efektif, memiliki sikap
ekspektasi
jujur, tulus dan terbuka terhadap dirinya
kompetensi
pedagogik,
sendiri dan orang lain.
kepribadian,
kompetensi
kinerja
konselor
yaitu
kompetensi sosial,
dan 4
kompetensi profesional (Permendiknas
Takwa artinya terpeliharanya diri
No. 27 tahun 2008). Dari Permendiknas
untuk tetap melaksanakan perintah Allah
ini, salah satu kompetensi yang harus
SWT dan menjauhi segala larangannya
dimiliki
konselor adalah kompetensi
sedangkan bertakwa artinya menjalankan
kepribadian yang akan dijabarkan sebagai
takwa (Kamus Bahasa Indonesia, 2008).
berikut.
Konselor yang memiliki kepribadian yang efektif segyoyanya menampilkan
Beriman dan Bertakwa kepada Tuhan
sikap dan tingkah laku yang terpuji, taat
Yang Maha Esa
menjalankan perintah Allah SWT dan
Hal paling mendasar yang harus
menjauhi
segala
konsisten
yang
dilarang-Nya
dimiliki oleh seorang konselor untuk bisa
secara
menampilkan diri menjadi seorang yang
mampu menjadi model bagi orang lain
berkepribadian luhur yaitu harus beriman
untuk
dan bertakwa kepada Allah SWT, karena
bertanggungjawab dalam kehidupannya.
bersikap,
sehingga
konselor
bertindak
dan
jika seorang konselor sudah memiliki dasar iman dan takwa maka secara
Menghargai dan Menjunjung Tinggi
otomatis
Nilai-nilai
tingkah
kepribadian
laku,
yang
sikap
dan
ditampilkannya
berdasarkan kebenaran dan keluhuran.
Kemanusiaan,
Individualitas,
dan
Kebebasan
Memilih.
Iman artinya percaya, keteguhan hati,
Seorang konselor harus mampu
keteguhan batin, keseimbangan batin
mengaplikasikan pandangan positif dan
berkenaan dengan agama (Allah SWT,
dinamis
tentang
manusia
Nabi, Kitab Suci, Malaikat) sedangkan
makhluk
spiritual,
bermoral,
beriman artinya mempunyai keyakinan
individual, dan berpotensi. Berdasarkan
dan kepercayaan kepada Allah SWT
prinsip dasar dalam penyelenggaraan
(Kamus
2008).
pelayanan konseling yang salah satunya
Seorang konselor yang memiliki iman
yaitu prinsip integrasi pribadi yang
akan
selalu
menekankan bahwa keutuhan pribadi
dikontrol oleh Allah SWT, sehingga ia
subjek yang dilayani dari segenap sisi
akan
dirinya
Bahasa
merasa
sangat
Indonesia,
perbuatannya
hati-hati
dan
penuh
dan
berbagai
sebagai sosial,
kontekstualnya
perhitungan dalam bersikap dan membuat
memiliki sisi positif seperti keimanan dan
suatu tindakan.
ketakwaan, kesempurnaan penciptaan, ketinggian derajatnya dihadapan Tuhan 5
Yang Maha Esa, seorang khalifah dan
dirinya dan dapat memahami dirinya
memiliki Hak Asasi Manusia (HAM)
dengan baik (Geldard & Geldard, 2011).
(Prayitno, 2009).
Konselor
Konselor juga harus menghargai dan
mengembangkan
potensi
positif
harus
mampu
menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sesuai dengan hak asasinya.
individu pada umumnya dan klien pada
Sikap
khususnya.
yang
memperlakukan orang lain dengan baik
dilahirkan di dunia ini telah membawa
dan demokratis merupakan salah satu
potensinya masing-masing yang harus
cara bagi konselor untuk menjunjung
dikembangkan ke arah yang lebih baik
tinggi harkat dan martabat manusia,
karena pada dasarnya manusia memiliki
karena dengan menyayangi orang lain
pancadaya kemanusiaan yang terdiri dari
tanpa
daya takwa, daya cipta, daya rasa, daya
menghargai dan memberikan kesempatan
karsa dan daya karya (Prayitno, 2009)
kepada
yang apabila itu semua dikembangkan
mengaktualisasikan
akan
membuat orang lain akan merasa nyaman
Setiap
manusia
menghasilkan
manusia
yang
berkarakter dan produktif.
menyayangi,
pamrih,
menghargai
tulus
orang
dan
dan
ikhlas,
lain
untuk
dirinya
akan
berada di dekat konselor. Kesemuanya itu
Sikap peduli kepada orang lain
diarahkan sebagai sikap untuk selalu
terutama kepada klien akan membuat
ingin melindungi dan memberi lebih
klien merasa diperhatikan. Salah satu cara
kepada orang lain sehingga orang lain
yang bisa di lakukan yaitu dengan
nyaman
mendengarkan klien secara aktif karena
konselor.
dengan
menunjukkan
kepedulian,
dan
keseriusan,
kesabaran
dalam
dan
bahagia
jika
bersama
Toleran terhadap permasalahan klien dan bersikap demokratis. Rogers
mendengarkan, maka konselor akan dapat
(dalam
membantu orang lain atau klien merasa
karakteristik
lebih nyaman dan dihargai (Geldard &
penting yaitu penerimaan positif tanpa
Geldard, 2008). Konselor seharusnya
syarat. Maksudnya konselor menerima
secara sadar berusaha mendengarkan
klien apa adanya, menghargai sebagai
disertai
menunjukkan
individu, tidak akan menghakimi perilaku
ketertarikan sehingga orang lain atau
klien, dan tidak akan menerapkan standar
klien menangkap pesan bahwa konselor
nilai yang dimiliki konselor kepada klien.
mefokuskan diri
Dengan demikian konselor membantu
sikap
yang
secara total
untuk
Geldard
&
konselor
Geldard, yang
2011) sangat
6
klien
merasa
bebas
untuk
bersikap
terbuka terhadap dirinya dan orang lain.
jika ia melihat bukti nyata tindakan dari seorang
konselor
dalam
kehidupan
kesehariannya dan ini juga akan mampu Menunjukkan Integritas dan Stabilitas
memikat
klien
Kepribadian yang Kuat
konseling
dengan
Konselor dalam kesehariannya
untuk
melakukan
konselor
karena
kepribadiannya yang luhur.
harus menampilkan sikap dan perilaku
Peka,
bersikap
empati,
serta
terpuji seperti berwibawa, jujur, sabar,
menghormati keragaman dan perubahan.
ramah, hangat, bertanggungjawab dan
Kata
konsisten. Ketika menolong orang lain
mampu
konselor harus bersikap jujur dan tidak
merasakan apa yang dirasakan orang lain,
dibuat-buat, karena orang lain atau klien
sehingga
tidak mau ditipu karena konselor tidak
identitas diri untuk menyatu dengan
menampilkan dirinya yang sebenarnya,
orang tersebut (Geldard & Geldard,
intinya konselor harus jadi diri sendiri
2011).
(Geldard & Geldard, 2008). Konselor
mengindikasikan adanya sikap menerima
juga harus memiliki high touch yang
perbedaan orang lain karena sifat empati
dalam bahasa Indonesia disebut dengan
ini berati membangun keselarasan dengan
kewibawaan yang meliputi pengakuan
membangun sebuah perjalanan bersama
dan
dan
penerimaan,
kasih
sayang
dan
empati
mengandung
sepenuhnya
memahami
hampir-hampir
Sikap
mendengar
gagasan dan
meniadakan
empati
dengan
juga
aktif,
kelembutan, penguatan, tindakan tegas
menyesuaikan diri dan menempatkan diri
yang mendidik serta pengerahan dan
disisinya. Seorang Konselor juga harus
keteladanan (Prayitno, 2005). Brammers
menampilkan toleransi tinggi terhadap
& Shostrom (1982) menyatakan warmth
klien yang menghadapi masalah, dengan
appears to encompass the sensitive,
cara memberikan perhatian penuh kepada
friendly, considerate, and responsive
klien. Sikap ini mencakup tindakan tidak
element of the counselor personality.
membeda-bedakan klien yang datang,
Tidak sampai di situ saja, seorang
menyimak apa saja yang dikatakan klien,
konselor juga harus memiliki tanggung
menempatkan diri pada jalan pikir yang
jawab dan konsisten dalam menjalankan
sama dengan klien, namun tidak hanyut
semua tugas yang telah diamanahkan
dengan cerita klien.
kepadanya, sebab orang lain akan mudah untuk menerima arahan seorang konselor 7
Menampilkan
Kinerja
Berkualitas
mandiri dalam bertindak dan bersikap dalam kehidupan kesehariannya.
Tinggi Menampilkan
tindakan
yang
Berpenampilan
menarik
dan
cerdas, kreatif, inovatif dan produktif.
menyenangkan. Dalam waktu kurang dari
Seorang konselor harus cerdas dalam
3 detik seseorang dapat memutuskan
artian
apakah
memiliki
kemampuan
dia
menyuakai
tidak
memanipulasi unsur-unsur kondisi yang
menyukai
dihadapi untuk sukses mencapai tujuan
subjektif, keputusan atau penilaian yang
(Prayitno dkk, 2011). Cerdas saja tidak
terlanjur dibuat itu akan menjadi identitas
cukup,
dalam
Anda di mata orang lain (Ongky Hojanto,
penanganan masalah klien dan inovatif di
2013). Untuk itu, konselor harus bisa
mana
berpenampilan
namun
harus
konselor
kreatif
selalu
membuat
Anda.
atau
Walaupun
terasa
menarik
dan
pembaharuan dalam bidang konseling
menyenangkan, sebab yang pertama kali
dan produktif dalam menghasilkan karya-
yang dilihat klien adalah penampilan, jika
karya yang menunjang keterampilannya
kesan
sebagai seorang konselor.
konselor mendapat respon yang positif,
Bersemangat,
disiplin,
dan
mandiri. Bisa dibayangkan jika seorang
pertama
terhadap
penampilan
maka besar kemungkinan sesi konseling akan berjalan dengan baik.
konselor itu tidak memiliki semangat
Berkomunikasi
efektif.
Ongky
Hojanto
dalam hidupnya dan konselor tidak
Mengutip
bergairah dalam menghadapi kliennya,
(2013) yang mengatakan bahwa “kata-
sudah barang tentu secara otomatis klien
kata adalah senjata; dia bisa membuat
tidak akan mau mendekati konselor untuk
Anda terhibur, juga bisa membuat Anda
konseling, sebab dari awal pertemuan
terkubur”. Kutipan ini mengingatkan
klien
dengan
kepada kita bahwasannya kata-kata yang
dalam
baik akan mampu mempengaruhi orang
menyelesaikan masalahnya. Di samping
lain. Untuk itu, seorang konselor harus
itu konselor juga harus disiplin dan
mampu
mandiri, konselor harus tepat waktu
sehingga pesan yang akan disampaikan
dalam segala hal, sehingga menunjukkan
oleh konselor bisa sampai kepada orang
dedikasi yang tinggi dan keseriusan
lain atau klien dengan tepat sasaran dan
kepada klien untuk melayani klien serta
dapat
tidak
kemampuan
merasa
yakin
konselor
pendapat
secara
berkomunikasi
dengan
mudah
yang
efektif,
diterima
dan
dipahami oleh klien. Secara sadar atau 8
tidak, kata-kata yang keluar dari mulut
kehidupan sehari-hari dan masa depan
konselor akan mempengaruhi orang lain
(Bandura dalam Feist &Feist, 2011).
yang mendengarnya, pengaruhnya bisa
Contohnya
positif dan juga bisa sebaliknya yaitu
karakter peserta didik dalam “mematuhi
pengaruhnya negatif terhadap orang lain
peraturan/hukum
atau klien. Untuk itu, seorang konselor
sekolah” tidak hanya cukup dengan
harus cerdas dalam memilih kata-kata
menyuruh peserta didik harus datang
untuk disampaikan kepada orang lain
tepat waktu, membuat slogan “saya malu
atau klien.
datang
saja
dalam
yang
terlambat”,
membentuk
berlaku
“disiplin
di
kunci
kesuksesan” dan banyak lagi lainnya. Untuk membentuk karakter tersebut tidak
PEMBENTUKAN KARAKTER Konselor sebagai pendidik di
bisa dilakukan dengan menyuruh peserta
sekolah juga mempunyai pengaruh yang
didik saja, namun perlu ada model atau
besar dalam membentuk karakter siswa,
keteladanan kepada peserta didik dan
sebab tidak akan mungkin siswanya
membiasakan peserta didik untuk datang
berkarakter
tepat waktu,
jika
gurunya
tidak
karena tidak mungkin
berkarakter terlebih, apalagi seorang
peserta didik bisa mematuhi aturan di
konselor yang terkenal dengan guru yang
sekolah
seharusnya
mematuhi peraturan itu.
tauladan
memberikan yang
baik.
contoh
dan
Pengembangan
jika
pendidiknya
belum
Keteladanan pendidik terutama
karakter memang bisa dimulai dengan
konselor
pengetahuan.
pengetahuan
membentuk karakter peserta didik, karena
paserta didik bisa mengetahui mana yang
banyak perilaku kita terbentuk melalui
baik dan mana yang buruk. Namun untuk
proses meniru. Banyak perilaku perilaku
mewujudkan
diperlukan
kompleks yang berhasil dilakukan karena
keteladanan (model) dari pendidik (salah
adanya paparan atau karena kita melihat
satunya konselor) dan pembiasaan dalam
contoh perilaku (yang dilakukan oleh
kehidupan (Lefrancois, dalam Herman
model, orang lain di sekitar kita). Dengan
Nirwana, 2012). Model lebih dari sekedar
mengamati
mencocokkan perilaku dari orang lain,
memiliki
melainkan
mempresentasikan
secara
peraturan, strategi, kepercayaan dan sikap
simbolis
suatu
dan
(Schunk dalam Laura A King, 2012).
menyimpannya untuk digunakan dalam
Seorang anak akan meniru perilaku
Dengan
karakter
informasi
sangat
orang
dibutuhkan
lain,
pengetahuan,
kita
dalam
dapat
keterampilan,
9
orangtuanya dan kakaknya, remaja akan
pantas untuk ditiru. sehingga dengan
meniru sikap dan perilaku seorang model
karakter beliau yang baik, hampir seluruh
yang dianggapnya gaul, keren dan baik,
penduduk jazirah Arab beliau Islamkan.
peserta didik akan meniru sikap dan
Hal ini terbukti dengan telah banyaknya
perilaku gurunya, karyawan akan meniru
ilmuan
sikap dan perilaku atasannya, begitu
karakter/kepribadian Nabi Muhammad
seterusnya.
SAW.
Maka
untuk
membentuk
yang
William
mempelajari
Hocking
misalnya
karakter seseorang harus ada model atau
menggambarkan
tauladan dari panutannya seperti seorang
Muhammad SAW dengan mengatakan
pemimpin, orang tua, pendidik, ustadz,
“Muhammad
para ulama, pemimpin adat, dan banyak
generalities; his genius lay in a union of
lagi.
throught and action; his kingdom also of Dalam bukunya Unlimited Power,
kepribadian
Nabi
distrusted
wide
this world; he was seer and prophet; but
The New Science of Personal Achievment
the
Anthony Robbins (dalam Muhammad
magistrate” (dalam Muhammad Syafii
Syafii Antonio, 2009) menyatakan bahwa
Antonio, 2009).
“kesuksesan
meninggalkan
he
was
also
legislator
and
petunjuk”,
Keteladanan atau model disini
bila Anda menginginkan kehidupan yang
yaitu seiringnya antara perkataan dan
lebih baik, jangan mencari rumor atau
perbuatan yang dilakukan oleh seseorang
gosip, carilah model-model dan mentor-
yang
mentor yang hebat dalam kehidupan yang
masing-masing.
nyata dan di dalam buku-buku, yang
karakter bangsa pada saat ini seperti yang
perilakunya dapat anda ikuti. Pendapat ini
telah
memaparkan bahwa model atau tauladan
mengindikasikan
yang baik akan mampu membentuk
Indonesia saat ini kehilangan sosok
karakter
seseorang
seseorang
sehingga
memiliki
power
dibidangnya
Belum
tercapainya
dipaparkan
sebelumnya, bahwa
yang
bisa
bangsa
memberikan
kehidupannya bisa lebih baik. Berbicara
tauladan atau model yang ideal dalam
siapa teladan dan model yang ideal, kita
berbagai
bisa
Nabi
membangun karakter peserta didik, peran
Muhammad SAW, beliau membentuk
atau sosok pendidik sangat penting
karakter
seperti konselor di sekolah. Akan sangat
melihat
orang
kepemimpinan
Arab
berwatak/berkarakter
yang keras
terkenal dengan
menunjukkan teladan yang baik dan
tidak
setting
mungkin
memiliki
kehidupan.
peserta
karakter
yang
didik baik
Dalam
akan jika 10
pendidiknya
memiliki
karakter
yang
maka
hal
itu
merupakan
suatu
buruk apalagi jika itu seorang konselor
keberhasilan yang luar biasa bagi seorang
yang
konselor dalam membentuk karakter
dikenal
dengan
sikap
dan
kepribadiannya yang idealnya baik dan
peserta didik.
luhur tempat peserta didik mengadu dan mendapat bimbingan. Jangan diharapkan
PENUTUP
peserta didik akan mematuhi aturan di sekolah
sementara
pendidiknya
Berdasarkan
uraian
terdahulu
saja
dapat disimpulkan bahwa salah satu
belum mematuhi aturan yang dibuat,
solusi untuk membentuk kepribadian
jangan harapkan peserta didik akan mau
peserta didik yaitu dengan ketauladanan
konseling
jika
dan model dari seorang konselor sekolah
konselornya tidak menampilkan sikap
karena konselor merupakan pendidik
penuh perhatian, ramah, peduli dan
yang sangat dekat dengan peserta didik.
penyayang. Dengan demikian, seorang
Beberapa
konselor sebagai pendidik yang akan
kembangkan dari kepribadian konselor
membangun karakter peserta didik di
yaitu: (1) beriman dan bertakwa kepada
sekolah seyogyanya harus mencontohkan
Tuhan Yang Maha Esa, (2) menghargai
perilaku
dan
dengan
yang
konselor
berkarakter
dalam
kehidupan kesehariannya. Pembentukan didik
memang
menjunjung
kemanusiaan,
karakter
harus
karakter
peserta
tinggi
bisa
di
nilai-nilai
individualitas,
dan
kebebasan memilih yang baik, (3) peduli
dari
terhadap orang lain, (4) toleransi terhadap
pendidikan keluarga setelah itu baru
orang lain, (5) berwibawa, jujur, ramah,
pendidikan di sekolah. Pendidik seperti
sabar, bertanggungjawab, dan konsisten,
konselor
harus
(6) berempati, menghormati orang lain
tauladan
atau
mampu model
dimulai
yang
memberikan perilaku
dan
dan perhatian, (7) cerdas, kreatif, inovatif
tindakan yang berkarakter kepada peserta
dan produktif, (8) bersemangat, disiplin,
didik. Hal Ini merupakan tantangan
dan mandiri, (9) berpenampilan menarik
tersendiri bagi konselor sebagai pendidik
dan
di sekolah, memang tidak mudah namun
berkomunikasi dengan baik dan santun.
ini merupakan perbuatan yang sangat
Untuk itu kepada pendidik khususnya
mulia dan jika berhasil konselor di
konselor diharapkan dapat memberikan
sekolah memberikan contoh (model) dan
tauladan atau model yang baik/karakter
tauladan yang baik kepada peserta didik,
baik
menyenangkan
kepada
peserta
(10)
didik
mampu
karena 11
pendidikan karakter harus dimulai oleh pendidik yang berkarakter.
12
DAFTAR PUSTAKA Allport, G.W. 1951. Personality a Psychological Interpretation. New York: Hanry Halt & Company. Brammer, L.M & Shostrom, E.L. 1982. Therapeutic Psychology: Fundamentals of Counseling and Psychoterapy. New Jarsey: Prentice-Hall. Dendy Sugono dkk. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Feist, J & Feist, G.J. 2011. Teori Kepribadian. Jakarta: Salemba Humanika. Geldard, K & Geldard, D. 2008. Membantu Memecahkan Masalah Orang Lain dengan Teknik Konseling. Alih bahasa: Agung Prihantoro. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Geldard, K & Geldard, D. 2011. Keterampilan Praktik Konseling; Pendekatan Integratif. Alih bahasa: Eva Hamdiah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Herman Nirwan. 2012. Full Day School (FDS) dan Pembangunan Karakter. Prosiding Seminar Internasional Bimbingan dan Konseling. Padang 14 Januari 2012. Laura A King. 2012. Psikologi Umum: Sebuah Pandangan Apresiatif. Alih bahasa: Brian Marwensdy. Jakarta: Salemba Humanika. Muhammad Syafii Antonio. 2009. Muhammad SAW the Super Leader Super Manager. Jakarta: ProLM Center & Tazkia Publishing. Munro, E.A., Manthei, R.J & Smalll, J.J. 1983. Penyuluhan: Suatu Pendekatan Berdasarkan Keterampilan. Alih bahasa: Erman Amti. Jakarta: Ghalia Indonesia. Ongky Hojanto. 2013. Public Speaking Mastery. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 27 tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor. Prayitno dan Belferik Manulang. 2011. Pendidikan Karakter dalam Pembangunan Bangsa. Jakarta: Grasindo. Prayitno dkk. 2011. Panduan Umum Pengembangan Penghayatan dan Pengamalan Nilainilai Karakter-Cerdas (P3N-KC). Padang: UNP Press. Prayitno. 2005. Sosok Keilmuan Ilmu Pendidikan. Padang: UNP Prayitno. 2009. Wawasan Profesional Konseling. Padang: UNP. Sjarkawi. 2009. Pembentukan Kepribadian Anak: Peran Moral, Intelektual, Emosional dan Sosial sebagai Wujud Integritas Membangun Jati Diri. Jakarta: Bumi Aksara. Sofyan S Willis. 2007. Konseling Individual, Teori dan Praktik. Bandung: Alfabeta. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
13