1 PEMANFAATAN INTERNET SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN

Download Makalah ini disampaikan pada Seminar Nasional Fisika, Pembelajaran dan .... C. Pemanfaatan Internet sebagai Media Pembelajaran Fisika ...

0 downloads 694 Views 433KB Size
PEMANFAATAN INTERNET SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA YANG MENYENANGKAN Bibit Supardi SMA Negeri 3 Klaten, Jawa Tengah E-mail : [email protected]

ABSTRAK

Human Development Index (Indeks Kualitas Sumber Daya Manusia / HDI) yang dibuat United Nations Development Programme (UNDP), menyebutkan sejak tahun 2005 hingga sekarang posisi Indonesia tidak beranjak di peringkat 107 dari 177 negara. Di kawasan Asia Tenggara, Indonesia memang termasuk negara tertingal seperti Singapura (25), Brunei Darussalam (30), Malaysia (63), Tahiland (78), dan Filipina (90). Indonesia hanya lebih baik dari Kamboja (131) dan Myanmar (132). Akan tetapi, keterpurukan itu dapat terobati oleh suksesnya TOFI, terbukti tahun 2008 ini Tim Olimpiade Fisika Indonesia (TOFI) berhasil meraih 3 emas, 1 perak, 1 perunggu. Fakta rendahnya kualitas pendidikan kita, banyak faktor yang mempengaruhinya diantaranya yang perlu dibenahi yaitu kesesuaian bidang pendidikan dan pelajaran yang mampu diajarkan oleh seorang guru serta metode yang digunakan. Guru hendaknya dapat mengubah paradigma (pola pikir) dari mengajar (teaching) menjadi belajar (learning). Internet memberikan kontribusi yang sangat besar didalam membantu setiap dimensi yang ada untuk selalu mendapatkan informasi yang up to date. Dengan demikian dalam dunia pendidikan, berkat adanya jaringan internet, maka dapat membantu setiap penyedia jasa pendidikan untuk selalu mendapat informasi-informasi yang terkini dan sesuai dengan kebutuhan. Setelah melaksanakan pembelajaran memanfaatkan internet ternyata terdapat beberapa pengaruh / dampak yang positif pada minat siswa, tingkat pemahaman, kemampuan berfikir ilmiah dan spontanitas pemahaman. Kata Kunci : pembelajaran, media, fisika.

A. Pendahuluan Secara umum pendidikan di Indonesia saat ini memang masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara tetangga di Asia. The Jakarta Post yang terbit tanggal 3 september 2001 membuktikan hasil survei yang dilakukan oleh The Political and Economic Risk Consultancy (PERC) yang bermarkas di Hongkong. Hasil itu mencerminkan betapa rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia saat ini. Selengkapnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Peringkat 1 2 3 4 5 6

Negara Nilai Peringkat Korea Selatan 3,09 7 Singapura 3,19 8 Jepang 3,50 9 Taiwan 3,96 10 India 4,24 11 Cina 4,27 12 Sumber : Jakarta Post, 3 September 2001

Negara Malaysia Hongkong Philipina Thailand Vietnam Indonesia

Nilai 4,41 4.72 5,47 5,96 6,21 6,56

Hasil survai PERC menunjukkan bahwa Indonesia berada di peringkat ke-12 dari 12 negara yang di survei, satu peringkat di bawah Vietnam. Survei di atas bertujuan untuk melihat profil kualitas tenaga kerja di negara Asia. Asumsinya adalah untuk mendapatkan tenaga kerja yang berkualitas harus di mulai dari kualitas sistem pendidikan yang ada di suatu negara. Artinya, jika suatu negara memiliki sistem pendidikan yang baik maka sistem itu akan mampu melahirkan tenaga kerja yang baik. Begitu pula sebaliknya, jika pendidikan di suatu negara jelek maka sistem itu tidak akan mampu melahirkan tenaga yang berkualitas. Berdasarkan Human Development Index (Indeks Kualitas Sumber Daya Manusia / HDI) yang dibuat United Nations Development Programme (UNDP), sejak tahun 2005 Makalah ini disampaikan pada Seminar Nasional Fisika, Pembelajaran dan Aplikasinya (SFPA) 2008, Program Magister Pendidikan Fisika, PPS UAD Yogyakarta, 29 Nopember 2008

1

hingga sekarang posisi Indonesia tidak beranjak di peringkat 107 dari 177 negara. (Media Indonesia, 23 Agustus 2008). Di kawasan Asia Tenggara, Indonesia memang termasuk negara tertingal. Bandingkan, dengan Singapura (25), Brunei Darussalam (30), Malaysia (63), Tahiland (78), dan Filipina (90). Indonesia hanya lebih baik dari Kamboja (131) dan Myanmar (132). Fakta rendahnya kualitas pendidikan kita, banyak faktor yang mempengaruhinya diantaranya yang perlu dibenahi yaitu kesesuaian bidang pendidikan dan pelajaran yang mampu diajarkan oleh seorang guru. Ternyata masih banyak guru yang mengampu mata pelajaran yang tidak sesuai dengan bidang keilmuannya. Hal semacam ini jelas sangat mengganggu peningkatan mutu pendidikan disamping tentu saja alasannya karena anggaran belanja negara dibidang pendidikan yang masih sangat menyulitkan bagi pelaku pendidikan untuk membelanjakannya. Anggota Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Jakarta Prof. Dr.H. Mungin Eddy Wibowo, M.Pd. mengemukakan masih banyak guru yang mengampu mata pelajaran yang tidak sesuai dengan bidang keilmuannya. Hasil pendataan tahun 2003 dan data itu masih akurat, dijumpai 57 % guru SD menyampaikan materi yang bukan bidangnya. Hal serupa terjadi pula di tingkat SLTP, tercatat 64,1%, SLTA 67,1% dan SMK tercatat 56,7%. Secara bertahap guru yang mengajar kelak harus sesuai dengan bidang keilmuannya (Inspirasi, maret 2006). Memang keterpurukan tidak melanda pada setiap mata pelajaran dan setiap tingkat satuan pendidikan terbukti tahun 2008 ini Tim Olimpiade Fisika Indonesia (TOFI) berhasil meraih 3 emas, 1 perak, 1 perunggu, dan bentuk penghargaan pemerintah kepada para peraih medali dijanjikan untuk mendapatkan beasiswa dan diterima di perguruan tinggi negeri tanpa melalui seleksi. Untuk siswa yang meraih medali emas akan diusulkan untuk mendapatkan anugerah bintang Satyakarya oleh Presiden RI pada saat peringatan hari Pendidikan dilaksanakan pada tanggal 2 Mei 2008 di Surabaya (http://www.tofi.or.id).

B. Paradigma baru pembelajaran di Indonesia Peningkatan dan penjaminan mutu pendidikan, perencanaan proses, dan hasil pembelajaran adalah menjadi fokus utama bagi setiap penyelenggaraan pendidikan. Untuk memperoleh hasil pembelajaran yang bermutu, diperlukan proses pembelajaran yang dirancang secara sistematis , dan konstruktif serta diselenggarakan secara akuntabel dan terkendali, tanpa menghilangkan karakteristik pembelajaran yang menarik, menyenangkan dan mencerdaskan yang pada akhirnya pembelajaran tersebut diharapkan menghasilkan lulusan yang handal, cerdas serta berdaya saing. Di sekolah-sekolah sebagian besar metode dan suasana pembelajaran yang digunakan oleh guru tampaknya lebih banyak menghambat dari pada memotivasi potensi otak. Sebagai contoh seorang peserta didik hanya disiapkan sebagai seorang anak yang harus mau mendengarkan, mau menerima seluruh informasi dan mentaati segala perlakuan gurunya. Peserta didik mempelajari materi pembelajaran yang tidak interaktif dengan kehidupan sehari-hari. Budaya dan mental semacam ini pada gilirannya membuat peserta didik tidak mampu mengaktivasi kemampuan otaknya. Sehingga peserta didik tidak memiliki keberanian menyampaikan pendapat, lemah penalaran dan tergantung pada orang lain. Oleh karena itu guru hendaknya dapat mengubah paradigma (pola pikir) dari mengajar (teaching) menjadi belajar (learning). Dengan perubahan ini proses pendidikan menjadi proses bagaimana belajar bersama antara guru dan peserta didik. Guru dalam konteks ini juga termasuk dalam proses belajar, sehingga lingkungan sekolah menjadi masyarakat belajar (learning society). Dalam paradima ini, peserta didik tidak lagi disebut pupil siswa, tetapi learner (yang belajar). Dengan demikian, pembelajaran harus sebanyak mungkin melibatkan peseta didik, agar mereka mampu bereksplorasi untuk membentuk kompetensi dengan menggali potensi dan kebenaran secara ilmiah. Dalam kerangka inilah perlunya perubahan paradigma (pola pikir) guru, agar mereka mampu menjadi fasilitator dan mitra belajar bagi peserta didiknya. Tugas guru tidak hanya menyampaikan informasi kepada peserta didik, tetapi harus dilatih menjadi fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan belajar (fasilitate of learning) kepada seluruh peserta didik, agar mereka dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan, gembira, penuh semangat, tidak cemas, dan berani mengemukakan pendapat secara terbuka. Rasa gembira, penuh semangat, tidak cemas dan berani mengemukakan pendapat secara terbuka merupakan modal dasar bagi peserta didik untuk tumbuh dan berkembang menjadi manusia biasa yang siap beradaptasi menghadapi bergagai kemungkinan dalam memasuki era globalisasi yang penuh dengan berbagai tantangan. Oleh karena itu pengertian mengajar juga berubah. Menurut Kenneth D. Moore, pengertian mengajar adalah sebuah tindakan dari seseorang yang mencoba untuk membantu orang lain mencapai kemajuan dalam berbagai aspek seoptimal mungkin sesuai dengan potensinya. Guru harus memandang bahwa belajar adalah mengembangkan berbagai strategi untuk mencatat dan memperoleh berbagai Makalah ini disampaikan pada Seminar Nasional Fisika, Pembelajaran dan Aplikasinya (SFPA) 2008, Program Magister Pendidikan Fisika, PPS UAD Yogyakarta, 29 Nopember 2008

2

informasi, peserta didik harus aktif menemukan informasi-informasi tersebut dan guru bukan mengontrol stimulasi, tetapi menjadi partner peserta didik dalam proses penemuan berbagai informasi dan makna-makna dari informasi yang diperolehnya dalam pelajaran yang mereka bahas dan kaji bersama. Pergeseran pandangan tentang pembelajaran Lingkungan Aktivitas kelas Peran guru Penekanan pengajaran Konsep pengetahuan Penampilan keberhasilan Penilaian Penggunaan teknologi

Berpusat pada guru

Berpusat pada siswa

Guru sebagai sentral dan bersifat didaktis Menyampaikan fakta-fakta, guru sebagai ahli Mengingat fakta-fakta

Siswa sebagai sentral dan bersifat interaktif Kolaboratif, kadang-kadang siswa sebagai ahli Hubungan antara informasi dan temuan

Akumujlasi fakta secara kuantitas

Transformasi fakta-fakta

Penilaian acuan norma

Kuantitas pemahaman , penilaian acuan patokan Protofolio, pemecahan masalah, dan penampilan Komunikasi, akses, kolaborasi, ekspresi

Soal-soal pilihan berganda Latihan dan praktek

C. Pemanfaatan Internet sebagai Media Pembelajaran Fisika Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media. Media pembelajaran yang baik harus memenuhi beberapa syarat. Media pembelajaran harus meningkatkan motivasi pembelajar. Penggunaan media mempunyai tujuan memberikan motivasi kepada pembelajar. Selain itu media juga harus merangsang pembelajar mengingat apa yang sudah dipelajari selain memberikan rangsangan belajar baru. Media yang baik juga akan mengaktifkan pembelajar dalam memberikan tanggapan, umpan balik dan juga mendorong mahasiswa untuk melakukan praktek-praktek dengan benar. Ada beberapa kriteria untuk menilai keefektifan sebuah media. Kriteria pertamanya adalah biaya. Biaya memang harus dinilai dengan hasil yang akan dicapai dengan penggunaan media itu. Kriteria lainnya adalah ketersedian fasilitas pendukung seperti listrik, kecocokan dengan ukuran kelas, keringkasan, kemampuan untuk dirubah, waktu dan tenaga penyiapan, pengaruh yang ditimbulkan, kerumitan dan yang terakhir adalah kegunaan. Semakin banyak tujuan pembelajaran yang bisa dibantu dengan sebuah media semakin baiklah media itu (Ena,2007). Perkembangan teknologi informasi saat ini telah menjalar dan memasuki setiap dimensi aspek kehidupan manusia. Teknolgi informasi saat ini memainkan peran yang besar didalam kegiatan bisnis, perubahan struktur organisasi, dan manajemen organisasi. Dilain pihak, teknologi informasi juga memberikan peranan yang besar dalam pengembangan keilmuan dan menjadi sarana utama dalam suatu institusi akademik. Menurut Kadir (2003), secara garis besar, teknologi informasi memiliki peranan : 1) dapat menggantikan peran manusia, dalam hal ini dapat melakukan otomasi terhadap tugas atau proses; 2) memperkuat peran manusia, yakni dengan menyajikan informasi terhadap suatu tugas dan proses; 3) berperan dalam restrukturissi terhadap peran manusia, dalam melakukan perubahan-perubahan terhadap kumpulan tugas dan proses. Berdasarkan pemahaman diatas, maka kehadiran teknologi informasi telah memberikan kekuatan dan merupakan potensi besar jikalau dimanfaatkan dengan baik. Menurut Roy Suryo (2005), teknologi informasi telah memberikan gambaran kepada kita bagaimana teknologi informasi telah memainkan peranan yang penting dalam suatu komunikasi informasi. Dimana pada tahun 50-an media komunikasi yang dipakai adalah jam dan kura-kura, pada tahun 50-an s.d 70-an, media yang dipergunakan adalah surat dan teleks, 70-an s.d 90-an media yang dipergunakan adalah telephon dan faks, dan pada tahun 90-an sampai sekarang, maka media yang dipergunakan adalah ponsel (HP), PC (komputer), dan internet. Berdasarkan data statistik Indonesia, terlihat bahwa terkhususnya di Indonesia, terdapat 11,5 juta orang yang melakukan akses internet atau 5,2% dari total penduduk Indonesia. Hal ini memberikan gambaran kepada kita bahwa pertumbuhan pengguna internet di seluruh Indonesia berkembangan sangat pesat dan sudah menjadi suatu kebutuhan utama bagi setiap orang. Makalah ini disampaikan pada Seminar Nasional Fisika, Pembelajaran dan Aplikasinya (SFPA) 2008, Program Magister Pendidikan Fisika, PPS UAD Yogyakarta, 29 Nopember 2008

3

Keuntungan dan Kerugian Internet Berdasarkan paparan diatas, terlihat bagi kita bahwa teknologi informasi, khususnya internet memiliki peranan yang sangat penting dalam setiap dimensi pendidikan. Internet memberikan kontribusi yang sangat besar didalam membantu setiap dimensi yang ada untuk selalu mendapatkan informasi yang up to date. Jaringan internet merupakan salah satu jenis jaringan yang popular dimanfaatkan, karena internet merupakan teknologi informasi yang mampu menghubungkan komputer di seluruh dunia, sehingga memungkinkan informasi dari berbagai jenis dan bentuk informasi dapat dipakai secara bersama-sama. Demikian juga dalam dunia pendidikan, berkat adanya jaringan internet, maka dapat membantu setiap penyedia jasa pendidikan untuk selalu mendapat informasi-informasi yang terkini dan sesuai dengan kebutuhan. Berdasarkan hal tersebut, maka ada beberapa keuntungan jikalau kita menggunakan internet sebagai media pembelajaran dalam pendidikan: 1. Frekuensi tatap muka bukan lagi menjadi suatu kebutuhan yang mutlak, namun hal ini bisa diakali dengan penyediaan bahan-bahan pengajaran yang dapat langsung diakses melalui internet. 2. Peserta didik dapat langsung mendapatkan bahan-bahan yang selalu up- to date. 3. Peserta didik dapat memperkaya bahan-bahan yang ada dengan melakukan pencaharian di internet. Manfaat internet pada dasarnya tidak terlepas dari kekurangan-kekurangan yang ada. Hal ini sangat tergantung pada institusi pendidikan, apalagi jikalau metode ini dipergunakan maka akan berimplikasi pada : 1) ketersediaan sarana pendukung yang harus menunjang; 2) ketersediaan jaringan internet yang memadai; 3) serta perlu pula didukung oleh tingkat kecepatan yang memadai. Menurut Soekartawi (2003), menyatakan bahwa kelemahan penggunaan internet adalah : 1. Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antar siswa itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses belajar dan mengajar; 2. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis/komersial; 3. Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan; 4. Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT; 5. Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal; 6. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet (mungkin hal ini berkaitan dengan masalah tersedianya listrik, telepon ataupun komputer); 7. Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki ketrampilan soal-soal internet; dan kurangnya penguasaan bahasa komputer Melalui media internet diharapkan siswa akan mengalami proses belajar yang bermakna, bukan sekedar belajar menghafal. Siswa juga diharapkan belajar dengan pendekatan konstruktivistik, yaitu siswa mampu mengkonstruksi pengetahuannya setelah terjadi tawar-menawar intelektual antara pengetahuan awalnya (preconception) dengan pengetahuan yang lebih unggul yang ditawarkan lewat media internet. Pembelajaran fisika dengan media internet sangat mendukung pendekatan konstruktivisme, yang menitikberatkan guru sebagai fasilitator. Tujuan utama pembelajaran fisika dengan media internet adalah : 1. Membuat suasana pembelajaran menjadi menarik bahkan mungkin interaktif. 2. Memungkinkan guru untuk membuat whiteboard interaktif dengan mengakses materi ajar fisika dan ditayangkan melalui proyektor. 3. Membuat contoh-contoh nyata fisika (fisika kehidupan sehari-hari). 4. Diharapkan senakin banyak siswa gemar dan menekuni lebih jauh tentang fisika. Pembelajaran fisika dengan media internet ini dapat dilaksanakan baik secara klasikal, kelompok maupun individual. Pembelajaran secara klasikal akan menuntut guru dalam pemilihan materi ajar fisika sehingga dalam pelaksanaan proses pembelajarannya efektif, efisien, dan menarik. Dalam pencarian materi ajar ini dimulai ketika searching dengan mesin Google. Setelah memasukan kata kunci, muncul beberapa halaman, pilih satu halaman yang diinginkan. Jika sesuai dengan materi ajar yang diinginkan maka disimpan dalam bentuk file (download file). Hasil-hasil ini diolah menjadi bahan ajar yang siap untuk ditayangkan dengan komputer dan atau proyektor dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas. Sedangkan pembelajaran kelompok atau individual dilakukan dengan memberi tugas pada siswa dengan metode webquest kemudian dipresentasikan atau didemonstrasikan atau dipraktikkan. Di bidang pendidikan internet menyebabkan munculnya e-learning dan pembelajaran online dimana belajar tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu. Selain sebagai sumber belajar yang hampir Makalah ini disampaikan pada Seminar Nasional Fisika, Pembelajaran dan Aplikasinya (SFPA) 2008, Program Magister Pendidikan Fisika, PPS UAD Yogyakarta, 29 Nopember 2008

4

tidak terbatas, internet juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana komunikasi antara guru dengan guru maupun guru dengan siswa. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk akses internet : No.

Cara Akses

4.

Wifi

• •

Syarat Jaringan telpon kabel Modem Modem int Rp. 65.000 Modem ext Rp. 300 rb-an Signal CDMA Modem CDMA Type USB harga sekitar Rp. 500 rb-an Signal GSM / 3G / 3,5G Modem GSM / 3G harga Berkisar Rp. 1.100 rb-an Atau HP yang ada modem internalnya Wifi Card Hotspot

5.

Jaringan

• •

LAN Card Server

1.

Dial-up

• •

2.

Signal CDMA

• •

3.

GPRS

• • •

Contoh Telkom Instan User : telkomnet@instan Pasword : telkom No. Dial : 080989999 • Star One • Fren (M8) • Internet@flexi

• •

• • • •

Telkom Flash (Simpati, Kartu Halo) Mentari, M3 Smart, Matrix Bebas Xplor Beberapa mal, hotel, cafe, tempat cucian mobil dan beberapa Universitas telah menyediakan hotspot Warnet Lab TI

Setelah persyaratan hardware sudah tersedia, masih diperlukan lagi syarat softwarenya. Software yang dipakai untuk kegiatan menjelajah internet (browsing) disebut browser. Beberapa browser yang terkenal adalah : Internet Explorer (bawaan dari windows), Mozila Firefox (dapat didownload dari : www.mozilla.org, gratis) dan Opera (dapat didownload dari : www.opera.com, gratis). Nilai lebih Mozila dan Opera bila dibanding dengan Internet Explorer adalah: 1. Menggunakan memori dan ruang hardisk yang lebih sedikit untuk membuka website yang sama sehingga lebih cepat membuka halaman website. 2. Beberapa animasi flash yang tidak bisa diunduh dengan Internet Explorer, dapat diunduh dengan Mozila dan Opera. 3. Dapat membuka beberapa website dalam satu halaman. 4. Khusus Opera sudah tersedia layanan email (bisa langsung nulis e-mail di browser sehingga tidak perlu lagi membuka program penulisan email seperti Yahoo). Untuk dapat mengunjungi website dari berbagai lembaga, perusahaan, atau person kita tidak harus mengetahui nama atau alamat website tersebut. Ini dikarenakan sudah tersedia mesin pencari dimana kita tinggal memasukkan kata kunci dan mesin tersebut akan mencarikan alamat website sesuai dengan kata kunci yang diberikan. Berikut ini beberapa mesin pencari yang dapat digunakan untuk mencari alamat website atau informasi tertentu: No. 1. 2. 3. 4. 5.

Nama / Alamat www.google.com



Keterangan Mesin pencari yang paling banyak digunakan pada saat ini.

• Menggunakan indeks direktori • Bekerja sama dengan google www.a9.com • Tersedia tool “discover” yang menawarkan berbagai situs yang menarik www.askjeeves.com • Sangat populer sebelum munculnya google • Terdapat menu untuk mempersempit pencarian www.websbiggest.com • Mengklaim dapat mencari lebih banyak website dibanding mesin pencari lainnya www.yahoo.com

Trik dan Tip mencari materi pembelajaran dengan mesin pencari Google: 1. Gunakan kata kunci dalam bahasa Inggris untuk mendapatkan informasi lebih banyak. Makalah ini disampaikan pada Seminar Nasional Fisika, Pembelajaran dan Aplikasinya (SFPA) 2008, Program Magister Pendidikan Fisika, PPS UAD Yogyakarta, 29 Nopember 2008

5

2.

Gunakan kata kunci di dalam tanda petik “.....” untuk mencari frase / informasi tertentu yang ada di halaman website. Gunakan tanda + untuk membatasi pencarian. 3. Gunakan kategori Gambar / Image untuk mencari gambar dengan kata kunci tertentu. 4. Google telah mengelompokkan beberapa istilah dalam direktori tertentu seperti : education, science, dll. Pilih direktori yang tersedia untuk mencari artikel, gambar, dan aplikasi tertentu. Berikut akan ditampilkan website fisika di internet yang ternyata memiliki jumlah yang sangat besar, sebagai contoh mesin pencari (search engine) Google menampilkan jumlah diatas 1.800.000 halaman (homepage) yang terkait dengan kata kunci “physics”, dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1 : (a) Website fisika dari www.google.com, (b) contoh tampilan homepage fisika zat padat untuk disimpan dalam bentuk file, (c) tampilan tutorial fisika, (d) tampilan tema ‘electric force’.

Gambar 2 : Materi fisika untuk SMA dari website : www.fisikaasyik.com. Makalah ini disampaikan pada Seminar Nasional Fisika, Pembelajaran dan Aplikasinya (SFPA) 2008, Program Magister Pendidikan Fisika, PPS UAD Yogyakarta, 29 Nopember 2008

6

Gambar 3 : Merupakan homepage pribadi para fisikawan

Gambar 4 : Tampilan homepage pembelajaran fisika dari www.the physics classroom.com, contohnya (a). Electricity, (b). Mechanics, (c). Newton’s Law, (d). Soal fisika. Disamping beberapa tampilan homepage tersebut diatas masih banyak sekali contoh homepage pembelajaran fisika yang dapat diakses secara cepat, antara lain : Makalah ini disampaikan pada Seminar Nasional Fisika, Pembelajaran dan Aplikasinya (SFPA) 2008, Program Magister Pendidikan Fisika, PPS UAD Yogyakarta, 29 Nopember 2008

7

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

www.blueneptune.com www.phys.ntnu.edu.tw www.jas2.eng.buffalo.edu www.yahooligans.com www.ictp.trieste.it www.tofi.or.id www.e-dukasi.net www.myfisika.net www.beritaiptek.com www.ilmukomputer.com

D. Kesimpulan dan Saran Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan beberapa hal, antara lain: Dengan adanya media internet dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran fisika dan menyenangkan. 2. Kaidah, hukum dan prinsip fisika yang sulit dapat diatasi dengan beberapa simulasi dan animasi fisika di internet. 3. Media internet dapat mengatasi keterbatasan perpustakaan dan media pembelajaran fisika. Berdasarkan pemahaman diatas, maka nampaklah bagi kita bahwa internet pada dasarnya memiliki peranan yang cukup besar dan sangat penting dalam pengembangan pendidikan. Kehadiran internet untuk saat ini sudah menjadi kebutuhan bagi siapa saja, tidak terbatas hanya pada pelaku bisnis, namun hal ini juga udah merambah dalam berbagai bidang, terutama dunia pendidikan. Saran, untuk menjadikan internet sebagai basis pengajaran, yang perlu disiapkan adalah ketersediaan sarana prasarana pendukung seperti jaringan internet, ketersediaan komputer, dan berbagai sarana lainnya yang mesti tersedia. Selain itu, perlu juga didukung dengan tingkat akses yang memadai. 1.

Daftar Pustaka

1.

Ena,O.T.,2007,Membuat Media Pembelajaran Interaktif dengan Presentasi.Yogyakarta: ILCIC, Universitas Sanata Dharma.

2.

Kadir, A.,2003, Pengenalan Sistem Informasi, Yogyakarta: Penerbit Andi.

3.

Kristanta, A.,2008,Pemanfaatan Internet http://www.arifkristanta.wordpress.com.

4.

Nugraha, W.A.,2007,E-Learning VS I-Learning,http://www.ilmukomputer.com.

5.

Suryo,R,2005, Teknologi Internet Mobile, Seminar Nasional Internet Mobile – Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi – UKSW.

6.

Soekartawi,2003, Prinsip Dasar E-learning : Teori dan Aplikasinya di Indonesia, Jurnal Teknodik, Edisi No.12/VII/Oktober/2003.

7.

Wahono, R.S.,2005,Pengantar http://www.ilmukomputer.com.

E-Learning

Piranti

dalam

dan

KBM

Lunak

IPA,

Pengembangannya,

---===o0o===---

Makalah ini disampaikan pada Seminar Nasional Fisika, Pembelajaran dan Aplikasinya (SFPA) 2008, Program Magister Pendidikan Fisika, PPS UAD Yogyakarta, 29 Nopember 2008

8

FORMULIR PENDAFTARAN SEMINAR NASIONAL FISIKA

Nama NIP Lembaga Alamat HP E-mail

: BIBIT SUPARDI, S.Pd., M.T : 132041460 : SMA Negeri 3 Klaten : Jl. Solo Km 2 Klaten Telpon 0272 321885 / 3350233 : 081578328181 : [email protected]

Makalah ini disampaikan pada Seminar Nasional Fisika, Pembelajaran dan Aplikasinya (SFPA) 2008, Program Magister Pendidikan Fisika, PPS UAD Yogyakarta, 29 Nopember 2008

9