Jupe UNS, Vol 2 No 1 Hal 107 s/d 118 – Roslena Septiana_Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru SMP Negeri Wonosari Agustus 2013
PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI WONOSARI Roslena Septiana, Ngadiman, Elvia Ivada Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Akuntansi, FKIP Universitas Sebelas Maret Email:
[email protected]
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja guru, (2) pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru, (3) pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru SMP Negeri Wonosari. Populasi dalam penelitian ini semua guru SMP Negeri Wonosari yang berjumlah 95 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah sensus. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda.Hasil penelitian yaitu (1) Kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru, (2) Kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru, (3) Motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru SMP Negeri Wonosari. Kata kunci: kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja, kinerja guru
ABSTRACT The purpose of this study was to determine (1) influence of principal leadership and motivation to work jointly affect the performance of teachers, (2) influence of school leadership on teacher performance, (3) influence motivation to work on teacher performance Wonosari Junior High School. The population in this study all junior high school teacher Wonosari totaling 95 peoples. The sampling technique used is the census. The data analysis technique used is the multiple linear regression. The result of research that (1) School leadership and motivation to work jointly significant effect on teacher performance, (2) School leadership have a significant effect on teacher performance, (3) Work motivation significantly influence the performance of Junior High School teacher Wonosari. Keywords: school leadership, motivation, teacher performance.
107
Jupe UNS, Vol 2 No 1 Hal 107 s/d 118 – Roslena Septiana_Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru SMP Negeri Wonosari Agustus 2013
sekolah mempunyai peran penting dalam
PENDAHULUAN Sekolah sebagai lembaga formal
pencapaian
tujuan
sekolah.
pendidikan memegang peranan penting
Undang-Undang
dalam meningkatkan kualitas pendidikan
Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
melalui pembelajaran untuk menunjang
Dosen, pasal 1, ayat (1) menjelaskan
kelancaran
bahwa: “Guru adalah pendidik profesional
jalannya
pembangunan
di
Indonesia secara keseluruhan. Sumber
dengan
daya
mengajar,
manusia
Republik
Dalam
tugas
utamanya
mendidik,
unggul
merupakan
bagi
terwujudnya
melatih, menilai dan mengevaluasi peserta
bangsa dan negara yang maju. Berapapun
didik pada pendidikan anak usia dini, jalur
besar sumber daya alam (SDA), modal
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
sarana prasarana yang tersedia, pada
pendidikan menengah”. Sehingga, guru
akhirnya di tangan SDM yang handal
yang semakin bermutu semakin besar
sajalah target pembangunan bangsa dan
sumbangannya bagi perkembangan diri
negara dapat dicapai. Dalam perspektif
siswanya
berpikir seperti ini, suatu bangsa tidak
masyarakatnya. Tugas utama guru tersebut
dapat mencapai kemajuan tanpa adanya
merupakan indikator yang akan dijadikan
suatu
untuk mengukur kinerja guru dalam
persyaratan
utama
sistem
pendidikan
yang
baik.
Pendidikan adalah modal dasar untuk
membimbing,
Indonesia
dan
mengarahkan,
perkembangan
melaksanakan tugasnya.
menciptakan SDM yang unggul. Dunia
Menurut Samana (1994:14), guru
pendidikan yang utama adalah sekolah.
yang bermutu mampu berperan sebagai
Sekolah merupakan salah satu lembaga
pemimpin di antara kelompok siswanya
alternatif pelayanan pendidikan. Sekolah
dan juga di antara sesamanya, ia juga
sebagai suatu lembaga tentunya memiliki
mampu berperan sebagai pendukung serta
visi, misi, tujuan dan fungsi. Untuk
penyebar nilai-nilai luhur yang diyakininya
mengemban
visi,
dan sekaligus sebagai teladan bagi siswa
menjalankan
serta lingkungan sosialnya, dan secara
mencapai
misi, tujuan,
mewujudkan dan
fungsinya sekolah memerlukan tenaga
lebih
profesional, tata kerja organisasi dan
tersebut juga giat mencari kemajuan dalam
sumber-sumber yang mendukung baik
peningkatan kecakapan diri dalam karya
finansial maupun non finansial.
dan dalam pengabdian sosialnya. Jelas
Guru merupakan salah satu SDM
mendasar
guru
yang
bermutu
bahwa guru yang bermutu dalam tugas dan
yang berada di sekolah. Kinerja guru di
kewajibannya 108
yang
terkait
langsung
Roslena Septiana_Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru SMP Negeri Wonosari
dengan proses belajar mengajar maupun
namun potensi tersebut belum dinyatakan
tidak
pada aktivitas kegiatan mengajar secara
terkait
berpengaruh
langsung, terhadap
sangatlah
hasil
belajar
penuh
karena
belum
memperoleh
mengajar. Guru dipandang sebagai faktor
rangsangan dan motivasi dari pengawas
kunci, karena guru yang berinteraksi
selaku
secara langsung dengan murid dalam
seniornya. Kepemimpinan pembelajaran
proses
merupakan
belajar
mengajar
di
sekolah
(Imron,1995).
pimpinan
sekolah
maupun
kemampuan
dalam
mempengaruhi mereka untuk memberi
Kinerja guru tidak lepas dari
motivasi dan menyadarkan supaya guru-
pengaruh kepemimpinan kepala sekolah.
guru bekerja dengan sepenuh kapasitas
Pengertian kepemimpinan menurut Gary
kemampuan.
Yulk (1994) dalam Sagala (2011:115)
untuk
“Kepemimpinan
adalah
proses
bawahannya, dalam hal ini guru.
mempengaruhi,
memerintah
secara
dapat
Kepala
Sekolah
dituntut
sama
dengan
bekerja
Menurut
Wardana
persuasif, memberi contoh, dan bimbingan
penelitian,
kepada orang lain untuk mencapai tujuan
mempunyai hubungan yang signifikan
yang telah ditetapkan”. Kepemimpinan
terhadap kinerja guru. Hal tersebut berarti
kepala
bahwa
sekolah
memiliki
pengaruh
2008)
(Jurnal
motivasi
motivasi
dapat
kerja
mempengaruhi
terhadap kinerja guru. Peran dan fungsi
tinggi rendahnya kinerja seorang guru.
yang harus dilaksanakan oleh kepala
Sebagai tenaga profesional kependidikan
sekolah sebagai seorang pemimpin seperti
guru memiliki motivasi kerja yang berbeda
yang dijelaskan oleh Dinas Pendidikan
antara guru yang satu dengan lainnya. Hal
dalam Mulyasa (2004 : 97) diantaranya
ini kelak akan berakibat adanya perbedaan
sebagai edukator, manajer, administrator,
kinerja guru dalam meningkatkan mutu
supervisor,
dan
pendidikan. Herzberg (dalam bukunya
motivator.Peran atau indikator tersebut
Prof. Dr. J. Winardi, SE) menyatakan
untuk memperbaiki dan meningkatkan
bahwa “Motivasi kerja bukanlah dimensi
situasi
tunggal, tetapi tersusun dalam dua faktor,
leader,
belajar
utamanya
inovator
mengajar.
yaitu
Prioritas
memperbaiki
meningkatkan
mutu
memperbaiki
kinerja
belajar guru
dan
yaitu: faktor motivator (satisfier) dan
dengan
faktor hygiene“. Faktor motivator adalah
yang
faktor
yang
menyebabkan
terjadinya
menanganinya. Guru memiliki potensi
kepuasan kerja, seperti prestasi kerja,
yang besar pada dirinya masing-masing,
pengakuan, kemajuan, perasaan bahwa
│Jupe UNS, Vol 2, No. 1 Hal 107 s/d 118
yang
mereka
kerjakan
penting
dan
Inkonsistensi terhadap kesimpulan hasil
tanggung jawab. Faktor hygiene adalah
penelitian tersebut menjadi salah satu
faktor yang bersifat ekstrinsik, seperti
alasan bagi penulis untuk mengadakan
kebijakan
penelitian
administrasi,
supervisi,
hubungan dengan teman kerja, gaji, rasa
kemudian
mengkaji
dan
menganalisis data yang diperoleh.
aman dalam pekerjaan, kehidupan pribadi,
Kepala sekolah SMP Negeri 1
kondisi kerja dan status. Motivasi kerja
Wonosari dan SMP Negeri 2 Wonosari,
guru merupakan faktor penting dalam
bahwa secara kedinasan dalam arti sesuai
peningkatan kinerja guru karena sebagai
dengan tugasnya sebagai kepala sekolah,
pendorong
guru
para kepala sekolah SMP Negeri Wonosari
melaksanakan tugas profesinya sesuai
telah melaksanakan tugasnya dengan baik.
ketentuan yang berlaku.
Supervisi yang dilakukan kepala sekolah
utama
setiap
Menurut Gusti (jurnal penelitian,
baru sampai pada tataran pelaksanaan
2012) menyatakan bahwa motivasi kerja
tugas saja, misalnya kepala sekolah masih
guru
kurang
tidak
memiliki
pengaruh
yang
dalam
melakukan
kunjungan
signifikan terhadap kinerja guru. Korelasi
diberbagai kelas. Kegiatan supervisi ini
yang positif namun tidak signifikan ini
belum mencapai apa yang diharapkan,
menunjukan tinggi rendahnya motivasi
yaitu
kerja guru tidak berpengaruh terhadap
pengawasan terhadap kegiatan akademik
kinerja guru. Begitu pula hasil terhadap
yang berupa proses belajar mengajar,
kepemimpinan kepala sekolah yang tidak
pengawasan
signifikan berpengaruh terhadap kinerja
mengajar, pengawasan terhadap murid
guru. Namun di sisi lain, penelitian
yang belajar dan pengawasan terhadap
Wardana
(2008)
menyatakan
bahwa
situasi yang menyebabkannya (Suhardan,
motivasi
kerja
berpengaruh
secara
2010:39). Aktivitas tersebut dilakukan
bahwa
supervisi
terhadap
merupakan
guru
signifikan terhadap kinerja guru dan pada
dengan
penelitian Carudin (2011) menyatakan
kelamahan pembelajaran untuk diperbaiki,
untuk
apa
kepemimpinan
memiliki
pengaruh
kepala
yang
menjadi
kelemahan-
penyebabnya
dan
signifikan
mengapa guru tidak berhasil melaksanakan
terhadap kinerja guru. Dari penelitian
tugasnya dengan baik. Berdasarkan hal
tersebut terdapat perbedaan akan hasil
tersebut kemudian diadakan tindak lanjut
yang
yang berupa perbaikan dalam bentuk
diperoleh.
menunjukkan
yang
sekolah
mengidentifikasi
dalam
Hasil
adanya
yang
ada
pengaruh
yang
pembinaan (Suhardan,2010).
signifikan dan yang tidak signifikan. 110
Roslena Septiana_Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru SMP Negeri Wonosari
Kunjungan kelas yang dilakukan
berpengaruh terhadap kinerja guru SMP
kepala sekolah masih belum optimal
Negeri Wonosari? (3) Apakah motivasi
sehingga
kerja berpengaruh terhadap kinerja guru
kepala sekolah
belum
bisa
melihat kinerja guru dan masalah yang
SMP Negeri Wonosari?.
dihadapi di dalam kelas secara lebih
Tujuan
dalam
penelitian
ini
dalam. Selain itu, hampir di setiap sekolah
adalah: (1) Untuk mengetahui pengaruh
beberapa
Kepemimpinan
guru
tidak
mempersiapkan
Kepala
Kerja
secara
Sekolah
dan
perangkat pengajaran dengan lengkap
Motivasi
misalnya rencana pelaksanaan harian,
berpengaruh terhadap kinerja guru SMP
presensi, kisi-kisi soal, program perbaikan,
Negeri Wonosari, (2) Untuk mengatahui
laporan akhlak, analisis KKM.Pendapat
pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah
Mulyasa (2004:120) “Para pegawai (guru)
berpengaruh terhadap kinerja guru SMP
akan bekerja dengan sungguh-sungguh
Negeri Wonosari, (3) Untuk mengatahui
apabila memiliki motivasi yang tinggi.
pengaruh
Apabila memiliki motivasi yang positif, ia
berpengaruh terhadap kinerja guru SMP
akan memperlihatkan minat, mempunyai
Negeri Wonosari.
pengaruh
bersama-sama
Motivasi
Kerja
perhatian, dan ingin ikut serta dalam suatu tugas
atau kegiatan”. Sesuai dengan
pendapat tersebut, guru kurang
berhasil
METODE PENELITIAN
yang masih
ini
merupakan
mengajar
penelitian dengan metode kuantitatif yang
dikarenakan mereka kurang termotivasi
dilaksanakan di SMP Negeri Wonosari
untuk
dengan populasi semua guruSMP Negeri
mengajar
dalam
Penelitian
sehingga
berdampak
terhadap menurunnya produktivitas/kinerja
Wonosari.
guru.Untuk itu diperlukan peran kepala
Wonosari adalah 95 orangdengan rincian
sekolah untuk memotivasi para guru untuk
guru di SMP Negeri 1 Wonosari 45 orang
meningkatkan kinerjanya.
dan guru di SMP Negeri 2 Wonosari 50
Rumusan penelitian
ini
kepemimpinan
masalah adalah:
guruSMP
Negeri
dalam
orang. Variabel dalam penelitian ini yaitu
Apakah
variabel terikat (dependent variabel) dan
dan
variabel bebas (independent variabel).
bersama-sama
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
berpengaruh terhadap kinerja guru SMP
Kinerja Guru (Y) sedangkan variabel
Negeri
bebas
motivasi
kerja
kepala
(1)
Jumlah
secara
Wonosari?
kepemimpinan
sekolah
(2)
kepala
Apakah sekolah
dalam
penelitian
ini
adalah
│Jupe UNS, Vol 2, No. 1 Hal 107 s/d 118
Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dan
menggunakan rumus korelasi product
Motivasi Kerja (X2).
moment
Penelitian
ini
merupakan
dari
pearsondengan
bantuan
program SPSS. Uji reliabilitas digunakan
penelitian populasi. menurut Arikunto
untuk
(2006:134) “Untuk sekedar ancer-ancer
Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila
apabila subjek kurang dari 100, lebih baik
dapat memberikan hasil yang relatif sama
diambil semua sehingga penelitiannya
pada saat dilakukan pengukuran kembali
merupakan penelitian populasi”. Guru di
pada subjek yang berlainan dan dalam
SMP Negeri Wonosari berjumlah kurang
waktu yang berlainan. Untuk mengetahui
dari 100 sehingga penelitian ini merupakan
reliabilitas
penelitian
digunakan rumus alphadengan bantuan
populasisehingga
teknik
sampling yang digunakan adalah dengan
mengukur
suatu
Teknik pengumpulan
instrumen.
instrumen
dapat
program SPSS..
metode sensus. Teknik
keajegan
data
analisis
data
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
merupakan faktor penting yang harus
analisis
diperhatikan
signifikansi dengan uji t digunakan untuk
demi
penelitian
serta
informasi
yang
keberhasilan untuk
suatu
memperoleh
mengetahui
linier
pengaruh
berganda.
Uji
kepemimpinan
untuk
kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap
mencapai tujuan penelitian. Metode yang
kinerja guru SMP Negeri Wonosari secara
digunakan
data
parsial. Uji signifikansi dengan uji F
dalam penelitian ini terdiri dari metode
digunakan untuk mengetahui pengaruh
angket atau kuesioner dan observasi. Skala
kepemimpinan
pengukuran
untuk
motivasi kerja terhadap kinerja guru SMP
mengukur skor pada angket adalah skala
Negeri Wonosari secara simultan.Sebelum
Likert 1-4.
melakukan analisis data dilakukan uji
Uji
dibutuhkan
regresi
untuk
mengumpulkan
yang
validitas
digunakan
sekolah
dan
dilakukan
prasyarat analisis terlebih dahulu yaitu uji
untuk mengetahui valid atau tidaknya
normalitas, uji multikolinearitas dan uji
instrumen angket dalam mengukur dan
heteroskedastisitas.
mengungkapkan
dilakukan menggunakan bantuan computer
data
angket
kepala
responden
yang
sebenarnya secara tepat (Singarimbun,
Analisis
dengan program SPSS for windows.
1989). Suatu instrumen dikatakan valid apabila dapat mengukur pernyataan dari suatu data yang diteliti secara tepat. Untuk mengetahui validitas suatu instrumen dapat 112
data
Roslena Septiana_Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru SMP Negeri Wonosari
Besarnya pengaruh kepemimpinan kepala
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis data diperoleh
persamaan
regresi
Y
=
13.108+0.313X1+ 0.581X2. Dari analisis
sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja guru SMP Negeri Wonosari adalah 34 %.
terlihat nilai konstanta a bernilai positif
Tenaga
pendidik
atau
guru
sebesar 13.108dengan konstanta sebesar
merupakan ujuk tombak bagi sekolah
13.108 menyatakan bahwa, jika tidak ada
dalam
X1dan X2maka besarnya kinerja terjadi
pembelajaran (Imron, 1995). Oleh karena
kenaikan sebesar 13.108 satuan. Nilai
itu tinggi rendahnya prestasi siswa tidak
koefisien
sebesar
terlepas dari kinerja gurunya. Kinerja guru
setiap
dapat diukur dari cara guru tersebut
b1
bernilai
0.313menyatakan
positif bahwa
menjalankan
proses
penambahan faktor kepemimpinan kepala
mendidik,
sekolah sebesar 1 satuan, maka terjadi
mengarahkan,
kenaikan kinerja sebesar 0.313 satuan
,mengevaluasi siswa (UU guru dan dosen).
dengan asumsi bahwa motivasi kerja (X2)
Selain itu kinerja gurupun diakibatkan oleh
konstan. Nilai koefisien b2 bernilai positif
faktor lain diantaranya kepemimpinan
sebesar 0.581 menyatakan bahwa setiap
kepala sekolah dan motivasi kerja.Guru
penambahan faktor motivasi kerja sebesar
hendaknya selalu berusaha mencari cara
1 satuan, maka terjadi kenaikan kinerja
untuk meningkatkan prestasi siswa. Guru
sebesar 0.581 satuan dengan asumsi bahwa
dapat
kepemimpinan
pengetahuannya
kepala
sekolah
(X1)
mengajar,
kegiatan
melatih,
membimbing, menilai
meningkatkan
wawasan
dengan
membaca
konstan. Nilai positif menunjukkan adanya
beberapa
pengaruh positif, artinya semakin baik
meningkatkan
kepemimpinan
dan
selalu berusaha tepat waktu, menggunakan
semakin tingginya motivasi kerja, maka
metode dan strategi pembelajaran dengan
semakin baik pula kinerja guru dalam
tepat, mengikutipelatihan dan sebagainya
menjalankan tugasnya.
sehingga dapat meningkatkan kualitas
kepala
sekolah
Hasil penelitian menunjukkan ada
buku
dan
pegangan.
kinerjanya,
Untuk
guru
harus
kegiatan pembelajaran.
pengaruh kepemimpinan kepala sekolah
Hasil
penelitian pengaruh
menunjukkan
dan motivasi kerja terhadap kinerja guru
terdapat
signifikan
SMP Negeri Wonosari dengan nilai Fhitung
kepemimpinan kepala sekolah terhadap
sebesar (20.574) lebih besar dari nilai Ftabel
kinerja guru. Melalui hasil perhitungan
sebesar (3.120) dengan probabilitas 0.000.
yang telah dilakukan diperoleh nilai t
│Jupe UNS, Vol 2, No. 1 Hal 107 s/d 118
hitung
sebesar
2.468
dengan
taraf
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja
signifikansi hasil sebesar 0.016.Sedangkan
guru.
ttabel pada taraf signifikan 5% adalah 1.993. dikarenakan
nilai
tabel(2.468>1.993)
t
hitung>
Hasil penelitian menunjukkan ada
t
pengaruh secara signifikan motivasi kerja
dengan P<0.05, maka
terhadap
kinerja
guru
SMP
Negeri
hipotesis dalam penelitian ini menolak Ho
Wonosari.Melalui hasil perhitungan yang
dan menerima Ha.
telah dilakukan diperoleh nilai thitung
Pengujian membuktikan kepala
ini
secara
bahwa
sekolah
statistik
sebesar 3.294 dengan taraf signifikansi
kepemimpinan
hasil sebesar 0.002.Sedangkan ttabel pada
berpengaruh
positif
taraf
signifikan
terhadap kinerja guru. Artinya bahwa ada
dikarenakan
pengaruh antara variabel
tabel(3.294>1.993)
kepemimpinan
5%
nilai
adalah t
1.993.
hitung>
t
dengan P<0.05, maka
kepala sekolah terhadap kinerja guru di
hipotesis dalam penelitian ini menerima
SMP Negeri Wonosari kabupaten Klaten.
Ha dan menolak Ho. Dengan demikian
Hal ini berarti pola kepemimpinan kepala
dapat berarti bahwa hipotesis H2 motivasi
sekolah yang ditampilkan sudah baik dan
berpengaruh positif terhadap kinerja guru
pemahaman
diterima.
terhadap
tugas
dan
peranannya sebagai seorang pemimpin cukup
memadai.
ini
secara
statistik
adanya
membuktikan bahwa motivasi berpengaruh
pemahaman tentang kepemimpinan maka
positif terhadap kinerja guru. Artinya
tujuan yang diharapkan sulit dicapai. Peran
bahwa ada pengaruh antara variabel
dan fungsi yang harus dilaksanakan oleh
motivasi terhadap kinerja guru di SMP
kepala sekolah sebagai seorang pemimpin
Negeri
seperti
Dinas
Klaten.Motivasi kerja guru merupakan
Pendidikan dalam Mulyasa (2004 : 97)
daya penggerak yang ada dalam diri
diantaranya sebagai edukator, manajer,
seorang guru yang menimbulkan suatu
administrator, supervisor, leader, inovator
dorongan kepada guru untuk bekerja guna
dan
mendukung
mencapai tujuan pekerjaannya (Purwanto,
(Carudin,
2011). Motivasi kerja guru erat kaitannya
pengaruh
dengan produktivitas kerja mereka, baik
yang
dijelaskan
motivator.Hasil
penelitian 2011)
Tanpa
Pengujian
sebelumnya yang
oleh
ini oleh
menguji
Wonosari
yang
berkaitan
kabupaten
kepemimpinan kepala sekolah terhadap
kerja
dengan
bidang
kinerja guru dengan hasil analisis yaitu
akademik maupun yang berkaitan dengan
kepemimpinan kepala sekolah mempunyai
bidang administratif dan layanan terhadap para peserta didiknya. Oleh karena itu, 114
Roslena Septiana_Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru SMP Negeri Wonosari
seorang guru harus memiliki motivasi
signifikan terhadap kinerja guru (Y) di
yang tinggi untuk dapat menjalankan
SMP
tugasnya dengan baik. Motivasi tersebut
ditunjukkan dari hasil analisis regresi linier
bisa berasal dari dalam diri individu
berganda
maupun diluar diri individu seperti yang
didapatkan
dikemukaka Herzberg bahwa baik faktor
Ftabel(20.574>3.120) pada taraf signifikan
motivasional
<0.05
yang
bersifat
intrinsik
Negeri
Wonosari.
dengan
Hal
menggunakan nilai
yaitu
0.000.
ini
uji-f Fhitung>
Semakin
baik
sekolah
dan
maupun faktor pemeliharaan yang bersifat
kepemimpinan
ekstrinsik dapat mempengaruhi seseorang
motivasi kerja semakin baik pula kinerja
dalam
guru dalam menjalankan tugasnya. (2)
bekerja.
Termasuk
faktor
kepala
motivasional yang bersifat intrinsik adalah
Kepemimpinan
keberhasilan, pengakuan, sifat pekerjaan
berpengaruh secara signifikan terhadap
yang menjadi tanggung jawab seseorang,
kinerja guru (Y) di SMP Negeri Wonosari.
kesempatan
Hal ini ditunjukkan dari hasil analisis
meraih
kemajuan,
pertumbuhan.Termasuk pemeliharaan adalah
yang
kedalam
bersifat
kebijaksanaan
dan faktor
ekstrinsik perusahaan,
regresi
kepala
linier
sekolah
berganda
(X1)
dengan
menggunakan uji-t didapatkan nilai thitung > ttabel
(2.468>1.993) pada taraf signifikan <
supervisi, kondisi pekerjaan, upah dan gaji,
0.05
hubungan dengan rekan kerja, kehidupan
kepemimpinan kepala sekolah semakin
pribadi, hubungan dengan para bawahan,
baik pula kinerja guru dalam menjalankan
status,
tugasnya.
dan
keamanan.
Hasil
ini
yaitu
0,016.
(3)
Semakin
Motivasi
kerja
baik
(X2)
mendukung penelitian sebelumnya oleh
berpengaruh secara signifikan terhadap
(Wardana, 2008) yang menyatakan bahwa
kinerja guru (Y) di SMP Negeri Wonosari.
ada pengaruh positif antara motivasi
Hal ini ditunjukkan dari hasil analisis
terhadap kinerja guru.
regresi
linier
berganda
dengan
menggunakan uji-t didapatkan nilai thitung > ttabel (3.294>1.993) pada taraf signifikan
SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan
<0.05 yaitu 0.002. Semakin baik motivasi
pembahasan yang telah dilakukan pada
kerja semakin baik pula kinerja guru dalam
bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan
menjalankan tugasnya. (4) Motivasi kerja
sebagai berikut: (1) Kepemimpinan kepala
berpengaruh dominan terhadap kinerja
sekolah (X1) dan motivasi kerja (X2)
guru. Hal ini ditunjukkan dari hasil regresi
secara
linier berganda didapatkan nilai signifikan
bersama-sama
berpengaruh
│Jupe UNS, Vol 2, No. 1 Hal 107 s/d 118
mendekati 0.000 yaitu 0.002. Semakin
lain: dalam menjalankan tugas masih
tinggi motivasi kerja semakin baik pula
tergantung
kinerja guru dalam menjalankan tugasnya.
sekolah, dalam memasuki kelas untuk
Ada
berbagai
pengawasan
kepala
yang
mengajar masih ada yang terlambat, belum
dihadapi dalam meningkatkan kinerja guru
sesuai waktu yang ditentukan, pada saat
antara lain yaitu: (1) Kepentingan pribadi
guru tidak dapat mengajar, guru hanya
bawahan (guru) terkadang luput dari
memberikan catatan kepada anak didik.
pengawasan
kepala
kendala
pada
sekolah.
Hal
ini
menjadi kendala kinerja guru, guru yang
SARAN
selalu
Bagi Kepala sekolah:
mengutamakan
kepentingan
pribadinya saat menjalankan tugasnya mengajar
akan
menjadikan
Kepala
tidak
sekolah
SMP
Negeri
Wonosari disarankan lebih meningkatkan
optimalnya proses pelajar mengajar. (2)
pengawasan
terhadap
Pembinaan oleh kepala sekolah belum
sehubungan
mencapai sasaran secara tepat. Pembinaan
kekuasaan yang dibarengi dengan adanya
yang tidak tepat sasaran ini misalnya
kepentingan pribadi bawahan.
dengan
bawahan, pendelegasian
masih ada guru yang belum mengerti akan
Kepala sekolah sebagai supervisor
tugas dan kewajibannya secara penuh.
harus lebih dalam membaca situasi saat
Pembinaan yang dilakukan kepala sekolah
melakukan
sangat
memecahkan
sehingga pembinaan yang dilakukan dapat
guru
mencapai sasaran dan membantu guru
masalah
penting yang
untuk dihadapi
dalam
menjalankan tugasnya. Pembinaan yang dilakukan
harus
berkelanjutan
kontinyu
terhadap
guru
dalam menjalankan tugasnya.
dan
Kepala
sekolah
SMP
Negeri
membantu
Wonosari dalam menjalankan fungsinya
kelancaran tugas guru yang akan berakibat
sebagai innovator disarankan untuk dapat
pada meningkatnya kinerja guru. (3)
meningkatkan
Kepala
innovator misalnya dengan memberikan
sekolah
sehingga
pembinaan
telah
menjalankan
fungsinya sebagai kepala sekolah dengan
gagasan
baik, tetapi fungsi kepala sekolah sebagai
pembelajaran.
lagi
baru
fungsinya
dalam
Kepala
terlihat dari hasil angket. (4) Motivasi
memotivasi
kerja yang dimiliki para guru dalam
pemberian penghargaan terhadap guru
menjalankan tugasnya kurang optimal.
yang berprestasi atau menciptakan kondisi
Beberapa hal yang dapat diketahui antara
di lingkungan kerja yang menyenangkan,
guru
perlu
kegiatan
innovator masih belum optimal. Hal ini
116
sekolah
sebagai
misalnya
lebih dengan
Roslena Septiana_Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru SMP Negeri Wonosari
melakukan
kunjungan
kelas
sesering
mungkin dan lebih mengapresiasi prestasi
satu persatu
yang telah memberikan
bantuan dan dukungan kepada penulis.
yang dilakukan sesama guru.
Bagi Penelitian Selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA
Hasil Uji R2 menunjukkan masih ada variabel-variabel lain yang harus diperhatikan
dalam
Penelitian-penelitian
penelitian lebih
ini. lanjut,
hendaknya menambah variabel lain yang dapat mempengaruhi kinerja guru, karena dengan semakin baik kinerja dari guru maka akan berpengaruh baik juga bagi sekolah.
UCAPAN TERIMAKASIH Terimakasih penulis sampaikan kepada: 1) Pembimbing I dan pembimbing II
yang
telah
sabar
Arikunto, S. (2002). Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta.
membimbing,
mengarahkan, dan memotivasi penulis dalam penelitian ini, 2)Tim Redaksi JUPE yang telah memberikan bantuan dan pengarahan sehingga jurnal ini dapat dimuat, 3) Kepala sekolah SMP Negeri 1 Wonosari dan SMP Negeri 2 Wonosari telah memberikan ijin penelitian, 4) Semua guru SMP Negeri 1 Wonosari dan SMP Negeri 2 Wonosari yang telah bersedia berpartisipasi dalam penelitian, 5) Prodi Pendidikan Ekonomi, khususnya BKK Pendidikan Akuntansi, dan 6) Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan
Carudin (2011) Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan iklim kerja sekolah terhadap kinerja guru SMK N se-Kabupaten Indramayu. Jurnal Penelitian Pascasarjana UPI. Diakses pada tanggal 22 januari 2013 dari http://jurnal.upi.edu/penelitianpendidikan/view/654/pengaruhkepemimpinan-kepala-sekolahdan-iklim-kerja-sekolah-terhadapkinerja-guru.html Imron, Ali. 1995. Pembinaan Guru di Indonesia. Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya. Media Gusti, Messa (2012) Pengaruh kedisiplinan, motivasi kerja dan persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru SMKN 1 Purworejo pasca sertifikasi. Jurnal Penelitian Universitas Negeri Yogyakarta. Diakses pada tanggal 22 Januari 2013, dari http://eprints.uny.ac.id/6119/1/PE NGARUH%20KEDISIPLINAN, %20MOTIVASI%20KERJA,%20 DAN%20PERSEPSI%20GURU %20TENTANG%20KEPEMIMP INAN%20KEPALA%20SEKOL AH%20TERHADAP%20KINER JA%20GURU%20SMKN%201% 20PURWOREJO%20PASCA%2 0SERTIFIKASI.pdfs.
│Jupe UNS, Vol 2, No. 1 Hal 107 s/d 118
Meningkatkan Mutu Pembelajaran di Era Otonomi Daerah. Bandung: Alfabeta
Mulyasa. 2004. Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi dan Implementasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Sutama.
Pendidikan.
_______. 2004. Menjadi Kepala Sekolah profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Tim
Purwanto, Ngalim. 2011. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Profesionalisme
Keguruan. Yogyakarta : Kanisius. Singarimbun, Masri, Sofian Efendi. 1995. Metode Penelitian Survai Edisi Revisi. Jakarta: PT. Pustaka LP 3 ES Suhardan, Dadang. Profesional
Fairuz
J. 2001. Motivasi dan pemotivasian dalam Manajemen. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Wisnu Wardana, Ludi (2008) Analisis pengaruh motivasi kerja, disiplin kerja, pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja guru sekolah dasar negeri di kecamatan Gayungan kota Surabaya. Jurnal penelitian Universitas Negeri Malang. Diakses pada tanggal 22 Januari 2013, dari http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jur nal/21081931.pdf.
Syaiful. 2011. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta 1994.
Surakarta:
Dosen Administrasi pendidikan Universitas pendidikan Indonesia. 2009. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Winardi,
________________. 1990. Administrasi dan Supervisi pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
A.
Penelitian
Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 edisi 2009, Tentang Guru danDosen, Bandung, Depdiknas, Citra Umbara.
Norlander-Case, Kay A. Dkk. 2009. Guru Profesional. Jakarta : PT Indeks.
Samana,
Metode
Media
_______. 2012. Manajemen dan Kepemimpinan kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Sagala,
2011.
2010. Supervisi Layanan dalam
118