11 UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF NON-VERBAL

Download Bimbingan dan konseling mempunyai peranan yang sangat penting dalam pendidikan ... penanganan kasus agresif non-verbal, tindakan yang dilak...

0 downloads 465 Views 53KB Size
Jurnal Konseling & Psikoedukasi Juni 2016, Vol. 1, No. 1 ISSN: 2502 - 4000

UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF NON-VERBAL DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PALU Nur’yun1 Abd. Munir Ridwan Syahran

ABSTRAK Kata Kunci : perilaku agresif non-verbal, teknik role playing Tujuan penelitian ini adalah mengurangi perilaku agresif non-verbal siswa dengan menggunakan teknik role playing. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian tindakan (action research) bimbingan dan konseling dengan menggunakan model Kemmis dan Mc Taggar. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dan setiap siklusnya terdiri dari empat tahap, antara lain: perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah 6 siswa dengan tingkat perilaku agresif non-verbal yang tinggi dan memiliki catatan kasus. Jenis tindakan yang dilakukan adalah penerapan teknik role playing. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi dan wawancara. Penerapan teknik role playing dilaksanakan dalam dua siklus selama empat minggu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam data pra tindakan terdapat persentase perilaku agresif nonverbal subjek sebesar 59% selama satu minggu. Setelah dilaksanakan siklus I, persentase perilaku agresif non-verbal berkurang sebesar 47.46%. Sedangkan pada siklus II selama dua minggu pelaksanaan layanan, persentase perilaku agresif non-verbal berkurang sebesar 64.52%. Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat keberhasilan dari pelaksanaan role playing pada siklus II yang telah diperbaiki berdasarkan hasil refleksi dari siklus I. Jadi dapat disimpulkan bahwa teknik role playing dapat mengurangi perilaku agresif non-verbal pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Palu.

1

Program Studi Bimbingan dan Konseling, Kampus FKIP Untad Bumi Tadulako Tondo

11

Jurnal Konseling & Psikoedukasi Juni 2016, Vol. 1, No. 1 ISSN: 2502 - 4000

PENDAHULUAN Bimbingan dan konseling mempunyai peranan yang sangat penting dalam pendidikan, yaitu untuk membantu siswa dalam mengadakan penyesuaian diri dan mengembangkan potensi yang ada pada dirinya secara optimal dalam bidang pribadi, sosial, belajar, dan karir melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung. Keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling dapat dilihat dari perubahan perilaku yang ditunjukan siswa ke arah positif, seperti berkurangnya jumlah siswa yang menunjukkan perilaku agresif. Khususnya perilaku agresif non-verbal yang terjadi di sekolah. Agresif non-verbal merupakan suatu bentuk perilaku yang menyakiti secara fisik terhadap orang atau benda yang menjadi sasarannya dengan unsur kesengajaan. Berdasarkan hasil observasi selama melakukan PPLT di SMP Negeri 2 Palu terdapat siswa kelas VIII yang memiliki dan menunjukkan Perilaku agresif khususnya agresif non-verbal seperti berkelahi atau memukul, mengancam, mencuri dan melakukan pengeroyokan. Penyebabnya karena marah yang tidak terkendali, perasaan tidak mau diremehkan atau direndahkan, ingin mendapat pengakuan dari orang lain agar dipandang hebat, dan sebagainya. Selain itu dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, bahwa untuk penanganan kasus agresif non-verbal, tindakan yang dilakukan oleh guru pembimbing maupun wali kelas yang bertanggungjawab terhadap kelas tersebut, selama ini hanya memberikan arahan dan nasehat kepada siswa yang melakukan tindakan agresif non-verbal dan ada pula yang memang mengharuskan guru bimbingan dan konseling melakukan tindakan atau memberikan layanan konseling individual, namun tindakan yang telah dilakukan oleh guru pembimbing tidaklah membuat siswa yang berhenti melakukan tindakan agresif non-verbal, hal ini terlihat dari tindakan para pelaku yang masih melakukan tindakan agresif non-verbal. Berdasarkan fenomena tersebut perlu adanya usaha dan tindakan secara langsung guna mengatasi perilaku agresif non-verbal siswa. Sebab permasalahan perilaku agresif non-verbal siswa jika tidak segera ditangani, dikhawatirkan akan berdampak negatif bagi pelaku maupun korban dari perlakuan siswa yang memiliki perilaku agresif non-verbal. Sebelum masalah ini terjadi terus menerus, beberapa tindakan dalam bimbingan dan konseling dapat dilakukan guna mengentaskan permasalahan perilaku agresif non-verbal pada siswa. Salah satu bentuk upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan teknik Role Playing, karena di SMP Negeri 2 palu belum pernah melaksanakan layanan

12

Jurnal Konseling & Psikoedukasi Juni 2016, Vol. 1, No. 1 ISSN: 2502 - 4000

konseling kelompok dan layanan bimbingan dan konseling kelompok khususnya pelaksanaan teknik role paying. Role Playing (bermain peran) merupakan suatu metode bimbingan dan konseling kelompok yang di mana siswa ditugaskan dalam memperagakan atau memainkan peran terhadap topik masalah yang sesuai dengan permasalahan yang diangkat secara singkat dengan tekanan utama pada karakter/sifat orang-orang, kemudian diikuti oleh diskusi tentang masalah yang baru diperagakan tersebut. Tujuannya adalah untuk memecahakan masalah sosial dan agar memperoleh kesempatan untuk merasakan perasaan orang lain, keterampilan interpersonal, kemampuan pengendalian diri serta sikap bertanggung jawab. Penggunaan teknik role playing diharapkan dapat mengurangi perilaku agresif non-verbal, siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Palu. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai upaya mengurangi perilaku agresif non-verbal dengan menggunakan teknik role playing pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Palu. Agresif Non-Verbal Supriyo (2008:67) menyatakan bahwa agresif non-verbal adalah “suatu cara untuk melawan dengan sangat kuat, berkelahi, melukai, menyerang, membunuh, atau menghukum orang lain. Atau secara singkatnya agresf non-verbal adalah tindakan yang dimaksudkan untuk melukai orang lain atau merusak milik orang lain”. Kartono, K (1991: 42) menyatakan “perilaku agresif non-verbal adalah perilaku yang dilakukan seseorang dapat berbentuk kemarahan yang diekspresikan, tindakan yang sewenang-wenang, penyergapan, kecaman, wujud perbuatan yang dapat menimbulkan penderitaan dan kesakitan, perusakan dan tirani pada orang lain.” Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas maka dapat disimpulkan bahwa agresif non-verbal adalah bentuk perilaku negatif yang dimaksudkan untuk melukai seseorang secara fisik terhadap orang atau benda yang menjadi sasarannya, bentuk perilaku tersebut yaitu melawan dengan sangat kuat, berkelahi, melukai, menyerang, membunuh, atau menghukum orang lain, penyergapan, kecaman dan lain sebagainya. Hal tersebut merupakan salah satu bentuk kemarahan yang diekspresikan sehingga dapat menimbulkan penderitaan dan kesakitan, perusakan dan tirani pada orang lain dengan unsur kesengajaan. Role Playing Winkel, WS & Hastuti, M.M. Sri (2006: 571) menerangkan bahwa “Role playing yaitu beberapa orang mengisi peran tertentu dan memainkan suatu adengan tentang pergaulan sosial yang mengandung persoalan yang harus diselesaikan”

13

Jurnal Konseling & Psikoedukasi Juni 2016, Vol. 1, No. 1 ISSN: 2502 - 4000

Ahmadi, A dan Supriyono, W (2004:123), “teknik role playing merupakan suatu cara dalam bimbingan yang memberikan kesempatan kepada murid-murid untuk mendramatisasikan sikap, tingkah laku atau penghayatan seseorang seperti yang dilakukan dalam hubungan sosial sehari-sehari di masyarakat”.

METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan Bimbingan dan Konseling (PTBK), penelitian tindakan bimbingan dan konseling merupakan salah satu strategi yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan dalam mendeteksi, dan memecahkan masalah dengan menggunakan rangkaian siklus. Dalam prakteknya, penelitian menggabungkan rangkaian tindakan dengan menggunakan prosedur penelitian. Pihak yang terlibat dalam pembelajaran/layanan (guru BK, instruktur peneliti atau kepala sekolah) mencoba dengan standar dengan merumuskan suatu tindakan yang dianggap dapat memecahkan masalah atau memperbaiki situasi dalam kelas. Penelitian ini dilakukan dengan 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan yang mengacu pada empat tahapan pada model Mc Taggar (Hidayat, Dede, R & Aip, B. 2011 : 13) yaitu rencana, tindakan, observasi dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Palu dengan sasaran penelitian kelas VIII dan dilaksanakan pada akhir bulan Oktober sampai dengan bulan Desember 2015. Adapun rincian kegiatan penelitian tersebut adalah persiapan penelitian, koordinasi persiapan tindakan, pelaksanaan (perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi), penyusunan penelitian, penyempurnaan laporan berdasarkan masukan dalam seminar. Fokus penelitian adalah pembatasan masalah apa yang akan diteliti pada subjek yang dipilih. Menurut Sugiyono (2008: 207) “fokus penelitian adalah batasan masalah”. Sesuai dengan tujuan penelitian ini, fokus penelitiannya adalah masalah perilaku agresif nonverbal dan juga pemberian alternatif pengentasan masalahnya yaitu teknik role playing. Kasus yang diperoleh dalam penelitian ini adalah masalah perilaku agresif nonverbal siswa terhadap siswa yang lain. Subjek penelitian dalam penanganan kasus ini yaitu terdiri 6 orang siswa yang melakukan tindakan agresif non-verbal. Pengambilan subjek penelitian ini didasarkan atas rekomendasi guru bimbingan dan konseling sekolah dan observasi langsung selama peneliti melaksanakan kegiatan PPLT di sekolah tersebut. Teknik pengumpulan data yang dilaksanakan antara lain observasi yaitu kondisi di mana peneliti tidak ikut serta dalam aktivitas proses layanan yang dilakukan, karena dalam 14

Jurnal Konseling & Psikoedukasi Juni 2016, Vol. 1, No. 1 ISSN: 2502 - 4000

kegiatan layanan peran peneliti hanyalah sebagai observer yang membantu guru bimbingan dan konseling sebagai pelaksana layanan dalam mengobservasi proses pelaksanaan layanan role playing, dan wawancara yaitu pertanyaan yang diajukan dirumuskan terlebih dahulu kerangka dan garis besar pokok-pokoknya, tetapi tidak perlu ditanyakan secara berurutan.

HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah penyajian data hasil role playing sebagai hasil pra tindakan, tindakan siklus I dan II dalam mengurangi perilaku agresif non-verbal siswa, maka permasalahan penelitian dapat dibahas lebih jauh sekaligus membuktikan

hipotesis penelitian. Adapun

permasalahan yang perlu dibahas adalah : apakah teknik role playing dapat mengurangi perilaku agresif

non-verbal siswa ? Permasalahan ini sebenarnya sudah diberikan

jawaban dalam bentuk hipotesis penelitian adalah : “penggunaan teknik role playing dapat mengurangi perilaku agresif non-verbal siswa”. Oleh karena itu, pertama-tama yang perlu dijawab dan dibahas adalah apakah benar melalui teknik role playing dapat mengurangi perilaku agresif non-verbal siswa dan merubah perilaku kearah perilaku yang baik ?. Berdasarkan data yang berhasil disajikan pada bagian terdahulu sebenarnya secara tegas dapat dinyatakan bahwa perilaku agresif non-verbal dengan menggunakan teknik role playing terbukti dapat mengurangi perilaku agresif non-verbal siswa. Hal tersebut dibuktikan dari kegiatan pra tindakan dan hasil pengamatan pada kegiatan siklus I dan II. Pra Tindakan Sebelum proses tindakan siklus I dilakukan, maka peneliti terlebih dahulu melakukan pra-tindakan (observasi awal) yang bertujuan untuk mengetahui perbandingan sebelum dan sesudah diberikan tindakan. Observasi awal (pra tindakan) dilakukan dengan mengumpulkan data frekuensi perilaku agresif non-verbal siswa yang dikumpulkan dalam kurung waktu satu minggu dengan menggunakan lembar observasi yang diisi oleh siswa (bukan subjek penelitian) sebelum diberikan tindakan, observasi awal menunjukkan tingginya frekuensi agresif

non-verbal dari masing-masing siswa.

Hasil Tindakan Siklus I Setelah dilaksanakan tindakan siklus I, terjadi pengurangan frekuensi agresif nonverbal siswa . Penunjang keberhasilan kegiatan role playing adalah keterlibatan guru BK selaku pelaksana kegiatan dan siswa yang secara aktif serta bersungguh-sungguh mengikuti kegiatan role playing. Role playing membantu anak menemukan makna dari lingkungan sosial yang bermanfaat bagi dirinya dan belajar memecahkan masalah pribadi yang sedang dihadapi dengan bantuan kelompok sosial selain itu role playing memberikan peluang 15

Jurnal Konseling & Psikoedukasi Juni 2016, Vol. 1, No. 1 ISSN: 2502 - 4000

kepada anak untuk bekerja sama dalam menganalisis situasi sosial terutama mengenai hubunga antar pribadi.

Oleh sebab itu peneliti memilih teknik role playing untuk

mengurangi perilaku agresif non-verbal siswa dengan memberikan gambaran dan pemecahan masalah yang dialami dalam kehidupan sehari-hari terutama mengenai hubungan antar pribadi. Hal ini sesuai pendapat Winkel, WS & Hastuti, M.M Sri (2006:571) menerangkan bahwa “Role playing yaitu beberapa orang mengisi peran tertentu dan memainkan suatu adegan tentang pergaulan sosial yang mengandung persoalan yang harus diselesaikan”. Hasil Tindakan Siklus II Setelah melakukan perbaikan terhadap kekurangan yang terjadi dalam pelaksanaan tindakan siklus I, maka kegiatan tindakan siklus II terjadi pengurangan perilaku agresif nonverbal siswa yang lebih signifikan. Hal ini membuktikan bahwa penelitian ini berhasil dan sejalan dengan penelitian sebelumnya yang telah di lakukan oleh peneliti dengan membahas permasalahan yang sama yaitu agresif non-verbal dan dengan menggunakan teknik yang sama yaitu teknik role playing. Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya adalah penelitian yang dilakukan oleh David Khursani pada tahun 2015 yang berjudul “Efektivitas Konseling Kelompok Behavioral Dalam Mereduksi Perilaku Agresif Non-Verbal Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 17 Palu Tahun Ajaran 2014/2015”. Skripsi, Universitas Tadulako.Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat perilaku agresif non-verbal pada siswa sesudah mengikuti layanan konseling kelompok behavioral lebih rendah jika dibandingkan sebelum mengikuti layanan konseling kelompok behavioral. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Laili Indriyati pada tahun 2007 yang berjudul “Keefektifan Pendekatan konseling Behavioristik Dengan Teknik Bermain Peran Untuk Mengurangi Perilaku Agresif Pada Siswa Kelas XI SMA Purusatama Semarang Tahun 2006/2007”. Hasil analisis t-test yang diperoleh adalah thitung > ttabel atau yang berarti Ho ditolak. Dapat disimpulkan, Pendekatan behavioristik dengan teknik bermain peran dapat mengurangi perilaku agresif pada siswa kelas XI SMA purusatama semarang tahun 2006/2007. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Lenny Wahyuningsih, Anne Hafina, dan Dadang Sudrajat pada tahun 2014 yang berjudul “Penggunaan Teknik Bermain Peran (role playing) Untuk Mengurangi Kecenderungan Perilaku Agresif Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Kuasi Terhadap Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 1 Weru Tahun Ajaran 2013-2014)”. Hasil penelitian berupa : (1) kecenderungan perilaku agresif peserta didik pada umumnya berada pada kategori sedang; (2) penggunaan teknik bermain peran 16

Jurnal Konseling & Psikoedukasi Juni 2016, Vol. 1, No. 1 ISSN: 2502 - 4000

dirancang berdasarkan indikator kecenderungan perilaku agresif dengan rata-rata rendah; dan (3) program bimbingan dan konseling dengan teknik bermain peran terbukti efektif untuk mengurangi kecenderungan perilaku agresif peserta didik dengan adanya penurunan kecenderungan perilaku agresif peserta didik. Jika dibandingkan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, berdasarkan tabel 4.4 yang menunjukkan bahwa pengurangan pengurangan frekuensi perilaku agresif non-verbal siswa ZY mencapai 75%. Selanjutnya pengurangan frekuensi perilaku agresif non-verbal siswa GZ mencapai 71.43%. Sedangkan pengurangan frekuensi perilaku agresif non-verbal siswa BS mencapai 57.14%. Demikian pula pengurangan frekuensi perilaku agresif non-verbal siswa PR mencapai 60%. Selanjutnya pengurangan frekuensi perilaku agresif non-verbal siswa RE mencapai 66.67%, dan sedangkangan pada siswa NY pengurangan frekuensi perilaku agresif non-verbal nya mencapai 60%.. Hal ini terjadi karena adanya penekanan yang diberikan oleh guru BK kepada para siswa yang bermain peran agar lebih serius lagi dalam mengikuti kegiatan role playing, sehingga agar hasil yang dicapai menjadi optimal dan sesuai kriteria yang ditentukan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya dan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti yang telah dipaparkan di atas dapat disimpulkan dan terbukti bahwa perilaku agresif non-verbal siswa dapat dikurangi dengan menggunakan teknik role playing. Hal ini sesuai dengan pendapat Dayakisni (2003:218) menerangkan bahwa “pemberian pelatihan agar orang lebih berempati akan mengurangi agresif. Hal ini terutama jika individu diberi pelatihan yang memfokuskan pada empati

emisi daripada empati kognitif. Latihan empati ini dapat diajarkan pada bermain peran baik secara verbal maupun non-verbal.”

PENUTUP Kesimpulan Pelaksanaan role playing pada siklus I yang pertama dilakukan adalah mengumpulkan anggota kelompok, pengenalan dan pengungkapan tujuan dan maksud diadakannya layanan, memilih pemeran, menata panggung, menyiapkan pengamat, permainan peran di mulai, mendiskusikan permainan yang telah diperankan tadi, bermain peran kembali, mendiskusikan kembali permainan tersebut dan membuat perjanjian dengan siswa untuk mengadakan pertemuan kembali. Pada siklus I role playing dilaksanakan tiga kali dalam seminggu. Namun kegitan role playing pada siklus I terdapat kelemahan yaitu volume suara guru BK dalam pemberian layanan kurang dapat didegar oleh semua siswa, 17

Jurnal Konseling & Psikoedukasi Juni 2016, Vol. 1, No. 1 ISSN: 2502 - 4000

kurangnya keseriusan para siswa dalam memainkan perannya serta kemampuan siswa dalam memainkan peran masih terlihat kurang. Sehingga pada siklus I kegiatan role playing nampak tidak maksimal dan hasil pengurangan perilaku agresif non-verbal yang dicapai pada siklus I yaitu 47.46% yang dimana belum mencapai target maka pelaksanaan role playing akan di lanjutkan pada siklus II. Pelaksanaan role playing pada siklus II sama seperti pelaksaanaan yang dilakukan pada siklus I dan dilaksanakan tiga kali dan seminggu akan tetapi kelemahan yang terjadi pada siklus I sudah mengalami perbaikan yaitu siswa dapat mendengarkan dengan jelas penyampaian yang disampaikan oleh guru BK, pemain perannya sudah lebih serius dalam memainkan perannya dan pada siklus II pemain peran terlihat sudah menguasai naskah yang dimainkan serta siswa yang bermain peran memainkan perannya dengan baik dan lebih mengeluarkan ekspresinya. Hasil pengurangan perilaku agresif non-verbal sudah mencapai target yaitu 64.52%. Sehingga pada siklus II keberhasilan role playing nampak maksimal dan kegiatan role playing tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya. Teknik role playing dapat mengurangi perilaku agresif non-verbal siswa yakni perilaku berkelahi atau memukul , pengeroyokan, mengancam dan mencuri dengan total pengurangan perilaku agresif non-verbal mencapai 64.52%. Saran Kepada Guru Bimbingan dan Konseling di sekolah diharapkan ketika ada siswa yang mengalami perilaku agresif non-verbal dapat ditangani dengan menggunakan teknik role playing. Kepada siswa yang sudah mengikuti kegiatan role playing diharapkan tidak melakukan perilaku agresif non-verbal lagi. Kepada kepala sekolah agar memberikan jam khusus untuk Guru Bimbingan dan Konseling di sekolah dalam melaksanakan program Bimbingan dan Konseling terutama pada pelaksanaan role playing karena teknik role playing merupakan salah satu teknik dalam layanan bimbingan dan konseling yang efektif dalam mengurangi perilaku agresif non-verbal siswa. Mengingat pelaksanaan penelitian ini baru berjalan 2 siklus, maka peneliti lain diharapkan dapat melanjutkan untuk mendapatkan temuan yang lebih signifikan. Peneliti selanjutnya dapat mencoba teknik lain yang terdapat dalam layanan bimbingan dan konseling dalam mengurangi atau bahkan mengatasi perilaku agresif non-verbal.

18

Jurnal Konseling & Psikoedukasi Juni 2016, Vol. 1, No. 1 ISSN: 2502 - 4000

DAFTAR PUSTAKA Buku Teks Umum Ahmadi, A dan Supriyono, W. (2004). Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Asdi Mahasatya Dayakisni. (2003). Psikologi Sosial. Malang: UMM. Kartono, K. (1991). Patologi Sosial 3, Kenakalan Remaja . Jakarta: CV. Rajawali. Supriyo. (2008). Studi Kasus Bimbingan dan Konseling. Semarang : CV. Niew Setapak. Winkel, WS. & Hastuti, M.M. Sri. (2006). Bimbingan dan konseling di institusi pendidikan. Yogyakarta: MEDIA ABADI Buku Metodologi Penelitian Hidayat, Dede, R & Aip, B. (2011). Penelitian Tindakan dalam Bimbingan Konseling. Jakarta: PT Indeks Sugiyono. (2008). Metode penelitian pendidikan (pendekatan kualitatif, kuantitatif dan Research &Development). Bandung: CV Afabeta. Internet dan Lainnya Indriyati, L. (2007). “Keefektifan Pendekatan Konseling Behavioristik Dengan Teknik Bermain Peran Untuk Mengurangi Perilaku Agresif Pada Siswa Kelas XI SMA Purusatama Semarang Tahun Ajaran 2006/2007”. [Online]. Tersedia: http://lib.unnes.ac.id/3097.pdf [8 Juli 2015] Khursani, D. (2015). Efektivitas Konseling Kelompok Behavioral dalam Mereduksi Perilaku Agressif Non-Verbal pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 17 Palu. Skripsi Sarjana pada FKIP Universitas Tadulako Palu: Tidak diterbitkan. Wahyuningsi, L, Hafina, A & Sudrjat, D. (2014). “Penggunaan Teknik Bermain Peran (role playing) Untuk Mengurangi Kecenderungan Perilaku Agresif Peserta Didik (Penelitian Ekperimen Kuasi Terhadap Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 1 Weru Tahun Ajaran 2013-2014)”. [Online]. Tersedia: http://www.academia.edu/8312944/ [ 8 Agustus 2015

19