HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DAN TINGKAT STRES DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA DI SMA NEGERI 7 MANADO RELATIONSHIP BETWEEN FOSTER PATTERNS AND STRESS LEVEL WITH SMOKING BEHAVIOR IN SMA NEGERI 7 MANADO Novianto Iskandar*, Rahayu Akili*, Jano Bernandus* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi perokok, namun di lain pihak dapat menimbulkan dampak buruk bagi perokok sendiri maupun orang-orang disekitarnya. Berbagai kandungan zat yang terdapat di dalam rokok memberikan dampak negatif pada tubuh penghisapnya. Selain merokok berbahaya bagi kesehatan merokok juga dapat membuat seseorang beresiko terkena penyakit bahkan mengakibatkan seseorang meninggal dunia akibat dari efek rokok itu sendiri. Tujuan penelitian ini adalah Untuk Menganalisis Hubungan antara Pola Asuh dan Tingkat Stres dengan Perilaku Merokok pada Siswa SMA Negeri 7 Manado. Metode: Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yang dilaksanakan pada bulan Mei- Juli tahun 2016 di SMA Negeri 7 Manado dengan sampel sebesar 133 siswa. Penelitian ini menggunakan kuesioner, alat tulis menulis dan aplikasi komputer sebagai instrumen penelitian. Pengolahan data dengan uji Fisher Exact dengan α= 0,05. Hasil: Pola Asuh Baik 47,4%, Pola Asuh Tidak Baik 52,6% selanjutnya Tingkat stres 48,1 %, Tidak Stres 51,9 %. Perilaku Merokok 56,4% dan Perilaku tidak Merokok 43,6%. serta hasil uji menunjukkan bahwa Terdapat Hubungan Antara Pola Asuh dengan Perilaku Merokok. (p= 0,003) pada Siswa Sma Negeri 7 Manado. Selanjutnya pada hasil uji menunjukkan bahwa Terdapat Hubungan Antara Tingkat Stres dengan Perilaku Merokok (p= 0,000) ) pada Siswa Sma Negeri 7 Manado. Kesimpulan: Terdapat Hubungan Antara Pola Asuh dengan Perilaku Merokok pada Siswa Sma Negeri 7 Manado. Selanjutnya Terdapat Hubungan Antara Tingkat Stres dengan Perilaku Merokok pada Siswa Sma Negeri 7 Manado. Kata Kunci : Pola Asuh, Tingkat Stres, Perilaku Merokok ABSTRACT Smoking habits are considered to provide pleasure for smokers, but on the other hand can cause adverse effects for smokers themselves as well as the people around him. Various substances contained in the cigarette have a negative impact on the body of the sucker. Besides smoking is harmful to the health of smoking can also make a person at risk of disease and even resulted in a person died from the effects of the cigarette itself. The purpose of this study was To Analyze Relationship between Foster Patterns and Stress Levels with Smoking Behavior on SMA Negeri 7 Manado. Method: This research used analytic observational method with cross sectional approach which was conducted in May-July 2016 in SMA Negeri 7 Manado with sample of 133 students. This study uses questionnaires, stationery and computer applications as research instruments. Data processing with Fisher Exact test with α = 0,05. Result: Good Fostering Pattern 47,4%, Poor Pattern of Upper 52,6% Subsequent Stress 48,1%, No Stress 51,9%. Smoking Behavior 56.4% and Non-Smoking Behavior 43.6%. As well as test results show that there is a Relationship Between Patterns with Smoking Behavior. (P = 0,003) at SMA Negeri 7 Manado. Furthermore, on the test results indicate that there is a Relationship Between Stress Level with Smoking Behavior (p = 0,000)) to Student in SMA Negeri 7 Manado. Conclusion: There is a Relationship Between Foster Patterns with Smoking Behavior to Students in SMA Negeri 7 Manado. Furthermore, there is a Relationship Between Stress Level with Smoking Behavior to Students in SMA Negeri 7 Manado. Keywords : Foster Patterns, Stress Level, Smoking Behavior
Kesehatan adalah suatu keadaan sehat PENDAHULUAN
yang meliputi fisik, mental dan sosial yang tidak hanya bebas dari penyakit
1
atau kecacatan.Analogi kesehatan jiwa
merupakan
bukan
dari
strategi manajemen yang tidak efektif
gangguan tetapi lebih kepada perasan
namun banyak disukai. Meskipun semua
sehat, sejahtera dan bahagia
orang mengetahui akibat negatif dari
hanya
sekedar
bebas
(well
salah
satu contoh dari
being), ada keserasian antara pikiran,
merokok,
perasaan dan perilaku dapat merasakan
semakin meningkat dan usia perokok
kebahagiaan
semakin
dalam
sebagian
besar
kehidupannya serta mampu mengatasi
tetapi
jumlah
bertambah
muda
perokok
(Hawari,
2011).
tantangan hidup sehari-hari.Pola asuh
Berdasarkan
data
dariWorld
adalah salah satu faktor yang secara
Health Organization(WHO, Indonesia
signifikan turut membentuk perilaku dan
merupakan
karakter seorang anak, hal ini di dasari
jumlah perokok terbesar di dunia setelah
bahwa pendidikan yang utama dan
cina dan india. Peningkatan konsumsi
pertama bagi anak, yang tidak bisa
rokok berdampak pada makin tingginya
digantikan oleh lembaga pendidikan
beban
manapun (Agus, 2012).
bertambahnya angka kematian akibat
Pada
saat
mengalami
stres,
Negara
penyakit
ketiga
akibat
dengan
rokok
dan
rokok. Tahun 2030 diperkirakan angka
tanpa kita sadari tubuh selalu melakukan
kematian mencapai 10 juta jiwa
manajemen stres. Manajemen dalam
70% diantaranya berasal dari Negara
menghadapi stres ini merupakan cara
berkembang. Saat ini 50% kematian
yang dilakukan agar kekebalan dirinya
akibat
terhadapa
berkembang. Bila kecenderungan ini
Manajemen
stres
dapat
yang
ditingkatkan. efektif
akan
rokok
berada
dan
dinegara
terus berlanjut, sekitar 650 juta orang
menghasilkan adaptasi yang menetap
akan
sehingga menimbulkan kebiasaan baru
setengahnya berusia produktif dan akan
atau perbaikan dari situasi yang lama,
kehilangan umur hidup (lost life) sebesar
sedangkan manajemen stres yang tidak
20 sampai 25 tahun (world bank).
efektif akan berakhir dengan adaptif
Menurut the tobacco atlas 3rd edition,
yaitu perilaku yang menyimpang dan
2009 terkait persentase penduduk dunia
merugikan diri sendiri, orang lain
yang
ataupun lingkungan. Manajemen stres
didapatkan
yang
individu
penduduk asia dan australia, 14% pada
bermacam-macam antara lain dengan
penduduk eropa timur dan pecahan uni
makan, banyak tidur, minum-minuman
soviet, 12% penduduk amerika, 9%
keras/alcohol dan merokok. Merokok
penduduk eropa barat dan 8% pada
digunakan
setiap
2
terbunuh
oleh
mengkonsumsi sebanyak
rokok,
yang
tembakau 57%
pada
penduduk timur tengah serta afrika.
masyarakat
Sementara
merupakan
menganggap merokok adalah perilaku
sebuah kawasan dengan 10% dari
yang wajar dalam kehidupan sosial
seluruh
(Tarwoto, 2010).
itu
ASEAN
perokok
penyebab
dunia
kematian
dan
masih
akibat
Hal ini perlu dilakukan karena
tembakau. Persentase perokok pada
mengingat SMA Negeri 7 Manado yang
penduduk di Negara ASEAN tersebar di
pernah menjadi sekolah lingkungan
indonesia 46,16%, Filipina 16,62%,
hidup
Vietnam 14,11%, Myanmar 8,73%,
penghargaan. Alasan penulis mengambil
Thailand
2,90%,
lokasi di SMA Negeri 7 dikarenakan
Kamboja 2,07%, Laos 1,23%, Singapura
penulis adalah alumni dari SMA N 7
0,39% dan Brunei Darusalam 0,04%.
maka dengan itu akan mempermudah
(Kemenkes, 2015).
penulis
7,74%,
Gambaran penduduk bahwa
global
20%
Indonesia
Malaysia
perilaku
indonesia
terjadi
sedikit
nasional
untuk
dan
mendapat
mendapatkan
data
merokok
penelitian serta jarak antara lokasi
menunjukkan
penelitian cukup dekat dengan tempat
peningkatan
tinggal
saya
maka
biaya
yang
proporsi masyarakat yang merokok tiap
dikeluarkan dapat diminimalkan. Lebel
hari dari tahun 2007 ke tahun 2013
sekolah lingkungan hidup ini perlu
(23,7% -24,3%), sedangkan perokok
dibuktikan dengan perilaku para siswa
kadang-kadang sedikit menurun dari
dan guru dalam mencintai kesehatan
5,5% menjadi 5,0%. %. (Kemenkes,
lingkungan.Penelitian ini berfokus pada
2015).Perilaku merokok pada umur ≥15
siswa dengan
tahun
meningkat.
perilaku merokok.Berdasarkan uraian di
Berdasarkan Riskesdas 2007 sebesar
atas maka, peneliti tertarik melakukan
34,2%, riskesdas 2010 sebesar 34,7 %
penelitian tentang Hubungan antara Pola
dan
Asuh dan Tingkat Stres dengan Perilaku
cenderung
pada
tahun
2013
sebesar
36,3%.(Kemenkes, 2013). Bahaya
merokok
sasaran utama
pada
Merokok Siswa di SMA Negeri 7 bagi
tubuh
Manado.
manusia dapat menimbulkan berbagai penyakit.Banyak penyakit telah terbukti
METODE PENELITIAN
menjadi akibat buruk dari merokok, baik
Penelitian
secara langsung maupun secara tidak
observasional analitik dengan rancangan
langsung.Kebiasaan merokok bukan saja
cross
merugikan perokok, tetapi juga bagi
MenganalisisPenelitian ini dilakukan di
orang
SMA Negeri 7 Manado pada bulan Mei-
di
sekitarnya.Sebagian
besar
3
ini
adalah
sectional.
penelitian
Untuk
Juni tahun 2016.Populasi berjumlah 200
dengan distribusi jurusan terbanyak
orang dan jumlah sampel adalah 133
yaitu pada
jurusan IPS dengan
orang.Adapun responden yang diambil
responden.
Dan
untuk memenuhi kriteria inklusi yaitu
distribusi
Bersedia menjadi responden dan hadir
dengan
pada saat penelitian.Selanjutnya kriteria
distribusi pola asuh, dapat diketahui
eksklusi dalam penelitian ini adalah
bahwa distribusi terbanyak70 responden
responden
izin.Penelitian
ini
dengan persentase 52,6% termasuk pada
menggunakan
kuesioner,
tulis
kategori pola asuh tidak baik dan 58
menulis, program Aplikasi Komputer
responden dengan persentase 43,6%
sebagai instrumen penelitian.Analisis
termasuk pada kategori pola asuh baik.
data dalam penelitian ini dilakukan
Distribusi responden menurut tingkat
dalam dua macam analisis, yaitu analisis
stress distribusi terbanyak69 responden
univariat variabel bebas adalah Pola
dengan persentase 51,9 % termasuk
Asuh dan Tingkat Stres.Variabel Terikat
pada kategori stres dan 64 responden
adalah Perilaku Merokok. dan analisis
dengan persentase 48,1 % termasuk
bivariat untuk menganalisis hubungan
pada kategori tidak stres. Distribusi
antara
responden menurut perilaku merokok
pola
asuh
alat
dengan
perilaku
jurusan
62
dengan
sedikit pada jurusanBahasa 15
responden.
merokok pada siswa sma negeri 7
terbanyak
manado, dan hubungan antara tingkat
dengan persentase 56,4 % termasuk
stres dengan perilaku merokok pada
pada
siswa sma negeri 7 manado, dengan
responden dengan persentase 43,6 %
menggunakan
termasuk pada kategori tidak merokok.
Uji
Chi-Square
test
dengan α = 0,05.
sebanyak
kategori
75
Berdasarkan
merokok
responden
dan
58
Berdasarkan hasil uji Chi Square terlihat nilai
ρsebesar0,003 (< 0,05). Hal ini
HASIL DAN PEMBAHASAN
berarti bahwa Hubungan Antara Pola
Hasil penelitian menunjukan bahwa
Asuh dengan Perilaku Merokok Siswa
Karakteristik
Sma Negeri 7 Manado.lebih jelas dapat
responden
penelitian
berdasarkan umur, responden dengan distribusi
dilihat pada tabel 1.
umur terbanyak yaitu pada
umur 16 tahun 98 responden. Dan umur dengan distribusi sedikit yaitu
pada
umur 17 tahun tahun dengan 35 responden.
Berdasarkan
Jurusan
responden penelitian, yaitu responden
4
Tabel 1.Hubungan Antara Pola Asuh
merupakan fase remaja pertengahan
dengan Perilaku Merokok Siswa Sma
dengan
Negeri 7 Manado
menyebabkan penyimpangan perilaku
Perilaku Merokok Pola Asuh
Merokok n
%
Tidak Baik
45
68,6
Baik
27
Total
75
Tidak Merokok
gejolak
jiwa
dapat
pada anak, yang salah satunya perilaku
p*
Total
penuh
merokok. Pola asuh permisif yang %
cenderung memberikan kebebasan pada
100
anak untuk berbuat apa saja, dapat
%
N
22
31,4
70
42,9
36
57,1
63
100
56,4
58
43,6
133
100
berpotensi
0,003
bingung
*uji Fisher Exact
membuat dan
anak
salah
menjadi
arah
dalam
berperilaku (Agus, 2012). Agus (2012) mengemukakan bahwa mengasuh anak
Berdasarkan hasil uji Chi Square terlihat nilai
secara demokratis lebih baik dari pada
ρsebesar0,000 (< 0,05). Hal ini
otoriter dan permisif.Orang tua yang
berarti bahwa Hubungan Antara tingkat
menerapkan
stres dengan Perilaku Merokok Siswa Sma Negeri 7
pola
asuh
memberikan bimbingan yang sesuai
Manado. Lebih jelas
dengan perkembangan anak.
dapat dilihat pada tabel 2.
Berdasarkan dilakukan
Tabel 2.Hubungan Antara Pola Asuh
perilaku Perilaku Merokok
p*
Total
n
%
Tidak Merokok %
Stres
49
71
20
29
Tidak Stres
26
40,6
38
59,4 64
Total
75
58
Negeri
7
n 69
43,6
133
merokok
sebanyak
48
responden (68,6%). Responden yang
%
memiliki pola asuhtidak baik mengalami
100
perilaku tidak merokok sebanyak 22 responden (31,4%) dan responden yang
100 0,000
56,4
SMA
yang
pola asuh tidak baik dan mengalami
Negeri 7 Manado
Merokok
di
penelitian
Manadobahwa responden yang memiliki
dengan Perilaku Merokok Siswa Sma
Tingkat Stres
demokratis
memiliki pola asuh baik dan perilaku
100
merokok yaitu 27 Responden (42,9%).
*uji Fisher Exact
Responden yang memiliki pola asuh Hubungan Antara Pola Asuh dengan
baik dengan perilaku tidak merokok
Perilaku Merokok pada siswa di Sma
yaitu 36 responden (57,1%).Berdasarkan
Negeri 7 Manado
hasil uji Chi Square terlihat
Pola Asuhorang tua yang memberikan
psebesar0,003
kebebasan sepenuhnya kepada anak,
Hubungan Antara Pola Asuh dengan
kontrol yang minim apalagi dengan anak
Perilaku Merokok pada Siswa Sma
usia
Negeri 7 Manado.
remaja
15-17
tahun
yang
5
(<
nilai
0,05)Terdapat
Pola asuh yang diberikan orang
anak juga sering dikaitkan dengan
tua kepada anak telah dilakukan dengan
proses pikir dari anak tersebut yang
baik tetapi tetap saja tingkat perilaku
masih dalam tahap pertumbuhan, sebab
merokok anak semakin tinggi, sebab
pertumbuhan seorang anak biasanya
pergaulan
mayoritas
menyangkut tentang emosional, fisik
masyarakat yang memiliki kebiasaan
dan mental anak, dimana ketika anak
merokok atau
yang
tersebut bertumbuh dilingkungan yang
memperbolehkan untuk merokok, akan
kurang baik, secara tidak langsung
memberikan
membentuk
anak
dengan
sosial
peluang
budaya
yang
besar
anak
berprilaku
yang
terhadap anak untuk merokok dan Pola
kurang baik, meski orang tua telah
asuh orang tua yang kurang baik akan
mengusahkan
menimbulkan
anaknya namun sering kali terhambat
perilaku
yang
pola
yang
pikir
terbaik
orang
tua
untuk
menyimpang seperti merokok. karena
oleh
yang
dimana kurangnya kontrol dari orang tua
menganggap bahwa pola asuh yang
untuk
mengawasi
anaknya
bergaul
diberikan dalam keluarga telah sesuai
temannya
sehingga
remaja
dengan
dengan
perkembangan
anak
tanpa
tersebut dipengaruhi oleh temannya
melihat sisi luar pergaulan dari anak
untuk berprilaku bebas seperti merokok.
tersebut.Hasil
kebiasaan merokok anak remaja tidak
yang di lakukan oleh Erine (2012) di
sepenuhnya dilatar belakangi oleh pola
Desa
asuh orang tua tetapi anak remaja
Kabupaten
merokok
dapat
oleh
sampel 86 orang yang hasilnya terdapat
pengaruh
dari
faktor
hubungan yang signifikan antara pola
lingkungan tempat dimana anak tersebut
asuh orang tua dengan perilaku merokok
bergaul, teman sebaya, dan sosial media
pada remaja laki-laki dengan nilai p-
(iklan tv).
value 0,000. Demikian juga penelitian
diakibatkan luar
seperti
Tetapi pada dasarnya kebiasaan
di
dari
terdapat
pendidikan
Cendono
ini
Kecamatan
Kudus
dengan
sejalan
Dawe jumlah
yang telah di lakukan Husniyatur (2013)
merokok anak memang tidak terlepas namanya
penelitian
dalam
SMK
Nasional hubungan
Malang yang
bahwa
signifikan
keluarga yaitu pola asuh orang tua,
antara pola asuh orang tua dengan
tetapi hal tersebut juga tidak sepenuhnya
kenakalan remaja yang salah satunya
diakibatkan oleh pola asuh orang tua,
adalah perilaku merokok dengan nilai
melainkan
signifikasi 0.000
pengaruh
dari
luar
lingkungan masyarakat dimana anak tersebut bergaul. Kebiasaan merokok
6
Stres
Faktor yang menyebabkan remaja
dengan Perilaku Merokok pada siswa
atau siswa stres diantaranya adalah
sma negeri 7 manado
faktor internal (fisik, kognitif, dan
Perilaku merokok disaat stres didukung
kepribadian)
dan
oleh
(lingkungan
keluarga,
Hubungan
hasil
Antara
yang
Tingkat
dirasakan
setelah
faktor
eksternal lingkungan
menghisap rokok.Hal-hal yang paling
sekolah,
dirasakan ketika atau setelah merokok
masyarakat).Menurut penelitian Sudiana
adalah
(2007) yang dilakukan pada siswa SMA,
kenikmatan,
kepuasan
dan
lingkungan
merasakan ketenangan.Seorang perokok
faktor
dapat
menyebabkan siswa stres adalah faktor
kembali
merokok
bahkan
yang
paling
dominan
meningkatkan intensitas merokoknya
sekolah.Sebagian
ketika dalam keadaan stres.Semakin
mengatasi transisi ini dengan baik,
tinggi tingkat stres maka semakin tinggi
namun
perilaku merokok pada remaja laki-laki
mengalami penurunan pada kondisi
dan sebaliknya (Hasnida dan kemala,
psikis, fisiologis, dan sosial.Jika remaja
2005).
tidak mampu mengatasi perubahan-
beberapa
remaja
remaja
mampu
bisa
jadi
Penelitian yang dilakukan di SMA
perubahan tersebut dengan baik dan
Negeri 7 Manado bahwa responden
ketidaksesuaian antara perkembangan
yang
dan
psikis dan sosial menyebabkan remaja
mengalami perilaku merokok sebanyak
berada dalam kondisi di bawah tekanan
49 responden (71%). Responden yang
atau stres dan terjadi permasalahan
memiliki
lainnya
memiliki
tingkat
tingkat
stres
stres
mengalami
sehingga
berakibat
pada
perilaku tidak merokok sebanyak 20
perilaku-perilaku
responden
responden
permasalahan
stres dan
biasanya banyak berhubungan dengan
(29%)
dan
memiliki kategori tidak
perilaku merokok yaitu 26 Responden
remaja
negatif.Beberapa yang
muncul
karakteristik yang ada.
(40,6%). Responden yang memiliki
Hasil ini sejalan dengan penelitian
kategori tidak stres dengan perilaku
yang dilakukan oleh Rohman (2010)
tidak merokok yaitu 38 responden
yang
(59,4%).Berdasarkan
Chi
bahwa ada hubungan positif antara
Squareterlihat nilai psebesar0,000 (<
tingkat stres dengan perilaku merokok
0,05)
Terdapat Hubungan Antara
yang artinya tingkat stres yang tinggi
Tingkat Stres dengan Perilaku Merokok
juga akan mempunyai perilaku merokok
pada Siswa Sma Negeri 7 Manado.
yang tinggi juga. Dan sama juga yang
hasil
uji
mendapatkan
hasil
penelitian
dilakukan oleh Sutri Kurnela (2014)
7
dengan judul Hubungan Tingkat Stres
pelarangan keras tentang kebiasaan
Dengan Perilaku Merokok di SMA
merokok
Santun Untan Pontianak mengatakan
meningkatkan
bahwa ditemukan adanya hubungan
konseling pada siswa.
antara tingkat stres dengan perilaku
3. Keluarga
di
sekolah.
Dan
bimbingan
dan
diharapkan
memberikan
merokok dengan nilai r = 0,407 dan p=
dukungan kepada remaja terutama
0,004 yang artinya semakin tinggi
dukungan emosional dan motivasi
tingkat stres semakin tinggi perilaku
untuk menjauhkan diri dari perilaku
merokok.
ketergatungan merokok.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitan, maka dapat
DAFTAR PUSTAKA
disimpulkan bahwa :
Agus,
1.
Terdapat Hubungan Antara Pola
Tingkat
Hubungan
Stres
dengan
Pendidikan
PenerbitPustaka Pelajar.
Siswa Sma Negeri 7 Manado. Terdapat
2012.
Karakter Usia Dini. Yogyakarta :
Asuh dengan Perilaku Merokok pada
2.
Wibowo,
Erine, Villa. 2012. Hubungan Pola Asuh Antara
Orang
Perilaku
Tua
Merokok
Di
Merokok pada Siswa Sma Negeri 7
Kecamatan
Manado.
Kudus
Dengan
Perilaku
Desa
Cendono
Dawe
Kabupaten
Hawari, 2011. Manajemen Stres, Cemas SARAN
Dan Depresi. Jakarta: Fakultas
Adapun saran yang diberikan yaitu :
Kedokteran UI Pp. 17-33.
1. Untuk
para
remaja
meningkatkan
agar
Husniyatur.2013. Hubungan Pola Asuh
dan
Otoritarian
mengaplikasikan tentang mekanisme
Kenakalan
stres
Nasional Malang.
yang
pengetahuan
dapat
efektif,
misalnya
mengikuti kegiatan eksrakulikuler
Kementerian
Dengan remaja
Kesehatan
di
SMK
RI.
Riset
sesuai dengan minat siswa agar tidak
Kesehatan
mengalihkan stres dengan perilaku
2013. Jakarta: Badan Penelitian
yang
dan Pengembangan.
justru
merugikan,
seperti
merokok. 2. Pihak
Kementrian
sekolah
mengontrol
dan
Dasar
Perilaku
Kesehatan
(Riskesdas).
Republik
diharapkan
dapat
Indonesia. 2015. INFODATIN
mendidik
siswa
2015. Jakarta: Pusat Data dan
dengan baik, membuat peraturan dan
8
Informasi Kementrian Kesehatan Indonesia. Kurnela.
2014.
Hubungan
Antara
Tingkat Stres Dengan Perilaku Merokok Di Sma Santun Untan Pontianak.
Jurnal
naskah
publikasi. Pontianak: Universitas Tanjungpura Pontianak. Sudiana.2007.
Kondisi
Stres
Siswa
Sekolah Menengah Kejuruan dan Faktor Faktor Penyebabnya. Tarwoto, Aryani R., Nuraeni A., Tauchi SN., Aminah S., Sumiati, Dinarti, Nurheni
H.,
Saprudin,
AE.,
Chairini, R. 2010. Kesehatan Remaja: Problem Dan Solusinya. Jakarta: Salemba Medika.
9
10