47 HUBUNGAN FAKTOR PRIBADI KLIEN DENGAN KEPUASAN

Download HUBUNGAN FAKTOR PRIBADI KLIEN DENGAN KEPUASAN TERHADAP ... perencanaan dan pelaksanaan berada di kuadran satu berarti klien merasa ..... ...

0 downloads 360 Views 178KB Size
HUBUNGAN FAKTOR PRIBADI KLIEN DENGAN KEPUASAN TERHADAP KUALITAS ASUHAN KEPERAWATAN PERAWAT PELAKSANA (Studi di Rumah Sakit Rajawali Bandung) Lucia Ariyanth, Irman Somantri ABSTRAK Adanya keluhan klien mengenai ketidakpuasan terhadap asuhan keperawatan sangat menarik untuk dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasan klien terhadap kualitas asuhan keperawatan perawat pelaksana di RS Rajawali Bandung. Populasi penelitian klien dewasa yang dirawat di-6 ruangan. Rata-rata jumlah klien selama Januari s/d Pebruari sebanyak 3.258 orang. Jumlah sampel 97 orang. Rancangan penelitian menggunakan deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional, dengan tujuan mempelajari korelasi antara variabel faktor pribadi klien dengan variabel kepuasan klien terhadap kualitas asuhan keperawatan. Instrumen penelitian terdiri dari kuesioner A (7 item pertanyaan) untuk mengukur variabel faktor pribadi klien dan kuesioner B (40 item pernyataan) untuk mengukur tingkat kepuasan klien terhadap kualitas asuhan keperawatan. Hasil analisis menunjukan sebagian besar (76,29 %) responden merasa tidak puas dan hanya sebagian kecil (23,71%) responden merasa puas. Hasil analisis bivariat uji Chi-Square menunjukan terdapat hubungan yang bermakna dari faktor pribadi klien dengan tingkat kepuasan adalah usia dengan p-value 0,025, status perkawinan p-value 0,019, kelas rawat p-value 0,013. Tahap pengkajian dan diagnosa keperawatan responden merasa tidak puas sedangkan tahap palaksanaan, perencanaan, dan evaluasi, responden merasa puas. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan perencanaan dan pelaksanaan berada di kuadran satu berarti klien merasa tidak puas karena pelayanaan belum sesuai dengan harapan klien. Hal ini terjadi kemungkinan karena standar asuhan keperawatan belum diterapkan secara optimal. Dokumentasi asuhan keperawatan belum tertata secara sistematis. Sebaiknya pihak rumah sakit memperhatikan dan memperbaiki kinerjanya dengan menyediakan standar asuhan keperawatan dan sarana pendokumentasiannya, mengadakan pelatihan (wadah) konsultasi keperawatan, pertemuan rutin stap ruangan untuk membahas dan membina kinerja perawat. Kata kunci: Faktor pribadi klien, kepuasan, dan asuhan keperawatan Kepustakaan 33 (1999 – 2006) A. Latar Belakang Salah satu penyelenggara kesehatan adalah rumah sakit (Azwar, 1997). Dimana Rumah sakit dituntut berperanserta dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal baik individu, keluarga, kelompok, maupun masyarakat. Tujuan utama rumah sakit adalah memberikan pelayanan yang berkualitas untuk memenuhi kebutuhan dasar klien. Pelayanan ini menyangkut aspek kuratif dan rehabilitatif tanpa mengabaikan aspek

Jurnal Stikes A. Yani

47

promotif dan preventive. Rumah sakit menyediakan unit-unit pelayanan rawat jalan dan rawat inap dalam bentuk instalasi / bagian (Depkes RI, 2004). Salah satu yang berperan besar dalam penyelenggaraan rumah sakit yaitu tenaga perawat di samping tenaga dokter (Whitney, 2000). Pelayanan yang diberikan perawat akan menentukan kepuasan bagi para pengguna jasa di rumah sakit. Maka perawat dituntut untuk selalu meningkatkan kualitas pelayanan asuhan keperawatan, mampu berfungsi optimal. Perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan (care provider) memang dituntut cakap dan terampil, tetapi untuk mencapai hasil kerja yang optimal perawat harus memiliki keinginan, kemauan, dan tujuan dalam memberi asuhan keperawatan. Perlu disadari oleh perawat bahwa kecakapan dan keterampilan akan lebih berarti bagi rumah sakit jika mereka

mampu memberikan pelayanan yang

berkualitas kepada

klien/pelanggan. Pelayanan kesehatan berkualitas berkaitan dengan keterampilan perawat professional. Perawat bukan hanya terampil dalam melakukan tindakan prosedur keperawatan saja melainkan juga mencakup keterampilan interpersonal, keterampilan intelektual dan keterampilan teknikal (Husein, 1999, Ali, 2002). Pelayanan keperawatan memegang peranan penting dalam menentukan keberhasilan pelayanan kesehatan rumah sakit. Aktifitas keperawatan di ruang rawat inap menjadi pusat kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan dan dipantau oleh perawat secara terus-menerus selama 24 jam. Oleh kerena itu perawat harus mampu mengelola waktu tersebut dengan baik agar produktivitas pelayanan keperawatan menjadi optimal dan berkualitas (Swansburg, 2000). Terdapat llima kelompok karakteristik yang digunakan oleh para klien / pengguna jasa dalam mengevaluasi kualitas jasa. (1) Tangibles yaitu merupakan penampilan fisik dan sarana media komunikasi. (2) Reliability yaitu keandalan dalam menjalankan jasa dengan tepat dan terpercaya. (3) Responsiveness yaitu kesiapan dalam merespon pelanggan

(4) Assurance yaitu keyakinan akan pengetahuan dan kesopanan kinerja

dalam menanamkan rasa percaya dan (5) Empaty yaitu apabila pelayanan yang diberikan dapat memuaskan mereka akan kembali (Gaspersz, 2005; Supranto, 2006). Rumah Sakit Rajawali memiliki falsafah rumah memberikan pelayanan medik, rujukan medik dan pengembangan medik,

non medik yang diintegrasikan dalam

pelayanan dengan tujuan meningkatkan mutu tenaga kesehatan yang optimal bagi

Jurnal Stikes A. Yani

48

masyarakat. Dengan visi : memberikan pelayanan kesehatan paripurna, bermutu, dan terjangkau oleh semua lapisan masyarakat. Tempat pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan klinis dan keperawatan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Ditunjang moto : Menolong orang yang lemah di atas 3 landasan yaitu : Meningkatkan kemampuan pengobatan melalui pendidikan dan penyelidikan secara terus menerus, Pelayanan yang baik bagi si sakit, Pencegahan penyakit melalui pendidikan masyarakat dalam kesehatan. Rumah Sakit Rajawali adalah rumah sakit umum swasta dengan kekhususan pada penyakit kardio vascular (jantung) dan pendidikan keperawatan. Memiliki 10 ruang rawat, ICU, ICCU, PICU/NICU, UGD dan Kamar Operasi. Kapasitas Rumah tempat rawat inap sebanyak 185 tempat tidur. Tenaga perawat sebanyak 185 orang dengan kualifikasi S1 Keperawatan 6 orang, D-III 122 orang, bidan 10 orang dan SPK 46 orang. Tenaga perawat yang sedang mengikuti pendidikan ada 21 orang (D-III, 15 orang, dan S1 keperawatan 3 orang, S2 Manajemen RS 1 orang, RN 2 orang). Perawat pelaksana bekerja dalam tiga shift yaitu shift pagi, siang, dan malam. Metode dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien adalah metode tim.

Berdasarkan informasi yang

diperoleh dari kepala ruangan tenaga perawat masih belum mencukupi dan keterampilan perawat dianggap cukup handal dengan pengalaman kerja perawat diatas lima tahun Sejauh ini rumah sakit rajawali baru melakukan penelitian tentang kepuasan klien di Unit Gawat Darurat rata-rata tingkat kipuasan antara pengalaman dan harapan 89,6 persen dengan tingkat kesenjangan rata-rata 1,33 persen (Meihastini,2006), sedangkan terhadap pelayanan diruang rawat inap belum pernah dilakukan. Pada saat penulis melakukan observasi studi pendahuluan pada Bulan Januari 2007 berupa wawancara dengan 15 klien yaitu di ruang Suhadi (3 orang), Suhud (2 orang), Sugianto (2 orang), Sopiah (2 orang), Chodijah (3 orang), Rafe’i (3 orang), mendapatkan keluhan klien yang mengatakan bahwa masih ada perawat yang kurang tanggap terhadap keluhan klien, jika diminta tolong perawat tidak segera datang, perawat yang tidak ramah/ judes/cerewet, perawat yang kurang terampil, kurang informatif, perawat kurang komunikatif.

Jurnal Stikes A. Yani

49

B. Metode Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional, yaitu suatu metode penelitian dengan tujuan mempelajari dinamika korelasi antara variabel Faktor pribadi klien (independen) dengan variabel kepuasan klien terhadap kualitas asuhan keperawatan (dependen) di ruang rawat inap (dewasa) Rumah Sakit Rajawali Bandung. Populasi penelitian ini adalah seluruh klien dewasa yang dirawat diruang rawat inap Rumah Sakit Rajawali Bandung.sebanyak lima ruangan yaitu ruang Rafei, Chodijah, Suhadi, Suhud, Sopiah dan Sugianto. Rata- rata jumlah pasien yang dirawat dalam dua bulan terakhir (Januari s/d Pebruari 2007) sebanyak 3.258 orang dengan jumlah sampel sebanyak 97 orang (menggunakan rumus Slovin)

C. Hasil Variabel dependen penelitian ini adalah tingkat kepuasan klien terhadap kualitas asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat pelaksana di ruang rawat inap Rumah Sakit Rajawali Bandung. 1. Kepuasan Klien Terhadap Kualitas Asuhan Keperawatan Perawat Secara per Dimensi a. Pengkajian Dalam hal pengkajian, rata-rata tingkat kepuasan klien sebesar 83,71. Tingkat kepuasan klien tertinggi yaitu ketika perawat melakukan pemeriksaan sebesar 101,11. Sedangkan tingkat kepuasan terendah ketika perawat memperkenalkan diri yaitu sebesar 61,35.

Jurnal Stikes A. Yani

50

Diagram 1 Diagram Kartesius Kepuasan Klien Terhadap Kualitas Pengkajian Asuhan Keperawatan Perawat Pelaksana Di Rumah Sakit Rajawali Bandung

PENGKAJIAN Pen gala ma n 3.40

p6 p5

4.40

3.90

p3 p4

p8

p5 3.60

3.80

4.00 p7

4.20 3.40

4.40

p6

4.60

p7 2.90

p8

p3 2.40

p4

Harapan Item pernyataan p8,p5, dan p6 berada di kuadran II. Hal tersebut menunjukkan bahwa pelayanan (kinerja) telah berhasil dilaksanakan dan memuaskan klien, item pernyataan p3, p4, dan p7 berada di kuadran III. Hal tersebut menunjukkan bahwa pelayanan (kinerja) dalam hal pengkajian keperawatan dianggap kurang penting karena kurang memuaskan. b. Diagnosa Keperawatan Dalam hal diagnosa keperawatan, rata-rata tingkat kepuasan klien sebesar 89,72.. Tingkat kepuasan klien tertinggi yaitu ketika perawat menjelaskan masalah klien sebesar 90,49. Sedangkan tingkat kepuasan terendah ketika perawat bekerjasama

dengan

klien

dalam

menegakkan

kesenjangan

masalah

keperawatan yaitu sebesar 88,95.

Jurnal Stikes A. Yani

51

Diagram 2 Diagram Kartesius Kepuasan Klien Terhadap Kualitas Diagnosa/masalah Asuhan Keperawatan Perawat Pelaksana Di Rumah Sakit Rajawali Bandung DIAGNOSA KEPERAWAYAN 3.85 p9

Pengalaman

3.80 3.75

3.95

4.00

4.05

3.70 4.10 3.65

p9 4.15

4.20

4.25

p11

3.60 p11

3.55 Harapan

Item pernyataan p9 berada di kuadran II. Hal tersebut menunjukkan bahwa pelayanan (kinerja) telah berhasil dilaksanakan dan memuaskan klien, Item pernyataan p11 berada di kuadran III. Hal tersebut menunjukkan bahwa pelayanan (kinerja) dalam hal diagnosa keperawatan dianggap kurang penting karena kurang memuaskan. c. Perencanaan Dalam hal perencanaan, rata-rata tingkat kepuasan klien sebesar 90,59.. Tingkat kepuasan klien tertinggi yaitu ketika perawat menjelaskan tindakan yang akan dilakukan sebesar 95,04. Sedangkan tingkat kepuasan terendah ketika perawat bekerjasama

dengan klien dalam merumuskan masalah kesehatan

yaitu

sebesar 84,42.

Jurnal Stikes A. Yani

52

Diagram 3 Diagram Kartesius Kepuasan Klien Terhadap Kualitas Perencanaan Asuhan Keperawatan Perawat Pelaksana Di Rumah Sakit Rajawali Bandung PERENCANAAN 4.20

p14

Pengalaman

4.10

3.90

4.00

4.10

p13 p15

4.00

p10

3.90

p12

3.80 4.20 3.70

4.30

4.40

4.50

3.60 p12

p10

p13 p14 p15

3.50 3.40 Harapan

Item pernyataan p13, p14, dan p15 berada di kuadran II. Hal tersebut menunjukkan bahwa pelayanan (kinerja) telah berhasil dilaksanakan dan memuaskan klien, Item pernyataan p10 dan p12 berada di kuadran III. Hal tersebut menunjukkan bahwa pelayanan (kinerja) dalam hal perencanaan keperawatan dianggap kurang penting karena kurang memuaskan. d.

Pelaksanaan Dalam hal pelaksanaan, rata-rata tingkat kepuasan klien sebesar 94,66.. Tingkat kepuasan klien tertinggi yaitu ketika perawat memperhatikan ketertiban waktu kunjungan sebesar 113,30. Sedangkan tingkat kepuasan terendah ketika perawat melatih klien atau keluarga klien mempersiapkan perawatan di rumah yaitu sebesar 86,10.

Jurnal Stikes A. Yani

53

Diagram 4 Diagram Kartesius Kepuasan Klien Terhadap Kualitas Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Perawat Pelaksana Di Rumah Sakit Rajawali Bandung

PELAKSANAAN p1 p2

p1p29

p28

p19

p17 p18

p20

p19

p27

Pengalaman

p20 p21

p26

p22

p24 p22 p23

p25

p18 p30

p23

p36

p17

p24

p21 p33

p25 p26

p31

p2

p27 p28 p29

p34

p30 p31 p33 p34

Harapan

p36

Item pernyataan p20, p26, dan p28 berada di kuadran I. Hal tersebut berarti klien merasa tidak puas karena pelayanaan (kinerja) yang diberikan belum dilaksanakan sesuai dengan keinginan klien. Item pernyataan p1, p19, p24, p27 dan p29 berada di kuadran II. Hal tersebut menunjukkan bahwa pelayanan (kinerja) telah berhasil dilaksanakan dan memuaskan klien,

Item pernyataan

p2, p17, p18, p21, p22, p23, p25, p30, p31 dan p33 berada di kuadran III. Hal tersebut menunjukkan bahwa pelayanan (kinerja) dalam hal pelaksanaan keperawatan dianggap kurang penting karena kurang memuaskan. Item pernyataan p34 dan p36 berada di kuadran IV. Hal tersebut menunjukkan bahwa item pernyataan di atas adalah hal yang kurang penting bagi klien akan tetapi pengalaman yang diterima klien berlebihan / sangat memuaskan.

Jurnal Stikes A. Yani

54

e. Evaluasi Dalam hal evaluasi, rata-rata tingkat kepuasan klien sebesar 92,94.. Tingkat kepuasan klien tertinggi yaitu ketika perawat mengingatkan waktu kontrol datau gejala dini masalah kesehatan sebesar 102,43. Sedangkan tingkat kepuasan terendah ketika menberikan pendidikan kesehatan untuk perawatan klien di rumah yaitu sebesar 64,89. Diagram 5 Diagram Kartesius Kepuasan Klien Terhadap Kualitas Evaluasi Asuhan Keperawatan Perawat Pelaksana Di Rumah Sakit Rajawali Bandung

EVALUASI 5.00 4.80

Pe nga lam an

4.60

p16 p32

4.40 p35

4.00

p40 p38

p37 4.10

4.20 p39

4.20

4.30

3.60

p35 p37 p38 p39

3.40

p40

4.004.40

p16 4.50

4.60

4.70

3.80

3.20 3.00

p32

Harapan

Item pernyataan p35 berada di kuadran I. Hal tersebut berarti klien merasa tidak puas karena pelayanaan (kinerja) yang diberikan belum dilaksanakan sesuai dengan keinginan klien. Item pernyataan p16, p38, dan p40 berada di kuadran II. Hal tersebut menunjukkan bahwa pelayanan (kinerja) telah berhasil dilaksanakan dan memuaskan klien, Item pernyataan p37 dan p39 berada di kuadran III. Hal tersebut menunjukkan bahwa pelayanan (kinerja) dalam hal evaluasi keperawatan

Jurnal Stikes A. Yani

55

dianggap kurang penting karena kurang memuaskan. Item pernyataan p32 berada di kuadran IV. Hal tersebut menunjukkan bahwa item pernyataan di atas adalah hal yang kurang penting bagi klien akan tetapi pengalaman yang diterima klien berlebihan / sangat memuasakan

2. Kepuasan Klien Pada Masing-Masing Komponen Kualitas Asuhan Keperawatan Perawat Pelaksana Tabel 1 Distribusi kepuasan Klien Terhadap Kualitas Asuhan Keperawatan Perawat Pelaksana Di Rumah Sakit Rajawali Bandung Kepuasan Klien Pengkajian Diagnosa Keperawatan Perencanaan Pelaksanaan Evaluasi

Jumlah Skor Harapan Kinerja 2470 2090

Mean Harapan Kinerja 4.24 3.59

Tk Kepuasan (%) 84.62

Tidak Puas

Kriteria

799

717

4.12

3.70

89.74

Tidak Puas

2064 8299 3046

1873 7847 2817

4.26 4.28 4.49

3.86 4.04 4.15

90.75 94.55 92.48 90.43

Puas Puas Puas

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata tinngkat kepuasan klien 90,43%. Dilihat dari aspek pengkajian dan diagnosa keperawatan pada asuhan keperawatan perawat pelaksana, responden merasa tidak puas. Pada aspek palaksanaan, perencanaan,dan evaluasi, responden merasa puas. Secara umum hasil analisis dengan menggunakan diagram kartesius dapat dilihat pada diagram di bawah ini:

Jurnal Stikes A. Yani

56

Diagram 6 Diagam Kartesius Pemetaan Antara Harapan dan Pengalaman Klien Pada Asuhan Keperawatan Perawat Pelaksana di Rumah Sakit Rajawali Bandung Diagram Kartesius 4.20

Pengalaman

e 4.10 d 4.00 c 4.10

3.90 3.80 4.30

4.20

4.40

4.50

4.60

3.70

b a

3.60 3.50 Harapan

Dari hasil pemetaan antara kinerja (pengalaman) yang dirasakan klien dengan yang diharapkan menunjukkan ada dua komponen asuhan keperawatan perawat pelaksana yang terletak di kuadran I yaitu komponen perencanaan dan pelaksanaan. Hal tersebut berarti klien merasa tidak puas karena pelayanaan (kinerja) yang diberikan belum dilaksanakan sesuai dengan keinginan klien. Satu komponen asuhan keperawatan perawat pelaksana yaitu evaluasi berada di kuadran II. Hal tersebut menunjukkan bahwa pelayanan (kinerja) telah berhasil dilaksanakan dan memuaskan klien. Dua komponen terdapat di kuadran III, yaitu pengkajian dan diagnosa keperawatan. Hal tersebut menunjukkan bahwa pelayanan (kinerja) dalam hal pengkajian dan diagnosa keperawatan dianggap kurang penting karena kurang memuaskan D. Pembahasan Berdasarkan penilaian klien hasil analisis penelitian tingkat kepuasan klien terhadap penerapan proses praktik keperawatan berupa tahapan asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat pelaksana adalah sebagai berikut :

Jurnal Stikes A. Yani

57

1. Pengkajian Keperawatan Dalam hal pengkajian, rata-rata tingkat kepuasan klien sebesar 83,71. Tingkat kepuasan klien tertinggi yaitu ketika perawat melakukan pemeriksaan kepada klien. Sedangkan tingkat kepuasan terendah ketika perawat memperkenalkan diri. Dalam hal perawat melakukan pemeriksaan, menanyakan keluhan dan masalah keyakinan serta mendampingi klien saat melakukan pemeriksaan penunjang, klien merasa puas atas asuhan keperawatan . Sedangkan dalam hal perawat memperkenalkan diri dan mengenalkan klien kepada klien lainnya, klien merawa tidak puas. . Dari hasil perbandingan harapan dan kinerja dalam tahap perawat melakukan pengkajian kepada klien, maka tingkat kepuasan klien termasuk kriteria klien merasa tidak puas terhadap kualitas asuhan keperawatan perawat pelaksana. Hal ini menurut Keliat (1998) dan Nusalam (2001) mengindikasikan kurang terjalinnya komunikasi dan rasa percaya diri klien dengan perawat. Berdasarkan data tersebut diatas secara garis besarnya rupanya tahap pengkajian belum mendapat perhatian perawat saat memberi asuhan keperawatan seperti apa yang diharapkan klien. Menurut Carpenito (1999),Nursalam (2001) tahap awal proses keperawatan adalah pengkajian. Dimana pengkajian adalah respons klien terhadap masalah kesehatan yang berhubungan dengan kebutuhan dasar manusia. Pengkajian merupakan data dasar yang utama dalam memberikan asuhan keperawatan. Data pengkajian yang dikumpulkan berupa data subjektif yaitu informasi yang didapat dari klien melalui interaksi dan komunikasi, sedangkan data objektif yaitu data yang dapat diobservasi, diukur dan didapat dari pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh perawat secara sistematis akan mendukung diagnosa keperawatan. 2. Diagnosa Keperawatan Dalam hal diagnosa keperawatan, rata-rata tingkat kepuasan klien sebesar 89,72.. Tingkat kepuasan klien tertinggi yaitu ketika perawat menjelaskan masalah klien Sedangkan tingkat kepuasan terendah ketika perawat bekerjasama dengan klien dalam menegakkan kesenjangan masalah keperawatan.

Sekalipun perawat telah mampu

menjelaskan masalah kesehatan yang dialami klien namun rupanya dalam hal perawat bekerjasama dengan klien dalam menegakkan masalah kesehatan masih belum

Jurnal Stikes A. Yani

58

melibatkan klien. Dari hasil perbandingan harapan dan kinerja dalam tahap perawat mendiagnosa, maka tingkat kepuasan klien termasuk kriteria klien merasa tidak puas terhadap kualitas asuhan perawat pelaksana. Berdasarkan data tersebut diatas rupanya tahap diagnosa keperawatan pun belum mendapat perhatian perawat dalam memberi asuhan keperawatan seperti apa yang diharapkan klien. Menurut Carpenito (2000) dan Nursalam (2001), diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respons manusia dari individu atau kelompok dimana perawat secara akontabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan klien menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah. Sedangkan menurut NANDA diagnosa keperawatan merupakan keputusan klinik tentang respons klien sebagai dasar seleksi intervensi (perencanaan) keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan sesuai dengan kewenangan perawat. Tujuan perawat dalam menegakkan diagnosa keperawatan (Carpenito, 2000) adalah untuk mengidentifikasi adanya respons klien terhadap status kesehatan, mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya masalah, dan kemampuan klien dalam mencegah atau menyelesaikan masalah kesehatan. Perawat diharapkan mampu menganalisis dan merumuskan masalah kesehatan klien menjadi suatu diagnosa keperawatan untuk kemudian ditindaklanjuti dengan perencanaan keperawatan.

3. Perencanaan Keperawatan Dalam hal perencanaan, rata-rata tingkat kepuasan klien sebesar 90,59.. Tingkat kepuasan klien tertinggi yaitu ketika perawat menjelaskan tindakan yang akan dilakukan. Sedangkan tingkat kepuasan terendah ketika perawat bekerjasama dengan klien dalam merumuskan masalah kesehatan.. Perawat rupanya mengalami kendala dalam hal berkerjasama dalam merumuskan masalah kesehatan klien dan dalam menyusun rencana asuhan keperawatan sehingga klien merasa tidak puas. Sedangkan perawat dalam hal menjelaskan tindakan keperawatan yang akan dilakukan terhadap klien pada umumnya klien merasa puas. Dari hasil perbandingan harapan dan kinerja dalam tahap perawat merencanakan tindakan keperawatan, maka tingkat kepuasan klien termasuk kriteria klien merasa puas terhadap kualitas asuhan keperawatan perawat pelaksana.

Jurnal Stikes A. Yani

59

Berdasarkan data tersebut diatas rupanya tahap perencanaan keperawatan mendapat perhatian perawat dalam memberi asuhan keperawatan seperti apa yang diharapkan klien sehingga klien merasa puas. Menurut Carpenito (1999),Nursalam (2001) perencanaan meliputi pengembangan strategi desain untuk mencegah, mengurangi atau mengoreksi masalah-masalah yang diidentifikasi pada diagnosa keperawatan. Pada dasarnya rencana keperawatan merupakan suatu metode komunikasi mengenai asuhan keperawatan yang diberikan perawat kepada klien. Perawat dalam membuat rencana keperawatan (Carpenito 2000) mempunyai tujuan secara administratif untuk membedakan tanggungjawab perawat dengan profesi lain, mengidentifikasi fokus keperawatan, dan menyediakan kriteria

klasifikasi dan

evaluasi keperawatan. Sedangkan secara klinik perencanaan keperawatan bertujuan menyediakan pedoman untuk pendokumentasian, sebagai sarana komunikasi dengan staf perawat mengenai hal-hal yang diajarkan, diobservasi dan yang dilaksanakan, menyediakan kriteria hasil dan rencana tindakan spesifik untuk melaksanakan tindakan keperawatan. 4. Pelaksanaan Keperawatan Dalam hal pelaksanaan, rata-rata tingkat kepuasan klien sebesar 94,66.. Tingkat kepuasan klien tertinggi yaitu ketika perawat memperhatikan ketertiban waktu kunjungan. Sedangkan tingkat kepuasan terendah ketika perawat melatih klien atau keluarga klien mempersiapkan perawatan di rumah.. Perawat mengalami keterbatasan sehingga klien merasa tidak puas dalam hal melaksanakan program pengenalan lingkungan dan fasilitas ruang rawat, melakukan tindakan

darurat

dan tindakan untuk mengatasi masalah

kesehatan dengan cepat, membantu memasang pispot,

membantu memberi obat,

memperhatikan dan menyapa klien, menggunakan alat bantu, melatih keterampilan untuk perawatan dirumah, dan membantu mendapatkan informasi yang diperlukan klien. Sedangkan

dalam hal perawat menyambut klien diruangan, menanggapi keluhan,

menyiapkan dan memelihara lingkungan ruang rawat, memasang okigen, memandikan klien, melatih mobilisasi klien, menjelaskan saat melakukan tindakan, menjaga lingkungan yang aman dan nyaman,

Jurnal Stikes A. Yani

memperhatikan waktu kunjungan, dan memperhatikan

60

kebersihan ruang rawat/tempat tidur klien merawa sudah puas. Dari hasil perbandingan harapan dan kinerja dalam tahap perawat melaksanakan tindakan keperawatan, maka tingkat kepuasan klien termasuk kriteria klien merasa puas terhadap kualitas asuhan keperawatan perawat pelaksana. Berdasarkan data tersebut diatas rupanya tahap pelaksanaan keperawatan mendapat perhatian perawat dalam memberi asuhan keperawatan seperti apa yang diharapkan klien sehingga klien merasa puas. Menurut Carpenito (1999) dan Nursalam (2001) Pelaksanaan merupakan inisiatif dan rencana tindakan untuk mecapai tujuan yang spesifik. Tujuan pelaksanaan adalah membantu klien dalam mencapai apa yang sudah diharapkan dan ditetapkan mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping klien. Tahap pelaksanaan tindakan keperawatan harus ada partisipasi perawatklien . Artinya diperlukan suatu hubungan terapeutik perawat - klien yang komunikatif, kooperatif dan rasa saling percaya. Pelaksanaan tindakan keperawatan mengacu pada standar asuhan keperawatan dan standar operasional prosedur. Disamping itu kode etik keperawatan dan hukum keperawatan. 5. Evaluasi Keperawatan Dalam hal, rata-rata tingkat kepuasan klien sebesar 92,94. Tingkat kepuasan klien tertinggi yaitu ketika perawat mengingatkan waktu kontrol dan gejala dini masalah kesehatan. Sedangkan tingkat kepuasan terendah ketika perawat memberikan pendidikan kesehatan untuk perawatan klien di rumah. Dalam hal perawat mengingatkan tentang perawatan setelah pulang, dan tentang memberikan pendidikan kesehatan untuk perawatan dirumah klien merawa tidak puas. Sedangkan dalam hal perawat menilai perkembangan kesehatan dan tindakan yang telah diberikan kepada klien, menyiapkan klien pulang, mengkaji ulang kondisi klien, dan mengingatkan waktu kontrol klien merasa sudah puas. Dari hasil perbandingan harapan dan kinerja dalam tahap perawat melakukan evaluasi tindakan keperawatan, maka tingkat kepuasan klien termasuk kriteria klien merasa puas. Berdasarkan data tersebut diatas rupanya tahap evaluasi keperawatan mendapat perhatian perawat dalam memberi asuhan keperawatan seperti apa yang diharapkan klien sehingga klien merasa puas.

Jurnal Stikes A. Yani

61

Menurut Carpenito (1999), Nursalam (2001) evaluasi merupakan tindakan intelektual dalam melengkapi proses praktik keperawatan untuk menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, dan pelaksanaan keperawatan sudah tercapai. Evaluasi juga merupakan cara untuk mengukur perkembangan kesehatan klien dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan. Tujuan dan tanggungjawab perawat dalam melakukan evaluasi adalah melihat respons klien terhadap tindakan keperawatan yang telah diberikan. Dengan melakukan evaluasi perawat dapat mengambil keputusan untuk mengakhiri rencana tindakan keperawatan, meneruskan rencana tindakan keperawatan atau mereasesmen rencana tindakan keperawatan. E. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini maka peneliti memberikan saran sebagai berikut : 1. Kepada Rumah Sakit Rajawali Bandung. Menyediakan standar asuhan keperawatan dan sarana pendokumentasiannya untuk mengetahui sejauhmana perawat bertanggungjawab terhadap proses asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien secara mrnyerluruh dan profesional. 2. Kepada Kepala Bidang Keperawatan Mengadakan upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan perawat secara berkesinambungan dalam melaksanakan asuhan keperawatan khususnya dan peran perawat profesional umumnya. 3. Kepada Kepala Ruangan. Mengadakan pertemuan rutin misalnya sekali sebulan diruangan untuk membahas dan membina kinerja perawat dalam memberikan proses asuhan keperawatan. 4. Kepada Peneliti khususnya di bidang Keperawatan Sebaiknya melakukan penelitian lebih lanjut mengenai analisis faktor-faktor tingkat kepuasan klien terhadap komponen-komponen kualitas asuhan keperawatan.

Jurnal Stikes A. Yani

62

Daftar Pustaka 1. Ali, Z (2002). Dasar-dasar Keperawatan Profesional. Jakarta: Rineka Cipta.. 2. Azwar, A. (1997). Program menjaga mutu pelayanan kesehatan. (cetakan kedua). Jakarta: IDI 3. Carpenito, L. J.. (1995). Buku saku : Diagnosa keperawatan (edisi 6). Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. 4. Depkes RI. (2004). Standar Pelayanan Rumah Sakit, Jakarta Depkes RI 5. Keliat, B.A. (2000). Manajemen Asuhan Keperawatan: Modul Kuliah. Jakarta: Tidak dipublikasikan. 6. Meihastini (2006). Gambaran Tingkat Kepuasan Klien Terhadap Pelayanan di Unit Gawat Darurat RS Rajawali. Stikes A. Yani. Karya Tulis. Tidak Dipublikasikan. 7. Nursalam. (2003). Konsep & penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan: Pedoman skripsi, tesis dan instrumen penelitian keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. 8. Swansburg, R.C. (2000). Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan untuk perawat klinis. (Alih Bahasa : Suharyati Samba, dkk). Jakarta: EGC

Jurnal Stikes A. Yani

63