53
NEMATODA-NEMATODA YANG BERASSOSIAS T I'ADA
Ptr R'I'AN A fI{A N PTSANG
Oleh: Abdal Rahmant) dan Mahammnd Taufit/)
ABSTRACT lnfection nematoda parasitik at banana crop is the root cause lower produce of the banana nationally and local. Study nematodc in Sulawesi Tenggara have never been done, is so that needed to do the research to know nematodc which association ii banana crop in Kccamatan Konda, Kabupaten Konawe Selatan. This information will give the important picture conceming existence nematoda parasiti- at banana crop. Method offthis research is cover the intake sampcl land:f,round lati pertanaman banana is then continued with extraction nematoda use the method moaity the fi]nnel Baermann. After this, nematoda the result of extraction counted his population and identified. The result show that to be found is three genus nematode parasite that is lteliattylenchus sp. ( ordo Tylenchida) with population counted 48 tail, species A ( ordo Tylenchida) with popuiation counted 34 tail' and species Criconemoide's sp ( ordo 1'yienchida) with grpulation counted ia tnit and type nematoda non-parasit a success obtained that is species C ( ordo dorylaimida) with population counted l9 tail. Key words. Nematodc prrasitlc, banrnn, Helicotylenchus sp, criconenroides sp.
PENDAHULI.IAN
parasil.
Pisang (Mu.ur spp,) adalah sllnh di Indonesia yang diusahakan secara luas mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi.
satu komoditas buah-buahan penting
Buah, daun dan batang s€mua
dapat
digunakan untuk berbsgai macarn keperluan.
Buabnya mcngandung scdikit lemak dan potein" tetapi mengmdung cukup banyak vitanin A, Bl, 82, &n G. Dalam 100 g buah pisang dapat ncnrghasilkm lffi kalori
(Muhamtn et
al.,l99zr.
Tanrnrn pisrng di Sulawesi Tengpra mcmiliki produkivius yang cukup
tingg dimsns pada talrun 2002
produksi tanaman pfuang moncapai 433.496 ku,/ha. Namun pada tahun 2003 menurun meqiadi 255.96 kurha bahkan pada ahun 2004 produksi tanaman pisang di Sulawesi Tenggara menjadi 279.519 kufra (BPS. 2005). Penycbab turunnya produksi pisang belum diketahui dengan pasti karena belum adanya penelitian tentang fhktor-faktor yang mempengaruhi turunnya produksi pisang seperti infeksi berbagai patogen seperti nematoda parasitik. Pembudidayaan tanaman pisang dikalangan petani pada umumnya diperhadapkan oleh adanya masalah infeksi patogen ymg dapat menurunkan hasil tanaman pisang. Salah satu patogcn penting
pada tanaman pisang adalah I'z)
Staf Pengqiar Pada Jurusan
nematoda
l)i liiii
bahwa scrangan
nematoda parasitik Radop ho I u:; s im il i.r dapat
Itlclrrrnrnkln prrxlrrksi llnarn:ur pilang sampai 22% (l ladisocganda, l'r90; Sunariono
ct ol..
1996).
Di
lndonr:sia.
rnenurut Marwoto dan Djatnika (1992) dari analisa contoh tanah dan akar yang diambil dari berbagai sentra produksi pisang di Jawa Barat menunjukkan spesies nematoda parasit
yang penting adalah M.
incopgnita,
P-ratylenchus cofeae, Helicotylenchw sp, R renlformis dan R similis. Jumjunidang
dan Harlion (1992), melaporkan bahwa nematod{ parasit penting yang dijumpai pada pertanaman pisang
di
Sumatera Barat Radopholus,
adalah Pratylenchw,
Meloidogtne, Helicotylenchus, I ylinchus, Rotylenclrulrc, dan Criconomoides, Namun
informasi mengenai infeksi
nematoda
parasitik pada tanaman pisang di Sutawesi Tenggara belum p€rnah dilaporkan. Menurut Dropkin (1989) bahwa
infeksi nematoda parasit
mempengaruhi pcrturnbuhan
sangat tnnaman
pisang, karena untuk kelangsungan hidupnya
maka nematoda mcnycrap cairan sel dan menginfeksi sel-sel korteks dan parenkim, schingga frrngsi akar mcnjadi tcrganggu dan efek selanjutnya adalah munculnya gejala di bagian atas tanaman. Di pertanaman, gejala akibat serangan nernatoda adalah gejala kekurangan hara, air dan kerusakan lairrnya
yaitu pertumbuhan terhambat, kurus. dan
Agroteluologi Fakultas Pertanian IJniversittts lloluoleo.
Kendari
53
-
54
itu
tanaman tidak [ahan menghadapi f-aktor lingkungan yang kurang menguntungkan seperti angin dan serangan
klorosis. Selain patogen lain.
Spesies nematoda parasitik yang diketahui paling nrerusak terhadap tanam&n pisang yaitu yang merusak akar primer, sehingga mengganggu berdiri tegaknya batang dan mengakibatkan robohnya tanaman. Nematoda penting tersebut antara lairr adalah Rud
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas seperti belum tersedianya data tentang nematoda pada tanaman pisang di Sulawesi
Tenggara
dan
kemampuan
nematoda mcnlpcngarulri pe(unrbuhalr tananran ntaka
penting untuk dilakukan penelitian awal yaitu idcntillkasi ncnratoda cktoparasitik dan non parasitik pada pertanaman pisang di Kecamatan Konda.
BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di l,aboratorium Unit Ilmu Hama dan Penyakit 'l'umbuhan, Irakultas Pertanian, Universitas Haluoelo yang berlangsung pada bulan April sampai Mei2006. Metode Pehksanaan Pengambilan Sampel Tanah Pengarnbilan sampel pada lokasi atau kebun pisang di Kecamatan Konda dipilih sebanyak tiga lokasi yaitu Desa Morome, Desa Alebo dan Desa l-amomea. Lokasi tersebut dipilih karena memiliki
populasi pisang yang cukup tinggi dan adanya gejala terinfeksi nematoda. Sampel tanah diambil dari empat titik sampel di setiap tanaman pisang dengan jarak kurang lebih 20 cm dengan ke dalaman 20 cm. Tiap lokasi diambil dua sampel tanah pada setiap
kultivar pisang. Ekstmksi Nemetode dengan Metode Modinka$i Corong Baermann Sampcl tanah yang telah diambil selanjutnya dieksbaksi di laboratorium dengan menggunakan metode Modifikasi Corong Baermann dengan cara sebagai
berikut sampel tanah yang
telah
dikumpulkan dari lokssi dibersihkan dan dicampur rata. Sampel tanah sebanyak 20 g dimasukkan ke dalam saringan nematoda
yang telah diberi alas kertas
tissue.
Selanjutnya saringan tersebut diletakkan dslam cawan peai yang telah berisi air secukupnya. Setclah itu diinkubasikan pada suhu ruang selama 24 jam. Pengbitungan Populed Sebolum melakukan portitungstr populasi terlobih dahulu msmbuat klasifikasi sementara bedasar*an ulcuan, b€'n0k nematoda saat istirahst bentuk stilet, ciri khas tertentu misalnya b€ntuk ekor tqiam atau tumpul. Saiap ncmatodayang memiliki
karalrer yang sama dikumpulkan
dan
dimasukkan dalam kelompok yang sama. Sctelah semua sampel nematoda dikelompokkan, maka dilakukan penghitungan populasi pada setiap kelompok
Identifikasi Nematoda Setiap nematoda yang mewakili kelompok-kelompok yang telah ditetapkan diambil menggunakan pipet dan diletakkan pada kaca preparat kemudian ditutup dengan kaca penutup. Spesimen tersebut diletakkan
di
bawah mikroskop dan diamati dengan l0 kali atau 40 kali. Spesimen
pembesaran
yang terlihat di bawah
mikroskop dicocokkan dengan literatur dan ditentukan klasifikasinya sampai pada tingkat ordo
sesuai petunjuk kunci identifika genus nematode (Mai dan Lyon 1975).
Analisis Data
AGRIPLAS, Yolume I 9 Nomor Oltanueri 20A, ISSN 085+0128
55
Data disusun ke dalam tabulasi sederhana dan selanjutnya dianalisis secara deskripti f kual itati f.
HASIL DAIY PEI}TBA}IASAN Inventarisasi dan ldentitikasi Nemetoda Hasil eksraksi dengan metde modifikasi corong Baermann terlihat bahwa nematoda yang berasosiasi dengan pisang dari sampel tanah terdiri atas empat spesiei rrernatoda yaitu Helicolylenchus sp., spusius A, spesies B, dan spesies C. Deskripsi ciriciri nematoda untuk setiap jenis hasil inventarisasi dan identifikasi diuraikan secara sederhana dengan merujuk pada literatur (Zuckerman et al., l9E5)
Hellcotylenchrc rp.
Nematode ekto,parasit ini brmasuk dalam Famili Hoplolaimidao, dengan ciri-ciri kepola mqnbulit atau lcbar membulat, jrntrn dan bcinr aktif dtn
plmaaj.ang, terangka kGpoh bcrtcmbang bailg stilet tebal demgrn Uosat tnop tampaf jelaq kelojar ccophsgus tumpang tin'dih dcngEn usuq annulus dan lutikula mudah dilihat. Baina mcmpunyri satu atau dua o."Tym, 9k9ryVa pendeb biasanya k**g dari dua kali lebar tubuh pada anal, sayap ekor meluas mencapoi ujung okor (Gasmbar
l). Nematoda tersebut termasuk ke dalam ordo Tylenchida karena anulasi pada kutikulanya nampak jelas saat diamati dengan mikroskop cahaya (Dmpkin, 1989).
Menurut Marwoto dan Djatnika (1992) melaporkan bahwa Helicotylenchlr,s sp juga ditemukan dari perakaran tanaman pisang.
kepala rnenrbulat. ekor yang
runcing.
Bcrdasarkan hasil pcngamarrin tlidufa nematoda ini termasuk nematoda pamsit karena rncnriliki stilct tltn nrenunjuk.kan
kemiripan dengan neiratoda Tylenchorinchu.s sp. yang sifatnya ektoparasit. Nernaloda ini tennasuk ke ordo "l'ylenchida karena anulasi pada faly kutikulanya narnpak .iclas saat
diainati
dengan mikrrrskoJr cahnya (Dropkin, l9{t9) Merrrrnrt l)ropkirr (l9ll9) bahwa nematoda Tylcnc:horinc:hut sp. termasuk dalanr lamili 'l ylcnchorhynchidac dcngan ciri-ciri yaitu kerangka kepala lunak sanrpai
sedang, stilet berkembang dan mempunyai
knop, jantan dan betina aktif, !*l berbentuk batang memanjang dengan panjang 0,8 - 1,5 mm. Mempunyai 2
ovarium, vulva terletak
di
tengah panjang
tubuh, ckor betina mcmbulat atau meruncin[
dan kelenjar esophagus
di dalam basal
bulbus (Gambar tidak dirampilkan) Speries B
Ciri-ciri nematoda ini yaitu aktif bergerak, memiliki tubuh yang lebih rampjnq dengan spesies A, - kepala
membulaf ekor yang runcing. Berdasarkan hasil pengamatan diduga nematoda ini termasuk nematoda ektoparasit karena memiliki stilet. Nematoda ini termasuk ke |*ly _ordo Tylenchida karena anulasi pada kutikulanya nampak jelas saat diamati 9:.n_g"n
_ mikroskop cahaya
sehingga
diidentifikasi sebagai Criconemoides sp. (Mai dan Lyon 1975) (Gambar 3). Hasil sama yang telah dilaporkan oleh Khaeruni
dan Taufik (1998) yang juga menemukan Croconemoides sp disolasi dari perakaran pisang di daerah Sukabumi.
Gambar
l.
Spesies
A
Nematoda Helicotylenchus sp. Gambar 3. Criconemoides sp
Ciri-ciri nematoda ini yaitu aktif bergerak, memiliki tubuh yang lebih pendek dan lebih besar dibanding dengan spesies C,
Diduga Criconemoides sp yang 'Hat ditemukarr adalah nematoda betina. inl dijelaskan oleh Mai dan Lyon (1975) batrwa
AGRIPLUS, Volume 19 Nomor LlJanuati 2009, ISSN 0gfl+012g
56
kutikulanya tidak nampak jelas saat diamati dengan mikroskop cahaya, namun saat akan didokumentasi mengalami sedikit perubahan morfologi sehingga gambar nernatoda tidak
populasi n€matoda jantan yang hidup bebas
di dalarn tanah hanya
beberapa spesies dan tidak memiliki stilet serta esopagus dan usus
yang tidak jelas.
ditampilkan. Spesies C
Ciri-ciri ncmatoda ini yaitu aktif bergerak, memiliki tubuh yeng panjang, kepala membulat, ekor yang runcing. dan pada bagian ekor terdapat struktur seperti
benang panjang. Berdasarkan
Populasi Nemrtoda
Populasi nematoda
hasil
pengamatan nematoda tersebut termasuk tidak rtrenrpurtyai stilet. Nenratoda ini ternrasuk ke dalam ordo Dorylaimida karena anulasi pada
nematoda non-parasit karena
Tabel
No.
, , . , 'r'
l.
yang
ditemukan dari contoh tanah pertanaman pisang di Desa Alebo, Lamomea dan Morome yang diidentifikasi dapat dilihat pada Tabel l, sedangkan tingkat populasi nematoda ektoparasit dan non-parasit dapat dilihat pada Tabel 2.
Tingkat Kepadatan Populasi Nematoda Ektoparasit dan Non-Parasit yang Terdapat Sekitar Pertanaman Pisang di Desa Alebo, Lamomea dan Moromo
Desalamomea DsseMomme
Desa Alcbo
Nematoda
Helicotylenchus sp, (Ektoparasit) Spesies
A
(Ektoparasit)
Total
Kultivar Tanaman Pisang KPK
MNS
0
2
4
7
Spesies B
KPK R'
t224 013
8
(Criconemoides sp)
8NO, KPK nJ 7 3
E
2
I
Spesies C
(Norr parasit) Kcterangan: Kl)K .. Kepok, MNS ,,,Manis,
3
lll{(i :
'l'clah dijclaskarr scbclumnya bahwa keragaman nematoda pada tiga lokasi yaitu empat sposies nenratoda yang telah diidentifikasi, Keempat genus tersebut hampir selalu ditemukan pada keempat kultivar pisang kccuali llelicotylenchus sp.
dan spesies A yang masing-masing tidak terdapat pada kultivar pisang Kepok dan pisang Burung di Desa Alebo dan spesies C yang tidak terdapat pada kultivar pisang Raja di Desa Lamomea, sedangkan spesies B terdapat pada semua kultivar pisang di masing-masing desa. Hal ini mungkin
diakibatkan adanya kesesuaian
inang
59 62 36
34
'))
l9
4E
34
l}urung, Rl = Raja
dilakukan oleh Bridge (1988) dan Roman (
1986) bahwa Helicotylenchus sp.
mempunyai daerah sebaran paling luas pada
pertanaman pisang di seluruh dunia dan merupakan nematoda paling rakus serta menyebabkan kerusakan serius pada tanaman pisang. Tabel I menggambarkan
bahwa populasi tertinggi
nematoda
Helicotylencht s sp. terdapat pada kultivar pisang Burung. Hal ini menunjukkan kecenderungan preferensi Helicotylenchus sp. pada 'pisang Burung diduga karena adanya kesesuaian inang dibandingkan dengan kultivar pisang lainnya.
Secara umum
tanarnan pisang dengan dcngan nematoda spesies B tersebut.
(elor) BRO
genus
Helicotylenchus mempunyai tingkat populasi yang lebih tinggi dibandingkan
f]crdasarkan 'l'abcl I terscbut, terlihat bahwa pada umumnya nematoda Helicotylenchus sp. mempunyai tingkat
dengan genus lainnya. Tingginya populasi
dibandingkan ketiga spesies lainnya. Hasil
pada
populasi yang lebih tinggi
ini
(48 ekor)
mendukung penelitian yang telah AGRIPLUS, Volume 19
Helicotylenchus karcna genus tersebut adalah merupakan nematoda yang penting
pertanaman
kemampuannya
pisang
karena akar
dalam merusak
Nomu Lllanued2&)9, ISSN08#0125
57
&anaman pisan& schingga mengganggu berdiri tegaknya dan mengakibatkan robohnya batang pisang. Hasil pengamatan
visual Tabel
di lokasi penganrbilan sampel
2.
No.
menunjukkan arJanya beberapa
Tingkat Kepadatan Populasi Nematoda Ektoparasit dan Non-Parasit yang Berasosiasi dengan Beberapa Kultivar Tanarnan Pisang di Desa Alcbo, Lanronrea dan Morgme Dess Alebo
Nematoda
I)csa Lanronrca
Ektoparasit
Non parasit
Keterangan: KPK
l)gsa Morome
Kultivar Tanaman Pisang
KPK MNS BRC KPK RJ
l. 2.
[&nanran
pisang yang rnenunjukkarr gejala yang rnirip akibat infeksi oleh Helicotylenchus.
t0 I
- Kepok,
l7
t5
5
3
2
4
MNS = Manis, BRG
Tabel 2 menunjukknn bahwa populasi nematoda ektoparasit lebih tinggi (l 16 ekor) dibandingkan dengan nematoda non parasit (19 ekor) untuk semua kultivar tanaman pisang di ketiga desa sampel. Tingginya populasi nematda ektoparasit
tersebut diduga dapat
menghambat
pembudidayaan t&naman pisang karcna nematoda parasit (ektoparasit) tersebut merusak altar primer tsnaman schingga mengganggu b€rdiri tognknya batang tsn man dan lame.kchmlan mengakibatkan tanarnan pissng roboh. $elain fu luka yang tedrdi pa& sklr tlmmm pieang NldbEt dari aktivitas nematoda jugr &pat moqiadi jalsn mlsukn),a potogeFp$ogpn trlar Osah
seperti Fwoiutt spp." yrng
dapat
menyebabkrn tananrm mc,njadi sakit. Menunrt Agfros (1997) bahwa bukan hanya pada saat proses makan nfiiatoda yang mengakibatkan kenrsakan sel, jrringan atau kematian ujung alor, 6api juga karena nematoda mengeluadon substansi yang benifat toksik. Meskipun demikian kajian lanjutan mengenai populasi yang dapat merusak pertumbuhan tanaman perlu dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat variasi spesies dan populasi nematoda baik yang termasuk non-parasit maupun ektoparasit pada ketiga lokasi pengambilan sampel untuk semua kultivar
KPK RJ
tsRG
'l'otal (ekor)
tsRC;
I
t2
l7
l4
t7
lr6
0
2
J
2
2
l9
* Burung,
lU
'= Ra.io
meskipun ditlonrinasi olch tananran pisang.
Bridge ( l98ll) menjelaskan
bahwa
terdapatnya variasi nematoda baik spcsies maupun poprrlasinya sccitra illnum disebabkan antara lain oleh faktor abiotik (tipc tanah) dan faktor hiotik misalnya kultivar tanaman inang. stadia pertumbrrhan inang. vigor inarrg dan tcrjadinya komgrctisi dengan spesies nematoda lain serta pengaruh tanaman lain atau gulma disekitarnya.
KESIMPT'LAN
Berdasa*an hasil
pengamatan
dapat disimpulkan bahwa ditemukan ada
tiga genus
ncmatoda parasit
yang
bcrassosiasi dengrn p€frakaran tanaman pisang di Kecamaan Konda, Kabupaten Konawp Selatan yaiw Helicotylenchus sp. (ordo Tylenchida) dengan populasi sebanyak 48 ekor, spesies A (ordo Tylenchida) derrgan
populasi sebanyak 34 ekor, dan sp. (ordo Tylenchida)
Criconemoides
dengan populasi sebanyak 34 ekor dan jenis nematoda non-parasit yang berhasil diperoleh spesies (ordo Dorylaimida) dengan populasi sebanyak l9 ekor.
yaitu
C
UCAPAN TERIMAKASTH Ucapan terimakasih disampaikan ke
tanaman pisang. Namun terbatasnya peralatan yang dapat digunaftan untuk mendeterminasi lebih jelas genus-genus
diutarakan kepada Asnrar Hasarr, SP yarrg
nematoda yang ditemukan, sehingga diduga
telah membantu ekstraksi nematoda di
kuat bahwa variasi mungkin lebih banyak.
Laboratorium.
Mengingat lokasi pengambilur
Andi Sri Sukmawati yang telah membantu selesainya penelitian ini. Hal yang sama
sampel
mempunyai pola budidaya ynng multikultur
AGRIPLAS, Volume 19 Nomor 0ltanuari 2009, ISSN 085+0U8
58
DAFTAR PUSTAKA Agrios, G.N., 1887. Plant Pathology. Academic Press. Toronto. 635p.
Bridge,
J., 1988. Plant
Yogyakarta.
Parasitic Nematode
in Pasific
Problems
Luc, M., Sikora R.A., dan Bridge J., 1995. Nenntoda Parasitik Tumbuhan di Pertanian Sub Tropik dan Tropik. Gadjah Mada University Press.
Ncrttatology Jountal.
lsland,
20 (2):
Mci WF dan Lyon HH. , 1975. Pictorial Key to
C{rnera of
173-
llPS, 2005. Sulawesi 'l'cnggara dulam Angka. Badan Pusat Statistik. Kendari.
Press.
Ma:woto,
Dropkin, V.H., 1989. Pengantar Nematologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press.366p.
B
dan Djahika 1., 1992. Pengujian Ketahanan Berbagai Kultivar Plsang terhadap Nematoda Parasitik.
dan
dan
Tanaman.
London.2l9 hlm.
Prosidiry Seminar Sehari Pisang sebagai Komoditas Andalan, Prosp€k
Hadisoeganda, W.W., 1990. Peran Merugikar; Pengcndalian Pengenalan
Nematoda Parasit
Plant-Parasitic
Nematodes. Cornell Univenity
I 83.
Kendalanya SegunuU
5
November 1995:49-53
Makalsh pada Latihan Metodologi
Muharam, A., Sulyo Y., Djatniksl. dan Marwoto 8., 1992. Idontifikasi dan Da€rall
Pengembangan Pola Usatratani Hortikulturq Segunung. Hal: 461 -
Tananan Pisno& Irporan Penelltian
dan Manqjemen Penelitian dan
Pcncar Penyakit
ARMP. Sub Balsi
483.
Akar pada
Tan'aman Pisang di
Hortikultura
I
Sumatera Barat. 5:
Pcnclitian
Romu, J., 1986. Plant Parasitic Ncmatodcs That Afiack Bananas and Plmtains. Union Carcide Agricultnrr hoduce Co. Ic.
Penelitian
ninted inUSA. lgp.
:72-82.
dan ]'auflk M.,
lnventarisasi dan Analisa
1998. Populasi
Sunarjono, H,, Ismiyati, Surachman dan Wardah
K.,
1996. Produksi Pisang di Indonesia dan Budidaya Tanaman
Ncrnatocla Parrsit patia 'fanaman l)isrutg. Majalah Agriplus, No 22
'l"ahun
pada
Hortikulturs, Scgunmg.
Jumjunidang dan Harlion, 1992. Identifikasi dan Distribusi Populasi Nematoda Parasit
Khaeruni, A.R.,
Poting
Vlll:
74-80.
Pisang. Pusat Penelitian
Universitas
llaluolco. Kcndari.
l.isnawita, 1998. Analisis Potensi Sinergisme Rudopholus similis Cobb. dan
dan
Pengcmbangan Hortikultura, Jakarta. Hal: t) * 17.
Zuckerman, B.M., Mai W.F. dan Harrison M.8., 1985. Plant Nematolog;r Laboratory
Fusurium uxysporunt Schlecht. f.sp. cuben:;c (tr.I;. Smith) Snytl. & f lans. dalam Perkembangan Layu Fusarium pada Pisang. Thesis Program Pasca
Manual. The University of Massachusetts
Massachusetts.
Sarjana, lPl). Bogor
AGRIPLUS, Volume 19 Nomor Ollanued
Agricultural
Experiment Station,
ffi9, ISSN 085*0U8
Amherst