ADAPTASI PSIKOSOSIAL WANITA MENOPAUSE PEKERJA DAN

Download Jurnal Keperawatan Rufaidah Sumatera Utara, Volume 2 Nomor 2, ... Kata kunci: adaptasi psikososial, menopause, wanita pekerja dan bukan pek...

0 downloads 345 Views 618KB Size
LAPORAN PENELITIAN

ADAPTASI PSIKOSOSIAL WANITA MENOPAUSE PEKERJA DAN BUKAN PEKERJA DI PERUMNAS MANDALA KECAMATAN PERCUT SEI TUAN, DELI SERDANG Rugun Simanjuntak*, Erniyati** ABSTRAK Menopause adalah periode ketika menstruasi seorang wanita terhenti sebagai akibat berkurangnya produksi hormon estrogen. Ketika masa menopause dimulai wanita akan mengalami perubahan baik fisik maupun psikis. Perubahan-perubahan pada masa menopause akan mendorong seorang wanita untuk beradaptasi terhadap lingkungan psikososialnya. Wanita pekerja dan wanita bukan pekerja berbeda dari segi perannya, dimana wanita berperan ganda sebagai pekerja dan sebagai ibu rumah tangga. Penelitian deskriptif komparatif ini bertujuan untuk mengidentifikasi perbedaan adaptasi psikososial wanita menopause pekerja dan bukan pekerja. Sampel diambil dari wanita menopause pekerja dan bukan pekerja yang tinggal di Perumnas Mandala Kecamatan Percut Sei Tuan, Deli Serdang masing-masing 63 orang. Jumlah responden memenuhi perhitungan jumlah sampel yang dibutuhkan dengan menggunakan tabel power analysis dengan power 0.80, level of significance 0.05 dan effect size 0.50, diambil dengan teknik purposive sampling. Analisa data menggunakan uji Mann-Whitney U dan Indipendent t-test. Uji t-test menunjukkan bahwa adaptasi psikososial wanita menopause pekerja dan bukan pekerja tidak berbeda secara signifikan (>0.05). Kedua kelompok responden memiliki adaptasi psikososial positif. Dijelaskan dalam pembahasan bahwa tidak terdapatnya perbedaan adaptasi psikososial wanita menopause pekerja dan bukan pekerja kemungkinan dipengaruhi oleh faktor demografi responden, sehingga untuk penelitian selanjutnya perlu dilakukan kontrol terhadap variabel tersebut. Kata kunci: adaptasi psikososial, menopause, wanita pekerja dan bukan pekerja PENDAHULUAN Dengan semakin meningkatnya kesejahteraan akibat kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan hidup dan ilmu pengetahuan, terutama karena kemajuan ilmu kedokteran, maka usia harapan hidup (life expectancy) semakin meningkat.

Akibatnya, jumlah orang yang lanjut usia semakin bertambah (Nugroho, 2000). Menurut siklus kehidupan manusia normal, setiap orang yang berusia panjang akan mengalami proses mulai dari bayi, masa kanak-kanak, remaja, dewasa dan tua. Kehidupan wanita juga mengalami proses

Penulis adalah * Mahasiswa Program Profesi Keperawatan PSIK FK USU ** Staf Pengajar Keperawatan Maternitas PSIK FK USU

Jurnal Keperawatan Rufaidah Sumatera Utara, Volume 2 Nomor 2, November 2007 70 Universitas Sumatera Utara

perkembangan tersebut, termasuk fase-fase yang berkaitan dengan fungsi organ reproduksi wanita. Hal ini berarti semakin meningkatnya jumlah manusia tua, termasuk wanita yang telah memasuki usia menopause (Kasdu, 2002). Kecendrungan populasi perempuan menopause di Indonesia semakin tinggi. Menurut data Departemen Kesehatan (Depkes) perempuan Indonesia yang memasuki menopause sebesar 7,4% dari populasi pada tahun 2000. Jumlah tersebut diperkirakan meningkat menjadi 11% pada tahun 2005 dan akan naik lagi sebesar 14% atau sekitar 30 juta orang pada tahun 2015. Peningkatan populasi perempuan menopause pada umumnya akan disertai berbagai tingkat dan jenis permasalahan yang kompleks yang berdampak pada peningkatan masalah kesehatan perempuan menopause tersebut (Swasono, 2005). Dilaporkan menopause merupakan perubahan fisiologis yang paling signifikan pada wanita usia dewasa madya yaitu usia antara 40 dan 65 tahun (Potter & Perry, 1992). Ketika memasuki masa menopause, seorang wanita akan mengalami berbagai gejolak atau perubahan yang meliputi aspek fisik maupun psikologis yang dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan wanita tersebut. Ketidaknyamanan akibat perubahan fisik dapat berupa rasa kaku dan linu secara tiba-tiba di sekujur tubuh, hot flush, kelelahan, sakit kepala, berdebardebar (Hurlock, 1992 dalam Kuntjoro, 2002). Selain itu, gejala psikologis yang menonjol ketika menopause adalah mudah tersinggung, sukar tidur, tertekan, gugup, kesepian, cemas dan depresi (Nugroho, 2000; Kuntjoro, 2002). Gejala-gejala yang kurang menyenangkan yang dialami wanita menopause akibat perubahan fisik dan psikologis, sangat mempengaruhi kualitas hidup mereka. Pengetahuan yang cukup akan membantu mereka memahami dan

71

mempersiapkan dirinya menjalani masa menopause dengan lebih baik (Kasdu, 2002). Reitz (1993) menyatakan banyaknya keluhan yang dirasakan wanita pada masa menopause baik fisik maupun psikologis tidak boleh dianggap ringan karena dapat menyebabkan stres yang tinggi. Namun demikian, wanita menopause akan mengalami kestabilan emosi jika mereka mudah beradaptasi terhadap perubahanperubahan yang terjadi pada masa menopause (Kasdu, 2002). Menurut Kuntjoro (2002) wanita menopause bukan pekerja atau sebagai ibu rumah tangga akan memiliki kepuasan tersendiri karena dapat mengantarkan anak-anaknya menjadi dewasa sampai berkeluarga. Akan tetapi, sebagai ibu rumah tangga wanita menopause bukan pekerja dapat mengalami stres yang bersumber dari keluarga, sebab keluarga dapat menjadi sumber stres karena peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan para anggota keluarga (Hardjana, 1994). Wanita menopause pekerja memiliki peran ganda sebagai seorang istri, ibu rumah tangga, menjalankan tugas reproduksi, anggota masyarakat, dan sekaligus pencari nafkah, dalam menjalankan peran tersebut sering mengalami stres (Astrini, 2001). Sebagai pencari nafkah, wanita menopause pekerja sering mengalami stres yang bersumber dari lingkungan kerja. Stres tersebut dapat terjadi karena beberapa alasan antara lain, tuntutan kerja, tanggung jawab kerja, lingkungan fisik kerja, hubungan antarmanusia yang buruk, kurang pengetahuan dan peningkatan jenjang karir serta rasa kurang aman dalam kerja (Hardjana, 1994). Berdasarkan penelusuran literatur tersebut, diasumsikan bahwa pada kondisi faktor-faktor pengaruh yang sama (sosial ekonomi budaya, pendidikan, ajaran agama, lingkungan dan pengetahuan tentang menopause), stres yang dialami wanita menopause pekerja lebih berat

Jurnal Keperawatan Rufaidah Sumatera Utara, Volume 2 Nomor 2, November 2007 Universitas Sumatera Utara

daripada wanita menopause bukan pekerja. Wanita menopause pekerja selain mengalami stres yang dialami wanita menopause bukan pekerja (stres akibat menopause, stres keluarga) juga mengalami stres kerja. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hardjana (1994) bahwa selain lama dan keseringan mengalami stres, intensitas serta akumulasi stres dapat mempengaruhi adaptasi individu terhadap stres. Dengan demikian, selanjutnya diasumsikan bahwa adaptasi psikososial wanita menopause bukan pekerja lebih baik dari wanita menopause pekerja. Akan tetapi, laporan penelitian tentang perbedaan adaptasi psikososial wanita menopause pekerja dan bukan pekerja belum ditemukan. Atas dasar inilah penelitian ini penting dilakukan agar diperoleh hasil yang akurat dan nyata tentang adaptasi psikososial wanita menopause pekerja dan bukan pekerja di Perumnas Mandala Kecamatan Percut Sei Tuan, Deli Serdang. METODE PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriptif komparatif, yaitu dengan menggunakan metode studi perbandingan untuk memeriksa dan menguraikan perbedaan pada variabel pada dua atau lebih kelompok sampel (Notoatmodjo, 2002). Populasi dan Sampel Penelitian Populasi pada penelitian ini adalah wanita menopause yang bertempat tinggal di Perumnas Mandala Kecamatan Percut Sei Tuan, Deli Serdang. Sampel dipilih dengan teknik purposive sampling. Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut 1) Wanita menopause yang belum mengalami demensia (dapat memberitahukan umurnya dengan tepat; orientasi terhadap waktu, tempat dan orang

baik), 2) Berusia antara 50 – 65 tahun, 3) Bersedia menjadi responden penelitian Instrumen Penelitian Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti menggunakan alat pengumpul data berupa kuesioner yang disusun sendiri oleh peneliti dengan berpedoman pada konsep dan tinjauan pustaka. Instrumen ini terdiri atas 2 bagian, yaitu kuesioner data demografi dan kuesioner adaptasi psikososial wanita menopause. Kuesioner tentang data demografi responden meliputi inisial nama, status pekerjaan, usia, suku, agama, pendidikan terakhir, penghasilan keluarga perbulan, status perkawinan, jumlah anak, dan sumber informasi tentang menopause. Kuesioner adaptasi psikososial wanita menopause terdiri dari 30 pernyataan, meliputi 15 pernyataan yang berhubungan dengan konsep diri (no. 1-15) dan 15 pernyataan yang berhubungan dengan keluarga/lingkungan sosial (no. 1630), berdasarkan modifikasi skala likert dengan kriteria 8 pernyataan favourable (positif) dan 22 pernyataan unfavourable (negatif). Penilaian untuk pernyataan favourable adalah nilai 4 untuk jawaban Sangat Setuju, nilai 3 untuk Setuju, nilai 2 untuk Tidak Setuju, dan nilai 1 untuk Sangat Tidak Setuju. Sedangkan untuk pernyataan unfavourable, nilai 4 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju, nilai 3 untuk Tidak Setuju, nilai 2 untuk Setuju dan nilai 1 untuk jawaban Sangat Setuju. HASIL PENELITIAN Karakteristik Responden 1. Responden Wanita Menopause Pekerja Data yang diperoleh menunjukkan bahwa rata – rata usia responden wanita menopause pekerja adalah 54.70 (SD 4.36) dengan rentang usia terbanyak adalah 50 – 53 tahun (54.0%) dan paling sedikit berada pada rentang usia 62-65 tahun (11.1%).

Jurnal Keperawatan Rufaidah Sumatera Utara, Volume 2 Nomor 2, November 2007 72 Universitas Sumatera Utara

Dari tabel terlihat bahwa semakin tua usia responden semakin sedikit frekuensi responden. Mayoritas responden adalah suku Batak (73.0%); agama Kristen (63.5%); dan menikah (69.8%). Sementara berdasarkan tingkat pendidikan terakhir yang ditamatkan responden ditemukan Sekolah Menengah Atas adalah 44.4%, Sekolah Menengah Pertama adalah 22.2%, Diploma/Perguruan Tinggi adalah 22.2%, dan Sekolah Dasar adalah 11.1%. Bila dilihat dari jenis pekerjaan persentase responden yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil dan wiraswasta adalah sama yaitu 38.1%, sedangkan yang bekerja sebagai pegawai swasta adalah 17.5% dan pembantu rumah tangga adalah 6.3%. Lebih dari separuh responden hidup dengan penghasilan keluarga > Rp. 1.200.000 (50.8%); jumlah anak antara 4-6 orang (52.4%). Sebagian besar responden mendapat informasi tentang menopause dimana sumber informasi tersebut yaitu dokter/perawat (38.1%), anggota keluarga/teman (30.2%), media massa (7.9%). Sedangkan 23.8% responden tidak pernah mendapat informasi tentang menopause. 2. Responden Wanita Menopause Bukan Pekerja Data yang diperoleh menunjukkan bahwa usia rata – rata responden wanita menopause bukan pekerja adalah 56.16 (SD 4.22) dengan dua kelompok usia terbanyak berada pada rentang usia 54-57 tahun (34.9%) dan usia 50-53 tahun (28.6%), sedangkan kelompok usia paling sedikit adalah 62-65 tahun (14.3%). Mayoritas responden adalah suku Batak (69.8%); agama Islam (52.4%); dan menikah (79.4%). Berdasarkan tingkat pendidikan terakhir yang ditamatkan responden ditemukan Diploma/Perguruan Tinggi adalah 1.6%, Sekolah Menengah Atas adalah 47.6%, Sekolah Menengah Pertama adalah 23.8%, sedangkan 25.4%

73

responden menamatkan pendidikan hanya sampai Sekolah Dasar dan 1.6% responden tidak sekolah. Bila dilihat dari penghasilan keluarga responden 46% berpenghasilan sebesar < Rp.600.000, 44.4% berpenghasilan sebesar Rp.600.000 – 1.200.000, dan 9.5% berpenghasilan sebesar >Rp.1.200.000. Lebih dari separuh responden memiliki anak antara 4-6 orang (50.8%). Sebagian besar responden mendapat informasi tentang menopause (57.1%) dimana 33.3% mendapat informasi dari anggota keluarga/teman, 14.3% mendapat informasi dari dokter/perawat, dan 9.5% mendapat informasi dari media massa, sedangkan 42.9% responden tidak mendapat informasi tentang menopause. Adaptasi Psikososial Wanita Menopause Pekerja Secara umum responden wanita menopause pekerja memiliki adaptasi psikososial yang positif. Hal ini terlihat dari hasil yang menunjukkan nilai rata-rata total adaptasi psikososial wanita menopause pekerja adalah 80.60 (lihat Tabel 1). Tabel 1. Skor adaptasi psikososial wanita menopause pekerja (N=63) Mean Konsep Diri Keluarga/Lingkungan Sosial Total

39.87 40.73

Standar Deviasi 6.91 4.43

80.60

11.34

Adaptasi Psikososial Wanita Menopause Bukan Pekerja Sama halnya dengan responden wanita menopause pekerja, responden wanita menopause bukan pekerja juga memiliki adaptasi psikososial yang baik. Hal ini terlihat dari nilai rata–rata total adaptasi psikososial responden wanita menopause bukan pekerja adalah 83.14 (lihat Tabel 2).

Jurnal Keperawatan Rufaidah Sumatera Utara, Volume 2 Nomor 2, November 2007 Universitas Sumatera Utara

Tabel 2. Skor adaptasi psikososial wanita menopause bukan pekerja (N=63) Mean Konsep Diri Keluarga/ Lingkungan Sosial Total

40.54 42.60

Standar deviasi 6.16 3.57

83.14

9.73

Perbedaan Adaptasi Psikososial Wanita Menopause Pekerja dan Bukan Pekerja Hasil analisa data dengan menggunakan independent t-test menunjukkan bahwa adaptasi psikososial secara keseluruhan dari wanita menopause pekerja dan bukan pekerja tidak berbeda secara signifikan (t= -1.519; p= 0.131, 2tailed). Tabel 3. Hasil uji Independent T-Test terhadap adaptasi psikososial wanita menopause pekerja dan bukan pekerja

Adaptasi Psikososial Pekerja Bukan Pekerja

Mean

Mean Diff.

80.60 83.14

-2.54

t

-1.519

p (2tailed)

.131

PEMBAHASAN Dari hasil uji statistik dengan menggunakan independent t-test yang dilakukan terhadap hasil penelitian diperoleh nilai t untuk adaptasi psikososial wanita menopause pekerja dan bukan pekerja tidak berbeda secara signifikan (t= -1.519; p= 0.131, 2-tailed), sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesa penelitian ditolak artinya bahwa pernyataan hipotesa terdapat perbedaan adaptasi psikososial wanita menopause pekerja dan bukan pekerja tidak dapat diterima. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa kedua kelompok responden wanita menopause pekerja dan bukan pekerja berada dalam rentang adaptasi psikososial yang positif, dimana nilai rata-rata total

adaptasi psikososial kelompok pekerja adalah 80.60 dan kelompok bukan pekerja adalah 83.14. Tidak terdapatnya perbedaan adaptasi psikososial wanita menopause pekerja dan bukan pekerja dapat disebabkan oleh adanya berbagai faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut antara lain, sosial ekonomi budaya, pendidikan, pekerjaan, ajaran agama, lingkungan dan pengetahuan tentang menopause itu sendiri (Ibrahim, 2002; Kasdu, 2002; Maspaitela, 2004). Selain itu, lamanya rentang waktu ketika sudah mengalami menopause dengan saat pengumpulan data dilakukan dapat mempengaruhi tingkat stres dan kemampuan adaptasi fisik dan psikologis wanita menopause, selanjutnya mempengaruhi kemampuan wanita menopause tersebut untuk beradaptasi terhadap lingkungan psikososialnya. Konsep Diri Dari tabel skor adaptasi psikososial wanita menopause baik pekerja maupun bukan pekerja tentang konsep diri terlihat bahwa kedua kelompok responden samasama memiliki konsep diri positif dimana kelompok pekerja memperoleh nilai ratarata total 39.87 (SD 6.91) sedangkan kelompok bukan pekerja memperoleh nilai rata-rata total 40.54 (SD 6.16). Hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan Calhoun & Acocella (1990) bahwa seseorang dengan konsep diri positif akan mengenal dirinya dengan baik, dapat memahami dan menerima sejumlah fakta yang bermacam-macam tentang dirinya sendiri serta dapat menerima dirinya apa adanya sehingga mudah beradaptasi terhadap hal-hal yang dapat mendatangkan stres. Sehubungan dengan itu Hardjana (1994) mengatakan bahwa individu dengan harga diri yang tinggi akan lebih tahan terhadap stres dibandingkan dengan individu dengan harga diri rendah, sehingga individu dengan harga diri tinggi akan lebih mudah menyesuaikan diri terhadap situasi

Jurnal Keperawatan Rufaidah Sumatera Utara, Volume 2 Nomor 2, November 2007 74 Universitas Sumatera Utara

yang penuh stres dimana menurut Potter & Perry (1992) harga diri merupakan salah satu aspek konsep diri. Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian Halim (2003) bahwa terdapat hubungan antara harga diri dengan level stres individu pada masa menopause. Keluarga/Lingkungan Sosial Kedua kelompok responden baik pekerja maupun bukan pekerja sama-sama menanggapi 13 pernyataan secara positif dan 2 pernyataan ditanggapi secara negatif. Hal ini menggambarkan kedua kelompok responden sama-sama memperoleh dukungan keluarga/lingkungan sosial yang baik yang membantu mereka beradaptasi terhadap perubahan-perubahan psikososial akibat menopause, dimana untuk pernyataan mengenai keluarga/lingkungan sosial kelompok pekerja memperoleh nilai rata-rata total 40.73 (SD 4.43) sedangkan kelompok bukan pekerja memperoleh nilai rata-rata total 42.60 (SD 3.57). Hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan Friedman (1998) bahwa dukungan sosial keluarga mengacu kepada dukungandukungan sosial yang dipandang anggota keluarga sebagai sesuatu yang dapat diakses untuk keluarga dan anggota keluarga memandang bahwa orang yang mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan. Hal senada juga dikemukakan Cobb dalam Kuntjoro (2002) bahwa dengan dukungan sosial akan membuat seseorang dengan sikap merasakan kenyamanan, perhatian, penghargaan dan dapat menolong orang tersebut menerima kondisinya. Baltimore, et al (2004) menyatakan bahwa dukungan sosial keluarga dapat membantu seorang wanita menopause memahami dan mengatasi perubahan hidup yang sedang dialami. Demikian halnya Taylor (1995) melaporkan bahwa orang dengan dukungan sosial keluarga yang tinggi dapat mengalami penurunan level stres dan kemudian menimbulkan koping terhadap stres,

75

selanjutnya tercipta keberhasilan beradaptasi. Berdasarkan analisa terhadap faktor-faktor tersebut diatas dapat diasumsikan bahwa faktor-faktor tersebut memberikan pengaruh yang sama-sama dominan terhadap adaptasi psikososial wanita menopause baik pekerja dan bukan pekerja sehingga bisa jadi menyebabkan adaptasi psikososial wanita menopause yang juga sama-sama positif dan tidak berbeda secara signifikan. KESIMPULAN Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan adaptasi psikososial wanita menopause pekerja dan bukan pekerja (t= - 1.519) dengan nilai signifikansi yang tidak dapat diterima (p>0.05), sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesa penelitian ditolak. Tidak adanya perbedaan adaptasi psikososial wanita menopause pekerja dan bukan pekerja kemungkinan disebabkan oleh berbagai faktor antara lain sosial, ekonomi, budaya, pendidikan, pekerjaan, ajaran agama, lingkungan dan pengetahuan tentang menopause itu sendiri. Tiga faktor yaitu faktor sosial, ajaran agama dan pengetahuan tentang menopause diasumsikan memiliki pengaruh yang samasama dominan terhadap kedua kelompok responden wanita menopause pekerja dan bukan pekerja, sehingga menimbulkan adaptasi psikososial wanita menopause yang juga sama-sama positif dan tidak berbeda secara signifikan. Karakteristik responden kedua kelompok penelitian tidak dikontrol (tidak sama), dimana terdapat perbedaan yang signifikan pada karakteristik usia, pendidikan dan penghasilan, sehingga bisa jadi hal ini mempengaruhi hasil penelitian yaitu tidak terdapatnya perbedaan adaptasi psikososial wanita menopause pekerja dan bukan pekerja di Perumnas Mandala Kecamatan Percut Sei Tuan, Deli Serdang.

Jurnal Keperawatan Rufaidah Sumatera Utara, Volume 2 Nomor 2, November 2007 Universitas Sumatera Utara

DAFTAR PUSTAKA Azwar, S. (2003). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Badudu, J. A., & Zain, S. M. (1996). Kamus umum bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan Baltimore, M., Brynes, G., Watkins, C. (2004). Approaching menopause. Dibuka pada 7 Agustus 2005, dari http://baltimorepsych.com/menopause Hoyer, W. J., Rybash, J. M., Roodin, P. A. (1995). Adult development and aging (4th edition). United States of America: McGraw-Hill Companies Ibrahim, Z. (2002). Psikologi wanita (terjemahan). Bandung: Pustaka Hidayah Jalaluddin (1996). Psikologi agama. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada Rini, J. F. (16 Mei 2002). Konsep diri. Dibuka pada 9 November 2004, dari http://www.e_psikologi.com/dewasa/1 60502.htm.

Smith, M. A., & Shimp, L. A. (2000). 20 common problems in woman’s health care. United States of America: McGraw – Hill Swasono, M. H. (2005). Menopause peristiwa alami yang menguntungkan perempuan. Dibuka pada 9 September 2005 dari http://www.suarakaryaonline.com/news.html?category_name =wanita Taylor, S. E. (1995). Health psychology (3rd edition). United States of America: McGraw-Hill Taylor, C., Lillis, C., LeMone, P. (1997). Fundamental of nursing: The art and science of nursing care (3rd edition). Philadelphie: Lippincott Turkington, C. A. (2001). Menopause. Gole Encyclopedia of Medicine Journal. 3 Pages. Dibuka pada 12 Oktober 2004, dari http://www.findarticles.com/p/articles/ mi_g2601/is_0008/ai_2601000892

Jurnal Keperawatan Rufaidah Sumatera Utara, Volume 2 Nomor 2, November 2007 76 Universitas Sumatera Utara