616.979 2 Ind e
Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS di Indonesia Tahun 2011-2016
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2014
Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS di Indonesia Tahun 2011-2016
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2014
Kata Pengantar Perkembangan epidemi HIV-AIDS di dunia telah menjadi masalah global termasuk di Indonesia. Laporan kasus baru terus meningkat setiap tahunnya, namun sulit untuk mengetahui jumlah infeksi HIV yang sebenarnya ada. Untuk memahami epidemi yang terjadi di Indonesia, maka perlu dilakukan perhitungan estimasi jumlah populasi kunci terdampak HIV AIDS. Estimasi jumlah populasi kunci dan orang dengan HIV AIDS (ODHA) telah dilakukan merupakan kunci untuk memahami potensi epidemi dalam suatu area, memperkirakan beban dari suatu penyakit, dan menyusun prioritas yang sesuai dalam merespon epidemi HIV/AIDS. Buku Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS di Indonesia Tahun 2011-2016 ini merupakan kelanjutan dari laporan Pemodelan Matematika Epidemi HIV di Indonesia Tahun 2008-2014 yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan pada tahun 2008. Buku ini menggambarkan situasi yang komprehensif dan dapat dipahami terkait dengan jumlah orang dengan HIV AIDS hingga ke tingkat kabupaten/kota. Hasil pemodelan tahun 2008-2014 menunjukkan estimasi ODHA sebanyak 293.200 untuk tahun 2008 dan 842.800 untuk tahun 2013. Sedangkan estimasi jumlah infeksi baru sebanyak 51.300 untuk tahun 2008 dan 63.000 untuk tahun 2013. Hasil pemodelan tahun 2011-2016 menunjukkan hasil estimasi ODHA sebanyak 591.823 untuk tahun 2012 dan 735.256 untuk tahun 2015. Sedangkan estimasi jumlah infeksi baru sebanyak 71.879 untuk tahun 2012 dan 85.523 untuk tahun 2015. Penulisan hasil estimasi dan proyeksi HIV/AIDS ini telah mendapatkan masukan dari berbagai pihak. Metodologi dan hasil estimasi ini telah direview oleh sekelompok ahli dan dipaparkan pada pemangku kepentingan. Dengan keterbatasan yang ada dalam perhitungan estimasi dan proyeksi ini, maka hasil ini merupakan hasil yang terbaik yang dapat diperoleh dengan data-data yang tersedia pada saat perhitungan ini dilakukan. Kami menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak atas perhatian, bantuan dan kontribusinya dalam penyusunan, pelaksanaan, dan penyempurnaan kegiatan estimasi dan proyeksi ini. Semoga buku ini bermanfaat dalam program pengendalian HIV AIDS, tidak hanya untuk Kementerian Kesehatan, namun juga untuk seluruh mitra kerja pengendalian HIV AIDS. Jakarta, Maret 2014 Direktur Jenderal PP dan PL,
Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama NIP 195509031980121001 Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS di Indonesia Tahun 2011-2016
i
Daftar Kontributor Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS Tahun 2012 Pengarah Penanggung Jawab Koordinator
: dr. H. M. Subuh. MPPM : dr. Siti Nadia Tarmizi. M. Epid : Naning Nugrahini. SKM. MKM
Tim Penulis: • Ari Wulan Sari (Subdit AIDS & PMS, Kemenkes RI) • Bayu Taruno (Subdit AIDS & PMS, Kemenkes RI) • Deddy Darmawan (HCPI) • Dimas Wicaksono (SUM1/FHI) • Eka Hidayat (KPAN) • Endang Budi Hastuti (Subdit AIDS & PMS, Kemenkes RI) • Fetty Wijayanti (WHO) • Jesus Maria Garcia Calleja (WHO-HQ) • Kuntoro (WHO Consultant/UNAIR) • Lely Wahyuniar (UNAIDS) • Naning Nugrahini (Subdit AIDS & PMS, Kemenkes RI) • Nurholis Majid (SUM1/FHI) • Rizky Hasby (Subdit AIDS & PMS, Kemenkes RI) • Riris Andono (SUM1/FHI Consultant/UGM) • Robert Magnani (SUM1/FHI) • Tobi Saidel (SUM1/FHI Consultant/PEMA) • Viny Sutriani (Subdit AIDS & PMS, Kemenkes RI) • Wiwat Peerapatanapokin (UNAIDS Consultant/East West Center) • Yulia Rachma (Subdit AIDS & STD, MoH RI) Kontributor: • Achmad Taufik (Monev GFAIDS) • Badan Narkotika Nasional Indonesia • Badan Pusat Statistik Indonesia • Balitbangkes, Kemenkes RI • Dinas Kesehatan Provinsi • GWL-INA • HCPI • Helwiah (NU) ii
Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS di Indonesia Tahun 2011-2016
• Jane Soepardi (Pusdatin, Kemenkes RI) • JOTHI • Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia RI • Nancy Anggarini (Pusdatin, Kemenkes RI) • Nancy Fee (UNAIDS) • OPSI • Oscar Barreneche (WHO) • PKBI • PKNI • Sri Pandam Pulungsih (WHO) • Subdit Bina Kesehatan Ibu Hamil, Kemenkes RI • Subdit Bina Kesehatan Jiwa, Kemenkes RI • UNODC • Wenita Indrasari (KPAN) Peer Expert Review • Anak Agung Sawitri (Universitas Udayana) • Asha Basnyat (FHI) • Cho Kah Sin (UNAIDS) • Irawati Atmosukarto (KPAN) • Jesus Maria Garcia Calleja (WHO-HQ) • Kuntoro (Universitas Airlangga) • Lely Wahyuniar (UNAIDS) • Oscar Barreneche (WHO) • Tobi Saidel (Konsultan Ausaid/PEMA) • Wiwat Peerapatanapokin (Konsultan UNAIDS/East West Center) • Wenita Indrasari (KPAN) Editor • Viny Sutriani • Fetty Wijayanti • Tobi Saidel
Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS di Indonesia Tahun 2011-2016
iii
DAFTAR ISI Kata Pengantar ........................................................................................................ i Daftar Kontributor Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS Tahun 2012 ................ ii Daftar Isi .................................................................................................................. iv Daftar Bagan, Tabel, dan Grafik ........................................................................... v Daftar Istilah dan Singkatan .................................................................................. vi Ringkasan Eksekutif ................................................................................... vii 1. Pendahuluan ............................................................................................ 1 2. Tujuan ...................................................................................................... 2 3. Metodologi .............................................................................................. 2 3.1. Pembagian Distribusi Geografis ................................................................ 2 3.2. Perangkat Lunak yang digunakan ............................................................ 3 3.3. Penetapan Data Dasar dan Asumsi .......................................................... 4 3.4. Proses Estimasi dan Proyeksi .................................................................... 5 3.5. Estimasi Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) ......................................... 13 4. Hasil dan Diskusi .................................................................................... 14 4.1. Modul AEM .............................................................................................. 14 4.2. Modul Spectrum ...................................................................................... 16 5. Keterbatasan .......................................................................................... 20 6. Kesimpulan ............................................................................................. 20 7. Rekomendasi ........................................................................................... 21 8. Daftar Pustaka . ....................................................................................... 21 9. Lampiran ................................................................................................. 22
iv
Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS di Indonesia Tahun 2011-2016
Daftar Bagan, Tabel, dan Grafik Bagan 1
: Alur Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS di Indonesia 2011-2016
Tabel 1
: Estimasi dan proyeksi Jumlah ODHA Menurut Populasi Kunci di Indonesia Tahun 2011-2016
Tabel 2
: Estimasi dan proyeksi Jumlah Infeksi HIV Baru Menurut Kelompok Populasi Kunci di Indonesia Tahun 2011-2016
Grafik 1
: Estimasi dan Proyeksi Prevalensi HIV pada Populasi Usia 15-49 Tahun di Indonesia Tahun 2011-2016
Grafik 2
: Estimasi dan Proyeksi Jumlah ODHA, Kematian AIDS dan Infeksi Baru Dewasa Usia ≥ 15 Tahun di Indonesia Tahun 2011-2016
Grafik 3
: Estimasi dan Proyeksi Jumlah ODHA dan Kebutuhan ART Dewasa Usia ≥ 15 Tahun di Indonesia Tahun 2011-2016
Grafik 4
: Estimasi dan Proyeksi Jumlah ODHA, Kematian AIDS dan Infeksi Baru Anak Usia 0-14 Tahun di Indonesia Tahun 2011-2016
Grafik 5
: Estimasi dan Proyeksi Jumlah ODHA dan Kebutuhan ART Anak Usia 0-14 Tahun di Indonesia Tahun 2011-2016
Grafik 6
: Estimasi dan Proyeksi Prevalensi HIV pada Ibu Hamil Positif HIV di Indonesia Tahun 2011-2016
Grafik 7
: Estimasi dan Proyeksi Kebutuhan Layanan PPIA di Indonesia Tahun 2011-2016
Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS di Indonesia Tahun 2011-2016
v
Daftar Istilah dan Singkatan AEM AIDS AIM ART ARV Demproj FSW GWL-INA HCPI HEMI HIV IDU IMS JOTHI Kemenkes KPAN KTS LSL MSM MSW ODHA OPSI Penasun PKBI PKNI PMS PMTCT PPIA PPS SDKI STBP SUM1/FHI SUPAS UNAIDS UNODC WHO WPS vi
: Asian Epidemic Model : Acquired Immunodefeciency Syndrome : AIDS Impact Model : Antiretroviral Therapy : Antiretroviral : Demographic Projection : Female Sex Worker/WPS : Jaringan gay. waria dan laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki lain di Indonesia : HIV Cooperation Program Indonesia : HIV Epidemiological Modeling and Impact : Human Immunodefeciency Virus : Injecting Drug User/Penasun : Infeksi Menular Seksual : Jaringan Orang Terinfeksi HIV Indonesia : Kementerian Kesehatan : Komisi Penaggulangan AIDS Nasional : Konseling Testing Sukarela : Laki-laki Seks Laki-laki/MSM : Men who have sex with men : Male Sex Worker : Orang dengan HIV AIDS : Organisasi Perubahan Sosial Indonesia : Pengguna Napza Suntik : Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia : Persaudaraan Korban Napza Indonesia : Penyakit Menular Seksual : Prevention of mother-to-child HIV transmission/PPIA : Pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak : Pria Pekerja Seks : Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia : Surveilans Terpadu Biologis dan Perilaku : Scaling up at most-at-risk-population 1/Family Health International : Survei Penduduk Antar Sensus : The Joint United Nations Programme on HIV/AIDS : United Nations Office on Drugs and Crime : World Health Organization : Wanita Pekerja Seks
Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS di Indonesia Tahun 2011-2016
RINGKASAN EKSEKUTIF Sejak tahun 2008, Indonesia mulai menggunakan perangkat lunak Asian Epidemic Model (AEM) sebagai alat bantu untuk memproyeksikan dampak epidemi HIV dengan menentukan faktor yang paling mempengaruhi terjadinya infeksi HIV. Selain AEM, perangkat lunak Spectrum juga digunakan. Di dalam perangkat lunak Spectrum terdapat modul untuk membuat estimasi dan proyeksi demografi dan epidemi HIV dan AIDS. Sebagai ringkasan dari estimasi dan proyeksi HIV/AIDS di Indonesia pada tahun 2012 adalah sebagai berikut: ODHA menurut populasi kunci WPS langsung WPS tidak langsung Pelanggan WPS (langsung dan tidak langsung) Laki-laki seks dengan laki-laki Pengguna napza suntik Waria Pelanggan waria Laki-laki risiko rendah Perempuan risiko rendah Infeksi HIV baru menurut populasi kunci WPS langsung WPS tidak langsung Pelanggan WPS (langsung dan tidak langsung) Laki-laki seks dengan laki-laki Pengguna napza suntik Waria Pelanggan waria Laki-laki risiko rendah Perempuan risiko rendah Prevalensi HIV populasi usia 15-49 tahun (%) Total ODHA Dewasa usia ≥ 15 tahun Anak-anak usia 0-14 tahun Total Infeksi HIV baru Dewasa usia ≥ 15 tahun Anak-anak usia 0-14 tahun
591.823 10.616 4.872 107.784 81.338 27.763 9.152 27.479 112.921 209.898 71.879 3.791 1.504 14.494 16.883 1.115 1.209 4.331 5.628 22.924 0.41 608.667 591.823 16.884 76.240 71.879 4.361
Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS di Indonesia Tahun 2011-2016
vii
Total kematian AIDS Dewasa usia ≥ 15 tahun Anak-anak usia 0-14 tahun Total kebutuhan ART Dewasa usia ≥ 15 tahun Anak-anak usia 0-14 tahun Prevalensi ibu hamil positif HIV (%) Ibu hamil positive HIV Kebutuhan layanan PPIA
27.323 25.484 1.839 178.631 166.982 11.649 0.38 15.517 13.189
Epidemi HIV di Indonesia biasanya dihubungkan dengan pengguna jarum suntik (Penasun) dan pekerja seks perempuan (WPS), akan tetapi saat ini situasi epidemi HIV dan AIDS telah berubah. Pada tahun mendatang diproyeksikan jumlah terbesar infeksi HIV baru akan terjadi di antara laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki (LSL), diikuti perempuan pada populasi umum (perempuan risiko rendah), yang terdiri dari perempuan terinfeksi melalui hubungan seks dengan pasangan yang telah terinfeksi serta wanita yang melakukan perilaku berisiko pada tahun-tahun sebelumnya dan mereka yang sebenarnya telah terinfeksi HIV dan baru dapat terdeteksi di kemudian hari. Jumlah infeksi HIV yang cukup besar terjadi pada laki-laki yang merupakan pelanggan pekerja seks dan laki-laki populasi umum, yang terdiri dari laki-laki yang terinfeksi melalui hubungan seksual dengan istri-istri mereka ditambah dengan laki-laki yang berhubungan seks dengan WPS pada tahun sebelumnya. Estimasi dan proyeksi HIV/AIDS dapat dimanfaatkan untuk perkiraan kebutuhan sumberdaya dan untuk melengkapi informasi bagi pemangku kebijakan sehingga dapat menentukan prioritas program dengan berbasis pada data. Selain itu, hasil ini dapat digunakan sebagai model dan informasi mutakhir untuk merevisi estimasi dan dampak setiap 2 tahun.
viii Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS di Indonesia Tahun 2011-2016
ESTIMASI DAN PROYEKSI HIV/AIDS DI INDONESIA TAHUN 2011-2016 1. Pendahuluan Proyeksi epidemi HIV terkenal kompleks, khususnya pada awal epidemi dimana data yang dapat diandalkan terkait dengan parameter perilaku yang menggerakan epidemi tidak tersedia. Walaupun demikian, proyeksi epidemi HIV sangat dibutuhkan untuk menggambarkan kebutuhan berbagai layanan untuk program pencegahan, pengobatan, dukungan dan perawatan serta memperkirakan potensi infeksi baru yang dapat dicegah ketika melakukan analisis biaya yang sudah dan akan diinvestasikan dalam upaya penanggulangan HIV/AIDS. Pada awal tahun 1990-an, terdapat dua model yang digunakan untuk memproyeksikan epidemi HIV di Indonesia - EpiModel dan IwgAIDS tetapi model ini telah digantikan oleh pengetahuan baru tentang epidemi HIV dan juga studi penelitian baru. Sehubungan meningkatnya kebutuhan negaranegara untuk mendapatkan panduan mengenai metode yang paling tepat sebagai perhitungan estimasi dan proyeksi mereka, UNAIDS dan WHO telah membentuk Reference Group on HIV Modeling, Estimates and Projections pada akhir tahun 1998 (http://www.epidem.org). Berdasarkan rekomendasi Reference Group, dikembangkan sebuah model proyeksi yang lebih tepat untuk Asia. Asian Epidemic Model (AEM) adalah sebuah model kurva-fitting dengan sejumlah parameter perilaku yang menggambarkan suatu keadaan epidemi nasional dari sub-epidemi pada sub-populasi khusus. Selanjutnya pada tahun 2006 proyeksi epidemi HIV di Indonesia menggunakan HIV Epidemiological Modeling and Impact (HEMI). Estimasi dan proyeksi ini sudah memperhitungkan dinamika demografi dan prevalensi HIV pada populasi tertentu dan kemungkinan penularan HIV pada daerah pedesaan dan perkotaan. Selain itu, model ini juga sudah mengembangkan simulasi analisis sensitivitas dari hasil intervensi dengan beberapa skenario. Pada tahun 2008, Indonesia mulai menggunakan perangkat lunak Asian Epidemic Model (AEM) yang memproyeksikan epidemi dengan mengkombinasikan data prevalensi HIV dan indikator perilaku yang relevan untuk dapat menentukan faktor yang paling mempengaruhi terjadinya infeksi HIV. Selain itu, perangkat lunak Spectrum juga digunakan sebagai alat bantu untuk memproyeksikan dampak epidemi HIV. Di dalam perangkat lunak Spectrum terdapat modul untuk membuat estimasi dan proyeksi demografi dan epidemi HIV dan AIDS. Kedua model yaitu AEM dan Spectrum telah digunakan oleh banyak negara . Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS di Indonesia Tahun 2011-2016
1
2. Tujuan Tujuan dari estimasi dan proyeksi HIV/AIDS tahun 2011-2016 di Indonesia adalah untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang situasi epidemi HIV saat ini dan perkiraan ke depan sehingga dapat digunakan oleh berbagai pihak dalam merencanakan program penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia yang lebih baik dan terarah. Selain itu, estimasi dan proyeksi ini juga diharapkan dapat digunakan sebagai dasar dalam melakukan evaluasi pelaksanaan berbagai program penanggulangan HIV dan AIDS yang sedang berjalan serta advokasi untuk meningkatkan komitmen berbagai pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung. Hasil estimasi dan proyeksi HIV/AIDS di Indonesia tahun 2011-2016 juga dapat digunakan untuk melakukan analisis kebijakan dalam penanggulangan HIV dan AIDS, menentukan prioritas program dan memperkirakan sumber daya untuk pelaksanaan berbagai program.
3. Metodologi Sub Direktorat AIDS & PMS Kementerian Kesehatan membentuk Kelompok Kerja Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS yang mengerjakan beberapa langkah utama untuk mempersiapkan Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS Nasional. Hasil dari kelompok kerja kemudian disesuaikan dan disetujui pada forum terbatas sebagai Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS di Indonesia 2011-2016. Beberapa langkah yang dilakukan oleh Kelompok Kerja Estimasi dan Proyeksi HIV dijabarkan sebagai berikut: 3.1. Pembagian Distribusi Geografis Perilaku berisiko tertular dan menularkan HIV seperti hubungan seks yang tidak aman dan penggunaan jarum suntik secara bersama-sama dipengaruhi oleh situasi sosial, budaya, ekonomi, agama dan faktor lainnya pada populasi umum. Hal ini menyebabkan tingkat epidemi HIV di Indonesia berbeda antara satu wilayah dengan wilayah lain. Selain itu juga, data epidemiologi dan perilaku berisiko populasi utama dalam epidemi HIV tidak tersedia di semua kabupaten/kota.
Oleh karena itu, dengan mempertimbangkan ketersediaan data dan perbedaan tingkat epidemi serta keterbatasan alat bantu yang digunakan maka Kelompok Kerja memutuskan untuk membagi estimasi dan proyeksi HIV/AIDS di Indonesia menjadi dua, yaitu: • Estimasi dan proyeksi HIV/AIDS meliputi 31 provinsi, • Estimasi dan proyeksi HIV/AIDS meliputi Provinsi Papua dan Papua Barat.
2
Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS di Indonesia Tahun 2011-2016
3.2. Perangkat Lunak yang digunakan Kelompok Kerja memutuskan untuk melanjutkan menggunakan AEM dan Spectrum dalam membuat estimasi dan proyeksi HIV/AIDS di Indonesia tahun 2011-2016 karena data pendukung cukup tersedia dan metode yang mudah digunakan. Pertimbangan lain adalah kemungkinan penggunaan di tingkat provinsi, kabupaten dan kota oleh staf Dinas Kesehatan juga diperhatikan dan juga integrasi efek ART pada pencegahan. Perangkat lunak ini merupakan alat bantu standar yang digunakan oleh sebagian besar negara dan telah direkomendasikan oleh kelompok referensi WHO/UNAIDS untuk memperkirakan model dan proyeksi • Asian Epidemic Model (AEM) 3.2 – v5 AEM dirancang sebagai alat bantu untuk dapat menjelaskan dinamika epidemi HIV di negara Asia atau lokasi geografis tertentu. Estimasi dan proyeksi ini menggunakan parameter perilaku sebagai salah satu perhitungan. Selanjutnya, hasil surveilans HIV pada populasi risiko tinggi tertentu digunakan sebagai acuan dalam melakukan penyesuaian hasil perhitungan AEM. Dengan demikian, gambaran yang diperoleh dapat lebih spesifik dengan keadaan suatu wilayah. AEM memiliki 6 lembar kerja (Population, Heterosexual, IDU, MSM, Epidemic dan HIV Prev) untuk memasukan data dalam program Microsoft Excel dan beberapa lembar kerja untuk menampung hasil perhitungan dan penyesuaian yang dilakukan dalam program AEM dengan 2 komponen besar perhitungan pemodelan, yaitu laki-laki dan perempuan. Estimasi dan proyeksi AEM dapat dimanfaatkan untuk menentukan prioritas kebijakan program, yaitu: - Total HIV, AIDS dan kematian terkait HIV/AIDS, kumulatif dan yang ada setiap tahun - Sebaran umur ODHA yang ada setiap tahun - Infeksi baru dan jumlah ODHA setiap populasi berisiko saat ini: o WPS, LSL, PPS, Waria, Penasun, Pelanggan o Populasi umum laki-laki maupun perempuan o Anak-anak - Rute transmisi dari waktu ke waktu • Spectrum versi 4.49 Spectrum dirancang agar dapat menghasilkan informasi yang bermanfaat dalam memformulasikan kebijakan dan dialog untuk pengendalian epidemi HIV. Model yang ada dalam Spectrum adalah DemProj, FamPlan, AIM, RAPID, PMTCT, Safe Motherhood dan Condom requirements. Spectrum Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS di Indonesia Tahun 2011-2016
3
merupakan alat bantu untuk menghubungkan pelaksanaan program dengan tujuan dan merangkum luaran dari model Spectrum yang lainnya. Proyeksi yang dihasilkan juga dapat membantu upaya untuk merespon epidemi HIV dengan memperkirakan jumlah dan alokasi dana yang terkait dengan pencapaian tujuan nasional, seperti penurunan prevalensi HIV dan perluasan perawatan dan dukungan. 3.3. Penetapan Data Dasar dan Asumsi Data yang ditetapkan oleh kelompok kerja untuk digunakan sebagai data dasar dalam membuat estimasi dan proyeksi HIV/AIDS di Indonesia tahun 2011-2016 dengan AEM dan Spectrum adalah: 1. Data Demografi a. Sensus Penduduk BPS Tahun 1980, 1990, 2000 dan 2010 b. Survei Penduduk Antar Sensus BPS Tahun 1985, 1995 dan 2005 c. Proyeksi Penduduk Indonesia, BPS Tahun 2000-2025 d. Estimasi Ukuran Populasi Kunci HIV, Kemenkes RI tahun 2012 2. Data Perilaku dan Epidemiologi Populasi Utama a. Survei Surveilans Perilaku pada populasi WPS dan Pekerja Seks, Kemenkes RI tahun 1996, 1998 dan 2000 b. Survei Surveilans Perilaku pada populasi Penasun, WPS, Pria Risti, Waria dan LSL, Kemenkes RI tahun 2002 dan 2004 c. Survei Demografi Kesehatan Indonesia, BPS tahun 2003 dan 2007 d. Penelitian Infeksi Saluran Reproduksi pada populasi WPS, Kemenkes RI tahun 2003, 2005 dan 2007 e. Survei Terpadu HIV dan Perilaku pada Masyarakat Umum di Tanah Papua, Kemenkes RI tahun 2006 f. Survei Terpadu Perilaku dan HIV pada populasi Penasun, WPS, Pria Risti, Waria dan LSL, Kemenkes RI tahun 2007, 2009 dan 2011 g. Laporan Sentinel Surveilans HIV pada populasi WPS, Penasun dan Pria Risti, Kemenkes RI tahun 1998-2011 h. Laporan kasus AIDS Kemenkes RI tahun 2000-2011
4
Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS di Indonesia Tahun 2011-2016
Kelompok Kerja juga menyepakati beberapa asumsi dan penggunaan data dari sumber lain untuk melengkapi semua parameter yang dibutuhkan oleh AEM dan Spectrum dalam menghasilkan estimasi dan proyeksi HIV/AIDS di Indonesia. Beberapa asumsi tersebut adalah: 1. Jumlah populasi utama (WPS, Penasun, LSL, Waria, Pelanggan Penjaja Seks) dan pertumbuhan di tahun 2011-2016 2. Rata-rata tahun menjadi populasi kunci 3. Distribusi umur orang dengan infeksi menular seksual 4. Progresifitas HIV dan AIDS 5. Total fertility Rate pada populasi dengan HIV positif Selain itu, Kelompok Kerja juga menyepakati hasil penyesuaian beberapa parameter yang disesuaikan dalam proses validasi hasil estiamdi dan proyeksi dengan prevalensi HIV dari hasil surveilans seperti: 1. Tahun dimulai epidemi HIV secara umum maupun pada populasi Penasun dan LSL 2. Probabilitas infeksi baru HIV pada populasi Penasun melalui hubungan seks laki-laki dengan laki-laki dan laki-laki dan perempuan 3. Co-factor infeksi baru HIV akibat IMS dan sirkumsisi 4. Proporsi terkait Penasun 3.4. Proses Estimasi dan Proyeksi Kelompok Kerja membuat tiga modul AEM yaitu Modul 31 Provinsi, Tanah Papua (Provinsi Papua dan Papua Barat) dan Waria untuk menghasilkan estimasi dan proyeksi prevalensi HIV pada populasi usia 15-49 tahun di Indonesia tahun 2011-2016. Hal ini dilakukan karena keterbatasan modul AEM yang tidak bisa menampung lebih dari satu pemodelan dalam satu modul dan tidak tersedia ruang hitung untuk populasi waria. Proses estimasi dan proyeksi HIV/AIDS di Indonesia tahun 2011-2016 dimulai dengan memasukkan data pada modul AEM yang terdiri dari 6 lembar kerja, yaitu: 1. Lembar Kerja Populasi yang diisi dengan data demografi berupa rasio penduduk usia 15-49 tahun terhadap penduduk usia 15 tahun keatas dan jumlah penduduk usia 15 tahun keatas serta 15 tahun dari tahun 1975 sampai dengan 2032 yang dipisahkan menurut jenis kelamin. Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS di Indonesia Tahun 2011-2016
5
Data demografi dan sumber data lain yang digunakan untuk mengembangkan estimasi dan proyeksi HIV/AIDS di 31 provinsi dan Tanah Papua adalah: • Rasio penduduk usia 15-49 tahun terhadap penduduk usia 15 tahun keatas menggunakan rasio pada tahun 2011 dari hasil proyeksi penduduk Indonesia tahun 2005. • Jumlah penduduk laki-laki dan perempuan usia 15 tahun keatas diambil dari beberapa sumber seperti: - Sensus penduduk tahun 1980, 1990, 2000 dan 2010 - Survei Penduduk Antar Sensus tahun 1995 dan 2005 - Proyeksi penduduk tahun 2000 – 2025 - Perhitungan interpolasi jumlah penduduk tahun 1975-1980 (2,3%), 1980-1990 (1,97%) dan 1990-2000 (1,49%), sedangkan untuk estimasi jumlah penduduk tahun 2026-2032 menggunakan asumsi pertambahan populasi sebesar 1,3%. • Jumlah penduduk laki-laki dan perempuan usia 15 tahun tidak tersedia dari hasil survei diatas sehingga dihitung dengan cara menjumlahkan jumlah penduduk kelompok umur 10-14 tahun dan 15-19 tahun lalu dibagi 10. Asumsi yang digunakan adalah sebagian penduduk usia 15 tahun ada di kelompok umur 10-14 tahun dan sebagian lagi ada di kelompok umur 15-19 tahun serta distribusi penduduk pada kelompok umur 10-19 tahun sama rata. 2. Lembar Kerja Heteroseksual berisi data perilaku seksual dari populasi Wanita Pekerja Seks dan pelanggannya serta dari penduduk usia 15-49 tahun pada umumnya. Data ini digunakan sebagai asumsi untuk mengisi kesenjangan perilaku yang konservatif selama bertahun-tahun dengan mempertimbangkan data dari survei yang ada selama beberapa tahun (2007, 2009 dan 2011). Sumber data dan asumsi yang digunakan untuk mengisi lembar kerja heteroseksual AEM: • Proporsi WPS dan penduduk perempuan usia 15-49 tahun menggunakan data dari hasil estimasi WPS tahun 2012 (31 provinsi: 0,33% dan Tanah Papua: 0,55%). • Proporsi higher frequency menggunakan proporsi WPS Langsung dari jumlah WPS (31 provinsi dan Tanah Papua: 54%) dari hasil estimasi populasi WPS tahun 2012. • Proporsi higher frequency yang pindah menjadi lower frequency setiap tahun untuk 31 provinsi menggunakan hasil dari STBP tahun 2011 (9%), sedangkan untuk Tanah Papua menggunakan persentase dari nilai anggapan (default value berdasarkan kajian internasional: 1%) yang disediakan AEM karena tidak ada data untuk Tanah Papua. 6
Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS di Indonesia Tahun 2011-2016
• Rata-rata pelanggan per hari higher frequency menggunakan rata-rata pelanggan WPS Langsung dari hasil STBP 2011 (31 provinsi: 1.9 dan Tanah Papua: 1.1). Sedangkan untuk lower frequency menggunakan rata-rata pelanggan WPS Tidak Langsung dari survei sama (31 provinsi: 1,1, Tanah Papua: 0,34). • Hari kerja per minggu higher frequency menggunakan rata-rata kerja WPS Langsung dari hasi STBP 2011 (31 provinsi: 3,7 dan Tanah Papua: 5,6). Sedangkan untuk lower frequency menggunakan data-rata hari kerja WPS Tidak Langsung dari Surveil yang sama (31 provinsi: 4,1 dan Tanah Papua: 5,8). • Persentase penggunaan kondom di higher frequency diambil dari proporsi pemakaian kondom WPS Langsung pada hubungan seks komersial terakhir dari hasil STBP tahun 2011 (31 provinsi: 73% dan Tanah Papua: 66%). Sedangkan untuk % pemakaian kondom untuk lower frequency digunakan data yang sama untuk WPS Tidak Langsung (31 provinsi: 60% dan Tanah Papua: 56%). • Data rata-rata kerja sebagai WPS tidak tersedia di 31 provinsi maupun Tanah Papua. Oleh karena itu data tersebut dihitung dari data STBP 2011 dengan asumsi populasi WPS stabil dimana jumlah yang keluar sama dengan yang jumlah baru diperkirakan dengan cara sebagai berikut: - Persentase WPS Langsung yang bekerja kurang dari satu tahun adalah 34,29% untuk 31 provinsi dan 27,82% untuk Tanah Papua sehingga estimasi lama kerja sebagai WPS Langsung di 31 provinsi adalah 1/34,29%: 2.97 tahun dan di tanah Papua adalah 1/27,82%: 3,59 tahun. - Persentase WPS Tidak Langsung yang bekerja kurang dari satu tahun di 31 provinsi adalah 37,86% dan 51% untuk Tanah Papua sehingga estimasi lama kerja sebagai WPS Langsung di 31 provinsi adalah 1/37,86%: 2,64 tahun dan di Tanah Papua adalah 1/51%: 1,97 tahun. • Persentase WPS dengan Infeksi Menular Seksual pada AEM 31 provinsi diambil dari WPS yang terinfeksi Neisseria gonorrhoeae dan atau Chlamydia trachomatis pada STBP tahun 2011 (WPS Langsung: 37% dan WPS Tidak Langsung: 15%) sedangkan pada AEM Tanah Papua digunakan data dari survei yang sama di Tanah Papua (WPS Langsung: 26% dan WPS Tidak Langsung: 20%). • Persentase laki-laki usia 15-49 tahun yang membeli seks dalam 1 tahun terakhir menggunakan hasil STBP tahun 2011 (10%). Hasil ini digunakan untuk semua tahun dengan asumsi pertumbuhan jumlah Pelanggan WPS sama dengan pertumbuhan penduduk laki-laki usia 15-49 tahun. Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS di Indonesia Tahun 2011-2016
7
• Sama seperti lama kerja sebagai WPS, data sebelumnya pada laki-laki usia 15-49 tahun sebagai pelanggan WPS juga tidak tersedia dan dihitung dengan cara yang sama dari hasil STBP tahun 2011 • Persentase laki-laki usia 15-49 tahun yang disunat diasumsikan dari proporsi jumlah penduduk laki-laki 15-49 tahun yang beragama Islam. • Persentase laki-laki dan perempuan usia 15-49 tahun yang punya pasangan seks selain pasangan tetap dan seks komersial diasumsikan dari data SDKI 2007. • Tingkat pemakaian kondom dan jumlah hubungan seks dengan bukan pasangan tetap dan bukan seks komersial diasumsikan dari data: - Tingkat pemakaian kondom dan jumlah hubungan seks dengan bukan pasangan tetap dan bukan seks komersial menggunakan hasil STBP pada populasi pria berisiko tinggi di beberapa kota tahun 2011. - Data jumlah hubungan seks dengan pasangan seks tetap dalam satu minggu dan tingkat pemakaian kondomnya diambil dari data STBP tahun 2011. Sedangkan prevalensi IMS pada penduduk dewasa secara umum tidak tersedia di Indonesia. Oleh karena itu data ini dibuat dengan mengasumsikannya dari proporsi Pelanggan WPS dan kemungkinan mereka terinfeksi IMS dengan prevalensi IMS yang ada pada populasi WPS. 3. Lembar Kerja IDU hanya diisi pada estimasi dan proyeksi di 31 provinsi, sedangkan untuk Tanah Papua dikosongkan. Lembar kerja IDU berisi data perilaku berisiko Pengguna Napza Suntik (Penasun) sebagai berikut: • Proporsi penduduk laki-laki usia 15-49 tahun yang menjadi Penasun pada tahun 2011 (0.10%) diambil dari hasil estimasi populasi kunci yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan tahun 2012. Pertumbuhan jumlah Penasun diasumsikan sama dengan pertumbuhan penduduk laki-laki 1549 tahun sehingga proporsinya sama dengan tahun 2011. • Dengan menggunakan hasil STBP pada populasi Penasun tahun 2011, didapatkan hasil: Proporsi Penasun yang ada di jejaring berisiko tinggi: 36,4%, berbagi jarum: 13%, selalu berbagi jarum seminggu terakhir: 72%, rata-rata menyuntik per hari: 1,6, persentase yang membeli seks setahun terakhir: 24% dan tingkat konsistensi pemakaian kondom: 66%. Sedangkan rata-rata tahun menjadi Penasun dihitung dengan rumus yang sama untuk menghitung rata-rata tahun menjadi WPS. • Tidak seperti di beberapa negara Asia lainnya, proporsi WPS yang juga Penasun di Indonesia masih sangat kecil (WPS Langsung: 1%, WPS Tidak Langsung: 2%). Oleh karena itu perilaku risiko menyuntik sebagian 8
Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS di Indonesia Tahun 2011-2016
diasumsikan tidak memberi dampak besar pada epidemi dari populasi Penasun, sedangkan perilaku pemakaian kondom disamakan dengan populasi WPS secara umum. 4. Lembar Kerja MSM berisi data perilaku berisiko populasi homoseksual lakilaki. Seperti juga isian lembar kerja Heteroseksual dan IDU, data untuk isian lembar kerja MSM sebagian besar berasal dari STBP tahun 2011. Asumsi dan data yang digunakan adalah: • Estimasi proporsi penduduk laki-laki usia 15-49 tahun yang homoseksual adalah 0,6%. Data tersebut diambil dari hasil estimasi populasi LSL di Indonesia yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan tahun 2012. Asumsi pertumbuhan jumlah homoseksual setiap tahun juga disamakan dengan pertumbuhan penduduk laki-laki usia 15-49 tahun. • Umur pertama kali melakukan hubungan seks dihitung dengan cara dan asumsi yang sama dengan rata-rata tahun sebagai WPS. • Beberapa parameter perilaku yang diambil dari hasil STBP pada populasi homoseksual tahun 2011 dan disamakan untuk semua tahun adalah: - Persentase homoseksual yang melakukan anal seks 1 tahun terakhir: 73% - Rata-rata anal seks per minggu: 1 - Biseksual (punya pasangan seks perempuan): 10% - Persentase selalu menggunakan kondom pada seks anal seminggu terakhir: (LSL risiko tinggi: 54% dan LSL risiko rendah: 60%) - Persentase yang membeli seks dari pria pekerja seks: (LSL risiko tinggi: 19% dan LSL risiko rendah: 6%) - Persentase yang membeli seks dari wanita pekerja seks: 7% - Tingkat pemakaian kondom dengan pria pekerja seks: 62% - Persentase pria pekerja seks yang melakukan anal seks dalam 1 tahun terakhir: 82% - Persentase yang pernah mengalami gejala IMS: (LSL risiko tinggi: 24% dan LSL risiko rendah: 4,8%) - Tingkat pemakaian kondom dengan WPS: (LSL risiko tinggi 66% and LSL risiko rendah: 55%) • Sementara data tingkat pemakaian kondom homoseksual dengan WPS Langsung dan Tidak Langsung disamakan dengan data dari lembar kerja heteroseksual, sedangkan persentase homoseksual yang menjadi pekerja seks setiap tahunnya diambil dari data di tingkat regional (Asia Tenggara) karena data tersebut tidak tersedia di Indonesia.
Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS di Indonesia Tahun 2011-2016
9
5. Lembar Kerja Epidemik berisi data klinis terkait IMS dan HIV/AIDS. Ketersediaan data tersebut di Indonesia secara umum sangat terbatas dan sulit untuk diakses. Oleh karena itu data seperti distribusi IMS menurut kelompok umur dan probabilitas penularan dari ibu ke anak diambil dari negara lain di Asia Tenggara (Thailand) yang memiliki data tersebut. Sementara data fertilitas menurut kelompok umur menggunakan data SDKI dan data probabilitas penularan HIV dari populasi berisiko tinggi serta tahun dimulainya epidemi merupakan hasil proses penyesuaian pemodelan dengan data surveilans HIV. 6. Lembar kerja HIV Prevalens berisi data surveilans HIV dari beberapa populasi risiko tinggi di 31 provinsi dan Tanah Papua. Data-data tersebut berasal dari surveilans sentinel HIV yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan tempat-tempat layanan KTS serta STBP 2011. Data prevalensi HIV dari beberapa tempat sentinel untuk populasi WPS dirata-ratakan karena modul AEM hanya bisa menampung satu serial data untuk setiap populasi berisiko. Sedangkan data prevalensi HIV di beberapa populasi seperti homoseksual laki-laki dan penduduk usia 15-49 tahun tidak tersedia atau data yang tersedia tidak cukup untuk membuat tren prevalensi HIV. Data prevalensi HIV pada AEM digunakan sebagai acuan dalam penyesuaian hasil perhitungan dari data perilaku dan probabilitas infeksi serta progresifitas HIV/AIDS sehingga hasil pemodelan bisa lebih sesuai dengan keadaan di Indonesia. Oleh karena itu kualitas data surveilans HIV sangat penting untuk menentukan rentang ketidakpastian hasil estimasi dan proyeksi HIV/AIDS. Hasil stimasi AEM digunakan sebagai asupan data Spectrum untuk memproyeksikan konsekuensi dari angka estimasi prevalensi HIV. Dua modul dalam Spectrum digunakan, yaitu Demographic Projection (DemProj) dan AIDS Impact Model (AIM). DemProj memproyeksikan populasi berdasarkan umur dan jenis kelamin dan menunjukan indikator demografis lainnya sedangkan AIM menghitung jumlah orang yang terinfeksi HIV, kasus AIDS, kematian akibat AIDS, anak dengan HIV & AIDS, kebutuhan ART, kebutuhan PPIA dan akibat AIDS lainnya. Hubungan antara kedua alat bantu tersebut dijabarkan dalam bagan 1 di bawah ini:
10 Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS di Indonesia Tahun 2011-2016
Bagan 1. Alur Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS di Indonesia 2011-2016
Data Demografi Data Perilaku Data surveilans HIV Data dan Asumsi Epidemiologi lainnya
ASIAN EPIDEMIC MODEL
Estimasi Proyeksi Pravalensi Estimasi Proyeksi Populasi
SPECTRUM
Asumsi Epidemiology Estimasi Proyeksi - Infeksi Baru HIV - Kematian terkait HIV - Kebutuhan terapi ARV - Kebutuhan PPIA
Proyeksi demografis dalam Spectrum sebagian besar menggunakan data Proyeksi Penduduk Indonesia tahun 2000-2025 dari Badan Pusat Statistik. Berikut adalah sumber data untuk input demografis pada modul DemProj-Spectrum: • Data Demografi Menggunakan data yang sama dengan data demografi untuk modul AEM. • Angka harapan hidup, Total Fertility Rate dan Age Spesific Fertility Rate Menggunakan hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia dan Proyeksi Penduduk Indonesia tahun 2000-2025 serta tabel model hidup penduduk di kawasan Asia Tenggara yang sudah tersedia dalam modul DemProj-Spectrum. • Rasio jenis kelamin pada tiap kelahiran Menggunakan hasil perhitungan berdasarkan hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2003 dan 2007. • Migrasi International Menggunakan data dari buku proyeksi Penduduk Indonesia tahun 2000-2025, hasil Sensus Penduduk 1990 dan 2000 serta Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 1995 dan 2025.
Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS di Indonesia Tahun 2011-2016
11
Sedangkan data terkait dengan epidemiologi HIV dan AIDS untuk modul AEMSpectrum dijabarkan dari sumber data dan asumsi sebagai berikut: • Prevalensi HIV pada kelompok populasi orang dewasa (15-49 tahun) menggunakan luaran dari 3 modul AEM (Papua, Non Papua dan Waria) yang sudah dikompilasikan. • Tahun awal terjadinya epidemi menggunakan luaran dari modul AEM Non Papua. Hal ini dilakukan mengingat modul AEM Non-Papua berisi populasi berisiko tinggi yang lebih lengkap dan kedua model AEM lain serta merupakan penyesuaian dengan prevalensi HIV hasil surveilans dari beberapa populasi berisiko tinggi. • Progresifitas HIV menjadi AIDS membutuhkan ART dan ODHA yang meninggal karena tidak menerima ART mengikuti rekomendasi UNAIDS, yaitu menggunakan waktu median dari awal terjadinya infeksi hingga kematian akibat AIDS tanpa ART untuk orang dewasa diasumsikan 10 tahun (9,6 tahun untuk pria dan 10,4 tahun untuk wanita). Untuk anak diasumsikan waktu perkembangan menuju kematian lebih cepat. • Distribusi usia dengan HIV dan AIDS setiap tahun menggunakan angka yang disediakan oleh modul AEM-Spectrum untuk negara dengan tingkat epidemi HIV terkonsentrasi pada populasi tertentu. Sedangkan rasio jenis kelamin orang dengan HIV dan AIDS dihitung dari distribusi kasus AIDS yang dilaporkan. • Rasio Total Fertility Rate dari perempuan yang terinfeksi HIV dengan yang tidak terinfeksi menggunakan angka yang disediakan oleh modul Spectrum. • Jumlah ODHA yang menerima ART didapat dari hasil monitoring ART Subdit AIDS & PMS Kementerian Kesehatan tahun 2004-2011. Sedangkan cakupan ART tahun 2012-2016 dianggap sama dengan tahun 2011. • Perkiraan cakupan program PPIA diasumsikan sedang dan konservatif dengan persentase yang sama pada perempuan dan anak-anak yang menerima ART. Setelah semua data yang dibutuhkan oleh Spectrum di masukan, maka alat bantu tersebut menghitung secara otomatis estimasi indikator dampak epidemi HIV dan kemungkinan membuat proyeksi. Kelompok Kerja kemudian membandingkan hasil perhitungan modul Spectrum dengan hasil dari modul AEM serta laporan Estimasi Ukuran Populasi Kunci HIV tahun 2012. Ada beberapa perhitungan estimasi dan proyeksi dari modul Spectrum yang kemudian disepakati untuk tidak digunakan dalam laporan ini, seperti dampak epidemi HIV terhadap epidemi tuberculosis dan perhitungan anak yang kehilangan ibu dan atau ayah akibat kematian AIDS. Hal ini dilakukan mengingat cara perhitungan dalam modul Spectrum didasari oleh hasil penelitian dampak epidemi di Afrika dan belum tersedia data tersebut di Indonesia. 12 Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS di Indonesia Tahun 2011-2016
3.5. Estimasi Jumlah Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) Sebelumnya estimasi jumlah ODHA nasional dihitung dengan menggunakan metode esktrapolasi yang didasarkan pada estimasi jumlah populasi kunci HIV dan data prevalensi HIV terbaru dari STBP dan atau surveilans sentinel HIV Kemenkes. Metode ini cenderung mengestimasi jumlah ODHA dengan lebih rendah karena bergantung pada laki-laki risiko tinggi yang melaporkan bahwa mereka mereka telah membeli seks dan perempuan yang melaporkan bahwa mereka menjual seks dalam 12 bulan terakhir, sehingga sulit untuk mengukur mantan pelanggan dan mantan pekerja seks yang tidak melakukan transaksi 12 bulan terakhir sebelum survei dilakukan. Keterbatasan ini dapat diatasi oleh AEM yang mengunakan “fitting” kecenderungan jumlah ODHA untuk setiap populasi kunci dengan mempertimbangkan data spesifik untuk setiap negara dan kecenderungan pola epidemi untuk sejumlah besar negara di Asia dengan tingkat epidemi HIV terkonsentrasi. Metode ini mengimbangi risiko infeksi HIV dalam periode survei berurutan (dan bukan 12 bulan sebelumnya yang tercakup dalam sebagian besar survei, termasuk STBP 2011). Sebagai hasilnya, jumlah estimasi ODHA dari AEM dikoreksi untuk populasi risiko rendah yang tidak dilaporkan dalam STBP (yaitu orang yang tidak melaporkan perilaku berisiko selama 12 bulan sebelum survei). AEM menghasilkan estimasi jumlah ODHA tahun 2012 dengan menggunakan data input dari laporan estimasi ukuran populasi kunci HIV tahun 2012, tingkat dan kecenderungan prevalensi HIV pada populasi kunci, perilaku berisiko serta pencarian pelayanan kesehatan. Perangkat lunak AEM kemudian mencocokan sebuah garis kecenderungan ODHA untuk setiap populasi kunci yang konsisten dengan data input dari Indonesia dan evolusi epidemi HIV di negara-negara Asia. Garis kecenderungan yang didapat menghasilkan estimasi jumlah ODHA setiap tahun yang konsisten dengan semua data yang tersedia. Meskipun demikian, AEM tidak dapat memberikan estimasi jumlah ODHA di tingkat kabupaten/kota, sehingga metode ekstrapolasi konservatif digunakan untuk mengestimasi jumlah ODHA di tingkat kabupaten/kota. Untuk mengatasi estimasi yang terlalu rendah dari metode esktrapolasi, jumlah ODHA yang diestimasi kemudian disesuaikan dengan faktor koreksi. Faktor koreksi tersebut mempertimbangkan jumlah estimasi ODHA yang dihasilkan oleh AEM dan metode ekstrapolasi di tingkat nasional (yaitu total estimasi jumlah ODHA kabupaten/kota) untuk setiap populasi kunci. Dengan demikian, jumlah ODHA yang disesuaikan untuk setiap kabupaten/kota menjadi sebagai berikut: #PLHIV(adj) = PLHIV size(district)*[1+(PLHIV(AEM)-PLHIV(national))/PLHIV(national)] Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS di Indonesia Tahun 2011-2016
13
AEM juga memiliki sejumlah keterbatasan, yaitu, pertama, parameter AEM diturunkan dari nilai rerata dari beberapa negara Asia lainnya. Nilai parameter ini mungkin dapat atau tidak dapat mencerminkan situasi di Indonesia; Kedua, AEM tidak memiliki modul waria dalam perhitungannya. Untuk mengestimasi ODHA pada populasi ini, AEM menggunakan parameter lembar kerja heteroseksual (WPS). Oleh karena itu, hasil estimasi dan proyeksi dari lembar kerja waria perlu diinterpretasikan secara hati-hati. Selanjutnya AEM mensimulasikan populasi laki-laki risiko rendah (mantan pelanggan, mantan Penasun dan mantan LSL) dan populasi perempuan risiko rendah (mantan WPS, pasangan pelanggan dan Penasun, pasangan mantan pelanggan, pasangan mantan LSL dan pasangan mantan Penasun). Beberapa dari sub-populasi ini, yaitu mantan pelanggan, mantan Penasun, mantan LSL, mantan WPS, pasangan pelanggan, tidak dihitung dan diperdiksi dalam estimasi. Oleh karena itu, estimasi jumlah ODHA tidak dapat secara langsung dibandingkan dengan hasil AEM. Dengan demikian, hasil estimasi untuk populasi risiko rendah dipresentasikan berdasarkan sub-populasinya.
4. Hasil dan Diskusi 4.1. Modul AEM Dengan menggunakan asumsi ketersediaan data perilaku berisiko tertular dan menularkan HIV pada populasi utama (WPS, Pelanggan WPS, LSL, Penasun, Waria, Pelanggan Waria dan populasi risiko rendah) tahun 2011-2016 dan hasil STBP pada populasi umum Tanah Papua Tahun 2006 serta STBP pada Populasi Berisiko Tahun 2007, 2009 dan 2011, maka modul AEM memproyeksikan terjadinya peningkatan prevalensi HIV pada populasi usia 15-49 tahun dari 0.38% pada tahun 2011 menjadi 0.5% di tahun 2016 (Grafik 1). C Chart 1. Estimattes andProyeksi Projection of HIV Prevvalence among Grafik 1. Estimasi dan Prevalensi HIV pada Populasi Usia 15-49 Tahun di d 15-49 Years in P Population Age n Indonesia, Ye ears 2011-2016 Indonesia Tahun 2011-2016
Prevalensi HIV (%)
1 0.8 0.6 0.4
0.46
0.48
0.38 0
0.43
0.5
0.41
2011 2
2012 2
2013
2014
2015
016 20
0.2 0 Tahun
14 Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS di Indonesia Tahun 2011-2016
Selain estimasi dan proyeksi prevalensi HIV dari modul AEM didapatkan juga estimasi dan proyeksi jumlah ODHA menurut populasi berisiko. dimana jumlah ODHA di populasi Pengguna Alat Suntik (Penasun) mengalami penurunan dari 28.944 pada tahun 2011 menjadi 21.559 di tahun 2016. Sedangkan peningkatan jumlah ODHA terjadi pada populasi lainnya termasuk laki-laki risiko rendah dan wanita risiko rendah (Tabel 1). Tabel 1. Estimasi dan proyeksi Jumlah ODHA Menurut Populasi Kunci di Indonesia Tahun 2011-2016 Populasi Kunci
Jumlah ODHA 2011
2012
2013
2014
2015
2016
Wanita Pekerja Seks 10.512 10.616 10.717 10.893 11.091 11.309 Langsung (WPSL) Wanita Pekerja Seks Tidak 4.647 4.872 5.019 5.158 5.282 5.401 Langsung (WPSTL) Pelanggan WPS (Langsung 105.325 107.784 110.076 111.978 113.909 115.954 & Tidak Langsung) Laki-laki Seks Laki-laki 68.175 81.338 96.632 113.650 132.690 153.771 (LSL) Pengguna Napza Suntik (Penasun)
29.928
Waria Pelanggan Waria Laki-laki risiko rendah Perempuan risiko rendah
8.733 9.152 9.489 9.887 10.283 10.678 26.155 27.479 28.565 29.843 31.120 32.396 101.604 112.921 123.959 134.638 145.123 155.477 190.349 209.898 228.089 245.770 262.768 279.276
Total
545.428 591.823 638.643 686.319 735.256 785.821
27.763
26.097
24.502
22.990
21.559
Modul AEM juga memberikan estimasi dan proyeksi jumlah infeksi HIV baru menurut populasi berisiko, dimana secara signifikan terjadi peningkatan pada populasi laki-laki yang melakukan hubungan seks dengan laki-laki yaitu pada tahun 2011 sebesar 13.074 menjadi 28.640 di tahun 2016 (Tabel 2).
Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS di Indonesia Tahun 2011-2016
15
Tabel 2. Estimasi dan proyeksi Jumlah Infeksi HIV Baru Menurut Kelompok Populasi Kunci di Indonesia Tahun 2011-2016 Populasi Kunci
Jumlah Infeksi HIV Baru 2011
2012
2013
2014
2015
2016
3.715
3.791
3.846
3.899
3.958
4.026
1.478
1.504
1.522
1.542
1.563
1.589
14.201
14.494
14.837
15.207
15.599
16.016
14.532
16.883
19.499
22.352
25.412
28.640
Pengguna Napza Suntik (Penasun)
1.353
1.115
1.051
1.052
1.076
1.109
Waria Pelanggan Waria
1.170 4.169
1.209 4.331
1.249 4.497
1.289 4.663
1.329 4.828
1.368 4.993
Laki-laki risiko rendah
5.104
5.628
6.136
6.628
7.109
7.582
Perempuan risiko rendah
22.585
22.924
23.327
23.892
24.649
25.592
Total
68.307
71.879
75.964
80.524
85.523
90.915
Wanita Pekerja Seks Langsung (WPSL) Wanita Pekerja Seks Tidak Langsung (WPSTL) Pelanggan WPS (Langsung & Tidak Langsung) Laki-laki Seks Laki-laki (LSL)
4.2. Modul Spectrum Dengan menggunakan asupan data estimasi dan proyeksi prevalensi HIV pada populasi usia 15-49 tahun dari modul AEM, data program dan asumsi epidemiologi lainnya, modul spektrum memberikan hasil peningkatan estimasi jumlah total ODHA dari 545.428 pada tahun 2011 menjadi 785.821 pada tahun 2016. Grafik 2 memberikan gambaran hasil estimasi dan proyeksi jumlah infeksi baru HIV pada populasi dewasa sehingga dengan menggunakan proporsi infeksi baru dari modul AEM bisa diperkirakan jumlah infeksi baru setiap tahunnya. Ada peningkatan estimasi dan proyeksi jumlah infeksi baru HIV dari 68.307 pada tahun 2011 menjadi 90.915 di tahun 2016. Begitu juga dengan jumlah kematian terkait AIDS pada populasi dewasa tahun meningkat di tahun 2012-2016.
16 Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS di Indonesia Tahun 2011-2016
Grafik 2. Estimasi dan Proyeksi Jumlah ODHA, Kematian AIDS dan Infeksi HIV baru Dewasa Usia ≥ 15 Tahun di Indonesia Tahun 2011-2016 1000000
200000
545428
600000 400000 200000
591823
32848
90915
85523
80524
75964
29144
25484
22180
160000 120000
71879
68307
686319
638643
785821
735256
80000 36586
40349
Kematian AIDS & Infeksi HIV Baru
ODHA
800000
40000
0
0 2011
2012
2013
Kematian AIDS
2014 Tahun
2015
2016
Infeksi HIV Baru
ODHA
Grafik 3 menggambarkan kebutuhan ART untuk populasi usia 15-49 tahun yang meningkat dari 145.766 pada tahun 2011 menjadi 248.903 di tahun 2016. Sedangkan ODHA yang menerima ART diestimasikan sebesar 24.200 (16,60%) pada tahun 2011 meningkat 44.594 (18%) di tahun 2016. Kedua data proyeksi ini dapat digunakan lebih jauh sebagai dasar perencanaan penyediaan ART untuk tahun 2013-2016 dan mengukur cakupan layanan ART di tahun 2012. Grafik 3. Estimasi dan Proyeksi Jumlah ODHA dan Kebutuhan ART Dewasa Usia ≥ 15 Tahun di Indonesia Tahun 2011-2016 50
1000000
545428
591823
PLHIV
800000 400000 600000
545428 16.6
591823 17.01
638643
638643 17.29
785821
735256
40
50 686319 17.53
735256
785821
17.74
17.92
40
30
30 20
17.92 17.74 17.53 17.29 248903 17.01 16.6 228845 400000 20 208556 187937 166982 248903 10 200000 145766 228845 208556 187937 166982 200000 145766 10 44594 40597 36567 32501 44594 24408 24200 40597 36567 32501 24200 24408 0 0 0 0 2014 2011 2012 2013 2015 2016 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Tahun Tahun Year ODHA membutuhkan ART ODHA menerima ART PLHIV need ART PLHIV receiving ART PLHIV % receiving ART ODHA
% menerima % receiving ART ART
1000000 600000
686319
% menerima ART
ODHA
ODHA
800000
% menerima ART Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS di Indonesia Tahun 2011-2016
17
Sama halnya dengan populasi kelompok umur 15-49 tahun, estimasi dan proyeksi ODHA, infeksi baru HIV, kematian terkait AIDS dan kebutuhan ART pada anak juga terjadi peningkatan setiap tahun. Estimasi dan proyeksi jumlah ODHA pada anak meningkat pada tahun 2011 sebesar 14.446 menjadi 26.977 di tahun 2016. Sedangkan untuk Estimasi dan proyeksi ODHA pada anak berusia dibawah 15 tahun yang tertular HIV melalui ibu pada saat dilahirkan ataupun melalui pemberian air susu ibu yang positif mengalami peningkatan dari 3.987 pada tahun 2011 menjadi 5.565 di tahun 2016. Begitu pula estimasi dan proyeksi kematian anak karena AIDS mengalami peningkatan pada tahun 2011 sebesar 1.638 menjadi 2.746 di tahun 2016 (Grafik 4). Grafik 4. Estimasi dan Proyeksi Jumlah ODHA, Kematian AIDS dan Infeksi HIV baru Anak Usia 0-14 Tahun di Indonesia Tahun 2011-2016 30000
26977 21871
ODHA
20000
16844 14446 3987 1638
2077
1839
6000 4000
2746
2533
2310
5565
5318
5029
4713
4361
10000 5000
8000
19332
Kematian AIDS & Infeksi HIV Baru
25000
15000
10000
24435
2000
0
0 2011
2012
2013 Year
Kematian AIDS
2014
2015
Infeksi HIV baru
2016 ODHA
Kebutuhan ART untuk ODHA anak mengalami peningkatan dari 10.126 pada tahun 2011 menjadi 17.626 di tahun 2016. Sedangkan ODHA anak yang menerima ART diestimasikan sama tahun 2012-2016 yaitu sebesar 1.695 (Grafik 5). Grafik 5. Estimasi dan Proyeksi Jumlah ODHA dan Kebutuhan ART Anak Usia 0-14 Tahun di Indonesia Tahun 2011-2016 30000
26977
ODHA
20000 14446 10126 10000 5000
21871
Year
15.3 1549
40
19332
16844 11649 14.55
1695
13247 12.8 1695
14751 11.49 1695
16197
17626
30 20
10.46 1695
9.62 1695
% menerima ART
25000
15000
50
24435
10 0
0 2011
2012
ODHA membutuhkan ART
2013
2014
ODHA menerima ART
18 Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS di Indonesia Tahun 2011-2016
2015 ODHA
2016 % menerima ART
Data estimasi dan proyeksi epidemi HIV pada anak ini dapat digunakan oleh berbagai pihak sebagai dasar dalam perencanaan berbagai program terkait dengan pencegahan penularan HIV dari ibu ke bayi penyediaan berbagai layanan kesehatan terkait HIV dan AIDS untuk anak dan mengevaluasi cakupan dari program tersebut. Selain itu data ini juga sangat bermanfaat untuk kepentingan advokasi kepada pemangku kebijakan agar dapat meningkatkan komitmen dalam berbagai upaya penanggulangan HIV dan AIDS. Modul Spectrum juga dapat memproyeksikan terjadinya peningkatan prevalensi HIV pada ibu hamil dari 0,34% pada tahun 2011 menjadi 0,49% di tahun 2016 (Grafik 6). Grafik 6. Estimasi dan Proyeksi Prevalensi HIV pada Ibu Hamil di Indonesia Tahun 2011-2016
Prevalensi HIV (%)
1 0.8 0.6 0.4
0.34
0.38
0.41
2011
2012
2013
0.44
0.47
0.49
2014
2015
2016
0.2 0 T Tahun
Grafik 7 menggambarkan estimasi dan proyeksi ibu hamil positif HIV mengalami peningkatan pada tahun 2011 sebesar 14.194 menjadi 19.636 di tahun 2016. Kebutuhan layanan pencegahan penularan HIV dari ibu ke bayi dan bayi yang dilahirkan dengan HIV positif juga meningkat setiap tahun. Pada tahun 2011 diestimasikan kebutuhan PPIA sebesar 12.065 menjadi 16.691 di tahun 2016. Sedangkan ibu yang menerima layanan PPIA diestimasikan sebesar 890 (7,38%) pada tahun 2011 menjadi 1.688 (10,11%) di tahun 2016.
Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS di Indonesia Tahun 2011-2016
19
Grafik 7. Estimasi dan Proyeksi Kebutuhan Layanan PPIA di Indonesia Tahun 20112016
Ibu Hamil Positif HIV
25000 20000 15000 10000
7.95
7.38 14194
13189
14225
15136
15965
5000 890
1048
0 2011
8
16691
12065
2012
1208 2013
1368 2014
1528 2015
12 10
19636
18872
17807
16735
15517
9.57
9.04
8.49
10.11
6 4
1688
% menerima ART
30000
2 0
2016
Tahun Bumil Positif HIV Ibu menerima PPIA
Ibu membutuhkan PPIA % menerima PPIA
5. Keterbatasan Keterbatasan yang dihadapi pada estimasi dan proyeksi HIV/AIDS di Indonesia tahun 2011-2016 antara lain tidak tersedianya semua data yang diperlukan oleh alat bantu AEM dan Spectrum dan tidak tersedianya AEM untuk menggabungkan modul papua, non papua dan waria sehingga masih perlu dilakukan penggabungan pemodelan bagi ketiga modul tersebut diluar alat bantu AEM yang tersedia. Data terkait surveilans HIV di beberapa wilayah geografis utama dan kelompok populasi sangat terbatas sehingga ketersediaan data tersebut sangat diperlukan.
6. Kesimpulan Walaupun epidemi HIV di Indonesia biasanya dihubungkan dengan pengguna jarum suntik (Penasun) dan pekerja seks perempuan (WPS), ternyata situasi epidemi HIV dan AIDS telah berubah. Pada tahun-tahun mendatang, jumlah terbesar infeksi HIV baru akan terjadi di antara laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki (LSL), diikuti oleh perempuan pada populasi umum (perempuan risiko rendah), yang terdiri dari perempuan terinfeksi melalui berhubungan seks dengan pasangan yang terinfeksi serta wanita yang mereka sendiri mungkin telah terlibat dalam perilaku berisiko pada tahun sebelumnya dan mereka yang sebenarnya telah terinfeksi HIV dan baru dapat terdeteksi di kemudian hari. Jumlah infeksi yang cukup besar terjadi pada laki-laki yang merupakan pelanggan pekerja seks dan laki-laki populasi umum (laki-laki risiko rendah), yang terdiri dari lakilaki yang terinfeksi melalui hubungan seksual dengan istri-istri mereka ditambah dengan laki-laki yang berhubungan seks dengan WPS pada tahun sebelumnya. 20 Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS di Indonesia Tahun 2011-2016
7. Rekomendasi Pemanfaatan lebih lanjut dari estimasi dan proyeksi HIV/AIDS ini seperti perkiraan kebutuhan sumberdaya juga perlu dilakukan untuk melengkapi informasi bagi pemangku kebijakan sehingga dapat menentukan prioritas program dengan berbasis pada data. Selain itu pula diperlukan alat bantu estimasi dan proyeksi HIV/AIDS yang lebih spesifik untuk Indonesia seperti pada kelompok waria, sehingga dapat mengakomodasi keanekaragaman epidemi HIV di Indonesia. Hasil estimasi dan proyeksi HIV/AIDS ini berguna untuk memenuhi kebutuhan data surveilans HIV yang baik dan menilai M&E dan sistem surveilans rutin. Selain itu, hasil ini dapat digunakan sebagai model dan perubahan informasi untuk merevisi estimasi dan dampak setiap 2 tahun.
8. Daftar Pustaka Biro Pusat Statistik dan Departemen Kesehatan RI. 2004. Laporan Hasil Survei Surveilans Perilaku (SSP) 2002-2003 di Indonesia. Jakarta: s.n., 2004. Departemen Kesehatan RI. 2005. Laporan Hasil Penelitian Prevalensi Infeksi Saluran Reproduksi pada WPS, Indonesia Tahun 2005. Jakarta: Depkes, 2005. Departemen Kesehatan RI. 2005. Situasi Perilaku Berisiko Tertular HIV di Indonesia, Hasil SSP Tahun 2004-2005. Jakarta: s.n., 2005. Departemen Kesehatan RI. 2006. Pedoman Surveilans Sentinel HIV, Surveilans HIV Generasi Kedua. Jakarta: Depkes, 2006. Departemen Kesehatan RI. 2007. Laporan Nyata Survei Terpadu Biologis dan Perilaku Tahun 2007. Jakarta: Depkes, 2007. Departemen Kesehatan RI. 2008. Surveilans Terpadu Biologis dan Perilaku 2007. Direktorat Jenderal PP dan PL, 2008. Departemen Kesehatan RI. 2008. Pemodelan Matematika Epidemi HIV di Indonesia Tahun 2008-2014. Direktorat Jenderal PP dan PL, 2008. Departemen Kesehatan RI. 2009. Estimasi Populasi Dewasa Rawan Terinfeksi HIV 2009. Direktorat Jenderal PP dan PL, 2010. Departemen Kesehatan RI. 2009. Laporan Hasil Survei Prevalensi Infeksi Saluran Reproduksi pada wanita penjaja seks di Kupang, Samarinda, Pontianak, Yogyakarta, Timika, Makassar, dan Tangerang Tahun 2006-2007. Jakarta: Depkes, 2009. Kementerian Kesehatan RI. 2011. Laporan Hasil Surveilans Terpadu Biologis dan Perilaku Tahun 2009. Jakarta: Kemenkes, 2011. Kementerian Kesehatan RI. 2011. Laporan Hasil Surveilans Terpadu Biologis dan Perilaku Tahun 2011. Jakarta: Kemenkes, 2011. World Health Organization. 2011. Guidelines for Second Generation HIV Surveillance: an update: Know your epidemic. Geneva: WHO, 2011. Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS di Indonesia Tahun 2011-2016
21
9. Lampiran Lampiran 9.1. Estimasi dan Proyeksi Jumlah ODHA, Infeksi HIV Baru, Kematian AIDS dan Kebutuhan ART Dewasa & Anak di Indonesia Tahun 2011-2016 2011 ODHA Laki-laki 339.297 Perempuan 220.577 Total 559.894 Infeksi HIV Baru Laki-laki 41.383 Perempuan 30.911 Total 72.294 Kematian AIDS Laki-laki 16.288 Perempuan 7.610 Total 23.818 Kebutuhan ART Laki-laki 104.688 Perempuan 51.204 Total 155.892
2012
2013
2014
2015
2016
366.753 241.914 608.667
395.655 262.320 657.975
426.292 281.898 708.190
458.878 300.813 759.691
493.555 319.243 812.798
44.688 31.552 76.240
48.437 32.240 80.677
52.480 33.073 85.553
56.753 34.088 90.841
61.196 35.284 96.480
18.288 9.035 27.323
20.682 10.539 31.221
23.075 12.083 33.079
25.489 13.630 39.119
27.937 15.158 43.095
118.178 60.453 178.631
131.244 69.939 201.184
143.903 79.404 223.307
156.332 88.709 245.042
168.757 97.771 266.529
Lampiran 9.2. Estimasi dan Proyeksi Jumlah ODHA, Infeksi HIV Baru, Kematian AIDS dan Kebutuhan ART Dewasa Usia ≥ 15 Tahun di Indonesia Tahun 2011-2016 2011 ODHA Laki-laki 331.921 Perempuan 213.507 Total 545.428 Infeksi HIV Baru Laki-laki 39.342 Perempuan 28.965 Total 68.307 Kematian AIDS Laki-laki 15.452 Perempuan 6.808 Total 22.180 Kebutuhan ART Laki-laki 99.520 Perempuan 46.246 Total 145.766
2012
2013
2014
2015
2016
358.153 233.670 591.823
385.786 252.857 638.643
415.127 271.192 686.319
446.404 288.852 735.256
479.783 306.038 785.821
42.457 29.422 71.879
46.025 29.939 75.964
49.907 30.617 80.524
54.032 31.491 85.523
58.348 32.567 90.915
17.349 8.135 25.484
19.621 9.523 29.144
21.895 10.953 32.848
24.196 12.390 36.586
26.535 13.814 40.349
112.234 54.748 166.982
124.485 63.452 187.937
136.376 72.180 208.556
148.068 80.776 228.845
159.765 89.138 248.903
22 Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS di Indonesia Tahun 2011-2016
Lampiran 9.3. Estimasi dan Proyeksi Jumlah ODHA, Infeksi HIV Baru, Kematian AIDS dan Kebutuhan ART Anak Usia 0-14 Tahun di Indonesia Tahun 2011-2016 2011 ODHA Laki-laki 7.376 Perempuan 7.070 Total 14.466 Infeksi HIV Baru Laki-laki 2.041 Perempuan 1.946 Total 3.987 Kematian AIDS Laki-laki 836 Perempuan 802 Total 1.638 Kebutuhan ART Laki-laki 5.168 Perempuan 4.958 Total 10.126
2012
2013
2014
2015
2016
8.600 8.244 16.844
9.869 9.463 19.332
11.165 10.706 21.871
12.474 11.961 24.435
13.772 13.205 26.977
2.231 2.130 4.361
2.412 2.301 4.713
2.573 2.456 5.029
2.721 2.597 5.318
2.848 2.717 5.565
939 900 1.839
1.061 1.016 2.077
1.180 1.130 2.310
1.293 1.240 2.533
1.402 1.344 2.746
5.944 5.705 11.649
6.759 6.487 13.247
7.527 7.224 14.751
8.264 7.933 16.197
8.992 8.633 17.626
Lampiran 9.4. Perbandingan Ketepatan Hasil AEM dan Spectrum di 31 Provinsi Tahun 1980-2016
ODHA
Infeksi HIV Baru
Kematian AIDS
Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS di Indonesia Tahun 2011-2016
23
Lampiran 9.5. Perbandingan Ketepatan Hasil AEM dan Spectrum di Tanah Papua Tahun 1980-2016
Infeksi HIV Baru
ODHA
Kematian AIDS
Lampiran 9.6. ODHA Populasi Dewasa usia ≥ 15 Tahun di 31 Provinsi Tahun 2000-2025
Waria Pelanggan Waria LSL WPS Pelanggan WPS Penasun Laki-laki Risiko rendah Perempuan Risiko rendah
24 Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS di Indonesia Tahun 2011-2016
Lampiran 9.7. ODHA Populasi Dewasa usia ≥ 15 Tahun di Tanah Papua Tahun 2000-2025
WPS Pelanggan WPS Laki-laki Risiko rendah Perempuan Risiko rendah
Lampiran 9.8. Infeksi HIV Baru Populasi Dewasa Usia ≥ 15 Tahun Menurut Cara Penularan di 31 Provinsi Tahun 1990-2025
Seks Waria Seks LSL Seks Pekerja Seks Berbagi jarum suntik Seks Tanpa Imbalan IstriSuami SuamiIstri
Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS di Indonesia Tahun 2011-2016
25
Lampiran 9.9 Infeksi HIV Baru Populasi Dewasa Usia ≥ 15 Tahun Menurut Cara Penularan di Tanah Papua Tahun 1990-2025
Seks Pekerja Seks Seks Tanpa Imbalan IstriSuami SuamiIstri
Lampiran 9.10. Proporsi Infeksi HIV Baru Menurut Rute Penularan di 31 Provinsi
Seks Waria Seks LSL Berbagi jarum suntik Seks Pekerja Seks Seks Tanpa Imbalan IstriSuami SuamiIstri
26 Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS di Indonesia Tahun 2011-2016
Lampiran 9.11. Proporsi Infeksi HIV Baru Menurut Rute Penularan di Tanah Papua
Seks Pekerja Seks Seks Tanpa Imbalan IstriSuami SuamiIstri
Lampiran 9.12. Prevalensi HIV Populasi Dewasa Usia 15-49 Tahun di 31 Provinsi Tahun 1995-2025
Tahun 2011
Laki-laki 15-49 tahun Total 15-49 tahun Perempuan 15-49 tahun
Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS di Indonesia Tahun 2011-2016
27
Lampiran 9.13. Prevalensi HIV Populasi Dewasa Usia 15-49 Tahun di Tanah Papua Tahun 1995-2025
Tahun 2011 Laki-laki 15-49 tahun Total 15-49 tahun Perempuan 15-49 tahun
Lampiran 9.14. Hasil Analisis AEM Pada 31 Provinsi Untuk Jumlah PLHIV Dengan Perbandingan Skenario Cakupan Program Pencegahan
Baselline: Non Papua Intervensi 1: Non Papua_WPS80% Intervensi 2: Non Papua_Penasun80% Intervensi 3: Non Papua_LSL80% Intervensi 4: Non Papua_WPS80%+LSL80% Intervensi 5: Non Papua_WPS80%+LSL80%+ Penasun80%
28 Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS di Indonesia Tahun 2011-2016
Lampiran 9.15. Hasil Analisis AEM Pada Tanah Papua Untuk Jumlah PLHIV Dengan Perbandingan Skenario Cakupan Program Pencegahan Baselline: Tanah Papua Intervensi 1: TanahPapua_WPS80% Intervensi 2: TanahPapua_WPS80%+Casuall Condom 50%+Penurunan IMS 20% Intervensi 3: 0 Intervensi 4: 0 Intervensi 5: 0
Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS di Indonesia Tahun 2011-2016
29
Lampiran 9.19. Estimasi ODHA Menurut Provinsi di Indonesia Tahun 2012 Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) WPS Tidak Langsung
Pelanggan WPS Tidak Langsung
2.177
12
15
151
1.005
96
164
3.046 4.393 791 1.392 1.397 1.195 1.988
264 81 251 173 31 18 14
591 91 417 200 113 19 15
399 195 351 380 167 86 80
1.403 1.294 2.433 2.001 1.076 570 491
877 102 226 105 135 43 153
82
12
8
30
110
456 6.822 6.016 14.688 846 5.660 5.196 949 609 964 1.098 543 1.671 7.636 3.937 999 3.033 1.099 539 256 787 430 235 407
3 1.957 166 129 40 227 98 491 147 200 16 79 45 20 79 10 118 21 5 4 21 8 35 96
2 5.070 225 335 86 445 122 278 232 284 16 87 63 33 69 11 160 21 6 5 7 11 106 196
83 1.768 1.475 1.397 102 1.060 265 592 114 376 99 67 75 100 41 68 159 63 34 24 166 37 177 435
NATIONAL 81.338
4.872
9.341
10.616
No
Provinsi
1
NANGGROE ACEH DARUSSALAM SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT RIAU JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT JAWA TENGAH DI YOGYAKARTA JAWA TIMUR BANTEN BALI NUSA TENGGARA BARAT NUSA TENGGARA TIMUR KALIMANTAN BARAT KALIMANTAN TENGAH KALIMANTAN SELATAN KALIMANTAN TIMUR SULAWESI UTARA SULAWESI TENGAH SULAWESI SELATAN SULAWESI TENGGARA GORONTALO SULAWESI BARAT MALUKU MALUKU UTARA PAPUA BARAT PAPUA
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
LSL
Laki-laki risiko rendah
Perempuan risiko rendah
865
1.287
2.021
2.294 173 539 179 538 73 198
1.471 552 350 309 607 282 205
2.775 1.847 1.510 1.297 1.157 638 830
7.890 3.272 6.885 6.729 2.403 1.263 1.161
38
65
193
161
509
551 20.433 13.296 8.649 591 9.726 837 6.966 1.339 2.259 657 443 1.090 1.609 78 453 1.929 421 224 159 1.412 247 5.147 9.543
294 779 1.016 1.221 47 1.546 162 397 126 105 65 50 70 160 119 67 558 50 41 31 42 57 76 300
704 2.423 1.923 3.897 83 8.985 185 1.057 215 146 182 85 119 365 255 115 1.333 85 70 53 55 97 223 602
188 4.585 4.532 1.453 122 5.067 527 706 309 509 476 319 447 451 452 299 1.464 408 29 114 279 191 0 1
620 13.135 8.643 8.576 524 9.482 1.905 3.388 899 1.380 750 473 1.032 2.764 1.287 566 2.493 614 251 184 819 307 13.900 27.429
1.085 35.947 19.357 19.259 1.639 15.124 4.601 11.317 2.611 6.894 1.405 1.615 1.274 1.285 1.336 959 2.882 1.002 478 340 2.217 548 12.742 31.846
98.443
9.152
27.479
27.763
112.921
209.898
Pelanggan
WPS Pelanggan WPS Waria Waria Penasun Langsung Langsung
30 Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS di Indonesia Tahun 2011-2016
Lampiran 9.20. Estimasi ODHA Menurut Kabupaten/Kota di Indonesia Tahun 2012 NANGGROE ACEH DARUSSALAM Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) No
Provinsi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
SEMEULUE ACEH SINGKIL ACEH SELATAN ACEH TENGGARA ACEH TIMUR ACEH TENGAH ACEH BARAT ACEH BESAR PIDIE BIREUN
11 12 13 14 15 16 17 19 20 21 22 23
ACEH UTARA ACEH BARAT DAYA GAYO LUES ACEH TAMIANG NAGAN RAYA ACEH JAYA BENER MERIAH KOTA BANDA ACEH KOTA SABANG KOTA LANGSA KOTA LHOKSEUMAWE KOTA SUBULUSSALAM TOTAL
LSL
WPS Tidak Langsung
11 40 72 40 75 53 43 103 43
0 0 1 0 1 1 1 0 1
88 108 66 22 117 16 32 46 400 176 243 315 48 2.177
Pelanggan WPS WPS Tidak Langsung Langsung
Pelanggan WPS Langsung
Waria
Pelanggan Waria
Penasun
Laki-laki risiko rendah
Perempuan risiko rendah
22 34 37 25 28 39 37 45 57
56 44 44 43 63 58 72 61 37
241 102 65 119 178 162 253 94 14
2 1 1 1 1 1
18 8 4 9 13 12 19 7 1
123 52 27 61 88 79 127 47 6
2 4 4 4 4 2 4 4 3
3 8 7 6 7 3 6 6 6
0
-
13
85
7
12
55
78
165
1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 12
1 1 1 1 1 1 1 1 15
3 1 5 1 4 2 3 3 7 2 10 0 151
18 5 30 5 24 13 23 20 47 16 64 3 1.005
3 2 3 2 4 3 1 19 9 2 6 2 96
5 3 5 3 6 6 1 33 14 4 10 4 164
108 31 23 53 18 25 37 58 21 55 4 26 865
77 31 27 52 22 24 34 141 73 88 106 24 1.287
36 14 60 13 52 29 44 42 90 34 128 5 2.021
SUMATERA UTARA Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) No
Provinsi
24 25 26 27 28 29 31 32 33
NIAS MANDAILING NATAL TAPANULI SELATAN TAPANULI TENGAH TAPANULI UTARA TOBA SAMOSIR ASAHAN SIMALUNGUN DAIRI
34 35
KARO DELI SERDANG
LSL
WPS Pelanggan WPS WPS Tidak Tidak Langsung Langsung Langsung
Pelanggan WPS Langsung
Waria
Pelanggan Waria
Penasun
Laki-laki risiko rendah
Perempuan risiko rendah
2 6 5 7 3 2 14 22
6 22 18 24 12 5 49 78
9 11 12 15 9 7 27 20
22 29 32 39 24 18 71 53
19 33 20 29 33 34 95 32
19 42 34 51 37 30 119 70
47 119 107 141 75 41 275 409
2 38 29 60 37 31 141 17
2 4 4 5 3 2 10 11
5 8 9 12 7 5 21 25
35
4
10
4
15
12
31
24
37
98
70 32
6 10
12 21
10 11
37 39
17 76
44 198
32 75
61 123
193 236
Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS di Indonesia Tahun 2011-2016
31
Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) No 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 52 53 54 55 56
Provinsi NIAS SELATAN HUMBANG HASUNDUTAN PAKPAK BHARAT SAMOSIR SERDANG BEDAGAI BATU BARA PADANG LAWAS UTARA PADANG LAWAS LABUHAN BATU SELATAN LABUHAN BATU UTARA NIAS UTARA NIAS BARAT KOTA SIBOLGA KOTA TANJUNG BALAI KOTA TEBING TINGGI KOTA MEDAN KOTA BINJAI KOTA PADANGSIDIMPUAN
KOTA GUNUNGSITOLI TOTAL
LSL
WPS Pelanggan WPS WPS Tidak Tidak Langsung Langsung Langsung
Pelanggan WPS Langsung
Waria
Pelanggan Waria
Penasun
Laki-laki risiko rendah
Perempuan risiko rendah
20
3
7
5
17
11
29
15
29
95
25
3
7
2
8
10
25
20
28
58
16 24 80 88 12 16
2 4 8 10 3 3
4 8 17 21 7 7
1 3 16 14 3 4
3 10 55 49 12 15
8 14 20 26 11 11
21 37 51 68 29 29
19 24 35 29 19 21
20 33 76 80 27 30
29 71 291 282 77 89
57
10
21
12
43
30
78
19
70
256
71 2 1 264 244 246 572 292 119 13 3.046
13 3 2 17 5 9 41 16 8 4 264
28 6 5 38 10 19 94 35 17 8 591
25 2 1 14 18 15 52 38 10 3 399
89 8 5 48 63 54 189 133 35 11 1.403
41 8 8 60 4 38 203 32 19 14 877
107 21 21 157 10 100 532 84 49 36 2.294
31 19 19 32 24 78 188 59 39 27 1.471
107 20 18 160 99 150 489 181 79 32 2.775
467 57 39 349 291 291 1.105 665 207 77 7.890
SUMATERA BARAT Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) No 57 58 59 60 61 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75
Provinsi KEPULAUAN MENTAWAI PESISIR SELATAN SOLOK SAWAHLUNTO/ SIJUNJUNG TANAH DATAR AGAM LIMA PULUH KOTA PASAMAN SOLOK SELATAN DHARMAS RAYA PASAMAN BARAT KOTA PADANG KOTA SOLOK KOTA SAWAH LUNTO KOTA PADANG PANJANG KOTA BUKITTINGGI KOTA PAYAKUMBUH KOTA PARIAMAN TOTAL
Laki-laki Perempuan risiko risiko rendah rendah 57 282 76 305 42 112
WPS Tidak Langsung
Pelanggan WPS Tidak Langsung
WPS Langsung
Pelanggan WPS Langsung
Waria
Pelanggan Waria
Penasun
10 75 61
5 5 2
6 6 3
18 20 7
120 130 47
5 4 4
9 7 7
19 18 18
37
2
2
10
64
2
4
34
47
143
56 77 60 45 27 39 68 704 768 221 726 705 395 256 4.393
3 22 2 2 3 2 2 2 2 2 3 13 5 1 81
3 24 2 2 3 2 2 2 2 3 4 15 5 1 91
10 28 7 7 7 9 6 5 3 9 0 15 12 12 195
67 189 47 48 48 61 42 32 22 59 3 100 82 81 1.294
3 3 3 3 2 10 19 8 5 15 7 4 2 102
5 5 5 5 4 17 32 14 9 25 12 7 3 173
18 18 18 18 18 18 18 66 26 34 33 115 9 32 552
47 102 41 38 33 39 46 223 213 92 204 263 134 106 1.847
154 577 107 113 118 138 99 74 58 136 37 320 206 169 3.272
LSL
32 Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS di Indonesia Tahun 2011-2016
RIAU Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) No
Provinsi
WPS Tidak Langsung
LSL
Pelanggan WPS Tidak Langsung
WPS Langsung
Pelanggan WPS Langsung
Waria
Pelanggan Waria
Penasun
Laki-laki risiko rendah
Perempuan risiko rendah
275
76
KUANTAN SINGINGI
56
5
7
18
127
2
4
38
77
77
INDRAGIRI HULU
57
6
10
10
67
20
49
33
70
183
78
INDRAGIRI HILIR
6
28
48
64
440
42
101
26
217
1.085
79
PELALAWAN
4
10
17
23
159
9
20
23
79
391
80
SIAK
66
14
22
14
100
22
52
24
86
313
81
KAMPAR
21
7
12
16
112
5
12
1
53
278
82
ROKAN HULU
74
14
23
19
134
22
53
24
100
378
83
BENGKALIS
25
29
49
49
337
8
20
32
160
900
84
ROKAN HILIR
17
31
52
40
277
29
70
32
156
808
85
KEPULAUAN MERANTI
34
5
7
8
53
2
4
27
41
141
86
KOTA PEKANBARU
240
73
123
59
410
56
133
62
314
1.459
87
KOTA DUMAI
TOTAL
192
29
48
31
216
9
22
28
158
674
791
251
417
351
2.433
226
539
350
1.510
6.885
Perempuan risiko rendah
JAMBI Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) No
Provinsi
LSL
Pelanggan WPS WPS WPS Tidak Tidak Langsung Langsung Langsung
Pelanggan WPS Langsung
Waria
Pelanggan Waria
Penasun
Laki-laki risiko rendah
88
KERINCI
183
38
43
28
145
4
7
25
123
749
89
BANGKO
129
58
65
230
1.187
5
8
25
483
3.638
90
SAROLANGUN
69
14
15
33
169
6
11
22
93
567
91
BATANGHARI
29
7
8
3
13
6
10
25
28
102
92
MUARO JAMBI
18
10
11
5
24
3
5
22
27
160
93
TANJUNG JABUNG TIMUR
104
17
19
13
68
6
10
18
67
345
94
TANJUNG JABUNG BARAT
18
26
29
35
182
11
20
21
93
728
95
TEBO
99
0
2
8
51
7
12
19
54
107
96
BUNGO
37
0
1
6
39
15
26
32
44
77
97
KOTA JAMBI
695
1
4
13
86
21
36
50
237
180
98
KOTA SUNGAI PENUH
TOTAL
11
0
2
6
37
21
35
49
48
76
1.392
173
200
380
2.001
105
179
309
1.297
6.729
SUMATERA SELATAN Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) No
99
Provinsi
OGAN KOMERING ULU (OKU)
100 OGAN KOMERING ILIR (OKI) 101 MUARA ENIM (ME) 102 LAHAT
LSL
Pelanggan WPS WPS WPS Tidak Tidak Langsung Langsung Langsung
Pelanggan WPS Langsung
Waria
Pelanggan Waria
Penasun
Laki-laki risiko rendah
Perempuan risiko rendah
67
0
1
13
85
0
0
5
49
175
50 94 42
1 1 0
3 3 1
11 3 6
71 18 36
0 6 4
1 12 8
21 34 53
47 48 47
147 39 71
Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS di Indonesia Tahun 2011-2016
33
Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) No
Provinsi
104 MUSI BANYUASIN (MUBA) 105 BANYUASIN (BA) 106 OGAN KOMERING ULU SELATAN (OKUS) 107 OGAN KOMERING ULU TIMUR (OKUT) 108 OGAN ILIR 109 EMPAT LAWANG 110 KOTA PALEMBANG 111 KOTA PRABUMULIH 112 KOTA PAGARA ALAM 113 KOTA LUBUK LINGGAU TOTAL
LSL
Pelanggan WPS WPS WPS Tidak Tidak Langsung Langsung Langsung
Pelanggan WPS Langsung
Waria
Pelanggan Waria
Penasun
Laki-laki risiko rendah
Perempuan risiko rendah
60
0
1
11
71
7
14
26
56
143
74
0
1
5
30
14
26
24
48
61
32
22
87
75
481
4
8
30
221
1.158
69
1
3
7
46
8
16
35
53
98
44 32 373 142 72 191 1.397
1 1 2 0 1 1 31
4 4 2 1 1 113
2 4 8 2 6 3 167
16 23 52 11 37 23 1.076
5 4 63 6 3 4 135
10 7 399 11 5 7 538
50 21 147 36 25 95 607
40 28 281 57 42 94 1.157
39 55 108 23 82 46 2.403
BENGKULU Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) No
114 115 116 117 118 119 120 121 122 123
Provinsi
BENGKULU SELATAN REJANG LEBONG BENGKULU UTARA KAUR SELUMA MUKOMUKO LEBONG KEPAHYANG BENGKULU TENGAH KOTA BENGKULU TOTAL
LSL 71 154 74 40 45 60 39 76 24 614 1.195
Pelanggan WPS WPS Tidak Tidak Langsung Langsung
1 1 1 1 1 1 2 0 8 2 18
1 1 1 1 1 1 2 9 2 19
WPS Langsung
Pelanggan WPS Langsung
Waria
Pelanggan Waria
Penasun
Laki-laki risiko rendah
Perempuan risiko rendah
3 8 6 5 3 4 9 11 26 9 86
23 53 37 35 23 28 60 75 174 62 570
5 4 5 4 4 6 6 3 4 3 43
8 6 9 6 7 10 10 5 6 5 73
37 40 7 22 19 30 24 23 18 60 282
43 74 38 33 29 40 44 56 80 200 638
53 113 82 75 52 58 132 145 417 135 1.263
Pelanggan Penasun Waria
Laki-laki risiko rendah
Perempuan risiko rendah
38 58 46 47 61
53 214 126 155 185
LAMPUNG Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) No 124 125 126 127 128
Provinsi LAMPUNG BARAT TANGGAMUS LAMPUNG SELATAN LAMPUNG TIMUR LAMPUNG TENGAH
LSL 66 53 63 64 80
WPS Pelanggan WPS Tidak Tidak Langsung Langsung
1 1 1 1 1
1 1 1 1 2
WPS Langsung
Pelanggan WPS Langsung
Waria
3 16 9 11 13
23 107 58 75 89
10 12 15 5 15
34 Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS di Indonesia Tahun 2011-2016
12 15 19 7 20
21 3 3 5 4
Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) No
130 131 132 133 134 135 136
Provinsi
WAY KANAN TULANG BAWANG PESAWARAN PRINGSEWU MESUJI TULANG BAWANG BARAT KOTA BANDAR LAMPUNG
137 KOTA METRO TOTAL
WPS Pelanggan WPS Tidak Tidak Langsung Langsung
LSL
WPS Langsung
Pelanggan WPS Langsung
Waria
Pelanggan Penasun Waria
Laki-laki risiko rendah
Perempuan risiko rendah
31 81 21 63 36 98
1 1 1 1 1 2
1 1 1 1 1 1
9 1 1 2 2 3
60 5 3 9 7 11
10 15 5 15 3 2
13 20 6 19 4 3
25 4 20 25 18 19
43 32 17 37 20 38
124 27 15 41 33 57
631
1
1
2
6
32
41
35
189
29
624 1.988
1 14
1 15
2 80
7 491
5 153
6 198
3 205
161 830
33 1.161
Pelanggan Penasun Waria
Laki-laki risiko rendah
Perempuan risiko rendah
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) No
Provinsi
WPS Pelanggan WPS Tidak Tidak Langsung Langsung
LSL
WPS Langsung
Pelanggan WPS Langsung
Waria
138 139 140 141 142 143
BANGKA BELITUNG BANGKA BARAT BANGKA TENGAH BANGKA SELATAN BELITUNG TIMUR
14 11 6 4 13 6
2 0 1 0 2 6
1 1 1 5
4 1 2 1 0 21
16 3 6 3 1 79
7 5 5 4 3 4
12 8 8 6 5 6
5 21 22 24 18 20
17 14 16 13 13 41
74 13 30 13 22 348
144
KOTA PANGKALPINANG
29
0
-
1
3
11
19
83
47
10
TOTAL
82
12
8
30
110
38
65
193
161
509
KEPULAUAN RIAU Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) No
Provinsi
Pelanggan WPS WPS Tidak Tidak Langsung Langsung
LSL
WPS Langsung
Pelanggan WPS Langsung
Waria
Pelanggan Penasun Waria
Laki-laki Perempuan risiko risiko rendah rendah
145
KARIMUN
41
0
-
17
112
50
119
23
99
217
146
BINTAN
41
0
-
8
55
30
72
26
64
108
147
NATUNA
6
0
-
9
61
11
25
19
39
121
149
ANAMBAS
3
0
-
15
99
11
26
19
51
192
150
KOTA BATAM
232
0
-
14
94
66
157
49
163
181
151
KOTA TANJUNGPINANG
118
2
2
14
94
113
270
30
167
195
456
3
2
83
551
294
704
188
620
1.085
TOTAL
Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS di Indonesia Tahun 2011-2016
35
DKI JAKARTA Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) No
Provinsi
152 KEPULAUAN SERIBU 153 KOTA JAKARTA SELATAN 154 KOTA JAKARTA TIMUR 155 KOTA JAKARTA PUSAT 156 KOTA JAKARTA BARAT 157 KOTA JAKARTA UTARA TOTAL
WPS Tidak Langsung
Pelanggan WPS Tidak Langsung
WPS Langsung
Pelanggan WPS Langsung
Waria
206
252
653
167
1.931
3
11
33
972
4.030
1.802
266
689
575
6.647
189
589
905
3.547
8.356
825 1.637 1.549 802 6.822
337 664 436 2 1.957
872 1.719 1.131 6 5.070
375 400 246 5 1.768
4.335 4.624 2.840 56 20.433
160 59 163 204 779
497 184 508 634 2.423
745 1.378 963 561 4.585
2.469 3.208 2.303 636 13.135
6.926 10.121 6.473 43 35.947
LSL
Pelanggan Penasun Waria
Laki-laki Perempuan risiko risiko rendah rendah
JAWA BARAT Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) No
Provinsi
158 159 160 161 162 163 164 165 166 167
BOGOR SUKABUMI CIANJUR BANDUNG GARUT TASIKMALAYA CIAMIS KUNINGAN CIREBON MAJALENGKA
168 169 170 171 172 173 174 175 176 178 179 180 181 182 183
SUMEDANG INDRAMAYU SUBANG PURWAKARTA KARAWANG BEKASI BANDUNG BARAT KOTA BOGOR KOTA SUKABUMI KOTA CIREBON KOTA BEKASI KOTA DEPOK KOTA CIMAHI KOTA TASIKMALAYA KOTA BANJAR TOTAL
WPS Tidak Langsung
Pelanggan WPS Tidak Langsung
WPS Langsung
Pelanggan WPS Langsung
Waria
441 221 208 315 242 163 154 114 242
11 5 5 7 5 3 3 3 20
15 6 6 9 7 4 4 3 26
134 63 54 94 54 38 34 22 110
1.129 531 456 790 456 320 287 185 924
154 31 31 44 29 19 21 14 27
246 50 49 71 47 31 34 22 43
134
3
3
26
215
14
120 248 108 65 53 276 187 623 206 107 210 402 190 158 146 6.016
3 21 7 8 9 4 4 5 3 8 9 8 2 2 1 166
4 28 9 10 12 3 6 7 4 11 12 11 3 3 1 225
29 116 34 17 50 74 44 57 12 47 39 92 41 19 3 1.475
246 981 288 141 422 182 367 482 105 395 331 776 344 157 28 13.296
19 55 23 10 39 24 26 76 25 19 100 74 46 10 7 1.016
LSL
36 Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS di Indonesia Tahun 2011-2016
Laki-laki risiko rendah
Perempuan risiko rendah
348 54 71 36 88 44 43 79 390
736 282 259 399 273 182 170 133 558
1.746 822 711 1.222 714 497 449 292 1.526
23
78
148
336
30 88 37 16 63 36 41 122 40 30 160 118 73 16 11 1.923
70 73 185 60 114 66 49 84 71 22 1.368 317 39 158 26 4.532
156 477 215 98 232 172 211 404 131 189 753 541 211 161 60 8.643
388 1.639 477 277 700 1.079 577 754 178 660 500 1.200 522 241 46 19.357
Pelanggan Penasun Waria
JAWA TENGAH Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) No
Provinsi
184 185 186 187 188 190 191 192 193
CILACAP BANYUMAS PURBALINGGA BANJARNEGARA KEBUMEN WONOSOBO MAGELANG BOYOLALI KLATEN
194 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205 206 207 208 209 212 213 214 215 216 217 218
SUKOHARJO WONOGIRI KARANGANYAR SRAGEN GROBOGAN BLORA REMBANG PATI KUDUS JEPARA DEMAK SEMARANG TEMANGGUNG KENDAL BATANG PEKALONGAN BREBES KOTA MAGELANG KOTA SURAKARTA KOTA SALATIGA KOTA SEMARANG KOTA PEKALONGAN KOTA TEGAL TOTAL
WPS Tidak Langsung
Pelanggan WPS Tidak Langsung
WPS Langsung
Pelanggan WPS Langsung
Waria
Pelanggan Waria
Penasun
Laki-laki risiko rendah
Perempuan risiko rendah
2 4 1 2 2 11 3 2
5 10 4 5 5 28 8 5
28 36 26 31 34 106 47 29
172 226 163 191 209 656 293 179
87 12 22 25 29 26 33 28
261 38 65 74 86 80 100 85
14 19 30 55 32 39 56 34
230 172 185 209 221 374 292 225
378 509 353 414 453 1.472 640 393
547
2
5
24
151
24
71
50
232
332
580 389 435 489 542 343 293 515 234 365 403 62 328 62 113 272 775 246 853 363 954 252 582 14.688
2 2 2 3 2 2 2 1 2 2 2 5 1 6 4 2 5 5 27 4 10 2 0 129
6 4 4 7 4 6 5 3 5 6 5 14 4 17 9 5 12 12 70 10 25 4 1 335
33 25 28 32 13 8 22 27 7 9 35 93 19 43 70 41 69 94 77 16 55 63 65 1.397
205 156 172 200 82 51 136 170 44 55 217 577 119 268 343 254 429 583 477 102 420 391 403 8.649
33 27 35 37 35 36 28 45 52 43 30 12 22 17 31 28 33 111 24 58 37 48 48 1.221
100 80 107 111 105 108 86 136 158 130 90 38 65 50 90 85 100 335 72 174 334 146 146 3.897
39 35 31 31 34 41 15 53 39 74 22 40 57 44 37 39 63 40 70 33 3 74 45 1.453
264 191 215 241 211 156 156 252 141 182 215 250 167 148 194 200 403 393 452 198 485 275 350 8.576
449 340 374 444 185 127 302 363 109 133 473 1.255 260 618 950 546 939 1.264 1.242 249 798 829 845 19.259
Laki-laki risiko rendah 133 89 62 87 153 524
Perempuan risiko rendah 716 146 160 179 439 1.639
LSL 315 284 384 386 430 380 539 487
DI YOGYAKARTA Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) No 219 220 221 222 223
Provinsi KULON PROGO BANTUL GUNUNG KIDUL SLEMAN KOTA YOGYAKARTA TOTAL
LSL 128 270 111 163 174 846
WPS Pelanggan WPS Tidak Tidak Langsung Langsung 21 44 4 8 4 8 6 12 5 14 40 86
WPS Langsung
Pelanggan WPS Langsung
Waria
Pelanggan Waria
Penasun
41 8 10 10 33 102
210 37 53 55 235 591
8 8 6 6 20 47
14 14 10 10 36 83
20 4 24 50 23 122
Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS di Indonesia Tahun 2011-2016
37
JAWA TIMUR Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) No
Provinsi
224 225 226 227
PACITAN PONOROGO TRENGGALEK TULUNGAGUNG
228 229 230 231 232 233 234 235 236 237 238 239 240 241 243 245 246 247 248 249 250 251 252 253 254 255 256 257 258 259 260 261
BLITAR KEDIRI MALANG LUMAJANG JEMBER BANYUWANGI BONDOWOSO SITUBONDO PROBOLINGGO PASURUAN SIDOARJO MOJOKERTO JOMBANG NGANJUK MAGETAN BOJONEGORO TUBAN LAMONGAN GRESIK BANGKALAN SAMPANG PAMEKASAN SUMENEP KOTA KEDIRI KOTA BLITAR KOTA MALANG KOTA PROBOLINGGO KOTA PASURUAN KOTA MOJOKERTO KOTA MADIUN KOTA SURABAYA KOTA BATU TOTAL
WPS Tidak Langsung
Pelanggan WPS Tidak Langsung
WPS Langsung
Pelanggan WPS Langsung
Waria
Pelanggan Waria
Penasun
Laki-laki risiko rendah
Perempuan risiko rendah
80 164 125
3 3 1
5 6 2
15 19 4
120 152 35
21 36 36
75 129 131
29 59 31
98 158 97
216 268 66
102
3
5
18
147
52
189
98
174
251
6 210 284 145 177 76 94 114 132 50 42 171 197 165 130 141 140 151 136 91 90 129 112 235 214 99 202 195 153 67 628 203 5.660
3 4 4 4 12 3 3 10 4 3 8 8 8 3 3 6 5 4 4 7 5 5 3 4 3 4 6 2 3 1 60 6 227
5 7 6 7 20 6 4 17 7 5 15 6 13 4 6 10 9 6 7 13 9 8 5 7 5 6 10 4 5 2 165 10 445
12 6 12 24 28 18 9 35 23 11 29 16 42 11 12 25 27 10 20 31 24 33 15 17 18 11 43 5 14 28 336 18 1.060
101 45 100 191 226 144 76 281 189 87 233 129 275 93 95 204 223 85 166 254 198 265 125 140 143 86 345 32 111 228 3.922 143 9.726
12 53 64 34 76 26 20 26 24 133 57 18 36 38 30 48 42 7 40 25 24 25 25 17 39 34 5 29 20 18 248 56 1.546
45 191 231 125 277 91 72 94 86 483 205 64 129 139 109 172 153 25 146 92 87 92 89 60 140 228 19 104 72 65 4.181 202 8.985
33 26 115 36 33 127 38 36 39 196 68 66 74 45 46 76 62 29 100 70 25 27 19 162 74 529 67 82 37 200 2.044 23 5.067
66 140 223 158 229 148 88 175 143 270 187 134 218 136 119 192 188 89 178 171 131 167 108 190 177 322 205 124 114 193 3.472 175 9.482
184 109 187 340 467 251 142 535 335 156 443 279 620 169 180 373 398 167 293 466 363 459 222 249 250 136 596 79 198 359 4.447 279 15.124
LSL
38 Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS di Indonesia Tahun 2011-2016
BANTEN Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) No
262 263 264 265 266 267 268 269
Provinsi
PANDEGLANG LEBAK TANGERANG SERANG KOTA TANGERANG KOTA CILEGON KOTA SERANG KOTA TANGERANG SELATAN TOTAL
WPS Tidak Langsung
Pelanggan WPS Tidak Langsung
444 458 296 536 1.006 424 435
7 11 12 13 29 6 3
1.597 5.196
LSL
WPS Langsung
Pelanggan WPS Langsung
Waria
Pelanggan Waria
Penasun
Laki-laki risiko rendah
Perempuan risiko rendah
8 13 15 15 36 8 4
21 4 29 22 108 53 20
67 11 92 70 342 169 65
9 10 48 18 29 3 2
10 11 55 21 33 3 2
26 42 63 3 351 9 4
150 143 159 173 530 172 134
359 154 519 428 1.768 802 313
17
21
7
21
43
49
30
443
259
98
122
265
837
162
185
527
1.905
4.601
BALI Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) No 270 271 272 273 275 277 278
Provinsi JEMBRANA TABANAN BADUNG GIANYAR BANGLI BULELENG KOTA DENPASAR TOTAL
LSL 7 14 329 19 11 139 398 949
WPS Tidak Langsung
Pelanggan WPS Tidak Langsung
WPS Langsung
Pelanggan WPS Langsung
Waria
Pelanggan Waria
Penasun
18 34 26 131 12 50 180 491
10 19 15 74 7 28 101 278
28 5 35 176 23 51 204 592
332 60 412 2.068 268 604 2.398 6.966
2 12 91 77 21 15 119 397
4 31 243 205 57 40 317 1.057
26 31 154 26 23 103 272 706
WPS Tidak Langsung
Pelanggan WPS Tidak Langsung
33 29 10 9 15 11 14 8 8 9 147
80 38 14 12 20 14 19 11 10 12 232
Laki-laki Perempuan risiko risiko rendah rendah
132 53 370 832 127 308 1.182 3.388
491 391 636 3.225 369 1.048 4.005 11.317
NUSA TENGGARA BARAT Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) No
279 280 281 282 283 284 285 286 287 288
Provinsi
LOMBOK BARAT LOMBOK TENGAH LOMBOK TIMUR SUMBAWA DOMPU BIMA SUMBAWA BARAT LOMBOK UTARA KOTA MATARAM KOTA BIMA TOTAL
LSL 24 109 85 126 14 22 7 37 156 29 609
WPS Langsung
Pelanggan WPS Langsung
Waria
Pelanggan Waria
Penasun
27 24 11 10 12 8 8 5 4 5 114
490 231 104 100 118 82 78 46 42 47 1.339
2 9 7 4 18 48 4 2 8 24 126
3 16 12 7 31 82 6 3 13 41 215
45 4 86 32 18 23 9 15 33 43 309
Laki-laki Perempuan risiko risiko rendah rendah
223 129 100 86 70 79 41 37 74 60 899
Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS di Indonesia Tahun 2011-2016
523 552 218 207 284 199 230 135 122 142 2.611
39
NUSA TENGGARA TIMUR Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) No 289 290 291 292 293 294 295 296 297 298 299 300 301 302 303 304 305 306 307 308 309
Provinsi
LSL
SUMBA BARAT SUMBA TIMUR KUPANG TIMOR TENGAH SELATAN TIMOR TENGAH UTARA BELU ALOR LEMBATA FLORES TIMUR SIKKA ENDE NGADA MANGGARAI ROTE NDAO MANGGARAI BARAT SUMBA TENGAH SUMBA BARAT DAYA NAGEKEO MANGGARAI TIMUR SABU RAIJUA KOTA KUPANG TOTAL
WPS Pelanggan WPS WPS Tidak Tidak Langsung Langsung Langsung
Pelanggan WPS Langsung
Waria
Pelanggan Penasun Waria
Laki-laki Perempuan risiko risiko rendah rendah
31 57 7
7 10 4
9 13 5
3 8 2
31 76 21
5 5 1
7 7 1
21 27 26
32 58 21
105 181 61
110
12
10
9
59
2
3
28
63
223
58
6
9
20
118
3
5
22
69
332
8 63 28 57 73 65 66 61 48 43 6 42 19
11 40 10 10 7 6 6 3 2 18 22 8 15
17 59 15 14 10 8 9 5 3 26 31 12 22
22 76 19 18 13 11 12 6 4 34 41 30 28
128 441 113 107 77 63 71 37 22 196 238 173 164
7 4 3 4 15 7 5 8 5 6 3 5 5
9 6 4 5 20 9 7 11 7 8 4 6 7
22 27 23 31 19 24 22 22 22 19 18 22 18
64 203 62 70 63 54 56 42 32 99 104 86 80
404 1.396 357 338 242 199 223 115 69 619 755 473 520
24
1
1
4
24
5
8
21
26
60
7 91 964
1 2 200
1 2 284
2 13 376
12 89 2.259
5 4 105
7 6 146
21 57 509
17 78 1.380
30 190 6.894
Pelanggan Penasun Waria
Laki-laki risiko rendah
Perempuan risiko rendah
29 101 61
32 426 167
KALIMANTAN BARAT Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) No 310 311 312 313 314 315 316 317 318 319 320 321 322 323
Provinsi SAMBAS BENGKAYANG LANDAK KABUPATEN PONTIANAK SANGGAU KETAPANG SINTANG KAPUAS HULU SEKADAU MELAWI KAYONG UTARA KUBU RAYA KOTA PONTIANAK KOTA SINGKAWANG TOTAL
LSL
WPS Pelanggan WPS WPS Tidak Tidak Langsung Langsung Langsung
2 33 13
Pelanggan WPS Langsung
Waria
12 219 83
9 2 3
29 86 96
1 0 1
1 1
129
1
1
3
23
104 104 82 43 51 40 41 172 108 12 1.098
4 1 1 2 1 1 0 1 1 1 16
4 1 1 2 1 1 1 1 1 16
19 2 3 6 2 8 4 1 3 1 99
127 11 23 38 10 54 28 7 17 6 657
40 Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS di Indonesia Tahun 2011-2016
22 4 7
26 4 15
2
4
18
49
51
7 8 7 4 2 2 2 7 8 2 65
16 18 17 10 5 5 5 16 49 5 182
25 33 28 13 2 3 6 19 207 77 476
87 49 46 33 19 32 23 59 126 37 750
284 25 55 89 32 115 56 23 33 16 1.405
KALIMANTAN TENGAH Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) No
Provinsi
WPS Pelanggan WPS WPS Tidak Tidak Langsung Langsung Langsung
LSL
Pelanggan WPS Langsung
Waria
Pelanggan Penasun Waria
Laki-laki risiko rendah
Perempuan risiko rendah
6
324
KOTAWARINGIN BARAT
8
0
-
0
2
2
4
33
17
325
KOTAWARINGIN TIMUR
118
1
1
0
2
3
5
30
43
9
326
KAPUAS
97
1
1
0
2
3
5
15
32
11
327
BARITO SELATAN
38
1
1
1
3
2
4
37
27
15
328
BARITO UTARA
31
0
-
0
2
1
1
20
17
8
329
SUKAMARA
46
2
2
3
23
1
2
20
29
61
330
LAMANDAU
11
7
8
30
199
1
2
20
83
456
331
SERUYAN
51
1
1
1
7
3
5
19
24
23
332
KATINGAN
33
28
30
11
70
2
4
20
53
405
333
PULANG PISAU
31
2
2
8
51
8
14
19
39
115
334
GUNUNG MAS
13
21
23
5
36
8
14
20
37
269
335
BARITO TIMUR
26
4
5
1
9
3
6
19
20
58
336
MURUNG RAYA
8
2
2
2
15
3
5
19
17
49
337
KOTA PALANGKA RAYA
34
9
10
3
21
8
14
28
36
129
543
79
87
67
443
50
85
319
473
1.615
TOTAL
KALIMANTAN SELATAN Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) No
Provinsi
338 339 340 341 342 343 344 345 346 347 348 349 350
TANAH LAUT KOTA BARU BANJAR BARITO KUALA TAPIN HULU SUNGAI SELATAN HULU SUNGAI TENGAH HULU SUNGAI UTARA TABALONG TANAH BUMBU BALANGAN KOTA BANJARMASIN KOTA BANJARBARU TOTAL
LSL 46 46 92 40 18 26 32 24 30 42 6 680 590 1.671
WPS Pelanggan WPS WPS Tidak Tidak Langsung Langsung Langsung
2 3 3 6 8 2 0 4 7 4 3 2 1 45
2 3 3 7 9 2 1 7 12 6 6 3 1 63
1 2 3 1 3 2 1 5 25 14 13 4 2 75
Pelanggan WPS Langsung
Waria
8 13 21 8 18 13 11 80 394 226 203 60 36 1.090
3 5 5 2 2 5 3 5 4 7 2 21 6 70
Pelanggan Penasun Waria
5 8 8 3 4 8 5 8 6 12 4 36 10 119
25 37 63 24 24 28 27 45 27 32 19 76 18 447
Laki-laki risiko rendah
Perempuan risiko rendah
27 34 58 26 24 26 24 57 162 108 83 233 170 1.032
33 48 66 76 115 41 10 96 343 189 171 55 30 1.274
Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS di Indonesia Tahun 2011-2016
41
KALIMANTAN TIMUR Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) No
Provinsi
LSL
WPS Pelanggan WPS WPS Tidak Tidak Langsung Langsung Langsung
Pelanggan WPS Langsung
Waria
Pelanggan Penasun Waria
Laki-laki risiko rendah
Perempuan risiko rendah
351
PASIR
309
2
4
10
156
7
12
29
148
127
352
KUTAI BARAT
144
2
3
11
168
7
13
21
109
136
353
KUTAI KARTANEGARA
259
1
1
18
288
37
66
42
205
203
354
KUTAI TIMUR
647
2
3
5
80
8
14
23
203
71
355
BERAU
561
0
1
4
62
6
11
25
174
44
356
MALINAU
43
2
3
8
122
2
4
22
64
100
357
BULUNGAN
345
1
2
8
133
5
8
20
143
105
358
NUNUKAN
201
1
1
1
19
1
2
28
68
19
359
PENAJAM PASER UTARA
209
1
3
4
57
7
13
23
86
53
360
TANA TIDUNG
22
1
2
8
134
1
1
18
61
107
361
KOTA BALIKPAPAN
1.661
2
3
9
147
35
62
33
500
119
362
KOTA SAMARINDA
2.193
2
3
8
121
25
130
112
668
95
363
KOTA TARAKAN
604
1
1
0
5
10
17
28
169
10
364
KOTA BONTANG
439
2
3
7
117
7
13
27
166
95
7.636
20
33
100
1.609
160
365
451
2.764
1.285
TOTAL
SULAWESI UTARA Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) No
Provinsi
365 BOLAANG MONGONDOW 366 MINAHASA 367 KEPULAUAN SANGIHE 368 KEPULAUAN TALAUD 369 MINAHASA SELATAN 370 MINAHASA UTARA 371 BOLAANG MONGONDOW UTARA
372 SIAU TAGULANDANG BIARO 373 MINAHASA TENGGARA 374 BOLAANG MONGONDOW SELATAN 375 BOLAANG MONGONDOW TIMUR
376 377 378 379
KOTA MANADO KOTA BITUNG KOTA TOMOHON KOTA KOTAMOBAGU TOTAL
LSL
WPS Pelanggan Pelanggan WPS WPS Tidak WPS Tidak Langsung Langsung Langsung Langsung
Waria
Pelanggan Penasun Waria
Laki-laki Perempuan risiko risiko rendah rendah
101
5
4
4
7
6
13
25
43
95
348 41 25 212 236
6 3 4 4 5
5 3 4 3 4
2 1 2 3 1
3 1 4 7 2
5 4 4 5 6
11 9 8 10 13
68 27 20 36 32
119 24 19 73 78
76 41 66 86 65
21
2
2
1
1
4
9
20
17
32
28
3
2
0
1
3
6
18
17
28
186
3
3
2
3
3
7
19
58
53
20
3
2
1
2
3
7
18
16
39
51
5
4
2
3
5
12
18
27
72
1.913 130 212 413 3.937
14 15 4 5 79
12 13 3 4 69
8 9 2 4 41
15 17 4 7 78
47 18 2 3 119
101 38 5 7 255
104 4 22 22 452
559 58 64 117 1.287
246 273 67 96 1.336
42 Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS di Indonesia Tahun 2011-2016
SULAWESI TENGAH Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) No
Provinsi
LSL
WPS Pelanggan WPS WPS Tidak Tidak Langsung Langsung Langsung
Pelanggan WPS Langsung
Waria
Pelanggan Penasun Waria
Laki-laki risiko rendah
Perempuan risiko rendah
380
BANGGAI KEPULAUAN
42
1
1
4
24
3
5
18
28
51
381
BANGGAI
18
3
3
7
49
7
12
55
48
117
382
MOROWALI
46
2
2
6
39
8
13
24
40
90
383
POSO
77
0
-
4
26
5
8
29
42
52
384
DONGGALA
66
1
1
2
14
3
5
24
32
33
385
TOLI-TOLI
99
1
1
2
13
6
10
21
41
33
386
BUOL
34
1
1
3
18
3
5
22
26
39
387
PARIGI MOUTONG
133
1
1
2
12
13
23
23
54
27
388
TOJO UNA-UNA
42
0
-
5
30
6
11
20
32
61
389
SIGI
11
0
-
12
83
4
7
20
41
161
390
KOTA PALU
TOTAL
432
1
1
22
148
10
17
42
182
296
999
10
11
68
453
67
115
299
566
959
SULAWESI SELATAN Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) No
Provinsi
LSL
WPS Pelanggan WPS WPS Tidak Tidak Langsung Langsung Langsung
Pelanggan WPS Langsung
Waria
Pelanggan Penasun Waria
Laki-laki risiko rendah
Perempuan risiko rendah
391
SELAYAR
92
4
5
2
29
6
8
24
48
63
392
BULUKUMBA
128
5
7
2
23
7
10
30
58
67
393
BANTAENG
121
4
5
2
27
6
9
31
56
58
394
JENEPONTO
262
3
5
5
59
74
107
4
131
88
395
TAKALAR
127
4
5
3
30
6
9
30
59
62
396
GOWA
155
5
7
10
117
8
12
35
100
159
397
SINJAI
96
3
5
2
27
2
3
27
47
57
398
MAROS
119
3
5
5
59
6
9
46
73
85
399
PANGKAJENE DAN KEPULAUAN
134
4
5
2
23
7
10
33
60
56
400
BARRU
114
3
4
5
59
6
8
28
64
85
401
BONE
125
5
7
4
47
4
5
30
63
91
402
SOPPENG
123
5
6
1
12
6
9
31
52
55
403
WAJO
122
5
6
2
23
4
5
33
56
66
404
SIDENRENG RAPPANG
25
4
5
5
59
96
139
92
119
86
405
PINRANG
6
4
5
4
45
47
68
27
56
75
406
ENREKANG
100
3
5
2
27
6
8
25
49
57
407
LUWU
105
5
6
2
29
6
9
25
51
72
408
TANA TORAJA
121
4
5
2
23
7
10
30
56
58
410
LUWU TIMUR
96
5
7
8
100
6
9
23
73
141
411
TORAJA UTARA
120
4
5
2
29
7
10
30
57
62
412
KOTA MAKASSAR
420
19
25
71
865
197
810
688
923
978
413
KOTA PARE-PARE
135
414
KOTA PALOPO
TOTAL
40
6
8
7
88
21
30
40
70
179
6
8
6
70
18
26
81
112
121
3.033
118
160
159
1.929
558
1.333
1.464
2.493
2.882
Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS di Indonesia Tahun 2011-2016
43
SULAWESI TENGGARA Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) No 415 416 417 418 419 420 421 423 424 425 426
Provinsi BUTON MUNA KONAWE KOLAKA KONAWE SELATAN BOMBANA WAKATOBI BUTON UTARA KONAWE UTARA KOTA KENDARI KOTA BAU-BAU TOTAL
LSL 47 86 49 105 51 39 15 12 9 406 244 1.099
WPS Pelanggan WPS WPS Tidak Tidak Langsung Langsung Langsung
2 2 0 1 7 4 0 1 0 1 1 21
2 2 1 7 4 1 1 2 21
2 3 5 6 18 7 8 3 3 1 5 63
Pelanggan WPS Langsung
Waria
14 23 36 40 122 47 55 18 19 7 33 421
4 7 2 1 1 4 8 5 5 6 5 50
Pelanggan Penasun Waria
7 12 3 2 1 7 13 9 8 10 8 85
1 22 44 41 25 34 38 18 28 86 51 408
Laki-laki risiko rendah
Perempuan risiko rendah
20 43 42 57 68 43 42 20 23 140 94 614
46 65 71 89 301 127 108 46 41 18 76 1.002
GORONTALO Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) No 427 428 429 430 431 432
Provinsi BOALEMO GORONTALO POHUWATO BONE BOLANGO GORONTALO UTARA KOTA GORONTALO TOTAL
LSL 87 102 57 58 27 208 539
WPS Tidak Langsung
Pelanggan WPS Tidak Langsung
1 1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 1 6
WPS Langsung
Pelanggan WPS Langsung
Waria
4 6 4 8 8 5 34
24 39 26 50 54 31 224
10 4 8 4 4 9 41
Laki-laki risiko rendah
Perempuan risiko rendah
4 9 6 4 1 5 29
38 46 31 37 29 71 251
53 85 56 107 109 69 478
Pelanggan Penasun Waria
Laki-laki risiko rendah
Perempuan risiko rendah
37 59 28 26 36 184
34 80 70 27 129 340
Pelanggan Penasun Waria
17 7 14 8 7 16 70
SULAWESI BARAT Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) No 433 434 435 436 437
Provinsi MAJENE POLEWALI MANDAR MAMASA MAMUJU MAMUJU UTARA TOTAL
LSL 83 125 20 17 11 256
WPS Pelanggan WPS WPS Tidak Tidak Langsung Langsung Langsung
0 1 0 1 2 4
1 1 1 2 5
2 6 5 2 9 24
Pelanggan WPS Langsung
Waria
16 38 34 11 59 159
4 4 3 13 6 31
44 Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS di Indonesia Tahun 2011-2016
6 7 6 23 10 53
21 30 21 22 19 114
MALUKU Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) No
Provinsi
WPS Pelanggan WPS WPS Tidak Tidak Langsung Langsung Langsung
LSL
Pelanggan WPS Langsung
Waria
Pelanggan Penasun Waria
Laki-laki risiko rendah
Perempuan risiko rendah
438
MALUKU TENGGARA BARAT
15
10
4
62
522
2
3
18
195
845
439
MALUKU TENGGARA
24
2
1
9
77
4
6
20
43
126
440
MALUKU TENGAH
105
0
-
3
26
5
7
77
68
38
441
BURU
12
2
1
18
150
2
2
22
64
233
442
KEPULAUAN ARU
9
1
-
5
46
4
6
20
28
74
443
SERAM BAGIAN BARAT
17
1
-
26
218
3
4
18
89
322
444
SERAM BAGIAN TIMUR
10
1
-
8
71
3
4
21
37
107
445
BURU SELATAN
7
1
-
11
97
1
1
21
44
147
446
MALUKU BARAT DAYA
5
2
1
9
80
6
8
19
40
133
447
KOTA AMBON
512
1
-
6
54
8
10
21
158
88
448
KOTA TUAL
71
0
-
8
71
4
5
22
52
104
787
21
7
166
1.412
42
55
279
819
2.217
TOTAL
MALUKU UTARA Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) No
Provinsi
449 HALMAHERA BARAT 450 HALMAHERA TENGAH 451 KEPULAUAN SULA 452 HALMAHERA SELATAN 453 HALMAHERA UTARA 454 HALMAHERA TIMUR 455 PULAU MOROTAI 456 KOTA TERNATE 457 KOTA TIDORE KEPULAUAN TOTAL
LSL
WPS Pelanggan WPS Tidak Tidak Langsung Langsung
WPS Langsung
Pelanggan WPS Langsung
Waria
Pelanggan Penasun Waria
Laki-laki risiko rendah
Perempuan risiko rendah
55
1
1
3
22
4
7
17
31
48
31
1
1
2
16
3
6
20
23
37
15
1
1
3
20
4
6
21
21
43
39
1
1
5
36
4
7
18
32
76
25 27 8 192
1 2 1 1
1 2 1 2
5 8 3 6
34 50 18 40
4 4 5 26
7 6 8 45
24 18 20 37
30 34 19 93
72 110 41 89
38
1
1
2
12
3
5
15
22
32
430
8
11
37
247
57
97
191
307
548
PAPUA BARAT Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) No
Provinsi
WPS Pelanggan WPS WPS Tidak Tidak Langsung Langsung Langsung
LSL
Pelanggan WPS Langsung
Waria
Pelanggan Penasun Waria
Laki-laki Perempuan risiko risiko rendah rendah
458
FAKFAK
20
5
16
34
994
6
18
-
2.348
2.392
459
KAIMANA
3
4
13
7
199
6
19
-
595
620
460
TELUK WONDAMA
5
1
3
3
86
8
25
-
393
230
461
TELUK BINTUNI
4
13
37
77
2.227
5
14
-
4.850
5.393
462
MANOKWARI
20
1
4
5
133
8
23
-
560
349
463
SORONG SELATAN
2
0
1
8
238
3
9
-
578
535
464
SORONG
11
5
15
8
245
1
3
-
621
754
465
RAJA AMPAT
5
2
6
24
702
10
30
-
1.722
1.615
466
PEG. TAMBRAUW
0
1
3
5
133
6
19
-
420
332
467
MAYBRAT
2
1
3
2
66
7
20
-
301
193
468
KOTA SORONG
TOTAL
164
1
4
4
126
15
45
0
1.513
329
235
35
106
177
5.147
76
223
0
13.900
12.742
Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS di Indonesia Tahun 2011-2016
45
PAPUA Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) No
Provinsi
WPS Pelanggan WPS WPS Tidak Tidak Langsung Langsung Langsung
LSL
Pelanggan WPS Langsung
Waria
Pelanggan Penasun Waria
Laki-laki risiko rendah
Perempuan risiko rendah
469
MERAUKE
26
5
9
20
402
10
20
-
1.164
1.468
470
JAYAWIJAYA
16
3
7
23
204
11
18
-
683
1.631
471
JAYAPURA
7
3
7
80
1.627
9
18
-
3.597
5.238
472
NABIRE
58
8
16
28
575
11
22
-
1.735
2.147
473
KEPULAUAN YAPEN
7
3
7
10
210
8
16
-
614
810
474
BIAK NUMFOR
12
4
8
9
180
10
21
-
631
754
475
PANIAI
8
4
7
21
419
14
27
-
1.153
1.468
476
PUNCAK JAYA
477
MIMIKA
478 479
6
2
5
9
176
8
16
-
540
661
36
9
15
29
458
16
31
-
1.441
2.229
BOVEN DIGOEL
8
3
5
5
102
10
20
-
433
439
MAPPI
3
3
6
11
214
10
20
-
638
797
480
ASMAT
1
2
5
6
128
8
18
-
421
501
481
YAHUKIMO
10
3
6
13
255
9
18
-
739
924
482
PEGUNUNGAN BINTANG
1
2
4
6
128
8
15
-
402
497
483
TOLIKARA
4
3
5
14
276
9
19
-
761
973
484
SARMI
5
2
4
3
54
7
14
-
259
250
485
KEEROM
3
2
4
5
98
7
14
-
345
397
486
WAROPEN
0
2
4
9
184
9
18
-
540
659
487
SUPIORI
0
2
3
1
20
7
14
-
167
141
489
MAMBERAMO TENGAH
1
2
4
6
128
7
14
-
392
495
490
YALIMO
7
3
6
12
246
7
14
-
681
901
491
LANNY JAYA
1
2
4
4
86
10
20
-
353
355
492
NDUGA
1
2
4
5
102
7
15
-
347
411
493
PUNCAK
5
2
5
7
152
8
16
-
484
579
494
DOGIYAI
1
2
4
6
132
8
15
-
413
509
495
INTAN JAYA
1
2
4
4
86
7
14
-
302
355
496
DEIYAI
1
2
4
38
764
14
28
-
1.836
2.483
497
KOTA JAYAPURA
TOTAL
177
12
28
49
2.083
43
91
1
6.115
3.531
407
96
196
435
9.543
300
602
1
27.429
31.846
46 Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS di Indonesia Tahun 2011-2016
KOMISI PENANGGULANGAN AIDS NASIONAL
ISBN 978-602-235-510-6
9 786 022 35 510 6