ANALISA KADAR FORMALIN DAN TOLERANSI PENGGUNAANNYA PADA

Download Pada akhir tahun 2005 dan awal tahun 2006 publikasi tentang penyalahgunaan bahan kimia yang berbahaya sangat gencar pada media massa di Ind...

0 downloads 507 Views 153KB Size
1

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

STUDI KASUS PENGGUNAAN FORMALIN PADA TAHU TAKWA DI KOTAMADYA KEDIRI

BIDANG KEGIATAN : PKM Penulisan Ilmiah (PKMI)

Diusulkan oleh : Ketua

: Ayudiah Aprilianti

Anggota : Amar Ma’ruf

(05330037) 2005/2006 (05330028) 2005/2006

Zaqia Nur Fajarini

(06330036) 2006/2007

Dian Purwanti

(06330031) 2006/2007

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG MALANG 2007

2

HALAMAN PENGESAHAN USUL PKMI 1. Judul Kegiatan

: Studi Kasus Formalin Pada Tahu Takwa di Kotamadya Kediri

2. Bidang Ilmu

: (9) Kesehatan ( ) MIPA ( ) Sosial Ekonomi ( ) Pendidikan

( ) Pertanian ( ) Teknologi dan Rekayasa ( ) Humaniora

3. Ketua Pelaksana Kegiatan/Penulis Utama a. Nama Lengkap : Ayudiah Apriliyanti b. NIM : 05330037 c. Jurusan : Pendidikan Biologi d. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang e. Alamat Rumah : JL. Tirto Mulyo Gang V no. IV f. No. Telp/HP : (0341) 464086/085236556331 g. Alamat Email : [email protected] 4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 3 orang 5. Dosen Pendamping Nama Lengkap : Drs. Nurwidodo, M.Kes NIP : 131. 953. 396 Alamat Rumah : Jl. Dadap Rejo 4/II 96 Junrejo, Batu-Malang No. Telp/HP : (0341)462694/081334017328

Menyetujui

Malang, 3 Maret 2007

Koordinator Penalaran Program Studi Pendidikan Biologi UMM

Ketua Pelaksana

Dr. H. Moh. Agus Krisno B. M.Kes NIP-UMM.104.89090118

Ayudiah Aprilianti NIM. 05330037

Pembantu Rektor III

Dosen Pendamping

Drs H. Joko Widodo, M.Si NIP 104 8611 0039

Drs. Nurwidodo, M. Kes NIP.131. 953. 396

3

LEMBAR PENGESAHAN SUMBER PENULISAN ILMIAH PKMI 1. Judul tulisan yang Diajukan

: Studi Kasus Formalin Pada Tahu Takwa di Kotamadya Kediri

2. Sumber Penulisan : ( ) Kegiatan Praktek Lapangan/Kerja dan sejenisnya, KKN, Magang, Kegiataan Kewirausahaan

( √ ) Kegiatan Ilmiah Lainnya : Tugas mata kuliah Biokimia Umum yang dibina oleh Dr. H. Moch. Agus Krisno Budiyanto, M.Kes. dengan judul “Analisa Kadar Formalin Pada Beberapa Produk Tahu Takwa (Studi Kasus di Kotamadya Kediri)”

Keterangan ini kami buat dengan sebenarnya.

Mengetahui

Malang, 3 Maret 2007

Koordinator Penalaran Program Studi Pendidikan Biologi UMM,

Penulis Utama,

Dr. H. Moh. Agus Krisno B. M.Kes NIP. UMM.104.89090118

Ayudiah Aprilianti NIM. 05330037

4

STUDI KASUS PENGGUNAAN FORMALIN PADA TAHU TAKWA DI KOTAMADYA KEDIRI Ayudiah Aprilianti, Amar Ma’ruf, Zaqia Nur Fajarini, Dian Purwanti, Jurusan Pendidikan Biologi-FKIP-Universitas Muhammadiyah Malang ABSTRAK Pada akhir tahun 2005 dan awal tahun 2006 publikasi tentang penyalahgunaan bahan kimia yang berbahaya sangat gencar pada media massa di Indonesi. Formalin merupakan salah satu bahan kimia yang digunakan pada produk olahan kedelai seperti tahu. Formalin adalah nama dagang larutan Formaldehid dalam air dengan kadar 30-40 %. Di pasaran formalin dapat diperoleh dalam bentuk sudah diencerkan, yaitu dengan kadar formaldehidnya 40, 30, 20 dan 10 %, serta dalam bentuk tablet yang beratnya masing-masing sekitar 5 gram. Dari hasil sampling dan laboratorium di beberapa kota besar di Indonesia diketahui bahwa sebesar 1,91 % tahu mengandung formalin dengan prosentase terbesar pada Kotamadya Kediri yaitu 10,42 %. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapakah kadar formalin pada beberapa tahu takwa di kotamadya Kediri dan bagaimana kelayakan konsumsi tahu takwa tersebut. Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai referensi bagi konsumen dalam memilih tahu sebagai bahan makanan serta sebagai rujukan bagi POM untuk lebih intensif dalam melakukan kontrol terhadap bahan makanan tersebut. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 27 November 2006 di laboratorium Dinas Kesehatan Malang. Sampel dari Penelitian ini sebanyak 24 produk tahu takwa yang tersebar di Kotamadya Kediri dengan teknik pengambilan sampel secara Cluster Proportial. Varibel penelitian ini adalah kadar formalin pada tahu takwa. Dari penelitian didapatkan bahwa dari 24 sampel tahu takwa yang tidak mengandung formalin sebanyak 9 buah dengan prosentase 37,50 %, sedangkan tahu dengan kandungan formalin sebanyak 15 buah dengan prosentase 62,50 %. Dengan prosentase terendah adalah 0.25 % dan tertinggi adalah 1,5 %. Menurut International Proggrame on Chemical Safety, bahwa batas toleransi formalin yang dapat diterima oleh tubuh adalah 0.1 miligram perliter, sehingga dari data diatas diketahui bahwa tahu takwa yang dijadikan sampel sebanyak 62.50 % tidak layak dikonsumsi dan tidak sehat. Kata kunci : formalin, tahu takwa, Kotamadya Kediri

PENDAHULUAN Tahu merupakan bahan makanan yang banyak diminati oleh masyarakat di Indonesia. Hampir setiap hari tahu dapat dijumpai dalam menu makanan keluarga. Tahu merupakan produk makanan yang berasal dari olahan kedelai yang relatif murah, praktis dan mudah didapat. Selain itu tahu juga memiliki nilai gizi yang dibutuhkan tubuh, salah satunya adalah protein. Dari penelitian Karyasa (1993), diperoleh data bahwa 10 % penduduk Indonesia mengkonsumsi tahu sebanyak

5

100 gram per hari. Berarti sekitar 2 juta kilogram tahu dibutuhkan setiap harinya. Tahu sebagai bahan makanan yang murah dan praktis memiliki keunggulan sebagai bahan makanan yang bagus untuk peningkatan kesehatan intelektual (geist), akal (verstand), semangat dan sikap (gessinung). Tahu juga mempunyai khasiat sebagai anti stress menurunkan nervositas dan mengurangi depresi (Karyasa, 2000). Sebagai produk bahan pangan hasil olahan kedelai, tahu memiliki sifat yang tidak tahan lama dan mudah rusak atau basi, sehingga beberapa produsen ada yang menggunakan bahan tambahan (kimia dan alami) untuk mengawetkan atau untuk menambah daya tarik konsumen. Hal tersebut sebenarnya diperbolehkan penggunannya apabila bahan tambahan tersebut dilegalkan dan tidak berbahaya bagi konsumen. Namun problem yang muncul kemudian banyak produsen tidak memperdulikan hal tersebut, sehingga mereka menambahkan bahan-bahan yang berbahaya seperti boraks, formalin, rodhamin B, methanil yellow atau orange RN.1 dan lain sebagainya. Pada akhir tahun 2005 dan awal tahun 2006 publikasi tentang penyalahgunaan formalin pada bahan makanan termasuk tahu sangat gencar pada media massa di Indonesia. Dari hasil sampling dan laboratorium di beberapa kota besar di Indonesia diketahui bahwa sebesar 1,91 % tahu mengandung formalin dengan prosentase terbesar pada Kotamadya Kediri yaitu 10,42 % (Sampurno, 2006). Penambahan formalin biasanya dilakukan saat tahu siap jual dengan cara merendam tahu dengan air yang sudah mengandung formalin (Republika, 2005). Tahu takwa sebagai salah satu jenis tahu khas Kotamadya Kediri juga tidak terlepas dari problem di atas. Tahu takwa memiliki karakteristik lebih halus dan teksturnya lebih padat. Tahu ini memiliki warna khas kuning dengan bentuk bujur sangkar dan berat sekitar 120 gram atau mencapai 2 kali lipat serta lebih keras dari tahu biasa bila ditekan (Suprapti, 1997). Menigkatnya pemakain formalin sebagai bahan pengawet beberapa olahan produk bahan pangan dipicu oleh selera pasar dan kebutuhan pasar. Formalin digunakan agar tahu dapat bertahan lama dan tidak cepat bau, tidak mudah hancur dan kenyal sehingga lebih menarik konsumen. Produsen tahu yang tidak menggunakan formalin biasanya sulit menembus supermarket yang biasanya mensyaratkan tahu harus dapat tahan selama 4 hari. Selain itu penurunan daya beli masyarakat mendorong produsen

6

untuk menggunakan pengawet yang lebih banyak namun tetap murah (Prasetya, 2005). Menurut

Peraturan

1168/MenKes/PER/X/1999,

Menteri formalin

Kesehatan merupakan

(MenKes) bahan

kimia

Nomor yang

penggunaannya dilarang untuk produk makanan (Nuryasin, 2006). Formalin adalah nama dagang larutan Formaldehid dalam air dengan kadar 30-40 %. Di pasaran formalin dapat diperoleh dalam bentuk sudah diencerkan, yaitu dengan kadar formaldehidnya 40, 30, 20 dan 10 %, serta dalam bentuk tablet yang beratnya masing-masing sekitar 5 gram. Formalin ini biasanya digunakan sebagai bahan baku industri lem, playwood dan resin; disinfektan untuk pembersih lantai, kapal, gudang dan pakaian; germisida dan fungisida pada tanaman sayuran; serta pembasmi lalat dan serangga lainnya. Larutan dari formaldehida sering dipakai membalsem atau mematikan bakteri serta mengawetkan bangkai (Wikipedia, 2005). Formalin jika termakan, dalam jangka pendek tidak menyebabkan keracunan, tetapi jika tertimbun di atas ambang batas dapat mengganggu kesehatan. Ambang batas yang aman adalah 1 miligram perliter (Kompas, 2005). International Proggrame on Chemical Safety menetapkan bahwa batas toleransi yang dapat diterima dalam tubuh maksimum 0,1 mg perliter (Harmoni, 2006). Bahaya formalin dalam jangka pendek (akut) adalah apabila tertelan maka mulut, tenggorokan dan perut terasa terbakar, sakit jika menelan, mual, muntah dan diare, kemungkinan terjadi pendarahan, sakit perut yang hebat, sakit kepala, hipotensi (tekanan darah rendah), kejang, tidak sadar hingga koma. Selain itu juga dapat menyebabkan terjadinya kerusakan hati, limpa, pankreas, susunan syaraf pusat dan ginjal. Bahaya jangka panjang adalah iritasi saluran pernafasan, muntahmuntah dan kepala pusing, rasa terbakar pada tenggorokan, penurunan suhu badan dan rasa gatal di dada (Republika, 2005). Konsumsi formalin pada dosis sangat tinggi dapat mengakibatkan konvulsi (kejang-kejang), haematuri (kencing darah) dan haematomesis (muntah darah) yang berakhir dengan kematian. Injeksi formalin dengan dosis 100 gram dapat mengakibatkan kematian dalam jangka waktu 3 jam (Winarno dan Rahayu dalam Yakin, 2001), Oleh karena penggunaan formalin sangat berbahaya maka dirasa perlu adanya penelitian tentang kadar formalin serta toleransi penggunaannya pada tahu

7

takwa sehingga dapat diketahui kelayakan produk tersebut untuk dikonsumsi. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan referensi oleh konsumen tahu dalam memilih tahu yang layak dikonsumsi dan sebagai rujukan Dinas Kesehatan, khususnya POM dalam melakukan kontrol terhadap penggunaan bahan terlarang pada produk makanan. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini berdasarkan sifatnya adalah penelitian deskriptif analitik dengan berusaha menggambarkan kadar formalin pada beberapa produk tahu takwa yang terdapat di Kotamadya Kediri. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Dinas Kesehatan Kota Malang pada tanggal 27 November 2006. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah tiga sentra distribusi tahu di Kotamadya Kediri yaitu : Pasar Kleret dengan jumlah pedagang tahu sebanyak 34 orang, Pasar Doho sebanyak 25 orang dan Pasar Baru sebanyak 60 orang pedagang tahu. Sampel pada penelitian ini diambil dengan teknik Cluster Proportial yaitu teknik mereduksi informasi.

Dari teknik ini didapat bahwa

jumlah sampel adalah : 20 % x Jumlah populasi. Alat dan Bahan Alat yang digunakan adalah mortal-martil,

labu

takar,

corong

kaca,

erlenmeyer, botol semprot, pipet tetes, pipet ukur, dan kertas saring. Bahan dalam penelitian yaitu, tahu takwa, aquadest, larutan Carrez I, larutan Carrez II, karbon aktif, FO I dan FO II Tahap Pengumpulan Data dan Teknik Analisa Data Cara yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu dengan pengamatan langsung pada sampel. Sedangkan teknik analisa data dilakukan dengan

8

menghitung data yang diperoleh dari hasil kalorimetri yang berupa kadar formalin dengan rumus sebagai berikut : %=

F (1) ×100 % N

Keterangan

%=

F ( 2) ×100 % N

: F (1) : Jumlah tahu yang memenuhi syarat F (2) : Jumlah tahu yang tidak memenuhi syarat N : Jumlah sampel. Persiapan Bahan : 1. Observasi lokasi penelitian 2. Mengambil sampel lalu dimasukkan kedalam plastik yang diberi label 3. Menyimpan didalam lemari es 4. Melakukan penelitian

Analisa Kadar Formalin (Metode Kalorimetri) Metode yang menggunakn cara membandingkan warna kadar formalin yang diteliti dengan warna kadar formalin yang telah ditentukan yaitu kadar 0 mg/ltr, 0,1 mg/ltr, 0,25 mg/ltr, 0,4 mg/ltr, 0,8 mg/ltr, 1.0 mg/ltr dan 1,5 mg/ltr. Data Kadar Formalin Gambar 1. Skema metode kerja HASIL PENELITIAN Kadar Formalin Dari hasil analisa kadar formalin pada 24 sampel tahu takwa yang terdapat di tiga sentra distribusi tahu takwa yaitu Pasar Kleret, Pasar Doho, pasar Baru Kotamadya Kediri melalui metode kalorimetri yang dilakukan di laboratorium Dinas Kesehatan Malang, diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 2. Kadar Formalin (Mg/Ltr) dari Tahu Takwa Sampel No

Tahu

Kadar Formalin

1 2 3 4

Tahu 1 Tahu 2 Tahu 3 Tahu 4

0,25 1 0 1,5

Alamat Pedagang Ringin Asri No. 26 Doko RT. 03 RW. 04 Doko Tugu Rejo RT. 05 RW. 09

Sentra Distribusi Pasar Kleret

9

5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

Tahu 5 Tahu 6 Tahu 7 Tahu 8 Tahu 9 Tahu 10 Tahu 11 Tahu 12 Tahu 13 Tahu 14 Tahu 15 Tahu 16 Tahu 17 Tahu 18 Tahu 19 Tahu 20 Tahu 21 Tahu 22 Tahu 23 Tahu 24

1,5 1,5 1,5 0,6 1,5 1,5 0 0,6 0 0 1,5 0 1 0 0 0 1,5 1,5 1 0

Tepus Pesantren Pesantren RT. 03 RW. 04 Ngijo RT. 01 RW. 07 Wotan Sanggrahan RT. 06 RW. 08 Wotan RT. 05 RW. 05 Ngijo Pohan RT. 02 RW. 03 Kraksan RT. 07 RW.09 Seduri Kraksan Ngletih RT. 04 RW. 06 Tugurejo Mojoroto RT. 02 Rw 04 Pohan Pohan RT. 04 RW. 05 Mojoroto Mojoroto Mojoroto RT. 04 Rw, 09

Pasar Doho

Pasar Baru

Analisa Data Analisa tahu takwa dengan metode kolorimetri ini bertujuan untuk mengetahui besarnya kadar formalin dari 24 merek tahu takwa yang dijual di Pasar Kleret, Pasar Doho, Pasar Baru Kotamadya Kediri. Tabel 3. Data dalam bentuk Prosentase Berdasarkan Tempat Distribusi No Hasil Analisa Formalin % 1 Bebas formalin - Pasar Kleret 14.28 - Pasar Doho 20.00 - Pasar Baru 58.33 2 Mengandung Formalin - Pasar Kleret 82.72 - Pasar Doho 80.00 - Pasar Baru 41.67 Tabel 4. Data dalam Bentuk Prosentase dari Keseluruhan Tempat Distribusi No Hasil Analisa Formalin % 1 2

Bebas formalin Mengandung formalin Jumlah

37.50 62.50 100.00

10

PEMBAHASAN Tahu sebagai bahan makanan dari hasil olahan kedelai yang mempunyai nilai gizi seperti protein, lemak, vitamin dan mineral dalam jumlah yang cukup tinggi. Selain memiliki kelebihan tahu juga mempunyai kelemahan, yaitu kandungan airnya yang tinggi sehingga mudah rusak/mudah basi karena mudah ditumbuhi mikroba. Untuk memperpanjang masa simpan, kebanyakan industri tahu yang ada di Indonesia menambahkan pengawet. Bahan pengawet yang digunakan tidak terbatas pada bahan pengawet yang diizinkan, akan tetapi banyak pengusaha

yang

nakal

dengan

menambahkan

formalin

sebagai

bahan

pengawetnya. Bahan pengawet memang dibutuhkan untuk mencegah aktivitas mikroorganisme ataupun mencegah proses peluruhan yang terjadi sesuai dengan pertambahan waktu. Dengan demikian, pengawet diperlukan dalam pengolahan makanan, namun harus tetap mempertimbangkan keamanannya (Republika, 2005). Penggunaan bahan formalin sebagai bahan pengawet makanan sebenarnya sudah dilarang oleh Pemerintah dengan Peraturan Menteri Kesehatan (MenKes) Nomor 1168/MenKes/PER/X/1999 (Nuryasin, 2006). Hasil penelitian analisa kadar formalin pada beberapa produk tahu di tiga sentra distribusi tahu yaitu di Pasar Kleret, Doho dan Pasar Baru memiliki kadar yang berbeda-beda, yaitu 9 buah tahu takwa bebas formalin dan 15 tahu takwa mengandung formalin dengan kadar paling rendah 0.25 mg/ltr sedangkan paling tinggi sebesar 1.5 mg/ltr. Menurut International Proggrame on Chemical Safety, bahwa batas toleransi formalin yang dapat diterima oleh tubuh adalah 0.1 mg/ltr (Harmoni, 2006). Dengan demikian kelimabelas tahu sampel tersebut kadar formalinnya di atas batas toleransi yang tentunya akan berdampak buruk pada tubuh manusia. Dari data yang didapat bahwa kelayakan konsumsi tahu takwa yang dijual di pasaran Kotamadya Kediri adalah sebesar 37.50 % tahu takwa bebas formalin dan 62.50 % tahu takwa mengandung formalin. Dari data tersebut ternyata sebagian besar tahu takwa yang dijual tidak layak dikonsumsi mengingat dampak buruknya bagi kesehatan akibat penggunaan zat beracun tersebut. Menurut Mudjajanto (2005) menyatakan bahwa tahu yang berformalin memiliki ciri-ciri, (1) Semakin tinggi kadar formalin maka tercium bau obat yang

11

semakin menyengat, sedangkan tahu yang tidak berformalin akan tercium bau yang khas protein kedelai. (2) Tahu yang berformalin mempunyai sifat membal jika ditekan terasa sangat kenyal, sedangkan tahu tidak berformalin, jika ditekan akan hancur. (3) Tahu berformalin akan tahan lama, sedangkan tahu yang tidak berformalin hanya dapat tahan 1 atau 2 hari. (4) Jika tahu yang memaki pewarna buatan dapat ditambahi dengan cara melihat penampakannya, yaitu warnanya homogen dan penampakan mengkilat, sedangkan jika memakai pewarna kunyit warnanya cenderung tidak menarik dan buram, bagian dalamnya warnanya tidak homogen, bahkan ada sebagian yang berwarna putih. Beberapa faktor yang mendorong pedagang menggunakan bahan kimia ilegal yaitu, pertama secara teknis pengusaha menggunakan bahan itu karena lebih praktis dan efisien dibandingkan menggunakan bahan penolong legal seperti es. Selain itu bahan ilegal seperti formalin harganya lebih murah dibandng obat pengawet legal. Kedua, kurangnya pengetahuan pelaku bisnis usaha tentang bahan kimia formalin khususnya skala kecil menengah (SKM). Masalah ekonomi juga menjadi faktor penyebab pelaku usaha. Praktik yang salah semacam ini dialkukan oleh produsen dan pengelolah pangan yang tidak bertanggung jawab dan tidak memperhatikan faktor yang ditimbulkan, atau dapat juga karena ketidaktahuan produsen pangan baik mengenai sifat-sifat maupun keamanan bahan kimia tersebut (Briliantono, 2006). Formalin dalam makanan sangat dilarang penggunaannya. Formalin dapat memberikan dampak akut dan kronis bagi kesehatan manusia. Usia anak khususnya bayi dan balita adalah salah satu yang rentan mangalami gangguan ini. Secara mekanik integritas mukosa (permukaan) usus dan peristaltik (gerakan usus) merupakan pelindung masuknya zat asing masuk kedalam tubuh. Secara kimiawi asam lambung dan enzim pencernaan menyebabkan denaturasi zat berbahaya tersebut. Secara imunologik sIgA (Sekretori Imunoglobulin A) pada permukaan mukosa dan limfosit pada lamina propia dapat menangkal zat asing masuk ke dalam tubuh. Pada anak, usus imatur (belum sempurna) atau sistem pertahanan tubuh tersebut masih lemah dan gagal berfungsi sehingga memudahkan bahan berbahaya masuk kedalam tubuh dan sulit untuk dikeluarkan (Judarwanto, 2006). Sedangakan kadar formalin yang boleh masuk kedalam tubuh

12

dalam bentuk makanan untuk orang dewasa adalah 1,5-14 mg perhari (Harmoni, 2006). Makanan yang mengandung formalin dalam kadar serendah apapun akan berdampak berbahaya terhadap kesehatan. Formalin masuk ke dalam tubuh secara rutin dan terus menerus akan

mengakibatkan penumpukan pada tubuh.

Penumpukan ini antara lain mengakibatkan nikrosis, penciutan selaput lendir, terdapat kelainan pada hati, ginjal, jantung dan otak, serta mengakibatkan kegiatan sel berhenti. Sedangkan konsumsi formalin dalam dosis tinggi dapat mengakibatkan

kejang-kejang,

kencing

darah

dan

muntah

darah

yang

mengakibatkan kematian. Secara umum dampak penggunaan formalin pada manusia dapat menurunkan derajat kesehatan dan kemampuan daya tahan tubuh hidup manusia (Bakohumas, 2005). Absorpsi toksikan melalui saluran cerna adalah toksikan yang masuk kedalam saluran cerna dimana toksikan akan menuju lambung yang merupakan tempat penyerapan penting, lalu akan terikat dalam plasma dan diangkut yang kemudian akan diserap dari usus dengan sistem transport carrier. Formalin lebih bahaya lagi jika berakumulasi dalam alat pencernaan karena sulit dikeluarkan melalui feces atau urine. Untuk mengatasi masalah larangan penggunaan terhadap formalin dengan tidak mengindahkan tahu tahan lama perlu adanya alternatif lain sebagai zat pengawet, diantaranya menggunakan cara sebagai berikut: 1. Merendam tahu jadi dalam air bersih untuk mencegah terjadinya pengeringan dan menghalangi pencemaran mikroba pembusuk dari udara, tahu dapat tahan selama dua hari pada suhu kamar. 2. Merebus tahu selama 30 menit, lalu direndam dalam air masak tersebut, tahu dapat tahan selama empat hari pada suhu kamar. 3. Membungkus tahu dengan plastik setelah dilakukan perebusab selama 30 menit, tahu dapat tahan dalam lemari es selama delapan hari. 4. Merendam tahu dalam larutan garam 4 persen yang diasamkan dengan asam cuka, tahu dapat tahan selama lima hari pada suhu kamar. 5. Mengasap tahu, tahu dapat tahan sampai 24 jam pada suhu kamar. 6. Merendam tahu dalam larutan vitamin C 0,05 persen selama empat jam, tahu dapat tahan selama dua hari pada suhu kamar.

13

7. Merendam tahu dalam asam sitrat 0.05 persen selama delapan jam, tahu dapat tahan selama dua hari pada suhu kamar (Kompas, 2005). KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tentang analisis kadar formalin pada beberapa produk tahu takwa (Studi kasus di Kotamadya Kediri) dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Tahu takwa yang beredar di Pasar Kotamadya Kediri sebesar 37,50% bebas formalin dan 62,50% mengandung formalin. Tahu takwa yang asli sebagian besar tidak layak dikonsumsi karena masih adanya kandungan formalin. 2. Kadar formalin pada beberapa produk tahu takwa yang dijual sebesar 0 mg/ltr (9 buah), 0.1 mg/ltr (0 buah), 0.25 mg/ltr (1 buah), 0.4 mg/ltr (0 buah), 0.6 mg/ltr (2 buah), 0.8 mg/ltr (0 buah), 1.0 mg/ltr (3 buah), 1,5 mg/ltr (9 buah). UCAPAN TERIMA KASIH Kami menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan naskah ini, diantaranya Drs. Karbi, MM. selaku kepala UPTD Laboratorium Kesehatan Malang dan Dra Rr Eko Susetyarini M.Kes selaku Kepala Laboratorium Kimia Universitas Muhammadiyah Malang. DAFTAR PUSTAKA Bakohumas. 2005. Hindari Pangan http://Bakohumas.Depkominfo.go.id

yang

Menggunakan

Formalin.

Briliantono, E. 2006. Industri Pengolahan Ikan Pakai Formalin, Pewarna dan Borax. http:/www.Polban.Ac.Id Depkes. 2006. Penggunaan Formalin. http://www.tehindonesianinstitute.or.id Harmoni, D. 2006. Seluk Beluk Formalin. www.hd.co.id Judarwanto, W. 2006. http://www.pdpersi.co.id

Ancaman

Formalin

Bagi

Kesehatan.

Karyasa, I.W. 2000. Bangga Makan Tahu Tempe. Forum Diskusi Indonesia, Berlin. Jakarta

14

Kompas. 2005. Bahaya Dibalik Piring-Piring Cantik. www.kompas.com Kompas. 2005. Wapadai Adanay Makanan Berformalin. www.kompas.com Kompas. 2005. Keamanan Pangan. www.kompas.com Kompas. 2005. Kenalai Produk-Produk Ini Dengan Baik. www.kompas.com Kompas. 2006. Formalin Sangat Berbahaya Bagi Kesehatan Manusia. www.kompas.com Kowara, S. 1992. Teknologi Pengolahan Kedelai. Pustaka Sinar Harapan : Jakarta. Nuryasin, A. 2006. Bahaya Formalin. http://ikap=kdk.com/arpan/content/view/III Republika. 2005. Perusahaan Tahu Takwa Poo di Kediri Berencana Gugat Balai POM. http://www.republika.co.id Republika. 2005. Hindarkan Pemakaian Legal Formalin untuk Pangan. http://www.republika.co.id Sampurno. 2006. Keterangan Pers Kepala BPOM RI. No. Kh. 00.01.1241.029 Tentang Hasil Tindak Lanjut Pengawasan Terhadap Penyalahgunaan Formalin sebagai Pengawet TahudDan Mi Basah. Jakarta www.wikipedia.com. 2005. Formaldehida Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan Dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta

LAMPIRAN Daftar Riwayat Hidup Ketua serta Anggota Kelompok 1. Nama Lengkap : Ayudiah Aprilianti NIM : 05330037 Tempat/Tanggal Lahir : Probolinggo,01 April 1987 Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Jl.TirtomulyoV/4 Landung Sari Malang Pendidikan 1. SD : SD Pondok Kelor 1, tahun 1993-1999 2. SMP : SLTP Negeri 1 Paiton, tahun 1999-2002 3. SMA : SMAN 1 Kraksaan Probolinggo, tahun 2002-2005 4. S1 : Pendidikan Biologi FKIP UMM, tahun 2005-sekarang. Karya Ilmiah/PKM: - Analisis Kandungan Zat Pewarna Sintetis pada Berbagai Macam Merek Sirup yang Beredar di Pasar Besar Malang (Usulan Proposal PKMP 2006)

15

Kegiatan nonakademi: - Koordinator Penalaran HMJ Pendidikan Biologi UMM 2006-2007 - Anggota Forum Kajian Ilmiah Mahasiswa Biologi (FKIMB), fokus pada kesehatan masyarakat 2. Nama Lengkap NIM Tempat, Tanggal Lahir Jenis Kelamin Alamat Pendidikan 1. SD 2. SMP 3. SMA 4. S1

: Amar Ma’ruf : 05330028 : Lamongan, 12 Desember 1986 : Laki-laki : RT. 01. RW. 02 Pagendingan, Kanugrahan, Maduran, Lamongan.

: MI Bahrul Ulum Lamongan, tahun 1993-1999 : SLTP N 1 Sekaran Lamongan, tahun 1999-2002 : SMA Nurul Jadid Probolingga, tahun 2002-2005 : Pendidikan Biologi FKIP UMM, tahun 2005-sekarang.

Kegiatan nonakademi: - Koordinator Penalaran Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FKIPUMM - IMM Koordinator Komisariat UMM - Anggota Forum Kajian Ilmiah Mahasiswa Biologi (FKIMB), fokus pada pengembangan guru dan sistem pendidikan 3. Nama Lengkap : Zaqia Nur Fajarini NIM : 06330036 Tempat, Tanggal Lahir : Mojokerto, 24 Agustus 1987 Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Jl. Tirto Utomo gang V No. 3A Malang. Pendidikan 1. SD : MI Muhammadiyah Gedeg Mojokerto, tahun 1993-1999 2. SMP : SLTP Muhammadiyah 4 Gedeg, tahun 1999-2002 3. SMA : SMAN 1 Puri Mojokerto, tahun 2002-2005 4. S1 : Pendidikan Biologi FKIP UMM, tahun 2006-sekarang Karya Ilmiah/PKM: - Penyadaran masyarakat dalam upaya pelestarian penyu pada masyarakat Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Pacitan (Tim PKMM Didanai Tahun 2007) Kegiatan Nonakademik: - Anggota Forum Kajian Ilmiah Mahasiswa Biologi (FKIMB), fokus pada pengembangan guru dan sistem pendidikan - HUMAS Jama’ah AR Fachruddin-UMM - Anggota Diklat HMJ Pendidikan Biologi

16

4. Nama Lengkap : Dian Purwanti NIM : 06330031 Tempat, Tanggal Lahir : Pasuruan, 29 Mei 1988 Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Jl. Tirto Utomo gang IV L-20 Malang. Pendidikan 1. SD : SDN 3 Keawung Wetan Pasuruan, tahun 1994-2000 2. SMP : SMPN Grati Tunon Pasuruan, tahun 2000-2003 3. SMA : SMAN 4 Pasuruan, tahun 2003-2006 4. S1 : Pendidikan Biologi FKIP UMM, tahun 2006-sekarang