analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan seseorang dalam memilih angkutan jasa TransJakarta...

1 downloads 729 Views 18MB Size
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMILIH ANGKUTAN JASA (STUDI KASUS BUS TRANSJAKARTA KORIDOR II) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh: Retno Oktakarina 1110015000029

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015

ABSTRAK Retno Oktakarina, Penelitian ini berjudul Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam memilih transportasi jasa (studi kasus bus TransJakarta Koridor II). Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan seseorang dalam memilih angkutan jasa TransJakarta Koridor 2. Faktor-faktor yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah faktor budaya, faktor kelas sosial, faktor pengaruh pribadi, faktor keluarga, faktor situasi, faktor keterlibatan konsumen, faktor pengetahuan konsumen, faktor motivasi konsumen, faktor sikap konsumen, faktor proses informasi, faktor pembelajaran. Data diperoleh dari penyebaran kuesioner terhadap konsumen yang menggunakan angkutan jasa TransJakarta koridor 2. Sampel yang di ambil pada penelitian ini menggunakan metode analisis faktor. Hasil penelitian yang diperoleh dari uji analisis faktor menunjukkan bahwa diperoleh 7 faktor yang berpengaruh paling dominan terhadap keputusan konsumen dalam memilih angkutan jasa TransJakarta koridor 2, faktor-faktor tersebut adalah : faktor pengetahuan konsumen 25,24 %, faktor sikap konsumen 13,19 %, faktor keterlibatan konsumen 11,80 %, faktor kelas sosial 10,20 %, faktor dorongan keluarga 5,10 %, faktor proses informasi 4,68 %, faktor motivasi konsumen 4,45 %. Faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi konsumen memilih angkutan jasa TransJakarta Koridor 2 adalah faktor pengetahuan konsumen dan faktor sikap konsumen. Kata kunci : Analisis Faktor, TransJakarta, Konsumen, Angkutan Jasa

ABSTRACT Retno Oktakarina, This title of research is Analysis of the factors that influence

consumers to choose transport services TransJakarta bus corridor case study 2. The main purpose of this research is to analyze the factors that influence consumers decision to choose TransJakarta transportation corridor 2. Factors that will be analyzed in this study were culture factor, social class factor, private factor, family factor, situation factor, involvement factor, knowledge factor, motivation factor, attitude factor, information process factor, learning factor. Data obtained from distributing quetionnaires to consumers of Transjakarta corridor 2. This research was used a factor analysis method. The results, showw that there are seven dominant factors that influence the decision of consumers to choose TransJakarta transportation corridor 2, those factors are : knowledge factor 25,24 %, attitude factor 13,19 %, involvement factor 11,80 %, social class factor 10,20 %, family factor 5,10 %, information process factor 4,68 %, motivation factor 4,45 %. The most dominant factor that influence decision to choose TransJakarta transportation corridor 2 is knowledge factor and attitude factor. Keywords : Factor Analysis, TransJakarta, Transportation, Consumer

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI Nama

: Retno Oktakarina

Tempat & Tgl. Lahir : Jakarta, 18 Oktober 1992 Tinggal di Alamat

: Jakarta Utara : Jl. Rorotan 9 no. 52 rt 010 rw 007 Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara

Telepon

: 08999285247

Agama

: Islam

Kewarganegaraan

: Warga Negara Indonesia (WNI)

Email

: [email protected]

Motto Hidup

: “Menjadi Wanita yang Sholeha”

II. IDENTITAS FORMAL 1. SD

: SD Negeri Rorortan 01 Pagi

2. SMP

: Mts Negeri 15 KJ Rorotan

3. SMA

: SMA Negeri 115 Jakarta

4. S1

: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

III. LATAR BELAKANG KELUARGA 1. Bapak

: Imam Tardjono

2. Ibu

: Tuti Herawati

3. Alamat

: Jl. Rorotan 9 no. 52 rt 010 rw 007 Kelurahan Rorotan Kecamatan

Cilincing Jakarta Utara 4. Anak ke dari : 2 dari 3 bersaudara

i

KATA PENGANTAR Bissmillahirohmanirrohim

Assalamu’alaikum wr,wb. Alhamdu lillahi Robbil’ alamin, segala puji hanya bagi Allah SWT pemilik semesta di seluruh alam raya. Atas berkat dan rahmat serta ridho-Nya Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi tepat pada waktunya. Sholawat dan salam senantiasa tercurahkan untuk Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, para sahabat dan pengikut-pengikutnya hingga akhir jaman. Selama proses penyusunan skripsi ini penulis mendapatkan banyak dukungan dan bantuan dari berbagai pihak guna membantu lancarnya penelitian ini, baik secara langsung atau tidak oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPS UIN dan dosen Pembimbing Akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Drs. Syaripulloh, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Anissa Windarti, M.Sc selaku dosen pembimbing I yang begitu teliti, telaten dan sabar dalam membimbing saya, memberikan pengarahan dan masukan dalam penulisan skripsi ini, serta sudah meluangkan banyak waktunya untuk memberikan ilmu, bimbingan, nasihat, serta saran dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini. 5. Andri Noor Andriansyah, M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah senantiasa memberikan ide dan arahan dalam penulisan skripsi penulis serta dengan ikhlas meluangkan waktu untuk berdiskusi.

ii

6. Seluruh dosen pendidikan IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mencurahkan seluruh ilmunya. 7. Ayahku Imam Tardjono dan mamahku Tuti Herawati tercinta, terimakasih atas segala nasihat, cinta dan doa-doa yang engkau panjatkan teruntuk anakmu ini yang selalu kau panggil soleha (aamiin), dukungan dan doa yang tak pernah henti dari kakakku Retno Pujiastika Pratiwi, A. Md yang tersayang dan adikku Retno Syifa Syahidatunnisa yang kusayang. 8. Teman setia Udin, S.Pd, terimakasih atas segala motivasi, pelajaran yang nyata dan nasihat serta doa-doa yang selalu engkau latunkan disetiap waktu walau sedikit emosi dalam mensupport namun berarti. 9. Bebong Family Denara Nurul Titiankasih, Ega Pratiwi, Ayu Nissa Puspa Negara, Diah Novarida, dan Siti Eka Prasetya Nenggelis, bagai kepompong sampai ke kupu-kupu persahabatan kita berawal dari biasa hingga menjadi ikatan keluarga, thanks for your support my second family. 10. Rekan seperjuangan jurusan Ekonomi angkatan 2010, senantiasa memberikan canda tawa dalam setiap waktu dan memberikan arti penting sosialisasi satu sama lain. 11. Dan kepada semua pihak terkait yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................ i DAFTAR ISI .......................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1 B. Identifikasi ................................................................................... 6 C. Pembatasan Masalah .................................................................... 6 D. Perumusan Masalah...................................................................... 7 E. Tujuan Penelitian ......................................................................... 7 F. Manfaat Penelitian........................................................................ 7 1. Manfaat Teoritis....................................................................... 7 2. Manfaat Praktis ........................................................................ 8 BAB II KAJIAN TEORI A. Perilaku Konsumen ...................................................................... 9 B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ............... 11 1. Pengaruh Lingkungan .............................................................. 11 2. Perbedaan dan Pengaruh Individual.......................................... 17 3. Proses Psikologis ..................................................................... 24 C. Bauran Pemasaran ........................................................................ 25 D. Transportasi ................................................................................. 29 1. Pengertian Transportasi .......................................................... 29 2. Klasifikasi Transportasi .......................................................... 30 E. Deskriptif Bus Way....................................................................... 33 1. Pengertian Bus Way ................................................................. 33 2. Karakteristik Bus Rapid Transit ............................................... 34

iv

3. Sarana dan Prasarana Bus Way ................................................. 35 F. Hasil Penelitian Relevan ............................................................... 38

BAB III Metodologi Penelitian

A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 40 B. Metode Penelitian ........................................................................ 42 C. Populasi dan Sampel .................................................................... 42 D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 43 1. Penelitian Pustaka................................................................... 43 2. Penelitian Lapangan ............................................................... 43 3. Observasi ............................................................................... 43 4. Kuesioner .............................................................................. 44 E. Teknik Analisis Data .................................................................... 51 1. Uji Validitas ........................................................................... 51 2. Uji Realibilitas........................................................................ 51 3. Analisis Faktor ....................................................................... 51 F. Operasional Variabel Penelitian.................................................... 54

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian .................................. 57 1. Sejarah TransJakarta Busway ................................................. 57 2. Arti Logo TransJakarta ........................................................... 58 3. Bus TransJakarta .................................................................... 59 4. Halte TransJakarta .................................................................. 60 5. Tarif dan Penumpang TransJakarta ......................................... 62 6. Jalur Bus TransJakarta ............................................................ 64 B. Hasil Penelitian ............................................................................ 67 1. Uji Validitas ........................................................................... 67 2. Uji Reliabilitas........................................................................ 69

v

3. Hasil Observasi ...................................................................... 70 4. Analisis Faktor ....................................................................... 71 C. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................ 80

BAB V Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan .................................................................................. 87 B. Saran ............................................................................................ 88 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 89 LAMPIRAN

vi

DAFTAR TABEL

1.1 Statistik Transportasi DKI Jakarta Tahun .............................................. 2 3.1 Kategori Skala Likert .......................................................................... 45 3.2 Kisi-kisi Instrumen .............................................................................. 46 3.3 Kisi-kisi Instruen Angket .................................................................... 49 4.1 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas .......................................................... 68 4.2 Hasil Uji Reliabilitas ........................................................................... 69 4.3 Analisis Faktor .................................................................................... 72 4.4 Distribusi Faktor ................................................................................. 78 4.5 Hasil penelitian ................................................................................... 81

vii

DAFTAR GAMBAR

3.1 Peta Jalur TransJakarta (Bus Way) ...................................................... 41 4.1 Logo TransJakarta .............................................................................. 58

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin maju saat ini menimbulkan pertumbuhuan teknologi, bisnis dan sistem perekonomian yang begitu pesat. Saat ini berbagai bisnis jasa banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, salah satu contohnya adalah perusahaan jasa transportasi. Transportasi di artikan sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Proses pengangkutan merupakan gerakan dari tempat asal dari mana kegiatan angkutan dimulai ke tempat tujuan, kemana kegiatan pengangkutan di akhiri.1 Pertumbuhan perekonomian yang semakin pesat dan berkembangnya perekonomian menuju arah globalisasi, menjadikan transportasi sebagai salah satu faktor yang berpengaruh besar yang menuntut sebagian masyarakat melakukan mobilitas yang sangat tinggi, sehingga masyarakat akan semakin jeli

menentukan

pilihannya.

Banyak

perusahaan

transportasi

yang

menawarkan dan berusaha merebut minat konsumen untuk menggunakan produk dan jasa yang ditawarkan dari sebuah perusahaan transportasi. Kepuasan konsumen akan tercapai apabila kualitas produk atau jasa yang diberikan oleh perusahaan sesuai dengan keinginan konsumen. Hal ini disebabkan kualitas jasa tergantung dari siapa dan bagaimana jasa itu diberikan.

1

Nur Nasution, Manajemen Transportasi,( Jakarta: Ghalia Indonsia, 2004), h.15.

1

2

Jasa transportasi pada saat ini merupakan suatu sarana yang tidak dipisahkan dan dibutuhkan oleh masyarakat pada kehidupan sehari-hari. Umumnya orang memakai kendaraan pribadi atau memakai alternatif lainnya sebagai alat transportasinya untuk mengantarkan mereka ke tempat tujuan. Demikian juga perusahaan yang membutuhkan armada transportasi untuk mendistribusikan barangnya dari gudang untuk dapat sampai kepada konsumen di pasar. Orang yang mempunyai kendaraan pribadi tidak akan mendapatkan kesulitan dalam aktivitasnya sehari-hari baik dalam bekerja maupun keperluan lainnya. Tetapi, bagi yang tidak mempunyai kendaraan sendiri maka transportasi umum yang akan menjadi sarana bagi setiap aktivitasnya. Tabel 1.1 Statistik Transportasi DKI Jakarta Tahun Uraian Tol Negara Provinsi Total Sepeda Motor Mobil Penumpang Mobil Beban Mobil Bus Kendaraan Khusus Total

2010 2011 Panjang Jalan (Meter) 112.960 123.481 163.780 142.647 6.267.257 6.599.913 6.543.997 6.866.041 Jumlah Kendaraan Bermotor 8.764.130 9.861.451 2.334.883 2.541.351 565.727 581.290 332.779 363.710 11.997.519 13.347.802 Angkutan Umum Massal BusWay 404 567 86.937.487 114.783.000 288,76 379,46

Jumlah Bus Penumpang Pendapatan (Milyar Rp) Sumber : Jakarta dalam Angka 2013

2012 123.731 152.516 6.681.445 6.955.842 10.825.973 2.742.412 561.918 358.895 129.113 14.618.313 565 11.260.431 364,39

Dari tabel di atas kenaikan panjang jalan tidak sebanding dengan kenaikan kendaraan bermotor. Menurut Badan Pusat Statistik tahun 2012 Pemprov DKI Jakarta berhasil menambah panjang jalan sebesar 1,3 persen atau bertambah sebesar 89.801 meter. Namun demikian pertambahan panjang tersebut masih

3

lebih rendah dari pertambahan jumlah kendaraan bermotor. Pada tahun 2012 jumlah jumlah kendaraan bermotor naik sebesar 9,52 persen, dan yang mengalami kenaikan paling tajam adalah sepeda motor sebesar 9,78 persen.2Dari pernyataan tersebut menunjukkan jumlah kendaraan yang semakin meningkat menyebabkan kemacetan semakin memburuk dari tahun ke tahun. Kendaraan umum dan pribadi juga semakin meningkat karena kebutuhan akan alat transportasi semakin meningkat. Sedangkan pelayanan angkutan umum busway sudah ada sejak tahun 2004. Di tahun 2012 jumlah armada busway mencapai 565 armada, dengan jumlah penumpang sebesar 111.260.431 orang, menurun 3.06 persen di banding tahun sebelumnya. Demikian pula pendapatan dari busway mencapai sekitar 364,6 milyar rupiah, menurun sebesar 3,97 persen di banding tahun 2011. Penurunan terjadi karena banyak armada busway yang rusak dan bahan bakar gas yang sulit diperoleh, juga sering tidak sterilnya jalur busway sehingga layanan tidak optimal.3 Alat transportasi umumnya adalah untuk memperlancar kegiatan masyarakat untuk beraktivitas. Sedangkan alat transportasi itu dibedakan menjadi tiga yaitu alat transportasi darat, alat transportasi laut, alat transportasi udara. Setiap perusahaan berusaha memberikan pelayanan yang terbaik dengan fasilitas yang memadai bagi konsumennya agar mereka puas terhadap jasa yang mereka rasakan dan mereka mau menjadi pelanggan. Kualitas pelayanan juga memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan pelanggan. Kualitas memberikan nilai tersendiri di mata konsumen untuk menjalin hubungan yang kuat antara pengguna jasa dengan perusahaan. Strategi untuk jangka panjangnya memungkinkan perusahaan untuk bisa memahami harapan pelanggan serta kebutuhan yang mereka inginkan.

2

Statistik Provinsi DKI Jakarta 2013, Transportasi dan Komunikasi, 29-03-2015, (http://jakarta.bps.go.id/flip/statda2013/index.html#/30/zoomed). 3 Ibid .

4

Alat transportasi umum yang ada di Jakarta terdiri dari alat transportasi yang dapat mengangkut banyak orang seperti bus. Pada awalnya jumlah bus di Jakarta sangatlah banyak, namun pada perkembangan selanjutnya bus sudah menjadikan alat transportasi bagi semua lapisan masyarakat lapisan bawah, menengah dan atas. Akhirnya pemerintah Jakarta mengadakan bus TransJakarta yang bakal mencukupi kebutuhan masyarakat Jakarta akan adanya bus yang nyaman dan terjangkau. Bus TransJakarta merupakan salah satu alat transportasi umum yang hadir untuk memenuhi kebutuhan masayarakat, dengan melihat semakin meningkatnya aktivitas masyarakat wilayah Jakarta seperti para mahasiswa yang memilih bepergian menggunakan bus atau keluarga yang hanya sekedar jalan-jalan. Bus TransJakarta ini adalah sebuah upaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk meningkatkan pelayanan publik khususnya pada sektor transportasi darat di kawasan perkotaan DKI Jakarta dengan berbasis menggantikan sistem setoran menjadi sistem pembelian pelayanan. Bus ini mulai beroperasi sejak tahun 2004 dan masih berlangsung sampai saat ini dan antusias dari penggunanya pun sangat positif. TransJakarta menampilkan semangat baru dengan menampilkan sesuatu yang berbeda dari jasa transportasi yang ada. TransJakarta memang transportasi yang disediakan oleh pemerintah untuk masyarakatnya tanpa mengenal status sosialnya, dan TransJakarta merupakan layanan transportasi yang berbeda dari alat transportasi lainnya. Karena TransJakarta mengenalkan inovasi baru yaitu salah satu alat transportasi yang mempunyai jalur sendiri tanpa bisa di lewati oleh kendaraan lainnya seperti mobil pribadi, sepeda motor, bus umum dan lain-lain. Dalam kondisi ini Bus TransJakarta dipacu untuk memaksimalkan efisiensi dan meningkatkan pelayanan kepada pengguna jasa, sehingga program transportasi Pemda DKI Jakarta ini dapat tumbuh dan berkembang ditengahtengah persaingan. Karena itu, untuk mencapai pelayanan yang diharapkan pelanggan dalam jasa transportasi. Bus TransJakarta harus memiliki keunggulan

5

dan selalu berusaha meningkatkan hasil produk dan pelayanan jasa dengan memperhatikan kebutuhan masyarakat yang semakin berkembang. Dalam hal ini koridor 2 yang sangat mengalami banyak permasalahan. Koridor 2 diresmikan pada tahun 2006 oleh Gubenur Sutiyoso, koridor ini dilayani operator bus ialah Trans Batavia, operator ini tidak merawat bus-bus ini dan ciri-ciri bus ini paling bobrok, pintu bus rusak,pintu daurat terbuka, bokong bus miring, saat hujan atap bus bocor, banyak kursi rusak, ac kurang dingin,membawa penumpang tidak kuat.4 Sebagai pemasar juga harus mempelajari perilaku konsumen. Dalam hal ini konsumen diartikan sebagai orang yang mengkonsumsi atau memakai barang atau jasa tersebut. Konsumen juga mempertimbangkan berbagai hal dalam memilih apa yang ingin digunakannya agar sesuai kebutuhan yang di inginkan. Masih banyak masyarakat pengguna Bus TransJakarta yang mengeluh karena fasilitas dalam angkutan ini belum maksimal. Penumpukan penumpang baik yang berada di halte maupun di dalam bus membuat fasilitas yang ada tidak dapat dinikmati dengan baik. Hambatan di jalur busway sampai antrean panjang di halte membuat masyarakat kehilangan banyak waktu karena kendala teknis yang seharusnya dapat diselesaikan. Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama atau Ahok punya niat baik, pelayanan angkutan umum nyaman bagi masyarakat. Mungkin, niat baik itu kini diharapkan segera terwujud, apalagi keluhan sudah mulai datang. Salah satunya jalur TransJakarta Pulogadung-Harmoni dan Kalideres-Harmoni yang dinilai selalu lama menunggu kedatangan bus. Belum lagi tak ada jadwal bus yang jelas.

"Kalau perlu silahkan sidak, koridor Pulogadung-Harmoni, yang situasi nya sama dengan koridor Kalideres-Harmoni," tulis Esmanto, Rabu (17/12/2014).Tak heran juga kalau seorang mahasiswi Sarah Excellent 4

Didik ahmad prabowo, TransJakarta koridor 1-12, 10-12- 2014, (http://didikTransJakarta.blogspot.com/).

6

Anugrahni nyang biasa menunggu bus TransJakarta menyebutnya sebagai cara 'untung-untungan'."Bus dengan tujuan akhir Bunderan Senayan hingga saat ini kedatangannya masih belum pasti setiap harinya, sehingga untuk dapat menggunakannya masih untung-untungan. Ketika bertanya kepada petugas setempat, kami selalu memperoleh jawaban yang tidak menentu. Terkadang itu baru pukul 6.15 dan petugas Transjakarta menjawab, bus yang masuk hari itu hanya satu," jelas Sarah. 5 Dari artikel di atas menunjukkan adanya keluhan konsumen pengguna TransJakarta yang mengalami ketidakpuasan dalam menggunakan jasa angkutan tersebut. Masih banyak lagi keluhan-keluhan dari hal prasarana dan sarana lainnya yang belum di angkat lebih banyak lagi. Karena memang angkutan jasa saat ini merupakan hal yang vital bagi masyarakat sebagai jasa mereka untuk menunjang aktivitasnya, oleh karena itu dibutuhkan kenyamanan dan keamanan bagi konsumennya, terutama bagi pengguna TransJakarta yang sangat diminati masyarakat khususnya warga Jakarta. Berdasarkan pada uraian latar belakang masalah yang ada, maka penulis

tertarik untuk mengangkat masalah dan

mengajukan sebuah penelitian dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Memilih Angkutan Jasa ( Studi kasus Bus TransJakarta Koridor II)”.

B. Identifikasi a.

Semakin tingginya tuntutan masyarakat terhadap alat transportasi.

b.

Masih

rendahnya

penggunaan

alat

transportasi

publik

seperti

TransJakarta. c.

Adanya keluhan konsumen terhadap pelayanan yang telah diberikan oleh perusahan transportasi TransJakarta.

C. Pembatasan Masalah Adapun batasan masalah pada penelitian ini hanya sebatas meneliti analisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen dalam memilih angkutan jasa bus TransJakarta di Koridor II sebagai langkah untuk mengatasi masalah angkutan jasa khususnya bus TransJakarta. 5

Fajar Pratama, Dear Pak Ahok TransJ Jalur Pulogadung-Harmoni dan Kalideres-Harmoni Banyak Dikeluhkan, 26-03-2015, (http://news.detik.com/read/2014/12/17/143018/2780193/10/).

7

D. Perumusan Masalah Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam memilih transportasi jasa TransJakarta koridor II ?

E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktorfaktor apa saja yang mempengaruhi konsumen dalam memilih transportasi jasa TransJakarta di Koridor II.

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Menambah pengetahuan, dan wawasan serta bahan dalam penerapan metode penelitian khususnya mengenai faktor-faktor konsumen dalam memilih angkutan jasa dapat dijadikan bahan untuk perbandingan sebagai penelitian selanjutnya. a. Untuk Peneliti Dari hasil penelitan ini peneliti bisa menambah pengetahuan yang dapat dipakai sebagai sarana untuk menerapkan teori yang telah diperoleh lewat bangku kuliah yang nyata dan yang sering terjadi dilapangan. b. Untuk UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi sumbangan pemikiran dan bahan kajian bagi pengembangan ilmu pengetahuan. c. Untuk TransJakarta Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan oleh pihak TransJakarta dalam menerapkan kebijakan mengenai jasa yang diberikan khususnya kepada konsumen.

8

d. Untuk Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Penelitian ini dapat digunakan sebagai sumbangan opini terkait dengan peningkatan kriteria standart angkutan jasa termasuk di dalamnya yaitu TransJakarta.

2. Manfaat Praktis Dapat dijadikan sebagai bahan peningkatan dalam kualitas sarana dan prasarana untuk bus TransJakarta. a. Untuk Peneliti Dari hasil penelitian ini diharapkan peneliti juga dapat memberikan gambaran kualitas angkutan yang ada, agar peneliti lebih merasakan keamanan dan kenyamanan dalam memanfaatkan angkutan jasa. b. Untuk Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Dari hasil penelitian ini diharapkan Pemprov DKI Jakarta lebih meningkatkan kualitas mutu angkutan jasa TransJakarta melalui penegasan peraturan di lapangan. Seperti penambahan armada bus guna lebih mengefisiensi waktu tempuh, layanan angkutan malam hari menjadi 24 jam untuk koridor tertentu, perbaikan dan peningkatan kapasitas halte guna lebih memberikan rasa aman dan nyaman kepada para konsumen, peningkatan keamanan dengan penerapan area khusus wanita dan CCTV dalam bus baru agar keamanan terpantau, penyempurnaan sistem tiket agar lebih efisien dan praktis serta dipahami para konsumen, percepatan tindakan evakuasi kendaraan mogok melalui kelola penanganan, peningkatan sterilisasi jalur dengan menggunakan gerbang otomatis, kerjasama dengan beberapa pihak terkait pendukung jalannya operasional TransJakarta salah satunya pihak pengelola SPBG (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas).

BAB II KAJIAN TEORI

A. Perilaku Konsumen Para ahli berpendapat mengenai definisi Perilaku Konsumen, sebagai berikut : 1) Menurut American Marketing Assosiation atau disingkat AMA dalam Danang Sunyoto mendefinisikan bahwa perilaku konsumen (consumer behaviour) sebagai interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku dan kejadian di sekitar kita dimana manusia melakukan aspek dalam hidup mereka.1 2) Menurut Engel, Blackwell, dan Miniard dalam Danang Sunyoto, mendefinisikan perilaku konsumen sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini. Subjek ini dapat diprediksi dari beberapa perspektif yang semuanya dipertimbangkan, yaitu: pengaruh konsumen (consumer influence), menyeluruh (wholistic), dan antarbudaya (intercultural).2 3) Menurut Winardi dalam Danang Sunyoto, perilaku konsumen dapat dirumuskan sebagai perilaku yang ditunjukkan oleh orang-orang dalam hal merencanakan, membeli dan menggunakan barang-barang ekonomi dan jasa-jasa. Sedangkan perilaku pembeli (buyer behaviour) memusatkan perhatian pada perilaku individu khusus, yang membeli produk bersangkutan, sekalipun orang itu tidak terlibat dalam hal merencanakan pembelian tersebut, atau menggunakan produk tersebut. Misalnya seorang ibu rumah tangga diminta bantuannya oleh seorang anggota rumah tangganya untuk membeli suatu produk di pasar yang kemudian mengonsumsinya. Sebagai pembeli, ibu rumah tangga tersebut membawa pengaruh besar atas waktu, sifat dan jumlah pembelian yang dilakukan. Tetapi sekalipun demikian ibu rumah

1

Danang Sunyoto, Perilaku Konsumen: Panduan Riset Sederhana untuk Mengenali Konsumen, (Yogyakarta: CAPS, 2013), h. 2. 2 Ibid., h. 3.

9

10

tangga tersebut hanya merupakan sebuah sumber pengaruh, dan pengaruhnya mungkin minim sekali.3 4) Menurut pendapat pakar yang lain dalam bukunya Danang Sunyoto, yaitu : a. Gerald Zaldman dan Melanie Wallendorf (1979 : 6) menjelaskan bahwa “Consumer behavior are acts, process and sosial relationship exhibited by individuals, groups and organizations in the obtainment, use of, and consequent experience with products, services and other resources”. Perilaku konsumen adalah tindakantindakan, proses, dan hubungan sosial yang dilakukan individu, kelompok, dan organisasi dalam mendapatkan, menggunakan suatu produk atau lainnya sebagai suatu akibat dari pengalamannya dengan produk, pelayanan, dan sumber-sumber lainya.4 b. David L. Loudon dan Albert J. Della Bitta (1984 : 6) mengemukakan bahwa “Consumer behavior may be defined as decision process and physical activity individuals engage in when evaluating, acquaring, using or disposing of good and services”. Perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai proses pengambilan keputusan dan aktivitas individu secara fisik yang dilibatkan dalam proses mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau dapat mempergunakan barang-barang dan jasa.5 Berdasarkan dua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok, atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barangbarang atau jasa ekonomis yang dapat di pengaruhi lingkungan.

3

Ibid. Ibid., h. 4. 5 Ibid. 4

11

B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen 1) Pengaruh Lingkungan Perilaku konsumen untuk melakukan pembelian dipengaruhi oleh lingkungan meliputi faktor budaya, faktor kelas sosial, faktor pengaruh pribadi, faktor keluarga, dan faktor situasi.6 a. Faktor Budaya Faktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada perilaku konsumen. Perusahaan harus mengetahui peranan yang dimainkan oleh budaya, subbudaya dan kelas sosial pembeli. Budaya adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Budaya merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya. Setiap kebudayaan terdiri dari subbudaya-subbudaya yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya. Sub-budaya dapat dibedakan menjadi empat jenis : kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras, dan area geografis. Banyak sub-budaya membentuk segmen pasar penting dan pemasar sering kali merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Beberapa dari sikap dan perilaku yang lebih penting yang dipengaruhi oleh budaya adalah sebagai berikut : a) Rasa diri dan ruang b) Komunikasi dan bahasa c) Pakaian dan penampilan d) Makanan dan kebiasaan makan e) Waktu dan kesadaran akan waktu f) Hubungan (keluarga, organisasi, pemerintah) g) Nilai dan norma h) Kepercayaan dan sikap 6

12

i) Proses mental dan pembelajaran j) Kebiasaan kerja dan praktik b. Faktor Kelas Sosial Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial, seperti kelompok kecil, keluarga serta peranan dan status sosial konsumen. Perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompok kecil. Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung. Definisi kelompok adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran individu atau bersama. Keluarga dapat memengaruhi perilaku pembelian. Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling dalam masyarakat. Keputusan pembelian keluarga, tergantung pada produk, iklan dan situasi. Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya di keluarga, klub, dan organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat diidentifikasikan dalam peran dan status. Setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat.7 Berikut ini beberapa variabel kelas sosial menurut Engel, Blackwell & Miniard dalam Danang Sunyoto : a) Variabel ekonomi Pekerjaan, pendapatan, dan kekayaan mempunyai kepentingan kritis karena apa yang orang kerjakan untuk nafkah tidak hanya menentukan berapa banyak yang harus dibelanjakan oleh keluarga, tetapi juga sangat penting dalam menentukan kehormatan yang diberikan kepada anggota keluarga b) Variabel interaksi Prestise pribadi, asosiasi, dan sosialisasi adalah inti dari kelas sosial. Orang mempunyai prestise tinggi jika orang lain mempunyai sikap respek atau menghormati mereka. Asosiasi adalah variabel yang berkenaan dengan hubungan sehari-hari. Orang

yang

mempunyai hubungan sosial yang erat dengan orang yang suka 7

Ibid., h. 22.

13

mengerjakan hal-hal yang sama seperti yang mereka kerjakan, dengan cara yangsama, dan dengan siapa mereka merasa senang. Sosialisasi adalah proses dimana individu belajar keterampilan, sikap, dan kebiasaan untk berpartisipasi didalam kehidupan komunitas bersangkutan. c) Variabel politik Kekuasaan, kesadaran kelas, dan mobilitas adalah penting untuk mengerti aspek politik dari sistem stratifikasi. Kekuasaan adalah potensi individu atau kelompok untuk menjalankan kehendak mereka atas orang lain. Walaupun merupakan pokok dalam analisis banyak teoritikus kelas sosial, variabel ini kurang menarik minat langsung belajar. Kesadaran kelas mengacu pada tingkat dimana orang didalam suatu kelas sosial sadar akan diri mereka sebagai kelompok tersendiri dengan kepentingan politik dan ekonomi bersama. Mobilitas dan suksesi adalah konsep kembar yang berhubungan dengan stabilitas atau instabilitas sistem startifikasi. Suksesi mengacu kepada proses anak-anak yang mewarisi posisi kelas orang tua mereka. Mobilitas mengacu pada proses pergerakan naik atau turun yang berhubungan dengan orang tua mereka.8 c. Faktor Pengaruh Pribadi Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahapan daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri pembeli. Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga. Beberapa penelitian terakhir telah mengidentifikasi tahapan-tahapan dalam siklus hidup psikologis. Orang-orang dewasa biasanya mengalami perubahan atau transformasi tertentu pada saat menjalani hidupnya. Pekerjaan memengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu. Situasi ekonomi 8

Ibid., h. 23-24.

14

seseorang akan memengaruhi pemilihan produk. Situasi ekonomi seseorang terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan polanya), tabungan dan hartanya (termasuk persentase yang mudah dijadikan uang). Gaya hidup seseorang adalah pola hidup didunia yang di ekspresikan oleh kegiatan, minat dan pendapat seseorang. Gaya hidup menggambarkan seseorang secara keseluruhan yang berinteraksi dengan lingkungan. Gaya hidup juga mencerminkan sesuatu di balik kelas sosial seseorang. Kepribadian adalah karakteristik psikologis yang berada dari setiap orang yang memandang responnya terhadap lingkungan yang relatif konsiten. Kepribadian dapat merupakan variabel yang sangat berguna dalam menganalisis perilaku konsumen. Bila jenis-jenis kepribadian dapat di klasifikasikan dan memilki korelasi yang kuat antara jenis-jenis kepribadian tersebut dengan berbagai pilihan produk atau merek. d. Faktor Keluarga a) Pengertian keluarga Keluarga dapat didefinisikan sebagai suatu unit masyarakat terkecil yang perilakunya sangat memengaruhi dan menentukan dalam pengambilan keputusan membeli. Keluarga dapat berbentuk keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak, atau terdiri dari ayah, ibu, anak, kakek dan nenek serta warga keturunannya. 9 b) Variabel-variabel yang mempengaruhi keluarga Variabel yang dimaksud mempengaruhi keluarga disini adalah variabel sosiologis, dimana keluarga dalam mengambil keputusan dapat dimengerti dengan baik dengan mempertimbangkan dimensi sosiologis seperti kohesi, adaptasi dan komunikasi menurut Engel, Blackwell, dan Miniard dalam Danang Sunyoto. 10

9

Ibid., h. 37. Ibid., h. 38.

10

15

(a) Kohesi adalah pertalian emosi yang dimiliki para anggota keluargasatu sama lain. Disamping itu kohesi merupakan ukuran seberapa dekat yang dirasakan oleh para anggota keluarga terhadap satu sama lain pada tingkat emosi. Kohesi juga dapat merefleksikan perasaan keterkaitan dengan atau keterpisahan dari anggota lain dalam keluarga. (b) Kemampuan beradaptasi adalah kemampuan sistem perkawinan atau keluarga untuk mengubah struktur kekuasaannya, hubungan peranan, dan kaidah hubungan sebagai respon terhadap stress situasional dan perkembangan. Kemampuan keluarga dalam beradaptasi adalah ukuran seberapa baik keluarga dapat memenuhi tantangan yang disajikan oleh kebutuhan yang disajikan oleh kebutuhan yang berubah. (c) Komunikasi adalah dimensi yang memudahkan, yang kritis bagi gerakan

pada

dua

dimensi

yang

lain.

Keterampilan

berkomunikasi yang positif, memungkinkan keluarga untuk berbagi satu sama lain kebutuhan dan preferensi mereka yang berubah

sebagaimana

berhubungan

dengan

kohesi

dan

kemampuan beradaptasi. Keterampilan komunikasi negatif, seperti pesan ganda, ikatan ganda, kritik, meminimumkan kemampuan keluarga untuk berbagai perasaan, sehingga membatasi

gerakan

pdimensi

kohesi

dan

kemampuan

beradaptasi. e. Faktor Situasi a) Pengertian pengaruh sosial Menurut Russel W.Belk yang dikutip Engel, Blackwell & Miniard dalam Danang Sunyoto pengertian pengaruh situasi adalah sebagai pengaruh yang timbul dari faktor yang khusus untuk waktu

16

dan tempat yang spesifik yang lepas dari karakteristik konsumen dan karakteristik objek. 11 b) Macam-macam situasi konsumen (a) Situasi komunikasi, pengertian dari situasi komunikasi adalah sebagai latar dimana konsumen dihadapkan kepada komunikasi pribadi atau non pribadi. Komunikasi pribadi mencakup percakapan yang mungkin di adakan oleh konsumen dengan orang lain seperti wiraniaga atau sesama konsumen. Komunikasi non pribadi akan melibatkan spektrum luas stimulus seperti iklan dan program serta publikasi yang berorientasi konsumen. (b) Situasi pembelian, situasi ini mengacu pada latar dimana konsumen memperoleh produk dan jasa. Pengaruh situasi sangat lazim selama pembelian. Sebagai contoh pada pertimbangan perubahan hebat dalam kepekaan konsumen karena harga di dalam situasi pemebelian. Penjualan makanan akan merasa sulit untuk membebankan harga yang dibayar konsumen untuk soda dan jajanan di bioskop atau stadion sepak bola. Situasi pembelian ini meliputi lingkungan informasi, dan lingkungan ritail. (c) Situasi pemakaian, situasi pemakaian (usage situation) mengacu pada latar dimana konsumsi terjadi. Dalam banyak kejadian, situasi pembelian dan pemakaian sebenarnya sam, misalkan konsumen yang memakan hidangan mereka di restoran fast food.

11

Ibid., h. 39.

17

2) Perbedaan dan Pengaruh Individual a. Keterlibatan Konsumen a) Pengertian keterlibatan Pengertian keterlibatan, menurut John H. Antil yang dikutip oleh Thomas C. Kinnear dalam Danang Sunyoto, keterlibatan adalah tingkat kepentingan pribadi yang dirasakan dan atau minat yang dibangkitkan oleh stimulus di dalam situasi spesifik.12 Keterlibatan paling baik dipahami sebagai fungsi dari orang, objek, dan situasi. Titik awalnya selalu dengan orang motivasi yang mendasari dalam bentuk kebutuhan dan niai, yang pada gilirannya merupakan refleksi dari konsep diri. Keterlibatan di aktifkan ketika objek (produk, jasa) dirasakan membantu dalam memenuhi kebutuhan, tujuan, dan nilai yang penting. Namun pentingnya pemenuhan kebutuhan yang dirasakan dari objek akan bervariasi dari satu situasi ke situasi berikutnya. Oleh karena itu ketiga faktor yaitu orang, objek dan situasi harus diperhitungkan. Jadi keterlibatan dapat dikatakan merupakan refleksi dari motivasi yang kuat di dalam bentuk relevansi pribadi yang sangat dirasakan dari suatu produk atau jasa di dalam konteks tertentu. Bergantung kepada hubungan yang dirasakan antara pengaruh yang memotivasi individu dan manfaat yang ditawarkan oleh objeknya, ini merupakan kontinum yang berjajar dari rendah hingga tinggi. Hubungan ini menjadi di aktifkan sebagai keterlibatan yang dirasakan ketika karakteristik pribadi instrinsik (kebutuhan, nilai, konsep diri) dihadapkan dengan stimulus pemasaran yang sesuai di dalam situasi yang diberikan. b) Faktor-faktor dalam keterlibatan Menurut Giles Laurent dan Jean Noel Kaprefer dalam Danang Sunyoto, faktor-faktor yang menghasilkan keterlibatan tinggi dan

12

Ibid., h. 49.

18

keterlibatan rendah bersifat ekstensif ada tiga faktor, yaitu faktor pribadi, faktor produk, dan faktor situasi.13 (a) Faktor pribadi Tanpa pengaktifan kebutuhan dan dorongan, maka tidak ada keterlibatan dan ini paling kuat bila produk atau jasa dipandang sebagai citra diri yang mempertinggi. Jika demikian halnya hal ini mungkin langgeng, sebagaimana berlawanan dengan situasional atau temporer. Sebagai contoh Richins dan Bloch memperlihatkan bahwa beberapa konsumen adalah penggemar mobil yang ikut perlombaan dan reli serta berlangganan majalah mobil. Yang lain menggunakan mobil mereka terus-menerus tetapi memperlihatkan keterlibatan yang rendah melalui ketidakpedulian akan mobil pada umumnya, termasuk milik mereka sendiri, kecuali jika barangkali mobil itu merusak sendiri secara prematur. (b) Faktor produk Produk tidak menimbulkan keterlibatan dalam dan dari diri sendiri. Agaknya cara konsumen berespons terhadap produk itulah yang akan menentukan tingkat keterlibatan mereka. Meskipun begitu karakteristik produk dapat membentuk keterlibatan konsumen. Secara umum keterlibatan lebih besar untuk produk yang memenuhi kebutuhan dan nilai yang penting. Selain itu keterlibatan dapat meningkat karena alternatif pilihan dipandang secara lebih dibedakan di dalam penyajian mereka. Produk atau merek juga menimbulkan keterlibatan jika ada semacam

risiko

yang

dirasakan

dalam

pembelian

dan

pemakaian. Pada tahun 1960 almarhum Raymond Bauner mengajukan proposisi yang penting ini, “Perilaku konsumen melibatkan risiko dalam pengertian bahwa setiap tindakan konsumen akan menimbulkan akibat yang tidak dapat ia 13

Ibid., h. 50.

19

antisipasikan dengan apa saja yang mendekati kepastian, dan sebagian mungkin tidak menyenangkan”.14 (c) Faktor situasi Walaupun

keterlibatan

yang

langgeng

dapat

dipertimbangkan sebagai ciri yang stabil, keterlibatan situasi atau instrumental berubah sepanjang waktu. Keterlibatan situasi bersifat operasional atas dasar temporer dan memudar segera sesudah hasil pembelian dipecahkan. Ini sering terjadi dengan model seperti busana yang trendi dimana keterlibatan tinggi pada awalnya, tetapi dengan cepat berkurang segera sesudah barang tersebut dikenakan dan mode mulai berubah. Akhirnya keterlibatan juga dapat meningkat jika tekanan sosial dirasakan. Zaichkowsky memperlihatkan sebagai contoh bahwa konsumen bereaksi dengan sangat berbeda ketika mereka membeli anggur untuk konsumsi pribadi yang biasa berlawanan dengan anggur yang akan mereka sajikan pada pesta makan malam. b. Pengetahuan Konsumen a) Pengertian pengetahuan Menurut Mowen dan Minor dalam Danang Sunyoto, The amount of experience with and information about particular products or service a person has. Sedangkan menurut Engel, Blackwell, dan Miniard dalam Danang Sunyoto mendefinisikan, At a general level, knowledge can be defined as the information stored within memory. The subset of total information relevant to consumers functioning in the market place is called consumer knowledge. Jadi berdasarkan kedua definidi di atas, dapat dirangkum bahwa pengetahuan konsumen adalah semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam produk dan jasa, serta pengetahuan lainnya yang terkait dengan produk dan jasa tersebut

14

Ibid., h. 51.

20

dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen.15 b) Macam-macam pengetahuan konsumen Pengetahuan konsumen terbagi menjadi tiga macam, yaitu pengetahuan produk, pengetahuan pembelian, dan pengetahuan pemakaian. (a) Pengetahuan produk Pengertian dari pengetahuan produk adalah kumpulan berbagai macam informasi mengenai produk yang meliputi pengetahuan mengenai karakteristik produk, kategori produk, merek produk, terminologi produk, atribut produk, harga dan sebagainya. Pengetahuan produk tiap konsumen berbeda, yang meliputi pengetahuan mengenai kelas produk, bentuk produk, merek dan model produk. Definisi kelas produk adalah tingkat pengetahuan produk yang paling luas yang meliputi beberapa bentuk, merek atau model. 16 Jenis pengetahuan produk terbagi menjadi tiga yaitu pengetahuan

manfaat,

pengetahuan

atribut

produk,

dan

pengetahuan kepuasan produk. Pengetahuan manfaat bagi konsumen sangat penting untuk dimiliki. Karena konsumen seringkali berpikir mengenai manfaat yang ia rasakan jika mengonsumsi atau membeli sebuah produk, bukan mengenai atributnya. Konsumen mungkin tertarik untuk mengetahui berbagai kandungan zat gizi dari suatu produk, mereka lebih tertarik mengetahui apa manfaat produk tersebut. Di sisi lain sebaliknya, dimana seorang konsumen akan melihat suatu produk berdasarkan pada

karakteristik produk atau atribut

produk. Sebagian konsumen mungkin memiliki informasi yang lengkap mengenai suatu produk, sehingga mereka mampu 15 16

Ibid., h. 53. Ibid., h. 54.

21

mendeskripsikan secara terinci berbagai atribut dari produk tersebut. Maka bagi pemasar perlu mengetahui apa yang diketahui oleh konsumen, atribut mana yang di anggap paling penting oleh konsumen. Pengetahuan

atribut

tersebut

akan

memengaruhi

pengambilan keputusan konsumen. Pengetahuan yang lebih banyak mengenai atribut produk akan memudahkan konsumen untuk memilih produk yang akan dibelinya. Atribut produk dibedakan menjadi dua yaitu atribut fisik dan atribut abstrak. Atribut fisik menggambarkan ciri-ciri fisik dari suatu produk, misalnya ukuran dari televisi, warna sepeda motor dan sebagainya,

sedangkan

atribut

abstraka

menggambarkan

karakteristik subjektif dari suatu produk berdasarkan persepsi konsumen. Sedangkan pengetahuan kepuasan yang diperoleh dari produk, akan dirasakan oleh konsumen ketika mereka telah menggunakan produk tersebut secara langsung. Perlu diketahui bahwa pemanfaatan produk dalam hal rasa, tidak dapat diwakilkan kepada pihak lain atau orang lain. Sehingga ukuran puas dan tidak puas yang valid adalah ketika konsumen memanfaatkan secara langsung atassebuah produk, dan bukan mereka memperoleh informasi atau keterangan dari orang lain, misalnya minum sprite dibandingkan minum sirup ABC, lebih memberikan kepuasaan yang mana. (b) Pengetahuan pembelian Keputusan konsumen mengenai tingkat pembelian produk akan sangat ditentukan oleh pengetahuannya. Implikasi penting bagi strategi pemasaran adalah memberikan informasi kepada konsumen dimana konsumen bisa membeli produk tersebut. Pengetahuan pembelian terdiri atas pengetahuan toko, lokasi produk di dalam toko tersebut, dan penempatan produk yang

22

sebenarnya di dalam toko tersebut. Konsumen mungkin lebih senang mengunjungi toko-toko yang sudah dikenalnya untuk berbelanja, karena konsumen telah mengetahui dimana letak produk-produk di dalam

toko

tersebut.

Hal

ini

akan

memudahkan konsumen untuk berbelanja sehingga konsumen bisa menghemat waktu dalam mencari lokasi produk. Dengan semakin majunya teknologi digital, komputerdan informasi, maka pola belanja seorang konsumen lebih bervariasi dan semakin meninggalkan pola belanja tradisional. Teknologi informasi

dan

ATM

menyebabkan

kemudahan

dalam

melakukan transaksi. Jika dulu transaksi belanja melibatkan uang tunai, maka sekarang tidak, yaitu dengan the plastic world atau cashless society. Sebagian besar pembelian atau transaksi dapat dilakukan tanpa uang tunai, baik berbelanja di toko maupun berbelanja melalui mail order atau internet. Kartu plastik dalam berbagai bentuk seperti kartu kredit, kartu debet, kartu ATM telah menggantikan uang sebagai alat transaksi. Konsumen tidak perlu membawa uang tunai dalam jumlah banyak ketika akan berbelanja, konsumen pun merasa lebih aman dan tidak merasa khawatir karena hanya membawa kartu plastik. (c) Pengetahuan pemakaian Suatu produk akan memberikan manfaat kepada konsumen jika produk tersedia telah digunakan atau dikonsumsi. Agar produk bisa memberikan manfaat maksimal dan kepuasan tinggi, maka konsumen harus dapat menggunakan atau mengonsumsi suatu produk dengan benar. Kesalahan yang dilakukan oleh konsumen dalam mengonsumsi produk, akan menyebabkan konsumen kecewa. Sedangkan produsen tidak menginginkan konsumen hal demikian, oleh karena itu produsen sangat

berkepentingan

memberitahu

kepada

konsumen

23

bagaimana cara menggunakan atau mengonsumsi produk dengan benar.17

c. Motivasi Konsumen Menurut Abraham Sperling dalam Danang Sunyoto menyatakan motif didefinisikan sebagai suatu kecenderungan untuk beraktivitas, dimulai dari dorongan dalam diri (drive) dan di akhiri dengan penyesuaian diri. Penyesuaian diri dikatakan untuk memuaskan motif.18 Sedangkan menurut William J.Stanton menyatakan bahwa motif adalah kebutuhan yang distimulasi yang dicari oleh individu yang berorientasi pada tujuan untuk mencapai rasa puas. Menurut Filmore H.Stanford, motivasi adalah suatu kondisi yang menggerakkan manusia ke arah suatu tujuan tertentu (motivation as an energizing condition of the organisme that serves to direct that organism toward the goal of certain class).

Motivasi

dapat

pula

dikatakan

sebagai

membangkitkan dorongan dalam diri (drive arousal).

energi

untuk

penting

yang

sikap

disini

19

d. Sikap Konsumen a) Pengertian sikap Sikap

konsumen

memengaruhi

merupakan

keputusan

faktor

konsumen.

yang

Seringkali

menggambarkan hubungan antara kepercayaan, sikap dan perilaku semuanya ini terkait dengan konsep atribut produk. b) Komponen sikap Sikap mempunyai 3 komponen yaitu : (a) Kognitif : kepercayaan merek (b) Efektif : evaluasi merek (c) Konatif : maksud membeli

17

Ibid., h. 56. Ibid., h. 57. 19 Ibid.

18

24

3) Proses Psikologis Pemilihan barang yang dibeli seseorang lebih lanjut dipengaruhi oleh empat faktor psikologis, yaitu: Motivasi merupakan kebutuhan yang cukup menekankan untuk mengarahkan seseorang mencari cara untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini. Pengetahuan dan kepercayaan adalah suatu pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu. Melalui bertindak dan belajar, orang-orang yang memperoleh kepercayaan dan pendirian, yang selanjutnya dapat memengaruhi perilaku konsumen. a. Proses Informasi Proses informasi ada 5 tahap yang didasarkan pada model pemprosesan informasi : a) Pemaparan b) Perhatian c) Pemahaman d) Penerimaan e) Retensi b. Pembelajaran Pembelajaran dapat dipandang sebagai proses dimana pengalaman menyebabkan perubahan dalam pengetahuan, sikap dan atau perilaku. Definisi ini sangat luas dalam hal mencerminkan posisi dua aliran pikiran utama mengenai pembelajaran. Satu perspektif mengenai pembelajaran dikenal sebagai pendekatan kognitif. Dalam perspektif ini pembelajaran dicerminkan melalui perubahan pengetahuan. Akibatnya fokusnya adalah pada pengertian akan proses mental yang menentukan bagaimana orang mempelajari informasi.20

20

Ibid., h. 76.

25

C. Bauran Pemasaran Konsep bauran pemasaran dipopulerkan pertama kali beberapa dekade yang lalu oleh Mc. Carty yang merumuskannya menjadi 4P (Price, Product, Promotion, dan Place), yang kemudian 4P tradisional diperluas dan ditambahkan dengan empat unsur lainnya, yaitu People, Process, Physical Eviedence, dan Customer service yang akan diuraikan sebagai berikut :21 1) Produk (product) adalah kebijakan umum untuk penetapan merek, pemosisian, pengguguran, modifikasi, penambahan, desain dan pengepakan produk. Strategi pemasaran produk atau merk dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. New brands adalah strategi mengenalkan produk dengan cara menggunakan merk baru untuk kategori produk lama. b. Line extension adalah sebuah strategi mengenalkan sebuah produk baru melalui naungan suatu produk yang memiliki merek atau brand yang telah ada sebelumnya. c. Brand extension adalah mengembangkan sebuah produk dengan kategori baru tetapi tetap merek yang sama. d. Multi brands strategi mengenalkan sebuah produk dengan cara menggunakan. Merk baru untuk kategori produk lama. Dalam pendekatan

produk

ini

sama

dengan

sebelumnya,

merk baru untuk kategori produk lama. Dalam pendekatan

tetapi

merknya dibuat berbeda. Dengan demikian, sebuah perusahaan bisa memiliki beberapa merk untuk produk yang sama. 2) Harga (price) adalah kebijakan umum harga yang harus diikuti oleh grup produk dalam segmen pasar.22 Strategi penetapan harga produk baru sebagai berikut :

21 22

Fandy Tjiptono, Pemasaran Jasa, (Jakarta: Ghalia, 2010), h. 53. Ibid., h. 54.

26

a. Premium strategy

dapat

digunakan

oleh

perusahaan

yang

menghasilkan produk bermutu tinggi dan memasang harga tinggi pula. b. Good-value strategy merupakan cara menyerang pemasang harga premium. c. Overcharging strategy merupakan strategi pemasangan harga tinggi, tetapi kualitas produknya tidak sebanding dengan harga yang ditawarkan. d. Economy strategy menghasilkan produk bermutu rendah dan memasang harga rendah. Strategi ini dapat bersama-sama ada dipasar yang sama sepanjang pasar terdiri paling sedikit dua kelompok pembeli, yang mencari mutu dan yang mencari harga rendah. 3) Distribusi (place) adalah kebijakan umum untuk saluran distribusi dan tingkat

layanan

konsumen.

Keputusan

distribusi

menyangkut

kemudahan akses terhadap jasa bagi para pelanggan potensial. Keputusan ini meliputi keputusan lokasi fisik (misalnya keputusan mengenai dimana sebuah hotel atau restoran harus didirikan). Selain itu, keputusan mengenai penggunaan perantara untuk meningkatkan aksebilitas jasa bagi para pelanggan (misalnya, apakah akan menggunakan jasa agen perjalanan ataukah harus memasarkan sendiri paket liburan secara langsung kepada konsumen), dan keputusan nonlokasi 23

yang

ditetapkan

demi

ketersediaan

jasa.

Berikut ini adalah metode distribusi yang dapat dipilih oleh suatu

perusahaan bisnis untuk memaksimalkan laba: a. Strategi

Distribusi

Intensif

adalah

strategi

distribusi

yang

menempatkan produk dagangannya pada banyak retailer atau pengecer serta distributor di berbagai tempat. Teknik ini sangat cocok digunakan untuk produk atau barang kebutuhan pokok seharihari yang memiliki permintaan dan tingkat konsumsi yang tinggi. 23

Ibid., h.55.

27

Contoh seperti sembako, rokok, sikat gigi, odol, sabun, deterjen, dan lain sebagainya. b. Strategi Distribusi Selektif adalah suatu metode distribusi yang menyalurkan produk barang atau jasa pada daerah pemasaran tertentu dengan memilih beberapa distributor atau pengecer saja pada suatu daerah. Di antara distributor atau pengecer akan terdapat suatu persaingan untuk merebut konsumen dengan cara, teknik dan strategi masing-masing. Contoh saluran distribusi selektif adalah produk elektronik, produk kendaraan bermotor, sepeda, pakaian, buku, dan lain sebagainya. c. Strategi Distribusi Eksklusi adalah memberikan hak distribusi suatu produk pada satu dua distributor atau pengecer saja pada suatu area daerah. barang atau jasa yangditawarkan oleh jenis distribusi eksklusif adalah barang-barang dengan kualitas dan harga yang tinggi dengan jumlah konsumen yang terbatas. Contoh distribusi ekslusif adalah seperti showroom mobil, factory outlet, restoran waralaba, multi level marketing / pasif income, mini market, supermarket, hipermarket, dan lain-lain. 4) Promosi (promotion) adalah kebijakan umum untuk berkomunikasi dengan konsumen dibawah nama yang relevan, seperti periklanan, tenaga penjual, promosi penjualan, hubungan masyarakat, pameran, penjualan via pos.24Menurut Kotler & Armstrong variabel-variabel yang ada di dalam promotional mix ada lima, yaitu: a. Periklanan (advertising) segala biaya yang harus dikeluarkan sponsor untuk melakukan presentasi dan promosi nonpribadi dalam bentuk gagasan, barang, atau jasa.

24

Nurul Widyawati, ”Analisis Faktor-faktor Pemasaran Jasa Transportasi Laut yang Dipertimbangkan Penumpang dalam Membuat Keputusan Memilih Jasa Penyebrangan Kapal Cepat Lintas Surabaya Banjarmasin”, Jurnal Ekuitas, 2006.

28

b. Penjualan personal (personal selling) presentasi pribadi oleh para wiraniaga perusahaan dalam rangka mensukseskan penjualan dan membangun hubungan dengan pelanggan. c. Promosi penjualan (sales promotion) terdiri dari insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan suatu produk atau jasa. d. Hubungan masyarakat (public relation) membangun hubungan baik dengan

publik

terkait

untuk

memperoleh

dukungan

yang

menguntungkan, membangun “citra perusahaan” yang baik, dan menangani atau menyingkirkan gosip, cerita dan peristiwa yang dapat merugikan. e. Pemasaran langsung (direct marketing) komunikasi langsung dengan pelanggan yang di incar khusus untuk memperoleh tanggapan langsung.25

25

Kotler dan Amstrong, Dasar-dasar Pemasaran. (Jakarta: Prenhallindo,1996), h. 126.

29

D. Transportasi 1. Pengertian Transportasi Pengertian transportasi berasal dari kata Latin yaitu transportare, dimana trans berarti seberang atau sebelah lain dan portare berarti mengankut atau membawa. Jadi, transportasi berarti mengangkut atau membawa (sesuatu) ke sebelah lain atau dari suatu tempat ke tempat lainnya. Ini berarti transportasi merupakan suatu jasa yang diberikan, guna menolong orang dan barang untuk dibawa dari suatu tempat ke tempat lainnya. Dengan demikian, transportasi dapat diberi definisi sebagai usaha dan kegiatan mengangkut atau membawa barang dan / atau penumpang dari suatu tempat ke tempat lainnya.26 Transportasi adalah hal yang membuat sebuah bangsa menjadi besar dan makmur yakni tanah yang subur, kerja keras, dan kelancaran pengangkutan orang dan barang dari satu bagian negara ke bagian lainnya. Tanah yang subur tidak banyak artinya apabila tidak digarap, dimanfaatkan, dan dikelola secara tetap. Sumber daya alam yang dimiliki suatu negara tidak berarti apa-apa bila tetap pada tempatnya tanpa disentuh tangan manusia ahli untuk

dimanfaatkan. Pendayagunaan semua itu

memerlukan kerja keras dengan mengerahkan sumber daya manusia.27 Transportasi atau pengangkutan merupakan bidang kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Pentingnya transportasi bagi masyarakat Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor antara lain, keadaan geografis Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau kecil dan besar, perairan yang terdiri dari sebagian besar laut, sungai dan danau yang memungkinkan pengangkutan dilakukan melalui darat, perairan, dan udara guna menjangkau seluruh wilayah Indonesia. Hal lain yang juga tidak kalah pentingnya akan kebutuhan alat transportasi adalah kebutuhan kenyamanan, keamanan, dan kelancaran pengangkutan yang

26

Rustian Kamaluddin, Ekonomi Transportasi:Karekteristik, Teori Dan Kebijakan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003), h. 13. 27 Nur Nasution, Manajemen Transportasi, (Jakarta: Ghalia Indonsia, 2004),h. 14-15.

30

menunjang pelaksanaan pembangunan yang berupa penyebaran kebutuhan pembangunan,

pemerataan

pembangunan,

dan

distribusi

hasil

pembangunan diberbagai sektor ke seluruh pelosok tanah air misalnya, sektor industri, perdagangan, pariwisata, dan pendidikan.28 2. Klasifikasi Transportasi Transportasi dapat diklasifikasikan menurut macam atau moda atau jenisnya (modes of transportation) yang dapat ditinjau dari segi barang yang diangkut, dari segi geografis transportasi itu berlangsung, dan dari sudut teknis serta alat angkutannya. a. Dari Segi Barang yang Diangkut Dari segi barang yang di angkut, transportasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1)

Angkutan penumpang (passanger)

2)

Angkutan barang (goods)

3)

Angkutan pos (mail)

b. Dari Sudut Geografis Ditinjau dari sudut geografis, transportasi dapat dibagi sebagai berikut: 1) Angkutan antarbenua : misalnya dari Asia ke Amerika 2) Angkutan antarkontinental : misalnya dari Perancis ke Seiss dan seterusnya sampai ke Timur Tengah 3) Angkutan antarpulau : misalnya dari Sumatera ke Jawa 4) Angkutan antarkota : misalnya dari Jakarta ke Bandung 5) Angkutan antardaerah : misalnya dari Jawa Barat ke Jawa Timur 6) Angkutan di dalam kota : seperti dengan oplet dan bus di kota-kota Medan, Jakarta, Surabaya, dan seterusnya. Jenis angkutan ini disebut sebagai intra-city transportation atau urban transportation.

28

SH. Wibowo, Hukum Lalu Lintas dan Jalan, 2014, h.2(https://www.academia.edu/5077479/BUKU_HUKUM_LALULINTAS_DAN_JALAN._KUR NIAWAN_TRI_WIBOWO_SH_)

31

c. Dari Sudut dan Alat Pengangkutannya Jika dilihat dari sudut teknis dan alat angkutannya, maka transportasi dapat pula dirinci menurut jenisnya sebagai berikut : 1) Angkutan

jalan

raya

atau

highway

transportation

(road

transportation). Seperti pengangkutan dengan menggunakan truk, bus, dan sedan. 2) Pengangkutan rel (rail transportation). 3) Pengangkutan melalui air pedalaman (inland transportation). Seperti sungai, kanal, danau, dan sebagainya. 4) Pengangkutan pipa (pipe line transportation), seperti transportasi untuk mengangkut atau mengalirkan minyak tanah, bensin, dan air minum. 5) Pengangkutan laut atau samudera (ocean transportation), yaitu angkutan dengan menggunakan kapal laut yang mengarungi samudera. 6) Pengangkutan udara (transportation by air atau air transportation), yaitu pengangkutan dengan menggunakan kapal terbang yang melalui jalan udara.29 Klasifikasi transportasi dapat ditinjau dari ketiga atau unsur sebagaimana yang dikemukakan di atas, namun seringkali orang mengklasifikasikannya

dihubungkan

dengan

empat

unsur

transportasi, yaitu jalan, alat angkutan, tenaga penggerak, dan terminal. Sebelum mengklasifikasikan menurut cara dengan unsurunsur ini, terlebih dahulu dijelaskan pengertian masing-masing unsur transportasi tersebut.

29

Ibid., h. 16

32

a) Jalan atau the Way Jalan merupakan suatu kebutuhan yang paling esensial dalam transportasi. Tanpa adanya jalan tak mungkin disediakan jasa transpor bagi pemakainya. Jalan ditujukan dan disediakan sebagai basis bagi alat angkutan untuk bergerak dari suatu tempat asal ke tempat tujuannya. Unsur jalan dapat berupa jalan raya, jalan kereta api, jalan air, dan jalan udara. Selanjutnya, jalan itu dapat pula diklasifikasikan menurut jalan alam (natural) dan jalan buatan (artificial). Jalan alam merupakan pemberian alam dan karenanya tersedia bagi setiap orang tanpa (atau hampir tidak) adanya suatu beban ongkos bagi pemakainya, seperti : jalan setapak, sungai, danau, dan (jalan) udara. Sedangkan jalan buatan adalah jalan yang dibangun melalui usaha manusia secara sadar dengan sejumlah dana investasi bagi pembiayaan tertentu untuk membuat konstruksinya dan pemeliharaannya. b) Alat Angkutan atau the Vehicle Kendaraan dan alat angkutan pada umumnya merupakan unsur transpor yang penting lainnya. Perkembangannya dan kemajuan jalan dan alat angkutan merupakan dua unsur yang saling memerlukan atau berkaitan satu sama lainnya. Alat angkutan ini dapat dibagi dalam jenis-jenis alat angkutan jalan darat, alat angkutan jalan air, dan alat angkutan udara. Alat angkutan jalan darat dapat berupa gerobak, pedati, bendi, sepeda, sepeda motor, mobil bus, truk, kereta api, trem, dan lain-lain. Alat angkutan melalui air dapat berupa rakit, sampan, kano, kapal layar, kapal uap, dan kapal mesin. Sedangkan alat angkutan udara adalah berbagai rupa jenis pesawat terbang. c) Tenaga Penggerak atau Motive Power Yang dimaksud dengan tenaga penggerak di sini adalah tenaga atau energi yang dipergunakan untuk menarik atau mendorong alat angkutan. Untuk keperluan ini dapat dipergunakan tenaga manusia, binatang, tenaga uap, batu bara, bahan bakar minyak, tenaga diesel,

33

dan tenaga listrik bahkan juga tenaga atom, dan tenaga nuklir. Penggunaan berbagai rupa tenaga penggerak ini telah semakin berkembang sesuai dengan kemajuan dan pemakaian teknologinya di negara dan daerah yang bersangkutan. d) Tenaga Pemberhentian atau Terminal Terminal adalah tempat dimana suatu perjalanan transportasi dimulai maupun berhenti atau berakhir sebagai tempat tujuannya. Karena itu di terminal disediakan berbagai fasilitas pelayanan penumpang, bongkar dan muat, dan lain-lain. Lebih-lebih lagi untuk terminal yang dibuat seperti stasiun kereta api, stasiun bus, bandar udara, dan pelabuhan (laut) adalah perlu disediakan jasa-jasa pemakai yang pantas dan menyenangkan bagi pemakainya.30

E. Deskriptif Bus Way 1. Pengertian Bus Way Sistem Bus Rapid Transit (BRT) adalah angkutan massal yang berbasis pada jalan dimana memanfaatkan jalur - jalur khusus dan ekslusif. Sedangkan Bus Rapid Transit berbasis bus way adalah sarana angkutan umum massal dengan moda bus dimana kendaraan akan berjalan pada lintasan khusus berada di sisi jalur cepat. Selain itu sistem yang dipergunakan adalah sistem tertutup dimana penumpang dapat naik dan turun hanya pada halte-halte dan tentunya harus dilengkapi dengan sistem tiket baik berupa tiket untuk sekali jalan ataupun berlangganan dengan mekanisme prabayar. Agar para penumpang nyaman pada saat menuju dan meninggalkan halte maka disediakan fasilitas penyeberangan orang yang landai, petugas keamanan pada setiap halte, jadwal waktu perjalanan dan juga tidak adanya pedagang kaki lima baik di halte maupun jembatan penyebarangan kecuali pada tempat tampat yang telah ditentukan. Selain itu agar mudah menuju dan meninggalkan lajur bus way maka dari lokasi-lokasi tertentu 30

Ibid., h. 17

34

akan disediakan trayek angkutan umum. Bus way (jalur bus) merupakan jalur khusus untuk lintasan bus dengan maksud untuk meningkatkan efisiensi sistem transportasi umum, yaitu mempersingkat waktu perjalanan dan biaya transportasi.31 2. Karakteristik Bus Rapid Transit (BRT)

Perbedaan yang mencolok dari Bus Rapid Transit (BRT) diantara angkutan umum lainnya menjadi ciri tersendiri, penekanan pada eksterior dan interior bukan hanya pada design semata akan tetapi kelayakan yang diwakili oleh sarana dan prasana yang memadai merupakan ciri yang harus dimiliki oleh Bus Rapid Transit (BRT). Berikut adalah karakteristik Bus Rapid Transit (BRT) dan karakteristik pelayanan bagi penumpangnya. a) Jalur khusus bus b) Naik dan turun penumpang yang cepat pada tempat tertentu yang telah ditentukan c) Sistem penarikan ongkos sebelum berangkat yang efektif dan efisien d) Halte yang nyaman e) Bus yang nyaman f) Adanya integritas dengan moda transportasi lainnya

Karakteristik pelayanan bagi penumpang bus way : a) Kemudahan akses untuk angkutan umum b) Keamanan c) Ruang tunggu yang nyaman bagi penumpang dan terlindungi dari cuaca d) Waktu tunggu yang relatif singkat e) Kualitas pelayanan yang cukup tinggi selama perjalanan f) Stasiun atau halte pemberhentian dan pemberangkatan yang aman g) Ketersediaan informasi32

31

Indri,” Analisis Persepsi Penumpang Terhadap Tingkat Pelayanan Bus Way : Studi Kasus Bus Way Trans Jakarta Koridor I,”Thesis pada Universitas Diponegoro, Semarang, 2007, h.8, tidak dipublikasikan. 32 Ibid., h. 8-9.

35

3. Sarana dan Prasarana Bus Way Sarana dan prasarana pelayanan bus way bagi penumpang pada dasarnya diperuntukkan agar fungsi dan mekanisme pergerakan bus way secara efektif, efisien, aman, dan nyaman. 33 Berikut adalah beberapa istilah dan pengertian sarana dan prasarananya : 1) Lajur khusus : terletak di sisi jalur cepat dan dipisahkan oleh garis untuk tanda pembuka jalan yang berwarna berbeda dari jalur lalu lintas lainnya dan disertai dengan tulisan jalur bus dengan lambang – lambang sebagai pelengkap antara lain : a. Paku jalan b. Kerucut lalu lintas Kerucut lalu lintas digunakan untuk memisahkan arus lalu lintas bus way dari lalu lintas lainnya, agar masyarakat mematuhi disiplin penggunaan jalur bus way. c. Pulau- pulau lalu lintas lintas Bila jalur bus way digunakan sepanjang hari, agar tidak menggunakan akses ke bangunan lain, maka dapat dibangun pulaupulau lalu lintas dengan interval tertentu. d. Pemisahan Fisik Bila jalur bus way digunakan sepanjang hari dan akses ke bangunan dan akses ke luar jalur bus way dilarang, maka digunakan pemisah lajur berupa beton pemisah atau menggunakan ambang pengaman (guard rail). e. Rambu Rambu yang digunakan untuk jalur bus way adalah: a) Rambu berakhirnya jalur bus way b) Rambu arah yang dituju lajur bus way c) Rambu petunjuk awal berlakunya jalur bus way d) Rambu petunjuk jenis kendaraan yang dapat menggunakan jalur bus way. 33

Ibid., h. 9.

36

e) Papan tambahan batas waktu penggunaan lajur. 2) Halte : berada di pemisah jalur cepat berfungsi untuk pemberhentian dan pemberangkatan (menaikan dan menurunkan) penumpang, serta digunakan untuk penumpang antri membeli karcis dan menunggu kedatangan bus way secara tertib, aman, dan nyaman. Di dalamnya terdapat beberapa fasilitas yaitu loket penjualan karcis, lampu penerangan dan pendingin ruangan, pintu keluar-masuk, ruang tunggu dan petugas tiket dan keamanan. 3) Fasilitas penyeberangan orang : dibangun sedemikian rupa dengan kelandaian

yang

nyaman

pengontrolan karcis/tiket,

dilengkapi lampu

dengan

penerangan,

fasilitas

untuk

jadwal dan rute

perjalanan, telepon umum, serta fasilitas pengaduan. 4) Armada : berupa bus berukuran besar dengan kapasitas 30 orang penumpang dudukdan 55 orang penumpang berdiri (dengan alat pegang ayun), dilengkapi dengan fasilitas pendingin, fasilitas komunikasi pada ruang kemudi yang dihubungkan dengan pusat kontrol berguna untuk komunikasi pengemudi dan operator serta memberikan informasi kepada penumpang, dan pintu otomatis keluar masuk dari sisi kanan dan kiri. 5) Pusat kendali : berfungsi umtuk memonitor posisi bus dan kondisi dari setiap halte yang ada. 6) Kebersihan : pada setiap elemen prasarana bus way antara lain jembatan penyeberangan, halte bus, dan juga bus itu sendiri. 7) Pengoperasian bus way : berikut adalah mekanisme penumpang dalam menggunakan bus way : a. Para penumpang harus menggunakan fasilitas penyeberangan jalan untuk menuju/ meninggalkan halte. b. Membeli tiket pada tempat yang telah disediakan. 34

34

Ibid., h. 10.

37

c. Masukkan karcis didekat gerbang masuk pada alat kontrol karcis, jika karcis masih berlaku maka alat putar pada pintu masuk akan terbuka. d. Selanjutnya memasuki ruang tunggu bus way yang aman dan nyaman dimana kebersihannya senantiasa terjaga. e. Antri pada tempat yang disediakan sambil menunggu kedatangan bus. f. Bus akan berhenti pada halte yang disediakan dan secara otomatis pintu bus dan halte terbuka. g. Waktu menaikkan penumpang memadai sehingga tidak perlu berebut. h. Didalam bus udara bersih dan segar diharapkan partisipasinya untuk menjaga kebersihan bus tersebut. i. Bus akan berhenti pada halte yang disediakan dan secara otomatis pintu bus dan halte terbuka. j. Penumpang

dapat

meninggalkan

penyeberangan dan trotoar yang ada.

bus

melewati

fasilitas

38

F. Hasil Penelitian Relevan Dalam pencarian judul dan beberapa kajian pustaka, peneliti menemukan beberapa hasil yang relevan yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu : 1) Skripsi milik Hero Susilo, Mahasiswa Universitas Indonesia 2011 dengan judul Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Memilih Kereta Api dengan Menggunakan Algoritma Chaid. Penelitian ini meneliti bagaimana mengetahui karakteristik penggunaan kereta api dan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pengguna kereta api dalam memilih kereta api. Persamaan penelitian ini ialah sama-sama membahas faktor-faktor pengguna atau konsumen dalam memilih angkutan jasa. Perbedaannya ialah objek dan subjek yang berbeda serta daerah atas penelitian.35 2) Skripsi milik Arya Prasetya Utama, Mahasiswa Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta 2011 dengan judul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumen dalam Menggunakan Ponsel Blackberry (Studi Kasus Pada Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)”. Fokus penelitian ini adalah faktor-faktor apa yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam menggunakan ponsel blackberry. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam mengambil keputusan menggunakan ponsel blackberry. Penelitian ini dilakukan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.36 3) Penelitian dari Dra. Nurul Widyawati, MM, dengan judul Analisis Faktor-faktor Pemasaran Jasa Transportasi Laut yang Dipertimbangkan Penumpang dalam Membuat Keputusan Memilih Jasa Penyebrangan Kapal Cepat Lintas Surabaya Banjarmasin. Penelitian ini meneliti faktor konsumen 35

dalam

menggunakan

layanan

transportasi

perairan.

Hero Susilo,” Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Memilih Kereta Api dengan Menggunakan Algoritma Chaid”, Skripsi pada Universitas Indonesia, Depok, 2011, tidak dipublikasikan. 36 Arya Prasetya Utama, “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen dalam Menggunakan Ponsel Blackberry : Studi Kasus Pada Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2011, tidak dipublikasikan.

39

Perbedaannya ialah penulis menitikberatkan pada layanan jasa perairan dengan faktor konsumen dalam memilihnya, sedangkan penelitian ini cenderung kepada layanan transportasi darat akan tetapi sama yaitu mengetahui faktor memilihnya.37

37

Nurul Widyawati, ”Analisis Faktor-faktor Pemasaran Jasa Transportasi Laut yang Dipertimbangkan Penumpang dalam Membuat Keputusan Memilih Jasa Penyebrangan Kapal Cepat Lintas Surabaya Banjarmasin”, Jurnal Ekuitas, 2006.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lokasi Koridor II atau Jurusan II untuk bus TransJakarta meliputi terminal Pulo Gadung di Jakarta Timur hingga Berakhir di halte Harmoni (Jakarta Pusat). Jalan-jalan yang dilalui Busway koridor II adalah sepanjang Jl. Perintis Kemerdekaan, Galur, Senen, RSPAD, Departemen Luar Negeri, Stasiun Gambir II, Masjid Istiqlal, Juanda dan Pecenongan. Untuk arah baliknya melewati jalan di sisi utara Komplek Istana Presiden RI dan Sekretariat Negara RI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Stasiun Gambir II, Kwitang, Senen, dan seterusnya hingga kembali ke Terminal Pulo Gadung.1 Adapun waktu yang dijalani dalam melakukan penelitian ini penulis memulainya dari pengumpulan data yaitu pada bulan September 2014 dan melakukan penelitian lapangan pada bulan Oktober 2014. Penelitian dilakukan selama dua bulan dari 1 Oktober – 30 November 2014.

1 Astri,”Analisis Pengaruh Segmentasi Demografi, Psikografis dan Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Penggunaan TransJakarta (Busway) Sebagai Sarana Transportasinya: Studi Kasus Para Pengguna Jasa TransJakarta (Busway),”Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2009, h. 103, tidak dipublikasikan.

40

41

GAMBAR 3.1 Peta Jalur TransJakarta (Busway)

Sumber : Google (https://www.google.co.id/search?q=gambar+rute+busway+koridor+2)2

2

Peta Rute Busway Koridor 2, 31-03-2015, https://www.google.co.id/search?q=gambar+rute+busway+koridor+2.

42

B. Metode penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain

penelitiannya. 3 Dimana peneliti berusaha

menganalisis data yang bersifat statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Pada penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan analisis faktor. Analisis faktor sendiri bertujuan untuk mengurangi dan meringkas semua variabel terkait dan saling berketergantungan.

C. Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.4 Populasi merupakan kumpulan individu atau objek penelitian yang memiliki kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan. Populasi penelitian ini menggunakan seluruh konsumen TransJakarta yang ada di Koridor II sebagai populasi penelitiannya yaitu sekitar 29.000 penumpang/hari.5 Metode

yang digunakan

dalam

pengambilan

sampel adalah

probability sampling, yaitu metode pengambilan sampel yang memberi 3

Ibrahim Ndung, “Dalam metode penelitian kuantitatif”, http://www.academia.edu/5319801/Dalam_metode_penelitian_kuantitatif, 31 Maret 2015. 4 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 117-118 5 Ruben Sihombing, “OPTIMALISASI WAKTU TEMPUH BUS TRANS JAKARTA KORIDOR 1 BLOK M KOTA DITINJAU DARI INFORMASI WAKTU ULANG”, http://www.academia.edu/6257529/OPTIMALISASI_WAKTU_TEMPUH_BUS_TRANS_JAKA RTA_KORIDOR_1_BLOK_M_KOTA_DITINJAU_DARI_INFORMASI_WAKTU_ULANG_A PILL_TRAVEL_TIME_OPTIMALIZATION_OF_TRANS_JAKARTA_BUSSES_CORRIDOR_ 1_BLOK_M_KOTA_BASE_ON_CYCLE_TIME_TRAFFIC_LIGHT_INFORMATION, 31 Maret 2015.

43

peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.6 Sedangkan teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini berupa simple random sampling yaitu teknik pengambilan anggota sampel secara acak dari populasi tanpa memperhatikan strata dalam populasi tersebut. Dengan syarat yang menjadi sampel ialah konsumen yang menggunakan transportasi khususnya TransJakarta di koridor II. Dengan kata lain, unit sampel yang dihubungi disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan penelitian7. Dalam penelitian ini maka sampel yang akan di teliti diperlukan 50 responden yang menggunkan TransJakarta koridor II.

D. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua cara, yaitu penelitian pustaka dan penelitian lapangan. 1) Penelitian Pustaka (Library Research) Kepustakaan merupakan bahan utama dalam penelitian data sekunder. Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti melalui buku, jurnal, skripsi, internet dengan tujuan untuk memperoleh data sekunder yang berhubungan dengan penelitian ini. 2) Penelitian Lapangan (Field Research) Data utama penelitian ini diperoleh melalui penelitian lapangan, peneliti memperoleh data langsung dari pihak pertama (data primer). Pada penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah konsumen koridor II yang menggunakan angkuatn jasa TranJakarta. 3) Observasi

6

Dian Kharisma, “Populasi dan Sampel Dalam Penelitian Kuantitatif”, www.penalaranunm.org/artikel/penelitian/324-populasi-dan-sampel-dalam-penelitian-kuantitatif.html, 22 Maret 2015. 7 Nurul Zuriah, Metodelogi Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 124

44

Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibanding dengan teknik lain. Menurut Sutrisno Hadi mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan8. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui secara langsung kondisi fisik dan sosial di daerah penelitian sebagai data awal. Teknik ini dilakukan dengan datang langsung kelokasi penelitian dengan melakukan

beberapa

kegiatan diantaranya:

Pengambilan

data

(monografi/profil desa), pengamatan kondisi fisik dan sosial, foto/gambar, ploting lokasi. 4) Kuesioner Dalam melakukan penelitian, data yang dikumpulkan akan digunakan untuk memecahkan masalah yang ada sehingga data–data tersebut harus benar–benar dapat dipercaya dan akurat. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui metode kuesioner yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya9. Dalam kuesioner ini nantinya terdapat rancangan pertanyaan yang secara logis berhubungan dengan masalah penelitian dan tiap pertanyaan merupakan jawaban–jawaban yang mempunyai makna dalam menguji hipotesa. Dibandingkan dengan interview guide, daftar pertanyaan atau kuesioner lebih terperinci dan lengkap. Peneliti menggunakan skala ordinal atau sering disebut skala Likert, yaitu skala yang berisi lima tingkat preferensi jawaban dengan pilihan sebagai berikut : 8

Sugiyono, “Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D”, (Bandung: Alfabeta, 2012) cet.1, h. 203. 9 Sugiyono, op.cit., h.199.

45

Tabel 3.1 Kategori Skala Likert Sangat tidak

Tidak

Ragu-ragu

Setuju

Sangat

setuju

setuju

STS

TS

R

S

SS

1

2

3

4

5

setuju

Sumber : Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21 Update PLS Regresi, 2013, hal.47 Untuk menguji kevalidan dan reliabel butir-butir pernyataan yang ada pada kuesioner, maka uji validitas dan realibilitas terlebih dahulu, guna mendapatkan hasil penelitian yang baik dapat dilakukan try out terhadap beberapa responden terbatas terlebih dahulu. Skala ini mudah dipakai untuk penelitian yang terfokus pada responden dan obyek.

Jadi peneliti dapat mempelajari bagaimana

respon yang berbeda dari tiap–tiap konsumen yang menggunakan bus TransJakarta koridor 2.

46

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Observasi Observasi dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang faktor-faktor konsumen dalam memilih angkutan jasa studi kasus TransJakarta koridor II. Kegiatan

Aspek

Menganalisis

Indikator

1. Karakteristik Tranjakarta (Bus

deskripsi

dari

TransJakarta

(Bus

Way)

a. Kemudahan akses untuk angkutan umum b. Keamanan c. Ruang

way)

tunggu

yang

nyaman

bagi

penumpang

dan

terlindungi dari cuaca d. Waktu

tunggu

yang

relatif singkat e. Kualitas yang

pelayanan cukup

tinggi

selama perjalanan f. Stasiun

atau

halte

pemberhentian

dan

pemberangkatan

yang

aman g. Ketersediaan informasi

2. Sarana

dan

prasarana

TransJakarta (Bus Way)

a. Lajur khusus b. Halte c. Fasilitas penyeberangan orang

47

d. Armada e. Pusat kendali f. Kebersihan g. Pengoperasian busway

Menganalisis faktorfaktor perilaku yang

1. Pengaruh lingkungan

a. Faktor budaya

mempengaruhi

b. Faktor kelas sosial

konsumen

c. Faktor

pengarruh

pribadi d. Faktor keluarga e. Faktor situasi

2. Perbedaan

dan

lingkungan

pengaruh

a. Keterlibatan konsumen b. Pengetahuan konsumen c. Motivasi konsumen d. Sikap konsumen

3. Proses psikologis

a. Proses informasi b. Pembelajaran

Menganalis pemasaran

bauran

1. Price (Harga)

a. Premium strategy b. Good-value strategy

48

c. Overcharging strategy d. Economy strategy

2. Product

a. New brands b. Line extension c. Brand extention d. Multi brands

3. Promotion

a. Periklanan b. Penjualan personal c. Promosi penjualan d. Hubungan masyarakat

4. Place

a. Strategi distribusi intensif b. Strategi distribusi selektif c. Strategi distribusi eksklusif

49

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Angket

Judul

Variabel

Analisis faktor-faktor Pengaruh yang

Faktor budaya

mempengaruhi lingkungan

konsumen

Indikator Rasa diri dan ruang, komunikasi

dan

dalam

bahasa, pakaian dan

angkutan

penampilan, makanan

TransJakarta

dan kebiasaan makan,

memilih jasa

Sub Variabel

Koridor 2

waktu dan kesadaran akan waktu, hubungan (keluarga, organisasi, pemerintah), nilai dan norma, dan

kepercayaan sikap,

proses

mental

dan

pembelajaran, kebiasaan kerja dan praktik. Faktor kelas sosial

Ekonomi (pekerjaan, pendapatan, dan kekayaan), interaksi (prestise pribadi, asosiasi, sosialisasi), politik (kekuasaan, kesadaran kelas, dan mobilitas)

Faktor pribadi

pengaruh Umur dan tahapan daur hidup, pekerjaan,

50

situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri pembeli. Faktor keluarga

Kohesi , kemampuan beradaptasi, dan komunikasi.

Faktor situasi

Situasi komunikasi, situasi pembelian dan situasi pemakaian Faktor pribadi, faktor

Perbedaan dan Keterlibatan

produk, faktor situasi.

pengaruh

konsumen

individual

Pengetahuan

Pengetahuan produk,

konsumen

pemakaian, pembelian.

Motivasi konsumen Memenuhi kebutuhan Sikap konsumen

Kognitif, efektif, dan konatif Pemaparan, perhatian,

Proses

Proses infomasi

psikologis

pemahaman, penerimaan, retensi

Pembelajaran

Perubahan pengetahuan, dan perilaku.

dalam sikap

51

E. Teknik Analisis Data 1) Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.10 Oleh karena itu, validitas logis sangat dipengaruhi oleh kemampuan peneliti dalam memahami penelitian, mengembangkan variabel penelitian serta menyusun kuesioner. Dalam mengukur validitas pada penelitian ini dilakukan dengan membandingkan niai r hitung dengan r table untuk degree of freedom (df)=n-2, dalam hal ini n adalah jumlah sample.11 2) Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang, terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas adalah tingkat

kestabilan

suatu

alat

pengukur

dalam

mengukur

suatu

gejala/kejadian. Semakin tinggi reliabilitas suatu alat pengukur, semakin stabil pula alat pengukur tersebut. Dalam melakukan perhitungan Alpha, digunakan alat bantu program komputer yaitu SPSS for Windows 20 dengan menggunakan uji statistik Cronbach Alpha (α). Sedangkan dalam pengambilan keputusan reliabilitas, suatu instrumen dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,70.12 3) Analisis Faktor Analisis faktor (factor analysis) suatu teknik statistik multivariate yang

digunakan

untuk

mengurangi

(reduction)

dan

meringkas

(summarization) semua variabel terkait dan saling berketergantungan.

10

Imam Ghozali, Aplikasi Analisi Multivariate dengan Program IBM SPSS 21 Update PLS Regresi, (Semarang, 2013), h. 52. 11 Ibid., h. 53. 12 Ibid., h. 47-48.

52

Hubungan ketergantungan antara suatu variabel dengan yang lain yang akan di uji untuk di identifikasi dimensi atau faktornya.13 Tujuan utama dari analisis faktor adalah menjelaskan susunan suatu data matrik dan menganalisis susunan yang saling berhubungan (korelasi) antar sejumlah besar variabel (test score, test items, jawaban kuesioner) dengan cra menjelaskan satu set kesamaan variabel atau dimensi dan sering disebut dengan faktor. Dengan analisis faktor, peneliti mengidentifikasi dimensi suatu susunan dan kemudian menentukan hingga seberapa jauh setiap dimensi. Begitu dimensi dan penjelasan setiap variabel diketahui, maka dua tujuan utama analisis faktor dapat dilakukan yaitu data summarization dan data reduction.14 Sitinjak dan Sugiarto dalam Arya Prasetya mengungkapkan bahwa dalam factor analysis dikenal dua pendekatan utama, yaitu : a. Exploratory Factor Analysis (EFA) dengan menggunakan EFA banyaknya faktor yang akan terbentuk tidak ditentukan terlebih dahulu, melainkan dicari sampai dapat menjawab kebutuhan dalam meneragkan keragaman data variabel-variabel asal. b. Confirmatory Factor Analysis (CFA) banyaknya faktor yang terbentuk telah ditetapkan terlebih dahulu.15 Peneliti menggunakan Exploratory Factor Analysis (EFA), karena ingin mencari pengelompokan baru variabel asli menjadi yang jumlahnya semakin sedikit. Lebih lanjut Ghozali menjelaskan bahwa asumsi analisis faktor menghendaki bahwa matrik data harus memiliki korelasi yang cukup agar

13

Arya Prasetya Utama, “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen dalam Menggunakan Ponsel Blackberry : Studi Kasus Pada Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2011, h. 39, tidak dipublikasikan. 14 Imam Ghozali, op.cit., h. 393. 15 Arya Prasetya Utama, op.cit., h. 40.

53

dapat dilakukan analisis faktor. Jika berdasarkan data visual tidak ada nilai korelasi yang di atas 0.30, maka analisis faktor tidak dapat dilakukan.16 Menurut Ariastuti dan Antara dalam Prasetya disebutkan bahwa tahapan-tahapan dari penggunaan analisis faktor adalah sebagai berikut : a. Merumuskan masalah Variabel-variabel yang akan dipilih adalah variabel yang relevan dengan penelitian yang dilakukan dan harus didasarkan pada penelitian-penelitian terahulu, teri, dan pendapat peneliti sendiri. b. Membuat matriks korelasi Berkenaan dengan analisis faktor pengujian yang harus dilakukan, yaitu : 1. Barlett’s Test of Spericity dipakai untuk menguji bahwa variabel-variabel dalam sampel berkorelasi. 2. Uji Kaiser – Meyer – Olkin (KMO) Untuk mengetahui kecukupan sampel atau pengukuran kelayakan sampel. Analisis faktor di anggap layak jika besaran KMO>0,5. 17 c. Menentukan jumlah faktor Penentuan jumlah faktor didasarkan pada besarnya eigen value setiap faktor yang muncul. Faktor-faktor inti yang dipilih adalah faktor yang memiliki eigen value > 1. d. Rotasi faktor Alat terpenting untuk interpretasi terhadap faktor adalah rotasi faktor. Tujuan rotasi faktor untuk memperjelas variabel yan masuk ke dalam faktor tertentu. Ada beberapa metode rotasi :

16 17

Imam Ghozali, op.cit., h. 394. Arya Prasetya Utama, op.cit., h. 41.

54

1. Rotasi Orthogonal yaitu memutar sumbu 90 derajat. Proses rotasi orthogonal dibedakan lagi menjadi Quartimax, Varimax, dan Equamax. 2. Rotasi Oblique yaitu memutar sumbu kekanan, tetapi tidak harus 90 derajat. Proses rotasi oblique dibedakan lagi menjadi Oblimin, Promen, dan Orthoblique. Pemilihan metode rotasi didasarkan pada kebutuhan khusus masalah penelitian, karena tujuan penelitian ini adalah mengurangi jumlah variabel asli (awal) maka digunakan rotasi orthogonal yaitu varimax.18 e. Interpretasi faktor Interpretasi faktor dilakukan dengan cara mengelompokkan variabel yang mempunyai factor loading yang tinggi ke dalam faktor tersebut. F. Operasional Variabel Penelitian Operasional variabel penelitian merupakan batasan pendefinisian dari serangkaian variabel yang digunakan dalam penulisan penelitian, yaitu untuk menghindari kemungkinan adanya makna ganda, sekaligus mendefisikan variabel-variabel sampai dengan kemungkinan pengukuran dan cara pengukurannya.19 Jadi, operasional variabel merupakan penjelasan mengenai variabel-variabel yang ada, dan juga merupakan penjelasan-penjelasan mengenai variabel-variabel yang menjadi kajian dalam penelitina tersebut. Penelitian ini membahas mengenai fakor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam memilih angkutan jasa TransJakarta Koridor 2. Variabel yang akan dijadikan indikator penelitian yaitu antara lain: 1. Faktor budaya merupakan persepsi masyarakat terhadap kumpulan nilai-nilai dasar, keinginan dan perilaku yang dipelajari seorang 18 19

Imam Ghozali, op.cit., h. 394. Arya Prasetya Utama, op.cit., h. 43.

55

anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya. Beberapa yang dipengaruhi oleh budaya dari perilaku yaitu, rasa diri dan ruang, komunikasi dan bahasa, pakaian dan penampilan, makanan dan kebiasaan makan, waktu dan kesadaran akan waktu, hubungan (keluarga, organisasi, pemerintah), nilai dan norma, kepercayaan dan sikap, proses mental dan pembelajaran, kebiasaan kerja dan praktik. 2. Faktor kelas sosial merupakan persepsi masyarakat terhadap peranan dan status sosial konsumen. Beberapa di antaranya yaitu, ekonomi (pekerjaan, pendapatan, dan kekayaan), interaksi (prestise pribadi, asosiasi, sosialisasi), politik (kekuasaan, kesadaran kelas, dan mobilitas). 3. Faktor pengaruh pribadi merupakan persepsi masyarakat terhadap karakteristik pribadi yaitu umur dan tahapan daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri pembeli. 4. Faktor keluarga merupakan persepsi terhadap suatu unit masyarakat yang terkecil yang perilakunya sangat mempengaruhi yaitu kohesi , kemampuan beradaptasi, dan komunikasi. 5. Faktor situasi merupakan persepsi masyarakat terhadap waktu dan tempat yang spesifik yaitu situasi komunikasi, situasi pembelian dan situasi pemakaian. 6. Faktor keterlibatan konsumen merupakan persepsi masyarakat terhadap kepentingan pribadi yang dirasakan dan atau minat yang dibangkitkan yaitu faktor pribadi, faktor produk, dan faktor situasi. 7. Faktor pengetahuan konsumen merupakan persepsi masyarakat terhadap

informasi

yang

dimiliki

yaitu

pengetahuan

produk,

pemakaian, pembelian. 8. Faktor motivasi konsumen merupakan persepsi masyarakat terhadap suatu dorongan untuk mencapai rasa puas yaitu tujuannya memenuhi kebutuhan.

56

9. Faktor sikap konsumen merupakan persepsi masyarakat terhadap tiga komponen yaitu kognitif, efektif, dan konatif. 10. Faktor proses informasi merupakan persepsi masyarakat terhadap pemaparan, perhatian, pemahaman, penerimaan dan retensi. 11. Faktor pembelajaran merupakan persepsi masyarakat terhadap perubahan dalam pengetahuan, sikap dan perilaku.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah TransJakarta Busway Bus TransJakarta memulai operasinya pada 15 Januari 2004 dengan tujuan memberikan jasa angkutan yang lebih cepat, nyaman, namun terjangkau bagi warga Jakarta. Untuk mencapai hal tersebut, bus TransJakarta diberikan lajur khusus di jalan-jalan yang menjadi bagian dari rutenya dan lajur tersebut tidak boleh dilewati kendaraan lainnya (termasuk bus umum selain TransJakarta). Agar terjangkau oleh masyarakat, maka harga tiket disubsidi oleh pemerintah daerah. Pada awal beroperasi, TransJakarta mengalami banyak masalah salah satunya adalah ketika atap salah satu busnya menghantam terowongan rel kereta api. Selain itu, banyak bus-bus tersebut yang mengalami kerusakan, baik pintu, tombol pemberitahuan lokasi halte, hingga lampu yang lepas. Selama dua minggu pertama, dari 15 Januari 2004 hingga 30 Januari 2004, bus TransJakarta memberikan pelayaanan secara gratis. Kesempatan itu digunakan untuk sosialisasi, dimana warga Jakarta untuk pertamakalinya mengenal sistem transportasi yang baru. Lalu, mulai 1 Februari 2005, bus TransJakarta mulai beroperasi secara komersil. Sejak Hari Kartini (21 April) 2005, Transjakarta memiliki supir perempuan sebagai wujud emansipasi wanita. Pengelola menargetkan 57

58

bahwa nanti jumlah pengemudi wanita mencapai 30% dari keseluruhan jumlah pengemudi. Sampai dengan bulan Mei 2006, sudah lebih dari 50 orang pengemudi wanita.1

2. Arti Logo TransJakarta Elang Bondol Cengkraman Salak Condet

Gambar 4.1 Logo TransJakarta

G a

Sumber : Google Gambar burung yang jadi maskot dari Badan Pengelola TransJakarta adalah Elang Bondol. Inilah burung maskot Pemprov Jakarta. Nama ilmiahnya, haliastur indus Bo. Jenis elang ini berukuran sedang, dengan panjang sekitar 45 cm. Kepala dan dadanya memiliki bulu berwarna coklat kemerahan. Biasanya, pada elang muda, seluruh bulu badan berwarna kecoklatan dengan dada yang bercoret, lalu berubah jadi putih keabu-abuan. Mata bulat dan berwarna coklat gelap. Paruh kuat dan tajam, dengan ujung yang runcing dan melengkung berwarna kekuningan. Kakinya berbulu dan kuat dilengkapi dengan cakar berunjung runcing. Sekali bertelur, sebanyak dua atau tiga butir. Lalu, musim bertelur akan datang di bulan Maret-Agustus. Karena terhitung mulai punah, elang ini dilindungi oleh SK Mentan Tanggal 1

Astri, ”Analisis Pengaruh Segmentasi Demografis, Psokografis dan Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Penggunaan TransJakarta (Busway) Sebagai Sarana Transportasinya, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2009, h.66-67, tidak dipublikasikan.

59

26 Agustus 1970, No. 421/Kpts/Um/8/1970 dan UU No. 5 Tahun 1990. Burung ini masih sering tampak di beberapa pulau tak berpenghuni di Kepulauan Seribu. Lalu bagaimana dengan Salak Condet? Buah ini, juga maskot Pemprov Jakarta. Nama latinnya, Salacca edulis cainato. Demi menyelamatkan buah ini, dibangunlah kawasan Cagar Buah Condet. Kawasan ini berada di sekitaran Pasar Rebo, mencakup areal seluas 625 Ha, kawasan ini 60 persen merupakan kawasan pemukiman relatif padat, diman pepohonan buahbuahan inti adalah salak condet, duku (Lansium domesticum).2 3. Bus TransJakarta Warna bus TransJakarta adalah merah dan kuning disertai dengan gambar elang bondol dan salak di bagian eksterior. Bahan bakar yang digunakan adalah bio solar. Untuk koridor II (warna bus biru dan putih) dan III (warna bus kuning dan merah), bus-bus yang digunakan adalah bus berbahan bakar gas yang didatangkan dari Korea Selatan. Bus-bus ini dibangun dengan menggunakan bahan-bahan pilihan. Untuk interior langit-langit bus, menggunakan bahan yang tahan api sehingga jika terjadi percikan api tidak akan menjalar. Untuk kerangkanya, menggunakan Galnavil, suatu jenis logam campuran seng dan besi yang kokoh dan tahan karat. Bus TransJakarta memiliki pintu yang terletak lebih tinggi dibanding bus lain sehingga hanya dapat di naiki dari halte khusus busway (juga dikenal dengan sebutan shelter). Pintu tersebut terletak di bagian tengah kanan dan kiri. Pintu bus menggunakan sistem lipat otomatis yang dapat dikendalikan dari konsol yang ada di panel pengemudi. Untuk bus koridor II dan III, mekanisme pembukaan pintu telah diubah menjadi sistem geser untuk lebih mengakomodasi padatnya penumpang pada jam-jam tertentu, di dekat kursi-kursi penumpang yang bagian belankangnya merupakan jalur pergeseran pintu, dipasang pengaman 2

Ibid., h.67-68.

60

yang terbuat dari gelas akriik untuk menghindari terbenturnya bagian tubuh penumpang oleh pintu yang bergeser. Setiap bus dilengkapi dengan papan pengumuman elektronik dan pengeras suara yang memberitahukan halteyang akan segera dilalui kepada para penumpang dalam 2 bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Setiap bus juga dilengkapi dengan sarana komunikasi radio panggil yang memungkinkan pengemudi untuk memberikan dan mendapatkan informasi terkini mengenai kemacetan, kecelakaan, barang penumpang yang tertinggal dan lain-lain. Untuk keselamatan penumpang disediakan 10 buah palu pemecah kaca yang terpasang di beberapa bingkai jendela dan 2 buah pintu darurat yang bisa dibuka secara manual untuk keperluan evakuasi cepat dalam keadaan darurat, serta dua tabung pemadam api di depan dan di belakang. Untuk menjaga agar udara tetap segar, terutama pada jam-jam sibuk, mulai bulan Januari 2005 secara bertahap di setiap bus telah di pasang alat pengharum ruangan otomatis, yang secara berkala akan melakukan penyemprotan parfum.3 4. Halte TransJakarta Halte-halte TransJakarta berbeda dari halte-halte bus biasa. Selain letaknya yang berada di tengah jalan, bahkan di halte di depan gedung pertokoan Sarinah dan Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa, diberi fasilitas lift. Konstruksi halte didominasi oleh bahan alumunium, baja, dan kaca. Ventilasi udara diberikan dengan menyediakan kisi-kis alumunium pada sisi halte. Lantai halte dibuat dari pelat baja. Pintu halte menggunakan sistem geser otomatis yang akan langsung terbuka pada saat bus telah merapat di halte. Jembatan penyebrangan yang menjadi penghubung halte dibuat landai (dengan perkecualian beberapa halte, seperti halte Bunderan HI) agar lebih ramah terhadap orang cacat. Lantai jembatan menggunakan bahan yang sama dengan 3

Ibid., h.68-69.

61

lantai

halte

(dengan

pengecualian

pada

beberapa

jembatan

penyebrangan seperti halte Jelambar dan Bendungan Hilir yang masih menggunakan konstruksi beton). Waktu beroperasi halte-halte ini adalah dari pukul 05:00 sampai 22:00. Apabila setelah pukul 22:00 masih ada penumpang di dalam halte yang belum terangkut karena kendala teknis operasional, maka jadwal operasi akan diperpanjang secukupnya untuk mengakomodasi kepentingan para penumpang yang sudah terlanjur membeli tiket tersebut. Untuk dapat memasuki halte, setelah membeli tiket (Single Trip), calon penumpang harus memasukkan tiket ke mesin pemeriksa tiket (atau biasa disebut barrier), setelah itu secara otomatis pintu palang tiga di barrier dapat berputar dan dilewati calon penumpang. Mulai 1 November 2004, pada koridor I telah disediakan sistem tiket prabayar (Multi Trip). Seorang pengguna dapat membeli sebuah tiket khusus dengan nilai saldo awal tertentu (@Rp.3500, pembelian awal dan selanjutnya minimal 10 unit nominal perjalanan) di halte Blok M. Alih-alih dimasukkan ke dalam lubang yang tersedia pada barrier, tiket tersebut ditempelkan ke sensor pada bagian atas yang tersisa, kemudian memperbolehkan pengguna untuk masuk ke dalam halte. Pengisian ulang saldo dapat dilakukan di seluruh halte yang terdapat di koridor I. Keuntungan dari penggunaan tiket ini ialah pengguna tidak perlu mengantri di loket setiap kali ingin menggunakan TransJakarta, sementara kekurangannya ialah tiket jenis ini tak mengenal sistem harga ekonomis pagi hari seperti Single Trip. Di beberapa halte tersedia, dalam jumlah sangat terbatas, buletin harian gratis “Trans Kota” yang diperuntukkan bagi para penumpang,. Isinya ialah berita umum, berita olahraga, berita hiburan, berita kriminalitas, artikel kesehatan, beragam tip dan trik, informasi barang

62

konsumtif terkini, berita seputar operasioanl TransJakarta, dan lainlain. Untuk menjaring penumpang di berbagai tempat, disediakan beberapa bus feeder atau pengumpan. Bus ini menghubungkan berbagai daerah dengan salah satu halte TransJakarta seperti di dekta Ratu Plaza (halte Bundaran Senayan) walaupun tetap menggunakan halte bus biasa. Beberapa contoh bus feeder ini antara lain bus yang melayani daerah Bintaro dan BSD. Di jalan Gajah Mada, Jakarta Pusat, dibangun sebuah halte khusus dengan ukuran jauh lebih besar dari halte-halte yang lain. Halte tersebut diberi nama Harmoni Central Busway. Halte yang dibangun di atas Kali Ciliwung adalah titik transfer antar koridor I, II, dan III. Halte berdaya tampung 500 orang ini memiliki 6 pintu. Meskipun banyak pohon yang terpaksa ditebang dalam pembangunan jakur TransJakarta, sebuah pohon beringin tua di halte ini tidak ditebang saat pembangunan karena di anggap memiliki nilai sejarah yang tinggi. Namun pada bulan Oktober 2006, pohon ini dirusak oleh sekelompok orang dari Pemuda Persatuan Islam dengan alasan ingin membuktikan bahwa pohon tersebut tidak angker dan keramat seperti oelh sebagian orang.4

5. Tarif dan Penumpang TransJakarta Berdasarkan pihak BLU TransJakarta, dari 1 Januari 2004 hingga akhir Maret 2005, TransJakarta dilaporkan telah mengangkut sebanyak 20.508.898 penumpang. Ada program khusus edukasi bagi anak-anak sekolah, yakni program TransJakarta goes to school dan penyediaan bus khusus bagi rombongan untuk anak sekolah (TK, SD, SDLB). Mereka mendapatkan bus khusus yang tidak bergabung dengan penumpang umum. Targetnya para siswa ini diajari untuk tertib, belajar antre dan menyukai angkutan umum. 4

Ibid., h.70-72.

63

Tarif tiket TransJakarta adalah Rp. 3500 (Desember 2006) per perjalanan. Penumpang yang pindah jalur dan/atau transit antar koridor tidak perlu membayar tarif tambahan asalkan tidak keluar dari halte. Bagi penumpang yang membeli tiket antara jam 5-7 pagi, mereka dapat memperoleh tiket dengan harga yang lebih ekonomis yaitu Rp. 2000. Awal tahun 2007 direncanakan akan terjadi kenaikan tarif dari Rp.3500 Menjadi Rp.5000 pada saat dioperasikannya koridor-koridor baru. Tarif ini akan diberlakukan dengan alasan antara lain : a) Jangkauan rute akan menjadi semakin luas b) Tarif saat ini hanya meliputi aspek biaya perawatan dan operasional saja c) Seiring dengan bertambahnya jumlah penumpang, jumlah subsidi yang dibutuhkan menjadi semakin besar d) Tarif saat ini dinilai mematikan angkutan umum yang ada (yang sampai saat ini masih dibutuhkan untuk menyokong operasional TransJakarta) e) Penumpang yang melakukan transit anatar koridor jauh lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya oleh penyelenggara sehingga menjadi beban (finansial) Rencana kenaikan tarif ini mengundang reaksi negatif dari beberapa pihak yang merasa haknya untuk mendapatkan angkutan yang murah dan nyaman dikurangi, pelayanan yang diberikan belum memuaskan, menambahkan beratnya biaya hidup keseluruhan, serta ada juga yang keberatan karena angkutan alternatif yang ada telah ditiadakan rutenya. Pada saatnya beroperasinya TransJakarta sehingga mereka tidak memiliki pilihan lain. Namun, ada juga beberapa pihak yang mendukung dengan harapan dengan naiknya tarif jumlah penumpang akan berkurang dan armada bus dapat ditambah sehingga kenyamanan dan keamanan dapat

64

ditingkatkan. Beberapa pengemudi angkutan umum juga berharap bahwa dengan kenaikan tarif ini, sebagian bekas pelanggan mereka akan kembali beralih menggunakan jasa mereka.5 6. Jalur Bus TransJakarta Jalur pertama yang dibuka adalah Koridor I sepanjang 12,9 km yang melayani rute Blok M-Kota. Dua tahun kemudian, Koridor II (14,3 km) dan III (18,7 km) mulai dioperasikan. Awalnya untuk transfer jalur penumpang harus melakukannya di tiga halte yang telah ditetapkan, yaitu Sawah Besar, Monas, dan Pecenongan, tetapi sejak September 2006, penumpang telah dapat menggunakan Harmoni Central Busway sebagai satu-satunya titik transfer. Koridor atau jurusan yang digunakan TransJakarta dalam menjalankan operasinya antara lain sebagai berikut: a) Koridor I (Blok M-Kota) Halte yang dilewati Halte Blok M, Halte Mesjid Agung, Halte Bundaran Senayan, Halte Gelora Bung Karno, Halte Polda, Halte Bendungan Hilir, Halte Karet, Halte Setiabudi, Halte Dukuh Atas, Halte Tosari, Halte Bundaran HI, Halte Sarinah, Halte Bank Indonesia, Halte Monumen Nasional, Halte Harmoni, Halte Sawah Besar, Halte Mangga Besar, Halte Olimo, Halte Glodok, Halte Kota. b) Koridor II (Pulogadung-Harmoni) Halte yang dilewati, Halte Pulogadung, Halte Bermis, Halte Pulomas, Halte ASMI, Halte Pedongkelan, Halte Cempaka Timur, Halte RS Islam, Halte Cempaka Tengah, Halte Pasar Cempaka Putih, Halte Rawa Selatan, Halte Galur, Halte Senen, Halte Atrium, Halte RSPAD , Halte Deplu, Halte Gambir 1, Halte Istiqlal, Halte Juanda, Halte Pecenongan, Halte Balaikota, Halte Gambir 2, Halte Pasar Baru, Halte Kwitang. c) Koridor III (Kalideres-Harmoni) 5

Ibid., h.72-74.

65

Halte yang dilewati Halte Kalideres, Halte Pesakih, Halte Sumur Bor, Halte Rawa Buaya, Halte Jembatan Baru, Halte Dispenda, Halte Jembatan Gantung, Halte Taman Kota, Halte Indosiar, Halte Jelambar, Halte Grogol 1, Halte Sumber Waras. d) Koridor IV (Dukuh Atas-Pulogadung) Halte yang dilewati Halte Pulogadung, Halte Pasar Pulogadung, Halte TU Gas, Halte Layur, Halte Pemuda Rawamangun, Halte Velodrome, Halte Sunan Giri, Halte UNJ, Halte Pramuka BPKP, Halte Pramuka LIA, Halte Utan Kayu, Halte Pasar Genjing, Halte Matraman II, Halte Manggarai, Halte Pasar Rumput, Halte Halimun, Halte Latuharhari, Halte Dukuh Atas. e) Koridor V (Kampung Melayu-Ancol) Halte yang dilewati Halte Kampung Melayu, Halte Pasar Jatinegara,

Halte Kebon Pala, Halte Slamet Riyadi, Halte

Tegalan, Halte Matraman 1, Halte Salemba Carolus, Halte Salemba UI, Halte Kramat Sentiong, Hate Pal Putih, Halte Sentral Senen, Halte Budi Utomo, Halte Pasar Baru Timur, Halte Jembatan Merah, Halte Gunung Sahari Mangga Dua, Halte Pademangan, Halte Ancol. f)

Koridor VI(Ragunan-Dukuh Atas) Halte yang dilewati Halte Ragunan, Halte Separtemen Pertanian, Halte SMK 57, Halte Jatip[adang, Halte Pejaten, Halte Buncit Indah, Halte Warugn Jati, Halte Imigrasi, Halte Duren Tiga, Halte Mampang Prapatan, Halte Kuningan Timur, Halte Patra Kuningan, Halte Depkes, Halte GOR Sumantri, Halte Karet Kuningan, Halte Kuningan Madya, Halte Setiabudi Utara/ Aini, Halte Latuharhari.

g) Koridor VII (Kampung Rambutan-Kampung Melayu) Halte yang dilewati Halte Kampung Rambutan, Halte Tanah Merdeka, Halte Makro/ Fly over Raya Bogor, Halte RS Harapan Bunda, Halte Pasar Induk Kramat Jati, Halte Cililitan (PGC1),

66

Halte BKN, Halte Cawang UKI, Halte BNN, Halte Cawang Otista, Halte Gelanggang Remaja, Halte Bidara Cina. h) Koridor VIII (Lebak Bulus-Harmoni) Halte yang dilewati Halte Lebak Bulus, Halte Pondok Pinang, Halte Pondok Indah 1, Halte Pondok Indah 2, Halte Tanah Kusir Kodim, Halte Kebayoran Lama Bungur, Halte Pasar Kebayoran Lama, Halte Simprug, Halte Permata Hijau, Halte RS Medika, Halte Pos Pengumben, Halte Kelapa Dua Sasak, Halte Kebon Jeruk, Halte Duri Kepa, Halte Kedoya Assidiqiyah, Halte Kedoya Green Garden, Halte Grogol 2, Halte Central Park arah Semanggi, Halte Central Park arah Grogol, Halte Tomang Mandala, Halte RS Tarakan, Halte Petojo. i)

Koridor IX (Pinang Ranti-Pluit) Halte yang dilewati Halte Pinang Ranti, Halte Garuda Taman Mini, Halte Cawang Ciliwung, Halte Cikoko Stasiun Cawang, Halte Tebet BKPM, Halte Pancoran Tugu, Halte Pancoran Barat, Halte Tegal Parang, Halte Kuningan Barat, Halte Gatot Subroto Jamsostek, Halte Gatot Subroto LIPI, Halte Semanggi, Halte JCC Senayan, Halte Slipi Petamburan, Halte Slipi Kemanggisan,

Halte

RS

Harapan

Kita,

Halte

Stasiun

Latumenten, Halte Jembatan Besi, Halte Jembatan Dua, Halte Jembatan Tiga, Halte Penjaringan, Halte Pluit. j)

Koridor X (Tanjung Priuk-Cililitan) Halte yang dilewati Halte PGC 2, Halte Cawang Sutoyo, Halte Panjaitan Penas, Halte Kebon Nanas Cipinang, Halte Prumpung Pedati, Halte Stasiun Jatinegara 1, Halte A. Yani Bea Cukai, Halte Utan Kayu Rawamangun, Halte Pramuka BPKP 2, Halte Kayu Putih Rawasari, Halte Pulomas Pacuan Kuda, Halte Cempaka Putih, Halte Yos Sudarso Cempaka Mas, Halte Yos Sudarso Kodamar, Halte Sunter Kelapa Gading, Halte Plumpang

67

Pertamina, Halte Walikota Jakarta Utara, Halte Permai Koja, Halte Enggano, Halte Tj.Priok. k) Koridor XII (Kampung Melayu-Pulo Gebang) l)

Koridor XIII (Pluit-Tanjung Priuk) Halte yang dilewati Pluit dan Landmark Auto Plaza.

B. Hasil Penelitian 1. Uji Validitas Untuk mendapatkan data primer dalam penelitian ini, penulis menyebarkan kuesioner

kepada konsumen yang menggunakan

TransJakarta Koridor 2 dengan menyebarkan 50 kuesioner yang berisi 25 pertanyaan dengan menggunakan skala ordinal. Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel, r hitung terlihat pada output Croncbach Alfa kolom Correlated Item-Total Correlated (Tabel), sedangkan untuk melihat r tabel dengan degree of freedom (df) = n-2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel. Uji coba penelitian ini menggunakan jumlah sampel (n) = 50 dan besarnya df dapat dihitung 50-2=48 dan Alfa= 0,05 didapat r tabel= 0,284. Jika r hitung lebih besar daripada r tabel, maka butir pertanyaan dinyatakan valid.

68

Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas No Soal

Hasil Hitungan 0,656 0,398 0,408 0,377 0,286 0,438 0,505 0,533 0,310 0,484 0,488 0,483 0,341 0,511 0,537 0,556 0,642 0,684 0,299 0,615 0,631 0,337 0,414 0,666 0,465 Sumber : Hasil Pengolahan Data 2014 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

Dari tabel rekapitulasi data uji validitas dapat dianalisis hasil uji validitas data tabel productmoment menunjukkan semua nomor soal pertanyaan valid, karena nilai rhitung > rtabel / r(0,05, n-2) = 0,284.

69

2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten.6 Dimana, suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban reponden terhadap pertanyaan adalah konsistenatau stabil dari waktu ke waktu. Hipotesis yang akan diuji adalah: Ho: Tidak ada hubungan antara pengukuran belahan awal dengan pengukuran belahan akhir (tidak reliabel) Ha: Ada hubungan antara pengukuran belahan awal dengan pengukuran belahan akhir (reliabel)7 Analisis pengujian: Jika, r25 ≤ rtabel(α, n-2), maka Ho diterima Jika, r25 > rtabel(α, n-2), maka Ho ditolak Taraf signifikan pada pengujian ini: α = 0,05 Tabel 4.2 Hasil uji reliabilitas Reliability Statistics Cronbach's Alpha

N of Items

,858

25

Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 2014 Dari tabel di atas dapat diketahui nilai reliabel r25 = 0,858 dan nilai rtabel (0,05, 25-2) pada tabel product moment = 0,413. Ternyata dari

hasil pengujian r25 = 0,858 > rtabel = 0,413, maka Ho ditolak. Karena nilai r25 > rtabel maka keputusannya

ada hubungan antara

pengukuran belahan awal dengan pengukuran belahan akhir, sehingga instrumen penelitian dinyatakan reliabel.

6

Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif Dilengkapi dengan perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17., (Jakarta: Bumi Aksara, 2013) h. 87. 7 Ibid., h.107.

70

3. Hasil observasi Selama penelitian peneliti melalukan observasi dengan aspek yang sesuai dengan instrumen yang telah divaliditasi. Berikut adalah hasil rangkuman observasi yang dilakukan dengan mengamati kondisi keseluruhan aspek dari sarana dan prasarana bus TransJakarta di Koridor 2. Saat mengamati bus TransJakarta Koridor 2 yaitu dengan bus Daewoo berwarna biru - putih, dan warna abu-abu. Di mulai dari Terminal Pulo Gadung 1 dan berakhir di Harmoni Central Busway (HCB). Rutenya antik, terpisah di Senen, berpencar dan bereksplorasi dengan anteng sepanjang halte satu arahnya. Jumlahnya 24 halte, namun terdapat 11 halte satu arah, 4 arah Pulo Gadung, dan 7 arah HCB. Dan ini termasuk rute dengan jalanan paling komplikatif di mana khusus arah HCB dari Atrium Senen jalannya dibuat seperti zigzag. Hati-hati penumpang dalam menentukan halte tujuan, terutama jika ingin turun di DEPLU, karena jika terlewat, imbasnya harus jalan kaki dari halte Gambir 1. Untuk sarana dan prasarana Transjakarta dari lajur khususnya yang banyak di pakai untuk mengurangi kemacetan mobil-mobil pribadi membuat

bus

TransJakarta

ikut

mengalami

kemacetan

yang

seharusnya tidak terjadi, halte yang sudah cukup mewakili untuk daerah-daerah atau titik temu untuk transit ke halte selanjutnya, fasilitas penyebrangan yang agak terlalu panjang dan melelahkan membuat terkadang ketinggalan bus yang sudah datang terlebih dahulu, armada yang masih kurang mencukupi dan kualitas dari bus itu sendiri yang sering terjadi permasalahan salah satunya kebakaran, kebersihan yang baik di dalam bus TransJakarta yang tidak memperbolehkan penumpangnya untuk makan dan pengoperasian bus yang cukup baik namun masih banyak evaluasi yang harus di tambahkan.

71

4. Analisis faktor Tujuan utama dari analisis faktor adalah untuk meringkas informasi yang ada dalam tabel asli menjadi satu set dimensi baru atau faktor. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 11 variabel. Dari 11 variabel ini akan direduksi menjadi beberapa faktor melalui analisis faktor dengan tahapan berikut : 1) Menentukan variabel yang akan dianalisis Hal pertama yang harus dilakukan dalam analisis faktor adalah menilai variabel mana saja yang layak untuk dimasukkan analisis selanjutnya. Analisis faktor menghendaki bahwa matrik data harus memiliki hubungan yang cukup agar dapat dilakukan analisis faktor, untuk itu dilakukan pengujian sebagai berikut : a. Barlett’s Test of Spericity dipakai untuk menguji bahwa variabel-variabel dalam sampel berkorelasi. b. Uji Kaiser – Meyer – Olkin (KMO) Untuk

mengetahui

kecukupan

sampel

atau

pengukuran

kelayakan sampel. Analisis faktor di anggap layak jika besaran KMO>0,5.

72

Adapun hasil dari pengujian Barlett’s test of Sphericity dan KaiserMeyer-Olkin (KMO) dengan bantuan software SPSS 17 terlihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.3 Analisis Faktor KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Approx. Chi-Square Bartlett's Test of Sphericity

,577 940,499

Df

300

Sig.

,000

Tabel diatas menunjukkan nilai yang diperoleh dari uji Bartlett’s test of sphericity adalah sebesar 940,499 dengan signifikan 0,000. Hal ini berarti bahwa antar variabel terjadi korelasi (signifikan < 0,05). Hasil uji KMO diperoleh nilai 0,577 dimana angka tersebut sudah diatas 0,5. Dengan demikian variabel-variabel dalam penelitian ini dapat diproses lebih lanjut. 2) Penentuan jumlah faktor Dalam penelitian ini penulis menentukan jumlah faktor dengan menggunkan nilai eigen value dengan kriteria nilai eigen value > 1. Susunan eigen value selalu diurutkan dari yang terbesar sampai terkecil. Untuk mengetahui jumlah faktor yang terbentuk dari hasil ekstraksi dapat dilihat pada tabel total variance explained. Diketahui bahwa dari ke 11 variabel yang dimasukkan untuk analisis faktor, hanya terdapat

7 faktor yang terbentuk

karena dari komponen 1 sampai 7 menunjukkan eigen value > 1. Maka proses faktoring hanya sampai pada 7 faktor, jika diteruskan sampai faktor berikutnya, eigen value sudah kurang dari 1. Jadi

73

diketahui bahwa 7 faktor adalah jumlah yang optimal. Faktor 1 mampu menjelaskan 25,24 % variasi, faktor 2 sebesar 13,19 %, faktor 3 sebesar 11,80 %, faktor ke 4 sebesar 10,20 %, faktor ke 5 sebesar 5,10 %, faktor ke 6 sebesar 4,68, dan faktor ke 7 mampu menjelaskan 4,45 % variasi. Dapat disimpulkan bahwa faktor ke 1 sampai ke 7 mempengaruhi dengan jumlah persentase sebesar 74,66 % dan 25,34 % dipengaruhi oleh faktor lain. Sedangkan faktor ke 8 sampai ke 11 tidak berpengaruh karena persentasenya kecil. 3) Interpretasi faktor Tahap selanjutnya adalah menginterpretasikan faktor-faktor yang terbentuk dengan melihat tabel component matrix yang menunjukkan distribusi ke-11 variabel tersebut pada 7 faktor yang terbentuk. Sedangkan angka-angka pada tabel tersebut adalah faktor loading, yang menunjukkan besarnya korelasi antara suatu variabel dengan faktor-faktor yang terbentuk. Pada tabel yaitu component matrix awal, hasil faktor belum bisa diinterpretasikan karena variabel-variabel yang ada hanya mengumpul pada satu atau beberapa faktor saja belum menyeluruh. Untuk itu perlu dilakukan rotasi faktor. Rotasi faktor ini dimaksudkan untuk mendapatkan tampilan data yang jelas dari nilai loading untuk masing-masing variabel terhadap faktor-faktor yang ada. Interpretasi ini didasarkan pada nilai loading yang terbesar dari masing-masing variabel terhadap faktor-faktor yang ada, jadi suatu variabel akan masuk ke dalam faktor yang memiliki nilai loading terbesar, setelah itu dilakukan perbandingan besar korelasi terhadap setiap baris. Definisi dari faktor loading adalah besar korelasi antara indikator dengan konstruk latennya. Pada banyak penelitian sosial, pengukuran suatu konstruk sangat sering dilakukan secara tidak langsung melalui indikator-indikatornya. Indikator dengan loading

74

factor yang memiliki konstribusi yang lebih tinggi untuk menjelaskan kosntruk latennya. Sebaliknya pada indikator dengan loading factor rendah memiliki kosntribusi yang lemah untuk menjelaskan kosntruk latennya. Pada sebagian besar referensi bobot faktor sebesar 0,50 atau lebih dianggap memilki validasi yang cukup kuat untuk menjelaskan kosntruk laten. Walaupun pada sebagian referensi lainnya menjelaskan bahwa loading faktor paling lemah yang bisa diterima adalah 0,40. Tabel 4.6 yaitu rotated component matrix menunjukkan hasil dari rotasi faktor. Component matrix hasil proses rotasi (rotated

component matrix)

yang ditunjukkan pada tabel

memperlihatkan distribusi variabel yang lebih jelas dan nyata. Kemudian diperoleh beberapa variabel yang mendominasi faktor, yaitu sebagai berikut :

1. Faktor pertama, terdiri dari : a. TransJakarta adalah angkutan jasa yang paling berkualitas dengan faktor loading sebesar 0,666 artinya faktor ini di anggap memiliki validasi yang cukup kuat untuk menjelaskan konstruk laten. b. TransJakarta mempunyai reputasi yang baik dalam angkutan jasa dengan faktor loading sebesar 0,897 artinya faktor ini di anggap memiliki validasi yang cukup kuat untuk menjelaskan konstruk laten. c. TransJakarta adalah angkutan jasa yang terkenal di Jakarta dengan faktor loading sebesar 0,934 artinya faktor ini di anggap memiliki validasi yang cukup kuat untuk menjelaskan konstruk laten. d. TransJakarta jarang mengalami kemacetan karena mempunyai jalur khusus dengan faktor loading sebesar 0,934 artinya faktor

75

ini di anggap memiliki validasi yang cukup kuat untuk menjelaskan konstruk laten. 2. Faktor kedua, terdiri dari : a. Menggunakan TransJakarta karena budaya masyarakat dengan faktor loading sebesar 0,674 artinya faktor ini di anggap memiliki validasi yang cukup kuat untuk menjelaskan konstruk laten. b. Menggunakan TransJakarta berpengaruh dengan gaya hidup dengan faktor loading sebesar 0,308 artinya faktor ini di anggap memiliki validasi yang rendah untuk menjelaskan konstruk laten. c. Menggunakan TransJakarta menjadi ketergantungan dengan faktor loading sebesar 0,594 artinya faktor ini di anggap memiliki validasi yang cukup kuat untuk menjelaskan konstruk laten. d. TransJakarta selain memberikan kenyamanan juga memberi keamanan bagi penumpangnya dengan loading faktor sebesar 0,820 artinya faktor ini di anggap memiliki validasi yang cukup kuat untuk menjelaskan konstruk laten. e. Jika TransJakarta mengecewakan konsumen akan memberi masukan secara langsung dengan loading faktor sebesar 0,829 artinya faktor ini di anggap memiliki validasi yang cukup kuat untuk menjelaskan konstruk laten. 3. Faktor ketiga, terdiri dari : a. Memilih TransJakarta untuk efisiensi waktu dengan loading faktor sebesar 0,705 artinya faktor ini di anggap memiliki validasi yang cukup kuat untuk menjelaskan konstruk laten. b. Memilih

TransJakarta

untuk

mendapatkan

kenyamanan

dibanding angkutan lain dengan faktor loading sebesar 0,820 artinya faktor ini di anggap memiliki validasi yang cukup kuat untuk menjelaskan konstruk laten.

76

c. Menggunakan TransJakarta lebih cepat sampai dengan loading faktor sebesar 0,828 artinya faktor ini di anggap memiliki validasi yang cukup kuat untuk menjelaskan konstruk laten. d. Menyukai TransJakarta karena fasilitasnya lengkap dibanding yang lain dengan faktor loading sebesar 0,599 artinya faktor ini di anggap memiliki validasi yang cukup kuat untuk menjelaskan konstruk laten. e. Menggunakan TransJakarta karena keinginan diri sendiri dengan loading faktor sebesar 0,455 artinya faktor ini di anggap memiliki validasi yang cukup kuat untuk menjelaskan konstruk laten. 4. Faktor keempat, terdiri dari : a. Menggunakan TransJakarta untuk menghormati program pemerintah dengan faktor loading sebesar 0,514 artinya faktor ini di anggap memiliki validasi yang cukup kuat untuk menjelaskan konstruk laten. b. Tarif TransJakarta terjangkau dengan faktor loading sebesar 0,876 artinya faktor ini di anggap memiliki validasi yang cukup kuat untuk menjelaskan konstruk laten. c. TransJakarta merupakan angkutan umum untuk kalangan menengah ke bawah dengan faktor loading sebesar 0,881 artinya faktor ini di anggap memiliki validasi yang cukup kuat untuk menjelaskan konstruk laten. d. Menggunakan TransJakarta dapat bersosialisasi dengan banyak orang dengan faktor loading sebesar 0,842 artinya faktor ini di anggap memiliki validasi yang cukup kuat untuk menjelaskan konstruk laten. 5. Faktor kelima, terdiri dari : a. Menggunakan

TransJakarta

karena

keluarga

juga

menggunakannya dengan faktor loading sebesar 0,663 artinya

77

faktor ini di anggap memiliki validasi yang cukup kuat untuk menjelaskan konstruk laten. b. Menggunakan TransJakarta karena dorongan keluarga dengan loading sebesar 0,818 artinya faktor ini di anggap memiliki validasi yang cukup kuat untuk menjelaskan konstruk laten. c. Selalu update mengenai angkutan jasa terutama TransJakarta dengan loading faktor sebesar 0,574 artinya faktor ini di anggap memiliki validasi yang cukup kuat untuk menjelaskan konstruk laten. 6. Faktor keenam, terdiri dari : a. Kurangnya informasi pemeliharaan bus TransJakarta membuat takut dan cemas dengan loading faktor sebesar 0,787 artinya faktor ini di anggap memiliki validasi yang cukup kuat untuk menjelaskan konstruk laten. 7. Faktor ketujuh, terdiri dari : a. Lebih

bersemangat

beraktivitas

jika

menggunakan

TransJakarta dengan loading faktor sebesar 0,861 artinya faktor ini di anggap memiliki validasi yang cukup kuat untuk menjelaskan konstruk laten. b. Tetap menggunakan TransJakarta meskipun ada angkutan jasa lain dengan loading faktor sebesar 0,624 artinya faktor ini di anggap memiliki validasi yang cukup kuat untuk menjelaskan konstruk laten. Secara lengkap pembagian variabel-variabel berdasarkan faktor yang terbentuk dapat dilihat pada tabel. Variabel diurutkan berdasarkan nilai faktor loading dari yang terbesar. Untuk pemberian nama pada masing-masing faktor baru yang terbentuk bersifat subyektif, kadangkadang variabel yang memiliki nilai faktor loading yang tertinggi digunakan untuk memberi nama faktor.

78

Tabel 4.4 Distribusi Faktor Indikator

Faktor

Eigen

Loading

%

%

Yang

Value

Faktor

Variance

Kumulatif

Terbentuk TransJakarta adalah angkutan

0,666

jasa yang paling berkualitas TransJakarta reputasi

mempunyai

yang

baik

dalam

0,897

angkutan jasa TransJakarta adalah angkutan jasa yang terkenal di Jakarta

Faktor

6,312

pengetahu

25,248

25,248

13,193

38,441

0,931

an konsumen TransJakarta jarang mengalami kemacetan karena mempunyai

0,934

jalur khusus Menggunakan

TransJakarta

0,674

karena budaya masyarakat Menggunakan

TransJakarta

berpengaruh dengan gaya hidup

Faktor 0,308

sikap konsumen

Menggunakan

TransJakarta

0,594

menjadi ketergantungan TransJakarta selain memberikan kenyamanan

juga

memberi

keamanan bagi penumpangnya

Jika

3,298 0,820

TransJakarta

mengecewakan konsumen akan memberi langsung

masukan

secara

0,829

79

Memilih

TransJakarta

untuk

0,705

efisiensi waktu Memilih

TransJakarta

mendapatkan

untuk

kenyamanan

0,820

dibanding angkutan lain Menggunakan

TransJakarta

lebih cepat sampai

Faktor keterlibata n

2,950

0,828

11,800

50,241

10,202

60,443

5,107

65,549

konsumen Menyukai TransJakarta karena fasilitasnya lengkap dibanding

0,599

yang lain Menggunakan

TransJakarta

0,455

karena keinginan diri sendiri Menggunakan untuk

TransJakarta

menghormati

program

0,514

pemerintah Tarif TransJakarta terjangkau TransJakarta

merupakan

angkutan umum untuk kalangan

Menggunakan

Faktor

2,550 0,881

kelas sosial

menengah ke bawah

dapat

0,871

TransJakarta

bersosialisasi

dengan

0,842

banyak orang Menggunakan karena

TransJakarta

keluarga

juga

0,663

menggunakannya Menggunakan

TransJakarta

karena dorongan keluarga

Faktor dorongan

1,277

0,818

keluarga Selalu

update

mengenai

jasa

terutama

angkutan TransJakarta

0,574

80

Kurangnya

informasi

Faktor

pemeliharaan bus TransJakarta

proses

membuat takut dan cemas

Faktor

jika menggunakan TransJakarta

motivasi konsumen

menggunakan

TransJakarta

meskipun

0,787

4,689

70,239

4,451

74,690

informasi

Lebih bersemangat beraktivitas

Tetap

1,172

ada

0,861 1,113 0,624

angkutan jasa lain

Sumber : Hasil Pengolahan Data 2014

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil penelitian di atas merupakan proses penelitian lapangan yang telah dilakukan peneliti selama kurun waktu Oktober-November 2014 dengan pemenuhan persyaratan admninistrasi penelitian. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, tentang apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam memilih angkutan jasa TransJakarta Koridor 2. Dan berikut hasil penelitian lapangan konsumen dalam memilih angkutan jasa TransJakarta Koridor 2 dipengaruhi oleh faktor pengetahuan konsumen, faktor sikap konsumen, faktor keterlibatan konsumen, faktor kelas sosial, faktor dorongan keluarga, faktor proses informasi, dan faktor motivasi konsumen.

81

Tabel 4.5 Hasil Penelitian

Indikator TransJakarta

jarang

mengalami

kemacetan

karena

mempunyai jalur khusus

Faktor yang

Loading

terbentuk

faktor

Faktor pengetahuan

0,934

konsumen Jika TransJakarta mengecewakan konsumen akan memberi masukan secara langsung

Faktor sikap konsumen

Menggunakan TransJakarta lebih cepat sampai

0,829

Faktor keterlibatan

0,828

konsumen TransJakarta merupakan angkutan umum untuk kalangan menengah ke bawah

Faktor kelas sosial

Menggunakan TransJakarta karena dorongan keluarga

Faktor dorongan keluarga

Kurangnya

informasi pemeliharaan bus TransJakarta

membuat takut dan cemas Lebih

bersemangat

beraktivitas

Faktor proses informasi

jika

TransJakarta

menggunakan

Faktor motivasi konsumen

0,881

0,818

0,787

0,861

1. Faktor pengetahuan konsumen Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor pengetahuan konsumen mempengaruhi dengan loading faktor sebesar 0,934. Dalam hal ini pengetahuan konsumen terbagi menjadi tiga macam yaitu pengetahuan produk, pengetahuan pembelian, pengetahuan pemakaian. Alasan konsumen mempertimbangkan dari segi pengetahuan ini berdasarkan kumpulan dari berbagai informasi baik itu merek yang berarti TransJakarta memiliki nama yang sangat populer untuk angkutan jasa di Jakarta, lokasi penempatan yang berarti TransJakarta memiliki koridor-koridor yang tersebar di Jakarta dan sekitarnya memiliki akses yang memberikan keterjangkauan dalam menuju

82

lokasi yang akan di datangi, dan juga manfaat yang diberikan dalam hal ini TransJakarta banyak memberikan solusi yang baik untuk para konsumen agar lebih nyaman karena fasilitas didalamnya. Hasil penelitian ini mendukung teori yang dikemukakan oleh U. Sumarwan dalam Danang Sunyoto menjelaskan bahwa pengetahuan konsumen semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam produk dan jasa tersebut dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen. 8 2. Faktor sikap konsumen Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor pengetahuan konsumen mempengaruhi dengan loading faktor sebesar 0,829. Sikap konsumen mempunyai 3 komponen yaitu kognitif (kepercayaan merek), efektif (evaluasi merek), dan konatif (maksud membeli). Alasan konsumen mempertimbangkan segi sikap yaitu karena TransJakarta telah memberikan suatu inovasi angkutan jasa di Jakarta yang mempengaruhi konsumen dalam mempercayai suatu merek hingga memberi manfaat di dalamnya. Hasil penelitian ini mendukung teori yang dikemukakan oleh Women dan Minior dalam Danang Sunyoto menjelaskan bahwa pembentukan sikap konsumen seringkali menggambarkan hubungan antara kepercayaan, sikap dan perilaku di mana ketiganya terkait dengan konsep atribut produk.9 3. Faktor keterlibatan konsumen Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor pengetahuan konsumen mempengaruhi dengan loading faktor sebesar 0,828. Keterlibatan konsumen memiliki 3 faktor yaitu faktor pribadi, faktor produk, dan faktor situasi. Alasan konsumen mempertimbangkan dari segi keterlibatan yaitu karena kebutuhan dan dorongan dalam diri sendiri dengan dikaitkan situasi yang dapat mempengaruhi konsumen lebih memilih TransJakarta. Hasil penelitian ini mendukung teori yang dikemukakan oleh John H. Antil dalam Danang

8

Sunyoto

menjelaskan

bahwa

keterlibatan

adalah

tingkat

Danang Sunyoto, Perilaku Konsumen: Panduan Riset Sederhana untuk Mengenali Konsumen, (Yogyakarta: CAPS, 2013), h. 53. 9 Ibid., h. 60.

83

kepentingan pribadi yang dirasakan dan atau minat yang dibangkitkan oleh stimulus di dalam situasi spesifik.10 4. Faktor kelas sosial Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor pengetahuan konsumen mempengaruhi dengan loading faktor sebesari 0,881. Kelas sosial memiliki 3 variabel yaitu ekonomi, interaksi dan politik. Perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompok kecil. Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung. Alasan konsumen mempertimbangkan dari segi kelas sosial yaitu karena dengan harga tiket TransJakarta yang terjangkau untuk semua kalangan dari menengah ke bawah sampai yang memiliki pendapatan yang berlebih masih menggunakan angkutan jasa TransJakarta ini. Hasil penelitian ini mendukung teori yang dikemukakan oleh Engel, Blackwell, dan Miniard dalam Danang Sunyoto menjelaskan bahwa salah satu variabel ekonomi yaitu adanya pekerjaan, pendapatan, dan kekayaan mempunyai kepentingan kritis.11 5. Faktor keluarga Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor pengetahuan konsumen mempengaruhi dengan loading faktor sebesar 0,818. Dorongan keluarga mempunyai 3 variabel yaitu kohesi, kemampuan beradaptasi, dan komunikasi. Keluarga dapat terbentuk keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak, atau terdiri dari ayah, ibu, anak, kakek, dan nenek serta warga keturunannya. Alasan konsumen mempertimbangkan segi keluarga yaitu karena hubungan yang dekat antara ibu, ayah maupun anak yang telah menggunakan TransJakarta memberi pengaruh untuk menggunakannya kembali. Hasil penelitian ini mendukung teori yang dikemukakan oleh Anwar P.M dalam Danang Sunyoto menjelaskan bahwa keluarga dapat didefinisikan sebgai suatu unit masyarakat terkecil yang perilakunya sangat mempengaruhi dan menentukan dalam pengambilan keputusan.12 6. Faktor proses informasi 10

Ibid., h. 49. Ibid., h. 22. 12 Ibid., h. 37.

11

84

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor pengetahuan konsumen mempengaruhi dengan loading faktor sebesar 0,787. Proses informasi mempunyai 5 tahap yaitu pemaparan, perhatian, pemahaman, penerimaan, dan retensi. Alasan konsumen mempertimbangkan segi proses informasi yaitu karena konsumen sudah mengetahui TransJakarta baik buruknya dalam hal sarana dan prasarana dari suatu berita yang mempengaruhi konsumen untuk memilih angkutan jasa tersebut. Hasil penelitian ini mendukung teori yang dikemukakan oleh William McGuire dalam Danang Sunyoto menjelaskan bahwa proses informasi terbagi menjadi 5 tahap yang telah disebutkan diatas. 13 7. Faktor motivasi konsumen Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor pengetahuan konsumen mempengaruhi dengan loading faktor sebesar 0,861. Motivasi konsumen dapat didefinisikan sebagai suatu kecenderungan untuk beraktivitas, dimulai dari dorongan dalam diri dan di akhiri dengan penyesuaian diri. Penyesuaian diri disini untuk memuaskan motif. Alasan konsumen mempertimbangkan segi motivasi yaitu karena adanya dorongan dari diri sendiri untuk menggunakan TransJakarta. Hasil penelitian ini mendukung teori yang dikemukakan oleh Peter dan Olson dalam Danang Sunyoto menjelaskan bahwa motif konsumen dapat didefinisikan sebagai suatu kecenderungan untuk beraktivitas, dimulai dari dorongan dalam diri dan di akhiri dengan penyesuaian diri. Penyesuaian diri disini untuk memuaskan motif.14 Dari hasil penelitian ini didapati bahwa hanya ada dua faktor yang paling dominan berbanding faktor lainnya yaitu faktor pengetahuan konsumen dan faktor sikap konsumen. Alasannya karena konsumen mengetahui informasi tentang TransJakarta dengan baik dan karena sudah populer di Jakarta dan lokasi penempatan yang tersebar dan menjadi koridor-koridor tertentu yang memberikan akses keterjangkauan bagi para konsumennya yang sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh U. 13 14

Ibid., h. 68. Ibid., h. 57.

85

Sumarwan dalam Danang Sunyoto menjelaskan bahwa pengetahuan konsumen semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam produk dan jasa tersebut dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen.15 Dari hasil analisis faktor penelitian ini memiliki beberapa perbedaan dan persamaan dengan penelitian-penelitian sebelumnya, penelitian pertama yang dilakukan oleh Hero Susilo, yang berjudul “Analisis Faktorfaktor yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Memilih Kereta Api dengan Menggunakan Algoritma Chaid”, penelitian ini menggunakan metode CHAID. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diperoleh beberapa faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam memilih kereta api antara lain, yaitu : jumlah tempat duduk di dalam kereta, ketepatan jadwal perjalanan, kemudahan untuk mendapatkan tiket, kemudahan menjangkau lokasi, kemampuan petugas dalam menjalankan pekerjaannya. Hasil penelitian tersebut mendukung hasil dari penelitian yang dilakukan penulis bahwa faktor kemudahan menjangkau lokasi dalam hal ini mempunyai kesamaan dengan faktor pengetahuan konsumen yaitu dengan adanya jalur khusus TransJakarta dan faktor keterlibatan konsumen yaitu lebih cepat sampai jika menggunakan TransJakarta turut mempengaruhi konsumen dalam memilih angakutan jasa TransJakarta Koridor 2. Hasil analisis dengan penelitian kedua yang dilakukan oleh Nurul Widyawati,

yang

berjudul

Analisis

Faktor-faktor

Pemasaran

Jasa

Transportasi Laut yang Dipertimbangkan Penumpang dalam Membuat Keputusan Memilih Jasa Penyebrangan Kapal Cepat Lintas Surabaya Banjarmasin, penelitian ini menggunakan analisis faktor dan yang kedua analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diperoleh beberapa faktor yang dipertimbangkan responden dalam membuat keputusan memilih jasa penyebrangan kapal cepat lintas Surabaya Banjarmasin antara lain, yaitu: ketersediaan agen, ketepatan embarkasi, spanduk, kecakapan nahkoda, pantrew, sikap terhadap pelayanan, harga 15

Ibid., h. 53.

86

tiket dibanding pesaing, rasa aman, penghargaan, persepsi terhadap kepuasaan. Hasil penelitian tersebut mendukung hasil dari penelitian yang dilakukan penulis bahwa faktor sikap dan harga tiket dalam faktor kelas sosial turut mempengaruhi konsumen dalam memilih angkutan jasa TransJakarta Koridor 2. Hasil analisis dengan penelitian ketiga yang dilakukan oleh Arya Prasetya Utama , yang berjudul Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumen dalam Menggunakan Ponsel Blackberry (Studi Kasus Pada Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, penelitian menggunakan teknik analisis faktor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diperoleh beberapa faktor yang dipertimbangkan responden menggunakan ponsel Blackberry antara lain, yaitu: faktor kualitas produk, faktor merek, faktor layanan, faktor motivasi. Hasil penelitian tersebut mendukung hasil dari penelitian

yang

dilakukan

penulis

bahwa

faktor

motivasi

turut

mempengaruhi konsumen dalam memilih angkutan jasa TransJakarta Koridor 2.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan TransJakarta sebagai penyedia jasa transportasi umum sudah seharusnya memiliki strategi pemasaran yang tepat untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumennya. Konsumen TransJakarta merupakan pengguna jasa transportasi umum yang memiliki berbagai macam karakteristik

yang

mempengaruhi

keputusannya

dalam

memilih

TransJakarta sebagai alat transportasi yang digunakan, sehingga informasi tentang pola perilaku, karakteristik, dan faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen menjadi hal penting yang harus diperhatikan. Dengan demikian TransJakarta dapat mengoptimalkan dana dan sumber daya yang terbtas untuk

dapat

menerapkan

strategi

pemasaran

yang

tepat,

guna

memaksimalkan keuntungan yang dapat diraih. Analisa yang dilakukan terhadap hasil pengolahan data responden memberikan

informasi-informasi

yang

dapat

digunakan

untuk

menggambarkan fakor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen dalam memilih TransJakarta sebagai alat transportasi yang mereka gunakan. Dari keseluruhan data analisa yang dilakukan, ada beberapa faktor signifikan yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam memilih TransJakarta antara lain : faktor pengetahuan 25,24 %, faktor sikap 13,19 % , faktor keterlibatan 11,80 %, faktor kelas sosial 10,20 %, faktor dorongan keluarga 5,10%, faktor proses informasi 4,68 %, dan faktor motivasi 4,45 %. Faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi konsumen dalam memilih angkutan jasa TransJakarta Koridor 2 adalah 87

88

faktor pengetahuan konsumen dan faktor sikap konsumen. Faktor-faktor tersebut merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh TransJakarta, dengan mengetahui kebutuhan konsumen yang diiringi dengan peningkatan pemenuhan faktor-faktor

yang mempengaruhi konsumen tersebut,

diharapkan dapat meningkatkan kepuasan dan loyalitas pengguna jasa transportasi TransJakarta.

B. Saran Pada penilitian ini, masih banyak hal yang harus dikembangkan, baik dari segi isi dan penyajian. Berikut ini merupakan saran-saran yang diharapkan

dapat

memperbaiki

dan

mengembangkan

penelitian

selanjutnya : 1. Untuk penelitian selanjutnya disarankan menambah variabel independen yang mempengaruhi konsumen dalam memilih angkutan jasa TransJakarta. Contohnya faktor berdasarkan kebijakan atau politik dalam memilih angkutan jasa TransJakarta. 2. Untuk

penelitian

selanjutnya

diharapkan

memperluas

objek

penelitian, memperluas daerah survei dan memperbanyak ragam sampel sehingga data yang diperoleh lebih valid. 3. Untuk mengoptimalkan pelayanan dan prasarana bus TransJakarta,

maka disarankan yaitu untuk akses masuk bagi penumpang dengan adanya jembatan penyebrangan menuju halte busway yang seharusnya dikoneksikan langsung dengan tempat-tempat strategis (stasiun, bandara, pelabuhan, mal dan pasar) saat ini hanya stasiun Gambir dan shelter busway Pondok Indah Mal.

DAFTAR PUSTAKA

Astri,”Analisis Pengaruh Segmentasi Demografi, Psikografis dan Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Penggunaan TransJakarta (Busway) Sebagai Sarana Transportasinya:

Studi

Kasus

Para

Pengguna

Jasa

TransJakarta

(Busway),”Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2009, tidak dipublikasikan. Ghozali, Imam Aplikasi Analisi Multivariate dengan Program IBM SPSS 21 Update PLS Regresi, Semarang, 2013. Indri,” Analisis Persepsi Penumpang Terhadap Tingkat Pelayanan Bus Way : Studi Kasus Bus Way Trans Jakarta Koridor I,”Thesis pada Universitas Diponegoro, Semarang, 2007, tidak dipublikasikan. Kamaluddin, Rustian, Ekonomi Transportasi:Karekteristik, Teori Dan Kebijakan, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003. Kotler dan Amstrong, Dasar-dasar Pemasaran. Jakarta: Prenhallindo,1996. Nasution Nur, Manajemen Transportasi, Jakarta: Ghalia Indonsia, 2004. Nurul Widyawati, ”Analisis Faktor-faktor Pemasaran Jasa Transportasi Laut yang Dipertimbangkan Penumpang dalam Membuat Keputusan Memilih Jasa Penyebrangan Kapal Cepat Lintas Surabaya Banjarmasin”, Jurnal Ekuitas, 2006. Prabowo,

Ahmad

Didik

“TransJakarta

koridor

1-12”,

http://didikTransJakarta.blogspot.com, 2014. Prasetya,”Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen dalam Menggunakan Ponsel Blackberry : Studi Kasus Pada Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,” Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2011, tidak dipublikasikan. Pratama, Fajar, Dear Pak Ahok TransJ Jalur Pulogadung-Harmoni dan KalideresHarmoni

Banyak

Dikeluhkan,

(http://news.detik.com/read/2014/12/17/143018/2780193/10/), 2015. SH.

Wibowo,

Hukum

Lalu

Lintas

dan

Jalan,

https://www.academia.edu/5077479/BUKU_HUKUM_LALULINTAS_DAN _JALAN._KURNIAWAN_TRI_WIBOWO_SH_, 2014.

89

90

Siregar, Sofyian, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif Dilengkapi dengan perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta: Bumi Aksara, 2013. Statistik

Provinsi

DKI

Jakarta

2013,

Transportasi

dan

Komunikasi,

(http://jakarta.bps.go.id/flip/statda2013/index.html#/30/zoomed), 2015. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan

R&D. Bandung: Alfabeta, 2012. Sunyoto, Perilaku Konsumen: Panduan Riset Sederhana untuk Mengenali Konsumen, Yogyakarta: CAPS, 2013 Tjiptono, Fandy, Pemasaran Jasa, Jakarta: Ghalia, 2010. Zuriah, Nurul, Metodelogi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2007.

KUESIONER PENELITIAN “ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM MEMILIH ANGKUTAN JASA TRANSJAKARTA KORIDOR II”

Nama

: KUESIONER BAGIAN A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K Keterangan jawaban untuk bagian A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K Sangat tidak setuju Tidak setuju Ragu – ragu Setuju Sangat setuju

= STS = TS = RR =S = SS

Pilihlah jawaban yang tersedia sesuai dengan penilaian anda pada setiap pernyataan mengenai faktor. Mohon untuk menjawab dengan jujur dan teliti. A. Faktor Budaya No

Pernyataan

1

Saya menggunakan angkutan jasa TransJakarta karena budaya masyarakat yang sering menggunakan jasa tersebut.

2

TransJakarta merupakan program pemerintah yang salah satunya bertujuan untuk mengurangi kemacetan dan saya menggunakannya untuk menghormati program pemerintah.

B. Faktor Kelas Sosial No Pernyataan Tarif TransJakarta terjangkau untuk 1 saya. 2

TransJakarta merupakan angkutan umum untuk kalangan menengah ke bawah.

3

Menggunkan TransJakarta membuat saya dapat bersosialisasi dengan banyak orang.

C. Faktor Pengaruh Pribadi No Pernyataan

STS

TS

RR

S

SS

STS

TS

RR

S

SS

STS

TS

RR

S

SS

1

Banyaknya orang yang menggunakan TransJakarta membuat saya terpengaruh dengan gaya hidup mereka.

2

Bagi saya angkutan jasa TransJakarta adalah angkutan jasa yang paling berkualitas.

D. Faktor Keluarga No

Pernyataan

1

Saya menggunakan TransJakarta karena keluarga saya juga menggunakannya.

2

Karena dorongan keluarga saya menggunakan TransJakarta.

E. Faktor Situasi No

Pernyataan

1

Saya memilih TransJakarta untuk efesiensi waktu.

2

Saya memilih TransJakarta untuk mendapatkan kenyamanan dibanding angkutan lain.

F. Faktor Keterlibatan Konsumen No Pernyataan 1

Tempat yang sering saya tuju lebih cepat sampai apabila menggunakan TransJakarta

2

Dalam melakukan kegiatan untuk mobilitas, saya sudah bergantung pada TransJakarta dan akan menimbulkan banyak masalah jika tidak menggunakannya.

G. Faktor Pengetahuan Konsumen No Pernyataan 1

TransJakarta mempunyai reputasi yang baik dalam angkutan jasa.

STS

TS

RR

S

SS

STS

TS

RR

S

SS

STS

TS

RR

S

SS

STS

TS

RR

S

SS

2

TransJakarta adalah angkutan jasa yang terkenal di Jakarta.

3

TransJakarta jarang mengalami kemacetan karena mempunyai jalur khusus.

4

Saya menyukai TransJakarta karena fasilitasnya lengkap dibanding yang lain.

H. Faktor Motivasi Konsumen No Pernyataan 1

Saya menggunakan TransJakarta karena keinginan diri sendiri.

2

Saya lebih bersemangat melakukan aktivitas sehari – hari jika menggunakan angkutan jasa TransJakarta.

I. Faktor Sikap Konsumen No Pernyataan Saya yakin TransJakarta selain memberi 1 kenyamanan juga memberi keamanan bagi penumpangnya. 2

STS

TS

RR

S

SS

STS

TS

RR

S

SS

STS

TS

RR

S

SS

STS

TS

RR

S

SS

Saya akan memberikan masukan langsung kepada dinas terkait jika TransJakarta mengecewakan konsumen.

J. Faktor Proses Informasi No Pernyataan Kurangnya informasi pemeliharaan bus 1 TransJakarta membuat saya takut dan cemas (kasus kebakaran). Demi keselamatan saya selalu update untuk berita-berita yang mengenai 2 angkutan jasa, terutama jika menyangkut informasi tentang TransJakarta. K. Faktor Pembelajaran No Pernyataan 1

Sarana dan prasarana dalam TransJakarta yang lengkap membuat saya konsisten untuk menggunakan angkutan jasa ini.

2

Walaupun bermunculan angkutan jasa lain yang hampir menyerupai TransJakarta saya tetap menggunakan

TransJakarta.

Terima kasih atas kejujuran Anda dalam menjawab setiap pertanyaan yang saya ajukan.

Tabel 4.6 Total Variance Explained Comp

Initial Eigenvalues

Extraction Sums of Squared

onent

Rotation Sums of Squared Loadings

Loadings Total

% of

Cumulative

Variance

%

Total

% of

Cumulativ

Variance

e%

Total

% of Variance

Cumulative %

1

6,312

25,248

25,248

6,312

25,248

25,248

3,489

13,956

13,956

2

3,298

13,193

38,441

3,298

13,193

38,441

3,405

13,620

27,576

3

2,950

11,800

50,241

2,950

11,800

50,241

3,193

12,772

40,348

4

2,550

10,202

60,443

2,550

10,202

60,443

2,925

11,701

52,049

5

1,277

5,107

65,549

1,277

5,107

65,549

2,256

9,023

61,072

6

1,172

4,689

70,239

1,172

4,689

70,239

1,705

6,821

67,892

7

1,113

4,451

74,690

1,113

4,451

74,690

1,699

6,797

74,690

8

,899

3,597

78,286

9

,846

3,383

81,669

10

,704

2,817

84,486

11

,663

2,651

87,137

12

,562

2,248

89,385

13

,485

1,938

91,323

14

,442

1,769

93,092

15

,387

1,550

94,642

16

,334

1,338

95,979

17

,217

,867

96,846

18

,195

,781

97,627

19

,165

,662

98,289

20

,163

,652

98,940

21

,130

,520

99,460

22

,086

,342

99,802

23

,029

,115

99,917

24

,012

,047

99,964

25

,009

,036

100,000

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Tabel 4.7 Component Matrix

a

Component 1 Menggunakan TransJakarta karena budaya masyarakat

2

3

4

5

6

7

,693

-,147

,236

-,366

,141

-,104

,080

,413

-,518

,133

,282

-,143

,162

-,196

,411

-,390

-,205

,687

-,028

,084

,033

,372

-,269

-,181

,734

,027

-,111

-,050

,251

-,173

-,119

,759

,106

-,157

,062

,420

,052

,162

-,485

,095

,159

,108

,435

,602

-,028

,259

-,127

,258

-,147

,543

-,181

,207

,060

-,336

,229

,276

,269

,199

,543

,004

-,524

,330

,037

,509

,288

-,323

-,093

-,086

,259

-,425

,549

-,045

-,719

-,260

,079

,078

,050

,550

-,063

-,718

-,248

,045

,070

,021

,303

-,070

,471

-,061

,313

-,389

-,005

,453

,747

-,054

,209

-,033

-,123

,114

menggunakan TransJakarta untuk menghormati program pemerintah tarif TransJakarta terjangkau TransJakarta merupakan angkutan umum untuk kalangan menengah ke bawah menggunakan TransJakarta dapat bersosialisasi dengan banyak orang menggunakan TransJakarta berpengaruh dengan gaya hidup TransJakarta adalah angkutan jasa yang paling berkualitas menggunakan TransJakarta karena keluarga juga menggunakannya menggunakan TransJakarta karena dorongan keluarga memilih TransJakarta untuk efisiensi waktu memilih TransJakarta untuk mendapatkan kenyaman dibanding angkutan lain menggunakan TransJakarta lebih cepat sampai menggunakan TransJakarta menjadi ketergantungan TransJakarta mempunyai reputasi yang baik dalam angkutan jasa

TransJakarta adalah angkutan jasa yang terkenal

,476

,760

-,102

,124

,044

-,124

,231

,490

,753

-,109

,153

,046

-,078

,230

,724

-,257

-,195

-,260

-,134

-,038

-,129

,721

-,253

-,003

,026

,155

,148

-,256

,200

,253

,298

,005

,560

,235

-,455

,680

-,068

,076

-,169

-,224

-,457

-,198

,692

-,089

,198

-,083

-,175

-,448

-,143

,331

-,363

-,240

-,018

,389

,208

,465

,405

-,277

,594

,002

-,015

,133

,204

,703

-,248

,103

-,249

,047

,051

,198

,372

,211

,668

,232

,319

,142

,012

di jakarta TransJakarta jarang mengalami kemacetan karena mempunyai jalur khusus menyukai TransJakarta karena fasilitasnya lengkap dibanding yang lain menggunakan TransJakarta karena keinginan diri sendiri lebih beRsemangat beraktivitas jika menggunakan TransJakarta TransJakarta selain memberi kenyamanan juga memberi kenyamanan bagi penumpangya jika TransJakarta mengecewakan akan memberi masukan secara langsung kurangnya informasi pemeliharaan bus TransJakarta membuat takut dan cemas selalu update mengenai angkutan jasa terutama TransJakarta sarana dan prasarana dalam TransJakarta yang lengkap membuat konsisten menggunakannya tetap menggunakan TransJakarta meskipun ada angkutan jasa lain Extraction Method: Principal Component Analysis. a. 7 components extracted.

Tabel 4.8 Rotated Component Matrix

a

Component

Menggunakan TransJakarta karena budaya masyarakat

1

2

3

,058

,674

,190

-,311

,238

-,016

4

5

6

7

-,111

,238

,361

,190

,180

,514

,391

,002

,133

,021

,172

,876

,157

,145

-,025

,080

,100

,075

,881

-,005

,025

,006

,152

,033

-,097

,824

-,073

,072

,002

,090

,308

,223

-,370

,262

,310

,181

,666

-,081

,263

,126

,275

-,218

,255

,086

,237

,120

,191

,663

,220

-,116

,194

,076

-,103

-,122

,818

-,228

,053

,302

,071

,705

,014

,101

-,206

,251

,176

,147

,820

,055

-,162

,354

-,152

,158

,158

,828

,072

-,151

,318

-,164

,034

,594

-,326

,011

-,044

,146

,295

,897

,118

,070

,058

,040

-,078

,062

,934

,123

,088

-,011

-,002

,067

,034

menggunakan TransJakarta untuk menghormati program pemerintah tarif TransJakarta terjangkau TransJakarta merupakan angkutan umum untuk kalangan menengah ke bawah menggunakan TransJakarta dapat bersosialisasi dengan banyak orang menggunakan TransJakarta berpengaruh dengan gaya hidup TransJakarta adalah angkutan jasa yang paling berkualitas menggunakan TransJakarta karena keluarga juga menggunakannya menggunakan TransJakarta karena dorongan keluarga memilih TransJakarta untuk efisiensi waktu memilih TransJakarta untuk mendapatkan kenyaman dibanding angkutan lain menggunakan TransJakarta lebih cepat sampai menggunakan TransJakarta menjadi ketergantungan TransJakarta mempunyai reputasi yang baik dalam angkutan jasa TransJakarta adalah angkutan jasa yang terkenal di jakarta

TransJakarta jarang mengalami kemacetan karena mempunyai jalur

,934

,094

,107

,018

,025

,078

,052

-,024

,550

,599

,101

,197

,143

-,032

-,029

,412

,455

,315

,219

,172

,376

,119

,046

,040

-,061

-,062

-,036

,861

,143

,820

,253

,090

,108

-,137

-,069

,150

,829

,129

,153

,164

-,088

-,009

-,071

,008

,206

,210

,010

,787

,000

-,103

,362

-,231

,088

,574

,282

,202

,028

,517

,279

,031

,344

,450

,065

,294

,212

-,358

,114

,352

,136

,624

khusus menyukai TransJakarta karena fasilitasnya lengkap dibanding yang lain menggunakan TransJakarta karena keinginan diri sendiri lebih beRsemangat beraktivitas jika menggunakan TransJakarta TransJakarta selain memberi kenyamanan juga memberi kenyamanan bagi penumpangya jika TransJakarta mengecewakan akan memberi masukan secara langsung kurangnya informasi pemeliharaan bus TransJakarta membuat takut dan cemas selalu update mengenai angkutan jasa terutama TransJakarta sarana dan prasarana dalam TransJakarta yang lengkap membuat konsisten menggunakannya tetap menggunakan TransJakarta meskipun ada angkutan jasa lain Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a. Rotation converged in 11 iterations.

Tabel Jawaban Responden nama responden khoirul umam rini asmailahiasha permata sari radifatul hasanah m irhash maulana rudi bagaswara muzakir m udin imam khasbany anita kusnandar sofyatunnisa faridah nina roslina nela farhatul fauziyah fenita w annisa d lela aila risnaeni ayuni nurul lita yuka supartini younne agnes yuliani muhammad sayifu teguh prayogo santi azizah mahrun ali nisa nur kurota ayun

p1 p2 p3 p4 p5 2 5 5 5 5 2 2 4 4 4

p6 2 2

p7 p8 5 2 2 2

p9 2 2

p10 3 2

4 2 2 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 2 2

2 2 3 4 4 4 4 2 4 2 2 2 2 2 4 3 1 4 2 3 2 3 3 2 3 2

5 4 3 2 3 3 3 3 2 3 3 4 4 2 3 3 2 4 2 5 3 4 5 3 2 2

3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2 3 2 2 2 2 2 2 5 3 2 1 2

4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 2 4 4 3 4 1 5 4 2 4 4 2 4

4 3 2 3 4 2 5 4 3 3 5 4 5 5 4 2 4 4 4 5 4 5 5 4 2 4

4 4 2 3 4 2 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5

4 4 2 3 4 2 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5

4 4 3 3 4 2 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4

2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 4 2 2 3 4 2 2 2 3 3 4 3 2 2 2

p11 p12 p13 p14 5 5 3 4 4 4 2 3 5 4 3 4 5 4 4 4 5 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 5 4 4 4

5 4 3 4 4 4 4 4 5 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 5 4 4 4

3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 4 2 3 3 4 2 2 4 4 4 3 2 4 2 4

3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 5 4 3 3 3 4 4 3 5 4 3 4 3 4 3

p15 p16 p17 p18 4 4 4 5 3 3 2 2 5 4 4 3 5 3 3 5 3 3 4 5 4 3 5 3 4 4 3 5 4 3 4 3 4 3

5 4 4 3 5 3 4 5 3 3 4 5 4 3 5 3 4 4 3 5 4 3 5 3 4 3

4 4 2 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 2 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 2 3

4 4 2 4 4 5 4 3 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 2 5

p19 p20 p21 p22 4 4 4 5 1 4 4 3 3 4 5 5 4 2 4 3 5 3 4 3 3 5 4 4 3 5 2 5 5 3 4 4 2 4

3 4 2 4 3 4 4 4 5 4 4 5 4 3 4 3 4 4 4 5 5 5 4 4 3 3

4 4 3 4 4 4 4 4 3 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 3 3

5 3 2 5 5 4 5 5 4 5 5 4 2 4 3 5 3 4 4 3 4 2 4 3 4 2

p23 p24 p25 total 3 3 3 96 2 2 2 67 4 2 3 4 3 3 3 4 3 3 4 5 4 5 5 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3

4 2 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 5 3 4 3 4 4 4 4 4 2 2

3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 5 4 5 4 5 2 5 3 4 4 4 4 4 2 2

96 81 69 86 93 77 91 90 88 84 92 99 89 88 96 98 80 100 80 107 96 90 103 89 74 80

m rizkiansyah l wilda syifa f indah candra firetya puji syafitri r tari amaliah oktaviani m ridwan sahuri riki hilmansyah m sodik asep anwar alika karunia ahmad efi suefi putri manarul suratno rosyiana magdalena eko setiawan moch syahril edi

3 3 1 1 1 1 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4

3 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4

4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5

4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 4 5 3 4 3 4 4 5

5 5 4 5 5 4 3 5 5 5 4 3 5 5 4 4 4 4 3 3 5 4

3 2 1 2 3 1 3 4 1 2 4 4 1 5 4 5 2 4 4 4 3 5

5 1 2 3 3 2 3 4 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 4

2 2 1 2 2 1 2 4 4 4 2 2 1 2 3 4 4 4 2 2 4 3

2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 1 2 3 2 2 4 2 2 2 4

4 1 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 3 3 3 5

5 2 2 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5

5 2 2 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5

2 5 2 2 1 1 3 3 1 1 4 2 2 5 3 4 3 2 2 2 2 4

5 1 1 3 4 1 3 4 2 2 2 4 3 2 4 4 3 3 2 2 3 4

5 1 1 3 4 1 5 4 2 2 2 4 5 2 4 4 3 3 2 2 3 4

5 1 1 3 4 1 5 4 2 2 2 4 5 2 4 4 3 3 2 2 3 4

5 3 3 3 3 3 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4

4 3 3 4 3 3 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4

3 3 2 3 3 2 3 1 2 4 3 2 3 4 5 2 2 3 3 5 4 4

4 4 2 3 4 2 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 3 4 4 4 4 5

4 4 3 3 4 3 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 3 4 4 4 4 5

3 2 4 3 4 2 3 5 5 5 5 1 5 5 1 5 5 5 5 4 4 4

3 4 4 2 2 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4

2 3 2 2 3 1 3 5 5 4 3 5 5 5 3 5 4 4 4 4 4 5

3 3 3 3 3 1 3 2 1 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3

93 70 62 75 81 58 89 104 91 89 93 94 96 97 95 101 91 94 83 83 90 107

Dokumentasi

Halte busway

Halte busway

Penumpang yang sedang berdiri di dalam bus Transjakarta

Kondisi didalam bus

Halte busway

Halte busway di Harmoni

1

Mengisi kuesioner bersama responden

Mengisi kuesioner bersama responden

Mengisi kuesioner bersama responden

Mengisi kuesioner bersama responden

Penumpang busway sedang menunggu kedatangan bus

Penumpang busway sedang menunggu kedatangan bus

2

Halte busway

Halte busway

Halte busway

Halte busway

Halte busway

Halte busway

3

Mengisi kuesioner oleh responden

Mengisi keusioner oleh responden

Halte busway

Halte busway

4