ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK MAHASISWA DAN

Download ABSTRAK. Anita Yulianti. H24076014. Analisis Pengaruh Karakteristik Mahasiswa dan. Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Akademik (Studi Mahas...

0 downloads 660 Views 7MB Size
ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK MAHASISWA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI AKADEMIK (Kasus Mahasiswa Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor)

Oleh ANITA YULIANTI H 24076014

PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

ABSTRAK Anita Yulianti. H24076014. Analisis Pengaruh Karakteristik Mahasiswa dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Akademik (Studi Mahasiswa Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor). Di bawah bimbingan H. Musa Hubeis Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus (PSMPK) memiliki visi menjadi wahana pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) unggulan dan berdaya saing tinggi melalui pendidikan berkelanjutan (long life education) dalam bidang manajemen. Mahasiswa PSMPK diharapkan memiliki prestasi akademik yang baik dan menjadi bagian dari lulusan Departemen Manajemen yang bermutu. Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa. Faktor-faktor tersebut berasal dari internal maupun eksternal mahasiswa dan keberagaman latar belakang mahasiswa. Hal tersebut memperlihatkan adanya karakter yang berbedabeda, sehingga menimbulkan situasi yang sangat kompleks dalam pencapaian prestasi akademik. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menganalisis pengaruh karakteristik mahasiswa terhadap prestasi akademik mahasiswa PSMPK, (2) Menganalisis pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi akademik mahasiswa PSMPK, (3) Menyusun implikasi manajerial yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen PSMPK agar dapat mengoptimalkan prestasi akademik mahasiswa. Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari data primer dan sekunder. Pemilihan contoh dilakukan dengan metode non-probability sampling dengan menggunakan teknik purposive dan Quota Sampling. Analisis data menggunakan analisis deskriptif (Cross Tabulation) dan Analisis Structural Equation Modeling (SEM) dengan menggunakan software pengolah data Microsoft Excel 2007, SPSS 17 dan Linear Structural Relationship (LISREL) 8.72. Hasil yang diperoleh adalah karakteristik mahasiswa yang terdiri dari usia, jenis kelamin, status bekerja dan asal perguruan tinggi, tidak berpengaruh terhadap prestasi akademik mahasiswa PSMPK, FEM IPB. Hal ini dapat dilihat dari uji deskriptif yang menunjukan bahwa nilai peluang yang dihasilkan > 0,05 dan nilai khi kuadrat hitung < nilai khi kuadrat tabel (9,4877). Motivasi belajar dapat meningkatkan prestasi akademik 0,47 (47%). Urutan motivasi belajar yang mempunyai pengaruh paling besar ke yang paling kecil adalah banyak sks yang diambil, waktu perkuliahan pada malam hari, minat terhadap ilmu yang dipelajari, metode kuliah yang digunakan, fasilitas perpustakaan, lingkungan sosial kampus, kesadaran dalam menempuh pendidikan, mutu dosen, inisiatif dalam kegiatan perkuliahan, lingkungan sosial keluarga, tanggungjawab, orientasi dalam menempuh pendidikan dan lingkungan sosial komunitas. Implikasi manajerial yang dapat dilakukan adalah berkaitan dengan besarnya pengaruh yang diberikan oleh motivasi, maka mahasiswa maupun pihak PSMPK terus meningkatkan motivasi belajar, baik faktor internal maupun eksternal.

ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK MAHASISWA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI AKADEMIK (Kasus Mahasiswa Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor)

SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

Oleh ANITA YULIANTI H 24076014

PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

Judul Skripsi

: ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK MAHASISWA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI AKADEMIK (Kasus Mahasiswa Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor) : Anita Yulianti : H24076014

Nama NIM

Menyetujui Pembimbing,

( Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl. Ing, DEA ) NIP : 195506261980031002

Mengetahui Ketua Departemen,

( Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc ) NIP : 196101231986011002

Tanggal Lulus :

KATA PENGANTAR Puji serta syukur penulis panjatkan ke Hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul Analisis Pengaruh Karakteristik Mahasiswa dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Akademik (Studi Mahasiswa Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB) sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl. Ing, DEA selaku Dosen Pembimbing yang selalu memberikan bimbingan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini. 2. Ibu Ir. Mimim Aminah , MM dan Ibu Wita Juwita Ernawati, STP, MM selaku Dosen Penguji. 3. Ibu, Bapak, A Irdan, Angga, Rangga, Teh Nunik, Arindra dan Amah yang selalu memberikan dukungan doa dan kasih sayang yang tidak pernah ada habisnya. 4. Ibu Ratih Maria Dewi dan Bapak Hino Prasetyo yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan skripsi ini. 5. Uchi atas persahabatan, persaudaraan, suka duka dan kekeluargaan selama kuliah di PSMPK DM IPB. 6. Ikqi dan Mas Yuli atas persahabatan dan kekeluargaanya. 7. Keluarga tercinta di ”TERABITHIA COST” Wulan, Dewi dan Kiki atas kekeluargaannya. 8. Ahmad, Pandu, Aditya, Aris, Darussalam, Thia, Cendana, Junius, Winda dan Keluarga Besar PSMPK DM IPB atas persahabatan dan dukungannya. 9. Keluarga besar EXOM Club, BAZ Kota Bogor dan KAMUS IPB atas doanya. 10. Staff PSMPK DM IPB atas bantuannya 11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas bantuan yang telah diberikan dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Bogor, Maret 2010 Penulis

RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di kota Garut 25 Mei 1986. Penulis merupakan putri ke dua dari empat bersaudara pasangan Bapak Odin dan Ibu Komariah. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN Neglasari 1 pada tahun 1998. Kemudian melanjutkan ke SLTPN 1 Cilawu dan lulus pada tahun 2001. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan pendidikan di SMAN 2 Tarogong dan lulus pada tahun 2004. Penulis menyelesaikan pendidikan Diploma III tahun 2007 pada Program Studi Manajemen Hutan Produksi, Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, IPB. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan kuliah di Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB. Prestasi yang pernah diraih pada saat kuliah adalah lulusan terbaik dengan IPK 3,76 pada Program Studi Manajemen Hutan Produksi Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor tahun 2007. Penulis aktif dalam beberapa organisasi yaitu organisasi DKM Ibaadurrahman Fahutan IPB tahun 2004-2006, anggota Kelompok Studi Planologi pada Forest Management Student Club (FMSC) Fahutan IPB tahun 2005-2006 dan Ketua Biro Kesekretariatan RIMPALA Fahutan IPB tahun 2006-2007, Pengurus KAMUS (Keluarga Muslim Ekstensi) 2008-2009 dan Sekretaris Umum Extension of Manegement Club FEM IPB 2008-2009.

DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK RIWAYAT HIDUP ...................................................................................... KATA PENGANTAR .................................................................................. DAFTAR ISI ............................................................................................... DAFTAR TABEL ........................................................................................ DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................

ii iii v vii viii ix

I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 1.1. Latar belakang ................................................................................... 1 1.2. Perumusan masalah ........................................................................... 3 1.3. Tujuan penelitian............................................................................... 4 II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 5 2.1. 2.2. 2.3. 2.4. 2.5. 2.6.

SDM dan Pendidikan ........................................................................ Karakteristik Mahasiswa .................................................................. Motivasi Belajar ............................................................................... Evaluasi Pendidikan ......................................................................... Prestasi Akademik Mahasiswa .......................................................... Penelitian Terdahulu yang Relevan ...................................................

5 5 6 7 8 9

III. METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 13 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ......................................................... 3.1.1. Hipotesis ................................................................................. 3.1.2. Definisi Operasional ............................................................... 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 3.3. Pengumpulan Data ........................................................................... 3.4. Pengolahan dan Analisis Data .......................................................... 3.4.1. Analisis desktiptif ................................................................... 3.4.2. Analisis SEM ..........................................................................

13 18 20 22 22 23 25 26

IV. PEMBAHASAN...................................................................................... 32 4.1. Kondisi Umum PSMPK DM IPB .................................................... 4.1.1. Latar Belakang Pendirian PSMPK . ........................................ 4.1.2. Visi, misi dan tujuan PSMPK ................................................. 4.1.3. Kurikulum dan perkuliahan .................................................... 4.1.4. Struktur organisasi PSMPK .................................................... 4.1.5. Staf pengajar PSMPK ............................................................. 4.1.6. Jumlah mahasiswa PSMPK ..................................................... 4.1.7. Sumber daya fisik PSMPK .....................................................

32 32 32 33 34 34 35 35

4.2. Karakteristik Responden ..................................................................... 36 4.2.1. Karakteristik responden berdasarkan sosial demografi ............ 36 4.2.1. Karakteristik responden berdasar latar belakang pendidikan .... .. 42 4.3. Analisis Pengaruh Karakteristik Mahasiswa Terhadap Prestasi Akademik ............................................................................................ 49 4.4. Uji validitas dan reliabilitas ................................................................ 53 4.5. Analisis Pengaruh Motivasi Terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa .... 53 4.5.1. Persepsi responden terhadap motivasi belajar .......................... 55 4.5.2. Persepsi responden terhadap prestasi akademik ...................... 63 4.5.3. Pengaruh motivasi terhadap prestasi akademik ........................ 64 4.6. Implikasi Manajerial ......................................................................... 74 KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 81 1. Kesimpulan .............................................................................................. 81 2. Saran ......................................................................................................... 82 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 83 LAMPIRAN ................................................................................................. 86

DAFTAR TABEL No.

Halaman

1. Jumlah mahasiswa yang telah mendapatkan nilai IPK .................................. 2. Jumlah sampel (responden) mahasiswa PSMPK ......................................... 3. Tabulasi silang antara usia dan nilai IPK...................................................... 4. Hasil Uji Khi-Kuadrat ................................................................................. 5. Tabulasi silang antara jenis kelamin dan nilai IPK ....................................... 6. Hasil Uji Khi-Kuadrat ................................................................................. 7. Tabulasi silang antara status bekerja dan nilai IPK........................................ 8. Hasil Uji Khi-Kuadrat ................................................................................. 9. Tabulasi silang antara asal perguruan tinggi dan nilai IPK ............................ 10. Hasil Uji Khi-Kuadrat ................................................................................ 11. Hasil perhitungan uji reliabilitas ................................................................ 12. Posisi tanggapan/ keputusan responden ...................................................... 13. Persepsi responden terhadap masalah tanggung jawab ................................ 14. Persepsi responden terhadap masalah kesadaran dalam menempuh pendidikan ................................................................................................. 15. Persepsi responden terhadap masalah minat terhadap ilmu yang Dipelajari .................................................................................................. 16. Persepsi responden terhadap masalah orientasi dalam menempuh pendidikan .................................................................................................. 17 Persepsi responden terhadap masalah inisiatif dalam kegiatan Perkuliahan ................................................................................................ 18. Persepsi responden terhadap lingkungan sosial kampus .............................. 19. Persepsi responden terhadap lingkungan sosial komunitas ......................... 20. Persepsi responden terhadap lingkungan sosial keluarga ............................. 21. Persepsi responden terhadap waktu perkuliahan pada malam hari ............... 22. Persepsi responden terhadap mutu dosen .................................................... 23. Persepsi responden terhadap metode kuliah yang digunakan ....................... 24. Persepsi responden terhadap fasilitas perpustakaan .................................... 25. Persepsi responden terhadap banyak sks yang diambil ................................ 26. Persepsi responden terhadap IPK yang sedang diikuti ................................. 27. Peubah-peubah yang digunakan dalam penelitian ....................................... 28. Kontribusi indikator terhadap pembentukan motivasi belajar ...................... 29. Peningkatan prestasi akademik yang diharapkan dengan adanya pendukung berupa motivasi .......................................................................

23 23 50 50 51 51 52 52 53 53 55 56 57 57 57 58 58 59 60 61 61 61 62 62 63 63 64 67 73

DAFTAR GAMBAR No.

Halaman

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar ......................... 2. Kerangka pemikiran penelitian ................................................................... 3. Diagram struktural motivasi belajar terhadap prestasi akademik ................. 4. Struktur organisasi PSMPK DM IPB........................................................... 5. Usia dan nilai IPK responden ..................................................................... 6. Jenis kelamin dan IPK responden ............................................................... 7. Status pernikahan dan nilai IPK responden ................................................. 8. Tempat tinggal dan nilai IPK responden ..................................................... 9. Status bekerja dan nilai IPK responden ...................................................... 10 Pendapatan dan nilai IPK responden ......................................................... 11. Asal perguruan tinggi dan nilai IPK responden ......................................... 12. Asal jurusan Diploma dan nilai IPK responden ......................................... 13. Nilai IPK S1 yang sedang diikuti .............................................................. 14. Nilai IPK Diploma dan nilai IPK S1 responden ........................................ 15. Jumlah SKS dan nilai IPK responden ...................................................... 16 Perkiraan masa studi dan nilai IPK responden ........................................... 17. Jumlah jam belajar dan nilai IPK responden ............................................. 18. Jumlah jam belajar menjelang ujian dan nilai IPK responden .................. 19. Diagram lintas nilai uji nyata (Uji-T) model structural .............................. 20. Diagram lintas model pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi akademik .................................................................................................

8 18 31 34 37 38 38 40 41 42 43 42 44 45 46 46 48 49 54 65

DAFTAR LAMPIRAN No.

Halaman

1. Kuesioner penelitian .................................................................................. 2. Hasil uji validitas dan reliabilitas ................................................................ 3. Hasil analisis deskriptif .............................................................................. 4. Hasil Analisis SEM ....................................................................................

86 90 91 94

1

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Abad 21 merupakan era globalisasi yang menawarkan peluang dan tantangan. Bagi bangsa Indonesia, momentum globalisasi ini menuntut tersedianya sumber daya manusia (SDM) bermutu dan profesional. Menurut Mulyono (2006), tantangan pengembangan SDM Indonesia bermuara pada satu masalah yaitu pendidikan. Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan mutu SDM. Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam Undang-Undang tentang sistem pendidikan nasional ialah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia yang seutuhnya, yaitu manusia beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, berkepribadian mantap dan mandiri, serta rasa tanggungjawab kemasyarakat dan kebangsaan, maka pendidikan memerlukan penanganan sangat serius dari pemerintah dan semua komponen masyarakat, terutama para penyelenggara pendidikan dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Persoalannya, hingga awal abad 21 mutu pendidikan di Indonesia masih rendah. Mulyono (2006) menyatakan bahwa, Jika indikasi mutu SDM antara lain ditentukan oleh mutu pendidikan, maka wajar jika dikatakan bahwa mutu SDM Indonesia rendah dibandingkan dengan SDM di Negara-negara Asia Tenggara, termasuk rangking universitas, indeks pengembangan manusia dan daya saing SDM Indonesia lebih rendah dibandingkan negara-negara lain. Berdasarkan hasil penilaian Program Pembangunan Persatuan BangsaBangsa/PBB (United National Depelopment Programme atau UNDP), mutu SDM Indonesia menempati urutan ke-109 dari 174 negara, atau jauh dibawah Negara-negara ASEAN lainnya yakni Singapura (24), Malaysia (61), Thailand (76), Filipina (78) dan Vietnam (108). Rendahnya mutu pendidikan yang berimplikasi pada rendahnya mutu SDM menjadi masalah besar bagi Indonesia memasuki pasar bebas dan globalisasi, sebab era globalisasi sangat mengutamakan dan mengandalkan

2

mutu SDM untuk memenangkan kompetisi global. Dalam persaingan global, peningkatan mutu SDM mutlak harus diperhatikan dan menjadi prioritas karena dalam memenangkan persaingan global pada akhirnya ditentukan oleh faktor manusia. Syafaruddin (2002) menyatakan bahwa untuk memperbaiki mutu proses pencerdasan bangsa berkelanjutan, pelaksanaan pendidikan jalur sekolah melalui pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi serta pendidikan jalur luar sekolah, perlu disinergikan aktivitasnya. Lembaga pendidikan harus menempatkan dirinya sebagai pusat keunggulan (center of excellence) dalam pemberdayaan SDM bangsa Indonesia. Karena itu, mutu pendidikan nasional perlu terus ditingkatkan yang pelaksanaannya sebagai bagian integral dari program pembangunan nasional. Salah satu pelaksana kegiatan pendidikan yang ditujukan untuk mencerdaskan bangsa ini, yaitu Institut Pertanian Bogor (IPB). IPB terus berkembang dari tahun ke tahun. Perkembangan IPB ini dimulai dari tahapan embrional (1941-1963), tahap pelahiran dan pertumbuhan (1963-1975), tahap pendewasaan (1975-2000), tahap implementasi otonomi IPB (2000-2005) dan menuju tahap IPB berbasis Badan Hukum Milik Negara (BHMN) yang dimulai pada tahun 2006. Pada tahun 2007, secara embrional IPB diharapkan siap menjadi universitas riset. Selama kurun waktu tahap pendewasaan, IPB telah memiliki 144 Program Studi (PS), yang terdiri dari 30 PS untuk Program Diploma, 39 PS untuk Program Sarjana, 51 PS untuk Program Magister dan 25 PS Program Doktor yang tersebar di 8 Fakultas dan Program Pascasarjana. Dan pada tahun 2000 IPB membuka Fakultas Ekonomi dan Manajemen dan melalui Peraturan Pemerintah 154 tahun 2000, IPB menjadi salah satu dari empat perguruan tinggi nasional berbasis Badan Hukum Milik Negara (BHMN). Keberlanjutan dari terbentuknya Fakultas Ekonomi dan Manajemen yaitu adanya keputusan Rektor IPB nomor 161/K13.8/PP/2006 terkait dengan pembukaan Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus (PSMPK) pada Departemen Manajemen. Program penyelenggaraan khusus ini

3

merupakan program yang ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada lulusan diploma untuk meningkatkan kapasitas dan mengembangkan dirinya. Perbedaan kegiatan perkuliahan pada program penyelenggaraan khusus dengan program Sarjana Reguler adalah waktu perkuliahan yang diadakan pada malam hari dengan mahasiswa yang terdiri dari yang sudah bekerja dan belum bekerja. Salah satu indikator keberhasilan dari suatu program pendidikan dapat terlihat dari prestasi akademik yang diperoleh siswanya. Situasi yang sangat kompleks umumnya dijumpai dalam proses pencapaian prestasi akademik yang baik. Sumanto (2006) menyatakan bahwa keberhasilan belajar banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu faktor stimulasi belajar, faktor metode belajar dan faktor individual. Contoh faktor individual diantaranya kematangan usia, jenis kelamin, pengalaman sebelumnya, kapasitas mental, kesehatan dan motivasi. Terdapatnya perbedaan kegiatan perkuliahan dan faktor yang kompleks dalam pencapaian prestasi akademik yang baik diharapkan tidak menjadi penghambat untuk keberhasilan program ini dan tetap dapat meciptakan lulusan yang bermutu. 1.2. Perumusan Masalah Tolak ukur prestasi akademik di lingkungan Perguruan Tinggi pada umumnya dilihat dari IPK dan masa studi. Prestasi akademik yang dinilai berhasil adalah perpaduan antara IPK tinggi dan masa studi yang cepat. Di sisi lain banyak faktor yang mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa. Faktor-faktor tersebut berasal dari internal maupun eksternal mahasiswa. Keberagaman latar belakang mahasiswa PSMPK seperti usia, jenis kelamin, status bekerja dan asal perguruan tinggi memperlihatkan adanya karakteristik yang berbeda-beda. Selain itu, beragamnya keaktifan maupun aktivitas mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan menunjukan terdapatnya motivasi dalam diri mahasiswa PSMPK. Kedua hal tersebut, menimbulkan situasi yang sangat kompleks dalam pencapaian prestasi akademik. Berdasarkan data nilai IPK mahasiswa PSMPK tahun 2006-2008, diperoleh keterangan bahwa mahasiswa dengan IPK > 2,00 sebanyak 22%, IPK 2,10-2,74 sebanyak 38 %, IPK 2,75-3,49 sebanyak 33% dan IPK 3,514,00 sebanyak 7%. Berkaitan dengan masih barunya program PSMPK ini,

4

maka mahasiswa yang telah berhasil menyelesaikan studi adalah sebagian dari mahasiswa angkatan pertama (I). PSMPK DM FEM IPB, mempunyai keinginan untuk menghasilkan lulusan yang mempunyai prestasi akademik yang baik. Dalam kurun waktu 2 tahun ini memang terdapat mahasiswa yang mempunyai IPK lebih besar dari 3,50, tetapi disamping itu masih terdapat juga mahasiswa yang mempunyai IPK di bawah 2,00. Oleh karena itu, diperlukan penelitian untuk meneliti faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prestasi akademik mahasiswa PSMPK. Berdasarkan hal tersebut, dapat dikemukakan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana karakteristik sosial demografi dan pendidikan mahasiswa PSMPK ? 2. Apakah terdapat pengaruh antara karakteristik mahasiswa dan motivasi belajar terhadap prestasi akademik mahasiswa PSMPK ? 3. Bagaimana implikasi manajerial yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen PSMPK, agar dapat mengoptimalkan prestasi akademik mahasiswa ? 1.3. Tujuan Penelitian 1. Menganalisis sosial demografi dan pendidikan mahasiswa PSMPK 2. Menganalisis pengaruh karakteristik mahasiswa dan motivasi belajar terhadap prestasi akademik mahasiswa PSMPK 3. Menyusun implikasi manajerial yang dapat dilakukan oleh pihak

manajemen PSMPK agar dapat mengoptimalkan prestasi akademik mahasiswa.

5

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. SDM dan Pendidikan Tinggi rendahnya kualitas SDM ditandai dengan adanya unsur kreativitas dan produktivitas yang direalisasikan dengan hasil kerja atau kinerja yang baik secara perorangan maupun kelompok. Permasalahan ini akan dapat diatasi, apabila SDM mampu menampilkan hasil kerja produktif secara rasional dan memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang umumnya dapat diperoleh melalui pendidikan (Harun, 2004). Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan dating. Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan pengembangan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan (UU No 2 Tahun 1989 dalam Hasbullah, 2008). 2.2. Karakteristik Mahasiswa Heryani (2008) menyatakan bahwa karakteristik adalah ciri-ciri khusus yang dimiliki seseorang. Mahasiswa merupakan predikat yang diberikan kepada seseorang yang telah lulus dari jenjang pendidikan Sekolah Menengah Umum (SMU) dan melanjutkan pendidikan ke tahap selanjutnya diperguruan tinggi (Ginting, 2003). Mahasiswa termasuk dalam perkembangan dewasa dini atau ada yang menyebutkannya masa dewasa muda, pada rentan umur 18-40 tahun. Masa dewasa ini merupakan periode penyesuaian terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru (Hurlock dikutip Desiyani, 2003). Dalam penelitian ini, yang dimaksud karakteristik mahasiswa adalah cirri-ciri khusus yang dimiliki oleh orang yang sedang menjalankan studi diperguruan tinggi IPB yaitu, mahasiswa PSMPK IPB.

6

2.3. Motivasi Belajar Motivasi

berasal

dari

bahasa

latin

Movere

yang

berarti

“menggerakan”. Menurut Cropley dikutip Suciyati dan Irawan (2006), motivasi merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu, agar tujuannya dapat tercapai. Sardiman (2006) menyatakan bahwa motivasi berpangkal dari kata motif yang dapat diartikan daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitasaktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Baharudin dan Wahyuni (2007) menyatakan bahwa belajar adalah, aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau pengalaman-pengalaman. Pendapat lain menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksinya dengan lingkungan (Hamalik, 2005). Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai (Sardiman, 2006). Menurut Ginting (2003), studi di perguruan tinggi dipengaruhi oleh faktor yang dapat dikelompokan kedalam faktor diri (internal) dan faktor luar (eksternal). Faktor diri termasuk bakat dan kecerdasan, kreativitas, motivasi, bakat, minat dan perhatian sert kondisi jasmani dan mental. Sedangkan faktor luar adalah lingkungan sosial, lingkungan fisik dan fasilitas belajar. Berbagai faktor tersebut saling berkaitan dan saling mempengaruhi. Purwanto (2000) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar berasal dari dalam dan luar individu. Faktor yang berasal dari luar yaitu lingkungan dan instrumental. Faktor lingkungan terdiri dari alam dan kehidupan sosial. Faktor-faktor yang termasuk kedalam instrumental atau faktor-faktor yang sengaja dirancang dan dimanipulasi adalah kurikulum atau bahan pelajaran, pengajar, sarana, fasilitas

dan

manajemen. Faktor dari dalam individu terbagi atas fisiologi dan psikologi. Fisiologi terbagi menjadi kondisi fisik dan kondisi panca indera, sedangkan

7

psikologi terbagi menjadi bakat, minat, kecerdasan, motivasi dan kemampuan kognitif. Agar lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 1. Alam Lingkungan Luar Instrumental Faktor Fisiologi Dalam Psikologi

Sosial Kurikulum Pengajar Sarana dan fasilitas Manajemen Kondisi fisik Kondisi panca indera Bakat Minat Kecerdasan Motivasi Kemampuan kognitif

Gambar 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar (Purwanto, 2000) Menurut Ginting (2003), orang yang termotivasi adalah orang yang mempunyai kecenderungan dalam dirinya untuk berupaya mencapai tujuan guna memuaskan kebutuhannya, yang mempunyai kebutuhan untuk berprestasi, jadi motivasi belajar seseorang menentukan besarnya upaya belajar yang dilakukan. Mahasiswa yang memiliki motivasi kuat akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar (Sardiman, 2006) 2.4. Evaluasi Pendidikan Sudijono (2006) menyatakan bahwa Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation, dalam bahasa Indonesia berarti penilaian. Dari segi istilah, sebagaimana dikatakan oleh Brown dalam Sudijono (2006), evaluation refer to the act or process to determining the value of something. Menurut definisi ini, istilah evaluasi menunjuk kepada atau mengandung pengertian suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.

8

Lembaga Pendidikan Administrasi Negara dalam Sudijono (2006) mengemukakan batasan evaluasi pendidikan sebagai berikut : 1. Proses/kegiatan untuk menentukan kemajuan pendidikan, dibandingkan dengan tujuan yang telah ditentukan; 2. Usaha untuk memperoleh informasi berupa umpan balik (feedback) bagi penyempurnaan pendidikan. Sudijono (2006) menyatakan bahwa fungsi evaluasi belajar bagi peserta didik secara didaktif dapat memberikan dorongan atau motivasi untuk memperbaiki, meningkatkan dan mempertahankan prestasinya. Dua macam kemungkinan hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi, adalah : 1. Hasil evaluasi itu ternyata menggembirakan, sehingga dapat memberikan rasa lega bagi evaluator, sebab tujuan yang telah ditentukan dapat dicapai sesuatu dengan yang direncanakan. 2. Hasil evaluasi itu ternyata tidak menggembirakan atau bahkan mengkhawatirkan, dengan alasan bahwa berdasarkan hasil evaluasi ternyata

dijumpai

adanya-adanya

penyimpangan-penyimpangan,

hambatan atau kendala, sehingga mengharuskan evaluator bersikap waspada. Dalam hal ini perlu memikirkan dan melakukan pengkajian ulang terhadap rencana yang telah disusun, atau mengubah dan memperbaiki cara pelaksanaannya. Berdasarkan data hasil evaluasi itu selanjutnya dicari metode-metode lain yang dipandang lebih tepat dan lebih sesuai dengan keadaan. 2.5.

Prestasi Akademik Mahasiswa Indriyanto (2005) menyatakan bahwa prestasi akademik adalah suatu nilai atau ukuran yang diperoleh seseorang dalam sebuah kelembagaan pendidikan menurut standar atau kriteria tertentu dan merupakan fungsi dari faktor-faktor sekolah (in school factor) dan faktorfaktor lainnya. Prestasi belajar merupakan hasil akhir yang dicapai oleh seseorang dan dipakai sebagai ukuran keberhasilan selama mengikuti pendidikan suatu sekolah. Prestasi belajar menggambarkan penguasaan siswa terhadap hal-hal yang sudah diajarkan, baik melalui kemampuan

9

kognitif, sensorik, psikomotorik maupun motorik (Maritza dalam Yusniati 2008). Prestasi belajar dapat diukur melalui proses evaluasi terhadap hasil belajar, sebagaimana yang dikemukakan oleh Syah (2006), yaitu hasil belajar dapat dilihat dari prestasi belajar. Prestasi belajar diperoleh dari hasil evaluasi. Evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program. 2.6. Penelitian Terdahulu yang Relevan Penelitian Syafrudin (2006) berjudul Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Studi Mahasiswa Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis Institut Pertanian Bogor (Pendekatan Model Persamaan Struktural). Menunjukan bahwa model awal yang dipasang pada penelitian ini hanya 4 peubah laten dan 16 peubah manifest tidak layak dalam mengolah data, maka diperlukan perbaikan model. Evaluasi terhadap model dilakukan dengan uji khi kuadrat, Goodness-of Fit Indeks (GFI), Adjusted Goodness-of-Fit Indeks (AGFI) dan Root Mean Square Error of Approximation

(RMSEA).

Perbaikan

model

ini

dilakukan

dengan

menggunakan dua model terpisah sesuai dengan ukuran tingkat keberhasilan studi yaitu, Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dan masa studi, perbaikan juga mencakup pengurangan jumlah peubah manifes. Model keberhasilan studi untuk IPK menggunakan empat peubah laten dengan sembilan peubah manifest, peubah laten sukses hanya diukur oleh peubah IPK. Peubah laten proses diukur oleh total satuan kredit semester (sks), status kerja, Perguruan Tinggi (PT) asal, dan jenis tempat tinggal. Peubah laten eksternal meliputi pendidikan ayah dan penghasilan orang tua. Peubah laten internal meliputi usia dan jenis kelamin. Hasil pengujian menunjukkan bahwa model dinyatakan layak mengepas data. Status bekerja memberikan kontribusi terbesar dalam membangun proses studi dengan nilai koefisien 0,90. Penghasilan orang tua memiliki koefisien terbesar dalam peubah eksternal, yaitu 0,63, dan usia mempunyai kontribusi terbesar terhadap peubah eksogen internal, yaitu 0,73.

10

Model keberhasilan masa studi menggunakan empat peubah laten dengan sembilan peubah manifest. Sukses hanya diukur oleh peubah masa studi, sedangkan proses studi diukur oleh total SKS, status bekerja, PT asal dan jenis tempat tinggal. Peubah eksternal meliputi pendidikan ayah dan penghasilan orang tua. Peubah internal meliputi usia dan jenis kelamin. Hasil pengujian menunjukkan bahwa model dinyatakan layak dalam mengepas data. Status bekerja memberikan kontribusi terbesar dalam membangun proses studi dengan koefisien 0,89, penghasilan orang tua memiliki koefisien terbesar dalam peubah eksternal 0,65. Usia memiliki koefisien terbesar terhadap peubah eksogen internal yaitu dengan peubah koefisien 0,73. Penelitian Yulianti (2007) berjudul Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi

Akademik

Mahasiswa Magister

Manajemen

Agribisnis Institut Pertanian Bogor, dengan model regresi linear berganda dan double –log. Model IPK menggunakan model regresi linear berganda dan menghasilkan faktor-faktor yang berpengaruh nyata, yaitu IPK Sarjana (S1), penghasilan orangtua/pribadi, usia masuk, tes psikotes, tes bahasa Inggris, status PT, kesesuaian jurusan manajemen/ekonomi dan sumber biaya. Model yang digunakan untuk menganalisis model IPK kelas regular adalah model double-log, Peubah-peubah bebas yang berpengaruh nyata terhadap IPK kelas regular adalah IPK S1, penghasilan orangtua/pribadi, tes psikotes, tes bahasa Inggris, status PT, kesesuaian jurusan manajemen/ekonomi, kesesuaian jurusan non-manajemen/ekonomi eksakta, status pernikahan dan sumber biaya. Pada model regresi linier berganda IPK kelas eksekutif, faktorfaktor yang berpengaruh nyata adalah pendidikan, usia masuk, tes psikotes, kesesuaian

jurusan

manajemen/ekonomi,

kesesesuaian

jurusan

non-

manajemen/ekonomi eksakta. Model masa studi keseluruhan menggunakan model double-log dan mempunyai faktor-faktor yang berpengaruh nyata, yaitu IPK S1, lama pendidikan orangtua, usia masuk, tes psikotes, kesesuaian jurusan manajemen/ekonomi,

kesesuaian

jurusan

non-manajemen/ekonomi,

kepemilikan komputer dan status pernikahan. Pada model masa studi kelas

11

reguler model yang digunakan adalah model regresi linier berganda, faktorfaktor yang dianggap berpengaruh nyata adalah IPK S1, status perguruan tinggi dan kepemilikan komputer. Pada model masa studi kelas eksekutif model yang digunakan adalah model double-log. Faktor-faktor yang berpengaruh nyata adalah usia masuk, tes psikotes dan status pernikahan. Beberapa implikasi manajerial yang disusun berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap IPK dan masa studi baik kelas reguler dan kelas eksekutif, diantaranya perekrutan calon mahasiswa kelas reguler agar memperhatikan IPK S1 dan status perguruan tinggi calon mahasiswa MMAIPB, tes masuk Magister Manajemen Agribisnis (MMA)-IPB agar tetap dilakukan dalam menyaring calon mahasiswa MMA-IPB, pihak MMA-IPB agar lebih banyak bekerjasama dengan institusi/instansi/perusahaan tertentu untuk menyediakan fasilitas beasiswa bagi pegawai yang berprestasi atau mahasiswa yang berprestasi, perekrutan calon mahasiswa kelas eksekutif agar memperhatikan usia masuk calon mahasiswa karena usia masuk berpengaruh nyata terhadap IPK dan masa studi mahasiswa kelas eksekutif, perekrutan mahasiswa kelas reguler perlu memperhatikan asal jurusan S1, perekrutan calon mahasiswa kelas eksekutif perlu diperhatikan asal jurusan S1, dan perlunya sebuah bimbingan konseling yang diperuntukan untuk membantu berbagai kesulitan mahasiswa yang dapat mengganggu kegiatan kuliah dan penyusunan tesis. Penelitian Yusniati (2008) berjudul Lingkungan Sosial dan Motivasi Belajar dalam Pencapaian Prestasi Akademik Mahasiswa, dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei, dengan menggunakan

instrument

pengumpulan

data

seperti

kuesioner

dan

wawancara. Hipotesis diuji secara statistik dengan menggunakan uji KhiKuadrat. Hipotesis dalam penelitian ini yaitu : pertama, diduga ada hubungan antara lingkungan sosial dengan lingkungan belajar ; kedua, ada hubungan antara lingkungan sosial dengan motivasi belajar; dan ketiga, diduga ada hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi akademik mahasiswa.

12

Hasil penelitian Yusniati menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang nyata antara lingkungan sosial dengan motivasi belajar mahasiswa, namun jika dilihat dari hubungan mahasiswa dengan dosen, ternyata berhubungan dengan motivasi belajar mahasiswa. Hal ini terjadi karena, mahasiswa

yang

berhubungan

positif

dengan

dosennya,

dapat

membangkitkan motivasi belajar mahasiswa. Dilihat dari hubungan mahasiswa dengan teman, ternyata berhubungan dengan motif ingin tahu dan motif relevansi yang dimiliki. Dilihat dari hubungan mahasiswa dengan komunitasnya di asrama, maka dapat membangkitkan motif ingin tahunya. Lingkungan sosial juga tidak berhubungan dengan prestasi akademik mahasiswa.

13

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PSMPK memulai perkuliahan pada tahun ajaran 2006/2007 dan telah mulai meluluskan mahasiswanya pada tahun 2008. Lulusan tersebut diharapkan berkompetensi tinggi di bidang pemasaran, produksi operasi, SDM dan keuangan, mampu meniti karir, sukses dilingkungan kerja dan mampu mandiri dalam pengembangan jiwa dan semangat kewirausahaan. Parametar yang dapat dilihat dari keberhasilan studi mahasiswa PSMPK saat ini adalah IPK. Keragaman IPK yang dimiliki oleh mahasiswa PSMPK dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor yang dianggap berpengaruh terhadap prestasi akademik mahasiswa PSMPK ini yaitu karakteristik mahasiswa dan motivasi belajar. Karakteristik mahasiswa meliputi usia, jenis kelamin, asal jurusan Diploma dan status berkerja. Sedangkan untuk motivasi belajar dibagi menjadi motivasi internal dan eksternal. Karakteristik mahasiswa yaitu ciri khas pribadi yang dimiliki mahasiswa. Dalam penelitian ini karakteristik mahasiswa di duga berpengaruh terhadap prestasi akademik mahasiswa. Menurut Bukit (2006), karakteristik mahasiswa terdiri dari data demografis seperti usia dan jenis kelamin. Yulianti (2007) dalam hasil penelitiannya menyatakan bahwa usia berpengaruh nyata terhadap IPK mahasiswa Magister (S2). IPK mahasiswa yang berusia muda lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa yang usianya lebih tua. Untuk mendapatkan IPK yang tinggi dibutuhkan usaha yang keras, salah satunya belajar dengan giat yang didasarkan pada motivasi dari mahasiswa tersebut. Jenis kelamin adalah identitas biologis, yang terdiri dari perempuan dan lakilaki. Secara umum diasumsikan bahwa perempuan memiliki motif berprestasi lebih rendah dibandingkan laki-laki, sehingga motivasi belajar perempuan lebih rendah dibanding laki-laki. Menurut Maritza dalam Yusniati (2008) hal ini disebabkan oleh pola pengasuhan dari orang tua kepada anak laki-laki dan anak perempuan. Anak laki-laki didorong orang tua untuk menampilkan keunggulan dan diberikan kebebasan lebih awal dibandingkan anak perempuan. Sebaliknya, anak perempuan cenderung lebih banyak dibantu dan diberikan perlindungan secara berlebihan oleh orangtua. Pola asuh seperti ini

14

tentunya akan menghambat motif berprestasi, sehingga prestasi anak laki-laki lebih tinggi dibanding anak perempuan. Karakteristik lainnya yang jelas membedakan antara mahasiswa PSMPK dengan program sarjana reguler adalah status bekerja dan asal jurusan Diploma. Mahasiswa PSMPK merupakan lulusan Diploma dari berbagai perguruan tinggi dengan keberagaman jurusan. Jurusan Diploma ini dikelompokan menjadi jurusan yang mempunyai dasar manajemen dan non manajemen. Sedangkan untuk status bekerja, menjadi suatu hal yang penting untuk diteliti karena banyak diantara mahasiswa PSMPK yang sudah memiliki pekerjaan. Dengan meminjam berbagai definisi tentang motivasi, maka motivasi belajar dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dalam diri mahasiswa yang mendorong dan mengarahkan perilakunya kepada tujuan yang ingin dicapainya dalam mengikuti pendidikan. Idealnya, tujuan mahasiswa dalam mengikuti pendidikan tinggi

adalah

menguasai

bidang

ilmu

yang

dipelajarinya. Sehingga, dalam mempelajari setiap bahan ajaran, mahasiswa terdorong untuk menguasai bahan pembelajaran tersebut dengan baik dan bukan hanya sekedar lulus. Jika mahasiswa mampu menguasai suatu bahan pembelajaran dengan baik, dapat dipastikan bahwa ia akan lulus dengan baik pula. Untuk mencapai tujuan ideal tersebut, kebutuhan mahasiswa dalam konteks pendidikannya perlu ditingkatkan lebih dari sebagai kebutuhan penghargaan menjadi aktualisasi diri (Tingkatan Dalam Teori Kebutuhan sebagai Hierarki Maslow). Jika pendidikan tinggi hanya dianggap sebagai kebutuhan akan penghargaan, maka gelar kesarjanaanlah dan bukan penguasaan ilmu yang akan menjadi tujuan utama mahasiswa dalam mengikuti pendidikan tinggi. Sehingga pada kenyataannya, tujuan itu dapat tercapai tanpa susah payah harus belajar. Sebaliknya jika pendidikan tinggi dianggap sebagai kebutuhan akan aktualisasi diri, maka mahasiswa akan mengeluarkan semua kemampuan dan potensi yang dimilikinya untuk memahami setiap bahan pelajaran dengan baik. Pada tahap ini, belajar akan menjadi kegemaran yang menyenangkan karena adanya keinginan dan semangat yang kuat untuk memahami bahan pembelajaran. Nanti, pada akhir

15

proses pendidikan, mahasiswa akan puas dan merasa pantas menyandang gelar kesarjanaan karena merasa sudah memahami dan menguasai ilmunya. Herzberg menyatakan bahwa kedua tingkat kebutuhan yaitu kebutuhan akan penghargaan dan aktualisasi diri dalam Teori Maslow merupakan faktor motivasi yang bersumber dari dalam diri seseorang (intrinsik). Dengan demikian upaya untuk mengangkat kebutuhan pendidikan tinggi dari tingkat penghargaan menjadi aktualisasi diri harus dilakukan dari dalam diri sendiri. Instrumen perguruan tinggi yang tepat untuk mendukung pencapaian aktualisasi diri mahasiswa ini adalah penasehat akademik yang dijabat oleh Dosen. Keberadaan Dosen ini sangat penting karena menjadi dosen adalah satu-satunya instrumen dalam perguruan tinggi yang bekerja dari dalam untuk memompa motivasi belajar mahasiswa. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi seseorang. Hutagalung (2005), menggolongkan dua faktor yang berpengaruh terhadap motivasi seseorang yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu (internal) dan faktor yang bersumber dari luar diri individu (eksternal). Termasuk ke dalam faktor internal ialah kemampuan atau keterampilan, tingkat pendidikan, sikap dan sistem nilai yang dianut, pengalaman masa lalu, aspirasi atau harapan masa depan, latar belakang sosial budaya, maupun persepsi individu terhadap pekerjaannya. Faktor eksternal meliputi tuntutan kepentingan keluarga, kehidupan kelompok, lingkungan kerja, maupun kebijaksanaan yang berkaitan dengan pekerjaannya. Suryabrata

(2005)

mengungkapkan bahwa,

faktor-faktor

yang

mempengaruhi motivasi belajar, antara lain faktor internal pelajar dan faktor eksternal pelajar. Faktor internal pelajar adalah faktor yang berasal dari dalam diri pelajar, sedangkan faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar pelajar, seperti lingkungan sosial dan lingkungan non-sosial pelajar. Lingkungan sosial yang dimaksud di sini adalah hubungan antar manusia, yaitu mahasiswa dengan dosen, mahasiswa dengan teman, mahasiswa dengan keluarga, mahasiswa dengan komunitasnya. Syah (2006) menyatakan bahwa Lingkungan sosial terdiri dari :

16

1. Lingkungan sosial kampus, seperti dosen, staf dan teman-teman dapat mempengaruhi proses belajar seorang mahasiswa 2. Lingkungan sosial komunitas. Kondisi lingkungan tempat tinggal mahasiswa akan mempengaruhi belajar mahasiswa. 3. Lingkungan sosial keluarga. Lingkungan ini sangat mempengaruhi kegiatan belajar. Menurut Baharuddin dan Wahyuni (2007), faktor-faktor lingkungan non-sosial meliputi : 1. Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk dan tenang. Lingkungan alamiah tersebut juga merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa 2. Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar seperti gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar dan lapangan olahraga, selain itu yang termasuk dalam faktor instrumental, yatu kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah, buku panduan, silabus dan sebagainya. Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, focus Group Discusion (bersama beberapa mahasiswa dan dosen) serta observasi yang dilakukan pada aktivitas perkuliahan yang diselenggarakan oleh PSMPK, FEM IPB, maka faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap prestasi akademik mahasiswa adalah : a. Karakteristik mahasiswa, meliputi : Umur, jenis kelamin, status bekerja dan asal jurusan diploma. b. Motivasi belajar yang terdiri dari motivasi internal individu yang meliputi tanggungjawab, kesadaran dalam menempuh pendidikan , minat terhadap ilmu yang dipelajari, orientasi dalam menempuh pendidikan /orientasi dan inisiatif dalam kegiatan perkuliahan dan faktor eksternal individu yang meliputi Lingkungan

sosial kampus, Lingkungan sosial

komunitas,

Lingkungan sosial keluarga, Waktu perkuliahan pada malam hari/ lingkungan alamiah, Mutu dosen, Metode kuliah yang digunakan, Fasilitas perpustakaan, dan banyak satuan kredit semester (sks) yang diambil

17

Momentum globalisasi dan pembangunan nasional menuntut tersedianya SDM yang bermutu dan profesional

Visi, Misi dan Tujuan IPB termasuk PSMPK, FEM IPB

Mahasiswa diharapkan memiliki prestasi akademik yang baik dan menjadi bagian lulusan bermutu dari Departemen Manajemen FEM IPB

Faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar Umpan balik

Karakteristik Mahasiswa

Motivasi Belajar

Analisis

Structural Equation Model

Deskriptif

Prestasi Akademik

Implikasi Manajerial Gambar 2. Kerangka pemikiran penelitian

18

3.1.1 Hipotesis Hubungan karakteristik mahasiswa dan motivasi belajar terhadap prestasi akademik diduga sebagai berikut : 1. Usia berpengaruh positif dan nyata terhadap IPK, artinya mahasiswa berusia 23 tahun atau kurang akan memperoleh IPK lebih tinggi dibandingkan mahasiwa berusia 23 tahun atau lebih. 2. Jenis kelamin berpengaruh positif dan nyata terhadap IPK, artinya mahasiswa

laki-laki

akan

memperoleh

IPK

lebih

tinggi

dibandingkan dengan IPK mahasiswa perempuan. 3. Status bekerja berpengaruh negatif dan nyata terhadap IPK, artinya orang yang sudah bekerja akan memperoleh IPK lebih rendah dibanding orang yang belum bekerja. 4. Asal pendidikan Diploma berpengaruh positif dan nyata terhadap IPK, artinya mahasiswa yang berasal dari Diploma Perguruan Tinggi Negeri (PTN) akan memperoleh IPK lebih tinggi dibandingkan Diploma Perguruan Tinggi Swasta (PTS). 5. Tanggungjawab berpengaruh positif dan nyata terhadap IPK, artinya semakin tinggi rasa tanggungjawab terhadap diri sendiri dan keluarga, maka semakin tinggi IPK. 6. Kesadaran dalam menempuh pendidikan berpengaruh positif dan nyata terhadap IPK, artinya semakin tinggi rasa kesadaran bahwa pendidikan adalah sesuatu yang penting, maka semakin tinggi IPK. 7. Minat terhadap ilmu yang dipelajari berpengaruh positif dan nyata terhadap IPK, artinya semakin tinggi minat tentang bidang ekonomi dan manajemen, maka IPK semakin tinggi 8. Orientasi dalam menempuh pendidikan berpengaruh positif dan nyata terhadap IPK, artinya mahasiswa yang mempunyai orientasi yang jelas dalam menempuh pendidikan akan mempunyai IPK lebih tinggi dibandingkan mahasiswa yang tidak mempunyai orientasi. 9. Inisiatif dalam kegiatan perkuliahan berpengaruh positif dan nyata terhadap IPK, artinya mahasiswa yang mempunyai inisiatif yang

19

tinggi akan mempunyai IPK lebih tinggi dibandingkan mahasiswa yang tidak mempunyai inisiatif. Bentuk inisiatif ini diantaranya aktif pada saat dikelas dan mempunyai buku untuk mata kuliah yang sedang dipelajari. 10. Lingkungan sosial kampus berpengaruh positif dan nyata terhadap IPK, artinya semakin baik hubungan mahasiswa dengan dosen, staf dan teman-teman, maka semakin tinggi IPK. 11. Lingkungan sosial komunitas berpengaruh positif dan nyata terhadap IPK, artinya semakin baik lingkungan tempat tinggal maupun tempat lain yang banyak digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain, maka semakin tinggi IPK. 12. Lingkungan sosial keluarga berpengaruh positif dan nyata terhadap IPK, artinya mahasiswa yang mempunyai perhatian dan dukungan dari orang tua akan memperoleh IPK lebih tinggi dibanding mahasiswa yang tidak mendapat dukungan dari orang tua. 13. Waktu perkuliahan pada malam hari berpengaruh negatif dan nyata terhadap IPK, artinya jadwal kuliah malam hari menyebabkan IPK mahasiswa menjadi rendah. 14. Mutu dosen berpengaruh positif dan nyata terhadap IPK, artinya semakin sesuai latar belakang pendidikan dosen dengan bidang manajemen maka IPK mahasiswa semakin tinggi. 15. Metode kuliah yang digunakan berpengaruh positif dan nyata terhadap IPK, artinya semakin variatif metode yang digunakan dan semakin banyak contoh-contoh yang diberikan maka semakin tinggi IPK mahasiswa. 16. Fasilitas perpustakaan berpengaruh positif dan nyata terhadap IPK, artinya semakin lengkap fasilitas diperpustakaan, maka semakin tinggi IPK mahasiswa. 17. Banyak sks yang bisa diambil berpengaruh negatif dan nyata terhadap IPK, artinya semakin banyak sks yang diambil dalam satu semester, maka semakin rendah IPK mahasiswa.

20

3.1.2. Definisi Operasional Penelitian ini terdiri dari 3 kelompok peubah,

yaitu

karakteristik mahasiswa, motivasi belajar dan IPK : 1. Karakteristik mahasiswa adalah ciri-ciri yang melekat pada mahasiswa yang dicirikan oleh umur, jenis kelamin, status bekerja dan kesesuaian jurusan Diploma. a. Umur adalah usia responden yang dihitung dengan satuan tahun dimulai dari tahun kelahiran pada hari ulang tahun terdekat saat penilaian dilakukan. Dikategorikan umur < 23 tahun dan umur > 23 tahun. b. Jenis kelamin adalah keadaan dimana seseorang dilahirkan yaitu laki-laki atau perempuan. c. Status bekerja adalah status bekerja mahasiswa PSMPK yang dibedakan menjadi bekerja dan tidak bekerja. d. Kesesuaian jurusan Diploma adalah Asal jurusan Diploma. Dibedakan menjadi manajemen dan non manajemen. 2. Motivasi belajar adalah pendorong didalam diri mahasiswa yang menimbulkan kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar dapat tercapai. Motivasi belajar berasal dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam individu mahasiswa. Faktor internal yang dijadikan peubah dalam penelitian ini adalah : a. Tanggungjawab

adalah

rasa tanggungjawab terhadap diri

sendiri, maupun keluarga untuk mengikuti perkulian. b. Kesadaran dalam menempuh pendidikan adalah tingkat kesadaran mahasiswa untuk mengikuti perkuliahan yang dijadwalkan. c. Minat terhadap ilmu yang dipelajari adalah keinginan mahasiswa untuk menguasai mata kuliah yang diajarkan. d. Orientasi

dalam

menempuh

pendidikan

mahasiswa dalam menempuh pendidikan.

adalah

tujuan

21

e. Inisiatif dalam kegiatan perkuliahan adalah inisiatif mahasiswa untuk aktif dalam kuliah dan mempunyai catatan/buku untuk setiap mata kuliah yang sedang diikuti. Faktor eksternal individu adalah faktor yang berasal dari luar diri mahasiswa. Faktor eksternal yang dijadikan peubah dalam penelitian ini adalah : a. Lingkungan

sosial

kampus

adalah

kondisi

lingkungan

dikampus meliputi dosen, staf, dan teman-teman kuliah b. Lingkungan sosial komunitas adalah kondisi lingkungan tempat tinggal maupun tempat aktivitas lainnya. c. Lingkungan sosial keluarga adalah lingkungan keluarga yang mendukung mahasiswa untuk berprestasi. d. Waktu perkuliahan pada malam hari adalah jadwal kuliah yang diselenggarakan oleh PSMPK. e. Mutu dosen adalah tingkat pendidikan dan kesesuaian latar belakang pendidikan Dosen yang mengajar mata kuliah Manajemen. f. Metode kuliah yang digunakan adalah cara yang digunakan oleh dosen dalam menyampaikan materi perkuliahan. g. Fasilitas perpustakaan adalah kelengkapan buku-buku yang ada diperpustakaan untuk menunjang kegiatan perkuliahan. h. Banyak sks yang diambil adalah jumlah sks yang diambil dalam satu semester perkuliahan. 3.

IPK mahasiswa adalah hasil akhir rataan seorang mahasiswa yang dicapai dan dipakai sebagai ukuran keberhasilan mahasiswa selama mengikuti perkuliahan dari semester awal sampai semester sekarang yang masih di tempuh (semester yang sedang berjalan). Nilai IPK dibagi kedalam : IPK ≤ 1,50 ; 1,50
IPK ≤ 1,50 : dikeluarkan DO



1,50


IPK 2,00-2,75; 2,76-3,50 ; 3,51-4,00 : Tanpa syarat

22

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Tempat penelitian di PSMPK DM FEM IPB, yang beralamat di Kampus Baranangsiang Jl. Raya Padjajaran–Bogor 16143. Penelitian dilakukan selama lima bulan, yaitu dari bulan Agustus sampai Desember 2009. 3.3. Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif memiliki skala pengukuran interval, ordinal dan rasio. Sedangkan data kualitatif adalah data yang diukur dengan skala nominal. Sumber data penelitian ini berasal dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari sumber pertama/responden, yaitu mahasiswa PSMPK melalui teknik wawancara dan pengisian kuesioner. Wawancara menggunakan daftar pertanyaan terstruktur/kuesioner yang telah dipersiapkan (Lampiran 1). Data sekunder merupakan data yang berasal dari penelusuran pustaka dalam bentuk buku, laporan, skripsi, Jurnal, Tesis, artikel, majalah dan lainnya. Pemilihan contoh dilakukan dengan metode non-probability sampling dengan menggunakan teknik purposive sampling dan kuota sampling. Menurut Singarimbun dan Effendi (1989), purposive sampling merupakan metode pengambilan contoh yang bersifat tidak acak dimana contoh dipilih berdasarkan

pertimbangan-pertimbangan

tertentu.

Dalam

hal

ini

pertimbangan yang digunakan yaitu responden merupakan mahasiswa PSMPK angkatan 1-3 yang minimal telah kuliah selama 1 tahun, dengan asumsi adanya masa penyesuaian dari kondisi pembelajaran Diploma ke Sarjana dan telah mendapatkan nilai IPK. Responden yang dipilih merupakan responden yang menyebar antara IPK tinggi dan IPK rendah. Untuk mendapatkan respnden yang tersebar maka digunakan teknik kuota sampling. Pemilihan sampel ini dilakukan berdasarkan pertimbangan bahwa hal ini dapat mewakili populasi PSMPK. Pada saat ini jumlah mahasiswa PSMPK berjumlah 480 orang dan mahasiswa yang telah memiliki nilai IPK adalah sebanyak 233 orang. Jumlah

23

responden ditentukan berdasarkan hasil perhitungan yang dikemukakan oleh Slovin dalam Simamora (2002) berikut : N n=

……………………………………………...……(1) 1 + Ne2

Dimana : n = Jumlah contoh N = Jumlah populasi e = Nilai kritis (batas ketelitian) yang digunakan

(persen kelonggaran

ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan contoh populasi). 5% - 10% = (nilai kritis untuk penelitian deskriptif). Dengan populasi sebanyak 233 orang dengan nilai kritis 7 % maka jumlah contoh adalah 109 orang. Untuk mendapatkan ketersebaran responden pada berbagai tingkat IPK maka jumlah responden sampel diambil secara proporsional atau alokasi seimbang. Jumlah mahasiswa dan jumlah sampel dalam penelitian ini disajikan dalam Tabel 1 dan Tabel 2. Tabel 1. Jumlah mahasiswa yang telah mendapatkan nilai IPK KET/IPK

≤ 1,50

Angkatan 1 Angkatan 2 Angkatan 3 Jumlah

2 0 11 13

1,50
2.763.50 20 19 43 82

2.00-2.75 29 17 57 103

3.51-4

Total

2 2 7 11

55 42 136 233

Tabel 2. Jumlah sampel (responden) mahasiswa PSMPK IPK Angkatan

≤ 1,50

1,50
2.00-

2.76-

2,00

2.75

3.50

Jumlah 3.51-4

responden

Angkatan 1

1

1

14

9

1

26

Angkatan 2

-

2

8

9

1

20

Angkatan 3

5

8

27

20

3

64

Jumlah

6

11

48

38

5

109

24

3.4. Pengolahan dan Analisis Data Menurut Ghozali dan Fuad (2005), uji validitas merupakan suatu uji yang bertujuan untuk menentukan kemampuan suatu indikator dalam mengukur peubah laten. Sedangkan uji reliabilitas adalah suatu pengujian untuk menentukan konsistensi pengukuran indikator-indikator dari suatu peubah laten. Uji validitas dan reliabilitas dalam penelitan ini dilakukan dengan metode Structural Equation Modeling (SEM) dengan menggunakan software Linear Structural Relationship (LISREL) 8.72. Metode SEM dapat langsung menjelaskan uji validitas dan reliabilitas. kevalidan pertanyaan yang merupakan indikator dalam mengukur peubah laten tertentu dinilai dengan menguji apakah semua loading nyata (p < 0,05) yang ditunjukkan oleh nilai t yang lebih besar dari [1,96]. Validitas suatu indikator dapat dievaluasi dengan taraf nyata pengaruh antara suatu peubah laten dengan indikatornya. Hubungan langsung antara indikator dan peubah laten digambarkan dalam persamaan berikut : X = λξ + δ ............................................................................................ (2) Dimana : X = Indikator peubah laten eksogen λ = Hubungan langsung antara indikator dan peubah laten ξ = Peubah laten eksogen δ = Measurement error untuk peubah eksogen Reliabilitas dari suatu indikator dapat dilakukan dengan menghitung composite reliability (reliabilitas gabungan) atau construct reliability (reliabilitas konstruk) dengan rumus berikut (Ghozali dan Fuad, 2005) : ρ = ((Σλ)2) / [(Σλ)2 + Σ(θ)] .................................................................... (3) dimana : ρ = Composite reliability λ = Loading indicator θ = Error variance indicator

25

Menurut Bagozzi and Yi dalam Ghozali dan Fuad (2005), tingkat out-off untuk dapat mengatakan bahwa reliabilitas gabungan atau reliabilitas konstruk cukup bagus adalah 0,6. Bollen (1989) menyatakan bahwa SEM adalah generasi ke dua teknik analisis multivariate yang memungkinkan peneliti untuk menguji hubungan antar peubah yang kompleks baik recursive maupun non-recursive untuk memperoleh gambaran menyeluruh mengenai keseluruhan model. Tidak seperti analisis multivariat biasa (regresi berganda dan analisis faktor), SEM dapat mengui bersama-sama : a. Model struktural : Hubungan antar konstruk independen dan dependen b. Model pengukuran : hubungan (nilai loading) antara indikator dengan konstruk (peubah laten) SEM merupakan suatu teknik statistik yang mampu menganalisis peubah laten, peubah indikator dan kesalahan pengukuran secara langsung. peubah laten adalah konsep abstrak yang menjadi perhatian yang hanya dapat diamati secara tidak langsung efeknya pada peubah-peubah teramati (indikator). Peubah indikator adalah peubah yang dapat diamati atau diukur secara empiris. Software yang digunakan untuk mengoperasikan SEM adalah LISREL versi 8.72. Software lain yang membatu pengolahan data menggunakan SEM ini yaitu SPSS versi 17 dan Microsoft Excel 2007. 3.4.1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan secara terperinci data yang telah diperoleh. Data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif yaitu

karakteristik responden. Pengolahan data

mengenai pengaruh karakteristik mahasiswa yang diduga bisa berpengaruh terhadap prestasi akademik mahasiswa akan dilakukan menggunakan Cross Tabulation. Peubah karakteristik mahasiswa yang diduga berpengaruh terhadap prestasi akademik ini meliputi: usia, jenis kelamin, status bekerja dan asal jurusan Diploma. Uji khi Kuadrat digunakan untuk mengamati ada tidaknya pengaruh terhadap peubah karakteristik mahasiswa terhadap prestasi akademik. Hipotesis yang digunakan yaitu :

26

H0 : Tidak ada hubungan antara baris dan kolom atau antara karakteristik mahasiswa dan prestasi akademik H1 : Ada hubungan antara baris dan kolom atau antara karakteristik mahasiswa dan prestasi akademik. Dasar pengambilan keputusan yaitu berdasarkan : a. Perbandingan khi kuadrat hitung dengan khi kuadrat tabel.  Jika khi kuadrat hitung < khi kuadrat tabel, maka Ho diterima  Jika khi kuadrat hitung > khi kuadrat tabel, maka Ho ditolak Nilai khi kuadrat Tabel untuk df = 4 adalah 9,4877 b. Peluang (signifikansi)  Jika peluang > 0,05, maka Ho diterima  Jika peluang < 0,05, maka Ho ditolak 3.4.2. Analisis SEM Data yang digunakan untuk analisis SEM yang akan dilakukan menggunakan data jawaban responden. Untuk mengetahui persepsi responden terhadap jawaban yang diberikan maka dilakukan analisis penentuan skor rataan. Penentuan Skor Rataan Skor rataan digunakan untuk mengelompokan jawaban responden terhadap masing-masing kriteria (skala 1-5). Jawaban responden terhadap kuesioner dinilai menggunakan skala Likert, dimana : Bobot nilai 1 = Sangat tidak setuju Bobot nilai 2 = Tidak setuju Bobot nilai 3 = Agak setuju Bobot nilai 4 = Setuju Bobot nilai 5 = Sangat setuju Cara menghitung skor rataan adalah sebagai berikut : X=Σ(xi.ni) …………………………………………………. (4) n Dimana : X = Skor Rataan ni = Jumlah jawaban responden untuk skor xi = Skor nilai jawaban responden n = Jumlah responden

27

Rentang skala penilaian digunakan untuk menentukan posisi tanggapan responden dengan menggunakan nilai skor. Setiap skor alternatif jawaban yang terbentuk dari teknik skala peringkatan terdiri dari kisaran antara 1-5 yang menggambarkan posisi yang sangat negatif ke posisi sangat positif, kemudian dihitung rentang skala dengan menggunakan rumus berikut : Rs = R (Skor) ……………………………………………….. (5) M Dimana : R (skor) = skor terbesar-skor terkecil M = Banyaknya kategori skor Tahapan Analisis SEM untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi akademik adalah : a. Pengembangan model berbasis konsep dan teori b. Tahap ini merupakan pengujian kausalitas secara empiris dari teori yang sudah ada dan digunakan untuk mengkonfirmasi model tersebut. Pada tahap ini ditentukan peubah laten dan peubah indikator berdasarkan teori. c. Mengkonstruk diagram path d. Pada tahap ini peubah laten dan peubah indikator dibentuk dalam diagram path agar lebih memahami bentuk antar peubah. e. Mengkonservasi diagram path pada persamaan. f. Diagram path dikonservasikan kedalam bentuk persamaan struktural untuk menyatakan hubungan kausalitas. g. Memilih matriks input h. Data input SEM merupakan matriks kovarian untuk melakukan pengujian model dari teori yang ada setara dengan regresi untuk digunakan dalam penjelasan atau prediksi fenomena dikaji. Pada tahap ini matriks input dipilih dan dimasukan ke dalam perhitungan. i. Pendugaan

koefisien

model.

Kadang

proses

pendugaan

memberikan hasil irasional. Hal ini disebabkan ketidakmampuan struktur model dalam menduga hasil yang unik atau setiap

28

koefisien memerlukan model tersedia atau terpisah dalam pendugaannya. Untuk menanggulangi model tak teridentifikasi perlu dilakukan penetapan nilai koefisian pada nilai tertentu (fix coefficient) dan peubah laten yang hanya memiliki satu peubah indikator ditetapkan nilainya (umumnya 1). j. Solusi standar model dan evaluasi goodness of fit index (GIF) k. Beberapa indeks kesesuain dan cut-of-value yang umumnya digunakan adalah sebagai berikut : i. Khi- kuadrat (χ2) Menurut Joreskog dan Sorbom dalam Aryani (2008), khikuadrat digunakan untuk menguji seberapa dekat matriks hasil dugaan dengan matriks data asal. Semakin kecil nilai ukur ini, maka model yang digunakan semakin baik. Uji khi-kuadrat ini biasanya dibandingkan dengan nilai derajat bebas (degree of freedom) untuk memperoleh nilai khi-kuadrat relatif. Model yang baik membutuhkan nilai khi-kuadrat yang lebih kecil dari pada nilai derajat bebasnya. ii. Root Mean Square Error f Approximation (RMSEA) Ukuran ini mngukur kedekatan suatu model terhadap populasi dan menunjukan kecocokan model dengan data. Model dikatakan baik apabila nilai RMSEA kurang dari 0,05; reasonable jika lebih besar dari 0,1. Semakin kecil nilai itu berarti model semakin baik. iii. GFI Ukuran ini menunjukan seberapa besar model mampu menerangkan keragaman data. Semakin besar nilai yang diperoleh, berarti model semakin baik. Batas minimal 0,9 sering dijadikan acuan suatu model dikatakan layak. iv. Adjusted Goodness-of-Fit Indeks (AGFI) AGFI merupakan modifikasi dari GFI dengan mengakomodasi derajat bebas model dengan model lain yang dibandingkan. Nilai 0,8 sering dijadikan acuan suatu model dikatakan layak.

29

Cara menginterpretasikan model solusi standar adalah melihat besarnya pengaruh atau kontribusi peubah indikator terhadap peubah laten dan besarnya pengaruh antar peubah. Peubah laten (η) prestasi akademik diukur dengan peubah indikator Y1 (IPK) dan Y2 (persepsi mahasiswa

terhadap

IPK)

Selanjutnya

Prestasi

akademik

dikorelasikan dengan motivasi belajar (ξ). Indikator–indikator motivasi belajar adalah : X1 : Tanggungjawab X2 : Kesadaran dalam menempuh pendidikan X3 : Minat terhadap ilmu yang dipelajari X4 : Orientasi dalam menempuh pendidikan X5 : Inisiatif dalam kegiatan perkuliahan X6: Lingkungan sosial kampus X7 : Lingkungan sosial komunitas X8 : Lingkungan sosial keluarga X9 : Waktu perkuliahan pada malam hari X10 : Mutu dosen X11 : Metode kuliah yang digunakan X12 : Fasilitas perpustakaan X13 : Banyak sks yang diambil

30

1 2 3

1

4

2

5

3

6 7





 1

4 5

8

6 9 10

7

11

8

12



13

Gambar 3. Model pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi akademik

1

31

Berdasarkan diagram tersebut diatas disusun pertanyaan : a. Persamaan struktural  =+ Keterangan : : peubah laten tak bebas (prestasi akademik)  : muatan lokal faktor  dalam membentuk   : peubah laten bebas motivasi belajar : tingkat kesalahan yang terjadi pada perhitungan peubah  b. Persamaan pengukuran peubah eksogen X1=1 + 1 X2=2 + 2

X13=13 + 13 Keterangan : X : Peubah indikator X pembentuk peubah laten bebas   : Tingkat kesalahan pengukuran indikator terhadap peubah laten bebas  : Besarnya loading antara peubah laten dengan peubah manifesnya. c. Persamaan pengukuran peubah endogen Y1=1 +  1 Y2=2 +  2 Keterangan : Y1,2: Peubah indikator Y pembentuk peubah laten tidak bebas   : Tingkat kesalahan pengukuran indikator terhadap peubah laten tidak bebas

32

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.I. Kondisi Umum PSMPK DM IPB 4.1.1. Latar Belakang Pendirian PSMPK Berdasarkan surat keputusan Rektor IPB tahun 2006, maksud dan tujuan pendirian PSMPK DM IPB adalah : a. Sesuai dengan mandat dan mayor yang ditawarkan sebagaimana ditetapkan dalam keputusan Rektor IPB Nomor 001/K13/PP/2005, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB selama ini telah menyelenggarakan Program Pendidikan Sarjana (SI) reguler dengan mayor ilmu manajemen. b. Bahwa sejalan dengan makin bertambahnya jumlah lulusan Diploma maupun Perguruan Tinggi Negeri lainnya dan adanya keinginan dari para lulusan khususnya bagi yang telah bekerja untuk meningkatkan mutu diri (self-imporvement) dan mengembangkan karier, maka pangsa pasar dari program Pendidikan Sarjana Manajemen sangat potensial. c. Sehubungan dengan potensialnya pangsa pasar program pendidikan sarjana manajemen, maka selanjutnya dipandang perlu untuk membuka

Program

Pendidikan

Sarjana

Manajemen

Penyelenggaraan Khusus, dan pembukaannya ditetapkan dengan suatu Keputusan Rektor. Surat keputusan Rektor IPB yang berisi tentang pembukaan PSMPK yaitu Surat Keputusan Rektor IPB nomor 161/K13.8/PP/2006. Pelaksanaan penerimaan mahasiswa baru pada program ini dimulai pada tahun ajaran 2006/2007. 4.1.2. Visi, Misi dan Tujuan PSMPK 2. Visi Menjadi wahana pengembangan manusia unggulan dan berdaya saing tinggi melalui pendidikan berkelanjutan (long life education) dalam bidang manajemen.

33

2. Misi a. Membangun SDM bermutu dan berdedikasi dalam ilmu manajemen dengan kompetensi tinggi di bidang pemasaran, produksi operasi, SDM dan keuangan. b. Membangun etika bisnis yang ilmiah, profesional dan berbudaya. 3. Tujuan a. Menghasilkan lulusan sarjana di bidang manajemen yang mempunyai kompetensi tinggi di bidang pemasaran, produksi operasi, SDM dan keuangan. b. Menghasilkan lulusan sarjana di bidang manajemen yang mampu mengembangkan profesionalismenya dalam meniti karir

di

lingkungan kerjanya. c. Menghasilkan lulusan sarjana manajemen yang mampu mandiri melalui pengembangan jiwa dan semangat kewirausahaan. d. Menghasilkan model sistem belajar mengajar berkelanjutan di bidang manajemen melalui diskusi interaktif antar pengajar dan mahasiswa praktisi. 4.1.3. Kurikulum dan Perkuliahan PSMPK diselenggarakan dengan sistem kredit semester (SKS) yang disesuaikan dengan bobot total 147 sks. Program ini melakukan penyetaraan untuk mengakui 30-50% dari total kredit yang telah diambil di program Diploma. Dengan demikian sisa sks yang perlu diambil dalam program ini berkisar antara 50-70% dari total sks. Proses

belajar

mengajar

diselenggarakan

melalui

sistem

perkuliahan, praktikum, tutorial, ceramah dan seminar yang disesuaikan dengan kebutuhan setiap mata kuliah. Bentuk praktikum terdiri atas praktikum diskusi di kelas/tutorial dan praktikum di laboratorium. Kegiatan perkuliahan diselenggarakan di kampus Baranangsiang dengan waktu perkuliahan Senin - Jumat pukul 19.00-23.00 dan Sabtu pukul 7.0019.00. Kegiatan pendukung perkuliahan yang disediakan PSMPK yaitu pelatihan softskill wajib mahasiswa yang meliputi Test of English Foreign

34

Languge (TOEFL) preparation and prediction test, Pelatihan SPSS dan Pumping Talent. Terdapat juga pelatihan lain seperti pelatihan pengolahan data menggunakan SEM, kegiatan bakti desa (pelatihan fasilitator) dan kegiatan lain yang disalurkan melalui organisasi yang berada di bawah PSMPK, yaitu EXOM Club. 4.1.4. Struktur Organisasi PSMPK Struktur organisasi PSMPK terdiri dari ketua, sekretaris dan staf beserta pendukung. Strukur organisasi PSMPK dapat dilihat pada Gambar 4. Ketua PSMPK DM IPB

Sekretaris I (Akademik)

Staff Akademik

Sekretaris II (Umum)

Fasilitas

Litbang :

Kemahasiswaan & kerjasama

Keuangan

Staf penunjang OB & Driver

Gambar 4. Struktur organisasi PSMPK 4.1.5. Staf Pengajar PSMPK Dalam menjalankan kegiatan perkuliahan, PSMPK didukung oleh 25 staf pengajar berikut ini : 1. Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl. Ing, DEA 2. Prof. Dr. Ir. W.H. Limbong, MS 3. Prof. Dr. Ir. H. Sjafri Mangkuprawira 4. Dr. Ir. Jono M. Munandar, MSc 5. Dr. Ir. Abdul Kohar, MSc 6. Dr. Ir. Muhammad Syamsun, MSc 7. Ir. H. Pramono D. Fewidarto, MSc 8. Ir. Hj. Mimin Aminah, MM 9. Dra. Siti Rahmawati, MPd

35

10. Ir. H. Abdul Basith, MS 11. Ir. Budi Purwanto, ME 12. Hardiana Widyastuti, SHut, MM 13. Farida Ratna Dewi, SE, MM 14. Anggraini Sukmawati, SPt, MM 15. Wita Juwita E, STP, MM 16. Heti Mulyati, STP, MM 17. Erlin Tris Yulianti, STP, Msi 18. Muhammad Najib, STP, Msi 19. Eko Rudy Cahyadi, SHut, MM 20. Ratih Maria Dewi, SP, MM 21. Alim Setiawan S, STP, Msi 22. Dedi Cahyadi S, STP, MM 23. Nurhadi Wijaya, STP, MM 24. R. Dicky Indrawan, SP, MM 25. M. Syaefudin A, STP 4.1.6. Jumlah Mahasiswa PSMPK 1. Angkatan 1 (Tahun 2006) : 56 orang 2. Angkatan 2 (Tahun 2007) : 42 orang 3. Angkatan 3 (Tahun 2007) : 143 orang 4. Angkatan 4 (Tahun 2008) : 56 orang 5. Angkatan 5 (Tahun 2008) : 118 orang 6. Angkatan 6 (Tahun 2009) : 66 orang Jumlah mahasiswa tiap angkatan berfluktuatif, dimana angkatan ganjil lebih banyak dibanding angkatan genap, karena penerimaan mahasiswa angkatan ganjil bertepatan dengan tahun kelulusan mahasiswa Diploma khususnya, Diploma IPB.

Jumlah keseluruhan mahasiswa

PSMPK adalah 480 orang. Pada tahun 2009 ini sedang dilakukan penerimaan mahasiswa baru yaitu, Angkatan 7. 4.1.7. Sumber Daya Fisik PSMPK 1. Laboratorium komputer dengan sistem Local Area Network (LAN) dan Internet (Wifi).

36

2. Ruang kuliah ber AC dan kipas angin, serta ruang diskusi. 3. Fasilitas untuk perlengkapan mengajar meliputi Laptop, Liquid Crystal Display (LCD), Over Head Projector (OHP), Wireless dan Whiteboard. 4. Perpustakaan dengan online system literature. 4.2. Karakteristik Responden 4.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Sosial Demografis Karakteristik merupakan ciri khusus yang yang dimiliki seseorang dan menjadi pembeda dari yang lain. Mahasiswa PSMPK mempunyai karakteristik maupun latar belakang yang berbeda. Dengan adanya Perbedaan karakteristik maupun latar belakang mahasiswa PSMPK ini terlihat bahwa prestasi akademik mahasiswa menjadi beragam. Sehingga diduga bahwa karakteristik merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap prestasi akademik. Karakteristik responden yang termasuk ke dalam karakteristik sosial demografis adalah usia, jenis kelamin, status pernikahan, jenis tempat tinggal, status bekerja dan pendapatan/bulan. Karakteristik ini akan dihubungkan secara langsung dengan nilai IPK semester yang sedang diikuti, sehingga dapat terlihat sebaran responden untuk karakteristik tertentu dalam pencapaian prestasi akademik. Kisaran IPK yang digunakan adalah < 1,5, 1,5 < IPK < 2,0; 2,01 – 2,75; 2,76 – 3,50 dan

3,51–4,00. Mahasiswa PSMPK yang menjadi responden adalah

mahasiswa yang minimal telah mengikuti perkuliahan selama dua semester. Usia responden ketika masuk ke PSMPK jika langsung melanjutkan kuliah dari program Diploma sekitar 21-22 tahun. Tetapi untuk beberapa responden yang sudah bekerja terlebih dahulu, kemudian masuk kuliah kembali, sebaran usianya lebih beragam. Pada Gambar 5, terlihat bahwa usia responden yang paling banyak adalah 23 ≥ tahun (63 % ), kemudian usia > 23 tahun (37%). Dapat terlihat pada Gambar 5 bahwa mahasiswa yang mendapatkan IPK lebih besar dari 2,76 adalah, mahasiswa yang memiliki usia kurang dari sama dengan 23 tahun.

37

Keterangan lebih lengkap mengenai persentase IPK yang didapatkan dapat dilihat pada Gambar 5.

Usia Responden Mahasiswa PSMPK

37%

<= 23 Tahun > 23 Tahun

63%

Usia terhadap IPK 25,0% 20,0% 15,0% 10,0% 5,0% 0,0%

23,9% 22,9% 20,2% 12,8% 8,3% 4,6% 0,9%

1,8%

3,7% 0,9%

< 23 tahun > 23 tahun

Gambar 5. Usia dan nilai IPK responden Jenis kelamin dibedakan menjadi laki-laki dan perempuan. Responden laki-laki lebih banyak dibanding perempuan. Laki-laki 60% sedangkan perempuan 40%. Untuk sebaran IPK terlihat pada Gambar 6 bahwa IPK 2,74 didominasi oleh laki-laki dengan persentase untuk IPK <1,5, 1,5 < IPK < 2,0; 2,01 – 2,75 berturut-turut adalah 3,7%, 9,2% dan 28,4%. Sedangkan untuk IPK lebih dari 2,75 didominasi oleh perempuan dengan persentase berturut-turut untuk IPK 2,75-3,5 dan 3,51-4,00 adalah 19,23% dan 2,8%. Ini merupakan salah satu bukti fenomena bahwa perempuan lebih rajin dan memiliki hasil prestasi lebih baik dari laki-laki. Keterangan lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 6.

38

Jenis Kelamin Mahasiswa PSMPK

Laki-laki

40% 60%

Perempuan

Jenis Kelamin terhadap IPK 28,4% 30,0% 25,0% 20,0% 15,0% 10,0% 5,0% 0,0%

19,3% 15,6% 16,5% 3,7% 1,8%

9,2% 2,8% 1,8%

0,9%

Laki-laki Perempuan

≤ 1,50

1,50
2.00-2.75 2.76-3.50 3.51-4.00

Gambar 6. Jenis kelamin dan nilai IPK responden Mahasiswa PSMPK didominasi oleh mahasiswa yang langsung melanjutkan kuliah dari Diploma. Kombinasi antara responden yang sudah mempunyai status menikah dan belum menikah dapat dilihat pada Gambar 7. Status Pernikahan Mahasiswa PSMPK 1% Menikah Belum menikah

99%

Status Pernikahan terhadap IPK 60,0% 40,0% 20,0% 0,0%

43,1% 10,1% 5,5% 0,0% 0,9% 0,0%

35,8% 0,0%

4,6% 0,0%

Menikah Belum menikah

≤ 1,50

1,50 2.00-2.75 2.76-3.50 3.51-4.00
Gambar 7. Status pernikahan dan nilai IPK responden

39

Berdasarkan Gambar 7, dapat terlihat bahwa 99% responden belum menikah dan sisanya yaitu, 1% sudah menikah. Responden dengan dengan status menikah berada pada kisaran IPK 2,75-3,50. Sedangkan untuk status yang belum menikah, dominan terkumpul pada IPK 2,00-2,74. Salah satu faktor yang diduga berpengaruh, yaitu responden yang berstatus menikah mempunyai motivasi yang lebih kuat untuk berprestasi. Jenis tempat tinggal mahasiswa dibedakan menjadi rumah kosan, rumah orang tua dan rumah pribadi. Kosan dominan digunakan oleh mahasiswa yang berasal dari luar daerah Bogor, sedangkan rumah orang tua dan rumah pribadi digunakan oleh mahasiswa yang berasal dari Bogor. Gambar 8, menunjukan bahwa responden paling banyak tinggal dikosan (64,4%), 12% di rumah orang tua dan sisanya hanya 1% yang sudah tinggal dirumah pribadi. Responden yang mandapatkan lebih besar dari 2,75 adalah responden yang tinggal di rumah kostan. Nilai lebih dari responden yang tinggal dikosan adalah lebih mudah berinteraksi dengan teman kuliah di luar jam pelajaran, sehingga waktu untuk belajar bersama dan saling memotivasi lebih mendukung tercapainya prestasi yang lebih baik. Jenis Tempat Tinggal Mahasiswa PSMPK 12% 1% Kostan Rumah orang tua

87%

Rumah pribadi

Jenis tempat tinggal terhadap IPK 37,6% 40,0% 20,0%

8,3% 4,6% 1,8% 0,9%

5,5%

33,0%

Kostan 2,8% 3,7% 0,9%

0,0% ≤ 1,50

1,50
2.00-2.75 2.76-3.50 3.51-4.00

Rumah orang tua Rumah pribadi

Gambar 8. Tempat tinggal dan nilai IPK responden

40

PSMPK membuka jadwal perkuliahan pada malam hari. Tidak menutup kemungkinan bahwa orang yang sudah bekerja mengikuti kuliah pada program ini. Dapat dilihat pada Gambar 9, komposisi mahasiswa yang sudah bekerja (41 %) dan belum bekerja (59%) tidak berbeda jauh. Responden yang mandapatkan IPK lebih besar dari 2,75 adalah mahasiswawa yang belum bekerja. Gambar 9 menunjukan bahwa responden belum bekerja yang mendapat IPK 2,75-3,50 sebanyak 21,1 % dan 3,51-4,00 (3,7%). Orang yang belum bekerja mempunyai kemungkinan berprestasi lebih baik, karena mempunyai waktu belajar lebih banyak, tetapi di sisi lain memiliki nilai IPK kurang dari 2,75. Hal ini menunjukan bahwa status bekerja belum sepenuhnya menjadi faktor penentu untuk berprestasi lebih baik. Status Bekerja Mahasiswa PSMPK

Bekerja

41% 59%

Belum bekerja

Status Bekerja terhadap IPK 25,0% 20,0% 15,0% 10,0% 5,0% 0,0%

22,9% 21,1% 6,4% 4,6% 9. A 3,7% 0,9%

21,1% 14,7% 3,7% 0,9%

9. B

Bekerja Belum bekerja

Gambar 9. Satus bekerja dan nilai IPK responden Pendapatan mahasiswa terdiri atas pendapatan pribadi dan pendapatan yang berasal dari orang tua. Mahasiswa yang memiliki pendapatan yang besar adalah mahasiswa yang sudah mempunyai pendapatan pribadi baik dari pekerjaan maupun usahanya. Pada Gambar 10, terlihat bahwa pendapatan responden yang paling dominan berkisar

41

Rp 5.00.000-1.000.000 (44,07%). Kisaran pendapatan ini biasanya dimiliki oleh responden yang belum bekerja dengan pendapatan berasal dari orang tua . Sedangkan untuk kisaran lebih besar dari Rp 1.000.000, lebih banyak dimiliki oleh orang yang sudah bekerja. Pendapatan per bulan < Rp 500.000 biasanya dimiliki oleh responden yang tinggal di rumah orang tua dan belum bekerja. IPK < 1,50 paling banyak terdapat pada pendapatan < 500.000 (3%), dan untuk IPK 3,49-4,00 terdapat pada kisaran Rp 500.000-1.000.000. Untuk kisaran IPK yang lain, tersebar cukup merata pada setiap kelas pendapatan. Keterangan lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 10.

10. A

10. B

Pendapatan terhadap IPK 19%

20% 18%

15%

16%

16%

14% < 500.000

12% 9%

10% 8%

2%

1.000.000-3.000.000

6%

3.000.000-5.000.000

6% 4%

5.00.000-1.000.000

3% 2%

4%4% 3%

4%

4% 3%

1%

4% 1%

3% 2%

> 5.000.000

0% ≤ 1,50

1,50
2.00-2.75

2.76-3.50

3.51-4.00

Gambar 10. Pendapatan dan nilai IPK responden

42

4.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan Mahasiswa PSMPK berasal dari lulusan Diploma baik Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Perguruan Tinggi Negeri diantaranya yaitu Institut Pertanian Bogor, Universitas Gajah Mada, Universitas Padjajaran, Universitas Indonesia dan Universitas Diponegoro. Sedangkan PTS diantaranya yaitu Politeknik Astra. Data menunjukan bahwa sebagian besar responden berasal dari PTN (99%) sedangkan mahasiswa yang barasal dari PTS hanya 1% (Gambar 11). Responden ini sebagian besar berasal dari Program Diploma III IPB. Keberhasilan studi responden yang berasal dari PTN dan PTS tidak dapat dibandingkan secara langsung karena sebagian besar responden berasal dari PTN. Data menunjukan bahwa nilai IPK yang paling banyak berada pada kisaran 2,00 - 2,74 dan 2,75 - 3,49 . Sebaran ini dimiliki oleh mahasiswa yang berasal dari PTN dengan persentase masing-masing 44,0% dan 34,9%. Keterangan lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 11.

11. A

11. B

Gambar 11. Asal perguruan tinggi dan nilai IPK responden

43

Jurusan pada berbagai perguruan tinggi beragam sesuai dengan fakultas dan bidang keahliannya. Untuk memudahkan pengelompokan berbagai jenis jurusan tersebut, atas dasar ada tidaknya dasar Manajemen pada jurusan Diploma, maka dibuat dua kelompok yaitu manajemen dan non manajemen. Responden yang berasal dari kelompok manajemen sebanyak 27%, sedangkan non manajemen 73% (Gambar 12). Untuk memperkuat pemahaman terhadap Ilmu Manajemen, mahasiswa semester pertama diwajibkan untuk mengikuti mata kuliah Pengantar Manajemen. Berkaitan dengan prestasi akademik, sebaran IPK yang paling tinggi untuk responden yang berasal dari manajemen berada pada kisaran IPK 2,00-2,75 dan 2,76-3,50 dengan persentase berturut-turut 11% dan 10%. Sedangkan untuk responden yang berasal dari non manajemen berada pada kisaran 2,00-2,74 yaitu 33%. Keterangan lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 12. Asal Jurusan Diploma Responden Mahasiswa PSMPK

27% Manajemen Non manajemen

73%

12. A

12. B

Asal Jurusan Diploma Tinggi terhadap nilai IPK 33%

35% 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0%

26%

8% 4% 2% ≤ 1,50

11%

Manajemen

10%

Non manajemen

2%3%

2% 2.00-2.75

3.51-4.00

Gambar 12. Asal jurusan Diploma dan nilai IPK Responden

44

Nilai IPK mahasiswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai IPK terakhir yang sedang dikuti mahasiswa. Dapat dilihat pada Gambar 13, nilai IPK yang paling mendominasi adalah nilai IPK dengan kisaran 2,00-2,74 (40,03%) dan 2,75-3,49 (35,78%) . Salah satu parameter keberhasilan suatu program pendidikan yaitu dilihat dari prestasi akademik mahasiswanya. Adanya IPK kurang dari 2 yaitu untuk kisaran IPK<1,5 (5,5%) dan 1,50
Gambar 13. Nilai IPK S1 yang sedang diikuti Penerimaan mahasiswa PSMPK melalui beberapa tahap seleksi termasuk seleksi IPK Diploma. IPK Diploma yang diterima pada PSMPK, yaitu IPK > 2,00. Gambar 14 menunjukan bahwa, responden yang berada pada kisaran 2,00-2,75 sebanyak 28%, IPK 2,75-3,50 sebanyak 62% dan IPK 3,51-4,00 sebanyak 10% (Gambar 13). Mahasiswa yang memiliki IPK Dilpoma dengan kisaran 2,75-3,50 memiliki nilai IPK S1 yang sedang diikuti, tersebar pada IPK ≤ 1,50 (2%), 1,50 < IPK < 2.00 (4%), 2,00-2,75 (29%) dan 2,75-3,50 (27%). Sedangkan responden yang memiliki IPK diploma dengan kisaran 3,514,00 mendapatkan IPK S1 yang sedang diikuti pada kisaran 2,763,51(6%) dan 3,51-4,00 (4%). Keterangan lebih jelas terdapat pada Gambar 14.

45

IPK Diploma Responden Mahasiswa PSMPK

10% 28% 2.00 - 2.75 2.76 - 3.50 3.51 - 4.00

62%

Gambar 14. IPK S1 yang sedang diikuti Beban sks yang dibebankan kepada mahasiswa PSMPK disesuaikan dengan bobot total sks, yaitu 147. Penyetaraan dilakukan sekitar 30-50% sehingga rataan beban sks yang harus ditempuh oleh mahasiswa adalah 70-50%. Jumlah minimal sks yang dapat ditempuh yaitu 72 sks. Jumlah sks yang paling banyak ditempuh oleh responden berkisar antara 90-99 sks (47 %) dan yang paling sedikit adalah < 80 SKS (9,32%). Mahasiswa yang mempunyai 90-99 sks, sebagian besar mempunyai IPK 2,00-2,75 (20,2%) dan IPK 2,76-3,50 (16,5%) Mahasiswa yang memperoleh IPK diatas 3,50 adalah mahasiswa yang mempunyai jumlah sks < 80, 80-89 dan 90-99 (Gambar 15).

46

1% Jumlah sks Responden Mahasiswa PSMPK 16%

25%

11%

< 80 80 - 89 90 - 99 100-109

47%

> 110

Gambar 15. Jumlah SKS dan nilai IPK responden Perkiraan masa studi mahasiswa sangat dipengaruhi oleh banyaknya sks yang diambil karena semakin banyak sks yang harus diambil semakin banyak pula semester yang harus ditempuh. Pada Gambar 16 dapat terlihat bahwa sebagian besar memperkirakan bahwa masa studi dapat diselesaikan kurang lebih

5 semester

(74%)

Mahasiswa dengan perkiraan masa studi 5 semester tersebar pada IPK < 1,50 sampai 4,00. Jika dilihat dari sebaran IPK, responden yang memiliki IPK 3,50- 4,00 adalah mahasiswa yang mempunyai perkiraan studi 4 semester (2%) dan 5 semester (3%). Mahasiswa yang mempunyai perkiraan masa studi dengan waktu yang lebih cepat mendapatkan nilai IPK pada kisaran yang paling tinggi. Hal ini dapat menjadi suatu indikator bahwa masa studi yang cepat menjadikan mahasiswa berusaha untuk mendapatkan prestasi yang lebih baik.

47

Perkiraan masa studi terhadap nilai IPK 33%

35%

29%

30%

4

25% 5

20% >5

15% 10% 5%

3%3% 0%

6% 4%

8% 3%

0%

3% 4%

2%3% 0%

0% ≤ 1,50

1,50
2.00-2.75 2.76-3.50 3.51-4.00

Gambar 16. Perkiraan masa studi dan nilai IPK responden Belajar adalah suatu tahap yang harus ditempuh oleh mahasiswa untuk mendapatkan tambahan pengetahuan. Adanya kegiatan belajar diluar kegiatan perkuliahan sangat bermanfaat untuk memperkuat pemahaman terhadap apa yang telah diajarkan. Data pada Gambar 17, menunjukan bahwa kebanyakan mahasiswa (46%) melakukan kegiatan belajar diluar waktu kuliah kurang dari 1 jam, di ikuti oleh kisaran jam belajar 1-2 jam (43%) dan > 3 jam (11%).

48

Jumlah Jam Belajar Harian Responden Mahasiswa PSMPK

11% 46%

< 1 jam 1 - 2 jam

43%

>3 jam

Gambar 17. Jumlah jam belajar dan nilai IPK responden Pada Gambar 17 dapat dilihat bahwa IPK di bawah 2,00 terkumpul pada mahasiswa yang jumlah jam belajarnya di bawah 1 jam yaitu 1% untuk kisaran ≤ 1,51 dan 6% untuk kisaran 1,50-2,00. Mahasiswa yang mempunyai jumlah jam belajar kurang dari 1 jam, diantaranya termasuk mahasiswa yang tidak mempunyai jam belajar diluar kuliah, dengan kata lain jumlah jam belajarnya nol. Jumlah jam belajar yang tidak diperhitungkan oleh mahasiswa adalah pada saat mengerjakan tugas. Pengerjaan tugas kuliah yang dilakukan mahasiswa ini termasuk jam belajar diluar kuliah. Hanya saja pengerjaan tugas biasanya tidak dilakukan setiap hari. Aktivitas belajar mahasiswa biasanya padat pada saat menjelang ujian. Fenomena ini umum terjadi, karena kebanyakan mahasiswa memanfaatkan waktu menjelang ujian untuk mengulang kembali semua yang telah dipelajari. Asumsinya adalah semakin banyak jam belajar,

49

maka akan semakin baik prestasi akademik. Gambar 18, menunjukan sebagian besar mahasiswa mempunyai jumlah jam belajar menghadapi ujian 3-5 jam (45%), dan yang paling sedikit > 12 jam (2%). Mahasiswa yang mempunyai jumlah jam belajar < 3 jam mempunyai persentase paling banyak dalam kisaran IPK < 1,50. Sedangkan untuk Sebaran IPK untuk kisaran 2,76-3,50 dan 3,51-4,00 yang paling banyak pada waktu belajar 3-5 jam (Gambar 18). Jumlah Jam Belajar Menjelang Ujian Responden Mahasiswa PSMPK 2% < 3 jam

14%

21%

18%

3 - 5 jam 6 - 8 jam

45%

9-12 jam > 12

Gambar 18. Jumlah jam belajar menjelang ujian dan nilai IPK responden 4.3. Analisis pengaruh karakteristik mahasiswa terhadap prestasi akademik Karakteristik mahasiswa yang diduga berpengaruh terhadap prestasi akademik adalah usia, jenis kelamin, status bekerja dan asal perguruan tinggi. Berdasarkan analisis deskriptif pada karakteristik responden dan penggunaan cross tabulation atau tabulasi silang dengan pendekatan uji khi kuadrat (Lampiran 3) diperoleh hasil berikut :

50

1. Usia Usia responden dikelompokan kedalam usia ≤ 23 Tahun dan > 23 Tahun. Berdasarkan Tabel 2, terlihat bahwa proporsi mahasiswa berusia ≤ 23 Tahun lebih banyak dari > 23 Tahun. Mahasiswa berusia ≤ 23 tahun sebagian besar mendapatkan IPK lebih dari 2,00 – 2,74 (23,9%) dan sebagian kecil mahasiswa berada pada kisaran 3,50 – 4,00 (3,7%). Sedangkan, untuk usia > 23 sebagian besar mahasiswa memperoleh IPK 2,00 – 2,75 (20,2%) dan persentase terkecil 0,9% merupakan mahasiswa dengan kisaran IPK < 1,5 dan 3,50 – 4,00. Tabel 3. Tabulasi silang antara usia dan nilai IPK IPK (Y) %

USIA (X1)

<= 23 > 23

Total

Crosstab

IPK <1,5

1,50
2,00-2,75

2,76-3,50

3,51-4,00

Total

4,6

8,3

23,9

22,9

3,7

63,3

0,9

1,8

20,2

12,8

0,9

36,7

5,5

10,1

44,0

35,8

4,6

100,0

Berdasarkan nilai peluang dan nilai khi kuadrat hitung yang dihasilkan (Tabel 4) yaitu 0,228 dan 4,995, didapatkan kesimpulan bahwa usia tidak berpengaruh terhadap nilai IPK karena nilai peluang (0,228) > 0,05 dan nilai khi kuadrat hitung (4,995) < nilai khi kuadrat tabel (9,4877). Dengan demikian tinggi rendahnya prestasi akademik mahasiswa tidak ditentukan oleh mahasiswa tersebut berusia ≤ 23 maupun > 23 tahun. Tabel 4. Hasil uji Khi-Kuadrat Asymp. Sig. Value Df (2-sided) Pearson Chi-Square 4,995(a) 4 ,288 Likelihood Ratio 5,326 4 ,255 Linear-by-Linear Association ,294 1 ,588 N of Valid Cases 109 5 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,83.

2. Jenis Kelamin Responden

dengan

jenis

kelamin

laki-laki

dominan

memperoleh IPK dengan kisaran 2,00 – 2,75 (28,4%) dan persentase

51

paling minimal berada pada kisaran 3,51 – 4,00 (1,8%). Sedangkan untuk jenis kelamin perempuan dominan memperoleh IPK dengan kisaran 2,76 – 3,50 (19,3%) dan persentase paling minimal berada pada kisaran 1,50 < IPK < 2,00 (0,9%). Mahasiswa yang mendapatkan IPK lebih dari 2,75 dominan ada pada mahasiswa dengan jenis kelamin perempuan dan untuk keterangan lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 5 . Tabel 5. Tabulasi silang antara jenis kelamin dan nilai IPK IPK (Y) % JK (X2) IPK <1,5

1,50
2,00-2,75

2,76-3,50

3,51-4,00

Total

Laki-laki

3,7

9,2

28,4

16,5

1,8

59,6

Perempuan

1,8

0,9

15,6 Crosstab 19,3

2,8

40,4

Total

5,5

10,1

44,0

4,6

100

35,8

Berdasarkan nilai peluang dan nilai khi kuadrat hitung yang dihasilkan pada Tabel 6 yaitu 0,066 dan 8,826, didapat kesimpulan bahwa jenis kelamin tidak berpengaruh terhadap nilai IPK karena nilai peluang (0,066) > 0,05 dan nilai khi kuadrat hitung (8,826) < nilai khi kuadrat tabel (9,4877). Dengan demikian tinggi rendahnya prestasi akademik mahasiswa tidak ditentukan oleh mahasiswa tersebut berjenis kelamin laki-laki atau perempuan. Tabel 6. Hasil uji Khi-Kuadrat Value Pearson Chi-Square

8,826(a) 9,731 6,205 109

Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

Asymp. Sig. (2-sided)

Df 4 4

,066 ,045

1

,013

5 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,02.

3. Status bekerja Responden

yang

belum

memiliki

pekerjaan

dominan

memperoleh IPK dengan kisaran 2,00 – 2,75 (22,9%) dan persentase paling minimal berada pada kisaran 3,51 – 4,00 (3,7%). Responden yang sudah bekerja dominan memperoleh IPK dengan kisaran 2,00 – 2,75 (21,1 %) dan persentase paling minimal berada pada IPK < 1,5

52

dan 3,50 – 4,00 (0,9 %). Jumlah responden yang mempunyai prestasi dengan IPK lebih besar dari 2,75 (Tabel 7) tidak jauh berbeda antara responden yang sudah bekerja maupun belum bekerja. Tabel 7. Tabulasi silang antara status bekerja dan nilai IPK STATUS BEKERJA (X2)

IPK (Y) % 2,002,75 2,76-3,50

IPK <1,5

1,50
Belum bekerja

4,6

6,4

22,9

21,1

3,7

58,7

Bekerja

0,9

3,7

21,1

14,7

0,9

41,3

5,5%

10,1

44,0

35,8

4,6

100,

Total

Total 3,51-4,00

D ugaan awal, status bekerja berpengaruh negatif terhadap nilai IPK artinya mahasiswa yang sudah bekerja akan memperoleh IPK lebih rendah dibandingkan orang yang belum bekerja. Berdasarkan nilai peluang dan nilai khi kuadrat hitung yang dihasilkan Tabel 8 yaitu 0,491 dan 3,416, didapatkan kesimpulan bahwa status pekerjaan tidak berpengaruh terhadap nilai IPK karena nilai peluang (0,491) > 0,05 dan nilai khi kuadrat hitung (3,416,) < nilai khi kuadrat tabel (9,4877). Dengan demikian tinggi rendahnya prestasi akademik mahasiswa tidak ditentukan oleh kondisi mahasiswa tersebut sudah bekerja atau belum. Tabel 8. Hasil Khi-Kuadrat Value Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

3,416(a) 3,685 ,075 109

Df

Asymp. Sig. (2-sided) 4 4

,491 ,450

1

,785

5 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,06

4. Asal Jurusan Diploma Mahasiswa yang menjadi responden penelitian ini sebagian besar berasal dari Perguruan Tinggi Negri (PTN), yaitu lulusan dari Program Diploma IPB. IPB mempunyai banyak Fakultas yang terdiri dari Jurusan yang memiliki dasar manajemen dan tidak. Berdasarkan

53

Tabel 9, dapat dilihat bahwa responden yang berasal dari Jurusan yang memiliki dasar manajemen dominan memiliki IPK dengan kisaran 2,00–2,74 (11,0%) dan persentase paling minimal adalah IPK dengan kisaran < 1.5, 1,50 < IPK < 2,00, 3,51–4,00 sebesar 1,8%. Responden yang berasal dari Jurusan non manajemen dominan pada IPK yang sama dengan respoden yang berasal dari Jurusan Manajemen, yaitu 2,00–2,74 (33%), sedangkan IPK yang paling sedikit berada pada kisaran 3,51–4,00 (4,6%). Tabel 9. Tabulasi silang antara asal jurusan Diploma dan nilai IPK IPK (Y) %

Asal Jurusan IPK

1,50
2,00-

<1,5

<2,00

2,75

2,76-3,50

3,51-4,00

Manajemen

B

1,8

1,8

11

10,1

1,8

26,6

Non Manajemen

3,7

8,3

33

25,7

2,8

73,4

5,5

10,1

44

35,8

4,6

100

Diploma (X4)

BTotal

Total

e rdasarkan nilai peluang dan nilai khi kuadrat hitung yang dihasilkan pada Tabel 10 yaitu 0,892 dan 1,113, didapat kesimpulan bahwa asal perguruan tinggi tidak berpengaruh terhadap nilai IPK karena nilai peluang (0,892) > 0,05 dan nilai khi kuadrat hitung (4,955) < nilai khi kuadrat hitung (9,4877). Dengan demikian tinggi rendahnya prestasi akademik mahasiswa tidak ditentukan oleh mahasiswa tersebut berasal dari jurusan Manajemen atau non Manajemen. Tabel 10. Hasil Uji Khi-Kuadrat Asymp. Sig. Value Pearson Chi-Square Likelihood Ratio

df

(2-sided)

1,113(a)

4

,892

1,102

4

,894

1

,617

Linear-by-Linear Association

,251

N of Valid Cases

109

5 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,33.

4.4.

Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Uji validitas dan reliabilitas ini menggunakan aturan dalam SEM dengan bantuan software LISREL, karena kecocokan model dalam metode SEM dapat langsung menjelaskan pengujian validitas

54

dan reliabilitas. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah peubah indikator mampu mengukur peubah laten. Menurut Ghozali dan Fuad (2005), kevaliditas pertanyaan yang merupakan peubah indikator dalam mengukur peubah laten tertentu dinilai dengan melihat apakah loading nyata p < 0,05) yang ditunjukkan oleh nilai t yang lebih besar dari [1,96]. Berdasarkan perhitungan, 14 peubah indikator mempunyai loading faktor yang nyata (Gambar 19), yaitu memiliki t lebih besar dari t kritis (1,96). Ini berarti ke 14 indikator tersebut valid. Terdapat satu peubah indikator yang tidak memiliki nilai loading faktor nyata yaitu Y1 (Nilai IPK) yaitu kurang dari 1,96. Nilai IPK ini diperoleh dari nilai IPK yang sedang diikuti dan dikonversi ke dalam skala Likert 1-5. Sebaran nilai IPK ini diperoleh menggunakan Quota sampling dengan tujuan mewakili populasi mahasiswa PSMPK. Akan tetapi walaupun Loading faktor dari peubah ini kurang dari nilai kritis, tetapi peubah ini tetap memberikan kontribusi positif terhadap nilai IPK, sehingga masih dapat tetap digunakan sebagai peubah indikator prestasi akademik. Hasil dari pengujian validitas dapat dilihat pada gambar berikut 19.

Gambar 19. Nilai uji nyata (Uji-t) Model Struktural

55

Uji reliabilitas juga dilakukan terhadap model struktural dalam penelitian ini untuk melihat kekonsistenan peubah indikator dalam mengukur peubah laten. Reliabilitas yang tinggi menunjukan bahwa indikator memiliki kekonsistenan yang tinggi dalam mengukur peubah laten. Pada penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan mengunakan jenis pengukuran construct reliability. Hasil perhitungan uji reliabilitas dapat dapat dilihat pada tabel 11. Tabel 11. Hasil perhitungan uji reliabilitas Peubah laten

Construct reliability

Motivasi

0,845

Prestasi akademik

0,917

Proses perhitungan construct reliability ini dapat dilihat pada Lampiran 4. Berdasarkan hasil yang didapatkan yaitu 0, 845 dan 0,917, dapat diketahui bahwa motivasi dan prestasi akademik memiliki nilai construct reliability yang baik. Nilai ini berada di atas 0,6 (Bagozzi dan Yi dalam Ghozali dan Fuad, 2005) 4.5. Analisis Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Prestasi Akademik 4.5.1. Analisis persepsi mahasiswa terhadap motivasi Motivasi merupakan input positif, bila dimaksimalkan oleh mahasiswa untuk mendapatkan prestasi yang baik. Oleh karena itu analisis persepsi mahasiswa terhadap motivasi perlu dilakukan untuk mengetahui sejauhmana mahasiswa menilai motivasi dan prestasi yang sekarang sedang dialami. Skala likert digunakan untuk melihat persepsi responden terhadap motivasi dan prestasi akademik. Nilai rentang skala (Rs) yang didapat adalah 0,8. Sedangkan untuk nilai skor rataan diperoleh dari jumlah skor nilai jawaban responden dibagi dengan jumlah responden. Berdasarkan

nilai

skor

rataan

tersebut,

maka

tanggapan/keputusan responden dapat dilihat pada Tabel 12.

posisi

56

Tabel 12. Posisi tanggapan/ keputusan responden skor nilai Tanggapan/ Keputusan Respnden 1,0-1,8 Sangat rendah 1,81-2,6 Rendah 2,61-3,4 Cukup 3,41-4,2 Tinggi 4,21-5,0 Sangat tinggi Posisi tersebut jika diinterpretasikan adalah : 1. Jika nilai skor rataan yang dihasilkan berada didalam rentang 1,0 – 1,8, maka motivasi dan prestasi akademik berada pada kondisi yang sangat rendah. 2. Jika nilai skor rataan yang dihasilkan berada didalam rentang 1,812,6, maka motivasi dan prestasi akademik berada pada kondisi yang rendah. 3. Jika nilai skor rataan yang dihasilkan berada didalam rentang 2,613,4, maka motivasi dan prestasi akademik berada pada kondisi cukup. 4. Jika nilai skor rataan yang dihasilkan berada didalam rentang 3,414,2, maka motivasi dan prestasi akademik berada pada kondisi tinggi. 5. Jika nilai skor rataan yang dihasilkan berada didalam rentang 4,215,0, maka motivasi dan prestasi akademik berada pada kondisi sangat tinggi. Analisis persepsi responden terhadap motivasi dilakukan berdasarkan faktor-faktor motivasi yaitu, tanggungjawab, kesadaran dalam menempuh pendidikan, minat terhadap ilmu yang dipelajari, orientasi dalam menempuh pendidikan, inisiatif dalam kegiatan perkuliahan, lingkungan sosial kampus, lingkungan sosial komunitas, lingkungan sosial keluarga, waktu perkuliahan pada malam hari, mutu dosen, metode kuliah yang digunakan, fasilitas perpustakaan dan banyak sks yang diambil. Masing-masing peubah tersebut terdiri dari dua sampai lima pertanyaan.

57

Tabel 13. Persepsi responden terhadap masalah tanggungjawab No Tanggungjawab 1 Tanggung jawab pada diri sendiri 2 Tanggung jawab pada keluarga

Skor Rataan 3,9 4,1

Keterangan Tinggi Tinggi

Berdasarkan Tabel 13, diketahui bahwa nilai skor rataan mengenai tanggungjawab kepada diri sendiri dan keluarga memiliki nilai sampai dengan tinggi. Dengan skor ini dapat dideskripsikan bahwa responden mempunyai persepsi bahwa tanggungjawab pada diri sendiri maupun keluarga mempunyai peran penting dalam mendapatkan prestasi yang baik, agar terdorong untuk berhasil dan sukses. Tabel 14. Persepsi responden terhadap masalah kesadaran dalam menempuh pendidikan No Kesadaran dalam menempuh pendidikan 1 Keinginan sendiri 2 Mengikuti perkuliahan

Skor Rataan 4,1 4,0

Keterangan Tinggi Tinggi

Tabel 14 menunjukan bahwa skor rataan responden mengenai kesadaran dalam mengikuti perkuliahan adalah tinggi. Responden mempunyai persepsi, untuk mendapatkan prestasi yang baik, maka dalam menjalani perkuliahan harus didasari atas keinginan pribadi dan responden merasa sadar bahwa sudah menjadi suatu kewajiban untuk mengikuti kuliah sesuai dengan dengan jadwal yang telah ditetapkan. Tabel 15. Persepsi responden terhadap masalah minat terhadap ilmu yang dipelajari No minat

terhadap ilmu yang dipelajari

1 2

Menyukai mata kuliah Minat belajar

Skor Rataan

Keterangan

3,5 2,9

Tinggi Cukup

Berkaitan dengan minat responden mengenai ilmu yang sedang dipelajari, ada dua hal yang sedikit berbeda. Tabel 15 menunjukan bahwa skor rataan responden mengenai menyukai mata kuliah yang sedang dipelajari adalah tinggi. Ini menjadi suatu tanda yang baik, karena semakin seseorang menyukai sesuatu maka akan mengusahakan yang terbaik untuk hal tersebut. Akan tetapi hal yang

58

sedikit berbeda terlihat bahwa minat belajar hanya ada pada tingkat yang cukup. Kemungkinan minat responden untuk belajar mengenai mata kuliah yang sedang diajarkan terbatas dalam kegiatan belajar mengajar di kampus, dengan kata lain minat untuk mempelajari mata kuliah diluar jam kuliah belum terlalu besar. Tabel 16. Persepsi responden terhadap masalah orientasi dalam menempuh pendidikan No 1 2

Orientasi dalam menempuh pendidikan Nilai baik dan cepat lulus Mengikuti situasi dan kondisi

Skor Rataan

Keterangan

4,3 3,1

Sangat tinggi Cukup

Berdasarkan Tabel 16, persepsi responden mengenai orientasi dalam menempuh pendidikan menunjukan bahwa responden mempunyai orientasi sangat tinggi untuk memperoleh nilai baik dan cepat lulus. Berkaitan dengan pencapaian prestasi yang harus mengikuti situasi dan kondisi memiliki skor cukup. Responden mempunyai persepsi bahwa hal tersebut cukup penting bila dihadapkan pada situasi tertentu. Tabel 17. Persepsi responden terhadap masalah inisiatif dalam kegiatan perkuliahan No 1 2 3 4

Inisiatif dalam kegiatan perkuliahan Kelengkapan catatan dan buku Aktif di kelas Mengerjakan tugas Belajar bersama

Skor Rataan 3.5 2.8 3.9 3.8

Keterangan Tinggi Cukup Tinggi Tinggi

Inisiatif mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan sangat penting untuk menunjang tercapainya prestasi yang baik. Pada Tabel 17, dapat diketahui bahwa inisiatif responden untuk mempunyai catatan kuliah maupun buku yang lengkap sangat tinggi. Responden memang dituntut untuk melakukan hal tersebut terutama pada waktu dilaksanakan ujian. Untuk mendapatkan prestasi yang baik, kelengkapan catatan ini sangat penting sekali. Inisiatif selanjutnya adalah mengenai kegiatan aktif dikelas. Aktif dikelas ini meliputi kegiatan tanya jawab maupun aktivitas kepemimpinan yang dilakukan mahasiswa.

59

Pada Tabel 17, diketahui bahwa aktivitas dikelas ini hanya memperoleh skor rataan cukup. Proses belajar mengajar yang efektif tentunya ditunjukan dengan adanya interaksi dua arah antara Dosen dan mahasiswa. Dengan melihar skor tersebut, maka penting untuk mahasiswa PSMPK untuk meningkatkan sifat aktif dikelas, agar proses pembelajaran lebih efektif dan prestasi yang baik dapat diperoleh. Kegiatan mengerjakan tugas dan belajar bersama mempunyai skor rataan dengan tingkat yang tinggi. Responden mempunyai tingkat kepentingan tinggi untuk dua hal ini karena kegiatan ini sangat menunjang prestasi yang diperoleh. Kegiatan mengerjakan tugas merupakan kegiatan wajib untuk mendapatkan tambahan nilai. Sedangkan belajar kelompok menjadi salah solusi untuk mengulang kembali mata kuliah yang kurang dimengerti, terutama menjelang kuis dan ujian. Tabel 18. Persepsi responden terhadap lingkungan sosial kampus No 1 2 3 4 5

Lingkungan Sosial Kampus Dukungan teman kuliah Kondisi perkuliahan Dukungan Dosen Dukungan Staff PSMPK Hubungan dengan staff PSMPK

Skor Rataan 3,9 3,9 3,5 3,3 2,9

Keterangan Tinggi Tinggi Cukup Cukup Cukup

Lingkungan sosial kampus meliputi teman, kondisi perkuliahan, dosen dan staff PSMPK. Berdasarkan Tabel 18, dapat diketahui bahwa skor rataan dengan tingkat yang tinggi ada pada dukungan teman kuliah dan kondisi perkuliahan. Secara psikologis, kegiatan pertemanan berpengaruh sangat besar pada pencapaian prestasi yang baik. Mahasiswa yang saling mendukung satu sama lain dalam kegiatan perkuliahan, baik pada saat jam kuliah maupun kegiatan mengerjakan tugas mempunyai peluang lebih besar dibandingkan dengan mahasiswa yang melakukan semua aktifitasnya sendirian. Kondisi perkuliahan yang nyaman baik dari sisi kondusif atau tidaknya kegiatan belajar mengajar maupun dukungan fasilitas kelas

60

dinilai oleh mahasiswa sebagai suatu kegiatan yang sangat berpengaruh. Dukungan dari Dosen dan staff PSMPK masing-masing memiliki skor rataan cukup dengan nilai 3,4 dan 3,3. Sedangkan untuk nilai skor rataan hubungan dengan staff PSMPK memiliki nilai cukup, tetapi nilai skor berada jauh di bawah kedua nilai tadi yaitu 2,9. Responden mempunyai persepsi bahwa dukungan dosen dan staff tersebut penting dan kondisi sekarang menunjukan bahwa dukungan tersebut sudah cukup. Berkaitan dengan hubungan dengan staff PSMPK, hubungan ini adalah sesuatu yang penting, karena proses selama perkuliahan berkaitan erat dengan staff PSMPK. Baiknya pelayanan yang diberikan staff PSMPK adalah sumber terciptanya hubungan yang baik antara mahasiswa dengan staff PSMPK. Adanya nilai skor rataan dengan nilai yang agak rendah menunjukan bahwa perlu adanya koreksi mengenai hubungan mahsiswa dengan staff PSMPK baik dari segi pelayanan maupun perilaku mahasiswa itu sendiri. Tabel 19. Persepsi responden terhadap lingkungan sosial komunitas No Lingkungan Sosial Komunitas Skor Rataan Keterangan 1

Lingkungan bermain/bekerja

3,7

Tinggi

2

Lingkungan bergaul

3,6

Tinggi

Lingkungan sosial komunitas merupakan lingkungan yang berada erat dengan mahasiswa setiap harinya. Bagi mahasiswa yang sudah bekerja, lingkungan tempat bekerja mempunyai porsi yang lebih besar dibandingkan dengan lingkungan lainnya. Sedangkan untuk mahasiswa yang belum bekerja, lingkungan bermain ini akan lebih besar dari lingkungan lainnya. Berkaitan dengan hal tersebut, terlihat pada Tabel 19, bahwa lingkungan bermain atau bekerja berpengaruh tinggi (3,7) dalam pencapaian prestasi yang baik. Lebih luasnya lagi, lingkungan bergaul responden sendiri mempunyai porsi tinggi (3,6) dalam pengaruhnya dengan prestasi yang dicapai.

61

Tabel 20. Persepsi responden terhadap lingkungan sosial keluarga No Lingkungan Sosial Keluarga Skor Rataan Keterangan 1

Interaksi dengan keluarga

4,1

Tinggi

2

Dorongan keluarga

4,4

Sangat tinggi

Keluarga memiliki pengaruh besar bagi kehidupan seseorang. Pembentukan karakter seseorang dimulai oleh keluarga. Berdasarkan Tabel 20, dapat diketahui bahwa lingkungan sosial keluarga mempunyai pengaruh sangat besar. Interaksi dengan keluarga mempunyai nilai tinggi (skor rataan 4,1). Dan dorongan dari keluarga memiliki skor sangat tinggi. Keluarga mempunyai potensi yang sangat besar untuk menentukan keberhasilan prestasi mahasiswa. Keluarga memberikan dukungan moril seperti kasih sayang dan semangat sehingga mahasiswa mempunyai keinginan kuat untuk membahagiakan orang tua dengan prestasi terbaik. Tabel 21. Persepsi responden terhadap waktu perkuliahan pada malam hari No

Waktu perkuliahan malam hari

Skor Rataan

Keterangan

1

Malam hari bukan hambatan Malam hari tetap dapat menerima materi dengan baik

3,1

Cukup

2,9

Cukup

2

Waktu perkuliahan yang digunakan oleh PSMPK dominan pada malam hari. Waktu kuliah menjadi atribut yang menarik untuk diteliti karena tidak semua kelas khusus menggunakan waktu perkuliahan pada malam hari. Apakah terdapat pengaruh waktu kuliah pada malam hari atau tidak, hal itu belum diketahui. Berdasarkan Tabel 21, dapat diketahui bahwa responden mempunyai persepsi bahwa malam hari cukup berpengaruh (skor 3,1 dan 2,9) terhadap pencapaian prestasi, tetapi malam hari bukan hambatan dan pada waktu malam hari responden masih dapat menerima materi kuliah dengan baik . Tabel 22. Persepsi responden terhadap mutu dosen No 1 2 3

Mutu dosen Tingkat pendidikan Kesesuaian latar pendidikan Dosen Karakter dan cara pengajaran Dosen

Skor Rataan 3,4 3,5 3,3

Keterangan Cukup Tinggi Cukup

62

Berdasarkan Tabel 22, dapat diketahui bahwa persepsi responden terhadap mutu dosen yang mempunyai tingkat paling tinggi adalah kesesuaian latar belakang pendidikan Dosen dengan mata kuliah yang diajarkan. Hal ini dapat dideskripsikan bahwa kesesuaian latar belakang pendidikan dosen berpengaruh tinggi (3,5) terhadap prestasi yang didapat mahasiswa. Untuk tingkat pendidikan, karakter dan cara pengajaran Dosen cukup berpengaruh (3,4 dan 3,3) terhadap prestasi yang diperoleh. Tabel 23. Persepsi responden terhadap metode kuliah yang digunakan Skor No Metode kuliah yang digunakan Rataan Keterangan Interaksi dua arah dan penggunaan 3,4 Cukup 1 contoh Kuliah yang menyenangkan dan tidak 2 4,0 Tinggi membosankan

Persepsi responden terhadap metode kuliah yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 23. Nilai skor rataan yang diperoleh untuk metode kuliah dua arah dan penggunaan contoh adalah 3,4, serta kuliah yang menyenangkan dan tidak membosankan mempunyai tingkat yang tinggi (4,0). Persepsi responden terhadap ke dua metode ini yaitu metode berpengaruh terhadap prestasi yang diperoleh. Tabel 24. Persepsi responden terhadap fasilitas perpustakaan No 1 2

Fasilitas perpustakaan Kelengkapan buku perpustakaan Buku sebagai sumber pembelajaran

Skor Rataan 3,3 3,5

Keterangan Cukup Tinggi

Berdasarkan Tabel 24, dapat diketahui bahwa responden mempunyai persepsi buku sebagai sumber pembelajaran yang berpengaruh terhadap prestasi yang didapatkan. Kelengkapan buku diperpustakaan adalah salah satu faktor yang harus diperhatikan. Berkaitan dengan kelengkapan buku yang ada diperpustakaan PSMPK, IPB, responden mempunyai persepsi bahwa kelengkapan buku cukup berpengaruh (3,3) dan persepsi responden mengenai buku sebagai sumber pembelajaran mempunyai pengaruh tinggi yaitu 3,5.

63

Tabel 25. Persepsi responden terhadap banyak sks yang diambil No 1 2

Jumlah sks yang diambil Pengaruh jumlah sks yang diambil

Skor Rataan 3,3

Keterangan Cukup

3,3

Cukup

Kesesuaian jumlah sks dengan ketentuan

Jumlah sks setiap responden biasanya berbeda-beda tergantung dari daftar mata kuliah yang harus diambil. Jumlah sks yang diambil berkisar dari 12 – 24 sks per semesternya. SKS yang diambil sangat dipengaruhi oleh jadwal mata kuliah yang dikeluarkan pada semester bersangkutan, karena tidak setiap semester semua mata kuliah dijadwalkan. Pada Tabel 25, dapat terlihat bahwa responden mempunyai persepsi bahwa jumlah sks cukup berpengaruh (3,3) terhadap prestasi yang diperoleh. Ketentuan pengambilan jumlah sks yang dibatasi oleh pihak manajemen dengan menggunakan syarat bahwa mahasiswa yang boleh mengambil 24 sks adalah mahasiswa yang mempunyai IPK di atas 2,75 merupakan salah satu contoh bentuk aturan yang digunakan untuk meningkatkan prestasi akademik mahasiswa. 4.5.2. Analisis persepsi mahasiswa terhadap prestasi akademik Analisis persepsi responden terhadap prestasi akademik dilakukan dengan melihat faktor prestasi akademik, yaitu nilai IPK. Persepsi mahasiswa mengenai hasil belajar yang telah didapatkan dijadikan peubah untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap prestasi akademik. Selain menggunakan nilai IPK asli, persepsi mengenai nilai IPK dapat menjelaskan lebih mendalam mengenai tingkat keberhasilan belajar berdasarkan penilaian responden itu sendiri. Hasil perhitungan skor rataan persepsi responden terhadap prestasi akademik dapat dilihat pada Tabel 26. Tabel 26. Persepsi responden terhadap IPK yang sedang diikuti No IPK yang sedang diikuti 1 Nilai IPK sesuai dengan target 2 Kepuasan terhadap nilai IPK

Skor Rataan 2,94 2,64

Keterangan Cukup Cukup

Nilai IPK yang diperoleh setiap semester adalah parameter dari keberhasilan proses pembelajaran yang telah dilakukan. Pada

64

Tabel 26, responden menyatakan bahwa nilai IPK yang telah diperoleh cukup sesuai dengan yang ditargetkan, dan tingkat kepuasan terhadap nilai IPK yang didapatkan cukup. Rendahnya kesesuaian antara target yang ditetapkan dengan nilai IPK yang didapatkan menyebabkan kurang puasnya mahasiswa akan nilai IPK yang didapatkan. 4.5.3.

Analisis pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi akademik Pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi akademik dalam penelitian ini dianalisis menggunakan model SEM. Peubah dalam penelitian ini terdiri dari peubah laten bebas dan peubah laten tidak bebas. Motivasi belajar (ξ) merupakan peubah laten bebas dan prestasi akademik (η) merupakan peubah laten tidak bebas. Peubah penelitian dan indikator-indikator yang diukur dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 27. Tabel 27. Peubah-peubah yang digunakan dalam penelitian Peubah penelitian Prestasi akademik(η)

Motivasi belajar (ξ)

1. IPK semester terakhir 2. Persepsi mengenai IPK

Nomor Pertanyaan 1.a 2.a. – 2.b.

1. Tanggung Jawab 2. Kesadaran dalam menempuh pendidikan 3. Minat terhadap ilmu yang dipelajari 4. Orientasi dalam menempuh pendidikan 5. Inisiatif dalam kegiatan perkuliahan 6. Lingkungan sosial kampus 7. Lingkungan sosial komunitas 8. Lingkungan sosial keluarga 9. Waktu perkuliahan pada malam hari 10. Mutu dosen 11. Metode kuliah yang digunakan 12. Fasilitas perpustakaan 13. Banyak sks yang diambil

1.a. – 1.b. 2.a. – 2.b. 3.a. – 3.b. 4.a. – 4.b. 5.a. – 5.d. 6.a. – 4.e. 7.a. – 7.b. 8.a. – 8.b. 9.a. – 9.b. 10.a. – 10.c. 11.a. – 11.b. 12.a. – 12.b. 13.a. – 13.b.

Indikator yang diukur

Analisis

SEM

ini

diantaranya bantuan software

memiliki

beberapa

keuntungan,

yang terdiri dari dua peubah

memungkinkan adanya asumsi-asumsi yang lebih fleksibel, penggunaan analisis analysis)

untuk

faktor

mengurangi

penegasan (confirmatory factor kesalahan pengukuran

dengan

65

memiliki banyak indikator dalam satu peubah laten, daya tarik interface pemodelan grafis untuk memudahkan pengguna membaca keluaran hasil analisis, kemungkinan adanya pengujian model secara keseluruhan dari pada koefesien-koefesien secara sendirisendiri dan kemampuan untuk membuat model gangguan kesalahan (error term). Nilai dari masing-masing pertanyaan diambil nilai mediannya. Pengambilan nilai median ini bertujuan untuk mendapatkan satu angka yang dapat mewakili setiap peubah indikator yang ada. Kemudian nilai tersebut diolah menggunakan software 8.72 yang membentuk diagram lintas model pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi akademik yang dapat dilihat pada Gambar 20.

Gambar 20. Diagram lintas model pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi akademik Uji kecocokan model pengaruh motivasi terhadap prestasi akademik ini dapat dilihat dari indeks kesesuaian dan cut-of-value yang umumnya digunakan. Nilai khi-kuadrat (χ2) digunakan untuk menguji seberapa dekat matriks hasil dugaan dengan matriks data asal. Semakin kecil nilai ukur ini, maka model yang digunakan semakin baik. Nilai χ2 yang diperoleh adalah 134,56, lebih besar dari nilai derajat bebas (degree of freedom) yaitu 89. Berdasarkan nilai χ2, dapat diketahui bahwa model tidak layak dalam mengepas data. Selanjutnya

66

dapat dilihat pada Lampiran 3, nilai GFI adalah 0,96 dengan kriteria batas minimal yang sering dijadikan acuan suatu model dikatakan layak yaitu 0,9. Ukuran ini menunjukan seberapa besar model mampu menerangkan keragaman data. Nilai AGFI yaitu 0.95, merupakan modifikasi dari GFI dengan mengakomodasi derajat bebas model dengan model lain yang dibandingkan. Nilai 0,8 sering dijadikan acuan suatu model dikatakan layak. Nilai Root RMSEA digunakan untuk mengukur kedekatan suatu model terhadap populasi dan menunjukan kecocokan model dengan data. Nilai RMSEA pada model ini, 0,069. Kecocokan model cukup jika besarnya RMSEA kurang dari atau sama dengan 0,08. Model ini masih reasonable sehingga model dikatakan layak. Secara umum model pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi akademik ini dapat diterima. Berdasarkan Gambar 20, dapat terlihat bahwa motivasi belajar memberikan pengaruh nyata terhadap prestasi akademik 0,47 (47%) dengan nilai t 6,75 (Gambar 19) pada taraf nyata lima persen (> 1,96). Hal ini menunjukan bahwa dalam keadaan optimal, setiap adanya peningkatan motivasi untuk belajar akan meningkatkan prestasi akademik sampai 0,47. Peningkatan motivasi, baik dari faktor internal maupun eksternal mahasiswa harus terus dilakukan agar prestasi akademik mahasiswa pun terus meningkat. Besarnya pengaruh motivasi terhadap prestasi akademik ini dikarenakan motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak dalam diri mahasiswa yang menimbulkan kegiatan belajar sehingga tujuan tercapai. Prestasi belajar menunjukkan suatu derajat keberhasilan seseorang dalam proses belajar untuk mencapai tujuan belajar. Prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya, baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu. a.

Peubah Laten Bebas Motivasi Belajar Peubah laten bebas motivasi belajar dibentuk oleh 13 indikator. Berdasarkan Gambar 19, semua peubah indikator yang diduga

67

berpengaruh mempunyai kontribusi positif terhadap motivasi. Besarnya pengaruh indikator dari yang paling besar ke yang paling kecil berturut-turut dapat dilihat pada Tabel 28. Tabel 28. Kontribusi indikator terhadap pembentukan motivasi belajar Peubah Bebas

Peubah Indikator

Motivasi

Kontribusi

Nilai t Hit

X13

Banyak sks yang diambl

0,55

7,75

X9

Waktu perkuliahan pada malam hari

0,55

7,64

X3

Minat terhadap ilmu yang dipelajari

0,49

7,17

X11

Metode kuliah yang digunakan

0,46

6,58

X12

Fasilitas perpustakaan

0,42

6,05

X6

Lingkungan sosial kampus

0,40

5,68

0,39

5,75

X2

Belajar (ξ)

Kesadaran dalam menempuh pendidikan

X10

Mutu dosen

0,39

5,63

X5

Inisiatif dalam kegiatan perkuliahan

0,35

5,11

X8

Lingkungan sosial keluarga

0,31

4,61

X1

Tanggung jawab

0,27

4,08

X4 X7

Orientasi dalam menempuh pendidikan Lingkungan sosial komunitas

0,24 0,20

3,57

3,07

1. Banyak sks yang diambil (X13) Banyak sks yang diambil memberikan kontribusi yang besar terhadap prestasi akademik mahasiswa yaitu 0,55 dengan pengaruh nyata pada nilai t 7,75 (> 1,96). Hipotesis awal diduga bahwa hasil yang didapatkan berpengaruh negatif dan nyata terhadap IPK, yaitu semakin banyak sks yang diambil dalam satu semester,

maka

semakin rendah IPK

mahasiswa.

Dalam

kenyataannya dapat disimpulkan bahwa banyaknya sks yang diambil berpengaruh positif terhadap prestasi akademik. Artinya, mahasiswa tetap mendapatkan prestasi baik, walaupun terdapat perbedaan jumlah sks yang diambil. Semakin banyak sks yang diambil, maka akan menjadi faktor pendukung mahasiswa untuk lebih cepat menyelesaikan studinya. Dengan demikian, jumlah sks

68

yang diambil setiap semester akan berpengaruh terhadap pencapaian prestasi akademik yang baik, jika mahasiswa sudah mempertimbangkan jumlah sks yang diambil sesuai dengan kemampuannya. 2. Waktu perkuliahan pada malam hari (X9) Waktu perkuliahan yang dilaksanakan PSMPK, Departemen Manajemen IPB dominan pada malam hari, yaitu pukul 19.0023.00. Waktu perkuliahan ini berbeda dengan Program Sarjana reguler yang dilaksanakan pada siang hari, tetapi untuk proses belajar mengajar maupun aturan lainnya memiliki kesamaan. Waktu perkuliahan pada malam hari memberikan kontribusi besar terhadap prestasi akademik mahasiswa, yaitu 0,55 dengan pengaruh nyata pada nilai t 7,64 (> 1,96). Hipotesis awal ditetapkan melalui FGD dengan beberapa mahasiswa PSMPK, diduga bahwa waktu perkuliahan pada malam hari berpengaruh negatif terhadap pencapaian prestasi akademik mahasiswa. Hal ini disebabkan

terdapatnya

kondisi

mahasiswa

yang

kurang

mendukung, seperti lelah dan ngantuk pada saat mengikuti perkuliahan. Berdasarkan hasil yang didapatkan, disimpulkan bahwa waktu perkuliahan pada malam hari berkontribusi besar dan berpengaruh positif terhadap peningkatan prestasi akademik mahasiswa. Artinya, waktu perkuliahan pada malam hari tidak menjadi hambatan mahasiswa untuk mendapatkan prestasi yang lebih baik, karena mahasiswa tetap menerima ilmu sebagaimana yang diajarkan oleh Dosen. Waktu perkuliahan pada malam hari adalah faktor eksternal mahasiswa. Waktu pembelajaran yang tersedia untuk program penyelenggaraan khusus merupakan penyesuaian waktu yang ada dengan pertimbangan dapat memenuhi kepentingan berbagai pihak. Bagi mahasiswa yang sudah bekerja, waktu perkuliahan pada

malam

hari

menjadi

alternatif

yang

cocok

untuk

69

mendapatkan pendidikan dengan mutu sama dengan pendidikan reguler yang dilakukan pada pagi hari sampai sore hari. 3. Minat terhadap ilmu yang dipelajari (X3) Minat terhadap ilmu yang dipelajari memberikan kontribusi besar terhadap prestasi akademik mahasiswa, yaitu 0,49 dengan pengaruh nyata pada nilai t 7,17 (> 1,96). Hal ini berarti peningkatan minat mahasiswa terhadap ilmu yang sedang dipelajari

menyebabkan

pengaruh

besar

terhadap

prestasi

akademik. Minat mahasiswa menyebabkan timbulnya keinginan untuk mempelajari kembali mata kuliah lebih mendalam, yaitu semakin besar minat mahasiswa terhadap mata kuliah yang dipelajari untuk belajar semakin tinggi Mahasiswa PSMPK berasal dari jurusan yang berbedabeda. Mahasiswa ini memilih melanjutkan perkuliahan pada Jurusan Manajemen, karena adanya minat untuk mendapatkan pengetahuan dalam bidang manajemen. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa minat terhadap ilmu yang dipelajari sudah dimiliki oleh mahasiswa sejak awal. 4. Metode kuliah yang digunakan (X11) Metode kuliah yang memiliki digunakan kontribusi cukup besar terhadap prestasi akademik mahasiswa, yaitu 0,46 dengan pengaruh nyata pada nilai t 6,58 (> 1,96). Mahasiswa cenderung menginginkan kondisi perkuliahan yang tercipta menyenangkan dan tidak membosankan. Kondisi tersebut menjadi kondisional, yaitu tergantung dari bagaimana metode yang digunakan oleh Dosen dalam menyampaikan materi. Metode interaksi dua arah antara dosen dan mahasiswa, pemberian contoh kasus dan adanya simulasi yang dilakukan di kelas menjadi alternatif yang dilakukan untuk menciptakan kondisi kondusif oleh Dosen. 5. Fasilitas perpustakaan (X12) Perpustakaan yang dapat diakses oleh mahasiswa PSMPK terdiri dari perpustakaan IPB (LSI), perpustakaan Fakultas

70

Ekonomi dan Manajemen, perpustakaan Departemen Manajemen dan Perpustakaan PSMPK, Departemen Manajemen IPB. Fasilitas perpustakaan memiliki kontribusi cukup besar terhadap prestasi akademik mahasiswa yaitu 0,42 dengan pengaruh nyata pada nilai t 6,05 (> 1,96). Hal ini berarti bahwa adanya kelengkapan literatur yang ada diperpustakaan akan berpengaruh pada prestasi mahasiswa. Literatur ini menjadi sumber informasi bagi mahasiswa. Perpustakaan yang paling mudah diakses dari segi jarak adalah perpustakaan PSMPK yang masih berlokasi di kampus Baranangsiang. Berkaitan dengan hal tersebut, maka ketersediaan literatur yang lengkap dan mendukung proses belajar mengajar di perpustakaan PSMPK diharapkan lebih ditingkatkan. Berbagai jenis buku terbaru yang senergis dengan kegiatan perkuliahan sudah seharusnya tersedia di perpustakaan ini. 6. Lingkungan sosial kampus (X6) Lingkungan sosial kampus meliputi hubungan mahasiswa dengan dosen, staf dan teman kuliah. Lingkungan sosial kampus memberikan

kontribusi

besar

terhadap

prestasi

akademik

mahasiswa, yaitu 0,40 dengan pengaruh nyata pada nilai t 5,68 (>1,96). Hal ini berarti bahwa adanya hubungan mahasiswa dengan

lingkungan

sosial

kampus

berpengaruh

terhadap

pencapaian prestasi yang baik. Mahasiswa yang mempunyai hubungan baik dengan dosen dapat dengan mudah berkonsultasi mengenai hal-hal yang kurang dipahami. Sedangkan teman kuliah merupakan hal yang paling erat, karena aktivitas mahasiswa di kampus paling banyak dilakukan dengan teman kuliah. Hubungan dengan staff PSMPK, yaitu dengan adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa dengan staff berkaitan dengan kepentingan yang ingin didapatkan oleh masing-masing pihak baik dalam kegiatan penyediaan informasi maupun pemenuhan kebutuhan akademik mahasiswa.

71

7. Kesadaran dalam menempuh pendidikan (X2) Kesadaran

dalam

menempuh

pendidikan

memiliki

kontribusi cukup besar terhadap prestasi akademik mahasiswa yaitu 0,39 dengan pengaruh nyata pada nilai t 5,75 (> 1,96). Kesadaran ini merupakan faktor internal dari dalam diri mahasiswa yang mempunyai kontribusi walaupun tidak terlalu besar. Kesadaran ini sudah menjadi bagian dari dalam diri mahasiswa, seiring dengan adanya orientasi dan inisiatif dalam mengikuti kegiatan perkuliahan. 8. Mutu dosen (X10) Mutu dosen memiliki kontribusi cukup besar terhadap prestasi akademik mahasiswa yaitu 0,39 yang memiliki pengaruh nyata dengan nilai t 6,63 (>1,96). Staff pengajar PSMPK merupakan staff pengajar yang sudah berpengalaman dengan rataan tingkat pendidikan minimal S2. Latar belakang pendidikan staff pengajar PSMPK adalah dari bidang manajemen. Staff pengajar mempunyai Karakter dan cara pengajaran tersendiri. Dapat disimpulkan bahwa mutu dosen ini berpengaruh pada pencapaian prestasi akademik mahasiswa. 9. Inisiatif dalam kegiatan perkuliahan (X5) Inisiatif

dalam

kegiatan

perkuliahan

memberikan

kontribusi yang besar terhadap prestasi akademik mahasiswa, yaitu 0,35 dengan pengaruh nyata pada nilai t 5,11 (> 1,96). Inisiatif menunjukan aktivitas mahasiswa selama mengikuti perkuliahan. Kelengkapan catatan dan buku , aktif tidaknya mahasiswa di kelas , keaktifan mahasiswa dalam mengerjakan tugas dan kegiatan mahasiswa untuk belajar bersama merupakan beberapa contoh inisiatif yang dimiliki mahasiswa dalam mengikuti

perkuliahan.

Semakin

meningkatnya

inisiatif

mahasiswa, maka dapat dipastikan bahwa prestasi akademik yang diperoleh meningkat pula.

72

10. Lingkungan sosial keluarga (X8) Lingkungan sosial keluarga memiliki kontribusi cukup besar terhadap prestasi akademik mahasiswa, yaitu 0,31 dengan pengaruh nyata pada nilai t 4,61 (> 1,96). Sebagian besar mahasiswa PSMPK berasal dari luar daerah Bogor, sehingga tidak secara langsung berinteraksi dengan keluarga. Walaupun tidak secara langsung berinteraki setiap hari, keluarga biasanya selalu memberikan dukungan moril dan materil. Jadi, lingkungan keluarga yang berada dekat ataupun jauh tetap berpengaruh terhadap pencapaian prestasi mahasiswa. 11. Tanggung jawab (X1) Tanggung jawab memiliki kontribusi cukup besar terhadap prestasi akademik mahasiswa yaitu 0,27 dengan pengaruh nyata pada nilai t 4,08 (> 1,96). Seperti halnya kesadaran dalam menempuh pendidikan, tanggungjawab merupakan faktor internal mahasiswa. Rasa tanggungjawab ini terbentuk seiring berjalannya orientasi mahasiswa untuk mendapatkan prestasi terbaik dan menyelesaikan

studi,

sehingga

memperoleh

gelar

S1.

Tanggungjawab kepada diri sendiri dan keluarga mempunyai pengaruh bagi mahasiswa untuk mendapatkan prestasi akademik yang baik 12. Orientasi dalam menempuh pendidikan (X4) Orientasi dalam menempuh pendidikan memberikan kontribusi yang sama besarnya dengan minat terhadap ilmu yang dipelajari terhadap prestasi akademik mahasiswa yaitu 0,24 dengan pengaruh nyata pada nilai t 3,57 (> 1,96). Hal ini berarti peningkatan

orientasi

dalam

menempuh

pendidikan

menyebabkan pengaruh besar terhadap prestasi akademik. Orientasi yang dimiliki mahasiswa dalam menempuh pendidikan di PSMPK ini adalah mendapatkan nilai IPK yang baik dan dapat menyelesaikan studi dengan cepat. Mahasiswa yang

73

mempunyai orientasi ini menuntut dirinya sendiri untuk berusaha lebih keras untuk dapat mencapai apa yang telah ditargetkan. 13. Lingkungan sosial komunitas (X7) Lingkungan sosial komunitas memiliki kontribusi paling rendah

tetapi

cukup

besar

terhadap

prestasi

akademik

mahasiswa, yaitu 0,20 dengan pengaruh nyata pada nilai t 3,07 (> 1,96). Hal ini dapat diartikan bahwa lingkungan komunitas masih berpengaruh terhadap prestasi akademik. Lingkungan komunitas biasanya dipergunakan untuk hal-hal yang tidak berkaitan dengan kegiatan perkuliahan. Bagi yang sudah bekerja lingkungan komunitas ini dominan adalah lingkungan kerja dan bagi mahasiswa yang belum bekerja lingkungan komunitas ini biasanya adalah lingkungan bermain atau organisasi tertentu. Lingkungan sosial komunitas ini dapat menjadi sumber motivasi bagi mahasiswa. b. Peubah Laten Terikat Prestasi Akademik Peubah laten terikat prestasi akademik dibentuk oleh dua peubah indikator, yaitu nilai IPK dan persepsi terhadap nilai IPK. Berdasarkan Gambar 19, peningkatan prestasi yang diharapkan terkait dengan adanya fakor motivasi secara berturut-turut dapat dilihat pada Tabel 29. Tabel 29. Peningkatan prestasi akademik yang diharapkan dengan adanya pendukung berupa motivasi Peubah Tidak bebas Prestasi Akademik (

1.

Peubah indikator

Kontribusi

Y1. Persepsi terhadap nilai IPK

1,10

Y2. Nilai IPK

0,59

Persepsi terhadap nilai IPK (Y1) Persepsi terhadap nilai IPK merupakan penilaian mahasiswa mengenai nilai yang mereka dapatkan. Hal ini terkait dengan target yang telah ditetapkan maupun rasa kepuasan yang mahasiswa rasakan. Kepuasan terhadap nilai IPK mendapatkan

74

kontribusi dalam membentuk prestasi akademik 1,10 dengan pengaruh nyata pada nilai t 2,41 (> 1,96). Kepuasan diperoleh dari usaha yang telah dilakukan. Mahasiswa cenderung merasa puas dengan apa yang didapatkan jika merasa bahwa apa yang didapatkan sesuai dengan

yang diusahakan.

Ini

berarti

mahasiswa mempunyai tingkat kepuasan yang berbeda jika dihadapkan pada suatu kondisi yang sama. Tetapi, penetapan target mahasiswa dalam pencapaian prestasi yang baik adalah langkah awal yang harus benar-benar dilakukan mahasiswa agar mereka mempunyai tujuan yang jelas dalam mengikuti kegiatan perkuliahan di PSMPK. 2.

Nilai IPK (Y1.1) Nilai IPK mendapatkan kontribusi dalam membentuk prestasi akademik 0,59. Kontribusi nilai IPK terhadap prestasi akademik menjadi penting, karena nilai IPK merupakan parameter terukur yang diketahui dengan mudah untuk menilai keberhasilan studi mahasiswa. Berdasarkan aturan IPB, salah satu syarat kelulusan program pendidikan sarjana, mahasiswa meraih IPK ≥ 2,00 dan tanpa huruf mutu E.

4.6. Implikasi Manajerial Hasil dari penelitian menunjukan bahwa peubah karakteristik mahasiswa tidak berpengaruh nyata terhadap prestasi akademik mahasiswa, sedangkan semua peubah motivasi belajar berpengaruh positif terhadap prestasi akademik mahasiswa. Oleh karena itu, pihak manajemen PSMPK, perlu memperhatikan kembali proses penyeleksian awal bagi calon mahasiswa PSMPK, dengan mempertimbangkan motivasi calon mahasiswa yang akan masuk program ini. Mahasiswa yang mempunyai motivasi yang baik pada saat masuk program PSMPK diharapkan mempunyai potensi untuk terus meningkatkan motivasi dalam dirinya disamping adanya motivasi dari luar individu yang akan tercipta di lingkungan luar

75

maupun lingkungan kampus. Implikasi Manajerial yang dapat dilakukan untuk meningkatkan prestasi akademik ini adalah : a. Karakteritik mahasiswa Keragaman

karakteristik

mahasiswa

yang

diduga

berpengaruh dalam penelitian ini menunjukan hasil tidak berpengaruh nyata. Dengan demikian mahasiswa mempunyai peluang sama untuk memperoleh prestasi akademik sesuai dengan tujuan yang ditetapkan tanpa memperhatikan apakah mahasiswa adalah usia, jenis kelamin, kesesuaian program Diploma dan status bekerja. Peningkatan prestasi akademik yang dimiliki mahasiswa ini tergantung dari motivasi mahasiswa itu sendiri. b. Motivasi belajar. Mahasiswa mempunyai persepsi mengenai motivasi dan prestasi yang berbeda-beda. Rataan mahasiswa mempunyai persepsi bahwa hasil yang mereka dapatkan untuk saat ini adalah cukup. Berkaitan dengan hal ini, masih terdapat potensi dari mahasiswa untuk meningkatkan prestasi akademik sehingga ke depannya prestasi yang didapatkan mencapai target bahkan melebihi target yang ditetapkan sebelumnya. Pencapaian prestasi akademik yang baik ini, dipengaruhi oleh faktor motivasi. Berikut ini implikasi manajerial untuk peningkatan motivasi mahasiswa : 1. Banyak sks yang diambil Penentuan Jumlah sks yang diambil oleh mahasiswa setiap semester dapat disesuaikan dengan kapasitas dan latar belakang pendidikan mahasiswa, sehingga pada semester pertama mahasiswa dapat mengambil lebih dari 18 sks. Hal ini tidak menjadi hambatan selama jumlah sks yang diambil sesuai dengan kemampuan mahasiswa. Selanjutnya bagi pemula atau mahasiswa yang memiliki IPK < 2,00 jumlah sks yang diambil sebaiknya lebih sedikit (17 sks).

76

Peningkatan jumlah sks sesuai dengan IPK dapat dilakukan dengan jumlah sks berikut ini : 19-21 sks untuk IPK 2,002,75 dan 23-25 SKS untuk IPK 2,76-4,00 2. Waktu perkuliahan pada malam hari Waktu pekuliahan pada malam hari bukan hambatan bagi mahasiswa untuk memperoleh prestasi akademik yang baik. Dalam hal ini penggunaan waktu kuliah malam hari tetap jadi pilihan efektif dalam penyelenggaraan perkuliahan program khusus S1. Waktu perkuliahan yaitu dilakukan pada pukul 19.00-23.00, dengan ketentuan mencakup jam kuliah dan praktikum. 3. Minat terhadap ilmu yang dipelajari Suatu kegiatan berjalan lancar, jika terdapat atau timbul minat yang besar. Dalam proses belajar, aktifitas belajar mahasiswa ditentukan oleh minatnya terhadap pelajaran yang dihadapi. Semakin besar minat mahasiswa terhadap sesuatu obyek belajar, semakin baik aktifitas belajarnya, dan juga sebaliknya. Adapun cara untuk membangkitkan minat seseorang dapat dilakukan usaha-usaha berikut : (a) membangkitkan suatu kebutuhan, misalnya kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan, pengakuan dan lain sebagainya: (b) menghubungkan dengan pengalaman-pengalaman masa lampau,

dan

(c)

membangkitkan

kesempatan

untuk

mendapatkan hasil yang baik atau mengetahui sukses yang diperoleh individu, karena menimbulkan rasa puas dan menimbulkan minat lebih besar. 4. Metode kuliah yang digunakan Proses belajar mengajar efektif adalah kemampuan untuk menghasilkan perubahan yang diharapkan dari kemampuan dan persepsi mahasiswa. Proses belajar mengajar efektif tergantung

pada

pemilihan

dan

penggunaan

metode

pembelajaran yang sesuai dengan tujuan proses belajar

77

mengajar. Dosen perlu lebih akrab dengan mahasiswa untuk mengintensifkan interaksi antara dosen dengan mahasiswa dan interaksi antar mahasiswa itu sendiri, sehingga iklim kelas jadi kondusif dalam situasi yang menyenangkan dan kondusif. 5. Fasilitas perpustakaan Peningkatan fasilitas dan literatur diperpustakaan dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan prestasi akademik yang baik. Peningkatan fasilitas dalam bentuk pengadaan buku-buku yang relevan dengan mata kuliah yang diajarkan dan pengadaan handout mata kuliah dalam bentuk hardcopy maupun soft copy. 6. Kesadaran dalam menempuh pendidikan Pencapaian prestasi yang baik harus seiring dengan usaha yang dilakukan oleh mahasiswa. Salah satu faktor yang berasal dari diri mahasiswa ini adalah kesadaran dalam menempuh pendidikan. Salah satu pembangkit kesadaran dalam menempuh pendidikan adalah memberikan pelatihanpelatihan seperti pelatihan motivasi dan melakukan test finger print untuk mengetahui blue print diri pribadi mahsisiwa sehingga mahasiswa mengetahui dengan tepat apa yang menjadi tujuan hidupnya. 7. Lingkungan sosial kampus Lingkungan sosial kampus merupakan lingkungan sosial yang paling berpengaruh terhadap pencapaian prestasi akademik, maka pihak Manajemen PSMPK, Dosen, Staff maupun mahasiswa sudah seharusnya mempunyai hubungan yang baik. Pihak PSMPK menjadi fasilitator bagi mahasiswa sebagai penghubung dengan Dosen dan merupakan pihak penyedia informasi seputar kegiatan perkuliahan. Salah satu bentuk

kegiatan

lingkungan

sosial

untuk

peningkatan

kampus

adalah

prestasi

adanya

dalam

kompetisi.

78

Kompetisi ini suatu upaya untuk membangkitan motivasi dengan cara memacu seseorang berprestasi lebih baik, karena prestasi yang dicapai tersaingi oleh prestasi yang lain. Persaingan mencakup dua hal yaitu, persaingan dengan prestasi sendiri dan persaingan dengan prestasi orang lain. Persaingan dengan prestasi sendiri membandingkan prestasi yang

diperoleh

dengan

prestasi

yang

telah

dicapai

sebelumnya. Sedangkan persaingan dengan orang lain, adalah membandingkan prestasi yang dicapai dengan prestasi orang lain. Dengan persaingan dalam arti yang sehat, individu akan merasa tersaingi dan akan lebih memacu dirinya untuk berprestasi sebaik-baiknya. Dengan demikian, motivasi dan usaha untuk mencapai tujuannya akan semakin kuat. Dosen maupun pihak PSMPK dapat memberikan reward kepada mahasiswa dalam bentuk apapun sebagai bagian dari kegiatan ini. 8. Mutu dosen Dosen yang mengajar pada pada program PSMPK adalah dosen-dosen berpengalaman dalam bidang manajamen. Dalam mengikuti perkembangan jaman, mutu dosen dituntut untuk terus ditingkatkan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara Dosen

mengikuti

berbagai

pelatihan

dalam

bidang

manajemen maupun melanjutkan pendidikan ke tingkatan yang lebih tinggi untuk dosen-dosen tertentu. 9. Inisiatif dalam kegiatan perkuliahan Inisiatif mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, yaitu aktif untuk memiliki catatan khusus yang dapat dipahami oleh dirinya sendiri, minimal berisi data

(isi nama kuliah, dosen,

tanggal), pokok-pokok kuliah (isi dengan pokok-pokok dan prinsip-prinsip yang khusus dibahas dalam perkuliahan secara garis besar dan singkat), tujuan kuliah (isi dengan

79

kesimpulan atau kita merumuskan apa yang menurut penangkapan kita menjadi tujuan khusus dari kuliah yang diberikan oleh dosen yang bersangkutan) dan kesimpulan kuliah (mahasiswa mencoba menilai apakah terdapat hubungan antara tujuan kuliah dengan bahan materi yang dibahas). Selain itu mahasiswa harus berusaha mengajukan pendapat atau bertanya bila ada yang tidak sesuai atau ada yang ingin di pertanyakan agar tidak menjadi pertanyaan yang tersimpan di hati dan usahakan tidak puas dengan jawaban dari dosen (mencoba mencari referensi-referensi lain dari buku atau ahlinya). 10. Lingkungan sosial keluarga Sebagian besar mahasiswa PSMPK tinggal berjauhan dengan orang tua maupun keluarga. Mahasiswa diharapkan memiliki hubungan yang baik dan terus berinteraksi dengan orangtua karena

orang

tua

adalah

lingkungan

pertama

yang

membentuk karakter dirinya. 11. Orientasi dalam menempuh pendidikan Mahasiswa dituntut untuk memiliki orientasi yang jelas dalam menempuh pendidikan, karena mendapatkan Gelar S1, juga

memiliki

orientasi

untuk

mendapatkan

ilmu

pengetahuan yang bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain. Pembangkit terbentuknya tujuan ini dapat ditunjang oleh berbagai kegiatan pelatihan motivasi yang dilakukan pada awal semester sebagai dasar untuk membentuk orientasi yang jelas maupun pertengahan semester untuk menjaga orientasi mahasiswa untuk tetap melakukan aktivitasnya sesuai dengan orientasi yang ditetapkan. 12. Tanggungjawab Bentuk tanggungjawab lahir dari dalam diri mahasiswa pribadi. Rasa bertanggungjawab kepada diri sendiri, keluarga maupun

almamater

diwujudkan

mahasiswa

dengan

80

melakukan usaha yang terbaik dalam menyelesaikan setiap masalah yang dihadapi. Sosialisasi mengenai prestasi akademik mahasiswa yang disajikan secara komunikatif dan adanya tindak lanjut berupa kemudahan untuk mendapatkan berbagai pelayanan dalam kegiatan akademik diharapkan dapat

menjadi

pendorong

untuk

meningkatkan

tanggungjawab mahasiswa berprestasi baik. 13. Lingkungan sosial komunitas Lingkungan berpengaruh besar terhadap pembentukan perilaku seseorang. Bagi mahasiswa, lingkungan komunitas yang dapat meningkatkan prestasi adalah lingkungan yang mendorongnya untuk selalu belajar, memberikan support positif, pola pergaulan yang sehat dan tidak lepas dari nilainilai spiritual keagamaan.

81

KESIMPULAN DAN SARAN 1.

Kesimpulan a. Karakteristik mahasiswa yang terdiri dari usia, jenis kelamin, status bekerja dan asal perguruan tinggi, tidak berpengaruh terhadap prestasi akademik mahasiswa PSMPK, FEM IPB. b. Motivasi belajar dapat meningkatkan prestasi akademik 0,47 (47 %). Urutan motivasi belajar yang mempunyai pengaruh paling besar ke yang paling kecil adalah banyak sks yang diambil, waktu perkuliahan pada malam hari, minat terhadap ilmu yang dipelajari, metode kuliah yang digunakan, fasilitas perpustakaan, lingkungan sosial kampus, kesadaran dalam menempuh pendidikan, mutu dosen, inisiatif dalam kegiatan perkuliahan, lingkungan sosial keluarga, tanggungjawab, orientasi dalam menempuh pendidikan dan lingkungan sosial komunitas. c. Implikasi manajerial yang dapat dilakukan adalah berkaitan dengan besarnya pengaruh yang diberikan oleh motivasi, maka mahasiswa maupun pihak PSMPK perlu terus meningkatkan motivasi belajar, baik secara internal maupun eksternal. Cara internal yang dapat dilakukan adalah

membangkitkan

minat

mahasiswa

dari

segi

kebutuhan,

menghubungkan dengan pengalaman-pengalaman masa lampau dan membangkitkan kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik, pencapaian prestasi yang baik harus seiring dengan usaha yang dilakukan oleh mahasiswa, memberikan motivasi dan melakukan test finger print untuk mengetahui blue print diri pribadi mahasiswa, sehingga mahasiswa mengetahui dengan persis apa yang menjadi tujuan hidupnya, mahasiswa dipupuk untuk memiliki inisiatif yang tinggi dalam mengikuti perkuliahan, mahasiswa dituntut untuk memiliki orientasi yang jelas dalam menempuh pendidikan, tanggungjawab kepada diri sendiri, keluarga maupun almamater diwujudkan mahasiswa dengan melakukan usaha yang terbaik dalam menyelesaikan setiap masalah yang dihadapi. Cara eksternal yang dilakukan seperti penentuan jumlah sks yang diambil oleh mahasiswa setiap semester dapat disesuaikan dengan kapasitas dan latar belakang

82

pendidikan mahasiswa, penggunaan waktu kuliah malam hari tetap jadi pilihan yang efektif dalam penyelenggaraan perkuliahan program khusus S1, pemilihan dan penggunaan metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan proses belajar mengajar, peningkatan fasilitas perpustakaan yaitu dalam bentuk pengadaan buku-buku yang relevan dengan mata kuliah yang diajarkan dan pengadaan handout mata kuliah dalam bentuk hardcopy maupun soft copy, pihak Manajemen PSMPK, Dosen, Staff maupun mahasiswa sudah seharusnya mempunyai hubungan yang baik, peningkatan mutu dosen, mahasiswa diharapkan memiliki hubungan yang baik dan terus berinteraksi dengan orangtua sebagai lingkungan pertama yang membentuk karakter dirinya, lingkungan komunitas yang dapat meningkatkan prestasi adalah lingkungan yang mendorong mereka untuk selalu belajar, memberikan support positif, pola pergaulan yang sehat dan tidak lepas dari nilai-nilai spiritual keagamaan. 2.

Saran a. Saran bagi Pihak PSMPK diharapkan memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prestasi akademik mahasiswa, yaitu mengenai motivasi belajar baik faktor internal (tanggungjawab, kesadaran dalam menempuh pendidikan, minat terhadap ilmu yang dipelajari, orientasi dalam menempuh pendidikan dan inisiatif dalam kegiatan perkuliahan) maupun eksternal (lingkungan sosial kampus,

lingkungan sosial

komunitas, lingkungan sosial keluarga, waktu perkuliahan pada malam hari, mutu dosen, metode kuliah yang digunakan dan fasilitas perpustakaan, banyak sks yang diambil) b. Penelitian lanjutan dapat menambahkan peubah-peubah lain seperti penghasilan orang tua, sumber daya fisik dan test masuk.

83

DAFTAR PUSTAKA Aryani, Y. 2008. Analisis Pengaruh Sistem Promosi Jabatan Terhadap Kinerja Karyawan pada Divisi Human Resources & General Affairs PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk Citeureup. Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Baharuddin dan E. N.Wahyuni. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Ar-ruzz Media. Jogjakarta. Barus, E. F. S. 2008. Analisis Referensi Calon Konsumen Terhadap Atribut Jasa Program Sarjana Penyelenggaraan Khusus (Studi Kasus Program Diploma di Kotamadya Bogor). Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Bollen, K. A. 1989. Structural Equation with Latent Variable. John Whiley & Sons, New York. Bukit, E. D. A. 2006. Faktor-faktor panghambat komunikasi mahasiswa dengan Dosen Pembimbing Skripsi (Kasus Mahasiswa S1 Fakultas Peternakan Indtitut Pertanian Bogor). Skripsi pada Departemen Sosial Ekonomi dan Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Bogor Desiyani, F. 2003. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi dan Sikap Mahasiswa TPB tentang Kepemimpinan Laki-Laki dan Perempuan: Suatu Pendekatan Analisis Gender. Skripsi pada Jurusan Gizi Masyarakat. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Ginting, C. 2003. Kiat Belajar di Perguruan Tinggi. PT Garsindo, Jakarta. Ghozali, I dan Fuad. 2005. Structural Equation Modelling. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang Hamalik, O. 2005. Proses Belajar Mengajar. PT Bumi Aksara, Jakarta. Harun, C. Z. 2004. Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia Melalui Pendidikan Merupakan Kunci Keberhasilan Suatu Lembaga di Era Globalisasi dan Otonomi Daerah. www.depdinas.go.id. Heryani, D.R. 2008. Karakteristik Wirausaha. http://dhienar.files.wordpress.com/2008/11/karakteristik.ppt.[26 Juli 2009] Hasbullah. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

84

Hutagalung, L. 2005. Kajian terhadap Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi kerja Karyawan pada Industri Kecil. Skripsi pada Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Indriyanto, B. 2005. Sumber Daya Pendidikan : Rektualisasi pasal 1 (ayat 10) Undang-Undang No 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. www.depdiknas.go.id Mulyono, Y. 2006. Prosiding Lokakarya Mengelola Universitas yang Sukses. Forum HEDS & PKS-PTN Wilayah Barat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Jakarta. Purwanto, M. N. 2000. Psikologi Pendidikan. PT Remaja Rosdakarya, Bandung. Sardiman, A.M. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Rajagrafindo Persada, Jakarta. Simamora, B. 2002. Panduan Riset Perilaku Konsumen. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Singarimbun, M dan Effendi. 1989. Metode Penelitian Survey. PT Pustaka LP3ES Indonesia. Anggota IKAPI, Jakarta. Suryabrata, S. 2005. Psikologi Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta Suciyati dan Irawan, P. 2006. Teori Belajar dan Motivasi: Teori Motivasi dan Penerapannya dalam Pembelajaran. Universitas Terbuka (PAU-PPAI-UT). Jakarta. Sudijono, A. 2006. Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT Rajagrafindo Persada, Jakarta. Sumanto, wasty. 2006. Psikologi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta. Syafaruddin, 2002. Manajemen Mutu terpadu dan Pendidikan: Konsep Strategi, dan Apilkasi. PT Gasindo, Jakarta. Syafrudin. 2006. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Studi Mahasiswa Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis Institut Pertanian Bogor (Pendekatan Model Persamaan Struktural). Skripsi pada Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Syah, M. 2006. Psikologi Belajar. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

85

Umar, H., 2001. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. RajaGrafindo Persada. Jakarta Yulianti, Y. 2007. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Akademik Mahasiswa Magister Manajemen Agribisnis Institut Pertanian Bogor. Skripsi pada Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian, Institut pertanian Bogor, Bogor. Yusniati, R. 2008. Lingkungan Sosial dan Motivasi belajar dalam Pencapaian Prestasi Akademik Mahasiswa (Kasus Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama Institut Pertanian Bogor Tahun Ajaran 2007/2008). Skripsi pada Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

LAMPIRAN

86

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

Karakteritik Mahasiswa, Motivasi Belajar dan Prestasi Akademik No Kuesioner :

PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR Dengan Hormat, Saya mahasiswa Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor sedang melakukan penelitian yang berjudul “ Pengaruh Karakteristik Mahasiswa dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Akademik (Kasus Mahasiswa Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor) “. Oleh Anita Yulianti/ H24076014. Semua Informasi dari hasil kuesioner ini bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk kepentingan akademik. Atas kerjasama Anda, Saya ucapkan terima kasih. KUESIONER INI DIISI OLEH MAHASISWA PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS (PSMPK) YANG TELAH MENGIKUTI PERKULIAHAN MINIMAL 2 SEMESTER ( 1 TAHUN) Isilah titik-titik di bawah ini dengan memberi tanda silang ( X ) sesuai dengan jawaban Anda ! Identitas Responden 1. Nama : ……………………………………. 2. Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan 3. Umur : ……………Tahun 4. Alamat : ................................................................................. 5. Status : a. Menikah b. Tidak Menikah d. Janda/duda 6. Asal Diploma : ……………............................................................. 7. IPK Diploma : ................................................................................ 8. IPK Semester yang sedang diikuti : ..................... 9. Jumlah SKS :...................... 10 Masa kuliah (+/-) : …………… Semester 11. Jumlah jam belajar harian : ……………. Jam 12. Jumlah jam belajar menjelang ujian : ……………. Jam 13. Pemasukan/bulan :.........................................................Rupiah a. Kurang dari Rp. 500.000 d. Rp. 3.000.000 - 5.000.000 b. Rp. 500.000 – 1.000.000 e. Lebih dari Rp. 5.000.000, (sebutkan) c. Rp. 1.000.000 – 3.000.000 PETUNJUK PENGISIAN  Berilah tanda checklist ( V ) pada kotak jawaban yang sesuai dengan pilihan anda  Keterangan : STS = Sangat Tidak Setuju S = Setuju TS = Tidak Setuju SS = Sangat Setuju AS = Agak Setuju

87 Lanjutan Lampiran 1

A. MOTIVASI BELAJAR No

Pernyataan

A

Faktor Internal

1

Tanggung jawab a. Saya mempunyai tanggungjawab kepada diri sendiri untuk berprestasi dalam kuliah

2

3

4

5

B 1

b. Saya mempunyai tanggungjawab kepada keluarga untuk berprestasi dalam kuliah Kesadaran dalam menempuh pendidikan a. Saya kuliah di PSMPK atas keinginan sendiri b. Saya mempunyai kesadaran untuk mengikuti perkuliahan sesuai dengan yang dijadwalkan Minat terhadap ilmu yang dipelajari a. Saya menyukai mata kuliah yang ada di program ini b. Semua mata kuliah di program ini membuat saya tertarik untuk selalu belajar

Orientasi dalam menempuh pendidikan a. Saya telah berusaha untuk mendapatkan nilai-nilai yang baik dan berusaha cepat lulus b. Saya merasa cukup dengan nilai yang saya dapatkan dan cepat lambatnya kelulusan disesuaikan dengan situasi dan kondisi Inisiatif dalam kegiatan perkuliahan a. Saya selalu melengkapi catatan kuliah maupun buku-buku untuk mata kuliah yang saya ikuti b. Saya aktif bertanya di kelas untuk meningkatkan pemahaman saya dalam belajar c. Saya selalu mengerjakan tugas jika terdapat tugas dalam mata kuliah yang sedang saya ikuti d. Saya mengikuti belajar bersama untuk meningkatkan pemahaman saya Faktor Eksternal Lingkungan sosial kampus a. Teman kuliah mendukung kondisi pembelajaran yang baik untuk saya b. Kondisi perkuliahan terasa nyaman dan mendukung karena saya berhubungan baik dengan teman kuliah c. Dosen mendukung kondisi pembelajaran yang baik untuk saya d. Kondisi perkuliahan terasa nyaman dan mendukung karena saya berhubungan baik dengan Dosen e. Staff PSMPK mendukung kondisi pembelajaran yang baik untuk saya f. Kondisi perkuliahan terasa nyaman dan mendukung karena saya berhubungan baik dengan Staff PSMPK

Alternatif Jawaban

STS

TS

AS

S

SS

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

88

Lanjutan Lampiran 1 No 2

Pernyataan

Alternatif Jawaban

Lingkungan sosial komunitas

STS

TS

AS

S

SS

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

a. Lingkungan bermain/bekerja mendukung saya untuk giat belajar dan mendapatkan nilai yang baik b. Lingkungan tempat saya bergaul sehari-hari menjadikan saya selalu termotivasi untuk belajar dan berprestasi 3

Lingkungan sosial keluarga a. Adanya interaksi langsung atau tidak langsung membuat saya berusaha untuk memberikan prestasi yang terbaik bagi keluarga b. Keluarga selalu memberikan dorongan, baik moril maupun materil, sehingga saya selalu berusaha untuk berprestasi

4

Waktu perkuliahan a. Waktu kuliah malam hari bukan suatu hambatan dalam hal belajar b. Waktu kuliah malam tidak membuat saya kehilangan konsentrasi pada waktu belajar dan tetap mampu menerima materi pelajaran dengan baik

5

Mutu dosen a. Tingkat pendidikan Dosen yang mengajar mata kuliah di PSMPK membuat saya dapat menerima dan mengerti apa yang disampaikan b. Kesesuaian latar belakang pendidikan Dosen yang mengajar mata kuliah bidang manajemen membuat saya dapat menerima dan mengerti apa yang disampaikan c. Adanya karakter maupun cara yang berbeda pada saat penyampaian materi oleh Dosen tidak menghambat saya untuk memahami materi yang disampaikan

6

Metode kuliah yang digunakan a. Penyampaian materi yang jelas disertai dengan penggunaan contoh dan adanya interaksi dua arah antara Dosen dan Mahasiswa membuat saya dapat menerima materi dengan baik dan mampu mendapatkan nilai yang baik b. Kegiatan belajar yang menyenangkan dan tidak membosankan adalah hal yang membuat saya bersemangat untuk mengikuti perkuliahan

7

Fasilitas perpustakaan a. Kelengkapan buku di perpustakaan membantu mendapatkan informasi untuk kuliah maupun mengerjakan tugas

saya saat

b. Buku perpustakaan menjadi sumber yang sangat bermanfaat untuk melengkapi bahan kuliah dan menyelesaikan tugas tepat waktu

89

Lanjutan Lampiran 1 No 8

Pernyataan Banyak sks yang diambil a. Banyaknya sks yang harus saya ambil tidak menghambat saya untuk mendapatkan nilai yang baik dan berusaha untuk lulus dengan cepat, karena saya merasa ilmu yang dipelajari akan bermanfaat kedepannya b. sks yang harus diambil telah sesuai dengan ketentuan dan disesuaikan dengan latar belakang pendidikan Diploma, sehingga saya berusaha untuk mendapatkan nilai yang baik untuk semua mata kuliah dan lulus dengan cepat

Alternatif Jawaban STS TS AS S

SS

B. PRESTASI AKADEMIK No 1

Pernyataan

STS

Alternatif Jawaan TS AS S SS

IPK a. Saya mendapatkan IPK yang baik dan memuaskan b. Saya merasa puas dengan IPK yang saya dapatkan

2

Masa Studi a. Masa studi yang saya jalankan sudah sesuai dengan apa yang menjadi target saya b. Masa studi dipengaruhi oleh IPK yang saya miliki

Pertanyaan Tambahan : Bagaimana kegiatan perkuliahan yang Anda harapkan, sehingga dapat meningkatkan prestasi akademik anda ?

Terima kasih atas partisipasi dan kerjasama Anda Semoga hasil penelitian ini bermanfaat … Amin

90

Lampiran 2. Hasil perhitungan Construct Reliability

Perhitungan Construct reliability pada model struktural dilakukan dengan perhitungan di bawah ini : Construct reliability Motivasi belajar : (Σ standardized Loading)2 = ( 0,24+0,39+0,49+0,24+0,35+0,4+0,2+0,31+0,55+0,39+0,46+0,42+0,55) = (5,02)2 = 25,20

(Σ Measurement Error)

= (0,18+0,28+0,37+0,37+0,37+0,35+0,46+0,36+0,44+0,37+0,29+0+0,79) = 4,63

ρ = ((Σλ)2) / [(Σλ)2 + Σ(θ)] ρ = ((25,02)/(25,2+4,63) = 0,845

Construct reliability Prestasi Akademik : (Σ standardized Loading)2 = ( 0,59+1,1) = (1,69)2 = 2,8561

(Σ Measurement Error)

= (0,46+-0,2) = 0,26

ρ = ((Σλ)2) / [(Σλ)2 + Σ(θ)] ρ = ((2,8561)/(2,8561+0,26) = 0,917

91

Lampiran 3. Hasil analisis deskriptif Tabulasi Silang Case Processing Summary Cases Valid

Missing

N

Percent

Usia * IPK JK * IPK Status * IPK Asal * IPK

109 109 109 109

Total

N

Percent

100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

0 0 0 0

N

Percent

.0% .0% .0% .0%

109 109 109 109

100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

Usia * IPK Crosstab IPK

Usia <= 23

IPK 2,76IPK <1,5 1,50
IPK 3,51-4,00 Total

Count

5

9

26

25

4

69

% of Total

4.6%

8.3%

23.9%

22.9%

3.7%

63.3%

1

2

22

14

1

40

% of Total

.9%

1.8%

20.2%

12.8%

.9%

36.7%

Count

6

11

48

39

5

109

% of Total

5.5%

10.1%

44.0%

35.8%

4.6%

100.0%

> 23 Count

Total

Chi-Square Tests Value

Asymp. Sig. (2sided)

df

Pearson Chi-Square

4.995

a

4

.288

Likelihood Ratio

5.326

4

.255

Linear-by-Linear Association

.294

1

.588

N of Valid Cases

109

a. 5 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,83.

92 Lanjutan Lampiran 3 JK * IPK Crosstab IPK

JK

laki-laki perempuan

Total

IPK <1,5

IPK 1,50
IPK 2,76- IPK 3,513,50 4,00

Total

Count

4

10

31

18

2

65

% of Total

3.7%

9.2%

28.4%

16.5%

1.8%

59.6%

Count

2

1

17

21

3

44

% of Total Count

1.8% 6

.9% 11

15.6% 48

19.3% 39

2.8% 5

40.4% 109

% of Total

5.5%

10.1%

44.0%

35.8%

4.6%

100.0%

Chi-Square Tests Value 8.826a 9.731 6.205 109

Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

Asymp. Sig. (2sided)

df 4 4 1

.066 .045 .013

a. 5 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,02.

Status * IPK Crosstab IPK

Status belum bekerja Count

1,50
IPK 2,76- IPK 3,513,50 4,00

Total

5

7

25

23

4

64

6.4%

22.9%

21.1%

3.7%

58.7%

4

23

16

1

45

% of Total .9%

3.7%

21.1%

14.7%

.9%

41.3%

Count

11

48

39

5

109

10.1%

44.0%

35.8%

4.6%

100.0%

% of Total 4.6% sudah bekerja Count Total

1 6

% of Total 5.5%

93

Lanjutan Lampiran 3

Chi-Square Tests Value

Asymp. Sig. (2sided)

df

3.416a 3.685 .075 109

Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

4 4 1

.491 .450 .785

a. 5 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,06.

Asal * IPK Crosstab IPK

Asal

Manajemen Non Manajemen

Total

IPK <1,5

1,50
IPK 2,76- IPK 3,513,50 4,00

Total

Count

2

2

12

11

2

29

% of Total

1.8%

1.8%

11.0%

10.1%

1.8%

26.6%

Count

4

9

36

28

3

80

% of Total

3.7%

8.3%

33.0%

25.7%

2.8%

73.4%

Count % of Total

6 5.5%

11 10.1%

48 44.0%

39 35.8%

5 4.6%

109 100.0%

Chi-Square Tests Value Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

1.113a 1.102 .251 109

Asymp. Sig. (2sided)

df 4 4 1

a. 5 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,33.

.892 .894 .617

94

Lampiran 4. Syntax model pengaruh motivasi terhadap prestasi akademik DATE: 2/ 8 /2010 TIME: 2:58 L I S R E L

8.72

BY Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom This program is published exclusively by Scientific Software International, Inc. 7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100 Lincolnwood, IL 60712, U.S.A. Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140 Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-2005 Use of this program is subject to the terms specified in the Universal Copyright Convention. Website: www.ssicentral.com The following lines were read from file D:\REVISI SKRIPSI 2\SEM 8.72\data.LPJ: TI analisis sem dengan lisrel 8.72 pengaruh motivasi terhadap prestasi akademik DA NI=15 NO=109 MA=CM LA Y1 Y2 X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 CM FI='D:\REVISI SKRIPSI 2\SEM 8.72\data.cov' SY MO NX=13 NY=2 NK=1 NE=1 GA=FI PS=SY TE=SY TD=SY LE prestasi LK motivasi FR LY(1,1) LY(2,1) LX(1,1) LX(2,1) LX(3,1) LX(4,1) LX(5,1) LX(6,1) LX(7,1) FR LX(8,1) LX(9,1) LX(10,1) LX(11,1) LX(12,1) LX(13,1) GA(1,1) PD OU ME=UL IT=10000 AD=OFF TI analisis sem dengan lisrel 8.72 Number Number Number Number Number Number

of of of of of of

Input Variables 15 Y - Variables 2 X - Variables 13 ETA - Variables 1 KSI - Variables 1 Observations 109

95

Lanjutan Lampiran 4 Goodness of Fit Statistics W_A_R_N_I_N_G: Chi-square, standard errors, t-values and standardized residuals are calculated under the assumption of multivariate normality. Degrees of Freedom = 89 Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 134.56 (P = 0.0013) Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 45.56 90 Percent Confidence Interval for NCP = (18.26 ; 80.82) Minimum Fit Function Value = 0.27 Population Discrepancy Function Value (F0) = 0.42 90 Percent Confidence Interval for F0 = (0.17 ; 0.75) Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0.069 90 Percent Confidence Interval for RMSEA = (0.044 ; 0.092) P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0.05) = 0.10 Expected Cross-Validation Index (ECVI) = 1.82 90 Percent Confidence Interval for ECVI = (1.57 ; 2.15) ECVI for Saturated Model = 2.22 ECVI for Independence Model = 8.70 Chi-Square for Independence Model with 105 Degrees of Freedom = 909.15 Independence AIC = 939.15 Model AIC = 196.56 Saturated AIC = 240.00 Independence CAIC = 994.52 Model CAIC = 310.99 Saturated CAIC = 682.96 Normed Fit Index (NFI) = 1.00 Non-Normed Fit Index (NNFI) = 1.13 Parsimony Normed Fit Index (PNFI) = 0.85 Comparative Fit Index (CFI) = 1.00 Incremental Fit Index (IFI) = 1.11 Relative Fit Index (RFI) = 1.00 Root Mean Square Residual (RMR) = 0.048 Standardized RMR = 0.080 Goodness of Fit Index (GFI) = 0.96 Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) = 0.95 Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI) = 0.71 Time used:

0.344 Seconds