ANALISIS PENYELENGGARAAN SPECIAL EVENT “END OF YEAR

Download ke lapangan dan mengamati secara langsung kegiatan atau event yang diselenggarakan, serta mencatat hal- hal yang berkaitan dengan penelitia...

0 downloads 391 Views 374KB Size
Marta Sanjaya, Analisis Penyelenggaraan Special Event “End of Year Marbella Night”...

ISSN 2356 - 4385

Analisis Penyelenggaraan Special Event “End of Year Marbella Night” oleh Extra Ordinary Event Organizer Marta Sanjaya Komunikasi Pemasaran, Fakultas Ekonomi dan Komunikasi, Universitas Bina Nusantara Email: [email protected]., Abstract: The background of the thesis is related to research on activities undertaken by Extra Ordinary Event Organizer in the operation of an event where Marbella Hotel as the object of research. Research focused on close analysis of the base preparation of the event, the concept of stage drafting in the implementation of the event as well as obstacles that might be occurred in the event. Research Methodology that is used for it is a qualitative methodology with the semi-structured interview technique and observation in collecting data in the field. Then data reduction technique was used to analyze data obtained, verification and conclusion summary, and data presentation. As the result, writer get to know the practical concept of organizing an event that is stage preparation of the event as well as the manner of its implementations at the time of the event held. To summarize, the understanding of theory that has been learnt were quite applicable to be realized at an event organizing that consists of the concept of how to do the preparation phase for an event, even though there might be some concept of the theory that is not suitable enough to be applied.(MS,JB) Keywords: stages of drafting the event concept, event implementation, qualitative method, special event Abstrak: Latar belakang penulisan skripsi ini berkaitan dengan penelitian terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Extra Ordinary Event Organizer dalam menyelenggarakan sebuah acara dimana Hotel Marbella sebagai objek penelitian. Penelitian berfokus pada analisis dasar penyusunan konsep acara, tahapan penyusunan dalam penyelenggaraan acara serta hambatan apa saja yang mungkin muncul pada acara. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan menggunakan teknik wawancara semi terstruktur serta observasi dalam mengumpulkan data di lapangan. Kemudian untuk menganalisis data yang diperoleh maka peneliti menggunakan teknik reduksi data, penarikan kesimpulan dan verifikasi serta penyajian data. Hasil yang dicapai adalah peneliti dapat mempelajari secara praktikal bagaimana tahapan penyusunan sebuah konsep acara serta cara implementasinya pada saat acara diselenggarakan. Simpulan dari hasil penelitian peneliti menemukan bahwa dalam tahapan penyusunan konsep acara yang terjadi di lapangan memang sesuai dengan teori yang telah dipelajari sebelumnya meskipun ada beberapa hal ketika diaplikasikan tidak digunakan.(MS,JB) Kata Kunci: tahapan penyusunan konsep acara, penyelenggaraan acara, metode kualitatif, special event

I. PENDAHULUAN Di era sekarang ini semakin banyak munculnya berbagai macam layanan jasa di masyarakat yang berguna untuk membantu aktifitas. Sebagai contoh layanan jasa yang dapat membantu aktifitas serta dapat menjawab kebutuhan masyarakat adalah event organizer. Secara umum event organizer dapat diartikan sebagai sebuah badan organisasi penyedia layanan jasa yang bekerja untuk mengkoordinasi sebuah acara.

Koordinasi atau manajemen yang dilakukan oleh sebuah event organizer dimulai dari perencanaan acara, koordinasi ketika acara dilaksanakan hingga mengikuti evaluasi acara ketika acara tersebut telah selesai diselenggarakan. Untuk bekerja di bidang seperti ini tentu saja haruslah orang-orang yang yang kreatif, komunikatif, ulet dan pantang menyerah. Hal ini disebabkan untuk memanajemen sebuah acara tidaklah semudah yang terlihat oleh mata. Sebagai contoh, dalam merencanakan sebuah acara haruslah dilakukan dengan sangat teliti, detail serta

57

Kalbisocio,Volume 3 No. 1 Februari 2016

tekun, sebab hal tersebut sangat berkaitan erat dengan hasil yang akan dicapai setelah acara tersebut selesai diselenggarakan, atau dengan kata lain apakah akan mencapai tujuan acara atau tidak. Sebagai sebuah Event Organizer (EO) tentu harus mampu untuk mengarahkan kliennya (pengguna jasa) agar acara yang direncanakan jelas arahnya. Pemaparan konsep kepada klien harus diajukan sejelas mungkin agar mereka mengerti apa yang disampaikan. Suatu konsep yang kreatif merupakan andalan setiap EO dalam mencari klien. Biasanya pengguna jasa EO yang paling potensial adalah instansi pemerintah ataupun perusahaan. Dengan mengandalkan konsep yang telah ditawarkan, setiap EO mencoba memberikan visi dan misi acara yang akan dibuat. Dan EO tersebut harus mampu membuat sebuah acara yang sesuai dengan tema yang sudah ditentukan kliennya. Disini dibutuhkan komunikasi yang baik diantara kedua belah pihak, baik dari sisi EO ataupun klien sehingga apa yang dinginkan oleh pihak klien dapat disamakan dengan konsep acara acara yang akan dibuat oleh pihak EO. Extra Ordinary Event Organizer (EOEO) merupakan salah satu dari banyaknya Event Organizer yang ada di Jakarta. EO ini berdiri di bawah naungan PT 3X Podiman ( Exearch Indonesia ). Kegiatan-kegiatan yang pernah ditangani oleh EO ini adalah seperti employee gathering, gala dinner, pesta pernikahan dan sebagainya, dengan menggunakan konsep acara umum sampai konsep acara yang luar biasa yang ditawarkan kepada setiap kliennya, sehingga dapat menghasilkan suatu acara yang unik dan spektakuler, menarik perhatian orang serta mampu meninggalkan kesan yang memorable bagi pengunjung. Dari penjelasan diatas jelas diketahui bahwa dalam merancang sebuah acara tidaklah dilakukan dengan sembarangan. Apalagi jikalau acara yang yang akan diselenggarakan tersebut merupakan acara yang dibuat oleh sebuah organisasi atau perusahaan. Sebagai contoh, di dalam suatu perusahaan pembuatan sebuah acara bertujuan untuk meningkatkan citra perusahaan ataupun untuk meningkatkan pemasukan perusahaan. Tentu saja orang-orang yang dipilih untuk merancang acara tersebut haruslah yang berkompeten di bidang tersebut. Salah satu contoh jenis acara yang diselenggarakan adalah acara “End of Year Marbella Night”. Acara ini merupakan acara spesial yang diselenggarakan oleh Hotel Marbella Anyer pada akhir tahun 2013 dengan tujuan untuk merayakan pergantian tahun baru. Dengan konsep acara “Romantic Elegant

58

Classic” yang bertemakan “Nostalgia Night”, Extra Ordinary Event Organizer ditunjuk untuk merancang serta diminta untuk mengimplementasikan rancangan acara yang telah dibuat. Dalam proses perencanaan hingga evaluasi acara tentu saja ada rintangan-rintangan yang dihadapi oleh pihak EOEO. Namun hal tersebut tidaklah menjadi suatu hal yang menghentikan EOEO untuk menyelesaikan pekerjaan mereka untuk acara Hotel Marbella (klien). Definisi komunikasi menurut Shanon and Weaver adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain atau tidak disengaja dan tidak terbatas pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi. (Wiryanto, 2004: 7) Dari konsep komunikasi tersebut, komunikasi dapat dimengerti sebagai cara yang dilakukan oleh individu atau organisasi yang saling mempengaruhi antara pengirim dan penerima pesan. Dan dalam penyampaian pesannya pun tidak dibatasi. Hal ini membuat pihak pengirim atau penerima pesan menjadi lebih mudah untuk salling berkomunikasi. Dengan kedua belah pihak dapat saling mempengaruhi atau dengan kata lain dapat saling berinteraksi membuat komunikasi tersebut dapat dikatakan sebagai komunikasi dua arah. Ini tentu saja memberikan efektifitas dalam bertukar pesan. Jikalau komunikasi yang dilakukan hanya satu arah, maka komunikator tidak dapat mengetahui apakah pesan yang disampaikan mencapai tujuan awal dilakukannya komunikasi, sehingga membuat komunikasi tersebut kurang efektif. Contoh komunikasi satu arah adalah seperti pidato. Sedangkan komunikasi dua arah memberikan kelebihan karena komunikator akan mendapatkan respon dari komunikan sehingga komunikasi tersebut menjadi lebih efektif. Ketika pihak EO dengan klien melakukan komunikasi maka jenis komunikasi yang dilakukan adalah jenis komunikasi dua arah. Hal ini bertujuan agar kedua belah pihak mendapatkan feedback untuk mengetahui apa yang harus dilakukan dalam proses koordinasi acara. Dari sisi EO, komunikasi kepada klien bertujuan untuk mengetahui apa yang mereka inginkan untuk acara tersebut. Sedangkan dari sisi klien, komunikasi kepada EO untuk menyampaikan keinginan-keinginan mereka terhadap pelaksanaan acara nantinya. Tidak hanya itu, ketika ada masalah pun dengan adanya komunikasi dari kedua belah pihak dapat dengan cepat mengetahuinya dan segera mencari solusi untuk masalah tersebut. Dengan komunikasi yang baik antara kedua belah pihak tentu saja akan membuat acara tersebut

Marta Sanjaya, Analisis Penyelenggaraan Special Event “End of Year Marbella Night”...

dapat sukses dan mencapai tujuan utama pelaksanaan acara. Selain itu di dalam berkomunikasi terdapat delapan elemen model komunikasi yang masingmasing memiliki peran penting dalam terlaksananya suatu proses komunikasi. Penjabaran elemen tersebut antara lain: (1) Sumber yaitu proses komunikasi dimulai atau berawal dari sumber atau pengirim pesan, yaitu dimana gagasan, ide atau pikiran berasal yang kemudian disampaikan kepada pihak lainnya yaitu penerima pesan; (2) Encoding merupakan kegiatan yang dilakukan sumber untuk menerjemahkan pikiran dan ide-idenya ke dalam suatu bentuk yang dapat diterima oleh indera. Kemampuan seorang pengirim pesan dalam memilih kata-kata sehingga menghasilkan kalimat yang bagus, merupakan hal yang penting dalam elemen ini; (3) Pesan merupakan elemen yang disampaikan oleh pengirim pesan kepada penerima pesan. Pesan yang disampaikan bisa dalam bentuk yang beragam. Baik bersifat verbal maupun non verbal; (4) Saluran yaitu jalan yang dilalui pesan untuk sampai kepada penerima pesan; (5) Decoding merupakan kegiatan menerjemahkan atau menginterpretasikan pesanpesan fisik ke dalam suatu bentuk yang memiliki arti bagi penerima; (6) Penerima yaitu sasaran atau target dari pesan yang disampaikan oleh pengirim pesan; (7) Feedback merupakan tanggapan atau respon dari penerima pesan yang membentuk dan mengubah pesan yang akan disampaikan sumber; dan (8) Gangguan merupakan segala-sesuatu yang dapat mengintervensi proses pengiriman pesan. Gangguan tersebut bisa berasal dari lingkungan seperti alam, atau keramaian (Morissan, 2010: 43-52) Dari penjelasan diatas mengenai delapan elemen komunikasi dapat dilihat bahwa pada saat berlangsungnya komunikasi, elemen-elemen tersebut harus ada, kecuali gangguan atau noise. Tujuannya agar dapat terciptanya sebuah jalinan komunikasi yang efektif, sehingga tujuan dilakukannya komunikasi tersebut dapat tercapai. Ketika komunikator melakukan komunikasi untuk menyampaikan pesan kepada audiens atau komunikan, komunikator harus menyampaikannya dalam cara yang jelas, menarik dan sederhana. Dalam kaitannya dengan Event Organizer, pihak EO pada saat menyampaikan konsep acara yang telah dibuat kepada pihak klien, harus disampaikan dengan kalimat yang menarik, jelas dan sederhana sehingga penggambaran akan konsep tersebut dapat dimengerti oleh pihak klien dan kedua belah pihak sama-sama memiliki pandangan tentang konsep acara yang sama, sehingga menghindari terjadinya miscommunication.

Penggambaran tentang proses komunikasi berdasarkan delapan elemen komunikasi diatas seperti pada Gambar 1.

Gambar 1 Proses komunikasi

Pada penyelenggaraan suatu acara atau event, tentu dibutuhkan konsep sebagai dasar dari penyelenggaraan acara. Hal ini bertujuan agar acara dapat menarik minat tamu undangan yang hadir pada acara tersebut. Oleh karena itu penting bagi pihak penyelenggara acara dan pihak event organizer untuk saling berdiskusi konsep seperti apa yang akan dipakai pada acara tersebut. Secara umum, konsep dapat diartikan sebagai sebuah abstraksi tentang suatu hal yang menggambarkan ciri-ciri secara umum mengenai sekelompok objek, ide, peristiwa atau fenomena lainnya. Melalui konsep, diharapkan dapat disederhanakannya sebuah pemikiran atau ide mengenai suatu objek. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian dari kata konsep adalah (1) Rancangan atau buram surat dan sebagainya; (2) Ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret: satu istilah dapat mengandung dua arti yg berbeda; (3) Gambaran mental dari objek, proses, atau apa pun yang ada di luar kepala, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal yang ada. Dengan kata lain, konsep merupakan dasar dari suatu pemikiran yang pada akhirnya akan membentuk sebuah alur kegiatan. Dalam penyusunan konsep yang dilakukan oleh sebuah Event Organizer, konsep tersebut harus disesuaikan dengan tujuan dilaksanakannya acara tersebut. Perangkaian suatu gagasan sehingga menjadi sebuah konsep, dibutuhkan kemampuan khusus oleh mereka yang bekerja di Event Organizer. Selain itu, ketika membentuk konsep acara, pihak EO terlebih dahulu harus berkomunikasi dengan pihak Marbella tentang apa yang diinginkan oleh mereka tentang acara ini.

59

Kalbisocio,Volume 3 No. 1 Februari 2016

Pentingnya penyusunan konsep sebagai dasar penyelenggaraan acara berkaitan dengan hasil yang akan dicapai. Sebab menarik atau tidaknya konsep suatu acara akan mempengaruhi kepuasan para undangan yang hadir pada acara yang diselenggarakan yang tentu saja akan berdampak pada pihak penyelenggara acara. Untuk melakukan penyusunan konsep acara maka terdapat 4 hal yang harus diperhatikan dalam perencanaannya. Hal-hal tersebut menurut Mc Cartney (2010: 145-147) antara lain adalah: (1) Visi melihat akan masa depan dan menentukan apa yang diinginkan dari diselenggarakannya sebuah acara; (2) Misi memberikan alasan dan fokus dibalik sebuah acara dan mengapa hal tersebut dibutuhkan. Halhal tersebut harus mencakup semua stakeholder dari para pemegang dana dan berharap agar mendapatkan keuntungan dari komunitas lokal; (3) Tujuan atau goal menyatakan tujuan dari acara dan hal-hal yang ingin dicapai; dan (4) Objektif menentukan : “Apa yang dihasilkan dari sebuah acara?”. Objektif bervariasi dan mungkin termasuk gabungan dari mencapai keuntungan, launching product, keterpaduan sosial, meningkatkan pariwisata atau perayaan. Sebuah objektif yang baik memiliki unsur SMART (Spesific, Measureable and quantifiable, Achieveable, Relevant, Time specific) Dengan memiliki ke empat hal tersebut memampukan si penyelenggara acara untuk merencanakan sebuah konsep acara yang ketika setelah diselenggarakan dapat mencapai tujuan dari diselenggarakan acara tersebut. Atau dengan kata lain memiliki ke empat hal tersebut menjadi arah kemana acara tersebut dibawa. Setelah menentukan keempat hal tersebut yang menjadi landasan penyusunan sebuah konsep acara, maka langkah selanjutnya adalah mulai menyusun konsep sebuah acara. Menurut McCartney (2010: 148) terdapat beberapa hal yang berkaitan dalam proses penyusunan konsep acara, yaitu: (1) Membuat Ide Acara, melakukan riset pasar atau lingkungan dan melihat bagaimana pembuatan acara yang telah dilakukan sebelumnya. Hal ini dilakukan sebagai bahan pembandingan bagi kita agar dapat mengetahui seperti apakah acara yang telah dilakukan sebelumnya, sehingga kita dapat meningkatkan kekuatan dari acara tersebut serta melibatkan para pemangku kepentingan acara dalam melakukan brainstorming. Hal ini dilakukan agar kita dapat mengetahui keinginan dari pihak klien mengenai konsep acara tersebut; (2) Pengaturan Tujuan, menyamakan tujuan acara dengan kebijakan perusahaan dan memastikan

60

bahwa tujuan acara memiliki karakter SMART (Specific, Measurable, Achievable, Realistic, Timeconstraint); (3) Screening Procces, melakukan pengurangan hal-hal yang berkaitan dengan acara dikarenakan tidak cukupnya sumber daya keuangan, SDM, supplier dalam perencanaan acara; (4) Feasibility Testing, melakukan uji coba konsep acara atau mempresentasikan konsep acara yang telah disusun di depan para stakeholder acara dan menganalisa tanggapan dari para stakeholder tersebut agar penyusunan konsep tersebetu dapat disesuaikan dengan tujuan acara yang telah ditetapkan; (5) Concept Refinin, melibatkan tim produksi, tim desain, tim hiburan dan tim pemasaran, mengembangkan strategi kolaborasi dengan stakeholder lokal dan internasional, serta enciptakan tim kerja yang bertanggung jawab untuk peran-peran yang berbeda; (6) Implementasi atau Penyelenggaraan Acara serta Mengawasi, meng-implementasi konsep acara yang telah dibuat serta melihat feedback dari implementasi acara dan respons dari mekanisme acara; dan (7) Review dan Evaluasi, menetapkan cara untuk melakukan evaluasi acara yang telah dilakukan serta memberikan tanggapan secara konstan untuk menyesuaikan dengan tujuan acara. Dengan kita memperhatikan hal-hal diatas maka akan membantu kita untuk menyusun sebuah konsep yang dapat mencapai tujuan dilakukannya sebuah acara. Selain itu, di dalam penyusunan sebuah konsep acara kita harus mengetahui bagaimana tahapan penyusunan rencana kegiatan acara yang akan dilakukan. Hal ini dilakukan agar kegiatan yang akan dijalankan memiliki pedoman yang jelas sehingga acara tersebut dapat berjalan secara sistematis dan tidak berantakan. Menurut Jefkins (Pudjiastuti, 2010: 10-13) tahapan perencanaan sebuah penyelenggaraan acara adalah sebagai berikut: (1) Menganalisa situasi, mendefinisikan tujuan acara, menentukan audiens, merancang dan menetapkan pesan, menentukan strategi media dan event , serta mengevaluasi kegiatan sebelumnya. Disini teknik yang bisa digunakan adalah seperti analisa SWOT, dan, bertanya kepada pihak klien; (2) Menentukan tujuan, pada dasarnya tujuan dilaksanakannya sebuah special event adalah untuk mempengaruhi kognitif, afektif dan konatif khalayak sasaran. Disini maka kita harus dengan teliti dan detail menentukan apakah tujuan diselenggarakannya sebuah acara; (3) Menentukan khalayak, tahapan ini sangat penting karena diperlukan untuk melakukan segmentasi yang tepat untuk dijadikan sasaran, menciptakan skala, prioritas, memilih teknik dan

Marta Sanjaya, Analisis Penyelenggaraan Special Event “End of Year Marbella Night”...

media yang tepat dan mempersiapkan atau mengemas pesan yang mudah diterima. Jadi jikalau khalayak tidak ditentukan maka dana akan terbuang sia-sia, pesan tidak dimengerti, atau tidak sesuai karakteristik khalayak dan tujuan tidak tercapai; (4) Memilih media dan bentuk program, dalam pemilihan media dan bentuk program harus ditentukan dengan khalayak; (5) Menyusun anggaran, penyusunan anggaran acara sangat penting jadi harus dilakukan secara teliti dan detail. Sebab hal ini akan berdampak terhadap konsep acara. Misalnya dekorasi, jikalau anggarannya kurang maka dekorasi yang akan digunakan tidak dapat disesuaikan dengan keinginan atau mengalami penurunan kualitas; (6) Menyusun jadwal kegiatan, penyusunan sebuah jadwal kegiatan akan menjadi pedoman bagi pihak pelaksana acara, sehingga acara yang dilakukan dapat berjalan sesuai dengan keinginan dan mencapai tujuan; dan (7) Mengevaluasi, pada tahapan terakhir ini maka kita akan menentukan metode evaluasi seperti apa yang ingin digunakan. Hal ini bertujuan untuk dapat melihat sejauh mana tingkat kesuksesan acara. Dari beberapa hal diatas yang berkaitan dalam penyusunan suatu konsep acara, ada salah satu hal yang penting yaitu melakukan uji kelayakan atau testing the feasibility. Melakukan uji kelayakan atau disebut sebagai testing the feasibility terhadap konsep acara serta melakukan pemantauan terhadap proses perencanaan acara akan membantu kita dalam menentukan level sukses pelaksanaan acara tersebut. Ketika melakukan perencanaan dan membentuk sebuah konsep acara, orang-orang yang bekerja di Event Organizer tersebut haruslah mempertimbangkan mengenai hal-hal apa saja yang akan mempengaruhi proses berjalannya acara. Terdapat dua hal yang dapat di pertimbangkan ketika akan menyusun sebuah konsep acara, yaitu macro environmental scanning dan micro environmental scanning (McCartney, 2010: 138): (1) Macro Environmental Scanning, berkaitan dengan menganalisis lingkungan makro yang berhubungan dengan pihak penyelenggara acara. Hal ini biasanya disebut dengan PEST analysis (Politik, Ekonomi, Sosial dan Teknologi); dan (2) Micro Environmental Scanning, dari segi mikro, hal-hal yang harus diperhatikan adalah menganalisa apa yang menjadi kekuatan (strength), kelemahan (weakness), kesempatan (opportunity) dan ancaman (threat) atau yang lebih dikenal dengan sebutan SWOT analysis. Definisi Event menurut McCartney dalam Event Management : An Asian Perspective (2010:6) adalah: Events are essentially an assembly or reunion of people for private or public celebrations, ritual

or remembrance. Sebuah acara merupakan kegiatan yang dirancang dan di susun oleh sekelompok orang dengan tujuan untuk merayakan suatu halhal penting yang diadakan pada suatu kurun waktu tertentu. Pelaksanaan event di masa sekarang ini telah menjadi salah satu cara yang digunakan oleh instansi pemerintah, organisasi dan perusahaan untuk berbagai kegiatan kampanye politik atau kegiatan bisnis. Di dalam mewujudkan sebuah event, maka dibutuhkan hal-hal berikut yang menjadi elemen pendukung suksesnya serta efektifnya sebuah event. Dengan begitu maka acara yang akan diselenggarakan akan terorganisir dengan baik. Elemen-elemen perencanaan tersebut menurut Philip dan Roger (Pudjiastuti 2010: 16) yakni: (1) Why, berkaitan dengan alasan serta maksud dan tujuan diselenggarakannya special event tersebut. Disini dibahas mengenai apa yang menjadi alasan serta tujuan diselenggarakannya Special Event “End of Year Marbella Night” di Hotel Marbella; (2) Who, berkaitan dengan khalayak yang menjadi sasaran dilaksanakannya acara tersebut, para pengisi acara, dan orang-orang yang terlibat dan bertanggung jawab atas acara yang diselenggarakan; (3) When, berkaitan dengan pemilihan waktu penyelenggaraan acara tersebut serta alasan memilih waktu tersebut. Berkenaan dengan waktu serta alasan dipilihnya tanggal acara karena sesuai dengan keinginan dari klien yang ingin menyelenggarakan acara pergantian tahun baru dengan konsep yang memorable dan spektakuler; (4) Where, berkaitan dengan lokasi tempat diselenggarakannya special event tersebut. Lokasi diselenggarakannya acara tersebut di daerah Anyer, Banten; (5) What, hal ini bekaitan dengan bentuk acara yang akan dilakukan, format acara, serta kesan-kesan apa saja yang ingin ditampilkan. Dengan melakukan analisa terhadap informasi format acara serta kesan-kesannya, yang bersumber dari keinginan klien, maka pihak Extra Ordinary dapat menyusun konsep yang dapat disesuaikan dengan keinginan mereka; dan (6) How, berkaitan dengan bagaimana rencana kerja komunikasi akan memberikan hasil yang terukur dan dapat dihitung. Disini pihak Extra Ordinary EO terlebih dahulu membuat feasibility study yang dipresentasikan dihadapan klliennya, sehingga dapat dilihat apakah acara yang akan diselenggarakan dapat diukur keberhasilannya. Elemen-elemen tersebut merupakan hal mendasar dalam merancang suatu kegiatan. Dengan menggunakan elemen-elemen tersebut ketika merancang konsep sebuah acara, maka dapat membantu para tim perencana untuk melihat arah

61

Kalbisocio,Volume 3 No. 1 Februari 2016

dari acara yang akan diselenggarakan, sehingga acara tersebut nantinya dapat berjalan dengan efektif. Menurut Tom Duncan (Pudjiastuti, 2010: 25), terdapat beberapa fungsi dari dilaksanakannya suatu acara. Fungsi tersebut antara lain adalah: (1) Mempengaruhi target khalayak; (2) Mengasosiasikan sebuah merek dengan suatu kegiatan, gaya hidup, maupun individu tertentu; (3) Menjangkau target khalayak yang lebih luas. Menurut Mc Cartney terdapat beberapa tipe dari Event (Mc Cartney, 2010:7). Tipe tersebut antara lain adalah: (1) Olahraga; (2) Kebudayaan; (3) Kesenian; (4) Politik; (5) MICE (Meetings, Incentive travel, conventions, Exhibitions); (6) Rekreasi; (7) Special; dan (8) Private. Dari tipe-tipe event tersebut, tipe event yang diselenggarakan oleh Hotel Marbella adalah Special Event, yang dimana acara tersebut diselenggarakan hanya satu kali dalam setahun, dan merupakan momen spesial yang diadakan oleh pihak Marbella. Pengertian Special Event menurut Getz (Johnny, 2011: 12) terdapat dua konteks yaitu dari sudut pandang Event Organizer dan konsumernya (1) Event Organizer : a special event is a one time, or infrequently occuring event outside the normal program or activities of the sponsoring or organizing body.Special event yang dirancang dan dilaksanakan oleh sebuah Event Organizer merupakan jenis acara yang dalam perancangannya harus dibuat secara khusus dan benar-benar berbeda, sehingga acara tersebut tidak sama seperti acara yang biasanya dibuat oleh klien. Sebuah special event merupakan acara yang dilaksanakan atau dilakukan oleh suatu perusahaan atau instansi dalam frekuensi yang tidak sering seperti acara biasanya. Sedangkan dari sisi klien; dan (2) Konsumer atau klien : a special event is an opportunity for an experience outside the normal range of choices or beyond everyday experience. Dari sudut pandang klien, special event dipandang sebagai sebuah kesempatan bagi mereka untuk memberikan sebuah pengalaman yang berbeda dari biasanya kepada para tamu undangan, sehingga mereka dapat memiliki persepsi yang baik seperti yang diharapkan dari tujuan dilaksanakannya acara tersebut. Sedangkan menurut Joe Goblatt, special event merupakan situasi istimewa yang dirayakan dengan rangkaian upacara (perayaan) dan ritual untuk mendapatkan kepuasan atas kebutuhan tertentu (Pudjiastuti, 2010: xiv). Dari pernyataan para ahli tersebut dapat dilihat bahwa penyelenggaraan sebuah special event memiliki peran yang penting bagi pihak yang menyelenggarakannya. Karena dengan menyelenggarakan sebuah acara yang spesial atau

62

khusus maka hal tersebut akan membuat acara nya berbeda dari acara-acara biasa. Selain itu, acara khusus atau special event tentunya akan lebih menarik perhatian audiens. Tujuan dari diselenggarakannya sebuah special event adalah untuk memberikan kesan yang mendalam bagi setiap khalayak yang terlibat, baik audience, pemberi sponsor, maupun pelaksananya (Pudjiastuti, 2010: xv). Menurut Tom Duncan (Pudjiastuti, 2010: xxv), tujuan diselenggarakannya sebuah special event adalah: (1) Mempengaruhi khayalak sasaran; (2) Mengasosiasikan sebuah merek dengan suatu kegiatan, gaya hidup, atau individu tertentu; (3) Menjangkau target sasaran yng lebih luas; (4) Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap merek, produk atau perusahaan; dan (5) Mempublikasikan sebuah merek, produk atau perusahaan yang nantinya akan meningatkan pengetahuan khalayak. Dari poin-poin tersebut dapat dilihat bahwa tujuan penyelenggaraan suatu special event adalah untuk mempengaruhi khayalak, publikasi, dan menciptakan sebuah citra yang baik di mata khalayak. Melalui kegiatan tersebut pihak yang menyelenggarakan jenis acara ini secara efektif dapat mempengaruhi khalayak melalui komunikasi yang banyak disampaikan selama acara berlangsung. Sedangkan manfaat dari diselenggarakannya sebuah special event, menurut Rosady Ruslan adalah (1) Memberikan informasi secara langsung (tatap muka) dan mendapatkan timbal balik yang positif dari publiknya; dan (2) Menjadi media komunikasi sekaligus mendapatkan publikasi sehingga pada akhirnya publik sebagai target sasaran akan memperoleh pengenalan, pengetahuan dan pengertian mendalam. Dari special event tersebut juga diharapkan akan tercipta citra yang positif perusahaan atau produk yang diwakilinya (Pudjiastuti, 2010: xxix) Dengan diadakannya sebuah special event, maka perusahaan yang menyelenggarakannya dapat berkomunikasi secara langsung dengan para khalayak mengenai produk atau perusahaannya. Melalui cara ini, maka perusahaan akan lebih mudah untuk meningkatkan awareness masyarakat. Ketika sebuah konsep acara telah selesai dirancang, maka selanjutnya yang dilakukan adalah melakukan implementasi terhadap rancangan konsep tersebut. Menurut Pudjiastuti (2010: 87) terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan ketika akan mengimplementasikan sebuah konsep acara, yaitu (1) Persiapan, melakukan pengecekkan terhadap halhal yang berkaitan dengan pelaksanaan acara. Seperti pengisi acara, kondisi panggung, kondisi ruangan

Marta Sanjaya, Analisis Penyelenggaraan Special Event “End of Year Marbella Night”...

dan sebagainya; dan (2) Geladi bersih, melakukan kegiatan untuk mencoba dan mengecek kesiapan dari para anggota yang akan terlibat ketika acara dimulai. Kegiatan ini dilakukan oleh para pengisi acara, alatalat yang akan digunakan ketika acara. Sedangkan dari segi koordinasi terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan ketika melakukan implementasi rancangan konsep acara, hal ini bertujuan agar dalam pelaksanaan acara kerja sama tim tetap terjalin dengan baik. Hal-hal yang diperhatikan yaitu seperti: (1) Komunikasi, kesempurnaan koordinasi dalam special event sangat ditentukan oleh kualitas komunikasi yang dilakukan secara terus-menerus di antara anggota tim kerja. Ketika pelaksanaan acara mulai berlangsung masing-masing kru harus tetap menjaga komunikasi yang baik, hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan HT (Handy Talky); (2) Kepentingan pribadi, setiap anggota tim harus mampu untuk tidak mencampuradukkan antara kepentingan pribadi dan kepentingan kelompok. Hal ini bertujuan agar tidak menimbulkan perpecahan di dalam tim acara; (3) Komitmen, komitmen anggota tim dibutuhkan sejak awal persiapan acara sampai dengan tahap akhir atau evaluasi. Dengan adanya komitmen maka setiap anggota tim tetap mengerjakan pekerjaan mereka yang telah diberikan hingga acara selesai. Sebab tidak sedikit orang yang bersemangat di awal pembentukan tim, namun ketika telah mulai mengerjakan tugas mereka dan merasa lelah, meninggalkan pekerjaannya; (4) Kepercayaan, membangun kepercayaan antar anggota tim sangat dibutuhkan untuk dapat menghasilkan acara yang sukses. Ketika dapat dibangunnya kepercayaan baik antar anggota tim maupun dengan klien, tentu saja akan memudahkan dalam melakukan kerja sama ketika tahap penyusunan maupun implementasi acara; (5) Kerja sama, kualitas koordinasi sebuah acara dapat dilihat dari kemampuan manajer acara dalam membangun kolaborasi atau kerja sama di antara seluruh anggota tim dan hal ini merupakan pekerjaan yang sulit karena masing-masing anggota memiliki personality; dan (6) Tanggung jawab, Hal ini berkaitan dengan upaya mengatasi masalah yang muncul dengan baik dan benar sehingga tidak mengganggu kelancara kerja pihak lain. Tanggung jawab sangat penting dalam setiap kegiatan, termasuk acara spesial seperti acara tahun baru di Hotel Marbella. Jika tidak ada tanggung jawab dari setiap anggota atas tugasnya maka acara tidak akan berjalan dengan sukses. Dalam penyusunan konsep acara, konseptor juga harus memikirkan kemungkinan-kemungkinan

munculnya kendala-kendala ketika acara dilaksanakan. Kendala-kendala tersebut berkaitan langsung dengan faktor SDM (Sumber Daya Manusia), faktor teknis, faktor alam dan sebagainya (Pudjiastuti, 2010: 90). Contoh kendala pada Sumber Daya Manusia seperti kurangnya tenaga kerja untuk melakukan persiapan acara, yang mengurus bagian administrasi, resepsionis ketika acara dan lain sebagainya. Contoh kendala pada faktor alam lebih kepada keadaan cuaca pada saat acara yang tidak bisa dipredikskan. Oleh karena itu konseptor atau pihak penyelenggara acara harus memikirkan antisipasi-antisipasi terhadap kemungkinan-kemungkinan kendala yang akan muncul, sehingga acara tetap dapat berjalan dengan baik hingga akhir.

II. METODE PENELITIAN Dalam melakukan penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah adalah studi kasus. Menurut Kriyantono studi kasus merupakan metode riset yang menggunakan berbagai sumber data yang bisa digunakan untuk meneliti, menguraikan, dan menjelaskan secara komprehensif berbagai aspek individu, kelompok, suatu program, organisasi atau peristiwa secara sistematis. Penelaah berbagai sumber data ini membutuhkan berbagai macam instrument pengumpulan data. Karena itu, periset dapa menggunakan wawancara mendalam, observasi parisipan, dokumentasidokumenrasi, kuisioner (hasil survei), rekaman, bukti-bukti fisik dan lainnya. (Kriyanto, 2006: 65) Terdapat beberapa ciri-ciri pada pendekatan penelitian studi kasus yaitu (1) Partikularistik, artinya studi kasus berfokus pada situasi, peristiwa, program atau fenomena tertentu; (2) Deskriptif, artinya hasil akhir metode ini adalh deskripsi detail dari topik yang diteliti; (3) Heuristik, artinya metode studi kasus membantu khalayak memahami apa yang sedang diteliti. Interpretasi baru, perspektif baru, makna baru merupakan tujuan dari studi kasus; dan (4) Induktif, artinya studi kasus berangkat dari fakta-fakta di lapangan, kemudian menyimpulkan ke dalam tataran konsep atau teori.(Krisyanto, 2006: 66) Untuk melakukan penelitian, jenis atau tipe penelitian yang akan digunakan adalah deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomenafenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan,

63

Kalbisocio,Volume 3 No. 1 Februari 2016

kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya (Sukmadinata, 2006: 72). Jenis penelitian deskriptif memiliki tujuan membuat deskripsi secara sistematis, factual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat objek tertentu.(Krisyanto, 2006: 69) Penggunaan metode penelitian jenis ini oleh penulis dikarenakan, dalam melakukan penelitian penulis ingin mendeskripsikan mengenai fenomena acara yang dilaksanakan pihak Hotel Marbella, tentang bagaimana konsep acara tersebut sehingga menjadi sesuatu yang spektakuler dan mendapatkan orderan jasa sekali lagi oleh pihak klien dalam menghandle acara pergantian tahun untuk tahun ini. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif karena penelitian ini membahas mengenai keakuratan data berdasarkan kedalaman informasi bukan berdasarkan perhitungan dalam informasi. Metode deskriptif-kualitatif adalah menitikberatkan pada observasi dan suasana ilmiah (natural setting). Peneliti terjun langsung ke lapangan, bertindak sebagai pengamat. Peneliti membuat kategori perilaku, mengamati gejala, dan mencatat dalam buku observasi. Dalam metode penelitian deskriptif-kualitatif, terdapat beberapa karakteristik yang harus diperhatikan. Karakteristik ini yang membedakan penelitian ini dengan penelitian yang lainnya. Ciriciri tersebut antara lain (1) Adanya latar alamiah; (2) Manusia sebagai instrument; (3) Metode kualitatif; (4) Analisis data secara induktif; (5) Teori dari dasar; (6) Deskriptif; (7) Lebih mementingkan proses daripada hasil; (8) Adanya batasan yang ditentuka oleh fokus; (9) Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data; (10) Desain yang bersifat sementara; dan (11) Hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama (Moleong 2013: 8-13). Dalam penelitian ini terdapat dua jenis data yaitu data primer dan data sekunder. Data primer yaitu wawancara semiterstruktur dimana peneliti mengumpulkan data dengan cara melakukan kegiatan tanya-jawab menggunakan beberapa narasumber sebagai informan. Data yang diperoleh berupa persepsi, pendapat, perasaan dan pengetahuan. Narasumber tersebut adalah 2 orang yang bekerja sebagai panitia acara dan 1 orang yang bertindak sebagai klien. Dari hasil wawancara tersebut, maka akan didapatkan data-data yang digunakan dalam penyusunan karya ilmiah ini. Kemudian peneliti melakukan observasi dimana peneliti terjun langsung ke lapangan dan mengamati secara langsung kegiatan atau event yang diselenggarakan, serta mencatat halhal yang berkaitan dengan penelitian.

64

Data sekunder, dalam pengumpulannya maka peneliti akan melakukan studi pustaka: penelitian terhadap data-data acara, menggunakan 2 jurnal internasional dan 3 jurnal lokal sebagai pembanding dengan penelitian yang dilakukan serta menggunakan buku-buku yang berkaitan dengan penelitian ini sehingga teori yang ada dapat dijadikan sebagai acuan dilakukannya penelitian ini. Dan juga menggunakan buku-buku yang berkaitan dengan pembahasan yang dibahas. Selain itu peneliti juga menggunakan dokumentasi sebagai pendukung data yang telah didapatkan. Menurut Sugiyono (2013: 240), dokumentasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data. Dokumentasi sendiri merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental seseorang. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara alam penelitian kualitatif. Hal ini dikarenakan sebuah hasil wawancara dan observasi akan lebih kredibel atau dapat dipercaya jika didukung oleh foto-foto selama proses penelitian berlangsung. Pada penelitian ini, peneliti akan melampirkan hasil dokumentasi acara dan hasil dokumentasi selama melakukan proses wawancara dengan narasumber. Analisis data merupakan proses mengatur urutan data, mengorganisasikan dalam suatu pola dan ukuran untuk di jadikan suatu kesimpulan. Jadi analisis berdasarkan pada data yang diperoleh dari penelitian yang sifatnya terbuka. Untuk menganilsa data, peneliti menggunakan mode Miles and Huberman (Sugiyono, 2013: 245253) dimana terdapat beberapa aktivitas dalam pengumpulan data yaitu (1) Reduksi data; (2) Penyajian data; dan (3) Penarikan kesimpulan dan verifikasi. Dalam melihat keabsahan data yang telah diperoleh, maka peneliti menggunakan beberapa teknik dalam mencari keabsahan data yaitu (1) Perpanjangan Keikutsertaan; (2) Ketekunan Pengamatan; dan (3) Triangulasi Sumber.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil wawancara maka peneliti mendapatkan data bahwa PT 3X Podiman merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa, yang memiliki beberapa jenis kegiatan jasa yang diberikan kepada klien. Jenis jasa yang dijual adalah jasa memenuhi kebutuhan perusahaan-perusahaan yang sedang mencari orang-orang yang kompeten

Marta Sanjaya, Analisis Penyelenggaraan Special Event “End of Year Marbella Night”...

di bidangnya untuk memenuhi posisi yang kosong, layanan jasa ini memiliki nama brand Exearch. Selain itu, jasa lain yang dijual oleh perusahaan ini adalah Event Organizer yang memiliki nama brand Extra Ordinary Event Organizer. Kegiatan yang dilakukan oleh EO ini adalah melakukan manajemen terhadap sebuah acara yang diselenggarakan oleh pihak klien yang meng-order jasa mereka. Perusahaan PT 3X Podiman berdiri pada tahun 2012 yang dipimpin oleh Bapak Ivan Janitra Podiman selaku owner. Pada awalnya perusahaan ini membawahi Exearch yang bergerak sebagai jasa konsultan dan pencarian Sumber Daya Manusia untuk level executive. Akan tetapi, seiring berkembangnya waktu perusahaan ini mengakuisisi sebuah Event Organizer yang bernama Extra Ordinary. Sekalipun telah diakuisisi oleh perusahaan ini namun nama dari Event Organizer ini tetap dipakai sebagai Brand Image dikarenakan nama Extra Ordinary telah dikenal oleh para klien sebelumnya. Dalam menyusun sebuah konsep acara terdapat beberapa tahapan yaitu sebagai berikut (1) Pertama terlebih dahulu melakukan pertemuan dengan pihak yang akan menyelenggarakan acara. Dalam hal ini, ketika kita berperan sebagai seorang event organizer, sebelum menyusun seperti apa konsep acara maka harus mengetahui terlebih dahulu tujuan serta siapa audiens dari acara sehingga acara yang akan dibuat nantinya dapat terarah; (2) Melakukan analisa tentang apa yang menjadi kekuatan, kelemahan, tantangan serta kesempatan dari acara yang akan dilaksnakan (SWOT analysis), serta apakah acara yang akan dilakukan nanti dapat on time dan on budget (visible); (3) Kemudian tahapan selanjutnya adalah mulai merumuskan ide dari hasil analisa yang telah dilakukan sebelumnya, ke dalam sebuah proposal acara, yang berisi tentang kemungkinan pengisi acara, budget, sound system, lighting, rundown acara sementara dan hal-hal lain yang dibutuhkan dalam pelaksanaan acara, yang telah disesuaikan dengan tema acara; (4) Ide-ide yang telah dibuat,selanjutnya dipresentasikan di depan klien dan menunggu masukan-masukan yang lebih tentang ide tersebut. Dari sini, setelah disamakannya pemikiran antara pihak EO dengan klien dan mencapai kesepakatan ide; dan (5) Hal selanjutnya dilakukan adalah mulai menghubungi pihak-pihak yang dibutuhkan agar acara ini dapat berjalan. Pada tahap ini, pihak klien bertindak sebagai pengawas dan terus memantau jalannya persiapan acara yang dilakukan oleh pihak EO. Akan tetapi, mereka tidak akan ikut campur tangan secara mendalam dikarenakan sudah menjadi

tugas EO untuk merancang acara ini agar berhasil. Namun, bukan berarti pihak klien tidak melakukan apa-apa. Disini dibutuhkannya koordinasi komunikasi yang baik antara kedua belah pihak, sehingga tidak terjadi miscommunication dapat dapat menimbulkan kejadian buruk ketika acara berlangsung maupun sesudah acara. Selain itu, peneliti juga menemukan bahwa dalam menyelenggarakan sebuah acara, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan selain dari tujuan dan audiensnya, yaitu seperti (1) Bagaimana tempat acara; (2) Apa yang sedang menjadi tren saat ini; (3) Siapa saja yang akan menjadi pengisi acara; (4) Bagaimana setting sound system dan lighting; (5) Penataan cahaya dan suara juga harus diperhatikan; (6) Bagaimana pergantian atau sequencing dari satu pertunjukan ke pertunjukan yang lain; (7) Mood acara; dan (8) Tentang pengaturan waktu Dalam mengimplementasikan acara yang telah dirancang maka pihak EO dan klien harus berkolaborasi atau saling bekerja sama agar acara yang diselenggarakan sesuai dengan rancangan yang telah dibuat. Disini kedua belah pihak harus tetap menjaga agar komunikasi diantara mereka tetap terjalin dengan baik agar tidak terjadinya miscommunication yang dapat membuat acara tersebut tidak mencapai tujuan. Setelah semua penyusunan konsep acara pada tahapan pra-acara telah selesai dilakukan, selanjutnya pihak EO mulai meng-implementasikan semua konsep yang telah disusun sebelumnya di tempat acara, sebelum acara dimulai. Seperti dekorasi ruang, setting panggung, pencahayaan, suara, hingga gelada bersih. Pihak klien pada tahapan ini terus memantau dan memberikan masukan-masukan ketika ada hal-hal yang tidak sesuai dengan keinginan mereka. Hingga akhir acara, pihak EO akan terus mempertahankan agar acara yang berjalan tetap berjalan sesuai dengan konsep awal yang ditentukan sehingga tujuan acara dapat tercapai. Dan pihak klien pun tetap mengawasi jalannya acara. Setelah semua acara telah selesai dilakukan, maka pihak EO dan klien bertemu kembali untuk melakukan evaluasi. Dalam proses evaluasi konsep acara ini tentu saja dibutuhkan pendapat dari pihak audiens selaku penonton dari acara yang diselenggarakan. Dan dari hasil wawancara dengan salah satu tamu undangan pada acara “End of Year Marbella Night”, dapat terlihat bahwa mereka merasa puas dan berharap agar ke depannya acara pergantian tahun baru di Hotel Marbella semakin baik. Dari setiap hasil dalam evaluasi, dapat dilihat apakah klien merasa puas atau tidak terhadap konsep acara secara keseluruhan. Pada kasus ini, pihak Marbella

65

Kalbisocio,Volume 3 No. 1 Februari 2016

merasas puas dengan kinerja dari Extra Ordinary Event Organizer, sehingga mereka meminta lagi agar EO ini kembali meng-handle acara pergantian tahun baru mereka di 2014.

IV. SIMPULAN Dari hasil analisis data yang diperoleh dari observasi dan wawancara maka terdapat tiga kesimpulan dalam penelitian ini (1) Landasan dalam menyusun konsep acara yang akan diselenggaraakan yaitu a) Mengetahui apa yang menjadi tujuan dari penyelenggaraan sebuah acara. Dalam hal ini halhal yang perlu diketahui adalah visi, misi, goal dan objektif acara tersebut b) Mengetahui siapa yang menjadi tamu acara yang akan diselenggarakan c) Menganalisa tempat penyelenggaraan acara; (2) Tahapan dalam menyusun penyelenggaraan acara “End of Year Marbella Night”, oleh Extra Ordinary Event Organizer yaitu a) Melakukan penelitian sebelum menyusun konsep. Penelitian itu dilakukan untuk mengetahui tujuan acara, siapa target audiens, apa yang menjadi SWOT dari acara, menganalisa lingkungan tempat acara. b) Membuat ide acara berdasarkan informasi dari hasil penelitian, dengan menyusun hal-hal yang terkait dengan acara seperti tema acara yang disesuaikan dengan konsep, pengisi acara, alat-alat pendukung acara dan semuanya itu dibuat dengan mencantumkan perkiraan harganya. c) Melakukan presentasi di depan klien untuk mengetahui bagaimana tanggapan mereka atas ide yang telah disusun. Hal ini dikarenakan pihak klien merupakan pihak yang paling mengetahui bagaimana keadaan market yang sesungguhnya. Selain itu juga untuk melihat apakah acara ini dapat di laksanakan on time dan on budget atau tidak. d) Mengimplementasikan konsep acara yang telah dibuat pada hari-H dan tetap mengawasi serta memonitori acara dari awal hingga akhir. e) Setelah acara selesai, melakukan evaluasi bersama antara pihak dari klien dan EO untuk mengetahui apakah konsep acara yang

66

dibuat telah mencapai tujuan diselenggarakannya acara. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana respon dari audiens atau feedback; dan (3) Hambatan yang dapat menghambat proses penyelenggaraan acara. Dalam penyusunan sebuah konsep acara tentu ada hambatan-hambatan yang dapat membuat proses penyusunan berjalan tidak lancar. Hambatan tersebut seperti (1) Ide yang subjektif datang dari pihak penyelenggara acara, membuat pihak EO kesulitan menemukan satu ide yang akan digunakan dalam pembuatan konsep acara. (2) Pihak vendor yang kurang profesional.

V. DAFTAR RUJUKAN Allen, J. et al. (2011). Festival & Special Event Management. 5th Edition. Australia. John Wiley & Sons Australia. Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Gramedia Pustaka Utama. Kriyantono, R. (2006). Teknik Praktis : Riset Komunikasi. Jakarta. Kharisma Putra Utama. Morissan, M. A. (2010). Manajemen Public Relations: Strategi Menjadi Humas Profesional. Jakarta. Kencana Moleong, L. J. (2013). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung. PT Remaja Rosdakarya Natoradjo, S. (2011) Event Organizing: Dasar-Dasar Event Management. Kompas Gramedia. Jakarta. Pudjiastuti, W. (2010). Special Event: Alternatif Jitu Membidik Pasar. Jakarta. Elex Media Komputindo. Rosda Karya. Semiawan C.R. (2010). Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, Karakteristik,

dan

Keunggulannya.

Jakarta.

PT

Grasindo Shone, A & Parry B. (2004). Successful Event Management A Practical Handbook 2nd Edition. London. Thomson Learning Sukmadinata, N. S. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Remaja Wiryanto. (2004). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta. PT Grasindo.