ANIMASI 3D KISAH AYU INTAN PERMANI
JURNAL SKRIPSI
Disusun Oleh : Apriliana Indah Paramitha 10.12.1413
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM PURWOKERTO PURWOKERTO 2014
ABSTRAKSI
Film kartun merupakan serangkaian gambar yang bergerak hingga menyerupai gambar hidup. Tentu ini adalah suatu hal yang istimewa dan mengagumkan. Maraknya film kartun yang berkembang saat ini tidak diimbangi dengan pembuatan film kartun. Perkembangan film kartun 3D di Indonesia masih sangat lemah. Mungkin karena pembuatannya yang memakan waktu yang lama. Dan diaya yang besar untuk memproduksinya. Sehingga dengan minimnya pembuatan film animasi 3D di Indonesia, maka pada penelitian ini dijelaskan tentang cara pembuatan suatu film animasi pendek dari awal sampai akhir. Film pendek animasi 3D ini berjudul Kisah Ayu Intan Permani. Dibuat menggunakan perangkat lunak utama iClone V5.4. Metode pengembangan sitem yang digunakan dalam pembuatan film pendek animasi 3D ini adalah MDLC. Pembuatan film animasi pendek ini menceritakan tentang seorang pembantu yang berniat ingin melamar putri dari majikannya. Tapi sang majikan bersih keras tidak mau anaknya berteman dan dekat dengan pembantu. Dan akhirnya pembantu itu pun kabur dengan sang putri. Kata Kunci : Animasi, Film Kartun 3D, Kisah Ayu Intan Permani
2
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penulisan Perkembangan dunia film kartun dari tahun ke tahun mengalami perubahan yang sangat pesat hal ini memerlukan waktu puluhan tahun dalam proses penciptanya. Film kartun dimulai dikenal luas sejak populernya media televisi yang mampu menyajikan gambar-gambar bergerak hasil rekaman kegiatan dari makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Multimedia merupakan salah satu cara yang tepat untuk mempermudah penyimpanan informasi melalui bentuk audio video dalam dunia teknologi. Dengan adanya multimedia manusia bisa berinteraksi dengan komputer melalui media gambar, teks, audio, animasi dan video. Selain itu multimedia juga mampu menghasilkan sesuatu menjadi lebih hidup dan menarik. Film kartun 3D merupakan animasi yang berwujud 3 dimensi, meskipun bukan dalam bentuk 3D yang sebenarnya, yaitu bukan sebuah objek 3D yang dapat kita sentuh dan rasakan wujud fisiknya, namun hanya dalam layar kaca (media layar TV, bioskop, komputer, proyektor, dan media lain sejenisnya). Tidak hanya seperti animasi 2D yang hanya memiliki dimensi panjang (x) dan lebar (y), animasi 3D selain memiliki kedua dimensi tersebut juga memiliki dimensi kedalaman (z). Pada era globalisasi sekarang ini banyak di tayangkan film–film animasi 2D maupun 3D, import dari Jepang dan Amerika seperti film animasi 2D Dragon Ball, Transformer maupun film 3D seperti The Ice Age, The Legend of Guardian, G-force, dan masih banyak lainya. Film – film animasi di atas banyak juga yang di ambil dari kehidupan hewan. Kemajuan teknologi animasi juga dijadikan sebagai alat bantu dalam menyediakan informasi secara mudah dan efesien, namun dibalik kemajuan teknologi yang ada saat ini dengan banyaknya alat bantu di negara kita sendiri masih banyak orang atau pun industri yang memiliki keterbatasan biaya dan kemampuan dalam penggunaan software animasi atau pun memiliki biaya tapi tidak mampu mengunakan software tersebut, ditambah lagi dengan kurangnya mintat pada seni perancangan dan pembuatan film kartun pada personal yang berbeda. Pemanfaatan software animasi secara efektif dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif perancangan dalam pembuatan dan lebih murah dalam pembiayaannya. Dan juga Indonesia belum banyak menghasilkan film animasi 3D khususnya yang bertemakan percintaan. Melihat akan fakta yang ada saya menjadi terinspirasi untuk membuat animasi 3D berdurasi pendek, yang bertemakan percintaan. Untuk itu saya mengambil judul skripsi “Animasi 3D Kisah Ayu Intan Permani”. 1.2. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai pada penulisan tugas akhir ini adalah :
3
Membuat film animasi 3D yang berjudul “Kisah Ayu Intan Permani” yang dapat menarik minat para pemerhati film. 1.3. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah yaitu: bagaimana cara memproduksi Film Kartun Animasi 3D “Kisah Ayu Intan Permani” yang menarik dan bagus. Sehingga menarik pemerhati film untuk melihatnya. 1.4. Batasan Masalah Agar penelitian yang dilakukan tidak terlalu luas dan lebih terarah, maka peneliti membatasi penelitian terhadap hal-hal sebagai berikut : 1. Film animasi yang dibuat adalah film animasi 3D yang bertemakan si kaya dan si miskin yang tidak direstui cintanya. 2. Film animasi yang dibuat hanya mengangkat satu cerita atau tema dan tidak berkelanjutan atau berseri. 3. Film animasi yang dibuat berdurasi pendek.
4
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. MULTIMEDIA Multimedia merupakan kombinasi teks, seni, suara, gambar, dan video yang disampaikan dengan komputer atau dimanipulasi secara digital dan dapat disampaikan dan/atau dikontrol secara interaktif. (Vaughan, 2004) Multimedia sebagai kumpulan media berbasis komputer dan sistem komunikasi yang berperan untuk membina, menyimpan, mengirim dan menerima informasi yang berisi teks, grafik, audio dan sebagainya (Gayeski,1993). Dari pernyataan diatas dapat dikatakan bahwa multimedia merupakan penyatuan dua atau lebih media komunikasi sepertiteks, grafik, animasi, audio dan video dengan ciri – ciri interaktif komputer untuk menghasilkan satu tampilan yang menarik. Multimedia terdiri dari beberapa unsur diantaranya teks, grafik, audio, video, dananimasi. MULTIMEDIA
TEKS
GRAFIK
AUDIO
VIDEO
ANIMASI
Gambar 2.1 Elemen-elemen Multimedia 2.1.2. Jenis Multimedia
Multimedia dapat di definisikan menjadi 2 kategori, yaitu: a. Multimedia Content Production adalah penggunaan beberapa media (teks, audio, graphics, animation, video dan interactivity) yang berbeda dalam menyampaikan suatu informasi atau menghasilkan produk multimedia seperti video, audio, musik, film, game, entertaintment, dll. Bisa juga dikatakan sebagai penggunaan beberapa teknologi yang berbeda yang memungkinkan untuk menggabungkan media (teks, audio, graphics, animation, video, dan interactivity) dengan cara yang baru untuk tujuan komunikasi. b. Multimedia Communication adalah penggunaan media (massa), seperti televisi, radio, media cetak dan internet untuk mempublikasikan atau menyiarkan atau mengkomunikasikan material periklanan, publikasi, entertaintment, berita, pendidikan, dll. (Akhmad Bukhori, 2013) Multimedia merupakan kombinasi teks, seni, suara, gambar, dan video yang disampaikan dengan komputer atau dimanipulasi secara digital dan dapat disampaikan dan/atau dikontrol secara interaktif. (Vaughan, 2004) Multimedia sebagai kumpulan media berbasis
5
komputer dan sistem komunikasi yang berperan untuk membina, menyimpan, mengirim dan menerima informasi yang berisi teks, grafik, audio dan sebagainya (Gayeski,1993). 2.1.3. FILM Ada beberapa pengertian tentang film. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, terbitan Balai Pustaka (1990 : 242), film adalah selaput tipis yang dibuat dari seluloid untuk tempat gambar negatif (yang akan dibuat potret) atau untuk tempat gambar positif (yang akan dimainkan di bioskop). Film juga diartikan sebagai lakon (cerita) gambar hidup. Dari definisi yang pertama, kita dapat membayangkan film sebagai sebuah benda yang sangat rapuh, ringkih, hanya sekeping Compact Disc (CD). Sedangkan film diartikan sebagai lakon artinya adalah film tersebut merepresentasikan sebuah cerita dari tokoh tertentu secara utuh dan berstruktur. Pengertian lebih lengkap dan mendalam tercantum jelas dalam pasal 1 ayat (1) UU Nomor 8 Tahun 1992 tentang Perfilman di mana disebutkan bahwa yang dimaksud dengan film adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa pandangdengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video dan/atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronika, atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan dan/atau ditayangkan dengan sistem mekanik, elektronik dan/atau lainnya. Sedangkan film maksudnya adalah film yang secara keseluruhan diproduksi oleh lembaga pemerintah atau swasta atau pengusaha film di Indonesia, atau yang merupakan hasil kerja sama dengan pengusaha film asing. (Suyanto, 2005) 2.1.4. Jenis-Jenis Film Jenis film berdasarkan bahan pembuatnya dibedakan menjadi jenis film 8 mm, 16 mm, 35 mm, 70 mm. Jenis film 8 mm dan 16 mm banyak digunakan untuk memproduksi filmfilm pendidikan dan penerangan serta dokumentasi pada zamannya. Untuk kepentingan rumah tangga banyak menggunakan film 8 mm. Sedangkan film untuk diputar di gedunggedung bioskop menggunakan film jenis 35 mm dan 70 mm. Sedangkan film berdasarkan proses produksinya, Heru Effendy dalam bukunya Mari Membuat Film (Konfiden, 2002) membagi jenis film menjadi 4 antara lain: a. Film dokumenter b. Film cerita pendek (short films) c. Film cerita panjang (feature-length films) d. Film-film jenis lain : profil perusahaan (corporate profile), iklan
6
televisi (tv commercial/tvc), program televisi (tv programme), dan video klip (music video). Menurut Himawan Pratista dalam bukunya Memahami Film (Homerian Pustaka, 2008) membagi jenis film menjadi 3 jenis yakni: a. Film Dokumenter b. Film Fiksi c. Film Eksperimental (abstrak) 2.1.5. ANIMASI Menurut Vaughan (2004) dalam Iwan Binanto (2010), animasi adalah usaha untuk membuat presentasi statis menjadi hidup. Animasi merupakan perubahan visual sepanjang waktu yang memberi kekuatan besar pada proyek multimedia dan halaman web yang dibuat. Animasi berasal dari kata “to animate” yang artinnya menggerakan. Animasi sendiri merupakan suatu teknik menampilkan gambar berurutan sedemikian rupa sehingga penonton merasakan adanya ilustrasi gerakan (motion) pada gambar yang ditampilkan. Animasi adalah hasil dari proses menampilkan obyek-obyek gambar sehingga gambar yang ditampilkan akan tampak hidup. Tidak hanya menghidupkan, animasi juga memberikan karakter kepada obyek-obyek tersebut (Binanto,2010). Animasi, atau lebih akrab disebut dengan film animasi, adalah film yang merupakan hasil dari pengolahan gambar tangan sehingga menjadi gambar yang bergerak. Pada awal penemuannya, film animasi dibuat dari berlembar-lembar kertas gambar yang kemudian diputar sehingga muncul efek gambar bergerak. Dengan bantuan komputer dan grafika komputer, pembuatan film animasi menjadi sangat mudah dan cepat (wikipedia, 2012). Animasi dapat kita nikmati dengan cara menggunakan sekumpulan gambar yang berubah sedikit demi sedikit, yang ditampilkan secara berurutan dengan kecepatan tertentu, sehingga menimbulkan kesan bergerak pada rentetetan gambar yang diam. Kehalusan animasi bisa ditentukan melalui banyaknya gambar yang ditampilkan dalam 1 detik atau disebut frame per second. Biasanya dalam animasi standart, digunakan patokan 18 sampai 24 gambar perdetik (Vega,2004). 2.1.6. Tentang Animasi 3D Animasi 3D adalah animasi yang berwujud tiga dimensi meskipun bukan dalam bentuk 3D yang sebenarnya, yaitu bukan fisiknya, namun dalam wujud 3D dalam layar kaca 2D (layar tv, bioskop, komputer, proyektor, dan media sejenisnya). Tidak seperti animasi 2D yang memiliki dimensi panjang (X) dan lebar (Y), animasi 3D selain memiliki ke 2D tersbut juga memiliki dimensi kedalaman (Z). (Aditya , 2009) Animasi 2D bersifat datar (flat), sedangkan animasi 3D
7
memiliki kedalaman (volume) bentuk. Animasi 3D dapat di definisikan sebagai animasi yang dapat di lihat dari berbagai sudut pandang (poin of view). Tahapan animasi 3D secara keseluruhan di kerjakan dengan media komputer, mulai dari tahap modeling, texturing, lighting, sampai rendering. Keunggulan utama dari animasi 3D adalah fisualisasi objek yang tampak lebih nyata dan mendekati bentuk aslinya. Keunggulan lain adalah kemampuanya utnuk membuat dan mewujudkan fisualisasi dengan yang sulit dan tidak mungkin atau bahkan yang nampak mustahil. (Aditya , 2009) 2.1.7. Jenis Animasi 3D Jenis Animasi 3D dapat di bagi dalam 3 kategori utama, yaitu animasi 3D penuh, animasi 3D dan 2D, serta animasi 3D dan livetshoot. (Aditya,2009). a. Animasi 3D penuh Jenis ini menggunakan animasi objek 3D secara penuh, seluruh tampilan 3D maupun proses pembuatannya menggunakan teknik animasi 3D. b. Animasi 3D dan 2D Jenis ini merupakan penggabungan antara animasi 3D dengan animasi 2D. Biasanya tokoh atau karakter animasinya berupa animasi 2D dengan latar belakang (background) maupun peralatan, serta propertinya menggunakan animasi 3D. Ini dilakukan untuk mempermudah proses pembuatan animasi karena pembuatan karakter 3D memiliki kerumitan yang lebih tinggi dan proses yang lebih mendetail dibandingkan dengan karakter 2D. c. Animasi 3D dan Liveshoot Jenis animasi ini menggabungkan antara animasi 3D dengan shooting langsung atau liveshoot. Animasi jenis ini banyak di terapkan pada afilm – film hollywod. 2.1.8. IClone IClone adalah rendering 3D dan program perangkat lunak animasi yang memungkinkan pengguna untuk membuat film animasi 3D. Hal ini penting untuk menjadi salah satu perangkat lunak animasi sangat sedikit (dua lainnya adalah Muvizu dan Autodesk Motion Builder) yang menggunakan real-time pandangan untuk membiarkan animator melihat hasil pekerjaan mereka segera, dan untuk memutar animasi di viewport. Ini fitur real-time diaktifkan dengan menggunakan mesin videogame 3D untuk instan rendering pada layar. Fungsi lainnya termasuk : animasi penuh wajah dan kerangka sosok manusia dan hewan, import standar jenis file, termasuk 3D FBX, batas waktu untuk mengedit dan penggabungan gerakan, sebuah bahasa scripting untuk interaksi karakter, aplikasi standar file gerak-capture, kemampuan untuk mengendalikan sebuah adegan animasi dalam cara yang sama seperti bermain video game, dan import model dari Google 3D
8
Warehouse ,di antara banyak fitur lainnya. iClone juga terkenal karena menawarkan pengguna penggunaan bebas royalti dari semua konten yang mereka ciptakan dengan perangkat lunak, bahkan ketika menggunakan perpustakaan aset Reallusion sendiri. 2.1.9. Adobe Premiere Pro CS3 Adobe Premiere merupakan salah satu program aplikasi pengolah video yang cukup popular dan terbaik di antara program sejenis lainnya. Adobe Premiere Pro CS3 merupakan aplikasi yang digunakan untuk mempersingkat proses video, misalnya proses merekam langsung ke harddisk untuk editing, hingga penyimpanan kedalam kaset, keping CD, website, atau pemutar video lainnya. Fungsi utama Premiere Pro lebih efektif lagi untuk merangkai gambar, video dan audio, bukan untuk animasi. 2.1.10. Kajian Pustaka Terdahulu Penelitian Cahya Budi Wibawa (2011) berjudul : Pembuatan Film Animasi 3D Anak Berjudul “Ayo Kita Shalat”, penelitian ini menggunakan metode pengembangan SWOT, software yang digunakan adalah 3Ds max 2009. Hasil penelitian ini adalah Membangun sebuah film animasi yang berpesan tentang pentingnya shalat. Penelitian Baetrice Waskita (2009) berjudul : Film Animasi “Pendaftaran Mahasiswa Baru”. Penelitian ini menggunakan metode pengembangan SWOT. Penelitian ini juga nenggunakan software 3Ds max 2009. Hasil penelitian ini adalah Membuat sebuah video iklan animasi tentang tata cara pendaftaran pada Universitas Gunadharma. Penelitian Deuis Nur Astrida (2013) berjudul : “Film Kartun 2 Dimensi Babad Baturaden”. Penellitian ini menggunakan software Adobe Flash CS5 dan Pinnacle studio 12. Penelian ini menggunakan metodologi penelitian Waterfall. Hasil dari penelitian ini adalah Membuat film kartun tentang sejarah awal mula terbentuknya nama baturraden.
9
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian dibutuhkan data-data pendukung yang diperoleh dengan suatu metode pengumpulan data yang relevan. Metode pengumpulan data yang digunakan untuk penelitian adalah sebagai berikut: Studi Pustaka Dalam metode ini, pengumpulan data juga dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku pendukung, termasuk di dalamnya tentang penulisan dan mengenai hal-hal yang mendukung pembuatan animasi. Selain dari buku, data yang diperlukan juga berasal dari sumber lain, seperti internet. 3.2. Metode Pengembangan Sistem Metode yang digunakan dalam pengembangan sistem pada penelitian ini adalah waterfall menurut M.Suyanto dan Aryanto. Tahap Pra Produksi Analisi Piranti Ide Skenario Storyboard
Tahap Produksi Desain, Penganimasian, Dubbing, Musik dan Sound efek
Tahap Post Produksi Rendering dan Konversi ke CD
Gambar 3.1 Metode Pengembangan Waterfall 10
3.2.1. Tahap Pra Produksi Merupakan tahap yang harus ditempuh sebelum memasuki proses produksi. Fungsi dari tahap ini adalah sebagai landasan utama dalam pembuatan film dimana jenis cerita, penokohan, alur cerita, dan pembentukan karakter film ditentukan ditahap ini. Berikut elemen – elemen dalam tahap Pra Produksi yaitu a. Analisis Piranti Menganalisis kebutuhan baik software maupun hardware yang dibutuhkan dalam pembuatan film. Kebutuhan software dan hardware memang sangat diutamakan karena untuk proses pembuatan film. b. Ide Cerita Ide adalah gagasan atau buah pikiran yang melandasi terbentuknya cerita dalam film. Merupakan aspek terpenting karena dengan adanya sebuah ide yang menarik dan bagus maka pemerhati film akan tertarik melihatnya. c. Sinopsis Sinopsis merupakan ringkasan cerita secara garis besarnya. Dapat berisikan tentang tokoh utama, perwatakan, dan masalah yang dihadapi, serta upaya yang dilakukan sang tokoh utama dalam mengatasi mesalah tersebut. d. Design Setiap karakter biasanya mempunyai kekuatan, kelemahan, kelakuan dan kebiasaan yang khas. Bertujuan mendefinisikan apa yang mereka lakukan, mengapa mereka melakukan dan bagaimana mereka melakukannya. e. Skenario Adalah naskah cerita yang ditulis dengan istilah – istilah kamera yang digunakan sebagai panduan untuk pembuatan sebuah tayangan film. f. Storyboard Merupakan sebuah sketsa dari suatu film. Storyboard berbentuk cuplikan gambar dari film yang berurutan. Kegunaan Storyboard adalah sebagai dasar rancangan gerak objek pada film. Menggambarkan Storyboard pada umumnya dilakukan pada lembaran kertas. 3.2.2. Tahap Produksi Merupakan tahap dimana proses pembuatan film tersebut dimulai. Inti dari pembutan film adalah pada tahap produksi. Dalam tahap ini terjadi beberapa pekerjaan yang dilakukan secara estafet dan teratur. Seperti : a. Dubbing Merupakan proses pengisian suara pada karakter dalam film.
11
b. Musik dan Sound effect Musik adlah bunyi yang diterima oleh individu dan berbeda – beda berdasarkan sejarah, lokasi, budaya, dan selera seseorang. Musik dalam film berfunggsi sebagai pengiring cerita. Mempertegas situasi yang sedang terjadi dalam adegan film. Baik itu klimaks cerita, antiklimaks, maupun ending. Sedangkan sound effek adalah efek suara yang digunakan untuk menegaskan ekspresi suatu adegan. 3.2.3. Tahap Post Produksi Merupakan tahap akhir dalam pembuatan film yaitu berupa process rendering dan convert video. a. Rendering Render secara istilah dapat diartikan suatu langkah akhir transformasi citra atau scane tiga dimensi untuk menghasilkan suatu citra baru yang dapat ditampilkan dilayar. b. Convert Video Merupakan tahap merubah format film yang berekstensi .AVI ke format video standar, seperti .mpeg, atau .3gp.
12
BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Tahap Pra Produksi 4.1.1. Analisis Piranti a. Kebutuhan Perangkat keras (Hardware) Tabel 4.1 Perangkat Keras (Hardware) Perangkat Keras Spesifikasi Procesor Intel ® Core TM i3-380M Memory 2048 MB DDR3 Monitor 14.0” HD LED LCD VGA Intel® HD Graphics Sound system XTune XTS 6000 Mouse VOTRE b. Kebutuhan Perangkat Lunak (Software) Tabel 4.2 Perangkat Lunak (Software) PerangkatLunak Keterangan I-Clone versi 5.4 Software desain dan perancangan Pro animasi Format Factory Software Converter file video dan audio Adobe Premiere Software penggabung animasi dan Pro 6 audio 4.1.2. Ide Cerita Ide cerita dari film ini didapat dari sebuah pengalaman seorang teman yang pada waktu itu ingin menikah tetapi citanya tidak direstui oleh orang tuanya. 4.1.3. Sinopsis 1. Siapa tokoh utama dalam film itu? Jawab : Ayu Intan dan Suta 2. Apa yang diinginkan oleh tokoh utama? Jawab : menjalin sebuah hubungan 3. Siapa yang menghalangi tokoh utama untuk mendapatkan keinginannya? Jawab : Ayah Ayu 4. Bagaimana pada akhirnya tokoh utama berhasil mencapai apa yang dicitacitakan dengan cara yang luar biasa, menarik, dan unik? Jawab : Ayu Intan memilih kabur dari rumah dan pergi bersama Suta dan menetap di suatu tempat untk hidup berdua. 5. Apa yang ingin anda sampaikan dengan mengahiri cerita tersebut? 13
Jawab : Jangan membeda-bedakan status sosial kaya dan miskin. 6. Bagaimana anda mengisahkan cerita anda? Jawab : dengan sudut pandang orang ketiga, bantuan backsound untuk menambahkan efek-efek yang dibutuhkan, dan mengambil hikmah dari si kaya dan si miskin. 7. Bagaimana tokoh utama dan tokoh-tokoh pendukung lain mengalami perubahan dalam cerita ini? Jawab : Si Ayu dan si Suta akhirnya pergi berdua dan menetap di suatu tempat hidup bahagia berdua selamanya. 4.1.4. Desain Karakter 1. Karakter Ayu Intan Mengilustrasikan seorang gadis yang ramah dan lemah lembut, anak saudagar kaya sebagai tokoh utama dalam film animasi ini.
2.
Gambar 4.1 Ayu Intan Permani Karakter Suta Desain karakter yang mengilustrasikan seorang lelaki pembantu (Batur) dan bersifat ramah dan sopan kepada majikannya, sebagai tokoh utama dalam film animasi ini.
Gambar 4.2 Karakter Suta
14
3.
Karakter pendukung Karakter Ayah Ayu
Karakter Biyung Emban
Gambar 4.3 Karakter Ayah Ayu
Gambar 4.4 Karakter Biyung Emban
4.1.5. Storyboard Storyboard digunakan untuk menggambarkan deskripsi tiap scene dengan mencantumkan semua objek multimedia.
Gambar 4.5 Storyboard saat Suta dan Ayu pertama jumpa
Gambar 4.6 Storyboard Ayah Ayu melarang hubungan Ayu dengan Suta
15
Gambar 4.7 Storyboard Ayu dan Suta menetap disuatu tempat 4.2. Tahap Produksi Merupakan tahap dimana proses pembuatan film tersebut dimulai. Inti dari pembutan film adalah pada tahap produksi. Dalam tahap ini terjadi beberapa pekerjaan yang dilakukan secara estafet dan teratur, seperti : 4.2.1. Desain Background Beberapa desain background yang digunakan dalam pembuatan animasi 3D ini sebagai berikut :
gambar 4.8 Taman
Gambar 4.9 Sungai tempat Suta dan Ayu beristirahat 16
Gambar 4.10 Rumah ditepi Sungai 4.2.2. Penganimasian Proses penganimasian sebuah objek yang sudah dibuat menggunakan software IClone. Tahap penganimasiannya yaitu masukkan karakter Suta dan Ayu, langkah-langkah menggerakannya yaitu pilih pada Menu Tools>Animation>Path>CreatePath kemudian buat jalur lintasan karakter terlebih dahulu>kemudian pada karakter Suta maupun Ayu klik kanan pilih Path>Pick Path>setelah itu pilih Move>Walk_Forward> kemudian atur Timeline pada tiap gerakan animasi, jika Timeline sudah disesuaikan kemudian klik tombol play animation. Maka karakter akan berjalan sesuai jalur yang telah dibuat.
Gambar 4.11 Menggerakkan karakter 4.2.3. Dubbing Tahap memasukkan dubbing pada karakter dapat dengan audio recorder yang sudah terdapat pada aplikasi I-Clone atau dapat juga membuat rekaman suara sendirimelalui audio recorder handphone yang kemudian di import ke iClone. Klik karakter yang akan di animasikan kemudian pada menu tools pilih animation>pilih facial animation>pada panel modify pilih record kemudian akan muncul
17
kotakdialog Record Wave>Kemudian klik tombol Record, jika sudah dan ingin melihat hasil dubbing yang sudah dibuat pilih tombol play record, jika sudah sesuai pilih OK.
Gambar 4.12 Kotak dialog Record Wave 4.3. Tahap Post Produksi 4.3.1. Editting Proses penyatuan semua unsur yang ada dalam sebuah cerita animasi. Editing dilakukan menggunakan software Adobe Premiere Pro 6. Pada tahap ini memberikan effect pada video sepert mengatur transition pada setiap layer, menggabung-gabungkan semua scene pada video yang telah dibuat beserta suaranya dan mengatur durasi video yang dibuat. Jika video yang dibuat dirasa sudah sesuai dengan yang diinginkan maka dapat disimpan ataupun dapat juga di render.
Gambar 4.13 Proses mengedit video menggunakan Adobe 4.3.2. Rendering Tahap Rendering adalah proses akhir setelah semua tahapan demi tahap sudah dikerjakan sampai dengan selesai. Proses Rendering memakan waktu cukup lama tergantung dengan banyaknya scene yang dibuat dalam video. Tahap rendering dari keseluruhan semua
18
proses yang telah dilakukan menggunakan aplikasi Adobe Premiere Pro 6. Klik File pada menu toolbar aplikasi Adobe Premiere Pro 6, pilih Export, kemudian pilih Movie. Kemudian akan muncul jendela tempat yang akan digunakan untuk menyimpan video hasil render. Lalu pilih folder penyimpanan, ubah file name yang akan disimpan kemudian kilik Save kemudian akan muncul kotak jendela RenderingVideo, maka proses rendering pun sedang berjalan.
Gambar 4.14 Proses Rendering Video 4.3.3. Konversi ke CD atau DVD Setelah semua proses dilalui, langkah selanjutnya adalah file di Burning ke dalam bentuk CD atau DVD. Burning dilakukan dengan menggunakan softwareUltra ISO atau dapat juga dengan Nero versi 7.0.
19
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah disusun dapat ditarik kesimpulan bahwa telah dibuat animasi 3D Kisah Ayu Intan Permani yang dapat menarik minat para pemerhati film. Dan animasi 3D ini dirancang menggunakan software induk iClone V5.4 dan software pendukung lainnya, seperti Adobe Premier Pro 6. Film animasi Kisah Ayu Intan Permani menyajikan sebuah cerita yang yang mengangkat perjalanan kisah cinta seorang perempuan yang tidak direstui orang tuanya. Namun dalam pembuatan animasi ini masih sederhana dan jauh dari kata sempurna. 5.2. Saran Animasi Kisah Ayu Intan Permani hanya menyajikan sebuah ceria mengenai perjalanan cinta seorang perempuan yang cintanya tidak direstui oleh orang tuanya. Maka diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk membuat film animasi yang mampu memberikan manfaat bagi orang lain dan memberikan contoh yang lebih baik bagi orang yang melihatnya. Cerita film animasi ini masih sangat sederhana dan dimungkinkan untuk dikembangkan lagi sehingga akan menghasilkan film animasi yang lebih baik dan lebih mempunyai banyak manfaat.
20
DAFTAR PUSTAKA Amir F. Sofyan dan Agus Purwanto, 2008. DIGITAL MULTIMEDIA : Animasi, Sound Editing, dan Video Editing. Yogyakarta : Penerbit Andi. Astrida, Deuis Nur. 2013. Film Animasi 2D Babad Baturraden. STMIK AMIKOM PURWOKERTO. http://www.bermusik.com, diakses pada tanggal 19 Januari 2014 http://www.gudanglagu.com, diakses pada tanggal 18 Januari 2014 Komputer, Wahana. 2008. Pengolahan Video Kreatif dengan Adobe Premiere Pro. Yogyakarta: ANDI. MADCOMS. 2007. Mahir dalam7 Hari Adobe Photoshop CS5. Yogyakarta : Andi offsite. Scilia, Ajeng Novita. 2013. Pembuatan Film Special Effect “Joko Sakti”. STMIK AMIKOM PURWOKERTO Suyanto, M.. 2003. Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing. Yogyakarta: Andi Offset. Suyanto, M. dan Yuniawan, Aryanto. 2006. Merancang Film Kartun Kelas Dunia. Yogyakarta: Andi Offset. yonaenjoy.blogspot.com, diakses 3 Desember 2013
21