AUDIT KEAMANAN SISTEM INFORMASI BERDASARKAN STANDAR ISO 27001 PADA PT. BPR JATIM 1)
Fine Ermana 2)Haryanto Tanuwijaya 3)Ignatius Adrian Mastan
S1 / Jurusan Sistem Informasi, Sekolah Tinggi Manajemen Komputer & Teknik Komputer Surabaya email: 1)
[email protected] 2)
[email protected] 3)
[email protected] Abstract: Information security management is extremely important for the head office of PT. BPR JATIM, since all report originating from branch offices throughout East Java will be sent to the center every day and network security in data transmission allows the risk of loss of confidential company data. Core Banking System operates online using the server at the vendor. However the central office still get regular reports from the branches that still have to have a data server backup and recovery. Given the importance of information, the information security police should include procedures for asset management, human resources management, physical and environmental security, logical security, operational security and information technology in information security incident handling. To find out how security information is in progress at the company, the need for security audit information system at PT. BPR JATIM to ensure that information security is implemented in accordance with the procedure. The standards used are ISO 27001 is selected because is very flexible depending on the needs of the organization developed and focused on information security management system. The result of the audit of the maturity level of the overall value of 2,90 which means that security controls are located on level 2 planned and tracked, but has approached the level 3 well defined which is the level expected by company, necessitating increased security controls that have been recommended. Keywords: audit, information security, ISO 27001, maturity level.
Manajemen keamanan informasi
menggunakan server yang ada pada vendor.
sangatlah penting bagi kantor pusat PT.
Meskipun demikian, kantor pusat tetap
BPR JATIM, karena seluruh laporan yang
mendapatkan laporan rutin bulanan yang
berasal dari kantor cabang di seluruh Jawa
berasal dari cabang sehingga tetap harus
Timur akan dikirimkan ke pusat setiap hari
memiliki server data untuk backup dan
dan keamanan jaringan dalam transmisi
recovery yang berjalan dengan baik. Mengingat pentingnya informasi,
data memungkinkan resiko kehilangan data rahasia perusahaan. Transmisi data dan
maka
informasi tersebut menggunakan jasa salah
informasi
satu Internet Service Provider (ISP) lewat
kurangnya terdapat prosedur pengelolaan
jaringan Virtual Private Network (VPN).
aset, prosedur pengelolaan sumber daya
Sistem perbankan atau Core Banking
manusia, prosedur pengamanan fisik dan
System (CBS) pada PT. BPR JATIM
lingkungan, prosedur pengamanan logical
menggunakan produk salah satu vendor
security, prosedur pengamanan operasional
Teknologi Informasi (TI) yaitu Sarana
teknologi
Transaksi
penanganan insiden dalam pengamanan
Keuangan
(SATU)
yang
kebijakan
informasi
beroperasi secara online namun masih
1
harus
tentang mencakup
informasi (Direktorat
dan
pengamanan sekurang-
prosedur
Penelitian
dan
Pengaturan Perbankan, 2007: 52). Untuk
yang terdefinisi (ICASA dalam Sarno,
itu diperlukan audit keamanan sistem
2009: 3).
informasi pada PT. BPR JATIM untuk memastikan
keamanan
informasi
Audit Sistem Informasi
diterapkan sesuai dengan prosedur. Standar
Weber
yang digunakan yaitu ISO 27001. Beberapa
mendefinisikan Audit Sistem Informasi
hal
sebagai
penting
yang
patut
dijadikan
dalam
Sarno
proses
(2009:
pengumpulan
pengevaluasian
dipilih karena dengan standar ini sangat
menentukan apakah sistem informasi dapat
fleksibel
sangat
melindungi aset, serta apakah teknologi
organisasi,
informasi yang ada telah memelihara
tujuan organisasi, persyaratan keamanan,
integritas data sehingga keduanya dapat
proses bisnis dan jumlah pegawai dan
diarahkan kepada pencapaian tujuan bisnis
ukuran struktur organisasi serta ISO 27001
secara efektif dengan menggunakan sumber
menyediakan
daya secara efektif.
tergantung
dari
karena
kebutuhan
sertifikat
implementasi
(evidence)
dan
pertimbangan mengapa standar ISO 27001 dikembangkan
bukti
28)
untuk
Sistem Manajemen Keamanan Informasi SMKI yang diakui secara internasional
Keamanan Informasi
yang
Security
Keamanan Informasi adalah penjagaan
Management System (ISMS) certification
informasi dari seluruh ancaman yang
(Sarno dan Iffano, 2009: 59).
mungkin
disebut
Information
terjadi
dalam
upaya
untuk
memastikan atau menjamin kelangsungan LANDASAN TEORI
bisnis (business continuity), meminimasi
Audit
resiko bisnis (reduce business risk) dan
Audit didefinisikan sebagai proses atau
memaksimalkan
aktivitas yang sistematik, independen dan
pengembalian investasi dan peluang bisnis
terdokementasi untuk menemukan suatu
(ISO 27001 dalam Sarno dan Iffano, 2009:
bukti-bukti (audit evidence) dan dievaluasi
27).
atau
mempercepat
secara obyektif untuk menentukan apakah telah
memenuhi
kriteria
pemeriksaan
Sistem Informasi
(audit) yang ditetapkan. Tujuan dari audit
Sistem Informasi (SI) adalah suatu sistem
adalah
untuk
di
kondisi
tertentu
perusahaan
dan
memberikan yang
gambaran
berlangsung
pelaporan
dalam
suatu
mempertemukan
di
transaksi
mengenai
harian,
organisasi
kebutuhan
yang
pengolahan
mendukung
operasi,
bersifat manajerial dan kegiatan strategi
pemenuhan terhadap sekumpulan standar
2
dari suatu organisasi dan menyediakan
dampak yang ditimbulkan atas terjadinya
pihak luar tertentu dengan laporan-laporan
sesuatu
yang diperlukan (Leitch dan Davis dalam
informasi di organisasi, yang dimaksud
Jogiyanto 2005: 11).
adalah ancaman terhadap aspek keamanan
yang
informasi
standar
CIA
keamanan
(Confidentiality,
Integrity, Availability). Sehingga setiap
ISO 27001 ISO/IEC
yaitu
mengancam
27001 Sistem
Informasi
dokumen
pernyataan akan diberikan bobot sesuai
Keamanan
dengan nilai resiko yang akan terjadi
merupakan Manajemen
(SMKI)
atau
apabila tidak diterapkan.
Information
Security Management Systems (ISMS) yang memberikan mengenai
gambaran apa
saja
secara yang
umum
METODOLOGI PENELITIAN Langkah-langkah
seharusnya
pelaksanaan
audit
dilakukan dalam usaha pengimplementasian
keamanan sistem informasi mencangkup:
konsep-konsep
1. Penentuan ruang lingkup
keamanan
informasi
di
perusahaan. Sarno dan Iffano (2009: 187)
2. Pengumpulan data.
mengatakan kontrol keamanan berdasarkan
3. Pelaksanaan audit kepatutan.
ISO/IEC 27001 terdiri dari 11 klausul
4. Penentuan maturity level.
kontrol
5. Penentuan hasil audit keamanan sistem
keamanan
(security
control
informasi.
clauses), 39 objektif kontrol (control
6. Penyusunan
objectives) dan 133 kontrol keamanan/
laporan
hasil
audit
keamanan sistem informasi.
kontrol (controls).
Maturity Level
IMPLEMENTASI DAN HASIL
Penilaian maturity level mengunakan SSE-
Penentuan Ruang Lingkup Keamanan Sistem Informasi
CMM. Menurut Gunawan dan Suhono
Audit
(2006: 136), SSE-CMM adalah Capability
Ruang lingkup audit keamanan sistem
Maturity Model (CMM) untuk System
informasi
Security Engineering (SSE). CMM adalah
Indonesia (BI) dalam pedoman untuk
kerangka untuk mengembangkan proses,
menerapkan
seperti proses teknis baik informal maupun
penggunaan TI dan disesuaikan dengan
formal.
digunakan
kriteria audit yang menggunakan standar
mengadopsi dari penilaian resiko.Menurut
ISO 27001. Tabel 1 merupakan pemetaan
Sarno
dari pedoman yang digunakan terhadap
Pembobotan dan
Iffano
yang (2009:
89)
dalam
berdasarkan
peraturan
manajemen
klausul-klausul ISO 27001.
hubungannya dengan SMKI, resiko adalah
3
resiko
Bank dalam
temuan audit dan nilai tingkat kematangan tiap
kontrol
wawancara
keamanan.
diperoleh
saat
Dokumen prosedur
pembuatan pertanyaan dari pernyataan yang Tabel 1 Pemetaan Klausul ISO27001 Pedoman BI Klausul Prosedur Pengelolaan Aset 7 Prosedur Pengelolaan SDM 8 Prosedur Pengamanan Fisik 9 dan Lingkungan Prosedur Pengamanan 10 Logical Security Prosedur Pengamanan 11,12 Operasional Teknologi Informasi 13 Prosedur Penanganan
sebelumnya dibuat. Bukti-bukti dan temuan audit diperoleh saat dilakukan wawancara kepada perusahaan. Setelah didapatkan bukti-bukti dan temuan audit tersebut kemudian dievaluasi dan dianalisa lalu menentukan nilai tingkat kemampuan tiaptiap kontrol keamanan. Contoh kerangka kerja perhitungan nilai maturity level dapat dilihat pada Tabel 2,
Insiden dalam Pengamanan Informasi
untuk contoh hasil perhitungan tingkat kemampuan dapat dilihat pada Tabel 3 dan
Pelaksanaan Audit Kepatutan Penentuan Maturity Level
dan
contoh representasi hasilnya ke dalam digram radar dapat dilihat pada Gambar 1.
Pelaksanaan audit kepatutan menghasilkan dokumen wawancara, bukti-bukti audit, 8.3.2 No 1 2
Tabel 2 Contoh Kerangka Kerja Perhitungan Maturity Level Pengembalian Aset Pernyataan Bobot 0 1 2 3 4 5 Pengembalian aset pegawai telah dilakukan 1 √ sesuai kontrak pada saat berhenti kerja. Pengembalian aset pegawai telah dilakukan 1 √ sesuai kontrak pada saat dipindahkan. Total Bobot 2 Tingkat Kemampuan
Klausul
8 Manajemen Sumber Daya Manusia
Nilai 5 5 5
Tabel 3 Contoh Hasil Maturity Level Klausul 8 Manajemen SDM Tingkat Rata-rata/Objektif Objektif Kontrol Kontrol Keamanan Kemampuan Kontrol 8.1.1 Aturan dan 3,64 Tanggung Jawab 8.1 Keamanan 8.1.2 Seleksi 3,36 SDM Sebelum 3,25 8.1.3 Persyaratan Menjadi Pegawai dan Kondisi Yang 2,75 Harus Dipenuhi Oleh Pegawai 8.2 Selama 8.2.1 Tanggung 3,50 3,92 Menjadi Pegawai Jawab Manajemen 8.2.2 Pendidikan 4,25
4
dan Pelatihan Keamanan Informasi Klausul
Objektif Kontrol
Kontrol Keamanan
8.2.3 Proses Kedisiplinan 8.3.1 Tanggung Jawab 8.3 Pemberhentian Pemberhentian 8.3.2 Pengembalian atau Pemindahan Aset Pegawai 8.3.3 Penghapusan Hak Akses Maturity Level Klausul 8 8.1.1 … 5 8.3.3 … 4 8.1.2 … 3 2 1 8.3.2 … 8.1.3 … 0 8.3.1 …
Rata-rata/Objektif Kontrol
4,00 5,00 5,00
5,00
5,00 4,06
Tabel 4 Hasil Maturity Level Seluruh Klausul Klausul Maturity Level 7 1.91 8 4.06 9 2.96 10 3.54 11 2.93 12 2.94 13 1.96 Nilai Maturity Level 2.90
8.2.1 …
8.2.3 …
Tingkat Kemampuan
8.2.2 …
Gambar 1 Contoh Representasi Nilai Maturity Level Klausul 8 Manajemen SDM Penentuan dan Penyusunan Hasil Audit Sistem Informasi Hasil audit keamanan sistem informasi
Didapat representasi hasil maturity level
berupa temuan dan rekomendasi untuk
seluruh klausul pada Gambar 2 dan terlihat
perusahaan.
rekomendasi
bahwa Manajemen Aset dan Kejadian
tersebut berasal dari hasil wawancara yang
Keamanan Informasi memiliki nilai yang
dilakukan, yang sebelumnya dievaluasi dan
belum baik, sehingga harus dimanajemen
dianalisa.Laporan hasil audit yang berupa
ulang pada prosedur untuk mengelola
temuan-temuan dan rekomendasi tersebut
kontrol keamanannya.
Temuan
dan
digunakan sebagai saran untuk perbaikan kontrol keamanan. Setelah
seluruh
perhitungan
selesai
didapatkan nilai maturity level dari rata-rata keseluruhan nilai klasul yang dapat dilihat pada Tabel 4.
5
2. Beelum ada peeran penangg gung jawab khhusus
untukk
perlindunngan
aset
terrtentu. 3. Beelum ada panduan
m mekanisme
ko ontrol untukk perlindunngan pada keeamanan fisiik. Gam mbar 2 Repressentasi Hasil Maturity
4. Beelum dilaku ukan pengonntrolan dan
Level Seluruh S Klaussul Penyusunan Temu uan
peencatatan
terhadap
perubahan
fasilitas pemroosesan inform masi.
h dilakukan annalaisa dan evvaluasi dari Setelah
5. Kaaji ulang haak akses, oto orisasi hak
audit keamanan k sistem informassi pada PT. BPR JATIM J didap patkan beberaapa kondisi
kh husus
dan
alokasiny ya
yang teelah sesuai deengan kontroll
dilakukan secaara berkala.
belum
keaman nanan pada ISO 27001 yang telah ditetappkan. Beberappa kondisi terssebut yaitu:
Penyu usunan Rekomendasi
1. Terdapat aturaan mengenaii tanggung
Berdassarkan dari teemuan yang didapat d dari
wab jaw
keamaanan
inform masi
audit keamanan ssistem inform masi maka
pada
disusuun rekomendaasi guna perbaikan untuk
konntrak kerja peegawai.
kondissi-kondisi
2. Terdapat perim meter keamaanan untuk meelindungi
ru uang
yang
dookumentasi dokkumentasi
yang
mendasi tersebbut yaitu: rekom 1. Mengiidentifika M asi dengan jelas dan
terhadap
meenginventarissasi seluruh aset yang
proosedur operassi. 4. Terdapat
perusahhaan
belum sesuai denggan prosedurr. Beberapa
berisikan
fassilitas pemrossesan informaasi. 3. Terdapat
ppada
dim miliki oleh orrganisasi.
penetapan
2. Mengklarifikas M sikan
perrsyaratan bisnnis untuk konntrol akses.
dan
membuat
kebutuhan
paanduan klasiifikasi Inforrmasi agar
m informasi pada p sistem keaamanan sistem
daapat dilakukkan pengamanan yang
barru.
meemadai sesuaai dengan klassifikasinya.
5. Terdapat
Sedang gkan
peersyaratan
kondissi yang
3. Membuat M
masih perlu
prosedur
penandaan
perbaikkan yaitu:
klaasifikasi misaalnya informaasi ”rahasia”
1. Pennjadwalan peengontrolan aset belum
(m misalnya data simpanan naasabah, data
dilakukan secarra berkala dann belum ada
pribadi nasabaah), ”internal”” (misalnya
baggian atau individu i terttentu yang
peeraturan tentaang gaji pegaawai Bank)
berrtugas mengoontrol aset.
daan
6
”biasa”
(misalnya
informasi
tentang
produk
perbankan
peningkatan kontrol keamanan yang
yang
telah direkomendasikan.
ditawarkan ke masyarakat).
Kesimpulan
Saran
Berdasarkan hasil audit keamanan sistem
Beberapa saran yang dapat diberikan untuk
informasi, maka didapat kesimpulan:
pengembangan lebih lanjut yaitu:
1. Perencanaan audit keamanan sistem
1. Audit
informasi
pada
menghasilkan
keamanan
sistem
informasi
BPR
JATIM
belum menerapkan seluruh kontrol
identifikasi
ruang
keamanan yang sesuai dengan pedoman
PT.
lingkup pada pedoman Bank Indonesia
BI,
dalam menerapkan manajemen resiko
mengalami perubahan sistem sehingga
pada TI. Pengumpulan data dilakukan
masih dalam tahap pengembangan.
dengan wawancara untuk menentukan
Untuk itu diharapkan setelah seluruh
dokumen-dokumen yang diperlukan.
sistem perusahaan telah berjalan sesuai
Langkah pelaksanaan audit keamanan
dengan proses bisnis yang ada atau
sistem informasi dilakukan dengan
bahkan telah membuat prosedur sistem
pembuatan pernyataan, penentuan nilai
manajemen keamanan informasi maka
bobot,
perlu dilakukan audit keamanan sistem
pembuatan
pertanyaan
dan
karena
perusahaan
baru
saja
informasi kembali.
penentuan nilai kematangan. 2. Pelaksanaan audit keamanan sistem
2. Audit keamanan sistem informasi ini
informasi dengan pengumpulan data
menggunakan standar ISO 27001 dan
memperoleh
penilaian maturity level menggunakan
dokumen
hasil
SSE-CMM, dikarenakan ISO memang
wawancara. 3. Hasil seluruh
maturity
level
kontrol
dari
belum memiliki metode penilaian maka
keamanan
dari itu untuk pengembangan penelitian
didapat
mendapatkan nilai sebesar 2,90 yang
selanjutnya
berarti bahwa kontrol keamanan masih
maturity
berada pada level 2 planned and
perbandingan.
tracked (direncanakan dan dilacak) namun telah mendekati level 3 well defined (didefinisikan dengan baik) yang merupakan level yang diharapkan oleh perusahaan, sehingga diperlukan
7
dapat
model
lain
menggunakan untuk
bahan
Daftar Pustaka Direktorat
Penelitian
dan
Pengaturan
Perbankan.2007. Penerapan dalam Informasi
Pedoman
Manajemen
Penggunaan oleh
Bank
Resiko Teknologi Umum.
Jakarta. Bank Indonesia. Gondodiyoto, S. 2007. Audit Sistem Informasi Pendekatan COBIT. Jakarta: Mitra Wacana Media. Gunawan, H dan Suhono, R D. 2006. Studi ISO 17799:2005 Dan Systems Security Engineering Capability Maturity Model (SSE-CMM) Untuk Keamanan Aplikasi Web. Bandung: Institut Teknologi Bandung. Jogianto, H,M. 2005. Analisa dan Desain. Yogyakarta: Andi Sarno, Riyanarto. 2009. Audit Sistem & Teknologi Informasi. Surabaya: ITS Press. Sarno, R. dan Iffano, I. 2009. Sistem Manajemen Keamanan Informasi. Surabaya: ITS Press.
8