ABDIMAS TALENTA 1 (1) 2016: 58-63
http://jurnal.usu.ac.id/abdimas
Rahmawati, N. et al. Budidaya dan Pengolahan Jamur Merang …
BUDIDAYA DAN PENGOLAHAN JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) DENGAN MEDIA LIMBAH JERAMI Nini Rahmawati, Hasanuddin dan Rosmayati Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara email:
[email protected];
[email protected]
Abstrak Kegiatan pengabdian pada masyarakat merupakan salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap dosen di Perguruan Tinggi sabagai salah satu aspek Tri Dharma Perguruan Tinggi. Kegiatan dilaksanakan oleh Tim Pengabdian kepada Masyarakat yang berjudul “Budidaya dan Pengolahan Jamur Merang (Volvariella volvaceae) Dengan Media Limbah Jerami dan Kardus” merupakan kegiatan pengabdian dengan melibatkan dua mitra, yaitu Kelompok Tani Sukma dan Kelompok Perwiridan Wanita Asoka di Desa Sukamaju Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang. Permasalah yang dihadapi adalah rendahnya kuantitas dan kualitas produksi jamur merang yang disebabkan oleh keterbatasan informasi mengenai kultur teknis budidaya jamur merang. Selain itu keberadaan limbah jerami padi dan kardus yang jumlahnya sangat besar menjadi permasalah tersendiri karena berpotensi menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan. Selain itu keberadaan limbah jerami padi yang jumlahnya sangat besar menjadi permasalah tersendiri karena berpotensi menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan. Untuk dapat memecahkan masalah ke dua Mitra itersebut, maka kegiatan ini akan dilakukan dalam bentuk ceramah, diskusi, praktek dan introduksi mesin dan peralatan serta pembuatan rumah jamur. Setelah pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat, mitra mampu membuat kompos berbahan baku limbah jerami dan kardus dengan menggunakan mesin pencacah jerami, membuat rumah jamur, mampu membudidayakan jamur merang sehingga panen, sera penanganan pascapanen dan pengolahanan jamur merang menjadi aneka produk pangan yang berkualiatas dan sehat. sekaligus menjaga kelestarian lingkungan hidup, Keywords: Jamur merang, Pengolahan, Limbah jerami dan kardus sehingga dapat menekan angka pengangguran. Selain itu cita- cita untuk mewujudkan masyarakat mandiri menjadi hal yang sangat mungkin untuk dicapai. Pembangunan daerah dan pedesaan sangat bergantung kepada pertanian. Kegiatan pertanian berperan dalam penyangga, penyedia air, udara bersih dan keindahan juga usaha pertanian berkaitan erat dengan sosial budaya dan adat istiadat masyarakat. Di Desa Suka Maju masih tersedia lahan pertanian untuk dimanfaatkan secara optimal, maupun upaya peningkatan Indeks Panen (IP) pada lahan-lahan yang sudah diusahakan. Penggunaan produk pertanian semakin beragam tidak saja untuk konsumsi langsung dan ekspor, tetapi juga sebagai bahan baku industri dan pakan ternak. Diversifikasi penggunaan produk mendorong peningkatan hasil olahan yang dapat meningkatkan nilai tambah dan pertumbuhan ekonomi daerah dan nasisonal Pemanfaatan secara optimal jumlah tenaga kerja yang ada merupakan peluang
1. PENDAHULUAN Jamur merang memiliki kandungan gizi yang lebih baik, dalam setiap 100 gram jamur merang menghasilkan kandungan nutrisi: protein 1,8%, lemak 0,3%, karbohidrat 1248% dari berat kering, kalsium 30 mg, zat besi 0,9 mg, tiamin (vitamin B) 0,03 mg, riboflavin 0,01 mg, niacin 1,7 mg, vitamin C 1,7 mg, kalori 24 mg, serta kandungan air 93,3 %. Jamur merang juga bermanfaat untuk pengobatan seperti menurunkan kolesterol darah, dapat menanggulangi kekurangan gizi dinegara yang sedang berkembang seperti di negara Asia dan Afrika dan dapat digunakan sebagai obat-obatan.. Jamur mengubah sellulosa menjadi polisakarida yang bebas kolesterol sehingga orang yang mengkonsumsinya terhindar dari resiko terkena serangan stroke. Krisis global saat ini mendorong munculnya peluang bagi para wirausahawan dapat membuka lapangan pekerjaan baru 58
ABDIMAS TALENTA 1 (1) 2016: 58-63
http://jurnal.usu.ac.id/abdimas
Rahmawati, N. et al. Budidaya dan Pengolahan Jamur Merang …
untuk meningkatkan pembangunan tanaman pangan di desa Tanjung Rejo. Saat ini di Kabupaten Deli Serdang pada umumnya petani hanya membudidayakan jamur merang secara tradisional yang mana hasilnya tidak sama dengan yang dibudidayakan secara modern. Prospek pembudidayaan jamur merang saat ini mulai meningkat karena masyarakat mulai mengetahui manfaat jamur merang dan penggunaan limbah jerami padi sebagai media tumbuh dari jamur merang. Selama ini jerami padi hanya dimanfaatkan untuk dijadikan abu untuk mencuci piring yang nilai jualnya rendah . Berdasarkan pengamatan dan analisis situasi dapat dilihat besarnya potensi desa Suka Maju sebagai lokasi pengembangan usaha budidaya jamur merang. Hal ini dapat dilihat berdasarkan banyaknya masyarakat mulai mengumpul limbah jerami padi dan limbah- limbah lainnya seperti limbah kardus bekas yang dapat digunakan sebagai media pembuatan kompos yang digunakan untuk media tumbuh jamur merang. Selama ini budidaya jamur merang sudah dimulai oleh beberapa orang petani dan dilakukan secara tradisional sehingga kualitas jamur yang dihasilkan sangat rendah. Jamur merang yang dihasilkan biasanya dijual dengan harga murah atau dikonsumsi sendiri. Mitra mengharapkan kepada tim pengabdian kepada masyarakat USU agar diberikan pengetahuan cara budidaya jamur merang yang baik. Pengelolaan limbah jerami padi dan kardus di daerah ini juga masih sangat terbatas yaitu dengan cara pembakar limbah tersebut sehingga berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan. Transfer teknologi dan pengetahuan oleh tim pelaksana kegiatan pengabdian kepada masyarakat diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas jamur merang sehingga budidaya jamur merang dapat menjadi mata pencaharian di desa ini sekaligus mengurangi dampak pencemaran yang ditimbulkan limbah jerami padi dan kardus. Selain itu juga diharapkan memberikan pengetahuan tentang pengolahan jamur merang menjadi berbagai produk olahan sehingga dapat menjadi sumber protein nabati yang sehat untuk meningkatkan nilai ekonomis hasil panen jamur merang, memperrpanjang masa simpan, menambah penghasilan keluarga serta meningkatkan staus gizi keluarga masyarakat.
2. METODE Salah satu usaha dalam mengentaskan kemiskinan dan keadaan rawan gizi serta dalam rangka memberdayakan masyarakat yaitu menciptakan peluang usaha berupa suatu produk yang dapat dijual dan bergizi tinggi sehingga dapat meningkatkan status gizi masyarakat. Metode pendekatan yang akan dilakukan untuk mendukung realisasi kegiatan pengabdian kepada masyarakat pada mitra yaitu pelatihan dan diskusi, disertai praktek pembuatan pembuatan kompos berbahan baku limbah jerami dan kardus, praktek pembuatan rumah jamur, praktek budidaya jamur merang sehingga panen, sera penanganan pascapanen dan pengolahanan jamur merang. Metode yang digunakan dalam program ini dalam bentuk : a. Ceramah dan diskusi tentang prospek dan cara budidaya jamur merang yang baik. b. Pelatihan cara membuat rumah jamur yang baik c. Pelatihan pembuatan media dari jerami padi d. Pelatihan metode sterilisasi media dan rumah jamur e. Pelatihan pembuatan media biakan bibit F0 dan F1 f. Pelatihan pembuatan pupuk organik berbahan baku jerami bekas media jamur merang dengan menggunakan mesin pencacah jerami Pelatihan dan praktek pembuatan aneka produk pangan berbahan baku jamur merang yang sehat dan bergizi tinggi. Kegiatan yang dilakukan yaitu pembuatan media jamur merang menggunakan limbah jerami padi, praktek pembuatan kumbung (rumah jamur), pelatihan dan praktek sterilisasi media dan kumbung, praktek budidaya jamur merang hingga panen, serta pelatihan dan praktek pengolahan jamur merang menjadi aneka produk pangan. Kegiatan ini memerlukan partisipasi aktif dari kedua belah pihak. Pihak Perguruan Tinggi (USU) harus berperan aktif dalam memberdayakan kelompok tani dengan melakukan proses alih teknologi dari kalangan Perguruan Tinggi ke petani. Demikian juga, kelompok tani harus berperan aktif untuk terselenggaranya pengabdian kepada masyarakat dalam menyediakan sarana tempat pelatihan dan kumbung untuk budidaya jamur merang. Untuk kegiatan pembuatan media 59
ABDIMAS TALENTA 1 (1) 2016: 58-63
http://jurnal.usu.ac.id/abdimas
Rahmawati, N. et al. Budidaya dan Pengolahan Jamur Merang …
jamur merang kelompok tani berpartisipasi dalam mengumpulkan limbah jerami. Kelompok tani diharapkan memiliki sikap antusiasme tinggi untuk keberhasilan setiap tahapan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Kerja sama yang erat dan partisipasi aktif dari tim pelaksana kegiatan pengabdian masyarakat Perguruan Tinggi
(USU) dan kelompok tani merupakan kunci yang menentukan keberhasilan program ini. Pasca kegiatan dilaksanakan maka tim pelaksana dan kelompok tani harus melakukan evaluasi kegiatan guna mengukur keberhasilan kegiatan yang telah dilakukan. Rancangan evaluasi kegiatan, langkahlangkah dan indikator yang digunakan dalam rancangan evaluasi tersaji pada Tabel 1.
Tabel 1. Rancangan Evaluasi Pengabdian Masyarakat Mono Tahun Non-PNBP USU Kriteria Indikator Pencapaian Tujuan Tolok Ukur Pembuatan rumah Terlaksananya praktek langsung Anggota kelompok tani telah jamur (kumbung) yang pembuatan rumah jamur memahami cara pembuatan rumah memenuhi persyaratan (kumbung) jamur (kumbung) yang memenuhi budidaya jamur persyaratan budidaya jamur merang merang Pembuatan kompos Pemahaman anggota kelompok Anggota kelompok tani memahami dari limbah jerami padi tani dan praktek untuk membuat dan mampu untuk membuat dan kardus kompos dari limbah jerami padi kompos dari jerami padi dan kardus dan kardus sebagai media tumbuh jamur merang Budiaya jamur merang Pemahaman anggota kelompok Anggota kelompok tani memahami tani dan praktek budidaya jamur budidaya jamur merang dan merang terdapat peningkatan produksi jamur merang sebesar 20% Teknik panen dan Pemahaman anggota kelompok pascapanen jamur tani untuk kriteria panen dan merang penangangan pasca panen jamur merang berkualitas
Kualitas dan harga jual jamur yang dihasilkan dapat meningkat dan seuai dengan permintaan pasar
Penangan pasca panen Pemahaman anggota kelompok jamur tani mengenai berbagai metode penanganan pasca panen jamur merang
Harga jual dan masa simpan hasil panen jamur merang dapat ditingkatkan
Pengolahan produk Pemahaman anggota kelompok pangan berbahan baku tani dan keluarganya mengenai jamur merang cara pembuatan berbagai produk pangan berbahan baku jamur merang
Anggota kelompok tani mampu membuat berbagai produk pangan bergizi berbahan baku jamur merang
Jerami merupakan salah satu media alternatif yang dapat digunakan pada budidaya jamur tiram. Jerami mengandung hara yang cukup lengkap baik hara makro maupun mikro. Secara umum hara N, P, K masing-masing sebesar 0,4%; 0,2% dan 0,7% serta 40% C (BTPT Kaltim, 2012). Kandungan nutrisi dalam 100 gram jerami padi terdiri dari selulosa sebanyak 29,63%, dengan kandungan hemiselulosa sebanyak 17,11% dan lignin sebanyak 12,17% (Hartini, 2012). Jerami padi biasanya dibakar atau dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Jerami padi mempunyai serat
3. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari pelatihan budiaya dan pengolahan jamur merang dengan menggunakan media dari limbah jerami padi terungkap bahwa sebagian besar anggota kelompok tani belum mengetahui cara budidaya dan pengolahan jamur merang sehingga mereka sangat antusias dalam mengikuti pelatihan dan aktif berdiskusi mengenai teknik budidaya dan pengolahan jamur merang. Hasil kegiatan yang telah berhasil dilakukan adalah pembuatan media jamur dengan memanfaatkan limbah jerami padi. 60
ABDIMAS TALENTA 1 (1) 2016: 58-63
http://jurnal.usu.ac.id/abdimas
Rahmawati, N. et al. Budidaya dan Pengolahan Jamur Merang …
yang tinggi tetapi proteinnya rendah. Jerami berfungsi sebagai substrat tempat menempelnya miselium dan sumber nutrisi, terutama karbon (Sukmadi et al. 2012). Tahap berikutnya dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah budidaya jamur tiram pada rumah jamur (kumbung). Budidaya jamur merang biasanya menggunakan rumah jamur (kumbung) sistem semi permanen. Sistem semi permanen yang dimaksud adalah bahan yang digunakan untuk membuat rumah jamur menggunakan bahan yang sederhana, sehingga akan mudah dipindahkan. Investasi untuk membuatnya kecil. Dengan demikian cocok digunakan untuk budi daya jamur skala kecil. Tempat untuk membudidayakan jamur atau rumah jamur sederhana berbentuk kumbung mempunyai manfaat sebagai berikut: a. Melindungi jamur dari kondisi lingkungan luar yang kurang mendukung, misalnya angin yang terlampau kencang. b. Memudahkan pengelolaan suhu di dalam kumbung.
c. Menghemat lahan karena dapat disusun dengan menggunakan rak. d. Saat budi daya tidak tergantung pada musim. Persiapan media tanam dimulai dari proses pengomposan. Sebagai bahan baku tempat (media) tumbuhnya jamur merang yaitu jerami. Bahan baku ini dapat dipadukan dengan limbah pertanian yang tersedia di sekitar lokasi budidaya, misalnya kardus yang tidak terpakai. Bahan tambahan lain yang diperlukan yaitu bekatul sebagai sumber karbohidrat, kapur untuk menetralkan media, dan kotoran ayam dapat ditambahkan untuk meningkatkan kadar nitrogen dalam media. Bahan tambahan lain yang diperlukan yaitu bekatul sebagai sumber karbohidrat, kapur untuk menetralkan media, dan kotoran ayam dapat ditambahkan untuk meningkatkan kadar nitrogen dalam media.
Gambar 1. Proses pengomposan media tanam jamur merang Media yang telah dikomposkan kemudian disusun dalam rak setebal 20 cm, proses selanjutnya adalah sterilisasi. Tujuan dari proses sterilisasi ini adalah mematikan pertumbuhan mikroorganisme yang merugikan pertumbuhan jamur dan menghilangkan bau amoniak. Selanjutnya kumbung beserta isinya disterilisasi pada temperatur 70-90 oC selama lebih dari 12 jam. Setelah proses sterilisasi selesai, suhu kumbung dibiarkan turun sampai suhu 3235°C. Pada suhu tersebut, segera dilakukan penanaman bibit. Penanaman bibit dilakukan pada suhu 32-35°C bertujuan untuk mencegah tumbuhnya jamur kontaminan, karena media sudah didominasi terle bih dahulu oleh jamur yang kita tanam. Tahapan pekerjaan selanjutnya setelah suhu substrat mencapai 32-35oC adalah penanaman atau inokulasi bibit sebar jamur
merang. Bibit yang digunakan adalah yang masih baru/segar (umur bibit kurang dari 2 minggu). Plastik hitam penutup kompos steril dibuka. Baglog bibit sebar dibuka, kemudian bibit diurai agar tidak menggumpal. Selanjutnya bibit sebar ini diletakkan di atas media. Kebutuhan bibit sebar tergantung pada ketebalan substrat dan strain jamur merang yang digunakan. Dosis optimum aplikasi bibit sebar adalah 20 g per kg substrat atau 20 kg bibit sebar per 1 ton kompos jerami padi. Media jamur berupa limbah jerami padi setelah pemanenan dapat dijadikan pupuk organic kompos. Pupuk kompos ini dapat diaplikasikan pada lahan pertanian untuk meningkatkan kesuburan tanah dan menghemat penggunaan pupuk kimia. Untuk permudah proses pengomposan tersebut tim pelaksana kegiatan pengabdian kepada masyarakat mengintroduksikan mesin 61
ABDIMAS TALENTA 1 (1) 2016: 58-63
http://jurnal.usu.ac.id/abdimas
Rahmawati, N. et al. Budidaya dan Pengolahan Jamur Merang …
pencacah jerami padi sehingga dapat dihasilkan pupuk kompos yang berkualitas
dengan waktu pengomposan yang relatif lebih singkat.
Gambar 2. Praktek pembuatan kompos berbahan baku media jamur menggunakan Mesin pencacah payungnya telah berkembang yang mengakibatnya harga jualnya menurun. Upaya yang dapat dilakukan untuk memperpanjang masa simpan jamur merang sekaligus meningkatkan nilai ekonomisnya adalah dengan cara mengolah jamur merang tersebut menjadi berbagai aneka produk pangan berbahan baku jamur merang. Pelatihan pengolahan jamur merang telah dilaksanakan oleh tim pelaksana pengabdian kepada masyarakat dengan mitra ibu-ibu yang tergabung dalam Kelompok Perwiridan Wanita Asoka. Tim pelaksana juga menyerahkan bahan-bahan dan peralatan yang diperlukan untuk pengolahan dan pengemasan jamur merang seperti blender, kukusan, penggorengan, sealer, dan lain sebagainya.
Pada hari ke-8 sampai ke-12 setelah penanaman bibit sebar, tubuh buah jamur merang telah mencapai stadia kancing (kuncup) dan siap dipanen. Pemanenan dilakukan pada pagi dan sore hari untuk menghindari terjadinya jamur merang yang mekar. Jamur merang yang mekar tidak laku dijual atau harganya rendah serta mudah busuk. Pemanenan dilakukan dengan cara mencabut seluruh bagian tubuh buah bagian bawah yang menempel pada substrat secara hati-hati. Tubuh buah bagian bawah tidak boleh tersisa menempel pada substrat, karena akan menyebabkan terjadinya kontaminasi pada substrat, sehingga tubuh buah yang akan tumbuh berikutnya akan membusuk. Jamur merang sangat mudah mengalami kerusakan atau mutunya menurun apabila
Gambar 3. Produksi jamur merang, proses pengolahan dan produk olahan Transfer pengetahuan mengenai proses pengolahan berbagai produk pangan berbahan baku jamur merang diharapkan dapat diterapkan secara berkesinambungan. Proses pengolahan jamur merang ini dapat memperpanjang masa simpan jamur merang, meningkatkan nilai ekonomis serta membuka peluang usaha untuk memasarkan produk olahan jamur sebagai makanan sehat dan bergizi tinggi. Berbagai produk pangan yang dihasilkan juga diharapkan dapat
meningkatkan status gizi dan penghasilan tambah bagi keluarga mitra dan masyarakat. 4. KESIMPULAN 1. Kegiatan pengabdian masyarakat yang telah dilakukan tim pelaksana dari Fakultas Pertanian USU memberikan manfaat kepada mitra Kelompok Tani Sukma dan Kelompok Perwiridan Wanita Asoka dalam budidaya dan pengolahan jamur merang dengan menggunakan media limbah jerami padi dan kardus. 62
ABDIMAS TALENTA 1 (1) 2016: 58-63
http://jurnal.usu.ac.id/abdimas
Rahmawati, N. et al. Budidaya dan Pengolahan Jamur Merang …
2. Mitra telah mampu membuat media tanam jamur berbahan limbah jerami padi yang pada awalnya tidak bernilai ekonomis sehingga dapat mengurangi dampak pencemaran yang diakibatkan berlimpahnya limbah tersebut. 3. Mitra telah memahami cara pembuatan kumbung yang baik dan metode strerilisasi sehingga tercipta kondisi lingkungan yang dibutuhkan jamur merang untuk tumbuh dan berproduksi dengan baik. 4. Mitra memahami dan mampu mempraktekkan budidaya jamur merang dengan baik mulai dari proses penaburan bibit ke media, penyiraman, dan upaya mempertahankan suhu dan kelembaban. 5. Mitra mampu membuat pupuk organik kompos berkualitas dan waktu pembuatan yang lebih singkat berbahan baku bekas media tanam jamur dengan menggunakan mesin pencacah jerami yang diintroduksikan pada kegiatan ini sehingga 6. Mitra mampu mengidentifikasi jamur yang siap untuk dipanen sehingga diperolah produksi jamur tiram yang berkualitas tinggi serta mengolahnya menjadi berbagai produk pangan sehat bergizi tinggi.
Bioindustri- ASEAN Sectoral Working Group on Crops. Jakarta 1-2 Agustus 2005. Djuariah, D. dan E. Sumiati. 2005. Koleksi, pemurnian, identifikasi, dan konservasi jamur edible komersial asal dari dalam dan luar negeri. Laporan hasil survey TA 2005. In press. Hartini. 2012. Pemanfaatan Batang Jagung (Zea mays L.) Sebagai Campuran Media Tanam Pada Budidaya Jamur Merang (Volvariella volvacea). Undergraduate Tesis. Yogyakarta: UKDW. Karnik, V.V. 1970. Selected physiochemical, microbiological and agronomical studies on the controlled atmosphere storage of sugar beet (Beta vulgaris) roots. Ph D. Diss. Utah Sta. Univ., Logan, Utah-USA. Riyanto, F. 2010. Pembibitan Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus) di Balai Pengembangan dan Promosi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPPTPH) Ngipiksari Sleman Yogyakarta. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Suharjo. E. 2007. Budidaya Jamur dengan Media Kardus.Agromedia Pustaka.Jakarta. Sukmadi, H., N. Hidayat, dan E. R. Lestari. 2012. Optimasi Produksi Jamur Tiram Abu-abu (Pleurotus sajorcaju) Pada Campuran Serat Garut dan Jerami Padi. Produksi Jamur Tiram Abu-abu. J. Tek. Pert.4(1): 1 – 12 Sumiati, E., S. Sastrosiswojo, A.W.W. Hadisoeganda dan A. Hidayat. 2002. Identifikasi permasalahn budidaya jamur. Laporan Survey. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Lembang. Sumiati, E., E. Suryaningsih, dan Puspitasari. 2006. Perbaikan Produksi Jamur Tiram dengan Modifikasi Bahan Baku Utama Media Bibit. J. Hort. 16 (2) :119-128. Sumiati, E. dan D. Djuariah. 2007. Teknologi Budidaya dan Penangangan Pascapenen Jamur Merang (Volvariella volvacea). Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bandung. Sunarmi dan S. Cahyo. 2010. Usaha 6 Jenis Jamur Skala Rumah Tangga. Penebar Swadaya. Jakarta Susilawati dan Budi, 2010. Petunjuk Teknis Budidaya Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus var florida) yang ramah lingkungan. Materi Pelatihan Agribisnis bagi KMPH BPTP Sumatera Selatan
UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Universitas Sumatera Utara, Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat (LPPM) USU, dan Kelompok Tani Sukma dan Kelompok Perwiridan Wanita Asoka di Desa Sukamaju Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang yang telah memberi dukungan hingga terlaksananya kegiatan Pengabdian Masyarakat Mono Tahun Dana Non PNBP USU 2016. REFERENSI BPTP. 2012. Produksi Pertanian Sumatera Utara, Medan Chang, S.T. 2005. Trategis for further development of Chinerse mushroom industry. http://www.mushworld.com. Dimyati, A. 2005. Kebijakan departemen pertanian dalam pengembangan jamur pangan. Prosiding Pra-Workshop Pengembangan Produk dan Industri Jamur Pangan Indonesia. hal: 1-8. Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi
63