AKUNTANSI
UMKM
Ternyata Mudah DIPAHAMI & DIPRAKTIKKAN
Dr. Sony Warsono, MAFIS, Akuntan Endra Murti Sagoro, Msc M. Arsyadi Ridha, SE Arif Darmawan, SE
PENERBIT BUKU AKUNTANSI
© 2010
AKUNTANSI
UMKM Ternyata Mudah
DIPAHAMI DAN DIPRAKTIKKAN Penulis: Dr. Sony Warsono, MAFIS, Akuntan Endra Murti Sagoro, Msc Arif Darmawan, SE M. Arsyadi Ridha, SE Desain sampul dan layout: Asgard Chapter Hak Cipta: Asgard Chapter Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
ISBN 978‐979‐17912‐5‐0 Dilarang keras menerjemahkan, megutip, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa seizing tertulis dari penerbit. Ketentuan pidana pasal 72 UU no. 19 tahun 2002: 1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan /atau denda paling sedikit Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan atau denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). 2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
Kata Pengantar
KATA PENGANTAR AlhamduliLLAH penulis dapat menyelesaikan buku berjudul ”Akuntansi UMKM Ternyata Mudah Dipahami dan Dipraktikkan” ini. Semua adalah karena kuasa ALLAH SWT sehingga penulis diberi pengetahuan dan kemudahan dalam berbagi pengetahuan yang bermanfaat. Buku ini membahas tentang penerapan akuntansi di unit usaha yang menjadi perhatian pemerintah dan diharapkan akan menjadi soko guru perekonomian Indonesia. Pembahasan disampaikan dengan cara yang praktis sehingga diharapkan setiap individu dapat mempelajari dan mempraktikkan pengetahuan akuntansi secara mudah di UMKM. Penulis berkeyakinan bahwa setiap individu maupun organisasi menyadari pentingnya pengelolaan dana dan informasi yang dibutuhkan untuk pengelolaan dana tersebut. Menariknya, berbeda dari buku-buku akuntansi UMKM lainnya, penulis menyampaikan pembahasan tentang akuntansi menggunakan metoda dan cara penyajian yang sesuai dengan logika sehari-hari. Kekeliruan dan kesalahan yang melekat dalam buku ini semata-mata merupakan kekurang-telitian penulis. Saran, masukan, dan kritik dari para pembaca sangat kami harapkan untuk pengembangan buku ini selanjutnya. Akhir kata, semoga buku kecil ini bermanfaat bagi para pembaca dalam mengembangkan akuntansi di UMKM. Januari 2010
Penulis
AsgardChapter iii
Daftar Isi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB 01 UMKM DI INDONESIA & PERANAN AKUNTANSI 01. 02. 03. 04. 05.
Perkembangan UMKM, 2 Definisi UMKM, 5 Peluang UMKM, 6 Tantangan UMKM, 7 Peranan Akuntansi di UMKM, 8
BAB 02 PENGETAHUAN DASAR AKUNTANSI 01. 02. 03. 04. 05.
11
Definisi Akuntansi, 12 Pilar Pertama Akuntansi: Matematika, 13 Pilar Kedua Akuntansi: Prinsip Dasar, 14 Pilar Ketiga Akuntansi: Rancang-bangun, 16 Siklus Akuntansi Keuangan, 17
BAB 03 ANALISIS TRANSAKSI BERBASIS AKUN 01. 02. 03. 04. 05.
1
19
PABU: Konsep Kesatuan Usaha, 21 Definisi Elemen & Hubungan Antar Elemen, 21 Analisis Transaksi Berbasis Elemen, 25 Pengakunan, 30 Analisis Transaksi Berbasis Akun, 37
AsgardChapter iv
Daftar Isi
BAB 04 MEKANISME LOGIS DEBET DAN KREDIT 01. 02. 03. 04. 05.
43
Sistem Pencatatan Berpasangan, 44 Apa Itu Debet & Kredit?, 44 Matematika Debet dan Kredit, 45 Pentingkah Debet & Kredit?, 47 Aplikasi Ketentuan Debet dan Kredit, 47
BAB 05 SIKLUS AKUNTANSI SELAMA PERIODA BERJALAN 01. 02. 03. 04. 05.
53
Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan, 54 Penyiapan Transaksi: Pengidentifikasian, 56 Penyiapan Transaksi: Pengukuran, 57 Penyiapan Transaksi: Pendokumentasian, 60 Penyiapan Transaksi: Penulisan di Buku Harian, 61
06. Pencatatan Transaksi: Penjurnalan, 62 07. Pencatatan Transaksi: Pemindahbukuan, 64 08. Aplikasi Penjurnalan & Pemindahbukuan, 69 BAB 06 SIKLUS AKUNTANSI PADA AKHIR PERIODA 01. 02. 03. 04. 05. 06. 07. 08.
Siklus Akuntansi Pada Akhir Perioda, 76 Penghitungan Saldo Akun, 77 Daftar Saldo Sebelum Penyesuaian, 78 Pencatatan Penyesuai, 80 Daftar Saldo Setelah Penyesuaian, 89 Penyusunan Laporan Laba/rugi, 90 Pencatatan Penutup, 91 Penyusunan Laporan Perubahan Ekuitas Neraca, dan Laporan Arus Kas, 96 09. Pencatatan Pembalik, 99
AsgardChapter v
75
Daftar Isi
BAB 07 PEMANFAATAN NERACA LAJUR 01. 02. 03. 04.
101
Definisi dan Bentuk Neraca Lajur, 102 Haruskah Neraca Lajur Digunakan?, 102 Penyiapan Neraca Lajur, 102 Penggunaan Neraca Lajur, 103
BAB 08 AKUNTANSI DI PERUSAHAAN DAGANG & MANUFAKTUR: GAMBARAN UMUM 105 01. 02. 03. 04.
Jenis-jenis Perusahaan, 106 Akuntansi di Perusahaan Dagang, 107 Akuntansi di Perusahaan Manufaktur, 109 Penyusunan Laporan Keuangan, 114
BAB 09 RAGAM MANFAAT INFORMASI BAGI UMKM 01. 02. 03. 04.
115
Manfaat Buku Harian, 116 Manfaat Buku Jurnal, 117 Manfaat Buku Besar Utama, 118 Manfaat Laporan Keuangan, 119
BAB 10 EXPOSURE DRAFT SAK USAHA KECIL & MENENGAH 01. Ruang Lingkup SAK UKM, 130 02. Konsep dan Prinsip Pervasif, 131 03. Penyajian Laporan Keuangan, 133
129
DAFTAR PUSTAKA
136
PROPOSAL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
137
KATALOG BUKU
138
AsgardChapter vi
BAB 01: UMKM di Indonesia dan Peranan Akuntansi
BAB 01 UMKM DI INDONESIA DAN PERANAN AKUNTANSI ABSTRAK Pemerintah memberi perhatian yang sangat besar terhadap perkembangan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM). Tidak saja jumlah UMKM di Indonesia mendominasi, tetapi juga UMKM dapat lebih bertahan dari terpaan krisis global. Berbagai inisiatif selalu diusahakan oleh pemerintah melalui Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah agar semakin banyak individu mau menekuni dunia wirausaha dalam bentuk pendirian UMKM. Meskipun dukungan pemerintah semakin nyata tetapi berbagai tantangan juga menghadang para wirausahawan dalam menjadikan UMKM berhasil. Salah satu tantangan utama dan kongkrit yang dihadapi oleh wirausahawan UMKM adalah terkait dengan pengelolaan dana. Ketidak-beresan pengelolaan dana seringkali menjadi pemicu terjadinya permasalahan-permasalahan yang berujung kegagalan UMKM. Inisiatif utama dalam pengelolaan dana adalah dengan mempraktikkan akuntansi dengan baik. Menariknya, akuntansi yang selama ini dianggap hal yang sulit ternyata dapat dipahami dan dipraktikkan secara mudah. Penerapan akuntansi merupakan langkah mudah tetapi memberi manfaat luar biasa bagi UMKM Anda. Dengan akuntansi yang memadai maka UMKM Anda dapat memenuhi persyaratan dalam pengajuan kredit berupa laporan keuangan, mengevaluasi kinerja, mengetahui posisi keuangan, menghitung pajak, dan manfaat-manfaat lainnya yang mungkin tidak Anda duga selama ini.
AsgardChapter 1
BAB 01: UMKM di Indonesia dan Peranan Akuntansi
01. PERKEMBANGAN UMKM Selama periode tahun 2007-2008, jumlah UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) mengalami peningkatan sebesar 2,88%. Tabel berikut ini menunjukkan perkembangan jumlah dan proporsi jenis-jenis usaha di Indonesia. Peraga 1.1: Jumlah Unit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan Usaha Besar (UB) tahun 2007-2008 TAHUN 2007 *) NO
SKALA USAHA
1.
Usaha Mikro
2.
Usaha Kecil (UK)
3.
Usaha Menengah (UM) Usaha Kecil dan Menengah (UMKM)
4.
Usaha Besar (UB) JUMLAH
Jumlah (Unit)
TAHUN 2008 **)
Pangsa (%)
Jumlah (Unit)
Pangsa (%)
PERKEMBANGAN JUMLAH
%
49.287.276
98,91
50.697.659
98,90
1.410.383
2,86
498.565
1,00
520.221
1,01
21.656
4,34
38.282
0,08
39.657
0,08
1.375
3,59
49.824.123
99,99
51.257.537
99,99
1.433.414
2,88
4.463
0,01
4.372
0,01
(91)
(2,04)
1.433.323
2,88
49.828.586
51.261.909
Keterangan: *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara
Peraga 1.2: Proporsi kontribusi UMKM dan Usaha Besar (UB) terhadap PDB Nasional tahun 2007-2008 menurut Harga Konstan tahun 2000 100% 80%
41,60
41,67
40%
14,62 10,83
14,68 10,87
20%
32,95
32,78
60%
0% 2007 Mikro
UK
UM
AsgardChapter 2
2008 UB
BAB 01: UMKM di Indonesia dan Peranan Akuntansi
Berdasar informasi dari kementerian Bagian Data - Biro Perencanaan Kementerian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia, UMKM memberi berbagai jenis kontribusi, antara lain adalah sebagai berikut: a. Kontribusi UMKM terhadap Penciptaan Investasi Nasional; Pembentukan Investasi Nasional menurut harga berlaku: 1) Tahun 2007, kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp461,10 triliun atau 52,99% dari total investasi nasional sebesar Rp870,17 triliun. 2) Tahun 2008, kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp179,27 triliun atau 38,88% menjadi Rp640,38 triliun. Peraga 1.3: Kontribusi UMKM dan Usaha Besar (UB) terhadap Pembentukan Investasi Nasional tahun 2007-2008 menurut Harga Berlaku 1.400,00 1.200,00 1.000,00
570.32 Triliun Rupiah
800,00 409.07 Triliun Rupiah
600,00
288.33 Triliun Rupiah 400,00
209.24 Triliun Rupiah
200,00
250.52 Triliun Rupiah
180.20 Triliun Rupiah 71.66 Triliun Rupiah
0,00
101.53 Triliun Rupiah
2007
Mikro
UK
UM
UB
Tahun
2008
b. Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional; PDB Nasional menurut harga berlaku: 1) Tahun 2007, kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga berlaku tercatat sebesar Rp 2.105,14 triliun atau 56,23%. 2) Tahun 2008, kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga berlaku tercatat sebesar Rp2.609,36 triliun atau 55,56%.
AsgardChapter 3
BAB 01: UMKM di Indonesia dan Peranan Akuntansi
Peraga 1.4: Kontribusi UMKM dan Usaha Besar (UB) terhadap PDB Nasional tahun 2007-2008 menurut Harga Berlaku (Rp Triliun) Tahun 2008
Tahun 2007 Mikro 1.208,03 32,27%
UB 1.638,84 43,77%
Mikro 1.505,31 32,05%
UB 2.087,12 44,44%
UK 473,27 10,08%
UK 385,31 10,29%
UM 511,79 13,67%
UM 630,79 13,43%
c. Kontribusi UMKM dalam Penyerapan Tenaga Kerja Nasional; Pada tahun 2008, UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90.896.270 orang atau 97,04% dari total penyerapan tenaga kerja, jumlah ini meningkat sebesar 2,43%. Peraga 1.5: Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja UMKM dan Usaha Besar (UB) tahun 2007-2008 TAHUN 2007 *) NO
SKALA USAHA
1.
Usaha Mikro
2. 3.
Pangsa (%)
TAHUN 2008 **) Jumlah (Orang)
PERKEMBANGAN
Pangsa (%)
JUMLAH
%
81.732.430
88,30
83.647.711
89,30
1.915.281
2,34
Usaha Kecil (UK)
3.864.995
4,22
3.992.371
4,26
127.376
3,30
Usaha Menengah (UM)
3.142.319
3,43
3.256.188
3,48
113.869
3,62
88.739.744
96,95
90.896.270
97,04
2.156.526
2,43
2.788.518
3,05
2.776.214
2,96
(12.304)
(0,44)
2.144.222
2,34
Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) 4.
Jumlah (Orang)
Usaha Besar (UB) JUMLAH
91.528.262
93.672.484
Keterangan: *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara
d. Kontribusi UMKM terhadap Penciptaan Devisa Nasional; Pada tahun 2008, kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional melalui ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 40,75 triliun atau 28,49%.
AsgardChapter 4
BAB 01: UMKM di Indonesia dan Peranan Akuntansi
Secara singkat dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama (soko guru) perekonomian Indonesia. Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang relatif rendah. Oleh karena itu, adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan. Menariknya, UMKM menjadikan perekonomian Indonesia tidak terkena dampak negatif yang signifikan akibat terjadinya krisis global yang dirasakan sebagian besar negara di belahan dunia karena kegiatan operasional UMKM dapat mandiri dan tidak menanggung beban besar akibat krisis tersebut. UMKM justru sebaliknya diharapkan dapat memanfaatkan berbagai peluang usaha akibat terjadinya krisis dunia tersebut karena ketidak-mampuan perusahaan-perusahaan besar dunia menanggung biaya yang besar akibat biaya tetap operasional maupun biaya yang ditanggung karena utang.
02. DEFINISI UMKM Bentuk UMKM dapat berupa perusahaan perseorangan, persekutuan, seperti misalnya firma dan CV, maupun perseroan terbatas. UMKM dapat dikategorikan menjadi 3 terutama berdasar jumlah aset dan omzet sebagaimana tercantum di Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM sebagai berikut: a. Usaha Mikro: Usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria: 1) Aset ≤ Rp50 juta 2) Omzet ≤ Rp300 juta b. Usaha Kecil: Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan/badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan/bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria: 1) Rp 50 juta < Aset ≤ Rp500 juta 2) Rp 300 juta < Omzet ≤ Rp2,5 miliar c. Usaha Menengah: Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
AsgardChapter 5
BAB 01: UMKM di Indonesia dan Peranan Akuntansi
anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar yang memenuhi kriteria: 1) Rp500 juta < Aset ≤ Rp2,5 miliar 2) Rp2,5 miliar < Omzet ≤ Rp50 miliar
03. PELUANG UMKM Perhatian pemerintah terhadap UMKM yang sangat besar merupakan langkah strategis yang tepat dibutuhkan bangsa Indonesia. Pembentukan Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah merupakan cerminan keseriusan dan kepedulian pemerintah terhadap UMKM. Berikut ini informasi terkini terkait dengan program-program unggulan pemerintah untuk menumbuh-kembangkan UMKM di Indonesia (sumber: www.depkop.go.id): a. Menteri Negara Koperasi dan UKM (Mennegkop UKM) terpilih Syarif Hasan memasukkan program kredit usaha rakyat (KUR) sebagai salah satu agenda prioritas dalam 100 hari kepemimpinannya. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) serta menggerakkan sektor riil. "Ke depan, dalam program 100 hari, kami tetap terus melanjutkan program kerja dari menteri koperasi dan UKM sebelumnya. Program KUR yang ada sekarang dilanjutkan dan perlu diberikan improvement, baik dari segi kuantitas maupun kualitas," kata Menteri Negara Koperasi dan UKM yang baru Syarif Hasan (Investor Daily, 26 Oktober 2009). b. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) minta dilibatkan sebagai penilai UKM yang layak mendapat dana program kemitraan dan bina lingkungan (PKBL) BUMN. Dana PKBL beredar (outstanding) saat ini mencapai Rp1,5 triliun. Ditengarai bahwa UKM tidak mendapat manfaat banyak dari program PKBL tersebut (Jurnal nasional, 10 Desember 2009). c. Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) KUMKM hampir dipastikan hanya mampu merealisasikan Rp400 miliar atau sekitar 47% dari anggaran yang tersedia (Rp851 miliar) tahun ini. Untuk lebih mengoptimalkan penyaluran, LPDB mengimbau dinas-dinas koperasi dan UKM mengajukan nama-nama KUMKM yang perlu pembiayaan, terutama KUMKM yang feasible, namun
AsgardChapter 6
BAB 01: UMKM di Indonesia dan Peranan Akuntansi
belum bankable. Kebijakan yang selama ini diberlakukan dapat diubah dengan persetujuan Menteri (Bisnis Indonesia, 16 Desember 2009). d. Kementerian Negara Koperasi dan UKM tengah mengevaluasi sekitar 400 peraturan daerah (perda) bermasalah yang dinilai membebani pelaku usaha UMKM. Deputi Bidang kelembagaan Kementerian Negara Koperasi dan UKM menjelaskan jika perda itu temyata menghambat perkembangan UMKM akan dilakukan pencabutan izinnya sesuai dengan undang-undang (UU). Dari 400 perda yang dievaluasi, sejumlah 63 di antaranya sudah dibatalkan, sedangkan targetnya sebanyak 160 perda dievaluasi. Sebanyak 40 perda yang dipandang bertentangan dengan UU adalah pajak dan retribusi, dan perda vang paling menonjol untuk dievaluasi adalah yang terkait dengan perizinan. Penulis optimis bahwa di masa datang akan semakin banyak program inovatif yang dikembangkan pemerintah untuk menjadikan UMKM, disamping koperasi, sebagai soko guru perekonomian bangsa Indonesia.
04. TANTANGAN UMKM Meskipun dukungan pemerintah Indonesia sangat besar, menjadikan UMKM berhasil bukan berarti tanpa kendala. Berikut ini tantangan UMKM di Indonesia sebagaimana dikutip sebagian dari tulisan Prof. Dr. Mudrajad Kuncoro(2008): a. Ketiadaan pembagian tugas yang jelas antara bidang administrasi dan operasi. Kebanyakan UMKM dikelola perorangan yang merangkap sebagai pemilik sekaligus pengelola perusahaan, serta memanfaatkan tenaga kerja dari keluarga dan kerabat dekatnya. b. Rendahnya akses industri kecil terhadap lembaga-lembaga kredit formal sehingga mereka cenderung menggantungkan pembiayaan usahanya dari modal sendiri atau sumber-sumber lain seperti keluarga, kerabat, pedagang perantara, bahkan rentenir. c. Kekurang-jelasan status hukum sebagian besar UMKM.Mayoritas UMKM merupakan perusahaan perorangan yang tidak berakta notaris, 4,7% tergolong perusahaan perorangan berakta notaris,dan hanya 1,7% yang sudah mempunyai badan hukum seperti misalnya PT/NV, CV, firma, atau koperasi.
AsgardChapter 7
BAB 01: UMKM di Indonesia dan Peranan Akuntansi
05. PERANAN AKUNTANSI DI UMKM Penulis meyakini bahwa permasalahan tentang pengelolaan dana merupakan faktor kunci yang dapat menyebabkan keberhasilan, atau justru kegagalan, UMKM. Meskipun banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi UMKM tetapi persoalanpersoalan di UMKM lazimnya muncul akibat kegagalan UMKM mengelola dana. Kesalahan dalam pengelolaan dana berupa kas dapat menyebabkan UMKM secara mendadak mengalami kekurangan uang tunai untuk menjalankan operasional harian. Kekurang-cermatan pengelolaan dana menyebabkan wirausahawan mencampuradukkan dana perusahaan dengan dana pribadi. Selanjutnya, pengelolaan dana yang buruk berakibat perusahaan tidak dapat mencegah, mendeteksi maupun mengoreksi tindak kecurangan yang terjadi di perusahaan. Oleh karena itu, adalah hal yang dapat dimaklumi jika bank-bank pemberi kredit selalu mensyaratkan UMKM calon penerima kredit untuk menyampaikan informasi keuangan. Berdasar informasi keuangan tersebut bank mengintepretasikan kemampuan UMKM dalam mengelola dana, dan memprediksi risiko kegagalan usaha yang dijalankan karena ketidakmampuan UMKM dalam mengelola dana. Metoda praktis dan manjur dalam pengelolaan dana di perusahaan bisnis, termasuk UMKM, adalah dengan mempraktikkan akuntansi secara baik. Pada prinsipnya, akuntansi adalah sebuah sistem yang mengolah transaksi menjadi informasi keuangan. Dengan demikian, akuntansi menjadikan UMKM dapat memperoleh berbagai informasi keuangan yang penting dalam menjalankan bisnisnya. Berikut ini beberapa informasi keuangan yang dapat diperoleh UMKM jika mempraktikkan akuntansi dengan baik dan benar: a. Informasi kinerja perusahaan; Akuntansi menghasilkan laporan laba/rugi (income statements) yang mencerminkan kemampuan UMKM dalam menghasilkan laba. Informasi ini sangat penting karena UMKM dapat menggunakan laporan laba/rugi sebagai bahan evaluasi secara periodik. Jika laporan laba/rugi menunjukkan bahwa perusahaan mengalami rugi atau penurunan laba dibanding periode sebelumnya maka perusahaan menganalisis penyebab-penyebab terjadinya kerugian atau penurunan laba. Sebaliknya, jika laporan laba/rugi menunjukkan bahwa UMKM memperoleh laba atau kenaikan laba dibanding periode sebelumnya maka perusahaan dapat mempertahankan proses bisnis yang telah dilakukan, atau mengembangkan proses bisnis agar laba meningkat.
AsgardChapter 8
BAB 01: UMKM di Indonesia dan Peranan Akuntansi
b. Informasi penghitungan pajak; Berdasar laporan laba/rugi yang dihasilkan akuntansi, UMKM dapat secara akurat menghitung jumlah pajak yang harus dibayar untuk periode tertentu, atau bahkan dapat mengajukan restitusi pajak. c. Informasi posisi dana perusahaan; Akuntansi menghasilkan neraca (balance sheets) yang mencerminkan penggunaan dana berupa aset (disebut harta atau aktiva) dan sumber-sumber pemerolehan dana yang berasal dari utang dan ekuitas. Informasi ini penting karena memberi gambaran tentang posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu. Berdasar informasi keuangan yang terdapat di neraca, perusahaan maupun pihak lain dapat mengetahui apakah aset yang dimiliki oleh perusahaan pendanaannya sebagian besar berasal dari utang atau dari ekuitas. Perusahaan dengan komposisi utang yang sangat besar berisiko tinggi karena perusahaan harus menanggung biaya tetap berupa bunga utang. d. Informasi perubahan modal pemilik; Akuntansi menghasilkan laporan perubahan ekuitas (statements of equity changes) yang mencerminkan perubahan sumber pendanaan, terutama yang berasal dari ekuitas. Pemilik perusahaan membutuhkan informasi ini untuk mengetahui perkembangan modal yang telah ditanamkan ke perusahaan. Pemerolehan laba yang tinggi tidak selalu mencerminkan kesuksesan perusahaan jika ternyata pengambilan dana oleh pemilik melebihi laba yang dihasilkan. e. Informasi pemasukan dan pengeluaran kas; Akuntansi menghasilkan laporan arus kas (statements of cash flow) yang mencerminkan pemerolehan dan penggunaan aset utama berupa kas. Pengelolaan dana perusahaan lazimnya berhubungan positif dengan keberhasilan perusahaan; semakin baik pengelolaan kas maka semakin besar kesuksesan yang diraih perusahaan, dan sebaliknya. f. Informasi perencanaan kegiatan; Akuntansi menghasilkan laporan anggaran (budget) yang menggambarkan kegiatan-kegiatan yang direncanakan perusahaan selama periode tertentu, beserta pendanaan yang akan dibutuhkan atau yang diperoleh. g. Informasi besaran biaya; Akuntansi menghasilkan informasi tentang beraneka ragam biaya yang telah dikeluarkan beserta informasi lainnya yang terkait dengan pengeluaran biaya tersebut. Sebagai contoh, akuntansi dapat menyediakan informasi tentang fluktuasi biaya yang harus ditanggung perusahaan per hari, minggu, bulan, dst.
AsgardChapter 9
BAB 01: UMKM di Indonesia dan Peranan Akuntansi
Masih banyak informasi keuangan yang dapat dihasilkan oleh akuntansi. Oleh karena itu, jika Anda masih menganggap bahwa akuntansi itu tidak penting maka sebenarnya Anda mengambil risiko bahwa keputusan-keputusan yang Anda buat sebenarnya justru merugikan perusahaan, atau bahkan menempatkan cita-cita Anda dalam situasi yang membahayakan karena mengalami kegagalan yang disebabkan oleh masalah keuangan, bukan masalah kehebatan Anda dalam berbisnis. Walaupun akuntansi menyediakan informasi keuangan yang penting bagi kesuksesan UMKM tetapi sampai saat ini ditengarai masih banyak UMKM yang belum menggunakan akuntansi. Masih banyak pengusaha ketika diberikan pertanyaan mengenai laba yang didapatkan, mereka menjawab bukan dengan nominal angka rupiah melainkan dengan benda-benda berujud seperti motor, rumah, sawah, atau mobil. Pertanyaan konkritnya seperti berikut ini: “Berapa laba/keuntungan yang Bapak/Ibu dapatkan tahun ini?“ Jawabannya: “Laba saya tahun ini motor dan sawah“. Jawaban tersebut tidak menggambarkan laba yang sebenarnya didapatkan oleh perusahaan karena motor, sawah dan aset lainnya merupakan salah satu penggunaan dana yang mungkin didanai dari laba atau justru dari utang ataupun pengambilan modal pemilik. Mungkin sebagian dari Anda sudah menyadari arti penting akuntansi. Persoalan yang muncul justru dalam memahami akuntansi itu sendiri. Jika selama ini Anda beranggapan bahwa akuntansi itu sulit, maka setelah membaca buku ini maka anggapan tersebut akan sirna seketika. Sesungguhnya akuntansi itu logis dan sangat mudah. Akuntansi dikatakan logis karena ternyata akuntansi dikembangkan berdasar logika yang selama ini memang sudah diyakini kebenarannya oleh masyarakat awam. Selanjutnya, akuntansi dikatakan mudah karena proses akuntansi yang berlaku di akuntansi adalah sangat sederhana yang dapat dilakukan secara manual maupun berbasis komputer. Padahal kita tahu bahwa akuntansi merupakan kegiatan pokok yang harus dilakukan untuk pengelolaan dana dan memberi manfaat yang luar biasa bagi perusahaan. Oleh karena itu, marilah kita menyempatkan waktu sejenak untuk mempelajari buku ini agar perusahaan Anda dapat mempraktikkan akuntansi dengan baik dan benar.
AsgardChapter 10
BAB 02 Pengetahuan Dasar Akuntansi
BAB 02 PENGETAHUAN DASAR AKUNTANSI ABSTRAK Sepanjang perekonomian negara menggunakan uang sebagai alat pembayaran maka akuntansi selalu berperan penting. Oleh karena itu, berbagai organisasi, seperti misalnya UMKM, lembaga pemerintahan, yayasan, organisasi kemasyarakatan, bahkan toko kecil-pun membutuhkan akuntansi. Konsekuensinya, Kita perlu memahami logika dan mekanisme kerja akuntansi agar dapat mempraktikkan akuntansi secara baik dan benar untuk mencapai tujuan bisnis UMKM. Akuntansi menyajikan informasi yang bersifat keuangan. Pengembangan akuntansi berlandas pada 3 (tiga) pilar utama, yaitu matematika, prinsip dasar, dan rancangbangun. Pilar matematika digunakan untuk menjaga keseimbangan antara total penggunaan dana dan total pemerolehan dana. Secara logika kita semua sepakat bahwa besarnya penggunaan dana harus selalu sama dengan besarnya pemerolehan dana. Pilar prinsip dasar menjadikan pengembangan akuntansi lebih terarah. Selanjutnya, pilar rancang-bangun menjadikan akuntansi dapat menyajikan informasi keuangan sesuai kebutuhan para pengguna dengan tetap memenuhi pilar Matematika dan pilar Prinsip dasar.
AsgardChapter 11
BAB 02 Pengetahuan Dasar Akuntansi
01. DEFINISI AKUNTANSI Akuntansi didefinisikan (Warsono, Darmawan dan Ridha, 2008): adalah proses sistematis untuk mengolah transaksi menjadi informasi keuangan yang bermanfaat bagi para penggunanya. Akuntansi terdiri dari 3 (tiga) komponen utama, yaitu: 1. Input (masukan); berupa peristiwa bisnis yang bersifat keuangan (transaksi). 2. Proses (prosedur); terdiri dari berbagai kegiatan untuk mengolah input akuntansi. Proses utama akuntansi adalah pencatatan yang terdiri dari 2 (dua) fungsi, yaitu penjurnalan dan pemindah-bukuan. 3. Output (keluaran); berupa informasi keuangan. Output akuntansi yang banyak dikenal adalah laporan keuangan (financial statements). Peraga 2.1: Definisi Akuntansi INPUT
PROSES
OUTPUT
Transaksi ke-1
Transaksi ke-2
Penyiapan Transaksi
Pencatatan Transaksi
Informasi Keuangan
Transaksi ke-n
Banyak pihak membutuhkan informasi akuntansi. Para pengguna memanfaatkan informasi akuntansi untuk memenuhi berbagai kepentingan masingmasing. Sebagai contoh, pemilik membutuhkan informasi akuntansi untuk menilai perkembangan modal yang disetorkan, kreditor membutuhkan informasi akuntansi untuk menilai kemampuan UMKM melunasi pinjaman, dan manajer membutuhkan akuntansi untuk mengetahui prestasi kerjanya.
AsgardChapter 12
BAB 02 Pengetahuan Dasar Akuntansi
Peraga 2.2: Pengguna Informasi Akuntansi Pemilik Manajer
Kreditor
Karyawan
Pemerintah
Pelanggan
Pemasok Serikat Kerja
Akuntansi dapat dianalogikan dengan produk teknologi seperti misalnya komputer, pesawat terbang, dsb. Akuntansi dirancang sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan manusia berupa informasi keuangan. Sebagai alat, oleh karena itu, akuntansi harus berlandas pada minimal 3 pilar, yaitu pengetahuan yang mapan (dalam hal ini adalah matematika), prinsip-prinsip dasar, dan rancang-bangun. Pembahasan masing-masing pilar utama disajikan berikut ini.
02. PILAR PERTAMA AKUNTANSI: MATEMATIKA Akuntansi berdasarkan pada persamaan matematika dasar yang dituangkan dalam bentuk persamaan PENGGUNAAN DANA = PEMEROLEHAN DANA. Dana (fund) secara konseptual merupakan abstraksi dari sesuatu yang dapat diukur secara keuangan. Perlu ditegaskan disini bahwa dana tidak selalu berarti uang tunai. Dana dapat berupa janji, pemanfaatan fasilitas, dsb. Penggunaan dana di akuntansi dapat berbentuk ASET (lazim dikenal sebagai aktiva/harta), BIAYA yang diakui, dan PENGEMBALIAN EKUITAS dari UMKM ke pemilik. Sedangkan pemerolehan dana dapat bersumber dari UTANG (pinjaman dari kreditor), dari EKUITAS (pendanaan yang berasal dari setoran modal pemilik, laba yang dihasilkan UMKM, maupun pendanaan dari sumber lainlain selain utang), dan dari PENDAPATAN yang dihasilkan UMKM.
AsgardChapter 13
BAB 02 Pengetahuan Dasar Akuntansi
Peraga 2.3: Persamaan Akuntansi ASET + BIAYA + PENGEMBALIAN EKUITAS = UTANG + EKUITAS + PENDAPATAN PENGGUNAAN DANA
=
PEMEROLEHAN DANA
Jika total penggunaan dana lebih besar dibanding total pemerolehan dana maka dapat dipastikan telah terjadi kesalahan karena terdapat dana yang tidak dapat dijelaskan dari mana sumber pendanaannya. Demikian pula sebaliknya, jika total penggunaan dana lebih kecil dibanding total pemerolehan dana maka dapat dipastikan telah terjadi kesalahan karena terdapat dana yang belum dipertanggungjawabkan oleh UMKM. Sebagai penegasan terhadap validitas persamaan matematika yang digunakan di akuntansi, berikut ini dicantumkan pernyataan yang terkait dengan ilmu Fisika sebagai berikut: To every Action there is always opposed an equal Reaction (Isaac Newton, Philosophiae Naturalis Principia Mathematica)
Setiap transaksi (peristiwa bisnis yang bersifat keuangan) akan dianalisis dan diolah akuntansi berdasar persamaan akuntansi. Penjelasan dan praktik analisis transaksi dibahas lebih lanjut di Bab 3.
03. PILAR KEDUA AKUNTANSI: PRINSIP DASAR Seperti halnya produk teknologi, akuntansi juga mendasarkan diri pada prinsipprinsip yang berlaku umum yang dikenal sebagai prinsip-prinsip akuntansi berterima umum. Per definisi, Prinsip-Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) terdiri dari “seperangkat konsep, standar, prosedur, metoda, konvensi, dan praktik yang sehat yang dijadikan pedoman dalam penerapan akuntansi” (Suwardjono, 2002). PABU menjadikan informasi keuangan yang dihasilkan akuntansi dapat dipahami dan bermanfaat bagi banyak pengguna. Di Indonesia, salah satu jenis PABU adalah Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang ditetapkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK). PABU ditetapkan melalui pertimbangan yang rasional dan hati-hati. Berikut ini disebutkan contoh 10 (sepuluh) PABU:
AsgardChapter 14
BAB 02 Pengetahuan Dasar Akuntansi
a. Konsep Kesatuan Usaha (Economic Entity Concept); Prinsip ini menyatakan bahwa UMKM dianggap sebagai entitas yang berdiri sendiri, terlepas dari pemiliknya. Sebagai implikasinya, hubungan antara UMKM dan pemilik diperlakukan sebagai transaksi antara dua pihak yang terpisah.
b. Satuan Moneter (Monetary Unit); Informasi akuntansi disajikan dalam bentuk satuan uang (Indonesia: Rupiah).
c. Kelangsungan Usaha (Going Concern); Prinsip ini merupakan asumsi yang digunakan oleh akuntansi, yaitu bahwa UMKM akan melanjutkan usahanya di masa depan tanpa batas waktu.
d. Periodisasi (Periodicity); Prinsip ini menetapkan bahwa masa hidup UMKM terdiri dari perioda-perioda. Salah satu konsekuensi dari prinsip ini adalah bahwa UMKM melakukan penyusunan laporan keuangan secara periodik.
e. Kos Historis (Historical Cost); Prinsip ini menjadikan akuntansi mengukur transaksi sebesar harga perolehan (kos) pada saat transaksi terjadi.
f. Substansi Mengungguli Bentuk (Substance Over Form); Prinsip ini menyatakan bahwa akuntansi lebih mengutamakan substansi (makna ekonomis yang sesungguhnya) sebuah transaksi dibanding aspek formal (legal). Berdasar ketentuan ini maka transaksi sewa-guna (leasing) yang memenuhi kriteria tertentu dicatat sebagai aset tetap meskipun secara legal UMKM tidak mempunyai hak kepemilikan atas aset tetap tersebut.
g. Dasar Akrual (Accrual Basis); Prinsip ini terkait dengan elemen pendapatan dan biaya; pengakuan pendapatan dan biaya dicatat berdasar waktu terjadinya pendapatan dan biaya tersebut, bukan berdasar saat penerimaan atau pengeluaran kas. Meskipun kas belum diterima tetapi jika pendapatan telah memenuhi kriteria untuk diakui maka akan dicatat pada perioda terjadinya pendapatan. Dasar akrual ini juga berlaku untuk pengakuan biaya. Meskipun kas belum dibayarkan tetapi jika biaya telah memenuhi kriteria untuk diakui maka akan dicatat pada perioda terjadinya biaya.
h. Penandingan Biaya dengan Pendapatan (Matching Cost With Revenue); Prinsip ini menggunakan analogi bahwa kinerja sebuah entitas seharusnya dilakukan dengan menandingkan antara usaha (effort) yang dilakukan dengan pencapaian (achievement) yang dihasilkan.
AsgardChapter 15
BAB 02 Pengetahuan Dasar Akuntansi
i. Konservatisma (Conservatism); Prinsip ini menjadikan akuntansi mengakui segera biaya/rugi potensial yang kemungkinan besar terjadi di masa datang, dan mengakui pendapatan/laba potensial hanya jika pendapatan/laba tersebut memenuhi syarat untuk diakui.
j. Analisis Manfaat & Biaya (Cost & Benefit Analysis); Berlandas prinsip ini maka pencatatan akuntansi dilakukan sepanjang manfaat yang diperoleh lebih besar dibanding biaya yang harus ditanggung untuk menghasilkan informasi tersebut. Beberapa PABU yang disebutkan di atas akan dibahas lebih lanjut di bab-bab selanjutnya buku ini.Yang perlu diketahui, prinsip-prinsip dasar ini dipilih berdasar pertimbangan yang hati-hati yang diharapkan dipegang teguh dalam kondisi normal. Selanjutnya, pemilihan prinsip-prinsip dasar yang digunakan bukan karena pertimbangan benar atau salah semata karena setiap pilihan prinsip memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
04. PILAR KETIGA AKUNTANSI: RANCANG-BANGUN Sebagai sebuah sistem maka fungsi-fungsi akuntansi harus dirancang-bangun (reengineering) secara sistematis agar penyediaan informasi keuangan dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Rancang-bangun di akuntansi bersifat dinamis agar akuntansi dapat menyajikan informasi keuangan yang sesuai kebutuhan para penggunanya dengan tetap berpegang pada pilar Matematika dan Prinsip dasar. Salah satu bentuk rancang-bangun akuntansi adalah penggunaan berbagai format media yang digunakan untuk pencatatan akuntansi. Sebagai contoh, format akun (sebagian orang awam menyebutnya rekening) dapat berbeda-beda antar UMKM; pada dasarnya, format, tata cara, maupun informasi yang disajikan di akun menggunakan rancangan yang dibuat dan disesuaikan dengan kebutuhan masingmasing UMKM.
05. SIKLUS AKUNTANSI KEUANGAN Satu siklus akuntansi terdiri dari 2 kelompok waktu, yaitu sub-siklus Selama Perioda Berjalan dan sub-siklus Pada Akhir Perioda. Peraga 2.4 menyajikan fungsi-
AsgardChapter 16
BAB 02 Pengetahuan Dasar Akuntansi
fungsi pokok di satu siklus akuntansi, beserta dengan sub-siklusnya. Pembahasan lebih detail tentang masing-masing tahap akan dibahas di Bab 5 dan Bab 6. Peraga 2.4: Siklus Akuntansi Keuangan
SELAMA PERIODA BERJALAN Transaksi ke‐1
Transaksi ke‐n
PADA AKHIR PERIODA
05.
Penyusunan Laporan
a. Pembuatan Daftar Saldo sebelum Penyesuaian 01. Pengidentifikasian Transaksi
b. Pencatatan Penyesuai (adjusting entries) dan pencatatan pengoreksi (correcting entires) 02. Pengukuran Transaksi
c. Pembuatan Daftar Saldo setelah Penyesuaian 03. Pendokumentasian Transaksi ke Bukti d. Penyusunan Laporan Laba/Rugi
04. Penulisan Transaksi ke Buku Harian e. Pencatatan Penutup (closing entries)
05. Pencatatan Jurnal (Penjurnalan)
f. Penyusunan Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca & Laporan Arus Kas
06. Pencatatan Buku Besar (Pemindahbukuan)
g. Pencatatan Pembalik (reversing entries)
AsgardChapter 17
BAB 02 Pengetahuan Dasar Akuntansi
PENERBIT BUKU AKUNTANSI Siklus Akuntansi di Perusahaan Jasa (+) LKS)
Akuntansi SMK (Kelas X)
Akuntansi Dasar (+) E-book
Akuntansi Pengantar 1 Berbasis Matematika
Akuntansi Itu Ternyata Logis dan Mudah (Edisi 2)
Akuntansi di Perusahaan Dagang (+) LKS)
Buku-Buku di atas Tersedia di TOKO BUKU GRAMEDIA, TOGA MAS, GUNUNG AGUNG, dll “Dapatkan Discount Khusus untuk keperluan perpustakaan sekolah, dan Perguruan Tinggi ”
Untuk Pemesanan Hubungi: Kantor: Jl. Lely no. 203 Perumnas Condongcatur Depok, Sleman, Yogyakarta Hub: (0274) 881530, 7834827, 081253439202
AsgardChapter 18
BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun
BAB 03 ANALISIS TRANSAKSI BERBASIS AKUN
ABSTRAK Transaksi merupakan input yang diolah akuntansi untuk menghasilkan informasi keuangan. Oleh karena itu, analisis terhadap transaksi merupakan langkah penting dan krusial di akuntansi. Analisis transaksi dimaksudkan untuk mengidentifikasi perubahan yang terjadi yang disebabkan oleh transaksi tersebut. Menariknya, analisis transaksi sepenuhnya mendasarkan diri persamaan akuntansi yang berupa persamaan aljabar sehingga kegiatan ini mudah dipahami. Oleh karena berlandas persamaan akuntansi yang merupakan persamaan matematika maka perubahan yang disebabkan oleh suatu transaksi harus selalu tetap menjaga keseimbangan persamaan akuntansi sebagai cerminan dari keseimbangan antara penggunaan dan dan pemerolehan dana. Salah satu prinsip dasar yang digunakan dalam melakukan analisis transaksi adalah PABU Konsep Kesatuan usaha (economic entity concept). Informasi keuangan di akuntansi disajikan berbasis akun. Pada dasarnya akun-akun merupakan penjabaran dari elemen atau variabel persamaan akuntansi. Jumlah akun yang dibentuk UMKM menyesuaikan jenis-jenis transaksi yang terjadi di UMKM. Oleh karena akuntansi berbasis akun maka analisis transaksi juga berdasar akun, tidak hanya berdasar elemen-elemen yang terdapat di persamaan akuntansi. Di bab ini Kita diajak untuk mempraktikkan analisis transaksi yang lazim terdapat di UMKM.
AsgardChapter 19
BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun
Input akuntansi berupa transaksi, yaitu peristiwa bisnis yang bersifat keuangan. Disebut bersifat keuangan jika peristiwa bisnis yang terjadi di UMKM menyebabkan terjadinya perubahan secara keuangan, baik dalam penggunaan dana dan/atau dalam bentuk pemerolehan dana. Berikut ini beberapa contoh transaksi: a. Pembelian bahan baku Rp1.000.000; b. Pembayaran gaji karyawan secara tunai Rp1.600.000; c. Penyewaan kendaraan Rp300.000; d. Barter barang dagangan dengan UMKM atau perusahaan lain Rp500.000; e. Penerimaan setoran modal dari pemilik; f. Pengambilan uang tunai UMKM untuk kepentingan pemilik; dan g. Pembayaran rekening listrik Rp100.000 oleh pemilik yang merupakan tanggungan (biaya) UMKM. Transaksi-transaksi yang terjadi di UMKM akan dianalisis dan selanjutnya diproses secara sistematis oleh akuntansi untuk menghasilkan informasi keuangan. Analisis transaksi di akuntansi berdasar sepenuhnya persamaan akuntansi yang lazimnya dituliskan sebagai berikut: Aset + Biaya + Pengembalian Ekuitas = Utang + Ekuitas + Pendapatan ASET, BIAYA, dan PENGEMBALIAN EKUITAS merupakan elemenelemen yang mencerminkan JENIS-JENIS PENGGUNAAN DANA, sedangkan UTANG, EKUITAS, dan PENDAPATAN merupakan elemen-elemen yang mencerminkan SUMBER-SUMBER PEMEROLEHAN DANA. Setiap transaksi akan menyebabkan perubahan minimal di satu elemen persamaan akuntansi di atas, dengan ketentuan keseimbangan antara total moneter sisi kiri dan total moneter sisi kanan persamaan akuntansi harus selalu terjaga (konsekuensi dari pilar Matematika). Disamping berbasis persamaan akuntansi, analisis transaksi mendasarkan diri pada PABU Konsep kesatuan usaha (economic entity concept) yang dijelaskan berikut ini.
AsgardChapter 20
BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun
01. PABU: KONSEP KESATUAN USAHA Salah satu PABU yang berlaku di akuntansi adalah Konsep kesatuan usaha (economic entity concept). Konsep kesatuan usaha memandang UMKM sebagai suatu entitas yang terpisah dari pemiliknya. Berlandas konsep kesatuan usaha ini maka akuntansi menyajikan gambaran tentang UMKM sebagai entitas yang berdiri sendiri, tidak tercampur dengan pemiliknya. Berdasar PABU Konsep kesatuan usaha ini maka semua transaksi yang dicatat oleh akuntansi harus dipandang dari sudut pandang UMKM. Dengan demikian, akuntansi menyajikan hasil kinerja, posisi keuangan maupun informasi keuangan lainnya tentang UMKM sebagai entitas yang berdiri sendiri yang terpisah dari pemiliknya. Sebagai entitas yang berdiri sendiri, UMKM dapat melakukan transaksi dengan berbagai pihak. Peraga 3.1 menggambarkan setidak-tidaknya 6 (enam) pihak eksternal yang lazimnya terkait dengan berbagai transaksi yang terjadi di UMKM. Selanjutnya, peraga 3.1 juga menegaskan bahwa transaksi yang melibatkan setoran dari pemilik hanyalah salah satu jenis transaksi dari banyak transaksi yang dilakukan UMKM. Dana yang disetor pemilik menjadi aset UMKM yang terpisah dari pemiliknya. Peraga 3.1: Pihak-pihak yang Terlibat dalam Transaksi UMKM Pemilik
Karyawan
Kreditor UMKM
Pembeli
Rekanan
Pemerintah
02. DEFINISI ELEMEN DAN HUBUNGAN ANTAR ELEMEN Analisis transaksi sepenuhnya mendasarkan diri pada persamaan akuntansi. Oleh karena itu, adalah tepat dan penting jika kita membahas terlebih dahulu tentang
AsgardChapter 21
BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun
definisi masing-masing elemen, dan selanjutnya membahas tentang hubungan secara matematika antar elemen di persamaan akuntansi. A. Definisi Elemen Persamaan Akuntansi Berikut ini definisi masing-masing elemen persamaan akuntansi: 1. Aset; merupakan jenis penggunaan dana untuk memperoleh berbagai jenis sumberdaya (harta/aktiva) UMKM. 2. Biaya; merupakan jenis penggunaan dana untuk menjalankan kegiatan rutin (expenses) maupun kegiatan non-rutin (losses) UMKM. 3. Pengembalian ekuitas; merupakan jenis penggunaan dana yang lazimnya berupa penyerahan aset baik kas, jasa/produk, atau yang lainnya ke pemilik. 4. Utang; merupakan sumber pemerolehan dana yang berasal dari pinjaman pihak ketiga. Sifat utang adalah bahwa UMKM wajib melunasi pada tanggal yang telah disepakati. Utang sering disebut juga kewajiban (liabilities). 5. Ekuitas; merupakan sumber pemerolehan dana yang berasal dari pemilik, laba kegiatan bisnis, maupun sumber-sumber selain dari utang/kewajiban. 6. Pendapatan; merupakan sumber pemerolehan dana yang berasal dari aktivitas bisnis UMKM, baik dari kegiatan rutin (revenues) maupun kegiatan non-rutin (gains) UMKM. Kita lebih mudah memahami definisi masing-masing elemen aset, utang, biaya, dan pendapatan. Namun, mungkin tidak banyak dari kita yang sudah memahami pengertian ekuitas. Dari perspektif akuntansi, ekuitas (equity) merupakan pemerolehan dana yang berasal dari sumber lain-lain selain dari utang. Oleh karena itu, adalah hal yang dapat dipahami jika standar akuntansi keuangan mendefinisikan ekuitas sebagai “residual interest”. Terdapat 2 hal terkait ekuitas yang berisiko memunculkan kerancuan. Pertama, BENARKAH MODAL SAMA DENGAN EKUITAS? Sebagaimana telah disebutkan di muka, modal/modal saham (capital/capital stock) merupakan sumber pendanaan yang berasal dari setoran pemilik. Sementara itu, ekuitas terdiri dari modal, laba, dan sumber-sumber pendanaan lainnya selain utang. Namun demikian, pada kondisi tertentu, yaitu pada awal pendirian perusahaan, ekuitas perusahaan dapat terdiri setoran pemilik semata.
AsgardChapter 22
BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun
Dengan demikian, definisi modal sama dengan ekuitas dapat saja terjadi khususnya pada awal pendirian perusahaan. Setelah perusahaan melakukan kegiatan bisnis (menghasilkan laba/rugi) maka definisi modal tidak sama dengan definisi ekuitas. Kedua, BENARKAH MODAL MERUPAKAN ASET? Jika kita masih menganggap modal merupakan aset/harta/aktiva maka kita masih mendefinisikan modal dari kacamata orang yang menganggap perusahaan dan pemilik sebagai satu kesatuan entitas. Dari perspektif akuntansi, modal atau modal saham merupakan salah satu sumber pemerolehan dana, sedangkan harta atau aset adalah salah satu jenis penggunaan dana. Ketika pemilik misalnya menyetorkan uang tunai ke perusahaan maka akuntansi perusahaan mencatat penerimaan uang tunai tersebut sebagai aset, dan sekaligus mencatat terjadinya setoran modal ke elemen ekuitas yang menunjukkan besarnya hak pemilik atas perusahaan. Dengan demikian, modal sebatas mencerminkan besarnya hak pemilik atas perusahaan, bukan sebagai salah satu jenis aset. B. Hubungan Antar Elemen Persamaan Akuntansi Berdasar persamaan akuntansi yang merupakan cerminan matematika aljabar, terdapat 2 kelompok elemen, yaitu: 1. Penggunaan dana (uses of fund), yang terdiri dari elemen aset, biaya, dan pengembalian ekuitas yang berada di sisi kiri persamaan akuntansi. 2. Pemerolehan dana (sources of fund), yang terdiri dari elemen-elemen utang, ekuitas, dan pendapatan yang berada di sisi kanan persamaan akuntansi. Berdasar ketentuan matematika, maka terdapat hubungan antara/antar kelompok elemen sebagaimana dapat digambarkan di Peraga 3.2 berikut ini. Peraga 3.2: Hubungan Antar/Antara 2 Kelompok Elemen
Aset/Biaya/ Pengembalian ekuitas
Utang/Ekuitas/Pendapatan
Aset/Biaya/ Pengembalian ekuitas
Utang/Ekuitas/ Pendapatan
BERBANDING TERBALIK
BERBANDING LURUS
Kuadran A
Kuadran B
BERBANDING LURUS
BERBANDING TERBALIK
Kuadran C
Kuadran D
AsgardChapter 23
BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun
Pada kuadran A, transaksi yang menyebabkan penambahan (pengurangan) di akun aset/biaya/pengembalian ekuitas harus diimbangi dengan pengurangan (penambahan) di elemen aset/biaya/pengembalian ekuitas lainnya. Peraga 3.3 menyajikan contoh transaksi yang termasuk di kuadran A. Peraga 3.3: Contoh Transaksi-transaksi yang Termasuk di Kuadran A A1
Transaksi pembelian tunai bahan habis pakai (supplies); menyebabkan penambahan di elemen Aset berupa supplies yang diimbangi dengan pengurangan di elemen Aset lainnya berupa kas.
A2
Transaksi pembayaran tunai gaji karyawan; menyebabkan pengurangan di elemen Aset berupa kas yang diimbangi dengan penambahan di elemen Biaya berupa biaya gaji.
A3
Transaksi pengambilan kas perusahaan untuk kepentingan pemilik; menyebabkan pengurangan di elemen Aset berupa kas yang diimbangi dengan penambahan di elemen Pengembalian ekuitas berupa Pengambilan pribadi.
A4
Transaksi pelunasan piutang; menyebabkan penambahan di elemen Aset berupa kas yang diimbangi dengan pengurangan di elemen Aset lainnya berupa piutang.
A5
Transaksi pembayaran dimuka biaya asuransi untuk masa manfaat 1 tahun yang akan datang; menyebabkan pengurangan di elemen Aset berupa kas yang diimbangi dengan penambahan di elemen Aset lainnya berupa biaya asuransi yang dibayar dimuka.
Kuadran B dan C merupakan situasi yang identik. Sebagai contoh, pada kuadran B, transaksi yang menyebabkan penambahan (pengurangan) di elemen aset/biaya/pengembalian ekuitas harus diimbangi dengan penambahan (pengurangan) di elemen utang/ekuitas/pendapatan. Peraga 3.4: Contoh Transaksi yang Termasuk di Kuadran B dan C B1
Transaksi pemerolehan pendapatan dari jasa konsultasi secara tunai; menyebabkan penambahan di elemen Aset berupa kas yang diimbangi dengan penambahan di elemen Pendapatan berupa penjualan.
B2
Transaksi pengakuan biaya sewa kendaraan dimana pembayaran akan dilakukan 1 bulan yang akan datang; menyebabkan penambahan di elemen Biaya berupa sewa gedung yang diimbangi dengan penambahan di elemen Utang berupa utang sewa gedung.
C1
Transaksi penjualan barang dagangan secara kredit; menyebabkan penambahan di elemen Pendapatan berupa penjualan yang diimbangi dengan penambahan di elemen Aset berupa piutang dagang.
C2
Transaksi pelunasan utang dagang; menyebabkan pengurangan di elemen Utang berupa utang dagang yang diimbangi dengan pengurangan di elemen Aset berupa kas.
C3
Transaksi penyetoran kas sebagai tambahan modal; menyebabkan penambahan di elemen Ekuitas berupa setoran modal yang diimbangi dengan penambahan di elemen Aset berupa kas.
AsgardChapter 24
BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun
Pada kuadran D, transaksi yang menyebabkan penambahan (pengurangan) di elemen utang/ekuitas/pendapatan diimbangi dengan pengurangan (penambahan) di elemen utang/ekuitas/pendapatan lainnya. Peraga 3.5: Contoh Transaksi-transaksi yang Termasuk di Kuadran D D1
Transaksi pelunasan utang usaha dengan menerbitkan utang wesel; menyebabkan pengurangan di elemen Utang berupa utang usaha yang diimbangi dengan penambahan di elemen Utang lainnya berupa utang wesel.
D2
Transaksi pengakuan pendapatan dari pendapatan sewa kendaraan yang diterima dimuka; menyebabkan penambahan di elemen Pendapatan berupa pendapatan sewa kendaraan yang diimbangi dengan pengurangan di elemen Utang berupa pendapatan sewa kendaraan diterima dimuka.
Masih banyak transaksi di UMKM yang dapat terjadi, seperti misalnya barter, pembayaran biaya UMKM oleh pemilik, penjualan barang dagangan ke pemilik yang diperlakukan sebagai pengembalian ekuitas, dsb.
03. ANALSIS TRANSAKSI BERBASIS ELEMEN Berikut ini contoh analisis transaksi berbasis elemen persamaan akuntansi. Transaksi 01 Diketahui
:
Ditanya
:
Jawaban
:
01 Jan. Ibu AMANAH menyerahkan uang tunai sebesar Rp10.000.000 sebagai setoran modal ke UMKM GIATKERJA. a. Entitas apa saja yang terlibat? b. Elemen-elemen persamaan akuntansi apa yang berubah? c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing elemen tersebut? a. Entitas yang terlibat: Perusahaan dan pemilik modal b. Elemen Aset dan Ekuitas c. Elemen Aset (berupa uang tunai) bertambah Rp10.000.000, dan elemen Ekuitas (berupa modal) bertambah Rp10.000.000
No.
TGL
ASET (Rp)
T01
01/01
(+)10.000.000
BIAYA (Rp)
PENGEMBALIAN EKUITAS (Rp)
UTANG (Rp)
EKUITAS (Rp) (+)10.000.000
AsgardChapter 25
PENDAPATAN (Rp)
BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun
Transaksi 02 Diketahui
:
Ditanya
:
Jawaban
:
02 Jan. Ibu AMANAH menyerahkan komputer Rp5.000.000 untuk kegiatan bisnis UMKM GIATKERJA sebagai setoran modal. a. Entitas apa saja yang terlibat? b. Elemen-elemen persamaan akuntansi apa yang berubah? c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing elemen tersebut? a. Entitas yang terlibat: Perusahaan dan pemilik modal b. Elemen Aset dan Ekuitas c. Elemen Aset (berupa komputer) bertambah Rp5.000.000, dan elemen Ekuitas (berupa modal) bertambah Rp5.000.000
No.
TGL
ASET (Rp)
T02
02/01
(+)5.000.000
BIAYA (Rp)
PENGEMBALIAN EKUITAS (Rp)
UTANG (Rp)
EKUITAS (Rp)
PENDAPATAN (Rp)
(+)5.000.000
Transaksi 03 Diketahui
:
Ditanya
:
Jawaban
:
No.
TGL
T03
03/01
03 Jan. UMKM GIATKERJA membeli tunai bahan habis pakai (supplies) Rp1.000.000. a. Entitas apa saja yang terlibat? b. Elemen-elemen persamaan akuntansi apa yang berubah? c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing elemen tersebut? a. Entitas yang terlibat: Perusahaan dan rekanan/pemasok b. Elemen Aset c. Elemen Aset (berupa bahan habis pakai) bertambah Rp1.000.000, dan Aset lainnya (berupa uang tunai) berkurang Rp1.000.000 ASET (Rp)
BIAYA (Rp)
PENGEMBALIAN EKUITAS (Rp)
UTANG (Rp)
EKUITAS (Rp)
PENDAPATAN (Rp)
(+)1.000.000 (-)1.000.000
*Literatur akuntansi modern mengakui pembelian bahan habis pakai sebagai aset (menggunakan pencatatan metoda riil) daripada mengakuinya sebagai biaya karena ketika UMKM membeli bahan habis pakai tersebut maka bahan habis pakai tersebut masih berupa aset, belum dikonsumsi menjadi biaya.
Transaksi 04 Diketahui
:
Ditanya
:
04 Jan. UMKM GIATKERJA membeli peralatan kantor senilai Rp4.000.000 secara kredit. a. Entitas apa saja yang terlibat?
AsgardChapter 26
BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun
Jawaban
No.
TGL
T04
04/01
:
b. c. a. b. c.
Elemen-elemen persamaan akuntansi apa yang berubah? Bagaimana sifat perubahan masing-masing elemen tersebut? Entitas yang terlibat: Perusahaan dan rekanan/pemasok sebagai kreditor Elemen Aset dan elemen Utang Elemen Aset (berupa peralatan kantor) bertambah Rp4.000.000, dan elemen Utang (berupa utang usaha) bertambah Rp4.000.000
ASET (Rp)
BIAYA (Rp)
PENGEMBALIAN EKUITAS (Rp)
(+)4.000.000
UTANG (Rp)
EKUITAS (Rp)
PENDAPATAN (Rp)
(+)4.000.000
Transaksi 05 Diketahui Ditanya
: :
Jawaban
:
No.
TGL
T05
15/01
15 Jan. UMKM GIATKERJA melunasi utang senilai Rp4.000.000. a. Entitas apa saja yang terlibat? b. Elemen-elemen persamaan akuntansi apa yang berubah? c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing elemen tersebut? a. Entitas yang terlibat: Perusahaan dan rekanan sebagai kreditor b. Elemen Aset dan elemen Utang c. Elemen Aset (berupa uang tunai) berkurang senilai Rp4.000.000, dan elemen Utang (berupa utang usaha) berkurang senilai Rp4.000.000 ASET (Rp)
BIAYA (Rp)
(-)4.000.000
PENGEMBALIAN EKUITAS (Rp)
UTANG (Rp)
EKUITAS (Rp)
PENDAPATAN (Rp)
(-)4.000.000
Transaksi 06 Diketahui
:
16 Jan. UMKM GIATKERJA membayar tunai biaya honorarium karyawan Rp1.500.000.
Ditanya
:
Jawaban
:
a. b. c. a. b. c.
Entitas apa saja yang terlibat? Elemen-elemen persamaan akuntansi apa yang berubah? Bagaimana sifat perubahan masing-masing elemen tersebut? Entitas yang terlibat: Perusahaan dan karyawan Elemen Aset dan elemen Biaya Elemen Aset (berupa uang tunai) berkurang Rp1.500.000, sedangkan elemen Biaya (berupa biaya gaji) bertambah Rp1.500.000.
AsgardChapter 27
BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun
No.
TGL
T06
16/01
ASET (Rp) (-)1.500.000
PENGEMBALIAN EKUITAS (Rp)
BIAYA (Rp)
UTANG (Rp)
EKUITAS (Rp)
PENDAPATAN (Rp)
(+)1.500.000
Transaksi 07 Diketahui
:
Ditanya
:
Jawaban
:
No.
TGL
T07
17/01
17 Jan. UMKM GIATKERJA menerima tagihan dari PLN yang menyebutkan bahwa listrik yang harus dibayar adalah Rp100.000. a. Entitas apa saja yang terlibat? b. Elemen-elemen persamaan akuntansi apa yang berubah? c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing elemen tersebut? a. Entitas yang terlibat: Perusahaan dan rekanan sebagai kreditor b. Elemen Biaya dan elemen Utang c. Elemen Biaya (berupa biaya listrik) bertambah Rp100.000, dan elemen Utang (berupa utang listrik) bertambah Rp100.000. ASET (Rp)
PENGEMBALIAN EKUITAS (Rp)
BIAYA (Rp)
UTANG (Rp)
(+)100.000
EKUITAS (Rp)
PENDAPATAN (Rp)
(+)100.000
Transaksi 08 Diketahui
:
Ditanya
:
Jawaban
:
No.
TGL
T08
18/01
18 Jan. UMKM GIATKERJA memperoleh pendapatan secara kredit Rp3.000.000 yang berasal dari penyewaan gedung. a. Entitas apa saja yang terlibat? b. Elemen-elemen persamaan akuntansi apa yang berubah? c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing elemen tersebut? a. Entitas yang terlibat: Perusahaan dan pelanggan/pembeli b. Elemen Aset dan elemen Pendapatan c. Elemen Aset (berupa piutang usaha) bertambah Rp3.000.000, dan elemen Pendapatan (berupa pendapatan sewa gedung) bertambah Rp3.000.000. ASET (Rp)
BIAYA (Rp)
PENGEMBALIAN EKUITAS (Rp)
UTANG (Rp)
(+)3.000.000
EKUITAS (Rp)
PENDAPATAN (Rp) (+)3.000.000
AsgardChapter 28
BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun
Transaksi 09 Diketahui
:
Ditanya
:
Jawaban
:
No.
TGL
ASET (Rp)
T09
19/01
(-)500.000
19 Jan. UMKM GIATKERJA menyerahkan uang tunai Rp500.000 ke Ibu AMANAH untuk kepentingan pribadi Ibu AMANAH. a. Entitas apa saja yang terlibat? b. Elemen-elemen persamaan akuntansi apa yang berubah? c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing elemen tersebut? a. Entitas yang terlibat: Perusahaan dan pemilik modal b. Elemen Aset dan elemen Pengembalian ekuitas c. Elemen Aset (berupa uang tunai) berkurang Rp500.000, dan elemen Pengembalian ekuitas (berupa Pengambilan) bertambah Rp500.000. BIAYA (Rp)
PENGEMBALIAN EKUITAS (Rp)
UTANG (Rp)
EKUITAS (Rp)
PENDAPATAN (Rp)
(+)500.000
Transaksi 10 Diketahui
:
Ditanya
:
Jawaban
:
No.
TGL
T10
20/01
20 Jan. UMKM GIATKERJA menerima uang tunai yang berasal dari pelunasan transaksi pendapatan kredit Rp3.000.000 18 Januari. a. Entitas apa saja yang terlibat? b. Elemen-elemen persamaan akuntansi apa yang berubah? c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing elemen tersebut? a. Entitas yang terlibat: Perusahaan dan debitor (peminjam) b. Elemen Aset c. Elemen Aset (berupa uang tunai) bertambah Rp3.000.000, dan elemen Aset (berupa piutang usaha) berkurang Rp3.000.000. ASET (Rp)
BIAYA (Rp)
PENGEMBALIAN EKUITAS (Rp)
UTANG (Rp)
EKUITAS (Rp)
PENDAPATAN (Rp)
(+)3.000.000 (-)3.000.000
Ringkasan aplikasi analisis transaksi di UMKM GIATKERJA selama tanggal 1 Januari sampai dengan 20 Januari dapat dilihat berikut ini.
AsgardChapter 29
BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun
ASET (Rp)
BIAYA (Rp)
PENGEMBALI AN EKUITAS (Rp)
UTANG (Rp)
EKUITAS (Rp)
No.
TGL
T01
01/01
(+)10.000.000
(+)10.000.000
T02
02/01
(+)5.000.000
(+)5.000.000
T03
03/01
(+)1.000.000 (-)1.000.000
T04
04/01
(+)4.000.000
T05
15/01
(-)4.000.000
T06
16/01
(-)1.500.000
T07
17/01
T08
18/01
T09
19/01
(-)500.000
20/01
(+)3.000.000 (-)3.000.000
T10
PENDAPATAN (Rp)
(+)4.000.000 (-)4.000.000 (+)1.500.000 (+)100.000
(+)100.000
(+)3.000.000
TOTAL
(+)3.000.000 (+)500.000
18.100.000
18.100.000
04. PENGAKUNAN Penyajian informasi keuangan yang hanya sebatas berdasar elemen persamaan akuntansi dipertimbangkan kurang informatif karena elemen dapat terdiri dari beberapa komponen yang sifatnya bervariasi. Sebagai contoh, terdapat 2 UMKM, yaitu UMKM A dan UMKM B, yang memiki nilai total aset yang sama besar. UMKM A sebagian besar asetnya berupa persediaan barang dagangan dan piutang usaha, sedangkan UMKM B sebagian besar asetnya berupa gedung dan mesin. Meskipun total nilai aset UMKM sama besar tetapi rekanan yang menyediakan fasilitas penjualan kredit menganggap bahwa UMKM A memiliki kemampuan lebih baik dalam melunasi utang jangka pendeknya dibanding UMKM B karena asset berupa persediaan barang dagangan dan piutang usaha mudah diubah menjadi uang tunai, sebaliknya dengan aset berupa gedung dan mesin. Oleh karena itu, akuntansi menggunakan dasar yang lebih spesifik dalam pencatatan atas transaksi yang terjadi. Dalam hal ini akuntansi menggunakan dasar AKUN dalam pencatatannya. Akun (pernah disebut sebagai “rekening” atau “perkiraan”) berasal dari bahasa inggris account. Akun merupakan komponen suatu elemen persamaan akuntansi. Sebagai contoh, elemen aset terdiri dari akun kas, akun piutang usaha, akun bahan habis pakai, akun mesin, dsb.
AsgardChapter 30
BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun
Peraga 3.6: Hubungan Antara Elemen dan Akun (Ilustrasi) ELEMEN‐ELEMEN
ASET
BIAYA
AKUN‐AKUN
Kas
Gedung
Biaya utilitas
Piutang usaha
Biaya gaji
Bahan habis pakai
Dibayar dimuka biaya asuransi
Biaya penyusutan
Rugi penjualan aset tetap
Akun merupakan wadah atau media untuk menampung semua perubahan yang terjadi atas suatu jenis dana. Akun Kas, sebagai contoh, berisi semua perubahan yang terjadi khususnya di aset berupa kas baik berupa penambahan (dari transaksi penerimaan) maupun pengurangan (dari transaksi pengeluaran). Demikian pula, akun biaya utilitas berisi semua pengeluaran biaya listrik, telepon, dan air yang ditanggung UMKM. Peraga 3.7: Akun Sebagai Media Pencatatan Transaksi (Ilustrasi) ASET
Kas (+) Transaksi Penerimaan
Piutang Usaha (-)
(+)
Biaya utilitas (-)
Transaksi Penjualan kredit Transaksi Pengeluaran kas
BIAYA
(+)
Biaya Gaji (+)
Transaksi Pengakuan biaya listrik Transaksi Pelunasan
(+)
Transaksi Pengakuan gaji
Transaksi Pengakuan biaya telepon
AsgardChapter 31
(+)
Transaksi Pengakuan gaji lembur
BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun
Pada dasarnya jumlah dan penamaan akun dapat dikembangkan sesuai kebutuhan UMKM. Demikian pula, penamaan akun dalam banyak hal mendasarkan pada pilar rancang-bangun dan PABU. UMKM dapat memberi nama akun sesuai dengan kebutuhan dan keinginan UMKM sepanjang nama tersebut memudahkan UMKM dalam memahami informasi yang tersaji. Namun demikian, sebagai bahasa bisnis maka akuntansi juga memiliki terminologi nama-nama akun yang telah disepakati secara umum. Terminologi kas, piutang usaha, utang wesel, biaya utilitas, dan pendapatan usaha adalah nama-nama akun yang lazim digunakan di akuntansi. Berikut ini diurai secara singkat nama-nama akun berdasar elemen-elemen di persamaan akuntansi, dan beberapa topik penting terkait dengan pengakunan. A. Akun-akun Elemen Aset UMKM lazimnya menguasai berbagai jenis aset yang mana setiap jenis ditampung di akun khusus yang dinamai sesuai dengan karakteristik aset. Akun-akun aset lazimnya diklasifikasi menjadi 2 (dua) berdasar tingkat kelancarannya untuk dikonversi ke uang tunai (tingkat likuiditas), yaitu: 1) Aset lancar (Current Assets); aset yang diperkirakan dapat dikonversi menjadi uang tunai sebagai alat pembayaran, dikonsumsi, atau dijual dalam waktu kurang dari 1 perioda. Contoh: Kas, Piutang usaha, dan Dibayar dimuka biaya asuransi (prepaid insurance expenses). 2) Aset tidak lancar (Non-current Assets); aset yang memberi manfaat dalam waktu lebih dari 1 perioda. Contoh: Investasi jangka panjang, Tanah, Gedung, Mesin, dan Merek dagang. Peraga 3.8: Deskripsi Akun-akun Aset NAMA AKUN
DESKRIPSI Aset Lancar (Current Assets)
Kas
Aset yang dapat disetarakan dengan uang tunai dan dapat digunakan segera untuk mendanai kegiatan UMKM.
Piutang usaha
Aset berbentuk janji dari peminjam untuk menyerahkan aset ke UMKM di masa datang akibat transaksi penjualan kredit.
Bahan habis pakai
Aset yang dibeli dan dikonsumsi untuk mendukung kegiatan operasional UMKM. Contoh: kertas, amplop, dan pena.
AsgardChapter 32
BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun
Dibayar dimuka biaya sewa gedung
Pembayaran dimuka ke pemilik gedung untuk masa manfaat 1 perioda yang akan datang. Meskipun kas telah dibayarkan, pembayaran tersebut masih merupakan aset bagi UMKM karena UMKM belum menerima manfaat berupa sewa gedung pada tanggal tersebut).
Tanah
Aset tetap berwujud tidak disusutkan yang digunakan untuk kegiatan UMKM, dan tidak dimaksudkan untuk diperdagangkan.
Bangunan
Aset tetap berwujud disusutkan yang digunakan untuk operasional bisnis UMKM, dan tidak dimaksudkan untuk diperdagangkan.
Peralatan
Aset yang memberi manfaat lebih dari satu perioda.
Merek dagang
Aset tidak berwujud yang menunjukkan identitas tertentu terhadap produk/jasa tertentu yang dilindungi secara hukum.
Aset Tidak Lancar (Non-current assets)
B. Akun-akun Elemen Utang Akun-akun utang menggambarkan jenis-jenis sumber pendanaan yang berasal dari pinjaman. Seperti halnya akun-akun aset, akun-akun utang lazimnya juga diklasifikasi berdasar tingkat likuiditasnya. Oleh karena itu, akun-akun utang dikelompokkan menjadi utang lancar dan utang jangka panjang. Peraga 3.9: Deskripsi Akun-akun Utang NAMA AKUN
DESKRIPSI
Utang usaha/dagang
Pinjaman yang berasal dari transaksi pembelian kredit berdasar kepercayaan tanpa disertai surat pernyataan utang.
Utang wesel
Pinjaman yang berasal dari transaksi pembelian kredit yang dituangkan dalam bentuk surat pernyataan utang secara tertulis.
Utang pajak penghasilan
Jumlah pajak penghasilan yang harus dibayar atas laba UMKM
Diterima dimuka pendapatan sewa gedung
Penerimaan dimuka kas dari pelanggan untuk penyediaan jasa berupa sewa gedung kepada pelanggan tersebut di masa datang (meskipun telah diterima, sumber pemerolehan kas tersebut diakui berasal dari utang, bukan dari pendapatan karena UMKM belum memberi jasa berpuas sewa gedung kepada pelanggan).
Utang Lancar (Current Liabilities)
Utang Jangka Panjang/Tidak Lancar (Non-current liabilities)
Utang obligasi
Pinjaman dengan menerbitkan surat berharga obligasi yang akan jatuh tempo (dilunasi) lebih dari 1 perioda yang akan datang.
Utang hipotek
Pinjaman dengan jaminan aset tetap yang akan jatuh tempo lebih dari 1 perioda yang akan datang.
AsgardChapter 33
BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun
C. Akun-akun Elemen Ekuitas Akun-akun elemen ekuitas lazimnya disusun berdasar sumber pemerolehannya. Peraga 3.10: Deskripsi Akun-akun Ekuitas NAMA AKUN
DESKRIPSI
Modal, Ibu Amalia
Setoran modal dari pemilik yang bernama Ibu Amalia. Akun ini terdapat di UMKM perseorangan atau UMKM persekutuan.
Modal saham
Setoran modal dari para pemegang saham (di UMKM berbadan hukum perseroan terbatas) sebesar nilai nominal yang tercantum di saham.
Laba ditahan
Akumulasi laba/rugi yang tidak didistribusikan ke pemilik (di UMKM yang berbadan hukum perseroan terbatas)
D. Akun-akun Elemen Biaya Akun-akun elemen biaya lazimnya diklasifikasi berdasar jenisnya, antara lain biaya operasional dan biaya non-operasional. Peraga 3.11: Deskripsi Akun-Akun Biaya NAMA AKUN
DESKRIPSI Biaya Operasional (Expenses)
Biaya gaji
Pengeluaran untuk honorarium tenaga kerja.
Biaya utilitas
Pengeluaran untuk biaya listrik, air, telepon, dan yang sejenis.
Biaya penyusutan
Pengakuan biaya atas penurunan nilai dari aset tetap yang dapat disusutkan. Pengeluaran untuk biaya asuransi.
Biaya asuransi
Biaya Non-operasional (Other expenses and Losses) Kerugian penjualan aset tetap
Pengakuan rugi atas penjualan aset tetap dimana harga jual lebih rendah dari nilai buku aset tetap yang dijual.
Kerugian akibat banjir
Pengakuan kerugian karena terjadinya bencana alam.
E. Akun-akun Elemen Pendapatan Seperti halnya akun-akun biaya, maka akun-akun elemen pendapatan diklasifikasi berdasar jenis pendapatan yang dihasilkan, yaitu pendapatan operasional dan pendapatan non-operasional.
AsgardChapter 34
BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun
Peraga 3.12: Deskripsi Akun-akun Pendapatan NAMA AKUN
DESKRIPSI Pendapatan Operasional (Revenues)
Pendapatan usaha
Pendapatan yang berasal dari kegiatan jasa.
Pendapatan sewa gudang
Pendapatan yang berasal dari penyewaan gudang yang merupakan salah satu kegiatan bisnis UMKM. Pendapatan yang berasal dari penjualan barang dagangan.
Penjualan
Pendapatan Non-operasional (Other revenues and Gains) Pendapatan lain-lain
Pendapatan yang bukan berasal dari kegiatan utama UMKM.
Keuntungan penjualan aset tetap
Keuntungan yang dihasilkan dari penjualan aset tetap.
F. Akun-akun Elemen Pengembalian Ekuitas Elemen pengembalian ekuitas dibentuk khusus untuk menampung transaksitransaksi yang menyebabkan perpindahan ekuitas ke pemilik. Oleh karena itu, pengembalian ekuitas merupakan salah satu jenis penggunaan dana. Di UMKM perseorangan dan persekutuan, elemen pengembalian ekuitas lazimnya terdapat satu jenis akun, yaitu akun Pribadi (prive) untuk masing-masing pemilik. G. Akun Elemen Laba/Rugi Akuntansi juga mengenal elemen laba/rugi yang sebenarnya merupakan elemen untuk menampung penghitungan laba/rugi (selisih antara elemen pendapatan dan elemen biaya). Oleh karena itu, elemen laba/rugi tidak dicantumkan di persamaan akuntansi. Akun yang mencerminkan elemen laba/rugi disebut akun Ikhtisar laba/rugi (income summary) yang dibentuk pada saat penyusunan laporan keuangan yang lazim juga disebut akun kliring (dibahas lebih lanjut di Bab 6 terkait dengan topik Pencatatan penutup). H. Pengklasifikasian Akun Berdasar penempatannya di laporan keuangan, akun dapat diklasifikasi: 1) Akun Neraca; yaitu akun-akun yang tercantum di laporan posisi keuangan atau lazim disebut neraca. Contoh: akun Kas, Kendaraan, dan Utang usaha.
AsgardChapter 35
BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun
Terkait dengan ekuitas, akun-akun ekuitas yang tercantum di neraca lazimnya juga tercantum di laporan perubahan ekuitas. 2) Akun Laba/Rugi; yaitu akun-akun yang tercantum di laporan laba/rugi. Contoh: akun Penjualan, Biaya gaji, dan Biaya penyusutan. 3) Akun Ekuitas; yaitu akun-akun yang tercantum di laporan perubahan ekuitas (sebagian akun-akun ini juga tercantum di neraca). Contoh: akun Modal, Laba ditahan, Pribadi, dan Dividen. Berdasar keberadaannya, akun dapat diklasifikasi menjadi 2, yaitu: 1) Akun permanen (Permanent Accounts) atau akun riil; adalah akun-akun yang keberadaannya bersifat permanen, yaitu tidak ditutup/dihapus ketika penyusunan laporan keuangan. Contoh: akun Kas, Gedung, Utang usaha, dan Modal saham. Akun permanen/riil pada dasarnya tercantum di neraca. 2) Akun sementara (Temporary Accounts) atau akun nominal; adalah akun-akun yang keberadaannya bersifat sementara, yaitu dibentuk selama perioda berjalan dan ditutup/dihapus ketika penyusunan laporan keuangan. Contoh: akun Biaya gaji, Biaya penyusutan, dan Pendapatan usaha. Termasuk akun sementara adalah akun Pribadi, akun Dividen dan akun Ikhtisar laba/rugi. Sebagian besar akun sementara/nominal tercantum di laporan laba/rugi. Peraga 3.13: Pengklasifikasian Akun Akun Permanen/Riil
Aset
Utang
Sementara/Nominal
Ekuitas
Biaya
Akun Kontra Riil
Pendapatan
Akun Kontra Nominal
AsgardChapter 36
Akun kliring
Pengembalian ekuitas
BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun
I. Keberadaan Akun Kontra Peraga 3.13 menunjukkan bahwa akuntansi juga mengenal akun kontra (contra accounts). Akun kontra merupakan akun pengurang dari suatu akun lain, dan penyajiannya ditempatkan persis di bawah akun yang dikurangi tersebut. Terdapat 2 (dua) jenis akun kontra, yaitu: 1) Akun kontra riil; adalah akun kontra dari akun riil. Contoh, akun Akumulasi penyusutan Gedung adalah akun kontra dari akun riil Gedung. 2) Akun kontra nominal; adalah akun kontra dari akun sementara. Contoh, akun Potongan penjualan adalah akun kontra dari akun sementara Penjualan.
05. ANALISIS TRANSAKSI BERBASIS AKUN Berikut ini adalah contoh analisis transaksi berbasis akun. Pembahasan ini sangat penting di akuntansi karena pencatatan akuntansi pada prinsipnya mendasarkan diri pada model pencatatan yang berbasis akun ini. Transaksi 01 Diketahui
:
Ditanya
:
Jawaban
:
01 Jan. Ibu AMANAH menyerahkan uang tunai sebesar Rp10.000.000 sebagai setoran modal ke UMKM GIATKERJA. a. Entitas apa saja yang terlibat? b. Akun-akun (elemen) apa yang berubah? c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut? a. Entitas yang terlibat: UMKM dan pemilik modal b. Akun Kas (Aset) dan akun Modal (Ekuitas) c. Akun Kas bertambah Rp10.000.000, dan akun Modal bertambah Rp10.000.000 ASET (Rp)
EKUITAS (Rp)
Kas T01
01/01
Modal
(+)10.000.000
(+)10.000.000
Transaksi 02 Diketahui
:
02 Jan. Ibu AMANAH menyerahkan komputer Rp5.000.000 untuk kegiatan bisnis UMKM GIATKERJA sebagai setoran modal.
Ditanya
:
a.
Entitas apa saja yang terlibat?
AsgardChapter 37
BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun
Jawaban
T02
:
02/01
b. c. a. b. c.
Akun-akun (elemen) apa yang berubah? Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut? Entitas yang terlibat: UMKM dan pemilik modal Akun Peralatan kantor (Aset) dan akun Modal (Ekuitas) Akun Peralatan kantor bertambah Rp5.000.000, dan akun Modal bertambah Rp5.000.000
ASET (Rp)
EKUITAS (Rp)
Peralatan Kantor
Modal
(+)5.000.000
(+)5.000.000
Transaksi 03: Diketahui
:
Ditanya
:
Jawaban
:
03 Jan. UMKM GIATKERJA membeli bahan habis pakai (supplies) senilai Rp1.000.000 tunai. a. Entitas apa saja yang terlibat? b. Akun-akun (elemen) apa yang berubah? c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut? a. Entitas yang terlibat: UMKM dan rekanan/pemasok b. Akun Bahan habis pakai (Aset) dan akun Kas (Aset) c. Akun Bahan habis pakai bertambah senilai Rp1.000.000, dan akun Kas berkurang senilai Rp1.000.000 ASET (Rp) Bahan habis pakai
T03
03/01
(+)1.000.000 Kas (-)1.000.000
* Transaksi 03 menyebabkan bertambahnya aset berupa bahan habis pakai, dan berkurangnya aset lain berupa kas. Literatur akuntansi modern mengakui pembelian bahan habis pakai sebagai aset (menggunakan pencatatan metoda riil) daripada mengakuinya sebagai biaya.
Transaksi 04 Diketahui
:
Ditanya
:
Jawaban
:
04 Jan. UMKM GIATKERJA membeli peralatan kantor senilai Rp4.000.000 secara kredit. a. Entitas apa saja yang terlibat? b. Akun-akun (elemen) apa yang berubah? c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut? a. Entitas yang terlibat: UMKM dan rekanan/pemasok sebagai kreditor
AsgardChapter 38
BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun b. c.
T04
04/01
Akun Peralatan kantor (Aset) dan akun Utang usaha (Utang) Akun Peralatan kantor bertambah senilai Rp4.000.000, dan akun Utang usaha bertambah senilai Rp4.000.000
ASET (Rp)
UTANG (Rp)
Peralatan Kantor
Utang Usaha
(+)4.000.000
(+)4.000.000
Transaksi 05 Diketahui
:
15 Jan. UMKM GIATKERJA melunasi utang usaha senilai Rp4.000.000.
Ditanya
:
Jawaban
:
a. b. c. a. b. c.
T05
15/01
Entitas apa saja yang terlibat? Akun-akun (elemen) apa yang berubah? Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut? Entitas yang terlibat: UMKM dan rekanan/pemasok sebagai kreditor Akun Utang usaha (Utang) dan akun Kas (Aset) Akun Utang usaha berkurang senilai Rp4.000.000, dan akun Kas berkurang senilai Rp4.000.000
ASET (Rp)
UTANG (Rp)
Kas
Utang Usaha
(-)4.000.000
(-)4.000.000
Transaksi 06 Diketahui
:
Ditanya
:
Jawaban
:
T06
16/01
16 Jan. UMKM GIATKERJA membayar tunai biaya honorarium karyawan senilai Rp1.500.000. a. Entitas apa saja yang terlibat? b. Akun-akun (elemen) apa yang berubah? c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut? a. Entitas yang terlibat: UMKM dan karyawan b. Akun Biaya gaji (Biaya) dan akun Kas (Aset) c. Akun Biaya gaji bertambah senilai Rp1.500.000, sedangkan akun Kas berkurang senilai Rp1.500.000. ASET (Rp)
BIAYA (Rp)
Kas
Biaya Gaji
(-)1.500.000
(+)1.500.000
AsgardChapter 39
BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun
Transaksi 07 Diketahui
:
Ditanya
:
Jawaban
:
T07
17 Jan. UMKM GIATKERJA menerima tagihan dari PLN yang menyebutkan bahwa listrik yang harus dibayar adalah Rp100.000. a. Entitas apa saja yang terlibat? b. Akun-akun (elemen) apa yang berubah? c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut? a. Entitas yang terlibat: UMKM dan rekanan sebagai kreditor b. Akun Biaya listrik (Biaya) dan akun Utang biaya listrik (Utang) c. Akun Biaya listrik bertambah senilai Rp100.000, dan akun Utang biaya listrik bertambah senilai Rp100.000.
17/01
BIAYA (Rp)
UTANG (Rp)
Biaya Listrik
Utang Biaya Listrik
(+)100.000
(+)100.000
Transaksi 08 Diketahui
:
Ditanya
:
Jawaban
:
18 Jan. UMKM GIATKERJA memperoleh pendapatan secara kredit Rp3.000.000 yang berasal dari penyewaan gedung. a. Entitas apa saja yang terlibat? b. Akun-akun (elemen) apa yang berubah? c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut? a. Entitas yang terlibat: UMKM dan pelanggan/pembeli b. Akun Piutang usaha (Aset) dan akun Pendapatan usaha (Pendapatan) c.
T08
18/01
Akun Piutang usaha bertambah Rp3.000.000, dan akun Pendapatan usaha bertambah Rp3.000.000.
ASET (Rp)
PENDAPATAN (Rp)
Piutang Usaha
Pendapatan usaha
(+)3.000.000
(+)3.000.000
Transaksi 09 Diketahui
:
Ditanya
:
Jawaban
:
19 Jan. UMKM GIATKERJA menyerahkan uang tunai Rp500.000 ke Ibu AMANAH sebagai pemilik untuk digunakan kepentingan pribadi. a. Entitas apa saja yang terlibat? b. Akun-akun (elemen) apa yang berubah? c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut? a. Entitas yang terlibat: UMKM dan pemilik modal b. Akun Pribadi (Pengembalian ekuitas) dan akun Kas (Aset)
AsgardChapter 40
BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun c.
T09
19/01
Akun Pribadi bertambah Rp500.000, Kas berkurang Rp500.000.
ASET (Rp)
PENGEMBALIAN EKUITAS (Rp)
Kas
Pribadi
(-)500.000
(+)500.000
Transaksi 10 Diketahui
:
20 Jan. UMKM GIATKERJA memperoleh uang tunai dari pelunasan atas transaksi pendapatan kredit Rp3.000.000 tertanggal 18 Januari.
Ditanya
:
Jawaban
:
a. b. c. a. b. c.
Entitas apa saja yang terlibat? Akun-akun (elemen) apa yang berubah? Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut? Entitas yang terlibat: UMKM dan debitor (peminjam) Akun Kas (Aset) dan akun Piutang usaha (Aset) Akun Kas bertambah Rp3.000.000, dan akun Piutang usaha berkurang Rp3.000.000.
ASET (Rp) Kas T10
20/01
(+)3.000.000 Piutang Usaha (-)3.000.000
Pertama, masih banyak jenis transaksi yang dapat terjadi di UMKM tetapi semua transaksi dapat dianalisis berdasar persamaan akuntansi di atas. Kedua, mungkin diantara Kita masih kurang mengenal nama-nama akun yang disebutkan di atas. Tidak perlu khawatir, pada saatnya nanti Kita akan menjadi terbiasa dengan nama-nama akun tersebut karena pada saat penjurnalan kita akan menggunakan nama-nama tersebut. Ibaratnya, Kita baru berkenalan dengan 25 orang sekaligus maka tidak mudah untuk langsung mengingatnya tetapi seiring kita berinteraksi dengan mereka maka kita akan mengenal semua nama-nama kenalan kita tersebut. Menariknya, sebenarnya tidak ada nama-nama akun yang aneh bukan? Semua akun cenderung memiliki nama yang sesuai dengan substansi yang ingin digambarkan. Dan ingat, karena penamaan akun sebenarnya berpegang pada pilar Rancang-bangun dan kadangkala pada pilar Prinsip dasar maka sebenarnya masing-masing kita dapat memberi nama yang sesuai dengan keinginan kita sepanjang nama tersebut memudahkan pemahaman bagi yang memanfaatkan informasi akuntansi tersebut.
AsgardChapter 41
BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun
ACCOUNTING CORNER
Accounting Education Center
Program Akuntansi: Akuntansi Perusahaan Jasa Akuntansi Perusahaan Dagang
Akuntansi Biaya Akuntansi Manajemen
Akuntansi Pengantar 1
Auditing 1
Akuntansi Pengantar 2
Auditing 2
Akuntansi Keuangan Menengah 1
Analisa Laporan Keuangan
Akuntansi Keuangan Menengah 2
Sistem Informasi Akuntansi
Akuntansi Keuangan Lanjutan 1
Persiapan Ujian Mata Kuliah Akuntansi
Akuntansi Keuangan Lanjutan 2
Fasilitas:
Skedul:
× × × × × ×
Pagi Sesi 1 Siang Sesi 2 Sesi 3 Sesi 4 Malam Sesi 5
Modul Sertifikat Full AC LCD Free Hot Spot Softdrink
Jam 09.00-10.30 11.00-12.30 13.30-15.00 16.00-17.30 18.30-20.00
Kelas: Õ Õ
UPN
Kelas (Max 4 Orang) Privat (Max 2 Orang)
Ringroad Utara
Pasar Condongcatur
UII
Program Kelas: Reguler: Senin - Jumat
Pertemuan 14 kali Petemuan
Weekend: Sabtu - Minggu
Pertemuan 14 kali pertemuan
Accounting Corner
Kantor: Jl. Lely no. 203 Perumnas Condongcatur Depok, Sleman, Yogyakarta Hub: (0274) 881530, 7834827, 081253439202
AsgardChapter 42
U
BAB 04 Mekanisme Logis Debet dan Kredit
BAB 04 MEKANISME LOGIS DEBET DAN KREDIT ABSTRAK Pencatatan transaksi di akuntansi, terutama di fungsi penjurnalan, selalu melibatkan minimal 2 akun yang berubah (bertambah atau berkurang). Selanjutnya, pencatatan transaksi di akuntansi menuntut bahwa total perubahan nilai moneternya harus seimbang. Sistem pencatatan akuntansi tersebut lazim disebut sistem pencatatan berpasangan (double entry system) yang merupakan konsekuensi untuk menjaga keseimbangan persamaan akuntansi, yaitu penggunaan dana harus selalu sama dengan pemerolehan dana. Sistem pencatatan berpasangan memunculkan mekanisme debet dan kredit. Ketentuan yang berlaku adalah bahwa akun-akun aset, biaya dan pengembalian ekuitas dicatat di debet jika bertambah, dan dicatat di kredit jika berkurang. Sebaliknya, akun-akun utang, ekuitas, dan pendapatan dicatat di kredit jika bertambah, dan dicatat di debet jika berkurang. Menariknya, ternyata ketentuan tersebut berlandas rasionalitas matematika yang logis dengan tujuan menjaga keseimbangan persamaan akuntansi di setiap kondisi. Jadi, dengan mempelajari Bab ini maka Anda sudah dapat mengaplikasikan ketentuan Debet dan Kredit, tidak kalah dengan orang-orang yang mempunyai latar-belakang akuntansi, atau mungkin malah lebih baik, semoga.
AsgardChapter 43
BAB 04 Mekanisme Logis Debet dan Kredit
01. SISTEM PENCATATAN BERPASANGAN Setiap kali kita melakukan analisis transaksi berbasis akun sebagaimana kita telah melakukannya di Bab 3, sebenarnya kita menerapkan sistem pencatatan berpasangan (double entry systems). Terdapat 2 (dua) ketentuan yang keduanya harus dipenuhi di sistem pencatatan berpasangan, yaitu: a. Minimal 2 (dua) akun berubah, dan b. Total perubahan nilai moneter dilakukan secara seimbang Mengapa harus minimal 2 akun yang berubah? Pencatatan berpasangan ini merupakan konsekuensi dalam rangka mempertahankan persamaan akuntansi: Aset + Biaya + Pengembalian ekuitas = Utang + Ekuitas + Pendapatan). Sadar atau tidak sadar kita telah mempraktikkan ketentuan ini ketika menganalisis transaksi berbasis akun. Selanjutnya, mengapa total perubahan nilai moneter harus dilakukan secara seimbang? Karena akuntansi menggunakan prinsip satuan uang/moneter (monetary unit) sebagai ukuran kuantitatif. Sistem pencatatan berpasangan (double-entry system) berperan sangat penting di akuntansi, terutama dalam kaitannya dengan fungsi penjurnalan transaksi. Pembahasan lebih lanjut tentang penjurnalan terdapat di Bab 5.
02. APA ITU DEBET DAN KREDIT? Persamaan akuntansi terdiri dari sisi kiri dan sisi kanan yang merupakan cerminan persamaan matematika aljabar. Masing-masing sisi persamaan akuntansi terdiri dari elemen-elemen yang mana setiap elemen terdiri dari banyak akun. Selanjutnya setiap akun juga dapat digambarkan sebagai persamaan matematika aljabar yang berarti bahwa setiap akun juga terdiri dari sisi kiri dan sisi kanan. Akuntansi menyebut sisi kiri sebagai sisi debet dan sisi kanan sebagai sisi kredit. Oleh karena itu, terminologi Debet dan Kredit semata-mata adalah terminologi akuntansi untuk penamaan sisi Kiri dan sisi Kanan. Debet tidak bermakna sebagai penambahan (+), demikian pula Kredit juga tidak bermakna sebagai pengurangan(-).
AsgardChapter 44
BAB 04 Mekanisme Logis Debet dan Kredit
Peraga 4.1: Terminologi Debet dan Kredit Sisi Kiri
Nama Akun
Nama Akun
Debet
Sisi Kanan
Kredit
Ketentuan Debet dan Kredit adalah sebagai berikut: a. Akun-akun aset, biaya, dan pengembalian ekuitas: di debet jika bertambah, dan di kredit jika berkurang b. Akun-akun utang, ekuitas, dan pendapatan: di kredit jika bertambah, dan di debet jika berkurang Peraga 4.2: Ketentuan Debet dan Kredit Persamaan Akuntansi (D)
+
ASET (K)
(-)
(D) UTANG (K)
(-)
+
PENGEMBALIAN EKUITAS (K)
(D) BIAYA (K)
+
(D)
EKUITAS
(-)
(D)
(-)
+
(-)
PENDAPATAN
(K)
(D)
+
(-)
(K)
+
03. MATEMATIKA DEBET DAN KREDIT Mengapa akun-akun aset di debet jika bertambah dan di kredit jika berkurang? Benarkah ketentuan tentang debet dan kredit yang berlaku di masing-masing elemen/akun persamaan akuntansi adalah berdasar kesepakatan atau ketentuan semata? Kita dapat memperoleh jawaban atas pertanyaan tersebut dengan mencermati gambar-gambar berikut ini.
AsgardChapter 45
BAB 04 Mekanisme Logis Debet dan Kredit Gambar 1: Penempatan Sisi Debet & Kredit Disesuaikan Posisi di Persamaan Akuntansi (D) ASET + BIAYA + PENGEMBALIAN EKUITAS
=
UTANG
+
EKUITAS
Aset (+) Biaya (+) Pengembalian ekuitas (+)
+ PENDAPATAN (K)
Utang (+) Ekuitas (+) Pendapatan (+)
Gambar 2: Pencatatan Transaksi Pembelian bahan habis pakai secara kredit (D) ASET + BIAYA + PENGEMBALIAN EKUITAS
=
UTANG
+
Bahan habis pakai (+)
EKUITAS
+
PENDAPATAN (K)
Utang usaha (+)
Gambar 3: Pencatatan transaksi pembelian bahan habis pakai secara tunai (D) ASET + BIAYA + PENGEMBALIAN EKUITAS Debet
Bahan habis pakai
Kredit
Kas
Kredit
=
UTANG
+
EKUITAS
+
PENDAPATAN (K)
+ Debet
-
Gambar 4: Logika Matematika tentang Ketentuan Debet & Kredit (D) ASET + BIAYA + PENGEMBALIAN EKUITAS Debet
ASET
+ Debet
BIAYA
+ Debet
-
PENGEMBALIAN EKUITAS
+
-
Kredit
Kredit
Kredit
=
UTANG Debet
Debet
+
EKUITAS
+
PENDAPATAN (K) Kredit Kredit
UTANG
-
+ EKUITAS
-
Kredit
+
Debet
PENDAPATAN
-
Kredit
+
Deskripsi: Gambar 1: Posisi debet dan kredit masing-masing elemen di persamaan akuntansi. Gambar 2: Transaksi pembelian secara kredit bahan habis pakai menyebabkan akun Bahan habis pakai bertambah yang dicatat di debet dan akun Utang usaha bertambah yang dicatat di kredit. Hal ini sesuai dengan posisi masing-masing akun di persamaan akuntansi. Gambar 3: Pembelian tunai bahan habis pakai menyebabkan akun Bahan habis pakai bertambah yang dicatat di debet dan akun Kas berkurang yang dicatat di kredit. Perlakuan ini sesuai dengan cara berpikir matematika; akun Bahan habis pakai dan akun Kas adalah elemen Aset yang berada di sisi debet dan bernilai positif sehingga penambahan dicatat di debet, dan pengurangan dicatat di kredit. Gambar 4: Ketentuan tentang debet & kredit di masing-masing elemen/akun berdasar Gambar 3.
AsgardChapter 46
BAB 04 Mekanisme Logis Debet dan Kredit
Ketentuan debit dan kredit di akuntansi dapat pula dijelaskan dengan mendasarkan diri pada the ordered pairs of the group of differences construction (lihat Ellerman 1985). Anggaplah, Aset = 10, Biaya = 5, Pengembalian ekuitas = 3, Utang = 2, Ekuitas = 7, dan Pendapatan = 9. Persamaan akuntansi adalah 10 + 5 + 3 = 2 + 7 + 9. Mendasarkan diri pada the ordered pairs of the group of differences construction maka aset yang bernilai 10 dapat dituliskan salah satu berikut ini, yaitu alternatif (a) 14 di sisi debet dan 4 di sisi kredit, atau alternatif (b) 4 di sisi debet dan 14 di sisi kredit. Secara matematika, alternatif (a) yang harus digunakan karena aset bernilai positif dan berada di sisi kiri persamaan akuntansi. Angka 4 di sisi kredit bersifat mengurangi angka 14 yang berada di sisi debet. Oleh karena itu, penambahan aset dicantumkan di debet, sedangkan pengurangan aset dicantumkan di kredit. Ketentuan ini juga berlaku di elemen utang. Misalnya, utang yang bernilai 2 dapat dituliskan salah satu alternatif berikut ini: alternatif (a) 22 di sisi debit dan 20 di sisi kredit, atau alternatif (b) 20 di sisi debet dan 22 di sisi kredit. Secara matematika, alternatif (b) yang harus digunakan karena elemen utang bernilai positif dan berada di sisi kanan persamaan akuntansi. Angka 20 di sisi debet mengurangi angka 20 yang berada di sisi kredit. Oleh karena itu, penambahan utang dicantumkan di kredit, sedangkan pengurangan utang dicantumkan di debet.
04. PENTINGKAH KETENTUAN DEBET & KREDIT? Setelah mengidentifikasi sifat perubahan (bertambah atau berkurang) masingmasing akun akibat terjadinya sebuah transaksi, akuntansi mengidentifikasi penempatan akun tersebut: di debet ataukah di kredit. Jika kita tidak dapat mengenali secara baik ketentuan debet dan kredit ini maka secara teknis kita tidak dapat mempraktikkan akuntansi (meliputi penjurnalan dan pemindah-bukuan) yang merupakan pengetahuan dasar di akuntansi. Menariknya, ketentuan debet dan kredit ini bukan sekedar konvensi atau kesepakatan yang dibuat bersama, tetapi justru berlandas pengetahuan matematika yang logis.
05. APLIKASI KETENTUAN DEBET DAN KREDIT Berikut ini contoh aplikasi penetapan debet dan kredit di 10 transaksi UMKM GIATKERJA yang menjadi contoh di Bab 3 di muka.
AsgardChapter 47
BAB 04 Mekanisme Logis Debet dan Kredit
Transaksi 01 Diketahui
:
Ditanya
:
Jawaban
:
01 Jan. Ibu AMANAH menyerahkan uang tunai sebesar Rp10.000.000 sebagai setoran modal ke UMKM GIATKERJA. a. Akun-akun (elemen) apa yang berubah? b. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut? c. Bagaimana perlakuan Debet & Kredit masing-masing akun tersebut? a. Akun Kas (Aset) dan akun Modal (Ekuitas) b. Akun Kas bertambah dan akun Modal bertambah c. Kas di Debet Rp10.000.000, dan akun Modal di Kredit Rp10.000.000 ASET (Rp)
D 01/01
Kas
EKUITAS (Rp) K
D
10.000.000
Modal
K 10.000.000
Transaksi 02 Diketahui
:
Ditanya
:
Jawaban
:
02 Jan. Ibu AMANAH menyerahkan komputer Rp5.000.000 untuk kegiatan bisnis UMKM GIATKERJA sebagai setoran modal. a. Akun-akun (elemen) apa yang berubah? b. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut? c. Bagaimana perlakuan Debet & Kredit masing-masing akun tersebut? a. Akun Peralatan kantor (Aset) dan akun Modal (Ekuitas) b. Akun Peralatan kantor bertambah dan akun Modal bertambah c. Akun Peralatan kantor di Debet Rp5.000.000, dan akun Modal di Kredit Rp5.000.000 ASET (Rp)
D
Peralatan Kantor
02/01
EKUITAS (Rp) K
D
5.000.000
Modal saham
K 5.000.000
Transaksi 03: Diketahui
:
Ditanya
:
Jawaban
:
03 Jan. UMKM GIATKERJA membeli bahan habis pakai (supplies) senilai Rp1.000.000 tunai. a. Akun-akun (elemen) apa yang berubah? b. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut? c. Bagaimana perlakuan Debet & Kredit masing-masing akun tersebut? a. Akun Bahan habis pakai (Aset) dan akun Kas (Aset) b. Akun Bahan habis pakai bertambah dan akun Kas berkurang
AsgardChapter 48
BAB 04 Mekanisme Logis Debet dan Kredit c.
Akun Bahan habis pakai di Debet Rp1.000.000, dan akun Kas di Kredit Rp1.000.000 ASET (Rp)
D
Peralatan Kantor
03/01
K
1.000.000 D
Kas
03/01
K 1.000.000
Transaksi 04 Diketahui
:
Ditanya
:
Jawaban
:
04 Jan. UMKM GIATKERJA membeli peralatan kantor senilai Rp4.000.000 secara kredit. a. Akun-akun (elemen) apa yang berubah? b. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut? c. Bagaimana perlakuan Debet & Kredit masing-masing akun tersebut? a. Akun Peralatan kantor (Aset) dan akun Utang usaha (Utang) b. Akun Peralatan kantor bertambah dan akun Utang usaha bertambah c. Akun Peralatan kantor di Debet Rp4.000.000, dan akun Utang usaha di Kredit Rp4.000.000 ASET (Rp)
D
UTANG (Rp)
Peralatan Kantor
04/01
K
D
Utang Usaha
4.000.000
K 4.000.000
Transaksi 05 Diketahui Ditanya
: :
Jawaban
:
15 Jan. UMKM GIATKERJA melunasi utang senilai Rp4.000.000. a. Akun-akun (elemen) apa yang berubah? b. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut? c. Bagaimana perlakuan Debet & Kredit masing-masing akun tersebut? a. Akun Utang usaha (Utang) dan akun Kas (Aset) b. Akun Utang usaha berkurang, dan akun Kas berkurang c. Akun Utang usaha di Debet Rp4.000.000, dan akun Kas di Kredit Rp4.000.000 ASET (Rp)
D 15/01
Kas
UTANG (Rp) K
D
4.000.000
Utang Usaha 4.000.000
AsgardChapter 49
K
BAB 04 Mekanisme Logis Debet dan Kredit
Transaksi 06 Diketahui
:
Ditanya
:
Jawaban
:
16 Jan. UMKM GIATKERJA membayar tunai biaya honorarium karyawan senilai Rp1.500.000. a. Akun-akun (elemen) apa yang berubah? b. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut? c. Bagaimana perlakuan Debet & Kredit masing-masing akun tersebut? a. Akun Biaya gaji (Biaya) dan akun Kas (Aset) b. Akun Biaya gaji bertambah dan akun Kas berkurang c. Akun Biaya gaji di Debet Rp1.500.000 dan akun Kas di Kredit Rp1.500.000. ASET (Rp)
D
BIAYA (Rp)
Kas
16/01
K
D
1.500.000
Biaya Gaji
K
1.500.000
Transaksi 07 Diketahui
:
Ditanya
:
Jawaban
:
17 Jan. UMKM GIATKERJA menerima tagihan dari PLN yang menyebutkan bahwa listrik yang harus dibayar adalah Rp100.000. a. Akun-akun (elemen) apa yang berubah? b. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut? c. Bagaimana perlakuan Debet & Kredit masing-masing akun tersebut? a. Akun Biaya listrik (Biaya) dan akun Utang biaya listrik (Utang) b. Akun Biaya listrik bertambah dan akun Utang biaya listrik bertambah c. Akun Biaya listrik di Debet Rp100.000, dan akun Utang biaya listrik di Kredit Rp100.000. BIAYA (Rp) D
17/01
Biaya Listrik
UTANG (Rp) K
D
100.000
Utang Biaya Listrik
K 100.000
Transaksi 08 Diketahui
:
Ditanya
:
Jawaban
:
18 Jan. UMKM GIATKERJA memperoleh pendapatan secara kredit Rp3.000.000 yang berasal dari penyewaan gedung. a. Akun-akun (elemen) apa yang berubah? b. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut? c. Bagaimana perlakuan Debet & Kredit masing-masing akun tersebut? a. Akun Piutang usaha (Aset) dan akun Pendapatan usaha (Pendapatan) b. Akun Piutang usaha bertambah, akun Pendapatan usaha bertambah c. Akun Piutang usaha di Debet Rp3.000.000, dan akun Pendapatan usaha di Kredit Rp3.000.000.
AsgardChapter 50
BAB 04 Mekanisme Logis Debet dan Kredit
ASET (Rp) D 18/01
Piutang Usaha
PENDAPATAN (Rp) K
D
3.000.000
Pendapatan Usaha
K
3.000.000
Transaksi 09 Diketahui
:
Ditanya
:
Jawaban
:
19 Jan. UMKM GIATKERJA menyerahkan uang tunai ke Ibu AMANAH untuk kepentingan pribadi senilai Rp500.000. a. Akun-akun (elemen) apa yang berubah? b. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut? c. Bagaimana perlakuan Debet & Kredit masing-masing akun tersebut? a. Akun Pribadi (Pengembalian ekuitas) dan akun Kas (Aset) b. Akun Pribadi bertambah dan akun Kas berkurang c. Akun Pribadi di Debet Rp500.000, dan akun Kas di Kredit Rp500.000.
PENGEMBALIAN EKUITAS (Rp)
ASET (Rp) D
Kas
19/01
K 500.000
D
Pribadi
K
500.000
Transaksi 10 Diketahui
:
Ditanya
:
Jawaban
:
20 Jan. UMKM GIATKERJA memperoleh uang tunai dari pelunasan dari transaksi pendapatan kredit Rp3.000.000 tertanggal 18 Januari. a. Akun-akun (elemen) apa yang berubah? b. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut? c. Bagaimana perlakuan Debet & Kredit masing-masing akun tersebut? a. Akun Kas (Aset) dan akun Piutang usaha (Aset) b. Akun Kas bertambah dan akun Piutang usaha berkurang c. Akun Kas di Debet Rp3.000.000, dan akun Piutang usaha di Kredit Rp3.000.000. ASET (Rp)
D 20/01 D 20/01
Kas
K
3.000.000 Piutang Usaha
K 3.000.000
AsgardChapter 51
BAB 04 Mekanisme Logis Debet dan Kredit
Pengetahuan tentang ketentuan Debet dan Kredit sangat penting bagi individu yang ingin mempelajari akuntansi. Untuk lebih memahami dan trampil dalam penerapan ini maka Kita perlu berlatih. Kata orang bijak ”Practices make perfect.” Jika Kita ingin berlatih sekaligus memahami akuntansi dengan baik, silakan membaca buku Akuntansi Pengantar 1 Berbasis Matematika: Siklus Akuntansi Keuangan (Sony Warsono, Arif Darmawan, dan Muhammad Arsyadi Ridha, 2009). Atau Kita dapat menggunakan buku-buku Akuntansi yang banyak tersedia di toko buku. Hal utama yang perlu kita tegaskan di sini adalah bahwa ketentuan Debet dan Kredit yang berlaku di Akuntansi selama ini murni berlandas matematika, bukan hanya kesepakatan sehingga tidak bisa hanya dihafalkan semata. Jika Anda ingin mendiskusikan lebih lanjut tentang mekanisme matematika dalam ketentuan Debet dan Kredit, silakan hubungi kami melalui email
[email protected], chatting dengan penulis yang terdapat di website www.cherrycorner.com, atau mengikuti pendidikan dan pelatihan yang dapat diselenggarakan sesuai kebutuhan UMKM Anda.
AsgardChapter 52
BAB 05 Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan
BAB 05 SIKLUS AKUNTANSI SELAMA PERIODA BERJALAN ABSTRAK Satu (1) perioda akuntansi keuangan lazimnya adalah 1 tahun, kecuali untuk UMKM yang siklus operasinya melebihi 1 tahun. Satu (1) perioda akuntansi biasanya juga disebut satu (1) siklus akuntansi. Siklus akuntansi dapat dibagi menjadi 2 kurun, yaitu Subsiklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan dan Sub-siklus Akuntansi Pada Akhir Perioda. Berdasar jenis kegiatannya, Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan dapat diklasifikasi menjadi 2 kelompok: Kegiatan Penyiapan Transaksi (preparing) dan Kegiatan Pencatatan Transaksi (recording). Penyiapan transaksi meliputi 4 fungsi yang lazim dilakukan di UMKM dengan urutan 1) Pengidentifikasian transaksi, 2) Pengukuran transaksi, 3) Pendokumentasian transaksi ke bukti/dokumen transaksi, dan 4) Penulisan transaksi ke buku harian. Setelah menyelesaikan kegiatan penyiapan transaksi, UMKM melakukan kegiatan pencatatan transaksi yang terdiri dari fungsi penjurnalan dan pemindahbukuan. Kegiatan pencatatan yang meliputi penjurnalan dan pemindahbukuan merupakan “jantung” akuntansi sehingga UMKM dikatakan mengembangkan akuntansi jika melakukan minimal 2 fungsi pencatatan tersebut.
AsgardChapter 53
BAB 05 Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan
UMKM memerlukan informasi tentang kegiatan bisnis dan posisi keuangan selama kurun waktu tertentu sebagai bagian dari evaluasi dan bentuk pertanggungjawaban. Oleh karena itu, PABU membagi umur UMKM menjadi perioda-perioda dimana pada akhir setiap perioda UMKM menyusun laporan keuangan. Satu (1) perioda akuntansi lazimnya adalah 1 (satu) tahun kalendar yang dimulai tanggal 1 Januari dan berakhir tanggal 31 Desember. Beberapa UMKM perkebunan, misalnya, menggunakan perioda akuntansi yang lebih panjang, seperti misalnya 18 bulan karena menyesuaikan dengan satu siklus operasi UMKM. Beberapa UMKM lain menggunakan tanggal 1 Juni s/d 31 Mei sebagai awal dan akhir perioda akuntansi. Satu (1) siklus akuntansi dapat diidentikkan dengan 1 perioda akuntansi. Satu perioda akuntansi diklasifikasi menjadi 2 sub-siklus: a. Sub-siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan; Akuntansi UMKM memproses secara sistematik semua transaksi yang terjadi di UMKM. b. Sub-siklus Akuntansi Pada Akhir Perioda; Akuntansi UMKM menyusun laporan keuangan untuk kegiatan evaluasi. Sesi-sesi berikut ini membahas tentang fungsi-fungsi yang dilakukan di akuntansi selama perioda berjalan.
01. SIKLUS AKUNTANSI SELAMA PERIODA BERJALAN Siklus akuntansi selama perioda berjalan meliputi rangkaian kegiatan: a. Penyiapan transaksi; yang terdiri dari: 1) Pengidentifikasian transaksi; 2) Pengukuran transaksi; 3) Pendokumentasian transaksi ke bukti; dan 4) Penulisan transaksi ke buku harian. b. Pencatatan transaksi, yang terdiri dari: 1) Penjurnalan (peringkasan), dan 2) Pemindahbukuan (pengklasifikasian berbasis akun) transaksi.
AsgardChapter 54
BAB 05 Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan
Peraga 5.1: Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan
SELAMA PERIODA BERJALAN
Transaksi ke‐1
Transaksi ke‐2
Transaksi ke‐3
Transaksi ke‐n
01. Pengidentifikasian Transaksi
02. Pengukuran Transaksi
03. Pendokumentasian Transaksi ke Bukti
04. Penulisan Transaksi ke Buku Harian
05. Pencatatan Jurnal (Penjurnalan)
06. Pencatatan di Buku Besar (Pemindahbukuan)
Berikut ini uraian masing-masing fungsi yang diawali dengan pengidentifikasian transaksi sampai dengan fungsi pencatatan yang disebut pemindahbukuan (posting).
AsgardChapter 55
BAB 05 Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan
02. PENYIAPAN TRANSAKSI: PENGIDENTIFIKASIAN Peristiwa bisnis dibagi menjadi 2 (dua), yaitu peristiwa ekonomi (transaksi) dan peristiwa non-ekonomi (non-transaksi). Peristiwa bisnis disebut peristiwa ekonomi atau transaksi jika memenuhi 2 (dua) kriteria sebagai berikut: a. Bersifat keuangan, dan b. Menyebabkan perubahan di elemen-elemen laporan keuangan Akuntansi hanya memproses transaksi. Oleh karena itu, UMKM harus mengidentifikasi peristiwa bisnis yang terjadi, apakah memenuhi kriteria sebagai transaksi atau sebagai non-transaksi. Peraga 5.2: Jenis Transaksi
Peristiwa Bisnis
Identifika
Pemilik menyetor kas ke UMKM
Transaksi
UMKM merekrut karyawan
Transaksi
UMKM membeli kredit alat
Transaksi
UMKM membayar gaji karyawan
Transaksi
UMKM melakukan rotasi
Transaksi
Sangat banyak peristiwa bisnis yang merupakan transaksi di UMKM. Yang perlu diingat adalah bahwa peristiwa bisnis yang menyebabkan perpindahan sesuatu yang bersifat keuangan dari pemilik ke UMKM maupun dari UMKM ke pemilik termasuk transaksi, dan transaksi tersebut harus dicatat. Demikian pula, peristiwa bisnis yang berbentuk barter (pertukaran barang atau jasa) dengan pihak-pihak lain juga merupakan transaksi.
AsgardChapter 56
BAB 05 Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan
03. PENYIAPAN TRANSAKSI: PENGUKURAN Akuntansi mendasarkan diri pada PABU Unit moneter (monetary unit), yaitu informasi disajikan menggunakan satuan uang. Oleh karena itu, setiap transaksi harus ditentukan besaran transaksi menggunakan satuan moneter. Satuan moneter di Indonesia adalah Rupiah (Rp). Akuntansi mengenal beberapa cara pengukuran. Menurut Statements of Financial Accounting Concepts No. 5, terdapat 5 cara pengukuran akuntansi, yaitu: a. Kos historis (historical cost); informasi keuangan menggunakan nilai kas (atau setara kas) yang diterima atau dibayarkan pada saat transaksi. Contoh, transaksi pembelian bahan habis pakai dicatat sebesar kas yang dibayarkan kepada penjual. b. Kos sekarang (current cost); informasi keuangan menggunakan nilai kas (atau setara kas) yang seharusnya dibayar seandainya aset yang setara diperoleh sekarang. Contoh, beberapa jenis Persediaan barang dagangan disajikan di neraca sebesar kos sekarang. c. Nilai pasar sekarang (current market value); informasi keuangan menggunakan nilai pasar aset pada saat laporan disajikan. Contoh, akun Surat-surat berharga dicatat sebesar nilai rupiah yang diterima jika surat-surat berharga tersebut dijual sekarang. d. Nilai bersih yang dapat direalisasi (net realizable value); informasi keuangan menggunakan nilai bersih yang diperkirakan dapat diterima/dibayarkan. Contoh, akun Piutang usaha disajikan sebesar total piutang usaha dikurangi dengan taksiran piutang dagang tidak tertagih. e. Nilai sekarang dari aliran kas masa datang (present value of future cash flows); informasi keuangan menggunakan nilai sekarang dari penerimaan/pembayaran kas di masa datang. Contoh, akun Utang obligasi disajikan di neraca sebesar nilai sekarang dari total pembayaran kas untuk pelunasan utang (termasuk pembayaran bunganya). Akuntansi lazimnya menggunakan kos historis (historical cost)sebagai pengukuran dalam transaksi karena kos historis ini dianggap paling obyektif dalam menggambarkan transaksi yang sesungguhnya, dan nilai moneternya dapat diverifikasi keterjadiannya.
AsgardChapter 57
BAB 05 Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan
Pengukuran di akuntansi dapat diklasifikasi menjadi 2 (dua) jenis pengukuran, yaitu: a. Penghitungan nilai moneter; akuntansi menghitung besarnya nilai moneter suatu transaksi yang terjadi selama perioda berjalan. b. Penetapan nilai moneter; akuntansi menetapkan besarnya nilai moneter suatu transaksi yang dimaksudkan untuk penyusunan laporan keuangan. A. Penghitungan Nilai Moneter Transaksi Jenis pengukuran ini menentukan besarnya nilai moneter sebuah transaksi yang lazimnya terjadi selama perioda berjalan. Berikut ini sedikit contoh pengukuran untuk menghitung nilai moneter transaksi. A1. Penghitungan Harga Perolehan Bahan Habis Pakai Ilustrasi 01: 21 Maret PT. AMAL membeli tunai kertas 100 rim seharga Rp25.000/rim. Ditanya: Berapakah nilai transaksi pembelian bahan habis pakai tersebut? Nilai transaksi adalah 100 x Rp25.000 = Rp2.500.000 A2. Penghitungan Pendapatan Ilustrasi 02: 22 Februari, diperoleh pendapatan dari konsultasi Rp250.000, dari data keuangan Rp700.000, dan dari penjualan ebook Akuntansi Dasar Rp600.000. Semua transaksi tersebut dicatat sebagai pendapatan. Ditanya: Berapakah nilai moneter transaksi pendapatan tersebut? Nilai transaksi adalah Rp250.000 + Rp700.000 + Rp600.000 = Rp1.550.000 A3. Penghitungan Biaya Administrasi Ilustrasi 03: 25 Februari UMKM membayar angsuran pertama Rp1.000.000 untuk utang jangka panjang (18 bulan) yang diterbitkan 1 bulan yang lalu (25 Januari) senilai Rp16.398.000 dengan biaya administrasi disetujui 1% per bulan dari
AsgardChapter 58
BAB 05 Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan
utang yang belum dilunasi. Angsuran tersebut sebagian digunakan untuk membayar biaya administrasi dan sisanya digunakan untuk membayar utang pokoknya. Ditanya: Berapakah bagian angsuran yang diakui sebagai biaya administrasi, dan berapakah bagian angsuran yang diakui sebagai pembayaran utang pokok? Besarnya angsuran yang digunakan untuk membayar biaya administasi: Rp16.398.000 x 1% = Rp163.980 Besarnya angsuran yang digunakan untuk membayar utang pokok: Rp1.000.000 – Rp163.980 = Rp836.020 B. Penetapan Nilai Moneter Transaksi Jenis pengukuran ini menentukan besarnya nilai moneter sebuah transaksi yang dilakukan dalam rangka penyusunan laporan keuangan pada akhir perioda. Berikut ini contoh pengukuran untuk menetapkan nilai moneter transaksi. B1. Penetapan Biaya Bahan Habis Pakai Ilustrasi 04: Diketahui, bahan habis pakai pada awal 2008 senilai Rp3.750.000. UMKM membeli bahan habis pakai senilai Rp6.500.000 selama tahun 2008. Penghitungan fisik pada akhir perioda 2008 diperoleh informasi bahwa bahan habis pakai yang masih tersedia di gudang senilai Rp2.750.000. Ditanya: Berapakah bahan habis pakai yang menjadi biaya perioda 2008? Besarnya biaya bahan habis pakai untuk perioda 2008: Rp3.750.000 + Rp6.500.000 – Rp2.750.000 = Rp7.500.000,00 B2. Penetapan Biaya Penyusutan Ilustrasi 05: UMKM membeli mesin produksi senilai Rp25.000.000 pada 1 Januari 2008. Penghitungan nilai manfaat terhadap mesin tersebut adalah 7 tahun, dan pada akhir tahun ketujuh diperkirakan mesin tersebut masih mempunyai nilai residu/sisa sebesar Rp4.000.000. UMKM menetapkan bahwa penyusutan
AsgardChapter 59
BAB 05 Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan
(penurunan nilai atas aset tetap) dilakukan dengan menggunakan metoda garis lurus, yaitu membagi sama rata kos (harga perolehan) yang disusutkan ke perioda-perioda yang menikmati aset tetap tersebut. Ditanya: Berapakah biaya penyusutan yang diakui per periodanya? Biaya penyusutan tahun setiap tahunnya selama 7 tahun: (Rp25.000.000 – Rp4.000.000) : 7 = Rp3.000.000,00 B3. Penetapan Sebagian Aset yang Berubah Menjadi Biaya Ilustrasi 06: 01 Oktober 2008 UMKM membayar premi asuransi senilai Rp12.000.000 untuk perioda 1 Oktober 2008 s/d 30 September 2009. Pada tanggal 1 Oktober 2008 UMKM mencatatnya sebagai aset (dicatat di akun Dibayar dimuka biaya asuransi) yang berubah menjadi biaya seiring dengan berlalunya waktu. Ditanya: Berapakah bagian premi asuransi yang berubah menjadi biaya asuransi sampai dengan 31 Desember 2008? Bagian premi asuransi yang berubah menjadi biaya asuransi sampai dengan 31 Desember 2008: (Rp12.000.000 x 3/12) = Rp3.000.000,00. Masih banyak pengukuran-pengukuran lain yang dilakukan untuk menghitung maupun menetapkan nilai moneter transaksi. Fungsi pengukuran ini sangat penting karena informasi akuntansi menyajikan informasi keuangan.
04. PENYIAPAN TRANSAKSI: PENDOKUMENTASIAN Setelah transaksi diukur maka UMKM lazimnya mendokumentasikan transaksi tersebut ke dokumen yang disebut bukti transaksi. Pendokumentasian ke dalam bukti transaksi berfungsi untuk: a. Merekam transaksi b. Mengurangi kemungkinan kesalahan c. Menetapkan tanggung jawab atas timbulnya transaksi d. Menyampaikan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan
AsgardChapter 60
BAB 05 Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan
Bukti transaksi dapat berupa kertas maupun elektronik. Bukti transaksi harus dirancang dengan baik agar perekaman transaksi dapat berjalan dengan cepat, ringkas, terhindar dari kesalahan, dan bermanfaat untuk pengendalian. Dilihat dari asal pembuatannya, bukti transaksi dapat berasal dari: a. Internal; bukti yang dibuat UMKM sendiri. Contohnya bukti pembayaran honorarium, dan surat tagihan ke pelanggan (disebut faktur penjualan). b. Eksternal; bukti yang dibuat oleh pihak eksternal dan diterima oleh UMKM. Contohnya surat tagihan dari rekanan (disebut faktur pembelian) dan bukti pelunasan utang dari pelanggan. Dilihat dari peranannya untuk pencatatan akuntansi, bukti transaksi diklasifikasi menjadi 2 (dua), yaitu: a. Dokumen sumber (source document); bukti transaksi yang digunakan sebagai dasar untuk pencatatan. Contohnya adalah faktur pembelian dan faktur penjualan yang digunakan sebagai dokumen utama untuk pencatatan transaksi pembelian dan penjualan. b. Dokumen pendukung (supporting document); bukti transaksi yang digunakan untuk mendukung keberadaan dokumen sumber. Contohnya, surat pesanan dari pelanggan digunakan untuk mendukung faktur penjualan, dan surat permintaan barang dari departemen yang membutuhkan barang yang digunakan untuk mendukung faktur pembelian.
05. PENYIAPAN TRANSAKSI: PENULISAN DI BUKU HARIAN Bukti transaksi terdiri dari banyak jenis dengan ukuran kertas yang bervariasi karena bukti transaksi dapat berasal dari eksternal. Selanjutnya, bukti transaksi juga relatif berdiri sendiri, lazimnya satu lembar untuk memuat satu jenis transaksi. Bahkan kadangkala UMKM harus memiliki “copy” (tembusan) untuk suatu bukti tertentu. Juga, bukti transaksi dapat disajikan kurang jelas ataupun kurang sistematis. Akhirnya, bukti transaksi diarsipkan berdasar ketentuan yang berbeda-beda; faktur lazimnya diarsip berdasar nomor faktur, sedangkan tagihan dari rekanan/kreditor lazimnya diarsip berdasar tanggal. Hal-hal di atas menyebabkan UMKM memerlukan buku harian untuk mendeskripsikan transaksi yang terjadi.
AsgardChapter 61
BAB 05 Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan
Penulis sangat merekomendasikan terutama untuk Usaha Mikro dan Kecil (UMK) merekam setiap transaksi ke buku harian karena buku harian ini sangat mudah dibuat, dan buku harian tersebut berisi kumpulan transaksi untuk waktu yang cukup panjang. Pada dasarnya, penulisan transaksi di buku harian tidak mendasarkan aturan tertentu karena penulisan di buku harian berfungsi untuk mendeskripsikan transaksi sesuai keinginan administrator atau bagian keuangan UMKM. Beberapa informasi penting yang seharusnya dicantumkan adalah: a. b. c. d.
Tanggal transaksi Penghitungan nilai transaksi (pengukuran) Narasi (deskripsi) transaksi Referensi bukti transaksi.
Bentuk atau format buku harian juga diserahkan kepada UMKM. Dalam menuliskan transaksi di buku harian, hasil analisis transaksi belum digunakan. Sekali lagi, penulisan di buku harian ini sebenarnya lebih berfungsi untuk pendokumentasian dan pendeskripsian transaksi dengan “gaya bebas” UMKM.
06. PENCATATAN TRANSAKSI: PENJURNALAN Setelah penyiapan transaksi diselesaikan maka UMKM melanjutkan kegiatan dengan melakukan pencatatan transaksi pertama yang disebut penjurnalan. Penjurnalan (journalizing) adalah meringkas transaksi secara urut waktu (kronologis). Di akuntansi, penjurnalan disebut juga pencatatan pertama (the original entry). Penjurnalan atau peringkasan transaksi harus tetap mencantumkan informasi-informasi penting transaksi yang bermanfaat untuk proses akuntansi. Jenis informasi yang harus terekam di penjurnalan bergantung pada kebutuhan UMKM. Sebagai contoh, UMKM yang membayar honorarium berdasar jumlah penjualan (sales) yang dihasilkan tenaga pemasaran maka akan membutuhkan informasi tentang karyawan-karyawan yang terlibat di setiap transaksi penjualan, tidak semata hanya nilai transaksi dari penjualan tersebut. Hasil penjurnalan yang baik menjadikan UMKM dapat mengetahui besaran dan jenis-jenis transaksi yang terjadi dengan mudah. Penjurnalan yang baik juga memungkinkan transaksi dapat direkam secara efisien tanpa harus kehilangan
AsgardChapter 62
BAB 05 Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan
informasi penting tentang transaksi UMKM. Berikut ini beberapa topik penting di fungsi penjurnalan. A. Informasi Pokok Di Penjurnalan Informasi pokok suatu transaksi yang lazim dicantumkan di penjurnalan: 1. Tanggal transaksi; bermanfaat untuk menunjukkan perioda terjadinya transaksi. Informasi ini penting karena akuntansi menganut konsep periodisasi sehingga perlu ada penentuan perioda yang jelas tentang keterjadian setiap transaksi. 2. Akun-akun yang berubah; menunjukkan akun-akun yang terpengaruh akibat terjadinya suatu transaksi. Informasi ini penting karena output akuntansi adalah informasi keuangan yang disajikan berbasis akun. 3. Nilai rupiah transaksi; menunjukkan besarnya perubahan yang disajikan dalam satuan moneter. Informasi ini penting karena akuntansi menyajikan informasi dalam satuan moneter. 4. Deskripsi singkat transaksi dan kode akun; membantu memberi informasi tambahan yang dianggap penting, dan meminimalkan kesalahan. Berbagai informasi lainnya dapat dicantumkan dipenjurnalan sepanjang informasi tersebut dibutuhkan UMKM. B. Buku Jurnal Media pencatatan penjurnalan disebut buku jurnal (Baridwan, 2005). Terdapat dua (2) macam buku jurnal, yaitu buku jurnal umum (general journal) dan buku jurnal khusus (special journal). Usaha Mikro dan Kecil lazimnya menggunakan buku jurnal umum, yaitu 1 (satu) jenis buku jurnal yang menampung semua jenis transaksi yang terjadi di UMK. Salah satu bentuk buku jurnal umum yang lazim digunakan tersaji di Peraga 5.3. Peraga 5.3: Format Buku Jurnal Umum Tgl
Nama Akun dan Deskripsi Singkat
Debet (Rupiah)
Total
AsgardChapter 63
Kredit (Rupiah)
BAB 05 Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan
Usaha Menengah lazimnya menggunakan buku jurnal khusus. Setiap buku jurnal khusus menampung satu jenis transaksi tertentu. Salah satu buku jurnal, yaitu buku jurnal umum, digunakan untuk menampung berbagai jenis transaksi yang jarang terjadi dan tidak dapat ditampung di buku jurnal khusus yang telah disediakan. Dengan demikian, buku jurnal khusus lazimnya terdiri dari: 1. 2. 3. 4. 5.
Buku jurnal Penjualan Kredit Buku jurnal Pembelian Kredit Buku jurnal Penerimaan Kas Buku jurnal Pengeluaran Kas Buku jurnal Umum
C. Langkah-Langkah Penjurnalan Berikut ini langkah-langkah penjurnalan menggunakan buku jurnal umum: 1. Tulislah tanggal transaksi di kolom Tanggal. 2. Lakukan analisis transaksi, dan tentukan akun-akun yang di debet dan yang di kredit. 3. Tulislah nama akun-akun yang di debet ke kolom Nama Akun. 4. Di bawah akun-akun yang di debet, tulislah akun-akun yang di kredit. Akun yang di kredit ditulis menjorok ke dalam di banding akun yang di debet. 5. Dalam tanda kurung, tulislah deskripsi singkat di bawah akun-akun 6. Tulislah nilai rupiah untuk masing-masing akun ke salah satu kolom – Debet atau Kredit – sesuai dengan akunnya. Akun yang di debet maka penulisan nilai rupiah di kolom Debet, dan akun yang di kredit maka penulisan nilai rupiah di kolom Kredit. 7. Pastikan bahwa total nilai rupiah sisi debet sama dengan total nilai rupiah sisi kredit.
07. PENCATATAN TRANSAKSI: PEMINDAHBUKUAN Pencatatan akuntansi setelah penjurnalan adalah pemindahbukuan. Pemindahbukuan (posting) adalah “memindahkan” akun-akun yang tercantum di buku jurnal ke akun-akun yang sama di buku besar. Kapankah pemindahbukuan seharusnya dilakukan? Pemindahbukuan dapat dilakukan secara periodik, misalnya per akhir hari/minggu/bulan, ataupun seketika pada saat penjurnalan transaksi
AsgardChapter 64
BAB 05 Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan
diselesaikan. Informasi penting yang ada di buku jurnal lazimnya juga disertakan dalam pemindahbukuan tersebut. Informasi yang dicantumkan di akun terkait dengan fungsi pemindahbukuan lazimnya meliputi: a. Tanggal transaksi, b. Deskripsi singkat, c. Nilai moneter. d. Posisi nilai moneter: Debet atau Kredit Berikut ini dibahas beberapa topik penting terkait dengan pemindahbukuan. A. APA ITU BUKU BESAR? Per definisi, pemindahbukuan adalah memindahkan akun-akun di buku jurnal ke akun-akun yang sesuai di buku besar. Dengan demikian, buku besar (ledger) tentulah suatu media pencatatan (buku) yang berisi akun-akun. Berbeda dari buku jurnal yang berisi kumpulan ringkasan transaksi, buku besar berisi kumpulan akun dimana setiap akun memuat semua perubahan yang terjadi di akun tersebut. Buku besar menjadikan UMKM dapat mengetahui perubahan setiap akun, dan mengetahui saldo (selisih penjumlahan sisi debet dan kredit) keuangan per akun setiap saat. B. Jenis-Jenis Buku Besar Terdapat dua (2) jenis buku besar, yaitu: a. Buku besar utama (general ledger); berisi kumpulan akun-akun yang tercantum di laporan keuangan. Nama akun yang ada di buku besar sesuai dengan nama akun yang tercantum di buku jurnal. b. Buku besar pembantu (subsidiary ledger); berisi kumpulan akun yang merupakan rincian/uraian dari salah satu akun yang ada di buku besar utama. Misalnya, akun Piutang usaha di buku besar utama mempunyai buku besar pembantu yang terdiri dari akun Tuan SALAM, akun Usaha dagang (UD.). JUNJUNG ETIKA, dsb. Akun-akun di buku besar utama yang mempunyai buku besar pembantu disebut akun kendali (control accounts). Saldo akun kendali harus sama dengan total saldo akun-akun di buku besar pembantu untuk akun tersebut.
AsgardChapter 65
BAB 05 Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan
Peraga 5.4: Jenis dan Hubungan Akun-akun di Buku Besar Laporan Keuangan
Buku besar utama
Akun kendali
Utang usaha
Piutang usaha
Akun X
Akun-akun di Buku Besar Utama Tuan IMAN
CV. Jujur
PT. YYY Buku besar pembantu
Akun-akun di Buku Besar Pembantu
C. Hubungan Buku Besar Dan Akun Per definisi, buku besar berisi kumpulan akun-akun. Menggunakan akun format T maka sebuah buku besar utama dan buku besar pembantu dapat diilustrasikan sebagaimana tersaji di Peraga 5.5 berikut ini. Peraga 5.5: Contoh Buku Besar Utama dan Buku Besar Pembantu Buku Besar Utama
Buku Besar Pembantu
Kas
Piutang Usaha
Toko ALIM
Masitha, Ny
Utang Usaha
Modal Saham
PT. SALAM
Ikhlas, Tn.
Laba Ditahan
Pendapatan Konsultasi
UD. MAKMUR HATI
PT. AMAL
Biaya Utilitas
Akun X
CV. RIDHA
Pelanggan A
AsgardChapter 66
BAB 05 Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan
D. Akun Format T (T-Account) Bentuk akun dapat dirancang-bangun sesuai kebutuhan UMKM. Terdapat 4 (empat) format akun yang lazim digunakan (Rahmanti, 2004), yaitu: 1. 2. 3. 4.
Format T Format saldo berjalan Format saldo debet-kredit Format skontro
Format akun yang lazim digunakan dalam proses pembelajaran akuntansi adalah akun format T dan format akun saldo berjalan. Peraga 5.6: Contoh Akun Format T KAS Tgl 01/01
Deskripsi Penyetoranmodal
Jumlah (Rp) 4.500.000
Tgl 04/01
…
Deskripsi
Jumlah (Rp)
Biaya gaji
1.000.000
…
E. Pencatatan Di Buku Besar Pembantu Buku besar pembantu berfungsi untuk menyajikan informasi lebih detail yang menjelaskan pencatatan di buku besar utama. Di samping itu, penggunaan buku besar pembantu juga berfungsi sebagai alat pengendalian atas keakuratan pencatatatan di buku besar utama. Terdapat 2 metoda pencatatan di buku besar pembantu yang lazim, yaitu: 1. Metoda tinta dan pena (pen & ink bookkeeping); pencatatan ke buku besar pembantu langsung dari bukti transaksi 2. Metoda tanpa buku pembantu (ledgerless bookkeeping); bukti transaksi diarsip dan difungsikan sebagai buku besar pembantu. Peraga 5.7 dan 5.8 menggambarkan perbedaan diantara kedua metoda pencatatan di atas.
AsgardChapter 67
BAB 05 Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan
Peraga 5.7: Pencatatan ke Buku Pembantu – Metoda Tinta & Pena
Penjurnalan
Pemindahbukuan ke buku besar utama
Bukti transaksi
Rekonsiliasi
Penyusunan laporan keuangan
Pemindahbukuan ke buku besar pembantu
Peraga 5.8: Pencatatan ke Buku Pembantu – Metoda Tanpa Buku Pembantu
Penjurnalan
Pemindahbukuan ke buku besar utama
Bukti transaksi
Rekonsiliasi
A
Penyusunan laporan keuangan
Bukti transaksi diarsip berbasis alphabet
F. Langkah-Langkah Pemindahbukuan Meskipun yang dipindahkan dari buku jurnal ke buku besar berupa akun-akun, tetapi pemindahbukuan harus dilakukan per transaksi. Urutan langkah pemindahbukuan sebagai berikut: 1. Perhatikan nama akun yang di debet di buku jurnal. 2. Carilah nama akun yang sesuai di buku besar utama 3. Tulislah tanggal, deskripsi singkat, dan nilai rupiah di akun buku besar utama sesuai dengan yang tercantum di buku jurnal. Ingat, informasi tersebut ditulis di sisi Debet. 4. Jika ada akun yang di debet lagi, lakukan langkah no. 2 dan 3 hingga semua akun yang di debet sudah dipindahkan ke akun-akun yang sesuai di buku besar utama. Jika belum tersedia, buatlah akun baru di buku besar utama sesuai nama akun yang ada di jurnal.
AsgardChapter 68
BAB 05 Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan
5. Perhatikan nama akun yang di kredit di buku jurnal. 6. Carilah nama akun yang sesuai di buku besar utama 7. Tulislah tanggal, deskripsi singkat, dan nilai rupiah di akun buku besar utama sesuai dengan yang tercantum di buku jurnal. Ingat, informasi tersebut ditulis di sisi kredit. 8. Jika ada akun yang di kredit lagi, lakukan no. 6 dan 7 hingga semua akun yang di kredit sudah dipindahkan ke akun-akun yang sesuai di buku besar utama. Jika belum tersedia, buatlah akun baru di buku besar utama sesuai nama akun yang ada di buku jurnal.
08. APLIKASI PENJURNALAN DAN PEMINDAHBUKUAN Berikut ini penjurnalan dan pencatatan transaksi di UMKM GIATKERJA yang didirikan tanggal 01 Januari 2008. PT.IBADAHKITA bergerak dibidang penyediaan jasa pembelajaran akuntansi. Transaksi 01 Diketahui
:
01 Jan. Ibu AMANAH menyerahkan uang tunai sebesar Rp10.000.000 sebagai setoran modal ke UMKM GIATKERJA.
Ditanya Jawaban
: :
Bagaimanakah penjurnalan dan pemindahbukuan yang diperlukan?
Tgl
Nama Akun & Deskripsi Singkat
01/01
Debet (Rp)
Kas Modal (Setoran modal)
Debet
KAS
Tgl Jan
Deskripsi
01
Modal
Kredit (Rp)
Rp10.000.000 Rp10.000.000
MODAL Tgl Jan
Debet (Rp) 10.000.000
01
Kredit Deskripsi Tunai
Kredit (Rp) 10.000.000
Transaksi 02 Diketahui
:
02 Jan. Ibu AMANAH menyerahkan komputer Rp5.000.000 untuk kegiatan bisnis UMKM GIATKERJA sebagai setoran modal.
Ditanya Jawaban
: :
Bagaimanakah penjurnalan dan pemindahbukuan yang diperlukan?
AsgardChapter 69
BAB 05 Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan Tgl
Nama Akun & Deskripsi Singkat
02/01
Debet (Rp)
Peralatan kantor Modal (Setoran modal)
Debet
Rp5.000.000
PERALATAN KANTOR
Tgl Jan
Deskripsi
02
Modal
Kredit (Rp)
Rp5.000.000
MODAL
Debet (Rp) 5.000.000
Kredit
Tgl Jan
Deskripsi
Kredit (Rp)
02
Perltan kntr
5.000.000
Transaksi 03 Diketahui
:
03 Jan. UMKM GIATKERJA membeli bahan habis pakai (supplies) senilai Rp1.000.000 tunai.
Ditanya Jawaban
: :
Bagaimanakah penjurnalan dan pemindahbukuan yang diperlukan?
Tgl
Nama Akun & Deskripsi Singkat
03/01
Debet (Rp)
Bahan habis pakai Kas (Pembelian bahan habis pakai, tunai)
Debet
Rp1.000.000
BAHAN HABIS PAKAI
Tgl Jan
Deskripsi
03
Tunai
Kredit (Rp)
Rp1.000.000
KAS
Debet (Rp) 1.000.000
Kredit Tgl Jan
Deskripsi
03
Bhn habis pk
Kredit (Rp) 1.000.000
Transaksi 04 Diketahui
:
04 Jan. UMKM GIATKERJA membeli peralatan kantor senilai Rp4.000.000 secara kredit.
Ditanya Jawaban
: :
Bagaimanakah penjurnalan dan pemindahbukuan yang diperlukan?
Tgl
Nama Akun & Deskripsi Singkat
04/01
Debet
Debet (Rp)
Peralatan kantor Utang usaha (Pembelian kredit peralatan kantor) PERALATAN KANTOR
Tgl Jan
Deskripsi
04
Kredit
Kredit (Rp)
Rp4.000.000 Rp4.000.000
UTANG USAHA
Debet (Rp) 4.000.000
AsgardChapter 70
Kredit
Tgl Jan
Deskripsi
04
Perltn kantor
Kredit (Rp) 4.000.000
BAB 05 Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan
Transaksi 05 Diketahui
:
15 Jan. UMKM GIATKERJA melunasi utang senilai Rp4.000.000.
Ditanya Jawaban
: :
Bagaimanakah penjurnalan dan pemindahbukuan yang diperlukan?
Tgl
Nama Akun & Deskripsi Singkat
15/01
Debet (Rp)
Utang usaha Kas (Pelunasan utang)
Debet
Rp4.000.000 Rp4.000.000
UTANG USAHA
Tgl Jan
Deskripsi
15
Pelunasan
Kredit (Rp)
KAS
Debet (Rp) 4.000.000
Kredit
Tgl Jan
Deskripsi
15
Perltn kantor
Kredit (Rp) 4.000.000
Transaksi 06 Diketahui
:
16 Jan. UMKM GIATKERJA membayar tunai biaya honorarium karyawan senilai Rp1.500.000.
Ditanya Jawaban
: :
Bagaimanakah penjurnalan dan pemindahbukuan yang diperlukan?
Tgl
Nama Akun & Deskripsi Singkat
16/01
Debet (Rp)
Biaya gaji Kas (Biaya honorarium tunai)
Debet
BIAYA GAJI
Tgl Jan
Deskripsi
16
Tunai
Kredit (Rp)
Rp1.500.000 Rp1.500.000
KAS
Kredit Tgl Jan
Debet (Rp) 1.500.000
16
Deskripsi Biaya gaji
Kredit (Rp) 1.500.000
Transaksi 07 Diketahui
:
17 Jan. UMKM GIATKERJA menerima tagihan dari PLN yang menyebutkan bahwa listrik yang harus dibayar UMKM GIATKERJA adalah Rp100.000.
Ditanya Jawaban
: :
Bagaimanakah penjurnalan dan pemindahbukuan yang diperlukan?
AsgardChapter 71
BAB 05 Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan Tgl
Nama Akun & Deskripsi Singkat
17/01
Debet (Rp)
Biaya Listrik Utang biaya listrik (Biaya listrik yang terutang)
Debet
BIAYA LISTRIK
Tgl Jan
Deskripsi
17
Terutang
Kredit (Rp)
Rp100.000 Rp100.000
UTANG BIAYA LISTRIK
Debet (Rp) 100.000
Kredit
Tgl Jan
Deskripsi
17
Biaya utilitas
Kredit (Rp) 100.000
Transaksi 08 Diketahui
:
18 Jan. UMKM GIATKERJA memperoleh pendapatan secara kredit Rp3.000.000 yang berasal dari penyewaan gedung.
Ditanya Jawaban
: :
Bagaimanakah penjurnalan dan pemindahbukuan yang diperlukan?
Tgl
Nama Akun & Deskripsi Singkat
18/01
Debet (Rp)
Piutang usaha Pendapatan usaha (Pemerolehan pendapatan kredit)
Debet
PIUTANG USAHA
Tgl Jan
Deskripsi
18
Pendapatan
Kredit (Rp)
Rp3.000.000 Rp3.000.000
PENDAPATAN USAHA Tgl Jan
Debet (Rp) 3.000.000
18
Deskripsi Piutang
Kredit Kredit (Rp) 3.000.000
Transaksi 09 Diketahui
:
19 Jan. UMKM GIATKERJA menyerahkan uang tunai kepada Ibu Amanah senilai Rp500.000 untuk kepentingan pribadi.
Ditanya Jawaban
: :
Bagaimanakah penjurnalan dan pemindahbukuan yang diperlukan?
Tgl
Nama Akun & Deskripsi Singkat
19/01
Debet (Rp)
Pribadi
Rp500.000
Kas (Pengambilan oleh pemilik) Debet
DIVIDEN
Tgl Jan
Deskripsi
19
Tunai
Kredit (Rp) Rp500.000
KAS
Kredit Tgl Jan
Debet (Rp) 500.000
19
AsgardChapter 72
Deskripsi Dividen
Kredit (Rp) 500.000
BAB 05 Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan
Transaksi 10 Diketahui
:
20 Jan. UMKM GIATKERJA memperoleh uang tunai dari pelunasan dari transaksi pendapatan kredit Rp3.000.000 tertanggal 18 Januari.
Ditanya Jawaban
: :
Bagaimanakah penjurnalan dan pemindahbukuan yang diperlukan?
Tgl
Nama Akun & Deskripsi Singkat
20/01
Debet (Rp)
Kas Piutang usaha (Pelunasan piutang)
Debet
KAS
Tgl Jan
Deskripsi
20
Piutang
Kredit (Rp)
Rp3.000.000 Rp3.000.000
PIUTANG USAHA Tgl Jan
Debet (Rp) 3.000.000
20
Kredit Deskripsi
Pelunasan
Kredit (Rp) 3.000.000
Pencatatan (meliputi penjurnalan dan pemindahbukuan) akuntansi ini sering dianalogikan dengan “jantung” dalam sistem tubuh manusia. Artinya, penjurnalan dan pemindahbukuan merupakan fungsi utama dan spesifik yang hanya terdapat di akuntansi. Apakah berarti pula fungsi penjurnalan dan pemindahbukuan memberi informasi penting bagi UMKM? Hal tersebut akan dibahas di Bab 9 tentang Ragam Informasi Akuntansi untuk UMKM. Sebagaimana namanya, tahap-tahap yang dibahas di atas akan dilakukan selama perioda berjalan akuntansi, misalnya tanggal 2 Januari 2009 sampai dengan 30 Desember 2009.
AsgardChapter 73
BAB 05 Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan
PENERBIT BUKU AKUNTANSI Siklus Akuntansi di Perusahaan Jasa (+) LKS)
Akuntansi SMK (Kelas X)
Akuntansi Dasar (+) E-book
Akuntansi Pengantar 1 Berbasis Matematika
Akuntansi Itu Ternyata Logis dan Mudah (Edisi 2)
Akuntansi di Perusahaan Dagang (+) LKS)
Buku-Buku di atas Tersedia di TOKO BUKU GRAMEDIA, TOGA MAS, GUNUNG AGUNG, dll “Dapatkan Discount Khusus untuk keperluan perpustakaan sekolah, dan Perguruan Tinggi ”
Untuk Pemesanan Hubungi: Kantor: Jl. Lely no. 203 Perumnas Condongcatur Depok, Sleman, Yogyakarta Hub: (0274) 881530, 7834827, 081253439202
AsgardChapter 74
BAB 06 Siklus Akuntansi Pada Akhir Perioda
BAB 06 SIKLUS AKUNTANSI PADA AKHIR PERIODA ABSTRAK Siklus Akuntansi Pada Akhir Perioda dimaksudkan untuk menyusun laporan keuangan (financial statements) UMKM. Aktivitas di siklus akuntansi akhir perioda dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu aktivitas pencatatan transaksi (recording) dan aktivitas penyusunan laporan keuangan (financial reporting). Aktivitas pencatatan yang krusial dan penting di siklus akuntansi pada akhir perioda adalah terkait dengan pencatatan penyesuai (adjusting entries), termasuk pencatatan pengoreksi (correcting entries) yang dimaksudkan agar informasi akuntansi mengikuti PABU, dan pencatatan penutup (closing entries) yang dimaksudkan untuk menutup akunakun nominal dan memindahkan laba/rugi ke ekuitas. Sementara itu, aktivitas penyusunan informasi keuangan yang penting adalah penyusunan laporan keuangan (financial statements). Laporan keuangan yang dihasilkan akuntansi keuangan lazimnya terdiri dari 4 macam, yaitu laporan laba/rugi (income statements), laporan perubahan ekuitas (statements of equity changes), laporan posisi keuangan atau neraca (balance sheets), dan laporan arus kas (cash flow statements). Laporan keuangan bermanfaat bagi banyak pengguna, antara lain pemilik, manajer dan karyawan, kreditor, pemerintah, pelanggan dan masyarakat.
AsgardChapter 75
BAB 06 Siklus Akuntansi Pada Akhir Perioda
01. SIKLUS AKUNTANSI PADA AKHIR PERIODA Pada akhir perioda UMKM menyusun laporan keuangan sebagai bagian dari evaluasi dan pertanggungjawaban atas operasi UMKM. Siklus akuntansi akhir perioda terutama dimaksudkan untuk menyusun laporan keuangan. Siklus akuntansi akhir perioda dirancang secara sistematis agar laporan keuangan dapat disusun secara efektif, efisien, dan sesuai dengan PABU. Pada dasarnya, siklus akuntansi akhir perioda terdiri dari 7 kegiatan yang dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) fungsi, yaitu: a. Fungsi pencatatan, dan b. Fungsi penyusunan informasi keuangan Peraga 6.1: Siklus Akuntansi Akhir Perioda
7.1. daftarLaporan saldo sebelum penyesuaian 5.Penyusunan Penyusunan Keuangan
7.2. Pencatatan penyesuai (termasuk pencatatan pengoreksi)
7.3. Penyusunan daftar saldo setelah penyesuaian
7.4. Penyusunan laporan laba/rugi
7.5. Pencatatan penutup
7.6. Penyusunan laporan perubahan ekuitas, neraca, dan laporan arus kas
7.7. Pencatatan pembalik
AsgardChapter 76
BAB 06 Siklus Akuntansi Pada Akhir Perioda
02. PENGHITUNGAN SALDO AKUN Sebelum membahas tahap-tahap di siklus akuntansi akhir perioda, kita perlu mengetahui penghitungan saldo sebuah akun karena akuntansi pada dasarnya menyajikan informasi keuangan yang terdiri dari saldo (balance) masing-masing akun. Penghitungan saldo mendasarkan diri pada ketentuan matematika, yaitu menghitung selisih antara total moneter sisi Debet dan total moneter sisi Kredit. Ketentuan tentang saldo sebuah akun adalah sebagai berikut: a. Bersaldo Debet jika total moneter sisi Debet lebih besar dibanding total moneter sisi Kredit b. Bersaldo Kredit jika total moneter sisi Kredit lebih besar dibanding total moneter sisi Debet c. Bersaldo nol (0) jika total moneter sisi Debet dan sisi Kredit sama besar PIUTANG USAHA Tgl
Deskripsi
10/01
Konsultasi
Jan. – Des.
Akumulasi pendapatan kredit
31/12
Total
30/06
Saldo
Debet (Rp)
Tgl
Deskripsi
1.200.000
30/01
Pelunasan
9.800.000
Jan. – Des.
Akumulasi pelunasan pendapatan kredit
11.000.000
31/12
2.000.000
Kredit (Rp) 1.200.000
Total
7.800.000 9.000.000
(D) 11.000.000 – (K) 9.000.000 = (D) 2.000.000
Akun-akun di akuntansi lazimnya memiliki saldo normal tertentu. Saldo normal suatu akun bergantung pada jenis elemennya sebagai berikut: a. Akun-akun yang merupakan penggunaan dana, yaitu elemen aset, biaya, dan pengembalian ekuitas bersaldo normal debet b. Akun-akun yang merupakan pemerolehan dana, yaitu elemen utang, ekuitas, dan pendapatan bersaldo normal kredit. Sifat saldo normal akun di atas merupakan representasi dari persamaan akuntansi, yaitu Aset + Biaya + Pengembalian ekuitas = Utang + Ekuitas + Pendapatan. Sisi kiri mencerminkan jenis-jenis penggunaan dana, sedangkan sisi kanan mencerminkan sumber-sumber pemerolehan dana.
AsgardChapter 77
BAB 06 Siklus Akuntansi Pada Akhir Perioda
03. DAFTAR SALDO SEBELUM PENYESUAIAN Fungsi pertama siklus akuntansi akhir perioda adalah pembuatan daftar saldo sebelum penyesuaian (unadjusted trial balance). Daftar saldo sebelum penyesuaian (DSSbP) berisi saldo-saldo setiap akun yang terdapat di buku besar utama (general ledger) sebelum dilakukan pencatatan penyesuai. Tujuan membuat DSSbP adalah mengetahui saldo masing-masing akun dan mengecek terjaganya keseimbangan persamaan akuntansi. DSSbP terdiri dari dua (2) kolom, yaitu Debet dan Kredit. Berdasar akun-akun yang terdapat di buku besar utama, dilakukan langkah-langkah pembuatan Daftar Saldo Sebelum Penyesuaian sebagai berikut: a. Menghitung saldo (selisih antara total debet dan total kredit) setiap akun di buku besar utama. Jika total debet lebih besar dibanding total kredit maka akun bersaldo debet, sedangkan jika total debet lebih kecil dibanding total kredit maka akun bersaldo kredit. b. Menuliskan nama-nama akun sebagaimana terdapat di buku besar utama, dan mencantumkan saldo masing-masing akun tersebut sesuai posisinya (debet atau kredit). c. Menghitung total kolom Debet dan kolom Kredit, dan meyakinkan bahwa total kolom Debet dan Kredit adalah seimbang (balance). Peraga 6.2 menyajikan proses pembuatan daftar saldo untuk beberapa akun, yaitu akun Kas, Utang usaha, dan Pendapatan usaha.
AsgardChapter 78
BAB 06 Siklus Akuntansi Pada Akhir Perioda
Peraga 6.2: Pembuatan Daftar Saldo Sebelum Penyesuaian UMKM. SEMANGAT Daftar saldo Sebelum Penyesuaian (DSSP) Per 31 Desember 2008 DEBET (Rp)
NAMA AKUN Kas .... Utang usaha .... Pendapatan usaha ....
KREDIT (Rp)
3.000.000 .... 1.000.000 ....
TOTAL
39.000.000
20.000.000 .... 39.000.000
KAS Tgl
Deskripsi
Debet (Rp)
01/01
Setoran modal
14.000.000
Jan. – Des.
Akumulasi penerimaan kas
30.000.000
31/12
Total
44.000.000
31/12
Saldo
3.000.000
Tgl
Deskripsi
Kredit (Rp)
Jan. – Des.
Akumulasi pengeluaran kas
41.000.000
31/12
Total
41.000.000
UTANG USAHA Tgl
Deskripsi
25/01 Jan. – Des.
Pelunasan
31/12
Debet (Rp)
Tgl
500.000
Akumulasi pelunasan
3.000.000
Total
3.500.000
15/01 Jan. – Des.
Deskripsi Pembelian kredit Akumulasi Pembelian kredit
Kredit (Rp) 500.000 4.000.000
31/12
Total
4.500.000
31/12
Saldo
1.000.000
PENDAPATAN USAHA Tgl
Deskripsi
Debet (Rp)
Tgl 10/01 Jan. – Des.
31/12
Total
0
Deskripsi Konsultasi, kredit Akumulasi pendapatan (tunai & kredit)
Kredit (Rp) 750.000 19.250.000
31/12
Total
20.000.000
31/12
Saldo
20.000.000
AsgardChapter 79
BAB 06 Siklus Akuntansi Pada Akhir Perioda
Berikut ini daftar saldo UMKM. SEMANGAT per 31 Desember 2008 yang disusun berdasar buku besar utama UMKM tersebut selama perioda 2008. Peraga 6.3: Daftar Saldo Sebelum Penyesuaian UMKM. SEMANGAT DAFTAR SALDO SEBELUM PENYESUAIAN Per 31 Desember 2008 NAMA AKUN
DEBET (Rp)
Kas Piutang usaha Bahan habis pakai Dibayar dimuka biaya sewa kendaraan Peralatan kantor Utang usaha Diterima di muka pendapatan sewa gudang Modal Pribadi Pendapatan usaha Biaya gaji TOTAL
KREDIT (Rp)
3.000.000 2.000.000 3.000.000 12.000.000 10.000.000 1.000.000 4.000.000 14.000.000 2.000.000 20.000.000 7.000.000 39.000.000
39.000.000
04. PENCATATAN PENYESUAI Berbagai pengetahuan, termasuk akuntansi, mendasarkan diri pada prinsipprinsip yang diyakini memberi manfaat untuk pengembangan pengetahuan akuntansi itu sendiri. Tiga (3) contoh prinsip yang berlaku di akuntansi (PABU) adalah: a. Pencatatan berbasis akrual b. Penandingan biaya dengan pendapatan c. Analisis Manfaat dan Biaya Selama perioda berjalan, pencatatan akuntansi dimungkinkan belum sepenuhnya mengikuti PABU. Oleh karena itu UMKM dituntut melakukan pencatatan penyesuai yang lazimnya dilakukan pada akhir perioda. Dengan demikian, pencatatan penyesuai (adjusting entries) dimaksudkan agar laporan keuangan menyajikan informasi yang sesungguhnya. Interpretasi “sesungguhnya" di sini adalah “sesungguhnya menurut PABU”.
AsgardChapter 80
BAB 06 Siklus Akuntansi Pada Akhir Perioda
Alasan kedua perlunya pencatatan penyesuai adalah karena terjadinya kesalahan pencatatan selama perioda berjalan, jika ada. Pada dasarnya, kesalahan pencatatan yang diketahui selama perioda berjalan akan dikoreksi sesegera mungkin. Pada akhir perioda UMKM melakukan pengecekan atas kebenaran pencatatan transaksi yang terjadi selama perioda berjalan. Jika terdeteksi adanya kesalahan pencatatan maka UMKM akan melakukan pencatatan pengoreksi terhadap kesalahan tersebut. Pencatatan pengoreksi yang dilakukan pada akhir perioda dilakukan bersamaan dengan pencatatan penyesuai sehingga pencatatan penyesuai sering diidentikkan dengan pencatatan yang dilakukan untuk mengikuti PABU, dan untuk mengoreksi atas kesalahan pencatatan yang dilakukan selama perioda berjalan, jika. Berikut ini uraian sekilas 3 PABU yang menyebabkan pencatatan penyesuai dilakukan, dan pembahasan tentang jenis-jenis transaksi yang lazimnya memunculkan pencatatan penyesuai, termasuk pencatatan pengoreksi. A. PABU Pencatatan Berbasis Akrual Akuntansi menggunakan “basis akrual” (accrual basis) dalam pengakuan biaya dan pendapatan, bukan menggunakan “basis kas” (cash basis). Berbasis akrual, biaya dan pendapatan diakui ketika terjadi transaksi yang terkait dengan biaya dan pendapatan tersebut dimana keterjadiannya (occurrence) tidak selalu bersamaan dengan transaksi penerimaan atau pembayaran kas-nya. Seandainya UMKM mencatat transaksi berbasis kas maka biaya dan pendapatan diakui ketika terjadi transaksi penerimaan atau pembayaran kas. Berikut ini ilustrasi penggunaan kedua dasar tersebut di UMKM. KITA. UMKM. KITA melakukan pekerjaan pengecatan gedung. Selama bulan Juli UMKM. KITA membayar tunai pembelian cat dan bahan pendukungnya senilai Rp10.000.000, dan membayar gaji karyawan sebesar Rp5.000.000. Pada akhir bulan Juli tersebut UMKM. TEGAR mengirimkan tagihan senilai Rp20.000.000 atas pekerjaan pengecatan gedung tersebut. Tagihan tersebut dilunasi oleh pemilik gedung pada pertengahan bulan Agustus. Laporan laba/rugi UMKM. TEGAR pada akhir bulan Juli dan akhir bulan Agustus menggunakan masing-masing metoda pencatatan adalah sebagai berikut:
AsgardChapter 81
BAB 06 Siklus Akuntansi Pada Akhir Perioda
Perioda & Deskripsi Singkat Bulan Juli Pendapatan Biaya Laba atau Rugi Bulan Agustus Pendapatan Biaya Laba atau Rugi
Pencatatan Berbasis Akrual Rupiah 20.000.000 (15.000.000) Laba: 5.000.000
Andai Pencatatan Berbasis Kas Rupiah -
Rupiah 0 0 0
-
0 (15.000.000) Rugi: (15.000.000) Rupiah 20.000.000 0 Laba: 20.000.000
-
-
Mengikuti PABU Pencatatan berbasis akrual, UMKM. TEGAR mengakui laba Rp5.000.000 pada bulan Juli dan tidak mengakui laba/rugi pada bulan Agustus. Laporan laba/rugi berbasis akrual ini mencerminkan keadaan yang sebenarnya, yaitu UMKM. TEGAR bekerja pada bulan Juli. Seandainya UMKM. TEGAR menggunakan PABU Pencatatan berbasis kas maka UMKM TEGAR justru mengakui rugi Rp15.000.000 pada bulan Juli, dan mengakui laba Rp20.000.000 pada bulan Agustus. Meskipun total laba yang diperoleh pada akhirnya adalah sama, yaitu Rp5.000.000 tetapi laporan laba/rugi dari hasil pencatatan berbasis kas ini dapat memunculkan intepretasi yang menyesatkan bagi pengguna laporan keuangan. Dapat disimpulkan, pencatatan berbasis akrual menggambarkan kinerja UMKM secara lebih baik dibanding pencatatan berbasis kas. Prinsip pencatatan berbasis akrual juga berlaku untuk transaksi-transaksi yang melibatkan pembayaran dimuka biaya atau penerimaan dimuka pendapatan. Sebagai contoh, UMKM BERBAGI membayar dimuka biaya asuransi Rp1.200.000 untuk 1 (satu) tahun mulai dari 1 Oktober 2007 sampai dengan 30 September 2008. Pada saat terjadinya transaksi pembayaran dimuka tersebut, 1 Oktober 2007, UMKM BERBAGI mengakui pembayaran tersebut sebagai aset. Mendasarkan diri pada pencatatan berbasis akrual, pada tanggal 31 Desember 2007 UMKM BERBAGI harus mengakui sebagian aset tersebut sebagai biaya asuransi yang akan dibebankan di perioda 2007. Seandainya UMKM BERBAGI menggunakan basis kas maka kas Rp1.200.000 yang dibayarkan tanggal 1 Oktober 2007 tersebut diperlakukan sebagai biaya.
AsgardChapter 82
BAB 06 Siklus Akuntansi Pada Akhir Perioda
B. PABU: Penandingan Biaya dengan Pendapatan Biaya dan pendapatan yang memiliki keterkaitan langsung diantara keduanya seharusnya ditandingkan pada perioda yang sama. Contoh, harga perolehan (kos) barang dagangan diakui menjadi biaya di perioda dimana barang dagangan tersebut terjual, bukan pada perioda terjadinya pembelian barang dagangan. Jika barang dagangan tersebut dibeli dan terjual di perioda yang sama maka pada situasi tersebut kos berubah menjadi biaya pada perioda yang sama. Namun, jika barang dagangan dibeli pada perioda 1 dan baru terjual pada perioda 2 maka kos barang dagangan tersebut diakui sebagai biaya pada perioda 2, dan selama perioda 1 kos barang dagangan tersebut merupakan aset. Contoh lainnya, harga perolehan (kos) gedung yang secara akuntansi dialokasikan menjadi biaya ke perioda-perioda dimana UMKM memperoleh pendapatan melalui pemanfaatan gedung tersebut. Sedangkan transaksi biaya dan pendapatan yang tidak memiliki keterkaitan langsung diantara keduanya diakui pada perioda terjadinya biaya atau pendapatan tersebut. Ilustrasi berikut ini menjelaskan manfaat penggunaan PABU Penandingan biaya dan pendapatan (matching cost with revenue). 1 Januari 2008 UMKM. ADIL membeli tunai mesin pabrik A senilai Rp60.000.000 yang diperkirakan memiliki umur ekonomis 3 tahun yang penggunaannya setiap tahun sama. Pada akhir tahun ketiga, kendaraan tersebut dipertimbangkan tidak memiliki nilai residu (nilai ekonomis di akhir tahun ketiga sama dengan 0). Selama tahun 2008, 2009, dan 2010 UMKM menghasilkan laba sebelum diperhitungkan biaya penyusutan mesin tersebut sebesar Rp50.000.000. Kos: Rp60.000.000 01 Jan ’08 Biaya penyusutan:
31 Des ’08 Rp20.000.000
31 Des ’09
31 Des ‘10
Rp20.000.000
Rp20.000.000
Berbasis PABU Penandingan biaya dan pendapatan, akuntansi UMKM ADIL mengalokasikan kos mesin ke 3 perioda yang menikmati manfaat mesin tersebut. Dengan demikian, UMKM. ADIL mengakui laba sebesar Rp30.000.000/tahun untuk perioda 2008 s/d 2010. Seandainya UMKM. ADIL tidak menggunakan PABU Penandingan tersebut maka UMKM. ADIL akan mengakui rugi sebesar Rp10.000.000 (Rp50.000.000Rp60.000.000) pada tahun 2008, dan laba Rp50.000.000 untuk perioda
AsgardChapter 83
BAB 06 Siklus Akuntansi Pada Akhir Perioda
2009 dan 2010. Penerapan PABU Penandingan ini menjadikan informasi laba lebih wajar (fair) karena mesin A digunakan selama 3 perioda sehingga harus dialokasikan ke 3 perioda yang menikmati aset tetap tersebut dalam rangka memperoleh pendapatan. C. PABU: Analisis Manfaat vs. Biaya (Kepraktisan) Pencatatan akuntansi dilakukan sepanjang manfaat yang diperoleh lebih besar dibanding biaya yang harus ditanggung untuk menghasilkan informasi akuntansi. Prinsip ini sering dikaitkan dengan prinsip kepraktisan (Suwardjono, 2002), yaitu pencatatan akuntansi seharusnya dirancang untuk membantu bisnis, bukan justru merepotkan. Contoh, UMKM mencatat pengurangan/penggunaan bahan habis pakai lazimnya pada akhir perioda, bukan di setiap terjadi pengkonsumsian bahan habis pakai. Model pencatatan bahan habis pakai ini lazim digunakan karena karena konsumsi atas bahan habis pakai dilakukan dalam jumlah kecil tetapi kontinyu sehingga dianggap tidak praktis jika pencatatan dilakukan setiap terjadi pengkonsumsian. D. Jenis-jenis Transaksi yang Perlu Pencatatan Penyesuai Berikut ini contoh transaksi yang perlu dilakukan pencatatan penyesuai karena mengikut PABU adalah: 1. Pengakuan biaya penyusutan; aset tetap berwujud lazimnya mengalami penurunan nilai karena digunakan UMKM untuk menghasilkan pendapatan sehingga penurunan nilai aset tetap tersebut harus ditandingkan dengan pendapatan selama perioda-perioda yang menikmati aset tetap tersebut. Pencatatan penyesuai terhadap pengakuan biaya penyusutan ditampung di akun Biaya penyusutan dan di akun kontra Akumulasi penyusutan. 2. Pengakuan biaya bahan habis pakai; akuntansi UMKM lazimnya mencatat pengkonsumsian bahan habis pakai pada akhir perioda saja. 3. Pengakuan sebagian biaya dibayar dimuka yang berubah menjadi biaya; Biaya yang dibayar dimuka bagi akuntansi merupakan aset karena UMKM belum menerima manfaat dari pembayaran biaya tersebut. Aset jenis ini akan berubah menjadi biaya seiring dengan berlalunya waktu. Oleh karena itu, pada akhir perioda UMKM menetapkan besarnya biaya dibayar dimuka
AsgardChapter 84
BAB 06 Siklus Akuntansi Pada Akhir Perioda
yang telah berubah menjadi biaya, dan pencatatan penyesuai dilakukan untuk mengakui biaya tersebut. 4. Pengakuan biaya yang belum dibayar kas; Ada kalanya UMKM justru membayar biaya setelah menikmati jasa yang diminta. Jika hal ini terjadi maka UMKM dikatakan melakukan pembayaran dibelakang untuk suatu biaya. Mendasarkan diri pada prinsip akrual maka pada akhir perioda akuntansi UMKM harus mengakui biaya atas jasa yang telah dinikmati meskipun UMKM belum membayar kas. Pencatatan penyesuai dilakukan untuk mengakui biaya dan juga mengakui adanya utang biaya. 5. Pengakuan sebagian pendapatan diterima dimuka yang berubah menjadi pendapatan; Pendapatan diterima dimuka adalah utang yang akan berubah menjadi pendapatan seiring dengan berlalunya waktu. Pendapatan diterima dimuka merupakan utang karena pada saat transaksi terjadi UMKM belum memberi manfaat atas penerimaan kas tersebut tetapi sudah menerima kas. Oleh karena itu pada akhir perioda UMKM menetapkan besarnya pendapatan diterima dimuka yang telah berubah menjadi pendapatan, dan melakukan pencatatan penyesuai untuk mengakui pendapatan tersebut. 6. Pengakuan pendapatan yang belum diterima kas; Kadangkala UMKM memberikan jasa terlebih dahulu dan akan menerima kas setelah jasa yang diberikan selesai dilakukan. Jika hal ini terjadi maka UMKM dikatakan melakukan penerimaan dibelakang untuk suatu pendapatan. Mendasarkan diri pada prinsip akrual maka pada akhir perioda akuntansi UMKM harus mengakui pendapatan atas jasa yang telah diberikan meskipun UMKM belum menerima kas (mengakui piutang pendapatan). Masih terdapat beberapa peristiwa bisnis yang menuntut dilakukannya pencatatan penyesuai di akhir perioda agar mengikuti PABU. Aplikasi Pencatatan Penyesuai Berikut ini adalah informasi yang terkait dengan pencatatan penyesuai yang harus dilakukan di UMKM. SEMANGAT pada 31 Desember 2008. Pencatatan Penyesuai A Diketahui
:
Penghitungan fisik bahan habis pakai berupa alat tulis kantor di gudang menunjukkan Rp2.000.000 (pembelian bahan habis pakai selama 1 perioda adalah Rp3.000.000 sebagaimana tercantum di saldo akun Bahan habis pakai di daftar saldo sebelum penyesuaian).
AsgardChapter 85
BAB 06 Siklus Akuntansi Pada Akhir Perioda Ditanya
a. b. c. a. b.
Jawaban
c. Tgl
Nama Akun & Deskripsi Singkat
31/12
BIAYA BAHAN HABIS PAKAI
Tgl Des
Deskripsi (A)
Debet (Rp)
Biaya bahan habis pakai Bahan habis pakai (Penyesuaian: Bahan habis pakai)
Debet
31
Berapakah bahan habis pakai yang diakui sebagai biaya tahun 2008? Akun-akun apa saja yang terpengaruh, dan bagaimana pengaruhnya? Bagaimana pencatatan penyesuai dilakukan? Rp3.000.000 – Rp2.000.000 = Rp1.000.000 Akun Biaya bahan habis pakai di debet untuk mengakui terjadinya biaya bahan habis pakai, dan akun Bahan habis pakai di kredit untuk mengakui pengurangan akun aset tersebut. Pencatatan penyesuai adalah sebagai berikut:
Penyesuaian
Kredit (Rp)
Rp1.000.000 Rp1.000.000
BAHAN HABIS PAKAI
Kredit
Debet (Rp)
Tgl Des
Deskripsi
Kredit (Rp)
1.000.000
31
(A) Penyesuaian
1.000.000
Pencatatan Penyesuai B Diketahui
:
Ditanya
a. b. c. a. b.
Jawaban
c. Tgl
Nama Akun & Deskripsi Singkat
31/12
BIAYA IKLAN
Tgl Des
(B)
Debet (Rp)
Biaya iklan Utang iklan (Penyesuaian: Biaya iklan terutang)
Debet
31
Biaya iklan untuk bulan Desember Rp750.000 belum dibayar hingga akhir perioda 2008. Berapakah biaya iklan yang masih harus diakui dan dicatat di penyesuaian? Akun-akun apa saja yang terpengaruh, dan bagaimana pengaruhnya? Bagaimana pencatatan penyesuai dilakukan? Rp750.000 Akun Biaya iklan di debet untuk mengakui penambahan biaya iklan, dan akun Utang iklan di kredit untuk mengakui biaya iklan yang terutang. Pencatatan penyesuai adalah sebagai berikut: Kredit (Rp)
Rp750.000 Rp750.000
UTANG IKLAN
Kredit
Deskripsi
Debet (Rp)
Tgl Des
Deskripsi
Penyesuaian
750.000
31
(B) Penyesuaian
AsgardChapter 86
Kredit (Rp) 750.000
BAB 06 Siklus Akuntansi Pada Akhir Perioda
Pencatatan Penyesuai C Diketahui
:
Ditanya
a. b. c. a. b.
Jawaban
c.
Transaksi sewa kendaraan A terjadi tanggal 1 Desember 2008 dimana UMKM. SEMANGAT membayar dimuka biaya sewa kendaraan A Rp12.000.000 untuk 2 bulan yang dicatat di akun Dibayar dimuka biaya sewa kendaraan. Berapakah pembayaran dimuka biaya sewa kendaraan yang diakui sebagai biaya sewa kendaraan tahun 2008? Akun-akun apa saja yang terpengaruh, dan bagaimana pengaruhnya? Bagaimana pencatatan penyesuai dilakukan? (Rp12.000.000 x 1/2) = Rp6.000.000 Akun Biaya sewa kendaraan di debet untuk mengakui terjadinya biaya sewa kendaraan, dan akun Dibayar dimuka biaya sewa kendaraan di kredit untuk mengakui pengurangan akun aset tersebut. Pencatatan penyesuai adalah sebagai berikut:
Tgl
Nama Akun & Deskripsi Singkat
Debet (Rp)
31/12
Biaya sewa kendaraan Dibayar dimuka biaya sewa kendaraan (Penyesuaian: Mengakui pembayaran dimuka yang menjadi biaya)
Rp6.000.000
Debet Tgl Des 31
BIAYA SEWA KENDARAAN
Kredit (Rp) Rp6.000.000
DIBAYAR DIMUKA BIAYA SEWA KENDARAAN
Kredit
Deskripsi
Debet (Rp)
Tgl Des
Deskripsi
Kredit (Rp)
(C) Penyesuaian
6.000.000
31
(C) Penyesuaian
6.000.000
Pencatatan Penyesuai D Diketahui
:
Ditanya
a.
Jawaban
b. c. a. b.
c.
Peralatan kantor dibeli tanggal 1 Januari 2008 dengan harga perolehan Rp10.000.000. Masa manfaat diperkirakan 9 tahun, dengan nilai residu Rp1.000.000 pada akhir tahun kesembilan. Penyusutan per tahun ditetapkan sama besar. Berapakah kos peralatan kantor yang diakui sebagai biaya penyusutan mesin tahun 2008? Akun-akun apa saja yang terpengaruh, dan bagaimana pengaruhnya? Bagaimana pencatatan penyesuai dilakukan? (Rp10.000.000 – Rp1.000.000) : 9 = Rp1.000.000 Akun Biaya penyusutan mesin di debet untuk mengakui alokasi kos mesin yang menjadi biaya di tahun 2008, dan akun Akumulasi penyusutan mesin di kredit. Pencatatan penyesuai adalah sebagai berikut:
AsgardChapter 87
BAB 06 Siklus Akuntansi Pada Akhir Perioda Tgl
Nama Akun & Deskripsi Singkat
Debet (Rp)
31/12
Biaya penyusutan peralatan kantor Akumulasi penyusutan peralatan kantor (Penyesuaian: Mengakui alokasi kos peralatan kantor yang menjadi biaya)
Rp1.000.000
BIAYA PENYUSUTAN PERALATAN KANTOR
Debet Tgl Des 31
Kredit (Rp) Rp1.000.000
AKUMULASI PENYUSUTAN PERALATAN KANTOR
Kredit
Deskripsi
Debet (Rp)
Tgl Des
Deskripsi
Kredit (Rp)
(D) Penyesuaian
1.000.000
31
(D) Penyesuaian
1.000.000
Pencatatan Penyesuai E Diketahui
:
Ditanya
a. b. c. a. b.
Jawaban
c.
Transaksi sewa gudang UMKM. SEMANGAT oleh pihak ketiga terjadi tanggal 1 Juli 2008 yang mana UMKM menerima pembayaran dimuka Rp4.000.000 untuk satu tahun (1 Juli 2008 s/d 30 Juni 2009) yang dicatat di akun Diterima dimuka pendapatan sewa gudang. Berapakah penerimaan dimuka pendapatan sewa gudang yang diakui sebagai pendapatan tahun 2008? Akun-akun apa saja yang terpengaruh, dan bagaimana pengaruhnya? Bagaimana pencatatan penyesuai dilakukan? (Rp4.000.000 x 6/12) = Rp2.000.000 Akun Diterima dimuka pendapatan sewa gudang di debet untuk mengakui terjadinya pengurangan akun utang tersebut, dan akun Pendapatan sewa gudang di kredit untuk mengakui terjadinya pendapatan yang berasal dari sewa gudang. Pencatatan penyesuai adalah sebagai berikut:
Tgl
Nama Akun & Deskripsi Singkat
Debet (Rp)
31/12
Diterima dimuka pendapatan sewa gudang Pendapatan sewa gudang (Penyesuaian: Mengakui pendapatan dari penerimaan dimuka pendapatan sewa)
Rp2.000.000
Kredit (Rp) Rp2.000.000
Debet Tgl Des 31
DITERIMA DIMUKA PENDAPATAN SEWA GUDANG
PENDAPATAN SEWA GUDANG
Kredit
Deskripsi
Debet (Rp)
Tgl Des
Deskripsi
Kredit (Rp)
(E) Penyesuaian
2.000.000
31
(E) Penyesuaian
2.000.000
Selain untuk mengikuti PABU, pencatatan penyesuai dilakukan karena untuk mengoreksi kesalahan pencatatan yang dilakukan selama perioda berjalan dan baru
AsgardChapter 88
BAB 06 Siklus Akuntansi Pada Akhir Perioda
diketahui pada akhir perioda ketika akan menyusun laporan keuangan. Terdapat 4 jenis kesalahan pencatatan yang mungkin terjadi di bisnis: a. b. c. d.
Lupa mencatat transaksi Salah akun Salah nilai moneter Kombinasi kesalahan (salah akun dan salah nilai moneter).
Pencatatan pengoreksi dilakukan dengan cara menganalisis dampak atas kesalahan tersebut, dan mengoreksinya. Buku ini tidak menjelaskan tentang pencatatan pengoreksi, jika diantara Kita ada yang tertarik, silakan merujuk ke bukubuku akuntansi keuangan, salah satunya Akuntansi Pengantar 1 Berbasis Matematika (Sony Warsono, Arif Darmawan dan Muhammad A. Ridha, 2009).
05. DAFTAR SALDO SETELAH PENYESUAIAN Setelah pencatatan penyesuai dilakukan, maka dibuat Daftar Saldo Setelah Penyesuaian (adjusted trial balance). Daftar saldo setelah penyesuaian (DSStP) berisi saldo akun-akun pada tanggal tertentu setelah dilakukan pembaruan (update) karena adanya pencatatan penyesuai. Daftar saldo setelah penyesuaian ini menyajikan informasi keuangan yang sudah dikoreksi, jika ada, dan sesuai PABU. Berdasar Daftar saldo setelah penyesuaian UMKM siap menyusun laporan keuangan yang dimulai dengan penyusunan laporan laba/rugi, dilanjutkan dengan penyusunan laporan perubahan ekuitas, neraca, dan laporan arus kas. Berikut ini contoh Daftar saldo setelah penyesuaian UMKM. SEMANGAT per 31 Desember 2008: Peraga 6.4: Daftar Saldo Setelah Penyesuaian UMKM. SEMANGAT DAFTAR SALDO SETELAH PENYESUAIAN PER 31 DESEMBER 2008 Nama Akun
Debet (Rp)
Kas Piutang usaha
3.000.000 2.000.000
Bahan habis pakai
2.000.000
Dibayar dimuka biaya sewa kendaraan
4.000.000
AsgardChapter 89
Kredit (Rp)
BAB 06 Siklus Akuntansi Pada Akhir Perioda Peralatan kantor
10.000.000
Utang usaha
1.000.000
Diterima di muka pendapatan sewa gudang
2.000.000
Modal
14.000.000
Pribadi
2.000.000
Pendapatan usaha
20.000.000
Biaya gaji
7.000.000
Biaya bahan habis pakai
1.000.000
Biaya iklan
750.000
Utang iklan
750.000
Biaya sewa kendaraan
6.000.000
Pendapatan sewa gudang
2.000.000
Biaya penyusutan peralatan kantor
1.000.000
Akumulasi penyusutan peralatan kantor Total
1.000.000 40.750.000
40.750.000
06. PENYUSUNAN LAPORAN LABA/RUGI Akuntansi mengukur kinerja keuangan UMKM dengan cara menandingkan elemen pendapatan dan elemen biaya yang dihasilkan oleh akuntansi, dan disajikan di Laporan laba/rugi (income statement). Berdasar laporan laba/rugi (baca: laporan laba rugi) ini maka UMKM mengetahui apakah kegiatan bisnisnya menguntungkan atau sebaliknya, merugikan. Selanjutnya, UMKM dan para pengguna laporan keuangan dapat melakukan evaluasi dan mengantisipasi prospek bisnis UMKM di masa datang. Laporan laba/rugi berisi akun-akun pendapatan dan akun-akun biaya. Selisih antara total nilai rupiah pendapatan dan total nilai rupiah biaya merupakan laba atau rugi. Jika pendapatan lebih besar daripada biaya maka UMKM menghasilkan laba. Sebaliknya, jika pendapatan lebih kecil daripada biaya maka UMKM mengalami rugi. Berdasar Daftar saldo setelah penyesuaian maka UMKM. SEMANGAT menyusun laporan laba/rugi untuk perioda 2008 sebagai berikut:
AsgardChapter 90
BAB 06 Siklus Akuntansi Pada Akhir Perioda
Peraga 6.5: Laporan Laba/Rugi UMKM. SEMANGAT Laporan Laba/Rugi Untuk Perioda 2008 Pendapatan usaha Biaya gaji Biaya bahan habis pakai Biaya sewa kendaraan Biaya iklan Biaya penyusutan
20.000.000 7.000.000 1.000.000 4.000.000 750.000 1.000.000
(-)Total Biaya operasional Laba (Rugi) operasional Pendapatan Non-operasional: Pendapatan sewa gudang
(13.750.000) 6.250.000 2.000.000
Laba (Rugi) bersih
8.250.000
07. PENCATATAN PENUTUP Laba/rugi yang dihasilkan UMKM selama 1 perioda merupakan bagian dari elemen ekuitas sehingga setelah penyusunan laporan laba/rugi UMKM memindahkan laba/rugi (selisih pendapatan dan biaya) tersebut ke elemen Ekuitas. Di samping itu, UMKM juga memperhitungkan pengembalian ekuitas (di UMKM yang berbadan hukum perusahaan perseorangan ditampung di akun Pribadi) ke elemen Ekuitas dengan cara memindahkan elemen Pengembalian ekuitas yang dilakukan selama perioda berjalan ke elemen Ekuitas. Untuk memindahkan akunakun tersebut di atas maka UMKM melakukan pencatatan penutup (closing entries). Akun-akun yang dipindahkan (ditutup) ke elemen Ekuitas setiap akhir perioda terdiri dari akun-akun pendapatan, akun-akun biaya, akun-akun pengembalian ekuitas, dan akun Ikhtisar laba/rugi. Oleh karena itu empat jenis akun tersebut lazim disebut dengan akun temporer/sementara (temporary accounts). Tujuan pertama pencatatan penutup adalah memindahkan elemenelemen Pendapatan dan elemen-elemen Biaya ke elemen Ekuitas. Akun-akun pendapatan dan biaya sengaja dibentuk agar UMKM dapat memperoleh informasi keuangan tentang pengukuran kinerja UMKM. Pada akhir periode akun-akun pendapatan dan akun-akun biaya ini dipindahkan ke elemen Ekuitas. Pemindahan
AsgardChapter 91
BAB 06 Siklus Akuntansi Pada Akhir Perioda
elemen-elemen pendapatan dan biaya dilakukan dengan cara menutup akun-akun pendapatan dan akun-akun biaya. Penutupan suatu akun dilakukan mendasarkan pada pengetahuan matematika, yaitu membuat keseimbangan antara sisi debet dan sisi kredit. Akun-akun Pendapatan yang bersaldo normal kredit harus di debet sebesar saldo masing-masing akun Pendapatan, dan akun-akun Biaya yang bersaldo normal debet harus di kredit sebesar saldo masing-masing akun Biaya. Mendasarkan pada pilar Prinsip dasar dan pilar Rancang-bangun, akuntansi membuka akun Ikhtisar laba/rugi untuk menampung penutupan akun-akun Pendapatan dan Biaya. Saldo akun ILR setelah penutupan akun-akun pendapatan dan biaya mencerminkan besarnya laba/rugi yang dialami UMKM untuk 1 perioda. Melanjutkan akuntansi di UMKM. SEMANGAT, pencatatan penutup yang dilakukan untuk memindahkan akun-akun pendapatan dan akun-akun biaya ke akun Ikhtisar laba/rugi adalah sebagai berikut: Pencatatan penutup A: 31/12
Pendapatan usaha Pendapatan sewa gudang Ikhtisar laba/rugi (Penutupan: Memindahkan akun-akun pendapatan kea kun ILR)
Rp20.000.000 Rp2.000.000 Rp22.000.000
Debet
PENDAPATAN USAHA
Tgl Des
Deskripsi
Debet (Rp)
Tgl Des
31
(A) Penutup
20.000.000
31
Debet
Kredit Kredit (Rp)
Deskripsi Saldo
20.000.000
PENDAPATAN SEWA GUDANG
Tgl Des
Deskripsi
31
(A) Penutup
Debet (Rp)
Tgl Des
2.000.000
31
Kredit Kredit (Rp)
Deskripsi Saldo
2.000.000
Debet Tgl Des
IKHTISAR LABA/RUGI Deskripsi
AsgardChapter 92
Debet (Rp)
Kredit
Tgl Des
Deskripsi
Kredit (Rp)
31
(A)Penutup
22.000.000
BAB 06 Siklus Akuntansi Pada Akhir Perioda
Pencatatan penutup B: 31/12
Ikhtisar laba/rugi Biaya sewa kendaraan Biaya gaji Biaya bahan habis pakai Biaya iklan Biaya penyusutan peralatan kantor (Penutupan: Memindahkan akun-akun biaya ke akun ILR) Debet
IKHTISAR LABA/RUGI
Tgl Des
Deskripsi
31
(B) Penutup
Rp13.750.000 Rp4.000.000 Rp7.000.000 Rp1.000.000 Rp750.000 Rp1.000.000
Kredit
Debet (Rp)
Tgl Des
Deskripsi
Kredit (Rp)
13.750.000
31
(A)Penutup
22.000.000
Debet Tgl Des 31
BIAYA SEWA KENDARAAN Deskripsi
Debet (Rp)
Saldo
4.000.000
Debet Tgl Des 31
31
Deskripsi
Debet (Rp)
Saldo
7.000.000
31
Deskripsi
Debet (Rp)
Saldo
31
(B)Penutup
1.000.000
Deskripsi
Debet (Rp)
Saldo
750.000
Deskripsi
31
(B)Penutup
Tgl Des
Deskripsi
31
(B)Penutup
Debet (Rp)
Saldo
AsgardChapter 93
1.000.000
Kredit (Rp) 4.000.000
Kredit (Rp) 7.000.000
Kredit Kredit (Rp) 1.000.000
Kredit
Tgl Des
Deskripsi
31
(B)Penutup
BIAYA PENYUSUTAN PERALATAN KANTOR Deskripsi
Kredit
Kredit
Tgl Des
BIAYA IKLAN
Debet Tgl Des
31
BIAYA BAHAN HABIS PAKAI
Debet Tgl Des
Deskripsi
BIAYA GAJI
Debet Tgl Des
Tgl Des
Tgl Des
Deskripsi
31
(B)Penutup
Kredit (Rp) 750.000
Kredit Kredit (Rp) 1.000.000
BAB 06 Siklus Akuntansi Pada Akhir Perioda
Tujuan kedua pencatatan penutup adalah memindahkan Laba/rugi yang terdapat di akun Ikhtisar laba/rugi ke elemen Ekuitas. Akun Ikhtisar laba/rugi (ILR) menunjukkan besarnya laba atau rugi yang dialami UMKM dalam satu (1) perioda. Penutupan akun-akun pendapatan dan biaya ke akun ILR menjadikan UMKM dapat mengetahui langsung besarnya laba/rugi UMKM. Akuntansi memindahkan laba/rugi ini melalui pencatatan penutup ke elemen Ekuitas. Anggaplah UMKM SEMANGAT merupakan perusahaan perseorangan sehingga pemindahan dilakukan ke akun Modal. Teknik penutupan akun ILR pada dasarnya sama dengan penutupan akun-akun pendapatan dan akun-akun biaya. Jika UMKM memperoleh laba maka akun ILR bersaldo kredit sehingga pencatatan penutup dilakukan dengan mendebet akun ILR dan mengkredit akun Modal. Sedangkan jika UMKM mengalami rugi maka akun ILR bersaldo debet sehingga pencatatan penutup dilakukan dengan mendebet akun Modal dan mengkredit akun ILR. Melanjutkan akuntansi di UMKM. SEMANGAT, pencatatan penutup untuk memindahkan laba/rugi (diketahui laba Rp8.250.000 dari saldo akun ILR sebelah Kredit) ke elemen Ekuitas adalah sebagai berikut: Pencatatan penutup C: 31/12
Ikhtisar Laba/Rugi Modal (Penutupan: Memindahkan ILR ke akun ekuitas) Debet
IKHTISAR LABA/RUGI Deskripsi
Debet (Rp)
Tgl Des
Deskripsi
Kredit (Rp)
31
(B) Penutup
13.750.000
31
(A)Penutup
22.000.000
Total
13.750.000
31
Total
22.000.000
8.250.000
31
Saldo
8.250.000
(C)Penutup
Rp8.250.000
Kredit
Tgl Des
31
Rp8.250.000
Debet Tgl Des
MODAL Deskripsi
Debet (Rp)
Tgl Des
Kredit Deskripsi
Kredit (Rp)
31
Saldo
14.000.000
31
(C)Penutup
8.250.000
Tujuan ketiga pencatatan penutup adalah memindahkan elemen Pengembalian ekuitas ke elemen Ekuitas. Selama perioda berjalan, transaksi yang terkait dengan pengembalian ekuitas dicatat di akun yang terpisah dari akun ekuitas.
AsgardChapter 94
BAB 06 Siklus Akuntansi Pada Akhir Perioda
Pada akhir perioda UMKM memperhitungkan pengembalian ekuitas tersebut ke elemen ekuitas melalui penutupan akun dari elemen pengembalian ekuitas. Di UMKM yang berbadan hukum perusahaan perseorangan dan persekutuan, akun pengembalian ekuitas yang lazim adalah akun Pribadi/Prive (di Perseroan terbatas, pencatatan pengembalian ekuitas lazimnya dicantumkan di akun Dividen). Penutupan akun Pribadi juga dilakukan mendasarkan pada pengetahuan matematika, yaitu membuat keseimbangan antara sisi debet dan sisi kredit. Oleh karena akun Pribadi memiliki saldo normal debet maka pencatatan penutup dilakukan dengan mengkredit akun Pribadi, dan mendebet akun Modal sebagai cerminan pengurangan ekuitas. Pencatatan penutup yang dilakukan untuk memindahkan elemen Pengembalian ekuitas (akun Pribadi) ke elemen Ekuitas (akun Modal) di UMKM. SEMANGAT adalah sebagai berikut: Pencatatan penutup D: 31/12
Modal Pribadi (Penutupan: Memindahkan elemen pengembalian ekuitas ke elemen ekuitas)
Debet
MODAL
Tgl Des
Deskripsi
Debet (Rp)
31
(D)Penutup
2.000.000
Tgl Des
Rp2.000.000 Rp2.000.000
Kredit Deskripsi
Kredit (Rp)
31
Saldo
14.000.000
31
(C)Penutup
8.250.000
Debet Tgl Des 31
PRIBADI Deskripsi
Debet (Rp)
Saldo
2.000.000
Kredit
Tgl Des
Deskripsi
31
(D)Penutup
Kredit (Rp) 2.000.000
Setelah pencatatan penutup dilakukan maka saldo akun-akun Pendapatan, akun-akun Biaya, akun Ikhtisar laba/rugi, dan akun Pribadi menjadi 0 (nol) yang berarti pula bahwa akun tersebut telah ditutup.
AsgardChapter 95
BAB 06 Siklus Akuntansi Pada Akhir Perioda
08. PENYUSUNAN LAPORAN PERUBAHAN NERACA, DAN LAPORAN ARUS KAS
EKUITAS,
Setelah pencatatan penutup maka tinggal hanya informasi saldo akun-akun riil yang tersedia. Akun-akun riil ini terdiri dari akun-akun yang merupakan elemen aset, utang, dan ekuitas. Berdasar informasi keuangan tentang saldo akun-akun riil ini maka UMKM dapat menyusun neraca, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas. Sebagaimana kita telah ketahui, penyusunan laporan laba/rugi telah dilakukan pada tahap sebelumnya. Walaupun penyusunan ketiga jenis laporan keuangan dapat dimulai dari manapun, tetapi urutan yang sistematis adalah dimulai dengan penyusunan laporan perubahan ekuitas, neraca, dan laporan arus kas. A. Laporan Perubahan Ekuitas Laporan perubahan ekuitas menyajikan informasi keuangan tentang perubahan ekuitas selama satu perioda. Perubahan ekuitas lazimnya terjadi karena: 1) Penambahan setoran dari pemilik (modal saham) selama perioda berjalan, 2) Penambahan karena laba selama satu perioda atau pengurangan karena rugi selama satu perioda 3) Pengurangan karena pengembalian ekuitas melalui pengambilan pribadi (atau pembagian dividen jika di perusahaan perseroan terbatas). Peraga 6.6: Contoh Laporan Perubahan Ekuitas UMKM. SEMANGAT Laporan Perubahan Ekuitas Untuk Perioda 2008 Ekuitas, saldo per 1 Jan 2008 Penyetoran modal selama perioda berjalan: 1 Jan. Tunai 2 Jan. Komputer 20 Mei Tunai
0 10.000.000 3.000.000 1.000.000 14.000.000 14.000.000 8.250.000
Laba (Rugi) bersih untuk 1 perioda Total (-) Pribadi Ekuitas, saldo per 31 Desember 2008
AsgardChapter 96
(2.000.000) 20.250.000
BAB 06 Siklus Akuntansi Pada Akhir Perioda
Laporan perubahan ekuitas ini penting terutama bagi para pemilik untuk melihat perkembangan modal yang telah disetorkan. Laporan perubahan ekuitas disusun berdasar akun-akun ekuitas. Penyusunan laporan perubahan ekuitas UMKM. SEMANGAT untuk perioda yang berakhir tanggal 31 Desember 2008 tersaji di Peraga 6.6. B. Penyusunan Neraca Neraca (disebut juga laporan posisi keuangan) menunjukkan saldo akun-akun aset, utang, dan ekuitas pada tanggal tertentu. Berdasar neraca ini, para pengguna laporan keuangan dapat mengetahui saldo/posisi keuangan setiap akun aset, utang, dan ekuitas pada tanggal tertentu. Peraga 6.7: Contoh Neraca UMKM. SEMANGAT Neraca Per 31 Desember 2008 Kas
3.000.000
Utang usaha
1.000.000
Piutang usaha
4.000.000
Utang iklan
750.000
Dibayar dimuka biaya sewa kendaraan
6.000.000
Diterima dimuka pendapatan sewa gudang
Supplies
2.000.000
Modal
Peralatan kantor
10.000.000
(-) Akumulasi penyusutan peralatan kantor
(1.000.000)
Total
24.000.000
2.000.000 20.250.000
Total
24.000.000
Neraca berisi akun-akun utang dan ekuitas. Urutan penyajian akun-akun di neraca adalah sebagai berikut: 1. Aset; disusun berdasar tingkat kemudahan aset tersebut diubah menjadi alat pembayaran tunai (uang). Lazimnya aset dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu aset lancar yang disusun mulai dari aset yang paling likuid (lazimnya adalah kas) dan aset tidak lancar yang lazimnya disusun mulai dari aset yang paling permanen, lazimnya adalah tanah.
AsgardChapter 97
BAB 06 Siklus Akuntansi Pada Akhir Perioda
2. Utang; disusun berdasar perioda pelunasan utang. Utang yang dicantumkan di neraca dimulai dari utang lancar dilanjutkan utang tidak lancar atau disebut utang jangka panjang. 3. Ekuitas; disajikan di neraca setelah penyajian akun-akun utang. Di UMKM PT ekuitas terdiri dari akun Modal saham, Laba ditahan, dan akun-akun ekuitas lainnya seperti misalnya Agio saham, dsb. Penyusunan neraca UMKM. SEMANGAT per 31 Desember 2008 tersaji di Peraga 6.7. C. Penyusunan Arus Kas Laporan arus kas menyajikan informasi tentang aliran masuk kas dan aliran keluar kas UMKM selama satu perioda. Laporan ini memberikan informasi tentang perubahan kas selama satu perioda yang diklasifikasikan menjadi tiga (3) jenis kegiatan utama UMKM, yaitu: 1. Kegiatan operasi (operating activities), 2. Kegiatan investasi (investing activities), dan 3. Kegiatan pendanaan (financing activities). Kegiatan operasi meliputi transaksi-transaksi yang berkaitan dengan pengeluaran biaya dan pemerolehan pendapatan untuk menghasilkan laba dari kegiatau rutin UMKM. Kegiatan investasi meliputi transaksi-transaksi yang berkaitan dengan pembelian dan penjualan aset untuk investasi yang dilakukan UMKM. Sedangkan kegiatan pendanaan meliputi transaksi-transaksi pemerolehan dan penggunaan dana UMKM. Berbeda dari 3 laporan keuangan lainnya, yaitu laporan laba/rugi, laporan perubahan ekuitas, dan neraca yang menggunakan basis akrual (accrual basis), laporan arus kas menggunakan basis kas (cash basis). Oleh karenanya, pembuatan laporan arus kas terutama berdasar pada informasi yang terdapat di akun Kas meskipun penghitungan menggunakan laporan laba/rugi juga dimungkinkan. Saldo kas yang terdapat di neraca, khususnya saldo awal dan saldo akhir, adalah sama dengan saldo awal dan saldo akhir kas yang terdapat di laporan arus kas.
AsgardChapter 98
BAB 06 Siklus Akuntansi Pada Akhir Perioda
Peraga 6.8: Contoh Laporan Arus Kas UMKM. SEMANGAT Laporan Arus Kas – Perioda 2008 Aliran Kas dari kegiatan operasional: Kas diterima dari pelanggan Kas diterima dari pendapatan lain-lain Kas dibayarkan untuk supplies Kas dibayarkan untuk biaya gaji Kas dibayarkan untuk biaya sewa kendaraan
20.000.000 3.000.000 (3.000.000) (7.000.000) (10.000.000)
Aliran kas Netto dari aktivitas operasional Aliran kas dari kegiatan Pendanaan Aliran kas dari kegiatan investasi
3.000.000 0 0
Kenaikan (Penurunan) Kas Saldo Kas Awal Perioda, 1 Jan. 2008
3.000.000 0
Saldo Kas Akhir Perioda, 31 Des. 2008
3.000.000
09. PENCATATAN PEMBALIK Setelah menyelesaikan penyusunan laporan keuangan, pada dasarnya akuntansi telah menjalani 1 siklus secara penuh. Namun demikian, UMKM harus menyiapkan akuntansi untuk melakukan pencatatan untuk perioda selanjutnya. Untuk kepentingan tersebut maka UMKM dapat melakukan pencatatan pembalik (reversing entries). Pencatatan pembalik adalah pencatatan yang dimaksudkan untuk “membalik” beberapa pencatatan yang dilakukan di pencatatan penyesuai (adjusting entries) terkait dengan beberapa akun yang memunculkan akun-akun baru. Dengan pencatatan pembalik ini maka pencatatan penyesuai atas beberapa akun “seakanakan dibatalkan”. Pencatatan penyesuai yang dibalik/dibatalkan tersebut adalah pencatatan penyesuai atas transaksi-transaksi yang membawa konsekuensi di perioda berikutnya. Pencatatan pembalik ini dilakukan untuk meminimalkan risiko kesalahan pencatatan pada perioda berikutnya. Literatur akuntansi modern menggunakan metoda pencatatan riil untuk pencatatan terhadap transaksi pendapatan/biaya, yaitu mencatat transaksi pendapatan (biaya) yang diterima (dibayar) dimuka sebagai utang (aset). Penggunaan metoda
AsgardChapter 99
BAB 06 Siklus Akuntansi Pada Akhir Perioda
pencatatan riil ini menjadikan pencatatan pembalik di akuntansi modern merupakan sebuah opsi, bukan sebuah keharusan (penjelasan lebih detail dapat dilihat di Buku “Pengantar Akuntansi 1 Berbasis Matematika (Sony Warsono, Arif Darmawan dan Muhammad A. Ridha, 2009). Jika dilakukan, pencatatan pembalik dapat dilakukan setelah penyusunan laporan keuangan (akhir perioda) atau dilakukan di awal perioda berikutnya sebelum kegiatan bisnis dimulai.
AsgardChapter 100
BAB 07 Pemanfaatan Neraca Lajur
BAB 07 PEMANFAATAN NERACA LAJUR ABSTRAK Siklus Akuntansi Pada Akhir Perioda terdiri dari banyak fungsi yang harus dilakukan dalam jangka waktu yang relatif singkat (biasanya 1 sampai 2 hari) sehingga UMKM membutuhkan individu yang kompeten dalam mengerjakan fungsi-fungsi di siklus akuntansi pada akhir perioda secara cermat, teliti, cepat, dan akurat. Untuk membantu penyelesaian siklus akuntansi akhir perioda ini maka lazim digunakan kertas kerja yang dikenal sebagai neraca lajur (worksheet). Sebagai alat bantu, neraca lajur dapat dirancang sesuai kebutuhan UMKM sepanjang penggunaan neraca lajur tersebut membantu penyusunan laporan keuangan, bukan justru sebaliknya. Salah satu bentuk neraca lajur yang diharapkan dapat membantu adalah neraca lajur 12 kolom yang terdiri dari 6 pasang kolom (masing-masing terdiri dari sisi debet dan kredit), yaitu kolom untuk menampung daftar saldo sebelum penyesuaian, pencatatan penyesuai, daftar saldo setelah penyesuaian, laba/rugi, pencatatan penutup, dan neraca.
AsgardChapter 101
BAB 07 Pemanfaatan Neraca Lajur
01. DEFINISI DAN BENTUK NERACA LAJUR Neraca lajur (worksheet) adalah kertas kerja yang terdiri dari banyak kolom yang digunakan untuk mengetahui saldo tiap akun, mencantumkan pencatatan yang diperlukan, dan menyiapkan informasi yang diperlukan untuk penyusunan laporan keuangan. Penggunaan neraca lajur diharapkan memudahkan penyusunan laporan keuangan karena data tersedia di satu kertas kerja, dan juga berfungsi untuk mengecek matematika persamaan akuntansi. Terdapat beberapa bentuk neraca lajur berdasar jumlah kolom yang disediakan: a. b. c. d.
Neraca lajur 8 kolom Neraca lajur 10 kolom Neraca lajur 12 kolom Neraca lajur 14 kolom
Bentuk neraca lajur yang akan dipilih UMKM menyesuaikan kebutuhan UMKM. Banyak literatur menggunakan bentuk neraca lajur 10 kolom karena alasan kepraktisan. Namun demikian, penggunaan neraca lajur 10 kolom ini justru dapat menimbulkan risiko salah karena terdapat “triks” yang harus dilakukan secara hatihati agar pengisian neraca lajur dapat dilakukan dengan baik (Warsono, Darmawan, dan Ridha, 2008). Bentuk neraca lajur yang lebih sistematis dan meminimalkan risiko salah adalah neraca lajur 12 kolom. Oleh karena itu penggunaan neraca lajur 12 kolom seharusnya digunakan dibanding neraca lajur 10 kolom. Beberapa kritik tentang neraca lajur 10 kolom diurai secara singkat di akhir bab ini.
02. HARUSKAH NERACA LAJUR DIGUNAKAN? Penggunaan neraca lajur bersifat opsional, artinya UMKM bisa menggunakan atau tidak menggunakan neraca lajur dalam penyusunan laporan keuangannya. Di akuntansi manual, neraca lajur biasanya sangat diperlukan. Sedangkan di akuntansi berbasis komputer maka neraca lajur tidak selalu dibuat.
03. PENYIAPAN NERACA LAJUR Langkah-langkah penyiapan neraca lajur 12 kolom adalah sebagai berikut: a. Buatlah tabel yang terdiri dari minimal 13 kolom yang terdiri 1 kolom (“Nama Akun”) untuk mencantumkan nama-nama akun, dan 6 pasang kolom yang
AsgardChapter 102
BAB 07 Pemanfaatan Neraca Lajur
masing-masing terdiri dari kolom Debet dan kolom Kredit (“Daftar saldo sebelum penyesuaian”, “Pencatatan penyesuai”, “Daftar saldo setelah penyesuaian”, “Laba/Rugi”, “Pencatatan penutup”, dan “Neraca”). b. Tulislah nama akun-akun permanen (akun riil) yang ada di buku besar utama ke kolom “Nama Akun” dengan urutan sebagai berikut: akun-akun elemen aset, akun-akun elemen utang, dan akun-akun elemen ekuitas c. Di bawah akun-akun permanen, tulislah akun-akun nominal dengan urutan akun-akun elemen pendapatan dan diikuti dengan akun-akun elemen biaya d. Di bawah akun-akun nominal, tulislah nama-nama akun yang diperkirakan muncul karena adanya pencatatan penyesuai e. Buatlah akun “Ikhtisar Laba/Rugi” yang akan digunakan untuk menampung besarnya laba/rugi yang dihasilkan UMKM (melalui pencatatan penutup) f. Sediakan baris terakhir neraca lajur untuk menunjukkan “Total” yang merupakan penjumlahan saldo per kolom.
04. PENGGUNAAN NERACA LAJUR Pengerjaan neraca lajur dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu: a. Dikerjakan bersamaan dengan aktivitas siklus akuntansi akhir perioda b. Dikerjakan setelah aktivitas pencatatan (meliputi pencatatan penyesuai, pencatatan penutup, dan pencatatan pembalik) tetapi sebelum penyusunan laporan keuangan c. Dikerjakan setelah disusun laporan keuangan. Peraga 7.1 adalah neraca lajur 12 kolom yang digunakan UMKM. SEMANGAT pada tanggal 31 Desember 2008.
AsgardChapter 103
BAB 07 Pemanfaatan Neraca Lajur Peraga 7.1: Neraca Lajur 12 Kolom UMKM. SEMANGAT Neraca Lajur (Ribuan Rp) – 31 Desember 2008 NAMA AKUN Kas Piutang usaha Bahan habis pakai Dibayar dimuka biaya sewa kendaraan Peralatan kantor Utang usaha Diterima dimuka pendapatan sewa gudang Modal Pribadi Pendapatan usaha Biaya gaji Total Biaya bahan habis pakai Biaya iklan Biaya sewa kendaraan Utang iklan Pendapatan sewa gudang Biaya penyusutan peralatan kantor Akumulasi penyusutan peralatan kantor Penghitungan laba/rugi Ikhtisar Laba/Rugi Total
DAFTAR SALDO SEBELUM PENYESUAIAN DEBET KREDIT 3.000 2.000 3.000 12.000
PENCATATAN PENYESUAI DEBET
KREDIT
a)1.000 c)4.000
10.000
DAFTAR SALDO SETELAH PENYESUAIAN DEBET KREDIT 3.000 2.000 2.000 8.000
DEBET
KREDIT
PENCATATAN PENUTUP DEBET
KREDIT
10.000 1.000 4.000
NERACA DEBET 3.000 2.000 2.000 8.000
e)2.000
14.000
1.000 2.000
14.000
D)2.000
2.000 20.000
20.000
7.000
KREDIT
10.000 1.000 2.000
2.000
39.000
LABA/RUGI
20.000
C)8.250 D)2.000
20.250
C)20.000
7.000
7.000
B)7.000
1.000 750 4.000
1.000 750 4.000
B)1.000 B)750 B)4.000
39.000 a)1.000 b)750 c)4.000 b)750 e)2.000 d)1.000
750 2.000
750 2.000
1.000 d)1.000
A)2.000
1.000
B)1.000
1.000
1.000 8.250
8.750
8.750
40.750
40.750
AsgardChapter 104
22.000
22.000
B)13.750 C)8.250
C)22.000
46.000
46.000
25.000
25.000
BAB 08 Akuntansi di Perusahaan Dagang & Manufaktur: Gambaran Umum
BAB 08 AKUNTANSI DI PERUSAHAAN DAGANG & MANUFAKTUR: GAMBARAN UMUM ABSTRAK Akuntansi digunakan untuk merekam transaksi-transaksi yang terjadi di UMKM dalam berbagai bentuk perusahaan. Sebagai perekam maka akuntansi mengikuti proses bisnis yang terjadi di perusahaan yang digambarkan. Oleh karena itu adalah hal yang wajar jika akuntansi di perusahaan jasa, di perusahaan dagang, dan di perusahaan manufaktur mengesankan terdapat berbeda. Namun demikian, proses dasar akuntansi di ketiga jenis perusahaan tersebut pada prinsipnya adalah sama sebagaimana yang telah dibahas di Bab 2 sampai dengan Bab 7 buku ini. Dibandingkan UMKM yang merupakan perusahaan jasa, transaksi unik yang terjadi di UMKM yang merupakan perusahaan dagang adalah transaksi pembelian dan penjualan barang dagangan. Oleh karena itu, perbedaan utama antara akuntansi di perusahaan jasa dan perusahaan dagang adalah pencatatan yang terkait dengan barang dagangan. Selanjutnya, dibandingkan perusahaan dagang, transaksi unik yang terjadi di perusahaan manufaktur adalah transaksi pengolahan bahan baku menjadi produk selesai. Oleh karena itu, akuntansi di perusahaan manufaktur meliputi pencatatan transaksi pembelian bahan baku, pengolahan bahan baku menjadi produk selesai, dan penjualan produk selesai.
AsgardChapter 105
BAB 08 Akuntansi di Perusahaan Dagang & Manufaktur: Gambaran Umum
01. JENIS-JENIS PERUSAHAAN Akuntansi mencatat peristiwa bisnis yang terjadi di perusahaan. Oleh karena itu, informasi keuangan yang dihasilkan akuntansi seharusnya mengikuti model bisnis perusahaan. Terdapat tiga (3) jenis perusahaan dengan karakteristik masingmasing perusahaan adalah sebagai berikut: Peraga 8.1: Jenis-jenis Perusahaan Jenis Perusahaan Jasa Dagang Manufaktur
Output yang Dihasilkan Jasa/fasilitas Produk/barang Produk/barang
Aktivitas yang Dilakukan Menyediakan fasilitas atau layanan Membeli barang dagangan dan menjualnya kembali Membeli bahan baku, mengolah, dan menjual produk jadi
Yang termasuk perusahaan jasa adalah perusahaan telekomunikasi (misal: Telkom, XL, Esia, dan 3), perusahaan pegadaian, perusahaan transportasi (misal: Mandala, Garuda, KAI, dan Damri), bank, dsb. Yang termasuk perusahaan dagang adalah perusahaan yang membeli barang dagangan dan menjual kembali barang dagangan tanpa mengubah secara signifikan substansi barang dagangan tersebut ke pembeli. Contoh perusahaan dagang adalah supermarket (misal: Matahari, Sri Ratu, dan Giant), toko komputer, dan agen jual-beli kendaraan. Yang termasuk perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang membeli bahan mentah, mengolah bahan mentah tersebut menjadi produk jadi, dan kemudian menjualnya ke pembeli. Contoh, perusahaan komputer (antara lain Compaq, Dell, dan Fujitsu), perusahaan semen (antara lain Semen Gresik, Nusantara, dan Holcim), perusahaan pertambangan (misal: Pertamina, Aneka Tambang, Kaltim Coal), dsb. Di satu sisi, masing-masing jenis perusahaan memiliki proses bisnis yang berbeda sehingga menjadikan akuntansi di masing-masing jenis perusahaan berbeda pula. Di sisi lain, ketiga proses bisnis tersebut bukan sesuatu yang berbeda sama sekali karena sebenarnya ketiga jenis perusahaan tersebut hanya berbeda dari kompleksitasnya, sedangkan proses dasarnya adalah sama. Dengan demikian, pengetahuan dasar akuntansi yang berlaku di perusahaan jasa juga berlaku di perusahaan dagang dan di perusahaan manufaktur.
AsgardChapter 106
BAB 08 Akuntansi di Perusahaan Dagang & Manufaktur: Gambaran Umum
02. AKUNTANSI DI PERUSAHAAN DAGANG Kegiatan utama perusahaan dagang adalah membeli barang dagangan (selanjutnya disingkat BD) dari pemasok/rekanan dan menjualnya kembali kepada pembeli dan pelanggan. Karakteristik perusahaan dagang adalah: a. Transaksi jual-beli BD merupakan aktivitas utama perusahaan b. Barang yang diperjual-belikan lazimnya memiliki perioda tidak lebih dari 1 tahun c. Perusahaan lazimnya memiliki sediaan BD. d. Terdapat biaya yang terkait langsung dengan pendapatan, yaitu antara biaya untuk pemerolehan BD dan pendapatan dari penjualan BD. Perbedaan utama perusahaan dagang dari perusahaan jasa adalah terjadinya transaksi jual-beli BD. Oleh karena itu, perbedaan akuntansi di perusahaan dagang dan perusahaan jasa meliputi 4 (empat) hal sebagai berikut: 1. Pencatatan sediaan barang dagangan 2. Penentuan harga pokok penjualan BD. 3. Penentuan Sistem Harga Pokok Penjualan 4. Penghitungan laba bruto (gross profit). Pencatatan transaksi-transaksi lainnya di perusahaan dagang pada dasarnya sama dengan pencatatan yang dilakukan di perusahaan jasa. A. Akuntansi Barang Dagangan Terdapat 2 (dua) metoda pencatatan akuntansi untuk penyediaan informasi keuangan tentang barang dagangan, yaitu: 1. Metoda periodik (disebut juga metoda fisik); pencatatan informasi BD dilakukan secara periodik, lazimnya pada akhir perioda. Oleh karena itu, transaksi pembelian dan penjualan BD selama perioda berjalan ditampung di akun Pembelian (untuk transaksi pembelian) dan di akun Penjualan (untuk transaksi penjualan). Pencatatan perubahan sediaan BD dilakukan ketika perusahaan melakukan penghitungan fisik terhadap sediaan BD pada akhir perioda. 2. Metoda perpetual (disebut juga metoda kontinyu); pencatatan informasi sediaan BD dilakukan setiap terjadi transaksi pembelian dan penjualan barang dagangan: saat terjadi pembelian BD maka akun Persediaan barang
AsgardChapter 107
BAB 08 Akuntansi di Perusahaan Dagang & Manufaktur: Gambaran Umum
dagangan (PBD) bertambah, sedangkan saat terjadi penjualan maka akun PBD berkurang. B. Penentuan Harga Pokok Penjualan Akuntansi mendasarkan diri pada PABU Penandingan biaya dengan pendapatan. Oleh karena itu, BD yang dibeli dan belum terjual masih merupakan asset, bukan sebagai biaya. Selanjutnya, perusahaan menjual BD untuk memperoleh pendapatan. Ketika BD tersebut terjual maka BD tersebut berubah dari aset menjadi biaya yang lazim disebut dengan harga pokok penjualan (HPP). Penghitungan HPP adalah sbb: 1. Persediaan awal perioda BD (+)
4. Retur dan keringanan pembelian (-)
2. Pembelian selama 1 perioda (+)
5. Biaya angkut pembelian selama 1 perioda (+)
3. Potongan pembelian selama 1 perioda (-)
6. Persediaan akhir perioda BD (-)
Peraga 8.2: Penghitungan HPP (Harga Pokok Penjualan) UMKM. AMANAH Harga Pokok Penjualan Untuk Perioda 2007 01. 02. 03.
Persediaan awal, 01/01/07 Pembelian (-) Potongan pembelian (-) Retur & pengurangan pembelian
520.000.000 (25.000.000) (5.000.000)
100.000.000
05.
Harga beli bersih (+) Biaya angkut pembelian
490.000.000 10.000.000
06.
Harga perolehan BD yang dibeli 1 perioda Barang dagangan siap dijual untuk 1 perioda (-) Persediaan akhir, 31/12/07
500.000.000 600.000.000 (75.000.000)
Harga pokok penjualan
525.000.000
C. Penentuan Sistem Harga Pokok Penjualan Idealnya perusahaan dapat mengetahui secara tepat harga perolehan BD yang terjual. Jika hal ini dilakukan maka perusahaan menggunakan metoda Identifikasi khusus dalam penentuan HPP. Namun demikian, perusahaan yang memperjual-belikan BD dalam kuantitas dan jenis yang banyak akan menjadi dianggap kurang cost-effective jika harus mengidentifikasi harga perolehan dari masing-masing BD yang dijual. Oleh karena itu, perusahaan dapat menggunakan asumsi tentang aliran keluar BD yang terjual. Sistem penentuan HPP berlaku baik bagi perusahaan yang menggunakan metoda pencatatan periodik ataupun metoda pencatatan perpetual. Disamping
AsgardChapter 108
BAB 08 Akuntansi di Perusahaan Dagang & Manufaktur: Gambaran Umum
metoda Identifikasi khusus (specific identification), terdapat 4 metoda yang masing-masing menggunakan asumsi tertentu, yaitu: 1) FIFO (First In First Out); diasumsikan bahwa BD yang pertama masuk (dibeli) maka merupakan BD yang pertama keluar (dijual). 2) LIFO (Last In First Out); diasumsikan bahwa BD yang terakhir masuk (dibeli) justru merupakan BD yang pertama keluar (dijual). 3) Simple Average; diasumsikan bahwa harga pokok BD yang dijual adalah sebesar rata-rata dari harga perolehan BD yang dibeli. Menggunakan metoda ini, HPP sama dengan rata-rata dari harga perolehan per unit BD yang dibeli. 4) Weighted Average; diasumsikan bahwa harga pokok BD yang dijual adalah sebesar rata-rata dari total harga perolehan BD yang dibeli. Menggunakan metoda ini, HPP sama dengan rata-rata dari total harga perolehan BD (harga per unit x jumlah unit BD yang dibeli). D. Penentuan Laba Bruto Di samping laba bersih, perusahaan dagang membutuhkan informasi khusus tentang laba/rugi dari transaksi BD yang lazim disebut laba bruto atau margin bruto (gross profit/gross margin). Laba bruto merupakan selisih antara penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan (HPP). Mengapa informasi laba bruto diperlukan? Karena laba bruto menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari transaksi BD dimana terdapat hubungan langsung antara pendapatan yang diperoleh dengan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Informasi ini menjadikan manajer perusahaan dapat mengevaluasi kegiatan utamanya, yaitu pembelian dan penjualan BD.
03. AKUNTANSI DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR Dari proses bisnisnya, perusahaan manufaktur merupakan jenis perusahaan yang kompleksitasnya tinggi. Dengan demikian, akuntansi di perusahaan manufaktur juga relatif lebih kompleks dibanding perusahaan jasa maupun perusahaan dagang karena akuntansi selalu mengolah dan menyajikan informasi keuangan sesuai dengan proses bisnis yang dilakukan oleh perusahaan.
AsgardChapter 109
BAB 08 Akuntansi di Perusahaan Dagang & Manufaktur: Gambaran Umum
Perusahaan manufaktur membeli bahan baku (raw materials), mengolah bahan baku dengan menggunakan tenaga kerja dan biaya overhead menjadi produk jadi (finished goods), dan menjual produk jadi tersebut ke pelanggan dan pembeli. Dari proses bisnis tersebut maka perusahaan manufaktur memerlukan informasi tentang harga pokok produksi (cost of goods manufactured), yaitu besaran biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan produk jadi di samping informasiinformasi lain juga dihasilkan di perusahaan jasa dan dagang. Proses pembuatan produk jadi (produksi) lazimnya dilakukan di pabrik. Pada prinsipnya, biaya yang diperhitungkan dalam penentuan harga pokok produksi adalah biaya-biaya yang dianggap terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan pembuatan produk jadi. Oleh karena itu, biaya-biaya yang dipertimbangkan sebagai komponen harga pokok produksi adalah biaya-biaya yang terjadi di pabrik. Biaya-biaya yang terjadi di kantor tidak termasuk dalam penghitungan harga pokok produksi. A. Jenis-jenis Biaya Produksi Akuntansi mengelompokkan biaya harga pokok produksi menjadi 3 (tiga): 1. Biaya bahan baku; adalah biaya-biaya atas bahan baku yang digunakan dalam proses produksi. Terdapat 2 (dua) macam bahan baku, yaitu bahan baku langsung dan bahan baku tidak langsung. Biaya bahan baku yang merupakan komponen utama dalam proses produksi dan memiliki korelasi (hubungan) langsung antara penggunaan bahan baku tersebut dengan produk jadi yang dihasilkan disebut biaya bahan baku langsung (BBB-L). Contoh bahan baku langsung adalah kayu dalam proses produksi pembuatan kursi kayu. Sedangkan biaya bahan baku yang digunakan sebatas untuk mendukung proses produksi dan kurang memiliki korelasi (hubungan) langsung antara penggunaan bahan baku tersebut dengan produk jadi yang dihasilkan disebut biaya bahan baku tidak langsung (BBB-TL). Contoh, paku merupakan bahan baku tidak langsung dalam proses produksi pembuatan kursi kayu. 2. Biaya tenaga kerja; yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan untuk membayar tenaga kerja manusia yang terlibat, baik secara langsung maupun tidak langsung, dalam proses produksi. Terdapat 2 (dua) macam tenaga kerja, yaitu tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung. Biaya tenaga
AsgardChapter 110
BAB 08 Akuntansi di Perusahaan Dagang & Manufaktur: Gambaran Umum
kerja langsung (BTK-L) adalah biaya yang dikeluarkan untuk membayar karyawan yang bekerja langsung di proses produksi dan memiliki korelasi (hubungan) langsung antara pembayaran biaya tenaga kerja tersebut dengan produk jadi yang dihasilkan. Contoh, upah tenaga kerja yang memotong dan merakit kayu menjadi kursi. Kelaziman di bisnis, biaya tenaga kerja langsung ini dibayar per jam kerja. Sedangkan biaya tenaga kerja tidak langsung (BTK-TL) meliputi biaya-biaya yang dikeluarkan untuk membayar karyawan yang jenis pekerjaannya sebatas mendukung dalam proses produksi, dan kurang memiliki korelasi (hubungan) langsung antara pembayaran biaya tenaga kerja tersebut dengan produk jadi yang dihasilkan. Contoh, gaji pengawas produksi di perusahaan pembuatan kayu. 3. Biaya overhead pabrik (BOP); yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan selain berupa biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung. BOP ini terdiri dari aneka ragam biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi. Contohnya, biaya penyusutan mesin pabrik, biaya penyusutan gedung pabrik, biaya listrik pabrik, dsb. Secara matematika, fungsi BOP ini merupakan biaya residual yang menampung pengeluaran semua biaya yang tidak memenuhi definisi biaya bahan baku langsung (BBB-L) dan biaya tenaga kerja langsung (BTK-L). Dengan cara demikian maka persamaan matematika tetap terjaga, yaitu Harga Pokok Produksi = Biaya Bahan Baku Langsung + Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya Overhead Pabrik. Perlakuan akuntansi terhadap ketiga jenis biaya adalah sebagai berikut: 1. Biaya bahan baku langsung; diperlakukan sebagai komponen yang terpisah, dan disebut biaya bahan baku langsung (BBB-L), sedangkan biaya bahan baku tidak langsung (BBB-TL) dimasukkan sebagai bagian dari komponen BOP. 2. Biaya tenaga kerja langsung; diperlakukan sebagai komponen yang terpisah, dan disebut biaya tenaga kerja langsung (BTK-L), sedangkan biaya tenaga kerja tidak langsung (BTK-TL) dimasukkan sebagai bagian dari komponen BOP. 3. Biaya overhead pabrik (BOP); sebagai tampungan untuk biaya-biaya pembuatan produk jadi yang tidak memenuhi syarat sebagai BBB-L atau BTK-L. Termasuk BOP adalah BBB-TL dan BTK-TL.
AsgardChapter 111
BAB 08 Akuntansi di Perusahaan Dagang & Manufaktur: Gambaran Umum
B. Akuntansi Barang di Perusahaan Manufaktur – Metode Alokasi Masing-masing komponen biaya pembentuk harga pokok produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik) memiliki karakteristik unik yang memerlukan perlakuan yang berbeda-beda. Misal, biaya bahan baku lazimnya dibeli dan merupakan sediaan sebelum akhirnya digunakan di proses produksi, sedangkan biaya tenaga kerja lazimnya dikeluarkan dan dimungkinkan langsung dapat ditentukan jenisnya, apakah biaya tenaga kerja langsung ataukah biaya tenaga kerja tidak langsung. Oleh karena itu terdapat beberapa alternatif yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mencatat informasi keuangan terkait dengan proses produksinya. Buku ini menggunakan metoda pencatatan yang memperlakukan masing-masing komponen biaya tersebut dengan sama; pada saat terjadi biaya dicatat di masing-masing akun yang sesuai, selanjutnya biaya-biaya tersebut dialokasikan ke salah satu komponen biaya pembentuk harga pokok produksi. Pencatatan tersebut lazim disebut dengan metoda Alokasi. Berikut ini urutan pencatatan akuntansi menggunakan metoda alokasi di perusahaan manufaktur. Peraga 8.3: Alur Pencatatan Transaksi Barang di Perusahaan Manufaktur – Model Alokasi Persediaan Bahan Baku
Persediaan Barang Dalam Proses
Persediaan Produk Jadi
Pembelian Bahan Penggunaan/ Baku Pengalokasian BB LANGSUNG
BBB LANGSUNG
BB TIDAK LANGSUNG
BOP DIBEBANKAN Biaya Overhead Pabrik
Akun Antara Honorarium Pembayaran Honorarium
Pengalokasian : TK LANGSUNG
BBB - TL
TK TIDAK LANGSUNG
Pembebanan BOP
BTK - TL Bi.Listrik Pabrik Bi.Penyusutan Pabrik
Biaya Utilitas Pengakuan Biaya
Pencatatn Produk Jadi
BTK LANGSUNG
Pengalokasian : Bi. Utilitas Pabrik Bi. Utilitas Non Pabrik
Biaya Penyusutan Pengakuan Biaya
Pengalokasian : Bi. Penyusutan Pabrik Bi. Penyusutan Non Pabrik
AsgardChapter 112
Harga Pokok Produksi
Pencatatn Penjualan Produk
BAB 08 Akuntansi di Perusahaan Dagang & Manufaktur: Gambaran Umum
C. Penentuan Harga Pokok Produksi dan Harga Pokok Penjualan Perusahaan manufaktur membutuhkan informasi detail tentang proses bisnis utamanya yang dalam hal ini adalah besaran harga pokok produksi (HPPr) dan besaran harga pokok penjualan (HPP). HPPr adalah besaran harga pokok dari produk jadi yang dihasilkan perusahaan selama 1 (satu) perioda, sedangkan HPP adalah harga pokok produk jadi yang telah terjual. Berikut ini perbedaan penghitungan HPP antara perusahaan dagang dan manufaktur, sekaligus menjelaskan hubungan antara HPPr dan HPP di perusahaan manufaktur. Peraga 8.4: Harga Pokok Produksi dan Harga Pokok Penjualan Perusahaan Dagang
Perusahaan Manufaktur
Saldo awal sediaan BARANG DAGANGAN
Saldo awal sediaan PRODUK JADI
+
Pembelian Bersih BARANG DAGANGAN
+
HARGA POKOK PRODUKSI
=
Harga pokok BD yang tersedia dijual
=
Harga pokok produk yang tersedia dijual
-
Saldo akhir sediaan BARANG DAGANGAN
-
Saldo akhir sediaan PRODUK JADI
=
Harga pokok penjualan
=
Harga pokok penjualan
Peraga 8.5 dan Peraga 8.6 berikut ini contoh penentuan HPPr dan HPP di perusahaan manufaktur UMKM SABAR BERKARYA untuk perioda 2008. Peraga 8.5: Penentuan Harga Pokok Produksi UMKM. SABAR BERKARYA Persediaan Barang Dalam Proses, 1 Januari Bahan Baku Langsung Persediaan bahan baku, 1 Januari (+) Pembelian bahan baku (=) Harga perolehan bahan baku tersedia dijual (-) Persediaan bahan baku, 31 Desember Total Biaya bahan baku langsung Biaya Tenaga Kerja Langsung Total Biaya tenaga kerja langsung Biaya Overhead Pabrik Biaya bahan baku tidak langsung Biaya tenaga kerja tidak langsung Biaya penyusutan – mesin pabrik Biaya penyusutan – gedung pabrik Biaya utilitas pabrik Biaya asuransi pabrik Biaya pemeliharaan pabrik Biaya pajak bumi dan bangunan pabrik
67.000.000 76.000.000 262.500.000 338.500.000 (50.000.000) 288.500.000 280.000.000 65.000.000 48.600.000 40.000.000 30.000.000 28.900.000 24.400.000 11.800.000 10.000.000
AsgardChapter 113
BAB 08 Akuntansi di Perusahaan Dagang & Manufaktur: Gambaran Umum Biaya lain-lain untuk pabrik
20.000.000
Total Biaya overhead pabrik (+) Total biaya manufaktur Biaya produk di proses produksi (-) Persediaan Barang Dalam Proses, 31 Desember Harga pokok produksi
278.700.000 847.200.000 914.200.000 (64.000.000) 850.200.000
Peraga 8.6: Penentuan Harga Pokok Penjualan UMKM. SABAR BERKARYA (+)
Sediaan produk jadi, 1 Januari Harga pokok produksi 1 perioda
112.000.000 850.200.000
(=) (-)
Harga pokok produk jadi siap dijual Sediaan produk jadi, 31 Desember
962.200.000 (87.000.000) 875.200.000
Harga pokok penjualan
04. PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN Siklus akuntansi di semua jenis perusahaan adalah sama, yaitu terdiri dari subsiklus akuntansi perioda berjalan dan sub-siklus akuntansi akhir perioda. Dengan demikian, pada akhir perioda perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur juga menyusun laporan keuangan untuk menginformasikan kinerja, kondisi, maupun perubahan keuangan perusahaan. Pencatatan yang dilakukan selama perioda akuntansi sebagaimana telah dibahas di bagian sebelumnya menunjukkan bahwa perusahaan dagang dan manufaktur dapat menggunakan metoda Perpetual atau metoda Periodik untuk mencatat persediaannya, baik persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses, maupun persediaan produk jadi. Menggunakan metoda Perpetual maka di akhir tahun informasi tentang persediaan telah menunjukkan saldo yang sebenarnya, kecuali jika terjadi kerusakan persediaan. Juga, informasi tentang harga pokok penjualan telah tersedia. Dengan demikian, pencatatan penyesuai terhadap akun-akun tersebut tidak perlu dilakukan. Sedangkan menggunakan metoda periodik, informasi sediaan belum menunjukkan saldo yang sebenarnya sehingga perusahaan harus melakukan pencatatan penyesuai atas akun-akun sediaan barang.
AsgardChapter 114
BAB 09 Ragam Manfaat Informasi Akuntansi Bagi UMKM
BAB 09 RAGAM MANFAAT INFORMASI AKUNTANSI BAGI UMKM ABSTRAK Output akuntansi beragam, antara lain buku jurnal, buku besar yang terdiri akunakun di buku besar utama dan akun-akun di buku besar pembantu, dan laporan keuangan. Buku harian juga merupakan bagian dari output akuntansi, khususnya di UMK (usaha mikro dan kecil). Setiap output akuntansi memberikan informasi keuangan yang memungkinkan wirausahawan dapat mengetahui berbagai informasi keuangan yang dibutuhkan dalam mengelola UMKM. Output akuntansi yang banyak dikenal adalah berupa laporan keuangan (financial statements) yang terdiri dari 4 (empat) macam, yaitu laporan laba/rugi, neraca (laporan posisi keuangan), laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas. Pada dasarnya laporan keuangan merupakan media untuk menyajikan elemen-elemen yang terdapat di persamaan akuntansi. Sebagai contoh, elemen aset, utang, dan ekuitas disajikan di neraca, dan elemen biaya dan pendapatan disajikan di laporan laba/rugi. Laporan keuangan tersebut selanjutnya dapat dianalisis untuk memberi gambaran tentang kemampuan UMKM untuk menjaga tingkat likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas.
AsgardChapter 115
BAB 09 Ragam Manfaat Informasi Akuntansi Bagi UMKM
Seperti yang telah kita ketahui bersama, akuntansi mengolah transaksi menjadi informasi keuangan. Banyak ragam informasi yang dapat diperoleh dari beragam output yang dihasilkan akuntansi. Ragam output akuntansi yang sudah disebutkan di bab-bab sebelumnya di buku ini antara lain: a. b. c. d.
Buku harian, Buku jurnal, Buku besar (ledgers), Laporan keuangan,
Pengembangan akuntansi yang baik memungkinkan beragam output akuntansi menyajikan informasi keuangan yang bermanfaat. Berikut ini pembahasan singkat tentang manfaat output akuntansi yang dapat diperoleh UMKM.
01. MANFAAT BUKU HARIAN Buku harian berisi deskripsi/narasi setiap transaksi yang terjadi selama perioda tertentu. Tidak banyak literatur akuntansi yang menekankan perlunya pembuatan buku harian. Namun demikian, ketersediaan buku harian justru sangat penting terutama bagi usaha mikro dan kecil. Peraga 9.1 menyajikan contoh buku harian di UMKM. CHERRYCORNER. Peraga 9.1: Contoh Buku Harian UMKM. CHERRYCORNER BUKU HARIAN Tanggal 3 Mei 3 Mei
3 Mei
Keterangan Pembelian 3 rim kertas Rp30.000/rim dan 1 boks spidol Rp50.000 dari toko Rajin. Pembayaran secara tunai. Diperoleh penerimaan uang tunai Rp500.000 untuk uang muka pendaftaran kursus Akuntansi Pengantar atas nama Gigih Makaryo. Kursus akan dilakukan di awal Juli 2009. Bagian marketing mengirimkan buku “Siklus Akuntansi UMKM Jasa” ke perpustakaan daerah sejumlah 20 buku. Harga kesepakatan Rp40.000/buku yang akan dibayarkan 1 bulan yang akan datang (3 Juni 2009).
AsgardChapter 116
Nomor Bukti 032023 (kuitansi toko) 011729 (Bukti penerimaan kas) 012075 (Faktur penjualan)
BAB 09 Ragam Manfaat Informasi Akuntansi Bagi UMKM
Berikut ini manfaat pembuatan buku harian bagi UMKM, antara lain: a. Menyediakan informasi berisi kumpulan narasi transaksi yang dituliskan dengan gaya bahasa yang mudah dipahami; b. Menyediakan referensi terkait dokumen pendukung transaksi; dan c. Menyediakan informasi keuangan yang disertai penghitungan/penetapan nilai moneter transaksi, jika diperlukan.
dengan
Secara singkat dapat dikatakan bahwa UMK dapat memanfaatkan buku harian untuk menuangkan informasi-informasi transaksi yang dirasa penting diketahui tanpa harus mengikuti ketentuan yang baku, dan untuk mengecek maupun meneliti transaksi-transaksi yang telah terjadi jika suatu saat diperlukan. Penulisan transaksi secara urut tanggal di buku harian juga meminimalkan tindak-kecurangan melalui rekayasa pencatatan. Dibandingkan bukti transaksi, buku harian lebih ringkas, lebih banyak menampung transaksi, dan lebih tahan lama.
02. MANFAAT BUKU JURNAL Berbeda dengan buku harian yang merupakan output dari fungsi pendeskripsian transaksi dengan “gaya bebas”, buku jurnal merupakan output dari fungsi utama di akuntansi yang disebut penjurnalan. Sebagaimana kita ketahui, fungsi penjurnalan dapat diidentikkan dengan fungsi “peringkasan” transaksi yang dilakukan dengan menggunakan sistem pencatatan berpasangan. Penjurnalan lazimnya berdasar bukti transaksi. Peraga 9.2 menyajikan contoh buku jurnal yang dibuat oleh UMKM. SEMANGAT IBADAH. Berikut ini manfaat pembuatan buku jurnal bagi UMKM, antara lain: a. Menyediakan ringkasan transaksi 1 kurun waktu tertentu (harian/mingguan); b. Menyediakan informasi tentang total nilai rupiah transaksi; c. Menyediakan informasi transaksi yang disajikan secara urut waktu, dan d. Menyediakan informasi tentang jenis transaksi tertentu, terutama jika UMKM menggunakan buku jurnal khusus.
AsgardChapter 117
BAB 09 Ragam Manfaat Informasi Akuntansi Bagi UMKM
Peraga 9.2: Contoh Buku Jurnal BUKU JURNAL UMKM. SEMANGAT IBADAH Kurun Waktu: 1 Desember s/d 7 Desember 2009) Nama Akun dan Deskripsi Singkat
Tgl 01/11
02/12
02/01
03/12
04/12
05/12
06/12
07/12
Debet (Rupiah) 10.000.000
Kas Modal, Tn. Iman (Penyetoran modal) Peralatan kantor Modal, Tn. Iman (Penyetoran komputer) Bahan habis pakai Kas (Pembelian tunai) Peralatan kantor Utang (Komputer di toko Digital) Utang Kas (Pembayaran utang toko Digital) Pribadi, Tn.Iman Kas (Pengambilan oleh pemilik) Biaya gaji Kas (Honorarium staff) Kas Pendapatan (Pemerolehan dari penjualan)
Kredit (Rupiah) 10.000.000
3.000.000 3.000.000 1.000.000 1.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 1.000.000 1.000.000 1.500.000 1.500.000 4.500.000 4.500.000
Total Nilai Moneter
29.000.000
29.000.000
03. MANFAAT BUKU BESAR UTAMA Terdapat 2 jenis buku besar, yaitu buku besar utama (general ledgers) dan buku besar pembantu (subsidiary ledgers). Buku besar utama berisi akun-akun yang akan disajikan di laporan keuangan, sedangkan buku besar pembantu berisi akunakun yang merupakan penjabaran sebuah akun yang terdapat di buku besar utama.
AsgardChapter 118
BAB 09 Ragam Manfaat Informasi Akuntansi Bagi UMKM
Setiap akun terdiri dari sisi Debet dan sisi Kredit yang mencerminkan perubahan yang terjadi di akun tersebut. Sebuah akun di buku besar lazimnya mencakup perubahan untuk satu perioda akuntansi. Selanjutnya, setiap akun di buku besar juga menyajikan informasi saldo untuk akun tersebut. Berikut ini beberapa manfaat buku besar bagi UMKM, antara lain: a. Menyediakan informasi saldo untuk masing-masing akun. b. Menyediakan informasi perubahan yang dikelompokkan menjadi perubahan yang berupa penambahan dan perubahan yang berupa pengurangan untuk masing-masing akun (tergantung jenis akun), dan c. Menyediakan informasi yang detail tentang pelanggan, rekanan, atau jenis persediaan barang dagangan (terutama untuk akun kendali (control), yaitu akun di buku besar utama yang mempunyai buku besar pembantu).
04. MANFAAT LAPORAN KEUANGAN Output akuntansi keuangan yang dikenal banyak pengguna berupa laporan keuangan (financial statements). Laporan keuangan tersebut bermanfaat tidak hanya bagi UMKM yang mempraktikkan akuntansi tetapi juga untuk para pengguna lainnya melalui kegiatan yang disebut “analisis laporan keuangan”. Laporan keuangan terdiri dari 4 (empat) jenis laporan, yaitu: a. Laporan laba/rugi (Income statements), b. Laporan perubahan ekuitas (Statement of equity’s changes), c. Neraca (Balance sheet), dan d. Laporan arus kas (Cash flow Statement). Sesi berikut ini terlebih dahulu membahas tentang jenis-jenis laporan keuangan, dan selanjutnya membahas sekilas tentang analisis laporan keuangan. A. Laporan Laba/Rugi Laporan laba/rugi menyajikan penghitungan laba/rugi UMKM selama 1 (satu) perioda tertentu. Laporan laba/rugi mencerminkan kinerja keuangan UMKM dalam melakukan aktivitas bisnisnya; pendapatan yang diperoleh ditandingkan dengan biaya yang diakui. Pendapatan dapat berasal dari kegiatan bisnis utama (operasional) maupun dari kegiatan lain-lain (non-operasional). Contoh pendapatan adalah pendapatan
AsgardChapter 119
BAB 09 Ragam Manfaat Informasi Akuntansi Bagi UMKM
usaha, pendapatan sewa gudang, keuntungan penjualan aset tetap, dsb. Demikian pula, biaya dapat berasal dari biaya operasional maupun nonoperasional. Contoh biaya adalah biaya utilitas, biaya gaji, biaya sewa kendaraan, kerugian penjualan aset tetap, dsb. Berikut ini contoh laporan laba/rugi yang disusun menggunakan metoda langkah bertahap. Peraga 9.3: Contoh Laporan Laba/Rugi Laporan Laba/Rugi (dalam Rp) – Metoda Langkah Bertahap – Untuk Perioda s/d Juni 2008 UMKM. GIAT Pendapatan Komisi Jasa penilaian Jasa konsultasi Total Pendapatan Operasional
11.000.000 500.000 875.000 12.375.000
Biaya-biaya Biaya sewa kendaraan Biaya gaji Biaya bunga Biaya penyusutan – Peralatan kantor Biaya penyusutan – Bangunan Biaya utilitas Biaya iklan Biaya supplies Biaya asuransi Total Biaya Operasional
5.000.000 3.750.000 800.000 125.000 220.000 330.000 240.000 160.000 50.000 (10.675.000) 1.700.000
Laba (Rugi) Operasional Pendapatan Non-operasional Biaya Non-operasional
1.000.000 500.000 500.000
Laba (Rugi) Non-operasional
2.200.000
Laba (Rugi) sebelum pajak Pajak penghasilan Laba (Rugi) bersih
(435.000) 1.765.000
Terdapat 2 (dua) bentuk laporan laba/rugi, yaitu: 1. Langkah tunggal (single step); laporan laba/rugi disajikan dengan cara menjumlahkan semua pendapatan dan menguranginya dengan semua biaya (tanpa memisahkan antara penghitungan laba dari kegiatan operasional dan laba dari kegiatan non-operasional).
AsgardChapter 120
BAB 09 Ragam Manfaat Informasi Akuntansi Bagi UMKM
2. Langkah bertahap (multiple step); laporan laba/rugi disusun dalam beberapa kelompok sesuai jenis pendapatan dan biaya. Pada kelompok pertama, UMKM menghitung laba/rugi yang diperoleh dari kegiatan operasional (selisih antara pendapatan operasional dan biaya operasional). Selanjutnya UMKM menghitung laba/rugi yang diperoleh dari kegiatan non-operasional, laba/rugi luar biasa (extraordinary), dsb. Dari perspektif kualitas informasi, bentuk laporan langkah bertahap lebih bermanfaat karena menyajikan per jenis pendapatan/biaya. B. Laporan Perubahan Ekuitas Laporan perubahan ekuitas menyajikan informasi keuangan tentang perubahan ekuitas UMKM selama satu perioda. Bagi pemilik atau investor, laporan ini menjadikan mereka dapat mengetahui perubahan ekuitas, baik yang berupa penambahan setoran modal pemilik, pengembalian ekuitas ke pemilik, laba ditahan (retained earnings), dsb. Peraga 9.4: Contoh Laporan Perubahan Ekuitas Laporan Perubahan Ekuitas (dalam Rp) – Untuk Perioda yang berakhir 30 Juni 2008 UMKM. GIAT (Rp) Modal, saldo per 1 Juli 2007
45.000.000
Laba (Rugi) perioda Juli 2007 s/d Juni 2008
1.765.000
(-) Pribadi
(600.000)
Ekuitas, saldo per 30 Juni 2008
46.165.000
C. Neraca (Laporan Posisi Keuangan) Neraca, disebut juga laporan posisi keuangan, menyajikan informasi pada tanggal tertentu tentang aset yang dikuasai UMKM dan sumber pendanaan terhadap aset tersebut baik yang berasal dari utang maupun modal. Sesuai dengan namanya, neraca terdiri dari 2 (dua) sisi, yaitu sisi kiri (debet) dan sisi kanan (kredit). Informasi keuangan tentang aset lazimnya ditempatkan di sisi kiri, sedangkan informasi utang dan ekuitas ditempatkan di sisi kanan.
AsgardChapter 121
BAB 09 Ragam Manfaat Informasi Akuntansi Bagi UMKM
Peraga 9.5: Contoh Neraca Neraca (dalam Rp) – Per 30 Juni 2008 UMKM. GIAT Kas Piutang usaha Dibayar dimuka biaya asuransi Supplies
30.480.000 7.675.000 1.150.000
Utang usaha Utang sewa kendaraan Utang gaji
780.000
Utang bunga
800.000 435.000 350.000
70.000.000
Utang pajak penghasilan Diterima dimuka pendapatan penilaian Utang utilitas
(220.000)
Total utang lancar
40.085.000
Total aset lancar 20.000.000
Tanah Bangunan Akumulasi penyusutan Bangunan Peralatan kantor Akumulasi penyusutan – Peralatan kantor Total aset tidak lancar Total aset
7.000.000 5.500.000 1.250.000
12.000.000 (125.000)
240.000 15.575.000
Utang jangka panjang
80.000.000
Ekuitas
46.165.000
101.655.000 141.740.000
Total utang & modal
141.740.000
D. Laporan Arus Kas Laporan arus kas (cash flow statement) menyajikan informasi tentang kas, baik berupa aliran masuk kas maupun aliran keluar kas UMKM. Laporan arus kas dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kegiatan, yaitu kegiatan operasional, kegiatan investasi, dan kegiatan pendanaan. Mencermati laporan ini maka para pengguna laporan keuangan dapat mengetahui kemampuan UMKM dalam mengelola kas yang dianggap sebagai salah satu aset utama dan sebagai prediktor kemampuan UMKM di masa datang. Peraga 9.6: Contoh Laporan Arus Kas Laporan Arus Kas (dalam Rp) – Untuk Perioda Juni 2008 UMKM. GIAT Aliran kas berasal dari kegiatan operasi Penerimaan dari: Pendapatan jasa penilaian Diterima dimuka jasa penialaian Pelunasan piutang usaha Aliran masuk kas dari operasi Pengeluaran untuk: Pembayaran dimuka untuk asuransi Biaya iklan
AsgardChapter 122
500.000 350.000 5.200.000 6.050.000 (1.200.000) (2.740.000)
BAB 09 Ragam Manfaat Informasi Akuntansi Bagi UMKM Bahan habis pakai Utilitas-listrik Aliran keluar kas untuk kegiatan operasi Aliran kas bersih dari kegiatan operasi (a) Aliran kas berasal dari kegiatan investasi Penerimaan dari: Tidak ada Pengeluaran untuk: Tanah dan gedung Peralatan kantor Aliran keluar kas neto untuk kegiatan investasi Aliran kas bersih dari kegiatan investasi (b) Aliran kas berasal dari kegiatan pendanaan Penerimaan dari: Setoran modal Pembayaran untuk: Pendistribusian dividen Aliran kas bersih dari kegiatan pendanaan (c)
(940.000) (90.000) (4.970.000) 1.080.000 0 (10.000.000) (5.000.000) (15.000.000) (15.000.000) 45.000.000 (600.000) 44.400.000
Saldo awal, per 1 Juli 2007 (d)
0
Saldo akhir, per 30 Juni 2008 (a + b + c + d)
30.480.000
E. Hubungan Antar Jenis Laporan Keuangan Laporan laba/rugi, laporan perubahan ekuitas, dan neraca mencerminkan hubungan artikulasi. Laba/rugi yang tersaji di laporan laba/rugi menjadi bagian di laporan perubahan ekuitas. Selanjutnya, saldo akun ekuitas yang tersaji di laporan perubahan ekuitas tercantum di neraca, khususnya di elemen ekuitas. Sedangkan laporan arus kas terkait dengan salah satu akun yang terdapat di neraca, yaitu akun Kas. Penyajian elemen-elemen persamaan akuntansi di laporan keuangan adalah sebagai berikut: a. Elemen-elemen aset, utang, dan ekuitas disajikan di neraca b. Elemen-elemen pendapatan dan biaya disajikan di laporan laba/rugi c. Elemen pengembalian ekuitas dan ekuitas disajikan di laporan perubahan ekuitas d. Salah satu elemen aset, yaitu kas, disajikan di laporan arus kas
AsgardChapter 123
BAB 09 Ragam Manfaat Informasi Akuntansi Bagi UMKM
Peraga 9.7: Penyajian Elemen-elemen Laporan Keuangan Laporan laba/rugi PENDAPATAN
Laporan Perubahan Ekuitas Ekuitas awal perioda (+/-) Laba/Rugi
(-) BIAYA
(-)PENGEMBALIAN EKUITAS
Laba/Rugi
Ekuitas akhir perioda
Neraca ASET
Laporan Arus Kas
UTANG
Kas EKUITAS Kas akhir perioda
F. Analisis Laporan Keuangan Empat jenis laporan keuangan memiliki hubungan secara artikulatif sebagaimana dijelaskan di atas. Dengan demikian, melakukan analisis terhadap keempat jenis laporan keuangan tersebut, baik secara terpisah maupun saling terhubung, dapat dilakukan untuk membantu para pengguna mendapatkan gambaran sesungguhnya tentang UMKM. Pada dasarnya analisis laporan keuangan dilakukan dengan cara membuat perbandingan. Terdapat banyak teknik yang digunakan dalam analisis laporan keuangan. Beberapa teknik tersebut akan dibahas di buku ini. Teknik-teknik analisis laporan keuangan lazimnya dapat dikelompokkan menjadi 3 macam: 1. Analisis rasio; yaitu membandingkan komponen satu dengan komponen lain di laporan keuangan 2. Analisis horisontal; yaitu membandingkan komponen tertentu di laporan keuangan selama kurun perioda tertentu. 3. Analisis vertikal; yaitu membandingkan berbagai jenis komponen yang terdapat di laporan keuangan pada 1 (satu) perioda yang sama. Di samping menganalisis komponen-komponen yang terdapat di laporan keuangan suatu UMKM, analisis laporan keuangan dapat pula dilakukan dengan membandingkan komponen-komponen laporan keuangan antar UMKM yang berada di industri yang sama. Misalnya, UMKM TELEPON MURAH yang bergerak di industry telekomunikasi membandingkan rasio profitabilitas UMKMnya dengan rasio profitabilitas UMKM TELEPON HEMAT yang juga bergerak di industry telekomunikasi. Perbandingan rasio ini juga dapat
AsgardChapter 124
BAB 09 Ragam Manfaat Informasi Akuntansi Bagi UMKM
dilakukan dengan membandingkan antara rasio UMKM dengan rasio rata-rata industrinya. Untuk penyederhanaan, berikut ini adalah beberapa jenis analisis rasio yang lazim digunakan perbankan untuk menilai kinerja UMKM yang mengajukan kredit. Data keuangan yang digunakan untuk masing-masing jenis rasio dapat berasal dari satu jenis laporan keuangan ataupun berasal dari dua atau lebih jenis laporan keuangan. F1. Analisis Rasio Likuiditas Rasio likuditas menggambarkan kemampuan UMKM untuk mensiagakan kas atau aset lain yang dapat segera diubah menjadi kas dalam rangka memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek yang harus dipenuhi UMKM. Semakin tinggi rasio likuiditas UMKM maka dapat diintepretasikan semakin tinggi kemampuan UMKM untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya. Terdapat beberapa rasio yang dapat digunakan untuk menggambarkan tingkat likuiditas UMKM, antara lain: a. Rasio Modal kerja (working capital ratio); menggambarkan kelebihan aset lancar dari utang lancar. Dengan pertimbangan bahwa aset lancar digunakan untuk mendanai utang lancarnya maka selisih lebih aset lancar dari utang lancar merupakan sinyal baik. Data keuangan yang digunakan tersedia di neraca. Rumus: RASIO MODAL KERJA = ASET LANCAR – UTANG LANCAR b. Current ratio; menggambarkan kemampuan UMKM melunasi utangutang jangka pendeknya dengan menggunakan aset-aset jangka pendeknya. Rasio ini sama dengan Modal kerja hanya saja disajikan sebagai rasio. Data keuangan yang digunakan berasal dari neraca. Rumus: CURRENT RATIO = ASET LANCAR : UTANG LANCAR c. Acid-test Ratio; menggambarkan kemampuan UMKM melunasi utangutang jangka pendek dengan menggunakan aset-aset cepat (quick assets)
AsgardChapter 125
BAB 09 Ragam Manfaat Informasi Akuntansi Bagi UMKM
UMKM. Quick assets meliputi aset lancar selain persediaan dan biayabiaya dibayar dimuka. Data keuangan yang digunakan berasal dari neraca. Rumus: ACID-TEST RATIO = ASET CEPAT : UTANG LANCAR F2. Analisis Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan UMKM melunasi semua utang-utangnya pada saat jatuh tempo. Semakin tinggi tingkat solvabilitasnya semakin tinggi kemampuan UMKM melunasi utang-utangnya. Teknik analisis rasio solvabilitas yang lazim digunakan adalah Rasio Utang-per-Ekuitas. Rasio ini menggambarkan kemampuan UMKM melunasi semua utang-utangnya menggunakan pendanaan yang berasal dari ekuitas. Semakin kecil rasio Utangper-Ekuitas semakin tinggi tingkat solvabilitas UMKM. Data keuangan diperoleh dari neraca dan laporan perubahan modal (jika dibutuhkan informasi tentang ekuitas yang lebih detail). Rumus: RASIO UTANG-PER-EKUITAS = TOTAL UTANG : TOTAL EKUITAS F3. Analisis Rasio Profitabilitas Analisis rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan UMKM memperoleh laba dari penggunaan dana yang berasal dari pemilik. Teknik analisis rasio profitabilitas yang lazim digunakan adalah Rasio imbalan atas aset (return on assets). Rasio ini menggambarkan kemampuan UMKM menghasilkan imbalan dari penggunaan aset yang dikuasai UMKM. Semakin besar rasio imbalan atas aset ini semakin tinggi kemampuan profitabilitas UMKM. Data keuangan diperoleh dari laporan laba/rugi dan neraca. Rumus: IMBALAN ATAS ASET = LABA BERSIH : RATA-RATA ASET F4. Analisis Rasio Aliran Kas Analisis rasio aliran kas menggambarkan kemampuan UMKM mengoptimalkan pemerolehan dan pemanfaatan arus kas selama 1 perioda. Teknik yang lazim digunakan untuk analisis rasio aliran kas adalah Rasio arus kas operasi terhadap utang lancer. Rasio ini menggambarkan kemampuan
AsgardChapter 126
BAB 09 Ragam Manfaat Informasi Akuntansi Bagi UMKM
UMKM membayar utang lancarnya dari arus kas yang berasal dari kegiatan operasi. Semakin besar rasio ini semakin tinggi likuiditas UMKM. Data keuangan diperoleh dari laporan arus kas dan neraca. Rumus: RASIO ARUS KAS OPERASI TERHADAP UTANG LANCAR = KAS BERSIH OPERASI : RATA-RATA UTANG LANCAR.
AsgardChapter 127
BAB 09 Ragam Manfaat Informasi Akuntansi Bagi UMKM
ACCOUNTING CORNER Accounting Education Center
Program Akuntansi: Akuntansi Perusahaan Jasa Akuntansi Perusahaan Dagang
Akuntansi Biaya Akuntansi Manajemen
Akuntansi Pengantar 1
Auditing 1
Akuntansi Pengantar 2
Auditing 2
Akuntansi Keuangan Menengah 1
Analisa Laporan Keuangan
Akuntansi Keuangan Menengah 2
Sistem Informasi Akuntansi
Akuntansi Keuangan Lanjutan 1
Persiapan Ujian Mata Kuliah Akuntansi
Akuntansi Keuangan Lanjutan 2
Fasilitas: × × × × × × ×
Modul Sertifikat Full AC LCD Free Hot Spot Softdrink
Skedul: Pagi Sesi 1 Siang Sesi 2 Sesi 3 Sesi 4 Malam Sesi 5
Jam 09.00-10.30 11.00-12.30 13.30-15.00 16.00-17.30 18.30-20.00
Kelas: Õ Õ
UP
Kelas (Max 4 Orang) Privat (Max 2 Orang)
Ringroad Utara Pasar Condongcatur
UI
Program Kelas: Reguler: Senin - Jumat
Pertemuan 14 kali Petemuan
Weekend: Sabtu - Minggu
Pertemuan 14 kali pertemuan
Accounting Corner
Kantor: Jl. Lely no. 203 Perumnas Condongcatur Depok, Sleman, Yogyakarta Hub: (0274) 881530, 7834827, 081253439202
AsgardChapter 128
U
BAB 10 Exposure Draft SAK Usaha Kecil & Menengah
BAB 10 EXPOSURE DRAFT SAK USAHA KECIL & MENENGAH ABSTRAK Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) juga menunjukkan kepedulian yang besar terhadap perkembangan dan kesuksesan UMKM di Indonesia melalui penerbitan Exposure Draft Standar Akuntansi Keuangan Usaha Kecil dan Menengah (2008)yang diharapkan menjadi standar dalam waktu dekat. Standar UMKM menjadi perlu agar UMKM dapat mengembangkan bisnis dalam mekanisme yang tepat, terutama terkait dengan pencatatan akuntansinya. Banyak topik dibahas di exposure draft SAK UKM. Beberapa topik dasar tentang akuntansi UMKM yang dibahas di bab ini adalah tentang Ruang lingkup SAK UKM, Konsep dan Prinsip Pervasif, dan Penyajian Laporan Keuangan. Di satu sisi, Bab ini memberikan gambaran akuntansi UMKM menurut standar. Di sisi lain, Bab ini juga mengkonfirmasi keberadaan topik-topik yang telah dibahas di bab-bab sebelumnya di buku ini.
AsgardChapter 129
BAB 10 Exposure Draft SAK Usaha Kecil & Menengah
Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) Indonesia memberi perhatian besar terhadap perkembangan UMKM dengan berusaha mengembangkan standar khusus untuk UMKM. Dari pengecekan di website, sejauh ini SAK UKM masih dalam bentuk exposure draft tetapi diharapkan segera menjadi standar baku. Seperti halnya standar akuntansi keuangan lainnya yang telah diterbitkan DSAK, exposure draft SAK UKM dimaksudkan untuk menjadi panduan bagi UMKM dalam mengembangkan akuntansi. Walaupun tidak mudah mengikat UMKM untuk mematuhi SAK UKM tetapi standar yang baik dan memberi manfaat akan secara otomatis menjadi pilihan bagi UMKM untuk menggunakan SAK UKM dalam mengembangkan akuntansi. Berikut ini beberapa topik yang dikutip dan diringkas dari exposure draft SAK UKM (2008).
01. RUANG LINGKUP SAK UKM Standar Akuntansi Keuangan Usaha Kecil dan Menengah (SAK UKM) dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas kecil dan menengah. Entitas kecil dan menengah adalah entitas yang: (a) yang menenuhi kriteria: (i)
tidak memiliki akuntabilitas publik yang signifikan; atau
(ii) berdasarkan peraturan perundang-undangan digolongkan sebagai entitas kecil dan menengah; dan (b) menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement) kepada pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal termasuk pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditor, dan lembaga pemeringkat kredit. Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan atau yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan tidak digolongkan sebagai entitas kecil dan menengah dapat menggunakan Standar ini jika regulasi mengizinkan penggunaan Standar ini. Jika entitas kecil dan menengah melakukan transaksi atau terdapat peristiwa atau kondisi lain yang tidak diatur dalam SAK UKM, maka entitas kecil dan menengah menerapkan PSAK lain yang relevan.
AsgardChapter 130
BAB 10 Exposure Draft SAK Usaha Kecil & Menengah
02. KONSEP DAN PRINSIP PERVASIF Tujuan laporan keuangan entitas kecil dan menengah adalah menyediakan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja dan laporan arus kas suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu. Dalam memenuhi tujuannya, laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemenatas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Karakteristik kualitatif informasi dalam laporan keuangan meliputi: a. Dapat dipahami; Kualitas penting informasi yang disajikan dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. b. Relevan; Informasi memiliki kualitas relevan jika dapat memengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan, atau mengkoreksi, hasil evaluasi mereka di masa lalu. c. Materialitas; Informasi dipandang material jika kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat memengaruhi keputusan ekonomi pemakai yang diambil atas dasar laporan keuangan. d. Keandalan; Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari kesalahan material dan bias dan menyajikan secara tulus atau jujur (faithfully) apa yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. e. Substansi mengungguli bentuk; Transaksi, peristiwa dan kondisi lain harus dicatat dan disajikan sesuai substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya. f. Kehati-hatian; Kehati-hatian adalah memasukkan suatu tingkat kehatihatian dalam melaksanakan pertimbangan yang dibutuhkan untuk membuat estimasi yang disyaratkan dalam kondisi ketidakpastian, sehingga aset atau penghasilan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban atau beban tidak dinyatakan terlalu rendah. g. Kelengkapan; informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan materialitas dan biaya.
AsgardChapter 131
BAB 10 Exposure Draft SAK Usaha Kecil & Menengah
h. Dapat dibandingkan; Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan entitas antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan, dan juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan entitas lain untuk mengevaluasi posisikeuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif. i. Tepat waktu; Ketepatan waktu adalah penyediaan informasi laporan keuangan dalam kerangka waktu pengambilan keputusan. Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya. j. Keseimbangan antara biaya dan manfaat; Manfaat yang dihasilkan informasi seharusnya melebihi biaya penyusunannya. Unsur (di buku disebut Elemen) laporan keuangan terdiri dari: a. Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh entitas. b. Kewajiban merupakan utang entitas masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi. c. Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua kewajiban. d. Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset, atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. e. Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset, atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak terkait dengan distribusi kepada penanam modal. Selanjutnya exposure draft SAK UKM membahas tentang pengukuran. Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang yang digunakan entitas untuk mengukur aset, kewajiban, penghasilan dan beban dalam laporan keuangan. Proses ini termasuk pemilihan dasar pengukuran tertentu. Standar ini secara spesifik menetapkan dasar pengukuran yang harus digunakan entitas untuk setiap jenis
AsgardChapter 132
BAB 10 Exposure Draft SAK Usaha Kecil & Menengah
aset,kewajiban, penghasilan, dan beban. Dasar pengukuran yang umum adalah biaya historis dan nilai wajar. Suatu entitas harus menyajikan laporan keuangan, kecuali laporan arus kas, dengan menggunakan dasar akrual. Dalam dasar akrual, setiap pos diakui sebagai aset, kewajiban, ekuitas, penghasilan dan beban (unsur-unsur laporan keuangan) ketika memenuhi definisi dan kriteria pengakuan untuk pos-pos tersebut.
03. PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Pada saat menyiapkan laporan keuangan, manajemen suatu entitas yang menggunakan Standar ini harus membuat penilaian kemampuan entitas terhadap kelangsungan usaha. Suatu entitas akan terus berlangsung kecuali jika manajemen bermaksud melikuidasi entitas tersebut atau menghentikan operasi, atau tidak mempunyai alternatif lain kecuali melakukan hal-hal tersebut. Selanjutnya, entitas harus menyajikan secara lengkap laporan keuangan (termasuk informasi komparatif) minimum satu tahun sekali. Informasi juga harus diungkapkan secara komparatif dengan periode sebelumnya kecuali dinyatakan lain. Entitas memasukkan informasi komparatif untuk informasi naratif dan deskriptif apabila relevan untuk pemahaman laporan keuangan periode berjalan. Laporan keuangan entitas meliputi: a. Neraca; menyajikan aset, kewajiban dan ekuitas entitas pada suatu saat tertentu. Entitas harus menyajikan aset lancar dan aset tidak lancar, dan kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang, sebagai suatu klasifikasi yang terpisah dalam neraca. Suatu aset diklasifikasikan sebagai aset lancar, jika aset tersebut: 1) diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan, dalam jangka waktu siklus operasi normal entitas; atau 2) dimiliki untuk diperdagangkan 3) diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan setelah periode pelaporan; atau 4) berupa kas atau setara kas, kecuali jika dibatasi penggunaannya dari pertukaran atau digunakan untuk menyelesaikan kewajiban paling lama 12
AsgardChapter 133
BAB 10 Exposure Draft SAK Usaha Kecil & Menengah
bulan setelah periode pelaporan. Entitas harus mengklasifikasikan semua aset lainnya sebagai tidak lancar. Apabila siklus operasi normal entitas tidak dapat diidentifikasi dengan jelas, siklus operasi diasumsikan 12 bulan. Entitas mengklasifikasi kewajiban sebagai kewajiban jangka pendek, jika: 1) diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi entitas; 2) dimiliki untuk diperdagangkan 3) kewajiban akan diselesaikan dalam jangka waktu dua belas bulan setelah periode pelaporan; atau 4) entitas tidak memiliki alasan untuk menunda penyelesaian kewajiban paling lama dua belas bulan setelah periode pelaporan. Entitas harus mengklasifikasikan semua kewajiban lain sebagai kewajiban jangka panjang. b. Laporan laba rugi; menyajikan penghasilan dan beban entitas untuk suatu periode. Laporan laba rugi minimal mencakup: 1) pendapatan; 2) biaya-biaya keuangan; 3) bagian dari laba atau rugi investasi dalam entitas asosiasi dan joint ventures yang dihitung dengan menggunakan metode ekuitas; 4) beban pajak; 5) suatu jumlah total yang berisi: (a) laba atau rugi setelah pajak dari operasi yang dihentikan dan (b) pengakuan keuntungan atau kerugian setelah pajak yang diukur pada nilai wajar setelah dikurangi biaya penjualan atau pelepasan aset atau kelompok yang dilepas dari operasi yang dihentikan; dan 6) laba atau rugi. c. Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba. Laporan perubahan ekuitas menyajikan laba atau rugi entitas untuk suatu periode, pos penghasilan dan beban yang diakui secara langsung dalam ekuitas untuk periode tersebut, pengaruh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan yang diakui dalam periode tersebut, dan (tergantung pada format laporan perubahan ekuitas yang dipilih oleh entitas) jumlah investasi oleh, dan
AsgardChapter 134
BAB 10 Exposure Draft SAK Usaha Kecil & Menengah
dividen dan distribusi lain ke, pemilik ekuitas selama periode tersebut. Laporan laba rugi dan saldo laba menyajikan laba atau rugi entitas dan perubahan saldo laba untuk suatu periode pelaporan. Standar mengijinkan entitas untuk menyajikan laporan laba rugi dan saldo laba menggantikan laporan laba rugi dan laporan perubahan ekuitas jika perubahan pada ekuitas hanya berasal dari laba atau rugi, pembayaran dividen, koreksi kesalahan periode lalu, dan perubahan kebijakan akuntansi. d. Laporan arus kas; menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan setara kas entitas, yang menunjukkan secara terpisah perubahan yang terjadi selama periode dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Entitas melaporkan arus kas untuk suatu periode dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan entitas. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain dan kondisi yang memengaruhi penetapan laba atau rugi. Arus kas dari aktivitas investasi mencerminkan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Selanjutnya, Contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah: 1) penerimaan kas dari penerbitan saham atau instrumen ekuitas lainnya; 2) pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham entitas; 3) penerimaan kas dari penerbitan pinjaman, wesel, dan pinjaman jangka pendek atau jangka panjang lainnya; 4) pelunasan pinjaman; dan 5) pembayaran kas oleh lessee untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa pembiayaan (finance lease). e. Catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya. Catatan atas laporan keuangan berisi informasi sebagai tambahan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan memberikan penjelasan atau rincian jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan dan informasi pos-pos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan.
AsgardChapter 135
Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA
Accounting Principles Board. 1970. “Basic Concepts and Accounting Principles Underlying Financial Statements of Business Enterprises”. Accounting Principles Board Statement No. 4. New York. AICPA. 1970. Baridwan, Zaki, 2005. 2005. Intermediate Accounting, Edisi VII. BPFE. Yogyakarta. Ikatan Akuntan Indonesia. 2002. Standar Akuntansi Keuangan, Per 1 April 2002. Salemba Empat. Imdieke, Leroy F. and Ralph E. Smith. 1987. Financial Accounting. John Wiley & Sons, Inc. Kieso, Donald E. , Jerry J. Weygandt, and Terry D. Warfield. 2004. Intermediate Accounting. Eleventh ed. John Wiley & Sons, Inc. Kimmel, Paul D., Jerry J. Weygandt, and Donald E. Kieso. 2004. Financial Accounting: Tools for Business Decision Making. 3rd ed. John Wiley & Sons, Inc. Porter, Gary A. and Curtis L. Norton. 2001. Financial Accounting: The Impact on Decision Makers. Harcourt College Publishers. Rahmanti, Wiwin. 2004. Akuntansi Keuangan Menengah I: Ringkasan Materi dan Soal Jawab. BPFE Yogyakarta Strawser, Jeffrey W. and Joyce A. Strawser. 2002. Financial Accounting and Reporting. Thomson Learning. Suwardjono. 2002. Akuntansi Pengantar: Proses Penciptaan Data – Pendekatan Sistem. BPFE Yogyakarta. Warsono, Sony, Arif Darmawan, dan M. Arsyadi Ridha. 2008. Akuntansi Dasar. Asgard Chapter Yogyakarta. Warsono, Sony, Arif Darmawan, dan M. Arsyadi Ridha. 2009. Akuntansi di Perusahaan Dagang. Asgard Chapter Yogyakarta. Warsono, Sony, Arif Darmawan, dan M. Arsyadi Ridha. 2009. Akuntansi Itu Ternyata Logis dan Mudah Edisi 2. Asgard Chapter Yogyakarta. Warsono, Sony, Arif Darmawan, dan M. Arsyadi Ridha. 2009. Siklus Akuntansi di Perusahaan Jasa. Asgard Chapter Yogyakarta.
AsgardChapter 136
Proposal Penawaran
PROPOSAL PENAWARAN Kepada Yth. Bapak dan Ibu Wirausahawan, Salam hormat, Pertama, kami selaku penulis menyampaikan harapan semoga Bapak dan Ibu pembaca buku ini memperoleh gambaran yang jelas tentang akuntansi UMKM, dan menjadi tertarik untuk mempraktikkan akuntansi di UMKM lembaga Bapak dan Ibu. Kedua, kami menyadari sepenuhnya bahwa pembahasan tentang Akuntansi UMKM di buku ini belum memberi gambaran rinci tentang langkah-langkah teknis yang seharusnya dilakukan oleh UMKM jika benar-benar ingin mempraktikkan akuntansi, dan isu-isu riil yang dihadapi UMKM. Hal ini kami lakukan karena pertimbangan penyederhanaan dalam penyampaian gagasan tentang Akuntansi UMKM. Ketiga, dalam kesempatan ini kami menawarkan kepada Bapak dan Ibu wirausahawan UMKM yang tertarik untuk mengembangkan akuntansi di UMKM beberapa paket terkait dengan Pendidikan, Pelatihan, dan Pengembangan Akuntansi di UMKM sebagai berikut: a. Paket Eksekutif; ditujukan kepada Bapak dan Ibu sebagai pemilik UMKM yang ingin mengetahui lebih detail tentang praktik akuntansi di UMKM. Disamping mempelajari akuntansi dari teori dan praktiknya, Bapak dan Ibu dapat mendiskusikan berbagai permasalahan yang dihadapi di UMKM selama mengikut Paket ini. Biaya per paket Rp2.500.000 per Eksekutif untuk 10 sesi.
AsgardChapter 137
Proposal Penawaran
b. Paket Staff; ditujukan kepada staff di UMKM Bapak dan Ibu wirausahawan agar dapat menjalankan akuntansi dengan baik. Darimanapun latar belakang pendidikan staff, kami memberi jaminan bahwa para staff akan menjadi paham dan tertarik untuk menangani tugas-tugas yang terkait dengan akuntansi dan keuangan. Satu paket terdiri 10 sesi, yang meliputi pendidikan dan pelatihan akuntansi. Biaya per paket mulai dari Rp5.000.000 untuk maksimal 10 orang per kelas. c. Paket Pengembangan Sistem Akuntansi; ditujukan kepada Bapak dan Ibu wirausahawan yang berminat untuk mengembangkan sistem akuntansi, baik secara manual maupun berbasis komputer, di UMKM. Biaya per paket mulai dari Rp10.000.000, termasuk pendidikan dan pelatihan akuntansi UMKM untuk staff. Akhir kata, semoga kita semua dapat memberi kontribusi kepada bangsa dan negara Indonesia melalui pengembangan UMKM yang sukses. Salam hormat,
Penulis
AsgardChapter 138