CSR - JURNAL ADMINISTRASI BISNIS

Download 1 Jan 2018 ... The result of this research shows that the Implementation of CSR program implemented by Starbucks Coffee ... Penelitian ini ...

0 downloads 659 Views 513KB Size
ANALISIS IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP KEBERLANGSUNGAN BISNIS PERUSAHAAN MULTINASIONAL (Studi Pada Starbucks Coffee Grand Metropolitan Mall Bekasi) Debby Citra Indah Brillyanes Sanawiri Fakultas Ilmu Administrasi Univеrsitas Brawijaya Malang Еmail: [email protected]

ABSTRACT This study aims to describe the CSR program implemented by Starbucks Coffee Company in Indonesia, especially in Bekasi, analyzes the implementation of CSR program, and the impacts of the implementation of the CSR program. The type of this research is descriptive research with qualitative approach. Technique of data collecting by interview method, observation, and documentation. This research uses Miles & Huberman analysis method, and to measure the validity of this research, triangulation resource is utilized. The result of this research shows that the Implementation of CSR program implemented by Starbucks Coffee has a link with the sustainability of multinational companies business. The implementation of CSR is done well and effectively in accordance with the benefits and objectives of the CSR program. Implementation of CSR can extend the company's survival. The research is supported by the results of the study by using key performance indicators in the measurement of CSR activities. The Implementation of CSR certainly has an impact from the results of its implementation. The impact that is generated for the company, for the community and for the environment around the company. This research elaborated based on the results of research and also the theory used in this study. Keywords: CSR Implementation, Corporate Social Responsibility, Corporate Sustainability. АBSTRАK Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan program CSR yang dilaksanakan oleh Starbucks Coffee Company di Indonesia, khususnya di Bekasi, menganalisis implementasi program CSR, dan dampak yang ditimbulkan dari pelaksanaan program CSR tersebut. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan metode analisis Miles & Huberman, dan untuk mengukur keabsahan data penelitian ini menggunakan triangulasi sumber. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Implementasi program CSR yang dilaksanakan oleh Starbucks Coffee memiliki kaitan dengan keberlangsungan bisnis perusahaan multinasional. Implementasi CSR terlaksana dengan baik dan efektif sesuai dengan manfaat dan tujuan program CSR tersebut. Implementasi CSR yang dilakukan dapat memperpanjang keberlangsungan hidup perusahaan. Hal ini didukung dari hasil penelitian dengan diukur menggunakan indikator kinerja kunci yang digunakan oleh peneliti dalam mengukur kegiatan CSR yang dilaksanakan. Implementasi program CSR Starbucks Coffee tentunya memiliki dampak dari hasil pelaksanaannya. Dampak yang ditimbulkan yaitu bagi perusahaan, bagi masyarakat dan bagi lingkungan sekitar perusahaan. Hal ini diuraikan berdasarkan hasil penelitian dan juga teori yang digunakan dalam penelitian ini. Kata Kunci: Implementasi CSR, Corporate Social Responsibility, Keberlangsungan Perusahaan.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 54 No. 1 Januari 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

120

PЕNDАHULUАN Pada era globalisasi seperti saat ini, Multinational Corporation atau disingkat dengan MNC merupakan topik pembahasan yang paling penting untuk didiskusikan. Hal ini dikarenakan semakin banyak MNC yang bermunculan di berbagai belahan dunia yang secara tidak langsung MNC memegang kendali pasar internasional. Peran MNC menurut Panglaykim (1983:54) adalah MNC berkontribusi dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah, baik dari sisi pendapatan maupun lapangan kerja dimana secara tidak langsung peningkatan ekonomi daerah akan menunjang pertumbuhan ekonomi negara tersebut. MNC dapat berkontribusi untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada suatu daerah dimana perusahaan tersebut beroperasi. Hal ini didukung oleh peranan MNC yang besar dan sangat berpengaruh terhadap kepentingan negara tempat MNC tersebut beroperasi. MNC juga mempunyai peran dalam pengendalian konflik yang terjadi dimana perusahaan tersebut beroperasi. Peran MNC yang terakhir adalah MNC dapat membantu menciptakan kondisi perekonomian daerah yang mengalami penurunan, serta dapat meningkatkan investasi. Bahkan dalam beberapa kondisi, MNC dapat merubah kebijakan suatu negara demi mencapai kepentingannya. MNC yang secara tidak langsung telah memegang kendali pasar internasional merupakan suatu fenomena baru, seperempat abad belakangan status perusahaan multinasional meningkat menjadi aktor yang dominan dalam serangkaian kunci tren ekonomi, sosial, dan politik dalam skala internasional. Kontrol dari negara tidak lagi berjalan dengan efektif karena kemunculan pasar modal global. Negara-negara di dunia pada umumnya telah bergantung pada perusahaan multinasional tersebut, di mana kekuasaan negara secara tidak langsung tertekan dalam persaingan modal produktif, dan mau tidak mau harus ikut serta dalam proses kompetisi global untuk menarik atau mempertahankan penanaman modal (Gill and Law, 1988:192, dalam Pearce and Tombs, 2004: 361). Eiteman et. al (2003:2) mengemukakan bahwa MNC merupakan sebuah perusahaan yang melakukan kegiatan bisnis yang mempunyai jam terbang cukup tinggi. Hal ini dikarenakan MNC beroperasi pada lebih dari satu negara, oleh karena itu MNC merupakan perusahaan yang melakukan bisnis dengan skala internasional. MNC menjalankan kegiatan bisnisnya dengan tidak

memandang batas negara dan dipimpin oleh sebuah strategi bersama yang ditetapkan oleh sebuah induk perusahaan. MNC juga memiliki modal dan teknologi yang tinggi dalam pengoperasian bisnisnya. MNC dalam pengoperasian bisnisnya harus memiliki kepedulian terhadap aspek sosial dan lingkungan untuk menjamin keberlangsungan hidup MNC tersebut (Putra, 2014:2). Hal ini bertujuan agar MNC dapat terus menghasilkan profit dan memperpanjang hidup MNC tersebut. Berlangsungnya bisnis perusahaan merupakan upaya bisnis yang menghasilkan konsumen terus menerus menggunakan produk bisnis perusahaan tersebut. Upaya bisnis lainnya juga berupa karyawan yang terus menerus bekerja di perusahaan tersebut dengan menerapkan strategi ramah lingkungan yang ditujukan pada lingkungan sekitar. Cara menerapkan strategi tersebut adalah dengan mempertimbangkan setiap aspek dalam bagaimana bisnis bisa beroperasi di lingkungan sosial, budaya, dan ekonomi. Seiring dengan berjalannya operasi bisnis yang dilakukan, MNC pun harus memikirkan dampak yang ditimbulkan dari kegiatan bisnisnya. Hal ini dikarenakan kegiatan bisnis yang dilakukan memiliki dampak positif dan negatif yang mungkin ditimbulkan oleh perusahaan tersebut. Hal tersebut menyebabkan banyak negara-negara yang sangat berhati-hati dalam memberikan perizinan operasi sebuah MNC. Dampak yang mungkin muncul ini akan mempengaruhi keberlangsungan perusahaan, sosial, dan lingkungan. Mahardika (2001) menilai kehancuran lingkungan dan penurunan kapasitas sumber daya alam merupakan kenyataan dari proses pengurasan kekayaan alam untuk keperluan menggerakkan roda pembangunan. Hutan, tambang dan lain-lain telah dengan sangat luar biasa dikuras dan tidak dipikirkan peruntukkannya bagi generasi yang akan datang. Beberapa daerah memiliki kesan kuat bahwa kekayaan alam telah dijual. Akibat yang harus ditanggung oleh rakyat yaitu berupa lingkungan yang rusak, sungai tercemar, hutan gundul dan kekayaan alam yang menipis. Permasalahan ini timbul karena kurangnya perhatian dari perusahaan banyak terjadi di tingkat nasional maupun internasional. Perusahaan harus memastikan bahwa aktifitas bisnisnya tidak membawa dampak negatif terhadap lingkungan (Busyra, 2012:35). Elkington (1997) memberi pandangan bahwa jika sebuah perusahaan ingin mempertahankan Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 54 No. 1 Januari 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

121

kelangsungan hidupnya, maka perusahaan tersebut harus memperhatikan konsep “3P”. Perusahaan harus memenuhi aspek-aspek yang menunjang keberlangsungan bisnis, diantaranya adalah aspekaspek people (meliputi karyawan maupun orangorang disekitar aktifitas perusahaan), aspek planet (lingkungan) dan profit (keuntungan). Perusahaan selain mengejar keuntungan (profit), juga harus memperhatikan dan terlibat pada pemenuhan kesejahteraan masyarakat (people) dan turut berkontribusi aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan (planet). Perusahaan harus memiliki kontribusi terhadap sosial dan lingkungan yang mana dapat menjamin keberlangsungan bisnis jika benarbenar menunjukkan kepeduliannya terhadap sosial dan lingkungan (Putra, 2014:2). Terkait dengan masalah ini, perusahaan harus menunjukkan tanggung jawabnya terhadap aktivitas yang dilakukan karena dapat menimbulkan dampak yang langsung dirasakan terhadap ekonomi, lingkungan dan sosial (masyarakat). Aktivitas perusahaan yang menimbulkan dampak yang negatif harus disertai dengan penanggulangan serta pencegahan. Tanggung jawab sosial perusahaan atau juga biasa disebut dengan CSR (Corporate Social Responsibility) merupakan bagian yang harus dibentuk dan diterapkan oleh sebuah perusahaan. Hal ini didukung dengan adanya aturan yang ditetapkan oleh pemerintah mengenai aktivitas CSR. Indonesia merupakan negara pertama di dunia yang meregulasi aktivitas CSR dalam bentuk Undang-Undang Perseroan Terbatas atau disebut UU PT. Untung (2008:13) memaparkan bahwa UU PT telah disahkan oleh pemerintah pada tanggal 20 Juli 2007 silam ke dalam Pasal 1 ayat (1) Undang Undang Nomor 40 Tahun 2007 yang isinya adalah Perseroan Terbatas yang disebut perseroan, adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya. Karena PT merupakan sebuah badan hukum maka PT wajib melakukan kegiatan usahanya sesuai dengan peraturan dan tata tertib yang telah ditetapkan. Pasal 74 ayat (1) Undang-Undang Perseroan Terbatas tersebut menyatakan perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan segala sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial

dan lingkungan. Hal ini lah yang dimaksud dengan Corporate Social Responsibility (CSR). Ayat (2) berbunyi tanggung jawab sosial dan lingkungan itu merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. Ayat (3) UU PT menyatakan, bahwa perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana Pasal 1 dikenakan sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Ayat (4) UU PT menyatakan, bahwa ketentuan lebih lanjut mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan diatur dengan peraturan pemerintah. (Untung, 2008:15) Menurut Untung (2009:15) tidak semua pelaku bisnis menolak ketentuan pada UUPT, yang mewajibkan perseroan menyisihkan sebagian laba bersih untuk pelaksanaan CSR. Hal ini menunjukkan bahwa para pelaku bisnis sudah mulai sadar akan pentingnya CSR bagi lingkungannya. Sehingga pemerintah hanya perlu memonitor perusahaan-perusahaan lain yang belum melakukan kegiatan CSR tersebut. Menurut Nizham (2011:1) CSR adalah sebuah konsep, bahwa perusahaan memiliki tanggung jawab penuh terhadap para stakeholder (konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas, dan lingkungan) dalam aspek operasional perusahaan, meskipun tujuan dari perusahaan tersebut adalah mencari keuntungan semaksimal mungkin. Tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility) merujuk pada semua hubungan yang terjadi antara sebuah perusahaan dengan semua stakeholder, termasuk pelanggan, pegawai, komunitas, pemilik atau investor, pemerintah, distributor, bahkan juga kompetitor. Pengembangan program-program sosial perusahaan dapat berupa bantuan fisik, pelayanan kesehatan, pembangunan masyarakat, beasiswa dan sebagainya. Banyak perusahaanperusahaan besar dengan skala multinasional yang menerapkan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai salah satu kewajiban. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mempertahankan keberlangsungan bisnis perusahaan tersebut. Fakta yang sudah dijelaskan di atas dapat disimpulkan bahwa seluruh perusahaan sudah memandang program CSR sebagai suatu kewajiban yang harus disusun dan diimplementasikan oleh perusahaan serta diperhatikan proses implementasinya (Jhon, 2010:22). Salah satu perusahaan global yang menerapkan CSR dalam keberlangsungan Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 54 No. 1 Januari 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

122

bisnisnya adalah Starbucks Coffee. Perusahaan ini merupakan perusahaan kedai kopi terbesar di dunia yang berasal dari Amerika Serikat dengan memiliki jaringan kedai kopi di berbagai daerah di seluruh dunia. Bahan dasar produk Starbucks terdiri dari kopi yang dikemas dalam bentuk sajian minuman hangat dan minuman dingin serta beragam jenis produk berupa bubuk biji kopi, sandwich panas dan dingin, kue kering, camilan, teh dan beragam jenis barang seperti tempat makan, cangkir minuman dan tumbler (Company, Profile. “Starbucks Coffee Company”. https://www.starbucks.com/about-us/companyinformation/starbucks-company-profile. Diakses pada 30 Mei 2017). Starbucks mendapatkan penghargaan sebagai One of the “Global 100 Most Sustainable Corporations in the World” menurut Corporate Knights tahun 2010 (Billionaire Secrets. “Ranking The World’s Most Sustainable Companies”. https://www.forbes.com/2010/01/26/mostsustainable-companies-leadership-citizenship100.html. Diakses pada 8 September 2017) dimana Starbucks adalah salah satu perusahaan yang bisnisnya paling bertahan di dunia menurut Corporate Knights, sebuah perusahaan media di Toronto. Starbucks juga telah meraih serifikat LEED (Leadership in Energy and Environmental Design) dengan upaya membangun toko yang ramah lingkungan (Responsibility. “Greener Stores.”https://www.starbucks.com/responsibility/ environment/leed-certified-stores. Diakses pada 8 September 2017) sebagai bentuk kepedulian Starbucks terhadap lingkungan sekitarnya. Starbucks sebagai perusahaan yang melakukan kegiatan bisnisnya menggunakan olahan dari alam dan bekerja sama dengan lingkungan sosial sangat memperhatikan keadaan lingkungan sekitarnya. Starbucks juga memiliki global responsibility goals atau juga target tanggung jawab perusahaan secara global. Starbucks melakukan beberapa program CSR Salah satu program CSR yang dilakukan seperti yang dikemukakan oleh Melanie Warner (dalam nytimes.com, 2004. Diakses pada 30 Mei 2017) Starbucks menggunakan 10% kertas daur ulang untuk cangkir mereka dikarenakan penggunaan cangkir plastik untuk minuman mereka yang dinilai tidak ramah lingkungan dimana cangkir plastik tersebut tidak dapat di daur ulang sehingga Starbucks menggagaskan untuk menggunakan bahan daur biologis untuk cangkir mereka. Pendergrast (1999) menyatakan bahwa Starbucks mencanangkan “Grounds for your Garden” untuk membuat bisnis mereka lebih

ramah lingkungan. Aksi ini berupa sumbangan sisa kopi giling ke semua orang yang memintanya untuk dijadikan pupuk kompos. Penelitian ini dilakukan di Starbucks Coffee Grand Metropolitan Mall Bekasi yang beralamat di Jalan KH. Noer Alie, Pekayon Jaya, Bekasi Selatan. Starbucks adalah perusahaan kedai kopi terbesar di dunia, dengan 20.336 kedai di 61 negara, termasuk Indonesia. Indonesia sendiri sudah memiliki 248 gerai sampai saat ini. Lokasi ini dipilih karena kegiatan CSR yang dilakukan Starbucks Coffee Grand Metropolitan Mall Bekasi sudah memenuhi syarat dan ketentuan serta program CSR sudah berlangsung lebih dari 1 tahun. Pemilihan lokasi ini juga ditunjang dengan strategisnya lokasi penelitian yaitu di sebuah tempat perbelanjaan dimana dalam melakukan promosi kegiatan sosial akan lebih efektif dilakukan karena ramainya pengunjung di tempat perbelanjaan tersebut. Berdasarkan isu di atas maka peneliti berfokus pada implementasi CSR (Corporate Social Responsibility) yang dilakukan oleh Starbucks Coffee Indonesia terhadap keberlangsungan bisnis perusahaan multinasional. Peneliti juga melakukan penelitian terhadap bentuk-bentuk implementasi CSR yang dilakukan oleh Starbucks dan juga dampak yang ditimbulkan dari kegiatan CSR yang diterapkan oleh Starbucks Coffee. Corporate Social Responsibility Menurut Busyra (2012:20) CSR adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh perusahaan sebagai bentuk tanggung jawab terhadap sosial/lingkungan sekitar perusahaan tersebut beroperasi. CSR merupakan suatu keharusan yang harus dipenuhi oleh organisasi atau perusahaan akibat dampak yang ditimbulkan dari kegiatan bisnis perusahaan tersebut. Hal ini mengharuskan organisasi atau perusahaan untuk mencari solusi agar dapat membuat keseimbangan yang baik antara stakeholder dengan perusahaan, sehingga keberlangsungan bisnis dari perusahaan tersebut terjaga (Wibisono, 2007:47). Menurut Bertens (2004:133) Tanggung Jawab (Responsibility) berarti suatu keharusan seseorang sebagai makhluk rasional dan bebas untuk tidak mengelak serta memberikan penjelasan mengenai perbuatannya, secara retrospektif dan prospektif. Menurut Kast (2003:212) tanggung jawab sosial (Social Responsibility) sebagai bentuk keterlibatan dari organisasi dalam upaya mengatasi kelaparan dan kemiskinan, mengurangi pengangguran dan Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 54 No. 1 Januari 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

123

tunjangan untuk pendidikan dan kesenian. Hal ini didasari pemikiran bahwa semua organisasi adalah sistem yang bergantung pada lingkungannya dan karena ketergantungan itulah maka suatu organisasi perlu memperhatikan pandangan dan harapan masyarakat. KАJIАN PUSTАKА Perdagangan Internasional Menurut Hendra (2002) perdagangan internasional bisa terjadi apabila kedua belah pihak memperoleh manfaat atau keuntungan dari dalam perdagangan tersebut. Basri dan Munandar (2010) juga mengemukakan bahwa perdagangan internasional terjadi karena dua alasan utama. Pertama, negara-negara yang berdagang karena memiliki sumber daya yang berbeda satu sama lain. Kedua, negara-negara melakukan perdagangan dengan tujuan skala ekonomi dalam produksi. Maksudnya, jika setiap negara memproduksi barang tertentu, negara tersebut dapat memproduksi barang-barang tersebut dengan skala yang lebih besar dan lebih efisien dibandingkan dengan negara yang memproduksi semua barang. Multinational Corporation Chandrawulan (2011:151) mengatakan bahwa MNC merupakan suatu bentuk asosiasi bisnis yang paling banyak dibicarakan dalam rangka globalisasi dunia dan ekonomi. Peran dari globalisasi sebagai ideologi dan perkembangan kebijakan peraturan terkait dengan perusahaan MNC. MNC merupakan perusahaan yang banyak melakukan aktivitas bisnis dibanyak daerah dan mempunyai tujuan yang sama yakni mendapatkan keuntungan. Menurut Eiteman et. al (2003:2) MNC adalah sebuah perusahaan yang melakukan kegiatan bisnis yang mempunyai jam terbang cukup tinggi dan beroperasi pada lebih dari satu negara. S.C Certo (1997) memberikan batasan MNC sebagai “sebuah perusahaan yang memiliki operasi yang signifikan pada lebih satu negara”. Kesimpulannya adalah MNC merupakan sebuah organisasi yang terlibat dalam kegiatan bisnis di tingkat internasional. MNC menjalankan kegiatannya dengan skala internasional yang tidak memandang batas negara dan dipimpin oleh sebuah strategi bersama dari sebuah induk perusahaan.

MЕTODE PЕNЕLITIАN Pеnеlitiаn ini mеrupаkаn pеnеlitiаn dеskriptif dеngаn pеndеkаtаn kuаlitаtif dan dilakukan di Starbucks Coffee Grand Metropolitan Mall Bekasi. Adapun focus penelitian sebagai berikut: 1. Bentuk implementasi CSR (Corporate Social Responsibility) Starbucks yang telah diimplementasikan kepada perkembangan bisnis perusahaan. 2. Dampak dari implementasi kegiatan CSR (Corporate Social Responsibility) yang dilakukan oleh Starbucks Coffee Grand Metropolitan Mall Bekasi. Teknik Pengumpulan Data Tеknik pеngumpulаn dаtа yаng digunаkаn olеh pеnеliti аntаrа lаin: wawancara, observasi dan dokumentasi. Аdаpun instrumеnt pеnеlitiаn yаng digunаkаn iаlаh: peneliti, pedoman wawancara dan pedoman dokumentasi. HАSIL DАN PЕMBАHАSАN Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) Bentuk implementasi CSR yang dilaksanakan oleh Starbucks Coffee ini termasuk dalam bentukbentuk program CSR yang dikemukakan oleh Kotler dan Lee (2005:22-24), yaitu Promosi Kegiatan Sosial (Cause Promotions), Pemasaran Terkait Kegiatan Sosial (Cause Related Marketing), Pemasaran Kemasyarakatan Korporat (Corporat Societal Marketing), Kegiatan Filantropi Perusahaan (Corporate Philantrophy), Pekerja Sosial Kemasyarakatan Sukarela (Community Volunteering), dan Praktik Bisnis yang Memiliki Tanggung Jawab Sosial (Socially Responsible Business Practice). Beberapa program CSR yang dilakukan Starbucks antara lain penanaman pohon kembali, pemberian edukasi kepada anak jalanan, dan pembagian ampas kopi secara gratis ke masyarakat. Ketiga program ini termasuk dalam kategori Socially Responsible Business Practice, dimana perusahaan melakukan aktivitas bisnis yang melampaui yang diwajibkan hukum untuk mendukung kegiatan sosial. Tujuannya adalah meningkatkan kesejahteraan komunitas dan memelihara lingkungan hidup. Program lain yang dilakukan Starbucks yaitu upaya membangun “greener store” dan melakukan konservasi air yang termasuk ke dalam kategori Community Volunteering, yaitu perusahaan memperbaiki proses produksi menuju ramah lingkungan. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 54 No. 1 Januari 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

124

Starbucks mengadakan donasi dari beberapa bagian hasil penjualan air mineral Pristine, dimana program ini termasuk dalam kategori Cause Related Marketing (CRM). Starbucks juga memberikan donasi langsung ke panti jompo dan panti asuhan dimana program ini termasuk ke dalam kategori Corporate Philantrophy. Starbucks memiliki dukungan penuh dari top management perusahaannya berupa dana dan sumber daya manusia untuk kegiatan CSR , hal ini termasuk dalam kategori Cause Promotions. Tujuannya adalah meningkatkan kesadaran karyawan terhadap kegiatan sosial. Benefit yang dapat diperoleh perusahaan karena melakukan kegiatan CSR di atas yaitu dapat meningkatkan reputasi perusahaan, memperkuat bisnis di masa depan, dan memberi dampak bagi penyelesaian masalah sosial dalam komunitas lokal . Bentuk-bentuk implementasi CSR tersebut merupakan kontribusi perusahaan terhadap sosial dan lingkungannya yang mana dapat menjamin keberlangsungan bisnis perusahaan (Putra, 2014:2). Upaya Starbucks dalam memperpanjang keberlangsungan hidup perusahaannya terdiri dari beberapa kegiatan CSR yang terdapat pada Global Social Impact Report, dimana kegiatan tersebut merupakan upaya Starbucks dalam memperbaiki keadaan lingkungan dan sosial di sekitar perusahaan. Hal ini juga sesuai dengan teori Kotler dan Lee (2005) yang menyatakan Corporate Social Responsibility adalah komitmen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui praktek bisnis yang terbuka dan kontribusi sumber daya Perusahaan. Program CSR yang dilakukan oleh Starbucks Coffee Grand Metropolitan Mall Bekasi akan berjalan dengan baik apabila implementasinya dieksekusi dengan baik. Pihak-pihak Starbucks Coffee harus benar-benar mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan program CSR agar pelaksanaan, manfaat dan tujuannya dapat terlaksana dengan baik dan benar. Kegagalan dalam pengimplementasian program CSR dapat berakibat ketidak efektifan dan dapat berpengaruh terhadap tujuan utama CSR yang sebenarnya. Diperlukan indikator kinerja kunci dalam pengimplementasian CSR. Indikator yang paling efektif adalah yang bersifat kualitatif. Menurut Kartini (2009:54-55) ada 8 indikator yang sebaiknya digunakan dalam pengukuran tersebut, yaitu:

a. Leadership (Kepemimpinan) Kegiatan CSR dapat dikatakan berhasil apabila mendapat dukungan dari top management perusahaan dan terdapat kesadaran filantropik dari pimpinan yang menjadi dasar pelaksanaan program. Starbucks sendiri dalam implementasi CSR sudah melakukan dasar kepemimpinan seperti yang dikemukakan oleh Velsor (2009) bahwa salah satu faktor internal yang membentuk aktivitas CSR adalah kepemimpinan. Menurut hasil observasi dan wawancara peneliti, Starbucks dalam pengimplementasian CSRnya di bidang leadership sudah sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Kartini (2009:54) dimana top management perusahaan ikut mendukung kegiatan CSR yang dilakukan. b. Proporsi Bantuan CSR dirancang bukan hanya pada kisaran anggaran saja melainkan juga pada tingkatan serapan maksimal, dimana jika areanya luas maka anggarannya juga harus lebih besar. Namun tidak dapat dijadikan tolak ukur jika anggaran besar akan menghasilkan program yang bagus. Menurut hasil observasi dan wawancara peneliti, Starbucks sendiri selain sudah memiliki rancangan untuk acara, juga memiliki rancangan anggaran untuk kegiatan CSR. Rancangan anggaran ini nantinya disesuaikan dengan seberapa banyak pihak dan seberapa luas area yang akan dibantu oleh Starbucks. Hal ini dilakukan agar setiap kegiatan yang dilakukan oleh Starbucks dapat berjalan mulus sesuai dengan rancangan kegiatan dan tidak terhenti di tengah perjalanan. c. Transparansi dan Akuntabilitas Perusahaan dalam hal ini dituntut memiliki laporan tahunan (annual report) dan menyediakan informasi yang akurat, cukup dan tepat. Adanya akuntabilitas dimana adanya kejelasan fungsi, struktur, sistem dan pertanggung jawaban elemen perusahaan. Menurut hasil observasi dan wawancara peneliti, Starbucks dalam mengimplementasikan CSR nya sudah memiliki laporan tahunan dan catatan informasi mengenai hasil kegiatan CSR yang dilakukan oleh Starbucks. Hal ini dilakukan karena kegiatan CSR yang dilakukan merupakan kegiatan resmi perusahaan dimana diharuskan adanya kejelasan fungsi, struktur, sistem dan pertanggung jawaban atas kegiatan CSR tersebut.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 54 No. 1 Januari 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

125

d. Cakupan Wilayah (Coverage Area) Terdapat identifikasi penerima manfaat secara tertib dan rasional berdasarkan skala prioritas yang telah ditentukan. Menurut hasil observasi dan wawancara peneliti, Starbucks sebelum melakukan kegiatan CSR ini, sudah melakukan survey terlebih dahulu untuk mengetahui identitas penerima bantuan agar sesuai dengan teori yang telah dikemukakan oleh Kartini (2009:54). Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahan atau human error mengenai kejelasan identitas penerima bantuan dari kegiatan CSR ini. e. Perencanaan dan Mekanisme Monitoring dan Evaluasi Dalam perencanaan perlu ada jaminan untuk melibatkan multistakeholder pada setiap siklus pelaksanaan proyek. Terdapat kesadaran untuk memperhatikan aspek-aspek lokalitas (local wisdom), pada saat perencanaan ada kontribusi, pemahaman, dan penerimaan terhadap budayabudaya lokal yang ada. Monitoring dilakukan sementara kegiatan sedang berlangsung guna memastikan kesesuain proses dan capaian sesuai rencana atau tidak. Bila ditemukan penyimpangan atau kelambanan maka segera dibenahi sehingga kegiatan dapat berjalan sesuai rencana dan targetnya. Evaluasi dilakukan pada akhir kegiatan, untuk mengetahui hasil atau capaian akhir dari kegiatan atau program. Hasil Evaluasi bermanfaat bagi rencana pelaksanaan program yang sama diwaktu dan tempat lainnya. Menurut hasil observasi dan wawancara peneliti menyimpulkan bahwa Starbucks dalam melakukan perencanaan dan evaluasi kegiatan dibantu pelaksanaannya oleh kantor pusat, sedangkan proses monitoring sendiri dilakukan oleh management store Starbucks. Dalam hal ini Starbucks sudah melakukan perencanaan, monitoring, dan evaluasi sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Kartini(2009:55). f. Pelibatan Stakeholder (Stakeholders Engagement) Terdapat mekanisme koordinasi reguler dengan stakeholders, terutama masyarakat. Terdapat pula mekanisme yang menjamin partisipasi masyarakat untuk dapat terlibat dalam siklus proyek. Menurut hasil observasi dan wawancara peneliti Starbucks memiliki beberapa cara dalam melibatkan stakeholders ke dalam kegiatan CSR yang dilakukan. Ada yang dilakukan mengajak donasi dan ada juga yang dilakukan dengan

mengajak masyarakat langsung ke lapangan.

berpartisipasi

secara

g. Keberlanjutan (sustainability) Dalam hal ini terjadi alih peran dari korporat ke masyarakat. Tumbuhnya rasa memiliki (sense of belonging) program dan hasil program pada diri masyarakat, sehingga masyarakat dapat ikut serta dalam menjaga dan memelihara program dengan baik. Terdapat pula pilihan partner program yang bisa menjamin bahwa tanpa keikutsertaan perusahaan, program bisa tetap dijalankan sampai selesai dengan partner tersebut. Menurut hasil observasi dan wawancara peneliti Starbucks awalnya membangun citra perusahaan yang baik di mata masyarakat sehingga timbul rasa percaya masyarakat terhadap perusahaan. Dengan demikian, segala bentuk kegiatan postitif perusahaan akan otomatis didukung oleh masyarakat. Apabila hal ini terjadi, maka setiap kegiatan perusahaan yang positif dan melibatkan masyarakat dapat terus berjalan dengan sedikit hambatan, sehingga dalam implementasi kegiatan CSR ini pun dapat terus berlangsung karena adanya dukungan dari masyarakat pula. h. Hasil Nyata (Outcome) Terdapat hasil yang menunjukkan berkurangnya angka kesakitan dan kematian (dalam bidang kesehatan), atau berkurangnya angka buta huruf dan meningkatnya kemampuan SDM (dalam bidang pendidikan) atau parameter lainnya sesuai dengan bidang CSR yang dipilih oleh perusahaan. Hasil nyata dapat berupa perubahan pola pikir masyarakat, memberi dampak ekonomi masyarakat yang dinamis, serta terjadi penguatan komunitas (community empowerment). Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti Starbucks dalam melaksanakan kegiatan CSR ini sudah berhasil menciptakan hasil nyata bagi para penerima bantuan berupa perkembangan kualitas daerah yang dibantu dan juga berkurangnya angka buta huruf di daerah tersebut. Hal ini diperkuat dengan adanya global social impact report yang menunjukkan bahwa kegiatan CSR yang dilakukan Starbucks dalam melayani masyarakat menunjukkan kemajuan untuk mencapai tujuan diadakannya kegiatan CSR tersebut.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 54 No. 1 Januari 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

126

Dampak Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) a. Bagi Perusahaan a) Mempertahankan atau mendongkrak reputasi dan brand image perusahaan. b) Layak mendapatkan social licence to operate. c) Mereduksi resiko bisnis perusahaan. d) Melebarkan akses sumber daya. e) Membentangkan akses menuju market. f) Mereduksi biaya. g) Memperbaiki hubungan dengan stakeholders. h) Memperbaiki hubungan dengan regulator. i) Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan. j) Peluang mendapatkan penghargaan. Berdasarkan hasil wawancara peneliti Starbucks telah melakukan kegiatan CSRnya dengan memberikan dampak bagi perusahaan yang berupa membangun image perusahaan menjadi baik dimata masyarakat, kinerja karyawan meningkat karena pengadaan kegiatan CSR ini, dan juga menciptakan hubungan baik dengan para stakeholders yang sesuai dengan teori Wibisono (2007:99) mengenai dampak dari kegiatan CSR bagi perusahaan. Hal ini diperkuat dengan adanya global social impact report yang menunjukkan bahwa dengan adanya kegiatan CSR yang dilakukan Starbucks dapat berdampak terhadap perusahaan salah satunya membangun image positif perusahaan dan memperbaiki hubungan dengan stakeholders. b. Bagi masyarakat Perusahaan dalam menjalankan tanggung jawab sosialnya memfokuskan perhatiannya kepada tiga hal yaitu keuntungan (profit), masyarakat (people), dan lingkungan (planet). Perusahaan harus memiliki tingkat profitabilitas yang memadai sebab laba merupakan pondasi bagi perusahaan untuk dapat berkembang dan mempertahankan eksistensinya. Perolehan laba yang memadai membuat perusahaan dapat membagi deviden kepada pemegang saham, memberi imbalan yang layak kepada karyawan, mengalokasikan sebagian laba yang diperoleh untuk pertumbuhan dan pengembangan usaha di masa depan, membayar pajak kepada pemerintah, dan memberikan multiplier effect yang diharapkan kepada masyarakat. Perusahaan yang memperhatikan masyarakat dapat berkontribusi terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat. Perhatian terhadap masyarakat dapat dilakukan dengan cara perusahaan melakukan aktivitas-

aktivitas serta pembuatan kebijakan-kebijakan yang dapat meningkatkan kesejahteraan, kualitas hidup dan kompetensi masyarakat diberbagai bidang. Perusahaan yang memperhatikan lingkungan berarti perusahaan dapat ikut berpartisipasi dalam usaha pelestarian lingkungan demi terpeliharanya kualitas hidup umat manusia dalam jangka panjang. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti, Starbucks dalam melakukan kegiatan CSRnya telah memberikan dampak bagi masyarakat berupa peningkatan kesejahteraan sosial dan juga kualitas hidup masyarakat yang merasa telah dibantu dengan adanya kegiatan CSR ini. Hal ini diperkuat dengan adanya global social impact report yang menunjukkan bahwa kegiatan CSR yang dilakukan Starbucks memang menunjukkan kepeduliannya terhadap pelayanan kepada masyarakat. c. Bagi lingkungan Praktik CSR akan mencegah eksploitasi berlebihan atas sumber daya alam, menjaga kualitas lingkungan dengan menekan tingkat polusi dan justru perusahaan terlibat mempengaruhi lingkungannnya. Keterlibatan perusahaan dalam pemeliharaan dan pelestarian lingkungan berarti perusahaan berpartisipasi dalam usaha mencegah terjadinya bencana serta meminimalisir dampak bencana yang diakibatkan oleh kerusakan lingkungan. Dengan menjalankan tanggung jawab sosial, perusahaan diharapkan tidak hanya mengejar laba jangka pendek, tetapi juga ikut berkontribusi terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat dan lingkungan (terutama lingkungan sekitar) dalam jangka panjang. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti, Starbucks dalam melakukan kegiatan CSR telah memberikan dampak bagi lingkungannya. Dampak tersebut berupa pengurangan kerusakan lingkungan, lestarinya hutan dan juga pembersihan lingkungan hutan. Starbucks juga melakukan reboisasi dalam kegiatan CSRnya dalam upaya mengurangi eksploitasi berlebih pada sumber daya alam. Hal ini diperkuat dengan adanya global social impact report yang menunjukkan bahwa kegiatan CSR yang dilakukan Starbucks membawa kemajuan untuk lingkungan sekitar Starbucks agar tetap terjaga seperti dengan menanam pohon, menciptakan toko ramah lingkungan, menghemat air dan menggunakan cangkir daur ulang

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 54 No. 1 Januari 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

127

KЕSIMPULАN DАN SАRАN Kеsimpulаn 1. Implementasi CSR oleh Starbucks: Bentuk-bentuk implementasi CSR yang dilakukan oleh Starbucks Coffee seperti yang dikemukakan oleh Kotler dan Lee (2005:2224). Terdapat indikator keberhasilan yang peneliti gunakan dalam kegiatan CSR yang dilakukan Starbucks Coffee: a. Leadership (Kepemimpinan) Starbucks dalam implementasi CSR sudah melakukan dasar kepemimpinan dimana top management perusahaan ikut mendukung kegiatan CSR yang dilakukan. b. Proporsi Bantuan Starbucks sendiri selain sudah memiliki rancangan untuk acara, juga memiliki rancangan anggaran untuk kegiatan CSR. Rancangan anggaran ini nantinya disesuaikan dengan seberapa banyak pihak dan seberapa luas area yang akan dibantu oleh Starbucks. Hal ini dilakukan agar setiap kegiatan yang dilakukan oleh Starbucks dapat berjalan mulus sesuai dengan rancangan kegiatan dan tidak terhenti di tengah perjalanan. c. Transparansi dan Akuntabilitas Starbucks dalam mengimplementasikan CSR nya sudah memiliki laporan tahunan dan catatan informasi mengenai hasil kegiatan CSR yang dilakukan. Hal ini dilakukan karena kegiatan CSR yang dilakukan merupakan kegiatan resmi perusahaan dimana diharuskan adanya kejelasan fungsi, struktur, sistem dan pertanggung jawaban atas kegiatan CSR tersebut. d. Cakupan Wilayah (Coverage Area) Starbucks sebelum melakukan kegiatan CSR ini, sudah melakukan survey terlebih dahulu untuk mengetahui identitas penerima bantuan. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahan atau human error mengenai kejelasan identitas penerima bantuan dari kegiatan CSR ini. e. Perencanaan dan Mekanisme Monitoring dan Evaluasi Starbucks dalam melakukan perencanaan dan evaluasi kegiatan dibantu pelaksanaannya oleh kantor pusat, sedangkan proses monitoring sendiri dilakukan oleh management store Starbucks. f. Pelibatan Stakeholder (Stakeholders Engagement)

Starbucks memiliki beberapa cara dalam melibatkan stakeholders ke dalam kegiatan CSR yang dilakukan. Ada yang dilakukan mengajak donasi dan ada juga yang dilakukan dengan mengajak masyarakat berpartisipasi secara langsung ke lapangan. g. Keberlanjutan (sustainability) Starbucks awalnya membangun citra perusahaan yang baik di mata masyarakat sehingga timbul rasa percaya masyarakat terhadap perusahaan. Dengan demikian, segala bentuk kegiatan postitif perusahaan akan otomatis didukung oleh masyarakat. h. Hasil Nyata (Outcome) Starbucks dalam melaksanakan kegiatan CSR ini sudah berhasil menciptakan hasil nyata bagi para penerima bantuan berupa perkembangan kualitas daerah yang dibantu dan juga berkurangnya angka buta huruf di daerah tersebut. 2. Dampak Implementasi CSR yang dilakukan oleh Starbucks: a. Bagi Perusahaan Starbucks telah melakukan kegiatan CSRnya dengan memberikan dampak bagi perusahaan yang berupa membangun image perusahaan menjadi baik dimata masyarakat, kinerja karyawan meningkat karena pengadaan kegiatan CSR ini, dan juga menciptakan hubungan baik dengan para stakeholders. b. Bagi masyarakat Starbucks dalam melakukan kegiatan CSRnya telah memberikan dampak bagi masyarakat berupa peningkatan kesejahteraan sosial dan juga kualitas hidup masyarakat yang merasa telah dibantu dengan adanya kegiatan CSR ini. c. Bagi lingkungan Starbucks dalam melakukan kegiatan CSR telah memberikan dampak bagi lingkungannya. Dampak tersebut berupa pengurangan kerusakan lingkungan, lestarinya hutan dan juga pembersihan lingkungan hutan. Starbucks juga melakukan reboisasi dalam kegiatan CSRnya dalam upaya mengurangi eksploitasi berlebihan pada sumber daya alam. Sаrаn 1. Diharapkan kepada Starbucks Coffee Indonesia khususnya Starbucks Coffee Bekasi untuk lebih sering melakukan kegiatan CSR Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 54 No. 1 Januari 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

128

kepada lingkungan mengingat operasional serta produksi perusahaan berasal dari lingkungan, maka dari itu perlunya menjaga kestabilan lingkungan agar selaras dengan keberangsungan perusahaan. 2. Perlunya penanaman serta pengetahuan akan CSR itu sendiri kepada para karyawan terutama para staff barista yang lama, baru maupun part timer karena merekalah bagian dari pelaksana CSR dan menjaga hubungan dengan lingkungan sosial sekitar. 3. Peneliti selanjutnya dapat meneruskan penelitian ini dengan meneliti lebih lanjut kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian ini. 4. Penelitian ini hanya mengambil data dari top management perusahaan dan data global social impact report. Peneliti selanjutnya sebaiknya dapat mengambil data dari narasumber yang berbeda, seperti kepada masyarakat penerima manfaat dari pelaksanaan program CSR. DАFTАR PUSTАKА Bertens, K. 2004. Etika. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Busyra, Azheri. 2012. Corporate Social Responsibility: dari Voluntary menjadi Mandatory. Jakarta: Rajawali Grafindo. Certo, SC. 1997. Modern Management Diversity, Quality, Ethics and The Global Environment. Seventh Edition. New Jersey: Prentice-Hall International, Inc. Chandrawulan, An An. 2011. Perdagangan Internasional dan Hukum Penanaman Modal. Bandung: PT. Alumni. Eiteman et. al. 2003. Manajemen Keuangan Internasional. Edisi bahasa Indonesia. Klaten: PT Intam Sejati Cetakan kedua. Elkington, J. 1997. Cannibals With Forks: The Triple Bottom Line of 21st Century Business. Capstone: Oxford. Kartini, Dwi. 2009. Corporate Social Responsibility: Transformasi Konsep Sutainability Management dan Implementasi di Indonesia. Bandung: Refika Aditama. Kast FE, Rosenzweig JF, 2003. Organisasi dan Manajemen. Edisi Keempat, Alih Bahasa: A. Hasymi Ali. Jakarta: Bumi Aksara.

Kotler, Philip and Nancy Lee. 2005. Corporate Social Responsibility : Doing the Most Good for Your Company and Your Cause. New Jersey: John Willey and Sons, Inc. Mahardika, Timur. 2001. Strategi Tiga Kaki, Dari Pintu Otonomi Daerah Mencapai Keadilan Sosial. Yogyakarta: Lapera Pustaka Utama. Nizham. 2011. Program Pengembangan: Meraih Generasi Emas. Nusa Tenggagara Barat: Lembaga Transform. Panglaykim, J. 1983. Perusahaan Multinasional dalam Bisnis Internasional. Jakarta: Centre For Strategic and International Studies. Pearce, F. and Tombs, S. 2004. Dance Your Anger and Your Joys: Multinational Corporations, Power, Crime. in Sumner, C., The Blackwell Companion to Criminology. Victoria: Blackwell Publishing Ltd. Pendergrast, Mark. (1999). Uncommon Grounds: The History of Coffee and How It Transformed Our World. London: Texere. ISBN 1-58799-088-1. Untung, Budi Hendrik. 2008. Corporate Social Responsibility. Yogyakarta: Sinar Grafika. Velsor, E.V. 2009. The Center of Creative Leadership Handbook of Leadership Developmnet. Jossey-Bass. Wibisono, Yusuf. 2007. Membedah Konsep dan Aplikasi CSR. Gresik: Fascho Publishing Thesis Putra, Irfan Kharisma. 2014. Implementasi Corporate Social Responsibility dan Dampaknya terhadap Keberlangsungan Bisnis Perusahaan Multinasional. Malang: Universitas Brawijaya. Web “Company Profile”. Starbucks Coffee Company. 2008. https://www.starbucks.com/aboutus/company-information/starbucks-companyprofile. Diakses pada 30 Mei 2017. Melanie Warner. 2004. “Starbucks Will Use Cups With 10% Recycled Paper”. http://www.nytimes.com/2004/11/17/business/ 17starbucks.html. Diakses pada 30 Mei 2017.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 54 No. 1 Januari 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

129