Bab i I Dampak dari pencemaran air limbah Terdapat banyak ragam pengaruh yang ditimbulkan akibat pencemaran air, seperti air minum yang mengandung racun, hewanhewan potong yang beracun (akibat akumulasi organisme beracun dalam tubuh mereka yang berasal dari lingkungan sekitamya), ekosistem sungai dan danau yang tak lagi seimbang untuk mendukung keaneka-ragaman hayati, penggundulan hutan akibat hujan asam (acid rain), dan masih banyak lainnya. Dampak pencemaran air pada umumnya dapat dibagi ke dalam empat kategori, sebagai berikut: 1.
Dampak terhadap kehidupan biota air.
2.
Dampak terhadap kualitas air tanah.
3.
Dampak terhadap kesehatan.
4.
Dampak terhadap estetika lingkungan.
2.1. Dampak Terhadap Kehidupan Biota Air Dengan banyaknya zat pencemar yang ada di dalam air limbah, maka akan menyebabkan menurunnya kadar oksigen yang terlarut di dalam air limbah tersebut. Dengan demikian akan menyebabkan kehidupan di dalam air yang membutuhkan oksigen akan
terganggu,
dan
mengurangi
perkembangannya.
Selain
disebabkan karena kurangnya oksigen, kematian kehidupan di dalam air dapat juga disebabkan oleh adanya zat beracun. Selain Pusat Teknologi Lingkungan, (PTL) – BPPT
14
kematian ikan-ikan, dampak lainnya adalah kerusakan pada tanaman/tumbuhan air.
Gambar 2.1 : Kematian Ikan Akibat Pembuangan Limbah. Akibat matinya bakteri-bakteri, maka proses penjemihan air secara alamiah yang seharusnya terjadi pada air limbah juga terhambat. Dengan demikian air limbah menjadi sulit teruraikan. Di berbagai saluran pembuangan limbah domestik dan sungai sudah tidak mampu lagi untuk menerima beban pencemaran tersebut, sehingga kualitas airnya sudah tidak layak lagi untuk dimanfaatkan.
Pusat Teknologi Lingkungan, (PTL) – BPPT
15
Gambar 2.2 : Saluran Limbah Domestik yang Sudah Sangat Tercemar. 2.2. Dampak Terhadap Kualitas Air Tanah Suatu survei sumur dangkal di Jakarta menunjukkan bahwa pencemaran air tanah oleh limbah domestik terutama tinja yag lazim diukur dengan Faecal Conform telah terjadi dalam skala yang luas. Banyak penelitian mengindikasikan terjadinya pencemaran yang berasal dari tinja tersebut.
Pusat Teknologi Lingkungan, (PTL) – BPPT
16
Sumur tanah dangkal Septik tank
Gambar 2.3 : Sumur yang Telah Tercemar Karena Terlalu Dekat Dengan Septik Tank. 2.3. Dampak Terhadap Kesehatan Pengaruh
langsung
terhadap
kesehatan,
banyak
disebabkan oleh kualitas air bersih yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, mengingat sifat air yang mudah sekali terkontaminasi oleh berbagai mikroorganisme dan mudah sekali melarutkan berbagai materi. Dengan kondisi sifat yang demikian air mudah sekali berfungsi sebagai media penyalur ataupun penyebar penyakit. Peran air sebagai pembawa penyakit menular bermacammacam, antara lain: •
air sebagai media untuk hidup mikroba patogen;
•
air sebagai sarang insekta penyebar penyakit;
•
jumlah air bersih yang tersedia tak cukup, sehingga manusia bersangkutan tak dapat membersihkan dirinya. Pusat Teknologi Lingkungan, (PTL) – BPPT
17
Ada beberapa penyakit yang masuk dalam kategori waterborne diseases, atau penyakit-penyakit yang dibawa oleh air, yang masih banyak dijumpai di berbagai daerah seperti terlihat dalam Tabel 4 di bawah. Penyakit-penyakit ini hanya dapat menyebar apabila mikroba penyebabnya dapat masuk ke dalam sumber air yang dipakai masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Sedangkan jenis mikroba yang dapat menyebar lewat air ada cukup banyak, antara lain: bakteri, protozoa dan metazoa. Tabel 2.1 : Beberapa Penyakit Bawaan Air dan Agennya.
Agen
Penyakit
Virus: Rotavirus
Diare pada anak
Virus Hepatitis A
Hepatitis A
Virus Poliomyelitis
Polio (myelitis anterior acuta)
Bakteri: Vibrio cholerae Escherichia coli
Cholera Diare/Dysenterie
Enteropatogenik Salmonella typhi
Typhus abdominalis
Salmonella paratyphi Shigella
Paratyphus
dysenteriae Protozoa:
Dysenterie
Entamuba histolytica Balantidia coli
Dysentrie amoeba Balantidiasis
Giarda lamblia
Giardiasis
Metazoa: Ascaris lumbricoides
Ascariasis
Clonorchis sinensis
Clonorchiasis
Diphyllobothrium latum
Diphylobothriasis
Taenia saginata/solium
Taeniasis
Schistosoma
Schistosomiasis
Pusat Teknologi Lingkungan, (PTL) – BPPT
18
Masuknya berbagai polutan dari sumber pencemar ke manusia pada umumnya tidak terjadi secara langsung, tetapi lebih banyak melalui media jaring-jaring rantai makanan. Jika hal ini sudah terjadi, untuk mengatasinya memerlukan biaya yang sangat besar, waktu yang lama dan metode sulit untuk dilakukan dan pada umumnya dimulai dengan memutus rantai dari sumbernya. Secara detail gambaran perjalanan polutan limbah sampai ke manusia ini dapat dilihat seperti pada Gambar 2.4 di bawah.
Gambar 2.4 : Gambaran Perjalanan Polutan Limbah Sampai ke Manusia
2.4. Dampak Terhadap Estetika Lingkungan
Dengan semakin banyaknya limbah yang masuk ke lingkungan
yang
seharusnya
diolah
terlebih
dahulu,
maka
menyebabkan beban lingkungan untuk melakukan degradasi secara Pusat Teknologi Lingkungan, (PTL) – BPPT
19
alami
akan
lingkungan
semakin
berat.
Jika kemampuan
penerima
limbah
sudah
terlampaui,
daya
dukung
maka
akan
mengakibatkan pencemaran dan akumulasi materi di lingkungan bersangkutan. Penumpukan materi yang tak terkendali akan menimbulkan
berbagai
dampak
seperti
bau
menyengat,
pemandangan yang kotor dan menimbulkan masalah estetika lain yang tidak diharapkan.
Gambar 2.5 : Foto salah satu sungai di wilayah DKI Jakarta yang sudah tercemar
Pusat Teknologi Lingkungan, (PTL) – BPPT
20