Definisi Perkembangan dan Teori Perkembangan Kognitif Piaget MUCHAMAD TAUFIQ ANWAR
702012109
PRADNYA PARAMITA DEWI
702012004
ARDHITYAN KRISTANTOMI
702012013
A. Definisi Perkembangan Perkembangan merupakan pola perkembangan individu yang berawal pada konsepsi dan terus berlanjut sepanjang hayat dan bersifat involusi ( Santrok Yussen. 1992). Perkembangan merupakan serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman dan terdiri atas serangkaian perubahan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif ( E.B. Harlock ). Perkembangan mengandung makna adanya pemunculan sifat-sifat yang baru, yang berbeda dari sebelumnya ( Kasiram, 1983 : 23). Kesimpulan: perkembangan adalah suatu perubahan yang terus menerus dari lahir hingga dewasa yang memunculkan sifat-sifat yang baru berdasarkan interaksi dengan lingkungan
B. Teori Perkembangan Kognitif Piaget 1. Komponen Teori Kognitif Piaget:
Schema: “satuan” pengetahuan, bagaimana seseorang mempersepsikan objek, tindakan, maupun konsep. Assimilation: penggunaan schema pada objek atau situasi yang baru Accomodation: pemodifikasian schema karena schema yang lama tidak cocok dengan situasi yang baru Equilibrum: kondisi di mana schema yang dipakai seseorang dapat cocok dengan hampir semua informasi baru yang dia terima
2. Teori Tahap Perkembangan Kognitif Piaget a. Tahap Sensorimotor (0-2 tahun) Periode ini ditandai dengan perkembangan kognitif yang sangat cepat. Dengan gerak refleks dan panca indranya, bayi mulai mengerti dunia di sekelilingnya. Melalui proses asimilasi dan akomodasi, si bayi semakin memahami dunia.
Hal yang menonjol pada periode ini adalah egosentrisme yang tinggi pada bayi. Ia tidak dapat melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain. Perkembangan utama yang terjadi pada periode ini adalah pemahaman tentang keberadaan benda-benda dan kejadian-kejadian yang tak terpengaruh aksi individu (object permanence). Dalam periode ini, bayi belajar melalui ‘trial and error’. Bayi mulanya hanya mengandalkan refleksnya dan kemudian mulai memodifikasinya agar sesuai dengan keadaan. Perilaku anak cenderung berorientasi tujuan, berawal dari tujuan yang konkrit kepada tujuan yang abstrak. Bayi mulai bisa membuat gambaran mental tentang objek. Object permanence berarti anak mengetahui bahwa suatu objek itu masih tetap ada meskipun tersembunyi. Contoh, misalkan anda meletakkan mainan di bawah selimut, si anak yang telah mencapai object permanence akan mengetahui kalau ada mainan di sana dan si anak akan akan aktif mencarinya. Anak yang belum mencapai tahap ini akan menganggap bahwa mainan tersebut telah hilang. Pencapaian kemampuan object permanence ini biasanya merupakan sinyal untuk tahapan yang lebih tinggi. b. Tahap Praoperasional (2-7 tahun) Pada periode ini, anak dapat membuat gambaran mental tentang objek dan kejadian (fungsi semiotik / simbolik). Pikiran dan komunikasi mereka cenderung egosentris (tentang diri mereka sendiri). Egosentrisme berarti ketidakmampuan anak untuk melihat keadaan dari sudut pandang orang lain. Menurut Piaget, anak yang egosentris menganggap bahwa semua orang akan melihat, mendengar, dan merasakan sesuatu sama seperti dirinya. Piaget ingin mengetahui pada umur berapakah seorang anak akan mulai meninggalkan egosentrisme ini (decentering). Ciri lain dari periode ini adalah animisme, yaitu kepercayaan bahwa benda mati juga memiliki perasaan dan kemauan layaknya manusia. Untuk menguji egosentrime seorang anak, Piaget menggunakan metode “Three Mountains”. Anak-anak ditunjukan tiga gunung yang berbeda. Pertama, gunung dengan salju di atasnya, yang kedua dengan gubuk di atasnya, dan yang ketiga dengan salib di atasnya. Anak-anak diperbolehkan berjalanjalan di sekitar model, mengamati, dan duduk di satu sisi. Sebuah boneka diletakkan di berbagai tempat di meja. Anak-anak kemudian ditunjukkan 10 foto gunung yang diambil dari berbagai sudut dan disuruh untuk memilih foto mana yang sesuai dengan pengamatan boneka. Piaget berasumsi bahwa jika si anak mengambil foto yang sesuai dengan penglihatan boneka, maka anak tersebut bukan anak yang egois. Egosentrisme akan terlihat pada anak yang mengambil footo yang sesuai dengan penglihatannnya.
c. Tahap Operasional Konket (7-11 tahun) Piaget menganggap tahapan ini merupakan awal pemikiran logis seorang anak. Pada periode ini, si anak telah cukup dewasa untuk berpikir logis, akan tetapi terbatas untuk objek yang konkret saja. Egoisme si anak mulai berkurang dan kemampuan konservasi anak mengalami perbaikan. Konservasi berarti pemahaman bahwa sesuatu akan tetap berjumlah sama sekalipun kenampakannya berubah. Anak umur 7-11 mulai dapat berpikir rasional dan terstruktur. Mereka dapat menyelesaikan masalah dengan logika, tetapi tidak dapat berpikir abstrak. Ketika berumur 7 tahun, kebanyakan anak-anak dapat mengerti bahwa air yang dituangkan ke dalam gelas yang berbeda bentuk akan memiliki volume yang tetap, meskipun berubah tampilannya. Anak umur 5 tahun akan berpikir bahwa ada perbedaan volume karena tampilannya telah berubah. d. Tahap Operasionak formal (11+ tahun) Pada tahap ini, anak mulai dapat berpikir abstrak seperti melakukan perhitungan matematis, berpikir kreatif, dan membayangkan akibat dari suatu tindakan. Pengujian pemikiran operasional formal dapat dilakukan dengan tes pendulum. Partisipan harus mempertimbangkan tiga faktor yang mempengaruhi kecepatan ayunan pendulum, yaitu: panjang senar, berat beban, dan besarnya dorongan. Tugas mereka adalah untuk menentukan faktor mana yang paling mempengaruhi kecepatan ayunan. Partisipan boleh mengubah panjang senar dan berat beban. Mereka dapat mengukur kecepatan pendulum dengan menghitung jumlah ayunan tiap menitnya. Untuk menemukan jawaban ynag benar, partisipan harus mengerti metode penelitian, yaitu dengan mengubah satu variabel dalam sekali waktu (e.g mengubah panjang senar saja tanpa mengubah berat beban). Partisipan yang mengubah dua variabel sekaligus cenderung memberikan jawaban yang salah.
C. Perlunya seorang (calon) guru memahami perkembangan peserta didik Agar guru mengerti bagaimana merancang model dan materi pembelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan anak, sehingga diharapkan akan tercipta proses pembelajaran yang kondusif dan efektif.
Sumber Wahyuni, Nani (2010). Definisi Perkembangan. Retrieved from http://edukasi.kompasiana.com/2010/10/25/definisi-perkembangan/ on 10 January 2013 McLeod, S. A. (2009). Jean Piaget | Cognitive Theory. Retrieved from http://www.simplypsychology.org/piaget.html on 10 January 2013 McLeod, S. A. (2010). Sensorimotor Stage - Object Permanence. Retrieved from http://www.simplypsychology.org/sensorimotor.html on 10 Januari 2013 McLeod, S. A. (2010). Preoperational Stage - Egocentrism. Retrieved from http://www.simplypsychology.org/preoperational.html on 10 Januari 2013 McLeod, S. A. (2010). Concrete Operational Stage. Retrieved from http://www.simplypsychology.org/concrete-operational.html on 10 Januari 2013 McLeod, S. A. (2010). Formal Operational - Piagetian Stage. Retrieved from http://www.simplypsychology.org/formal-operational.html on 10 Januari 2013