distribusi diameter p artikel debu pm1o dan pm2,5 dalam udara

aerosol padat yang terbentuk, karena proses pernisahan suatu bahan secara mekanik, seperti proses penghancuran, penggilingan dan peledakkan. Proses in...

3 downloads 353 Views 3MB Size
'i>""SI~lngS~lna.. ;4s1'& K.tstlaHlatan 7Ca~tasl~an t.lngkungan 1'a~a .Dn~ust..lj\l"n-/'Jukll.. I)aka..ta, 18;1ta..tt 2003

DISTRIBUSI DIAMETER PARTIKEL DEBU PM1O DAN PM2,5 DALAM UDARA SEKIT AR KA W ASAN PABRIK SEMEN, CITEUREUP -BOGOR Gatot Suhariyono daD Muji Wiyono Puslitbang Keselamatan Radiasi dan Biomedika Nuklir -BA TAN

ABSTRAK DISTRIBUSI DIAMETER PARTIKEL DEBU PM.o DAN PM2r~DALAM UDARA SEKITAR KA W ASAN PABRIK SEMEN, CITEUREUP -BOGOR. Analisis distribusi diameter partikel debu PM1o dan PM2.s telah dilakukan di daerah pemukiman sekitar kawasan pabrik semen, Citeureup -Bogor untuk memperkirakan deposisi partikel debu yang diterima penduduk. Partikel debu disampling di rumah-rumah penduduk menggunakan cascade impactor pada empat arah mata angin clanradius 500, 1000, 1500, 2000, 2500, dan 3000 m dari Plant sam sebagai titik pusat pabrik semen di Citeureup -Bogor. Pengukuran pada arah utara adalah di rumah-rumah Perumahan Gunung Putri, desa Gunung Putri, desa Kranggan, clan desa Bojong Nangka. Arab se1atanadalah desa Tarikolot clan desa Pasir Mukti. Arah barat adalah guest house, desa Puspanegara, desa Puspasari, clan desa Citatah. Arah barat laut yaitu desa Puspanegara, desa Gunung Putri, desa Puspasari, clandesa Kranggan. Hasil analisis menunjukkan bahwa distribusi diameter partikefdebu PM1o di luar rumah sekitar pabrik semen mulai dari diameter 0,4 sampai 4, 7 ~ mempunyai persentase berat rata-rata tinggi berkisar 17,91 % dari berat debu total pada radius 500, 1000, 1500, 2000, 2500 clan 3000 m. Distribusi diameter partikel debu PM2.s memperlihatkan adanya kestabilan persentase berat 12,27 % dari berat debu total mulai dari diameter 0,4 sampai 2,1 ~. ABSTRACT THE DISTRIBUTION OF PM\o AND PM2.5 DUST PARTICLES DIAMETER IN AIRBORNE AT THE CEMENT FACTORY NEIGHBORING AREA, CITEUREUP BOGOR. The distribution analysis in PM1oand PM25 dust particle diameter has been carried out at residence area around the cement factory, Citeureup -Bogor to estimate deposition of dust particles that is accepted by public. The dust particles were sampled at the dwellings by using a cascade impactor on four wind directions and 500, 1000, 1500, 2000, 2500, and 3000 m radius from the Plant one as the center of the cement factory at Citeureup -Bogor. Measurements at the north direction were the Gunung Putri, Kranggan, Bojong Nangka villages, and Gunung Putri dwellings. The south directions were Tarikolot and Pasir Mukti villages. The west directions were guesthouse, Puspanegara,Puspasali, and Citatah villages. The northwest directions were Puspanegara,Gunung Putri, Puspasari,and Kranggan villages. The analysis result showed that the diameter distribution of PM1o dust particles at outdoor is ranging from 0.4 to 4. 7 ~, and has the weight percentage is high in average approximate 17.91 % of total dust weight on 500,1000,1500,2000,2500, and 3000 m radius. The distributions of indoor PM25 dust particles diameter show a stable 12.27 % weight percentage of total dust weight from 0.4 to 2.1 ~.

pemicu timbulnya infeksi saluran pemafasan,

PENDAHULUAN Masalah pencemaran udara oleh

karena pertikel padat PMlo dan PM2,5 dapat

partikel padatyang berdiameterkurangdan 10

mengendappada saluran pemafasan daerah

11m di

bronki dan alveoli [1,2,3]. Bahan partikel PMlo

luar rwnah

(biasa disebut PM1o

(particulate matter» dan kurang daTi 2,5 !ln1 di

dapat terdeposisi di luar rumah dan PM2,5 di

dalam rumah (PM2,5)diyakini oleh para pakar

dalam rumah, karena pengaruh angin. PM1o

lingkungan dan kesehatan masyarakat sebagai

merupakan partikel kasar dominan terdeposisi

161

/>II"SU1II(fSelHllla..,,4s,,& K.uelaIHatall 7Ca~lasl~all.t..l"(fk""(fa" "a~a .a"~"Sl..l;V""-;\f,,kli.. tJaka..ta, 18;1ta..et 2003

di luar rumah daripada PM2.5 yang merupakan

masuk ke

partikel

dalam rumah.

partikel di bawah 2,5 I-Un (PM2,5)tidak dapat

kronik

dapat

disaring dalam sistem pemapasan sebelah atas

menyebabkan inspeksi saluran pemapasan atas

dan menempel pada gelembung pam-pam,

(ISPA) yang dapat berakibat bronkhitis akut,

sehingga dapat menurW1kan pertukaran gas.

emfisema pam, dan asma bronkhiole (OPD)

Bahan partikulat PM\o menyertakan partikel-

dan pada anak-anak yang sedang tumbuh dan

partike.l yang berdiameter aerodinamika .lebih

berkembang, dapat

kecil daTi 10 1-Un.Partikel-partikel ini yang

halus dominan

Akumulasi

di

pengendapan

menjadi

penyebab

penurunan tingkat kecerdasan(IQ).

aerosol padat yang terbentuk, karena proses

dapat mencapai toraks atau daerah saluran pernapasansebelahbawah.

pernisahan suatu bahan secara mekanik, seperti penghancuran,

Partikel-

banyak menyebabkan efek kesehatan buruk

Debu (dust) merupakan salah satujenis

proses

gelembung pam-pam.

penggilingan

dan

Dalam

penelitian

ini

dilakukan

pengukuran distribusi diameter partikel debu

peledakkan. Proses ini dapat terjadi, karena

PM\o

gesekanbahan dengan angin yang kencang atau

penduduk sekitar kawasan industri.

pergeseran dengan bahan lain.

Contohnya

semen, Citeurep -Bogor dipilih sebagai bahan

adalah debu semen (cement dust) dan debu dari

kajian, karena pabrik semen di Citeureup -

unsur logam (metallurgical).

Debu dianggap

Bogor dikelilingi oleh penduduk yang sangat

sebagaipartikel bahan padat yang terbagi secara

padat yakni 154.280 orang dengan luas 165,81

halus dengan ukuran berkisar daTi 0, I hingga

km2 dan juga terdapat fasilitas umum seperti

100 fJ.m[4-7].

perkantoran dan pasar [9]. Tujuan penelitian

dan

PM2,5 di

daerah

pemukiman Pabrik

Swnber utama debu di atmosfer adalah

adalah mengkaji distribusi diameter partikel

tanah, semburan air laut, kebakaran semak

debu PM1odan PM2,5di sekitar kawasan pabrik

belukar, pembakaran rumah tangga, kendaraan

semen, Citeureup-Bogor untuk memperkirakan

bennotor, proses industri daD debu organik dari

tingkat pengendapan (deposisi) partikel debu

bahan tanaman. Oebu menjadi keprlhatinan

pada

utaIna adalah debu yang dihasilkan

masyarakatdi sekitar pabrik semen, Citeureup -

oleh

pengolahan bahan padat dalam industri. Partikel debu yang

kurang

daTi

10

saluran

pernafasan

yang

diterima

Bogor.

J.lIll sangat

memprihatinkan, karena memiliki kemampuan

DASAR TEORI

yang lebih besar untuk menembus ke dalam

Partikel-Partikel Udara

paru-paru. Rambut-rambut di dalam hidung

Perubahan lingkungan udara pada

dapat menyaring debu yang berukuran lebih

umumnya disebabkanoleh pencemaranudara

besar dari 10 11m[8]. Partikel yang lebih kecil

yaitu masuknyazat pencemar(berbentukgas

daTi 10 11mmemperlihatkan gerak Brown daD

dan partikel kecil yang dinamakanaerosol)ke

tidak membentur sisi dinding, tetapi dapat

dalamudara[10]. Aerosol didefinisikansebagai

'i>""Sl~lllfl Suullla..

;4s1'~k l<:u~laJHalall 7
1'a~a .all~usl..l /V,,"-/VukU.. /)aka..la,

18;ha..~l2003

partikel cair maupunpadatyang tersuspensidi

bertingkatAndersenyang terdiri dari 8 tingkat

dalamgas [4,5]. Ukuran partikel aerosolantara

(tingkat 0 hingga 7) masing-masingdipasang

0,00I dan 100J.lll1.

foil

Karakteristik partikulat debu termasuk

dipasangfilter. Koleksi karaktetistik impaktor adalah

diantaranyaukuran, distribusi ukuran, bentuk kepadatan,

kelengketan,

reaktivitas

dan

sifat

toksisitas.

korosif,

Salah

satu

mylar clan satu tingkat paling bawah

koleksidenganefisiensi50 % yangartinya 50 % partikel dengandiametertertentumengendap

karakteristikyang paling penting dari suspensi

pada plat impaksi clan selebihnya lolos.

partikel debu adalah distribusi ukuran partikel

Diametertersebutdinamakandiameterpangkas

aerosol.Ukuran partikel merupakanparameter

pada efisiensi 50 % [11]. Pada impaktor

terpentinguntuk membericiri perilakuaerosol.

bertingkat, partikel yang lolos daTi tingkat

Semua sifat aerosol sangat bergantungpada

pertama akan masuk ke impaktor tingkat

ukuran

berikutnya. Tiap tingkat impaktor mempunyai

partikel.

Partikel-partikel

yang

berdiameter kurang dari 2,5 I.ln1pada umumnya

ukuran diameter pangkas yang berbeda.

dianggap halus clan partikel yang berdiameter

Diameter pangkas pada suatu tingkat lebih

lebih besardaTi 2,5 IlIn dianggap kasar.

besar dibandingkan diameter pangkas pada aerosol

tingkat berikutnya. Pada tiap tingkat dipasang

digolongkan atas aerosol primer dan sekunder.

foil mylar yang berfungsiuntuk mengendapkan

Aerosol

partikel aerosol clan pada tingkat terakhir

Berdasarkan

primer

sumbemya,

adalah

aerosol

yang

dipancarkan langsung daTi berbagai sumber, seperti debu yang terbawa oleh udara sebagai akibat adanya angin atau partikel-partikel asap

dipasangsuatufilter (Gambar2) [4]. Mekanisme Pengendapan daD Pembnang-an Pencemar di Saluran Pernapasan

yang dipancarkan daTi cerobong asap. Aerosol sekunder merujuk pada partikel-partikel yang dihasilkan di dalam atmosfir yang mengalami reaksi-reaksi kimia daTi komponen-komponen gas. Beberapa bahan partikulat udara clan ukuran jells-jells

partikel dikemukakan pada

Gambar 1. [4-7].

Polutan (pencemar) dapat masuk ke dalam tubuh melalui tiga cara yaitu inhalasi (terhirup), ingesti (tertelan), clan kontak atau adsorbsi melalui kulit. Sesungguhnya ada cara lain

yang jarang

terjadi,

sehingga dapat

diabaikan yaitu melalui injeksi (suntikan) [2]. Pencemar akan mengikuti alkan darah clan masuk ke berbagai organ dalam tubuh,

Impaktor Bertingkat (CascadeImpactor) Impaktor

yang

digunakan dalam

penelitian ini adalah impaktor bertingkat buatan Andersen, USA yang terdiri dati 9 tingkat dan

misalnya ginjal, hati, tulang, clan sebagainya. Selanjutnya,

tubuh

akan

mengeluarkan

pencemar (ekskresi) melalui air gem, tinja, udara espirasi clan sekresi. Jwnlah pencemar

mampu menentukan diameter partikel aerosol yang diekskresi melalui keringat atau saliva lebih kecil dati 0,43 sampai 10 1lIn. Impaktor jwnlahnya

sangat kecil,

sehingga

dapat

163

2.

"""SUlllqS4!Htllla.. ;4spek KutlaHlatall 7Ca~laSI~all t.llqk""9alpa~a /)aka..ta, 18j1tal'ti 2003

!J1~"st..I;\l""-;\I"klll'

Kabut asap

Awan clankabut

Uapmetalurgi

Oebu metalurgi

Tetesannebuliser~

Saripembakaran

~.

...

Silika kolodial

04

~ ~

..

Asap minyak

~

Abu -~ ~ terbang -~~ ---g

Asaptembakau ..~

Debu batubara

Fumesengoksida

-~~

-..

-4

~

Debuinsektisida

..04

~

Uap air

..

Debu

-..

Pigmencat

Tepungsari Bubuk ~ batubara

Karbonhitam Susu kering

TepW1ggiling

~

.

Virus

I

Bakteri

I

0,001

.\

0,01

J

0,1

I

1

10

I 100

I 1000

Diameterpartikel(~)

Gambar1. Ukuranjenis-jells partikel [4-7] diabaikan. Bahan pencemar dapat diekskresi melalui air susu, baik ASI maupun susu sapi, sehingga dapat membahayakan mereka yang meminumnya, contoh : DDT dan timah hitam (Pb).

Cara

masuk

yang

terpenting

dan

terbanyak ialah melalui il1halasi, sebab tiap saat manusia selalu bemafas dan menghirup udara cukup

banyak

(volume

tidal

pernapasan

manusia 500 ml udara).

Filter

Karakteristik udara yang masuk melalui saluran pemapasan dipengaruhi oleh morfologi

Gambar2. Penampang impaktorbertingkat[4]

sistem pernapasan. Hubungan morfologi sistem pemapasan dan diameter partikel debu pada

1. Oaerah ekstratoraks (extrathoracic, ET)

cascade impactor ditampilkan pada Gambar 3.

terdiri dari hidung (ET1) dan hidung

Model morfometrik

belakang (ET2) yang meliputi larynx,

(International

yang ditetapkan ICRP

Commission on Radiological

pharynx,danmulut.

Protection) terdiri dari empat daerah anatomi

OaerahBronkhial (Bronchial, BB) terdiri

[12]

daTi tenggorokan (trachea) clan bronkhi (bronchi)

164

7""'Sl~lHg S'-IHlHa.. ;4s,,& K,u~laHlataH

7Ca~lasl ~aH t.lHgkltHgaH "a~a 1JH~"st..l /IJ"H-/lJ"kll.. /)aka..ta,

18 ;tta..~t

2003

Gambar3. Deposisipartikel debudalamsaluranpemapasan[13] 3. Daerahbronkhiolar (bronchiolar,bb) terdiri

(desa Puspanegara, desa Gunung Putri, desa

dari bronkhioles (bronchioles)clan cabang

Puspasari, daD desa Kranggan). Pengukuran

bronkhioles(terminalbronchioles)

arab barat taut dilakukan tanpa jarak 3000 ill,

4. Daerah alviolar interstisial (AI) terdiri dari

karena padajarak tersebut tidak ada rumab.

bronkhioles pemapasan, pembuluh clan

Delapan filter mylar dan sebuah filter

kantung-kantung alveoler serta jaringan

whatman sebelum digunakan disimpan 24 jam

pembuluhinterstisial

dalam desikator, agar terhindar daTi pengaruh penmnbahan berat daTi kelembaban u<;lara.

METODE PENELITIAN

Kemudian ditimbang dengan neraca analitik

Pengukurandistribusi diameterpartikel

dan ditutup rapat dengan seal. Sembilan stage

debu PM\o dan PM2,5dilakukan menurut SK

orifice dan plat wadah filter dari cascade

Menteri KLH No.2 / Men KLH / 1988 pada

impactor dicuci dengan deterjen dan alkohol

radius berbeda-beda. Pengukuran tersebut

teknis 70 % supaya bersih, lalu dikeringkan.

dilakukan di rumah-rumahdengan empat arah

Komposisi cascade impactor terdiri daTi stage

mala angin dan pada jarak 500, 1000, 1500,

(tingkat) orifice 0, I, 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan F.

2000, 2500, dan 3000 m dengantitik pusat di

Filter

Plant satu pabrik semendi Citeureup-Bogor

dimasukkan ke dalam plat wadah filter

yaitu : arah utara (di rumah-rumahPerumahan

tingkat F yaitu tingkat yang paling bawah,

Gunung Putri, desa Gunung Putri, desa

kemudian

filter-filter

Kranggan, dan desa Bojong Nangka), arab

ditimbang

masing-masing

selatan(desa Tarikolot dan desa Pasir Mukti),

tingkat7,6,5,4,3,2,1,0.

whatman

yang

sudah

mylar

ditimbang

yang

diletakkan

di

sudah pada

arab barat(guesthouse,desaPuspanegara, desa Puspasari,dandesaCitatah),dan arabbaratlaut

165

7>.."SIJI"9 S~lJIa.. ;4sl'& Kuela",ata" /)aka..ta, 18;1ta..et 2003

.7laJlaslJa" t..1"9ku"9a" l'aJa .D"Just..1j\I",,-j\Jukll..

Sampling partikel debu PM1odan PM2,s di

rumah-rumah

dilakukan

dengan

menggunakan cascade

impactor.

impaktor

dengan flowmeter,

dihubungkan

Cascade

manometer dan pompa isap. Flowmeter diatur sedemikian rupa, sehingga laju alir debu yang masuk ke impaktor bertingkat sebesar28,3 liter per

menit

(1,698

m3jjam).

Bagan

alir

pengambilan contoh dengan cascade impactor ditunjukkan

pada

Gatnbar 4.

Pengukuran

partikel debu PM1o dilakukan di luar rumah selama kurang lebih 6 jam dan PM2,sdi dalam rumah selama kurang lebih 7 jam. Cascade impactor ditempatkan pada lokasi yang telah ditentukan dengan ketinggian 1,5 meter di atas permukaan tanah. Sesudahpengambilan contoh di rumah-rumah, keseluruhan filter whatman

berattotalseluruhtingkat. Data-data persentase kumulatif dari penentuan distribusi diameter partikel debu PM1odaD PM2,5didistribusikandengankertas grafik log-probability dan diplot regresi linier terhadapdiameterpartikel sebagaifungsi dari persentasekumulatif. Grafik log-probability dalam penelitian ini dibuat dengan software program Sigma Plot versi 5.0. Regresi linier dari grafik tersebut dapat digunakan untuk menentukan diameter aerodinamis median massa(massmediandiameter= MMD) dengan cara menarikgaris lurus pada persenkumulatif tepatdi posisi 50 %. Standardeviasi geometri (crg) ditentukan dari grafik log -probability tersebut dengan mengguna-kan persamaan berikut [12] :

dan filter mylar di-seal dalam wadah compact disk (CD) dan dikondisikan 24 jam di desikator. Pada sam lokasi, setiap sam set plat impaksi dalam wadah CD diberi label yang meliputi : nomor contoh, lokasi pencuplikan, jenis contoh, dan tanggal pengambilan contoh. Keseluruhan filter setelah dikondisikan ditimbang. Selisih berat filter sesudah dan sebelum pengukuran, dibuat persentase berat setiap tingkat terhadap

crg= Dp84,13% Dp 15,87 %

(1)

Keterangan : Dp 84,13 % = diameter aerodinamis dari grafik log-probability

pada

kumulatif84,13 % Dp 15,87 % = diameter aerodinamis dari grafik log-probability pada % kumulatif 15,87 %

Gambar 4. Pengambilan contoh debu PM1odan PM2.5dengancascade impactor Andersen

166

%

'j>.."SIMnf/SelHlna..,,4S1'& KeselalHatan 7Ca~lasl~an .t.lnf/kunf/an 1'a~a .Dn~ust..I/IJ"n-l\lukll.. /)aka..ta, 18ftta..et 2003

Contohgrafik log-probability padalampiran.

rumah sekitar pabrik semen masing-masing

MMD dan crg digunakan untuk menentukan

mempunyai jangkauan daTi 1,13 sampai 2,72

diametermedianhitung (count mediandiameter = CMD) menggunakan persamaan[6] :

flm dan 1,59 sampai 2,63 f.1In,sedangkan CMD

CMD=

berkisar antara 0,16 dan 0,70 f.1In. Hasil perhitungan MMD dan Dg dari

MMD

2

exp (31n2 0"gg)

partikel debu PM2,s di rumah-rumah masingmasing mempunyai jangkauan antara 1,07 sampai 3,80 f.1In dan 1,59 sampai 2,80 ,

RASIL DAN PEMBARASAN Hasil perhitungan

diameter median

sedangkanCMD berkisar antara 0,12 dan 0,56

massa (MMD), diameter median hitung(CMD)

flm. Diameter median massa (MMD) partikel

dan

(0"9) yang

debu PM2,sTata-ratasebagian besar lebih besar

distribusi

daripada 2,5 f.1In.Hal ini membuktikan bahwa

partikel debu PM1oclan PM2,Sdapat dilihat pada

sebagian besar rumah-rumah di sekitar pabrik

Tabel 1. Secara keseluruhan hasil perhitungan

semen mendapat kontribusi partikel debu PM,o

MMD dan 0"9daTi partikel debu PM,o di rumah-

dari luar rumah, disamping dipengaruhi oleh

standar

diperoleh

deviasi

daTi

hasil

geometri penentuan

kondisi lingkungan dari dalam rumah tersebut. Tabell. Hasil perhitungan MMD, CMDdan standar deviasi geometri (0"9)

167

'I>""Sl~llleSUHllla.. .Asptk "UtlaIHatall tJaka..ta, 18ftta..tt 2003

7Ca~lAsl~all .L.lllekulleall pa~a .aH~,.st..l;\l,,"-;\J,.kll..

Diameter median hitung (CMD)

sebanding

sampai 20 0/0. Persentase berat cenderung

dengan diameter rata-rata geometri. Semakin

menurun dengan diameter partikel debu PM1o

kecil CMD, maka semakin besar kemungkinan

lebih dari 4,7 sampai 5,8 J.lD1. Akan tetapi pada

pengaruhnya terhadap laju pemapasanpenghuni

diameter partikel debu PM1o lebih dari 5,8 J.lD1

rumah tersebut.

cenderung persentase beratnya stabil pada masing-masing jarak

pengukuran.

Dengan

demikian partikel debu PM1o di rumah-rumah sebelah utara dominan debu halus dengan rentang diameter 0,4 sampai 4,7J.Un. Distribusi diameter partikel debu PM2,5 di dalam rumah-rumah sebelah utara pabrik semenpada Gambar 5b memperlihatkan adanya kestabilan persentase berat mulai dari 9,28 sampai 16,03 % dengan diameter daTi 0,4 a) Distribusi partikel PM1odi luar rumah

smnpai 2,1 J.Un.Debu PM1o yang berasal daTi luar rumah-rumah sebelah utara pabrik semen masuk ke rumah-rumah tersebut. Hal

ini

terbukti debu halus PM1o yang berukuran 0,4 sampai

2, I

J.1m mengalami

penurunan

persentaseberat rata-rata dari 16,50 % menjadi debu halus PM2,5yang berukuran diameter 0,4

sampai2,1 ~n denganprosentaseberat ratarata 12,66% setelahterlebih dahulumengalami b) Distribusi partikel PM:!,; di dalam rwnah Gambar 5. Hubungan persentaseberat terhadap fungsi diameter partikel debu PM1oclan PM:!,5di rumah-rumah sebelahutara pabrik semen, Citeureup.

rumah-rumahtersebut. Distribusi diameterpartikel debu PM1o terhadap persentaseberat di rumah-rumah

Distribusi diameter partikel debu PM1o terhadap persentase berat di

penyaringandengankondisi fisik dari dalam

rumah-rumah

sebelah barat laut pabrik semen ditunjukkan pada Gambar6a. Rata-rata diameter partikel

sebelah utara pabrik semen diperlihatkan pada

debuPM,o mulai dari diameter0,4 sampai4,7

Gambar 5a. Persentase berat rata-rata tinggi di

~m di luar rumah-rumahsebelah barat laut

luar rumah-rumah yang diukur di utara pabrik

pabrik semen terjadi persentaseberat yang

semen pada diameter partikel debu PM1omulai

tinggi denganpersentaseberat antara7,72 dan

daTi 0.,4 sampai 4,7 IJ.m baik pada jarak 500,

19,36%. Diameterpartikel debu PMlo antara

1000, 1500, 2000, 2500 maupun pada jarak

4.7 dan 5,8 ~m cenderungpersentaseberatnya

3000 m dengan persentase berat mulai daTi 13

menurunpada semuajarak pengukuran.Akan

168

""'--.

7>""Sl,)l"eStlHl"a" ;4sp& K-tStlalHala" ,7Ca,)iasl,)a" t.l"eku"ea"

pa,)a LJ",)USl"l;V",,-;Vukll" /)aka"ia, 18;fla"tl2003

tetapi pada diameter partikel debu PM1o lebih

% dengan meningkatnya diameter partikel debu

dari 5,8 J.1mcenderung persentaseberatnyajuga

PM2,s. Hal ill dapat disimpulkan bahwa debu

menurun dengan rentang yang rendah. Dengan

PM2,s di dalam rumah-rumah yang diukur

demikian partikel debu PMlo di rumah-rumah

sebelah barat laut pabrik semen dominan debu

sebelah barat taut pabrik semen dominan debu

halus dengan diameter antara 0,4 dan 2,1 J.lIn,

halus dengan rentang diameter 0,4 sampai 4,7

kecuali debu halus pada jarak

f.!ll1.

berdiameter antara 0,7 clan 2,1 J.lIn. Partikel

500 m

debu PMlo yang berdiameter 0,4 sampai2,l1J.In berasal dari luar rumah sebelah barat laut masuk ke rumah-rumah, kecuali debu PM1o pada jarak 500 m masuk ke rumah dengan tambahan debu PM2,5 dari

dalam rumah,

khususnya pada diameter 2, 1 ~. Distribusi diameter partikel debu PM1oterhadap persentase beret di rumah-rumah sebelah barat a) Distribusipartikel PM1odi luar rumah 20 15

"-'--,

'--",

I I I

I I I

---~--T

'i'...

~, --i

Q) 10

~

~

5

Rata-rata diameter partikel debu PM1o mulai

, .

dari 0,4 sampai 4,7 J.Ulldi luar rumah sebelah

I I

'--:"

barat terjadi persentase berat yang tinggi

,-

,,- ---

, -_1,

I I 1,

I , ,,-

, 1 oJ I

I I

I I

, ,

I I

0.5

1

1.5

2

dengan persentase berat antara 7,39 dan 21,72 %. Diameter partikel debu PM1o antara 4,7 dan 5,8

0 0

2.5

Diameter partikel (urn)

I

SlIIm

pabrik semen ditampilkan pada Gambar 7a.

11I1Dm -a-1SJDm~21I1Dm --2SJDm I

J.lm cenderung

persentase

beratnya

menurun. Diameter partikel debu PM1o lebih dari 5,8 J.lIn cenderung persentase beratnya menurun dengan rentang yang rendah pada

b) Distribusi partikel PM2,5di dalam rumah Gambar 6, Hubungan diameter partikel debu PM1odan PM2,5terhadap persentaseberat di rumah-rumah sebelahbarat taut pabrik semen, Citeureup.

jarak 500, 1500 dan 2500 m, sedang diameter partikel debu PM1opada jarak 1000, 2000 dan 3000 m cenderung persentase beratnya naik. Hal ini kemungkinan karena kecepatan angin

Oistribusi diameter partikel debu PM2,;

pada jarak 1000 dan 2000 m tinggi, sehingga

di dalam rumah-rumah sebelah barat taut pabrik

debu kasar (9 J.lIn) lebih banyak terabsorpsi

semen

pada filter,

memper1ihatkan adanya

kestabi1an

sedang pada jarak 3000 m ada

persentase berat antara 9,68 dan 14,58 % mulai

tambahan debu kasar (9 J.lIn) dari lingkungan

daTi diameter 0,4 sampai 2,1 f:.un(Gambar 6b.).

sekitar rumah,

Terkecuali pada jarak 500 m, persentase berat

sekitarnya. Dengan demikian

makin bertambah besar dari 6,07 sampai 16,31

PM1Odi rumah-rumah sebelah barat dominan

mengingat

ada

pohon

di

partikel debu

'j>...,Sl,)ln5 Semlna.. ,.4s,/,tkK.tstlaHiatAn lCa,)iaSl ,)all t.ln5kun5an ,/,a,)a!In,)ust..l tJ"n-/Jukll..

/)aka..ta, 18ftta..tt 2003

debu halus dengan rentang diameter 0,4

rumah berdiametermulai dari 0,7 sampai2,1

sampai 4,7 1.1ln.

J.l.m. Distribusi diameter partikel debu PM1o terhadap persentase berat di rumah-rumah sebelahselatan pabrik semen dapat diperhatikan pada Gambar 8a. Rata-rata diameter partikel debu PM\o di luar rumah-rumah sebelah selatan pabrik semen terdapat persentase berat yang cenderung mengalami kenaikan pada diameter 0,4 sampai 4,7 IJm dengan persentase berat

a) Distribusi partikel PM1odi luar rumah

antara 10,00 dan 22,06 %, kecuali persentase berat pada jarak 2000 m mengalami penurunan.

Persentase berat tertinggi terdapat pada diameteT4,71l1n pada semuajarak yang diukur, kecuali pada jarak 2000 m peTsentase beTat tertinggi

terdapat pada diameter 0,4 f.1ll1.

Persentase berat cenderung menurun pada diameter partikel debu PM1o lebih dari 4,7

sampai 5,8 !lm. Akan tetapi pada diameter b) Distribusi partikel PM2,5di dalam rumah Gambar 7. Hubungan persentaseberat terhadap fungsi diameter partikel debu PM1Odan PM2,5di rumah-rumah sebelah barat pabrik semen, Citeureup.

partikel debu PM1o lebih dari 5,8 f.1ll1cenderung persentaseberatnya stabil pada masing-masing jarak pengukuran. Dengan demikian partikel debu PM1o di rumah-rumah sebelah selatan

pabrik semen dominan debu halus dengan

Distribusi diameter partikel debu PM2,5

rentang diameter 0,4 sampai 4,7 J.I.In,kecuali

di dalam rumah-rumah sebelah barat pabrik

pada jarak 2000 m dengan rentang diameter 0,4

semen memperlihatkan

sampai2,1 1lIn.

adanya

kestabilan

persentase berat antara 9,30 sampai 15,58 %

Distribusi diameter partikel debu PM2,5

mulai daTi diameter 0,4 sampai2,1 Jlm, kecuali

di dalam rumah-rumah sebelah selatan pabrik

pactajarak 2500 m stabil dengan diameter mulai

semen memperlihatkan

daTi 0,7 sampai 2,1 Jlm (Gambar 7b.). Debu

persentase berat antara 10,72 sampai 15,87 %

PMlo yang berdiameter 0,4 sampai 2,1 /llll

mulai daTi diameter 0,4 sampai2,1 J.1ll1 (Gambar

berasal daTi luar rumah-rUlllah sebelah barat

8b.). Partikel debu PM1oyang berasal dari luar

pabrik semen masuk ke rumah-rumah, kecuali

rwnah-rumah sebelah selatan pabrik semen

pactajarak 2500 m debu PM1o yang masuk ke

masuk ke rwnah-rumah. Hal ini terbukti debu

adanya

kestabilan

halus PM1oyang berukuran diameter 0,4 sampai

7>"".ll~lHqS#.NlHa.. ;4.1"& K-u~laJHataH 7Ca~lASl ~aH t.lHqkllHqaH "a~a LJH~II.lt..l;\l"H-;'Jllkll..

/;Jaka..ta.18;t-taut 2003

2,1 Ilm mengalmnipenurunanpersentaseberat

angin dengan diameter partikel debu PM.o dan

denganrata-rata 14,09 % menjadi debu halus

PM2,5 terdapat di rumah-rumah sebelah barat

PM2,5dengan persentaseberat rata-rata 13,30

laut pabrik semen. Hal ini berarti rumah-rumah

%,

mengalami

di sebelah utara pabrik semen dapat menyaring

penyaringan dengan kondisi fisik dari dalam

dengan baik partikel debu PM1oyang masuk ke

rumah-rumahtersebut.

rumah -rumah

setelah terlebih

dahulu

tersebut, sehingga persentase

berat partikel debu PM2.5di dalam rumah lebih rendah, Sebaliknya rumah-rumah di sebelah selatan pabrik

semen kurang

baik dalam

menyaring partikel debu PM\o yang masuk ke rumahnya. Secara keseluruhan distribusi diameter partikel debu PM1odi luar rUlnah-rumah yang diukur di sekitar pabrik semen mulai dari a) Distribusi partikel PM1odi luar rumah

diameter 0,4 sampai 4,7 J.Un menWljukkan persentase berat rata-rata tinggi berkisar 17,91 % daTi berat debu total pada jarak 500, 1000, 1500, 2000, 2500, clan 3000 m. Tingkat deposisi partikel debu PM1o tersebut dominan pada saluran pemapasan bagian bawah (mulai daTi bronki sampai alveoli). Distribusi diameter partikel debu PM2,5 di dalatll rumah-rumah

sekitar pabrik semen memperlihatkanadanya kestabilanpersentaseberat 12,27 % dan berat b) Distribusi partikel PM2,5di dalam rumah

debu total mulai dan diameter0,4 sampai2,1

Gambar 8. Hubungan persentaseberat terhadap fungsi diameter partikel debu PM\o clanPM2.5di rumah-rumah sebelahselatan pabrik semen, Citeureup.

J-Lm.sehingga tingkat deposisinya pada saluran

Persentase berat tertinggi rata-rata daTi ke empat arab mala angin dengan diameter partikel debu PM1o terdapat di rumah-rumah sebelah utara pabrik semen, sedang persentase berat

tertinggi

rat~-rata

dengan

diameter

partikel debu halus PM1,s terdapat di rumahruInah sebelah selatan pabrik semen. Persentase berat terendah rata-rata daTike empat arab mala

pernapasandaTi bronkioles ke alveoli. Menurut Sitepoe ( 1997) dan Arthur penyakit bronkhitis

dkk.

(1994),

berlangsung di bronki,

penyakit emfisema terjadi kerusakan di alveoli sel1inggapertukaran gas O2 dan CO2terganggu. sedang kanker pam-pam terjadi kerusakan di pam-paru [14, 15]. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penduduk yang sering di loaf rumah sekitar pabrik semen kemungkinan dapat terjangkit

penyakit bronkhitis,

asma,

171

7>""SI~IHeS£mIHa.. ;4S1'& A:tS~lalHalaH 7Ca~lasl ~aH I..IHek"HeaH 1'a~a .DH~Hst..1j\I"H-;\I"kll.. /)aka..la,

18ftta..~t

2003

emfisema(kerusakanalveoli) ataukankerparu-

diameter, pengendapan di saluran pemafasan dan efek terhadap kesehatan., Prosiding Seminar Nasional Kimia Anorganik, Hotel Garuda, Yogyakarta.

paru, sedangkanpendudukyang sering tinggal di dalam rumah kemungkinandapat terinfeksi penyakit asma, emfisema, atau kanker paruparu. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk mengantisipasiPeraturanPemerintahRI No. 41 tahun 1999 tentang pengendalian pencemaranudara yang berlaku efektif tahun

3. LUNDGREN, D.A., HLAING, D.N., RICH, T .A, and MARPLE, V.A., 1996, PM1o / PM2,5 / PM! Data from a Trichofamous sampler, Aerosol Sience and Technology. 25: 353-357. 4.

2002[16].

KESIMPULAN Secara keseluruhan distribusi diameter partikel debu PM1o di luar rumah sekitar pabrik

semenmulai dari diameter0,4 sampai4,7 ~ menunjukkan persentase berat rata-rata tinggi

5. COLBECK, I., 1998, Physical and Chemical Properties of Aerosols, Blackie Academic & Professional, London. 6. SAMUEL, J.W., 1973, Aerosol in Fundamental of Air Pollution, Addition Willey, New York, USA, 347-363. 7.

SAENI. M.S., 1989, Zat-zat Pencemar Udara, Bahan Pengajaran Kimia Lingkungan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat, Institut Pertanian Bogor, 131133.

8.

INTERNATIONAL STANDARDIZATION ORGANIZATION (ISO), 1991, Air Quality: Particle size fraction definitions for health related sampling, ISO/TC 146/SC.

9.

PEMERINTAH DAERAH BOGOR (PEMDA), 2000, Neraca Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor tahun 2000, Buku 3, PemerintahanDaerah Bogor, Bogor.

berkisar I7,91 % dari berat debu total pada jarak 500, 1000, 1500,2000,2500 clan 3000 m, sehingga tingkat deposisi partikel debu PM1o dominan pada saluran pemapasanbagian bawah (mulai dari bronki sampai alveoli). Distribusi diameter partikel debu PM:2.smemperlihatkan adanya kestabilan persentaseberat 12,27 % dari berat debu total mulai dari diameter 0,4 sampai 2, I J.lm, sehingga tingkat deposisinya pada saluran pemapasan daTi bronkioles sampai ke alveoli.

DAFTAR PUSTAKA 1. UNrrED NATIONS ENVIRONMENT PROGRAMME / WORLD HEALTH ORGANIZATION (UNEP / WHO), 1994, Measurement of suspended particulate matter in ambient air, GEMS (Global Envirornnent Monitoring System) / AIR Metodology Reviews Handbook Series, Vol. 3, WHO/EOS/ 94.3, UNEP / GEMS ( 94. A.4, UNEP / WHO, Nairobi, Kenya. 2. BUNAWAS, RUSLANTO, O.P., SURTIPANTI dan YUMIARTI, 1999, Partikel debu anorganik : Komposisi,

HINDS, W.C., 1982, Aerosol Technology : Properties, Behavior, and Measurement of Airborne Particles, John Wiley & Sons Inc., New York.

10. SOEDOMO, M., 1999, Kumpulan Karya Ilmiah Pencemaran Udara, Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung. 1I. ANDERSEN SAMPLER INC., 1982, Operating Manual for Andersen Low PressureImpactor, Atlanta, Ga, 30336. 12. INTERNATIONAL COMMISSION ON RADIOLOGICAL PROTECTION (ICRP 66), 1994, Human Respiratory Track Model for Radiological Protection, ICRP Publication 66, Pergamon Press, ! -3, .Inggris. 13. INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB), 2000, Kursus Monitoring Kualitas

'i>""Sl~l"f/ S~Hll"a.. ,4S,& K.u~l4H1ata" 7(:a~tasl~a" /..l"f/kH"f/a" ,a~a .o"~HSt..l;\I"";I\IHkU.. /)aka..ta, 18ftta..~t 2003

Udara Lingkungan Pabrik Semen, Tim Kualitas UdaraJurusanTeknik Lingkungan ITB, GedungPusdiklat Institut Semenclan Beton Indonesia,Ciangsana,GunungPutri, Bogor, 25 -28 September 2000. 14. SITEPOE, MANGKU, 1997, Usal1a mencegahpencemaranudara,PT Gramedia Widia Sarana,Jakarta,Indonesia. 15. ARTHUR, C., clanGUYTON, M.D., 1994, Fisiologi Kedokteran,edisi 7, BagianII. 16. BADAN PENGENDALIAN DAM-PAK LINGKUNGAN (BAPEDAL), 1999, PeraturanPemerintal1Republik Indonesia No.4l tahun 1999 tentang Pengendalian PencemaranUdara, PP RI No.4l / 1999, Jakarta.

TANYAJAWAB: M. Y usuf Bakri -PT CPI Dumai Mengingat debu dengan Ukuran PM25 juga diteliti, samp~i sejauh mana basil penelitian ini dikomunikasikan dengan pihak pabrik ? Adakah Biological Monitoring dilakUkan terhadap pendudUk terhadap kemungkinan silicosis?

GatotSuharyono Saat ini pihak pabrik barn mengukUT debu PM1o yang dilakukan oleh Hyperkes dan basil penelitian ini akan kita komunikasikan dengan pihak pabrik untuk tindak lanjut ke depan. Pemantauan debu silika bebas dilakukan oleh pihak pabrik, namun apabila dihubungkan dengan tingkat kesehatan penduduk akan ancaman silicosis, penulis tidak tabu.

Ke Daftar Isi

173