DOWNLOAD (2MB) - LUMBUNG PUSTAKA UNY

Download DALAM PENCAPAIAN KOMPETENSI PENGEMBANGAN. DESAIN MOTIF BATIK DI SMP N 2 PRAMBANAN. JURNAL PENELITIAN. Diajukan kepada Fakultas ...

0 downloads 446 Views 3MB Size
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PENCAPAIAN KOMPETENSI PENGEMBANGAN DESAIN MOTIF BATIK DI SMP N 2 PRAMBANAN JURNAL PENELITIAN

Diajukan kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh: Yan Nurrakhim Fitriani NIM: 11513247001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BUSANA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BOGA DAN BUSANA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2013

Penerapan Model Pembelajaran (Yan Nurrakhim Fitriani) 1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PENCAPAIAN KOMPETENSI PENGEMBANGAN DESAIN MOTIF BATIK DI SMP N 2 PRAMBANAN Oleh yan nurrakhim fitriani universitas negeri yogyakarta [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan: 1)untuk mengetahui bagaimana model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan pencapaian kompetensi siswa dalam mengembangkan desain motif batik. 2) untuk mengetahui apakah model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan pencapaian kompetensi mengembangkan desain motif batik.Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, dilaksanakan di SMP N 2 Prambanan, subjek penelitian 33 siswa. Metode pengumpulan data menggunakan lembar unjuk kerja dan lembar angket, uji validitas berdasarkan pendapat para ahli, uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach’s. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan: 1)Peningkatan pencapaian kompetensi dari pra siklus ke siklus I sebanyak 22% dari skor rata-rata pra siklus 62,12 menjadi 75,15. Siklus I ke siklus II sebanyak 13% dari skor rata-rata siklus I 75,15 menjadi 85,08. Data angket pra siklus, 3 siswa yang mencapai kategori sangat setuju, 23 siswa yang mencapai kategori setuju dan 7 siswa yang mencapai kategori tidak setuju. Pada siklus I, 9 siswa mencapai kategori sangat setuju, ada 18 siswa mencapai kategori setuju, dan 6 siswa mencapai kategori tidak setuju. Pada siklus II, 32 siswa mencapai kategori sangat setuju dan 1 siswa mencapai kategori setuju. 2) model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan pencapaian kompetensi siswa mengembangkan desain motif batik. Kata Kunci : kompetensi, pembelajaran berbasis masalah

THE APPLICATION OF THE PROBLEM-BASED LEARNING MODEL IN THE ATTAINMENT OF THE COMPETENCY IN DEVELOPING BATIK MOTIF DESIGN OF SMP N 2 PRAMBANAN Abstract Thisstudy aims to investigate: 1) how the problem-based learning model can improve the attainment of the competency in developing batik motif design, and 2) whether the problem-based learning model can improve the attainment of the competency in developing batik motif design. This isinvestigateclassroom action research study. The study was conducted in SMP N 2 Prambanan, involving research subjects consisting of 33 Grade VIII students. The data were collected through a performance assessment sheet and a questionnaire for the implementation of the problem-based learning model, the validity was assessed through expert judgment, the reliability was assessed using the Cronbach’s Alpha formula. The data were analyzed using the descriptive technique. The results of the study were as follows: 2) The improvement in the attainment of the competency from the pre-cycle to Cycle I was 22% of the mean of 62.12 in the pre-cycle, becoming 75.15 in Cycle I. From Cycle I to Cycle II, the improvement was 13%, from the mean of 75.15 in Cycle I to 85.08 in Cycle II. The data from the questionnaire in the pre-cycle, 3 students were in the “strongly agree” category, 23 students in the “agree” category, and 7 students in the “disagree” category. In Cycle I, 9 students were in the “strongly agree” category, 18 students in the “agree” category, and 6 students in the “disagree” category. In Cycle II, 32 students were in the “strongly agree” category and 1 student in the “agree” category. 2) The problem-based learning model was capable of improving the students’ attainment of the competency in developing batik motif design. Keywords: competence, problem based learning

Penerapan Model Pembelajaran (Yan Nurrakhim Fitriani) 2

desain

PENDAHULUAN Pada hakekatnya manusia memiliki potensi

yang

dapat

dilatih

dan

yang

diciptakan

cenderung

mengikuti contoh, siswa cenderung tidak berani berkreasi. Dalam penelitian ini

dikembangkan secara mandiri. Salah satu

materiyang

upaya

pengembangan

adalahmateripokok mendesain motif batik

potensi itu adalah melalui pendidikan.

berupa sajadah pada Kompetensi Dasar

Pendidikan merupakanproseskegiatan yang

Mengkomunikasikan

disengaja dan terencana untuk membantu

Membatik Hingga Menjadi Barang. Untuk

mengembangkan potensi dan kemampuan

mengatasi permasalahan tersebut yaitu

siswa. Pada saat ini banyak lulusan SMP

dengan menerapkan model pembelajaran

yang belum memiliki keterampilan khusus,

berbasis masalah.

pelatihan

dan

sedangkan untuk melanjutkan pendidikan yang

lebih

tinggi

perlu

adanya

akan

disampaikan

Tentang

Proses

Menurut Tan dalam Rusman (2010): 232), pengertian pembelajaran berbasis

keterampilan yang didapat dari sekolah

masalah

menengah pertama, karena dilihat dari

pembelajaran karena dalam pembelajaran

perkembangan pendidikan saat ini, bahwa

berbasis masalah kemampuan berfikir

banyak lulusan SMP yang lebih memilih

siswa

melanjutkan pendidikan di SMK.

melalui proses kerja kelompok atau tim

Menurut Muatan

Depdiknas

Lokal

kurikuler

(2009:

dan

potensi

dalam

dioptimalisasikan

yang sistematis, sehingga siswa dapat

kegiatan

memberdayakan, mengasah, menguji dan

mengembangkan

mengembangkan kemampuan berfikirnya

kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas

betul-betul

inovasi

3)

merupakan

untuk

adalah

termasuk

Menurut Yazdani dalam Mohamad

keunggulan daerah, yang materinya tidak

Nur (2011: 33), kelebihan pembelajaran

dapat dikelompokkan ke dalam mata

berbasis masalah adalah: 1) Menekankan

pelajaran

lokal

pada makna bukan fakta, 2) Meningkatkan

merupakansalahsatu mata pelajaran yang

pengarahan diri, 3) Pemahaman lebih

diajarkan secara produktif di SMP N 2

tinggi, pengembangan keterampilan yang

Prambanan. Hasil observasi di lapangan

lebih baik, 4) Keterampilan , interpesonal,

menunjukkan

kerja tim, 5) Sikap memotivasi diri sendiri,

yang

daerah,

secara berkesinambungan.

ada.

bahwa

Muatan

siswa

dalam

mencipta karya masih belum kreatif,

6)

sehingga menyebabkan hasil belajar siswa

mahasiswa,dan7) Tingkat pembelajaran

masih kurang dari kriteria ketuntasan

yang lebih tinggi.

minimum.

Gambar

kurang bervariasi,

Hubungan

tutor

dengan

Penerapan Model Pembelajaran (Yan Nurrakhim Fitriani) 3

Penerapan

model

pembelajaran

berbasis masalah untuk meningkatkan

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian

kompetensi siswa meliputi lima tahap masalah,

tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas

menggorganisasikan siswa untuk meneliti,

merupakan salah satu jenis penelitian

membantu

dan

tindakan yang dilakukan guru untuk

dan

meningkatkan kualitas pembelajaran di

karya,

kelasnya (Parjono,dkk, 2007:12). Disain

menganalisis dan mengevaluasi bagaimana

penelitian menggunakan model Kemmis &

mengatasi masalah.

Mc.

yaitu,

orientasi

pada

investigasi

kelompok,

mandiri

mengembangkan

mempersentasikan

hasil

Tujuan penelitian ini adalah: 1) untuk

mengetahui

pembelajaran

bagaimana

berbasis

meningkatkan

model

masalah

pencapaian

dapat

Taggartdimanaterdapat

empat

komponen dalam setiap langkah yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

kompetensi

siswa kelas VIII dalam mengembangkan desain motif batik. 2) untuk mengetahui

Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP

berbasis

N 2 Prambanan yang beralamatkan di

masalah dapat meningkatkan pencapaian

Pereng, Sumberharjo, Prambanan, Sleman,

kompetensi dalam mengembangkan desain

Yogyakarta. Waktu penelitian pada bulan

motif batik pada mata pelajaran muatan

Oktober 2012 sampai Januari 2013.

apakah

model

pembelajaran

lokal siswa kelas VIII. Penelitian ini dapat bermanfaat bagi

Subjek dan Objek Penelitian

bagi Program Studi Pendidikan Teknik

Subyek penelitian ini adalah siswa

Busana yaitu memberikan sumbangan

kelas VIII A yang berjumlah 33 orang

positif tentang model penelitian. Bagi

pada tahun akademik 2012/2013. Obyek

Peneliti mendapatkan informasi mengenai

penelitian ini adalah penerapan model

model

pembelajaran berbasis masalah dalam

pembelajaran

dapatmeningkatkan

yang kompetensi

pencapaian

kompetensi

pengembangan

psikomotor dalam mengembangkan desain

desain motif batik mata pelajaran muatan

motif batik. Bagi Guru meningkatkan

lokal kelas VIII SMP N 2 Prambanan.

pengetahuan

pendidik

dalam

upaya

meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.

Prosedur Prosedur tahapan-tahapan

penelitian yang

ini

dilakukan

adalah oleh

Penerapan Model Pembelajaran (Yan Nurrakhim Fitriani) 4

peneliti

untuk

mendapatkan

data-data

memberikan penjelasan singkat tentang

tentang kegiatan belajar yang dilakukan

materi yang akan disampaikan, tujuan

oleh siswa.

pembelajaran sampai pada penilaian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan

yang

dilakukan,membimbing

siswa

berdasarkan siklus. Setiap siklus terdiri

dalam mengembangkan desain motif

dari tahapan-tahapan yaitu: perencanaan,

batik sampai pada mengecek hasil jadi

tindakan, observasi danrefleksi. Tindakan

desain siswa. Kegiatan selanjutnya

berkolaborasi oleh guru mata pelajaran dan

adalah kegiatan menutup pelajaran,

peneliti yang bertugas mengamati dan

yaitu

mencatat setiap perkembangan yang ada.

masing-masing siswa, informasi untuk

Masing-masing siklus terdiri dari satu kali

pembelajaran selanjutnya dan di tutup

pertemuan.

dengan doa.

Adapun

perencanaa

dan

pelaksanaan sebagai berikut:

hasil

karya

b. Tindakan

a. PenyusunanRencana Rencana

mepresentasikan

Tindakan

penelitian

tindakan

ini

dilakukan

dengan

menggunakan panduan perencanaan

kelasdisusun berdasarkan pada hasil

yang

pengamatan awal sehingga mampu

pelaksanaannya bersifat fleksibel dan

mengungkap faktor pendukung dan

terbuka

penghambat

perubahan.

Selama

Dalam tahap perencanaan kegiatan

pembelajaran

berlangsung,

yang dilakukan adalah: Perencanaan

mengajar siswa menggunakan RPP

pembelajaran

peneliti

yang telah dibuat. Sedangkan peneliti

berkolaborasi dengan guru, menyusun

yang dibantu oleh dua orang pengamat,

perangkat

mengamati

pelaksanaan

dibuat

tindakan.

oleh

pembelajaran,

berupa

telah

skenario pembelajaran dan Rencana

dikelas.

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP

c. Observasi

disusun

oleh

peneliti

dengan

Observasi

dibuat terhadap

proses

dalam

perubahanproses

mendokumentasikan

bersangkutan,

tindakan

terkait.

guru

pembelajaran

berfungsi

pertimbangan dari dosen danguru yang merumuskanlangkah-

dan

untuk pengaruh

Hal

ini

untuk

langkahpembelajaran yang terdiri dari

mengetahui: 1) apakah tindakan yang

kegiatan awal denganmempersiapkan

dilakukan sudah sesuai dengan rencana

kondisi

untuk

yang telah disepakati dan 2) apakah

melakukan kegiatan belajar mengajar,

telah terjadi perubahan, perkembangan

kelas

agar

siap

dimulai dengan berdoa, kemudian guru

Penerapan Model Pembelajaran (Yan Nurrakhim Fitriani) 5

atau peningkatan dalam pembelajaran

b. Penilaian Unjuk Kerja Dalam penelitian ini, penilaian hasil

sesuai dengan yang diinginkan.

belajar siswa dalam mengembangkan

a. Refleksi Refleksi

merupakan

kegiatan

desain

motif

batik

berdasarkan

analisis, interpretasi, dan eksplanasi

ketuntasan belajar siswa yaitu harus

(penjelasan) terhadap semua informasi

memenuhi

yang diperoleh dari observasi atas

keberhasilansepertipada table berikut:

pelaksanaan tindakan.

Tabel2.IndikatorKeberhasilanPenilaia nUnjukKerja

Data,Instrumen, dan

No

TeknikPengumpulan Data Data pada penelitian ini adalah data

1

unjuk kerja siswa dan peningkatannya dari pra siklus, siklus I,siklus II. Data unjuk kerja diperoleh dengan menilai hasil kerja siswa menggunakan kriteria ketuntasan

2

minimum seperti pada tabel berikut : Tabel 1. Kriteria Ketuntasan Minimum Nilai

Kategori

< 70

Belum Tuntas

≥ 70

Tuntas

Teknik

3

pengumpulan

data

yang

digunakan dalam penelitian ini adalah a. Lembar observasi Menurut Wina Sanjaya (2011: 86), observasi

merupakan

mengumpulkan mengamati

data

setiap

dengan kejadian

teknik cara yang

sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti.

setiap

Aspek yang dinilai Menyiapk an alat dan bahan

indikator

Indikator Keberhasilan

Alat-alat yang dipersiapkan sangat lengkap yaitu ada 4 macam antara lain : pensil, penghapus, buku gambar dan spidol Desain motif batik Teknik pengemba dikembangkan dengan sangat sempurna yaitu ngan desain terdapat 5 macam motif desain non geometris sesuai tema (sajadah), tepat dalam garis yang telah ditentukan, goresan pensil tipis, dipertebal oleh spidol hitam dan terjaga kerapihanya. Kreativitas Mengembangkan mengemba desain motif batik ngkan dengan sangat desain sempurna yaitu terdapat motif batik 5 macamatau lebih motif batik non geometris dengan isenisen yang sesuai dengan motif utama.

c. Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian

ini

dokumen

atau

mendukung pembelajaran.

adalah

dokumen-

catatan dalam

Dokumentasi

yang proses yang

digunakan antara lain : RPP (rencana

Penerapan Model Pembelajaran (Yan Nurrakhim Fitriani) 6

daftar

dengan membuat suatu distribusi nilai dan

nilai

selanjutnya dicari besarnya indeks tendensi

pembelajaran

sentral suatu distribusi. Indek tendensi

didokumentasikan dalam bentuk foto

sentral yang banyak digunakan adalah

untuk membuat proses refleksi.

mean, median, modus dan simpangan baku

pelaksanaan nama

pembelajaran), siswadandaftar

siswa.Proses

(standard deviation).

d. Angket Angket digunakan untuk memperkuat data yang telah diperoleh berdasarkan lembar observasi dan hasil wawancara

HASIL PENELITIANDAN PEMBAHASAN

terutama

a. Pra Siklus

mengenai

respon

siswa

terhadap pembelajaran muatan lokal membatik

dengan

menggunakan

Data ketercapaian siswa dalam pelaksanaan

model

pembelajaran

model pembelajaran berbasis masalah.

berbasis

masalah

Pemberian skor tiap item disesuaikan

berdasarkan

penilaian

dengan

pernyataan

bentuk

angket dan ranah psikomotor dilihat

positif

atau

Sedangkan

berdasarkan nilai yang diperoleh siswa

dalam

negatif.

diperoleh skala

pada

alternatif jawaban yang diberikan pada

melalui

angket yaitu sangat setuju (SS), setuju

penghitungan penilaian dapat dilihat

(S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak

pada

setuju (STS).

dihasilkan nilai rata-rata siswa pra

Analisis data dalam penelitian ini teknik

analisis

statistik

deskriptif yang dilakukan dengan cara peneliti terhadap

merefleksikan proses

hasil

angket

pembelajaran

yang

dilaksanakan oleh guru dan siswa didalam kelas. Data dalam penelitian tindakan kelas ini berupa data kuantitatif yaitu data hasil kompetensi siswa yang disajikan dalam bentuk skor nilai atau angka, maka menggunakan deskriptif.

teknik

lampiran

unjuk yang

kerja.

kemudian

siklus dalam mengembangkan desain

Teknik Analisis Data menggunakan

penilaian

analisis

Pengolahan data

statistik dilakukan

motif batik adalah 62,12. Berdasarkan

kriteria

ketuntasan

minimal yang telah ditetapkan, data tersebut menunjukkan dari 33 siswa yang

mengikuti

pembelajaran

mengembangkan desain motif batik menggunakan metode yang digunakan oleh gurumenunjukkan bahwa siswa yang tuntas berjumlah 4 orang dan siswa yang belum tuntas berjumlah 29 orang. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan

siswa

masih

rendah

terlihat pada nilai rata-rata kelas hanya

Penerapan Model Pembelajaran (Yan Nurrakhim Fitriani) 7

62,12 dan masih di bawah standar

c. Siklus II Kompetensi pada siklus kedua

KKM yaitu 70.

setelah melalui perbaikan pada model

b. Siklus I Kompetensi pada siklus pertama setelah

dikenai

tindakan

melalui

pembelajaran

berbasis

masalah

mengalami peningkatan. Data hasil

model pembelajaran berbasis masalah,

belajar

mengalami peningkatan.

tindakan pada siklus kedua mengalami

Nilai

rata-rata

setelah

dilakukan

belajar

peningkatan sebesar 13%, dengan

materi mengembangkan desain motif

nilai rata-rata yang dicapai pada siklus

batik pada siklus pertama melalui

pertama sebesar 75,15 dan pada siklus

model pembelajaran berbasis masalah

kedua

mengalami peningkatan dari nilai rata-

Berdasarkan data hasil belajar dari 33

rata pada pra siklus 62,12 meningkat

siswa yang mengikuti pembelajaran

menjadi 75,15.

mengembangkan desain motif batik

Pengamatan

hasil

siswa

terhadap

hasil

meningkat

menjadi

85,05.

melalui model pembelajaran berbasis

belajar siswa pada siklus pertama

masalah

dengan tindakan melalui penggunaan

kompetensi

model pembelajaran berbasis masalah

diharapkan, dimana seluruh siswa 33

yang

orang telah mencapai KKM.

digunakan

peneliti

pada

pembelajaran mengembangkan desain motif

batik

dapat

meningkatkan

dapat siswa

meningkatkan sesuai

yang

Peningkatan ini sesuai dengan kriteria keberhasilan tindakan yang

kompetensi siswa, hal ini ditunjukkan

ingin

bahwa 27 siswa sudah memenuhi

setelah menyelesaiakan pengalaman

kriteria ketuntasan minimal dan hanya

belajarnya. Jumlah siswa yang dapat

6 siswa yang belum memenuhi kriteria

mencapai kompetensi dasar minimal

ketuntasan minimal.

75% dari jumlah instruksional yang

dicapai

yaitu

keterampilan

Peningkatan yang terjadi pada

harus dicapai. Dengan pencapaian

siklus pertama menunjukkan bahwa

hasil belajar lebih baik dari yang

sebagian besar siswa dapat memahami

sebelumnya, maka penelitian tindakan

materi

kelas ini telah dianggap berhasil.

yang disampaikan

melalui

model pembelajaan berbasis masalah.

Berikut histogram peningkatan pencapaian

kriteria

ketuntasan

minimal hasil belajar pada pra siklus, siklus pertama dan siklus kedua :

Penerapan Model Pembelajaran (Yan Nurrakhim Fitriani) 8

pertanyaan, dengan skor maksimal 64 dan

Peningkatan Pencapaian Kompetensi Unjuk Kerja

skor minimal 16. Distribusi frekuensi kategorisasi pendapat siswa tentang model

100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0

pembelajaran

berbasis

masalah

pada

kompetensi mengembangkan desain motif pra siklus

batik dapat dilihat pada lampiran. Berikut

siklus 1

grafik keterlaksanaan model pembelajaran

Series 3

berbasis masalah dari pra siklus, siklus I dan siklus II. Keterlaksanaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah 25 25

Gambar 1. Histogram Peningkatan Pencapaian Kompetensi Unjuk Kerja Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

20 15

0

Perbandingan Hasil Penilaian Unjuk Kerja

16 11

11

10 5

23

20

6 2

7 4 4

tidak senang 3

senang sangat senang

33

35 27

30

29

25 20

pra siklus

15

siklus I

10

6

4

5

siuklus II 0

0

tuntas

belum tuntas

Gambar 2. Histogram Perbandingan Penilaian Unjuk KerjaPra Siklus, Siklus I dan Siklus II Data yang dihasilkan dari pendapat siswa tentang model pembelajaran berbasis masalah pada peningkatan pencapaian kompetensi mengembangkan desain motif batik dengan jumlah subyek 33 siswa, jumlah

butir

pertanyaan

16

butir

Gambar 3. Histogram Keterlaksanaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Pra Siklus

Penerapan Model Pembelajaran (Yan Nurrakhim Fitriani) 9

Berdasarkan Keterlaksanaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah 20 20 15 15

yang

13 11

12 10

9

8

6

5

4

model

berada

pada

kategori

terhadap

pembelajaran model pembelajaran berbasis

9

8

6

keterlaksanaan

atas

siswa yang mengikuti pembelajaran, siswa

18 14

di

pembelajaran berbasis masalah, dari 33

18

16

mengenai

histogram

2

tidak senang

masalah pada pra siklus adalah sangat

senang

setuju 3 siswa atau 9,1%, siswa yang

sangat senang

2 0

setuju terdapat 23 siswa atau 69,7 , dan siswa yang tidak setuju adalah 7 siswa atau 21,2%. Sedangkan untuk siklus I, siswa yang berada pada kategori sangat setuju 9 siswa atau 27,3%, kategori setuju 18 siswa

Gambar 4. Histogram Keterlaksanaan Model Pembelajaran Berbasis MasalahPada Siklus I

atau 54,5% dan kategori tidak setuju 6 siswa atau 18,2%. Selanjutnya untuk siklus II, siswa yang berada pada kategori sangat setuju adalah 32 siswa atau 97,0%, kategori setuju 1 siswa atau 3,0% dan

Keterlaksanaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah 35 30 25 20 15 10 5 0

32

29

31

32

kategori tidak setuju 0. Berdasarkan

4

0 1

0 2

tersebut

bisa

diketahui sebagian besar siswa kelas VIII memberikan

0

hasil

pendapat

yang

positif

terhadap penggunaan model pembelajaran 0 1 tidak senang

senang sangat senang

berbasis masalah dilihat dari meningkatnya pada setiap siklus dan memiliki suatu pandangan

bahwa

pembelajaran

penggunaan

berbasis

masalah

model dapat

bermanfaat bagi diri siswa maupun bagi sekolah. Siswa lebih setuju dalam proses Gambar 5. Histogram Keterlaksanaan Model Pembelajaran Berbasis MasalahPada Siklus II

pembelajaran batik menggunakan model pembelajaran berbasis masalah yaitu siswa setuju pembelajaran dilakukan dengan pemberian

suatu

masalah

untuk

merangsang kreativitas dan keterampilan

Penerapan Model Pembelajaran (Yan Nurrakhim Fitriani) 10

siswa terutama dalam materi membuat

sepakat untuk lebih meningkatkan

desain motif batik, adanya persentasi hasil

kompetensi

karya masing-masing dapat memotivasi

beberapa siswa yang belum mencapai

siswa agar dapat mengembangkan motif

kriteria ketuntasan minimum. Pada

batik sebaik-baiknya dan membuat desain

siklus

motif batik beda dari siswa lainya, dalam

pembelajaran berbasis masalah dapat

artian mereka mengasah keterampilan diri

terlaksana

hal ini juga akan menyebabkan siswa

terbukti 100% siswa tuntas.

lebih aktif dan proses pembelajaran lebih

siswa

II

terutama

tahapan-tahapan dengan

sangat

pada

pada baik,

2. Peningkatan pencapaian kompetensi dari pra siklus ke siklus I sebanyak

menarik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa mampu mengembangkan keterampilan,

memecahkan

masalah,

22% dari skor rata-rata pra siklus 62,12 menjadi 75,15. Saran

mandiri, berfikir kreatif, memotivasi diri

1. Dalam proses belajar mengajar pada

sendiri dan mengembangkan keterampilan

mata pelajaran praktik, sebaiknya guru

berkomunikasi, maka dapat disimpulkan

menggunakan

bahwa

pembelajaran

yang sesuai, sehingga proses belajar

berbasis masalah (Mohamad Nur, 2011:

mengajar di kelas lebih efektif dengan

14) dapat meningkatkan kompetensi siswa

cara

dalam

bervariasi.

melalui

model

pembelajaran

muatan

lokal

mengajar

2. Penggunaan

membatik.

model

guru

model

pembelajaran

yang

lebih

pembelajaran

berbasis masalah dalam proses belajar SIMPULAN DAN SARAN

mengajar

Simpulan

motif

1. Pelaksanaan

model

pembelajaran

berbasis masalah dalam peningkatan pencapaian kompetensi siswa dalam mengembangkan

desain

motif

batikdilaksanakandalamtigasiklusyaitu pada siklus I hasil yang dicapai sudah sesuai

dengan

target

yang

diharapkanyaitu 85% siswa tuntas, akan tetapi peneliti dengan guru

mengembangkan

batik

kontribusi

dapat yang

desain

memberikan baik

dalam

meningkatkan pencapaian kompetensi.

Penerapan Model Pembelajaran (Yan Nurrakhim Fitriani) 11

DAFTAR PUSTAKA Depdiknas. (2009). Muatan Lokal (Mulok) dan Panduan Pelaksanaan Menunjang Gerakan Nasional Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun. Jakarta: CV. Mini Jaya Abadi. Model Mohamad Nur. (2011). Pembelajaran. Surabaya: Pusat Sains dan Matematika Sekolah UNESA. Pardjono. (2007). Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakrata: Lembaga Penelitian UNY. Model-model Rusman. (2010). Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Wina

.

Sanjaya. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.