ECONOMICS DEVELOPMENT ANALYSIS JOURNAL

Download kemajuan ekonomi masyarakat baik lokal maupun global. Pariwisata mempunyai pengaruh dan manfaat yang banyak, diantaranya selain menghasilka...

0 downloads 566 Views 279KB Size
EDAJ 3 (2) (2014)

Economics Development Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edaj

KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA TERHADAP GDP INDONESIA TAHUN 2004 - 2009 Alfiah Mudrikah;Dewi Sartika;Rahma Yuniarti; Ismanto;Akbar Budi Satia  Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel

Abstrak

________________

___________________________________________________________________

Sejarah Artikel: Diterima April 2014 Disetujui Mei 2014 Dipublikasikan Juni 2014

Indonesia memiliki kekayaan dan sumberdaya alam yang melimpah serta didukung dengan lautan dan ribuan pulau yang mengelilinginya.Berbagai kekayaan sumberdaya alam yang dimilikinya menjadi potensi tersendiri bagi Indonesia untuk mengembangkan pariwisata terutama dibidang alamnya. Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.508 pulau atau disebut juga sebagai nusantara atau negara maritim, telah menyadari pentingnya sektor pariwisata terhadap perekonomian Indonesia dikarenakan pertumbuhan pariwisata Indonesia selalu di atas pertumbuhan ekonomi Indonesia (Soebagyo 2012). Maka dari itu pariwisata belakangan ini selalu menjadi pusat perhatian bagi wisatawan untuk mengunjungi tempat wisata tersebut. Industri pariwisata merupakan salah satu cara yang tepat dalam meningkatkan kemajuan ekonomi masyarakat baik lokal maupun global. Pariwisata mempunyai pengaruh dan manfaat yang banyak, diantaranya selain menghasilkan devisa negara dan memperluas lapangan kerja, sektor pariwisata bertujuan untuk menjaga kelestarian alam dan mengembangkan budaya lokal (Dritasto dan Anggraeni 2013). Pada tahun 2008 kepariwisataan Indonesia berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar Rp. 153,25 trilyun atau 3,09% dari total PDB Indonesia (BPS, 2010). Pada tahun 2009, kontribusinya meningkat menjadi 3,25%. Pertumbuhan PDB pariwisata pun sejak tahun 2001 selalu menunjukkan angka pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan PDB nasional. Walaupun masih menunjukkan angka sementara, pada tahun 2009 pertumbuhan PDB pariwisata mencapai 8,18%, sedangkan PDB nasional hanya 4,37%. Pada tahun yang sama, devisa dari pariwisata merupakan kontributor terbesar ketiga devisa negara, setelah minyak dan gas bumi serta minyak kelapa sawit. Peringkat ini menunjukkan kecenderungan yang terus meningkat sejak tahun 2006 yang hanya menempati peringkat ke-6 dari 11 komoditi sumber devisa negara.

________________ Keywords: Natural Resources, Tourism, Industry, Organizations And Foreign Countries, GDPDictionary ____________________

Abstract ___________________________________________________________________ Indonesia has a rich and abundant natural resources as well as supported by oceans and thousands of islands that surrounds it. A variety of natural resource wealth has become its own potential for Indonesia to develop a tourism especially in the field of nature. Indonesia as the world's largest archipelago country which comprises 17,508 islands or also known as nusantara maritime or country, has realized the importance of tourism to the economy because the growth of tourism in Indonesia is always on top of the Indonesia's economic growth (Soebagyo 2012). Therefore, tourism has always been the center of attention for tourists to visit the tourist attractions.The tourism industry is one of the right ways in increasing the economic progress of society like locally and globally. Tourism has many benefits and influence, among others, in addition to generating foreign exchange the country and expand employment, the tourism sector aims to maintain the sustainability of nature and local culture developed (Dritasto and Anggraeni goddess 2013). In 2008 Indonesia tourism contributes to the gross domestic product (GDP) amounting to Rp. 153,25 billion or 3.09% of the total GDP of Indonesia (BPS, 2010). In 2009, his contribution was increased to 3.25%. Any tourism GDP growth since 2001 always indicates a growth rate higher than the national GDP. Although still show numbers in 2009, while GDP growth of tourism reached 8.18% of the national GDP, while only 4.37%. In the same year, foreign exchange from tourism is the third largest contributor of foreign exchange of the country, after oil and gas and palm oil. This ranking shows increasing trend since 2006 which was only ranked 6th of 11 commodities foreign exchange source countries. © 2014 Universitas Negeri 

Semarang Alamat korespondensi: Gedung C6 Lantai 1 FE Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 E-mail: [email protected]

ISSN 2252-6765

362

Alfiah Mudrikah, dkk/ Economics Development Analysis Journal 3 (2) (2014)

PENDAHULUAN Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator makro ekonomi yang menjadi perhatian bagi suatu negara bahkan oleh dunia.Hal tersebut dikarenakan pertumbuhan ekonomi dari suatu negara dapat mencerminkan adanya kenaikan kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak jenis barang ekonomi kepada penduduknya (Simon Khuznets) serta meningkatnya pendapatan perkapita penduduknya.Fenomena arus perjalanan manusia di seluruh duniayang meningkat luar biasa sebagai akibat dari peningkatan perjalanan antarnegara untukkeperluan bisnis dan professional, pariwisata, belajar keluar negeri, maupun perpindahan pengungsi yang menghindari kericuhan politik di negaranya sendiri (Mas’oed, 2003). Pernyataan Mas’oed mengisyaratkan bahwa perjalanan antar negara khususnya

pariwisata seolah-olah memutus batas negara itu sendiri.Dampak yang timbul dari peristiwa tersebut juga sangat signifikan.Pertumbuhan ekonomi suatu negara yang tinggi tentu didukung oleh berbagai sektor seperti : sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor listrik, gas dan air bersih; sektor kontruksi; dan sektor pariwisata yang didalamnya termasuk hotel dan restoran. Sektor pariwisata sebagai salah satu sektor yang mendorong pertumbuhan ekonomi suatu Negara, tentu mempunyai peran yang strategis yang berkaitan dengan ketersediaan komoditas pendukung kepariwisataan seperti transportasi, akomodasi, hiburan, jasa-jasa dan lain sebagainya.Sehingga ketersediaan faktor penunjang sektor pariwisata tersebut dapat mempengaruhi GDP maupun ketenagakerjaan.Berikut adalah data kunjungan pariwisata di Indonesia.

Tabel 1. Jumlah Kedatangan Wisatawan Mancanegara ke Indonesia Menurut Pintu Masuk, 20012012 Bandara Tahun

Jumlah

1527132

Bandara Lainnya 1165880

2004

Soekarno Hatta 1005072

2005

1105202

1454804

109034

1024758

1308303

5002101

2006

1147250

1328929

110405

1012711

1272056

4871351

2007

1153006

1741935

116614

1077306

1416898

5505759

2008

1464717

2081786

130211

1061390

1496393

6234497

Ngurah Rai

Polonia

Batam

1525994

97087

5321165

2009 1390440 2384819 148193 951384 1448894 6323730 Sumber: BPS olahan, 2012. Berdasarkan Tabel 1 di atas menunjukkan 2.053.850 pada tahun 2012. Sedangkan urutan bahwa kedatangan wisatawan mancanegara ke terendah yaitu bandara Polonia. Indonesia menurut pintu masuk mempunyai Secara nasional, kontribusi sektor-sektor selisih peningkatan dan penurunan yang tidak terkait pariwisata terhadap PDB mengalami terlalu banyak di setiap tahunnya. Urutan pasang naik dan turun. Jika pada tahun 2004 pertama Bandara yang sering digunakan kontribusinya masih mencapai 5,03 persen, pada sebagai pintu masuk adalah Bandara Ngurah tahun 2009 kontribusinya menjadi 4,56 persen Rai yaitu sebanyak 1.293.657 pada tahun 1997 (Tabel 2). Sektor pariwisata yang paling besar dan 2.902.125 pada tahun 2012, kemudian pada kontribusinya terhadap PDB adalah sektor urutan ke dua yaitu bandara Soekarno Hatta Rekreasi dan Hiburan.Jika dilihat sebanyak 1.457.340 pada tahun 1997 dan pertumbuhannnya pada skala nasional, sektorsektor pariwisata secara keseluruhan tumbuh

363

Alfiah Mudrikah, dkk/ Economics Development Analysis Journal 3 (2) (2014)

lebih tinggi dibandingkan tingkat pertumbuhan PDB. Walaupun dalam lima tahun terakhir sektor Hotel mengalami kecenderungan perlambatan pertumbuhan, karena pada tahun 2005 terjadi tragedi bom Bali II yang mengakibatkan terjadi perlambatan

pertumbuhan seluruh sektor-sektor terkait pariwisata. Tragedi bom Bali II sangat berpengaruh bagi kepariwisataan Indonesia karena Bali merupakan destinasi utama pariwisata di Indonesia.(Ardin, 2010).

Tabel 2. Pertumbuhan dan Kontribusi Sektor pariwisata Terhadap PDB Indonesia (2004-2009) Tahun

2004

2005

2006

2007

2008

2009

ADHK 2000 (Miliyar) PDB 1.656.516 1.750.815,2 1.847.126,7 1.961.001,8 2.082.103.7 2.176.975,5 ,8 Hotel 11.590,7 12.313,2 12.950,5 13.645,6 14.200,9 14.774,9 Restoran 37.261,5 39.453,7 41.723,2 44.675,7 47.615,4 51.200,4 Rekreasi dan 6.302,1 6.713,1 7.246,7 7.773,1 8.449,1 9.065,1 Hiburan Pertumbuhan (%) PDB 5,03 5,69 5,50 6,28 6,06 4,56 Hotel 7,93 6,23 5,18 5,37 4,07 4,04 Restoran 6,08 5,88 5,75 7,08 6,58 7,53 Rekreasi dan 8,34 6,52 7,95 7,26 8,70 7,29 Hiburan Share (%) Hotel 0,70 0,70 0,70 0,70 0,68 0,68 Restoran 2,25 2,25 2,26 2,28 2,29 2,35 Rekreasi dan 0,38 0,38 0,39 0,40 0,41 02,42 Hiburan Total Share 3,33 3,34 3,35 3,37 3,37 3,45 (%) Sumber: BPS olahan, 2009. Di India, sektor pariwisata mampu 2012 sebesar US$ 108 billion dan meningkat berperan penting dalam penyerapan investasi, menjadi sebesar US$ 113,2 billion atau 6,2% pembangunan infrastruktur maupun penyerapan dari total GDP pada tahun 2013; tenaga kerja. Bahkan The World Travel & b) Terhadap lapangan kerja, kontribusi Tourism Council (WTTC) telah sektor pariwisata terhadap lapangan kerja, mengindentifikasi India sebagai satu negara didukung 35.439.000 pekerjaan atau 7,7% dari dengan pertumbuhan wisata di dunia dalam total tenaga kerja pada tahun 2013 decade mendatang dengan total kegiatan c) Terhadap investasi, pada tahun ekonomi yang dihasilkan oleh perjalanan 2013 kontribusi sekor pariwisata terhadap pariwisata mencapai 9,7 % selama 10 tahun investasi sebesar US$ 33,10 billion atau 6,2% mendatang ( Vinnie Jauhari : 2009). Adapun dari total investasi. kontribusi sektor pariwisata India menurut The Indonesia sebagai negara kepulauan World Travel & Tourism Council (WTTC), terbesar di dunia yang terdiri dari 17.508 pulau 2014 : dengan keuntungan letak geografis yaitu berada a) Terhadap GDP, total kontribusi di antara benua Asia dan Australia serta dilalui sektor pariwisata terhadap GDP pada tahun garis khatulistiwa (Portal Nasional Republik

364

Alfiah Mudrikah, dkk/ Economics Development Analysis Journal 3 (2) (2014)

Indonesia) harusnya sektor pariwisatanya lebih besar konstribusinya dalam pertumbuhan ekonomi.Masalahnya, dengan perttumbuhan yang cukup tinggi apakah kontribusi yang disumbangkan terhadap GDP juga besar?Selama ini sektor pariwisata belum menjadi andalan penyumbang GDP di Indonesia. Dengan pertumbuhan yang tinggi dari tahun ke tahun, sumbangan sektor pariwisata terhadap GDP masih dibawah sektor lain seperti minyak bumi dan gas alam. Untuk itu perlu kajian yang lebih dalam mengenai kontribusi sektor pariwisata terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. LANDASAN TEORI Sektor Pariwisata adalah sekumpulan unit produksi dalam industri berbeda yang menyediakan barang dan jasa yang khususnya dibutuhkan para pengunjung.Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan kenaikan output perkapita yang mana teori tersebut harus mencakup pertumbuhan GDP dan teori mengenai pertumbuhan penduduk untuk menjelaskan output perkapita (Boediono). Jadi, adanya perkembangan pariwisa di suatu negara akan mendorong dan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Hal tersebut karena kegiatan pariwisata akan menciptakan permintaan baik segi konsumsi maupun investasi yang pada gilirannya akan menimbulkan kegiatan produksi barang dan jasa. Selama berwisata, wisatawan akan melakukan belanja, sehingga secara langsung menimbulkan permintaan (tourism Final Demand) pasar barang dan jasa. Selanjutnya final demand wisatawan secara tidak langsung menimbulkan permintaan akan barang dan bahan baku (Investment Devired Demand) untuk memproduksi guna memenuhi permintaan wisatawan akan barang dan jasa tersebut. Dalam usaha memenuhi permintaan wisatawan tersebut diperlukan investasi di bidang transportasi dan komunikasi, perhotelan dan akomodasi lain, industri kerajinan dan industri produk konsumen, industri jasa, rumah makan/restoran dan lain-lain.( Spillane, 1994 : 20)

Pariwisata Menurut Undang-undang No. 10 tahun 2009, pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah. Menurut Spillane, 1987 : 21, pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain, bersifat sementara dilakukan secara perorangan maupun kelompok, sebagai usaha untuk mencari keseimbangan dan keserasian dan kebahagian dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya juga alam dan ilmu. Kepariwisataan Menurut Undang-undang No. 10 Tahunn 2009, kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesame wisatawan, pemerintah, pemerintah daerah, dan pengusaha. Sektor Pariwisata Menurut Caretourism, Sektor pariwisata adalah sekumpulan unit produksi dalam industri berbeda yang menyediakan barang dan jasa yang khususnya dibutuhkan para pengunjung. Sektor pariwisata sebagai kegiatan perekonomian telah menjadi andalan potensial dan prioritas pengembangan bagi sejumlah negara, terlebih bagi negara berkembang seperti Indonesia yang memiliki potensi wilayah yang luas dengan daya tarik wisata yang cukup besar, banyaknya keindahan alam, aneka warisan sejarah budaya, dan kehidupan masyarakat (etnik). Pariwisata di Indonesia merupakan salah satu penunjang perekonomian yang memilki prospek yang cerah, tetapi hingga dewasa ini belum memperlihatkan peranan yang sesuai dengan harapan dalam proses pembangunan di Indonesia. Pertumbuhan Ekonomi Menurut Schumpeter, pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan output masyarakat yang disebabkan oleh semakin banyaknya jumlah faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi masyarakat tanpa adanya perubahan teknologi produksi itu

365

Alfiah Mudrikah, dkk/ Economics Development Analysis Journal 3 (2) (2014)

sendiri.Menurut Sadono Sukirno ( 1996 : 33), pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output perkapita yang terus menerus dalam jangka panjang.Menurut Prof. Simon Kuznets, pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak barang-barang ekonomi kepada penduduknya. Kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi, dan penyesuaian kelembagaan, dan ideologis yang diperlukannya.Menurut Solow-Swan, Pertumbuhan ekonomi tergantung kepada pertambahan penyediaan faktor-faktor produksi (penduduk, tenaga kerja, dan akumulasi modal) dan tingkat kemajuan teknologi. Penelitian Terdahulu Industri pariwisata menjadi sektor yang layak diperhitungkan untuk mengangkat pertumbuhan dan perkembangan ekonomi daerah. Berbagai hasil penelitian telah menunjukkan adanya korelasi dan kontribusi pariwisata terhadap peningkatan perekonomian daerah, atau setidak-tidaknya peningkatan taraf ekonomi masyarakat daerah wisata, karena pariwisata yang berhasil apalagi padat investasi akan mampu menyerap jumlah tenaga kerja, peningkatan perputaran dan pendistribusian uang di daerah wisata, serta peningkatan ekonomi masyarakat. Mengacu hasil penelitian Siddiqui dan Rajesh (2004) yang meneliti tentang nilai ekonomi pada industri pariwisata di India, dengan melihat bagaimana pariwisata bisa menjadi sektor yang penting di India, kaitannya dengan kontribusi yang diberikan pada GDP dan kesempatan kerja, serta mempelajari dampak dari kenaikan nilai tambah sektor pariwisata terhadap GDP secara keseluruhan dan juga terhadap kesempatan kerja di sektor pariwisata, diperoleh hasil penelitian bahwa sektor pariwisata memberikan kontribusi sebesar 5,8% terhadap GDP dan 8,3% terhadap kesempatan kerja, yang artinya pariwisata masih menjadi salah satu industri penting di India. Analisis penelitian yang digunakan pada penelitian Made Dwi Setyadi Mustika (2006) adalah analisis tipologi daerah. Analisis ini

digunakan untuk mengetahui klasifikasi daerah, dilakukan dengan menentukan rata-rata investasi swasta sektor pariwisata sebagai sumbu horisontal,dan jumlah penyerapan tenaga kerja sebagai sumbu vertikal. Analisis dilakukan berdasar 4 klasifikasi/kategori yaitu a). daerah 1, yaitu dengan investasi tinggi dan penyerapan tenaga kerja tinggi; b). daerah 2, yaitu dengan investasi tinggi dan penyerapan tenaga kerja rendah; c). 3. daerah 3, yaitu dengan investasi rendah dan penyerapan tenaga kerja tinggi; dan d). daerah 4, daerah dengan investasi rendah dan penyerapan tenaga kerja rendah. Hasil penelitian I Ketut R. Sudiardhita (2008) menyimpulkan : Terdapat kontribusi pendapatan yang lebih besar dari anggota rumah tangga terhadap pendapatan rumah tangga sebesar 56,66%, sedangkan kepala rumah tangga hanya 43,34% dari total pendapatan bersih per bulan sebesar Rp. 1.116.477,- yang terdiri dari pendapatan pokok kepala rumah tangga Rp. 158.350, pendapatan sampingan Rp. 325.500,- pendapatan istri Rp.239.293,3 dan anak Rp. 393.333.3. Hal ini disebabkan bertambahnya anggota rumah tangga yang memperoleh kesempatan kerja di sektor pariwisata. Distribusi pendapatan rumah tangga petani di daerah pengembangan pariwisata tergolong ketimpangan rendah, hal ini ditunjukkan dengan angka Koefisien Gini yang mendekati nol, yaitu 0,2 demikian pula distribusi antara golongan penerima pendapatan 40% rumah tangga yang berpendapatan rendah menerima 28,70% dari total pendapatan; dan ternyata lebih besar dari 17% sehingga rumah tangga dalam penelitian ini tergolong ketimpangan ringan atau pendapatan cukup merata dan baik. Pengembangan sektor industri pariwisata di Kabupaten Daerah Tingkat II Karang asem menunjukkan perkembangan yang positif dengan adanya peningkatan dari tahun ke tahun pada periode tahun1993-1996. Sebaliknya terjadi kemerosotan akibat krisis ekonomi pada tahun 1997-1998; namun khusus pengeluaran wisata

366

Alfiah Mudrikah, dkk/ Economics Development Analysis Journal 3 (2) (2014)

wan justru meningkat yang disebabkan adanya selisih nilai kurs. Penyerapan tenaga kerja pada tahun 1997 mampu menyerap sebanyak 4.275 orang dimana sektor ini dari tahun 1993-1996 terus mengalami peningkatan yang berarti lapangan usaha ini potensial untuk dikembangkan karena dapat membantu mengatasi pengangguran. Sejak krisis melanda Indonesia sektor ini ikut terkena imbasnya dan mengakibatkan pada tahun 1998 hanya mampu menyerap tenaga kerja 3.585 orang. Berdasarkan hasil proyeksi penye rapan tenaga kerja tahun 1999-2003 menunjukkan pening katan yang relatif kecil karena masih belum pulihnya eko-nomi, dimana pada tahun 2003 diproyeksikan dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 4.297 orang dengan target pertumbuhan ekonomi sebesar 2,6%. Dari berbagai hasil penelitian yang dipaparkan diatas, kiranya dapat diambil penegasan bahwa sektor pariwisata dapat diandalkan menjadi potensi daerah yang masih terbuka luas untuk ditingkatkan dan dikembangkan. Tidak kalah penting dari hal tersebut, adalah membuka lebar iklim invetasi di daerah serta menumbuhkan kesadaran masyarakat bahwa keberhasilan menjadi daerah wisata akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja, membuka peluang pasar domestik/lokal untuk pasar wisata belanja, dan meningkatnya income masyarakat. METODOLOGI Dalam penelitian ilmiah faktor metodologi memegang peranan penting guna mendapatkan data yang obyektif, valid dan selanjutnya digunakan untuk memecahkan permasalahan yang telah dirumuskan. Pengertian Metode adalah cara yang telah teratur dan telah berfikir secara baik-baik yang digunakan untuk mencapai tujuan (W.J.S Poerwodarminto 1987 :649). Jadi pengertian metode adalah salah satu cara yang digunakan ketika mencapai suatu tujuan dengan menggunkan tehnik tertentu untuk memperoleh suatu keberhasilan dalam penelitian maka harus dilaksanakan dengan menggunkan metodologi yang tepat, istimewa

dan tujuan mengadakan penelitian berdasarkan fakta – fakta yang ada untuk menguji kebenaran sesuatu secara ilmiah. Dalam metodelogi telah dijelaskan bahwa dalam pelaksanaan penelitian mempunyai kebebasan untuk memiliki metode guna memperoleh suatu data. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh sutrisno Hadi, Yaitu : “Baik buruknya suatu research sebagian tergantung dari pengumpulan data research ilmiah bermaksud memperoleh bahan – bahan yang relevan, aktual dan variabel, maka untuk memperoleh data seperti itu pekerjaan research menggunakan tehnik – tehnik, prosedur, alat – alat serta kegiatan yang diandilkan. Maka dengan demikian memecahkan metodologi sangat diperlukan dalam rangka mengumpulkan data untuk memecahkan suatu masalah sehingga dapat menyusun laporan ilmiah yang dapat dipertanggung jawabkan. Untuk itu dalam penelitian ini penulis menetapkan langkah – langkah sebagai berikut : Setting Penelitian A. Waktu Penelitian Penelitian ini sudah dilaksanakan pada semester II tahun 2014 yang dimulai tanggal 15 Juni sampai dengan 30Juni 2011 Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di KabupatenWonosobo, memiliki letak yang strategis yaitu berada di kaki gunung sindoro dan gunung sumbing. Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah jumlah wisatawan yang mengunjungi obyek wisata di kabupaten wonosobo. Mereka kebanyakan berasal dari dalam negeri/wisatawan lokal Sumber Data Berkaitan dengan subyek penelitian ini adalah wisatawan yang mengunjungi obyek wisata di kabupaten wonosobo.maka sumber datanya adalah jumlah wisatawan dan tempattempat yang dikunjungi oleh wisatawan. Tehnik Dan Alat Pengumpulan Data B. Teknik Pengumpulan Data Observasi Observasi dalam penelitian ini dilakukan oleh peneliti dan pengamat.Observasi dalam

367

Alfiah Mudrikah, dkk/ Economics Development Analysis Journal 3 (2) (2014)

penelitian ini adalah observasi langsung yaitu penelitian dan pengamat melihat dan mengamati secara langsung, kemudian mencatat perilaku dan kejadian yang terjadi pada keadaan sebenarnya. Observasi dilakukan selama tempat wisata dibuka dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir.Observasi adalah instrumen yang sering dijumpai dalam penelitian pariwisata. Dalam observasi ini penelitian lebih banyak menggunakan salah satu dari panca indranya yaitu indra penglihatan. Observasi akan lebih efektif jika informasi yang hendak diambil berupa kondisi atau fakta alami, tingkah laku dan hasil kerja responden dalam situasi alami. Sebaiknya observasi mempunyai keterbatasan dalam menggali informasi yang berupa pendapat atau persepsi dari subyek yang diteliti. Wawancara Wawancara pada penelitian ini menggunakan interview tidak berstruktur karena peneliti memandang model ini adalah yang paling luwes, dimana subyek diberi kebebasan untuk menguraikan jawabannya dan ungkapan – ungkapan pandangannya secara bebas dan sesuai harinya. Interview ini digunakan untuk mendapatkan data tentang pendapat wisatawan mengenai tempat wisata yang dikunjunginya. Alat Pengumpulan Data Oleh karena itu teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan wawancara, maka alat pengumpulan datanya adalah : Lembar observasi Lembar observasi atau kuesioner yang sifatnya open euded (terbuka) dan lentur, sehingga dapat menggali data sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan Pedoman wawancara Teknik wawancara dilakukan dengan akrab dan terbuka serta mendalam, dengan ini diharapkan dapat menangkap informasi secara utuh oleh karena itu, teknik wawancara itu sering disebut wawancara mendalam (in-depthinterviewing (HB. Sutopo, 2002) Validasi Data

Data yang telah berhasil digali, dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan penelitian, harus di usahakan kemantapan kebenarannya. Oleh karena itu, setiap peneliti harus dapat memilih dan menentukan cara – cara yang tepat untuk mengembangkan valisasi data yang diperolehnya yakni dengan teknik triangulasi (HB. Sutopo, 2002) Berkaitan dengan proses pembelajaran yang menekankan pada mengelompokkan bentuk – bentuk geometri dalam pembelajaran, maka validasi data yang digunakan adalah melalui triangulasi sumber dan triangulasi metode. Triangulasi Sumber Triangulasi sumber sering juga disebut triangulasi data, maksudnya penelitian dalam pengumpulan data agar lebih dapat dipercaya dengan menggunakan berbagai ragam sumber. Triangulasi Metode Triangulasi metode maksudnya peneliti mengumpulkan data sejenis dengan menggunakan metode yang berbeda.Dalam hal ini, peneliti menggunakan metode observasi dan wawancara. Analisis Data Setelah data mengenai tentang bentuk – bentuk gambar dalam pembelajaran terkumpul, maka dianalisis. Oleh karena teknik pengumpulan datanya menggunakan observasi dan wawancara, maka analisis datanya menggunakan observasi dan wawancara, maka analisis datanya merupakan analisis deskriptif berdasarkan hasil observasi dan refleksi.Observasi berarti mengamati hasil komentar yang diberikan oleh para wisatawan tentang tempat wisata yang dikunjunginya. Refleksi Pada tahab ini penelitian mereflesikan dan mengkaji hasil obserfasi dari obsever dan pengawasan secara pribadi penelitian, apakah sudah sesuai dan memenuhi kriteria yang telah di tetapkan sudah berhasil atau belum. Apabila belum berhasil (belum maksimal ), maka peneliti melaksanakan penelitian tindakan kelas pada siklus berikutnya sampai berhasil sesuai dengan kriteria yang telah di tentukan. Langkah-langkah

368

Alfiah Mudrikah, dkk/ Economics Development Analysis Journal 3 (2) (2014)

yang di lakukan pada siklus I akan di ulang pada siklus II PEMBAHASAN Perkembangan Lingkup Kepariwisataan  Perencanaan Pengembangan Pariwisata Sebagaimana sebuah bentuk pengembangan ekonomi, maka pengembangan industri pariwisata juga sebagai bagian dari sebuah gejala ekonomi bisnis memerlukan suatu rencana yang matang bila ingin sukses dalam objek yang implisit maupun eksplisit.Pengembangan pariwisata tidak akan optimal apabila pada suatu sektor hanya dipengaruhi oleh suatu penguasaan pribadi yang semata-mata mengutamakan kepentingan mereka sendiri. Untuk itu perlu adanya suatu konsep penyusunan rencana berkelanjutan untuk mempersiapkan perkembangan kepariwisataan yang optimal, sehingga dapat meminimalkan hal-hal yang tidak diharapkan.Hal ini sangat penting karena dalam kenyataannya perkembangan pariwisata sangat berkaitan erat dengan berbagai unsur, dapat dilihat seperti bagan di bawah ini.  Bentuk-bentuk kegiatan Pariwisata: Sebenarnya pariwisata sebagai suatu gejala, terwujud dalam beberapa bentuk yang antara lain sebagai berikut : 1) Menurut jumlah orang yang bepergian: Pariwisata Individu /perorangan, a. yakni hanya seseorang atau satu keluarga yang bepergian. Pariwisata Rombongan, yakni b. kelompok orang yang biasanya terikat oleh hubungan-hubungan tertentu kemudian melakukan perjalanan bersama-sama. 2) Menurut maksud bepergiannya Pariwisata rekreasi a. atau pariwisata santai, bertujuan untuk memulihkan kemampuan fisik dan mental setiap peserta wisata dan memberikan kesempatan rileks bagi mereka dari segala rutinitas yang membosankan.

Pariwisata Budaya, bertujuan b. untuk mengenali, mengetahui, mempelajari, dan meneliti kebudayaan suatu masyarakat di suatu lokasi disamping untuk memenuhi kebutuhannya akan hiburan. c. Pariwisata Pulih Sehat, bertujuan untuk memenuhi kebutuhan perawatan medis di tempat yang memiliki fasilitas penyembuhan. Pariwisata Olah Raga, bertujuan d. untuk memenuhi kebutuhan akan kebugaran tubuh. e. Pariwisata Temu Wisata, bertujuan untuk mengadakan pertemuan membahas suatu permasalahan bersama.  Manfaat-manfaat pariwisata Adapun manfaat-manfaat pariwisata bagi suatu negara dapat dijabarkan sebagai berikut : a. Pariwisata merupakan faktor penting dalam menggalang persatuan dan kesatuan bangsa yang memiliki masyarakat dengan berbagai perbedaan. b. Pariwisata merupakan faktor penting dalam menggalang persatuan dan kesatuan bangsa yang memiliki masyarakat dengan berbagai perbedaan. c. Pariwisata merupakan faktor penting dalam pembangunan perekonomian. d. Pariwisata internasional berguna sebagai sarana mempercepat hubungan bilateral. e. Pariwisata juga dapat dijadikan ajang pengenalan suatu negara di kanca internasional. Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang menarik untuk dapat meningkatkan pendapatan suatu negara.Pendapatan yang diperoleh tersebut tidak hanya berasal dari wisatawan lokal maupun mancangera tetapi juga efek dari adanya kepariwisataan itu sendiri.Misalnya : peningkatan jumlah hotel, jumlah restoran, dan jasa lainnya. Adanya peningkatan permintaan faktor pendukung kepariwisataan itulah yang dimungkinkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.Berikut tabel jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia.

369

Alfiah Mudrikah, dkk/ Economics Development Analysis Journal 3 (2) (2014)

Tabel 3. Jumlah Kedatangan Wisatawan Mancanegara ke Indonesia Menurut Negara Tempat Tinggal, 2004-2009 Negara Asal Amerika Serikat Jerman

2004

2005

2006

2007

2008

2009

153268

157936

130963

155652

174331

170231

134625

156414

106629

112160

137854

128649

Perancis

91710

109567

98853

104473

125216

159924

Belanda

92152

114687

110272

106987

140771

143485

Afrika Timur Tengah

35507

27450

22655

27777

29753

28375

35783

60601

55033

55348

67271

122069

Singapura

1644717

1417803

1401804

1352412

1397056

1272862

Thailand

55024

44897

42155

68050

76842

109547

Australia Republik Korea

406389

391862

226981

314432

450178

584437

228408

251971

295514

327843

320808

256522

Sumber : BPS (2009) Berdasarkan tabel 3 diatas dapat dilihat jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia pada tahun 2004-2009 mengalami fluktuasi.Penurunan kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia disebabkan beberapa faktor diantaranya bencana alam dan ancaman teroris yang menyebabkan para wisatawan merasa takut dan tidak aman untuk melakukan perjalanan ke Indonesia. Kontribusi Pariwisata terhadap GDP Saat ini sektor yang paling besar mendapatkan nilai tambah PDB dari pariwisata adalah hotel yaitu mencapai 95,13 persen, selajutnya angkutan kereta api yaitu 71,63 persen dan angkutan udara sebesar 36,75 persen.

Pariwisata juga menyumbangkan nilai tambah PDB kepada restoran (13,98 persen), konstruksi (3,72 persen) dan komunikasi (2,87 persen). Artinya dengan perkembangan pariwisata maka muncul sarana dan prasarana menuju lokasi wisata maupun infratruktur komunikasi untuk menunjang pariwisata.(Eko Marsoro, Suara Pembaruan 2014).

Tabel 4. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (Miliar Rupiah), 2004-2013 Lapangan Usaha Perdagangan, Hotel dan Restoran Perdagangan besar dan eceran Hotel

2004 368555.90

2005 431620.20

2006 501542.40

2007 592304.10

2008 691487.50

2009 744513.50

287553.50

338667.20

393047.40

468734.30

551343.70

586111.80

12685.40

14146.90

16074.20

17320.40

18900.30

20781.50

Restoran

68317.00

78806.10

92420.80

106249.40

121243.50

137620.20

370

Alfiah Mudrikah, dkk/ Economics Development Analysis Journal 3 (2) (2014)

Pengangkutan Komunikasi

dan

142292.00

180584.90

231523.50

264263.30

312190.20

353739.70

88310.30

110157.30

142770.00

149973.50

171246.80

182908.20

Angkutan rel

1218.80

1238.30

1355.40

1397.50

1649.80

1904.30

Angkutan jalan raya

43161.90

58133.00

81270.60

85183.40

100500.40

103527.90

Angkutan laut

12328.30

13974.40

16106.10

16043.40

16019.20

15812.70

Angkutan sungai, danau dan penyeberangan

3233.00

3881.90

4487.50

4655.90

5570.30

6206.50

Angkutan udara

9728.00

11979.20

14669.30

16547.20

19665.90

24248.80

Jasa penunjang angkutan

18640.30

20950.50

24881.10

26146.10

27841.20

31208.00

B.

53981.70

70427.60

88753.50

114289.80

140943.40

170831.50

A.

Pengangkutan

Komunikasi

Sumber : BPS (2009) PENUTUP Kesimpulan Perkembangan Pariwisata mempunyai pengaruh positif dan signifikan tehadap penerimaan GDP.Terbukti dengan jumlah penerimaan GDP Negara setiap tahunnya dan kontribusi Sektor Pariwisata. Saran Dalam upaya meningkatkan perekonomian Indonesia langkah yang dapat dilakukan adalah meningkatkan sektor pariwisata dengan caramempersiapkan perkembangan kepariwisataan secara optimal agar laju pariwisata di Indonesia dapat memuaskan. Untuk itu pemerintah perlu mengadakan program pemberdayaan masyarakat guna meningkatkan produksi pariwisata di wilayah masing-masing di Indonesia. Daftar Pustaka Aini, Ratu. “Cara Beternak Itik Lampung”. 15 Januari 2001. http://ternakindo.com/2008/12/literasiinformasi-ternak-itik-nasional.html. Kurniawan, felixz. “perekonomian Indonesia”. 7 Juli 2014.

Felixzkurniawan.wordpress.com/category/pe rekonomian-indonesia/ “potensi budaya pariwisata dalam mata rantai pengembangan manggarai”. 7 Juli 2014.http://baltyra.com/2012/01/29/potensi -budaya-pariwisata-dalam-mata-rantaipengembangan-manggarai/ “devisa Negara”. 7 Juli 2014.http://missdeechiie.blogspot.com/2012/ 10/devisa-negara.html “Karya tulis pariwisata”.7 Juli 2014.http://ml.scribd.com/doc/111075057/ Karya-Tulis-Pariwisata “peranan pariwisata dalam mendorong perekonomian rakyat”. 7 Juli 2014.www.bkkbn.go.id/arsip/Documents/Pe rpustakaan/ALIH%20MEDIA%202012/013/ 32.%20Peranan%20Pariwisata%20Dalam%20 Mendorong%20Perekonomian%20Rakyat.pdf “pariwisata pada perekonomian Indonesia”. 7 Juli 2014.http://id.scribd.com/doc/33262992/par iwisata-pada-perekonomian-indonesia 2Undang-Undang No.10 tahun 2009 tentang kepariwisataan “sector pariwisata turut dongkrak perekonomian”. 7 Juli 2014.http://www.suarapembaruan.com/ekon omidanbisnis/sektor-pariwisata-turutdongkrak-perekonomian/19621 .

371