Download Background : Hypertension on a woman post partum with pre-eclampsia health record was related to hypoxia placenta which increased free radi...

0 downloads 785 Views 109KB Size
Vol 1. No 5 Juli 2014

ISSN:2087 - 1287

 THE EFFECT OF PROVIDING SOYBEAN SPROUT EXTRACT TOWARDS THE BLOOD PRESSURE OF A WOMAN POST PARTUM WITH PRE-ECLAMPSIA HEALTH RECORD Ida Restyani1, S.A. Nugraheni2, M. Isnawati3, Setyo Prihatin3 Masters Degree of Epidemilogy Post Graduate Programme of Diponegoro University ABSTRACT Background : Hypertension on a woman post partum with pre-eclampsia health record was related to hypoxia placenta which increased free radical production and caused oxidative stress until deranged endothelium system. To suppress the oxidative stress, antioxidant was needed. One of the foods which had antioxidant source was soybean sprout extract. Objective: To prove the effect of giving soybean sprout extract towards the decrease of blood pressure on a woman post partum with pre-eclampsia health record. Method: Quasi experimental pretest-posttest design, the 30 experiment subjects were divided randomly into 3 groups: TETP diet intervention group (A), TETP diet intervention group + soybean sprout 250 cc (B), and TETP diet intervention group + soybean sprout extract twice 250 cc (C), the intervention was given for 5 days. The blood pressure measurement was done in the beginning and in the ending. The data analysis was done descriptively and statistic test chi square, paired t-test, independent t-test, and one way anova. Result: There was no significant difference to the subject characteristic in the experiment beginning which included: mother’s age and the nutrition status with proportion p>0,05. The TETP diet intervention was given with soybean sprout extract, effects the decrease of systolic blood pressure (p=0,024). There was meaningless effect to the TETP diet intervention with soybean sprout extract to the decrease of diastolic blood pressure (p>0,05). Conclusion: Applying TETP diet with soybean sprout extract 250 cc gave the most effect to the decrease of systolic blood pressure on a woman post partum with pre-eclampsia health record which had the decrease (¨) 29,5±13,006 mmHg in average. Key words: soybean sprout extract, blood pressure, preeclampsia. 1.

Instalasi Gizi RSUD dr. Saiful Anwar Malang, Jl. JA Suprapto No. 2 Malang Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, Semarang. 3. Politeknik Kesehatan Depkes. RI Semarang, Jl. Wolter Monginsidi No. 115 Semarang. Korespondensi : Ida Restyani. Instalasi Gizi RSUD dr. Saiful Anwar Malang Jl. JA Suprapto No. 2 Malang No. HP 0817538589 Email : [email protected] 2.

JURNAL ILKES

Page 250

Vol 1. No 5 Juli 2014

ISSN:2087 - 1287

 PENDAHULUAN Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg,1 yang dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis yaitu hipertensi primer atau esensial yang penyebabnya tidak diketahui dan hipertensi sekunder yang dapat disebabkan oleh penyakit ginjal, penyakit endokrin, penyakit jantung, gangguan anak ginjal, dan lainlain.2 Hipertensi diperkirakan menjadi penyebab kematian sekitar 7,1 juta orang di seluruh dunia atau 1 sekitar 13 % dari total kematian. Menurut American Heart Association (AHA), penduduk Amerika yang berusia diatas 20 tahun menderita hipertensi telah mencapai angka hingga 74,5 juta jiwa, namun hampir sekitar 90-95% kasus tidak diketahui penyebabnya. Di Indonesia prevalensi hipertensi yang tertinggi adalah pada wanita (25%) dan pria (24%).3 Angka Kematian Ibu (AKI) saat melahirkan di Indonesia masih tinggi.Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menunjukkan AKI melahirkan berjumlah 359 per 100.000 kelahiran hidup. Hal tersebut sangat jauh dari target pemerintah dalam percepatan pencapaian target Millenium Development Goals(MDGs), yakni menurunkan AKI menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Oleh karenanya, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan terus menggenjot upaya-upaya terkait 4 untuk menurunkan angka kematian ibu melahirkan. Hipertensi dalam kehamilan adalah penyebab kematian utama ketiga pada ibu hamil setelah perdarahan dan infeksi.Angka kejadian hipertensi dalam kehamilan kira-kira 3.7 % seluruh 5 kehamilan. Sampai sekarang penyakit hipertensi dalam kehamilan (HDK) masih merupakan masalah kebidanan yang belum dapat dipecahkan dengan tuntas. HDK adalah salah satu dari trias penyebab utama kematian ibu di samping perdarahan dan infeksi.6 Di RSUD dr. Saiful Anwar Malang, angka kejadian hipertensi pada ibu hamil dengan pre eklampsia pada tahun 2012 sebesar 510 pasien. Awal terjadinya gangguan hipertensi pada kehamilan terjadi pada saat pembentukan plasenta. Terjadi gangguan invasi trofoblas ke arteria spiralis sehingga terjadi penurunan aliran darah utero-plasenta.Hal ini menyebabkan hipoksia plasenta yang kemudian meningkatkan produksi radikal bebas. Produksi radikal bebas yang meningkat akan menyebabkan terjadinya stres oksidatif pada plasenta, akhirnya menimbulkan gangguan fungsi endotel baik lokal atau sistemik.7 Pada keadaan ini terjadi ketidakseimbangan substansi vasoaktif sehingga dapat terjadi 8 hipertensi. Untuk meredam stres oksidatif tersebut 9 Antioksidan adalah diperlukan antioksidan. senyawa-senyawa yang dapat meredam dampak 10 negatif oksidan, dengan cara memberi donor elektron pada radikal bebas, sehingga elektron yang bebas menjadi berpasangan, akhirnya dapat menghambat dan menghentikan kerusakan oksidatif lebih lanjut.11 Berdasarkan sumbernya, antioksidan ada 2, yaitu antioksidan endogen yang berasal dari JURNAL ILKES

dalam tubuh sendiri dan antioksidan eksogen diperoleh dari luar melalui makanan yang kita makan untuk membantu tubuh melawan kelebihan radikal bebas dalam tubuh, salah satunya berasal dari bijibijian.9 Pemberian makanan sumber antioksidan dari biji-bijian terbukti dapat menurunkan tekanan darah, sebagaimanan dilaporkan oleh Miguel Rivas et al dalam penelitiannya yang menunjukkan bahwa pemberian susu kedelai 2 x 500 cc/hari lebih signifikan dapat menurunkan tekanan darah 12 dibandingkan susu sapi. Hasil penelitian Francine K.W. et al menunjukkan bahwa suplementasi kacang kedelai dengan pemberian 25 gram protein kedelai selama 8 minggu dapat menurunkan LDL dan tekanan darah sistolik dan diastolik pada wanita hipertensi.15 Sedangkan Jia-Yi Dong et al melaporkan hasil meta analisis dari 27 RCT bahwa konsumsi protein kedelai signifikan mengurangi tekanan darah sistolik dan diastolik.14 Salah satu bahan makanan sumber antioksidan adalah kecambah kedelai.Kecambah kedelai sulit untuk bisa dimakan langsung oleh pasien sehingga perlu dimodifikasi dalam bentuk sari kecambah kedelai. Dari segi sensorik sari kecambah kedelai hampir sama dengan susu kedelai, namun dalam hal kandungan gizi, sari kecambah kedelai mempunyai kelebihan karena bahan dasar yang digunakan kedelai sudah mengalami proses germinasi (perkecambahan). Perkecambahan meningkatkan daya cerna karena perkecambahan merupakan proses katabolis, selama perkecambahan kandungan glukosa dan fruktosa meningkat 10 kali lipat jika dibandingkan dengan 15 Selain itu sari kadar sebelum perkecambahan. kecambah lebih mudah dicerna dan diserap oleh 16 Kecambah kedelai saluran pencernaan. mempunyai vitamin lebih banyak dibandingkan dengan bentuk bijinya (kedelai). Vitamin B, vitamin C dan vitamin E mengalami peningkatan.15Penelitian tentang sari kecambah kedelai belum banyak dilakukan. Penanganan pasien hipertensi pada post partum dengan riwayat preeklampsia yang di rawat inap di RSUD dr Saiful Anwar Malang, selama ini diberikan diet TETP saja, tanpa menambahkan bahan makanan sumber antioksidan pada diet yang diberikan. Pemberian sumber antioksidan sangat diperlukan oleh pasien hipertensi dengan riwayat preeklampsia untuk meredam radikal bebas yang ada di dalam tubuh akibat adanya disfungsi endotel. Pemberian sumber antioksidan juga akan mempercepat penyembuhan penyakit sehingga akan memperpendek hari rawatnya. Beberapa penelitian membuktikan pemberian antioksidan berupa vitamin C dan Zn selama 7 hari setelah pembedahan dapat mempercepat penyembuhan luka sehingga dapat memperpendek hari rawatnya. Penelitian lain menunjukkan terdapat penurunan lama hari rawat inap yang secara signifikan pada pasien anak dengan infeksi virus dengue setelah pemberian sumber antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemberian sari kecambah kedelai terhadap penurunan tekanan darah diastolik pada ibu post partum dengan riwayat preeklampsia yang dirawat inap di RSUD dr, Saiful Anwar Malang. Page 251

Vol 1. No 5 Juli 2014

ISSN:2087 - 1287

 METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini merupakan Quasi experimental dengan pretest-posttest design, subyek penelitian sebanyak 30 pasien dibagi secara acak menjadi 3 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 10 subyek: kelompok diberi intervensi diet TETP (A), kelompok diberi intervensi diet TETP + sari kecambah kedelai 250 cc (B), dan kelompok diberi intervensi diet TETP + sari kecambah kedelai 2 x 250 cc (C), intervensi diet diberikan selama 5 hari. Kriteria inklusi subyek adalah pasien yang dirawat inap di IRNA III dengan diagnose hipertensi pada ibu post partum dengan riwayat preeklampsia, pasien dalam kondisi kesadaran penuh (compos mentis), tidak dalam kondisi kejang atau koma, dan dirawat di ruang perawatan umum, bukan di ruang intensif (kegawatan), pasien secara kooperatif bisa diajak komunikasi dan mampu makan secara oral makanan dalam bentuk lunak atau biasa, Usia pasien 20 - 35 tahun, pasien tidak mengalami obesitas, bersedia mengikuti penelitian dengan menandatangani informed consent. Sedangkan kriteria eksklusinya adalah pasien hipertensi pada ibu post partum dengan riwayat pre eklampsia yang disertai dengan komplikasi penyakit diabetes mellitus, ginjal dan hiperlipidemia, pasien dengan riwayat medis mempunyai kadar asam urat tinggi, dan pasien hipertensi pada ibu post partum dengan riwayat pre eklampsia yang dirawat inap di ruang intensif (kegawatan). Data yang dikumpulkan meliputi karakteristik subyek yang terdiri dari usia ibu dan status gizi.Pengukuran tekanan darah dilakukan pada awal dan akhir perlakuan. Pengolahan data dilakukan dengan program SPSS dan analisis data dilakukan secara deskriptif dan uji statistik chi square, paired t-test, independent t test, dan one way anova. Kesimpulan adanya perbedaan atau pengaruh yang signifikan secara statistik menggunakan tingkat kemaknaan (Į) 0,05 atau p<0,05. HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Instalasi Rawat Inap (IRNA) III, RSUD dr. Saiful Anwar Malang. IRNA III merupakan instalasi rawat inap yang memberikan pelayanan pada pasien obstetri dan ginekologi. Waktu pelaksanaan penelitian bulan Nopember – Desember 2013. Karakteristik Subyek Penelitian Usia ibu dilihat pada lembar identitas pasien yang ada di catatan rekam medik, dinyatakan dalam tahun. Usia ibu berkisar antara 20-35 tahun. Penentuan status gizi pada penelitian ini menggunakan pengukuran lingkar lengan atas (LILA) berdasarkan umur dan jenis kelamin.Status gizi terbanyak adalah status gizi normal, 2 subyek status gizi over weight dan 5 subyek status gizi kurang. Hasil uji chi square menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap status JURNAL ILKES

gizi pada ketiga kelompok perlakuan (p>0,05), hal ini menunjukkan bahwa ketiga subyek dalam keadaan yang homogen. Hasil selengkapnya mengenai karakteristik subyek berdasarkan usia ibu dan status gizi ditunjukkan pada tabel 1 dan 2. Tabel 1. Karakteristik Subyek berdasarkan Usia Ibu Usia Ibu Kelompok Perlakuan (tahun) A B C Rerata±SD 31.0±3.23 27.40±5.50 28.7 ± 6.15 Minimum 26 20 20 Maksimum 34 35 35 Keterangan : A : Diet TETP B : Diet TETP + sari kecambah kedelai 250 cc C : Diet TETP + sari kecambah kedelai 2 x 250 cc Tabel 2. Karakteristik Subyek Berdasarkan Status Gizi Kelompok Perlakuan Diet Diet Diet Jumlah TETP + TETP + Status Gizi TETP SKK 1x SKK 2x (A) (B) (C) n % n % n % n % Overweight 1 10 1 10 0 0 2 6,7 Normal 8 80 9 90 6 60 23 76,7 Kurang 1 10 0 0 4 40 5 16,6

Keterangan : SKK 1x SKK 2x a n

: sari kecambah kedelai 250 cc : sari kecambah kedelai 2 x 250 cc : hasil uji chi square :frekuensi

Pengaruh pemberian sari kecambah kedelai terhadap tekanan darah Diastolik Rerata asupan energi kelompok A adalah 1742,1 kkal dengan rerata asupan protein sebesar 70,2 gram. Kelompok perlakuan B rerata asupan energi sebesar 1780,4 kkal dengan rerata asupan protein sebesar 72,8 gram. Pada kelompok C rerata asupan energi sebesar 1718,2 kkal dan rerata asupan protein sebesar 70,4 gram. Uji chi square menunjukkan hasil p>0,05, artinya tidak terdapat perbedaan yang bermakna terhadap rerata asupan energi dan protein pada ketiga kelompok perlakuan Rerata tekanan darah diastolik pada pada kelompok perlakuan A sebelum perlakuan sebesar 100,4±6,70 mmHg dan sesudah perlakuan sebesar 88,5±2,99 mmHg. Rerata tekanan darah diastolik pada kelompok perlakuan B sebelum perlakuan sebesar 99,4±5,99 mmHg dan sesudah perlakuan sebesar 83,4±6,59 mmHg, sedangkan rerata tekanan darah diastolik pada kelompok C sebelum perlakuan sebesar 100,2±12,31 mmHg dan sesudah perlakuan sebesar 88,0±9,19 mmHg. Rerata penurunan tekanan darah diastolik pada kelompok perlakuan A sebesar 11,9±8,66 kelompok perlakuan B sebesar 16,0±10,91, dan kelompok perlakuan C sebesar 12,2±9,16 Berdasarkan hasil uji statistik paired t-test dapat diketahui bahwa pada masing-masing kelompok perlakuan, yaitu kelompok perlakuan A, B, dan C mengalami penurunan tekanan darah diastolik secara bermakna dengan p <0,005, tetapi hasil uji statistik independent t-test dan one way anova menunjukkan tidak terdapat penurunan Page 252

Nilai p

0,58 a 5

Vol 1. No 5 Juli 2014

ISSN:2087 - 1287

 tekanan darah diastolik secara bermakna (p>0,05) setelah pemberian intervensi diet TETP dan ekstra sari kecambah kedelai. Rerata asupan zat gizi dan tekanan darah diastolik ditunjukkan pada tabel 3 dan 4. Tabel 3. Rerata Asupan Energi dan Protein Kelompok Perlakuan Zat Gizi

A Rerata 1742,1 1748,7 99,6

Energi (Kkal) Kebutuhan Asupan (%)

B Rerata 1780,4 1795,8 99,1

C Rerata 1718,2 1764,7 97,4

Nilai p 0,656a 0,875a

Protein (gram) 70,2 72,8 70,4 0,719a 0,667a Kebutuhan 71,5 73,5 71,6 Asupan (%) 98,2 99,1 98,3 Keterangan : A : Diet TETP B : Diet TETP + sari kecambah kedelai 250 cc C : Diet TETP + sari kecambah kedelai 2 x 250 cc a :hasil uji chi square kebutuhan dan asupan energi, protein.

Tabel 4. Rerata Tekanan Darah Diastolik Sebelum Dan Sesudah Perlakuan Tekanan Darah Diastolik (mmHg) Sebelum Sesudah

A Rerata±SD 100,4±6,70 88,5±9,44

B Rerata±SD 99,4±5,99 83,4±6,59

C Rerata±SD 100,2±12,31 88,0±9,19

¨

11,9±8,66

16,0±10,91

12,20±9,16

Nilai p

Kelompok Perlakuan

0,002*

b

0,001*

Keterangan A : Diet TETP B : Diet TETP + Sari kecambah kedelai 250 cc C : Diet TETP + Sari kecambah kedelai 2 x 250 cc

b

Nilai p

0,576c d 0,364 0,941d 0,410d

0,002*b ¨

:

b c d *

: : : :

Rerata penurunan tekanan darah diastolik uji paired t-test hasil uji independent t test

PEMBAHASAN Gambaran Umum Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian diet TETP dengan sari kecambah kedelai terhadap penurunan tekanan darah pada ibu post partum dengan riwayat preeklampsia di RSUD dr. Saiful Anwar Malang. Karakteristik Subyek Penelitian Karakteristik subyek yang diamati meliputi usia dan status gizi ibu. Hasil pengamatan dan uji statistik terhadap karakteristik subyek menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna terhadap usia dan status gizi ibu pada ketiga kelompok perlakuan, hal ini menunjukkan bahwa subyek dalam keadaan yang homogen, sehingga usia dan status gizi tidak mempengaruhi hasil perlakuan diet TETP dengan sari kecambah kedelai terhadap penurunan tekanan darah diastolik. Pengaruh pemberian Sari Kecambah Kedelai terhadap Tekanan Darah Diastolik Hasil penelitian pada tekanan darah diastolik menunjukkan bahwa rerata tekanan darah diastolik sebelum dan sesudah perlakuan JURNAL ILKES

mengalami penurunan pada ketiga kelompok perlakuan. Rerata penurunan tekanan darah diastolik pada kelompok perlakuan A sebesar 11,9±8,66, kelompok perlakuan B sebesar 16,0±10,91, dan kelompok perlakuan C sebesar 12,2±9,16. Berdasarkan hasil uji statistik paired t test dapat diketahui bahwa pada masing-masing kelompok perlakuan A, B dan C mengalami penurunan rerata tekanan darah diastolik secara bermakna dengan p <0,05, tetapi hasil uji statistik independent t test dan one way anova menunjukkan tidak terdapat penurunan tekanan darah diastolik secara bermakna (p>0,05), dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemberian intervensi diet TETP dengan sari kecambah kedelai tidak berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah diastolik. Hal ini disebabkan karena banyak faktor yang mempengaruhi tekanan darah, antara lain genetik, usia, jenis kelamin, etnis, obesitas, kurang gerak, pola makan, stres, kebiasaan mengkonsumsi zat berbahaya, kondisi penyakit lain, dan hiperlipidemia. Beberapa faktor tersebut dalam penelitian ini sebagian besar sudah dikendalikan dengan pemilihan subyek yang dibatasi dengan kriteria inklusi dan eksklusi, tetapi tidak semua faktor risiko tersebut dapat dikendalikan. Salah satu faktor yang tidak dikendalikan adalah stres. Stres terutama mempengaruhi tekanan darah diastolik. Pada ibu post partum, terutama yang melahirkan secara operasi caesar mempunyai tingkat stres yang lebih tinggi dibandingkan dengan ibu post partum yang melahirkan secara normal. Stres mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap tingkat kejadian hipertensi24. Stres dengan hipertensi diduga memiliki hubungan melalui saraf simpatis yang dapat meningkatkan tekanan darah secara intermiten.25 Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Novita yang menyimpulkan bahwa setiap kenaikan satu skor tingkat stres akan menaikkan tekanan 26 darah diastolik sebesar 0,209. Hasil penelitian Ardiani S mengatakan bahwa tekanan darah diastolik tidak mengalami penurunan secara bermakna setelah beraktifitas.Hal ini karena faktor penurunan tahanan perifer tidak terlalu berperan dalam penurunan tekanan darah.27 Perubahan pokok yang didapatkan pada preeklampsia adalah spasmus pembuluh darah disertai dengan retensi garam dan air.Pada beberapa kasus lumen arteriola demikian kecilnya sehingga hanya dapat dilalui oleh satu sel darah merah. Bila dianggap bahwa spasmus arteriola juga ditemukan di seluruh tubuh, maka mudah dimengerti bahwa tekanan darah yang meningkat merupakan 28 usaha mengatasi kenaikan tahanan perifer. Penelitian lain menyatakan bahwa kelompokyang makan wijen hitam sebagai sumber antioksidan menunjukkan tekanan darah sistolik cenderung berhubungan positif dengan perubahanKonsentrasi MDA, sedangkan tekanan darah diastolik menunjukkan berhubungan negatif terkait dengan perubahankonsentrasi vitamin E, tidak ada korelasi yang signifikan antara perubahan tekanan darah dan indikator stres oksidatif pada 29 kelompok plasebo. Penurunan tahanan perifer dicerminkan dengan penurunan tekanandarah diastolik.30 Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian Page 253

Vol 1. No 5 Juli 2014

ISSN:2087 - 1287

 antioksidan tidak berpengaruh terhadap penurunan tahanan perifer sehingga tekanan darah diastolik tidak mengalami penurunan secara bermakna. SIMPULAN DAN SARAN Tidak terdapat perbedaan yang bermakna dalam hal karakteristik subyek yang meliputi usia ibu dan status gizi, artinya subyek dalam keadaan yang homogen. Rerata penurunan tekanan darah diastolik pada kelompok perlakuan A, B, dan C menurun secara bermakna berdasarkan uji paired t-test (p>0,05), tetapi hasil uji statistik independent t-test dan one way anovamenunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang bermakna pemberian diet TETP dan sari kecambah kedelai terhadap penurunan tekanan darah diastolik (p>0,05). Perlu penelitian lebih lanjut tentang faktorfaktor yang mempengaruhi tekanan darah diastolik, khususnya pada ibu post partum dengan riwayat preeklampsia. Ucapan terima kasih Terima kasih kepada Direktur RSUD dr. Saiful Anwar Malang, atas izin dan dukungannya sehingga penelitian ini dapat terlaksana. Ucapan terima kasih kami sampaikan juga kepadaseluruh karyawan Instalasi Gizi dan IRNA III serta pasien atas dukungan serta partisipasinya.

RUJUKAN 1. Purwandono, A. Makalah :Hipertensi. UPT Unej Medical Center Universitas Jember. 28 Juni 2013 2. Herke, J.O. Karakteristik dan Faktor yang Berhubungan dengan Hipertensi di Desa Bocor, Kecamatan Bulus Pesantren, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Makara, Kesehatan. Vol. 10 No. 2, desember 2006. 3. Sani, Aulia. Hypertention Current Perspective. Medya Crea. Jakarta. 2008. 4. Jaringan Berita Terluas di Indonesia (JPNN.mobile). Indonesia Belum Mampu Turunkan Angka Kematian Ibu. Jumat, 27 September 2013. http://m.jpnn.com/news. 5. Widjanarko, Bambang. Hipertensi dalam Kehamilan. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Jakarta.2009. 6. Khanzima. Hipertensi dalam Kehamilan. Diakses dari http://khanzima.wordpres.com/2012/05/07.hiperte nsi-dalam-kehamilan-makalah/ 7. Manuaba, IB. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. 2001 8. Dharma, R, dkk. Disfungsi Endotel pada Pre eklampsia. Makara Kesehatan Volume 9 No.2. Desember 2005: 63-69. Jakarta 9. Setiawan Bambang dan Eko Suhartono. Stres Oksidatif dan Peran Antioksidan pada Diabetes Mellitus. Majalah Kedokteran Indonesia. Volume 55 No. 2 hal. 87-90. Pebruari 2005. 10. Suryohandono. Purnomo. Oksidan, Antioksidan dan Radikal Bebas. Buku naskah lengkap JURNAL ILKES

Simposium Pengaruh Radikal Bebas terhadap Penuaan dalam rangka Lustrum IX FKUI. 7 September 1955-2000. 2000. 11. Simanjutak D. Sudaryanti E. Aspek Pencegahan Radikal Bebas melalui Antioksidan. Majalah Kedokteran Indonesia. 1998; 48 : 50-54. 12. Rivas, Miguel, et al. Soy Milk Lowers Blood Pressure in Men and Women with Mild to Moderate Essential Hypertension. JN The Journal of Nutrition, July 1, 2002. Vol 132 No 7; 1900 – 1902 USA. 13. Francine. KW, et al. Effect of Soy Nuts on Blood Pressure and Lipid Levels in Hypertensive, Prehypertensive, and Normotensive Postmenopausal Woman. Jama Internal Medicine, May 28, 2007. Vol 167, No 10; 1060 – 1067. 14. Jia-Yi Dong, et al. Effect of Soya Protein on Blood Pressure : a Meta Analysis of Randomised Controlled Trials. Britis Journal of Nutrition Vol. 106/Issue 03 August 2011, pp 317 – 326. 15. Astawan, Made. Sehat Bersama Aneka Serat Pangan Alami. Tiga Serangkai. Solo. 2004. 16. Esther Paran, et al. The Effect of Natural Antioxidants from Tomato Extract in Treated but Uncontrolled Hypertensive Patients. Cardiovasc. Drug Ther. DOI.10.1007/s 10557-008-6155-2. Trial Design & Development, Harvard Clinical Research Institute (HCRI), Boston, MA, USA. 4 Desember 2008. 17. Sirait, AM. Prevalensi Hipertensi pada Kehamilan di Indonesia dan Berbagai Faktor yang Berhubungan (Riset Kesehatan Dasar 2007). Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, Vol. 15 No 2 April 2012; 103 – 109. 18. Roslina .Analisa Determinan Hipertensi Esensial di Wilayah Kerja Tiga Puskesmas Kabupaten Deli Serdang tahun 2007. Maret 2008. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6 783/1/09E01491.pdf 19. Sugiarto, A. Faktor-faktor Risiko Hipertensi Grade II pada Masyarakat (Studi Kasus di Kabupaten Karanganyar). Nov 2007. 20. Minarti, S, dkk. Hubungan Penambahan Berat Badan dengan Kejadian Pre eklamsia pada Ibu Hamil di RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto tahun 2011. Bidan Prada : Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 4 No. 1 Edisi Juni 2013. 21. Sudibyo, Agus. Peran Cokelat sebagai Produk Pangan Derivat Kakao yang Menyehatkan. Jurnal Riset Industri Vol VI. No. 1. 2012; 23-40. Bogor. 22. Samuel, Sem S. Krisanti, Stefani. Ariwibowo, Hendrawan. Pengaruh Coklat terhadap Kardiovaskular. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia. Vol 1. No 1. Januari – Juni 2010. 23. Ramadhani. Hubungan Konsumsi Makanan yang Mengandung Antioksidan dengan Tekanan Darah pada Masyarakat Minangkabau di Sumatera Barat. 2011 24. Bravemen, ER & Bravemen, D. Penyakit Jantung dan Penyembuhannya secara Alami. PT. Bhuana Ilmu Komputer. Jakarta. 2004. 25. Guyton. Texbook of medical Physiology. Saunders, Philadelphia. 1995 Page 254

Vol 1. No 5 Juli 2014

ISSN:2087 - 1287

 26. Nining, NW. Pengaruh Keadaan Sosial Ekonomi, Gaya hidup, Status Gizi, dan Tingkat Stres terhadap Tekanan Darah : studi kasus pada pengemudi angkutan umum trayek kampus dalam dan Leuwiliang di Kabupaten Bogor. Institut Pertanian Bogor. 2008. 27. Syatria, A. Pengaruh Olah raga Terprogram terhadap Tekanan Darah pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro yang mengikuti Ekstrakurikuler Basket. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang. 2006. 28. Wiknjosastro, S. Buku Acuan Nasional Pelayanan Maternal dan Neonatal. Rineka Cipta. Jakarta. 2002. 29. Brown, Judith E, et al. Nutrition trough the Life Cycle . 2nd Edition. Thomson Leraning Wadsworth. 2005 30. Dalimarta, dkk. Ramuan Tradisional untuk Darah Tinggi. Penebar Swadaya. Jakarta.2003. 31. Lamid, Astuti. Vitamin E sebagai Antioksidan. Media Litbangkes Vol. V No. 01/1995.

JURNAL ILKES

Page 255