EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF KASUS FRAKTUR DIAKIBATKAN KECELAKAAN LALU LINTAS DI RSUD TUGUREJO SEMARANG TRIWULAN 4 TAHUN 2016 DAN TRIWULAN 1 TAHUN 2017 Anggun Pebrina Malau *), Kriswiharsi Kun S. SKM, M.Kes (Epid) **) *)
Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro
**) Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Email :
[email protected] ABSTRACT ANGGUN PEBRINA MALAU DESCRIPTIVE EPIDEMIOLOGY OF FRACTURE CASES CAUSED BY TRAFFIC ACCIDENT IN TUGUREJO REGIONAL PUBLIC HOSPITAL SEMARANG 4TH QUARTER 2016 AND 1ST QUARTER 2017 XX+ 42 pages + 11 tables + 3 Figures + 2 attachments External causes were identical to cases of work accidents and traffic accidents. Preliminary survey results on 10 medical records of fracture patients due to traffic accidents showed that information on fractures accident was readily available in the medical records. Objective study was to describe fracture cases caused by traffic accident.This study was a descriptive study. Study samples was 60 of 151 medical records on the emergency anamnesa sheet 4th quarter 2016 dan 1st quarter 2017. The results showed most of the fracture patients due to traffic accidents was 30 years old, 70% patients were male, 100% traffic accident were happen in the highway, 35% cases were happen on october 2016, 88,3% fracture cases were case closed fracture, 40% main diagnostic of fracture cases were Mild head injury. 46.7% of fractures cases without secondary diagnostic. Most accidents were multiple accidents (60%). 30% fracture causes with code V29.9 (bikers injured in traffic accidents but not specific). Reccomendation, bikers at productive age should comply with traffic regulations. Hospitals need to organize socialization about the importance of writing anamnesa to doctor and training on the external cause coding to the coder. Keywords: Descriptive Epidemiology, Fracture, Traffic Accident Bibliography: 23 (1998-2017)
A. LATAR BELAKANG Kompetensi perekam medis
tindakan
medis.
kecelakaan
Terlebih
lalulintas,
kasus koder
yang paling utama adalah dapat
memberikan kode external cause
menentukan kode penyakit dan kode
dengan
menggunakan
ICD
10.Dalam bab XX kasus kecelakaan
resume medis, lembar perjalanan
lalu lintas kode yang dipergunakan
penyakit dan RM1.
adalah kode (V01-V99)
Pada RSUD Tugurejo kode
Penyebab luar atau external
external cause mulai diberlakukan
cause adalah menjelaskan tentang
pada tahun 2016. Berdasarkan SK
terjadinya suatu morbiditas, dan
Direktur
kode external cause terdapat di
membahas tentang kode penyebab
ICD-10 bab XX. External cause
luar atau external cause.
identik dengan kasus kecelakaan
Tugurejo Semarang adalah Rumah
kerja dan kecelakaan lalulintas.
Sakit tipe B Pendidikan. Dalam
Kecelakaan adalah kejadian atau
praktiknya
RSUD
hal
yang
Semarang
telah
pada
standart
yang
tidak
mengakibatkan
terduga kerugian
No
SK/I/2014
yang
RSUD
Tugurejo melakukan
pengkodean
dengan
manusia atau benda. Yang dapat
menggunakan ICD-10 dan ICD-
menyebabkan fraktur atau diskolasi
9CM. Kode external cause Setelah
pada bagian tubuh manusia
dikaji lebih lanjut ada beberapa
Berdasarkan
pengambilan
dokumen
rekam
medis
pasien
10 sampel dokumen rekam medis
yang masih kosong atau tidak terisi
yang dilakukan secara acak di
yakni lembar anamnesa, hal ini
RSUD Tugurejo Semarang, hasil
dapat
survei menunjukkan jumlah pasien
ketidaklengkapan informasi sebab
fraktur pada triwulan 4 tahun 2016
luar
dan
Pemanfaatan
triwulan
1
tahun
2017
mengakibatkan
mengenai
kondisi kode
ini
pasien. belum
sebanyak 151 pasien. Informasi
maksimal karena dokter kurang
kasus fraktur akibat kecelakaan
memperhatikan
lalulintas di RSUD Tugurejo dapat
penulisan anamnesa. Keuntungan
dilihat
external
dari
data
rekam
medis
cause
pasien, antara lain: karakteristik
mengetahui
pasien,
penyakit
waktu
kecelakaan,
kelengkapan
adalah
sebab
atau
dapat
luar
suatu
trauma.
Kode
diagnosa utama, kode external
external cause tidak masuk dalam
cause, dan jenis kecelakaannya.
tarif pelayanan rumah sakit, tetapi
Data-data
pada
external cause dapat digunakan
beberapa formulir rekam medis,
untuk laporan statistika pada RL 4
yaitu: formulir triase gawat darurat,
yaitu
diatas
ditulis
data
mortalitas
atau
morbiditas pasien yang dilaporkan
kecelakaan maka, penulis tertarik
secara periodik setiap tahunnya.
untuk melakukan penelitan tentang
Oleh
karena
dengan
hal
tujuan
mendeskripsikan
diatas, ingin
kasus
Fraktur
“Epidemiologi Fraktur
Deskriptif
Diakibatkan
Lalulintas
di
Kasus
Kecelakaan
RSUD
Tugurejo
kecelakaan lalulintas, menghitung
Semarang Triwulan 4 Tahun 2016-
besarnya jumlah kasus KLL, dan
Triwulan
mengetahui
B.
penyebab
METODE PENELITIAN Jenis penelitian
digunakan
oleh
peneliti
yang adalah
mendeskripsikan
menjelaskan
suatu
dan
peristiwa.
Dengan cara memanfaatkan sumber data dan fakta dari hasil pelayanan terhadap DRM pasien observasi
untuk
untuk
di
mendapatkan
2017”
71 tahun, dengan rata-rata umur adalah 30 tahun. 2.
Fraktur Jenis Kelamin dengan Kasus Fraktur Kecelakaan Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin dengan Kasus Fraktur Kecelakaan Jenis kelamin Jumlah % Perempuan 18 30,0 Laki-laki
42
70,0
Total 60 100,0 Sumber data : Observasi KLL Tahun 2016
gambaran yang jelas C.
Tahun
luar
penelitian deskriptif yang bertujuan untuk
1
HASIL PENELITIAN
1. Umur
Pasien
dengan
Kasus
kelamin pasien dengan kasus fraktur
Fraktur Kecelakaan Data penelitian
umur ini
Berdasarkan tabel 4.1, jenis
pasien
dalam
menunjukan
umur
minimal 3 tahun dan umur maksimal
kecelakaan lalulintas pada triwulan 4 tahun 2016 – triwulan 1 tahun 2017 pasien yang paling banyak dirawat adalah pasien dengan jenis kelamin laki-laki, yaitu sebesar 70%.
3. Tempat
Kejadian
Kecelakaan
Lalulintas
yaitu sebanyak 1.7%
Di RSUD Tugurejo Semarang tempat
paling sedikit pada bulan april 2017
terjadinya
5.
kecelakaan
Jenis
Kecelakaan
Lalulintas Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Bulan Terjadinya Kasus Fraktur Kecelakaan Bulan Jumlah % Oktober 21 35,0 2016 November 9 15,0 2016 Desember 8 13,3 2016 Januari 6 10,0 2017 Februari 7 11,7 2017 Maret 2017 8 13,3 April 2017 1 1,7 Total 60 100.0 Sumber data : Observasi KLL Tahun 2016 Berdasarkan tabel 4.2, diketahui bahwa pada bulan Oktober 2016 merupakan bulan terbanyak terjadinya
kasus
kecelakaan
lalulintas yaitu sebanyak 35% dan
Dan
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Jenis Fraktur Kasus Kecelakaan Lalulintas Jenis Fraktur Jumlah % Tertutup 53 88,3
sebesar 100% Terjadinya
Terbuka
Tertutup
lalulintas berada dijalan raya, yaitu
4. Waktu
Fraktur
Terbuka 7 11,7 Total 60 100,0 Sumber data : Observasi KLL Tahun 2016 Berdasarkan
tabel
4.3,
diketahui jenis fraktur yang paling banyak adalah fraktur terbuka yaitu 86,7 %. 6.
Diagnosa Utama
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Diagnosa Utama Pasien Kasus Fraktur Kecelakaan Lalulintas Diagnosa Utama Jumlah % Cidera Kepala Ringan
24
40,0
Fr. Tertutup radil 1/3 sinistra
2
3,3
Fr. Curis sinistra
2
3,3
Fr. Angkle joint fibula
1
1,7
Fr. Radius 1/3 dextra
1
1,7
Degioving cruris sinistra
1
1,7
Fr. Antherech sinistra
2
Fr. Radius nasal
2
3,3
Fr. Radius dextra
1
1,7
3,3
Closed Fr. Femur dan radius ulna sinistra
1
1,7
Pneumothorax sinistra trauma
1
1,7
Reptur tendon cruris
1
1,7
Total
60
100,0
Sumber data : Observasi KLL Tahun 2016 Berdasarkan tabel 4.4, dari
Fr. Radius 1/3 infenor dextra
1
1,7
Fr. Dislokasi terbuka pedis dextra
3
5,0
Fr. Metatarsal pedis dextra
2
3,3
VL luas cruris dextra
1
1,7
Fr. Femur dextra
2
3,3
Fr. Clavicula dextra 1/3 tengah
3
5.0
Fr. Mandibula
2
3,3
Tidak ada
28
46,7
Multiple VL bibir atas dan lidah
1
1,7
Contusio bahu bilateral
1
1,7
Refaktur femur
1
1,7
Multiple VE
5
8,3
Vulnus amputatum
1
1,7
Luka terbuka dikaki
4
6,7
Digiti IV pedis dextra
1
1,7
Fraktur Rib
1
1,7
Hipertensi
2
3,3
Alokasi jari
1
1,7
Gravida 28 minggu
1
1,7
60 sampel data diagnosa Cidera Kepala Ringan merupakan diagnosa
Fr. Tibia dan pedis dextra
2
3,3
Open fraktur cruris dextra
1
1,7
utama terbanyak, yaitu sebesar 40% 7.
Diagnosa Sekunder Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Diagnosa Sekunder Kasus Fraktur Kecelakaan Lalulintas Diagnosa Jumlah % Sekunder
Anemia
2
3,3
Trauma kepala
1
1,7
DM
1
1,7
VL bibir atas dan lidah
2
3,3
Trauma metatarsal
1
1,7
Vertigo
2
3,3
VL digiti III pedis dextra
1
1,7
Hematom mata kanan
1
1,7
Fr. Linear OS Frontal
1
1,7
Hepatic Failure
1
1,7
Deformitas jari IV kiri
1
1,7
Fr. Clavicula
1
1,7
Hamil 13 minggu
1
1,7
Pedis sinistra
1
1,7
Total
60
100,0
Sumber data : Observasi KLL Tahun 2016 Berdasarkan tabel 4.5,
8.
Lama Dirawat Pasien
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Lama Dirawat Pasien Kasus Fraktur KLL Lama dirawat Jumlah % 1 hari 1 1,7 2 hari 10 16,7 3 hari 7 11,7 4 hari 11 18,3 5 hari 6 10,0 6 hari 5 8,3 7 hari 4 6,7 8 hari 4 6,7 9 hari 3 5,0 10 hari 2 3,3 11 hari 3 5,0 12 hari 2 3,3 13 hari 1 1,7 18 hari 1 1,7 Total 60 100,0 Sumber data : Observasi KLL Tahun 2016 Berdasarkan tabel 4.6, lama dirawat untuk pasien kasus fraktur kecelakaan lalulintas paling banyak memiliki lama dirawat 4 hari dengan persentase sebesar 18,3 % 9.
Jenis Kecelakaan
sebagaian besar diagnosa sekunder pasien kasus fraktur kecelakaan lalulintas
tidak
ada.
diagnosa
sekunder
Persentase pasien
tidak ada sebesar 46,7%
yang
Tabel 4.7 Distribuai Frekuensi Jenis Kecelakaan Kasus Fraktur Jenis Kecelakaan Jumlah % Tidak diketahui 2 3,3 Tunggal 21 35,0 Majemuk 36 60,0 Total 60 100,0
Sumber data : Observasi KLL Tahun 2016 Berdasarkan tabel 4.7, jenis fraktur
kasus
lalulintas
fraktur
adalah
kecelakaan kecelakaan
majemuk yaitu sebesar 60%
10. External Cause Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi External Cause Kasus Fraktur KLL External Cause Jumlah % Tidak tertulis 6 10,0 Unspecified motorcycle rider 3 5,0 injured intraffic accident (V28.9) Unspecified whether traffict or 10 16,7 nontraffict accident (V02.9) Driver injured in collision with other and unspecified 12 20,0 motor vehicles in nontraffict accident (V29.0) Driver injured in nontraffic accident 2 3,3 (V20.0) Motorcycle rider [any] injured in other specified 2 3,3 transport accident (V29.8) Motorcycle rider [any] injured in 18 30,0 unspecified traffic accident (V29.9) Passenger injured in nontraffic accident with 5 8,3 unspecified place (V02.19) Driver injured in traffict accident 1 1,7 (V22.4) Unspecified transport accidents 1 1,7 (V99) Total 60 100,0
kecelakaan lalulintas umur pasien Sumber data : Indeks Penyakit Pasien RM 1 dan RM 20
rata-rata adalah 30 tahun, menurut WHO korban dengan umur tersebut
Berdasarkan tabel 4.8, dari data sampel
yang
digunakankode
penyebab luar yang paling banyak adalah motorcycle rider [any] injured in
unspecified
(V29.9) motor
atau cedera
traffict
accident
pengguna
sepeda
umur maksimal pasien adalah 71 tahun.
data
rekam
medis yaitu pada lembar RM 1 ringkasan masuk dan keluar pasien. Pada triwulan ke-4 tahun
jenis kelamin pasien yang paling
1. Karakteristik Pasien dengan Fraktur Kecelakaan Lalulintas WHO menyatakan sebanyak 67% korban kecelakaan lalulintas berada pada umur produktif yakni 22-50 tahun, pernyataan lainnya bahwa
Berdasarkan
2016 dan triwulan ke-1 tahun 2017
D. PEMBAHASAN
kecelakaan
lalulintas adalah penyebab utama kematian
minimal pasien adalah 3 tahun dan
dalam kecelakaan
transport yaitu sebesar 30%.
menyatakan
masuk dalam usia produktif. Umur
anak-anak
rentang umur 10-24 tahun
dengan
banyak dari 60 populasi yang diteliti adalah pasien dengan jenis kelamin laki-laki sebesar 70%. Dan pasien perempuan
sebesar
30%.
Berdasarkan data rekam medis yaitu pada lembar RM 1 ringkasan masuk dan keluar pasien. 2.
Tempat Kejadian Kecelakaan Lalulintas
[18]
Kasus fraktur dapat terjadi pada semua tingkat umur, mulai dari yang masih muda sampai yang sudah tua. Pada kasus fraktur akibat
RSUD terletak
Tugurejo
dijalur
Semarang
pantura
yang
dikelilingi oleh perumahan penduduk yang padat dan serta lingkungan
industri yang potensial meyebabkan
satu
kecelakaan
memiliki
populasi,
lalulintas.
Dari
kecelakaan
seluruhnya
60
kecelakaan
prevalensi
yang
cukup
tinggi
lalulintas
yakni insiden fraktur ekstremitas
berada di jalan raya
bawah yakni sekitar 46,2% dari insiden kecelakaan yang terjadi[20]
dengan total 100%. 3.
insiden
Waktu Terjadinya Kecelakaan
Hal
inilah
yang
sering
Lalulintas
menyebabkan kecelakaan lalulintas,
Kecelakaan lalulintas di RSUD
di RSUD Tugurejo Semarang pasien
Tugurejo Semarang terjadi paling
dengan
banyak sebesar
di
bulan
35%
dan
akibat
2016
kecelakaan cukup
pada
bulan
klasifikasi frakturnya dibagi menjadi2
akibat kecelakaan hanya sebesar Berdasarkan
fraktur
Oktober
Januari 2017 jumlah pasien fraktur
1,7%.
kasus
data
rekam
banyak,
yang
jenis yaitu tertutup dan terbuka. Fraktur fraktur
tidak
tertutup
merupakan
menembus
medis yaitu pada lembar Triase
sedangkan
pasien yang didapatkan di Instalasi
merupakan patah tulang menonjol
Gawat Darurat.
keluar melalui kulit. Jenis fraktur
4.
Jenis Fraktur Terbuka dan
(WHO)
kesehatan
mencatat
dunia
tahun
2005
terdapat lebih dari 7 juta
orang
meninggal
terbuka
pasien yang paling banyak adalah fraktur tertutup sebesar 86,7% dan
Tertutup Badan
fraktur
kulit
dikarenakan
insiden
kecelakaan dan sekitar 2 juta orang mengalami kecacatan fisik. Salah
fraktur terbuka sebesar 11,7% dan yang tidak ditulis sebesar 1,7%. Perbandingan teori dan penelitian tidak relevan karena pada RSUD Tugurejo fraktur tertutup lebih besar dibandingkan
dengan
fraktur
terbuka. Berdasarkan data rekam
6.
medis yaitu pada lembar RM 1, Triase pasien, lembar Anamnesa, dan RM 20 resume medis pasien. 5.
Diagnosa pada penelitian ini diperoleh dari data RM 20 yaitu medis
pasien.
Pasien
dengan kasus fraktur paling banyak adalah
diagnosa
Cidera
Kepala
Ringan (CKR) sebesar 40%. Teori menyatakan
bahwa
penulisan
diagnosis fraktur didasarkan pada integritas kulit daerah tulang yang mengalami fraktur
Diagnosa yang muncul atau sudah ada sebelum atau selama dirawat. Dalam penelitian ini, pasien lebih banyak yang tanpa diagnosa
Diagnosa Utama
resume
Diagnosa Sekunder
(tertutup
atau
sekunder dengan persentase 46,7%. 7.
Lama Rawat Pasien Fraktur Kecelakaan Lalulintas Lama rawat adalah lama waktu
perawatan pasien dalam satuan hari yang dihitung dari tanggal masuk sampai tanggal keluar[5]. Lama rawat pasien kasus fraktur kecelakaan lalulintas
paling
memiliki
lama dirawat sebesar 4 hari (18,3%). Lama
terbuka)[21].
banyak
rawat
pasien
fraktur
bervariasi dan berhubungan dengan Di RSUD Tugurejo Semarang
tindakan apa saja yang diberikan
pasien cidera kepala dengan kasus
dalam
kecelakaan
merupakan
penyembuhan, dan terapi apa saja
terbesar.
yang diberikan. Lama dirawat pasien
Cedera Kepala disebabkan benturan
fraktur juga berkaitan dengan jenis
pada kepala yang diakibatkan oleh
fraktur yang dialami pasien. Jenis
benda tumpul.
fraktur
diagnosa
lalulintas utama
yang
proses
terbuka
pengobatan,
penyembuhannya
lebih lama di bandingkan fraktur
tertutup, hal ini disebabkan karena
cedera,
stuktur dari tulang tersebut terputus.
samping lainnya[12]
8.
keracunan,
Pada
Jenis Kecelakaan
RSUD
Semarang, Jenis kecelakaan dibagi menjadi 2 yaitu kecelakaan yang melibatkan satu kendaraan bermotor dan tidak melibatkan
pemakai
sedangkan
kecelakaan
jalan
lain,
majemuk
adalah kecelakaan yang melibatkan satu atau lebih kendaraan dengan pejalan kaki diwaktu dan tempat yang sama[10]. Di RSUD Tugurejo jenis kecelakaan yang paling banyak adalah
kecelakaan
majemuk
sebesar 60%.
external
cause.
yang
pengkodean sudah
mulai
Oktober.. Kode external cause kasus kecelakaan
lalulintas
di
RSUD
Tugurejo yang paling banyak adalah V29.9 yaitu pengguna sepeda motor cedera dalam kecelakaan transport sebesar 30%. Dan sebesar 10% atau 6 kode tidak ditulis, sementara infor asi yang ada didalam cukup lengkap. Kondisi ini harus lebih
Menurut riset, sebagian besar
dikode
dengan
External
cause
dalam ICD-10 merupakan klasifikasi tambahan
cause
Tugurejo
diperhatikan oleh koder.
menggunakan kode sebab luar atau external
sistem
efek
diterapkan pada pertengahan bulan
9. External Cause Kecelakaan
dan
mengklasifikasi
dari
kecelakaan
lalulintas
yang
terjadi adalah kecelakaan sepeda motor. sepeda
Karena motor
kendaraan paling
jenis banyak
dipergunakaan di Indonesia[18].
kemungkinan kejadian lingkungan dan keadaan sebagai
penyebab
1.
E. SIMPULAN Penderita fraktur
akibat
kecelakaan lalulintas di RSUD
Tugurejo Semarang Triwulan 4
6.
4.
paling banyak sebesar 4 hari
2017
berdasarkan
kecelakaan
fraktur
tahun
lalulintas
(18,3%) 7.
Jenis
kecelakaan
paling
Tempat kejadian kecelakaan
Tugurejo
lalulintas terbanyak berada di
kecelakaan majemuk sebesar
jalan raya (100%)
60%
Waktu terjadinya kecelakaan
8.
banyak
lalulintas
diderita oleh laki-laki (70%)
Kode
di
RSUD
Semarang
adalah
V29.9
(Pengendara
lalulintas di RSUD Tugurejo
sepeda motor terluka dalam
Semarang paling banyak pada
kecelakaan
bulan Oktober 2016 (35%)
tidak
Jenis RSUD
fraktur
terbanyak
Tugurejo
di
Semarang
adalah fraktur tertutup sebesar 86,7% 5.
kasus
akibat
jenis kelamin, paling banyak
3.
pasien
tahun 2016 sampai Triwulan 1
kelompok umur 30 tahun dan
2.
LOS
spesifik)
tetapi
merupakan
penyebab
luar
kecelakaan
lalulintas
terbanyak,
yaitu
sebesar 30% F. SARAN
Diagnosa utama terbanyak di RSUD
lalulintas
Tugurejo
Semarang
1. Diharapkan
para
pengendara/pengemudi
adalah Cidera Kepala Ringan
kendaraan
sebesar 40% dan Diagnosa
produktif, yaitu usia yang
sekunder
fraktur
banyak melakukan aktifitas
yang
diluar rumah, agar mematuhi
paling banyak adalah tanpa
peraturan lalulintas, seperti
diagnosa sebesar 46,7&%.
memakai
kecelakaan
pasien lalulintas
pada
helm,
usia
sabuk
pengaman,dan
mematuhi
2.
APRILIANT, R. E., Nuryati, A.
rambu-rambu lalu lintas serta
M., & Far, S. (2013). Keakuratan
rutin
Kode Diagnosis Pasien Gawat
melakukan
servis
kendaraannya. 2. Perlu
Darurat Pada Rekam Medis
sosialisasi
pentingnya anamnesa
atau
tentang
Elektronik (Rme) Berdasarkan
menuliskan
Icd-10 Di Rumah Sakit Panti
rangkaian
Rapih
Yogyakarta (Doctoral
perjalanan penyakit kepada
dissertation, Universitas Gadjah
dokter atau tenaga medis
Mada).
yang
http://etd.repository.ugm.ac.id/in
bertanggung
jawab
agar saling mengingatkan
dex.php?mod=penelitian_detail
3. Perlu adanya sosialisasi atau
&sub=PenelitianDetail&act=view
pelatihan
kepada
koder
&typ=html&buku_id=61589
dalam pemberian kode sebab luar
serta
lebih
diakses tanggal 15 April 2017) 3.
Rochim,
Wachid. Faktor
memperhatikan kode tempat
Penyebab Ketidakterisian Kode
kejadian dan kode aktivitas
Diagnosis Karakter Ke-5 Dan
G. DAFTAR PUSTAKA 1.
(
Departemen Republik
Kesehatan
Indonesia,
Dirjen
Kode
External
Kasus
Fraktur
Cause Di
Muhammadiyah 2016.
Rs
Pada Pku
Gamping
Pelayanan Medis Pedoman
Tahun
Pengelolaan Rekam Medis
Jenderal A. Yani Yogyakarta,
Rumah Sakit Di Indonesia.
2016.http://repository.stikesayan
Revisi V, Jakarta. 2003
iyk.ac.id/562 ( diakses tanggal 16 April 2017)
Diss.
STIKES
4.
ROSALIA,
HAPSARI
Awaludin,
Asif. Karakteristik
"Analisa Deskriptif Variasi Kasus
Penderita
Faktur/Dislokasi
Fraktur Di Bangsal Betha Rs
Akibat Kecelakaan Lalu Lintas
Panti
(Studi Kasus) Di Unit Bedah
Wilasa
Dr.
INDRI.
8.
Cipto
Semarang Triwulan 1 Tahun
Orthopaedi
2016." Skripsi,
Purwokerto. 2006. Phd Thesis.
Fakultas
6.
Diponegoro
dinus.ac.id/20317/
http://eprints.undip.ac.id/47498/
(
Undang-Undang
diakses
University.
( diakses tanggal 14 Mei 2017 Republik
9.
Bustan,
M.N.
Penyakit
Tentang Rumah Sakit.
Cetakan Ke-2. Rikena Cipta.
Giyana,
2007
F.
(2012). Analisis
Pengelolaan
Tidak
Epidemiologi
Indonesia, No 44 Tahun 2009,
Sistem
Menular.
Rekam
10. Desiartama, A., & Aryana, I. W.
Medis Rawat Inap Rumah Sakit
(2017). Gambaran Karakteristik
Umum
Pasien Fraktur Femur Akibat
Daerah
Kota
Semarang (Doctoral dissertation,
7.
Hidayah
Kesehatan (2016).http://eprints.
tanggal 17 April 2017) 5.
Rs
Kecelakaan Lalu Lintas Pada Diponegoro
Orang Dewasa Di Rumah Sakit
University).
Umum Pusat Sanglah Denpasar
http://eprints.undip.ac.id/37027/
Tahun 2013. E-Jurnal Medika
( diakses tanggal 16 Mei 2017))
Udayana, 6(5).
SUDRA, Rano Indradi. Statistik
11. Smeltzer, Suzanne C. 2001.
rumah sakit. Yogyakarta: Graha
Buku
Ajar
Ilmu, 2010.
KeperawatanMedikalBedahdari Brunner &Suddarth, Edisi 8.
EGC
:
Jakarta.
RSUD Dr. H. Kumpulan Pane
FKUI. 1995. Kumpulan Kuliah
Tebing
Ilmu Bedah. Binarupa Aksara :
2011." Gizi,
Kesehatan
Jakarta
Reproduksi
dan
12. Kartika, Pratiwi Asih. FaktorFaktor
Yang
Kelengkapan
Mempengaruhi Kode
External
Tinggi
Tahun
2010-
Epidemiologi 2.4 (2013).http://202.0.107.5/index.p hp/gkre/article/view/3671
(
Cause Pada Drm Rawat Inap Di
diakses tanggal 20 Mei 2017)
Rsud Kabupaten Brebes Tahun
16. KBBI (Kamus Besar Bahasa
2016. Skripsi,
Fakultas
Kesehatan,
Indonesia) 17. Nawangwulan
D.
Gambaran
2016.http://eprints.dinus.ac.id/19
Kecelakaan
096/ ( diakses tanggal 18 Mei
Kendaraan di PT. Indocement
2016)
Tunggal Prakasa Tbk Bogor
13. International
Classification
of
Diseases (ICD) , Geneva tahun 2010 Volume 1 Dan Volume 3 14. Kresnowati
KPT
Jakarta:
2.
Universitas
Indonesia; 1998. 18. Negara
Lily.Modul
Pembelajaran
1997.
Lalulintas
BI.
Kecelakaan
Lalulintas Menjadi Pembunuh Terbesar
Ketiga
2013.
Percetakan Udinus. Semarang.
http://www.bin.go.id. (diakses 7
2010
Juni 2017)
15. Damanik,
Rohani
Primasuri.
19. Yusherman,
Jasni.
"Karakteristik Penderita Cedera
Pengendalian
Kepala Akibat Kecelakaan Lalu
Gangguan Akibat Kecelakaan
Lintas Darat Rawat Inap Di
Faktor
Pedoman Resiko
dan Cedera , Rineka Cipta,
Demografi,
Bandung 2008
Dengan
20. Zayu, P. W. "Studi Kecelakaan Lalu
Lintas
dengan
Dan
Lama
Administrasi Hari
Pasien Rawat Inap Rumah Sakit Pantai
Indah
Metode'Revealed Preference'di
2011.
Universitas
Kota
2012 Jul.
Padan."
In Forum
Penelitian, vol. 1, no. 1, p. 7. 2012. 21. Wahyudi S. Faktor risiko yang berhubungan
dengan
tingkat
keparahan cedera kepala (studi kasus pada korban kecelakaan lalu lintas pengendara sepeda motor di RSUD Karanganyar). Unnes Journal of Public Health. 2012;1(2). 22. Kartika,
M.
(2009).
Analasis
Faktor Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas pada Pengendara Sepeda
Motor
di
Wilayah
Depok. Fakultas
Kcschatan
Masyarakat
Universitas
Indonesia. Jakarta. 23. Tedja VR. Hubungan Antara Faktor
Individu,
Sosio
Rawat
Kapuk
Tahun
Indonesia.