Etika Ilmiah Muhamad A. Martoprawiro, Ph.D. Disampaikan setelah Sidang Terbuka ITB, Peresmian Penerimaan Mahasiswa Baru ITB Tahun Akademik 2015/2016 Program Magister dan Doktor Sasana Budaya Ganesa ITB, 10 Agustus 2015
• • • • • • • •
CRDF Global, khususnya Charles Dunlap, Ph.D. Akhmad Sabarudin, D.Sc. (Universitas Brawijaya) Prof. Dahlang Tahir (Universitas Hasanuddin) Prof. Edison Munaf (alm.) (Universitas Andalas) Dr. Marwan (Universitas Syiah Kuala) Dr. Mawardi (Universitas Hasanuddin) Dr. Nasrullah Idris (Universias Syiah Kuala) Dr. Risdiana (Universitas Padjadjaran)
Ucapan Terima Kasih
• • • • •
Etika ilmiah dan etika penelitian Tentang karya ilmiah Etika dalam penulisan karya ilmiah Plagiasi dan Plagiasi-Diri Tantangan bagi Indonesia
Rangkuman
• Etika ilmiah (scientific ethics 283rb, science ethics 266rb, academic ethics 102rb) • Etika penelitian (research ethics 2,86jt) • Etika penulisan ilmiah • Etika publikasi (publication ethics 1,81jt, research publication ethics 3,78rb, science publication ethics 1,43rb) • Plagiasi (plagiarism 21,5jt, self-plagiarism 86,5rb, academic plagiarism 71,4rb, journalistic plagiarism 4,9rb)
Etika Ilmiah, Etika Penelitian
Komisi Etik
Etika Ilmiah, Etika Penelitian
• • • •
Kebenaran ilmiah Kejujuran Kebolehulangan Penghargaan atas peran orang lain • Gagasan penelitian • Landasan penelitian • Kerja penelitian
• Penghargaan terhadap sesama dan alam sekitar
Beberapa Prinsip
Etika Ilmiah, Etika Penelitian
Bahan Bacaan
Etika Ilmiah, Etika Penelitian
• Karya ilmiah (scientific product) bisa berupa keluaran fisik dari suatu kegiatan ilmiah (instrumen, senyawa kimia, dll.), atau cara baru melakukan/membuat sesuatu, atau keteraturan baru yang diperoleh dari kumpulan data, atau penjelasan/teori baru terhadap fenomena, atau hasilhasil kegiatan ilmiah lainnya. • Karya ilmiah bisa pula difahami sebagai pelaporan sistematis terhadap hal-hal di atas, dalam bentuk paten atau makalah di jurnal ilmiah atau laporan akhir untuk memperoleh gelar (skripsi, tesis, disertasi). Scientific paper, thesis, dissertation, patent.
Karya Ilmiah
Writing scientific papers is the one thing that unites scientists from every discipline, culture, and country
• • • • •
Paper, article = makalah Manuscript = makalah asli sebelum penerbitan, naskah Reviewer = penelaah makalah Editorial Board = Dewan Penyunting Macam-macam makalah di jurnal ilmiah • Research paper = artikel penelitian • Review article = artikel yang melaporkan perkembangan bidang tertentu selama beberapa tahun terakhir • Communication/Letter = artikel singkat, tanpa abstrak, untuk melaporkan perkembangan terbaru secara cepat • Editorial = tulisan yang dibuat oleh penyunting, biasanya dicetak di bagian awal jurnal
Beberapa Istilah Penting
Karya Ilmiah
• Karya terbitan (published material) • Buku yang telah diterbitkan secara resmi, biasanya ditandai oleh penomoran ISBN • Makalah di jurnal ilmiah, biasanya dalam jurnal ber-ISSN, dan artikelnya memiliki nomor DOI (digital object identifier) • Makalah di prosiding seminar, yaitu suatu terbitan oleh penyelenggara temu-ilmiah (seminar, simposium, dll.)
• Untuk dua terakhir di atas, syarat mutakhirnya: online
Status Terbit
Karya Ilmiah
• Karya belum-terbit atau non-terbitan (unpublished material) • Laporan penelitan akhir untuk memperoleh gelar (skripsi, tesis, disertasi) • Laporan penelitian oleh peneliti di universitas atau lembaga penelitian, bisa disertai laporan keuangan kalau peneliti menerima hibah penelitian
• Kedua karya non-terbitan di atas bisa disimpan secara online yang medianya biasa disebut sebagai repositori (repository) • Repositori suatu lembaga kadang memuat naskah karya sivitasnyayang telah terbit di jurnal, biasanya dalam bentuk naskah asli – manuscript (tidak dalam tampilan jurnalnya)
Status Terbit (lanjutan)
Karya Ilmiah
• Jurnal ilmiah (scientific journal) • Subscription-Based vs. Open Access
• Prosiding seminar (proceeding) • Monograph • Repository • Institutional repository • Subject repository (http://arxiv.org)
Media
Karya Ilmiah
• Dalam jurnal ilmiah, tahapan garis besarnya: • Penulis menyampaikan naskah ke jurnal ilmiah (tim penyunting) • Penyunting (editor) melakukan pemeriksaan awal, untuk mengecek secara singkat: bahasa, kesesuaian cakupan, kelengkapan susunan naskah, dll. • Jika memenuhi syarat miminal, naskah diserahkan ke beberapa penelaah (reviewer) untuk memperoleh komentar. • Setelah melalui tahapan perbaikan naskah, penyunting menyiapkan naskah siap cetak dan siap online (eg. pdf) • Pengecekan terakhir oleh penulis (proof-reading) sebelum terbit
Proses Penerbitan
Karya Ilmiah
• Data yang ditampilkan harus asli, atau disitasi dengan baik dari penerbitan sebelumnya • Penulisannya juga harus asli • Penulis harus membuat sumbangan yang cukup mendalam terhadap isi makalah • Penulis harus ditambah atau dikurangi dengan keterbukaan sepenuhnya • Data harus dilaporkan secara penuh dan jujur • Kesalahan harus dilaporkan secara penuh dan benar
Etika Penulisan Karya Ilmiah
• Pemilihan jurnal bisa menjadi bagian dari pelanggaran etika penulisan makalah ilmiah, misalnya memilih jurnal yang tidak menjalankan proses dengan baik, a.l. • Tidak dilakukan proses penelaahan yang berkualitas • Penyunting tidak memiliki latar belakang yang sesuai • Penelaah yang dipilih tidak memiliki kemampuan ilmiah sesuai penlitian yang dilaporkan dalam naskah • Penerimaan naskah dilandasi oleh alasan lain selain pertimbangan kualitas penelitian dan tulisan
Masalah Pemilihan Jurnal
Etika Penulisan Karya Ilmiah
• Cek apakah tim penyunting jurnal memiliki latar belakang pendidikan dan rekam-jejak (track record) penelitian sesuai cakupan isi jurnal. • Cek apakah anggota tim penyunting memiliki rekamjejak penelitian. • Ketika menerima hasil telaah naskah kita, periksa apakah komentarnya berkaitan dengan substansi penelitian, atau hal-hal lain seperti ejaan, istilah, dll. • Dan lain-lain, silakan diskusikan bersama rekan.
Cara Menilai Jurnal
Etika Penulisan Karya Ilmiah
• Umumnya, seseorang dituliskan sebagai penulis pendamping, jika terlibat dalam 2 dari 4 peran di bawah: • • • •
Terlibat dalam perancangan percobaan/penelitian Terlibat dalam pelaksanaan percobaan/penelitian Terlibat dalam analisis data Terlibat dalam penyiapan naskah
• Kalau peran seseorang tidak terlalu substantial, biasanya ditulis dalam ucapan terima kasih (acknowledgement) • Keluarga, pacar, dll. bisa masuk dalam acknowledgement tesis/disertasi, tapi tidak di acknowledgement makalah.
Penulis Pendamping & Ucapan Trims
Etika Penulisan Karya Ilmiah
• Penulisan seseorang dalam daftar penulis, harus sepengetahuan dan seizin ybs. • Mahasiswa harus menyertakan nama pembimbing, dengan sepengetahuan pembimbing tsb. • Tidak menulis nama pembimbing bisa berarti mencuri • Menulis nama pembimbang tanpa izin artinya mencatut
• Tidak selalu pembimbing mengetahui penuh seluruh tahap perancangan percobaan dan kerja penellitian, dan orang-orang yang terlibat di dalamnya. • Mahasiswa kadang bertanya metode baru ke mahasiswa lain di bawah pembimbing lain.
Menyertakan Penulis Pendamping
Etika Penulisan Karya Ilmiah
• Kerumitan pada ko-pembimbingan untuk program gelar-ganda (double-degree program) • Kerja di suatu universitas bisa saja tidak terkait dengan keahlian pembimbing di universitas lainnya, sehingga menjadi wajar jika kadang seorang pembimbing tidak disertakan pada semua publikasi ilmiah. • Tapi harus dihindari tidak disertakannya pembimbing tertentu di universitas lain, padahal pembimbing itu memiliki peran yang substansial terhadap penelitian yang dilaporkan dalam naskah tsb. • Untuk menghindari perbuatan tidak etis, mahasiswa harus menjelaskan secara jujur dan terbuka kepada pembimbingnya, kalau ko-pembimbing di universitas lain memiliki peran yang substansial, seperti yang dijelaskan sebelum ini.
Program Gelar-Ganda
Etika Penulisan Karya Ilmiah
• Plagiasi, yaitu menggunakan data, informasi, atau pendapat dari tempat lain tanpa menyebutkan sumber, harus dihindari. • Bahkan data/metode/pendapat sendiri pun, kalau pernah diterbitkan, tidak bisa digunakan kembali tanpa sitasi. • Sebagian data dari tulisan kita sebelumnya, tanpa penyebutan sumbernya, disebut plagiasi-diri (self-plagiarism) • Metode yang pernah kita gunakan, dan pernah diterbitkan, jika digunakan kembali, sebaiknya tidak diuraikan kembali di artikel berikut, melainkan cukup mensitasinya dari artikel sebelumnya. • Menghindari plagiasi: gunakan berbagai fasilitas (Google Scholar, ChemFinder, Reaxys, dll.) untuk mengecek.
Plagiasi
• Jika kita menggunakan metode yang dikembangkan kita sendiri, tapi telah dilaporkan di makalah sebelumnya, maka kita cukup merujuk makalah sebelumnya tsb. • Jika kita mengubah metode kita untuk penelitian dalam naskah berikut yang akan dibuat, rujuk makalah yang menjelaskan metode itu, dan jelaskan hanya perubahan yang dillakukan terhadap metode tsb. • Hindari pengulangan narasi yang sama, terutama yang terkait hal-hal orisinal dan baru, yang hendak dilaporkan.
Menghindari Plagiasi-Diri
Plagiasi
• Pastikan naskah (manuscript) kita memiliki keaslian (originality) dan kebaruan (novelty) yang cukup baik. • Beberapa saran yang bisa dipertimbangkan: • Mahasiswa bersama pembimbing memilah, mana yang memiliki nilai kebaruan dalam tesisnya, mana yang tidak. • Untuk memudahkan, fokus pada data dulu, baru pada metode. • Untuk yang tidak baru, tapi penting, lakukan perujukan dengan semestinya. • Untuk mahasiswa, pastikan telah menyertakan nama pembimbing sebagai penulis naskah. Jika dosen lain (non-pembimbing) memiliki peran substansial dalam penelitian, bicarakan bersama pembimbing perlu-tidaknya menyertakan dalam daftar penulis.
Menulis Naskah dari Tesis/Disertasi
Plagiasi
• Menggunakan data atau narasi dari karya sendiri yang telah ditulis dalam media “non-terbitan” • Data di skripsi digunakan dalam artikel ilmiah di jurnal • Artikel jurnal (tulisan sendiri) menjadi bagian utama salah satu bab tesis. (Peraturan perlu memperhatikan hal ini)
• Menggunakan media “subject repository” (eg. arxiv.org) sebagai sarana menerima masukan dari komunitas ilmiah, sebelum mengirimkan naskah itu ke jurnal ilmiah. • Pemberi dana meminta laporan penelitian (research report) yang akan disimpan di Internet. Data dalam laporan ini sama dengan data yang digunakan dalam jurnal oleh si peneliti.
Yang Tidak Termasuk
Plagiasi
• Core innovators (15 countries, 2000): • Australia, Austria, Belgia, Canada, Denmark, Finland, France, Germany, Hong Kong, Iceland, Ireland, Israel, Italy, Japan, Korea, Netherlands, New Zealand, Norway, Singapore, Sweden, Switzerland, Taiwand, UK, US
• Global Manufacturing Competitiveness Index: • Top-10: China, Germany, US, India, South Korea, Taiwan, Canada, Brazil, Singapore, Japan • From 11-20: Thailand, Mexico, Malaysia, Poland, UK, Australia, Indonesia, Vietnam, Czech Republic, Turkey
• But: Indonesian factories, Japan/Korea .. technologies
Tantangan Indonesia
•
Kita bersyukur bahwa Indonesia berada pada Core innovators (15 countries, 2000): dengan posisi ke-17 dari negara-negara competitiveness tertinggi. • Australia,manufacturing Austria, Belgia, Canada, index Denmark, Finland,
France, Germany, Hong Kong, Iceland, Ireland, Israel, Italy, Tapi kita harus berhati-hati, jangan-jangan daya Japan, Korea, Netherlands, Zealand, saing Indonesia dalam New manufacturing iniNorway, bukan Singapore,karena Sweden, Switzerland, Taiwand, UK, US Indonesia memiliki daya inovasi yang tinggi, tapi karena pasar yang besar, dll. • Global Manufacturing Competitiveness Index:
• Top-10: China, Germany, India, South Lihar pilar ke-10US, di halaman berikut.Korea, Taiwan, Canada, Brazil, Singapore, Japan • From 11-20: Thailand, Mexico, Malaysia, Poland, UK, Australia, Indonesia, Vietnam, Czech Republic, Turkey
• But: Indonesian factories, Japan/Korea .. technologies
Berhati-hatilah Membaca Data
Tantangan Indonesia
• Twelve pillars • Institutions (public, private): management, accounting & reporting standards, transparency, etc. • Infrastructure: transport, communications, etc. • Macroeconomic Environment • Health and Primary Education • Higher Education and Training • Goods market efficiency • Labor market efficiency • Financial market development • Technological readiness • Market size • Business sophistication • Innovation
Global Competitiveness Index
Tantangan Indonesia
Publikasi Penelitian
Tantangan Indonesia
Wah, data untuk Indonesia lupa digambar!
Publikasi Penelitian
Tantangan Indonesia
Kalau kita perbesar sehingga Finlandia setinggi US, ternyata Indonesia muncul juga.
Publikasi Penelitian
Tantangan Indonesia
• Tantangan terbesarnya bukanlah pada pencapaian ilmiah, tapi pada etika dalam kehidupan pribadi, kehidupan bermasyarakat, dan kehidupan bernegara. • Etika ilmiah akan merupakan cermin dari hal di atas. • Etika yang baik akan berpengaruh besar pada pencapaian. • Bagaimana menumbuhkan perilaku yang berbasis etika, bukan sekedar mengikuti aturan. (Atau menyiasati aturan?)
Etika dalam Kehidupan
Tantangan Indonesia
• Kalau perilaku berbasis etika telah tumbuh, maka akan tumbuh pula tujuan-tujuan yang berbasis hal-hal yang lebih mendasar. • Bukan sekedar menjadi universitas dengan jumlah publikasi terbanyak, tapi universitas yang menyumbang pada penguatan dinamika ilmiah di Indonesia. • Bukan sekedar menjadi peneliti paling produktif dalam publikasi internasional, tetapi juga menyumbang pada pertumbuhan sistem diseminasi ilmiah nasional.
• Mulailah memikirkan tujuan-tujuan yang lebih substansial.
Tujuan yang Lebih Mendasar
Tantangan Indonesia
• Manakah yang lebih penting, penelitian dasar (basic sciences), atau penelitian terapan? • Jika dinamika ilmiah menguat dalam arti yang sebenarnya, maka dinamika interaksi dasar-terapan pun akan tumbuh: • Penelitian yang menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang fenomena alam di Indonesia, akan menumbuhkan gagasan-gagasan terapan, yang bisa ditindaklanjuti oleh .. • Usaha membangun sains terapan dan rekayasa (engineering) pada tahapannya akan memunculkan kembali pertanyaan-pertanyaan dasar tentang fenomena.
• Seni dan humaniora akan menunjukkan perannya dalam dinamika yang tumbuh.
Peran Sains, Teknologi, Seni, ..
Tantangan Indonesia
• Beberapa contoh: • Mahasiswa harus menyertakan nama pembimbing dalam naskah ilmiah yang dikirimnya ke jurnal ilmiah. • Kasus A: seorang mahasiswa mengirim naskah ke jurnal, setelah lulus, tanpa menyertakan nama pembimbing. Setelah pembimbingnya mengirim surat keberatan ke jurnal, maka artikel itu dicabut dari jurnal. • Kasus B: kasusnya mirip. Jurnal itu meminta penjelasan kepada si penulis atas keberatan mantan pembimbingnya. Sang penulis memberi penjelasan tertulis, bahwa walaupun topik itu merupakan topik penelitian bersama pembimbing tsb., tapi saat itu gagasan berasal dari mahasiswa, dan bahkan sangpembimbing lebih banyak tidak setujunya terhadap gagasan tsb. • Bagaimana penyelesaian kasus B?
Etika Ilmiah Tidak Kaku
• Akhirnya diketahui pula, sebagian besar data-data yang dilaporkan, merupakan hasil kerja penelitian, setelah si penulis berpindah pembimbing. • Langkah yang diambil oleh penyunting jurnal: • Artikel tidak dicabut dari jurnal tersebut. • Dalam nomor jurnal itu, dimuat surat keberatan sang pembimbing, dan surat balasan si penulis, berdampingan. • Pemuatan kedua surat dilakukan setelah meminta persetujuan kedua belah pihak, dengan izin penyuntingan seperlunya oleh si penulis dan mantan pembimbingnya.
Jangan Gampang Menyamaratakan
Etika Ilmiah Tidak Kaku
• Etika ilmiah merupakan hal yang sangat penting, karena eksistensi kita tidak hanya didasarkan atas pencapaian ilmiah berdasarkan pengetahuan, kecerdasan dan keterampilan, tetapi juga dibangun di atas landasan integritas ilmiah, berdasarkan nilai-nilai susila kemahasiswaan dan kesarjanaan. • Penegakan etika ilmiah harus disertai kesediaan untuk mendengar dari pihak-pihak yang terkait, karena etika ilmiah tidaklah kaku, dan dalam penerapannya haruslah mempertimbangkan apa yang sesungguhnya terjadi, hingga rinciannya yang paling “halus”, kasus-demi-kasus. • Akhirnya, komunitas ilmiah melihat etika ilmiah sebagai sesuatu yang terus tumbuh, bersama tumbuhnya kedewasaan dan keadaban komunitas tsb.
Penutup
Terima kasih Etika Ilmiah –
[email protected] -- 08-122-122-24-24