EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA

Download Rasionalitas Penggunaan Antibiotika pada Pasien Kemoterapi Kanker ... Kata kunci: antibiotika, kemoterapi, kanker payudara, evaluasi penggu...

0 downloads 471 Views 3MB Size
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI KANKER PAYUDARA USIA 45-75 TAHUN DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Farmasi

Oleh: Etheldreda Pramudita Prawira NIM : 148114072

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN KEMOTERAPI KANKER PAYUDARA USIA 45-75 TAHUN DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Farmasi

Oleh: Etheldreda Pramudita Prawira NIM : 148114072

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018 i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk Tuhan Yesus yang senantiasa menyertai di setiap perjalanan hidupku Papa, mama dan adik-adikku atas kasih sayang yang tiada henti Sahabat- sahabatku dan almamaterku, Sanata Dharma

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, rahmat penyertaan dan karuniaNya, skripsi yang berjudul “Evaluasi Penggunaan Antibiotika pada Pasien Kemoterapi Kanker Payudara Usia 45-75 Tahun di RSUP Dr. Kariadi Semarang” dapat diselesaikan. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyelesaian skripsi ini merupakan rangkaian proses yang tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan penuh kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Ibu Dra Th. B. Titien Siwi Hartayu M.Kes., Ph. D., Apt., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing dan memberikan saran dari awal penyusunan proposal penelitian hingga terselesaikannya skripsi ini. 3. Ibu Dr. Rita Suhadi, M.Si., Apt. dan Ibu Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt., selaku dosen penguji skripsi yang telah memberikan saran dan dukungan dalam penelitian ini 4. Segenap staf sekretariat Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan bantuan mengenai administrasi yang dibutuhkan selama proses penelitian skripsi. 5. Ibu Prof. Dr. dr. Sri Sutami, Sp.S(K) selaku Ketua Komisi Etik dan segenap Tim Komisi Etik Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian 6. Bapak Dr. dr. Dodik Tugasworo Pramukarso, Sp.S(K) selaku direktur SDM dan pendidikan, atas ijin penelitian yang telah diberikan dan segenap Staf Rekam Medik RSUP Dr. Kariadi Semarang, atas bantuan dan kerjasama selama penelitian. 7. Teman seperjuangan skripsi, Kurnia Yogyanti, yang telah berjuang bersama dan memberi semangat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8. Papa, Mama, Evodius Prabandana Prawira, Elleonora Pramusita Prawira dan keluarga atas kasih sayang, semangat, doa dan motivasi yang telah diberikan kepada penulis. 9. Sahabat-sahabat penulis, FX Rian Nugroho, Diana Christina, Rizkiana Kunastiti, Lovie Nur Wulandari, Prayudha Pratiesya, Shinta Beriana dan Ignatius Sarwo Edhi yang baik secara langsung atau tidak langsung menemani dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 10. Pion, Chintya, Dita, Myisha dan Karina atas dukungan dan kerjasama selama proses perkuliahan. 11. Praktikan 4 tahun yaitu Bram, Ega, Denis, Hilkia, Felix dan Valen atas kebersamaan dan kerjasama yang luar biasa selama proses perkuliahan. 12. Teman-teman FSM B dan semua angkatan 2014 atas kebersamaan dalam berproses selama kuliah berlangsung di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 13. Semua pihak yang telah membantu penulis, yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan dan masih jauh dari sempurna sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan. Akhir kata, penulis berharap bahwa skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak terutama dalam bidang farmasi.

Yogyakarta, Maret 2018 Penulis,

Etheldreda Pramudita Prawira

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................ v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................ vi PRAKATA ............................................................................................................ vii DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii ABSTRAK ........................................................................................................... xiv ABSTRACT ............................................................................................................ xv PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 METODE ................................................................................................................ 2 Jenis dan Rancangan Penelitian ......................................................................... 2 Subyek Penelitian ............................................................................................... 3 Instrumen Penelitian ........................................................................................... 4 Jalannya Penelitian ............................................................................................. 4 Ethical Clearence ............................................................................................... 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 6 Karakteristik Demografi Pasien Kanker Payudara ................................................. 6 Pola Penggunaan dan Jenis Obat-Obat Lain pada Pasien Kemoterapi ................... 9 Pola Penggunaan dan Jenis Antibiotika .................................................................. 9 Rasionalitas Penggunaan Antibiotika ................................................................... 10 Tepat indikasi penyakit .................................................................................. 10 Tepat pemilihan obat ..................................................................................... 11 Tepat dosis ..................................................................................................... 13 Tepat interval waktu pemberian .................................................................... 13 ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tepat lama waktu pemberian......................................................................... 14 Tepat penilaian kondisi pasien ...................................................................... 15 Rangkuman Rasionalitas Penggunaan Antibiotika ............................................... 16 KESIMPULAN ..................................................................................................... 17 SARAN ................................................................................................................. 17 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 18 LAMPIRAN .......................................................................................................... 21 BIOGRAFI PENULIS .......................................................................................... 34

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL Tabel I.

Karakteristik Demografi Subyek Penelitian .........................................7

Tabel II.

Jenis-Jenis Antibiotika yang Digunakan pada Pasien Kemoterapi ....12

Tabel III. Penggunaan Antibiotika Berdasarkan Kriteria Penggunaan Obat yang Rasional ..............................................................................................15

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagan Pemilihan Subyek Penelitian Pasien Pasca Kemoterapi Kanker Payudara di RSUP Dr. Kariadi Semarang Periode Januari 2016Agustus 2017 ........................................................................................3 Gambar 2. Penggunaan Jenis Obat Sitostatika pada Pasien Kemoterapi Kanker Payudara di RSUP Dr. Kariadi Semarang Periode Januari 2016Agustus 2017 ........................................................................................8 Gambar 3. Rasionalitas Penggunaan Antibiotika pada Pasien Kemoterapi Kanker Payudara di RSUP Dr. Kariadi Semarang Periode Januari 2016Agustus 2017 ......................................................................................17

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Ethical Clearence ...........................................................................22 Lampiran 2. Surat Ijin Melaksanakan Penelitian di RSUP Dr. Kariadi Semarang ........................................................................................23 Lampiran 3. Definisi Operasional Penelitian ......................................................24 Lampiran 4. Contoh Lembar Pengambilan Data Rekam Medis .........................25 Lampiran 5. Golongan dan Jenis Obat Kemoterapi pada Pasien Kanker Payudara .........................................................................................28 Lampiran 6. Golongan dan Jenis Obat-Obat Lain pada Pasien Kemoterapi ......29 Lampiran 7. Golongan, Jenis dan Dosis Antibiotika yang Digunakan Menurut DIH 24th ed dan Formularium Nasional .........................................31 Lampiran 8. Check List Kerasionalan Penggunaan Antibiotika...........................32

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK Kemoterapi pada kanker payudara dapat mempunyai risiko terjadinya infeksi sehingga memerlukan antibiotika. Namun penggunaan antibiotika ini jika tidak sesuai aturan akan menyebabkan terjadinya resistensi antibiotika. Resistensi antibiotika merupakan permasalahan yang perlu mendapat perhatian karena bahaya yang ditimbulkan. Penelitian ini ditujukan untuk mengevaluasi penggunaan antibiotika pada pasien yang menjalani kemoterapi kanker payudara usia 45-75 tahun di instalasi rawat inap RSUP Dr. Kariadi Semarang. Penelitian ini termasuk jenis penelitian non-eksperimental deskriptif evaluatif dengan rancangan case series. Data yang didapat 16 kasus yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yaitu terdiagnosis kanker payudara dan menjalani kemoterapi, terdapat nilai leukosit atau Absolute Neutrophil Count (ANC) atau kultur patogen dalam hasil uji laboratorium dan mendapatkan terapi antibiotika. Pustaka-pustaka yang digunakan sebagai guideline yaitu Modul Penggunaan Obat Rasional, Drug Information Handbook 24th, Pusat Informasi Obat Nasional, Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik, dan Clinical Practice Guideline for the Use of Antimicrobial Agents in Neutropenic Patients with Cancer. Hasil penelitian menunjukkan 6 dari 16 kasus tidak menggunakan antibiotika yang rasional yaitu 3 pasien (18,2%) tidak tepat pemilihan obat, 2 pasien (12,5%) tidak tepat dosis dan 4 pasien (25,0%) tidak tepat lama waktu pemberian. Oleh karena itu, masih diperlukan adanya perbaikan mengenai penggunaan antibiotika pada pasien kemoterapi. Kata kunci: antibiotika, kemoterapi, kanker payudara, evaluasi penggunaan obat

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT Chemotherapy treatment for breast cancer might put the patients at risk for getting infections, so the patients need antibiotic. However, improper use of antibiotic would cause the occurrence of antibiotic resistance. Antibiotic resistance is a problem that needs attention because of its risk inflicted. The research aimed to evaluate the rationality usage of antibiotic in breast cancer chemotherapy in patients within the age of 45 - 75 years at RSUP Dr. Kariadi Semarang. Nonexperimental evaluative descriptive research had been done retrospectively based on case series research plan. There were 16 collected data to fulfill inclusion and exclusion criteria. The inclusion criteria covered breast cancer diagnose and undergoing chemotherapy, leukocytes value or Absolute Neutrophil Count (ANC) or pathogen culture on laboratory test results and received antibiotic therapy. Libraries used as guidelines were Modul Penggunaan Obat Rasional, Drug Information Handbook 24th, Pusat Informasi Obat Nasional, Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik, and Clinical Practice Guideline for the Use of Antimicrobial Agents in Neutropenic Patients with Cancer. The research showed that 6 out of 16 cases did not use rational antibiotic prescriptions: 3 cases (18,2%) imprecise medicine selection, 2 cases (12,5%) imprecise dosage, and 4 cases (25,0%) imprecise duration of allocation. Therefore, it was still needed an improvement of antibiotic usage for chemotherapy patients. Keywords: antibiotic, chemotherapy, breast cancer, drug use evaluation

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENDAHULUAN Antibiotika adalah senyawa semisintetik dari mikroorganisme yang digunakan untuk menghambat pertumbuhan dari mikroorganisme lain (Finch et al., 2010; Katzung et al., 2012). Berdasarkan fungsinya, antibiotika dapat digunakan sebagai profilaksis, empiris dan definitif. Antibiotika sebagai profilaksis atau kuratif diberikan untuk mencegah infeksi pada pasien kemoterapi. Terapi empiris digunakan untuk infeksi yang belum diketahui jenis bakteri penyebabnya, namun sudah ada tanda-tanda infeksi, sedangkan terapi definitif digunakan jika sudah diketahui bakteri penyebab infeksi berdasarkan hasil pemeriksaan mikrobiologi (Kemenkes RI, 2011a). Antibiotika pada pasien kemoterapi dapat digunakan sebagai terapi yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri yang diduga sebagai penyebab infeksi atau mencegah morbiditas dan mortalitas dari bakteri patogen (Kemenkes RI, 2011b). Hampir 50% pasien dengan tumor padat yang menerima ≥1 siklus kemoterapi dapat menyebabkan neutropenia disertai demam yang ditandai dengan menurunnya Absolute Neutrophil Count (ANC) dari batas normal yaitu <2000 sel/mm3 dan risiko terinfeksi meningkat jika ANC <500 sel/mm3 (Baden et al., 2016). Pada kondisi ini akan menyebabkan meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas yang lebih umum disebabkan oleh infeksi bakteri (Villafuerte-gutierrez et al., 2014). Salah satu kanker yang menggunakan kemoterapi sebagai modalitas terapi untuk membunuh sebagian atau seluruh sel kanker adalah kanker payudara. Kanker payudara menempati urutan kedua kanker di Indonesia sebesar 0,05 % pada tahun 2013, sedangkan estimasi jumlah penderita kanker payudara di Jawa Tengah menempati urutan pertama di Indonesia yaitu 11.511 jiwa (Kemenkes RI, 2015). Faktor risiko dari kanker payudara salah satunya adalah faktor hormonal terkait dengan status menopause yang memiliki faktor risiko lebih tinggi dibanding faktor lain (Hamajima et al., 2012). Pada wanita pasca menopause terjadi peningkatan risiko karena memiliki kelebihan kadar estrogen bebas di dalam tubuh yang dihasilkan dari konversi androstenedion menjadi estradiol di jaringan adiposa perifer (Dipiro et al., 2011).

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Menurut Ghani (2009), wanita berusia 45 tahun dikategorikan sebagai pramenopause dan berakhir pada tahapan senium yaitu lebih dari usia 65 tahun. Peningkatan usia memberi dampak pada menurunnya kemampuan imunitas tubuh dalam melawan infeksi sehingga pasien lansia rentan terhadap infeksi. Sel limfosit yang digunakan untuk perlawanan infeksi pada lansia kurang cepat bereaksi dan kurang efektif daripada dewasa muda (Sugeng, Adriani & Wirjatmadi, 2013; Wahyuningsih, SS & Margawati, 2014). Penatalaksanaan antibiotika yang tidak rasional pada pasien kemoterapi dapat menyebabkan resistensi antibiotika. Oleh karena itu diperlukan evaluasi penggunaan antibiotika untuk memastikan bahwa pemberiannya memenuhi kriteria tepat indikasi, tepat penilaian kondisi pasien, tepat pemilihan obat, tepat dosis, tepat interval pemberian dan tepat lama waktu pemberian. Hal ini digunakan untuk menghindari resistensi antibiotika (Kemenkes RI, 2011b). Penelitian mengenai evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien kemoterapi kanker payudara kelompok usia 45-75 tahun sudah jarang dikaji dalam 5 tahun terakhir ini. Oleh karena itu perlu dievaluasi penggunaan antibiotika sehingga dapat mendukung kemoterapi pada pasien kemoterapi di instalasi rawat inap RSUP Dr. Kariadi Semarang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi penggunaan antibiotika pada pasien kemoterapi kanker payudara usia 45-75 tahun di instalasi rawat inap RSUP Dr. Kariadi Semarang dengan acuan Modul Penggunaan Obat Rasional (Kemenkes RI, 2011b), Drug Information Handbook 24th (APhA, 2015), Pusat Informasi Obat Nasional (PIONAS) (Badan POM RI, 2015), Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik (Kemenkes RI, 2011a), dan Clinical Practice Guideline for the Use of Antimicrobial Agents in Neutropenic Patients with Cancer (Freifeld et al., 2011).

METODE Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental deskriptif evaluatif dengan rancangan penelitian case series. Pengambilan data dilakukan 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

secara retrospektif. Non eksperimental deskriptif evaluatif karena tidak dilakukan perlakuan khusus terhadap subyek penelitian serta data yang didapatkan berasal dari rekam medis pasien yang kemudian dibahas dalam bentuk uraian secara deskriptif dan pengolahan data secara evaluatif. Rancangan penelitian ini yaitu case series karena terdapat serangkaian kasus kanker payudara di RSUP Dr. Kariadi Semarang pada periode Januari 2016-Agustus 2017.

Subyek Penelitian Pada penelitian ini dilakukan teknik pemilihan sampel berdasarkan nonprobability sampling dengan jenis consecutive sampling. Consecutive sampling yaitu memasukkan seluruh pasien kemoterapi kanker payudara yang memenuhi kriteria inklusi selama kurun waktu Januari 2016-Agustus 2017 sehingga jumlah subyek yang diperlukan terpenuhi. Subyek pada penelitian ini adalah pasien berusia 45-75 tahun yang terdiagnosis kanker payudara dan menjalani kemoterapi sebagai pengobatan utama dan/ atau penunjang yang tercantum, terdapat nilai leukosit atau ANC atau kultur patogen dalam hasil uji laboratorium dan mendapat terapi antibiotika periode Januari 2016-Agustus 2017. Ada 24 kasus yang dieksklusi dikarenakan rekam medis tidak ditemukan dan rekam medis tidak lengkap. Diagnosis utama pada penelitian ini merupakan pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi. Pemilihan subyek penelitian dijelaskan pada gambar 1 yaitu sebagai berikut: 585 populasi pasien kanker payudara

64 pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi

40 rekam medis pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi = 58 kasus

14 rekam medis dapat dianalisis karena menggunakan antibiotika = 16 kasus

23 rekam medis tidak ditemukan Eksklusi 24 kasus

1 rekam medis tidak lengkap

Gambar 1. Bagan Pemilihan Subyek Penelitian Pasien Kemoterapi Kanker Payudara di RSUP Dr. Kariadi Semarang Periode Januari 2016 – Agustus 2017 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Instrumen Penelitian Instrumen penelitian berupa pustaka-pustaka sebagai guideline dan lembar pengambilan data. Pustaka yang digunakan sebagai guideline dan dasar untuk mengevaluasi adalah Modul Penggunaan Obat Rasional (Kemenkes RI, 2011b), Drug Information Handbook 24th (APhA, 2015), Pusat Informasi Obat Nasional (PIONAS) (Badan POM RI, 2015), Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik (Kemenkes RI, 2011a), dan Clinical Practice Guideline for the Use of Antimicrobial Agents in Neutropenic Patients with Cancer (Freifeld et al., 2011). Lembar pengambilan data memuat nomor rekam medis, identitas pasien (inisial pasien, usia pasien, tanggal masuk dan keluar RS, keluhan utama, riwayat alergi, riwayat penyakit), diagnosis, stadium, uji laboratorium, dan terapi yang diberikan selama di rumah sakit termasuk antibiotika (golongan, dosis, aturan pakai dan lama pemakaian). Identitas subyek pada penelitian dirahasiakan dengan mengganti nama dengan inisial dan tidak mencantumkan alamat tinggal subyek. Data yang digunakan sebagai sampel penelitian sepenuhnya hanya digunakan sebagai keperluan penelitian. Jalannya Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mencatat data pada lembar kerja. Data yang didapatkan yaitu 16 kasus yang merupakan bahan penelitian. Bahan penelitian dalam penelitian ini berasal dari rekam medis pasien kemoterapi usia 45-75 tahun periode Januari 2016-Agustus 2017 yang terdiagnosis kanker payudara dan menerima antibiotika serta menjalani uji laboratorium (leukosit, ANC, dan uji kultur patogen). Setelah itu, mengelompokkan data untuk memberikan gambaran mengenai karakteristik serta pola penggunaan antibiotika yaitu: 1. Karakteristik demografi pasien Data karakteristik demografi pasien kemoterapi kanker payudara yang diperoleh dikelompokkan berdasarkan distribusi usia, stadium, frekuensi kemoterapi, lama perawatan di rumah sakit, penyakit penyerta pasien kanker payudara, pola penggunaan obat kemoterapi dan obat-obat lain. Penggunaan

4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

obat dikelompokkan yaitu kelas terapi, golongan, dan jenis obat berdasarkan Informatorium Obat Nasional Indonesia tahun 2014. Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel. 2. Pola penggunaan dan jenis antibiotika Pola penggunaan antibiotika pada pasien dikelompokkan berdasarkan golongan dan jenis obat berdasarkan Informatorium Obat Nasional Indonesia tahun 2014, kemudian disajikan dalam bentuk tabel. Penelitian dilanjutkan dengan menganalisis data yang diperoleh. Analisis data penelitian dilakukan dengan mengevaluasi kriteria penggunaan obat yang rasional berfokus pada antibiotika yang diterima oleh pasien sebelum atau setelah kemoterapi. Data terapi antibiotika tersebut dibahas dalam bentuk uraian secara deskriptif dan pengolahan data secara evaluatif dengan kriteria penggunaan obat yang rasional serta didokumentasikan dengan metode SOAP (Subjective, Objective, Assessment, dan Plan). Data pasien berupa identitas pasien, keluhan, diagnosis, hasil laboratorium dan terapi yang didapatkan dikelompokkan berdasarkan subjective dan objective, kemudian dilakukan assessment berdasarkan kriteria penggunaan obat yang rasional yaitu tepat indikasi penyakit, tepat pemilihan obat, tepat dosis, tepat interval waktu pemberian, tepat lama pemberian dan tepat penilaian kondisi pasien dengan menggunakan pustaka-pustaka. Penggunaan antibiotika yang rasional pada penelitian ini jika memenuhi keenam kriteria penggunaan obat yang rasional. Plan pada penelitian ini diubah menjadi rekomendasi karena pengambilan data secara retrospektif. Data yang diperoleh kemudian disajikan dalam bentuk tabel.

Ethical Clearence Penelitian ini telah memenuhi etika penelitian dari Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Gadjah Mada Yogyakarta dengan nomor surat KE/FK/0939/EC/2017 dan telah mendapatkan izin dari RSUP Dr. Kariadi Semarang dengan nomor surat DL.00.02/I.II/5236/2017 (Lampiran 1 dan Lampiran 2)

5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dimulai dengan penelusuran data pasien kanker payudara rawat inap di RSUP Dr. Kariadi Semarang pada periode Januari 2016 – Agustus 2017. Data yang diambil adalah rekam medis di dalamnya terdapat tindakan kemoterapi. Data yang dapat tercatat sebanyak 16 kasus pasien berusia 45-75 tahun yang mendapatkan antibiotika sebelum atau sesudah kemoterapi.

Karakteristik Demografi Pasien Kanker Payudara Kelompok usia 45-51 tahun adalah kelompok usia yang paling sering mendapatkan antibiotika sebanyak 12 pasien (75,0%) (Tabel I). Kelompok usia tertinggi merupakan kelompok pralansia pada tahap pramenopause yang ditandai dengan menurunnya fungsi dari ovarium dan esterogen/ progesteron yang berfluktuasi. Menurut Surakasula, Nagarpunapu & Ragdavaiah (2014), perempuan pramenopause memiliki faktor risiko yang lebih besar dibandingkan dengan perempuan pasca menopause terhadap kanker payudara. Berdasarkan tabel I, pasien dengan stadium IV paling banyak mendapatkan antibiotika. Pada stadium IV ini sel kanker sudah bermetastasis ke organ-organ tertentu. Metastasis sel kanker pada penelitian ini antara lain tulang (21,74%), paru-paru (26,09%), hati (21,74%) dan kelenjar limfa (4,35%). Penggunaan antibiotika tidak ditemukan pada stadium I dan stadium II. Hal ini menggambarkan bahwa stadium lanjut (stadium III dan stadium IV) mendapatkan antibiotika untuk menunjang pengobatan yang sedang dijalani dibandingkan stadium I dan II. Dari 16 subyek penelitian, frekuensi pemberian kemoterapi periode Januari 2016 – Agustus 2017 yang paling sering dilakukan yaitu 1 kali pada 10 pasien (62,5%). Frekuensi pemberian kemoterapi paling sedikit dilakukan yaitu 3 kali pada 1 pasien (6,3%). Menurut Freifeld (2011), frekuensi kemoterapi lebih dari 1 siklus dapat menyebabkan neutropenia disertai demam sehingga pada penelitian ini mayoritas pasien tidak mengalami neutropenia disertai demam.

6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel I. Karakteristik Demografi Subyek Penelitian Karakteristik Jenis Kelamin Perempuan Kelompok Usia (tahun) 45 – 51 52 – 59 60 – 68 69 – 75 Stadium III IV Tidak Diketahui Frekuensi Kemoterapi 1 2 3 4 Lama Pemakaian Antibiotika ≤ 7 hari > 7 hari Rata-Rata Lama Perawatan ≤ 7 hari 8 – 14 hari 15 – 21 hari 22 – 28 hari ≥ 29 hari Penyakit Penyerta* Dengan penyakit penyerta Tanpa penyakit penyerta *hipertensi

Jumlah (n=16)

Presentase (%)

16

100%

12 2 1 1

75,0 12,5 6,3 6,3

6 8 2

37,5 50,0 12,5

10 3 1 2

62,5 18,8 6,3 12,5

5 11

31,3 68,8

2 5 3 4 2

12,5 31,3 18,8 25,0 12,5

5 11

31,3 68,8

Berdasarkan tabel I, lama pemakaian antibiotika pada subyek penelitian paling banyak selama lebih dari 7 hari sebanyak 11 pasien (68,8%) sedangkan sebanyak 5 pasien (31,3%) selama kurang dari 7 hari. Antibiotika yang diterima subyek penelitian bukan merupakan sitostatika antibiotika. Pasien kemoterapi kanker payudara paling banyak dirawat selama ratarata 8-14 hari yaitu sebanyak 5 pasien (31,3%). Rata-rata pasien kemoterapi dirawat di rumah sakit ≤7 hari – 21 hari yaitu sebanyak 11 pasien dari total 16 pasien (62,6%). Lama perawatan bergantung pada kondisi klinis pasien selama pemberian obat kemoterapi. Pada penelitian ini, lama perawatan merupakan rata-rata durasi pasien dirawat di rumah sakit dalam 1 siklus. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat

7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5 subyek penelitian (31,3%) yang mengalami penyakit penyerta. Penyakit penyerta yang terjadi pada penelitian ini adalah hipertensi. Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa terdapat 3 jenis obat sitostatika antibiotika untuk kemoterapi kanker payudara yang digunakan di RSUP Dr. Kariadi Semarang yaitu bleomycin, doxorubisin, dan epirubisin, serta terdapat 8 jenis obat sitostatika non antibiotika yang digunakan di RSUP Dr. Kariadi Semarang yaitu docetaxel capecitabine, traztuzumab, letrozol, vinorelbin tatrat, siklosfosfamid, 5fluorourasil dan gemcitabine. Golongan dari masing-masing jenis obat sitostatika terdapat pada lampiran 5. Dari penelitian ini diperoleh 27 jumlah obat sitostatika dengan penggunaan golongan obat sitostatika paling banyak yaitu antrasiklin sebanyak 8 resep (29,6%) dan zat pengalkilasi sebanyak 6 resep (22,2%). Pada masing-masing golongan obat sitostatika tersebut, obat yang paling banyak digunakan yaitu doxorubisin sebanyak 7 resep (25,9%) dan siklosfosfamid sebanyak 6 resep (22,2%). Penggunaan jenis obat sitostatika paling sedikit yaitu docetaxel sebanyak 1 resep (3,7%), trastuzumab sebanyak 1 resep (3,7%), letrozol (3,7%), dan vinorelbin tatrat (3,7%). Jenis-jenis obat sitostatika terdapat pada gambar 2.

Jenis Obat Sitostatika pada Pasien Kemoterapi Kanker Payudara 8 7 6 5 4 3 2 1 0

Gambar 2. Penggunaan Jenis Obat Sitostatika pada Pasien Kemoterapi Kanker Payudara di RSUP Dr. Kariadi Semarang Periode Januari 2016-Agustus 2017

8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pola Penggunaan dan Jenis Obat-Obat Lain pada Pasien Kemoterapi Penggunaan obat-obat lain pada pasien kemoterapi (Lampiran 6) dengan obat yang paling banyak ditemukan pada pasien kemoterapi antara lain deksametason (9,9%); difenhidramin (9,9%); ondansetron (9,2%), dan ranitidin (7,7%). Pemberian deksametason, ondansetron, difenhidramin dan ranitidin sebagai obat-obat premedikasi pada penelitian ini digunakan untuk mencegah reaksi hipersensitivitas dan chemotherapy-induced emesis (Boulanger et al., 2014; Chan & Yeo, 2011). Golongan analgesik (26,6%) adalah penggunaan obat yang paling tinggi dibandingkan golongan obat-obat lain. Obat analgesik narkotik yang paling sering digunakan adalah morfin sulfat (5,6%). Morfin sulfat merupakan analgesik narkotik yang menjadi gold standard untuk meredakan nyeri akibat kanker payudara yaitu nyeri sedang hingga berat. Obat analgesik non narkotik yang paling sering digunakan adalah parasetamol (6,3%). Pola Penggunaan dan Jenis Antibiotika Antibiotika yang digunakan pada pasien kemoterapi kanker payudara yaitu siprofloksasin, levofloksasin, klindamisin, sefadroksil, seftriakson, sefiksim dan sefepim. Penggunaan antibiotika pada pasien kanker payudara kemoterapi disajikan pada tabel II. Penggunaan jenis antibiotika yang paling tinggi adalah seftriakson. Seftriakson merupakan antibiotika spektrum luas dengan banyak indikasi. Seftriakson bersifat bakterisida yang dapat membunuh bakteri gram negatif maupun bakteri gram positif. Aktivitas seftriakson pada bakteri gram negatif, dapat memperbaiki farmakokinetik dengan waktu paruh yang panjang (8 jam) yang diberikan satu kali sehari, sedangkan memiliki efikasi yang lebih rendah pada bakteri gram positif (Katzung et al., 2012). Penggunaan seftriakson digunakan untuk terapi empiris pada pasien leukositosis sedangkan penggunaan sefiksim dan sefepim digunakan untuk terapi empiris pada pasien neutropenia (APhA, 2015; Badan POM RI, 2015).

9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan rute pemberian antibiotika secara intravena lebih banyak dibandingkan rute pemberian secara per oral. Hasil ini berkaitan dengan golongan tertinggi yaitu sefalosporin yang mayoritas memiliki rute pemberian hanya pada intravena dan intramuskular. Menurut Leekha et al. (2011), pasien rawat inap dengan infeksi lebih sering dirawat dengan terapi antibiotika secara intravena.

Rasionalitas Penggunaan Antibiotika Evaluasi rasionalitas antibiotika ditinjau berdasarkan kriteria tepat indikasi penyakit, tepat pemilihan obat, tepat dosis, tepat interval waktu pemberian, tepat lama pemberian dan tepat penilaian kondisi pasien.

Tepat indikasi penyakit Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketepatan indikasi penggunaan antibiotika yaitu 100%. Pada penelitian ini diketahui pasien mengalami infeksi ditandai dengan demam, leukosit di atas normal, nilai ANC <1000/uL (neutropenia), pemeriksaan urin terdapat bakteri di atas normal atau dengan uji kultur bakteri (Freifeld et al, 2011; Riley & Rupert, 2015; Priyanto, 2009). Antibiotika yang diterima pasien sesuai dengan indikasi yaitu untuk mencegah infeksi dan menyembuhkan infeksi. Berdasarkan penelitian ini, 10 pasien (62,5%) mengalami leukosit di atas normal atau leukositosis yaitu menandakan infeksi akut atau kronis atau peradangan dari kanker payudara. Menurut penelitian Connolly et al. (2013), leukositosis dapat meningkatkan risiko kematian akibat kemoterapi pada pasien kanker, sehingga antibiotika dibutuhkan pada kondisi ini. Selain itu, terdapat 3 pasien (18,8%) mengalami neutropenia. Neutropenia pada infeksi menunjukkan prognosis infeksi yang buruk (Priyanto, 2009). Namun menurut hasil penelitian, selain 13 pasien (81,3%) ini yang membutuhkan antibiotika, terdapat 3 pasien lain yang sebenarnya tidak membutuhkan antibiotika. 3 pasien (18,8%) ini kemungkinan diberikan antibiotika sebagai terapi profilaksis. Antibiotika yang diterima pasien sesuai

10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dengan indikasi yaitu untuk mencegah infeksi dan menyembuhkan infeksi (Kemenkes RI, 2011a). Tepat pemilihan obat Hasil penelitian mengenai ketepatan pemilihan antibiotika (Tabel III) menunjukkan 13 pasien (81,3%%) tepat pemilihan antibiotika. Pemilihan antibiotika didasarkan pada hasil laboratorium dan kondisi klinis pasien. Terdapat 3 pasien (18,8%) dengan risiko terinfeksi lebih besar yaitu usia 61 tahun, 48 tahun dan 73 tahun. Terdapat 1 pasien dengan kondisi klinis yang buruk dan 2 pasien pada kelompok lansia sehingga pemberian antibiotika sebagai profilaksis untuk mencegah infeksi bakteri pada pasien ini (Priyanto, 2009). Sebanyak 10 pasien (62,5%) mendapat antibiotika sebagai terapi empiris yang didasarkan pada pengobatan infeksi bakteri yang secara dominan teridentifikasi pada suatu unit (Mckenzie 2011). Terdapat 3 jenis antibiotika sebagai terapi empiris antara lain sefalosporin, fluorokuinolon dan makrolida. Menurut Leekha et al. (2011), pemeriksaan mikrobiologi berguna untuk mengidentifikasi bakteri penyebab dan kerentanan antimikroba sehingga dapat mempersempit spektrum antiotika. Pada penelitian ini terdapat 3 pasien (18,8%) yang tidak tepat pemilihan antibiotika. Pemberian antibiotika empiris sebelum uji kultur dan kerentanan antibiotika ditegakkan. Streptococcus viridans merupakan salah satu bakteri gram positif yang dapat menyebabkan febrile neutropenia. Menurut Cunha et al. (2008), bakteri Streptococcus viridans jika ditemukan di dalam darah bersifat patogen. Pada subyek no. 3 mendapatkan terapi empiris yang diganti berkala yaitu seftriakson, siprofloksasin dan levofloksasin (Tabel II). Pilihan terapi ini tidak tepat karena hasil kultur dan kerentanan antibiotika telah diketahui untuk golongan streptococcus kelompok viridans yaitu dengan terapi definitif yang rentan pada pasien adalah vankomisin. Pilihan terapi utama untuk jenis isolat ini adalah seftriakson dan penisilin. Namun, perlu pertimbangan kerentanan antibiotika pada pasien, maka rekomendasi terapi yang dapat dijadikan alternatif antara lain amoksisilin, sefalosporin generasi dua dan tiga, meropenem atau vankomisin. Pemilihan antibiotika pada pasien ini bertujuan untuk menunjang pengobatan 11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pasien setelah diketahui kultur bakteri, sehingga terapi definitif dapat disesuaikan dengan bakteri penyebab dan diberikan sesuai dengan kerentantan antibiotika.

Tabel II. Jenis-Jenis Antibiotika yang Digunakan pada Pasien Kemoterapi No. Subyek 1 2 3 4 5 6,12,13, 14,15,16 7 8 9 10 11

Antibiotika Siprofloksasin Sefepim, Seftriakson Seftriakson, Siprofloksasin, Levofloksasin Sefiksim, Levofloksasin Seftriakson, Levofloksasin Seftriakson Sefiksim, Seftriakon Sefadroksil Seftriakson, Klindamisin, Levofloksasin Sefiksim Seftriakson, Sefiksim

Jumlah (n=16) 1 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1

Terapi empiris didasarkan pada cakupan melawan patogen yang paling dicurigai serta mempertimbangkan kondisi klinis pasien. Menurut penelitian, terapi empiris yang paling sering digunakan adalah sefalosporin generasi III dimana memiliki spektrum luas sehingga kemungkinan resistensi kecil. Hal yang dipertimbangkan adalah durasi kondisi pasien dalam menerima terapi empiris tersebut, namun jika dalam durasi yang ditentukan tidak membaik diperlukan uji kultur untuk menentukan terapi definitif. Pada subyek no. 2 mengalami febrile neutropenia yang kemudian dilakukan uji kultur pada urin didapatkan kultur E. coli. Antibiotika yang digunakan adalah sefepim dan seftriakson. Sefepim digunakan untuk menangani febrile neutropenia sampai jumlah ANC >500/uL, namun pada pasien ini tetap diberikan meskipun jumlah ANC sudah >500/uL dan diberikan bersamaan dengan seftriakson. Maka, rekomendasinya adalah menghentikan penggunaan sefepim. Isolat E. coli di urin seharusnya menggunakan seftriakson tunggal (Cunha, 2009). Selain itu pada subyek no. 7 diberikan sefiksim dan seftriakson sebagai terapi empiris dimana penggunaan antibiotika dengan kombinasi sesama golongan sefalosporin kurang tepat karena keduanya memiliki mekanisme aksi yang sama

12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pula dalam menghambat pembentukan dinding sel bakteri dengan membentuk ikatan bersama Penicillin Binding Proteins (PBP) (Endimiani, Perez & Bonomo, 2009) sehingga rekomendasinya adalah menggunakan monoterapi saja. Monoterapi lebih dipilih dibandingkan kombinasi pada banyak kasus infeksi. Risiko terhadap kesalahan pengobatan lebih kecil monoterapi dan kemungkinan interaksi. Terapi kombinasi digunakan untuk mendapat efek sinergis obat atau memperluas spektrum di luas jangkauan terapi tunggal.

Tepat dosis Hasil penelitian menunjukkan bahwa 14 pasien (87,5%) mendapatkan antibiotika dengan tepat dosis. Pasien yang menggunakan antibiotika lebih dari 1 jenis, antibiotika tersebut merupakan dosis tunggal dari masing-masing antibiotika dan diberikan pada waktu yang sama seperti pada subyek no. 4 mendapatkan sefiksim 100 mg/12 jam dan levofloksasin 750 mg/24 jam sebagai terapi empiris yang diberikan pada waktu yang bersamaan. Terdapat 2 pasien (11,76%) tidak tepat dosis. Pada subyek no. 2 mengalami febrile neutropenia yang menggunakan sefepim 1 g setiap 8 jam sebagai terapi empiris. Menurut BPOM (2015), dosis dewasa untuk febrile neutropenia yaitu 1 g setiap 12 jam selama 7-10 hari atau sampai ANC >500/uL. Penggunaan sefepim pada pasien ini termasuk dosis lebih (Kemenkes RI, 2011b) sehingga rekomendasinya adalah mengurangi dosis pemberian. Selain itu pada pasien no. 9 mendapatkan levofloksasin 750 mg/24 jam yang membutuhkan penyesuaian dosis pada pasien gagal ginjal dengan nilai klirens kreatinin 11,36 mL/menit. Dosis levofloksasin yang dibutuhkan untuk pasien ini diturunkan 50% dan interval dosis digandakan yaitu 500 mg setiap 12 jam untuk mempertahankan kadar obat dalam darah.

Tepat interval waktu pemberian Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa 100% antibiotika diberikan tepat interval waktu pemberian sebagai terapi profilaksis dan terapi empiris. Ketepatan

interval

pemberian

antibiotika 13

sangat

penting

yaitu

untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mempertahankan kadar obat dalam darah sesuai dengan time dependence atau concentration dependence sehingga dapat mencapai terapi yang diinginkan (Kemenkes RI, 2011a). Antibiotika seperti sefadroksil, sefiksim dan seftriakson diberikan setiap 12-24 jam sekali. Levofloksasin diberikan setiap 24 jam sekali. Sefepim untuk febrile neutropenia diberikan setiap 8 jam sekali. Siprofloksasin diberikan setiap 12 jam sekali. Klindamisin oral diberikan setiap 8 jam sekali. Pemberian antibiotika yang sesuai dengan interval waktu pemberian dapat menurunkan angka risiko resistensi terhadap antibiotika (Humaida, 2014).

Tepat lama waktu pemberian Berdasarkan hasil penelitian mengenai lama waktu pemberian antibiotika didapatkan 6 pasien (37,5%) tepat lama waktu pemberian, 4 pasien (25,0%) tidak tepat lama waktu pemberian dan 6 pasien (37,5%) tidak dapat diketahui ketepatan lama waktu penggunaan karena tidak terdapat hasil hematologi lebih lanjut untuk menilai kondisi klinis pasien. Tidak ada obat yang spesifik dan lama waktu pemberian obat yang spesifik untuk terapi empiris leukositosis maupun febrile neutropenia. Lama waktu pemberian pada terapi empiris berdasarkan pada jenis antibiotika yang disesuaikan dengan kondisi klinis pasien dan hasil pemeriksaan mikrobiologis. Evaluasi dari pengobatan terapi empiris perlu dilakukan untuk menentukan terapi perlu dilanjutkan atau diberhentikan (Frefield et al., 2011; Kemenkes RI, 2011a). Pada pasien 3, 9 dan 16, pemberian antibiotika diberhentikan sebelum mencapai kondisi klinis yang stabil yaitu nilai leukosit pasien masih berada di bawah atau di atas ambang normal leukosit yaitu 3,6 – 11 x 103/uL sehingga mendorong proses penyembuhan di rumah sakit menjadi semakin lama. Rekomendasi pada 3 pasien ini adalah melanjutkan pemberian antibiotika hingga kondisi klinis stabil. Selain itu pada pasien 7, pemberian antibiotika dilanjutkan meskipun nilai leukosit sudah dalam ambang normal sehingga penggunaan antibiotika yang berlebihan dapat mendorong berkembangnya resistensi dan multipel resisten terhadap bakteri tertentu. Bakteri tertentu tersebut dapat menyebar melalui infeksi silang.

14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Rekomendasi pada pasien ini adalah menghentikan pemberian antibiotika karena nilai leukosit sudah pada ambang normal. Lama waktu pemberian antibiotika yang tidak tepat dapat menyebabkan munculnya kembali gejala klinis yang telah hilang, timbulnya resistensi, terjadinya efek samping yang merugikan sehingga proses penyembuhan semakin lama dan dapat meningkatnya biaya pengobatan (Juwita, Arifin & Yulianti, 2017).

Tabel III. Penggunaan Antibiotika Berdasarkan Kriteria Penggunaan Obat yang Rasional Kriteria Penggunaan Obat

Jumlah (n=17)

Indikasi Penyakit Tepat 16 Tidak tepat Pemilihan Obat Tepat 13 Tidak tepat 3 Dosis Tepat 14 Tidak tepat 2 Interval Waktu Pemberian Tepat 16 Tidak tepat Lama Waktu Pemberian Tepat 6 Tidak tepat 4 Tidak diketahui* 6 Penilaian Kondisi Pasien Tepat 16 Tidak tepat *terdapat 6 pasien yang tidak dapat dianalisis ketepatannya

Presentase (%) 100 81,3 18,2 87,5 12,5 100 37,5 25,0 37,5 100 -

Tepat penilaian kondisi pasien Berdasarkan hasil penelitian didapatkan mayoritas pasien yaitu 15 pasien (93,8%) tepat penilaian kondisi pasien. Tepat penilaian kondisi pasien pada penelitian ini tidak ditemukan adanya alergi dan kontraindikasi terhadap antibiotika yang digunakan. Terdapat 1 pasien (6,2%) tidak tepat penilaian kondisi pasien. Pasien no.13 mendapatkan seftriakson, klindamisin dan levofloksasin. Klirens kreatinin pasien yaitu 11,36 mL/menit (gagal ginjal). Penggunaan seftriakson sebagai terapi empiris 15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pada subyek no. 9 tidak memerlukan penyesuaian dosis pada kondisi pasien ini. Seftriakson memiliki waktu paruh 5,8-8,7 jam dan diekskresikan di ginjal sekitar 33-67% (Kemenkes RI, 2011a). Klindamisin dieliminasi melalui hepatobilier. Pada pasien ini diberikan levofloksasin tidak dilakukan penyesuaian dosis, padahal levofloksasin dieliminasi di ginjal maka rekomendasinya adalah pasien memerlukan penyesuaian dosis yaitu nilai klirens kreatinin antara 10-40 mL/menit. Kondisi pasien ini mempengaruhi penatalaksanaan dari antibiotika karena dosis lazim antibiotika mengasumsikan fungsi hati dan ginjal adalah normal, sehingga pasien dengan gagal ginjal dan gagal hati memerlukan penyesuaian dosis (Cunha, 2016; McKenzie, 2011).

Rangkuman Rasionalitas Penggunaan Antibiotika Pada penelitian ini penggunaan antibiotika adalah rasional jika antibiotika tersebut memenuhi semua kriteria tepat indikasi penyakit, tepat pemilihan obat, tepat dosis, tepat interval waktu pemberian, tepat lama pemberian dan tepat penilaian kondisi pasien. Berdasarkan hasil penelitian terdapat 10 pasien (62,5%) menggunakan antibiotika secara rasional dan 6 pasien (37,5%) menggunakan antibiotika tidak rasional (Gambar 3). 6 pasien yang tidak menggunakan antibiotika tidak rasional antara lain tidak tepat pemilihan obat, tidak tepat dosis, tidak tepat lama pemberian dan tidak tepat penilaian kondisi pasien (lampiran 8) Penggunaan obat yang rasional digunakan untuk dapat mencegah timbulnya resistensi antibiotika, mengurangi biaya perawatan di rumah sakit, dan meningkatkan kualitas pelayanan di rumah sakit. Oleh karena itu, dibutuhkan kerjasama antar tenaga kesehatan untuk menjamin bahwa penggunaan antibiotika yang diberikan tepat sehingga dapat memberikan hasil terapi yang optimal.

16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37,5% 62,5%

Rasional

Tidak Rasional

Gambar 3. Rasionalitas Penggunaan Antibiotika pada Pasien Kemoterapi Kanker Payudara di RSUP. Dr. Kariadi Semarang Periode Januari 2016-Agustus 2017

KESIMPULAN Hasil penelitian mengenai evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien kemoterapi kanker payudara usia 45-75 tahun di instalasi rawat inap RSUP Dr. Kariadi Semarang menunjukan 6 dari 16 kasus tidak menggunakan antibiotika yang rasional yaitu 3 pasien (18,2%) tidak tepat pemilihan obat, 2 pasien (12,5%) tidak tepat dosis dan 4 pasien (25,0%) tidak tepat lama waktu pemberian. Oleh karena itu, masih diperlukan adanya perbaikan mengenai penggunaan antibiotika pada pasien kemoterapi.

SARAN 1. Perlu adanya pengkajian awal dan lanjutan mengenai kebutuhan antibiotika pada pasien yang akan menerima antibiotika serta diberikan label pengingat penggunaan antibiotika untuk memastikan perlu atau tidak dilanjutkan penggunaannya. 2. Perlu dilakukan penelitian secara prospektif dengan wawancara dengan dokter untuk mengetahui alasan pemilihan antibiotika untuk pasien.

17

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA American Pharmacists Association, 2015. Drug Informatorium Handbook. 24th ed. Lexicomp Drug Reference Handbook, USA. Baden, L., Swaminathan, S., Angarone, M., Blouin, G., Camins, B., & Casper, C., 2016. Prevention and Treatment of Infections. National Comprehensive Cancer Network, 2. Boulanger, J., Boursiquot, J.N., Cournoyer, G., Lemieux, J., Masse, M.S., Almanric, K., and Guay, M.P., 2014. Management of hypersensivity to platinum- and taxane- based chemotherapy: CEPO review and clinical recommendations. Curr Oncol, 21(4), pp. 630-639. Badan POM RI, 2014, Informatorium Obat Nasional Indonesia 2014, BPOM RI, Jakarta. Badan POM RI, 2015, Pusat Informasi Obat Nasional (PIONAS). Badan Pengawas Obat dan Makanan RI, Jakarta. Chan, V.T., and Yeo, W., 2011. Antiemetic therapy options for chemotherapyinduced nausea and vomiting in breast cancer patients. Dove Medical Press, 1(3), pp.151–160. Connolly, G.C., Khorana, A.A., Kuderer, N.M., Culakova, E., Francis, C.W., and Lyman, H.H., 2013. Leukocytosis, thrombosis and early mortality in cancer patients initiating chemotherapy. National Institute of Health, 126(2), pp.113– 118. Cunha, B, A., 2016. Esensial Antibiotik. In: D. Rahayu, T. Suhendry, Y. Fazriyah, 7th eds. Tinjauan Penggunaan Antimikroba & Terapi Empiris Berdasarkan Gejala Klinis. Jakarta: EGC, 2-5, 148-149, 186, 194. Dipiro, J., Talbert, R., Yee, G., Matzke, G., Wells, B., and Posey, L., 2008. Pharmacotherapy A pathophysiologic Approach. In: McGraw-Hill. 7th ed., United States of America: Mc-Graw Hill. 2121-2156. Endimiani, A., Prez, F. & Bonomo, R.A., 2009. Cefipime: a reappraisal in an era of increasing antimicrobial resistance. Expert Rev Anti Infect Ther, 6(6), pp.805– 824. Finch, R.G., Greenwood, D., Norrby., S.R., Whitley, R.J., 2010. Antibiotic and Chemotherapy: Anti-Infective Agents and Their Use in Therapy. In: S. Hodson and N. Clansey, eds. Infections Associated with Neutropenia and Transplantation. New York, NY: Elsevier, 502-518. Freifeld, A.G., Bow, E. J., Sepkowitz, K.A., Boeckh, M.J., Ito, J.L., Mullen, C.A., et al., 2011. Clinical Practice Guideline for the Use of Antimicrobial Agents in Neutropenic Patients with Cancer : 2010 Update by the Infectious Diseases Society of America. Oxford University Press, 52, pp.57–93. Ghani, L., 2009. Seluk beluk menopause. Depkes RI, XIX(4), pp.193–197.

18

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Hamajima, N., 2012. Menarche, menopause, and breast cancer risk : individual participant meta-analysis, including 118 964 women with breast cancer from 117 epidemiological studies. Lancet Oncology, 13(11), pp.1141–1151. Humaida, R., 2014. Strategy to Handle Resistance of Antibiotics. Journal Majority, 3(7), 114-118. Juwita, D.A., Arifim, H., and Yulianti, N., 2017. Kajian Deskriptif Retrospektif Regimen Dosis Antibiotik Pasien Pneumonia Anak di RSUP. Dr, M. Djamil Padang. Jurnal Sains Farmasi & Klinis, 3(2), hal.128-133. Katzung, B.G., Masters, Masters, S.B., Trevor, A.J., 2012, Farmakologi Dasar & Klinik, In: Pendit, B. U.,Edisi 12, Vol. 2, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal. 910-911, 925, 937, 939-941. Kemenkes RI, 2011a. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2406/ Menkes/ Per/ XII/ 2011 tentang Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik. Kemenkes RI, hal. 19-20. Kemenkes RI, 2011b. Modul Penggunaan Obat Rasional.Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Jakarta, hal. 3-8. Kemenkes RI, 2015. Panduan Penatalaksanaan Kanker Payudara. Komite Penanggulangan Kanker Nasional, hal. 2-15. Kemenkes RI, 2016. Infodantin: Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI Situasi Lanjut Usia (Lansia) di Indonesia. Kemenkes RI, 29(Mei),1,6. Leekha, S., Terrell, C.L., and Edson, R.S., 2011. General Principles of Antimicrobial Therapy. Mayo Clinic Proceedings, 86(2), pp.156–167. Mckenzie, C., 2011. Antibiotic dosing in critical illness. Journal of Antimicrobial Chemotherapy, 66(2), pp.25–31. Priyanto, 2009. Farmakoterapi & Terminologi Medis. Jakarta, Lembaga Studi dan Konsultasi Farmakologi (Leskonfi), hal.38-39. Riley, L.K., and Rupert, J., 2015. Evaluation of Patients with Leukocytosis. American Family Physician, 92(11), pp.1004–1011. Schneider, G., Voltz, R., and Gaertner, J., 2012. Breast Care Cancer Pain Management and Bone Metastases : An Update for the Clinician. Karger, 7, pp.113–120. Sugeng, M.W., Adriani, M., dan Wirjatmadi, B., 2013. Hubungan serum seng dengan jumlah CD4 pada lansia di Panti Jompo. Jurnal Gizi Indonesia, 2(1), hal.2–6. Surakasula, A., Nagarjunapu, G.C., and Raghavaiah, K.V., 2014. Journal of Research in Pharmacy Practice Original Article A comparative study of preand post ‑ menopausal breast cancer : Risk factors , presentation , characteristics and management. Journal of Research in Pharmacy Practice, 3(1), pp.12–18. Villafuerte-gutierrez, P., Villalon, L., Losa, J.E., and Camacho, C.H., 2014. 19

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Treatment of Febrile Neutropenia and Prophylaxis in Hematologic Malignancies : A Critical Review and Update. Hindawi Publishing Corporation: Advances in Hematology, 2014, pp.1–9. Wahyuningsih, R., Darmono., and Margawati, A., 2014. Pengaruh pemberian probiotik Lactobacillus helveticus Rosell-52 dan Lactobacillus rhamnosus Rosell-11 terhadap kadar limfosit lanjut usia. Jurnal Gizi Indonesia, 3(1), pp.13–19.

20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN

21

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 1. Ethical Clearence

22

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 2. Surat Ijin Melaksanakan Penelitian di RSUP Dr. Kariadi Semarang

23

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3. Definisi Operasional Penelitian 1.

Usia pasien perempuan pasca kemoterapi kanker payudara yang tercantum dalam data rekam medis dihitung berdasarkan ulang tahun terakhir pasien. 2. Diagnosis utama yang digunakan pada penelitian ini merupakan pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi. 3. Lama perawatan pada penelitian adalah durasi pasien dirawat di rumah sakit dalam satu siklus. 4. Tanda-tanda infeksi pasca kemoterapi adalah demam ditandai suhu tunggal secara oral 38,3 atau ≥38,0oC suhu oral selama lebih dari 1 jam serta neutropenia yaitu ANC <500 sel/mm3 atau <1000 sel/mm3 dan diprediksi menurun menjadi 500 sel/mm3 selama 48 jam selanjutnya (Baden et al., 2016; Freifeld et al., 2011). 5. Antibiotika yang dimaksudkan dalam penelitian adalah antibiotika yang diberikan sebagai profilaksis, terapi empiris atau terapi definitif berdasarkan kondisi dan hasil laboratorium pasien pasca kemoterapi. 6. Antibiotika profilaksis pada penelitian ini adalah antibiotika yang didapatkan oleh pasien sesaat atau pasca kemoterapi tanpa adanya tanda-tanda infeksi atau tanpa adanya uji laboratorium sebelumnya atau adanya jumlah ANC yang menurun dari normal. 7. Antibiotika empiris pada penelitian ini adalah antibiotika yang didapatkan oleh pasien pasca kemoterapi dengan adanya dua tanda infeksi berdasarkan pemeriksaan vital dan uji laboratorium. 8. Antibiotika definitif pada penelitian ini adalah antibiotika yang didapatkan oleh pasien pasca kemoterapi dengan adanya tegak diagnosis berupa uji kultur bakteri/ fungi/ virus. 9. Evaluasi penggunaan antibiotika pada penelitian ini meliputi kriteria tepat indikasi, tepat penilaian kondisi pasien, tepat pemilihan obat, tepat dosis, tepat interval pemberian obat dan tepat lama waktu pemberian. 10. Penggunaan antibiotika yang rasional jika memenuhi 6 kriteria tepat indikasi, tepat penilaian kondisi pasien, tepat pemilihan obat, tepat dosis, tepat interval pemberian obat dan tepat lama waktu pemberian.

24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 4. Contoh Lembar Pengambilan Data Rekam Medis A. Data Pasien No. Data Nama Inisal No. Rekam Medis Usia Tinggi Badan/ BB Jenis Kelamin Tgl Masuk RS – Tgl Keluar RS

Riwayat Penyakit Riwayat Alergi Tindakan

B. Subjektif Keluhan yang dirasakan

3 SS C592734 46 Tahun 6 150 cm/ 45 kg P 10/07/2016 – 01/09/2016 14/09/2016 – 23/09/2016 28/09/2016 – 29/09/2016 Biopsi (13/7) Kemoterapi (21/8)

Bulan

Pada tahun 2014 : benjolan sebesar bakso semakin lama semakin membesar di payudara, tidal terasa nyeri, bila digoyangkan terasa kenyal di payudara kiri. Pada 6 bulan yang lalu : benjolan terasa nyeri, mulai timbul luka dan benjolan tidak dapat digerakkan.

C. Objektif Pemeriksaan Tanda Vital Tanggal 10/07/2016 Suhu : 36oC TD : 110/70 mmHg Nadi : 82 x/menit RR : 18 x/menit Diagnosis Diagnosis utama Plural effusion, malignant neoplasm of breast (lobular carcinoma mamae) suspek metastasis Diagnosis sekunder Trombositopenia, anemia

25

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pemeriksaan Laboratorium Parameter

Nilai Nomal

10/7 12,7 38,7 4,12 30,8 94,0 32,7 21,3

26/7 9 27,4 3,1 28,8 87,8 32,8 14,1

28/7 10,9 33,1 3,8 28,6 86,9 32,9 10,9

Nilai 08/8 8,6 26,0 2,87 29,9 90,4 33,1 0,609 111 72 14,5 9,26

10/8 11,7 35,4 4,3 27,5 83,1 33,1 6,4

14/8 11,4 35,1 4,1 27,6 85,0 32,5 22,0

16/8 11,9 37,0 4,15 28,6 89,3 32,1 30,8

12,00 – 15,00 g/dL Hb 35 – 47 % Hematokrit 4,4 – 5,9 x 106/uL Eritrosit 27,00 – 32,00 pg MCH 76 – 96 fL MCV 29,00 – 36,00 g/dL MCHC 3,6 – 11 x 103/uL Leukosit ANC 150 – 400 x 103/uL Trombosit 514 625,0 710,0 203,0 317,0 326 11,60 – 14,80 % RDW 13,6 14,7 14,5 14,9 15,9 15 4,00 – 11,00 MPV 6,82 9,0 8,5 10,1 10,0 8,25 Pada 13/7/2016 dilakukan uji kultur : Steptococcus viridans Antibiotika susceptibility : Amoxicillin, cefepime, ciprofloxacin, eritromycin, levofloxacin, sulbactam cefperazon, tetrasiklin, tigecycline, vancomycin, oxacillin, ampicillin/sulbactam

26

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. Penatalaksanaan Terapi

Nama Obat MST 10 mg/12 jam As. Mefenamat 500 mg/8 jam Ketorolac 30 mg/8 jam Ceftriaxone 2 g/24 jam PCT 500 mg Ciprofloxacin 400 g/12 jam Difenhidramin 20 mg (premed) Dexametason 10 mg (premed) Ondasentron 8 mg (premed) Omeprazole 1 amp. (premed) Doxorubicin 70 mg Cyclosphosfamid 685 mg 5 FU 685 mg Levofloxacin 500 mg/24 jam N asetil 500 mg/8 jam

10/7 13/7 V V

14/7 16/7

17/718/7

19/7 20/7

21/7

V

V

V

V

V V

V V V

V V

Waktu Pemberian 22/7 26/7 - 30/7 31/7 29/7 - 5/8 25/7 V V V V V V V V

6/8 – 11/8

14/8 – 20/8

21/8

22/8 26/8

27/ 81/9

V V

V

V

V

V

V V V

27

V

V

V V

V V

V

V

V

V

V

V

V V V V

V V V V

V

V

V

V

V

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 5. Golongan dan jenis obat kemoterapi pada pasien kanker payudara Golongan Obat Antibiotika Sitostatik Bleomycin Antrasiklin Doxorubisin Epirubisin Taxane Docetaxel Fluoropirimidin Capecitabine Antibodi monoclonal Trastuzumab Inhibitor aromase Letrozol Alkaloid vinka Vinorelbin tatrat Zat Pengalkilasi Siklosfosfamid Antimetabolit 5-Fluorourasil Gemcitabin

Jumlah (n=27) 3 7 1 1 2 1 1 1 6 2 2

28

Persentase (%) 11,1 11,1 29,6 25,9 3,7 3,7 3,7 7,4 7,4 3,7 3,7 3,7 3,7 3,7 3,7 22,2 22,2 14,8 7,4 7,4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 6. Golongan dan Jenis Obat-Obat Lain pada Pasien Kemoterapi Golongan Obat Analgesik Analgesik Narkotik

Analgesik Non Narkotik

Zat Aktif

Jumlah (n=142)

Morfin Sulfat Fentanil Kodein Parasetamol Asam Mefenamat Ketorolac Tramadol Dexketoprofen

8 2 3 9 4 8 3 1

Klorfeniramin maleat

1

Antialergi

Antihistamin Obat yang Mempengaruhi Darah Antianemia Hematopoetik Asam traneksamat Obat Sistem Saraf Pusat Antiemetik Psikofarmaka Obat Saluran Cerna Antitukak Laksatif

Obat untuk diare Obat Saluran Nafas Antitusif Obat Hormonal Kortikosteroid

Difenhidramin

14

Asam folat Filgastrim Hemostatik

1 2 3

Ondansetron Metokloperamid Alprazolam

13 4 2

Ranitidin Omeprazole Bisakodil Laktulosa Disodium fosfat, sodium bifosfat Atapulgite

11 3 3 2 2

Asetilsistein

4

Dexametason Prednison Metilprednisolon

14 1 1

Furosemid

1

Asam zoledronat

4

1

Diuretik Obat Mempengaruhi Tulang Obat Kardiovaskular

29

Presentase (%) 26,6 5,6 1,4 2,1 6,3 2,8 5,6 2,1 0,7 0,7 0,7 9,9 9,9 4,2 0,7 1,4 2,1 13,4 9,2 2,8 1,4 15,4 7,7 2,1 2,1 1,4 1,4 0,7 2,8 2,8 11,3 9,9 0,7 0,7 0,7 0,7 2,8 2,8 3,5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Antihipertensi Antimikroba Antifungi Larutan elektrolit Elektrolit oral Vitamin dan Mineral Vitamin

Mineral

Amlodipin Valsartan

3 2

Nistatin

1

Natrium bikarbonat

1

2,1 1,4 0,7 0,7 0,7 0,7

2 2 1 1 3 1

7,0 1,4 1,4 0,7 0,7 2,1 0,7

Vitamin B Vitamin C Vitamin D Vitamin K Kalium klorida Zink

30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 7. Golongan, Jenis dan Dosis Antibiotika yang Digunakan pada DIH 24th ed, PIONAS dan Formularium Nasional No

1.

1. 2. 1.

1.

2. 1.

Antibiotika

Rute Dosis Pemberian Golongan Sefalosporin Generasi I Sefadroksil PO 1-2 g perhari dosis tunggal setiap 24 jam atau dibagi setiap 12 jam (maksimal 30 kapsul/ kasus) Golongan Sefalosporin Generasi III Sefepim IM, IV 1 g setiap 12 jam selama 7 hari/ sampai ANC >500/uL Seftriakson IM, IV 1-2 g setiap 12-24 jam Golongan Sefalosporin Generasi IV Sefiksim PO 100, 250 mg per hari setiap 12-24 jam Fluorokuinolon Siprofloksasin PO, IV PO : 500-750 mg, dua kali sehari selama 7-14 hari IV : Ringan sampai sedang  400 mg setiap 12 jam selama 7-14 hari Berat  400 mg setiap 8 jam Levofloksasin PO, IV 250 mg-750 mg sekali sehari Makrolida Klindamisin PO, IM, IV PO : 150-450 mg setiap 6 jam selama 5 hari (maksimal 4 kapsul/hari) IV, IM : 600 mg-2,7 g perhari dibagi menjadi 2-4 dosis, dapat ditingkatkan sampai 4,8 g per hari

Lama pemberian antibiotika empiris selama 48-72 jam, kemudian dilakukan evaluasi berdasarkan hasil mikrobiologis, kondisi pasien, serta data penunjang lain (Kemenkes, 2011b).

31

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 8. Check List Kerasionalan Penggunaan Antibiotika No. Subyek

Pasien

1

T

2

T

3

SS

4

S

5

S

6

R

Antibiotika

Tepat Indikasi

Tepat Pemilihan Obat

Tepat Dosis



Tepat Penilaian Kondisi Pasien √



Tepat Interval Waktu Pemberian √

Tepat Lama Waktu Pemberian √

Siprofloksasin 500 mg/ 12 jam Sefepim 1 g/ 8 jam Seftriakson 1 g/ 12 jam Seftriakson 2 g/24 jam Siprofloksasin 400 mg/ 12 jam Levofloksasin 500 mg/ 24 jam Sefiksim 100 mg/12 jam Levofloksasin 750 mg/24 jam Seftriakson 1g/24 jam Levofloksasin 500 mg/24 jam Seftriakson 1g/12 jam









Rasional

x

x





Irasional



x





x

Irasional













Irasional











-

Rasional











-

Rasional

32

Kesimpulan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

DS

8

DS

9

P

10

S

11

R

12

R

13

Z

14

AR

15

NJ

16

SN

Sefiksim 100 mg/12 jam Seftriakson 1 g/12 jam Sefadroksil 500 mg/12 jam Seftriakson 2g/24 jam Clindamycin 300 mg/12 jam Levofloksasin 750 mg/24 jam Sefiksim 200 mg/12 jam Seftriakson 1 g/12 jam Sefiksim 200 mg/12 jam Seftriakson 1 g/12 jam Sefttiakson 2 g/24 jam Seftriakson 1g/ 24 jam Seftriakson 1 g/ 12 jam Seftriakson 2 g/24 jam











x

Irasional











-

Rasional







x



x

Irasional













Rasional











-

Rasional











-

Rasional











-

Rasional













Rasional











x

Irasional













Rasional

33

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BIOGRAFI PENULIS Penulis

skripsi

berjudul

“Evaluasi

Penggunaan

Antibiotika pada Pasien Kemoterapi Kanker Payudara Usia 45–75 Tahun di RSUP Dr. Kariadi Semarang” bernama lengkap Etheldreda Pramudita Prawira. Penulis merupakan anak pertama dari pasangan FX Sardi dan Isye Nefiastuti yang lahir di Tangerang pada tanggal 29 Maret 1996. Pendidikan formal yang telah ditempuh oleh penulis dimulai di TK Strada MGR Sugiyopranoto SJ Tangerang (2000-2002), SD Strada MGR Sugiyopranoto SJ Tangerang (2002-2008), SMP Strada Bhakti Mulia Tangerang (2008-2011), dan SMA Tarakanita 2 Jakarta Utara (2011-2014). Penulis kemudian melanjutkan pendidikan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tahun 2014-2018. Selama menjalani dunia perkuliahan, penulis cukup aktif dalam kegiatan akademik yaitu juara I lomba USD Speak Up (2016), juara umum Olimpiade Farmasi Indonesia UMY (2017), peserta Patient Counseling Competition kategori beginner ITB (2017), semifinalis lomba esai ASPIRIN UMS (2017), peserta lomba esai Pharfest UI (2017), dan peserta lomba OSCE UAD (2017). Selain itu, penulis mengikuti beberapa organisasi kemahasiswaan yaitu Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas (DPMF) Farmasi sebagai anggota Komisi Quality Control periode 2015/2016 dan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas (BEMU) Sanata Dharma sebagai staf Kementrian Informasi periode 2016/2017. Penulis juga aktif di beberapa kepanitiaan antara lain anggota divisi Humas Desa Mitra II (2015), koordinator divisi Humas Pharmacy 3 ON 3 and Dance Competition (2016), anggota divisi PDD (Publikasi, Dekorasi dan Dokumentasi) TITRASI (2016) dan menjadi salah satu anggota aktif (penulis) dalam Media Farmasi USD (2014 dan 2015). Selain organisasi dan kepanitian, penulis pernah menjadi asisten beberapa praktikum yaitu praktikum Botani Farmasi (2015), praktikum Kimia Analisis (2016), praktikum Botani Farmasi (2017) dan praktikum Kimia Dasar (2017).

34