FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES LAKTASI IBU DENGAN BAYI USIA 0-6 BULAN DI DESA CIBEUSI KECAMATAN JATINANGOR Sri Handini Pertiwi1Tetti Solehati1Restuning Widiasih1 1 Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran ABSTRAK Kesalahan dalam tatalaksana laktasi merupakan salah satu alasan mengapa ibu berhenti menyusui sebelum bayi berusia 6 bulan sehingga berdampak pada penurunan angka cakupan ASI eksklusif di Indonesia. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi proses laktasi ibu dengan bayi usia 0-6 bulan. Penelitian ini merupakan penelitian dekriptif kuantitatif dengan jumlah sampel sebanyak 49 orang, dilakukan di Desa Cibeusi Kecamatan Jatinangor pada tanggal 1-11 Juni 2012. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner dan lembar observasi dengan teknik analisa data menggunakan rumus frekuensi dan persentase serta skor rata-rata. Hasil penelitian menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi proses laktasi yaitu 47% ibu menunjukkan kondisi payudara dan perawatannya kurang baik, 55% ibu menunjukkan teknik menyusui yang kurang baik, 55% ibu menunjukkan posisi menyusui yang baik, 57% ibu menunjukkan frekuensi dan durasi pemberian ASI yang baik serta 61% ibu berada pada status nutrisi yang baik saat menyusui. Terlihat bahwa sebagian besar ibu belum melakukan keseluruhan hal yang mendukung proses laktasi dengan baik. Sehingga peran pelayanan kesehatan sangatlah penting untuk memberikan penyuluhan berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi proses laktasi. Kata kunci : Bayi, Ibu, Laktasi ABSTRACT Wrong conducts in the management of lactation was one of the reasons why mothers should stop giving breastfeeding before the baby reached at least 6 months. The study should impacted on the coverage rate of exclusive breastfeeding in Indonesia. The purpose of this study was to identify factors that influence the process of lactation mother with baby aged 0-6 months. This study was a quantitative-descriptive study with 49 people as samples, in Cibeusi Jatinangor on 1-11 June 2012. Instruments used in the form of questionnaires and observation sheets with data analysis technique using the formulas as well as frequency, percentage and mean score. Results showed measured from the indicators that have been made, 47% of women showed poor breast conditions and treatment, 55% of mothers showed poor breastfeeding technique, 55% of mothers showed a good feeding position, 57% of mothers showed good breastfeeding frequency and duration, and 61% of mothers ware in a good nutritional status while nursing. It appears that most mothers do not do the whole thing to support the process of lactation properly. Therefore, the role of health care services are very important to provide counseling related to factors that influence the process of lactation. Key words: Baby, Lactation, Mother
Sri Handini Pertiwi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung-Sumedang Km.21 Jatinangor-Sumedang)
Email:
[email protected]
1
PENDAHULUAN Peningkatan program ASI eksklusif merupakan salah satu bentuk usaha pemerintah dalam hal pencapaian Millenium Development Goals (MDGs) pada tahun 2014 mengenai prevalensi gizi kurang dan gizi buruk. Fakta di Indonesia menunjukkan bahwa cakupan ASI eksklusif sebagai salah satu bentuk peningkatan gizi bayi cenderung menurun pada 3 tahun terakhir ini (Depkes, 2011). ASI merupakan makanan yang utama dan paling sempurna bagi bayi. Dimana ASI mengandung hampir semua zat gizi dengan komposisi sesuai dengan kubutuhan bayi untuk tumbuh dan berkembang secara optimal (Perinasia, 2004). Badan kesehatan dunia (WHO) merekomendasikan bahwa pemberian ASI harus dilakukan secara eksklusif, yakni pemberian ASI selama 6 bulan pertama kehidupan bayi tanpa disertai makanan tambahan apapun (Roesli, 2011). Secara nasional cakupan pemberian ASI eksklusif di Indonesia berfluktuasi dan cenderung menurun 3 tahun terakhir (Depkes, 2011). Di Jawa Barat sendiri jumlah bayi yang mendapatkan ASI eksklusif terus menurun hanya sekitar 24% saja (Siswandi, 2010). Proses pemberian ASI dilakukan melalui kegiatan laktasi. Proses laktasi merupakan proses produksi dan sekresi ASI (Johnson & Wendy, 2005). Secara fisiologis, laktasi bergantung pada 4 proses, yaitu proses pengembangan jaringan penghasil ASI dalam payudara, proses yang memicu produksi ASI setelah melahirkan, proses untuk mempertahankan produksi ASI dan proses sekresi ASI. Proses-proses ini berlangsung dari masa kehamilan hingga melahirkan dan akhirnya menyusui (Farrer, 2001).
Sri Handini Pertiwi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung-Sumedang Km.21 Jatinangor-Sumedang)
Email:
[email protected]
2
Melihat proses fisiologi dari laktasi itu sendiri yakni produksi dan sekresi ASI, maka faktor-faktor yang berpengaruh pada proses laktasi antara lain posisi dan fiksasi bayi yang benar pada payudara serta frekuensi dan durasi menyusui (Johnson & Wendy, 2005). Selain itu, nutrisi, keadaan kesehatan ibu baik fisik maupun psikis serta keadaan payudara juga mempengaruhi proses laktasi. Karena, proses laktasi merupakan hasil interaksi kompleks antara status nutrisi, keadaan kesehatan serta keadaan payudara ibu yang nantinya akan berpengaruh pada produksi dan pengeluaran ASI (Carpenito, 2009). Banyak faktor yang menyebabkan pemberian ASI khususnya ASI eksklusif tidak terlaksana dengan baik. Salah satunya adalah kesalahan pada tata laksana laktasi, yang menyebabkan penurunan produksi ASI (sindrom ASI kurang).
Sebagian besar ibu yang tidak menyusui bayinya, bukan karena
gangguan fisik melainkan lebih banyak karena kesalahan tata laksana laktasi. Infant Feeding Survey pada tahun 200 menyebutkan bahwa sebesar 35% ibu menyusui melaporkan mengalami masalah menyusui antara lain puting susu yang luka dan masalah penempelan mulut bayi ke payudara. Sementara itu, sebagian besar ibu yang berhenti menyusui di minggu kedua setelah melahirkan bukan karena faktor fisik dan psikologi ibu melainkan karena masalah-masalah seperti adanya nyeri payudara saat menyusui, bayi sulit menghisap karena kesalahan posisi, serta penjadwalan pemberian ASI karena menganggap bahwa menyusui merupakan kegiatan yang menghabiskan waktu (Carlson, 2008). Kesalahan-kesalahan
tersebut
merupakan
beberapa
faktor
yang
mempengaruhi proses laktasi yang dijalani ibu dimana pada akhirnya membuat
Sri Handini Pertiwi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung-Sumedang Km.21 Jatinangor-Sumedang)
Email:
[email protected]
3
penurunan produksi ASI yang membuat ibu terpaksa menghentikan pemberian ASInya. Hasil studi pendahuluan di Desa Cibeusi Kecamatan Jatinangor, didapatkan data bahwa jumlah bayi usia 0-6 bulan sebanyak 51 bayi dan hanya 32 orang yang memberikan ASI eksklusif. Hasil wawancara didapatkan data bahwa 3 orang ibu masih menyusui bayinya, 1 orang ibu sudah berhenti menyusui karena merasa nyeri saat menyusui, dimana ibu mengalami luka pada puting. Satu orang ibu mengalami masalah pada payudaranya sehingga hanya menggunakan 1 payudaranya saat menyusui. Dua orang ibu mengatakan bayinya sulit untuk menyusui karena kelainan pada anatomi puting. Satu orang ibu menjadwal pemberian ASI dikarenakan kesibukan ibu bekerja. Dua dari 4 ibu pernah mendapatkan informasi mengenai perawatan payudara tapi hanya 1 orang yang melakukan perawatan payudara. Sementara itu, untuk pola makan dan minum ibu semuanya mengalami peningkatan. Dua dari 4 orang ibu jarang mengkonsumsi sayur dan buah, 1 dari 4 orang ibu takut untuk minum banyak karena takut ASInya terbuang. Berdasarkan hasil observasi peneliti di lapangan, 2 bayi saat menyusui mengeluarkan suara seperti berdecak dan tidak jarang air susu keluar dari mulut bayi. Dua ibu menggunakan 1 payudaranya setiap kali menyusui. Pada akhir menyusui hanya 1 orang ibu yang menyendawakan bayinya. Seluruh ibu tidak mengoleskan ASI ke puting baik sebelum maupun sesudah menyusui serta seluruh ibu mengatakan bahwa tidak pernah diberikan penyuluhan atau informasi mengenai tatacara menyusui yang baik dan benar.
Sri Handini Pertiwi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung-Sumedang Km.21 Jatinangor-Sumedang)
Email:
[email protected]
4
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti ingin meneliti tentang gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi proses laktasi ibu dengan bayi usia 0-6 bulan di Desa Cibeusi Kecamatan Jatinangor. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi gambaran faktorfaktor yang mempengaruhi proses laktasi ibu dengan bayi usia 0-6 bulan di Desa Cibeusi Kecamatan Jatinangor . METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif untuk dapat melihat gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi proses laktasi ibu dengan bayi usia 0-6 bulan di Desa Cibeusi Kecamatan Jatinangor. Variabel dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi proses laktasi ibu dengan dengan bayi usia 0-6 bulan, dengan sub variabel antara lain kondisi payudara dan perawatannya, teknik menyusui, posisi menyusui, frekuensi dan durasi menyusui, serta status nutrisi ibu selama menyusui. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan di Desa Cibeusi Kecamatan Jatinangor berjumlah 49 orang (data bulan Juni 2012). Sementara itu, sampel yang digunakan adalah total sampling dimana seluruh populasi digunakan sebagai sampel penelitian. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah angket/kuesioner dan lembar observasi. Kuesioner yang digunakan merupakan kuesioner berskala likert dengan pilihan jawaban selalu, sering, kadang-kadang dan tidak pernah.
Sri Handini Pertiwi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung-Sumedang Km.21 Jatinangor-Sumedang)
Email:
[email protected]
5
Sementara itu, lembar observasi yang digunakan merupakan lembar check list berskala guttman dengan pilihan jawaban dilakukan dan tidak dilakukan. Proses pengumpulan data dilakukan pada tanggal 1-11 Juni 2012 di Desa Cibeusi 2012 dengan menyebarkan kuesioner dan melakukan observasi menganai kondisi payudara, tata cara menyusui, posisi menyusui serta pemijatan payudara. Observasi dilakukan sebanyak 1-2x pada masing-masing ibu. Teknik analisa data yang digunakan adalah dikategorikan menjadi 2 kategori yakni baik dan kurang menggunakan skor rata-rata (mean) dengan ketentuan
baik
jika
skor
>
mean,
dan
kurang
jika
skor
<
mean
HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Laktasi Ibu Dengan Bayi Usia 0-6 Bulan di Desa Cibeusi Kecamatan Jatinangor Tahun 2012 Faktor-faktor yang mempengaruhi Kondisi Payudara dan Perawatannya Teknik Menyusui Posisi Menyusui Frekuensi dan Durasi Menyusui Status Nutrisi Ibu
BAIK Frekuensi Persentase (f) (%) 23 46,93
KURANG Frekuensi Persentase (f) (%) 26 53,07
22 27 28
44,89 55,11 57,14
27 22 21
55,11 44,89 42,86
30
61,22
19
38,78
Dari Tabel 1, dapat dilihat bahwa sebagian besar responden yaitu 26 orang (53,07%) dan 27 orang (55,11%) menunjukkan kondisi payudara dan perawatannya serta teknik menyusui yang kurang baik. Sementara itu, sebagian besar responden yaitu sebanyak 27 orang (55, 11%), 28 orang (57,14%) dan 30 orang (61,22%) menunjukkan posisi, frekuensi dan durasi menyusui serta status Sri Handini Pertiwi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung-Sumedang Km.21 Jatinangor-Sumedang)
Email:
[email protected]
6
nutrisi selama menyusui pada rentang kategori baik. 30 orang (61%) secara umum menunjukkan status nutrisi yang baik selama menyusui.
Keadaan Payudara dan Perawatannya Pada Ibu dengan Bayi Usia 0-6 Bulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu memiliki kondisi payudara dan perawatannya yang kurang baik. Payudara ibu selama menyusui harus dalam kondisi yang baik karena payudara yang baik akan berpengaruh pada porses laktasi. Hal ini sejalan dengan penelitian Sholichah (2011) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara perawatan payudara pada ibu postpartum dengan kelancaran pengeluaran ASI, dimana ibu yang memiliki kondisi payudara dan perawatannya baik, pengeluaran ASInya pun baik. Hal ini dikarenakan bahwa salah satu proses yang mempengaruhi proses laktasi adalah proses pengembangan jaringan penghasil (Farrer, 2001). Sehingga jika kondisi payudara ibu selama menyusui dalam kondisi tidak baik, dalam hal kebersihan, kondisi fisik maupun perawatannya maka sedikit banyak dapat mengganggu proses laktasi. Oleh karena itu, petugas kesehatan sebagai health educator memegang peranan penting dalam memberikan pengetahuan dan penerangan yang benar serta menyeluruh kepada para ibu menyusui akan pentingnya perawatan payudara selama menyusui serta mengajarkannya. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan pendidikan kesehatan mengenai perawatan payudara yang dapat dimodifikasi dengan berbagai metode seperti diskusi, membentuk kelompokkelompok kecil agar dapat berbagi pengalaman, informasi dan saran dalam hal
Sri Handini Pertiwi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung-Sumedang Km.21 Jatinangor-Sumedang)
Email:
[email protected]
7
perawatan payudara selama menyusui, karena pendidikan kesehatan dapat berpengaruh terhadap pengetahuan ibu
Teknik Menyusui Pada Ibu dengan Bayi Usia 0-6 Bulan Berdasarkan hasil penelitian, terlihat bahwa sebagian besar ibu memiliki teknik menyusui yang kurang baik. Dimana tidak menyusui dengan kedua payudara. Artinya bahwa para ibu hanya menyusui pada 1 payudaranya saja. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya pembengkakan pada salah satu payudara karena waktu pengosongannya berbeda akibat tidak digunakan secara bersamaan. Menurut Setyowati (2008) bahwa pemberian ASI pada satu payudara saja dapat membuat payudara yang lain penuh dengan ASI sehingga terjadi pembengkakan yang lama kelamaan akan menyebabkan mastitis. Anggaraini & Sutomo (2010) menyatakan bahwa saat menyusui dengan kedua payudara akan membuat keduanya terstimulasi dengan baik untuk selalu memproduksi ASI dan menghindari pembengkakan pada salah satu payudara. Menurut Henderson (2006) bahwa sebagian besar ibu yang tidak menyusui bayinya, bukan karena gangguan fisik melainkan lebih banyak karena kesalahan tata laksana laktasi yang salah satunya adalah teknik menyusui. Ibu-ibu terlihat dapat menyusukan bayinya tetapi seringkali mereka tidak mengetahui sebenarnya teknik dalam menyusui seperti apa. Penelitian Nurhidayah (2012) menyatakan bahwa pengetahuan merupakan variabel yang memiliki hubungan besar dengan teknik menyusui pada ibu postpartum sehingga para ibu yang memiliki
Sri Handini Pertiwi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung-Sumedang Km.21 Jatinangor-Sumedang)
Email:
[email protected]
8
pengetahuan yang rendah mengenai teknik menyusui, menunjukkan teknik menyusui yang kurang baik. Teknik menyusui yang baik dan benar akan membantu melancarkan proses menyusui itu sendiri dan pemberian ASI yang didukung dengan teknik yang baik dan benar, manfaatnya akan dirasakan lebih maksimal. Oleh karena itu, perawat yang memiliki peran penting sebagai health educator sebaiknya memberikan pengetahuan dan penerangan yang benar serta menyeluruh kepada para ibu menyusui tentang teknik menyusui yang baik dan benar. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan penyuluhan atau pelatihan tentang teknik menyusui kepada para ibu guna meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu dalam hal teknik menyusui yang baik dan benar.
Posisi Menyusui pada Ibu dengan Bayi usia 0-6 Bulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu sudah memposisikan bayinya secara benar saat menyusui, yakni ibu memposisikan kepala, badan dan kaki bayi berada pada satu garis lurus, serta memposisikan mulut bayi terbuka lebar sehingga seluruh aerola masuk ke mulut bayi. Menurut Wendy & Johnson (2005) posisi dan fiksasi bayi yang benar saat menyusui akan membuat ASI mengalir banyak tanpa harus banyak ASI yang keluar dan terbuang percuma, dimana bayi akan menelan ASI dengan mudah dalam jumlah yang cukup, dan pada akhirnya akan meningkatkan produksi ASI sesuai kebutuhan bayi. Selain itu, perlekatan yang benar juga menghindari luka pada puting, karena pada perlekatan yang benar, puting tidak akan bergesekan
Sri Handini Pertiwi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung-Sumedang Km.21 Jatinangor-Sumedang)
Email:
[email protected]
9
dengan langit-langit bayi yang keras, melainkan jatuh di tengah rongga tenggorokan bayi, sehingga tidak akan tergesek dan tidak akan luka. Oleh karena itu perlekatan menyusui dapat dikatakn adalah jantungnya proses laktasi.
Frekuensi dan Durasi Menyusui Pada Ibu dengan Bayi usia 0-6 Bulan Sebagian besar ibu menunjukkan frekuensi dan durasi yang baik selama menyusui. Pada dasarnya setiap bayi mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda dan bervariasi dari waktu ke waktu. Menurut (Suririnah, 2009) bahwa pemberian ASI sebaiknya dilakukan sesuai dengan keinginan bayi atau on-demand. Menurut Bobak (2005) frekuensi, intensitas, dan lama bayi menghisap akan mempengaruhi jumlah ASI yang diproduksi. Hal ini dikarenakan stimulus isapan bayi akan mengirimkan pesan ke hipotalamus yang merangsang hipofisis anterior untuk melepas prolaktin dan akan terjadi peningkatan produksi ASI oleh sel-sel alveolar. Dengan kata lain, bahwa semakin sering menyusui maka produksi ASI kan semakin meningkat, sehingga kebutuhan bayi akan selalu terpenuhi dan laktasi pun berjalan dengan lancar
Status Nutrisi Selama Menyusui Pada Ibu dengan Bayi usia 0-6 Bulan Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar ibu memiliki status nutrisi yang baik selama menyusui. Sebagian besar ibu makan lebih banyak dibandingkan saat sebelum mereka menyusui. Ibu mengalami peningkatan nafsu makan dikarenakan sebagian besar ibu sering lapar. Selain itu, normalnya
Sri Handini Pertiwi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung-Sumedang Km.21 Jatinangor-Sumedang)
Email:
[email protected]
10
peningkatan rasa haus pun terjadi sama halnya dengan rasa lapar, yang menyebabkan ibu sering minum. Nutrisi ibu selama menyusui merupakan hal penting yang harus diperhatikan selama masa menyusui. Nutrisi akan berpengaruh pada produksi dan kualitas ASI yang akan ibu hasilkan. Menurut Carpenito (2009) nutrisi merupakan hal yang penting bagi ibu menyusui karena akan berpengaruh pada produksi dan pengeluaran ASI. Selama menyusui, pada umumnya setiap ibu akan merasakan rasa lapar yang meningkat jika dibandingkan dengan saat dimana ibu tidak sedang menyusui. Hal ini terjadi karena selama menyusui, ibu memproduksi ASI yang akan digunakan sebagai nutrisi bagi bayi, itu artinya bahwa nutrisi yang ibu makan akan digunakan bukan hanya untuk ibu, tapi juga untuk bayi. Sehingga kebutuhannya pun akan meningkat. Menurut Wiryo (2002) ibu menyusui memerlukan kalori yang lebih banyak dibandingkan yang tidak hamil bahkan lebih banyak dari kebutuhan saat hamil. Selama menyusui ibu memproduksi sekitar 800cc air susu yang mengandung 600 kkal. Karena ibu menyusui membutuhkan tambahan 800 kkal yaitu 600 kkal untuk produksi ASI dan 200 kkal untuk aktivitas ibu selama menyusui. Oleh karena itu, untuk mencukupi kebutuhan kalori ibu menyusui, biasanya ibu makan lebih banyak dari biasanya. Hal ini sejalan dengan penelitian Kusmiyati (2002) yang menyatakan bahwa peningkatan frekuensi makan berhubungan dengan tingkat kecukupan energi dan status gizi pada ibu menyusui.
Sri Handini Pertiwi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung-Sumedang Km.21 Jatinangor-Sumedang)
Email:
[email protected]
11
SIMPULAN Setelah dilakukan pembahasan terhadap hasil penelitian sebagaimana yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka dapat dibuat kesimpulan bahwa sebagian besar ibu menyusui dengan bayi usia 0-6 bulan memiliki kondisi payudara dan perawatannya serta teknik menyusui kurang baik. Sebagian besar ibu telah menunjukkan posisi, frekuensi, durasi serta status nutrisi selama menyusui yang baik
SARAN Peneliti mencoba memberikan saran-saran sebagai berikut : 1.
Bagi institusi pelayanan, agar memberikan pendidikan kesehatan kepada para ibu setelah melahirkan dalam hal melaksanakan perawatan payudara selama menyusui serta tatacara menyusui yang baik dan benar guna keberhasilan proses laktasi.
2.
Untuk peneliti selanjutnya, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh pendidikan kesehatan tentang perawatan dan pemijatan payudara serta teknik menyusui terhadap pelaksanaan perawatan dan pemijatan payudara serta teknik menyusui di rumah.
UCAPAN TERIMA KASIH Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunannya artikel ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dorongan, maupun saran dari berbagai pihak.
Sri Handini Pertiwi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung-Sumedang Km.21 Jatinangor-Sumedang)
Email:
[email protected]
12
Untuk itu,
izinkanlah penulis dengan segala kerendahan hati menyampaikan
terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada : 1.
Kepala Desa Cibeusi Kecamatan Jatinangor yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di Desa Cibeusi Kecamatan Jatinangor.
2.
Ibu-ibu kader Desa Cibeusi Kecamatan Jatinangor yang membantu penulis melakukan penelitian.
3.
Para kolektor data yang telah membantu penulis dalam pengumpulan data dilapangan.
DAFTAR PUSTAKA Anggraini, D.Y & Sutomo, B. 2010. Makanan Sehat Pendamping ASI. Jakarta: Demedia Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC Bobak, I.M., Lowdermilk, D.L & Jensen, M.D. 2005. Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC Carlson, C. 2008. Ilmu Kesehatan Masyarakat untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta: EGC. Carpenito, L.J. 2009. Diagnosis Keperawatan Aplikasi dan Praktik Klinis. Jakarta: EGC. Depkes RI. 2011. Available at http://www.gizikia.depkes.go.id/archives/658 (diakses tanggal 16 Maret 2012) Farrer, H. 2001. Perawatan Maternitas. Jakarta: EGC Henderson, C. 2006. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC Johnson, R & Taylor, W. 2005. Buku Ajar Praktik Kebidanan. Jakarta: EGC Kusmiyati. 2002. Hubungan Pola Konsumsi Makanan dan Tingkat kecukupan Gizi Dengan Status Gizi ibu Menyusui Pada Keluarga Miskin Di Daerah Pertanian kelurahan Sonorejo Kecamatan Sukorejo Kabupaten Sukorejo. Thesis Fakultas Kesehatan MasyarakatnUniversitas Diponegoro. Available at http://eprints.undip.ac.id/13178/ (diakses tanggal 1 Juli 2012) Nurhidayah, D.S. 2012. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Primipara Tentang Menyusui dengan Teknik menyusui di Ruang Rawat Inap Postnatal RSUP Fatmawati. Skripsi Prodi Keperawatan Fakultas ilmu Kesehatan Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta. Available at www.library.upnvj.ac.id/pdf/1010712036/pdf (diakses tanggal 5 Juli 2012) Perinasia. 2004 Manajemen Laktasi: Menuju Persalinan Aman dan Bayi Baru Lahir Sehat cetakan ke dua. Jakarta. Perinasia Sri Handini Pertiwi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung-Sumedang Km.21 Jatinangor-Sumedang)
Email:
[email protected]
13
Roesli, U. 2000. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus Agrudaya . 2011. ASI Eksklusif. Surabaya: Niaga Swadaya Scholichah, N. 2011. Hubungan perawatan payudara pada ibu postpartum dengan kelancaran pengeluaran ASI di Desa Karangduren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.2:9-16 Setyowati, H. 2008. Bayi Cerdas, Kenapa Tidak?. Jakarta: Libri Siswandi, A. 2010. Tahun Depan Iklan Susu Formula Dilarang. Available at http://www.tempo.com/read/news/2010/10/22/173286548/Tahun-DepanIklan-Susu-Formula-Dilarang (diakses tanggal 16 Maret 2012) Sumyati, S. 2010. Hubungan Karakteristik Ibu Bekerja Dengan Pola Menyusui (Studi di Tempat Pengasuhan Anak “Balita Centre” Rumah Sakit Islam Sultasn Agung Semarang. Thesis Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro. Available at http://eprints.undip.ac.id/15311/ (diakses tanggal 1 Juli 2012) Suririnah. 2009. Buku Pintar Merawat Bayi 0-12 Bulan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Sutomo, B. 2010. Menu Sehat Untuk Ibu Menyusui. Jakarta: Demedia. Wiryo, H. 2002. Peningkatan Gizi Bayi, Anak, Ibu Hamil, dan Menyusui dengan Bahan makanan Lokal. Jakarta: Agung Seto
Sri Handini Pertiwi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung-Sumedang Km.21 Jatinangor-Sumedang)
Email:
[email protected]
14
Filename: Directory: Template:
artikel ilmiah.docx C:\Users\Ratna\Documents
C:\Users\Ratna\AppData\Roaming\Microsoft\Template s\Normal.dotm Title: Subject: Author: HP mini Keywords: Comments: Creation Date: 27/07/2012 23:04:00 Change Number: 21 Last Saved On: 03/08/2012 14:18:00 Last Saved By: Ratna Total Editing Time: 478 Minutes Last Printed On: 03/08/2012 14:18:00 As of Last Complete Printing Number of Pages: 14 Number of Words: 3.374 (approx.) Number of Characters: 19.233 (approx.)