GLOBAL FISHERY RESOURCES OF TUNA AND TUNA-LIKE SPECIES

Download Organisasi Manajemen Perikanan Regional Ikan Tuna, yang .... Kerangka kelembagaan kerjasama internasional dalam penelitian perikanan.....19...

0 downloads 355 Views 2MB Size
ISBN 978-92-5-105806-0

483

Sumberdaya perikanan global spesies tuna dan tetunaan

Cover: “Lukisan” George Mattson pada Tuna and billfish − fish without a country oleh J. Joseph, W. Klawe dan P. Murphy. La Jolla, United States of America, Inter-American Tropical Tuna Commission, 1988.

ISBN 978-92-5-105806-0

483

Sumberdaya perikanan global spesies tuna dan tetunaan

Oleh: Jacek Majkowski Fishery Resources Officer Fisheries Management and Conservation Service Fisheries and Aquaculture Management Division FAO Fisheries and Aquaculture Department

Diterjemahkan oleh: Hery Purwanto Retno Trihastuti Melly Masrul

Penyunting: Ir. Zarochman, M.Pi

© Fishing Technology Development Center, Ministry of Marine Affairs and Fisheries, 2010 (Bahasa Indonesia translation) © FAO, 2007 (English edition)

Buku ini semula dipublikasikan oleh FAO-PBB dalam bentuk bahasa inggris dengan judul: Global Fishery Resources of Tuna and Tuna-Like Species, FAO Fisheries and Aquaculture Technical Paper 483, kemudian diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Balai Besar Pengembangan Penangkapan Ikan, Kementerian Kelautan dan Perikanan yang sekaligus bertanggung jawab sepenuhnya akan kualitas hasil terjemahan.

Penamaan yang digunakan dan penyajian bahan dalam publikasi ini tidak menyatakan sesuatu pendapat apapun dari pihak FAO (Food and Agricultural Organization of The United Nations) berkenaan dengan status hukum suatu negara, wilayah/teritori, kota atau kawasan atau dari otoritasnya, atau yang berkenaan dengan batas dari garis perbatasan atau sempadannya.

ISBN 978-92-5-105806-0 (FAO) ISBN 978-979-1428-13-2 (BBPPI) Hak cipta dilindungi. Reproduksi bahan bahan buku informasi ini untuk tujuan pendidikan atau tujuan lain yang non komersial diberi hak tanpa ijin tertulis dari pemilik hak cipta sepanjang sumbernya secara penuh diakui. Reproduksi bahan bahan yang ada di buku informasi ini untuk penjualan kembali atau tujuan komersial, dilarang tanpa ijin tertulis dari pemilik hak cipta. Aplikasi untuk ijin seperti hal tersebut harus ditujukan kepada: Chief Electronic Publishing Policy and Support Branch Communication Division FAO Viale delle Terme di Caracalla, 00153 Rome, Italy or by e-mail to: [email protected]

iii

Penyiapan Dokumen Versi awal paper ini disiapkan untuk presentasi pada “Joint Meeting of Tuna Regional Fisheries Management Organizations”, Pertemuan Gabungan Organisasi Manajemen Perikanan Regional Ikan Tuna, yang diselenggarakan pertama kali di Kobe, Jepang, 22-26 Januari 2007. Tujuan dari presentasi adalah untuk memberikan latar belakang dan informasi tentang tuna dan tetunaan pada skala global, khususnya pada kondisi perikanannya, status dan pengkajian stok, sebagai langkah awal untuk dipertimbangkan pada pertemuan tersebut. Draft awal paper sebagian telah direvisi untuk menanggapi berbagai saran dan komentar yang diterima, sehingga menghasilkan dokumen ini.

iv

Abstrak Didalam paper ini menguraikan tentang keadaan status sumberdaya perikanan spesies tuna dan tetunaan pada skala global, difokuskan pada sumberdaya yang memiliki nilai komersial penting, yang kemudian disebut dengan pasaran utama spesies tuna (principal market tuna species). Dimana dapat diklasifikasikan dalam kelompok ikan tuna daerah iklim tropis (skipjack, yellowfin dan bigeye) dan ikan tuna daerah iklim sedang (Albacore dan bluefin [Atlantik, Pasifik dan selatan]). Kerangka uraian spesies ikan tuna dan tetunaan terbagi menjadi :

! ! ! ! ! !

Pengetahuan biologi dasar dan taksonomi; Perkembangan dan pembangunan perikanan; tren hasil tangkapan; kerangka kelembagaan untuk kerjasama regional dalam penelitian perikanan, khususnya pengkajian stok; prosedur dan masukan informasi untuk pengkajian stok, dan status stok.

Topik lain yang dibahas :

! !

potensi kemajuan pengetahuan tentang status stok, dan prospek status dan hasil tangkapan di masa depan.

Masih terdapat empat atau lima dari 23 stok utama dari pasar utama ikan tuna yang sedang dieksploitasi. Diantaranya adalah: i) Albacore di Atlantik Selatan dan Pasifik Selatan (dua stok), dan ii) skipjack di Pasifik (dua stok) dan, diperkirakan di Samudera Hindia (yang diperkirakan tereksploitasi penuh). Sebagaian besar dari stok penting di pasar utama ikan tuna hampir sepenuhnya dieksploitasi (delapan sampai sepuluh dari 23 stok). Stok ini adalah: i) Albacore di Samudera Hindia dan bagian utara Pasifik (dua stok); ii) Bigeye di Atlantik dan Samudera Hindia (dua stok); iii) Pacific bluefin; iv) Yellowfin di semua lautan (empat stok), kemungkinan juga diluar Pasifik Pusat dan Pasifik Barat (juga diperkirakan mengalami tangkap lebih); dan v) kemungkinan juga stok Cakalang di Samudera Hindia (juga mengalami tingkat eksploitasi sedang). Sejumlah stok yang benar-benar mengalami tangkap lebih bahkan menunjukan kecenderungan penurunan (depleted) (lima sampai enam stok dari 23 stok tersebut). Dua diantara klasifikasi stok tersebut dikatakan telah mengalami kepunahan. Ini adalah jenis Bluefin di Western Atlantic dan southern bluefin. Stok yang diklasifikasikan telah mengalami tangkap lebih adalah: i) Albacore di Atlantik Utara; ii) Bluefin Atlantik di Atlantik Timur dan Laut Tengah; iii) Bigeye di Pasifik (dua stok), dan, iv) Yellowfin di Pasifik Pusat dan barat Pasifik (juga diperkirakan mendekati tereksploitasi penuh). Dari spesies yang terdapat di pasar utama, status ketiga stok dari 23 stok ada yang tidak diketahui; yaitu, Albacore di Laut Tengah dan Cakalang di Atlantik (dua stok).

Majkowski, J. Global fishery resources of tuna and tuna-like species. FAO Fisheries Technical Paper. No. 483. Rome, FAO. 2007. 54p.

v

Daftar Isi Penyiapan Dokumen ............................................................................................................ iii Abstrak .................................................................................................................. iv Ucapan Terima Kasih ............................................................................................................ vi Ringkasan Eksekutif...............................................................................................................vii

Pendahuluan

.................................................................................................1

Tujuan .................................................................................................................. Data Penangkapan dan informasi lainnya......................................................................1 Taksonomi dan pengetahuan dari biologi dasar lainnya................................................2

Perikanan : Pembangunan dan perkembangan...................................................7 Hasil Penangkapan : tren...................................................................................11 Pasar utama tuna...........................................................................................................11

Kerangka kelembagaan kerjasama internasional dalam penelitian perikanan.....19 Kerangka Regional .........................................................................................................19 Kerja sama global...........................................................................................................20

Pengkajian Stok : prosedur dan masukan informasi ...........................................23 Status stok

.................................................................................................25

Klasifikasi ..................................................................................................................25 Pasar utama ikan tuna ...................................................................................................26 Jenis ikan tuna lainnya dan tetunaan.............................................................................32

Diskusi

.................................................................................................35

Potensi kemajuan pengetahuan tentang status stok .....................................................35 Perkiraan status stok ke depan ....................................................................................37 Perkiraan Hasil Tangkap ke depan .................................................................................38

Referensi

.......................................................................................................41

Lampiran I. Klasifikasi spesies ikan tuna dan tetunaan..................................................45 Lampiran II. Distribusi Ikan layaran dan sebagian Tuna kecil yang tidak terinci data distribusi geografis hasil tangkapannya...................49 Lampiran III. Hasil tangkapan dari pasar utama ikan tuna di tahun 2004 berdasarkan stok, alat tangkap dan negara (ton)........................................51

iv

Ucapan Terimakasih Saya berterima kasih kepada staf dan para ilmuwan :

! ! ! ! ! ! ! ! ! ! !

The Commission for the Conservation of Southern Bluefin Tuna (CCSBT) The General Fisheries Commission for the Mediterranean (GFCM) The Indian Ocean Tuna Commission (IOTC The Inter-American Tropical Tuna Commission (IATTC) The International Commission for the Conservation of Atlantic Tuna (ICCAT) The International Scientific Committee for Tuna and Tuna-Like Species in the North Pacific Ocean (ISC) The Secretariat of the Pacific Community (SPC) The Western and Central Pacific Fishery Commission (WCPFC) dan berbagai lembaga nasional yang terlibat and Management International Scientific Committee (ISC) untuk ikan tuna dan tetunaan di Samudera Pasifik Utara Secretariat of the Pacific Community (SPC) ) Western and Central Pacific Fishery Commission (WCPFC) dan berbagai lembaga nasional yang terlibat dalam penelitian dan riset perikanan tuna

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada mereka atas pemberian data penangkapan tuna dan data lainnya serta informasi untuk penyiapan tulisan ini menjadi lebih baik dari tulisan sebelumnya yang dipersiapkan tentang ikan tuna dan tetunaan selama bertahun - tahun saya bekerja untuk FAO Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan khususnya dari Kantor konservasi dan Perikanan, Divisi Manajemen Akuakultur, Departemen Akuakultur dan Perikanan FAO : Mr. Fabio Carocci atas gambar dan tabel pada tulisan ini dan Emanuela d'Antoni atas desain sampulnya.

v

Ringkasan Eksekutif Makalah ini mengulas keadaan sumber daya perikanan tuna dan tetunaan pada skala global, berkonsentrasi pada jenis yang bernilai komersial pada pasar utama ikan tuna yang dapat diklasifikasikan ke ikan tuna tropis (skipjack, yellowfin and bigeye) dan ikan tuna beriklim sedang (Albacore dan bluefin [Atlantik, Pasifik dan selatan]). Untuk pembahasan ikan tuna dan tetunaan, garis besarnya : taksonomi dan pengetahuan biologi dasar. pembangunan dan perluasan perikanan tren hasil penangkapan ikan kerangka kelembagaan dalam rangka kerjasama regional untuk penelitian perikanan, terutama pengkajian stok; tata cara dan masukan pengetahuan tentang pengkajian stok dan status stok tersebut.

! ! ! ! ! !

Tulisan ini juga membahas: potensi peningkatan pengetahuan tentang status stok, dan kemungkinan kedepan dan status stok dan hasil penangkapan ikan di masa mendatang. Penangkapan tahunan secara global semua ikan tuna dan tetunaan cenderung meningkat terusmenerus dengan beberapa fluktuasi, mencapai maksimum sekitar 9,5 juta ton pada tahun 2003. Perdagangan umum tuna relatif meningkat terus mulai kurang dari 0,2 juta ton pada awal 1950an hingga puncaknya 4,3 juta ton pada tahun 2003, menurun sedikit pada tahun 2004. Bluefin Atlantik, Pasifik dan selatan memberikan kontribusi yang relatif kecil dalam komposisi jumlah berat terhadap total pasar utama ikan tuna, tetapi mempunyai nilai individu yang tinggi karena biasa dipakai untuk sashimi (ikan mentah lezat yang menjadi kesenangan di Jepang dan di beberapa negara lain). Penangkapan spesies ini memuncak pada sekitar 150 000 ton pada tahun 1961, setelah itu menurun tajam pada akhir tahun 1960-an sebagai akibat penurunan penangkapan bluefin selatan. Tahun 2004, penangkapan spesies bluefin adalah 79 000 ton. Pada awal 1950-an, penangkapan yang paling banyak (sekitar 80%) ada di Pasifik. Antara 1970 dan 1978, pasar utama ikan tuna meningkat secara signifikan karena ekspansi perikanan di Timur Atlantik dan pengembangan perikanan lepas pantai baru di bagian timur Pasifik. Antara 1978 dan 1984, banyak kapal pindah ke Barat dan Tengah Pasifik dan Barat Samudera Hindia, dimana terdapat pengembangan perikanan baru di sana. Pada pertengahan 1980-an, tangkapan ikan tuna meningkat menjadi 2,4 juta ton. Pada tahun 1994, mereka telah meningkat untuk 3,4 juta ton dengan kondisi oseanografi yang lebih baik serta terdapatnya kapal pengangkut. Pemerintahan Fish Aggregating Devices (FADs) juga memberikan kontribusi peningkatan ini. Penangkapan global skipjack dan yellowfin secara tahunan cenderung meningkat, masingmasing mencapai maksimal sekitar 2,2 dan 1,4 juta ton pada tahun 2003, Penangkapan global bigeye secara tahunan juga cenderung terus menerus meningkat hingga maksimum 493 000 ton pada tahun 2000, menurun sedikit tahun-tahun berikutnya. Penangkapan global Albacore meningkat dari tahun 1950 sampai akhir tahun 1960-an, tetapi telah mengalami fluktuasi tanpa kecenderungan yang jelas sejak saat itu dengan penangkapan sekitar 220 000 ton pada tahun 2004. Sebagian besar pasar utama ikan tuna tropis mempunyai tingkat eksploitasi yang baik karena kesuburan tinggi, distribusi geografis yang luas, oportunistik perilaku dan dinamika populasi lainnya (mempunyai tingkat kehidupan yang pendek) membuat mereka sangat produktif. Faktor lain adalah bahwa sebagian besar skipjack dan yellowfin digunakan untuk pengalengan, dengan harga yang lebih rendah daripada yang digunakan untuk sashimi tuna seperti bluefin dan bigeye.

iv

Secara umum, dengan manajemen perikanan yang tepat, spesies tropis mampu mempertahankan hasil yang tinggi. Namun, kemungkinan eksploitasi berlebihan dan menipisnya stok tidak boleh dianggap remeh. Secara keseluruhan, stok pada spesies yang beriklim sedang kurang produktif dan mungkin akan lebih rentan terhadap eksploitasi berlebihan. Albacore yang digunakan untuk pengalengan dengan harga yang jauh lebih rendah daripada bluefin, tetapi lebih tinggi dari skipjack dan yellowfin. Klasifikasi status stok berikut ini digunakan pada tulisan secara keseluruhan : N

Not known Tidak diketahui atau tidak pasti secara nyata. M Moderately exploited Sedang dieksploitasi (beberapa potensi terbatas untuk peningkatan penangkapan berkelanjutan). F about Fully exploited tentang eksploitasi penuh (penangkapan yang berkelanjutan dengan hasil yang optimal tanpa adanya peningkatan). O Overexploited Tangkap Lebih (penangkapan yang berlebihan dalam jangka panjang [dengan resiko penurunan stok] dan tidak ada potensi untuk peningkatan penangkapan berkelanjutan). D Depleted Habis (tangkapan jauh di bawah tingkat maksimum yang pernah ada). Dalam klasifikasi ini, yang paling substansial stok yang lewat tangkap (overexploited stock) dibedakan dengan stok yang habis (depleted stock). Masih ada empat atau lima dari 23 stok dari pasar utama ikan tuna yang bisa dieksploitasi. Stok ini diantaranya adalah : i) Albacore di Atlantik Selatan dan Pasifik Selatan (dua stok); dan ii) skipjack di Pasifik (dua stok) dan, mungkin, di Samudera Hindia (yang mungkin dapat dieksploitasi sepenuhnya). Sebagian besar stok dari pasar utama ikan tuna adalah telah tereksploitasi penuh (delapan sampai sepuluh dari 23 stok). Stok-stok ini diantaranya adalah i) Albacore di Samudera Hindia dan Utara Pasifik (dua stok); ii) bigeye di Atlantik dan Samudera Hindia (dua stok); iii) Pacific bluefin; iv) yellowfin di semua samudra (empat stok), mungkin dengan pengecualian dari Pasifik Barat dan Tengah (juga mungkin lewat tangkap); dan v) skipjack di Samudera Hindia (juga masih dapat dieksploitasi). Dari pasar utama, status tiga dari 23 stok tidak diketahui. Mereka adalah Albacore di Laut Tengah dan skipjack di Atlantik (dua stok). Jika perikanan tuna tetap menguntungkan, intensitas penangkapan ikan secara efektif meningkat akibat dari kelebihan kapasitas penangkapan ikan tetapi dibatasi oleh langkahlangkah pengelolaan perikanan. Intensifikasi seperti itu akan mengakibatkan kemerosotan yang signifikan dalam status stok ikan tuna dan tetunaan. Bahkan tanpa intensifikasi, status beberapa stok yang sedang lewat tangkap kemungkinan memburuk kecuali eksploitasi berkurang. Kemerosotan ini akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil tangkapan. Hasil penangkapan ikan di pasar utama ikan tuna telah meningkat secara nyata dengan cara yang berkelanjutan melalui hasil penangkapan berlebih dari skipjack di Pasifik (terutama di Pasifik Barat dan Tengah, meskipun fakta bahwa hasil tangkapan mereka yang terbesar) dan, diperkirakan di Samudera Hindia. Namun, hal ini perlu dilakukan tanpa meningkatkan

v

penangkapan spesies ikan tuna lain seperti bigeye dan yellowfin, yang saat ini tertangkap bersama-sama dengan skipjack. Kenaikan penangkapan bigeye dan yellowfin tidak diinginkan karena status mereka tereksploitasi penuh atau tangkap lebih. Karena itu, teknik penangkapan ikan harus dikembangkan sehingga memungkinkan skipjack ditangkap secara selektif tanpa ada spesies tuna lainnya yang tertangkap. Penangkapan Albacore di Atlantik Selatan dan Pasifik Selatan juga dapat ditingkatkan secara berkelanjutan meskipun spesies Albacore beriklim sedang tidak terlalu produktif. Stok penangkapan saat ini tidak berkontribusi besar terhadap penangkapan global dari pasar utama ikan tuna. Selain dari yang disebutkan di atas persoalan eksploitasi penuh, tangkap lebih atau status ini tidak diketahui. Oleh karena itu, hasil tangkapan tidak dapat ditingkatkan secara berkelanjutan, setidaknya sebelum pemulihan dari stok yang eksploitasi penuh, tangkap lebih dan stok yang termasuk tidak diketahui. Sesungguhnya hasil tangkapan dari stok yang habis, tangkap lebih dan stok habis dalam jangka pendek, jika tidak dilakukan langkah-langkah pengelolaan untuk memulihkan stok eksploitasi berlebihan. Meskipun tanpa langkah-langkah ini hasil penangkapan dan stok habis dapat menurun dalam jangka panjang. Demikian pula hasil penangkapan stok dieksploitasi penuh pada akhirnya berkurang, jika dilakukan penangkapan berlebih.

Paper ini mengulas keadaan sumber daya perikanan spesies tuna dan tetunaan pada skala dunia, yang lebih berfokus pada komercial penting, yaitu yang disebut pasar spesies tuna. yang kemudian diklasifikasikan sebagai tuna tropis (cakalang, kuning dan bigeye) dan tuna sedang (Albacore dan sirip biru [Atlantik, Pasifik dan selatan]). Untuk tiap species tuna dan tetunaan, dokumen ini memberikan informasi mengenai Taksonomi dan dasar biologis lainnya, pengembangan dan perluasan perikanan; trend tangkapan; kerangka kerja kelembagaan untuk kerjasama regional dalam penelitian perikanan, khususnya penilaian stok; prosedur dan masukan informasi untuk penilaian stok dari status stok; perbaikan potensi pengetahuan tentang status stok, dan prospek masa depan untuk status dan hasil tangkapan.

I S BN

9

9 7 9 1 4 2 8 1 3 - 1

7 8 9 7 9 1

4 2 8 1 3 2

>