HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEKAMBUHAN PASIEN GASTRITIS DI PUSKESMAS JATINANGOR Siska Dwi Handayani1 Cecep Eli Kosasih1 Ayu Prawesti Priambodo1 1
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran
ABSTRAK Penyakit gastritis merupakan salah satu penyakit yang sering terjadi di masyarakat. Kekambuhan gastritis terjadi karena beberapa faktor, diantaranya adalah stress. Dukungan keluarga dapat menjadi sumber untuk membantu menghindari efek negatif dari stress. Apabila dukungan ini tidak mencukupi maka dapat meningkatkan stressor pasien gastritis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara dukungan keluarga dengan kekambuhan pasien gastritis di Puskesmas Jatinangor. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian pendekatan cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah keluarga pasien gastritis sejumlah 58 orang. Data penelitian diperoleh melalui kuesioner dan diolah dengan menggunakan teknik analisis koefisien kontingensi C (α = 0,05). Hasil analisis didapatkan hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kekambuhan pasien gastritis dengan derajat sedang. Selain itu, diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan antara dukungan emosional (p= 0,000), dukungan instrumental (p=0,019) dengan kekambuhan gastritis. Dukungan keluarga berperan dalam mencegah kekambuhan gastritis terutama dalam aspek emosional. Disarankan untuk dilakukan penyuluhan mengenai pentingnya peningkatan dukungan keluarga terhadap pasien gastritis dalam mengendalikan faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian gastritis sehingga angka kekambuhan gastritis pun dapat berkurang. Kata kunci
: dukungan keluarga, kekambuhan gastritis
ABSTRACT Gastritis is a common health problem in our society. Recurrence gastritis may occurs due to several factors, such as stress. Family support can be resource to avoid the negative effects of stress. However, if this support is insufficient, it can increase the stressor gastritis patients. This study aims to analize corellation between family support and recurrence patient’s gastritis at Puskesmas Jatinangor. The research method was used cross sectional approach. Samples in this study were 58 family patient’s gastritis. Questionnaire is the instrument of this research. Then the result were analyzed by contingency coefficient C (α = 0,05). The result showed that there were a significant corellation between family support and recurrence patient’s gastritis. In addition, the obtained results that there is a relationship between emotional support (p = 0.000), instrumental support (p = 0.019) with a recurrence of gastritis. Family support is useful to preventing recurrence of gastritis, especially in the emotional aspects. Its suggest to do health education about the importance of increase family support for the gastritis patient in order to reduce the recurrence rate of gastritis. Keywords
: Family support, recurrence gastritis
Siska Dwi Handayani,S.kep Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung-Sumedang KM 21Jatinangor-Sumedang) Email :
[email protected] 085314942774
Page 1
penanganan yang mencakup tindakan
PENDAHULUAN Gastritis adalah penyakit yang banyak
ditemukan
di
masyarakat.
Insiden gastritis di Asia Tenggara,
koping dan adaptasi yang baik dari pasien dan keluarganya dalam proses perawatan (Mujakovic et.al, 2009). Dukungan
sekitar 583.635 dari jumlah penduduk
positif
setiap tahunnya (Kemenkes RI, 2008).
membantu
Gejala penyakit gastritis diantaranya
pencegahan
adalah nyeri pada ulu hati, mual,
Menurut Taylor (2000, dalam Rumiani,
muntah, kembung, diare, dan pusing
2011), seseorang dengan dukungan yang
(Smeltzer, 2009). Nyeri perut pada
tinggi akan lebih berhasil menghadapi
gastritis dapat disebabkan oleh faktor
dan mengatasi masalahnya dibanding
stress, agen infeksi, makanan, dan obat-
dengan yang tidak memiliki dukungan.
obatan NSAID (Chogle A; Saps M, 2009).
perawatan
kekambuhan
Penyakit
gastritis
dan
gastritis.
merupakan
salah satu penyakit psikomatik yang Gastritis yang tidak ditangani
dengan
upaya
dapat
benar
dapat
salah satu penyebabnya adalah stress.
menimbulkan
Stress yang dialami oleh pasien gastritis
berbagai komplikasi diantaranya adalah
dapat timbul dan diselesaikan melalui
peptic ulcer, gangguan absorbsi vitamin
lingkungan sosialnya sendiri, dalam hal
B12, dan kanker lambung (Suyono,
ini adalah keluarga (Chang, 2004).
2005). Pengaruh penyakit gastritis pada
Keluarga mempunyai peran penting
kualitas hidup seseorang mempunyai
dalam
level yang sama dengan penyakit kronik
kekambuhan gastritis karena keluarga
lain seperti asma dan gastrointestinal
merupakan orang yang paling dekat dan
merawat
dan
mencegah
refluxs (Chang, 2004). Oleh karena itu, Siska Dwi Handayani,S.kep Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung-Sumedang KM 21Jatinangor-Sumedang) Email :
[email protected] 085314942774
Page 2
sering bersama dengan pasien dengan dukungan yang dimilikinya.
Berdasarkan
hasil
studi
pendahuluan yang dilakukan pada bulan
Dukungan
keluarga
menurut
Oktober 2011 terhadap 9 orang penderita
dan
Satiadarma
(2004)
gastritis, sebagian besar menyatakan
merupakan bantuan yang diterima salah
sering kambuh minimal 2 kali dalam
satu anggota keluarga dari anggota
sebulan, keluarga kurang memperhatikan
keluarga
rangka
diet makanan karena kesibukan dan
menjalankan fungsi keluarga. Seseorang
kondisi ekonomi keluarga. Selain itu, 6
akan
dari
Francis
lainnya
sembuh
dalam
lebih
cepat
bila
9
orang
penderita
gastritis
keluarganya membantunya memecahkan
menyatakan sulit mengungkapkan beban
masalah dengan lebih efektif dengan
pikirannya kepada keluarga dan ketika
dukungan
dilakukan pengukuran tingkat stress
yang
dimilikinya
(Ganster&Victor, dalam Sarafino, 2005). Apabila dukungan keluarga tidak mencukupi,
maka
hal
ini
dapat
memperparah tingkat stress yang akan meningkatkan
resiko
dengan
menggunakan
diketahui
bahwa
DASS
keenam
42
penderita
gastritis tersebut memiliki tingkat stress sedang.
terjadinya
Dalam
penanganan
gastritis
kekambuhan gastritis. Hal ini sejalan
dibutuhkan dukungan keluarga dalam
dengan penelitian Caho (2003) yang
mengendalikan
dilakukan
penyebabnya karena keluarga berperan
di
New
York,
bahwa
faktor-faktor
seseorang dengan dukungan keluarga
penting
yang buruk dapat meningkatkan kondisi
seseorang. Berdasarkan hal tersebut,
stress dan prevalensi terjadinya penyakit
penulis
(Hlebec, 2009).
“Hubungan Dukungan Keluarga dengan
dalam
tertarik
status
untuk
kesehatan
mengetahui
Siska Dwi Handayani,S.kep Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung-Sumedang KM 21Jatinangor-Sumedang) Email :
[email protected] 085314942774
Page 3
Kekambuhan
Pasien
Gastritis
data dilakukan dengan analisis Coefisien
di
Puskesmas Jatinangor”.
Contingency C.
METODE PENELITIAN
HASIL PENELITIAN 1. Karakteristik Responden
Jenis penelitian yang digunakan Tabel 1.1 Karakteristik Responden
deskriptif
korelasional
dengan
Karakteristik Responden
Frekuensi (f) (n=58)
Persentase (%) (n=100)
26 29 3
45 50 5
20 38
34 66
4 23 31
7 40 53
58
100
44 14
76 24
47 1 10
81 2 17
pendekatan cross secsional. Variabel Usia dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas berupa dukungan keluarga dengan hasil ukur mendukung/tidak mendukung dan
variabel
kekambuhan
tergantung pasien
berupa
gastritis
di
Puskesmas Jatinangor dengan hasil ukur sering kambuh/tidak sering kambuh. Populasi pada penelitian ini adalah keluarga pasien gastritis dan penarikan sampel
menggubakan
sampling
dengan
sampel
purposive minimal
sebanyak 58 orang. Tempat penelitian dilakukan di daerah cakupan puskesmas Jatinangor. menggunakan
Pengumpulan kuesioner
data yang
merupakan kuuesioner modifikasi dari The MOS social Support dan DUSOCS sebanyak 28 item (r = 0,902). Analisa
21-30 31-40 41-50 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Tingkat Pendidikan SD SMP SMA Agama Islam Suku Bangsa Sunda Jawa Pekerjaan Buruh PNS IRT
Tabel
1.1
menunjukkan
dari
58
responden, 50% berada di rentang usia 31-40 tahun, 66% berjenis kelamin perempuan, 53% berpendidikan terakhir SMA, 76% bersuku bangsa Sunda, 81% mempunyai pekerjaan sebagai buruh, dan keseluruhan responden beragama Islam.
Siska Dwi Handayani,S.kep Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung-Sumedang KM 21Jatinangor-Sumedang) Email :
[email protected] 085314942774
Page 4
2. Gambaran dukungan Keluarga Pasien Gastritis Variabel Dukungan keluarga
Tabel 2.1 Gambaran Dukungan Keluarga Pasien Gastritis Subvariabel mendukung Tidak mendukung 31 (53%) 27 (47%) Duk. Emosional 30 (52%) 28 (48%) Duk. Penghargaan 40 (69%) 18 (31%) Duk. Instrumental 28 (48%) 30 (52%) Duk. Informasi 35 (60%) 23 (40%)
Berdasarkan tabel 2.1, diketahui
pengobatan pasien gastritis, dengan
bahwa secara umum, hampir sebagian
dukungan yang paling rendah terdapat
keluarga
pada dukungan instrumental (48%).
terhadap
3.
(47%) upaya
mendukung
perawatan
dan
Gambaran Kekambuhan Pasien Gastritis
Kejadian Gastritis Sering kambuh Tidak sering kambuh
4.
tidak
Tabel 3.1 Gambaran Kekambuhan Pasien Gastritis Frekuensi (n=58) & persentase (n=100%) 45 (78%) 13 (22%)
Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kekambuhan Pasien Gastritis
Tabel 4.1 Hubungan antara Dukungan keluarga dengan Kekambuhan Pasien Gastritis di Puskesmas Jatinagor Kekambuhan Gastritis Chi-square Tidak Sering Dukungan Keluarga Total p-value Sering kambuh Kambuh χ2 F % F % F % Dukungan keluarga 11 18,97 20 34,48 31 53,45 Mendukung 6,542 0,011 2 3,45 25 43,10 27 46,55 Tidak mendukung Duk.Emosional Mendukung 13 22,4 17 29,3 31 51,7 15,639 0,000 Tidak mendukung 0 0 28 48,3 27 48,3 Duk. Penghargaan Mendukung 10 17,2 30 51,7 40 69,0 0,496 0,481 Tidak mendukung 3 5,2 15 25,9 18 31,0 Duk. Instrumental Mendukung 10 17,2 18 31,0 28 48,3 5,507 0,019 Tidak mendukung 3 5.2 27 46,6 30 51,7 Duk. Informasi Mendukung 10 17,2 25 43,1 35 60,3 1,924 0,165 Tidak mendukung 3 5.2 20 34,5 23 39,7 Siska Dwi Handayani,S.kep Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung-Sumedang KM 21Jatinangor-Sumedang) Email :
[email protected] 085314942774
Page 5
Berdasarkan tabel 4.1, diketahui
penghargaan (p-value = 0,481)
bahwa pada aspek dukungan keluarga
informasi (p-value = 0,165).
secara keseluruhan, hasil uji Chi-square
PEMBAHASAN
χ2hitung sebesar 6,542 yang ternyata lebih
1. Dukungan Keluarga
besar
dari
2 2 χtabel = χ 0,05(1) = 3,841 ,
sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat antara
hubungan dukungan
kekambuhan
yang
signifikan
keluarga
pasien
dengan
gastritis
di
Puskesmas Jatinangor, dengan nilai C/Cmaks sebesar 0,450 atau dalam derajat
hubungan
Dukungan
yang
emosional
sedang.
mempunyai
hubungan yang paling erat dengan kekambuhan dimana p-value = 0,000 dan C/Cmaks =0,652 atau dalam derajat hubungan yang tinggi, diikuti dukungan penghargaan (p-value = 0,019 dan C/Cmaks
=0,416)
dengan
derajat
hubungan yang sedang. Sementara itu, kedua memiliki
subvariabel
lainnya
hubungan
tidak dengan
kekambuhan gastritis, yaitu dukungan
Berdasarkan
hasil
dan
penelitian,
diketahui hampir setengah responden atau 47% tidak mendukung dalam upaya pengobatan dan perawatan pasien gastritis. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya beberapa nilai indikator pada item pernyataan dukungan keluarga dari aspek dukungan emosional, intrumental, dan informasi. Berdasarkan
hasil
penelitian,
rendahnya nilai rata-rata indikator pada dukungan
emosional
terdapat
pada
indikator perhatian terhadap jadwal berobat dan
minum obat. Menurut
Hutapea (2008), variabel yang paling berpengaruh terhadap kepatuhan minum obat adalah dukungan emosional berupa perhatian
terhadap
kemajuan
pengobatan .
Siska Dwi Handayani,S.kep Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung-Sumedang KM 21Jatinangor-Sumedang) Email :
[email protected] 085314942774
Page 6
Kurangnya indikator
ini
dukungan
pada
mengantar
pasien
satunya
dapat
pengawasan
terhadap
salah
berobat, pola
dan makan,
disebabkan oleh faktor persepsi dan
aktivitas, dan pikiran pasien pada saat
pengetahuan
oleh
pemulihan kondisi kesehatan. Padahal
keluarga. Padahal, perhatian dan empati
menurut Glanz (2008), sebagian besar
terhadap stressor dan pengobatan yang
pasien
dijalani pasien akan membuat seseorang
membutuhkan pertolongan dari orang di
merasa
sekitarnya.
yang
dimiliki
lebih
dihargai
dan
dengan
masalah
kesehatan
laku,
Menurut Hlebec et al (2009),
meningkatkan kesejahteraan psikologis,
faktor yang mempengaruhi dukungan
serta dapat mengurangi konsekuensi
instrumental
negatif
dapat
sosioekonomi dan budaya. Semakin
meningkatkan prevalensi kekambuhan
tinggi tingkat ekonomi seseorang, maka
gastritis (Rustiana, 2006).
ia akan lebih cepat tanggap terhadap
mempengaruhi
dari
tingkah
stress
Kurangnya indikator
yang
dukungan
tersebut
pada
menyebabkan
adalah
faktor
masalah kesehatan yang dialami oleh dirinya dan keluarganya. Tingkat
individu merasa tidak dihargai dan
kemandirian
pasien
diperhatikan haknya untuk tetap sehat
gastritis juga cenderung lebih tinggi
sehingga keberhasilan pengobatan dan
dibandingkan pasien penyakit kronis
perawatan sangat kurang.
(Toljamo & Hentinen, 2001).
Rendahnya
nilai
rata-rata
Pasien
gastritis masih bisa melakukan aktivitas
indikator yang lainnya terdapat pada
normal
selama
penyakitnya
tidak
aspek dukungan instrumental, terutama
kambuh sehingga kurangnya dukungan
pada indikator meluangkan waktu untuk Siska Dwi Handayani,S.kep Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung-Sumedang KM 21Jatinangor-Sumedang) Email :
[email protected] 085314942774
Page 7
pada
aspek
ini
masih
dianggap
merasa
kurang
diperhatikan
dalam
menjalankan pola aktivitasnya. Padahal,
merupakan hal yang wajar. Selain itu, hal ini dipengaruhi
keberadaan keluarga sebenarnya dinilai
oleh perbedaan praktik (kebiasaan) di
sebagai sumber pertolongan praktis dan
keluarga
konkret bagi pasien (Friedman, 2003).
dimana
keluarga
yang
Selain
sebagian besar bekerja sebagai buruh
terdapat
pada
kedua
sudah terbiasa untuk membeli makanan
aspek dukungan tersebut, nilai rata-rata
dari luar dibandingkan memasak sendiri
indikator
(Chen, 2008).
rendah juga terdapat pada dukungan
Pengaruh
budaya
juga
dukungan
informasi,
terutama
keluarga
pada
yang
indikator
pemenuhan
mencari informasi Menurut Sarafino
dukungan ini. Sebagian besar responden
(2005), dukungan ini dipengaruhi oleh
bersuku bangsa Sunda (76%) yang
perbedaan level penyakit yang diderita
mempunyai
oleh keluarga.
mempengaruhi
terhadap
kultur
kebiasaan
Menurut
menyiapkan dan meminum teh setiap
penelitian
Hutapea
hari (Sulaiman, 2007). Kebiasaan ini
(2008), kurangnya dukungan keluarga
sebenarnya
yang
yang diterima oleh seseorang dapat
Hiromi
disebabkan kurangnya informasi yang
buruk,
mempunyai
menurut
efek
penelitian
Shinya (2008), orang yang meminum
didapat
teh lebih dari dua gelas sehari secara
mengikuti kebiasaan yang terdapat di
teratur sering mengalami penyakit yang
keluarganya
disebut gastritis.
perbandingan dan evaluasi perawatan.
Kurangnya dukungan terhadap indikator ini mengakibatkan individu
Stigma penyakit
keluarga
bahwa yang
dan
untuk
gastritis biasa
cenderung
dijadikan
merupakan terjadi
Siska Dwi Handayani,S.kep Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung-Sumedang KM 21Jatinangor-Sumedang) Email :
[email protected] 085314942774
di
Page 8
masyarakat
menyebabkan
keluarga
salah satu faktor resiko terjadinya
menganggap bahwa informasi yang
kekambuhan gastritis.
dimilikinya selama ini sudah cukup dan
2. Kekambuhan Gastritis
tidak perlu mencari tahu lebih lanjut
Berdasarkan
lagi mengenai penyakit gastritis. Padahal,
penelitian
dalam tabel 3.1, diketahui 78% pasien
keluarga
sering mengalami kekambuhan gastritis.
dapat
Kekambuhan yang sering ini
membantu seseorang untuk mengenal
dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor,
dan mengatasi masalahnya dengan lebih
diantaranya
mudah. Selain itu, hal ini merupakan
keluarga. Berdasarkan hasil penelitian,
salah satu bagian fungsi keluarga
diketahui hampir seluruh responden dan
sebagai kolektor dan disseminator.
pasien gastritis merupakan buruh pabrik
dalam
suatu
bentuk
dukungan
hasil
informasi
Kurangnya informasi mengenai
(81%),
penyakit
hubungan
dapat
menimbulkan
stress
dimana
dan
dukungan
sistem
kerja
interpersonal
dan
lingkungan
kecemasan , meningkatkan kekambuhan
kerja dapat menimbulkan kondisi stress
dan menimbulkan kesalahan dalam
(WHO, 2011).
upaya perawatan pasien gastritis. Hal ini
Salah satu cara untuk mengatasi
sejalan dengan hasil penelitian, dimana
stress adalah dengan meningkatkan
kurangnya pemahaman hampir sebagian
dukungan keluarga. Oleh karena itu,
responden (48,28%) mengenai bahaya
kurangnya
penggunaan obat anti nyeri yang dijual
merupakan faktor tidak langsung yang
sembarangan di warung mengakibatkan
dapat
perlakuan yang salah sehingga menjadi
gastritis. Berdasarkan penelitian Suiter (2011)
dukungan
menyebabkan
dan
keluarga
kekambuhan
Hutapea
(2008),
Siska Dwi Handayani,S.kep Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung-Sumedang KM 21Jatinangor-Sumedang) Email :
[email protected] 085314942774
Page 9
menyimpulkan bahwa peran dukungan
3. Hubungan Dukungan Keluarga
keluarga mempunyai arti yang besar
Dengan
dalam kekambuhan berbagai penyakit.
Gastritis
Kekambuhan
Pasien
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian,
Pada pengujian hipótesis dengan
bahwa hampir setengah dari responden
menggunakan uji Korelasi Koefisien C
(47%) tidak mendukung terhadap pasien
diketahui
gastritis sehingga angka kekambuhan
signifikan antara dukungan keluarga
gastritis pun cukup besar.
dengan kekambuhan pasien gastritis di
Gastritis yang terjadi lebih dari
terdapat
Puskesmas
hubungan
Jatinangor
yang
dengan
dua kali dalam sebulan secara terus
interpretasi sedang. Hal ini sesuai
menerus dapat meningkatkan resiko
dengan penelitian Berstad et.al (2001),
kerusakan
yang
bahwa gastritis mempunyai hubungan
menyebabkan melemahnya mekanisme
yang erat dengan variabel psikologis
proteksi lambung secara menetap dan
dan faktor sosial, faktor sosial ini
mengikis lapisan lambung sehingga
diantaranya adalah keluarga.
epitel
lama-kelamaan
lambung
dinding
lambung
.
Dukungan
keluarga
menjadi tipis dan mengalami atropi
memegang
(Chang,
dilihat dari berbagai faktor, yaitu:
2004).
pentingnya kejadian
Oleh
karena
pencegahan gastritis
itu,
terhadap
berulang
1.
harus
komplikasi
sehingga
meningkatkan
derajat
dapat kesehatan
sangat
penting
keluarga merupakan tempat dimana individu
dilakukan untuk mencegah terjadinya
peranan
ini
memulai
hubungan
interpersonalnya, 2.
keluarga merupakan orang yang terdekat
dengan
pasien
yang
masyarakat. Siska Dwi Handayani,S.kep Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung-Sumedang KM 21Jatinangor-Sumedang) Email :
[email protected] 085314942774
Page 10
mempunyai
3.
fungsi
afektif,
yang
lebih
baik
(Hlebec,
2009).
ekonomi, dan perawatan kesehatan
Pemberian kesempatan oleh keluarga
Keluarga dipandang sebagai suatu
bagi
sistem (Friedman, 2003).
mengekspresikan kesedihan, masalah,
Berdasarkan
hasil
penelitian,
pasien
gastritis
untuk
dan stressor yang dialaminya dapat
diketahui dukungan emosional paling
menurunkan
berhubungan
melindunginya dari efek negatif stress
dengan
kekambuhan
tingkat
pasien gastritis dengan derajat tinggi
sehingga
(p= 0,000). Menurut Taylor (2003),
kejadian gastritis.
dukungan emosional merupakan aspek
dapat
stress
menurunkan
Berdasarkan
hasil
dan
angka
penelitian,
yang paling penting dalam dukungan
diketahui bahwa dukungan instrumental
keluarga. Hal ini sesuai dengan hasil
juga berhubungan dengan kekambuhan
penelitian
gastritis
Hickey
(1988,
dalam
dengan
derajat
sedang
Friedman, 2003) menyatakan bahwa 75
(C=0,416). Dukungan instrumental ini
sampai 85 persen keberhasilan proses
merupakan dukungan dalam bentuk
penyembuhan dan perawatan didukung
konkret
oleh perhatian dan empati keluarga.
keluarga(Sarafino, 2005).
Sebagian besar pasien gastritis
yang bisa dilakukan oleh
Kekambuhan
gastritis
dapat
adalah buruh pabrik yang rentan terkena
dipengaruhi oleh pola dan kebiasaan
stress.
makan yang salah serta kurangnya
Keluarga merupakan tempat
yang paling nyaman untuk seseorang
aktivitas
dalam menghadapi segala persoalan
menimbulkan stress (Chogle A; Saps M,
hidup, berbagi kebahagiaan dan tempat
2009).
tumbuhnya harapan-harapan akan hidup
pengawasan terhadap pola makan dan
fisik
Menurut
sehingga
Friedman
dapat
(2003),
Siska Dwi Handayani,S.kep Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung-Sumedang KM 21Jatinangor-Sumedang) Email :
[email protected] 085314942774
Page 11
aktivitas keluarga merupakan salah satu
hasil bahwa dukungan penghargaan
indikator dari dukungan instrumental
tidak memiliki efek yang menonjol
sehingga dukungan instrumental ini erat
terhadap tingkat stress dan kesehatan
kaitannya dengan kekambuhan gastritis.
seseorang.
Dalam hal ini, keluarga berperan dalam menyiapkan
dan
mengatur
Pada sub-variabel
dukungan
menu
informasi, tidak terdapatnya hubungan
makanan anggota keluarga yang lainnya
ini dapat diakibatkan oleh persepsi dari
dan menghindari menyajikan makanan
pasien
yang dapat menimbulkan kekambuhan
menganggap
gastritis sehingga derajat kesehatan
bukanlah penyakit yang berat (Chang,
keluarga pun akan meningkat.
2004),
Sementara itu, berdasarkan hasil penelitian
juga
diketahui
bahwa
gastritis
sendiri
bahwa
dan
yang
penyakitnya
merasa
mempunyai
pengetahuan
tersendiri
mengenai
penyakitnya.
Dukungan
informasi
dukungan penghargaan dan informasi
mempunyai pengaruh yang lebih baik
tidak
terhadap
memiliki
kekambuhan
hubungan gastritis.
dengan Tidak
kesehatan
individu
yang
mengalami penyakit kronis daripada
terdapatnya hubungan antara dukungan
individu
penghargaan
ringan (Sarafino, 2005). Pasien gastritis
gastritis
dapat
dengan
kekambuhan
disebabkan
adanya
yang
mengalami
penyakit
yang seringkali menganggap remeh
persepsi yang berbeda dari keluarga
informasi
sebagai pemberi dukungan dan pasien
dari
keluarga
mengenai
komplikasi
penyakitnya
karena
gastritis sebagai penerima dukungan
menganggap
penyakitnya
bukanlah
(Knafl, 2002). Selain itu, berdasarkan
penyakit kronis (Chen, 2008). Selain
penelitian Cano et.al (2003), didapatkan
itu, menurut Friedman (2003), hal ini
Siska Dwi Handayani,S.kep Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung-Sumedang KM 21Jatinangor-Sumedang) Email :
[email protected] 085314942774
Page 12
dapat
disebabkan
perbedaan
cara
perhatian
terhadap
pasien
penyampaian informasi yang dilakukan
dalam
oleh keluarga.
derajat kesehatan keluarga.
Berdasarkan penelitian Hutapea
dukungan
keluarga
adalah
untuk
Berdasarkan
disimpulkan bahwa:
pentingnya dukungan keluarga tersebut.
1.
atau
pengetahuan
2010). masyarakat
2.
pasien
Sebagian besar pasien gastritis sering
Peningkatan
mengalami
kekambuhan
gastritis.
mengenai
pentingnya dukungan keluarga terhadap
terhadap
gastritis.
merupakan domain yang sangat penting
(Notoatmojo,
penelitian
Hampir sebagian responden tidak mendukung
kognitif
dalam membentuk tindakan seseorang
hasil
pada bulan April-Mei 2012 dapat
pengetahuan dan pemahaman mengenai
Pengetahuan
meningkatkan
SIMPULAN
(2008), faktor yang paling berperan dalam
rangka
gastritis
3.
Terdapat hubungan yang signifikan
kesehatan diharapkan dapat merubah
antara dukungan keluarga dengan
perilaku dukungan keluarga terhadap
kekambuhan
pasien gastritis menjadi lebih baik. Oleh
dengan
karena
penyuluhan
dukungan emosional mempunyai
untuk
hubungan yang paling erat dengan
secara
itu,
diperlukan berkelanjutan
menyosialisasikan pentingnya dukungan
pasien
derajat
gastritis
sedang
dan
kekambuhan gastritis
keluarga pada pasien gastritis sehingga
SARAN
keluarga mengetahui dan menyadari
1. Bagi Masyarakat
perlunya peningkatan dukungan dan Siska Dwi Handayani,S.kep Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung-Sumedang KM 21Jatinangor-Sumedang) Email :
[email protected] 085314942774
Page 13
Diharapkan bagi masyarakat
dukungan keluarga dan aspek yang
untuk lebih meningkatkan peran
menjadi
keluarga
dipenuhi penting dilakukan untuk
dalam
memberikan
prioritas
dukungan dan kepedulian terhadap
mencegah
pasien gastritis terutama dalam hal
gastritis.
dukungan emosional .
kekambuhan
untuk
pasien
4. Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti
2. Bagi Puskesmas Hasil
utama
penelitian
diharapkan
penelitian
menyarankan mengenai
bentuk
dapat memberikan gambaran bagi
dukungan keluarga yang paling
pihak puskesmas untuk melakukan
berpengaruh terhadap kekambuhan
penyuluhan
pasien
kepada
masyarakat
gastritis
dan
sumber
mengenai
pentingnya
dukungan
dukungan keluarga yang paling
keluarga
dalam
mencegah
berperan terhadap pasien gastritis.
kekambuhan
pasien
gastritis
sehingga dapat menurunkan angka kunjungan
pasien
sakit
ke
Perawat selaku tenaga kesehatan mempertimbangkan
aspek
keluarga dan melibatkannya dalam
Selain
itu,
yang telah membantu terselesaikannya
Jatinangor dan kader desa setempat.
3. Bagi Perawat
intervensi
Terima kasih kepada pihak-pihak
artikel ini, terutama pada puskesmas
puskesmas.
dapat
UCAPAN TERIMA KASIH
asuhan
keperawatan.
pemberian
edukasi
DAFTAR PUSTAKA Berstard, et.al. 2001. Dyspepsia- Acid or Stress? A Study of Controversy. Scand Journal Gastroenterol 2001 : 1057-1063. Cano et.al. (2003). Family Support, Self-Rate Health, and Psychological distress. Primary Care Companion Journal Clin Psychiatry 2003; 5 : 111-117.
terhadap keluarga pasien mengenai Siska Dwi Handayani,S.kep Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung-Sumedang KM 21Jatinangor-Sumedang) Email :
[email protected] 085314942774
Page 14
Chang, L. 2004. Review article: epidemiology and quality of life in functional gastrointestinal disorders. Alimentary Pharmacology & Therapeutics [Aliment Pharmacol Ther] 2004 Nov; Vol. 20 Suppl 7, pp. 31-9. Chogle A; Saps M, 2009. Environmental Factors of Abdominal Pain. Pediatric Annals [Pediatr Ann] 2009 Jul; Vol. 38 (7), pp. 398-401, 404. Friedman, M.M. 2003. Family Nursing: Research, Theory, and Practice, Fifth Edition. United States America. John Wiley and Sons. Glanz, et al. 2008. Health Behaviour and Health Education : Theory, Research, and Practice Fourth Edition. United States America. John Wiley and Sons. Hlebec, V et al. 2009. Social Support Network and Received Support at Stressful Events. Metodološki zvezki, Vol. 6, No. 2, 2009, 155171. Hutapea, T.P. 2008. Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Minum Obat Anti Tuberkulosis. Available at : http://repository.usu.ac.id/bitstrea m/123456789/14681/1/10E00274. pdf. (diakses pada 30 Mei 2012). Knafl, K.A. 2002. Families and Chronic Illness: A Synthesis of Current Research. Journal of Family Nursing Vol. 8 : 178-198. Mujakovic, et.al. 2009. Psychopathology is associated with dyspeptic symptom severity in primary care patients with a new episode of dyspepsia. Alimentary Pharmacology & Therapeutics [Aliment Pharmacol Ther] 2009 Mar 1; Vol. 29 (5), pp. 580-8.
Notoatmodjo. 2010. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta. Pusat Data & Informasi Depkes RI. 2008. Indonesia Country Profile 2007. Jakarta. Departemen Kesehatan. Rustiana, E.R. 2006. Dukungan sosial dan pengaruhnya terhadap kesehatan. KEMAS - Volume 1 / No. 2 / Januari - Juni 2006: 127135. Sarafino, E.P. 2005. Health psychology: biopsychosocial interactions. Australia. John Wiley and Sons. Sinya, H. 2008. The Miracle of Enzyme : Self-Healing Program. Bandung. Mizan. Smeltzer and Bare. 2009. Brunner and Suddarth's textbook of medicalsurgical nursing. Philadelphia. Lippincott Williams & Wilkins. Suiter, S.V. 2011. Issues of Care Are Issues of Justice: Reframing the Experiences of Family Caregivers of Children With Mental Illness. Families in Society: The Journal of Contemporary Social Services Vol 92 : 191-198. Sulaiman. 2007. Kebudayaan Suku Sunda. Bogor. Yayasan Hanjuang Bodas. Suyono. 2005. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 3 Jilid 2. Jakarta. FKUI. Taylor, R.B. 2003. Family Medicine : Principles and Practice sixth edition. New York. SpringerVerlag. Toljamo, M & Hentinen, M. 2001. Adherence to Self-care and Social Support. Journal of Clinical Nursing Vol 10 : 618-621. WHO. 2011. World Health Statistics 2011. France. WHO Library Cataloguing-in-Publication Data.
Siska Dwi Handayani,S.kep Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung-Sumedang KM 21Jatinangor-Sumedang) Email :
[email protected] 085314942774
Page 15