Hubungan employee engagement dan burnout pada karyawan divisi IT Nama NPM Jurusan Pembimbing
: Farid Hikmatullah : 12512773 : Psikologi : Dr. Intaglia Harsanti, Msi
LATAR BELAKANG MASALAH
Karyawan divisi IT
Employee engagement
Burnout
LATAR BELAKANG MASALAH
Tujuan Penelitian
Untuk menguji secara empirik, hubungan employee engagement dan burnout pada karyawan divisi IT
Tinjauan Pustaka Burnout 1. Definisi burnout kelelahan emosional yang sering terjadi antara individuindividu yang melakukan pekerjaan baik fisik, emosional dan kognitif yang menyebabkan perasaan ketidak efektifan, mengurangi motivasi dan komitmen, dan sikap dan perilaku disfungsional di tempat kerja dan berkembang dalam jangka waktu yang panjang. Maslach
2. Dimensi Burnout
a. Emotional exhaustion b. Depersonalization c. Reduce personal accomplishment
(dalam Mc cormack & cotter, 2013)
Tinjauan Pustaka Employee engagement 1. Definisi Employee engagement rasa individu yang meliputi kemampuan beradaptasi, usaha semangat dan dedikasi yang ditunjukan dalam sikap positif beserta nilai-nilainya seperti bekerja-sama dan terlibat dalam peranan pekerjaan demi tercapainya tujuan organisasi
2. Dimensi Employee engagement a. Dedication b. Vigor c. Absorption
Schaufeli dan Bakker (2006)
HIPOTESIS
Ada hubungan employee engagement dan burnout pada karyawan divisi IT.
METODE PENELITIAN Penelitian menggunakan metode penelitian kuantitatif Variabel Bebas (X)
disusun berdasarkan dimensi employee engagement menurut Schaufeli dan Bakker (2006) yaitu dedication, vigor dan absorption. Terdiri dari 18 item pernyataan, menggunakan skala Likert.
Variabel Terikat (Y)
Disusun berdasarkan dimensi burnout menurut Maslach yaitu emotional exhaustion, depersonalization, dan reduced personal accomplishment. Terdiri dari 18 item pernyataan, menggunakan skala likert.
Validitas, Daya Diskriminasi, dan Reliabilitas • Validitas Validitas dalam penelitian ini menggunakan validitas isi melalui expert judgement
• Daya Diskriminasi Menggunakan teknik Item-Total Correlation,dengan nilai koefisiennya korelasi ≥ 0,3.
• Reliabilitas Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi bivariate ones tailed dan diuji dengan Product Moment Pearson
HASIL dan PEMBAHASAN • Uji Asumsi - Uji Normalitas
Variabel
Sig.
P
Keterangan
employee engagement
0,044
<0,05
Tidak Normal
Burnout
0,053
>0,05
Normal
- Uji Linieritas Variabel
Sig.
P
Keterangan
Employee engagement dan burnout
0,831
>0,05
Tidak Linier
HASIL dan PEMBAHASAN • Uji Hipotesis Variabel
Sig.
r
Keterangan
Employee engagement dan burnout
0,406
0,029**
sangat tidak signifkan
Tidak ada hubungan yang sangat tidak signifkan antara employee engagement dan burnout pada karyawan divisi IT
HASIL dan PEMBAHASAN • Dari penelitian ini dapat diasumsikan bahwa keterlibatan karyawan tidak banyak berperan dalam timbulnya perasaan burnout pada karyawan divisi IT, meskipun arah hubungan pada hasil perhitungan bernilai positif. • Penelitian yang menunjukkan tidak ada hubungan antara engagement karyawan dengan burnout juga dilakukan oleh Schaufeli dan Bakker (2004), yang menunjukkan bahwa hubungan employee engagement dengan burnout tidak dapat dilihat hanya melalui satu dimensi yang menyebabkan burnout. • Dari hasil deskripsi kategori responden pada variabel employee engagement, didapatkan hasil bahwa tingkat employee engagement pegawai divisi IT berada pada kategori sedang cenderung tinggi. Sedangkan, hasil deskriptif responden pada variabel burnout menunjukkan bahwa pegawai divisi IT memiliki tingkat burnout pada kategori sedang cenderung rendah. Jika melihat dari hasil analisis deskriptif, dapat diasumsikan bahwa meskipun keterlibatan pegawai lebih tinggi, pegawai tidak cepat merasakan gejala burnout.
KESIMPULAN • Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ditolak, yaitu Hipotesis alternatif diterima jika nilai signifikansi variabel lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan dengan uji korelasi bivariat Pearson’s product moment (one-tailed) pada variabel employee engagement dan burnout diperoleh nilai korelasi F=0,029 dengan nilai signifikansi 0,406 (ρ > 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara employee engagement dengan burnout pada karyawan divisi IT.
SARAN 1.
Bagi Subjek Dengan mengetahui kondisi tubuh secara pribadi, maka subjek diharapkan untuk dapat menanggulangi burnout, dengan membuka diri, berkonsultasi atau menyusun skala prioritas guna menjalankan setiap aktifitas demi terhindar dari gejala burnout dan mementingkan kesehatan agar tetap dapat bekerja lebih produktif untuk jangka waktu yang panjang.
2.
Bagi pegawai dan perusahaan Bagi para pegawai yang memiliki daya tahan terhadap stress, hendaknya dipertahankan dan membagikan tips-tips cara mengatasi kelelahan dengan rekan kerja lainnya, karena hubungan timbal balik yang positif dapat menurunkan gejala burnout. Perusahaan sebaiknya tidak memberikan tugas dan tanggung jawab melebihi kemampuan serta tugas utama dari jabatan tertentu seorang pegawai. Hal ini dimaksudkan agar pegawai tidak merasa terbebani dengan tugas yang sebenarnya bukan menjadi tanggung jawab jabatanya.
3. Bagi peneliti selanjutnya. Untuk peneliti selanjutnya, diharapkan menambah faktorfaktor lain yang kemungkinan dapat melihat hubungan antara keterlibatan karyawan dengan kelelahan secara signifikan. selain itu, Diharapkan juga untuk peneliti selanjutnya lebih menggambarkan perbedaan tingkat kelelahan pegawai berdasarkan tingkat pendidikan pegawai, subjek yang berbeda serta menggunakan teori yang lebih bervariasi lagi.