HUBUNGAN HUKUM ANTARA PASIEN DAN TENAGA MEDIS

Download antara Pasien dengan Tenaga medis dalam memberikan pelayanan ... Kata Kunci : Pasien, Tenaga Medis dan Rumah Sakit. ... Etika Kedokteran da...

0 downloads 347 Views 383KB Size
HUBUNGAN HUKUM ANTARA PASIEN DAN TENAGA MEDIS SERTA RUMAH SAKIT NADYA SAID / D 101 09 693

(Abstrak) Hubungan Hukum antara Pasien dan Tenaga medis serta Rumah sakit memiiki 2 (dua) Rumusan Masalah yaitu, Bagaimanakah hubungan hukum antara Pasien dengan Tenaga Medis dalam memberikan pelayan kesehatan ? dan Seberapa besar tanggung jawab hukum pelayanan publik rumah sakit ? Adapun Tujuan Penelitian yaitu, Untuk mengetahui dan mempelajari hubungan hukum antara Pasien dengan Tenaga medis dalam memberikan pelayanan kesehatan dan Untuk mengetahui dan mempelajari batas tanggung jawab hukum pelayanan publik rumah sakit. Kegunaan Penulisan, Secara Teoritis yaitu, tulisannnya ini, diharapkan dapat menambah bahan bacaan di Perpustakaan, khususnya yang berkaitan dengan materi Hukum Kesehatan, Hukum Perjanjian atau Kontrak atau hukum perlindungan konsumen Kesehatan; Secara Praktis yaitu, tulisan ini, di harapkan dapat menjadi bahan acuan para praktisi hukum, Masyarakat, lembaga atau Organisasi yang konsent dengan kesehatan masyarakat (Pelayanan Kesehatan) misalnya Tenaga Medis (Dokter, Suter dan Pihak Rumah Sakit), agar mengetahui hak dan Kewajibannya dalam rangka memberikan bantuan kesehatan kepada masyarakat. Medode Pnelitian yaitu, Penulis melakukan pendekatan-pendekatan Penelitian Hukum Normatif yaitu, mengkaji berbagai norma-norma atau peraturan perundang-undangan yang terkait dengan objek penulis tentang Hubungan Hukum antara Pasien, Rumah Sakit dan penerapan informed consent. Kata Kunci : Pasien, Tenaga Medis dan Rumah Sakit. serta

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

tindakan

diambil

berkenaan

penyakitnya, Masyarakat menyadari

semakin hak-haknya

sebagai konsumen kesehatan. Seringkali

mereka

kritis

mempertanyakan

tentang pemeriksaan,

secara

penyakit,

yang

jarang pendapat

akan dengan

bahkan

tidak

mereka

mencari

kedua.

Hak-hak

konsumen kesehatan masih cenderung sering dikalahkan oleh

kekuasaan

pelayanan

pemberi kesehatan,

pengobatan, 1

kekalahan tersebut bisa berupa

sendiri, keluarga, orang lain,

kerugian moral dan material

maupun makhluk hidup lain

yang cukup besar. Jenis-jenis

dan

tidak

untuk

masalah

diperdagangkan,

sedangkan

perlindungan

konsumen sejak berlakunya

produk

UU Nomor 8 Tahun 1999

misalnya,

tentang

suplemen

Perlindungan

Konsumen

berupa

barang,

obat-obatan, makanan,

alat

kesehatan, dan produk berupa

Undang-Undang

jasa,

misalnya:

jasa

Nomor 8 Tahun 1999 Tentang

pelayanan

Perlindungan

Konsumen

diberikan oleh dokter, dokter

(UUPK) mempunyai 2 sasaran

gigi, jasa asuransi kesehatan

pokok, yaitu :

Untuk mengetahui, apakah

1. Memberdayakan konsumen dalam hubungannya dengan pelaku usaha (publik atau privat) barang dan atau jasa; 2. Mengembangkan sikap pelaku usaha yang jujur dan bertanggung jawab Lalu pertanyaannya, apakah pasien dapat disebut sebagai konsumen, dan pemberi pelayanan kesehatan (dokter) sebagai pelaku usaha. Pengertian

konsumen

dan pelaku usaha berdasarkan UUPK

yaitu,

Konsumen

adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri

kesehatan

yang

profesi pemberi pelayanan kesehatan

(dokter)

merupakan pelaku usaha atau bukan

maka

kita

harus

melihat UU Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan. Tenaga

Kesehatan

adalah setiap orang yang mengabdikan bidang

diri

dalam

kesehatan

serta

memiliki pengetahuan dan atau

ketrampilan

pendidikan

di

melalui bidang

kesehatan yang untuk jenis tertentu

memerlukan

kewenangan

untuk

melakukan upaya Kesehatan, sebagaimana

diatur

dalam

2

Undang-Undang Nomor 36

pelaku

Tahun

bahwa konsumen merupakan

2009

Kesehatan

Tentang (sebelumnya

raja

usaha,

tidak

anggapan

berlaku

lagi

diatur dalam UU Nomor 23

mengingat antara konsumen

Tahun

tentang

dan pelaku usaha tidak hanya

Kesehatan), dan lebih anjut

mempunyai hak namun juga

PERMENKES

memiiki kewajiban.1

1992

Nomor

585/MENKES/PER/IX/1989

Pasien

sebenarnya

tentang persetujuan tindakan

merupkan faktor liveware.

medis sebelum melakukan

Pasien

suatu tindakan yang didahului

sebagai

oleh

penjelasan-penjelasan

memiliki pengaruh besar atas

yang menyangkut tindakan,

hasil akhir layanan bukan

resiko, yang akan dilakukan

sekedar

obyek.

Hak-hak

pada pasien. Pasien maupun

pasien

harus

dipenuhi

keluarganya

mencari

mengingat kepuasan pasien

pertolongan kepada petugas

menjadi salah satu barometer

kesehatan.

mutu

akan

Adanya Menteri

Keputusan

layanan

yang

sedangkan

ketidakpuasan pasien dapat menjadi

No.756/MENKES/SK/VI/200

hukum.2

tentang

dipandang

subyek

RI

4

Kesehatan

harus

Persiapan

pangkal

tuntutan

Penandatanganan

Liberalisasi Perdagangan dan

formulir

Jasa di Bidang Kesehatan,

persetujuan tindakan medis

berarti UU Nomor 8 Tahun

mempunyai

1999 Tentang Perlindungan

telah

Konsumen

juga

dapat

diberlakukan

pada

bidang

kesehatan Dengan berlakunya UUPK

diharapkan

konsumen

sejajar

posisi dengan

atau

tercapai

lembar

konsekuensi apa

yang

1

C.S.T. Kansil. 1991. Pengantar Hukum Kesehatan Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta, hlm. 15-17. 2 Jusuf Hanafiah dan Amri Amir. 1989. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan, EGC, Jakarta

3

dinamakan “sepakat para

antara rumah sakit dan pasien

pihak yang mengikatkan

bahwa pihak rumah sakit

diri,

menyediakan

terjadi

untuk

perjanjian

perawatan dan adanya tenaga

melaksanakan

tindakan

medis”.

kamar

3

perawat

yang

akan

Pesetujuan ini mempunyai

melakukan

kekuatan mengikat dalam arti

perawatan;

dan

mempunyai kekuatan hukum,

pelayanan

medis

yaitu,

berarti

kesepakatan

antara

rumah

sakit

pasien

bahwa

dokter

menjalankan meberikan

kewajibannya informasi

memberikan dokter

hak

untuk

tindakan

boleh

dan

Perjanjian

dan

tenaga medis pada rumah

kepada

sakit akan berupaya secara

melakukan

medis. Terdapat

pasal-pasal

tindakan

dalam

KUHP

maksimal

untuk

menyembuhkan

pasien

melalui tindakan medis.

yang relevan dengan masalah tanggung hukum

jawab pidana

secara

dan

B. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah

atau

hukum Perdata4 Hubungan

Hukum

5

hukum

antara

Pasien

dengan

Tenaga

Medis

dalam memberikan pelayan

antara Pasien dan Rumah Sakit yaitu :

hubungan

kesehatan ?

Perjanjian

2. Seberapa besar tanggung

perawatan yaitu, kesepakatan

jawab hukum pelayanan publik rumah sakit ?

3

Veronica Komalawati. 1989. Hukum Dan Etika Dalam Praktek Dokter, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta; Sudikno Mertokusumo; Malpraktek dan Pelayanan Kesehatan serta Tantangannya Dalam Era Globalisasi.hlm4-5. Hendrojono Soewono. 2007.Batas Pertanggungjawaban Hukum Malpraktek Dokter dalam Transaksi Terapeutik, Jakarta, Hlm.9-11.

II. PEMBAHASAN A.

Hubungan

hukum antara

Pasien dengan Tenaga Medis dalam memberikan pelayan kesehatan.

4

Hubungan

hukum

berawal dari pola hubungan

antara dokter dengan pasien

vertikal

telah

antara bapak dengan anak yang

terjadi

sejak

dahulu

paternalistik

seperti

(zaman Yunani kuno), dokter

bertolak

sebagai

knows best” yang melahirkan

seorang

memberikan terhadap

yang

pengobatan orang

membutuhkannya.

dari prinsip “father

hubungan

yang

yang

bersifat

paternalistik. Hubungan hukum

Hubungan

timbul

bila

pasien

ini merupakan hubungan yang

menghubungi dokter karena ia

sangat

merasa

pribadi

karena

ada

sesuatu

yang

didasarkan atas kepercayaan

dirasakannya

dari pasien terhadap dokter

kesehatannya.

yang disebut dengan transaksi

psikobiologisnya memberikan

terapeutik.

6

membahayakan Keadaan

peringatan bahwa ia merasa

Transaksi

terapeutik

sakit,

dan

dalam

hal

ini

adalah perjanjian antara dokter

dokterlah yang dianggapnya

dan pasien berupa hubungan

mampu

hukum yang melahirkan hak

memberikan

dan kewajiban kedua belah

pertolongan. Jadi, kedudukan

Pihak.

Objek dari perjanjian

dokter dianggap lebih tinggi

ini adalah berupa upaya atau

oleh pasien dan peranannya

terapi

lebih penting daripada pasien.

untuk

menyembukna

pasien.

a. Hubungan

menolongnya

Hak-hak

dan

bantuan

pasien

dalam

hukum

pelayanan kesehatan, secara

antara dokter dengan pasien ini

umum hak pasien tersebut dapat

6

Endang Kusumah Astuti, 2003, Hubungan Hukum Antara Dokter Dan Pasien Dalam Upaya Pelayanan Medis, Semarang, hlm.3; Lebih lanjut : Chrisdiono M. Achadiat.. 2004. Hukum Medik, Balai Penerbit FKUI, Ctk. Pertama, Jakarta

dirinci

sebagai

berikut: 7 1. Hak pasien atas perawatan,

7

Bahder Johan Nasution, Op.Cit., hlm. 33.

5

2. Kewajiban melaksanakan nasihat dokter atau tenaga kesehatan, 3. Kewajiban memenuhi aturan-aturan pada kesehatan 4. Kewajiban untuk berterus terang apabila timbul masalah dalam hubungannya dengan dokter atau tenaga kesehatan 5. Kewajiban memberikan imbalan jasa 6. Menyimpan rahasia pribadi dokter yang diketahuinya Berdasarkan pada perjanjian terapeutik yang menimbulkan hak dan kewajiban bagi para pihak, dokter juga mempunyai hak dan kewajiban sebagai pengemban profesi. 7. Hak-hak dokter sebagai pengemban profesi dapat dirumuskan sebagai berikut: 8

a. Hak memperoleh informasi yang selengkaplengkapnya dan sejujurjujurnya dari pasien yang akan digunakannya bagi kepentingan diagnosis maupun terapeutik. b. Hak atas imbalan jasa atau honorarium terhadap pelayanan yang diberikannya kepada pasien. c. Hak atas itikad baik dari pasien atau keluarganya

dalam melaksanakan transaksi terapeutik. d. Hak membela diri terhadap tuntutan atau gugatan pasien atas pelayanan kesehatan yang diberikannya. e. Hak untuk memperoleh persetujuan tindakan medic dari pasien atau keluarganya. Hak-hak

tersebut

di

atas, dokter juga mempunyai kewajiban

yang

harus

dilaksanakan

yaitu

sebagai

berikut : 9 1. kewajiban untuk memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi, yaitu dengan cara melakukan tindakan medis dalam suatu kasus yang konkret menurut ukuran tertentu yang didasarkan pada ilmu medis dan pengalaman. 2. Kewajiban untuk menghormati hak-hak pasien, antara lain rahasia atas kesehatan pasien bahkan setelah pasien meninggal dunia. 3. Kewajiban untuk memberikan informasi pada pasien dan/atau keluarganya tentang tindakan medis yang dilakukannya dan risiko

8

Bahder Johan Nasution ,Op.Cit., hal. 35. Lebih lanjur : Nasruddin Andi Mappaware, dkk. 2010. Pengantar Bioetika, Hukum Kedokteran dan Hak Asasi Manusia, Jakarta;

9

Y.A Triana Ohoiwutun, 2007, bunga rampai hukum kedoteran, Malang:Bayu Media Publishing, hlm. 17.

6

yang mungkin terjadi akibat tindakan medis tersebut. 4. Kewajiban merujuk pasien untuk berobat ke dokter lain yang mempunyai keahlian/kemampuan yang lebih baik. 5. Kewajiban untuk memberikan pertolongan dalam keadaan darurat sebagai tugas perikemanusiaan.

dari tindakan dokter. Menurut Pasal 1426 KUH Perdata ganti

rugi

yang

dibebankan

jika

dapat terjadi

Wanprestasi adalah, Kerugian yang

nyata-nyata

diderita

kreditur yang disebut dengan Damnun

Emergens;

Keuntungan yang seharusnya b.

Tanggung Jawab Hukum

Dokter Terhadap Pasien

yang

disebut

Lucrum Cegans.Pada asasnya

Dokter sebagai tenaga professional

diperoleh

bertanggung

bentuk dari ganti rugi yang lazim

dipergunakan

ialah

jawab dalam setiap tindakan

uang, oleh karena menurut

medis

ahli-ahli

yang

terhadap

dilakukan

pasaien.

hukum

perdata

Dalam

maupun yurisprudensi, uang

tugas

merupakan alat yang paling

didasarkan

praktis, yang paling sedikit

pada niat baik yaitu berupaya

menimbulkan selisih dalam

dengan

menyelesaikan

menjalankan profesionalnya

sungguh-sungguh

suatu

berdasarkan pengetahuannya

sengketa. Selain uang masih

yang

ada bentuk-bentuk lain yang

dilandasi

dengan

sumpah dokter, kode etik

diperlukan

kedokteran

standar

ganti rugi yaitu pemulihan

untuk

keeadaan semula (innatura)

dan

profesinya menyembuhkan

atau

dan

sebagai

larangan

bentuk

untuk

menolong pasien. Antara lain

mengulangi. Keduanya ini

adalah:

kalau tidak ditepati dapat

Tanggung Jawab Etis :

diperkuat dengan uang paksa.

terjadinya Wanprestasi atau

Jadi harus diingat bahwa

perbuatan melawan hukum

uang paksa bukan merupakan

7

bentuk rugi.

atau

wujud

ganti

10

untuk memberikan bantuan sedapat-dapatnya,

Gugatan

sesuai

untuk

dengan ilmu dan ketrampilan

membayar ganti rugi atas

yang dikuasainya. Artinya,

dasar

atau

dia berjanji akan berda ya

perjanjian yang terjadi hanya

upaya sekuat-kuatnya untuk

dapat dilakukan bila memang

menyembuhkan

ada perjanjian dokter dengan

pasien.Tanggung

pasien.

Perdata

persetujuan

Perjanjian

tersebut

Jawab

Dokter

Karena

dapat digolongkan sebagai

Perbuatan Melanggar Hukum

persetujuan untuk melakukan

(onrechtmatige

atau

Berdasarkan Pasal 1365 KUH

berbuat

sesuatu.

daad).

Perjanjian itu terjadi bila

Perdata 11

pasien memanggil dokter atau

1) Adanya tindakan atau perbuatan Unsur-unsur yang tersimpul dari perumusan Pasal 1365 adalah: 2) Perbuatan itu harus melawan hukum (onrecht matigedaad) 3) Pelakunya mempunyai unsur salah 4) Tindakan atau perbuatan itu menimbulkan kerugian.

pergi ke dokter, dan dokter memenuhi permintaan pasien untuk mengobatinya. Dalam hal ini pasien akan membayar sejumlah

honorarium.

Sedangkan dokter sebenarnya harus

melakukan

prestasi

menyembuhkan pasien dari penyakitnya.

penyembuhan itu tidak pasti selalu sehingga

dapat seorang

Berdasarkan Pasal 1366

Tetapi

dilakukan dokter

hanya mengikatkan dirinya

KUH Perdata, Seorang dokter selain dapat dituntut atas dasar

wanprestasi

melanggar

hukum

dan seperti

tersebut di atas, dapat pula dituntut Mariam Darus Dadrulzaman, 1983, KUHPerdata Buku III Hukum Perikatan Dengan Penjelasan, Bandung:Penerbit Alumni, hlm. 29.

atas

dasar

lalai,

11

J.Satrio, 1993, Hukum Perikatan, Bandung:PT Citra Aditya Bakti, hlm. 139

8

sehingga

menimbulkan

mengakibatkan

kerugian. Gugatan atas dasar

cacat

badan12.

kelalaian ini diatur dalam Pasal 1366 KUH Perdata, menyatakan : “Setiap orang

c.

Hubungan Hukum Dokter

Dengan Pasien Hubungan

bertanggung jawab tidak saja untuk

kerugian

disebabkan perbuatannya, untuk

tetapi

kerugian

yang

dokter-pasien

karena

menempatkan

hukum akan dokter

berada

juga

pasien

yang

kesejajaran, sehingga setiap

disebabkan karena kelalaian

apa

atau

dokter

terhadap

Berdasarkan Pasal 1367 KUH

tersebut

harus

Perdata,

pasien

kurang

hati-hatinya”.

apabila

dan

kita

pada

yang dilakukan

oleh pasien

melibatkan

dalam

menentukan

simpulkan maka dari segi

apakah sesuatu tersebut dapat

hukum

atau tidak dapat dilakukan

jawab

perdata,

tanggung

tersebut

dapat

atas

dirinya.

mengandung beberapa aspek

bentuk

yaitu

hubugan

dapat

ditimbulkan

Salah

satu

kesejajaran

dalam

hukum

dokter-

karena “wanprestasi” (tidak

pasien

memenuhi prestasi), karena

informed

perbuatan melanggar hukum

persetujuan tindakan medik.

(onrecht matigedaad), dapat

Pasien berhak memutuskan

juga

apakah

karena

kurang

hati-

hatinya

mengakibatkan

matinya

orang

menolak

adalah consent

melalui atau

menerima

atau

sebagian

atau

seluruhnya rencana tindakan

(moedwillige/onrecht

da pengobatan yang akan

matigedoodslag)

dilakukan

dan juga

oleh

dokter

karena kurang hati-hatinya 12

Hermien Hadiati Koeswadji, 1984, Hukum dan Medik, Surabaya:Airlangga University Press, hlm. 36.

9

terhadap

dirinya. UU

Nomor

29

Tahun

RI

1. Pelaku perjanjian harus

2004

dapat bertindak sebagai

Tentang Praktik Kedokteran,

subjek hukum

khusunya mengatur tentang

2. Perjanjian antara subjek

Hak dan Kewajiban Dokter

hukum tersebut harus atas

atau tenaga medis, doktcr

dasar sukarela dan tanpa

mempunyai hak:

paksaan,

1. memperoleh perlindungan hukum

3. Perjanjian

sepanjang

memperjanjikan sesuatu di

melaksanakan tugas sesuai

bidang

dengan standar profesi dan

kesehatan,

standar

prosedur

atas sebab yang halal dan

2. memberikan

pelayanan

medis

menurut

standar

profesi

dan

standar

3. memperoleh

informasi

yang iengkap dan jujur pasien

tidak bertentangan dengan hukum. d.

prosedur operasional;

atau

Hak dan Kewajiban Rumah Sakit Menurut UndangUndang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit. Rumah sakit sebagai

keluarganya; 4. menerima imbahan jasa. Hubungan

hukum

dokter pasien mengacu pada Pasal 1320 KUHPerdata yang mengatur sahnya

syarat-syarat sebuah

perjajiajan

atau perikatan hukum Syaratsyarat tersebut yaitu antara lain :

pelayanan

4. Perjanjian tersebut harus

operasional;

dan

tersebut

penyelenggara

pelayanan

kesehatan mempunyai hakhak dan kewajiban-kewajban dalam

hubungan

hukum

perjanjian terapeutik dengan pasien

sebagaimana

diatur

dalalam

yang

Undang-

Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah sakit, yaitu

dalam

Pasal

30

10

menyatakan

Hak-Hak

Rumah Sakit, yaitu :

melaksanakan

pelayanan kesehatan;

1. Menentukan jumlah, jenis dan

dalam

13

7. Mempromosikan layanan

kualifikasi

sumber

kesehatan yang ada di

manusia

sesuai

rumah sakit sesuai dengan

daya

dengan kualifikasi rumah

ketentuan

sakit;

undangan;

2. Menerima imbalan jasa pelayanan

serta

menentukan renumerasi,insentif

dan

penghargaan

sesuai

dengan

ketentuan

peraturan

perundang-

undangan;

8. Mendapatkan insentif pajak bagi rumah sakit publik dan rumah sakit yang ditetapkan sebagai rumah sakit pendidikan. Kewajiban

kerja

Tahun 2009, yaitu :

sama

4. Menerima

dari

dan pihak

yang

pelayanan

yang aman,

efektif

dengan

mengutamakan

mengakibatkan kerugian;

kepentingan

6. Mendapatkan

sesuai hukum

pasien

dengan

standar

pelayanan rumah sakit; 3.

Eman Suparman. 2005. Tanggung Jawab Hukum dan Etika Profesi Tenaga Kesehatan, Malang, Hlm21-25; Lebih lanjut : H. Amy Isfandyarie. 2006. Tanggung Jawab Umum dan Sanksi bagi Dokter, Buku I

tentang

bermutu, antidiskriminasi

ketentuan;

perlindungan

Memberikan kesehatan

pihak lain sesuai dengan

5. Menggugat

benar

kepada masyarakat. 2.

bantuan

informasi

pelayanan rumah sakit

mengembangkan

pelayanan;

Memberikan yang

dengan pihak lain dalam rangka

Rumah

Sakit,Pasal 29 UU Nomor 44

1.

3. Melakukan

perundang-

Memberikan

pelayanan

gawat

darurat

kepada

pasien

sesuai

dengan

kemampuan pelayanannya; 11

4.

Berperan

aktif

memberikan

5.

dalam

pelayanan

parker,

ruang

sesuai

tunggu,

sarana

untuk

dengan

kemampuan

orang

pelayanannya;

menyusui,anak-anak,

Menyediakan sarana dan

usai lanjut;

pelayanan

bagi

masyarakat

tidak

Melaksanakan

wanita

10. Melaksanakan

sistem

rujukan; keinginan

fungsi

pasien yang bertentangan

sosial antara lain dengan

dengan standar profesi

memberikan

dan etika serta peraturan

fasilitas

perundang-undangan; 12. Memberikan

informasi

gawat darurat tanpa uang

yang

muka,ambulance

jujur mengenai hak dan

gratis,pelayanan bencana luar

dan

korban kejadian

biasa,atau

sosial

bagi

mutu

13. Menghormati

misi

pasien;

dan hak-hak

14. Melaksanakan

menjaga

standar pelayanan

15. Memiliki

sebagai

bencana;

melayani pasien;

sistem

pencegahan dan

dalam

etika

rumah sakit;

kesehatan di rumah sakit acuan

dan

kewajiban pasien.

melindungi

Membuat, melaksanakan dan

benar,jelas

bakti

kemanusiaan;

9.

cacat,

11. Menolak

mampu/miskin,pelayanan

8.

layak antara lain sarana ibadah,

pelayanan pasien tidak

7.

yang

kesehatan pada bencana

mampu/ miskin; 6.

prasarana umum

kecelakaan

penanggulangan

16. Melaksanakan

program

Menyelenggarakan

pemerintah

di

bidang

rekam medik;

kesehatan

baik

secara

Menyediakan sarana dan

regional

maupun

12

nasional;

rumah

sakit

yaitu

17. Membuat daftar tenaga

menyelenggarakan pelayanan

medis yang melakukan

kesehatan yang bermutu dan

praktek kedokteran atau

terjangkau

kedokteran

dan

prinsip aman, menyeluruh,

tenaga kesehatan lainnya;

non diskriminatif, partisipatif

gigi

18. Menyusun

dan

berdasarkan

dan

memberikan

melaksanakan peraturan

perlindungan

internal

masyarakat sebagai pengguna

rumah

sakit/hospital Laws

jasa

19. Melindungi

dan

memberikan

bantuan semua

bagi

pelayanan

juga

bagi

kesehatan,

penyelenggara

pelayanan kesehatan

hukum

bagi

untuk

petugas

rumah

sakit

kesehatan

dalam

melaksanakan

tingginya.

tugas;

mewujukan yang

demi derajat

setinggi-

Hubungan

hukum

20. Memberlakukan seluruh

rumah

sakit-pasien

adalah

lingkungan rumah sakit,

sebuah

hubungan

perdata

kawasan tanpa rokok.

yang

menekankan

pelaksanaan B . Tanggung Jawab Hukum Pelayanan

Publik

Rumah

Sakit

organisasi pelayanan

sakit

adalah

penyelenggara publik.

yang

mempunyai tanggung jawab publik atas setiap pelayanan jasa publik kesehatan yang diselenggarakannya. Tanggung

jawab

dan

kewajiban-kewajiban masingmasing pihak secara timbal balik.

Rumah

hak-hak

Rumah

sakit

berkewajiban

untuk

memenuhi

pasien

dan

hak-hak

sebaliknya

pasien

berkewajiban memenuhi hakhak rumah sakit. Kegagalan salah satu pihak memenuhi hak-hak pihak lain, apakah

publik

karena

wanprestasi

atau

13

kelalaian akan berakibat pada

secara

gugatan atau tuntutan perdata

adanya

yang berupa ganti rugi atas

pelayanan

kerugian yang dialami oleh

terutama

dalam

kaitan

pasien.

hubungan

dokter

dengan

Dalam hubungan antara dokter

dan

pasien

timbul

masalah

adanya

dugaan

otomatis

menuntut transparansi

pasien

kesehatan,

dan

menyangkut

sering

keluhan yang dialami pasien

dengan

serta terapi, pengobatan yang

terjadinya

dilakukan

oleh

dokter

kelalaian medis, hal itu dapat

terhadap pasien. Hal yang

juga

sangat

disebabkan

karena

mendasar

dalam

kurangnya pemahaman atau

pelayanan

kesehatan

persepsi yang sama atas hak

selalu

dipermasalahkan

dan kewajiban baik pemberi

masyarakat,

dan

menyangkut

penerima

pelayanan

pasien

yang

adalah

keterbukaan,

kesehatan.

transparansi, mutu pelayanan,

Masalah hukum yang timbul

penerapan

tersebut

kedisiplinan waktu, sehingga

dapat

diakibatkan

aturan,

kesalahan atau kelalaian para

sering

petugas di Rumah Sakit atau

kelalaian medis atau musibah

diakibatkan kesalahan dalam

klinis.

menerapkan atas

kebijaksanaan

peraturan

diakibatkan pengetahuan

dan

diduga

melakukan

Dalam hal ini, rumah

juga

sakit harus dapat memberikan

kekurangan

perlindungan dan kepastian

para

petugas

hukum bagi seluruh tenaga

tentang Hukum Kesehatan

kesehatan yang memberikan

atau

pelayanan

peraturan

undangan kesehatan.

perundangdibidang

Perkembangan

rumah

kesehatan sakit

pembentukan

di

melalui berbagai

saat ini masyarakat semakin

perangkat aturan di rumah

sadar atas hak-haknya yang

sakit

meliputi,

peraturan

14

internal staf medis, standar

maupun

prosedur

dan

pekerja sosial dan rumah

berbagai pedoman pelayanan

sakit, di mana mereka secara

kesehatan

pribadi atau bersama-sama

operasional

serta

penyediaan

melalui

SDM

yang

terikat

non

oleh

perawatan,

kaidah-kaidah

memiliki kompetensi dalam

tertentu, baik kaidah-kaidah

bidang medikolegal. Hal lain

hukum maupun kaidah sosial

yang

lainnya. Sistem kesehatan,

perlu

perhatian

mendapat

bersama

oleh

yang menonjol adalah profesi

seluruh pihak di rumah sakit

kedokteran, karena menurut

adalah

menyangkut

anggapan umum, seseorang

pelaksanaan etika profesi dan

yang mempunyai profesi ini

etika rumah sakit sehingga

adalah menyenangkan, yaitu

penyelenggaraan

Pelayanan

dianggap merupakan profesi

secara beretika akan sangat

yang mulia. Oleh karena itu

mempermudah seluruh pihak

perlunya di tinjau kembali

dalam menegakkan aturan-

Perangkat

aturan hukum.

mengatur

Permasalahan

hukum

yang

penyelenggaraan

Hukum

praktik kedokteran dirasakan

Yang Dihadapi Tenaga Medis

belum memadai, selama ini

atau Dokter dan Rumah Sakit

masih

Dalam

kebutuhan

Medis.

oleh

formal

dan

Adapun dalam suatu sistem

kepentingan

kesehatan,

pemerintah,sedangkan

porsi

nampak

Pelayanan

didominasi

interaksi menonjol

yang adalah

profesi

masih

interaksi antara dokter dan

kurang.Dokter

pasien yang mungkin juga

perangkat

melibatkan

dimilkinya

lainnya.

unsur-unsur

Unsur-unsur

lain

karakteristik

sangat dengan

keilmuan

yang

mempuyai yang

khas.

tersebut mungkin para medis

Kekhasannya ini terlihat dari

baik

pembenaran yang diberikan

bagian

perawatan

15

oleh

hokum

yaitu

mungkin terjadi. Adapun di

diperkenankannya melakukan

Indonesia

tindakan

terhadap

dalam pelayanan kesehatan,

tubuh manusia dalam upaya

telah memperoleh pembenaran

memelihara

secara

medik

dan

meningkatkan

derajat

kesehatan.

informed

yuridis

melalui

Peraturan Mentri Kesehatan Republik

Indonesia

585/Menkes/1989.

Nomor

Hubungan

tersebut lahir dan memnuhi

III. PENUTUP

syarat

A. KESIMPULAN 1. Hubungan Hukum Antara Pasien Dengan Tenaga Medis Dalam

Memberikan

Pelayanan Kesehtans yaitu, Hubungan

hukum

ini

bersumber pada kepercayaan pasien terhadap Tenag Medis (dokter atau Perawat) sehingga pasien bersedia memberikan persetujuan

tindakan

medis

(informed consent), yaitu suatu persetujuan

pasien

untuk

menerima upaya medis yang akan dilakukan terhadapnya. Hal ini dilakukan setelah ia mendapat informasi dari dokter mengenai upaya medis yang dapat

consent

dilakukan

untuk

menolong dirinya, termasuk memperoleh

informasi

sahnya

terapeutik 1320

didasarkan

KUH

Syarat

transaksi

Perdata

Subyek

Pasal Yaitu,

an

Syarat

Obyek. 2. Tanggung

Jawab

Hukum

Pelayanan

Publik

Rumah

Sakit yaitu, Tanggung jawab publik

rumah

sakit

menyelenggarakan

yaitu

pelayanan

kesehatan yang bermutu dan terjangkau berdasarkan prinsip aman,

menyeluruh,

non

diskriminatif, partisipatif dan memberikan perlindungan bagi masyarakat sebagai pengguna jasa

pelayanan

kesehatan

(health receiver), juga bagi penyelenggara

pelayanan

kesehatan receiver)

(health demi

untuk

mengenai segala risiko yang 16

mewujukan derajat kesehatan

hukum,

dituntut

yang setinggi-tingginya.

profesionalisme, memberikan pelayanan

B. SARAN Adapun

permasalahan

sebuah

medik

adalah

perbuatan

hukum.

di atas, maka disarankan agar

Dalam benak para teman

segala sesuatu yang dilaukan

sejawat tiada lain hanyalah

oleh

melakukan

dokter

pasiennya

dalam

terhadap upaya

tindakan

profesional kedokteran harus

peyembuhan penyakit pasien

sesuai

dengan

adalah merupakan perbuatan

profesional

hukum yang kepadanya dapat

jabatan

dan

kode

etik

sumpah dokter.

dimintai petanggug jawaban

17

DAFTAR PUSTAKA A. Buku : Bahder Johan Nasution, 2005, Hukum Kesehatan Pertanggung Jawaban Dokter, Jakarta:Rineka Cipta, C.S.T. Kansil. 1991. Pengantar Hukum Kesehatan Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta Eman Suparman. 2005. Tanggung Jawab Hukum dan Etika Profesi Tenaga Kesehatan, Malang Endang Kusumah Astuti, 2003, Hubungan Hukum Antara Dokter Dan Pasien Dalam Upaya Pelayanan Medis, Semarang, Hendrojono Soewono. 2007. Batas Pertanggungjawaban Hukum Malpraktek Dokter dalam Transaksi Terapeutik, Jakarta H. Amy Isfandyarie. 2006. Tanggung Jawab Umum dan Sanksi bagi Dokter, Buku I Hermien Hadiati Koeswadji, 1984, Hukum dan Medik, Surabaya:Airlangga University Press, Jusuf Hanafiah dan Amri Amir. 1989. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan, EGC, Jakarta J.Satrio, 1993, Hukum Perikatan, Bandung:PT Citra Aditya Bakti, J. Guwandi. 1991. Dokter Dan Hukum, Monella, Jakarta -------------,1995,Persetujuan tindakan medis(informed consent),Jakarta:FK UI -------------.1994. Kelalaian Medik, Fakultas Kedokteran Univ Indonesia, Jakarta -------------. 2004. Hukum Medik, Balai Penerbit FKUI, Ctk. Pertama, Jakarta -------------.2005. Informed Consent, dan Rahasia Medis, Jakarta Munir Fuady, Hukum Bisnis Dalam Teori dan Praktek, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, Bandung, 2005, Nasruddin Andi Mappaware, dkk. 2010. Pengantar Bioetika, Hukum Kedokteran dan Hak Asasi Manusia, Jakarta; Ratna Suprapti S. 2001. Etika Kedokteran Indonesia, Jakarta Syafitri Haryani, 2005, Sengketa Medik: Alternatif Penyelesaian Antara Dokter Dengan Pasien, Jakarta:Diadit Media, Sudikno Mertokusumo; Malpraktek dan Pelayanan Kesehatan serta Tantangannya Dalam Era Globalisasi Y.A Triana Ohoiwutun, 2007, bunga rampai hukum kedoteran, Malang:Bayu Media Publishing, Veronica Komalawati. 1989. Hukum Dan Etika Dalam Praktek Dokter, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta; Veronika Komalawati, Informed Consent dalam Pelayanan Medis, 1989, B. Internet : http://sudiknoartikel.blogspot.com/2008/07/malpraktek-dan-pelayanankesehatan

18

BIODATA

I.

IDENTITAS PRIBADI Nama

: Nadya Said

Tempat Tanggal Lahir

: Palu,31 Maret 1990

Jenis Kelamin

: Perempuan

Anak Ke

: 4(empat)Dari 5(lima) Bersaudara

Agama

: Islam

Pekerjaan

: Mahasiswi

Alamat

: Jln. Gunung Loli No 32 Palu

Status

: Belum Kawin

E-mail

: [email protected]

19