HUBUNGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DENGAN KINERJA PERAWAT DI

Download dan 1 tenaga medis dalam setiap shiftnya. Berdasarkan data pada RS ... fenomena kesehatan itu terjadi, kemudian melakukan analisis ... peke...

1 downloads 575 Views 801KB Size
HUBUNGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT AISYIYAH BOJONEGORO TAHUN 2016 1

Mohammad Noviar Jayanegara, 2Hartantik

ABSTRAK Kepuasan adalah sikap positif terhadap pekerjaannya. Masalah penelitian di IGD rata – rata perawat yang bekerja merasa kurang puas dalam pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kepuasan kerja dengan kinerja perawat di Ruang Instalasi Gawat Darurat RS Aisyiyah Bojonegoro. Desain Penelitian menggunakan metode Analitik korelasional. Populasi penelitian adalah perawat di Ruang Instalasi Gawat Darurat RS Aisyiyah Bojonegoro sedangkan sampel penelitian sebagian perawat terpilih sebanyak 36 orang, Dengan menggunakan teknik Simple Random sampling, untuk mendapatkan bentuk hubungan kedua variable, berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa kepuasan kerja (variable bebas)dan kinerja ( variable terikat), dengan menggunakan instrument adalah kuesioner dan menggunakan uji Cramers “V”. Hasil penelitian yang dilakukan di RS Aisyiyah Bojonegoro perawat yang merasa puas dalam bekerja sebesar 83 %, yang tidak puas sebesar 17%. Untuk kinerja perawat di RS Aisyiyah Bojonegoro skor rata-rata kinerja baik 92%, nilai  : 0,0028 dimana lebih kecil dari 0,05 sehingga H0 ditolak, dengan nilai r = 0,366** (Ho ditolak dan H1 diterima, bila didapatkan nilai t hitung > t tabel, yang berarti ada hubungan antara Kepuasan kerja dengan kinerja, dengan tingkat keeratan hubungan sedang. Hasil dari penelitian adalah kepuasan kerja dengan kinerja sangatlah berperan penting, kepuasan akan tercipta dengan penghargaan kinerja yang diperolehnya.

Kata kunci : kepuasan kerja, kinerja perawat

LATAR BELAKANG Kepuasan kerja dapat didefinisikan sebagai suatu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari sebuah evaluasi karakteristiknya (Robbins dan Judge, 2007).Tingkat kepuasan kerja dapat terukur berdasarkan beberapa indikator yaitu dari pekerjaan itu sendiri, penghasilan, kesempatan promosi, pengawasan dan rekan kerja atau atasan (Robbins dan judge, 2007). Kinerja adalah catatan mengenai akibat-akibat yang dihasilkan pada sebuah fungsi pekerjaan atau aktivitas selama periode tertentu yang berhubungan dengan tujuan organisasi (Suhendi dan Anggara, 2010). Di IGD RSAB Muhammadiyah Tuban, jumlah SDM perawat sendiri berjumlah 11 orang perawat sehingga dapat mempengaruhi rasa kepuasan kerja perawat dalam memberikan pelayanan dan kinerja perawat dalam memberikan pelayanan berupa tindakan keperawatan maupun kegawatdaruratan pada pasien. Sikap seseorang terhadap pekerjaannya mencerminkan pengalaman yang menyenangkan atau rasa puas dan pengalaman yang tidak menyenangkan atau rasa tidak puas. RS Aisyiyah Bojonegoro adalah RS Tipe C dari yayasan Muhammadiyah daerah Tuban yang berada di jalan Diponegoro Tuban, dengan jumlah keseluruhan karyawan di Lingkup IGD Sebanyak 40 orang, dalam setiap shift jumlah petugas jaga sebanyak 3 orang tenaga paramedis dan 1 tenaga medis dalam setiap shiftnya. Berdasarkan data pada RS Aisyiyah Bojonegoro, bahwa tenaga perawat memiliki latar belakang pendidikan S1 = 3 orang, D3 = 35 orang, SPK = 2 orang, sesuai jumlah petugas jaga yang terbatas tersebut dalam memberikan pelayanan kegawatdaruratan dan keperawatan di Ruang IGD pada pasien kritis maupun

tidak dapat terhambat dikarenakan penggabungan ruangan antara instalasi rawat jalan pasien umum dan gawat darurat di Ruang IGD tersebut. Oleh karena itu dapat mempengaruhi kinerja perawat itu sendiri, dalam hal pelayanan, sehingga pelayanan menjadi tidak kondusif dan maksimal. Dalam pelayanan keperawatan yang masih rendah yaitu dalam hal dokumentasi asuhan keperawatan dikarenakan bila terdapat pasien kritis dan gawat darurat untuk pengisian dokumentasi masih ada yang kurang, Sehingga kinerja perawat yang rendah dalam hal pembuatan asuhan keperawatan. TUJUAN PENELITIAN Mengetahui Hubungan Kepuasan Kerja dengan kinerja perawat di Instalasi Gawat darurat RS Aisyiyah Bojonegoro?. Desain Penelitian Desain Penelitian pada hakekatnya merupakan strategi untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun penelitian pada seluruh proses penelitian (Nursalam,2003 dalam Yanindrawati, 2014).Desain penelitian ini yang digunakan adalah desain penelitian analitik dimana peneliti mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi, kemudian melakukan analisis dinamika korelasi antara fenomena, baik antara risiko dengan faktor efek, antar faktor risiko, maupun antar faktor efek.(Notoatmodjo,2005), dengan menggunakan metode “Cross Sectional” yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika antar faktor – faktor resiko dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat ( point time approach). Artinya tiap subyek penelitian

hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan. Hal ini tidak berarti bahwa semua subjek penelitian diamati pada waktu yang sama (Notoatmodjo,2005). Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui hubungan kepuasan kerja

perawat dengan kinerja perawat di Instalasi gawat darurat RS Aisyiyah Bojonegoro yaitu dengan metode Analitik korelasional. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Instalasi gawat darurat RS Aisyiyah Bojonegoro. Waktu Penelitian adalah Maret sampai Februari 2016.

Kerangka Kerja Populasi :Seluruh Perawat Pelaksana di IGD RS Aisyiyah Bojonegoro Simple Random Sampling Sampel :Sebagianperawatpelaksana di IGD RS Aisyiyah Bojonegoro

VariabelIndependen : Kepuasan kerja

Variabel Dependen: Kinerja perawat

Pulta :Menggunakan Kuesioner Pengumpulan/ Pengolahan data dan Analisa Data menggunakan Koefisien korelasi PenyajianHasil PenarikanKesimpulan

Variabel dalam penelitian Variabel dalam penelitian ini: 1) Variabel Independen dalam penelitian ini adalah Kepuasan Kerja Perawatdi Instalasi Gawat Darurat RS Aisyiyah Bojonegoro. 2) Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah Kinerja Perawat di Instalasi Gawat Darurat RS Aisyiyah Bojonegoro. Definisi Operasional Variabel Defiinisi Operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut.(Nursalam, 2003 dalam Yanindrita, 2014). Tabel 3.1 Definisi Operasional “ Hubungan Kepuasan Kerja dengan kinerja perawat di Instalasi Gawat Darurat RS Aisyiyah Bojonegoro”. No

Variabel

1

Variabel Independen: Kepuasan Kerja Perawat di IGD

Definisi Operasional Kepuasan Kerja: Evaluasi yang menggambarkan seseorang atas perasaan sikapnya, senang, atau tidak senang, puas atau tidak puas dalam bekerja.

Indikator Faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja: 1. kerja yang secara mental mendukung

Alat ukur Kuesioner

Skala data Nominal

Skor Memuaskan skor :1 Tidak Memuaskan skor : 0 • Tidak Puas ≤ 55%, kode 1 • Puas 56 – 100, kode 2 Nilai mean T>T=tidak puas, dan Nilai mean T
2. ganjaran yang pantas, 3. kondisi kerja yang mendukung, 4.rekan kerja yang mendukung, 5. kesesuaian kepribadian dan pekerjaan.

2

Variabel Dependen :Kinerja Perwata di IGD

Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Faktor kinerja dalam diri perawat : pengetahuan dan ketrampilan, kompetensi yang sesuai dengan pekerjaan, motivasi kerja dan kepuasan kerja. Faktor kinerja dari luar diri perawat : beban kerja dan gaya kepemimpinan dalam organisasi yang sangat berperan.

Kuesioner

Nominal

Baik skor :1 Tidak Baik skor : 0 • Tidak Baik ≤ 55%, kode 1 • Baik 56 – 100, kode 2 • Nilai mean T>T=tidak baik, dan Nilai mean T
Populasi Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari : objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2006)Populasi yang terjangkau dalam penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana dalam kepuasan kerja di Instalasi Gawat darurat RS Aisyiyah Bojonegoro. Besar populasi dalam penelitian ini adalah 40 orang. Sampel Penelitian Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul – betul representatif (mewakili).(Sugiyono,2006). Yang menjadi sampel penelitian ini adalah perawat pelaksanadalam kepuasan kerja di Instalasi Gawat Darurat yang memenuhi kriteria yaitu yang bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.Besar sampel pada penelitian ini diambil sesuai t- tes(Krejcie). Apabila jumlah populasi 40, maka besar sampelnya adalah 36 orang. Teknik Penelitian Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Simple Random Sampling.Simple Random Sampling adalah dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itucara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.(Sugiyono,2006). Instrumen atau Alat Ukur Dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dengan pertanyaan tertutup. Menurut Soekidjo (2005), kuesioner adalah daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, sudah matang, diamana responden (dalam hal angket) dan interviewer (dalam hal wawancara)

apabila responden buta huruf peneliti membacakan soal kuesioner untuk memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda – tanda tertentu. Dengan demikian kuesioner sering juga disebut “Daftar Pertanyaan”(Formulir) yang dibuat sendiri sesuai dengan literatur kepuasan dengan kinerja dengan jawaban yang cocok (V) yaitu puas dan tidak puas dan kinerja baik dan tidak baik. Dalam penelitian ini kuesionernya berbentuk pertanyaan tertutup (closed ended question) jenis dichotomous choice question dan multiple choice. 1) Dichotomous choice Dichotomous choice yaitu pertanyaan yang hanya menyediakan dua jawaban/alternatif, dan responden hanya memilih satu diantaranya (Notoatmodjo, 2010), digunakan untuk mendapatkan data variable independent (kepuasan kerja perawat Instalasi Gawat Darurat RS Aisyiyah Bojonegoro). 2) Multiple choice Multiple choice yaitu pertanyaan yang menyediakan alternatif jawaban dan responden hanya memiliki salah satu diantaranya sesuai dengan pendapatnya (Notoatmodjo, 2010: 160), digunakan untuk mendapatkan data variable independent. Bentuk dan jenis pertanyaan yaitu 2 pilihan yaitu puas dan tidak puas dan pernyataan benar dan salah dalam soal kinerja.jumlah pertanyaan yaitu sejumlah 17, untuk kepuasan kerja sebanyak 25 soal dan soal kinerja perawat sejumlah 20 soal kuesioner. Pengumpulan Data Pengambilan dan pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subyek dan proses pengumpulan karakteristik subyek yang diperlukan dalam suatu penelitian (Nursalam, 2003 dalam Yanidrawati,2014). Setelah Mendapatkan ijin dari Ketua lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyarakat Peneliti langsung Menuju ke Direktur RS Aisyiyah Bojonegoro untuk mengambil data awal berupa rekapitulasi data tentang kepuasan Kerja perawat di Instalasi Gawat Darurat RS Aisyiyah Bojonegoro. Peneliti langsung menuju ke kepala Pelayanan Medis, Kepala Instalasi gawat Darurat dan kepala perawat Instalasi Gawat darurat untuk meminta ijin pengambilan data tentang kepuasan

kerja perawat dengan kinerja perawat di Instalasi Gawat Darurat RS Aisyiyah Bojonegoro. Peneliti melakukan pendekatan ke responden dengan mendatangi peserta sesuai dengan jadwal jaga tersebut sejumlah 36 orang ( sesuai tabel krejcie), selain itu peneliti sebelumnya melakukan kontrak waktu pengambilan data pada perawat yang libur jaga yang kemudian peneliti melakukan wawancara dan menjelaskan pertanyaan – pertanyaan yang ada didalam kuesioner guna menyamakan persepsi antara peneliti dan responden, setelah itu peneliti melakukan pengambilan data di Instalasi Gawat darurat. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Simple Random sampling. Simple Random Sampling adalah dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itucara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.(Sugiyono,2006). Instrumen yang digunakan adalah kuesioner, pertanyaan yang diberikan berbentuk pertanyaan tertutup, dengan cara mengisi titik – titik pada data demografi dan memberikan tanda cocok (V) pada kolom jawaban yang dianggap benar. Sebelum dikumpulkan lembar angket tersebut, peneliti mengecek dan mengklarifikasi pada responden (Editing) mungkin ada pertanyaan yang terlewati / belum terjawab/ jawaban diluar kolom yang ditentukan. Responden diberikan kode sesuai dengan jawaban yang dijawab peserta (coding), dan peneliti menentukan skor (scoring) pada setiap jawaban yang dijawab peserta.setelah itu peneliti mentabulasi (tabulating) hasil pengumpulan data. Coding, dilakukan sebagai usaha untuk menyederhanakan data, yaitu dengan memberi simbol angka pada tiap-tiap jawaban, atau suatu cara mengklasifikasikan jawaban responden atau suatu pertanyaan menurut macamnya dengan jalan menandai masing-masing jawaban dengan kode. Cara pemberian kode sebagai berikut : 1) Variabel independent (Kepuasan kerja Perawat di IGD RS Aisyiyah Bojonegoro) Tidak Puas :0 Puas :1 2) Variabel dependent (Kinerja perawat) Tidak baik :0 Baik :1

Penyusunan data (Tabulating) Penyusunan data merupakan pengorganisasian data sedemikian rupa agar mudah dapat dijumlah, disusun, dan ditata untuk disajikan dan anasilis (Budiarto E, 2011). Hasil dari jawaban responden yang telah dinilai dijumlahkan dan dibandingkan dengan total skor, kemudian dikalikan 100% dan hasilnya berupa prosentase. Pengolahan data untuk mengetahui derajat luka dan gangguan konsep diri, kemudian dihitung prosentasenya dengan menggunakan rumus :

P

f x100% n

Keterangan : P : Prosentase f : Nilai yang diperoleh n : Frekwensi total atau keseluruhan Dari pengolahan data hasil penelitian yang telah dilaksanakan data kemudian dimasukkan dalam tabel distribusi yang dikonfirmasi dalam bentuk prosentase dan narasi, dengan kriteria sebagai berikut : 1) 56%-100% = Mayoritas 2) < 50% = Kurang dari sebagian. Setelah data dikumpulkan dan dilakukan proses editing, coding, dan skoring, selanjut data tersebut kemudian diolah secara manual maupun menggunakan piranti lunak komputer Statistical Package For Social Science (SPSS) for Windows. Setelah itu dilakukan analisis deskriptif data, yaitu meringkas, mengklasifikasikan data yang memungkinkan peneliti untuk mengurangi, menyimpulkan, mengorganisasikan, menginterpretasikan dan menyajikan informasi yang jelas dengan angka-angka yang bermakna, kemudian data disajikan dalam bentuk prosentase. Untuk mengetahui hubungan antara variabel independent dengan variabel dependent

yang terdiri dari data ordinal dan data nominal digunakan analisa statistik Cramers “V” (Hidayat, 2010). Dengan tingkat kemaknaaan   0,05, jika signifikan () dibawah atau sama dengan 0,05 maka HI diterima dan H0 ditolak dan dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang nyata antara dua variabel yang diteliti (Sugiyono, 2010). Selanjutnya untuk menentukan tingkat

korelasi atau hubungan antara variabel dapat dilihat dari koefisien korelasi (r) yang menunjukkan kekuatan hubungan,

Besarnya nilai (c)

menggunakan uji contingency coefficient, dengan interpretasi nilai r pada tabel 3.2. Tabel 3.2 Interprestasi Nilai Koefisien Korelasi (r) Interprestasi

Antara 0,00 sampai dengan 0,199

Rendah

Antara 0,20 sampai dengan 0,399

Sedang

Antara 0,60 sampai dengan 1,000

Kuat

(Sugiyono, 2010)

Analisa Data Pada penelitian ini, analisa data merupakan bagian yang sangat penting mencapai tujuan, dimana tujuan pokok penelitian adalah menjawab pertanyaan – pertanyaan penelitian dalam mengungkap fenomena (Nursalam,2003 dalam Yanindrawati,2014).Data dalam penelitian ini dianalisis menggunakan teknik statistic deskriptif (univariate). Menggunakan Koefisien korelasi yaitu suatu alat statistic, yang dapat digunakan untuk membandingkaan hasil pengukuran dua variable yang berbeda agar dapat menentukan tingkat hubungan anytara variable – variable ini Analisa univariat berfungsi untuk meringkas kumpulan data hasil pengukuran sedemikian rupa sehingga kumpulan data tersebut berubah menjadi informasi yang berguna. Peringkasan tersebut dapat berupa ukuran statistik, tabel. Analisa univariat dilakukan masing–masing variabel yang diteliti yaitu kepuasan kerja dan kinerja perawat. Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran tentang data masing-masing variabel. Analisa data bivariat adalah analisa yang dilakukan lebih dari dua variable (Notoadmodjo, 2010 : 183). Analisa bivariat berfungsi untuk mengetahui hubungan antara kepuasan kerja perawat dengan kinerja perawat dengan menggunakan uji-koefisien korelasi bivariate . Tes ini diterapkan jika analisis data bertujuan

untuk mengetahui apakah 2 kelompok sampel berbeda dalam variable tertentu. Berdasarkan uji statistic dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima, bila didapatkan nilai t hitung > t tabel .Apabila Ho diterima dan H1 ditolak bila didapatkan nilai t hitung < t tabel. Kepuasan diukur berdasarkan seberapa jauh perbedaan antara harapan dan kenyataan yang diterima. Scoring dalam arti memberi skor pada setiap data. Cara pemberian skor hasil dari jawaban responden adalah : 1) Cara pemberian skor pada variabel independent (Kepuasan kerja perawat IGD RS Aisyiyah Bojonegoro), cara pemberian skor : Nilai 0 = menjawab tidak puas Nilai 1 = menjawab puas Dari hasil jawaban responden yang telah dinilai kemudian diolah dengan menjumlahkan dan membandingkan dengan total skor kemudian dikalikan 100% (Budiarto E, 2011). Rumus yang dapat digunakan adalah :

P 

f x 100% n

Keterangan : P = Prosentase. f = Nilai yang diperoleh. n = Frekuensi total atau keseluruhan Setelah prosentasenya diketahui, kemudian hasilnya dinilai dengan kriteria :

a) Baik atau Puas, jika responden mendapat skor 56%-100%. b) Tidak baik atau Tidak puas, jika responden mendapat skor ≤55%. 2) Cara pemberian skor pada variabel dependent (kinerja perawat IGD RS Aisyiyah Bojonegoro), cara pemberian skor : Skor individu dalam skala rating dijumlahkan kemudian membandingkan skor tersebut dengan harga rata-rata atau mean skor kelompok. Dimana responden itu termasuk. Perbandingan relatif ini akan menghasilkan interpretasi skor individual sebagai puas atau tidak puas dibandingkan dengan rata-rata kelompoknya. Agar

perbandingan itu menjadi punya arti, haruslah dinyatakan dalam satuasi deviasi standar kelompok ini sendiri yang berarti kita harus mengubah skor individual menjadi skor standart. Skor Guttman yang digunakan yaitu : 0 = Tidak puas (TP) 1 = Puas (P) Setelah semua data terkumpul dari hasil pengumpulan data,maka dilakukan pengolahan data secara analitik Dengan Menggunakan Test Uji Cramer’s V :koefisien korelasi , dengan menggunakan prosentase pada program SPSS 16. Penarikan kesimpulan dengan merekapitulasi hasil penelitian setelah itu ditabulasi dan ditarik kesimpulan.

Kepuasan kerja Perawat di Instalasi Gawat Darurat RS Aisyiyah Bojonegoro. No

Kategori

Frekuensi

Prosentase (%)

1.

Memuaskan

30

83 %

2.

Tidak memuaskan

6

17%

36

100%

Jumlah

Distribusi responden berdasarkan Kepuasan Kerja di Instalasi gawat darurat RS Aisyiyah Bojonegoro:

memuaskan tidak memuaskan

Dari Tabel dapat menunjukkan dan memberikan gambaran bahwa Kepuasan kerja Perawat yaitu yang merasa Puas 30 perawat (83%) sedangkan yang tidak puas sebanyak 6 perawat (17 %). Hasil yang diperoleh peneliti saat penelitian

dari ketidak puasan perawat yaitu Beban kerja yang berat, komunikasi , kerjasama perawat dengan atasan, Kesesuaian konsekuensi balas jasa (penghasilan) yang diterima dan lama kerja kemampuan dan pengalaman (promosi),

pembagian insentif, besar tunjangan yang diterima, kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang lebih

tinggi.dari hal tersebut sangat mempengaruhi kepuasan perawat dalam bekerja

Kinerja Perawat Di Instalasi Gawat Darurat RS Aisyiyah Bojonegoro No Kategori Frekuensi Prosentase(%) 1. Baik 33 92% 2. Tidak Baik 3 8% Jumlah 36 100% Tabel 4.2 Distribusi responden berdasarkan Kinerja Perawat di Instalasi gawat darurat RS Aisyiyah Bojonegoro

Baik Tidak baik

Dari diagram dapat memberikan gambaran bahwa Kinerja Perawat dalam mendokumentasikan asuhan keperawatan yang Baik mendapat skor sebanyak 33 perawat (92%). Hasil dari peneliti saat penelitian yang tentang pendokumentasian asuhan keperawatan yaitu perumusan masalah dengan

diagnose keperawatan, dari aspek kognitif, perilaku dan afektif kepada pasien, personal hygiene pasien, pendidikan kepada pasien cara merawat pasien, evaluasi asuhan keperawatan, sehingga dapat mempengaruhi kinerja perawat yang buruk dihadapan pasien.

Kepuasan Kerja dengan Kinerja Perawat Di Instalasi Gawat Darurat RS Aisyiyah Bojonegoro

No

Hubungan kepuasan kerja Tidak Puas

1 2

Puas

Total

Implementasi kinerja

N

kinerja baik

2

5,6%

32

88,8%

34

94.4%

kinerja tidak baik

1

2,8%

1

2,8%

2

5.6%

Total

3

8,3%

33

91,7%

36

100.0%

Persen

Cramers ‘V’ =0,366,  :

N

0,0028

Persen

N

Persen

Dari Tabel 4.3 dapat memberikan gambaran bahwa Kepuasan kerja dengan Kinerja Perawat dalam pelayanan yang significant skor 97,3%. Hasil analisis Corelation Cramer’V’ menunjukkan nilai  : 0,0028 dimana lebih kecil dari 0,05 sehingga H0 ditolak, dengan nilai r = 0,366** ( H1 diterima, yang didapatkan nilai t hitung > t tabel) yang berarti ada hubungan antara Kepuasan kerja perawat dengan kinerja perawat di Instalasi gawat Darurat RS Aisyiyah Bojonegoro tahun 2016, dengan tingkat keeratan hubungan sedang. Hasil dari peneliti saat penelitian tentang kepuasan kerja dengan kinerja sangatlah berperan penting dalam pelayanan dikarenakan kepuasan kerja pada karyawan akan tercipta dengan penghargaan kinerja yang diperolehnya. Pembahasan Kepuasan kerja Perawat di Instalasi Gawat Darurat RS Aisyiyah Bojonegoro Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Perawat Di Instalasi Gawat Darurat RS Aisyiyah Bojonegoro yang merasa Puas yaitu sebanyak 30 orang (83 %). Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh As’ad,(2002) dalam Sudalhar.(2011) bahwa ada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual. Setiap individu akan mempunyai tingkat kepuasan yang berbeda , tergantung penilaian individu terhadap aspek pekerjaan antara lain imbalan, promosi jabatan, kondisi kerja, rekan kerja, dan pengawasan yang dirasakan sesuai dengan keinginan individu tersebut.semakin banyak aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu tersebut, maka semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakannya dan apabila semakin sedikit aspek dalam pekerjaan tersebut yang sesuai dengan keinginan individu, maka semakin rendah tingkat kepuasan yaang dirasakan. Kepuasan kerja akan tercipta bila kinerja sesuai dengan bidang yang sesuai dengan keinginannya. Menurut Hasibuan,2000 dalam Sudalhar,(2011) mengatakan kepuasan kerja merupakan sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya, Sikap ini

dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja. Hal ini data Pendidikan yang didapat peneliti di lapangan yaitu D III keperawatan sebanyak 21 orang dan S1 Keperawatan sebanyak 11 orang. Di RS Aisyiyah Bojonegoro dalam pelayanan terhadap pasien atau konsumen sangatlah baik tetapi dalam penerapan pelayanan yang baik tersebut dapat terlihat kepuasan kerja pada perawat yang tidak puas yaitu adanya penggabungan ruangan di instalasi gawat darurat tersebut yaitu pelayanan gawat darurat pasien dengan pelayanan rawat jalan umum dapat mempengaruhi tingkat pelayanan kepada pasien sehingga kepuasan pasien juga akan berpengaruh jelek pula, oleh karena itu perlunya RS Aisyiyah Bojonegoro untuk memikirkan kedepan tentang kesinambungan dalam pelayanan gawat darurat terpadu yaitu pelayanan kegawat daruratan yang mengutamakan keselamatan jiwa pasien, perawat IGD adalah ujung tombak dalam pelayanan sehingga pelayanan utama adalah di IGD,oleh karena itu dalam pelayanan tersebut menjadi lebih baik yaitu sesuai moto IGD ”Cepat, Tepat dan Tanggap”, untuk itu RS Aisyiyah Bojonegoro jangan konsentrasi dalam pelayanan tetapi juga dalam kesejahteraan karyawannya. kepuasan kerja merupakan suatu cara pandang seseorang yang bersifat positif maupun negatif tentang pekerjaannya. Yang sudah barang tentu akan mempengaruhi perilaku organisasi, termasuk ketidakpuasan kerja. Kinerja Perawat di Instalasi Gawat Darurat RS Aisyiyah Bojonegoro. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Kinerja Perawat yang sering melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan sebanyak 33 orang (92 %) Dari data kinerja perawat Instalasi Gawat Darurat di RS Aisyiyah Bojonegoro didapat yang tidak baik 8 % dan baik 92% Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan di rumah sakit memegang peranan penting dalam upaya mencapai tujuan pembangunan kesehatan. Keberhasilan pelayanan kesehatan bergantung pada partisipasi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas bagi pasien (Potter & Perry, 2005). Hal ini terkait dengan keberadaan perawat yang bertugas selama 24 jam melayani pasien, serta jumlah perawat yang

mendominasi tenaga kesehatan di rumah sakit, yaitu berkisar 40–60%. Oleh karena itu, rumah sakit haruslah memiliki perawat yang berkinerja baik yang akan menunjang kinerja rumah sakit sehingga dapat tercapai kepuasan pelanggan atau pasien (Swansburg, 2000 dalam Suroso, 2011). Kinerja perawat adalah aktivitas perawat dalam mengimplementasikan sebaik–baiknya suatu wewenang, tugas dan tanggung jawabnya dalam 10 rangka pencapaian tujuan tugas pokok profesi dan terwujudnya tujuan dan sasaran unit organisasi. Kinerja perawat sebenarnya sama dengan prestasi kerja diperusahaan. Perawat ingin diukur kinerjanya berdasarkan standar obyektif yang terbuka dan dapat dikomunikasikan. Jika perawat diperhatikan dan dihargai sampai penghargaan superior, mereka akan lebih terpacu untuk mencapai prestasi pada tingkat lebih tinggi (Faizin dan Winarsih, 2008). Baik buruknya kinerja perawat dalam mendokumentasikan asuhan keperawatan yang lengkap, dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor.(Robbins,2009) Kinerja Perawat Di Instalasi Gawat Darurat RS Aisyiyah Bojonegoro sangatlah baik yaitu sesuai dengan gambaran pada tabel diatas menjelaskan antara kinerja yang baik dengan kinerja perawat yang tidak baik haruslah dibedakan dikarenakan tingkat motivasi kerja perawat dalam pelayanan akan berpengaruh apabila jumlah reward dalam kinerja seperti upah, pendidikan dan lain – lain haruslah terpenuhi sehingga semangat kinerja perawat dalam pelayanan menjadi lebih baik, untuk itu upah/ gaji disesuaikan dengan tingkat pendidikan dan masa kerja atau pengabdian selama di Rumah sakit sehingga tercipta keadilan dalam kesetaraan upah agar tercipta kinerja yang kondusif dan professional yang didasari religious yang sesuai moto RS Aisyiyah Bojonegoro yaitu “Layananku Ibadahku” Hubungan Kepuasan Kerja dengan Kinerja Perawat Di Instalasi Gawat Darurat RS Aisyiyah Bojonegoro. Hasil penelitian dilapangan menyimpulkan bahwa data Kepuasan Kerja Perawat di Instalasi gawat darurat yang merasa puas sebesar 83% Sedangkan berdasarkan kinerja perawat di Intalasi gawat Darurat RS

Aisyiyah Bojonegoro yang baik kinerja perawat sebanyak 92%. Hasil analisis Corelation Cramer’V’ menunjukkan nilai  : 0,0028 dimana lebih kecil dari 0,05 sehingga H0 ditolak, dengan nilai r = 0,366** ( H1 diterima, bila didapatkan nilai t hitung > t tabel) yang berarti ada hubungan antara Kepuasan kerja perawat dengan kinerja perawat di Instalasi gawat Darurat RS Aisyiyah Bojonegoro tahun 2016, dengan tingkat keeratan hubungan sedang. Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh, sesuai dengan konsep yang menerangkan hubungan positif antara kepuasan kerja dengan kinerja. Menurut konsep Value Theory bahwa kepuasan kerja terjadi pada tingkatan di mana hasil pekerjaan diterima individu seperti yang diharapkan. Semakin banyak orang menerima hasil, akan semakin puas. Dengan terciptanya kepuasan kerja yang merupakan sikap positif yang dilakukan individual terhadap pekerjaan mereka, maka akan tercapainya kinerja kerja individual tersebut (Wibowo, 2007). Hubungan antara kepuasan kerja dengan kinerja perawat juga diperkuat oleh pendapat yang menyatakan bahwa kinerja pegawai merupakan hasil sinergi dari sejumlah faktor. Faktor-faktor tersebut adalah factor lingkungan internal organisasi, faktor lingkungan eksternal, dan faktor lingkungan karyawan atau pegawai. Faktor internal karyawan, yaitu faktorfaktor dari dalam diri karyawan yang merupakan faktor bawaan dari lahir dan faktor yang diperoleh ketika ia berkembang. Setelah dipengaruhi oleh lingkungan internal organisasi dan lingkungan eksternal, faktor internal karyawan ini menentukan kinerja karyawan. Jadi,dapat diasumsikan bahwa makin tinggi faktor-faktor internal tersebut, makin tinggi pula kinerja karyawan. (Wirawan, 2009). Beberapa konsep yang tersebut di atas, memperkuat data hasil penelitian yang penulis lakukan. Bahwa perawat yang memiliki kepuasan kerja menunjukkan perolehan skor kinerja yang rendah yaitu sebesar 6 orang (17%), sedangkan perawat yang memiliki kepuasan kerja menunjukkan perolehan skor kinerja yang tinggi yaitu sebesar 30 orang (83 %) . sehingga kinerja yang baik sebanyak 92% (33 0rang) dari 8% (3 orang) kinerja yang tidak baik

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui juga bahwa perawat di Ruang Instalasi gawat Darurat RS Aisyiyah Bojonegoro memiliki tingkat kepuasan kerja rendah, karena yang merasa puas dengan pekerjaannya hanya sebesar 83 % dan jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan perawat yang merasa tidak puas dengan pekerjaannya sebesar 17 %. Berdasarkan teori yang menerangkan hubungan positif antara kepuasan kerja dengan kinerja dan juga berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa kinerja perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan yang meliputi Pengkajian, diagnose keperawatan sering dilakukan oleh perawat di Ruang Instalasi Gawat Darurat RS Aisyiyah Bojonegoro, serta tingkat kepuasan kerja perawat yang baik. Selain itu, berdasarkan kajian teori yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka untuk dalam memenuhi kepuasan kerja tersebut di Instalasi Gawat darurat RS Aisyiyah Bojonegoro dalam hal ini yang menjadi prioritas utama ialah penghasilan dan promosi yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja perlu dilakukan beberapa langkah konkret antara lain: Pertama, kesejahteraan dan adanya gaji/imbalan yang dirasakan adil perlu mendapatkan perhatian, karena uang atau imbalan akan memiliki dampak terhadap motivasi kerja jika besarnya imbalan disesuaikan dengan tingginya prestasi kerja. Kedua, mengenai promosi kerja yang sebaiknya ada dan dilaksanakan oleh pihak rumah sakit kepada perawat yang berprestasi. Promosi ialah pemindahan pegawai atau karyawan (perawat) pada jabatan yang lebih tinggi dan penghasilan yang lebih besar. Hal ini dipandang sebagai penghargaan dari rumah sakit atas keberhasilan perawat yang menunjukkan prestasi kerja yang tinggi. Selain itu menurut evaluasi kerja perawat adalah kerja perawat yang puas tetapi kinerja perawat tersebut malah buruk sebaliknya kepuasan kerja yang buruk tapi kinerja yang baik yaitu dilihat dari factor perilaku organisasi dalam RS tersebut yaitu dari bagian structural dengan kepuasan kerja yang baik karena terpenuhinya upah, pendidikan dan lain – lain tetapi kinerja buruk sedangkan di bagian fungsional adanya ketidakpuasan yang didapat tetapi kinerja karyawan sangat baik. Dilihat dari fenomena tersebut seharusnya dalam setiap manajemen harus bisa mengevaluasi setiap karyawannya

dengan pembimbingan (pelatihan) atau training pada kinerja yang buruk sedangkan yang baik dapat mengindikasikan perlunya pengembangan lebih lanjut potensi yang sudah ada, yang dapat dinilai dari motivasi kerja karyawan tersebut, Apabila seorang tenaga kerja dapat berprestasi kerja sesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan, seberapa jauh sasaran pribadi karyawan tersebut dapat dipenuhi? Dengan kata lain, sejauh mana atau sebesar bagaimanakah dapat diharapkan oleh tenaga kerja bahwa prestasinya akan memberikan akibat-akibat yang diharapkan. Dalam hal ini kemungkinan tercapainya sasaran-sasaran pribadi satu persatu melalui tercapainya produktivitas yang diharapkan oleh perusahaan ini, dinamakan oleh Vroom sebagai instrumentality (Soejipto dan Ardiyanti,(2006). Kinerja Perawat Di Instalasi Gawat Darurat RS Aisyiyah Bojonegoro sangatlah baik yaitu sesuai dengan penjelasan antara kinerja yang baik dengan kinerja perawat yang tidak baik haruslah dibedakan dikarenakan tingkat motivasi kerja perawat dalam pelayanan akan berpengaruh apabila jumlah reward dalam kinerja seperti upah, pendidikan dan lain – lain haruslah terpenuhi sehingga semangat kinerja perawat dalam pelayanan menjadi lebih baik, untuk itu upah/ gaji disesuaikan dengan tingkat pendidikan dan masa kerja atau pengabdian selama di Rumah sakit sehingga tercipta keadilan dalam kesetaraan upah agar tercipta kinerja yang kondusif, professional serta Untuk meningkatkan dan mensejahterakan karyawannya, RS Aisyiyah Bojonegoro haruslah memperhatikan kinerja yang baik pada karyawan yaitu perawat sesuai bidangnya dan pendidikannya agar didapatkan hasil yang baik, perlunya diberikan reward dalam setiap perawat yang kinerja baik akan memberikan nilai kepuasan kerja perawat di instalasi tersebut dapat terpenuhi selain itu juga sarana dan prasarana dan SDM diRS haruslah dipenuhi demi kelangsungan masa depan RS Aisyiyah Bojonegoro dalam persaingan dalam hal pelayanan di Kabupaten Bojonegoro. DAFTAR PUSTAKA Arikunto.(2006).Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: rineka Cipta.

Barry.(2014).kepuasan kerja dengan hubungannya dengan kinerja perawat dibagian rawat inap RS Permata Bunda Medan.Medan Edy. (2008). Pengaruh Budaya Organisasional dan Lingkungan kerja terhadap Kinerja Perawat “Rumah Sakit Mata Dr. YAP” Yogyakarta dengan Motivasi dan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Pemediasi. Notoadmodjo,

Soekidjo.(2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : rineka Cipta Nursalam.(2011).Manajemen Keperawatan : aplikasi dalam praktek keperawatan profesional.Edisi 3. Jakarta: Salemba medika. Mangkunegara Anwar Prabu (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Cetakan Keenam. Bandung: PT. Remaja Rosda karya Robbins. (2009). Perilaku Organisasi Jilid I. Jakarta: Salemba Soegiyono.(2006).Statistik Bandung: Cv.Alfabeta.

untuk Penelitian.

Sudalhar.(2011).Keperawatan Islami.Bojonegoro : CV.duta Ilmu Indonesia

Suyanto.(2009). MengenalKepemimpinandanMan ajemenKeperawatan di RumahSakit.CetakanKetiga. Yogyakarta :MitraCendikia Press. Sugijati,dkk.2008.Kinerja.Jakarta.Erlangga Suarli.S,

Bahtiar.Y.2009. Manajemen keperawatan dengan pendekatan Praktis.jakarta : Erlangga Sofyan. (2012). Hubungan Motivasi dengan Kinerja Perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Anuntaloko Parigi Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2012. Wibowo.(2014).ManajemenKinerja.Edisi: 4.Jakarta : Rajawali Pers. Yanindrawati.(2014).Kepuasan Kerja dan kinerja rawat inap. Bandung Yuliana. (2012). Faktor yang berhubungan dengan Kinerja Perawat di Puskesmas Kota Kotamobago. Zahriany.

(2009). Pengaruh Karakteristik individu dan psikologis terhadap kinerja Perawat dalam kelengkapan Rekam Medis di ruang rawat inap RSU DR. Pirngadi Medan