HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL

Download tentang minat belajar siswa. Sedangkan data sekunder dalam penelitian ini berupa dokumentasi yang diambil dari menggunakan nilai tes ulanga...

1 downloads 697 Views 324KB Size
HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 10 MALANG SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2012/2013 Ratna Widiyawati ([email protected]) Pembimbing: (1) Swasono Rahardjo (2) Indriati Nurul Hidayah Program Studi Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Malang ABSTRAK. Artikel ini membahas hasil penelitian kuantitatif dengan pendekatan korelasi untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara minat belajar dengan hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Malang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode kuesioner/angket, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan bantuan perangkat lunak SPSS for Windows v.20. Hasil paparan penelitian: (1) minat belajar matematika (𝑋) dengan kategori kurang berminat = 14,58%, cukup berminat = 72,92%, dan berminat = 12,5%. (2) Ada hubungan positif dan signifikan antara minat belajar matematika dengan hasil belajar matematika dengan 𝑟𝑥𝑦 = 0,358.

Kata Kunci: Minat Belajar, Hasil Belajar Pendahuluan Matematika sebagai salah satu cabang ilmu yang dinilai dapat memberikan kontribusi positif dalam memacu IPTEK, sehingga sangat penting dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Mata pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang sarat muatan kognitif dan afektifnya. Pada ranah kognitif, mata pelajaran tersebut bertujuan mengembangkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah, dan pada ranah afektif mata pelajaran matematika mengembangkan ketelitian dan kesabaran siswa dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan angka-angka. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar yang berkaitan dengan pencapaian tujuan pengajaran (Dimyati dan Mudjino, 2006:3-4). Hasil belajar yang baik dapat dicapai dengan melakukan aktivitas belajar yang maksimal oleh siswa dalam proses belajar mengajar. Penilaian terhadap hasil belajar sangat penting karena dapat mengetahui taraf kemampuan siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Muzakir dan Sutrisno (1996:155) mengatakan: “siswa dalam belajar dapat mengalami kesulitan karena 2 faktor, yaitu faktor intern dan faktor ekstern”. Faktor intern yakni seperti kesehatan, intelegensi, minat, bakat, motivasi, kematangan dan kesiapan. Sedangkan faktor eksternya meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan sosial. Tidak bisa disangkal bahwa dalam belajar seseorang mengalami kesulitan oleh beberapa faktor. Sehingga penting bagi siswa untuk mengetahui faktor-faktor tersebut.

Berdasarkan faktor-faktor di atas, dipilih satu faktor yang mempengaruhi belajar yaitu minat. Minat merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan hasil belajar siswa. Dengan adanya minat tersedianya rangsangan yang ada sangkut pautnya dengan diri siswa, maka ia akan mendapatkan kepuasan batin dengan hasil belajar yang baik yang telah dicapai. Sebaliknya suatu kegiatan yang tidak dilakukan sesuai dengan minat akan menghasilkan hasil belajar yang kurang memuaskan. Tanpa minat yang kuat, sangat sulit bagi seorang siswa untuk mencapai prestasi yang maksimal. Slameto (2010:180) berpendapat bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertaikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Peneliti memilih SMP Negeri 10 Malang sebagai tempat penelitian dikarenakan sebelumnya pernah melaksanakan PPL di sekolah tersebut, selain itu peneliti ingin mengetahui bagaimana minat belajar matematika siswa di SMP tersebut serta ada atau tidaknya hubungan minat belajar dengan hasil belajar matematika. Metode Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan korelasi. Penelitian ini dikatakan kuantitatif karena datanya berwujud bilangan (skor atau nilai, peringkat, atau frekuensi), yang dianalisis dengan menggunakan statistik untuk menjawab pertanyaan atau hipotesis penelitian. Sedangkan teknik korelasi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan serta mengukur seberapa besar hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII SMP Negeri 10 Malang dengan populasi sebanyak 180 siswa dan mengambil sampel 48 siswa. Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel minat belajar matematika dan bersifat tertutup. Responden dalam menjawab hanya membutuhkan tanda cek (√) pada salah satu jawaban pada alternatif jawaban yang disediakan dengan pemberian skor berdasarkan skala Likert. Kuesioner dalam penelitian ini diadopsi dari Tyas (2012). Adapun skor pernyataan pada angket sebagai berikut. Tabel 1. Skor alternatif jawaban pernyataan angket minat belajar Alternatif Skor (Pernyataan Skor (Pernyataan Jawaban Negatif) Positif) Sangat tidak setuju 5 1 Tidak setuju 4 2 Ragu-ragu 3 3 Setuju 2 4 Sangat setuju 1 5 Klasifikasi minat dihitung berdasarkan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menentukan rerata (X) seluruh skor angket siswa. 2. Menentukan simpangan baku (∂) seluruh skor angket siswa. 3. Menentukan klasifikasi yaitu sebagai berikut;

Tabel 2. Pedoman Klasifikasi Minat Klasifikasi Skor (Sc) Tidak Berminat Sc < X − 3 ∂ Kurang Berminat X − 3 ∂ ≤ Sc < X − ∂ Cukup Berminat X − ∂ ≤ Sc < X + ∂ Berminat X + ∂ ≤ Sc < X + 3 ∂ Sangat Berminat X + 3 ∂ ≤ Sc Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari hasil kuesioner/angket tentang minat belajar siswa. Sedangkan data sekunder dalam penelitian ini berupa dokumentasi yang diambil dari menggunakan nilai tes ulangan tengah semester siswa semester genap tahun 2012/2013. Sebelum dilakukan analisis dengan korelasi, dilakukan uji persyaratan analisis terlebih dahulu yaitu uji normalitas terhadap variabel minat belajar dan variabel hasil belajar. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan test Kolmogorov Smirnov dengan bantuan software SPSS (Statistic Programme for Social Scient) 20.0 for Windows, dasar pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan probabilitas (Asymtotic Significanted) (Singgih, 2010:139) yaitu: 𝐻0 : sampel diambil dari distribusi normal 𝐻1 : sampel diambil bukan dari distribusi normal 𝛼 : 0,05 Kriteria uji: jika nilai probabilitas 𝑆𝑖𝑔 ≥ 𝛼, maka 𝐻0 diterima jika nilai probabilitas 𝑆𝑖𝑔 < 𝛼, maka 𝐻0 ditolak Jika data-datanya berdistribusi normal, statistik dilanjutkan dengan statistik parametrik, tetapi bila data-datanya tidak berdistribusi normal dilanjutkan dengan statistik non parametrik. Selanjutnya untuk menguji hipotesis hubungan minat belajar dengan hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Malang digunakan teknik analisis korelasi Pearson Product Moment. Proses analisis dibantu dengan menggunakan komputer berupa software SPSS v.20 (Statistical Package for the Social Science) for Windows. Analisis Pearson Product Moment adalah untuk mengukur ada atau tidak adanya hubungan antara variabel yang diteliti yaitu hubungan antara variabel minat belajar (X) dengan variabel hasil belajar (Y). Rumus yang digunakan adalah: 𝑛 𝑋𝑌 − 𝑋 𝑌 𝑟𝑥𝑦 = (𝐴𝑟𝑖𝑘𝑢𝑛𝑡𝑜, 2006: 170) (𝑛 𝑋 2 − ( 𝑋)2 )( 𝑛 𝑌 2 − ( 𝑌)2 ) Keterangan: 𝑟𝑥𝑦 = koefisiensi korelasi antara X dan Y n = populasi X = variabel minat belajar Y = variabel hasil belajar

Perumusan hipotesis menggunakan Pearson Product Moment dalam penelitin ini sebagai berikut: 𝐻0 : Tidak ada hubungan (korelasi) antara minat belajar dengan hasil belajar 𝐻1 : Ada hubungan (korelasi) antara minat belajar dengan hasil belajar Uji dilakukan dua sisi (2-tailed) Uji dilakukan dua sisi karena hipotesis menyatakan „ada‟ dan „tidak ada‟, jika pernyataan hipotesis „lebih dari‟ atau „kurang dari‟ maka uji dilakukan satu sisi (Singgih, 2010:146). Kriteria uji hipotesisnya: 1. Jika 𝑟𝑥𝑦 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka 𝐻0 ditolak dan 𝐻1 diterima, artinya ada hubungan (korelasi) antara minat belajar terhadap hasil belajar matematika. 2. Jika 𝑟𝑥𝑦 < 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka 𝐻0 diterima dan 𝐻1 ditolak, artinya tidak ada hubungan (korelasi) antara minat terhadap hasil belajar matematika. Selain itu dasar pengambilan keputusan juga menggunakan signifikansi sebagai berikut: 1. Jika nilai signifikansi lebih besar dari nilai probabilitas (0,05) maka 𝐻0 diterima dan 𝐻1 ditolak, artinya tidak signifikan. 2. Jika nilai signifikansi lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas (0,05) maka 𝐻0 ditolak dan 𝐻1 diterima, artinya signifikan. Selain itu setelah diuji dengan korelasi Pearson Product Moment hasil nilai 𝑟𝑥𝑦 dicari koefisien determinasinya. Koefisien determinasi yaitu untuk mengetahui seberapa besar hubungan variabel minat belajar dengan variabel hasil belajar. Menghitung koefisien determinasi dengan rumus: 𝐾𝑃 = 𝑟𝑥𝑦 2 × 100% Interpretasi nilai r pada hasil perhitungan dengan korelasi Pearson Product Moment yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012:257), sebagai berikut: Tabel 3.4 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat Rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat Kuat Hasil Berdasarkan hasil skor angket minat belajar yang diberikan kepada siswa, skor terendah dari minat belajar yaitu 36, skor tertinggi yaitu 48, rerata (X) = 43,60, dan simpangan baku/standar deviasi (∂) = 2,94. No Klasifikasi Skor (Sc) Frekuensi Persentase 1 2 3 4 5

Sangat Berminat Berminat Cukup Berminat Kurang Berminat Tidak Berminat Total

X + 3 ∂ ≤ Sc X + ∂ ≤ Sc < X + 3 ∂ X − ∂ ≤ Sc < X + ∂ X − 3 ∂ ≤ Sc < X − ∂ Sc < X − 3 ∂

6 35 7 48

12,5% 72,92% 14,58% 100%

Untuk proses uji normalitas dibantu dengan menggunakan tes bantuan komputer berupa software SPSS v.20 (Statistical Package for the Social Science) for Windows. Kriteria pengujian normalitas adalah jika nilai taraf signifikan lebih besar 0,05 (P > 5%) maka dinyatakan berdistribusi normal. Interpretasi data dari hasil uji normalitas variabel minat belajar diketahui bahwa nilai p(Sig 2-tailed) sebesar 0,029. Nilai ini dibandingkan dengan 𝛼 = 0,05, sehinggan nilai 0,029 > 0,05 artinya 𝐻0 diterima, maka sampel diambil dari populasi berdistribusi normal. Sedangkan interpretasi data dari hasil uji normalitas variabel hasil belajar diketahui bahwa nilai p(Sig 2-tailed) sebesar 0,069. Nilai ini dibandingkan dengan 𝛼 = 0,05, sehinggan nilai 0,069 > 0,05 artinya 𝐻0 diterima, maka sampel diambil dari populasi berdistribusi normal. Dengan demikian asumsi normatif data yang menjadi prasyarat analisis dapat terpenuhi. Interpretasi dari hasil analisis korelasi dengan menggunakan bantuan komputer berupa software SPSS v.20 (Statistical Package for the Social Science) for windows ternyata angka korelasi antara variabel minat belajar (X) dengan variabel hasil belajar (Y) tidak bertanda negatif, berarti diantara kedua variabel tersebut terdapat hubungan korelasi yang positif (korelasi yang berjalan searah). Dengan memperhatikan besarnya 𝑟𝑥𝑦 = 0,358 pada nilai pearson correlation yang dapat dikategorikan rendah/lemah karena berkisar antara 0,20–0,399 berarti korelasi positif yang rendah antara minat belajar dengan hasil belajar. Kemudian nilai ini dibandingkan dengan besarnya 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada 𝛼 = 0,05 dengan n = 48, maka diketahui 𝑟𝑡𝑎𝑏 𝑒𝑙 = 0,284, sehingga 𝑟𝑥𝑦 = 0,358 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 0,284 artinya 𝐻0 ditolak, sehingga ada hubungan antara minat belajar dengan hasil belajar matematika. Artinya semakin tinggi minat belajar, maka semakin tinggi pula hasil belajar matematika. Nilai signifikansi (2-tailed) yang besarnya 0,013 bandingkan dengan 𝛼 = 0,05, dimana nilai 0,013< 0,05, sehingga 𝐻0 ditolak. Artinya ada hubungan yang signifikan antara minat belajar dengan hasil belajar matematika. Nilai koefisien determinasinya didapat dengan menggunakan rumus 𝐾𝐷 = 𝑟𝑥𝑦 2 × 100%; 𝐾𝐷 = 0,128164 × 100% = 12,82%, jadi menunjukkan bahwa 12,82% varians minat belajar yang terjadi pada hasil belajar. Pembahasan Dari hasil skor angket minat belajar skor terendah yaitu 36, skor tertinggi yaitu 48, rerata (X) yaitu 43,60, dan simpangan baku/standar deviasi (∂) yaitu 2,94 dari keseluruhan responden yang diteliti. Responden dengan klasifikasi berminat sebanyak 6 siswa dengan persentase 12,5%, responden dengan klasifikasi cukup berminat sebanyak 35 siswa dengan persentase 72,92%, dan responden dengan klasifikasi kurang berminat sebanyak 7 siswa dengan persentase 14,58%. Bila diamati ternyata minat belajar siswa kelas VIII di SMP Negeri 10 Malang dalam belajar matematika dilihat dari besarnya persentase 72,92% sebagian besar cukup berminat belajar matematika. Dari hasil paparan data minat belajar dengan nilai persentase tentu dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu seperti faktor internal, faktor eksternal, dan faktor pendekatan belajar seperti yang dijelaskan di bab sebelumnya. Salah satu contoh kesehatan seseorang terganggu misalkan sakit mengakibatkan cepat lelah, tidak bergairah, dan tidak bersemangat untuk belajar atau kesehatan rohaninya

kuarang baik, misalnya mengalami perasaan kecewa karena ini bisa mengganggu atau mengurangi semangat belajar.Oleh karena itu, pemeliharaan kesehatan sangat penting bagi setiap orang, baik fisik maupun mental, agar badan tetap kuat, pikiran selalu segar dan bersemangat dalam melaksanakan kegiatan belajar. Contoh yang lain seperti lingkungan sekolah yang merupakan lingkungan tempat terjadinya proses belajar mengajar antara siswa dan guru. Lingkungan sekolah yang berkualitas, dengan sarana dan prasarana yang memadai dapat menumbuhkan semangat dan minat belajar yang tinggi. Berdasarkan hasil analisis uji hipotesis tentang korelasi hubungan minat belajar matematika dengan hasil belajar matematika siswa diperoleh bahwa nilai 𝑟𝑥𝑦 = 0,358 > 0 menunjukkan bahwa minat belajar matematika mempunyai hubungan yang positif dengan hasil belajar matematika siswa. Besar nilai korelasinya diantara interval 0,20–0,40, maka dapat dikategorikan hubungan kedua variabel rendah/lemah. Sedangkan dari nilai sig.(2-tailed) yang didapatkan yaitu 0,013. Selanjutnya dibandingkan dengan 𝛼 = 0,05, dimana 0,013 < 0,05 maka dengan demikian hipotesis 𝐻0 ditolak dan hipotesis 𝐻1 diterima yang berarti terdapat hubungan signifikan antara minat belajar matematika dengan hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Malang. Bentuk hubungan korelasi antara minat belajar dengan hasil belajar matematika dikatakan hubungan yang positif (korelasi yang berjalan searah) karena nilai 𝑟𝑥𝑦 positif (𝑟𝑥𝑦 > 0). Hal ini menunjukkan bahwa apabila minat belajarnya tinggi maka cenderung hasil belajarnya juga tinggi, dan begitu sebaliknya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern yaitu faktor dari dalam individu itu sendiri, yang meliputi faktor intelegensi, minat, bakat, motif, kesehatan, dan cara belajar. Sedangkan faktor ekstern yaitu faktor yang berasal dari luar individu yang sering disebut faktor lingkungan sekolah, lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat. Faktor-faktor tersebut bernilai positif jika benar-benar dapat diterapkan dengan baik. Slameto (dalam Ardi, 2010) menarik kesimpulan sebagai berikut: Faktor dari luar diri siswa yang dapat mempengaruhi belajar adalah faktor metode pembelajaran. Selain siswa, unsur terpenting yang ada dalam kegiatan pembelajaran adalah guru. Guru sebagai pengajar yang memberikan ilmu pengetahuan sekaligus pendidik yang mengajarkan nilai-nilai, akhlak, moral maupun sosial dan untuk menjalankan peran tersebut seorang guru dituntut untuk memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas yang nantinya akan diajarkan kepada siswa. Seorang guru dalam menyampaikan materi perlu memilih metode mana yang sesuai dengan keadaan kelas atau siswa sehingga siswa merasa tertarik untuk mengikuti pelajaran yang diajarkan. Dengan variasi metode dapat meningkatkan kegiatan belajar siswa.

Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan, bahwa: 1. Minat belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Malang dengan klasifikasi berminat sebanyak 6 siswa dengan persentase 12,5%, responden

dengan klasifikasi cukup berminat sebanyak 35 siswa dengan persentase 72,92%, dan responden dengan klasifikasi kurang berminat sebanyak 7 siswa dengan prosentase 14,58%. 2. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara minat belajar matematika siswa dengan hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Malang. Signifikansi ini ditunjukkan oleh hasil uji sig 2 − 𝑡𝑎𝑖𝑙𝑒𝑑 = 0,013 < 0,05 dan nilai 𝑟𝑥𝑦 = 0,358 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 0,284. Serta koefisien determinasi menunjukkan bahwa 12,82% varians minat belajar yang terjadi pada hasil belajar Saran Dengan adanya hubungan positif yang signifikan antara minat belajar matematika terhadap hasil belajar matematika, maka diharapkan kepada: 1. Bagi Pihak Sekolah Bagi pihak sekolah diharapkan dari hasil penelitian ini agar berupaya meningkatkan minat belajar siswa misalnya dengan memberikan inovasi dalam kegiatan belajar mengajar. 2. Bagi Siswa Diharapkan hasil penelitian ini digunakan sebagai bahan evaluasi diri untuk dapat menumbuhkan minat belajar serta meningkatkan hasil belajarnya, demi kelancaran proses belajar. 3. Bagi Peneliti Instrumen pada penelitian ini terbatas pada kuesioner/anget dan dokumentasi. Kepada para pembaca yang berminat melakukan penelitian lanjutan, disarankan menggunakan instrumen penelitian lainnya dan memperluas faktor-fakor lain yang berhubungan dengan hasil belajar.

DAFTAR RUJUKAN Ardi. 2012. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar. (Online), (http://www.psychologymania.com/2012/12/faktor-faktor-yangmempengaruhi-hasil.html) diakses pada 6 Agustus 2013. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Pendek. Jakarta: Rineka Cipta. Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Askara Mudzakir, A. Dan Sutrisno J. 1996. Psikologi Pendidikan. Semarang: Pustaka Setia. Santoso, Singgih. 2010. Statistik Parametrik Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. Jakarta: PT. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Tyas, Dewi Kristika Findia Ning. 2012. Peningkatan Minat dan Hasil Belajar Matematika Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT pada Siswa Kelas V SDN 07 Sumberpuncung Malang. Tesis tidak diterbitkan. Malang: PPs UM