HUBUNGAN MODIFIKASI KADAR NATRIUM DIALISAT DENGAN KUALITAS HIDUP

Download Introduction Regular hemodialysis patients frequently showed fluctuation of quality of life influence by several factors such as anaemia, a...

0 downloads 294 Views 670KB Size
Karangan Asli

Hubungan Modifikasi Kadar Natrium Dialisat dengan Kualitas Hidup yang Diukur dengan SF-36 pada Pasien Hemodialisis Reguler Bangun Tua Siregar*, Syafrizal Nasution, Abdurrahim R Lubis Departemen Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FKUSU) Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik Medan *Email: [email protected]

Abstrak Pendahuluan Pasien hemodialisis reguler sering menunjukkan fluktuasi kualitas hidup yang dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain anemia, usia, regulasi volume cairan tubuh, status nutrisi dan lain-lain. Dalam penatalaksanaan pasien hemodialisis reguler, disamping tindakan hemodialisis yang adekuat, penilaian terhadap kualitas hidup juga merupakan faktor utama. Kualitas hidup berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas. Untuk mengurangi keluhan intradialitik yang terjadi dengan cara memodifikasi natrium dialisat saat tindakan hemodialisis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan modifikasi Natrium dialisat dengan kualitas hidup yang diukur dengan short form36 (SF-36) pasien hemodialisis Metode Penelitian eksperimental dengan rancangan case-control dilakukan pada 54 pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di RSUP H. Adam Malik, keseluruhan pasien diperiksa kadar natrium serum, pengisian kuesioner SF-36 sebelum dan sesudah modifikasi Natrium dialisat. Selanjutnya dianalisis perbedaan serta korelasinya. Hasil Dijumpai hubungan korelasi sangat kuat kelompok modifikasi antara skor kualitas hidup SF-36 dimensi fisik dengan modifikasi Natrium dialisat nilai, r = 0.869. Sedangkan skor kualitas hidup SF-36 dimensi mental berkorelasi sedang nilai r = 0.339. Simpulan Pada penelitian ini didapati hubungan korelasi yang positif antara modifikasi Natrium dialisat dengan kualitas hidup dimensi kesehatan fisik dan mental pasien hemodialisis Kata Kunci : modifikasi Natrium dialisat, Kualitas hidup ( SF-36), Hemodialisis

Abstract Introduction Regular hemodialysis patients frequently showed fluctuation of quality of life influence by several factors such as anaemia, age, body water volume regulation and nutritional status and others. Sodium dialysate concentration can be regulated by manually and automatically through hemodyalisis machine. The aim of this study was to determine correlation between sodium dialysate modification and Quality of life measured by Short form-36 (SF-36) in hemodialysis patients. Methods This is an experimental study with case-control design. We recruited 54 chronic hemodialysis patients in hemodialysis center at Adam Malik hospital. Blood sample for sodium serum were taken and quality of life measurement by SF -36 questionaire before and after sodium dialysate modification was performed to all subjects. Then to evaluate the difference and correlation. Results Positive significant correlation found in modification group between physical and mental dimension score and sodium dialysate modification with r = 0.864 and r = 0.339. Conclusion There was a significant correlation between Sodium dialysate modification and physical and mental health dimension from quality of life measured in by SF-36 in hemodialysis patients. Keywords :Sodium dialysate modification, Quality of life (SF-36),Hemodialysis

Majalah Kedokteran Nusantara • Volume 50 • No. 3 • September 2017 115

Bangun Tua Siregar, dkk

Pendahuluan Hemodialisis adalah modalitas yang paling banyak digunakan di dunia sebagai terapi pengganti ginjal dan memungkinkan pasien dengan stadium akhir penyakit ginjal untuk menghindari komplikasi akut seperti hiperkalemia, asidosis dan edema paru dengan 1 demikian hidup lebih lama. Pasien hemodialisis reguler juga sering menunjukkan fluktuasi kualitas hidup yang dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain anemia, usia, regulasi volume cairan tubuh, status nutrisi dan 2 lain-lain. Mekanisme fisiologis yang dapat menerangkan komplikasi dialisis tersebut masih belum sepenuhnya diketahui, kemungkinan karena perpindahan cairan yang cepat dan gradient osmotik antara cairan 3,4 intraseluler dan ekstraselular. Saat tindakan ultrafiltrasi, cairan tubuh awalnya dipindahkan dari ruang intravaskular. Jika cairan ultrafiltrasi tidak diisi kembali (refilled) dengan cairan dari ruang ekstravaskular, maka terjadi hipotensi dan kramp. Selanjutnya, penurunan osmolalitas ekstraseluler dapat menyebabkan perbedaan gradient osmotik transien antara ruang ekstraseluler dan intraselular yang 4 mengakibatkan pembengkakan sel (cell swelling). SF-36 telah dipakai secara luas untuk mengevaluasi kualitas hidup pada penyakit-penyakit kronis termasuk penyakit ginjal stadium akhir. SF-36 adalah penilaian kualitas hidup dengan sistem skor yang meliputi 36 pertanyaan dengan 8 skala yaitu (1) fungsi fisik, (2) keterbatasan akibat masalah fisik, (3) perasaan sakit/ nyeri, (4) kesehatan umum, (5) vitalitas, (6) fungsi sosial, (7) keterbatasan akibat masalah 7 emosional, dan (8) kesehatan mental. Skala SF-36 ini kemudian dibagi menjadi 2 dimensi, dimana persepsi kesehatan umum, energi, fungsi sosial, dan keterbatasan akibat masalah emosional disebut sebagai dimensi “Kesehatan Mental” (Mental Component Scale), sementara fungsi fisik, keterbatasan akibat masalah fisik, perasaan sakit/ nyeri, persepsi kesehatan umum dan energi disebut sebagai dimensi “Kesehatan Fisik” (Physical Component Scale). Masingmasing skala dinilai 0-100, dimana skor yang lebih 5,6 tinggi menandakan kualitas hidup yang lebih baik.

modifikasi pada kelompok modifikasi dan kontrol digunakan uji Mann Whitney (2012) dan uji Wilcoxon. Untuk melihat hubungan Skor SF36 sebelum dan sesudah kesehatan fisik dan mental pada kelompok modifikasi dan kontrol digunakan uji korelasi Spearman. Semua uji statistik dianggap bermakna jika nilai p <0.05. Ethical clearence (izin untuk melakukan penelitian) diperoleh dari komite penelitian bidang kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Hasil Telah dilakukan penelitian dengan cara eksperimental dengan rancangan case control diruang Instalasi Hemodialisis RSUP H.Adam Malik Medan pada bulan Juli-Agustus 2014. Secara keseluruhan, terdapat 54 orang pasien penyakit ginjal kronik (PGK) yang diikutsertakan dalam penelitian ini. Karakteristik klinis dasar subyek penelitian dapat dilihat pada tabel 1. Dari hasil randomisasi dengan menggunakan tabel acak diperoleh 30 pasien dilakukan modifikasi kadar natrium dialisat (Kelompok Modifikasi) dan sebanyak 24 pasien tidak dilakukan modifikasi (Kelompok Kontrol). Pasien di kedua kelompok kebanyakan berjenis kelamin perempuan, sebanyak 19 pasien (63.3%) di kelompok modifikasi dan 18 pasien (75%) pada kelompok kontrol. Tidak ada perbedaan yanng signifikan kedua kelompok berdasarkan jenis kelamin (p=0.359). Rerata umur kedua kelompok tidak berbeda secara bermakna (p=0.902), dimana pada kelompok modifikasi dengan rerata umur 50.73 tahun dan kontrol 51.13 tahun. Rerata tinggi dan berat badan kelompok modifikasi adalah 161.67 cm dan 58.37 kg. Dari hasil pengukuran terhadap Indeks Massa Tubuh (IMT) ditemukan rerata IMT pada kelompok modifikasi 22.19 kg/m2 dan kelompok kontrol 21.67 kg/m2. Tidak ada perbedaan bermakna IMT pada kedua kelompok (p=0.559). Rerata lama Hemodialisis (HD) pada kelompok modifikasi adalah 30.77 bulan dan kelompok kontrol 24.71 bulan dan tidak berbeda secara bermakna (p=0.486). Tabel 1. Karakteristik dasar subyek penelitian Karakteristik

Metode Penelitian eksperimental ini menggunakan rancangan case control dilakukan terhadap penderita penyakit ginjal kronik (PGK) dengan hemodialisis (HD) reguler yang memenuhi kriteria inklusi diantaranya, penderita PGK dengan hemodialisis reguler (≥ 3 bulan), pria atau wanita usia ≥ 17 tahun. Pasien yang tidak bersedia dilakukan pemeriksaan dan HD tidak teratur tidak diikut sertakan. Penilaian kualitas hidup dengan menggunakan formulir SF-36, dilakukan sebelum pemeriksaan laboratorium kadar natrium plasma predialisis. Modifikasi kadar natrium Dialisat sesuai kadar natrium plasma pasien dengan menggunakan formula : Kadar Na Dialisat lebih rendah 5 mEq/L jika kadar Na plasma 139-140 mEq/L, 4 mEq/L jika 137- 138 mEq/L, 3 mEq/L jika 135-136 mEq/ L dan 2 mEq/L jika < 135 mEq/L selanjutnya pasien menjalani hemodialisis dan dilakukan penilaian kualitas hidup dengan formulir SF36 setelah 1 bulan modifikasi kadar Natrium dialisat. Data karakteristik dasar populasi ditampilkan dalam tabulasi dengan deskripsi masing-masing parameter. Untuk menguji perbedaan skor SF 36 kesehatan fisik dan mental sebelum dan sesudah

116IThe Journal of Medical School, Universitas Sumatera Utara

Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan

Kontrol (n=24)

Modifikasi (n=30)

p value

11 (36.7) 19 (63.3)

6 (25) 18 (75)

0.359a

50.73+12.26 161.67+ 6.73

51.13+10.72 162.38+5.71

0.902b 0.683b

58.37+9.95

57.51 +12.68

0.782b

4 (13.3)

4 (16.7)

0.453a

GNC HN

5 (16.7) 13 (43.3)

3 (12.5) 14 (58.3)

PGOI PNC

7 (23.3) 0

2 (8.3) 1 (4.2)

UAN

1 (3.3)

0

Umur (tahun), rerata (SB) Tinggi Badan (cm), rerata (SB) Berat Badan(kg) rerata (SB) n (%) Diagnosis, DN

IMT (kg/m2), 22.19 +3,37 21.67 +3.92 rerata (SB) Lama HD (bulan), 30.77 +27.51 24.71 +22.78 rerata (SB) Natrium (mEq), 135.33+2.54 136.42 +2.65 arerata (SB) b c Chi Square, T independent, Mann Whitney

0.559b 0.486c 0.133b

Hubungan Modifikasi Kadar Natrium Dialisat dengan Kualitas Hidup yang Diukur dengan SF-36 pada Pasien Hemodialisis Reguler

Dari hasil penelitian sebelum dan sesudah modifikasi Natrium dialisat pada kelompok modifikasi dan kontrol, beberapa parameter didapati berbeda bermakna dengan skor kualitas hidup SF-36 dimensi kesehatan fisik dan mental sesuai uji analisis yang telah dilakukan. Parameter dimensi kesehatan fisik yang dinilai dengan SF-36 setelah dilakukan modifikasi natrium dialisat pada kelompok modifikasi lebih tinggi (rerata skor 48.72; SB=10.1) dibandingkan kelompok kontrol (rerata skor 43.24;SB=11,36) (uji Mann Whitney (p = 0.014)). Sedangkan untuk parameter dimensi kesehatan mental setelah dilakukan modifikasi Natrium dialisat pada kelompok kontrol lebih tinggi (rerata skor 48.08; SB = 8.94) dibandingkan kelompok modifikasi (rerata skor 47.96; SB = 5.49), namun tidak berbeda bermakna (uji Mann Whitney p = 0.814, Tabel 2).

Pada kelompok kontrol digunakan uji Wilcoxon untuk membandingkan skor kualitas hidup SF-36 dimensi kesehatan fisik dan mental sebelum dan sesudah modifikasi Natrium dialisat.Dari hasil analisis hubungan antara modifikasi Natrium dialisat dengan skor kualitas hidup dimensi kesehatan fisik dan mental yang dinilai dengan SF-36 pada keseluruhan pasien, beberapa parameter berkorelasi positif bermakna dengan dimensi kesehatan fisik dan mental. Dilakukan uji Korelasi Spearman untuk mengetahui hubungan antara skor kualitas hidup SF-36 dimensi kesehatan fisik dan mental dengan modifikasi natrium dialisat pada kelompok modifikasi dan kontrol.

Tabel 2. Skor kualitas hidup SF-36 dimensi kesehatan fisik dan mental sebelum dan sesudah modifikasi natrium dialisa Skor Kualitas Hidup SF-36

Modifikasi (n=30)

Kontrol (n=24)

p value

SF-36 Dimensi kesehatan fisik, Pre-Modifikasi, rerata (SB)

47.19 +10.11

42.99+13.11

0.088

SF-36 Dimensi kesehatan mental, PreModifikasi, rerata (SB)

46.26 +5.27

46.41+12.19

0.503

SF-36 Dimensi kesehatan fisik, Post-Modifikasi, rerata (SB)

48.72+10.1

43.24+11,36)

0.014*

SF-36 Dimensi kesehatan mental, PostModifikasi, rerata (SB)

47.96 +5,49

48.08 +8.94

0.814

Uji berpasangan digunakan untuk membandingkan skor kualitas hidup SF-36 dimensi kesehatan fisik dan mental sebelum dan sesudah modifikasi Natrium dialisat pada kelompok modifikasi. Didapatkan perbedaan bermakna pada skor dimensi kesehatan fisik sebelum dan sesudah modifikasi Natrium dialisat pada kelompok modifikasi (p=0.032) Sedangkan, untuk dimensi kesehatan mental tidak ditemukan perbedaan bermakna (p=0.068). (Tabel 3). Tabel 3. Skor kualitas hidup SF-36 Dimensi kesehatan fisik dan mental sebelum dan sesudah modifikasi natrium dialisat pada kelompok modifikasi Skor kualitas hidup SF-36

Gambar 1. Hubungan Skor kualitas hidup SF-36 dimensi kesehatan fisik dan mental Dari gambar 1. pada kelompok modifikasi dapat dilihat skor kualitas hidup SF-36 dimensi kesehatan fisik berkorelasi sangat kuat dengan modifikasi Natrium dialisat dengan nilai r=0.864. Sedangkan skor kualitas hidup SF-36 dimensi kesehatan mental berkorelasi sedang dengan modifikasi Natrium dialisat dengan nilai r=0.594

Diskusi Modifikasi (n=30)

p value

SF-36 Dimensi kesehatan fisik, premodifikasi, rerata (SB)

47.19+10.11

0.032*

SF-36 Dimensi kesehatan fisik, postmodifikasi, rerata (SB)

48.72+10.10

SF-36 Dimensi kesehatan mental premodifikasi, rerata (SB)

46.26 +5.27

SF-36 Dimensi kesehatan mental, post-modifikasi, rerata (SB)

47.96 +5.49

0.068

Pasien hemodialisis reguler sering menunjukkan fluktuasi kualitas hidup yang dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain anemia, usia, regulasi volume cairan 1,2 tubuh, status nutrisi dan lain-lain. Dalam penatalaksanaan pasien hemodialis reguler, disamping tindakan hemodialisis yang adekuat, penilaian terhadap kualitas hidup juga merupakan faktor utama. Kualitas 3,4 hidup berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas. Selama lebih dari 20 tahun terakhir, sejumlah teknik telah digunakan untuk mengurangi keluhan intradialitik yang terjadi. Salah satu teknik adalah dengan modeling Natrium yaitu dengan memodifikasi konsentrasi Natrium dialisat saat tindakan hemodialisis. Kadar Natrium

Majalah Kedokteran Nusantara • Volume 50 • No. 3 • September 2017

I117

Bangun Tua Siregar, dkk

dialisat bisa diatur secara manual ataupun otomatis 5-7 melalui sistem pada mesin hemodialisis. Rerata Kadar awal Natrium serum pada kelompok modifikasi 135.33 mEq, kelompok kontrol 136.42 mEq (p=0.133). Dengan memakai uji Mann Whitney pada keseluruhan pasien didapatkan adanya perbedaan bermakna antara parameter dimensi kesehatan fisik pada kelompok modifikasi (rerata skor 48.72; SB=10.1) dibandingkan kelompok kontrol (rerata skor 43.24; SB=11.36) (p=0.014). Namun untuk parameter dimensi kesehatan mental tidak berbeda secara bermakna antara kedua kelompok (p =0.814). Bila dianalisis lebih jauh pada masing-masing kelompok didapati pada kelompok modifikasi dengan uji berpasangan perbedaan bermakna skor kualitas hidup SF-36 dimensi kesehatan fisik sebelum dan sesudah modifikasi Natrium dialisat (p=0.032), sedangkan, untuk skor kualitas hidup SF-36 dimensi kesehatan mental pada kelompok modifikasi tidak ditemukan perbedaan bermakna (p=0.068). Sebaliknya pada kelompok kontrol skor kualitas hidup SF-36 dimensi kesehatan mental didapatkan perbedaan bermakna dengan uji Wilcoxon (p=0.01), sedangkan untuk skor kualitas hidup SF-36 dimensi kesehatan fisik tidak ditemukan perbedaan bermakna (p=0.452). Hasil tersebut sejalan dengan hasil penelitian dilakukan oleh Sang (1997), didapatkan antara kedua protokol modifikasi Natrium dialisat dibandingkan dengan standar dialysis, yaitu berkurangnya efek samping (kramp, mual, muntah, sakit kepala) dan jumlah episode hipotensi namun meningkatnya keluhan interdialitik (fatigue, rasa haus), berat badan dan 11,12,16 hipertensi. Dari hasil penelitian ini terlihat bahwa adanya korelasi positif kualitas hidup baik dimensi kesehatan fisik dan mental pasien hemodialisis dengan modifikasi Natrium dialisat sesuai uji korelasi Spearman. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan di tempat yang sama nilai kualitas hidup SF-36 oleh Lina et all (2008), adalah 43.8%±14.7% untuk dimensi kesehatan fisik dan 17,20 51.9%±15.2% untuk dimensi kesehatan mental.

3.

Simpulan

14.

Dari hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1.

2.

3.

Diperlukan modifikasi Natrium dialisat dalam peningkatan kualitas hidup terutama dimensi kesehatan fisik pada pasien hemodialisis Hubungan antara skor kualitas hidup SF-36 baik dimensi fisik dan mental berkorelasi positif dengan modifikasi natrium dialisat secara statistik. Short form-36 (SF-36) merupakan kuesioner praktis dan konsisten untuk mengukur kualitas hidup pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani tindakan hemodialisis.

Daftar Pustaka 1. Dunlop JL, Vandals AC, Rashme DZ,: Rationale and design of the Natrium Lowering In Dialysate (SOLID) trial: a randomised controlled trial low versus standard dialysate Natrium concentration during hemodialysis for regression of left ventricular mass. BMC Nephrology. 2013;14:149 2. Jenson BM, Dobbe SA, Squillace DP, McCarthy JT: Clinical benefits of High and variable sodium concentration dialysate in hemodialysis -patients. ANNA J. 1994;21(2):115-20.

118I The Journal of Medical School, Universitas Sumatera Utara

4.

5.

6.

7. 8.

9.

10.

11.

12.

13.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

Martinez-Vea A, Garcia C, Gaya J, Rivera F, Oliver JA: Abnormalities of Thirst regulation in patients with chronic renal failure on hemodialysis. Am J Nephrol. 1992;12(1–2):73–9 Sadowski RH, Allred EN, Jabs K: Sodium modeling ameliorates Intradialytic and interdialytic symptoms in young hemodialysis patients. J Am Soc Nephrol. 1993;4(5):1192–8 Izhar H.K. Comorbidity: the mayor challenge for survival and quality of life in end stage renal disease. Neprol Dial Transplant. 1998;2622-8 Fischbach M, Tarral E, Geisert J: Sequential hypertonic hemodialysisIn children. Pediatri Nephrol. 1988;2(4):442–6 John RF : Assessing health status with the SF-36. Age and aging. 1998;27-33 Suharjono, Susalit E, Hemodialisis. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S (eds). Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid I. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 2009:1050-2. Suwitra K, Penyakit Ginjal Kronik. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid I. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 2009 Sam RI, Vaseemuddin, Leong WH,: Composition and clinical use of hemodialysates. Hemodialysis International. 2006;10:15–28. Sang GLS, Khavithavong C, Ulan R, Carl M : Sodium ramping in hemodialysis : a study of benefecial and adverse effects (AJKD). 1997;29:669-77 Davenport A, Cox C, Thuraisingham R. The importance of dialysate Natrium concentration in determining interdialytic weight gains in chronic hemodialysis patients: The PanThames Renal Audit. The International Journal of Artificial Organs. 2006;31(5):411-7 Santos SF, Peixoto AJ.: Revisiting the dialysate Natrium prescription as a tool for better blood pressure and interdialytic weight gain management in hemodialysis patients. CJASN. 2008;3(2):522-30 Dominic SC, Ramachandran S, Somiah S, Mani K, Dominic SS: Quenching the thirst in dialysis patients. Nephron. 1996;73(4):597–600. Cummins, R.A: Self-rated quality of life scales for people with an intellectual disability : A review journal of Applied Research in intellectual Disabilities. 1997;10(3):199-216 Mingardi G, Cornalba L, Cortinovis: Health related quality of life in dialysis patients. A report from an Italian study using the SF – 36 health survey. Nephr Dial Transpl. 1999;14:1503-10 Zadeh KK, Kopple JD, Blok G, Humphreys MH: Association among SF 36 quality of life measures and nutrition, hospitalization and mortality in hemodyalisis. J of the American Society of Nephrology. 2003;12:2797-806 Carr AJ, Higginson IJ. Measuring Quality of Life: Are Quality of Life Measures Patient Centred ? BMJ. 2001;322:1357–60 Hecking M, Karaboyas A, Saran R, Sen A, Inaba M, Rayner H, Horl WH, Pisoni RL, Robinson BM, Sunder-Plassmann G, et al: Dialysate sodium concentration and the association with interdialytic weight gain, hospitalization, andmortality.Clin J Am Soc Nephrol. 2012;7(1):92–100. Koller M, Lorenz W. Quality of Life: A Deconstructions for Clinicians. J R Soc Med. 2002;95:48-8.