HUBUNGAN PEMAHAMAN WAWASAN NUSANTARA DENGAN

Download Oleh : A.Budiyanto, Mahasiswa PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, [email protected]. Abstrak. Penelitian ini ...

0 downloads 391 Views 321KB Size
HUBUNGAN PEMAHAMAN WAWASAN NUSANTARA DENGAN SIKAP BELA NEGARA PESERTA DIDIK KELAS 4 SEKOLAH DASAR

ARTIKEL JURNAL

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh A.Budiyanto NIM 11108241049

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN PRA SEKOLAH DAN SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL 2015 i

Hubungan Pemahaman Wawasan .... (A. Budiyanto) 1

HUBUNGAN PEMAHAMAN WAWASAN NUSANTARA DENGAN SIKAP BELA NEGARA PESERTA DIDIK KELAS 4 SEKOLAH DASAR THE RELATIONSHIP BETWEEN STUDENTS’ INSIGHT ON INDONESIAN ARCHIPELAGO AND ATTITUDE TOWARDS DEFENDING THE NATION AT GRADE 4 OF ELEMENTARY SCHOOLS Oleh : A.Budiyanto, Mahasiswa PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan dan seberapa signifikan hubungan antara pemahaman wawasan nusantara dengan sikap bela negara peserta didik kelas 4 sekolah dasar negeri di Kota Yogyakarta. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas IV sebanyak 317 peserta didik yang tersebar di 13 SD negeri yang ada di Kota Yogyakarta. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dalam bentuk soal pilihan ganda dan angket skala sikap. Uji validitas menggunakan rumus corrected item-total correlation, sedangkan uji reliabilitasnya menggunakan rumus Cronbach's Alpha. Uji prasyarat analisis menggunakan rumus Kolmogorov Smirnov. Pengujian hipotesis menggunakan korelasi Spearman. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara pemahaman wawasan nusantara dengan sikap bela negara peserta didik kelas 4 sekolah dasar negeri di Kota Yogyakarta dengan signifikansi 0,000 < 0,05, dan nilai r sebesar 0,632 termasuk memiliki hubungan kuat (>0,6 – 0,799). Sedangkan sumbangan efektifnya sebesar 63,2% dan sisanya sebesar 36,8% ditentukan oleh faktor lain. Kata kunci: wawasan nusantara, sikap bela Negara Abstract This research aimed to determine whether a relationship and how significant insight into the understanding of the relationship between the archipelago with the attitude of the state to defend the 4th grade students in public primary schools in Yogyakarta City. This research was a descriptive research with a quantitative approach. Sample in this research was the fourth grade students as much as 317 students spread across 13 public school in Yogyakarta City. Data collection techniques used multiple choice test and the attitude scale questionnaire. Validity test used corrected item-total correlation formula, and reliability test used Cronbach's Alpha formula. Test requirements analysis used Kolmogorov Smirnov formula. Hypothesis test used Spearman correlation. The results showed a significant relationship between the positive and insightful understanding of the archipelago with the attitude of the state to defend the 4th grade students in public primary schools in Yogyakarta City with significance 0.000 <0.05, and r value of 0.632 including have a strong relation (> 0.6 - 0.799). While the effective contribution of 63.2% and the remaining 36.8% is determined by other factors. Keywords : insight archipelago , the attitude of civil defense

tersebut timbul salah satunya akibat kurangnya PENDAHULUAN Zaman dan

pemahaman tentang wawasan nusantara.

teknologi semakin berkembang. Hal

Salah satu masalah tersebut terkait dengan

itu menyebabkan Bangsa Indonesia dihadapkan

jumlah pulau yang masuk wilayah NKRI tidak

pada pengingkaran terhadap tujuan nasional yang

sesuai

menjadi cita- cita nenek moyang. Pengingkaran

Geospasial (BIG) memastikan pulau di Indonesia

itu terbukti dengan adanya berbagai masalah serta

berjumlah

ancaman yang menimpa bangsa ini. Berbagai

seperti yang dikenal selama ini, artinya ada selisih

masalah atau ancaman tersebut timbul untuk

4.042 pulau (Cornelius Eko Susanto, 2013). Data

memecah belah persatuan dan kesatuan nusantara

tersebut bersumber dari riset yang dilakukan oleh

yang telah disatukan oleh nenek moyang Bangsa

Tim

Indonesia.

(Timnas

Beberapa

masalah

atau

ancaman

dengan

data

13.466

Nasional PNR)

awal. Badan

dan bukan

Pembakuan pada

Informasi

17.508

Nama

2007-2010

pulau

Rupabumi dan

telah

2 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 7 Tahun ke IV April 2015

diinventarisasi dan dibakukan nama serta koordinat

di perairan Laut Sulawesi, tiba- tiba diklaim

petanya oleh BIG.

oleh Malaysia sebagai wilayah perairan mereka.

Dari data yang telah dihimpun oleh BIG,

Klaim Malaysia itu muncul setelah Petronas

berarti jumlah pulau yang selama ini diyakini

(perusahaan minyak nasional Malaysia),

sebanyak 17.508 buah tidak benar, hal tersebut

16

kemungkinan kemasukkan gosong sebagai pulau.

eksplorasi minyak dan gas lepas pantai di blok

Gosong adalah gundukan pasir atau terumbu

Ambalat kepada perusahaan multinasional Shell.

karang yang muncul saat air surut atau tenggelam

Padahal sudah menjadi rahasia umum, perairan

saat pasang naik air laut. Sedangkan menurut

tersebut

konvensi PBB tentang Hukum Laut Internasional

Indonesia.

Februari

masih

pada

2005 memberikan konsesi

merupakan

Pemerintah

wilayah

Indonesia

perairan

juga

telah

pasal

121

memberikan konsesi di wilayah yang sama kepada

daratan

yang

ENI (Italia) pada tahun 1999 dan Unocal (AS)

terbentuk secara alami dan dikelilingi oleh air,

di tahun 2004. Akhirnya, ketegangan antara

dan selalu di atas muka air pada saat pasang naik

kedua belah pihak tidak bisa dihindari (Syaiful

tertinggi

Bari, 2005).

Tahun

1982

mendifinisikan

(UNCLOS’82) pulau

sebagai

(Kementerian

Koordinator

Bidang

Kesejahteraan Rakyat, 2010).

Selain kedua masalah di atas, masih ada

Masalah lain yaitu masih adanya pulau yang

sengketa yang terjadi di daerah perbatasan Negara

diklaim oleh pihak lain. Pulau yang sering

Indonesia. Sengketa tersebut berkaitan dengan

diklaim lebih banyak yang terdapat di daerah

Pulau Batu Putih. Kronologi tersebut terjadi saat

perbatasan. Contoh Pulau yang diklaim oleh

Mahkamah Internasional memutuskan bahwa Pedra

pihak lain yaitu Pulau Sipadan dan Ligitan yang

Branca (Pulau Batu Putih) milik Singapura dan

ada di sebelah utara Pulau Tarakan, Kalimantan

Karang

Timur. Pulau Sipadan dan Ligitan sebenarnya

sementara

sudah

memilikinya. Keputusan itu diambil pada 2008

menjadi

konflik

sejak

tahun

1967.

Tengah

jatuh

ke

Karang Selatan

yang

di bawa ke International Court of Justice (ICJ).

menyelesaikannya pada 1998 melalui Mahkamah

Selanjutnya

Internasional dan mendaftarkannya pada 2003.

Selasa

tanggal

17

negara

ada

lalu

Hari

kedua

belum

Malaysia,

Kemudian baru pada tahun 1998 masalah tersebut

pada

setelah

tangan

sepakat

Desember 2002 ICJ mengeluarkan keputusan

Masalah tidak hanya pada sengketa pulau.

tentang kasus sengketa kedaulatan Pulau Sipadan

Akan tetapi, budaya bangsa yang menjadi salah

dan

dan

satu kekayaan Bangsa Indonesia juga mulai diklaim

Malaysia. Hasilnya, Malaysia dimenangkan oleh

oleh pihak lain. Ada banyak budaya yang sudah

16 hakim sementara hanya ada 1 hakim yang

dan terancam diklaim oleh pihak lain.

Pulau

Ligitan

antara

Indonesia

berpihak pada Indonesia. Sehingga sudah pasti

Tidak hanya ancaman dari pihak luar yang

bahwa dalam sengketa kedua pulau tersebut

mengintai persatuan dan kesatuan bangsa, di

dimenangkan oleh Malaysia.

dalam negeri juga masih ada isu disintegrasi

Selanjutnya Indonesia dihadapkan lagi pada

bangsa yang dilakukan oleh kelompok tertentu.

sengketa wilayah di kawasan Ambalat, sebelah

Masalah yang terjadi seperti di wilayah Provinsi

timur kepala Pulau Kalimantan, yang juga masih

Irian jaya (Papua) dan Poso (Sulawesi Tengah)

Hubungan Pemahaman Wawasan .... (A. Budiyanto) 3

yang mengarah kepada konflik vertikal dan

para pemilik perusahaan asing untuk menguasai

kerusuhan sosial yang terjadi di beberapa daerah

pasar di Indonesia. Banyak produk dari olahan

mengarah kepada konflik horizontal.

perusahaan asing beredar di seluruh penjuru

Konflik horizontal lebih disebabkan karena

negeri. Tidak bisa dipungkiri lagi kalau WNI

faktor-faktor horizontal, seperti: etnis, bahasa

lebih memilih produk dari luar negeri. Jika tidak

daerah,

segera diantisipasi maka akan berdampak negatif

adat-istiadat/perilaku

agama

dan

pakaian/makanan (budaya material). Sedangkan konflik vertikal lebih disebabkan karena adanya

WNI akan lebih mencintai produk luar

penghasilan

negeri, sedangkan kecintaan terhadap produk

(income), pendidikan, pemukiman, pekerjaan dan

dalam negeri akan menurun. Hal itu akan

faktor-faktor

seperti:

bagi Bangsa Indonesia.

vertikal,

politis.

kemajemukan

berdampak pada berkurangnya kecintaan WNI

horizontal merupakan faktor-faktor yang diterima

terhadap bangsanya sendiri. Apabila sudah seperti

seseorang sebagai warisan (ascribed-factors),

itu, tidak menutup kemingkinan sikap bela negara

sedang faktor- faktor kemajemukan vertikal lebih

WNI juga akan menurun. Berkurangnya rasa cinta

banyak

terhadap produk dalam negeri juga disebabkan

kedudukan

diperolehnya

Faktor

dari

usahanya

sendiri

karena kurangnya pemahaman wawasan nusantara

(achievement-factors) (Usman Pelly, 2005:54). Kemajemukan Bangsa Indonesia akan menjurus ke arah konflik yang sangat potensial

dalam aspek ekonomi. Dari penjelasan masalah di atas, maka

apabila faktor horizontal bersatu dengan faktor

diperlukan

vertikal.

nusantara oleh setiap warga negara Indonesia.

Dengan

kata

lain,

apabila

suatu

pemahaman

terhadap

wawasan

nusantara

kelompok etnis tertentu tidak hanya dibedakan

Pemahaman

dengan kelompok etnis lainnya karena faktor-

menjadi salah satu cara yang bisa dilakukan

faktor “ascribed”, tetapi juga karena perbedaan

untuk membangun kesadaran dan kemampuan bela

faktor “achievement”, maka intensitas konflik

negara dikalangan Bangsa Indonesia sebagai dasar

akan

dapat

menjurus

permusuhan. Apabila

kepada konflik

suasana

untuk membangun kekuatan pertahanan negara.

tersebut

Pemahaman wawasan nusantara bisa diberikan kepada warga negara melalui berbagai cara, salah

dibiarkan terus berkembang

tentang

wawasan

maka

kemungkinan

satunya adalah melalui dunia pendidikan.

dapat

Melalui dunia

terjadinya disintegrasi bangsa.

pendidikan, pemahaman

dengan

wawasan

nusantara

rendahnya pemahaman wawasan nusantara adalah

berusaha

untuk

berkurangnya kekuatan untuk menjadi tameng

tersebut

dalam

dari

pendidikan nasional. Hal itu terbukti dengan

globalisasi

tujuan pendidikan yang juga harus didasari

menjadikan komunikasi yang sudah tak terbatas

dengan jiwa Pancasila dan UUD 1945. Seperti

seakan tidak ada celah antara daerah yang satu

yang termuat di dalam Undang-Undang RI

dengan yang lain. Celah ini dimanfaatkan oleh

No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Masalah

lain

menghadapi

globalisasi.

Dampak

yang

berkaitan

dampak dari

negatif era

dan

sikap bela negara

diimplementasikan.

dimanifestasikan

ke

dalam

Usaha tujuan

Nasional, Bab 1 Ketentuan Umum Pasal 1 Ayat

4 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 7 Tahun ke IV April 2015

(2) yang berbunyi “Pendidikan nasional adalah

sejak dini kepada anak-anak sebagai generasi

pendidikan

penerus bangsa. Hal ini bertujuan agar anak-anak

yang berdasarkan Pancasila dan

Undang-Undang

Dasar

Negara

Republik

dapat

mengenal

dirinya

sebagai

Bangsa

Indonesia Tahun 1945, yang berarakar pada

Indonesia. Sekolah dasar merupakan lembaga

nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan

pendidikan

tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman”.

pendidikan selama enam tahun untuk anak- anak

Ngalim Purwanto (2011:36) menjelaskan bahwa

yang berumur 7-12 tahun. Pendidikan di sekolah

pernyaatan tersebut mengandung makna bahwa

dasar

semua aspek dalam sistem pendidikan nasional

kemampuan dasar kepada anak didik berupa

akan mencerminkan aktivitas yang dijiwai oleh

pengetahuan,

Pancasila dan UUD 1945 dan berakar pada

bermanfaat bagi dirinya sesuai dengan tingkat

kebudayaan Bangsa Indonesia. Bagi Bangsa

perkembangannya dan mempersiapkan mereka

Indonesia, tujuan pendidikan nasional adalah

melanjutkan

tujuan pendidikan yang sudah ditetapkan di

menengah pertama (Suharjo, 2006:1).

dalam

Undang- Undang

menyelenggarakan

dimaksudkan

untuk memberikan

keterampilan

ke

proses

jenjang

dan

bekal

sikap

pendidikan

yang

sekolah

Pendidikan

Bertitik tolak pada penjelasan di atas,

Nasional No. 20 Tahun 2003. Di dalam Pasal 3

selain mengimplementasikan tujuan pendidikan

UU No. 20 Tahun 2003, tujuan pendidikan

nasional,

sekolah

nasional yaitu “untuk berkembangnya potensi

proses

pembelajaran

peserta

kesempatan

didik agar

Sistem

yang

menjadi

manusia

yang

juga

kepada

harus melaksanakan yang

peserta

memberikan didik

untuk

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang

mengembangkan

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

wawasan nusantara. Dengan pemahaman tersebut

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

diharapkan peserta didik memiliki sikap bela

yang

negara yang baik, sehingga dapat berpartsipisai

demokratis

Tujuan

serta

pendidikan

bertanggung

nasional

tersebut

dalam

upaya mempertahankan NKRI. Akan

tetapi, apakah peserta didik yang memiliki

Indonesia yaitu untuk “mencerdaskan kehidupan

pemahaman wawasan nusantara sudah pasti

bangsa”.

memiliki

mengarah

Tujuan

pendidikan

cita-cita

pada

terhadap

Bangsa

akhirnya

pada

jawab.”

pemahamannya

nasional

sikap

bela

negara?

Apakah

ada

tentunya

hubungan antara pemahaman wawasan nusantara

dilaksanakan oleh lembaga pendidikan atau satuan

dengan sikap bela negara peserta didik? dari

pendidikan. Satuan

kedua pertanyaan tersebut, peneliti berusaha

pendidikan

atau lembaga

pendidikan yang dimaksud adalah sekolah. Jenjang

untuk

pendidikan dasar atau sekolah dasar menjadi

penelitian lebih lanjut lagi tentang hubungan

jenjang

antara pemahaman wawasan

pertama

memberikan

yang

pemahaman

paling

baik

wawasan

untuk

nusantara

menjawabnya

dengan

melakukan

nusantara dengan

sikap bela negara peserta didik.

kepada peserta didik. Hal itu karena wawasan

METODE PENELITIAN

nusantara harus dilaksanakan secara sistematis

Jenis Penelitian

melalui

Penelitian yang digunakan adalah penelitian

proses

yang

berkelanjutan

secara

berjenjang. Sehingga proses ini harus dimulai

Hubungan Pemahaman Wawasan .... (A. Budiyanto) 5

deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

untuk mengukur aspek pemahaman wawasan

Populasi dan Sampel

nusantara, dan instrumen angket yang terdiri dari

Populasi Penelitian

30 item untuk megukur aspek sikap bela negara.

Populasi dalam penelitian ini adalah peserta

Instrumen

yang

dikembangkan

didik/siswa kelas 4 sekolah dasar di Kota

menggunakan aturan Skala Likert.

Yogyakarta. Jumlah populasi yang diambil adalah

Uji Validitas Instrumen

sebanyak 3795 peserta didik yang tersebar di 94

Uji Validitas Isi

SD negeri se Kota Yogyakarta.

dengan

Hasil uji validitas isi yaitu instrumen yang

Sampel Penelitian Sampel yang diambil dalam penelitian ini

disusun

sudah

sesuai

dengan

materi

pelajaran yang ada di mata pelajaran Ilmu

sebanyak 317 peserta didik dari 3795 peserta

Pengetahuan

Sosial,

Pendidikan

didik dan di 13 SD dari 97 SD negeri yang ada di

Kewarganegaraan dan mata pelajaran lain yang

Kota Yogyakarta

memuat kedua variabel tersebut. Uji Validitas Konstruk Setelah

Metode Pengumpulan Data

dimintai

pendapat,

ahli

Dalam mengumpulkan data, digunakan tes dan

memberikan kesimpulan bahwa instrumen yang

angket.

disusun dapat digunakan sebagai alat untuk pengambilan data. Uji Validitas Empirik

Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di 13 SD negeri yang

Pelaksanaan uji coba instrumen secara

ada di Kota Yogyakarta yang akan dijadikan

empirik dalam penilitian ini dilakukan di SD

tempat

Waktu

Negeri Tahunan, Umbulharjo pada hari Kamis,

pelaksanaanya yaitu pada Bulan Januari - Februari

22 Januari 2015 dengan jumlah peserta didik

2015.

sebanyak 53 peserta didik kelas empat.

untuk

mengambil

data.

Instrumen

Variabel

Pemahaman

Wawasan

Nusantara

Instrumen Penelitian

Dari 30 butir item pertanyaan yang

Berkaitan dengan judul yang diambil oleh peneliti, instrumen yang dibuat ada 2, yaitu:

diujicobakan, diperoleh sejumlah 16 butir item

1. instrumen

pemahaman

yang valid. Sedangkan untuk item yang gugur

wawasan nusantara berupa soal pilihan ganda

pada variabel pemahaman wawasan nusantara

sebanyak 30 item, dan

adalah nomor 3, 5, 6, 9, 10, 11, 15,

2. instrumen

untuk

untuk

mengukur

mengukur

sikap

bela

17, 18, 19, 23, 24, 25 dan 30. Untuk variabel

negara berupa angket skala sikap sebanyak

pemahaman wawasan nusantara, ada 2 item yang

30 item.

diperbaiki, yaitu item no: 10 dan 18. Instrumen Variabel Sikap Bela Negara

Perencanaan dan Penyusunan Instrumen Instrumen

yang

dikembangkan

dalam

bentuk soal pilihan ganda sebanyak 30 item

Dari 30 butir item pertanyaan yang diujicobakan, diperoleh sejumlah 19 butir item yang valid. Sedangkan item yang gugur adalah

6 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 7 Tahun ke IV April 2015

nomor 1, 2, 4, 8, 9, 10, 15, 19, 20, 25 dan 29.

Sehingga

dengan

demikian

dapat

Item yang diperbaiki pada variabel sikap bela

dikatakan

negara yaitu item no: 9, 19 dan 29. Uji Reliabilitas

pemahaman

Instrumen

diujicobakan ini sangat reliabel, atau memiliki

Reliabilitas

dihitung

dengan

bahwa

instrumen

wawasan

untuk

nusantara

variabel

yang

telah

nilai relibilitas yang istimewa karena 0,876 ≥ 0,7.

menggunakan rumus alpha dan diproses langsung

Teknik Analisis Data

dengan menggunakan program aplikasi SPSS

Uji prasyarat analisis (uji normalitas)

versi 18. Hasil uji reliabilitas dua variabel dapat

Pengujian normalitas data yang digunakan

dilihat pada tabel dan penjelasan di bawah ini.

peneliti dalam penelitian ini adalah menggunakan

Reliabilitas Pemahaman Wawasan Nusantara

rumus Kolmogorov Smirnov. Apabila harga Asym. Sig (2-tailed) ≥ 0,05 maka

Case Processing Summary N Cases

Valid Excluded

52

98.1

1

1.9

53

100.0

a

Total

data tersebut terdistribusi normal. Selain itu,

%

perhitungan uji normalitas ini juga dilakukan dengan bantuan program aplikasi SPSS 18. Pengujian Hipotesis

a. Listwise deletion based on all variables in

Dalam

menghitung

arah

korelasi,

the procedure.

peneliti menggunakan statistik non parametris

Reliability Statistics

dengan

Cronbach's Alpha

menggunakan

teknik

korelasi

Spearman. Teknik analisis ini dikerjakan

N of Items

.826

18

dengan

menggunakan

bantuan

program

aplikasi SPSS versi 18. Sedangkan untuk Sehingga dikatakan

dengan

bahwa

pemahaman

demikian

instrumen

wawasan

untuk

nusantara

dapat variabel

yang

telah

diujicobakan ini sangat reliabel, atau memiliki

interpretasi kekuatan hubungan mengacu pada tabel di bawah ini (Sugiyono, 2008:184). Tabel 10. Interpretasi Kekuatan Hubungan

nilai relibilitas yang istimewa karena 0,826 ≥ 0,7.

Interval Koefisien

Tingkat Hubungan

Reliabilitas Sikap Bela Negara

0,00 – 0,199

Sangat rendah

0,20 – 0,399

Rendah

Case Processing Summary N Cases

Valid Excludeda Total

% 53

100.0

0,40 – 0,599

Sedang

0

.0

0,60 – 0,799

Kuat

53

100.0

0,80 – 1,000

Sangat kuat

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Reliability Statistics Cronbach's Alpha .876

Deskripsi Sampel Penelitian N of Items

Berdasarkan sekolah asal, sebanyak 317 22

peserta didik tersebar di 13 SD negeri yang ada

Hubungan Pemahaman Wawasan .... (A. Budiyanto) 7

di Kota Yogyakarta. Peserta didik yang dijadikan

untuk variabel sikap bela negara memberikan hasil

sampel yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak

sebesar 0,07. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

52% atau sebanyak 164 peserta didik dan yang

data

berjenis

kelamin perempuan sebanyak 48% atau

nusantara tidak terdistribusi normal karena 0,03

sebanyak 153 peserta didik dari 317 sampel yang

< 0,05 dan data variabel sikap bela negara

diambil. Sedangkan peserta didik yang berada

sudah terdistribusi normal dengan hasil 0,07 >

pada rentang umur 10-11 tahun mendominasi

0,05.

sebanyak 65% (206 peserta didik). Kemudian

menggunakan statistik non parametrik, dan uji

peserta didik yang berada pada rentang umur 9 -

hubungan yang digunakan yaitu menggunakan uji

10 tahun sebanyak 21% (65 peserta didik),

korelasi Spearman serta tanpa melakukan uji

11- 12 tahun sebanyak 9% (30 peserta didik) dan

linieritas.

untuk

variabel

Sedangkan

pemahaman

untuk

analisis

wawasan

data

yaitu

sampel yang berada pada rentang umur >12 tahun sebanyak 5% (16 peserta didik).

Pengujian Hipotesis Hasil Analisis Korelasi Spearman Dari hasil analisis dengan Spearman’s rho

Deskripsi Data

menunjukkan

Pemahaman wawasan nusantara

besar

hubungan

(correlation

Skor tertinggi 18 dari skor tertinggi yang

coefficient) antara pemahaman wawasan nusantara

mungkin dicapai (1 x 18) = 18 dan skor terendah

dengan sikap bela negara sebesar 0,632 (nilai r).

sebesar 7 dari skor terendah yang mungkin

Dan di baris Sign. (2- tailed) menunjukkan nilai

dicapai (0 x 18) = 0. Hasil analisis diperoleh

siginifikansi sebesar 0,000, sehingga hubungan

nilai rata-rata atau mean sebesar 13,785; nilai

tersebut bisa dikatakan signifikan (0,000 < 0,05).

tengah atau median sebesar 14; nilai yang sering

Sedangkan untuk arahnya yaitu memiliki hubungan

muncul atau modus sebesar 14; dan standar

yang

deviasi sebesar 2,452.

nusantara dengan sikap bela negara.

positif

antara

pemahaman

wawasan

Dari hasil analisis nilai r sebesar 0,632 juga

Sikap bela negara Skor tertinggi 88 dari skor tertinggi yang

menunjukkan bahwa besarnya hubungan atau

mungkin dicapai (4 x 22) = 88 dan skor terendah

korelasi pemahaman wawasan nusantara dengan

sebesar 67 dari skor terendah yang mungkin

sikap bela negara, termasuk memiliki hubungan

dicapai (1 x 22) = 22. Hasil analisis diperoleh

kuat (0,6 – 0,799). Berdasarkan hasil perhitungan

nilai rata-rata atau mean sebesar 80,035; nilai

harga r2 diperoleh hasil 0,632. Dengan demikian,

tengah atau median sebesar 80; nilai yang sering

besarnya

muncul atau modus sebesar 82; dan standar

terhadap sikap bela negara peserta didik adalah

deviasi sebesar 4,80724.

63,2%

Hasil Uji Prasyarat Analisis

dan sisanya sebesar 36,8% ditentukan oleh faktor

Hasil Uji Normalitas

lain.

Variabel

pemahaman

wawasan

nusantara memberikan hasil sebsesar 0,03 dan

pemahaman

wawasan

nusantara

Pembahasan Hipotesis pada penelitian ini diuji dengan

8 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 7 Tahun ke IV April 2015

menggunakan analisis Spearman. Adapun hasil analisis

cita-cita nasionalnya.

Spearman dengan bantuan program

Tujuan dan cita-cita nasional bisa tercapai

SPSS 18 diperoleh nilai siginfikansi 0,000

jika implementasi yang dilaksanakan bisa berjalan

dengan harga koefisien determinasi ( sebesar

dan berhasil secara maksimal. Dalam mencapai

0,632. Sehingga dapat diartikan bahwa variabel

cita-cita nasional tentunya harus berbagai bidang

pemahaman

memiliki

yang dikembangkan juga. Sehingga implementasi

hubungan yang siginifikan dengan sikap bela

pemahaman wawasan nusantara yang digali dalam

negara (0,000 < 0,05) dan memiliki arah yang

penelitian

positif

ekonomi,

wawasan

nusantara

(= 0,632). Sehingga hipotesis yang

ini

mencakup

sosial

dalam

budaya

hal

politik,

pertahanan

dan

diajukan bisa diterima atau terdukung. Selain itu

keamanan. Seperti yang dijelaskan oleh Sabarti

dari

Akhadiah MK (1997:4) bahwa rumusan tentang

hasil perhitungan diperoleh sumbangan

efektif

(SE)

variabel

pemahaman

wawasan

nusantara sebesar 63,2%. Berdasarkan

wawasan nusantara sebagai cara pandang Bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya sesuai

hasil

tersebut

dapat

dengan ide nasionalnya, yaitu Pancasila dan UUD

disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang

1945,

signifikan

merdeka, berdaulat dan bermartabat di tengah-

dan

positif

antara

pemahaman

sebagai

aspirasi

suatu

bangsa

yang

wawasan nusantara dengan sikap bela negara

tengah lingkungannya,

peserta didik kelas 4 sekolah dasar negeri di

kebijaksanaan dalam mencapai tujuan perjuangan

Kota Yogyakarta. Pemahaman wawasan nusantara

bangsa,

diartikan sebagai pemahaman tentang

memegang teguh Pancasila dan UUD 1945 serta

pandang

Bangsa

cara

Indonesia terhadap diri dan

sehingga

mengarah

kepada

yang menjiwai tindak

wawasan

nusantara

terwujudnya

harus

kesatuan

dan

lingkungannya. Diri yang dimaksud adalah diri

keserasian dalam bidang-bidang politik, ekonomi,

bangsa Indonesia sendiri serta nusantara sebagai

sosial budaya dan pertahanan keamanan.

lingkungan tempat tinggalnya. Pemahaman

Sabarti,

Srijanti

(2008:155) juga menjelaskan bahwa mplementasi

terlihat pada setiap tindak tanduk dari setiap

wawasan nusantara dimaksudkan menerapkan

individu atau warga negara. Seberapa besar

atau melaksanakan wawasan nusantara dalam

implementasi dari wawasan nusantara tersebut

kehidupan sehari- hari secara nasional yang

juga

tanduknya.

mencakup kehidupan politik, ekonomi, sosial dan

tentunya

budaya serta pertahanan nasional. Sehingga dalam

Implementasi

terlihat

dari

wawasan

nusantara

dengan

akan

akan

wawasan

Sependapat

tindak nusantara

bertujuan agar cita-cita Bangsa Indonesia bisa

pemberian

tercapai. Seperti yang dijelaskan oleh Kaelan dan

kepada peserta didik juga mencakup unsur-unsur

Achmad Zubaidi (2007: 124) yang mengartikan

tersebut, yaitu politik, ekonomi, sosial budaya

bahwa wawasan nusantara sebagai cara pandang

dan pertahanan nasional.

Bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya

pemahaman

Dengan

bekal

wawasan

nusantara

pemahaman

wawasan

berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta sesuai

nusantara tersebut, peserta didik sebagai bagian

dengan geografi wilayah nusantara yang menjiwai

dari

kehidupan bangsa dalam mencapai tujuan atau

mengembangkan

warga

negara,

diharapkan

sikap

bela

juga

dapat

negaranya.

Di

Hubungan Pemahaman Wawasan .... (A. Budiyanto) 9

Indonesia, doktrin

pembelaan keamanan

menciptakan nasional

nasional

sistem

yang

mengamankan

negara

berlandaskan

mampu

berusaha

diketahui bahwa betapa pentingnya dan besarnya

keamanan

dunia pendidikan dalam memberikan bekal sikap

dan

pertahanan

menyukseskan

perjuangan

bisa berhasil secara maksimal. Disinilah bisa

nasional

dan

bela negara kepada setiap warga negara melalui

pada

suatu pelatihan dan pembiasaan dengan berbekal

umumnya (Darji Darmodiharjo, 1991: 67). Oleh

pemahaman wawasan nusantara.

sebab itu, bela negara mengandung empat hal

Dengan diterimanya hipotesis dan sudah

esensial yang harus dibela, yaitu: 1) kemerdekaan

sejalan

dan

dan

dikemukakan di atas, maka sikap bela negara

persatuan bangsa, 3) keutuhan wilayah dan

bisa ditumbuh kembangkan dengan pemberian

yuridiksi nasional, dan 4) nilai- nilai Pancasila

pemahaman wawasan nusantara kepada peserta

dan UUD 1945 (Sunarso, 2008: 42).

didik. Pemberian pemahaman wawasan nusantara

kedaulatan

Sikap

negara,

bela

2)

negara

kesatuan

di

zaman

pasca

dengan

landasan

teori

yang

telah

kepada peserta didik disesuaikan dengan jenjang

reformasi dapat dipahami baik secara fisik maupun

pendidikan

non fisik. Bela negara fisik adalah bagi warga

pemahaman wawasan nusantara kepada peserta

negara

perang dengan

didik sekolah dasar tentunya melalui proses

memanggul senjata. Sedangkan bela negara non

pembelajaran di sekolah, baik di dalam kelas

fisik adalah bela negara yang dilakukan oleh

ataupun di luar kelas. Sudah sangat jelas bahwa

warga negara yang tidak langsung maju perang

implementasi pemahaman wawasan nusantara

dengan

pada peserta didik di dalam kelas dengan

melalui

yang langsung

angkat

maju

senjata,

Pendidikan

tetapi

dilaksanakan

Kewarganegaraan

dan

yang

memberikan

ditempuh.

pengetahuan

Pemberian

tentang

wawasan

pengabdian sesuai dengan profesinya masing-

nusantara.

masing (Sutarman, 2011: 82). Dalam hal ini,

peserta didik saat mengikuti berbagai mata

pelaksanaan bela negara secara non fisik bisa

pelajaran yang ada,

dimaksimalkan melalui suatu proses pembinaan

ataupun mata

yang berkelanjutan.

pelajaran lain yang memuat pengetahuan

Menurut Purnomo Yusgiantoro (2010, 39) membela bangsa dan negara bisa ditumbuhkan melalui

Pembinaan

Kesadaran

Bela

Negara

Pengetahuan

tersebut

misalnya

diperoleh

PPKn,

IPS

tentang wawasan nusantara. Materi yang memuat tentang pemahawam wawasan nusantara di dalam buku PPKn SD

(PKBN) karena bela negara merupakan sikap

kelas 4 adalah tentang kepemerintahan

perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaan

globalisasi. Sedangkan materi yang ada di dalam

kepada

buku Ilmu Pengetahuan Sosial memuat materi

Negara

Kesatuan

berdasarkan Pancasila

dan

Republik UU

Indonesia

Dasar

dan

1945

tentang peta lingkungan, keragaman sosial budaya,

untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa dan

persebaran sumber daya alam, keragaman suku

negara. Sehingga untuk menumbuhka sikap bela

bangsa dan budaya, semangat kepahlawanan, dan

negara bisa melalui suatu bentuk pelatihan yang

kegiatan

berkala dan terus menerus. Hal tersebut agar

tersebut sangat penting untuk diberikan kepada

pelatihan dalam penumbuhan sikap bela negara

ekonomi masyarakat.

Semua

materi

10 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 7 Tahun ke IV April 2015

peserta didik untuk memberikan pemahaman dasar

keyakinan, memiliki rasa untuk bersatu dan

tentang wawasan nusantara. Selain itu peserta

memiliki kerelaan untuk menjaga apa yang

didik juga bisa memperoleh pengetahuan tentang

menjadi kepunyaanya. Kelima hal itulah yang

wawasan nusantara melalui media sosial cetak

menjadi unsur dasar dalam sikap bela negara.

maupun elektronik yang sudah semakin canggih.

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan

Pengetahuan tentang wawasan nusantara juga

bahwa peserta didik dapat meningkatkan dan

diperoleh melalui suatu slogan atau poster yang

mengembangkan sikap bela negaranya dengan

banyak tertempel di dinding- dinding sekolah

meningkatkan dan mengembangkan pemahaman

mereka.

wawasan nusantaranya.

Pemahaman

wawasan

nusantara

yang

diberikan kepada peserta didik menjadi dasar

PENUTUP

dalam

Simpulan

mengembangkan

sikap

cinta

terhadap

bangsanya sendiri. Dengan pemahaman wawasan

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil

nusantara, peserta didik memiliki pandangannya

analisis yang telah dilakukan oleh peneliti, maka

sendiri tentang bangsanya. Selain itu juga dengan

dapat disimpulkan bahwa:

pemahaman wawasan nusantara peserta didik

1. Terdapat

hubungan yang signifikan

dan

akan lebih merasa bangga akan bangsa dan negara

positif antara pemahaman wawasan nusantara

tempat tinggalnya.

inilah

dengan sikap bela negara peserta didik kelas

yang nantinya akan tumbuh dan berkembang

4 sekolah dasar negeri di Kota Yogyakarta.

menjadi sikap atau rasa cinta terhadap bangsanya.

Hubungan yang signifikan ditunjukkan dari

Rasa

memiliki

Dari rasa mencintai bangsanya sendiri, peserta didik diharapkan memiliki sikap bela negara

yang

sudah

menjadi

hak

signifikansi yang diperoleh yaitu 0,000 < 0,05, dan memberikan nilai r sebesar 0,632.

dan

2. Pemahaman

kewajibannya terhadap bangsa ini. Sikap bela

memberikan

negara akan tumbuh jika peserta didik memiliki

sikap bela negara peserta didik sebesar 63,2%

pandangan yang sesuai dengan Pancasila dan

dan sisanya sebesar 36,8% ditentukan oleh

UUD 1945 mengenai bangsanya. Sikap bela

faktor lain.

wawasan sumbangan

nusantara efektif

dapat terhadap

negara ini juga akan tumbuh jika peserta didik

Saran

memiliki rasa kepemilikan terhadap apa yang ada

Peneliti memberikan saran-saran yang dapat

di dalam bangsa dan negaranya.

dilakukan sebagai berikut.

Rasa kepemilikan tersebut akan tumbuh

1. Bagi sekolah hendaknya dapat memperkuat

sesuai dengan apa yang dia pamahi. Begitu juga

pemahaman wawasan nusantara peserta didik

dengan wawasan nusantara, agar peserta didik

agar sikap bela negaranya dapat berkembang

memiliki

dengan maksimal.

rasa

kepemilikan

terhadap

nusantaranya, maka perlu diberikan pemahaman

2. Bagi guru ataupun pendidik yang mengampu

wawasan kenusantaraan. Setelah memiliki rasa

kelas IV, sebaiknya perlu mengintensifkan

kepemilikan, peserta didik akan lebih memiliki

pengembangan dan memperkuat pemahaman

rasa

untuk

mencintai,

memiliki

kesadaran,

Hubungan Pemahaman Wawasan .... (A. Budiyanto) 11

wawasan nusantara peserta didik agar sikap bela negaranya dapat berkembang dengan maksimal. Bagi orang tua diharapkan dapat menguatkan pemahaman wawasan nusantara peserta didik saat berada di rumah agar sikap

bela negaranya dapat berkembang

dengan maksimal.

DAFTAR PUSTAKA Cornelius Eko Susanto. (2013). Jumlah Pulau di Indonesia 'Berkurang' 4.042 Buah. Diakses dari http://news.metrotvnews.com/read/2013/10/1 8/188980/jumlah-pulau-di-indonesia- berkurang4-042-buah, pada tanggal 02 Desember 2014, Jam 08.00 WIB. Darji Darmodiharjo, dkk. (1991). Santiaji Pancasila Suatu Tinjauan Filosofis, Historis dan Yuridis Konstitusional. Surabaya: Usaha Nasional. Kaelan dan Pendidikan Paradigma.

Achmad Zubaidi. (2007). Kewarganegaraan.Yogyakarta:

Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat. (2010). Di Indonesia Ada 13.466 Pulau, Bukan 17.508 Pulau. Diakses dari http://2010.kemenkopmk.go.id/content/diindonesia-ada-13-466-pulau-bukan-17508- pulau pada tanggal 02 Desember 2014, Jam 8.30 WIB. Kompasiana. (2013). Singapura Akan Dapat Laut Indonesia SeluasYogya. Diakses dari http://hankam.kompasiana.com/2013/06/28/si ngapura-akan-dapat-laut-indonesia-seluas- yogya572888.html pada tanggal 22 Oktober 2014. Jam 10.48 WIB. Ngalim Purwanto. (2011). Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Purnomo Yusgiantoro. (2010). Pencapaian Pembangunan Pertahanan Keamanan Setelah 65 Tahun Indonesia Merdeka. Jurnal Sekretariat Negara RI Negarawan No. 17 Agustus 2010. Hlm. 28-53. Sabarti Akhadiah MK, dkk. (1997). Pendidikan

Kewiraan. Depdikbud.

Jakarta:

Universitas

Terbuka,

Srijanti, dkk. (2008). Etika Berwarga Negara Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat. Srijanti, dkk. (2009). Pendidikan Suharjo. (2006). Mengenal Pendidikan Sekolah Dasar Teoridan Praktek. Jakarta: Direktorat Ketenagaan Direktorat Jenderal PendidikanTinggi Departemen Pendidikan Nasional. Sugiyono. Kuantitatif, Alfabeta.

(2008). Metodologi Kualitatif dan R&D.

Penelitian Bandung:

Sunarso, dkk.(2008). Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta: UNY Press. Sutarman. (2011). Persepsi Dan PengertianPembelaan NegaraBerdasarkan UUD 1945 (Amandemen). Magistra No. 75 Th. XXIII. Hlm. 77-86. Syaiful Bari. (2005). Sengketa Ambalat Dan Kedaulatan RI. Suara Merdeka (Selasa, 08 Maret 2005). Hlm. Wacana. Usman Pelly. (2005). Pengukuran Intensitas Konflik Dalam Masyarakat Majemuk. Jurnal Antropologi Sosial Budaya ETNOVISI, Vol 1, No.2, Oktober 2005. Hlm. 53-56.